Konsep Dasar e Learning Dan Apa Itu e Learning

download Konsep Dasar e Learning Dan Apa Itu e Learning

If you can't read please download the document

description

berisi pembahasan tentang e-Learning.

Transcript of Konsep Dasar e Learning Dan Apa Itu e Learning

Konsep konsep E-Learning

Bagaimana Memilih Teknologi Dan Media Pembelajaran Yang Tepat Dalam Pendidikan Jarak Jauh?

Dalam artikel ini, saya akan sedikit berbagi pengetahuan bagaimana cara kita memilih media dan saluran komunikasi yang tepat baik untuk keperluan pembelajaran sinkronous maupun asinkronous? Dari aspek pembelajaran ada beberapa hal yang penting kita pertimbangkan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: (Holden, 2005)

Identifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan, baik dari sisi peserta belajar maupun pengajar. Apakah baik peserta belajar maupun pengajar familiar? Jangan gunakan media dan saluran komunikasi yang kedua-duanya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memanfaatkannya secara tepat guna.

Efektifitas assessment dan pengukuran. Apakh dengan menggunakan media tersebut mudah untuk dilakukan pengukuran dan penilan atau tidak?

Level interaksi. Apakah dengan media tersebut dapat meningkatkan interaktifitas?

Strategi pembelajaran. Apakah menunjang strategi pembelajaran yang kita gunakan?

Kompleksitas konten; Apakah konten akan sulit atau sangat jelimet jika menggunakan

media tersebut?

Dinamika perubahan konten. Apakah dengan media tersebut cocok untuk tingkat kedinamisan perubahan isi konten yang mungkin terjadi? Misalkan, gunakan media berbasis web untuk konten yang perubahnnya dinamis, jangan gunakan rekaman video.Berikut adalah bagan alur pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yang relevan dalam pendidikan jarak jauh. Bagan alur ini dibuat oleh United State Distance Learning Association yang lebih menekankan pada pertimbangan penggunaan pembelajaran sinkronous atau asinkronous.

Blended Learning : Salah Satu Alternatif Pendidikan Masa Kini Dan Masa Depan

Pesatnya pertumbuhan teknologi selama satu darsawasa terakhir sangat berdampak terhadap seluruh aktivitas manusia, tak terkecuali bidang pendidikan. Hal ini mempengaruhi metode maupun pola pembelajaran peserta didik di berbagai belahan dunia. Salah satu metode baru yang menyebar luas di dunia pendidikan barat, seperti Amerika, Inggris, dan Autralia adalah metode pembelajaran terpadu atau yang dikenal dengan istilah blended learning. Ia adalah metode pembelajaran yang memadumadankan pembelajaran tradisional (konvensional) di kelas dengan pembelajaran e-learning, di mana peserta didik belajar mandiri (baik secara online maupun offline) namun tetap ada pertemuan

tatap muka dengan pendidik untuk mengontrol kegiatan belajar peserta didik sehingga motivasi belajar mereka dapat terus di-upgrade, walaupun intensitasnya tidak begitu sering dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Berbeda dengan pembelajaran e-learning, di mana tidak ada pertemuan tatap muka, motivasi peserta didik tidak dapat di-upgrade secara intensif. Maka jangan heran jika kuantitas peserta didik yang mengikuti program pembelajaran e-learning atau online learning (selama prosesnya) akan semakin berguguran.

Metode ini dianggap sebagai solusi terhadap pendidikan masa kini dan masa depan, mengapa? Ada beberapa faktor yang mendukung statment tersebut, antara lain:

Perkembangan teknologi, khususnya internet yang semakin pesat.

Infrastruktur yang semakin baik.

Paradigma, pola pikir, dan psikologi peserta didik yang mulai berubah. Kondisi psikologi peserta didik

zaman dahulu dengan sekarang sangatlah berbeda. Dulu, peserta didik akan pasrah menerima semua pengetahuan yang berasal dari guru karena menganggap guru adalah gudangnya ilmu dan minimnya sumber belajar yang ada. Lain halnya dengan era globalisasi saat ini, peserta didik akan merasa sangat bosan jika mereka hanya duduk manis mendengarkan sang guru berceramah, mereka akan sangat senang jika dibiarkan menacari informasi dan pengetahuannya sendiri melalui bimbingan pendidik atau orang tuanya, mengingat sumber belajar sekarang sangat banyak dan mudah didapat atau diakses.

Selain itu, riset yang dilakukan Universitas Central Florida menunjukkan keberhasilan mahasiswa yang belajar dengan metode blended learning menduduki peringkat pertama (51%) dibandingkan dengan online penuh (48,3%) ataupun tatap muka di dalam kelas (48,2%). Karena, dengan blended learning, peserta didik dapat dengan nyaman menetukan sendiri gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya, secara bebas dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan, dan melatih jiwa kemandirian peserta didik dalam belajar.

Jika kita usut berdasarkan grand teorinya, blended learning akan mengacu pada teori belajar kognitivisme yang berkaitan dengan perilaku kognitif atau pengetahuan manusia dan teori belajar konstruktivisme yang berkaitan dengan bagaimana peserta didik atau individu mengembangkan pengetahuannya sendiri sebagai hasil dari berbagai pengalaman yang mereka hadapi (mengkonstruk sendiri pengetahuannya). Ia merupakan modifikasi dari pembelajaran berbasis e-learning. Tujuan dari blended learning ialah membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensinya masing-masing; menyediakan peluang praktis dan realistis bagi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran mandiri; menjadikan pembelajaran lebih bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik; serta membantu jiwa mandiri peserta didik dalam belajar.

Aktivitas pada blended learning, mencakup: pembelajaran face to face (pembelajaran tatap muka di ruang kelas), video conference (face to face secara online), dan e-learning (aktivitas yang dilakukan dengan pemanfaatan software pengelolaan konten pembelajaran). Menurut Jared M. Carmen, seorang President Aglint Learning, menyebutkan bahwa ada lima kunci dalam mengembangkan blended learning, yaitu:

Live Event

Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor - led instruction), baik dalam waktu dan tempat

yang sama (missal di dalam kelas) maupun waktu sama tetapi tempat berbeda (misal virtual classroom). Pola pembelajaran ini perlu didesain sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan dan kebutuhan. Pola ini dapat mengkombinasikan teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme agar terjadi pembelajaran yang bermakna.

Self-Paced Learning

Pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja, di mana saja, dengan

berbagai cara sesuai kebutuhan dan kepribadiannya masing-masing dengan menggunakan berbagai bahan ajar yang dirancang khusus untuk pembelajaran mandiri, baik bersifat text based (buku, modul, dll) maupun multimedia based (video, animasi, audio, dll). Pengaksesan bahan ajarnya juga dapat dipilih, mau secara online (via web atau mobile dovice) atau offline (dalam bentuk CD, buku, dll).

3. Collaboration

Adanya kolaborasi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik, baik satu sekolah/universitas maupun lintas sekolah/universitas. Dalam hal ini, perancang blended learning harus jeli dan kreatif dalam mendesain bentuk-bentuk kolaborasi melalui tool-tool komunikasi yang dapat digunakan, misalnya: e-mail, grup pada jejaring social, dll.

4. Assessment

Ada satu hal yang menjadi ciri khas pembelajaran, baik itu menggunakan metode blended learning, e-learning, maupun konvensional, yaitu evaluasi atau penilaian. Ini merupakan kunci dari tolak ukur peserta didik. Seorang perancang blended learning harus meperhatikan dan mampu mengkombinasikan jenis penilaian (test ,non-test, dan authentic assessment) secara online dan offline.

Performance Support Materials

Bahan ajar pendukung pada pembelajaran berbasis blended learning harus dipersiapkan dengan

matang. Yang harus dipertimbangkan antara lain: apakah ia berbentuk digital atau cetak, apakah dapat diakses oleh peserta didik secara offline dan online dengan meudah. Jika bahan ajarnya secara online, pastikan aplikasi dan manajemen sistemnya telah terinstal dengan baik dan mudah diakses.

