Konsep Dasar Cemas - Copy

download Konsep Dasar Cemas - Copy

of 40

Transcript of Konsep Dasar Cemas - Copy

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    1/40

    i

    KONSEP DASAR CEMAS (ANSIETAS)

    DALAM KEPERAWATAN

    DISUSUN OLEH :

    1. YUMNI RUMIWANG2. ASRIATUN3. RAMANDA SATRIA K.4. M. RAMLI5. AHMAD CHAERI6. NI NYOMAN SULASTI7. LILIS SULASTRI

    YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1

    MATARAM

    2014

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    2/40

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat

    bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu

    kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah

    ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

    Kami membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang

    jelas agar mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang kami

    miliki, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan

    makalah kami yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.

    Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

    Mataram, Maret 2014

    Penyusun

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    3/40

    iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

    BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    1.1Latar Belakang .................................................................................. 11.2Tujuan ............................................................................................... 21.3Manfaat .............................................................................................. 2

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

    2.1Konsep Cemas .................................................................................... 32.1.1Pengertian Cemas ..................................................................... 32.1.2Etiologi Cemas .......................................................................... 32.1.3Gejala-Gejala Cemas ................................................................ 52.1.4Tingkat Cemas .......................................................................... 72.1.5Patofisiologi Cemas ................................................................ 102.1.6Pathaway Cemas ..................................................................... 132.1.7Penatalaksanaan Cemas .......................................................... 142.1.8Pencegahan Cemas ................................................................ 15

    2.2Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................... 172.2.1Pengkajian .............................................................................. 172.2.2Diagnosa Keperawatan .......................................................... 232.2.3Intervensi Keperawatan ......................................................... 242.2.4

    Implementasi Keperawatan .................................................... 33

    2.2.5Evaluasi ................................................................................... 34BAB 3 PENUTUP ...................................................................................... 35

    3.1Simpulan ......................................................................................... 353.2Saran ................................................................................................ 35

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    4/40

    iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Respon Fisik Ansietas .......................................................................... 9

    Tabel Respon Fisiologis terhadap Ansietas ................................................. 18

    Tabel Respon Perilaku, Kognitif dan Afektif .............................................. 19

    Perbedaan Ansietas dan Ketakutan ............................................................. 25

    Dignosa dan Intervensi Keperawatan Klien Kecemasan

    (Rasmun, 2009) ............................................................................................ 28

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    5/40

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangKesehatan jiwa adalah suatu kondisi perasaan sejahtera secara

    subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri,

    kebugaran dan kemampuan pengendalian diri. Indikator mengenai keadaan

    sehat mental/psikologi/jiwa yang minimal adalah individu tidak merasa

    tertekan atau depresi (Sujono Riyadi dan Purwanto Teguh, 2009).

    Salah satu bentuk dari gangguan kesehatan jiwa yaitu adanya

    kecemasan (ansietas). Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau

    kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber seringkali tidak

    spesifik atau tidak diketahui oleh individu) yaitu perasaan takut yang

    disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (Wilkinson, 2012). Perasaan ini

    merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan

    terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

    ancaman.

    Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan. Jumlah

    mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik

    mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan

    pria 2 banding 1. Pertimbangan ini berdasarkan hasil studi Bank Dunia yang

    menyatakan bahwa gangguan kesehatan jiwa khususnya gangguan kecemasan

    merupakan salah satu penyebab utama hilangnya kualitas hidup manusia.

    Meski belum pasti di negara Indonesia prevalensi gangguan kecemasan

    diperkirakan berkisar antara 9-12% populasi umum. Angka populasi yanglebih besar yaitu 17-27% (Arfines Yustin, 2011).

    Berdasarkan hasil penelitian Yanes P. Taluta (2014) tentang tingkat

    kecemasan dengan mekanisme koping pada penderita Diabetes Melitus tipe II

    di RSUD Tobelo didapatkan tingkat kecemasan ringan 12,5%, kecemasan

    sedang 43,8%, dan mekanisme koping adaptif 62,5%, mekanisme koping

    maladaptif 37,5%. Kesimpulannya, ada hubungan tingkat kecemasan dengan

    mekanisme koping pada penderita Diabetes Melitus tipe II.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    6/40

    2

    Solusi yang diberikan penulis untuk mengurangi dan mencegah

    kecemasan yaitu dengan mengontrol pernapasan yang baik, melakukan teknik

    relaksasi (misalnya, tarik napas dalam), melakukan pendekatan agama dan

    keluarga serta berolahraga.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul

    Konsep Kecemasan (Ansietas).

    1.2Tujuan1.2.1Tujuan Umum

    Mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang kesehatan jiwa

    terutama yang berhubungan dengan kecemasan.

    1.2.2Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui pengertian dari cemas2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya cemas3. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dari cemas4. Untuk mengetahui proses terjadinya cemas5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada klien

    cemas

    1.3Manfaat1. Sebagai bahan pengetahuan untuk dikembangkan lebih jauh2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca3. Menambah daya kritis terhadap penulis4. Mempermudah dalam pembuatan asuhan keperawatan pada klien

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    7/40

    3

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Konsep Cemas2.1.1Pengertian Cemas (Ansietas)

    Menurut Suliswati (2005), kecemasan merupakan respon

    individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami

    oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan

    merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat

    diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa

    objek yang spesifik.

    Anxiety disordermerupakan kecemasan yang berlebihan seperti

    kecemasan akan harga diri, kecemasan akan masa depan dan

    sebagainya. Anxiety disorderdapat diartikan sebagai suatu ketegangan

    yang memuncak sehingga menimbulkan kegelisahan dan kehilangan

    kendali akibat adanya penilaian yang subjektif dari proses komunikasi

    interpersonal (Abdul Nasir, 2011)

    Sementara itu kecemasan menurut Sujono Riyadi dan Teguh

    Purwanto (2009), ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

    menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

    berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

    Jadi, kecemasan (ansietas) adalah suatu keadaan khawatir dan

    gelisah berlebihan pada objek yang tidak jelas (tidak spesifik) yang

    merupakan suatu keadaan emosi dan bersifat subjektif.

    2.1.2Etiologi CemasPenyebab kecemasan menurut Trismiati (2004), yaitu lemahnya

    ego yang akan menyebabkan ancaman dan memicu munculnya

    kecemasan. Sumber ancaman terhadap ego tersebut berasal dari

    dorongan yang bersifat insting dari id dan tuntutan-tuntutan dari

    superego. Ego disebut sebagai eksekutif kepribadian, karena ego

    mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan

    kemana ia akan memberikan respon, dan memutuskan insting-insting

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    8/40

    4

    manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Dalam

    melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif ini, ego harus berusaha

    mengintegrasikan tuntutan id, superego, dan dunia luar yang sering

    bertentangan. Hal ini sering menimbulkan tegangan berat pada ego dan

    menyebabkan timbulnya kecemasan.

    Sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan

    tersebut bersifat lebih umum dan dapat berasal dari berbagai kejadian di

    dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang. Suatu

    kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari sumber-

    sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah

    penyebab terjadinya kecemasan pula.

    Sumber-sumber kecemasan adalah need-need untuk menghindar

    dari terluka (harmavoidance), menghindari teracuni (infavoidance),

    menghindar dari disalahkan (blamavoidance) dan bermacam sumber-

    sumber lain. Disamping ketiga need tersebut, kecemasan dapat

    merupakan reaksi emosional pada berbagai kekhawatiran, seperti

    kekhawatiran pada masalah sekolah, masalah finansial, kehilangan

    objek yang dicintai dan sebagainya.

    Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, wanita lebih

    cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan pria, pria lebih

    aktif, eksploratif, sedangkan wanita lebih sensitif. Wanita lebih mudah

    dipengaruhi oleh tekanan-tekanan lingkungan daripada pria. Wanita

    juga lebih cemas, kurang sabar, dan mudah mengeluarkan air mata.

    Jadi, wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada pengukuran ketakutan

    dalam situasi sosial dibanding pria.Menurut Suliswati (2005), kecemasan tidak dapat dihindarkan

    dari dari kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan.

    Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan

    hubungan interpersonal. Hal yang dapat menimbulkan kecemasan

    biasanya bersumber dari :

    1. Ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap kebutuhandasar makan, minum kehangatan, seks.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    9/40

    5

    2. Ancaman terhadap keselamatan diri :a. Tidak menemukan integritas diri

    b. Tidak menemukan status dan prestisec. Tidak memperoleh pengakuan dari orang laind. Ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata

    2.1.3Gejala-Gejala CemasMenurut Suliswati (2005), secara langsung kecemasan dapat

    diekspresikan melalui respons fisiologis dan psikologis dan secara tidak

    langsung melalui pengembangan mekanisme koping sebagai pertahanan

    melawan kecemasan.

    1. Respons fisiologis. Secara fisiologis respons tubuh terhadapkecemasan adalah dengan mengaktifkan system saraf otonom

    (simpatis maupun parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan

    mengaktivasi proses tubuh, sedangkan system saraf parasimpatis

    akan meminimalkan respons tubuh. Reaksi tubuh terhadap stress

    (kecemasan) adalah fliht atau flight.

    Bila korteks otak menerima rangsang akan dikirim melalui saraf

    simpatis ke kelenjar adrenal yang akan melepaskan adrenalin atau

    epinefrin sehingga efeknya antara lain napas menjadi lebih dalam,

    nadi meningkat dan tekanan darah meningkat. Darah akan tercurah

    terutama ke jantung, susunan saraf pusat dan otot. Dengan

    peningkatanglikogenolisismaka gula darah akan meninggi.

    2. Respons psikologis. Kecemasan dapat mempengaruhi aspekinterpersonal maupun personal. Kecemasan tinggi akan

    mempengaruhi koordinasi dan gerak refleks. Kesulitanmendengarkan akan mengganggu hubungan dengan orang lain.

    Kecemasan dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan

    keterlibatan dengan orang lain.

    3. Respons kognitif. Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuanberpikir baik proses pikir maupun isi pikir, diantaranya adalah tidak

    mampu memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa,

    menurunnya lapangan persepsi, bingung.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    10/40

    6

    4. Respons afektif. Secara afektif klien akan mengekspresikan dalambentuk kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi

    terhadap kecemasan.

    Setiap individu berbeda dalam menghadapi suatu stimulus. Satu

    individu mungkin menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang

    menyerang tanpa peringatan, sementara yang lain mendapat gugup dan

    tak berdaya. Terkadang seseorang mencoba untuk menghilangkan

    perasaan takut atau perasaan takut tersebut justru menyelimuti hingga

    membuat pikiran membosankan. Namun, gejala utama dari kecemasan

    yaitu tetap takut atau timbul perasaan khawatir dalam situasi dimana

    kebanyakan orang tidak akan merasa terancam (Abdul Nasir, 2011).

    Selain gejala utama yang berlebihan yang ditandai dengan

    perasaan takut dan khawatir, tanda umum lainnya dari gejala perasaan

    gelisah adalah :

    1. Perasaan ketakutan.2. Terganggu berkonsentrasi.3. Merasa tegang dan gelisah.4. Antisipasi yang terburuk.5. Cepat marah, resah.6. Merasakan adanya tanda-tanda bahaya.7. Merasa seperti hilang dari pikiran kosong.

    Sedangkan menurut Dyah Surti (2013), ansietas dan

    gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala

    fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri

    punggung dan kepala, ketegangan otot, nafas pendek, mudah lelah,sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat,

    takikardi, palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering,

    sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa

    mengganjal di tenggorokdan rasa mual di perut.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    11/40

    7

    2.1.4Tingkat CemasSujono Riyadi dan Purwanto Teguh (2009) mengidentifikasi

    ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki

    karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan

    individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari

    lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas yaitu :

    1. Cemas ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari danmenyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

    persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan

    menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

    2. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untukmemusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang

    tidak penting.

    3. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individucenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik

    dan tidak dapat berfikir pada hal yang lain. Semua prilaku

    ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan

    banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

    4. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan denganketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang

    yang mengalami panik tidak mampu melakukan suatu walaupun

    dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi

    kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas

    motorik,menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang

    lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yangrasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan

    jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi

    kelelahan yang sangat bahkan kematian.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    12/40

    8

    Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat

    memproses informasi belajar dan menyelesaikan masalah.

    Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietasini.

    Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik,

    keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon

    defensive terjadi, dan keterampilan kognitif menurun signifikan.

    Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan

    pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital

    meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas

    dan kemarahan atau menggunakan cara psikomotor emosional.

    Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-tanda vital meningkat, pupil

    membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan

    satu-satunya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu

    tersebut.

