KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM...

96
KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT KETURUNAN ARAB ( Studi Tentang Masyarakat Keturunan Arab Di Kecamatan Condet Jakarta Timur ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : M.ALI ASOBUNI NIM: 1111044100059 PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSHIYYAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M

Transcript of KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM...

Page 1: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM PERKAWINANMASYARAKAT KETURUNAN ARAB

( Studi Tentang Masyarakat Keturunan ArabDi Kecamatan Condet Jakarta Timur )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

M.ALI ASOBUNINIM: 1111044100059

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA( A H W A L S Y A K H S H I Y Y A H )FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1437 H/2015 M

Page 2: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta
Page 3: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta
Page 4: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta
Page 5: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

v

ABSTRAK

M.Ali Asobuni. NIM 1111044100059.KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AHNASAB DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT KETURUNAN ARAB. (StudiTentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta Timur).ProgramStudi Hukum Keluarga Islam, Konsentrasi Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas Syari’ah danHukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437/2015.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan konsep Kafa’ah Nasab danEksistensinya pada zaman sekarang ini terlebih di Wilayah Condet JakartaTimur .

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data primer berupawawancara dengan beberapa masyarakat keturunan arab yang berada di condet .Menggunakan metode analisis data kualitatif.

Konsep kafa’ah dalam perkawinan masyarakat keturunan arab di wilayah condetitu masih memprioritaskan nasab atau sesama keturunan dzurriyahRasulullah,Tujuannya adalah untuk meneruskan garis keturunan Rasulullah agar tidakputus oleh karenannya pantangan bagi mereka menikah dengan orang yang bukansekufu terhadap mereka. Itulah yang di anut dalam keluarga Sayyid. Namun adakeluarga Masayikh yang tidak memprioritaskan hal nasab atau garis keturunandisebabkan karena manusia di mata Allah sama kecuali hanya takwanya.

Menurut data Rabithah Alawiyah Eksistensi masyarakat keturunan Arab yangmasih memprioritaskan nasab itu sejumlah 13.717 Sejabodetabek namun di wilayahJakarta Timur mencapai jumlah 4.787 maka dapat disimpulakan bahwa Eksistensimasyarakat Arab yang melaksanakan konsep kafa’ah dalam hal nasab masih kuathingga zaman sekarang ini.

Kata kunci:konsep , kafa’ah nasab dan eksistensi dalam masyarakat keturunan Arab

Pembimbing : Drs. H. Ahmad Yani, MagDaftar puskata : Tahun 2000s.d. Tahun2014

Page 6: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

vi

KATA PENGANTAR

الرحیمبسم هللا الرحمن

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,

pembawa Syari’ahnya yang universal bagi semua umat manusia dalam setiap waktu dan

tempat hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua H.Nana Nurulyana dan Hj.

Hatijah serta keluarga besar Almarhum H.Daeni Bin Mansur, Hj. Murna terlebih kepada

kakak saya Ai Nurfalah S.Sos,I .Yang selalu memberikan dorongan, bimbingan, kasih

sayang, dan doa tanpa kenal lelah dan bosan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan

rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis

temukan, namun syukur alhamdulillah berkat rahmat dan rida-Nya, kesungguhan, serta

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung segala

kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga pada akhir skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.H.Abdul Halim,M.AgDan Bapak Arip Furqan, M.A.,selaku Ketua Prodi dan

Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs.H.Ahmad Yani,M.Ag dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.

Page 7: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

vii

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan Prodi Hukum

Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis

selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta para staf yang telah

banyak memberikan pelayanan yang baik dan kemudahan bagi penulis

dalammemenuhi bahan-bahan referensi selama penulis berada di Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Keluarga keturunan arab yang kepada bapak. Taufik Bin Abdul Qadir

Mahdami,Hadai Ahmad Dan Faizal Yamani, Umi Fathimah Bin Muhammad Bin

Ahmad Al-Idrus dan Abdul Qadir Bin Ali Bin Alwi Bin Salim Bin Abu Bakar Al-

Kaff. Penulis berikan rasa hormat dan ta’zim rasa terimakasih yang dengan

keterbukaan menerima penulis. Dengan kesabaran serta rela meluangkan waktu di

tengah aktivitasnya yang sangat sibuk serta memberikan informasi dan data yang

diperlukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan peradilan A dan B angkatan 2011, terimakasih atas

bantuan dan kebersamaan yang indah semasa kuliah hingga skripsi ini dapat di

selesaikan.mari kita raih cita-cita dan masa depan yang selama ini di impikan.

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat

ganda. Sungguh, hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan mereka

dengan kebaikan yang berlipat ganda pula.

8. Teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) AMNESIA(amanah masyarakat

indonesia) 2014.semoga kekompakan ini akan terus terjaga dengan humor yang

tinggi serta saling menghibur disaat kesedihan melanda dan tukar pengalaman

dalam wawasan ilmu pengetahuan. Merupakan cirri khas kita.terimakasih atas

Page 8: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

viii

keceriaan dan kebersamaannya dalam berbagai situasi dan kondisi, banyak

pengalaman dan pelajaran yang telah di berikan kepada penulis tentang arti

kehidupan dan kedewasaan dalam berfikir.semoga kebersamaan kita tidak

berakhir sampai disini.

9. Sahabat-sahabatku yang selalu menyemangatkan (Fahri Alvian, Fadli Khoirizadi,

Ahmad Robian, Hira Hidayat, Hatoli, Andi Asyraf, Rijaluddin, Jumili, Zaenal

Muttaqin) . Penulis menemukan arti sebuah persahabatan yang sesungguhnya,

pengertian, kesabaran, motivasi dan kebersamaan yang kalian ciptakan telah

memberikan kepercayaan tersendiri dalam hidup penulis.

Ciputat, 20 Oktober 2015

Muhammad Ali As-Shobuni

Page 9: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI............................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................... iv

ABSTRAK..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................9

D. Review Studi Terdahulu .....................................................................10

E. Metode Penelitian ...............................................................................12

F. Sistematika Penulisan .........................................................................14

BAB II KAFA’AH DALAM PERKAWINAN

A. Pengertian perkawinan ........................................................................15

B. Tujuan Perkawinan .............................................................................19

C. Rukun dan Syarat Perkawinan ...........................................................22

D. Pengertian dan Ukuran Kafa’ah ..........................................................28

E. Pendapat Ulama tentang Kafa’ah ........................................................33

BAB III GAMBARAN KECAMATAN KERAMAT JATI JAKARTA TIMUR

A. Gambaran Umum Daerah Kramat Jati ................................................39

B. Urusan Desentralisasi di Bidang Ekonomi, Sosial dan Pendidikan.....41

C. Sejarah Masyarakat Arab di Wilayah Condet......................................45

Page 10: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

x

BAB IV PELAKSANAAN KONSEP KAFA’AH NASAB

A. Konsep Kafa’ah Nasab dalam Perkawinan Masyarakat Arab di

Wilayah Condet ..................................................................................47

B. Eksistensi Konsep Kafa’ah Dalam Masyarakat Arab .........................56

C. Konsep Kafa’ah Nasab dan Eksistensi dalam Perkawinan

Masyarakat Keturunan Arab Di Wilayah Condet ...............................65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................69

B. Saran-saran...........................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................72

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan Islam perkawinan itu bukanlah hanya urusan

perdata saja, bukan pula sekedar urusan keluarga dan masalah budaya, tetapi

masalah yang menyangkut dalam keyakinan dan peristiwa agama. Oleh karena

itu perkawinan itu dilakukan untuk menaati sunah rasullullah dan perintah

Allah dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan petunjuk

Rasullullah Saw. serta mentaati prosedur yang diatur dalam peraturan negara.

Di samping itu, perkawinan juga bukan untuk mendapatkan ketenangan hidup

sesaat, tetapi untuk hidup selamanya. Oleh karena itu seseorang harus bisa

memilih pasangannya secara hati-hati dan dilihat dari berbagai segi. Ada

beberapa motivasi yang mendorong seorang laki-laki memilih seorang

perempuan untuk pasangan hidupnya dalam perkawinan dan demikian pula

dengan seorang perempuan waktu memilih laki-laki menjadi pasangan

hidupnya. Yang pokok diantaranya adalah karena kecantikan seorang wanita

atau kegagahannya seorang pria atau kesuburan keduanya dalam

mengharapkan anak keturunan, karena kekayaanya, karena

kebangsawanannya dan karena agamanya.1

Diantara alasan yang banyak itu maka yang paling utama dijadikan

motivasi adalah karena agamanya seperti halnya yang di sabdakan oleh

Rasullullah “Perempuan itu dikawini dengan empat motivasi yaitu karena

1Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), h.48.