Dari pemaparan di atas, blended learning memang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran dengan syarat, akses internet yang cukup memadai. Metode ini sangat cocok digunakan di semua negara tak terkecuali Indonesia. Namun, di Indonesia sendiri, metode ini tidak akan berjalan secara efektif di seantero nusantara, mengingat wilayah daerah negara Indonesia yang dikenal dengan sebutan negara maritim dan kepulauan ini sangat berjauhan dan terpisahkan oleh lautan yang cukup luas. Mungkin, di kota-kota besar metode ini akan sangat baik jika diaplikasikan karena akses internet dan jaringannya yang sudah bagus, tetapi lain halnya dengan daerah pedalaman, seperti pelosok irian jaya, pedalaman maluku, dan daerah terpencil lainnya di mana infrastruktur bangunan dan jalannya saja masih sangat minim, apalagi untuk akses internet. Metode blended learning tidak akan berjalan secara efektif. Maka, dalam pengembangannnya, ada beberapa yang harus diperhatikan, salah satunya ialah keadaan atau kondisi peserta didik dan lingkungannya.

Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Meningkatkan Minat Dan Kreativitas Siswa

Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mengaktifkan belajar siswa memang tidak mudah, karena dalam setiap metode pembelajaran pasti ada beberapa hambatan. Salah satu hambatan yang dihadapi guru adalah kurangnya minat belajar dari mahasiswa sehingga mahasiswa menjadi malas dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru seringkali mengalami kesulitan dalam merangsang kreativitas dan minat belajar. Penggunaan multi model pembelajaran dan multi media dapat dijadikan altematif yang dilakukan untuk merangsang kreativitas dan minat belajar mahasiswa, salah satunya dengan melaksanakan model pembelajaran e-learning dengan menggunakan homepage sebagai media pembelajarannya. Ini dilakukan untuk melihat hubungan model pembelajaran e-learning melalui homepage sebagai media pembelajaran kaitannya dalam meningkatkan kreativitas dan minat belajar mahasiswa.

Rencana Model Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan Kretifitas dan Minat Belajar Mahasiswa Pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet/ situs web/ homepage menuntut kreativitas, minat dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mahasiswa untuk mampu mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Kreativitas dari segi kognitif merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan.

Minat Merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu situasi/obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Minat seseorang ditandai dengan adanya ketertarikan yang menyebabkan timbulnya perhatian secara khusus, dan sumber tenaga yang mendorong individu berhadapan dengan suatu obyek. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK mahasiswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang Iebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, minat, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

Konsep Homepage

Homepage dibangun oleh sebuah file yang didalamnya terdapat kode-kode dan informasi. Kode-kode dan informasi tersebut dibaca oleh sebuah aplikasi yang jenisnya bernama Browser. Oleh Browser, kode-kode dan informasi tersebut akan disajikan sebagai sebuah halaman web yang kita kenal sebagai homepage. Kode-kode dan informasi yang ditulis dalam file homepage tersebut haruslah ditulis menurut aturan tertentu yang dapat dimengerti oleh browser. Aturan-aturan tersebut dikenal dengan bahasa pengkodean.

Software-Software Yang Digunakan Untuk Membuat Homepage :

Beberapa software yang sebaiknya dimiliki untuk membuat homepage sederhana bagi pemula yang dihimpun penulis berdasarkan internet dari http://handel.pacific.net.id/TS/homepage.html adalah:

Front Page Editor/Netscape Composer Front Page Editor/Netscape Comp digunakan untuk membuat format dari tampilan yang diinginkan, dimana pada front page editor ini terdapat fasilitas-fasilitas yang memudahkan kita untuk mendesain tampilan sesuai dengan keinginan.

Adobe Photoshop/Paint Shop Pro Adobe Photoshop/Paint Shop Pro digunakan untuk memudahkan kita dalam mengedit suatu gambar atau membuat suatu ikon yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan homepage itu sendiri.

Langkah-Langkah Membuat Homepage:

Salah satu langkah yang harus kita lakukan dalam membuat homepage sederhana adalah memiliki pengetahuan cara menggunakan komputer dan software-software penunjang untuk mengerjakan homepage dan sedikit pengetahuan tentang grafis.

Untuk membuat home page dengan menggunakan Komputer PC, Macintosh atau jenis komputer lainnya, kite harus membuat file yang berisi kode HTML. Untuk itu, kits dapat menggunakan HTML editor

atau text editor umum lainnya. HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language. HTML terdiri dan sepasang kode yang disisipkan dalam suatu dokumen untuk mengontrol tampilan dokumen di layer monitor oleh Web Browser, seperti Netscape atau Mosaic. Apabila akan memandang suatu dokumen di Internet, harus menggunakan Web Browser dan disana ada fasilitas "View source" untuk melihat kode-kode web page ini. Suatu dokumen berisi kode-kode ini disebut HTML. Suatu dokumen HTML harus mempunyai formulir yang tepat, sehingga dapat dikenal dan di interpretasikan dengan tepat oleh perangkat lunak dan Browser.

Pemanfaatan E-mail sebagai Media atau Perantara Pengiriman Tugas

Electronic mail atau biasa dikenal dengan sebutan e-mail, dalam bahasa indonesia e-mail memiliki arti surat elektronik. Sedangkan, menurut Ali Zaki & Smitdev Community, e-mail adalah surat elektronik yang memungkinkan semua orang saling berkirim pesan via jaringan internet. E-mail atau surat elektronik merupakan sebuah sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara elektornik melalui komputer atau telepon seluler. Bukan hanya berbasis teks saja, e-mail juga dapat mengirimkan data berupa gambar, video, audio. Tentu saja, perbandingan e-mail dengan surat biasa sangat jauh berbeda, jika surat biasa membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke tujuan. Dengan adanya e-mail ini jauh lebih mudah dan menghemat waktu, karena hanya dalam sekejap data terkirim pada alamat e-mail yang dituju. Kita bukan hanya bisa mengirimkan data ke dalam negeri saja, tetapi ke luar negeri pun bisa.

E-mail sendiri berfungsi sebagai sarana mengirim pesan atau data melalui jaringan internet. Sejarah e-mail di Indonesia, berbarengan dengan masuknya teknologi internet, yaitu sekitar pada tahun 1980-an. Pada tahun 1980-1990, milis sangat digandrungi oleh masyarakat, terutama pelajar. Saat itu, e-mail merupakan salah satu sarana komunikasi antar pelajar, baik antara pelajar didalam negeri dengan pelajar diluar negeri. Banyak manfaat yang kita peroleh dengan menggunakan e-mail, antara lain: akses pendidikan lebih luas, sebagai media pengiriman dokumen, dan dapat mengurangi penggunaan kertas.

Banyak peserta didik (baik siswa maupun mahasiswa) yang menggunakan e-mail sebagai salah satu media atau perantara mengirimkan tugas kepada pendidik (guru atau dosennya) maupun antar peserta didik itu sendiri. Adapun kelebihan dengan menggunakan e-mail, yaitu: 1) mudah, karena hanya menggunakan jaringan internet untuk mengirim datanya; 2) cepat, tidak membutuhkan waktu yang lama; 3) biaya pengiriman relatif murah, jika dibandingkan penggunaan telepon atau mengirim surat ke luar daerah ataupun luar negeri; 4) global, bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja sebagai sarana komunikasi seluruh dunia; 5) reliabel, dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan

hilang, kecuali di hapus; 6) sebagai pesan multimedia, yang dapat mengirim data bukan hanya teks saja, tetapi dapat berupa gambar, audio, dan video.

Selain itu, adapun kekurangan dari penggunaan e-mail, yaitu: 1) salah kirim alamat e-mail, jika data yang dikirim merupakan data rahasia bisa saja disalahgunakan; 2) pemalsuan identitas, karena tidak bisa memastikan keaslian identitas hanya dari alamat e-mail saja; 3) banyak sampah e-mail, berupa iklan komersil; 4) respon terlambat, tidak semua orang membaca e-mail setiap hari, sehingga ada kemungkinan balasan e-mail mengalami keterlambatan.