    Sisi negatif ansietas (kecemasan) atau sisi yang membahayakan

    ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau

    potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan

    individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi

    interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan

    ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda

    bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar

    kehidupan individu sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan

    distabilitas emosional.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    13/40

    9

    Tabel respon fisik ansietas

    No Tingkat

    ansietas

    Respon fisik Respon kognitif Respon

    emosional

    1 Ringan (1) Ketegangan otot

    ringan, sadar akan

    lingkungan, rileksatau sedikit

    gelisah, penuh

    perhatian, rajin

    Lapang persepsi

    luas, terlihat

    tenang, percayadiri, perasaan

    gagal sedikit,

    waspada dan

    memperhatikan

    banyak hal,

    mempertimbangk

    an informasi,

    tingkat

    pembelajaran

    optimal

    Perilaku otomatis,

    sedikit tidak

    sabar, aktivitasmenyendiri,

    terstimulasi,

    tenang

    2 Sedang (2) Ketegangan ototsedang, tanda-

    tanda vital

    meningkat, pupil

    dilatasi mulai

    keringat, sering

    mondar-mandir,

    memukulkan

    tangan,

    kewaspadaan dan

    ketegangan

    meningkat, suaraberubah bergetar

    dann nada suara

    tinggi, sering

    berkemih, sakit

    kepala, dan pola

    tidur berubah,nyeri punggung

    Lapang persepsimenurun, tidak

    perhatian secara

    selektif, focus

    terhadap stimulasi

    meningkat,

    rentang perhatian

    menurun,

    penyelesaian

    masalah menurun,

    pembelajaran

    terjadi denganmemfokuskan

    pemikiran.

    Tidak nyaman,murah

    tersinggung,

    kepercayaan diri

    goyah, tidak

    sabar, gembira.

    3 Berat (3) Ketegangan otot

    berat, hipervetilasi,

    kontak bulu mata

    buruk, pengeluaran

    keringat

    meningkat, bicara

    cepat, nada suara

    tinggi, tindakan

    tanpa tujuan dan

    sembarangan,

    rahang menegang,

    mengertak gigi,

    kebutuhan ruang

    gerak meningkat,

    mondar-mandir,

    berteriak, meremastangan, gemetar.

    Lapang persepsi

    terbatas, proses

    berfikir terpecah-

    pecah, sulit

    berfikir,

    penyelesaian

    masalah buruk,

    tidak mampu

    mempertimbangk

    an informasi,

    hanya

    memperlihatkan

    ancaman,

    prekupasi dengan

    fikiran sendiri,

    egosentris

    Sangat cemas,

    agitasi, takut,

    binggung, merasa

    tidak adekuat,

    menarik diri,

    penyangkalan,

    ingin bebas

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    14/40

    10

    4 Panik (4) Flight, fight

    (keinginan untk

    pergi selamanya),

    ketegangan ototsangat berat,

    agitasi motorik

    kasar, pupil

    dilatasi, tanda-tanda vital

    meningkat

    kemudian

    menuruun, tidak

    dapat tidur,

    hormone strees danpersepsi

    neurotransmitter

    bekurang, wajahmenyeringai,

    terngganga.

    Persepsi sangat

    sempit, fikiran

    tidak logis,

    terganggu,kepribadian

    kacau, tidak dapat

    menyelesaikan

    masalah, focuspada fikiran

    sendirjadi,i, tidak

    rasional, sulit

    memahami

    stimulus

    eksternal,halusinasi, ilusi

    mungkin terjadi.

    merasa

    terbebani, merasa

    tidak mampu,

    tidak berdaya,

    lepas kendali,

    mengamuk, putus

    asa, marah, sangat

    takut,

    mengharapkan

    hasil yang buruk.

    2.1.5Patofisiologi Cemas1. Faktor Predisposisi Kecemasan

    Sujono Riyadi dan Purwanto Teguh (2009) mengatakan

    bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh dua ampuls yaitu impuls

    yang datang dari luar dan impuls datang dari dalam diri individu.

    Factor predisposisi dari kecemasan adalah sebagai berikut :

    a. Dalam pandangan psikoanalitik, kecemasan adalah konflikemosional yang terjadi antar dua elemen kepribadian Id dan

    superego. Id mewakili dorongan insting dan impulsive primitif

    individu. Sedangkan superego mewakili mencerminkan hati

    nurani individu dan dikendalikan oleh norma-norma budaya

    individu tersebut. Ego atau Aku berfungsi menengahi tuntutan

    dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan

    adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

    b. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbuldari perasaan takut terhadap tidak adanya peneriamaan dan

    penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan

    perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    15/40

    11

    sesuatu yang disayangi individu, sehingga dapat menimbulkan

    kelemahan spesifik.

    c. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produkfrustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

    individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar

    perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan

    untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk

    menghindari kepedihan. Ahli tentang pembelajaran meyakini

    bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya

    dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering

    menunjukan kecemasan pada kehidupn selanjutnya.

    d. Kajian keluarga menjelaskan bahwa gangguan kecemasanmerupakan hal yang bisa ditemui dalam suatu keluarga.

    e. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptorkhusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini membantu individu

    untuk mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-

    gamma neuroregulator (GABA) juga memainkan peran utama

    dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan,

    sebagaimana dengan peran endofrin. Selain itu, telah

    dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai

    akibat nyata sebagai predisposisi terhadap kecemasan.

    Kecemasan mungkin disertai gangguan fisik dan selanjutnya

    menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

    2. Stresor PencetusSujono Riyadi dan Purwanto Teguh (2009) membagi stresor

    pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stresor

    pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:

    a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi, distabilitas fisiologisyang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan

    aktivitas sehari-hari. Pada ancaman ini, stressor yang berasal

    dari sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dapat

    menyebabkan gangguan fisik (misalnya infeksi virus, polusi

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    16/40

    12

    udara). Sedangkan yang menjadi sumber internalnya adalah

    kegagalan mekanisme fisiologis tubuh (misalnya sistem jantung,

    sistem imun, pengaturan suhu dan perubahan fisiologi selama

    kehamilan.

    b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakanidentitas,harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dalam

    individu. Ancaman yang berasal dari sumber eksternal yaitu

    kehilangan orang yang berarti (meninggal, perceraian, pindah

    kerja) dan ancaman yang berasal dari sumber internal berupa

    gangguan hubungan interpersonal dirumah, tempat kerja, atau

    menerima peran baru.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    17/40

    13

    2.1.6Pathway

    Respon

    fisiologis

    Respon

    psikologisRespon kognitif Respon afektif

    Otak

    Saraf simpatis dan

    parasimpatis

    Korteks adrenal

    Melepaskan adrenalin

    dan epineprin

    NadiNapas

    dalamTD

    Pola napastidak efektif

    Curahjantung

    Glikogenolisis

    Mempengaruhi

    aspek personal

    dan interpersonal

    Menarik diri

    Gangguan

    konsep diri

    Proses pikir

    Isi pikir

    Konsentrasi ,

    bingung, mudah

    lupa

    Mekanisme

    koping tidak

    efektif

    Emosi

    Bingung,

    curiga

    Gangguan

    pola tidur

    Kerusakanintegritas

    kulit

    Stressor Predisposisi :

    Periatiwa traumatic Konflik emosional Konsep diri terganggu Frustasi Gangguan fisik Mekanisme koping keluarga Riwayat gangguan kecemasan Medikasi

    Stressor Prepistasi :

    Ancaman terhadap integritasfisik (internal dan eksternal)

    Ancaman terhadap harga diri(internal dan eksternal)

    Cemas

    Koordinasi+gerak

    reflex

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    18/40

    14

    2.1.7Penatalaksanaan CemasMenurut Abdul Nasir (2011), terapi kognitif-perilaku dan

    eksposur adalah dua terapi yang efektif untuk perawatan anxiety

    disorder. Keduanya adalah jenis terapi perilaku yang berarti mereka

    berfokus pada perilaku yang bukan pada konflik atau masalah

    psikologis masa lalu. Terapi perilaku untuk kegelisahan biasanya

    berlangsung antara 5-10 sesi per minggu.