Page 12: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

2

hartanya, karena kedudukannya atau kebangsaannya, karena kecantikannya

dan karena agamannya. Pilihlah perempuan karena agamanya, kamu akan

mendapatkan keberuntungan.”

Oleh karenanya yang dimaksud dengan agamanya disini adalah

komitmen keagamaannya atau kesungguhan dalam menjalankan ajaran

agamannya. Ini dijadikan pilihan utama karena itulah yang akan memberikan

keharmonisan dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan

warohmah. Kekayaan suatu ketika dapat lenyap dan kecantikan suatu ketika

dapat pudar demikian pula suatu kedudukan suatu saat akan hilang.2 Namun

zaman sekarang yang serba berubah membuat seseorang akan lebih memilih

sesuai dengan apa yang dikehendakinya bahkan ada pula yang masih berada

pada pengawasan dan pilihan orang tuanya atau dalam kata lain dijodohkan

sesuai dengan pilihan orang tuanya sehingga bila mana ini terjadi maka akan

ada ketidak suka kepada anak tersebut.

Perkawinan menurut hukum Islam sebagaimana ditegaskan dalam

kompilasi hukum Islam sama artinya dengan perkawinan, yaitu akad yang

sangat kuat atau mitsaqon ghalizan untuk menaati perintah Allah SWT dan

melaksanakannya sebagai ibadah.3

Nikah menurut ulama fiqh adalah adat yang di atur oleh agama untuk

memberikan kepada pria hak memiliki penggunaan farjin (kemaluan) wanita

2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h.49.3 Arso Sostroatmodjo, Hukum Perkawinan di Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),

h.29.

Page 13: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

3

dan seluruh tubuhnya untuk penikmatan sebagai tujuan primer.4

Dari berbagai macam pendapat yang sudah dijelaskan mengenai arti

sebuah pernikahan tersebut memberikan kesimpulan bahwa pernikahan itu

merupakan sebuah perjanjian yang mengikat antara seorang laki-laki dengan

seorang perempuan untuk menjalani sebuah kehidupan bersama dalam

berumah tangga sehingga dapat meneruskan keturunannya serta menjalankan

ibadah sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari pada perkawinan itu adalah untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai dengan

pasal 3 kompilasi hukum Islam.5

Dan didalam Al-qur’an Allah berfirman :

ن ۦ ته ومن ة ورمح لق لمك مقو ت )٢١: الروم(م ل

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah dia menciptakanpasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendir, agar kamu cenderung danmerasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dansayang. Sungguh pada yang demikian itu benar benar-benar terdapat tanda-tanda(kekuasaan Allah) bagi orang orang yang berfikir” (Q.S. ar-Rum (30): 21).

Pada ayat tersebut telah menetapkan sendi-sendi untuk membina

sebuah kehidupan yang tentram. Istri adalah kebahagiaan terindah yang di

dapatkan suami selepas mencari nafkah seharian. Penat dan lelah akan

menguap oleh kebahagiaan yang selalu menanti di depan pintu rumahnya.

Seorang istri dengan senyum manis, derai tawa, dan wajah berseri-seri akan

4Ibrahim Husain, Fiqh Perbandingan Masalah Pernikahan Jilid Satu, (Jakarta : PustakaFirdaus 2003), h.115.

5Abdurrohman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta : CV Akademika Pressido, 2010),h.114.

Page 14: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

4

menjadi simponi indah yang menyejukkan hati. Segala permasalahan

kehidupan terlupakan, hidu sungguh akan terasa indah. Pada diri pasangannya,

suami dan istri bisa menyalurkan hasrat biologisnya dengan landasan cinta,

kasih sayang, dan kesucian. Laki-laki dan wanita akan terjaga dari upaya

untuk melakukan hal-hal terlarang dan kemungkinan akan terjatuh dalam

perbuatan-perbuatan nista.6

Sebelumnya terjadinya pernikahan terdapat sebuah konsep yang

dinamakan kafa’ah, kafa’ah berasal dari bahasa arab, dari kata kafi’a yang

berarti sama atau setara. Kata ini merupakan kata yang terpakai dalam bahasa

arab dan terdapat dalam Al-Qur’an dengan arti sama atau setara. Contoh

dalam Al-Qur’an adalah dalam surat al-Ikhlas ayat 4:

)٤) : ١١٢(اإلخالص(يكن له كفوا أحد ومل

Artinya; “Tidak suatupun yang sama dengan-Nya”.

Kata kufu atau kafa’ah dalam perkawinan mengandung arti bahwa

perempuan harus sama atau setara dengan laki-laki sifat kafa’ah mengandung

arti sifat yang terdapat pada perempuan yang dalam perkawinan sifat tersebut

diperhitungkan harus ada pada laki-laki yang mengawininya. Kafa’ah itu

disyaratkan atau di atur dalam perkawinan Islam, namun karena dalil yang

mengaturnya tidak ada yang jelas dan spesifik baik dalam Al-Quran maupun

dalam hadis Nabi, maka kafa’ah menjadi pembicaraan dikalangan ulama, baik

mengenai kedudukannya dalam perkawinan maupun kriteria apa yang

digunakan dalam penentuan kafa’ah itu.

6Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Fiqh Wanita, (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006),h.74-76 .

Page 15: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

5

Penentuan kafa’ah itu merupakan hak perempuan yang akan kawin

sehingga bila dia akan dikawinkan oleh walinya dengan orang yang tidak se-

kufu dengannya dia dapat menolak atau tidak memberikan izin untuk

dikawinkan oleh walinya. Sebaliknya dapat pula dikatakan sebagai hak wali

yang akan menikahkan sehingga bila si anak perempuan kawin dengan laki-

laki yang tidak se-kufu, wali dapat mengintervensinya yang untuk selanjutnya

menuntut pencegahan berlangsungnya pernikahan itu.

Dalam hal ini yang dijadikan standar dalam penentuan kafa’ah itu

adalah status sosial pihak perempuan karena dialah yang akan dipinang oleh

laki-laki untuk dikawini. Laki-laki yang akan mengawininya paling tidak sama

dengan perempuan, seandainya lebih tidak menjadi halangan. Dan jika pihak

istri dapat menerima kekurangan laki-laki maka tidak jadi masalah. Masalah

akan timbul jika laki-laki yang kurang status sosialnya sehingga dikatakan si

laki-laki tidak se-kufu dengan istri. Dalam hal kedudukannya dalam

perkawinan terdapat beda pendapat di kalangan ulama.7 Jumhur ulama

termasuk Malikiyah, Syafi’iyah dan Ahlu ra’yi (Hanafiyah) dan satu riwayat

Imam Ahmad berpendapat bahwa kafa’ah itu tidak termasuk syarat dalam

pernikahan dalam arti kafa’ah itu hanya semata keutamaan dan sah pernikahan

antara orang yang tidak se-kufu (Ibnu Qudamah: 33) alasan yang mereka

gunakan ialah firman Allah surat al-Hujraat : 13

وقـبائل لتـعارفوا إن أكرمكم عند يا أيـها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنـثى وجعلناكم شعوبا)١٣]: ٤٩[الحجرات(الله أتـقاكم إن الله عليم خبري

7Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Fiqh Wanita, h.140-141.

Page 16: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

6

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa danbersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yangpaling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal(Q.S. al-Hujuraat (49) : 13).

Sebagai ulama termasuk satu riwayat dari Ahmad mengatakan bahwa

kafa’ah itu termasuk syarat sahnya perkawinan artinya tidak sah perkawinan

antara laki-laki dan perempuan yang tidak se-kufu. Dalil yang digunakan oleh

kelompok ulama ini adalah sepotong hadis nabi yang diriwayatkan oleh al-Dar

Quthniy yang dianggap lemah oleh kebanyakan ulama yang berbunyi :

“janganlah kamu mengawinkan perempuan kecuali dari yang se-kufu dan

jangan mereka dikawinkan kecuali dari walinya”.

Ukuran kafa’ah yang perlu diperhatikan dan menjadi ukuran adalah

sikap hidup yang lurus dan sopan, bukan karena keturunan, pekerjaan,

kekayaan dan sebagainya. Seorang lelaki yang sholeh walaupun dari

keturunan rendah berhak menikah dengan perempuan yang berderajat tinggi.