Pengiriman tugas melalui e-mail juga dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Misalnya: peserta didik diberi tugas, tetapi diberi batas waktu pengumpulan, maka kedisplinan disini dimaksudkan dalam hal batas waktu pengumpulan tugas. Dalam hal ini, peserta didik tidak dapat berbohong, karena pada e-mail terdapat keterangan waktu kapan file atau dokumen itu dikirim atau diterima. Selain itu, apabila tugas yang diberikan adalah tugas individu, maka dapat melatih rasa tanggungjawab masing-masing peserta didik untuk mengumpulkan tugas sebelum waktu yang ditentukan.

Namun, adapun hambatan dalam mengirim tugas melalui e-mail, misalnya: apabila data yang dikirim dengan kapasitas yang besar dan akses jaringan internet atau sinyal saat itu kurang bagus, maka akan menghambat pengiriman yang menyebabkan keterlambatan pengiriman data. Tetapi, hambatan tersebut tidak menjadi penghalang yang besar untuk kita. Karena, sampai saat ini masih banyak yang mengunakan menggunakan e-mail untuk mengirim data yang praktis dan mudah. Bukan itu saja, dengan memanfaatkan e-mail, dapat mengurangi penggunaan kertas. Jika dokumen tersebut dalam bentuk kertas, bisa saja kertas tercecer kemana-mana yang menyebabkan hilang, tetapi berbeda dengan e-mail yang bersifat reliabel, karena dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan hilang, kecuali di hapus. Data tersebut dapat dibuka kapan saja, dimana saja apabila diperlukan.

Pemanfaatan Google Docs Sebagai Media Penyimpanan Data/Tulisan (Artikel, Skripsi, Buku,Dll)

Dijaman yang semakin maju ini, terutama dalam bidang teknologi yang semakin cepat berkembang. Sudah banyak sekali inovasi-inovasi teknologi yang telah dikembangkan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Salah satu teknologi yang cukup berkembang saat ini yaitu komputer/laptop dan internet. Mungkin kita sering sekali menggunakan komputer/ laptop dan internet untuk membantu kita dalam mengerjakan pekerjaan kantor, menyelesaikan tugas-tugas kuliah, atau mungkin untuk menulis buku. Biasanya seorang penulis ingin sekali hasil tulisannya tersebut dapat lihat oleh orang banyak baik itu berupa artikel dan bahkan dibuat mebjadi sebuah buku. File-file yang kita kerjakan atau hasil tulisan tersebut dapat tersimpan dengan baik didalam komputer/laptop yang sering kita gunakan tetapi jangan

salah, disetiap kelebihan alat yang kita gunakan masih saja terdapat kekurangannya seperti file-file yang kita simpan didalam komputer/laptop bisa saja hilang atau terkena virus.

Saat ini dibidang internet sudah ada inovasi terbaru yang dapat membantu kita untuk menyimpan hasil pekerjaan kita atau tulisan yang telah kita kerjakan. Inovasi di bidang internet itu yaitu GOOGLE DOCS. GOOGLE DOCS merupakan salah atu aplikasi yang dikembangkan oleh Google untuk kebutuhan manajemen dokumen. Khususnya aplikasi office, mulai dari pengolahan kata (word psocessor), pengolahan lembar kerja (spreadsheet) dan persentasi (persentation). Google Docs bukan hanya dapat menyimpan saja tetapi penggunaan google docs bisa digunakan untuk membuat, mengolah menyimpan dan meng-edit dokumen kembali seperti pada saat mengedit pada microsoft office hanya saja secara online.

Awal mula adanya google docs berasal dari dua produk terpisah, Writely dan Google Spreadsheets. Writely adalah web berbasis processor (pengolah kata) yang dibuat oleh perusahaan software Upstartle dan diluncurkan pada Agustus 2005.Spreadsheet, diluncurkan sebagai Google Labs Spreadsheets pada tanggal 6 Juni 2006, berasal dari akuisisi dari produk XL2Web oleh 2Web Technologies . Fitur asli Writely termasuk kolaborasi editing teks dan kontrol akses. Menu, shortcut keyboard, dan kotak dialog sesuai dengan apa yang diharapan pengguna dengan pengolah kata desktop seperti Microsoft Word atau OpenOffice.org Writer. Google Docs dapat digunakan (melihat dan mengedit) dalam modus offline menggunakan Google Gears.

Adapun beberapa fitur dasar yang ada pada google docs :

Mengedit dan menyimpan file

Mengupload file

Mengatur hak akses

Bekerja secara offline dokumen

Mendownload atau mengunduh file

Fasilitas see revision histori

Translate dokumen

Tidak bisa kita pungkiri disetiap aplikasi-aplikasi atau program-program yang semakin berkembang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh google docs yaitu :

Mudah untuk digunakan

Tidak memerlukan biaya yang banyak (gratis)

Kehilangan data akibat kerusakan hardisk dapat dihindari

Support dan dokumentasi yang cukup lengkap

Menggunakan editor WYSWYG (what you see what you get) yang sederhana untuk memformat dokumen, memeriksa ejaan dll.

Akses pekerjaannya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Bekerja diberagam sistem oprasi

Kemudahan mengunggah dan berbagi berkas

Kontrol akses aman ( administrator dapat mengelola izin berbagi berkas diseluruh sistem dan pemilik dokumen dapat berbagi dan mencabut akses kapan saja dan setiap saat)

Selain kelebihan yang dimiliki oleh google docs ini terdapat kekurangannya juga yaitu :

Membutuhkan koneksi internet

Pengerjaannya harus dilakukan secara online terlebih dahulu.

Pemanfaatan Handphone sebagai Media Pembelajaran Sederhana

Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk semakin maju dan berkembang. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat. Memasuki abad ke-21 ini pemanfaatan teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu yang wajib dalam semua aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan dan ekonomi. Pada abad 21 ini, teknologi informasi dan komunikasi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer. Dimana teknologi informasi dan komunikasi itu sudah menjadi konsumsi masyarakat umum dari berbagai kalangan dan jenjang usia. Pergerakan teknologi yang semakin berkembang memang memberikan pengaruh kepada manusia untuk merubah gaya hidupnya agar lebih dapat menyesuaikan dengan keadaan teknologi yang ada. Hal tersebut juga berdampak dalam dunia pendidikan. Dimana pemanfaatan perangkat teknologi (elektronik) saat ini menjadi hal penting, salah satunya diteapkan dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah E-learning. Oleh karena itu, sistem pembelajaran menggunakan elektronik pun semakin dikembangkan, hal tersebut dilakukan agar dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman yang semakin canggih.

Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon genggam atau yang biasa dikenal dengan istilah handphone. Mengapa handphone? Handphone merupakan perangkat teknologi yang paling praktis dan bisa dibawa kemana saja, dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua orang dari berbagai usia memilikinya. Handphone merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Handphone atau telepon genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Hal tersebut mungkin akan memunculkan pertanyaan, Handphone sebagai media pembelajaran ? Seperti apa ? Bagi sebagian

orang mungkin hal tersebut akan menjadi pertanyaan yang dilontarkan. Karena sebagian dari mereka beranggapan bahwa handphone atau telepon genggam hanyalah sebuah alat yang digunakan untuk keperluan komunikasi saja. Jadi, bagaimana bisa sebuah handphone bisa dijadikan sebagai media pembelajaran ? Pertanyaan itu akan bisa dijawab, jika kita melihat kembali akan fungsi dari handphone itu sendiri. Handphone berfungsi sebagai alat atau media komunikasi, sehingga dari fungsinya tersebut bisa kita manfaatkan sebagai media pembelajaran.

Kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu utama semakin banyaknya inovasi yang diciptakan dalam dunia pendidikan. Salah satunya, dengan dimanfaatkannya perangkat teknologi seperti handphone ini, kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat konvensional saja. Hal tersebut sejalan dengan konsep pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik atau e-learning yaitu untuk mengatasi batas ruang dan waktu, sehingga proses belajar dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Dalam hal ini, handphone berperan sebagai media pembelajaran. Seperti yang kita tahu, bahwa media1 merupakan sebuah alat atau perantara. Kata media bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan alat atau perantara yang membantu dalam proses belajar mengajar dalam hal menyampaikan sebuah informasi. Media dirancang dan diciptakan untuk mempermudah proses belajar, baik bagi guru maupun siswa. Dimana handphone atau telepon genggam merupakan salah satu perangkat teknologi yang paling praktis dan bisa digunakan untuk membantu proses belajar. Handphone memang sebuah alat komunikasi, akan tetapi dalam sebuah proses komunikasi bisa memunculkan sebuah informasi.

Alasan praktis namun bermanfaat itulah yang membuat sebuah handphone disebut media pembelajaran sederhana. Dalam sistem pembelajaran memanfaatkan perangkat teknologi berupa handphone biasa disebut dengan istilah mobile learning. Mobile learning (M-Learning)2 merupakan suatu model atau metode pembelajaran yang memanfaatkan media mobile atau handphone sebagai alat bantunya.

Mobile learning bisa dikatakan sebagai bagian dari e-learning, karena pada dasarnya sama yaitu menggunakan perangkat elektronik sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Lalu, bagaimana pemanfaatan handphone sebagai media pembelajaran sederhana tersebut ? Saat ini, perkembangan teknologi seperti handphone sudah semakin berkembang. Hampir semua jenis handphone sudah memiliki fitur dan layanan yang cukup memadai untuk membantu proses belajar. Salah satunya, bisa terkoneksi dengan internet. Apalagi untuk tingkatan pelajar dan mahasiswa yang notabene menyenangi hal yang praktis, adanya layanan handphone yang bisa terkoneksi dengan internet bisa mereka manfaatkan untuk browsing, sehingga mereka dapat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat serta bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain itu, bisa dimanfaatkan untuk sharing

pengetahuan sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran dengan memanfaatkan perangkat elektronik tersebut.

Dengan dimanfaatkannya handphone sebagai media pembelajaran siswa dapat mengakses materi atau bahkan mencari segala bentuk informasi mengenai pendidikan. Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat teknologi seperti handphone dapat dirasakan lebih praktis lagi, karena kita bisa memanfaatkan Short Message Service atau SMS sebagai media untuk saling bertukar informasi (sharing pengetahuan). Itulah salah satu alasan yang menjadi handphone sebagai media pembelajaran sederhana, selain praktis dengan memanfaatkan fitur atau layanan yang terdapat di dalamnya kita bisa memperoleh materi pelajaran bahkan pengetahuan secara global, karena belajar dengan system mobile learning bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun tanpa harus terikat jarak dan waktu.

Penerapan Cloud Computing Terhadap Pembelajaran E-Learning

Cloud computing adalah istilah untuk kegiatan menyelesaikan suatu proses untuk pengolahan data, perhitungan dan penyajian informasi secara online melalui intenet dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu kumpulan computer yang saling terhubung di suatu tempat. Cloud computing menggambarkan pelengkap baru, konsumsi, dan layanan IT berbasis model dalam internet, dan biasanya melibatkan ketentuan dari keterukuran dinamis dan sumber daya virtual yang sering menyediakan suatu layanan melalui internet. Penggunaan cloud computing ini sangatlah mudah, kita pun sebenarnya sudah pernah memakai teknologi ini walaupun selama ini kita tidak menyadarinya. Salah satu contoh yang paling sering kita gunakan pada cloud computing ini adalah layanan email seperti gmail dan yahoo yang pastinya kalian punya dan sudah tidak aneh lagi. Dengan menggunakan email kita tidak perlu lagi menginstal aplikasi lain seperti outlook karena kita dapat mengakses email dimana pun kita berada asalkan terhubung dengan internet

Contoh software yang bisa kita manfaatkan pada gmail itu ada yang namanya google docs,google drive dan lain-lain. Kini kita dapat membuat dokumen dengan mudah dan gratis. Google docs merupakan layanan cloud computing milik google yang berfungsi untuk membuat berbagai jenis dokumen dan kita dapat menyimpan dokumen tersebut dan mengaksesnya dimanapun kita berada. Google docs ini sangat cocok dalam pembelajaran e-learning karena kita bisa berkolaborasi dalam diskusi pembelajaran tanpa harus datang ke kelas. Di Indonesia sendiri sudah banyak yang menerapkan google docs sebagai

pembelajarankarena dapat menghemat dan memudahkan pekerjaan mereka.

Teknologi cloud computing dapat menjadi alternative bagi sekolah-sekolah yang ingin menerapkan

pembelajaran e-learning. Karena cloud computing dapat memberikan kemudahan dan kemurahan dalam biaya pembelajaran e-learning. Nah cloud computing yang bersifat software as a service, menjadikan sekolah tidak perlu membuat system e-learning dari awal, sekolah tinggal menyewa system e-learning yang sudah di sediakan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dari sekolah tersebut. Hal ini akan memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan e-learning bagi sekolah sekaligus menekan biaya pembangunan e-learning. Sebagai layanan software as a service, cloud learning menyediakan paket e-learning yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah dalam menyewa lapangan.Dengan teknologi cloud computing ini dapat memudahkan bagi sekolah-sekolah yang ingin menerapkan pembelajaraan e-learning selain cukup mudah harganya pun cukup murah dalam menyewa layanan e-learning yang disediakan. Software yang paling mudah di pelajari dalam teknologi cloud computing ini adalah google docs cukup dengan memiliki akun gmail kita sudah bisa mempelajari google docs dengan mudah dan murah tanpa perlu menggunakan software micorosoft yang tentunya cukup mahal, kita tidak perlu membeli aplikasi-aplikasi untuk computer kita karena kita dapat menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat melakukan penyimpanan data di server. Dan banyak di antaranya yang gratis. Dengan memanfaatkan layanan software as a service dapat meringankan biaya operasional sekolah, sehingga sekolah dapat berlangganan sesuai kebutuhan dan membayar sesuai harga yang diberikan.

Penerapan E-learning Berbasis Social Learning Network "Edmodo" Dalam Mata Pelajaran TIK Di

Sekolah

Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini telah membawa perubahan besar di hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan adanya perkembangan yang signifikan pada teknologi komunikasi serta persaingan manusia yang semakin kompleks. sehingga untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berperan di era teknologi ini, harus mampu mengimbangi perkembangan teknologi serta tuntutan zaman. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam kebijakan nasional TIK menjadi kunci dalam dua hal yaitu (1) efesiensi proses, dan (2) memenangkan kompetisi. Demikian juga dengan lembaga pendidikan. Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing dalam kompetisi global ini.

Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini dilakukan dengan mamasukan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada lembaga pendidikan salah satunya dengan menggunakan e-learning. Hal ini didasarkan bahwa e-learning kelangsungan proses pembelajaran secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar (Mayub, 2004:11).

Dipilihnya e-learning dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran TIK karena e-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi pelajaran. Demikian juga interkasi antara peserta didik dengan guru maupun antara sesama peserta didik.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang mulai mengembangkan proses pembelajaran menggunakan E-learning, maka banyak pula guru yang terdorong untuk mulai merancang dan mengembangkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan sistem pembelajaran online di sekolahnya. Hal ini didorong juga dengan banyaknya aplikasi atau platform yang menawarkan berbagai fasilitas yang menunjang untuk proses pembelajaran, salah satunya adalah Edmodo.

Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah bagi kelas untuk terhubung dan berkolaborasi, berbagi konten dan akses pekerjaan. Dalam mendukung proses pembelajaran, Edmodo dilengkapi

denganbeberapa aktivitas pembelajaran, sepertiQuiz, Assignment dan Poll. Sedangkan

untuk Resources (bahan ajar), Edmodo mendukung bahan ajar berupa File dan Link (URL/Embed media). Edmodo dirancang dengan sistem yang aman, dan pada dasarnya platform ini dikhususkan untuk pembelajaran, sebagai wadah bagi guru, siswa, dan orangtua dalam berkomunikasi secara aman dan terkontrol. Sehingga guru tidak perlu cemas terhadap aktivitas yang biasa siswa lakukan dengan internet khususnya facebook.