    1. Cognitive behavior therapy. Seperti namanya, terapi kognitif-perilaku berfokus pada pemikiran (cognitions) selain perilaku. Bila

    digunakan dalam perawatan anxiety disorder, terapi kognitif-

    perilaku membantu kita mengidentifikasi tantangan yang negative

    dari suatu pola pikir dan kepercayaan yang irrasional sehingga

    menyebabkan kegelisahan.

    2. Eksposur terapi. Dalam terapi ini, klien klien dilindungi dari suatuketakutan sehingga klien merasa aman, dengan cara mengontrol

    lingkungannya. Melalui penelusuran peristiwa kejadian yang lalu,

    baik dalam imajinasi atau kenyataannya atau yang selalu

    dikhawatirkan baik objek atau situasi, klien akan diharapkan

    mampu untuk mengontrol ketakutannya dan secara perlahan dapat

    menurunkan kecemasannya secara bertahap.

    Dalam kasus anxiety disorder ringan, perawatan berikut ini

    dapat memberikan bantuan yang cukup bagi diri penderita sendiri.

    1. Latihan-latihan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan 30 menitlatihan yang dilakukan tiga sampai lima kali seminggu dapat

    memberikan bantuan untuk mengatasi kegelisahan secarasignifikan. Untuk mencapai hasil yang maksimal, setidaknya bisa

    melakukan latihan aerobik 1 jam per hari.

    2. Teknik relaksasi. Bila dilakukan secara teratur, teknik relaksasiseperti meditasi pemusatan pikiran, relaksasi otot progresif, kontrol

    pernapasan dan visualisasi dapat mengurangi kegelisahan dan

    meningkatkan perasaan santai, serta kestabilan emosional.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    19/40

    15

    3. Biofeedback. Menggunakan sensor yang mengukur secara spesifikfungsi fisiologis, seperti: denyut jantung, bernapas dan ketegangan

    otot. Biofeedback mengajarkan kita untuk mengenali tubuh saat

    terjadi kegelisahan.

    4. Hipnotis. Hipnotis kadang-kadang digunakan dalam kombinasidengan terapi kognitif-perilaku untuk kegelisahan. Saat kita sedang

    berada pada keadaan yang sangat rileks, biasanya hipnoterapis

    banyak memberikan sugesti positif untuk membantu kita

    menghadapi ketakutan dan melihat ketakutan melalui persepsi yang

    baru.

    2.1.8PencegahanCara pertama mencegah kecemasan yaitu dengan meningkatkan

    kekebalan tubuh terhadap stress. Menurut Aziz Alimul (2009), untuk

    mencegah timbulnya stress dapat dilakukan dengan cara :

    1. Pengaturan diet dan nutrisiPengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif

    dalam mengurangi atau mengatasi stress melalui makan dan minum

    yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal makan

    secara teratur, menu bervariasi, hindari makanan dingin dan

    monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.

    2. Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam

    mengatasi stress karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan

    memulihkan keletihan fisik dan keadaan tubuh. Tidur yang cukup

    akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-selyang rusak.

    3. Berhenti merokokBerhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi

    stress karena dapat meningkatkan status kesehatan dan

    mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    20/40

    16

    4. Tidak mengkonsumsi minuman kerasMinuman keras merupakan factor pencetus yang dapat

    mengakibatkan terjadinya stress. Dengan tidak mengkonsumsi

    minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik,

    segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak

    mengandung alcohol.

    5. Pengaturan berat badanPeningkatan berat badan merupakan factor yang dapat

    meningkatkan stress karena mudah menurunkan daya tahan tubuh

    terhadap stress. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan

    ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stress.

    6. Pengaturan waktuPengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam

    mengurangi dan menanggulangi stress. Dengan pengaturan waktu

    segala pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat

    dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara

    menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek

    produktivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk

    menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

    7. Kontrol pernapasan yang baikRasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal

    ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika

    respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk

    jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah

    oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar,kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual.

    Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan

    perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol

    pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

    8. Melakukan relaksasiKecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal

    terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    21/40

    17

    dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara

    duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah

    menemukan kenyamanan selama 30 menit.

    9. Pendekatan agamaPendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap

    pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan

    akan memberikan harapan-harapan positif.

    10.Pendekatan keluargaDukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi

    kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang

    dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang

    dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat

    tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota

    keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk

    memecahakan masalah Anda yang terbaik.

    11.OlahragaOlahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olahraga akan

    menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang

    tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri

    Anda.

    2.2Konsep Asuhan Keperawatan2.2.1Pengkajian

    Menurut Sujono Riyadi dan Purwanto Teguh (2009), pengkajian

    ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejalaatau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.Data

    fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami ansietas adalah

    sebagai berikut :

    1. PerilakuAnsietas dapat diekspresikan secara langsung melalui

    perubahan fisiologis dan perilaku yang secara tidak langunsg

    melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    22/40

    18

    untuk melawan ansietas. Intensitas dari perilaku akan meningkat

    sejalan dengan peningkatan ansietas.

