KONSEP INTRANATAL

35
Program Studi Ilmu Keperawatan K3LN

Transcript of KONSEP INTRANATAL

Program Studi Ilmu KeperawatanK3LN

Teori OksitosinOksitosin merupakan hormone yang menyebabkan onset

persalinan dan mempertahankan kontraksi uterus selama proses persalinan.

Teori Progesteron WithdrawalProgesterone menyebabkan relaksasi pada myometrium,

sedangkan estrogen menyebabkan kontraksi myometrium dan produksi prostaglandin.

Teori Plasenta MenuaPenuaan plasenta menyebabkan insufisiensi nutrisi ke fetus.

Teori KortisolHormon ini menyebabkan uterus menjadi lebih sensitif

terhadap oksitosin dan prostaglandin dan menyebabkan onset persalinan dengan meningkatkan produksi estrogen dari plasenta.

Teori ProstaglandinProstaglandin menyebabkan jaringan serviks lebih lunak, tipis

dan membuka saat persalinan.

Faktor power dapat berupa his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis dan retraksi uterus

Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu. Kontraksi ini terjadi diluar sadar (involunter), dibawah pengendalian sistem saraf simpatik dan secara tidak langsung mungkin dipengaruhi sistem endokrin.

Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi. Serabut otot tidak mengadakan relaksasi penuh pada akhir kontraksi, tetapi akan mempertahankan sebagian gerakan memendek dan menebal tersebut.

Tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala dua persalinan. Tenaga ini dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasikan oleh otot-otot volunter ibu.

Ukuran Kepala Janin

Tengkorak janin terdiri dari : 2 tulang parietal 2 tulang temporal 1 tulang frontal 1 tulang oksipital sutura fontanela

Kepala janin, saat intranatal juga mengalami molding. Molding adalah pemanjangan bentuk kepala bayi karena kelahiran melalui jalan lahir.

Berdasarkan struktur kepala janin tadi, terdapat 4 ukuran diameter kepala janin jika dilihat dari presentasi kepalanya, yaitu :◦ Flexed vertex 9.5 cm. Suboccipito-bregmantica ◦ Deflexed vertex 11.5 cm. Occipitofrontal ◦ Brow 13.5 cm. Mentovertical ◦ Face 9.5 cm. Submentobregmantica

Dengan landmark : mentum- dagu, sinciput – kening, vertex – ruang antar fontanel, occiput – tulang oksipital

Posisi Janina. Fetal lieFetal lie yaitu posisi janin terhadap bidang aksis ibu.

b. Fetal atitudeFetal attitude yaitu derajat fleksi janin selama persalinan.

c. Posisi janin dilihat dari hubungan bagian presentasi kepala dengan empat kuadran panggul ibu. Cara menentukan posisi janin adalah dengan penamaan sebagai berikut :

Right (R) dan Left (L) dilihat dari ibu Bagian presentasi kepala janin Occiput (O), Mentum (M), Sacrum (S), Acromion (A). Posterior (P) dan Anterior (A) dari letak pelvic

d. Posisi janin dari letak station. Station adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis

imajiner yang ditarik antara spina ischiadika pelvis ibu. Engagement sendiri menunjukkan diameter transversa terbesar bagian

presentasi telah memasuki pintu atas panggul atau panggul sejati. Jika station sudah lebih dari +4 disebut dengan crowning.

video\Childbirth Stations of Presentation.flv

Presentasi JaninPresentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas

panggul dan terus memulai jalan lahir saat persalinan. Terdiri dari :a. Presentasi kepala

b. Presentasi bokong

c. Presentasi bahu

Bentuk panggula. Panggul Ginekoidb. Panggul Anthropoidc. Panggul Androidd. Panggul Platipelloida

Kemampuan serviks untuk membukaDilatasi atau pelebaran serviks, pada dunia klinik biasa disebut pembukaan

yang terdiri dari pembukaan 1-10 cm yang dapat diukur dengan VT (Vaginal Touche). Pada saat pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm), dapat dilakukan pemecahan ketuban dan proses persalinan dapat segera dimulai.

Faktor psikososial meliputi psikologis ibu, emosi (perasaan cemas dan takut), persiapan intelektual dalam menghadapi perubahan peran, pengalaman persalinan sebelumnya, kebiasaan adat dan dukungan dari orang terdekat ibu.

Gerakan-gerakan utama janin dalam proses persalinan, antara lain : Turunnya kepala Fleksi Putaran paksi dalam Ekstensi Putaran paksi luar Ekspulsi Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan. video\Vaginal Birth (Childbirth).flv

Turunnya kepala dibagi dalam masuknya kepala dan majunya kepala. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah

terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.

Majunya kepala terjadi bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecillah yang melalui jalan lahir.

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis.

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi atau putaran paksi luar.

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.

Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada pemeriksaan dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).

Terdapat 2 fase pada kala ini yaitu fase laten dan fase aktif.

Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.

Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :

Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9

cm. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap

(+ 10 cm).

Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.

Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.

Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini.

Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.

Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

Merupakan masa 1 jam setelah persalinan atau partus, terutama untuk observasi.

Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.

Hal penting yang harus diperhatikan pada kala 4 persalinan : Kontraksi uterus harus baik Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap Kandung kencing harus kosong Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma Esume keadaan umum ibu dan bayi.video\Vaginal Birth- Baby CROWNING!.flv