Kelebihan dari edmodo ini adalah, dengan adanya akun parent dalam edmodo, ini memberi ruang bagi para orangtua untuk dapat mengontrol hasil pekerjaan anaknya. Disini seorang guru juga bisa mengontrol atau memonitor aktivitas siswanya dengan baik, karena jika ada penyusup atau orang asing yang terdaftar dalam grup atau kelas, maka dapat terdeteksi oleh gurunya dengan mudah. Edmodo menggunakan sistem kelas atau grup, sehingga jika ada orang luar yang ingin bergabung ke dalam kelas

atau grup tertentu, maka dia harus mempunyai kode grup tersebut, jika tidak maka dia tidak akan bisa masuk dan bergabung dengan grup atau kelas tersebut.

Edmodo bukanlah jawaban untuk setiap kelas tetapi yang terpenting adalah platform ini memberikan aspek penting dari sebuah lingkungan belajar yang positif. Platform ini memberikan siswa jalur untuk berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan guru mereka dalam suasana akademis. Lebih jauh lagi penggunaan platform ini dapat mengajarkan siswa untuk bagaimana berperilaku secara online dan bertanggung jawab dalam mengatur kegiatan belajar mereka dengan sistem yang keamanannya terjamin.

Perancangan User Interface Berbasis Web

Interaksi antara user dengan komputer merupakan hal yang sangat penting dalam membuat suatu perancangan E-learning, Hali ini dapat kita cermati beberapa kendala yang dialami oleh user merasa kesulitan dalam menjalankan fiture-fiture yang tersedia di web untuk melakukan proses belajar mengajar secara jarak jauh. Dalam hal ini diperlukan kecermatan,kemampuan dan pengetahuan dalam mendisain, Memprogram serta merancang e-lerning berbasis web.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning meliputi;

User familiarity/ mudah dikenali

Dalam perancangannya fiture fiture yang ditampilkan di web sebisa mungkin menggunakan bahasa yang familiar hal ini dilakukan untuk mempermudah user/ pengguna dalam mengakses web e-learning tersebut.

Consistency/ konsisten

Yang dimaksud konsisten dalam perancangan web e-lerning adalah bagaimana web designer dan web developer dapat menempatkan tataletak baik fiture-fiture maupun artikel bacaan secara konsisten/ tidak berubah ubah, hal ini dilakukan agar user/ pengguna tidak mengalami kebingungan.

Minimal surprise/ dapat dipahami

User/ pengguna dapat mengoprasikan perangkat perangkat, fiture fiture yang tersedia di web e-learning yang pengoprasianya dapat diduga prosesnya berdasarkan perintah yang tersedia di web.

Recoverability/ pemulihan

Recoverability dibagi menjadi dua yaitu confirmation of destructive action (konfirmasi terhadap aksi yang merusak) dan ketersediaan fiture pembatalan atau undo.

User guidance/ bantuan

Menyediakan sistem bantuan, seperti fiture help yang memberikan berbagai informasi dalam

mengoprasikan seluruh fiture- fiture yang tersedia di web, hal ini dapat memudahkan user/ pengguna untuk mendapatkan informasi secara rinci dan tepat.

Youtube Sebagai Sumber Belajar Modern Saat Ini

YouTube merupakan satu dari banyaknya situs jejaring sosial yang sedang banyak digunakan dewasa ini. Dimasukkannya YouTube ke dalam bidang pendidikan adalah cara yang mudah dan user-friendly untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan pengajaran. YouTube merupakan layanan file sharing berbasis web, video/ audio yang memungkinkan individu untuk

dapat

:

(a) membangun profil

publik atau semi-publik dalam sistem yang dibatasi,

(b) mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka akan berbagi sambungan, dan

(c)melihat daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut.

Layanan berbasis web memungkinkan pengguna untuk mendownload video yang bisa dibagi dengan orang lain (teman, mahasiswa, pendidik) dengan hubungan sosial dalam kondisi belajar. YouTube adalah layanan video-sharing yang memungkinkan pengguna untuk mengirim video pribadi yang dikembangkan, dari animasi untuk rekaman pribadi. YouTube adalah aplikasi sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi dan membentuk masyarakat di sekitar konten mereka. Ini menarik pengguna konten seperti siswa yang mendapatkan literature dalam proses belajar yang jelas dalam bentuk visual.

Teknologi pembelajaran menggunakan web atau media sosial seperti YouTube telah di kenal lama oleh negera negar besar dunia, terutama Amerika. YouTube merupakan metode pembelajaran yang sangat praktis dan mudah difahami namun dalam pencarian literatur saat ini tidak menjadikan informasi yang ditemukan di YouTube sebagai referensi. Dikarenakan YouTube hanya merupakan strategi mengajar dalam pendidikan.Dimana media ini menyajikan gambaran dari YouTube dan aplikasi sebagai alat pembelajaran yang efektif dalam pendidikan tinggi, seperti contoh-contoh yang spesifik digunakan dalam program pendidikan. Beberapa keuntungan yang di dapatkan menggunakan YouTube dalam bidang pendidikan, yaitu:

1. Sebagai strategi mengajar untuk mendapatkan refrensi dalam proses belajar mengajar.

YouTube dapat menjadi sumber instruksional yang baik.

Sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan peserta didik dan

mendukung gaya pembelajaran yang modern.

Melalui YouTube proses belajar mengajar online lebih praktis hanya dengan menyisipkan URL video di situs YouTube yang akan dipilih. Pengguna dapat meng account untuk di tampilkan di depan kelas YouTube menawarkan alternative sumber pendidikan yang tepat waktu, namun memilki tantangan yang unik yaitu keterbatasan ketersediaan dari video tersebut. Para penyelenggara hendaknya meninjau dan mengevaluasi semua video sebelum di tampilkan ke peserta didik. pendidikan perlu memperhatikan tanggal konten video tersebut untuk memastikan bahwa informasi yang akan disampaikan tidak ketinggalan zaman. Terkadang akurasi dan kualitas video sangat terbatas dan menampilkan gambar yang tidak senonoh dan kurang dapat diterima. Tantangan lainnya banyaknya videoyang muncul saat mencari sesuai pencarian. salah cara untuk mempersempit pilihan adalah fokus pada nama-nama user yang telah mengupload video tersebut dengan mengklik pada username dan akan di bawa ke halaman YouTube pribadi pengguna. Mengintegrasikan video YouTube memungkinkan peserta didik lebih kreatif dalam belajar dan tidak terbatas hanya dalam materi pelajaran. Video YouTube benar-benar memberikan kejelasan kepada peserta didik untuk melihat gambaran visual dari berbagai kondisi dan juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk benar-benar melihat kondisi yang sebenarnya.

Web Science dalam Dunia Pendidikan dan Sosial

E-Learning atau pembelajaran elektronik merupakan pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet dengan menggabungkan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran. Sehingga pembelajaran e-learning memanfaatkan fasilitas internet dan perangkat keras seperti laptop atau computer yang dapat dihubungkan antara pendidik dan peserta didik oleh jaringan network. Dalam pembelajaran e-learning, peserta didik dapat menggunakan sumber pembelajaran secara online yang dapat mengakses internet berbasis website maupun secara offline dengan software yang diinstall di computer atau laptop masing-masing peserta didik.

Salah satu aplikasi dalam pembelajaran e-learning adalah aplikasi web science. Web science merupakan ilmu pengetahuan yang telah diteliti dari Web yang muncul melalui desentralisasi sistem informasi. Ilmu ini sudah ada sejak tahun 1990 yang di buat secara team yang diberi nama berners-lee. Pada jaman tersebut dikenalkan pertama kali yaitu web 1.0 yang masih bersifat read-only, kemudian dilanjutkan

dengan generasi web 2.0 yang sifatnya bisa menulis dan membaca (read-write), sedangkan pada generasi web 3.0 itu hanya untuk mengembangkan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan mesin, dan mesin dengan mesin.