Laki-laki yang memiliki kebesaran apapun berhak menikah dengan

perempuan yang memiiki derajat dan kemasyhuran yang tinggi. Begitu pula

laki-laki yang fakir sekalipun, ia berhak dan boleh menikah dengan

perempuan yang kaya raya, asalkan laki-laki muslim dan dapat menjauhkan

diri dari meminta-minta serta tidak seorang pun dari pihak walinya

menghalangi atau menuntut pembatalan. Selain itu, ada kerelaan dari walinya

yang mengakadkan dari pihak perempuannya. Akan tetapi jika laki-lakinya

bukan dari golongan yang berbudi luhur dan jujur berarti tidak se-kufu dengan

perempuan yang shalihah.

Page 17: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

7

Bagi perempuan shalihah jika dikawinkan oleh bapaknya dengan

lelaki fasik kalau perempuannya masih gadis dan dipaksa oleh orang tuanya,

maka ia boleh menuntut pembatalan. 8

Sekilas mengenai adat perkawinan dan bentuk resepsi di sebagian

besar Negri Arab. Pada umumnya adat yang berlaku disini bahwa yang wanita

bekerja sama dengan suaminya dalam mengusahakan tempat tinggal dan

segala macamnya menurut kemampuannya dari kedua belah pihak. Selain dari

itu negri arab juga dikenal dengan mahalnya maskawin dan mewahnya dalam

mengadakan resepsi perkawinan. Di ceritakan bahwa di dalam sebuah resepsi

orang Arab cenderung menginginkan kemewahan sehingga masyarakat arab

memilih untuk menikah dengan seorang yang sudah mapan dan sudah ada

tanggung jawab untuk masa depannya yang di ceritakan oleh Syeikh Abdul

Aziz Bin Abdurrohman Al-Musna Kholid Bin Ali Al-Anbari.9

Namun pada kenyataannya, yang kemudian akan menjadi penelitian

penulis, tentang adanya konsep pernikahan Alawiyin yang memiliki

kecenderungan yang berbeda, cenderung berlainan dari teori kafa’ah yang

telah dipaparkan, karena mereka hanya mau menikahi sesama keturunan

Alawiyin yang disebut juga dengan ahl al-bait. Akan tetapi melarang mereka

untuk menikah dengan orang biasa, mengapa terjadi ketidak setaraan antara

laki-laki dan perempuan dalam hal menikah dengan orang yang di pilihnya

walaupun dari kalangan orang biasa atau bukan dari suku arab.

8 Abdulrahman Ghozali, Fiqih Munakahat: Kafa’ah Dalam Perkawinan, (Jakarta:Kencana, 2010), h. 96-97.

9 Syeikh Abdul Aziz Bin Abdurrohman Al-Musna Kholid Bin Ali Al-Anbari, Perkawinandan Masalahnya, (Jakarta: Pusaka al-kautsar, t.t) , h. 71.

Page 18: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

8

Namun dikatakan dalam kompilasi hukum Islam pada pasal 61

dikatakan “tidak se-kufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah

perkawinan, kecuali tidak se-kufu karena perbedaan agama atau ikhtilaafu al

dien”.10

Maka dari itu, berdasarkan uraian diatas, selanjutnya penulis akan

meneliti dan menjelaskan secara signifikan dan terperinci mengenai hal

tersebut, disamping untuk membuka cakrawala pengetahuan baru bagi kami

dalam menemukan titik temu dari persoalan tersebut. Penulis akan mencari

suatu korelasi atau hubungan teori kafa’ah (kesetaraan), dengan data empiris

kehidupan suatu golongan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu penulis

akan meneliti lebih dalam dan mengangkat permasalahan tersebut dalam

penelitian yang akan penulis lakukan, sehingga pertanyaan-pertanyaan telah

dilontarkan tersebut akan dicari jawabannya dalam rangka menemukan

benang merah, titik temu antara konsep Kafa’ah Nasab dan Eksistensi dalam

perkawinan masyarakat keturunan Arab, serta apakah teori kafa’ah masih

digunakan atau masih menjadi prioritas dalam perkawinan yang bertempat

tinggal di daerah Condet, Jakarta Timur.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka

permasalahan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada :

a. Konsep kafa’ah nasab dalam masyarakat keturunan arab di wilayah

Condet Jakarta Timur.

10Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: CV.Akademika Pressido, 2010),h.127.

Page 19: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

9

b. Banyaknya jumlah masyarakat keturunan arab diwilayah Condet.

c. Sejarah keberadaan masyarakat masyarakat keturunan arab di wilayah

condet.

d. Pengaruh sosial kafa’ah nasab dalam masyarakat keturunan arab di

wilayah condet.

2. Perumusan Masalah

Agar pembahasan pada skripsi ini tidak melebar luas dan panjang,

maka pembahasannya akan dibatasi pada seputar pemahaman mengenai

konsep kafa’ah nasab dan Eksistensi dalam perkawinan masyarakat

keturunan Arab di daerah Condet Jakarta Timur. Adapun rumusan masalah

pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana konsep kafa’ah nasab dalam perkawinan masyarakat Arab

diwilayah Condet ?

b. Bagaimana eksistensi kafa’ah nasab dalam masyarakat Arab di

wilayah Condet ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

suatu hal yang diperbolehkan setelah penelitian selesai. Dengan demikian

pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang

akan diperoleh setelah selesai penelitian.11

11 M.Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: GhaliaIndonesia, 202), h.44.

Page 20: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

10

Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui konsep kafa’ah didalam perkawinan masyarakat arab

2. Untuk mengetahui eksistensi kafa’ah dalam perkawinan masyarakat arab

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah :

1. Manfaat akademis

Memberikan pemahaman terbaru mengenai hal-hal yang terkait masalah

konsep kafa’ah dalam masyarakat suku arab

2. Manfaat praktis

Hasil studi ini diharapkan menjadi sebuah referensi baru didalam

perpustakaan sebagai bahan rujukan dalam bidang akademis.

D. Review Study Terdahulu

Dalam penelusuran pustaka yang dilakukan pada perpustakaan fakultas

syariah dan hukum UIN Syarif hidayatullah Jakarta, terdapat 6 buah judul

skripsi yang membahas tentang kafa’ah nasab. Berikut beberapa judul skripsi

yang bertemakan kafa’ah yang diajukan sebagai perbandingan.

No Nama Judul Perbandingaan1. Zakia Turifa Kafa’ah

pernikahandalam tradisikeluarga arab

a. Skripsi ini membahastentang prinsip kafa’ahdalam perkawinan padakeluarga al-atas

b. Perbedaan dengan judulskripsi ini yaitu tidakmembahas mengenaikonsep dan eksistensi dalamperkawinan masyarakatketurunan arab di wilayahcondet

2. Ilyas Kritis tentangkonsep kafa’ah

a. Skripsi ini hanya membahastentang persepsi mahasiswa

Page 21: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

11

dalamprespektifliberalismehukum

jabodetabek tentangkesamaan agama dalamperkawinan.

b. sedangkan penulismenjelaskan masalahkonsep kafa’ah daneksistensi dalamperkawinan masyarakatarab

3. Muhasor Peran kafaahdalampembentukankeluargaharmonis

a. Skripsi ini hanyamenjelaskan kafa’ahsebagai salah satu faktormenjadikan keluargaharmonis.

b. Sedangkan penulismembahas masalah kafa’ahdan eksistensi dalammasyarakat arab

4. Ema lasmawati Wali adhalkarena faktorkafa’ah

a. Skripsi ini membahastentang hukum adolnya walitentang kafa’ah tapi tidakmembahas masalaheksistensi kafa’ah dankonsep kafa’ah dalammasyarakat suku arab.

b. Perbedaannya yaitupembahasan kafa’ah disinilebih fokus pada konsepkafa’ah dan eksistensidalam perkawinanmasyarakat arab

5. Aulia Kafa’ah dalamperkawinanmenurutkelurahan sirnarasa kecamatantanjung

a. Skripsi ini membahastentang persepsi masyarakatkelurahan sirna rasakecamatan tanjung sariterhadap kafa’ah dalampernikahan

b. Perbedaannya yaitu skripsiini membahas tentangkonsep kafa’ah daneksistensi pada perkawinanmasyarakat arab

6. Sutikno Persepsimasyarakat

a. Skripsi ini membahastentang pendapat

Page 22: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

12

lebaksiu-tegalterhadapkafa’ah dalamperkawinan

masyarakat lebaksiu tegaltentang kafa’ah dalampernikahan

b. Perbedaannya yaitu, skripsiini membahas tentangkonsep kafa’ah daneksistensinya dalamperkawinan masyarakatketurunan Arab

E. Metodelogi Penelitian

Dalam membahas masalah-masalah dalam penelitian ini, diperlukan suatu

penelitian dalam pendekatan antropologi untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas dan gambaran dari masalah

tersebut secara jelas, tepat dan akurat.