    Tabel respon fisiologis terhadap ansietas

    Sistem Tubuh Respons

    Kardiovaskuler Palpitasi

    Jantung berdebar

    Tekanan darah meningkat

    Denyut nadi menurun

    Pingsan

    Neuromuskuler Reflek meningkat

    Reaksi terkejut

    Mata berkedip-kedip

    Insomnia

    Gelisah

    Wajah tegang

    Kelemahan umum

    Gerakan yang janggal

    Tremor

    Pernapasan Napas cepat

    Sesak napas

    Pembengkakan pada tenggorokan

    Sensasi tercekik

    Napas dangkal

    Tekanan pada dada

    Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan

    Rasa tidak nyaman pada abdomen

    Menolak makan

    Nyeri abdomen

    Mual

    Nyeri ulu hatiDiare

    Saluran perkemihan Sering berkemih

    Tidak dapat menahan kencing

    Kulit Wajah kemerahan

    Telapak tangan berkeringat

    Berkeringat seluruh badan

    Gatal

    Rasa panas dan dingin

    Wajah pucat

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    23/40

    19

    Tabel respon perilaku, kognitif dan afektif

    Sistem Respons

    Perilaku Gelisah

    Ketegangan fisikReaksi terkejut

    Bicara cepat

    Kurang koordinasi

    Cenderung mengalami cidera

    Menarik diri dari hubungan interpersonal

    Inhibisi

    Melarikan diri dari masalah

    Menghindar

    Hiperventilasi

    Sangat waspada

    Kognitif Perhatian terganggu

    Konsentrasi buruk

    Pelupa

    Salah dalam memberikan penilaian

    Preokupasi

    Hambatan berpikir

    Lapang persepsi menurun

    Bingung

    Sangat waspada

    Kesadaran diri

    Kehilangan objektivitas

    Takut kehilangan kendali

    Takut pada gambaran visual

    Takut cidera atau kematian

    Mimpi buruk

    Afektif Mudah terganggu

    Tidak sabar

    Tegang

    Gugup

    Ketakutan

    Waspada

    Rasa bersalah

    Mati rasa

    Malu

    Kecemasan

    Kekhawatiran

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    24/40

    20

    2. Sumber kopingIndividu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan

    menggunakan atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik

    dari sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumber koping

    diantaranya adalah aset ekonomi, kemampuan memecahkan

    masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi

    sumber-sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi strategi

    koping yang efektif (Suliswati, 2005).

    3. Mekanisme kopingKemampuan individu menanggulangi kecemasan secara

    konstruksi merupakan faktor utama yang membuat klien berperilaku

    patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami kecemasan ia

    mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan

    dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan,

    mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis,

    tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga,

    mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada

    orang lain (Suliswati, 2005).

    Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang,

    berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati

    (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis,

    yaitu :

    a. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas.Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah

    individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress denganmenilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah,

    memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.

    1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah ataumengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.

    2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupunpsikologik untuk memindahkan seseorang dari sumber

    stress.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    25/40

    21

    3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah caraseseorang mengoperasikan, mengganti tujuan, atau

    mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.

    b. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Kopingini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini

    seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut

    mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak

    membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk

    menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah

    adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :

    1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaanmekanisme pertahanan klien.

    2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apapengaruhnya terhadap disorganisasi kepribadian.

    3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadapkemajuan kesehatan klien.

    4) Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.4. Skala kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

    Menurut Yanes P. Taluta (2014), kecemasan dapat diukur

    dengan alat ukur kecemasan yang disebutHARS(Hamilton Anxiety

    Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan

    yang didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang

    mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat

    14 simptomyang nampak pada individu yang mengalami

    kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skorantara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan

    pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton.

    SkalaHamilton Anxiety Rating Scale(HARS) dalam penilaian

    kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi:

    a. Perasaan cemas : cemas firasat buruk, takut akan pikiransendiri, mudah tersinggung.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    26/40

    22

    b. Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudahterganggu dan lesu.

    c. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bilatinggal sendiri dan takut pada binatang besar.

    d. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malamhari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

    e. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dansulit konsentrasi.

    f. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenanganpada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang

    hari.

    g. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi,suara tidak stabil dan kedutan otot

    h. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur,muka merah dan pucat serta merasa lemah.

    i. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadimengeras dan detak jantung hilang sekejap.

    j. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

    k. Gejalagastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badanmenurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan

    sesudah makan, perasaan panas di perut.

    l. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahankeneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

    m.Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, mukamerah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

    n. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar,mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot

    meningkat dan napas pendek dan cepat.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    27/40

    23

    Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

    kategori:

    0 = tidak ada gejala sama sekali

    1 = Ringan / Satu dari gejala yang ada

    2 = Sedang / separuh dari gejala yang ada

    3 = berat / lebih dari gejala yang ada

    4 = sangat berat / semua gejala ada

    Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor

    dan item 1-14 dengan hasil:

    Skor < 14 = tidak ada kecemasan.

    Skor 14 - 20 = kecemasan ringan.

    Skor 2127 = kecemasan sedang.

    Skor 2841 = kecemasan berat.

    Skor 4256 = panik.

    2.2.2Diagnosa KeperawatanPembentukan diagnose keperawatan mengharuskan untuk

    perawat menentukan kualitas (kesesuaian) dari respons pasien, kuantitas

    (tingkat) dari ansietas pasien dan sifat adaptif atau maladaptif dari

    mekanisme koping yang digunakan(Sujono Riyadi dan Purwanto

    Teguh, 2009).

    Suatu pengkajian keperawatan yang lengkap mencakup semua

    respons maladaptive pasien. Banyak masalah keperawatan tambahan

    akan terindetifikasi dengan cara dimana ansietas pasien secara

    respirokal mempengaruhi area lain dalam kehidupan.

    Ansietas termasuk diagnosa keperawatan dalam klasifikasi TheNorth American Nursing Diagnosis Association (NANDA), faktor yang

    berhubungan:

    1. Pola pernapasan, Ketidakefektifan2. Koping, Ketidakefektifan3. Pemeliharaan kesehatan, Ketidakefektifan4. Nutrisi, Ketidakseimbangan5. Sindrom pasca trauma

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    28/40

    24

    6. Sindrom setres akibat perpindahan, Resiko7. Harga diri, Rendah situasional8. Persepsi sensori, Gangguan9. Pola tidur, Gangguan10.Interaksi sosial, Hambatan11.Proses pikir, Gangguan

    Sedangkan menurut Rasmun (2009), diagnosa keperawatan

    yang mungkin muncul pada klien dengan ansietas yaitu :

    1. Resiko terhadap perilaku kekerasan yang berhubungan dengankecemasan (sedang, berat, panik).

    2. Kecemasan (spesifikan) yang berhubungan dengan harga dirirendah.

    3. Defisit perawatan diri sehari-hari yang berhubungan denganhalusinasi.

    4. Perubahan penampilan diri (spesifikan)yang berhubungan dengan;defisit perawatan diri.

    5. Kecemasan yang berhubungan dengan regimen terapeutik takefektif (ketidaktahuan).

    6. Regimen terapeutik tak efektif yang berhubungan dengan kopingkeluarga tak efektif; ketidakmampuan.

    2.2.3Intervensi KeperawatanMenurut Wilkinson (2006), ansietas harus dibedakan dari

    ketakutan karena tindakan keperawatannya mungkin berbeda. Ketika

    pasien takut, perawat berusaha untuk memindahkan sumber ketakutan

    atau membantu pasien mengatasi dengan ketakutan yang spesifik.Ketika pasien cemas, perawat membantu mengidentifikasi penyebab

    ansietas; namun, ketika sumber kecemasan tidak diidentifikasi, perawat

    membantu pasien untuk menyelidiki dan mengekspresikan perasaan

    kecemasan.