Web science lebih menekankan dalam proses penyajian data yang berhubungan dengan penyajian internet sehingga dari berbagai perkembangan teknologi yang ada dapat diambil sisi positif dan memanfaatkannya atau bahkan mengembangkannya dengan sebaik-baiknya. Web science berkembang dengan berbagai macam variasi. Seiring dengan ditambahkannya aplikasi penunjang untuk user dalam memperindah tampilan web nya, mendekor ulang website sangatlah mudah. Saat ini telah banyak program untuk membuat website. Beberapa diantaranya dapat dipakai meski dalam keadaan offline, contohnya adalah joomla yang bisa digunakan tanpa harus tersambung dengan internet. Aplikasi online lainnya adalah dreamweaver, adobe go live, dsb. Dengan adanya web science, masyarakat pada umumnya dapat mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dengan lebih efektif dan efisien.

Websciencememilikibeberapamanfaatdalamduniapendidikan,yaitu:

- Bagi peserta didik : Siswa dapat belajar tanpa menggunakan buku, dan juga siswa dapat lebih memahami akan teknologi seperti menggunakan computer dan fasilitas internet. - Bagi pendidik : Guru tidak perlu melakukan pertemuan pembelajaran dikelas contoh aplikasinya adalah V-Class, dan juga guru dapat mengirim tugas melalui email tanpa harus bertatap muka dengan siswanya sendiri.

Pada era globalisasi banyak terdapat situs jejaring sosial yang sangat diminati, seperti Facebook, Twitter, My Space, Line, Foursquare, dan sebagainya. Web science dapat digunakan melalui aplikasi jejaring sosial, salah satunya adalah aplikasi web science facebook. Aplikasi WEB Science Facebook adalah suatu sarana sosial yang menghubungkan antar individu dengan kerabat kerja, sekolah dan kehidupan di sekitar mereka. Aplikasi Web science dalam bidang sosial telah menyederhanakan proses penerbitan data menggunakan alat yang mudah digunakan dan interaktif (seperti Wiki, penandaan, dan microblogging) dan menurunkan biaya serta meningkatkan insentif untuk berkontribusi data. Kombinasi prinsip Sosial Web dan teknologi web science memungkinkan pengguna untuk secara besar-besaran memproduksi dan menggunakan data semantik melalui aplikasi sosial, yang pada zaman ini memungkinkan aplikasi berbasis web lebih cerdas dalam berbagai domain. Ini termasuk Web sosial itu sendiri, di mana web bisa menjadi untuk data milik Web science dan menemukan hubungan yang tidak

jelas, apakah itu dalam identifikasi jaringan sosial atau untuk tujuan informasi pengambilan. Namun selain aspek teknis, ada juga kebutuhan untuk memahami perilaku dan pola pengguna di Web, dan khususnya di Web Sosial. Ilmu web bertujuan untuk mengatasi masalah ini, juga mempertimbangkan aspek lain yang penting untuk mewujudkan Sosial Science Web, seperti pemerintahan,, hukum kebijakan dan pengambilan keputusan, dll

Utilization Blended Learning (dengan weblog) Untuk Meningkatakan Multimedia di Dalam Proses

Pembelajaran

Sebelum kita memasuki pembahasan artikel yang lebih luas dan detail, alangkah lebih baiknya lagi jika kita mengetahui apa pengertian blended learning secara harfiah. Berikut adalah penjabaran dari definisi blended learning tersebut :

Ada beberapa definisi blended learning dari beberapa ahli dalam bidang e-learning diantaranya, yaitu ; menurut Thorne (2003) blended learning adalah perpaduan dari : teknologi multimedia, cd rom video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online dan video streaming.

Beberapa komponen diatas, dikombinasikan kedalam bentuk tradisional pelatihan dikelas dan pelatihan secara individual (satu persatu). Blended learning menjadi solusi yang tepat untuk pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran, akan tetapi juga gaya si pebelajar.

Perlunya signifikasi blended learning terletak pada potensialnya. Blended learning merepresentasikan keuntungan yang jelas untuk menciptakan pengalaman belajar yang memberikan pembelajaran yang tepat pada saat yang tepat dan waktu yang tepat pada setiap individu. Blended learning menjadi batasan yang benar-benar universal dan global dan membawa kelompok pembelajar bersama-sama melintas budaya dengan zona waktu yang berbeda. Pada konteks ini, blended learning dapat menjadi salah satu pengembangan pembelajaran paling signifikan pada abad saat ini.

Sedangkan menurut MacDonald (2008), istilah blended learning biasanya berasosiasi dengan memasukan media online pada program pembelajaran, sementara pada saat yang sama tetap memperhatikan dan perlunya mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan tradisional yang lain untuk mendukung pembelajaran peserta didik. Istilah ini juga digunakan saat media asynchronous, seperti email, forums, blogs atau wiki yang digabungkan dengan teknologi, teks atau audio synchronous.

Blended learning kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan

berbagai jenis peristiwa), untuk menciptakan berbagai program pembelajaran yang optimum untuk audiens (siswa) yang spesifik. Istilah blended learning sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional didukung dengan format elektronik yang lain. Program blended learning menggunakan berbagai bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan yang terpusat pada infrastruktur dan format langsung lainnya.

Nah, setelah mengetahui artian blended learning secara umum, kita akan memasuki dunia blended learning yang menggunakan pendekatan tradisonal yang tetap mempertahankan pertemuan atau tatap muka secara langsung yang saat ini disiasati dengan menggunakan media asynchronous, seperti email, forum, blogs atau wiki yang digabungkan dengan teknologi, teks atau audio synchronous. Khususnya menggunakan media weblogs.

Yang dimaksud dengan media weblog disini adalah halaman situs web yang berisi postingan yang di update secara terus menerus dan berisi ke link ke website lain., bersamaan dengan komentar untuk interaksi antara pemilik weblog dan weblog. Weblog adalah jurnal nline atau catatan harian online atau kadang-kadang ditulis sebagai blog atau web. Sedangkan orang yang mengelola weblog ini disebut sebagai blogger dan kegiatan yang dilakukan oleh seorang blogger adalah blogging.

Istilah web atau blog, saat ini digunakan untuk merujuk ke jurnal online. Weblog adalah sebuah jurnal online yang biasanya ditulis oleh individu atau kelompok kecil (komunitas). Dalam suatu buku karya Agung (2004), ditulis bahwa weblog adalah jurnal online atau catatan harian online yang dipublikasikan melalui internet dan dapat dibaca dan diakses oleh semua orang. Biasanya, weblog berisi kegiatan sehari-hari penulis, artikel dan lain sebagaianya. Begitupula dengan media weblog yang digunakan untuk proses pembelajaran blended learning, berfungsi untuk mempublikasikan materi-materi yang terkait pembelajaran, yang tentunya telah disesuaikan dengan skenario pembelajaran disuatu lembaga formal maupun non formal (kursus) oleh seorang instruktur.

Setelah materi yang telah dipersiapkan sesuai dengan skenario pembelajaran, kemudian disampaikan di posting dan dipublikasikan (dikirim) pada weblog. Hal ini, diperbaharui setiap hari, setiap kali penulis (instruktur) ingein menambah materi pada tulisan yang dipublikasikan di web tersebut.

Kegitan pemutakhiran yang telah disampaikan diatas disebut dengan blogging. Dan orang yang mengelola isi dari weblog tersebut biasanya terkait dengan tema materi atau nama blog suatu web pembelajaran.