Ada beberapa metode yang akan penulis gunakan antara lain :

1. Jenis penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research).

Penelitian lapangan ini adalah yang sumber datanya terutama diambil dari

obyek penelitian (masyarakat atau komunitas sosial) secara langsung di

daerahpenelitian.12

2. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat analitik merupakan kelanjutan dari penelitian

deskriptif yang bertujuan bukan hanya sekedar memaparkan karakteristik

tertentu, tetapi juga menganalisisa dan menjelaskan mengapa atau

bagaimana hal itu terjadi.

12 Yayan Sopyan, Buku Ajar: Pengantar Metodologi Penelitian, (t.t, 2010), h.32.

Page 23: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

13

3. Sumber data

a. Penelitian primer yaitu data yang di dapat dari hasil wawancara

langsung dengan masyarakat dan dalam penelitian ini menggunakan

teknik wawancara secara mendalam dengan menggunakan pokok-

pokok permasalahan sebagian pedoman wawancara. Pokok-pokok

tersebut guna menghindari terjadinya penyimpangan dari pokok masa

(waktu) penelitian selama wawancara.13

b. Penelitian sekunder dalam penelitian ini data yang digunakan penulis

adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, pada waktu penelitian

dimulai data telah tersedia.14

4. Teknik pengumpulan data

a. Menggunakan metode observasi, yaitu dengan cara mengadakan

analisa, pengamatan dan pencatatan secara terperinci serta sistematis

tentang pelaksanaan kafa’ah menurut adat istiadat habaib di daerah

kecamatan Condet Jakarta Timur.

b. Interview (wawancara) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan

dengan bertanya dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber

utama data.15

c. Daftar pustaka

13 Skripsi Ratih Inggar Febrian, h.10.14 Tomi Hendra Purwaka, Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Atmajaya,

2007), h.29.15 Ronny Kountur, Metode Penelitian Hukum Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, h.186.

Page 24: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

14

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini menjadi sistematis, maka penulis membagi

skripsi ini kedalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa

sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan mengenai Latar Belakang Masalah, pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Studi Review

Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II kafa’ah dalam perkawinan : pengertian perkawinan, tujuan

perkawinan, rukun dan syarat perkawinan, pengertian kafa’ah,

ukuran kafa’ah pendapat ulama tentang kafa’ah

BAB III Gambaran Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur : Gambaran

umum daerah Jakarta Timur, urusan desentralisasi dibidang

ekonomi, sosisal dan pendidikan, sejarah masyarakat Arab di

wilayah Condet

BAB IV Pelaksanaan Konsep Kafa’ah Nasab : konsep kafa’ah nasab dalam

masyarakat Arab di wilayah Condet, eksistensi kafa’ah nasab

masyarakat keturunan Arab dizaman sekarang analisis penulis .

BAB V Kesimpulan dan Saran

Page 25: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

15

BAB II

KAFA’AH DALAM PERKAWINAN

A. Pengertian Perkawinan

Perkawinan atau pernikahan dalam literature fiqih berbahasa Arab

disebut dengan dua kata, yaitu nikah (نكاح) dan zawaj (زواج). Kedua kata ini

yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang arab dan banyak terdapat

dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al-

Qur’an dengan arti kawin, seperti dalam QS.an-Nisa (4) : 3

))٣) : ٤(Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap anak yatim, makakawinilah perempuan-perempuan lain yang kamu senangi, dua, tiga atauempat orang, dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil, cukup satu orang.1

(Q.S. an-Nisa (4) : 3)

Demikian pula banyak terdapat kata za-wa-ja dalam Al-Qur’an dalam

arti kawin, seperti pada QS. al-Ahzab (33) : 37 :

1 Al-Quran dan Terjemahnya Kementrian Agama RI 2011, h. l 99.

Page 26: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

16

)

)٣٧) : ٣٣(األحزابMaka tatkala zaid telah mengakhiri keperluan (menceraikan) istrinya kamikawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukminuntuk (mengawini) mantan istri-istri anak angkat mereka… (Q.S. al-Ahzab(33) : 37)

Secara arti kata nikah berarti berarti “ bergabung ” (ضم), “hubungan

kelamin” (وطء) dan juga berarti “akad” (عقد) adanya dua kemungkinan arti ini

karena kata nikah yang terdapat dalam Al-Qur’an memang mengandung dua

arti tersebut. Kata nakah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 230:

)٢٣٠) : ٢(البقرة(زوجا غريه نكح تـ حتل له من بـعد حيت

Maka jika kami menalaknya (sesudah talak dua kali), maka perempuan itutidak boleh lagi dinikahinya hingga perempuan itu kawin dengan laki-lakilain. (Q.S al-Baqarah (2) : 230)

Mengandung arti hubungan kelamin dan bukan hanya sekedar akad

nikah karena ada petunjuk dari hadis Nabi bahwa setelah akad nikah dengan

laki-laki kedua perempuan itu belum boleh dinikahi oleh mantan suaminya

kecuali suami yang kedua telah merasakan nikmatnya hubungan kelamin

dengan perempuan tersebut.

Tetapi dalam Al-Quran terdapat pula kata nikah dengan arti akad,

seperti tersebut dalam firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 22:

Page 27: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

17

))٤ : (٢٢(

Dan janganlah kamu menikahi perempuan yang telah pernah dinikahi oleh

ayahmu kecuali apa yang sudah berlalu. (Q.S. an-Nisa (4) : 22)

Ayat tersebut mengandung arti bahwa perempuan yang dinikahi oleh

ayahnya haram dinikahi dengan semata ayah telah melangsungkan akad nikah

dengan perempuan tersebut meskipun diantara keduanya belum berlangsung

hubungan kelamin.2

Lafaz nikah mengandung tiga macam arti :

Pertama arti menurut bahasa, kedua menurut ahli ushul, ketiga arti menurut

ulama fiqh.

1. Arti nikah menurut bahasa : berkumpul atau menindas.

2. Arti nikah menurut ahli ushul terdapat tiga macam pendapat :

a. Nikah menurut arti aslinya adalah setubuh dan menurut arti madjazi

ialah aqad yang dengannya menjadi halal hubungan kelamin antara

pria dan wanita, dengan demikian menurut ahli ushul golongan Hanafi.

b. Nikah menurut arti aslinya adalah aqad yang dengannya menjadi halal

hubungan kelamin antara pria dan wanita, sedangkan menurut arti

madjazi ialah setubuh, dengan demikian menurut ahli ushul golongan

syafiiyah.

c. Nikah bersyerikat artinya antara aqad dan setubuh, dengan demikian

menurut abdul qasim azzadjjad, imam yahya, ibnu hazm dan sebagian

2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Arti Perkawinan, (Jakarta:Kencana, 2011) h.35-36.

Page 28: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

18

ahli ushul dari sahabat Abu Hanifah.3

Menurut istilah hukum Islam, terdapat beberapa definisi diantaranya

adalah :

الزواج شرعا هو عقد وضعه الشارع ليفيد ملك استمتاع الرجل بالمراة وحل استمتاع المراة بالرجل

Perkawinan menurut syara yaitu akad yang ditetapkan syara untuk

membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan

menghalalkan bersenang-senangnya perempuan dengan laki-laki.

Abu yahya zakariya Al-Anshary mendefinisikan :

ا هو عقد يـتضمن اباحة وطئ بلفظ انكاح او حنوه النكاح شرع Nikah menurut istilah syara ialah akad yang mengandung ketentuan

hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-kata

yang semakna dengannya. 4

Dalam kompilasi hukum Islam, pengertian perkawinan dan tujuan

perkawinan dinyatakan pada pasal 2 dan 3 sebagai berikut :

Pasal 2Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yangsangat kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah danmelaksanakannya merupakan ibadah.

Pasal 3Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

3 Ibrahim Husein, Fiqih Perbandingan Dalam Masalah Nikah-Thalaq-Rudjuk DanHukum Kewarisan, Definisi Nikah (Jakarta: Balai Penerbitan Dan Perpustakaan Islam, 1971), h.65.

4 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, Dasar-Dasar Umum Perkawinan (Jakata:Kencana, 2010), h .8.

