Konsep dasar keperawatan gerontik

38
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

description

materi perkuliahan semester 6 D3 keperawatan gerontikk

Transcript of Konsep dasar keperawatan gerontik

Page 1: Konsep dasar keperawatan gerontik

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

Page 2: Konsep dasar keperawatan gerontik

Istilah –istilah yang berkaitan

GerontologiAdalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang yg berusia lanjut.

GeriatrikAdalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik Nursing : praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua. (Kozier, 1987).

Gerontik : gerontologi + geriatrik

Page 3: Konsep dasar keperawatan gerontik

Definisi Keperawatan gerontik

adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau tehnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spritual dan kultural yang holistik yang di tujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. .(Kozier, 1987) .

Page 4: Konsep dasar keperawatan gerontik

Mitos dan fakta Lansia

Lansia tidak dapat belajar keterampilan baru serta tidak perlu pendidikan dan latihan

• Lansia sukar memahami informasi baru Lansia tidak produktif dan menjadi

beban masyarakat

Lansia tidak berdaya

Page 5: Konsep dasar keperawatan gerontik

Lanjut..........

Lansia tidak dapat mengambil keputusan

Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi

Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira

Lansia itu lemah,jompo,ringkih,sakit-sakitan atau cacat

Lansia menghabiskan uang untuk berobat

Lansia sama dengan pikun

Page 6: Konsep dasar keperawatan gerontik

Fenomena Data

62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.

59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga.

53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.

Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu

Page 7: Konsep dasar keperawatan gerontik

Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1965 pasal 1 :

" Seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain ".

Page 8: Konsep dasar keperawatan gerontik

Pengelompokan Usila DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:

1. kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 th) VIRILITAS

2. kelompok usia lanjut (55 – 64 th) PRESENIUM3. kelompok usia lanjut (65 th > ) SENIUM

Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun2. Usia Tua : 75 – 89 tahun3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun

Page 9: Konsep dasar keperawatan gerontik

Proses menuaAging process atau proses menua

merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang.

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, katahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi.

Page 10: Konsep dasar keperawatan gerontik

Lanjutan…

Kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri. berkurangnya minat terhadap penampilan,

Oleh karena itu Usila harus “sehat” yang diartikan

sebagai kondisi:

a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan socialb. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi

kebutuhan sehari-haric. Mendapatkan dukungan secara social dari keluarga

dan masyarakat (Raharjo, 1996 )

Page 11: Konsep dasar keperawatan gerontik

Proses penuaan

Proses menua proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua.

Pertambahan usia menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/ jaringan/organ dan system yang ada pada tubuh manusia.

Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis.

Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk. gerakan lambat dan kelainan berbagai fungsi organ vital

Page 12: Konsep dasar keperawatan gerontik

Ada dua proses penuaan

Primer Penuan primer akan terjadi perubahan pada tingkat sel ( DNA tak mampu membuat protein & RNA tdk dpt tangkap oksigen). Sel kisut/rusak

sekunder proses penuaan akibat

faktor lingkungan fisik dan sosial, stress fisik/ psikis , gaya hidup dan diet ,kepribadian tipe A dapat mempercepat proses menjadi tua.

Page 13: Konsep dasar keperawatan gerontik

Masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu :

1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain

2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya

3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal /pindah

4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak

5) Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa

Page 14: Konsep dasar keperawatan gerontik

Karakteristik penyakit yang dijumpai pada lanjut usia

Penyakit yang sering multiple :Saling berhubungan satu sama lain.

Penyakit bersifat degeneratip : sering menimbulkan

kecacatan.Gejala sering tidak jelas : berkembang

secara perlahan

Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial

Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut

Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenic

Page 15: Konsep dasar keperawatan gerontik

Hasil penelitian profil penyakit lansia :Fungsi tubuh yg dirasakan menurun :

penglihatan (76,24%), daya ingat (69,39%), seksual (58,04 %), kelenturan (53,23 %), gigi dan mulut (51,12%).

Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala (51,15%), daya ingat menurun (38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual atau perut perih (26,66%), sulit tidur (24,88%) dan sesak nafas (21,28 %).

Penyakit kronis : reumatik (33,14 %), hipertensi (20,66 %), gastritis (11,34 %) dan penyakit jantung (6,45%).

Page 16: Konsep dasar keperawatan gerontik

Lingkup asuhan keperawatan gerontikPencegahan terhadap

ketidakmampuan akibat proses penuaan.

Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan.

Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuan.

Page 17: Konsep dasar keperawatan gerontik

Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:

1. Sebagai Care Giver

2. Sebagai Pendidik klien lansia

3. Sebagai Motivator

4. Sebagai Advokasi

5. Sebagai Konselor

Page 18: Konsep dasar keperawatan gerontik

Tanggung jawab perawat gerontik

Tanggung jawab perawat gerontik adalah :

Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal.

Membantu klien lansia memelihara kesehatannya.

Membantu klien lansia menerima kondisinya.

Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukannya secara manusiawi sampai meninggal.