Pada tulisan ini, akan dikemukakan penggunaan blended learning yang dioptimalkan untuk proses pembelajaran melalui saluran dan pesan pendidikan seperti blog pada suatu web pembelajaran, yang pemnafaatnya digunakan sebagai peningkatan dan perkembangan media pembelajaran. Proses

blending learning diperkenalkan sebagai mekanisme untuk menentukan komposisi campuran dan model spiral pembelajaran yang diperkenalkan sebagai metode atau cara untuk merekonstruksi siswa, (penyampaian pesan pendidikan) kepada aspek kognitif. Hal ini termasuk juga kedalam jenis teori belajar konstruktivisme. Proses yang ini dimaksudkan untuk merekonstruksi pikiran siswa melalui aplikasi weblog, yang kemudian dibahas sebagai komponen blended learning dan e-learning serta lingkungan belajar.

Kita juga dapat mendifinisikan blended learning sebagai pendekatan pedagogi yang mencampur berbagai jenis sumber daya pendidikan (yang mungkin berasal dari berbagai sumber) dalam rangka menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi target audience atau peserta didik pada suatu lembaga formal maupun non formal yang mengakses media blog pembelajaran melalui web.

Hubungan antara model blended learning dengan proses kognitif bahwa pendekatan pembelajaran konstruktivisme ini, dimaksudkan untuk menstimulasi dan mendukung proses pembelajaran. Hal ini, merupakan aspek penting dari sebuah proses belajar mengajar adalah akuisisi pengetahuan dan keterampilan.

Pemanfaatan blended learning (dengan weblog) ini akan mencapai tujuan yang baik untuk meningkatakan multimedia di dalam proses pembelajaran jika, management didalamnya dapat terkondisikan dengan baik pula, dimulai dari proses perencanaan, pengelolaan, pengembangan sampai penilaian berikut dengan sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Definisi E-Learning

Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar banyak orang mengatakan E-Learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.

Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai berikut:

E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001).

E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com, 2001)

E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia).

E-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. (Maryati S.Pd.,)

E-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.( Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko (BPMA)).

E-learning adalah sebuah rancangan aplikasi untuk pengelolaan dan pendistribusian materi pendidikan dan latihan melalui berbagai media elektronik, seperti Internet, LAN, WAN, broadband, wireless, dan sebagainya. (Novira Putri Ayuningtyas).

E-learning tidak hanya merupakan materi training yang di-online-kan tetapi meliputi proses distribusi informasi, komunikasi, edukasi, pelatihan, dan manajemen pengetahuan.

E-learning merupakan sistem berbasis web (internet) yang memungkinkan informasi dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa saja yang berhak serta kapan saja dan dimana saja.

E-learning memberikan perangkat baru untuk memberikan nilai tambah pada berbagai model pendidikan tradisional di kelas, buku pelajaran, CD-ROM, serta pelatihan berbasis komputer lainnya.

E-learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi (dalam hal ini internet) sebagai sarana efektif dan memperluas pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu secara real-time.

E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi meningkatkan dan mengambil manfaat dari materi-materi dan teknologi pengiriman baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan e-learning, para siswa akan lebih diberdayakan, karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada guru tetapi beralih ke siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya akses ke berbagai sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat individual sehingga siswa yang aktif dan cepat menyerap materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.[2]

Matthew Comerchero dalam E-Learning, Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006] mendefinisikan: E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-

Learning (Wahono, 2005, p. 1).

Menurut Allan J. Henderson, E-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003). Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugraha,2007).

William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet). Terdiri dari beberapa kata kunci ; Pembelajaran jarak jauh. E-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.[4]

Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. E-learning, seperti juga namanya Electronic Learning disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan).[5] Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.[6]

Pembelajaran yang di tunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.[7]

Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga persamaan dalam hal manfaat yang bisa dinikmati dari e-learning yaitu Fleksibilitas[8], Independent Learning*9+, Biaya.[10]

E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.[11] Bagaimana memanfaatkan e-learning secara optimal? Seperti halnya pembelajaran dengan cara lain, e-learning bisa memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi, diantaranya: Tujuan.[12].

Pembelajar.[13] Dukungan.[14] Media lain.[15] Pilih yang Anda perlu.[16]

Komponen E-Learning mencakup:

Perangkat keras

Infrastruktur/jaringan

Perangkat lunak

Materi/Isi

Strategi interaksi

Pemeran (dosen, mahasiswa dan lain-lain)

Skenario e-Learning memungkinkan mahasiswa dapat kontak langsung dengan: Mahasiswa lain, Dosen, Berbagai materi dan sumber belajar dalam bentuk elektronik. Materi yang dimaksud bisa dalam bentuk bahan ajar, materi tugas, soal ujian/tes maupun bentuk linkages.[17]

Manfaat E-learning

Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/ dosen/ instruktur akan lebih mudah :

melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir

mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya

mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain, diantaranya adalah:

Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).

Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).

Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :

a. Manfaat bagi siswa

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita

dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas

pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.

b. Manfaat bagi pengajar

Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa

guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan pemerataan pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d) meningkatkan kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f) meningkatkan wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta (h) meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.[18] E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut

pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).

Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru:

Dari Sudut Peserta Didik

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta didik yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

Dari Sudut Instruktur (guru)

Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat: (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,

(2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah

mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta

didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf,

1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:

Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).

Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih

terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai tutorial elektronik (Anggoro, 2001).

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach adalah global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi

menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.[19]

Fitur E-learning

E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008, p. 10):

Konten yang relevan dengan tujuan belajar.

Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.

Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.

Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous).

Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.[25]

G. Elemen E-learning

Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari e-learning

(Clark & Mayer, 2008, p. 10):

1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.

Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.

Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.[26]

H. Aspek Penting dalam E-learning

E-learning menciptakan solusi belajar formal dan informal.

Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki karakteristik berikut:

just in time tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya.

on-demand tersedia setiap saat.

bite-sized tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.

2. E-learning menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia.

Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning hanya membuat konten saja. Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas sosial. E- learning menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui komunitas online pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu antara sesama pengguna e-learning.

E-learning mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama. E-learning bukan aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).

E-learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).[27]

Arsitektur E-learning

Arsitektur View Interaktif Penggunaan

Receptive. Akuisisi Informasi Rendah.

Penginformasian.

Directive.

Peguatan respons.

Medium.

Melakukan prosedur seperti penggunaan software.

Guided Discovery.

Konstruksi wawasan Tinggi.

Melakukan strategi seperti pemecahan masalah.[28]

Pro dan kontra terhadap E-Learning

Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa di samping daerah jangkauan kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan nara sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi (Wildavsky, 2001). Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran elektronik dapat membantu membangun / mengembangkan rasa bermasyarakat di kalangan peserta didik sekalipun mereka terpisah jauh satu sama lain. Guru atau instruktur dapat menugaskan peserta didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok untuk mengembangkan dan mempresentasikan tugas yang diberikan. Peserta didik yang menggarap tugas kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas homepage atau web. Selain itu, peserta didik sendiri dapat saling berkontribusi secara individual atau melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail (Website kudos, 2002). Concord Consortium (2002) (http://www.govhs.org/) mengemukakan bahwa pengalaman belajar melalui media elektronik semakin diperkaya ketika peserta didik dapat merasakan bahwa mereka masing-masing adalah bagian dari suatu masyarakat peserta didik, yang berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak lagi merasakan terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling bahu-membahu untuk mendukung satu sama lain demi keberhasilan kelompok. Lebih jauh dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-Learning, para guru dan peserta belajar mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal satu sama lainnya. Para peserta belajar sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya yang membina mereka belajar melalui kegiatan e-Learning. Di samping itu, para guru e-Learning ini juga aktif melakukan pembicaraan (komunikasi) dengan orangtua peserta didik melalui telepon dan email karena para orang tua ini merupakan mitra kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya dengan komunikasi antara sesama para peserta e-Learning. Di pihak manapun kita berada, satu hal yang

perlu ditekankan dan dipahami adalah bahwa e-Learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan kegiatan pembelajaran konvensional di kelas (Lewis, 2002).