Page 29: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

19

sakinah, mawaddah dan warahmah. 5

Menurut Sulaiman Rasjid nikah adalah salah satu asas pokok

kehidupan yang paling utama dalam pergaulan atau masyarakat yang

sempurna. Pernikahan itu bukan saja merupakan satu jalan yang amat mulia

untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga dapat

dipandang sebagai satu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu kaum

dengan kaum lain, dan perkenalan antara satu denganyang lainnya.6

Sayyid Sabiq lebih lanjut mengomentari perkawinan merupakan salah

satu sunatullah yang berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia,

hewan maupun tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah

sebagai jalan bagi manusia untuk beranak pinak, berkembang biak, dan

melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan

perannya positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan.7

Dari bebarapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pernikahan

adalah sebuah peristiwa yang luar biasa dalam kehidupan masing-masing

individu untuk membina sebuah rumah tangga dengan mengenal satu sama

lain dan berharap menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.

B. Tujuan Perkawinan

Tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera

5 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,2010), h.144.

6 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Kitab Nikah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005),h.374.

7 Sayid Sabiq, Fiqih Al-Sunah, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1985), h. 55-58.

Page 30: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

20

dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota

keluarga sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir batin disebabkan

terpenuhnya keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga timbullah

kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota keluarga. Manusia diciptakan

Allah SWT mempunyai naluri manusiawi yang perlu mendapat pemenuhan.

Dalam pada itu manusia diciptakan Allah SWT untuk mengabdikan dirinya

kepada kholiq penciptanya dengan segala aktivitas hidupnya. Pemenuhan

naluri manusiawi manusia yang antara lain keperluan biologisnya termasuk

aktivitas hidup, agar manusia menuruti tujuan kediamannya, Allah SWT

mengatur hidup manusia dengan aturan perkawinan.

Jadi aturan perkawinan menurut Islam merupakan tuntunan agama

yang perlu mendapat perhatian, sehingga tujuan melangsungkan perkawinan

pun hendaknya ditunjukkan untuk memenuhi petunjuk agama. Sehingga kalau

di ringkas ada dua tujuan orang melangsungkan perkawinan ialah memenuhi

nalurinya dan memenuhi petunjuk agama.

Mengenai naluri manusia seperti tersebut pada ayat 14 surat Ali Imran :

))١٤) : ٣(Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yangdiingini yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak ….. (Q.S. AliImran (3) 14)

Page 31: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

21

Dari ayat ini jelas bahwa manusia mempunyai kecenderungan terhadap

cinta wanita, cinta anak keturunan dan cinta harta kekayaan. Dalam pada itu

manusia mempunyai fitrah menganal kepada tuhan sebagaimana tersebut pada

surat ar-Ruum ayat 30 :

) ٣٠) : ٣٠(الروم(

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) tetaplahpada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidakada perubahan pada fitrah Allah. ( itulah ) agama yang lurus tetapikebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar-Ruum (30) : 30)

Melihat tujuan di atas, dan memperhatikan uraian Imam AL-Ghazali

dalam Ihyanya tentang faedah melangsungkan perkawinan, maka tujuan

perkawinan itu dapat dikembangkan menjadi lima yaitu :

1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.

2. Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan

menumpahkan kasih sayangnya.

3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan

kerusakan.

4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak

serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta

kekayaan yang halal.

5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram

atas dasar cinta dan kasih sayang.8

8 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, Tujuan Perkawinan (Jakata: Kencana,2010),h. 24.

Page 32: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

22

Adapun tujuan dari pernikahan menurut syariat Islam adalah untuk

mencapai ketentraman hidup, bukan saja ketentraman antara suami dan istri

tapi juga hubungan anak dan orang tua. Apabila pernikahan seorang anak telah

direstui oleh orang tuannya, ketentraman bathin akan muncul dari ketua

pasangan suami istri tersebut, sebaliknya jika awal perbentukan rumah tangga

melalui perkawinan tidak di setujui oleh orang tua dan keluarga lainnya,

suasana ketentraman dan keterangan tidak didapatkan dalam kehidupan rumah

tangganya.9

C. Rukun dan Syarat Perkawinan

Sah dan tidaknya suatu perkawinan ditentukan oleh terpenuhinya atau

tidak semua rukun dan syarat perkawinan. Syarat dan rukun dalam sebuah

hukum fikih merupakan hasil ijtihad ulama yang diformulasikan dari dalil-

dalil nash serta kondisi objektif masyarakat setempat. Oleh karenanya itu

mengapa para ulama dalam madzhab yang berbeda dalam banyak kasus tidak

sama dalam merumuskan syarat dan rukun itu. Jadi, menambah atau

mengurangi syarat dan rukun merupakan sesuatu yang niscaya.

Para ulama berbeda pandangan tentang penentuan rukun dan syarat

nikah. Menurut hanafiyah, rukun nikah hanya terdiri dari ijab dan Kabul saja.

Bagi syafi’iyah, rukun perkawinan terdiri dari calon suami isteri, wali, dua

orang saksi dan shighat [ijab-kabul]. Sedangkan menurut malikiyah

berpendapat bahwa yang termasuk rukun nikah adalah wali, mahar calon

suami-isteri dan shighat.

9 Idrus Alwi Almasyhur, Sekitar Kafa’ah Syarifah Dan Dasar Hukum Syari’ahnya, h. 14.

Page 33: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

23

Sementara yang dipakai oleh penduduk Indonesia yang mayoritas bermadzhab

syafi’i. yang menjadi rukun perkawinan bagi imam Syafi’i, menurut dan

Peunoh Daly [1988] dan Ahmad Rafiq [1995] ada lima yakni :

1. Calon suami dengan syarat : beragama Islam, laki-laki, jelas orangnya,

dapat memberikan persetujuan dan tidak terdapat halangan perkawinan.

2. Calon isteri dengan syarat : Bergama meskipun yahudi atau nasrani,

perempuan, jelas orangnya, dapat diminta persetujuannya dan tidak

terdapat halangan perkawinan.

3. Wali dengan syarat : laki-laki, dewasa, mempunyai hak perwalian dan

tidak terdapat halangan perwaliannya.

4. Dua orang saksi dengan syarat : minimal dua orang laki-laki, hadir dalam

ijab qabul, dapat mengerti maksud akad, Islam dan dewasa.

5. Lafadz Ijab dan Qabul yang merupakan ikrar yang menyaratkan kerelaan

dan keinginan dari masing-masing pasangan calon suami isteri untuk

mengikatkan dari masing-masing dalam ikatan rumah tangga. Syarat-

syarat ijab-qabul :

a. Adanya pernyataan mengawinkan dari wali,

b. Adanya pernyataan penerimaan dari calon suami,

c. Memakai kata-kata nikah, tazwij, atau terjemahan dari dua kata

tersebut

d. Antara Ijab dan Qabul bersambung

e. Antara Ijab dan Qabul jelas maksudnya

f. Orang yang berkaitan dengan Ijab dan Qabul tidak sedang dalam

Ihram,Haji,Umrah

Page 34: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

24

g. Majelis ijab dan Kabul itu harus dihadiri minimal 4 orang calon suami

atau wakilnya, wali, dan dua orang saksi.

Lafadz aqad menurut jumhur ulama, tambah Peunoh Daly [1988] harus

mengandung kata nikah, tazwij atau maknanya, tidak boleh dari kata kiasan

seperti kata halal, milik atau hibah. Ketika melakukan ijab-kabul, boleh

dibalik, apakah ijab yang terlebih dahulu baru kemudian Kabul, atau

sebaliknya.

Suami disyaratkan tidak sedang melakukan ihram haji atau umrah, atas

kemauannya sendiri, seorang laki-laki yang sudah tentu orangnya dan tahu

bahwa calon isterinya itu halal baginya. Demikian juga syarat seorang isteri

adalah tidak sedang berihram haji maupun umrah, seorang perempuan yang

sudah tentu orangnya, tidak sedang dinikahi oleh laki-laki lain, tidak pula

sedang ber-iddah.

Wahbah az-Zuhaili sangat menekankan perlunya pemeriksaan

kesehatan dokter atau ahli kesehatan untuk meyakinkan keduanya kesehatan

calon untuk melangsungkan perkawinan.10 Dewasa ini hal ini sangat penting

dilakukan untuk mengantisipasi berbagai penyakit menular atau penyakit yang

bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Umpamanya penyakit kelamin

atau penyakit yang lebih parah lagi, yakni terserang oleh virus yang

menurunkan kekebalan tubuh seperti HIV atau AIDS yang mematikan.11

Keberadaan wali dalam perkawinan menurut hadis rasulullah mutlak

10 Yaswirman, Hukum Keluarga, Beberapa Syarat Perkawinan (Jakarta: Rajawali Pers,2013), h.189.

11 HIV (Human Immunodefisiency Virus) Sebagai Penyebab Seseorang MenderitaPenyakit Aids. Aids (Acquired Immunodefisiency Syndrome)

Page 35: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

25

diperlukan. Salahsatu hadis rasulullah berbunyi : ال نكاح اال باالوالي “ tidak sah

nikah tanpa adanya wali” (HR.Ahmad ). Menurut mazhab asy-syafi’I , izin

wali termasuk rukun perkawinan, demikian juga mazhab maliki dan hambali.