Page 19: Konsep dasar keperawatan gerontik

Tugas perkembangan pada late adulthood

Menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan

Menyesuaikan dengan masa pensiun

Mengatur pola hidup yang terorganisir

Menerima kehilangan dan kematian dengan tentram ( Erison’s )

Page 20: Konsep dasar keperawatan gerontik

Sifat Pelayanan Gerontik

1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)

2. Interdependent( kolaborasi dgn profesi lain)

3. Humanistik (secara manusiawi)

4. Holistik (secara keseluruhan)

Page 21: Konsep dasar keperawatan gerontik

Model pemberian asuhan keperawatanmodel dari : S. Callista Roy.

yaitu Adaptation Model of Nursing,

Kebutuhan asuhan keperawatan muncul. ketika klien tidak mampu beradaptasi terhadap, kebutuhan lingkungan internal dan ekstemal

Page 22: Konsep dasar keperawatan gerontik

Seluruh individu harus beradaptasi terhadap, kebutuhan:

Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar

Pengembangan konsep diri positif.Penampilan peran sosial.Pencapaian keseimbangan antara

kemandirian dan ketergantungan.

Page 23: Konsep dasar keperawatan gerontik

Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia

Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat

Page 24: Konsep dasar keperawatan gerontik

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:

1 Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.

Page 25: Konsep dasar keperawatan gerontik

2        Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus

Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:Berkurangnya jaringan lemak subkutanBerkurangnya jaringan kolagen dan elastisitasMenurunnya efisiensi kolateral capiler pada kulit sehingga

kulit menjadi lebih tipis dan rapuhAdanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi

terjadinya dekubitus.

Page 26: Konsep dasar keperawatan gerontik

Adapun komponen pendekatan fisik

Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan, minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan.Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan.

Page 27: Konsep dasar keperawatan gerontik

Pendekatan psikisperanan penting untuk mengadakan

pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.

Perawat harus selalu memegang prinsip ” Tripple S”, yaitu sabar, simpatik dan service

Page 28: Konsep dasar keperawatan gerontik

Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.

Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.

Page 29: Konsep dasar keperawatan gerontik

Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan

bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social.

Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka.

Jadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

Page 30: Konsep dasar keperawatan gerontik

Pendekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan

ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau mendeteksi kematian.

Umumnya pada waktu kematian akan datang , agama atau kepercayaan seseorang merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kehadiran seorang ulama/tokoh agama sangat perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia.

Page 31: Konsep dasar keperawatan gerontik

Fokus Keperawatan Lanjut Usia Keperawatan lanjut usia berfokus pada :Peningkatan kesehatan (helth

promotion)Pencegahan penyakit (preventif)Mengoptimalkan fungsi mentalMengatasi gangguan kesehatan

yang umum.

Page 32: Konsep dasar keperawatan gerontik

Diagnosa Keperawatan Aspek fisik atau biologis Dx : Ketidak seimbangan nutrisi : kurang

dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi.

NOC I : Status nutrisiSetelah dilakukan intervensi keperawatan selama

3X24 jam pasien diharapkan mampu:Asupan nutrisi tidak bermasalahAsupan makanan dan cairan tidak bermasalahEnergy tdak bermasalahBerat badan ideal

Page 33: Konsep dasar keperawatan gerontik

NIC I : Manajemen ketidakteraturan makan (eating disorder management) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk memuat perencanaan

perawatan jika sesuai.

Diskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat badann, jika berat badan pasien tdak sesuia dengan usia dan bentuk tubuh.

Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap hari supaya mencapai dan atau mempertahankan berat badan sesuai target.

Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien

Kembangkan hubungan suportif dengna pasien

Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan kenaikan atau pemeliharaan berat badan

Gunakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat badan dan untuk menimimalkan berat badan.

Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang mendukung peningkatan berat badan.

Page 34: Konsep dasar keperawatan gerontik

Dx. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur dan cemas

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam pasien diharapkan dapat memperbaiki pola tidurnya dengan criteria :

1        Mengatur jumlah jam tidurnya2        Tidur secara rutin3        Miningkatkan pola tidur4        Meningkatkan kualitas tidur5        Tidak ada gangguan tidur

Page 35: Konsep dasar keperawatan gerontik

NIC : Peningkatan Tidur1        Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien2        Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya3        Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik4        Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam tidurnya

Page 36: Konsep dasar keperawatan gerontik

Dx. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan   neuromuskular yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk menahan pengosongan bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan.

NOC            : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam diharapkan pasien mampu :

1        Kontinensia Urin2        Merespon dengan cepat keinginan buang air kecil (BAK).3        Mampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin secara

tepat waktu.4        Mengosongkan bladde dengan lengkap.5        Mampu memprediksi pengeluaran urin.

Page 37: Konsep dasar keperawatan gerontik

NIC  : Perawatan Inkontinensia Urin

1        Monitor eliminasi urin2        Bantu klien mengembangkan sensasi keinginan BAK.3        Modifikasi baju dan lingkungan untuk memudahkan klien ke toilet.4        Instruksikan pasien untuk mengonsumsi air minum sebanyak 1500 cc/hari.

Page 38: Konsep dasar keperawatan gerontik

Terima kasih