    Ketakutan dan ansietas menampilkan kesulitan dalam diagnostic

    karena tidak saling mengekslusif. Seseorang yang takut biasanya cemas

    juga. Penundaan pembedahan dapat menjadi etiologi untuk ketakutan,

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    29/40

    25

    tetapi hamper seluruh perasaan tentang pembedahan berkaitan dengan

    ansietas. Karena etiologi (pembedahan) tidak dapat diubah, intervensi

    keperawatan harus berfokus pada dukungan mekanisme koping pasien

    untuk mengatasi ansietas. Banyak tanda dan gejala sama yang tampil

    baik pada ketakutan dan ansietas; peningkatan frekuensi pernapasan dan

    jantung, dilatasi pupil, diaphoresis, ketegangan otot dan kelelahan.

    Perbedaan Ansietas dan Ketakutan

    Ansietas Ketakutan

    Manifestasi fisiologis Stimulasi system saraf

    parasimpatis dengan peningkatan

    gastrointestinal

    Hanya respons simpatis

    penurunan aktivitas

    gastrointestinal

    Jenis ancaman Biasanya psikologis (misalnya

    terhadap citra diri); tidak jelas,

    tidak spesifik

    Sering karena fisik (misalnya

    keamanan); spesifik, dapat

    diidentifikasi

    Perasaan Tidak jelas, perasaan tidak

    menentu

    Perasaan ketakutan, kekhawatiran

    Sumber perasaan Tidak diketahui oleh orang

    tersebut; tidak sadar

    Diketahui oleh orang tersebut

    Pasien harus meningkatkan ketrampilan dalam mengendalikan

    ansietas dan kontruktif. Dengan cara ini klien menjadi kuat dan lebih

    terintegrasi(Sujono Riyadi dan Purwanto Teguh, 2009).

    Dignosa keperawatan : ansietas berat/panik

    Kriteria hasil : pasien akan mengurangi ansietasnya sampai

    tingkat sedang atau ringan

    Tujuan jangka pendek Intervensi Rasional

    Pasien dapat terlindung

    dari bahaya

    Dukung dan terima mekanisme

    pertahanan diri klien.

    Kenalkan klien pada realita

    kesedihan yang berhubungan

    dengan mekanisme kopingnya

    saat ini.

    Berikan umpan balik pada klien

    tentang prilaku, stesor dan

    Ansietas berat dan panik

    dapat di kurangi dengan

    mengizinkan klien untuk

    menentukan besarnya

    stress yang dapat di

    tangani.

    Jika klien tidak mampu

    menghilangkan ansietas,

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    30/40

    26

    sumber koping.

    Hindari perhatian terhadap

    fobia, ritual atau keluhan fisik.

    Kuatkan ide bahwa kesehatanfisik berhubungan dengan

    kedehatan emosional.

    Batasi prilaku maladaptif klayen

    dengan cara yang mendukung.

    ketegangan dapat

    mencapai tingkat panic

    dan klien dapat

    kehilangan kendali.

    Klien akan mengalami

    situasi yang lebih sedikit

    menimbulkan ansietas

    Bersikap tenang terhadap klien.

    Kurangi stimulus lingkungan.

    Batasi interaksi klien dengan

    klien lain, untuk menimalkan

    aspek menularnya asietas.

    Identifikasi dan modifikasi

    situasi yang dapat menimbulkan

    ansietas bagi klien.

    Berikan tindakan fisik yang

    mendukung, seperti mandi air

    hangat dan masase.

    Perilaku klien dapat di

    modifikasi dengan

    mengubah lingkuan dan

    interaksi klien dengan

    lingkungan

    Klien akan terlibat dalam

    aktivitas yang dijadwalkan

    sehari-hari

    Ikutlah terlibat dengan aktivitas

    klien untuk memberikan

    dukungen dan penguatan prilaku

    produktif secara sosial.

    Berikan beberapa jenis latihan

    fisik.

    Rencanakan jadwal atau

    aktivitas yang dapat dilakukan

    setiap hari.

    Libatkan anggota kluarga dan

    system pendukung lainnya.

    Dengan mendorong

    aktivitas kluar rumah,

    perawat membatasi

    waktu klien yang tersidia

    untuk mekanisme koping

    dertruktif sambil

    meningkatkan partisipasi

    dan menikmati aspek

    kehidupan lainnya.

    Klien akan mengalami

    penyembuahan dan gejala-

    gejala ansietas berat.

    Berikan medikasi yang dapat

    membantu mengurangi rasa

    tidak nyaman klien.

    Amati efek samping medikasi

    dan lakukan penyuluhaan

    kesehatan yang relevan.

    Efek hubungan

    terapeutik daspat di

    tingkatkan jika kendali

    kimiawi terhadap gejala

    memungkinkan klien

    untuk perhatian pada

    konflik yang mendasari.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    31/40

    27

    Diagnosa keperawatan : ansietas sedang

    Kriteria hasil : pasien akan menunjukkan cara koping adaptif

    terhadap stres

    Tujuan jangka pendek Intervensi Rasional

    Klien akan

    mengidentifikasi dan

    menggambarkan perasaan

    tentang ansietasnya

    Bantu pasien mengidentifikasi

    dan menggambarkan perasaan

    yang mendasari kecemasan.

    Kaitkan perilaku klien dengan

    perasaan tersebut.

    Validasikan semua perasaan dan

    asumsi kepada pasien.

    Gunakan pertanyaan terbukauntuk beralih dari topic yang

    tidak mengancam ke isu-isu

    konflik.

    Variasikan besarnya ansietas.

    Gunakan konfrontasi suportif

    dengan bijaksana.

    Untuk mengadopsi

    respon koping yang baru,

    klien pertama kali harus

    menyadari perasaan dan

    mengatasi penyangkalan

    dan resistens yang

    disadari atau tidak

    disadari.

    Pasien akan

    mengidentifikasi penyebab

    ansietas.

    Membantu klien

    menggambarkan situasi dan

    interaksi yang mendahului

    ansietas.

    Tinjau penilaian klien terhadap

    stesor, nilai-nilai yang terancam

    dan cara konflik berkembang.

    Hubungkan pengalaman klien

    dengan pengelaman yang

    relepan pada masa lalu.

    Setelah perasaan ansietas

    dikenali, klien harus

    mengerti

    perkembangannya

    termasuk stressor

    pencetus, penilai stressor

    san sumber yang tersedia

    Pasien akan menguraikan

    respon koping adaktif dan

    maladaktif

    Kaji bagaimana klien

    menurunkan ansietasnya di

    masa lalu dan tindakan yang di

    lakukan untuk menurunkannya.

    Tunjukan efek maladaktif dan

    destruktif dari respon koping

    saat ini.

    Dorong klien menggunakna

    koping adaktif yang efektif di

    masa lalu.