Imam malik mengecualikannya bagi yang bermartabat rendah seperti pezina

boleh mengawinkan dirinya sendiri, dan bagi perempuan yang baik-baik harus

ada izin walinya.12 Didalam Surah Al-Baqarah ayat 232, Allah berfirman :

))٢٣٢) : ٢(البقرة

“Dan jika kamu mentalak istri-istrimu, lalu habis masa iddahnya, makajanganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan orang yangakan menjadi suaminya.” (Q.S. al-Baqarah (2) : 232)

Syarat dua orang saksi masih menurut Peunoh Daly [1988] adalah

harus laki-laki, adil, muslim, merdeka, sehat akalnya dan baligh [dewasa].

Dan syarat wali adalah tidak sedang mengerjakan ihram, laki-laki, sudah

dewasa, merdeka dan atas ikhtiar dan kemauanya sendiri. Semua syarat dan

rukun perkawinan diatas haruslah terpenuhi. Dan apabila tidak terpenuhi maka

12 Abd al-Rahman al-Jaziri, Fiqh Al Mazahib al- Arba’ah, Mesir, Mathba’ah Tijariyah al-Kubra, h. 51.

Page 36: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

26

perkawianan yang dilangsungkan tidak sah.

Ada satu lagi yang penting dibicarakan dalam syarat perkawinan yaitu

maskawin [mahar]. Walaupun memasukkannya sebagai syarat, tetapi mahar

merupakan bagian yang integral dalam kontrak perkawinan. Tidak mungkin

ada perkawinan tanpa adanya mahar. Mahar menjadi hak eksekutif mempelai

perempuan setelah menikah dan ia bebas untuk mempergunakan sesuai

keinginannya.

Ada dua bentuk mahar, pertama mahar musammah, mahar yang

disebutkan. Sebagaimana diimplikasikan oleh namnya, jumlah dan jenis

mahar yang disetuju sebelum perkawinan disebutkan dalam kontrak

perkawinan. Kedua mahar mitsil, mahar yang disamakan. Jumlahnya tidak

disebutkan, dan ditetapkan kemudian berdasarkan kualitas pribadi mempelai

perempuan, posisi keluarganya dan jumlah mahar yang diterima.13 Syarat

perkawinan ialah syarat yang bertalian dengan rukun-rukun perkawinan, yaitu

syarat-syarat bagi calon mempelai, wali, saksi, dan ijab Kabul

1. Syarat mempelai laki-laki/suami

a. Bukan mahram dari calon istri

b. Tidak terpaksa atau kemauan sendiri

c. Orangnya tertentu jelas orangnya

d. Tidak sedang ihram

2. Syarat mempelai perempuan

13 Yayan sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam HukumNasional, (Jakarta: Graham Pena), h. 125.

Page 37: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

27

a. Tidak ada halangan syarak, yaitu tidak bersuami, bukan mahram, tidak

dalam masa iddah

b. Merdeka, atas kemauan sendiri

c. Jelas orangnya

d. Tidak sedang berihram

3. Syarat wali

a. Laki-laki

b. Balig

c. Waras akalnya

d. Tidak di paksa

e. Adil

f. Tidak sedang ihram

4. Syarat saksi

a. Laki-laki

b. Balig

c. Waras akalnya

d. Adil

e. Dapat mendengar dan melihat

f. Bebas, tidak dipaksa

g. Tidak sedang mengerjakan ihram

5. Syarat shigat

Shigat akad nikah ialah perkataan yang di ucapkan oleh pihak calon

suami dan pihak calon istri di waktu dilakukan akad nikah. Shigat akad

Page 38: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

28

nikah terdiri atas “ijab ” dan “Kabul”. Ijab ialah pernyataan atau jawaban

pihak calon suami bahwa ia siap dinikahkan dengan calon suaminya.

“Kabul” ialah pernyataan atau jawaban pihak calon suami bahwa ia

menerima kesediaan calon istrinya untuk menjadi istrinya.14

Shigat atau bentuk akad hendaknya dilakukan dengan bahasa yang

dapat dimengerti oleh orang yang melakukan akad, dan saksi, shigat

hendaknya mempergunakan ucapan yang menunjukkan waktu akad dan

saksi shigat hendaknya mempergunakan ucapan yang menunjukkan waktu

akad dan saksi. Shigat hendaknya mempergunakan ucapan yang

menunjukkan waktu lampau, atau salah seorang mempergunakan kalimat

yang menunjukkan waktu lampau sedang lainnya dengan kalimat yang

menunjukkan waktu yang akan datang. Mempelai laki-laki dapat meminta

kepada wali pengantin perempuan : kawinkanlah saya dengan anak

perempuan bapak “kemudian dijawab” : saya kawinkan dia (anak

perempuannya denganmu”). Permintaan dan jawaban itu sudah berarti

perkawinan. Shigat itu hendaknya terikat dengan bahasa tertentu supaya

akad itu dapat berlaku.15

D. Pengertian Dan Ukuran Kafa’ah

Kafa’ah yang berasal dari bahasa Arab dari kata ka-fa-a, berarti sama

atau setara. Kata ini merupakan kata yang terpakai dalam bahasa arab dan

14 Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: BulanBintang, 1974 ), h.74.

15 Slamet Abiding Dan Aminudin, Fiqih Munakahat, (Bandung : Pustaka Setia, 1999)h.68.

Page 39: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

29

terdapat dalam al-quran dengan arti “sama” atau setara. Kata kufu atau

kafa’ah dalam perkawinan mengandung arti bahwa perempuan harus sama

atau setara dengan laki-laki. Sifat kafa’ah mengandung arti sifat yang terdapat

pada perempuan yang dalam perkawinan sifat tersebut diperhitungkan harus

ada pada laki-laki yang mengawininya. penentuan hak kafa’ah itu ditentukan

oleh perempuan yang akan kawin sehingga bila dia akan dikawinkan oleh

walinya dengan orang yang tidak seku-fu dengannya, dia dapat menolak atau

tidak memberikan izin untuk dikawinkan oleh walinya. Sebaliknya dapat

dikatakan sebagai hak wali yang akan menikahkan sehingga bila si anak

perempuan kawin dengan laki-laki yang tidak se-kufu, wali dapat

mengintervensinya yang untuk selanjutnya menuntut pencegahan

berlangsungnya perkawinan itu.16 segolongan ulama termasuk imam Abu

Hanifah An-Nu’man mengatakan bahwa seorang wanita manakala sudah

pintar, dia berhak memilih calon suaminya sebagaimana laki-laki berhak

memilih calon istrinya. Namun disisi lain sebagian ulama mengatakan bahwa

seorang wali berhak memaksa anak gadisnya buat dikawinkan dengan laki-

laki yang menjadi pilihan sang wali. Pertimbangannya karena mengingat

perempuan yang masih berstatus gadis biasanya belum bisa membedakan laki-

laki yang bagaimana yang patut menjadi suaminya. Jadi menurut pendapat

pertama, seorang perempuan yang akan dikawinkan dalam keadaan belum

baligh berhak menuntut pembatalan perkawinannya itu jika ternyata dia

menganggap si calon suami tidak pantas baginya. Kendati dari satu sisi wanita

16 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Kafaah (Kesetaraan)DalamPerkawinan, (Jakarta: Pustaka Grafika, 2011), h. 140.

Page 40: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

30

diberi kebebasan memilih, namun dari sisi lain dia bisa saja dikawinkan

meskipun belum baligh. Dengan kata lain, kebebasan memilih yang diberikan

itu tidaklah sepenuhnya, melainkan setengah-setengah. Mestinya, seorang

perempuan yang akan dikawinkan harus ditunggu dahulu masa balighnya

dengan demikian, hal ini memberikan kesempatan kepadanya untuk

menggunakan haknya pada saat yang tepat, saat ketika dia sudah siap mental

dan jasmaninya.17 Pada asasnya tidak ada perbedaan diantara manusia, semua

manusia adalah sama. Manusia dalam beribadat kepada Allah dan

menyembah-Nya ada yang melaksanakan dengan sempurna ada yang dengan

sederhana saja dan adapula yang tidak melaksanakannya dan sebagainya.

Karena itu terjadilah perbedaan tingkat manusia disisi Allah, yang paling

mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa, berdasarkan firman Allah

(Q.S al-Hujraat :13)

)١٣) : ٤٩(الحجرات(Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-lakidan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa danbersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yangpaling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwadiantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi MahaMengenal.(Q.S. al Hujuraat (49) : 13).