Tetapi, e- Learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas. E-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan. Sekalipun diakui bahwa belajar mandiri merupakan Basic Thrust kegiatan pembelajaran elektronik, namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih membutuhkan interaksi yang memadai sebagai upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Reddy, 2002).[29]

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan E-Learning dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Definisi E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain, atau proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.

Manfaat E-learning adalah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, mengontrol kegiatan belajar peserta didik, Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

Sejarah dan Perkembangan E-learning pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (Computer-Assisted Instruction ) dan komputer bernama PLATO.

Keuntungan Menggunakan E-learning diantaranya Fleksibel, Menghemat waktu proses belajar mengajar, Mengurangi biaya perjalanan, biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku), Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas

E-Learning 2.0 adalah cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS).

Fitur E-learning yaitu Konten yang relevan dengan tujuan belajar, Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar, Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar, Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous), Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar

Elemen E-learning yaitu apa, bagaimana dan mengapa dari e-learning Apa : memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar, Bagaimana, didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar, Mengapa, ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.

Aspek Penting dalam E-learning yaitu menciptakan solusi belajar formal dan informal, menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia, mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran.

Arsitektur E-learning yaitu Receptive, Akuisisi Informasi Rendah, Penginformasian, Directive, Peguatan respons, Medium, Melakukan prosedur seperti penggunaan software, Guided Discovery, Konstruksi wawasan Tinggi, Melakukan strategi seperti pemecahan masalah.

Pro dan kontra terhadap E-Learning, bagi yang kontra mengatakan bahwa Di samping daerah jangkauan kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan nara sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi). Bagi yang pro mengatakan bahwa e-learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas. E-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan.

komponen yang membentuk e-Learning adalah:

Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.

Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.

Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.

Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Oh ya terminologi yang berhubungan dengan e-Learning sebenarnya banyak. Ada online learning, software learning, multimedia learning, computer based learning. Boleh dikatakan semua bisa diwakili oleh e-Learning, baik dalam perspektif umum (online learning, computer based learning) maupun dalam perspektif komponen e-Learning (multimedia learning sebagai komponen e-Learning content dan software learning sebagai komponen e-learning system).

Sedikit perlu kita garis bawahi untuk terminologi distance learning. Terminologi distance learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar dan proses pembelajaran tidak menggunakan media elektronik, misalnya universitas terbuka yang dulu mengirimkan

module pembelajaran lewat pos. Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning kebanyakan sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk ke definisi e-Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau open university yang ada di dunia ini tetap menggunakan term distance learning, karena mungkin sudah lebih lama dan terbiasa digunakan. Yang pasti secara kohesi terminologi, distance learning akan dekat dengan terminologi open university dan synchronous learning.

Fitur Unik Bimbingan Belajar Online yang dipakai oleh situs

FOCUS-A

Web Tutor Virtual

Tutor Web virtual adalah ruang kelas virtual dimana guru terpilih telah mempersiapkan catatan yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipilih. Web tutor terdiri dari gambar dan suara melalui penjelasan yang dapat dimainkan dan diberhentikan melalui tombol Play dan Stop oleh anak-anak anda.

Semua topik yang tersedia di bimbingan belajar Online FOCUS-A ini disusun berdasarkan silabus (kurikulum) Departemen Pendidikan Indonesia.

Setelah pelajar-pelajar menghabiskan Virtual Web Tutor ini, mereka boleh melanjutkan diri ke peringkat selanjutnyanya yaitu dengan latihan Web Topik.

Web-Assessment

Di Web-Assesment, soal-soal ujian akan diperbarui dan diberikan secara berkala. Jenis-jenis pertanyaan untuk ujian ini mulai dari tingkat mudah, sedang dan sulit. Penilaian dibuat setingkat demi setingkat untuk membuat pembelajaran lebih mudah dan menyenangkan. Mirip dengan Web-Topic, pelajar-pelajar harus mendapatkan NILAI MINIMAL 80% dan ke atas untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Dengan nilai minimal 80%, bimbingan belajar online Focus-A langsung akan mendorong siswa untuk berprestasi dalam studi mereka dan secara tidak langsung memotivasi mereka untuk unggul dalam segala hal yang mereka lakukan.

Instant Marking Answers ( Menandai jawaban secara instant )

Dalam bimbel online Focus-A, semua pertanyaan segera diperiksa setelah jawabannya di-klik oleh pelajar-pelajar. Instant Marking ini adalah cepat. Oleh karena itu, pelajar-pelajar dapat mengidentifikasi kesalahan-kesalahan mereka secara langsung dan mampu menghafal kesalahan mereka agar tidak diulangi dikemudian hari. Siswa juga didorong dengan kata-kata bermotivasi.

Web-Editor

Web Editor membolehkan pelajar-pelajar untuk menjawab pertanyaan subjektif. Kertas pertanyaan akan dievaluasi oleh pembimbing setiap subyek dan kemudian akan dinilai dan dicatat dalam kartu skor siswa. bimbingan belajar Online Focus-A adalah satu-satunya program bimbel online yang mendukung kertas pertanyaan dan jawaban.

Web-Dictionary

Fungsi dari Kamus Web adalah untuk menjelaskan setiap kata yang tidak dimengerti oleh siswa. Hanya double klik pada kata tertentu dan penjelasannya akan dilakukan dalam format Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Mandarin.

Web- Trial Exam

Bagian ini akan memberi kertas ujian yang disiapkan khusus untuk pelajar-pelajar. Web-Trial Exam juga dapat memberi persiapan akhir sebelum pelajar-pelajar siap untuk ujian yang sebenarnya.

Web-Past Year Exam

Bimbingan belajar Online FOKUS-A memberikan kertas ujian hingga 5 tahun yang sebelumnya. Kertas ujian tahun lalu memberi peluang kepada pelajar-pelajar untuk bersedia dan menghindari phobia ujian yang semakin umum di kalangan pelajar-pelajar sekolah pada masa sekarang.

Semua soal ujian tahun lalu ditetapkan dalam sistem mereka secara otomatis, serupa dengan ujian yang nyata. Hal ini menciptakan lingkungan ujian dan akan meningkatkan keyakinan mereka untuk menghadapi ujian akan datang.

Catatan dalam Web Notes disusun oleh guru-guru dalam format pemetaan pikiran, nilai dan bentuk-bentuk grafis. Cara ini lebih mudah untuk difahami, menarik dan interaktif. Catatan ini juga bisa dicetak untuk revisi pada masa tertentu.

Web-Score Card

Web-Score Card memberikan kedua pelajar dan orang tua dengan hasil nilai dari pembelajaran yang telah dibuat dari semua Web-Topik, Web-Assesment, Web-Trial Exam dan Web Past Year

Exam. Web-Score Card ini dapat membantu para orang tua untuk mengetahui kinerja anak-anak mereka dan kemajuan dalam studi mereka.

Web Notes

Results Stored Online

Semua hasil Web-Topik, Web-Assessment, Web-Trial Exam dan Web Past Year Exam yang telah dilakukan oleh pelajar-pelajar dicatat dan disimpan secara online. Latihan yang dilakukan sebelumnya dapat ditinjau oleh kedua orang tua dan juga pelajar-pelajar pada kapan saja, di mana saja.

Focus-A Web Forum

Dalam bimbel online Focus-A, pelajar-pelajar, guru-guru bahkan orang tua dapat berdiskusi atau bertukar pikiran pada setiap topik tertentu. Siapapun bisa memulai sebuah topik yang menarik. Sebagai contoh, seorang pelajar sekolah yang tidak memahami suatu topik tertentu dapat menanyakan sebuah pertanyaan, dan semua orang dapat berpartisipasi dalam diskusi itu.

Focus-A online Chat

Online Chat adalah obrolan antar pelajar dan guru yang log in pada masa yang sama. Pelajar dan Guru bisa mendiskusikan dan bertukar pikiran, membuat topik baru chatting dan memilih topik yang ingin berpartisipasi. Chat room memberikan lingkungan yang sehat bagi siswa untuk membuat teman-teman dan membahas topik secara intelektual.