    Respon koping adaktif

    dapat di pelajari melalui

    analisa mekanisme

    koping yang di gunakan

    di masa lalu, penilaian

    ulang stressor,

    menggunakan sumber

    koping yang tersedia dan

    menerima tanggung

    jawab untuk berubah.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    32/40

    28

    Fokuskan klien pada tanggung

    jawab untuk berubah.

    Bantu klien untuk mengevaluasi

    nilai, sipat dan arti stressor padasaat yang tepat.

    Bantu klien secara aktif

    mengkaitkan hubungan sebab

    akibat.

    Pasien akan

    mengimplementasikan dua

    respon adaktif untuk

    mengatasi ansietas

    Bantu klien mengidentifikasi

    cara untuk membangun kembali

    pikiran, memodifikasi prilaku,

    menggunakan sumber dan

    menguji respon koping yang

    baru.

    Dororng klien melakukan

    aktivitas fisik untuk

    menyalurkan energi.

    Libatkan orang terdekat sebagai

    sumber koping dan dukungan

    sosial.

    Ajarkan tehnik relaksasi untutk

    meningkatkan percaya diri.

    Individu dapat mengatasi

    steres dengan mengatur

    distress emosional yang

    menyertainya melalui

    tehnik penatalaksanaan

    stress.

    Dignosa dan intervensi keperawatan klien kecemasan (Rasmun, 2009)

    No Diagnosa

    Keperawatan

    Penyebab Intervensi Keperawatan

    1 Resiko tinggi

    terhadap tindakan

    kekerasan yang

    diarahkan pada diri

    sendiri atau

    lingkungan, atau

    orang lain

    - Perkembangan ego yangterlambat

    - Hubungan orang tuaanak yang tidak

    memuaskan

    - Retardasi mental yangringan sampai berat

    - Disfungsi dari systemkeluarga

    - Lingkungan tidakterorgaisis dan semraut

    - Amati prilaku pasiensesering mungkin, melalui

    aktivitas sehari-hari

    - Amati prilaku-prilakuyang mengarah bunuh diri,

    cermati pernyataan,

    pernyataan verbal seperti

    tak lama lagi aku akan

    bunuh diri,sehingga aku

    tak merepotkan orang lain

    - Hindarkan alat-alat yang

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    33/40

    29

    - Penganiayaan danpengabaian anak

    - Rasa takut akanpenolakan

    - Ketidak mampuanmengungkapkan

    perasaan

    - Kemarahan dalam batindiri sendiri (jiwa

    tertekan)

    dapat digunakan untuk

    mencederai diri, seperti

    benda tajam, tali, benda

    keras dll- Lakukan kontak verbal

    ataupun tertulis dari pasien

    yang menyatakan

    persetujuannya untuk tidak

    mencelakakan diri sendiri,

    dan berjanji mencari

    bantuan saat niat

    mencederai diri itu timbul

    - Bantu pasien mengenalikapan kemarahan terjadi

    untuk menerima perasaan-

    perasaan tersebut sebagai

    perasaannya sendiri.

    - Perawat bertindak sebagaimodel peran yang sesuai

    untuk meneraima ekpresi

    parasaan klien, dan

    memberikan penguatan

    atas upaya positif dari

    klien

    - Arahkan energy marahkepada obyek yang tidak

    membahayakan misalnya

    kantong pasir untuk latihan

    tinju dll.

    - Usahakan untuk biasabersama dengan klien jika

    tingkat kegelisahan mulai

    meningkat

    - Sediakan alat yang cukupuntuk mengatasi

    kemungkinan klien

    menggunakan kekuatannya

    - Berikan obat penenang

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    34/40

    30

    sesuai instruksi, atau

    dapatkan pesanan yang

    dapat digunakan sewaktu-

    waktu, pantau efektifitasobat

    - Jika diperlukan siapkanruang isolasi untuk

    memberikan rasa aman

    pada klien lain.

    2 Koping individu

    takefektif; tidak

    dapat menolak

    keinginan untuk

    menyendiri

    - Harga diri yang rendah- Retardasi perkembangan

    ego

    - Model peran negative- Kurangnya umpan balik

    positif

    - Umpan balik negativeyang berulang

    mengakibatkan

    penurunan makna diri

    - Kenali dan beri dukunganterhadap kekuatan yang

    dimiliki oleh klien

    - Berikan semangat kepadaklien untuk mengetahui

    dan mengungkapkan

    perasaan tak adekuat dan

    perlunya penerimaan dari

    orang lain, tanyakan apa

    yang menyebabkan

    perasaan tingkah laku yang

    takefektif

    - Bantu pasien untukmengidentifikasi situasi

    yang menimbulkan sifat

    defensive

    - Berikanpenghargaan/pengakuan

    untuk tingkah laku yang

    positif.

    - Bantu klien untukmenentukan tujuan yang

    hendak dicapai bersama

    dengan klien mengevaluasi

    kemampuan yang telah

    dimiliki yang berkaitan

    dengan prilaku-prilaku

    baru.

    1-1

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    35/40

    31

    3 Kecemasn (sedang

    sampai berat ;

    sebutkan

    - Krisis stuasi- Maturasi- Ancaman terhadap

    konsep diri(dibayangkan ataupun

    nyata:spesipikan).

    - Kebutuhan yang takterpenuhi

    - Rasa takut terhadapkegagalan

    - Disfungsi systemkeluarga hubungan

    orang tua anak tak

    memuaskan

    - Tempramen bawaansejak kecil yang mudah

    di agitasi

    - Bina hubungan salingpercaya dengan klien,

    bersikap jujur, konsisten,

    tunjukan rasa hormat yangtulus dan positif.

    - Arahkan pada kegiatanyang dapat menurunkan

    ketegangan misalnya

    berjalan, jogging, latihan

    olah raga, music,

    pekerjaan rumah tangga

    dan permainana kelompok.

    - Anjurkan kepada klienuntuk mengenali

    perasaannya.

    - Ciptakan suasana tenang.- Gunakan cara

    reinforcemen dengan

    sentuhan, karena beberapa

    klien suka dengan

    sentuhan

    - Jika kecemasan 4berkurang temani klien

    untuk mengetahui

    pristiwa-pristiwa yang

    mendahului serangannya.

    Berikan obat penenang

    sesuai dengan program

    dokter dan kaji keefektifan

    obat kepada klien.

    4 Gangguan pola tidur - Ansietas- Rasa takut- Krisis stuasi dan

    maturasi

    - Perasaan asing terhadaplingkungan rumah sakit

    - Amati pola tidur, cacatkeadaan yang mengganggu

    tidur

    - Kaji gangguan-gangguanpola tidur yang langsung

    berhubungan dengan pola

    tidur

    - Duduk dengan klien

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    36/40

    32

    sampai dia tertidur

    - Pastikan tidak adamakanan dan minuman

    yang mengandung kafein.- Berikan sarana-sarana

    perawatan yang membantu

    tidur (gosok punggung,

    latihan gerak, relaksasi,

    music lembut, susu

    hangat).