Demikian pula halnya dalam berusaha. Ada yang pemalas dan lalai

17 Al-Thahir Al-Hadad, Wanita Dalam Syariat Dan Masyarakat: Kebebasan Memilih,(Jakarta: Pustaka Firdaus), h. 61-62.

Page 41: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

31

dalam bekerja dan ada pula yang rajin. Orang yang malas dan lalai selalu

dalam keadaan merugi, mereka adalah orang-orang miskin. Sebaliknya orang

rajin adalah orang yang berhasil dalam usahannya dan mereka adalah orang-

orang yang berada karena itu terlihat dalam masyarakat orang-orang yang

miskin dan orang yang kaya. Dari keterangan di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa pada hakikatnya manusia itu adalah sama tingkatannya

disisi Allah s.w.t.18 Untuk menjamin langgengnya kerukunan antara suami dan

istri, pergaulan yang harmonis, tetapnya saling pengertian dan terbinanya

hubungan rumah tangga yang mesra, maka syariat Islam menginginkan

dengan sangat, hendaknya suami itu yang sesuai (se-kufu) dengan istrinya

dalam segala hal yang dinilai sebagai kemualiaan hidup manusia, khususnya

yang ada kaitannya dengan status ekonomi dan sosial. Oleh karenanya kufu’

adalah faktor penting bagi langsungnya kehidupan berumah tangga. Bila

disorot dari kedudukan suami sebagai pemimpin. Karena bila status ekonomi

dan sosial suami lebih rendah dari istrinya, maka kedudukannya sebagai

kepala keluarga pun menjadi lemah, dan kepemimpinannya bisa gagal, hingga

bisa-bisa menjadi sebab retaknya hubungan mereka berdua kelak.19

Ada tiga sistem perkawinan yang terdapat di Indonesia, yakni system

endogami, eksogami dan eleutherogami.20

18 Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan: Sejodoh (Kafa-Ah),(Jakarta: Kramat Kwitang), h. 68-70.

19 Nabil Muhammad Taufik As-Samaluthi, Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga: kekesuaian (kufu), (Surabaya : Bina Ilmu 1987), h. 246.

20 Soerojo Wignjodipoero, Penghantar Dan Azas-Azas Hukum Adat, (Jakarta: Masagung,1982), h.32.

Page 42: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

32

1. Sistem endogami, yang mengharuskan seseorang mencari jodoh

dilingkungan sosial, kerabat, kelas sosial atau lingkungan pemukiman.

Sistem ini jarang terjadi di Indonesia. Pada masa lalu hanya ditemukan di

tanah toraja. Tetapi dalam waktu dekat, demikian soerjo tanpa

menjelaskan hubungan dengan daerah lain menjadi terbuka, lagi pula ia

tidak sesuai dengan kekerabatan parental setempat.

2. Sistem eksogami, yang mengharuskan seseorang mencari jodoh diluar

lingkungan sosial, kerabat, golongan sosial atau lingkungan pemukiman,

seperti di daerah Gayo, Alas, Tapanuli, Minagkabau, Sumatera Selatan,

Boru dan Seram. Dalam perkembangannya, sistem ini pun terlihat semakin

lunak, sehingga larangan kawin se-suku diperlakukan pada lingkungan

keluarga terbatas saja.

3. Sistem eleutherogami, yang pihak mengenal larangan-larangan seperti dua

sistem di atas. Larangan terjadi jika ada ikatan keluarga senasab dan

hubungan (mushaharah) seperti yang terdapat dalam Islam. System ini

lebih merata terdapat di berbagai daerah hukum adat di Indonesia seperti

Aceh, Sumatera Timur, Bangka Belitung, Kalimantan, Minahasa,

Sulawesi, Ternate, Iran, Timor, Bali, Lombok dan seluruh Jawa dan

Madura.

Ukuran kafa’ah yang perlu diperhatikan dan menjadi ukuran adalah

sikap hidup yang lurus dan sopan, bukan karena keturunan, pekerjaan,

kekayaan dan sebagainya. Seorang lelaki yang sholeh walaupun dari

keturunan rendah berhak menikah dengan perempuan yang berderajat tinggi.

Laki-laki yang memiliki kebesaran apapun berhak menikah dengan

perempuan yang memiliki derajat dan kemasyhuran yang tinggi. Begitu pula

Page 43: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

33

laki-laki yang fakir sekalipun, ia berhak dan boleh menikah dengan

perempuan yang kaya raya, asalkan laki-laki muslim dan dapat menjauhkan

diri dari meminta-minta serta tidak seorang pun dari pihak walinya

menghalangi atau menuntut pembatalan. Selain itu, ada kerelaan dari walinya

yang mengakadkan dari pihak perempuannya.Akan tetapi jika laki-lakinya

bukan dari golongan yang berbudi luhur dan jujur berarti tidak se-kufu dengan

perempuan yang shalihah. Bagi perempuan shalihah jika dikawinkan oleh

bapaknya dengan lelaki fasik kalau perempuannya masih gadis dan dipaksa

oleh orang tuanya, maka ia boleh menuntut pembatalan.21

Hal lain yang dapat dijadikan ukuran dalam sejodoh ialah sebagaimana

yang tersebut dalam hadits, yaitu harta, kebangsawanan dan kecantikan serta

kegagahan. Yang dimaksud dengan harta ialah tingkat kekayaan dari seorang

calon mempelai dan tingkat-tingkat kemampuan dalam mencari harta.

Sekalipun tingkat kekayaan antara calon mempelai tetapi kadang-kadang besar

juga pengaruhnya. Hal ini mungkin disebabkan keadaan yang melatar

belakangi kehidupan calon-calon suami dan calon-calon isteri sebelum

dilangsungkan perkawinan. Yang dimaksud dengan kebangsawan ialah

tingkat-tingkat kedudukan seseorang didalam masyarakat. Tingkat kedudukan

ini mungkin diperoleh karena jasa nenek moyangnya, jasa sendiri dalam

masyarakat, atau karena ilmu pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya.

E. Pendapat Para Ulama Tentang Kafa’ah

Dalam hal kedudukannya dalam perkawinan terdapat perbedaan

21 Abdulrahman Ghozali, Fiqih Munakahat: Kafa’ah Dalam Perkawinan, (Jakarta:Kencana, 2010), h. 96-97.

Page 44: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

34

pendapat di kalangan ulama. Jumhur ulama termasuk malikiyah, syafi’iyah

dan Ahlu Ra’yi (Hanafiyah) dan satu riwayat dari Imam Ahmad berpendapat

bahwa kafaah itu tidak termasuk syarat dalam pernikahan dalam arti kafa’ah

itu hanya semata keutamaan dan sah pernikahan antara orang yang tidak se-

kufu. Alasan yang mereka gunakan ialah firman Allah surat Al-Hujuraat ayat

13:

يا أيـها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنـثى وجعلناكم شعوبا وقـبائل لتـعارفوا إن )١٣) : ٤٩(الحجرات(د الله أتـقاكم إن الله عليم خبري أكرمكم عن

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki danseorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-sukusupaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antarakamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujuraat (49):13)

Sebagian ulama termasuk satu riwayat dari ahmad mengatakan bahwa

kafa’ah itu termasuk syarat sahnya perkawinan, artinya tidak sah perkawinan

antara laki-laki dan perempuan yang tidak se-kufu. Dalil yang digunakan oleh

kelompok ulama ini adalah sepotong hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Al-

Dar Quthniy yang dianggap lemah oleh kebanyakan ulama yang berbunyi :

االولياء هن اال من وال تـزوجو ال تـنكحوا النساء اال من االكفاء

Janganlah kamu mengawinkan perempuan kecuali yang se-kufu dan janganmereka dikawinkan kecuali dari walinya.

Dalam kriteria yang digunakan untuk menentukan kafa’ah, ulama

berbeda pendapat yang secara lengkap diuraikan oleh al-Jaziriy sebagai

berikut:22

22 Abdul Al-Rahman, Al-jaziriy, Fiqh Al Mazahib Al- Arba’ah, Mesir, Mathba’ahTijariyah Al-Kubra, h. 54-61.

Page 45: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

35

1. Menurut ulama hanafiyah yang menjadi dasar kafa’ah adalah :

a. Nasab yaitu keturunan atau kebangsaan.

b. Islam, yaitu dalam silsilah kekerabatnya banyak beragama Islam.

c. Hirfah, yaitu profesi dalam kehidupan.

d. Diyanah atau tingkat kualitas keberagamaannya dalam Islam.

e. Kemerdekaan dirinya

f. Kekayaan

2. Menurut ulama Malikiyah yang menjadi kriteria kafa’ah hanyalah diniyah

atau kualitas keberagamaan dan bebas dari cacat fisik.