    - Buat jadwal tidur yangrutin, hindari terjadinya

    deviasi dari jadwal tidur.

    - Beri jaminan keberadaanperawat pada malam hari

    ketika klien terbangun.

    5 Perubahan Nutrisi;

    kurang dari

    kebutuhan tubuh

    - Penolakan untuk makan- Asupan makan yang

    banyak tetapi diikuti

    oleh muntah yang dibuat

    sendiri

    - Penyalahgunaan obat-obat pencahar diuretic

    atau pil diet

    - Penggunaan tenaga fisikyang banyak yang

    diproduksi dari kalori

    yang masuk

    - Jika klien menolak makan,dokter melakukannya

    melalui pipa nasogastric

    - Berikan jumlah diet yangsesuai dengan kebutuhan,

    hal ini bicarakan dengan

    ahli diet

    - Jelaskan kepada klienrincian program perubahan

    perilaku yang

    direncanakan

    - Duduk, temani klien padasaat makan untuk memberi

    semangat

    - Klien diamati selamapaling kurang 1 jam

    menurut waktu makan

    - Klien perlu ditemanikekamar mandi untuk

    mencegah muntah yang

    dibuat sendiri

    - Timbang BB klien

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    37/40

    33

    - Berikan pengakuan dandukungan untuk setiap

    klien yang menghabiskan

    makanan, paling tidakseparuh porsi makan

    - Klien harus mengetahuibahwa kurangnya nutrisi

    dapat mengakibatkan hal

    yang lebih buruk bagi

    klien

    6 Gangguan citra

    tubuh (body image)

    - Kekurangan umpanbalik positif, kegagalan

    yang dirasakan

    - Harapan yang tidakrealistis

    - Perkembangan egomengalami retardasi

    - Rasa takut yang takwajar terhadap

    kegemukan

    - Bantu klien dalammengenali persepsi

    negative tentang diri,

    untuk mengetahui sifat-

    sifat positif

    - Berikan penguatan positifbagi penguatan yang

    dibuat secara mandiri yang

    mempengaruhi kehidupan

    klien

    - Berikan penguatan positifjika klien dapat mengenali

    dan dan menghindari

    perilaku maladaptive

    - Bantu klien dalammenerima diri

    sebagaimana adanya,

    termasuk kelemahan dan

    kekuatan

    2.2.4Implementasi KeperawatanImplementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari

    rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Aziz

    Alimul, 2009). Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda

    dengan rencana. Hal ini karena perawat belum terbiasa dengan rencana

    tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Rencana yang

    dilakukan adalah rencana tidak tertulis, apa yang dipikirkan, dirasakan.

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    38/40

    34

    Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal dan

    tidak memenuhi aspek legal. Fokus intervensi pada klien dengan respon

    ansietas menurut tingkatannya, yaitu :

    1. Intervensi dalam ansietas tingkat berat dan panikPrioritas tertinggi dari tujuan keperawatan harus ditujuakan untuk

    menurunkan ansietas tingkat berat atau panik pasien dan intervensi

    keperawatan yang berhubungan harus supportif dan protektif.

    2. Intervensi dalam ansietas tingkat sedangSaat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang

    perawat dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan

    reedukatif atau berorientasi pada pikiran. Intervensi melibatkan

    pasien dalam proses pemecahan masalah.

    2.2.5EvaluasiEvalusai adalah langkah terakhir dari proses keperawatan

    dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana

    keperawatan tercapai atau tidak (Aziz Alimul, 2009). Evaluasi ini harus

    di lakukan terus menerus pada respon ansietas klien terhadap tindakan

    keperawatan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi

    meliputi :

    1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasienberkurang dalam sifat, jumlah, asal atau waktunya?

    2. Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atautingkat yang lebih berat?

    3. Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan denganadekuat?

    4. Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyaipandangan terhadap perasaan tersebut?

    5. Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif ?6. Sudahkah pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi

    kecemasan?

    7. Apakah pasien menggunkan ansietas ringan untuk meningkatkanpertumbuhan dan perubahan personal?

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    39/40

    35

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1SimpulanKecemasaan merupakan suatu kegelisaan, kekhawatiran dan

    ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas. Kecemasan ini terjadi secara

    alami karena dapat melibatkan ketidakseimbangan kimia otak seperti

    seperti serotonin, dopamin atau norepinefrin. Kecemasan ini biasanya

    ditandai dengan anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit

    bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah

    marah atau tersinggung.

    Kecemasan dibagi dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki

    karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan

    individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya.

    Tingkatan kecemasan tersebut yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas

    berat dan panik.

    Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses

    informasi belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif

    mendominasi tingkat ansietasini. Ketika individu mengalami ansietas berat

    dan panik, keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih,

    respon defensive terjadi, dan keterampilan kognitif menurun signifikan

    3.2Saran1. Bagi Pembaca

    Dengan adanya makalah penyuluhan kesehatan ini diharapkan

    dapat memberikan manfaat bagi pembaca, namun tidak hanyaberpatokan pada makalah ini, yakni dapat termotivasi untuk mencari

    materi ini dari berbagai sumber.

    2. Bagi PenulisDiharapkan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan

    penulis tentang cara melakukan penyuluhan kesehatan yang benar

    sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/25/2018 Konsep Dasar Cemas - Copy

    40/40

    36

    Alimul, A. Aziz. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba

    Medika.

    Murdiningsih, Dyah Surti. 2013.Pengaruh Kecemasan terhadap Kadar Glukosa.

    Vol II. No. 2.

    Nasir, Abdul dan Muhith, Abdul. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa:

    Pengantar dan Teori.Jakarta: Salemba Medika.

    Rasmun, SKp., M.Kep. 2004. Stress, Koping dan Adaptasi. Jakarta : CV. Agung

    Seto.

    Riyadi, Sujono dan Purwanto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi

    Pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Suliswati, et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

    EGC.

    Taluta, Yanes P., et al. 2014. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Mekanisme

    Koping. Vol. II. No. 1.

    Trismiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita.Vol. I.

    No. 1.

    Wilkinson, Judith M. dan Ahern, Nancy R. 2006. Buku Saku Diagnosis

    Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Ed. 7

    (Terjemahan).Jakarta : EGC.

    Wilkinson, Judith M. dan Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis

    Keperawatan : Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Ed.

    9 (Terjemahan).Jakarta : EGC.

    Yustin, Arfines. 2011. Pengaruh Terapi Wewangian Terhadap Tingkat

    Kecemasan.Vol. I. No. 1.