3. Menurut ulama Syafi’iyah yang menjadi kriteria kafa’ah itu adalah :

a. Kebangsaan atau nasab

b. Kualitas keberagamaan

c. Kemerdekaan

d. Usaha atau profesi

4. Menurut ulama Hanabilah yang menjadi kriteria kafa’ah itu adalah :

a. Kualitas agama

b. Usaha atau profesi

c. Kekayaan

d. Kemerdekaan diri

e. Kebangsaan

Sepakat ulama menempatkan dien atau diyanah yang berarti tingkat

ketaatan beragama sebagai kriteria kafa’ah bahkan menurut ulama Malikiyah

Page 46: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

36

hanya inilah satu-satunya yang dapat dijadikan kriteria kafa’ah itu.23

Kesepakatan tersebut didasarkan kepada firman Allah yang disebutkan diatas

juga dengan fiman Allah dalam surat as-sajdah 18 :

)السجدة

)١٨) : ٣٢(

Orang-orang yang beriman tidaklah seperti orang-orang fasik merekatidaklah sama. (Q.S al-Sadjah (32) : 18)

Diantara ulama yang sepakat ini kebanyakan tidak menempatkan

sebagai syarat. Kafa’ah dalam hal ini hanyalah keutamaan bila dibandingkan

dengan yang lain. Dalam mengambil menantu umpamanya bila di kompetisi

antara yang taat dengan yang biasa-biasa saja maka harus didahulukan yang

taat. Dalam menempatkan nasab atau kebangsaan sebagai kriteria kafa’ah

ulama berbeda pendapat. Jumhur Ulama menempatkan kafa’ah atau

kebangsaan sebagai kriteria dalam kafa’ah. Dalam pandangan ini orang yang

bukan arab tidak setara dengan orang arab. Ketinggian nasab orang arab itu

menurut mereka karena nabi sendiri adalah orang arab. Bahkan diantara

sesama orang arab, Kabilah Quraeisy lebih utama dibandingkan dengan bukan

qureisy. Alasannya seperti tadi yaitu nabi sendiri adalah dari kabilah Qureisy.

Imam Syafi’i berkata : boleh bagi bapak menikahkan perawan apabila

pernikahan itu menguntungkannya atau tidak merugikan dirinya, namun tidak

diperbolehkan apabila pernikahan itu merugikan dirinya atau berdampak

negatif baginya. Apabila seorang bapak menikahkan anak perempuannya

23 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Kafa’ah DalamPerkawinan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 141-142.

Page 47: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

37

dengan budak miliknya atau milik orang lain, maka pernikahan ini tidak

diperbolehkan, sebab budak tidak sekufu (tidak sepadan) dengannya dan hal

ini menimbulkan kerugian bagi wanita yang dinikahkan. Begitu pula

hukumnya apabila bapak menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki

yang tidak sekufu, karena hal ini juga membawa kerugian pada diri si anak.

Jika bapak mengawinkan anak perempuannya dengan laki-laki sekufu

(sepadan) namun dia menderita kusta, belang, gila, atau kemaluannnya telah

di kebiri, maka pernikahan inipun tidak diperbolehkan. Karena apabila anak

perempuan tadi telah balig, maka ia memiliki hak untuk memilih antara

menerima pernikahan atau menolaknya disaat ia mengetahui si laki-laki

menderita salah satu diantara penyakit terebut.24

Sebagian ulama tidak menempatkan kebangsan itu sebagai kriteria yang

mentukan dalam kafa’ah. Disamping mereka berdalil dengan ayat yang

disebutkan diatas mereka juga berpedoman kepada kenyataan banyaknya

terjadi perkawinan antar bangsa di eaktu nabi masih hidup dan nabi tidak

mempesoalkannya. Diantaranya adalah hadist yang Muttafaq Alaih bunyinya :

ه ال و م د ي ز ن ب ة ام س ا ح ك ن تـ ن ا س ي قـ ت ن ب ة م اط ف م ل و س عليه رسول اهللا مرها باه ح ك ن فـ

Nabi Muhammad saw. Menyuruh Fatimah binti qeis untuk kawin denganusamah bin zaid, hambasahaya nabi, maka usmah mengawini perempuan itudengan suruhan nabi tersebut.25 (HR.Muttafaq Alaih)

Demikian pula ulama berbeda pendapat dalam kekayaan sebagai

24 Imam Syafi’i Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Al Umm, (Jakarta: PustakaAzzam, 2004), h. 362.

25 Ibnu Hajar, Al-Asqalani, Bulughul Maram, Kafa’ah Dan Khiyar, (Jakarta: AkbarMedia,2010), h.272.

Page 48: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

38

kriteria kafa’ah. Sebagian ulama diantara imam ahmad dalam salah satu

riwayatnya berpendapat bahwa kekayaan itu merupakan salah satu syarat

kafa’ah. Hal ini berarti laki-laki yang akan mengawini seorang perempuan

hendaknya kekayaan yang dimilikinya tidak kurang dari kekayaan pihak

perempuan. Yang dijadikan dalil oleh kelompok ini adalah hadis nabi dari

samrah yang di keluarkan oleh Ahmad yang berbunyi :

ال م ا ال ذ ا ه ي نـ الد ه ذ ه يف م ه نـ يـ بـ اس الن ب س ح ا ن ا ال ق و ال م ال ب س احل Derajat seseorang terletak pada harta. Yang paling berharga manusiadiantara mereka di dunia ini adalah harta ini. (HR.Ahmad)

Dari riwayat kedua yang didukung sebagian ulama berpendapat bahwa

kekayaan dan harta itu tidak dapat dijadikan syarat kafa’ah. Karena kurang

harta itu kadang-kadang menyebabkan tinggi kualitas keberagamaan

seseorang. Dalil yang di pegang golongan ulama ini adalah doa nabi berasal

dari anas menurut riwayat Al-Tirmiziy yang berbunyi :

ني ك س م ين ت ام ا و ن يـ ك س م يين اح م ه الل Ya Allah hidupkan saya dalam keadaan miskin dan dan matikan saya dalamkeadaan miskin. (HR.Tirmiziy)

Kedudukan usaha atau profesi sebagai syarat kafa’ah juga menjadi

perbincangan di kalangan ulama. Ulama yang menjadikannya sebagai kriteria

berdalil dengan hadis yang kebanyakan ulama tidak menilainya sebagai hadis

sahih yang bunyinya (Ibnu Qudamah:38 ):

ام جاح و ا ائكاح ال ا اء ف ك ا ض ع بـ ل م ه ض ع بـ ب ر ع ال

Page 49: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

39

Orang arab itu sekufu sesamanya kecuali tukang jahit dan tukang bekam.26

(HR.al-Hakim)

Kafa’ah yang menjadi perbincangan hampir di semua kitab fiqih sama

sekali tidak di singgung oleh undang-undang perkawinan dan disinggung

sekilas dalam KHI, yaitu pada pasal 61 dalam membicarakan pencegahan

perkawinan dan yang diakui sebagai kriteria kafa’ah itu adalah apa yang telah

menjadi kesepakatan ulama, yaitu kualitas keberagamaan.27

Pasal 61Tidak se-kufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan,kecuali tidak se-kufu karena perbedaan agama atau ikhtilafu al-dien.28

Oleh karenannya konsep kafa’ah yang masih memprioritaskan nasab

bertentangan dengan peraturan yang terdapat didalam kompilasi hukum Islam

yang hanya bersandar pada agama yang artinya bahwa, tidak ada pencegahan

perkawinan atas dasar tidak se-kufu kecuali memiliki perbedaan agama.

26 Ibnu Hajar, Al-Asqalani, Bulughul Maram, Kafa’ah Dan Khiyar, (Jakarta: AkbarMedia, 2010), h.272.

27 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Kafa’ah DalamPerkawinan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 143-144.

28 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,2010), h.127.

Page 50: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

39

BAB III

GAMBARAN LOKASI KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

A. Gambaran Umum Daerah Kramat Jati1

1. Batas-batas wilayah

Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor D.I-

7805/a/30/75 yang kemudian diperbaharui dengan keputusan Gubernur DKI

Jakarta Nomor 1227 tahun 1989, batas-batas wilayah kramat jati adalah

sebagai berikut :

Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Jatinegara kota administrasi Jakarta

Timur

Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Makasar kota adaministrasi Jakarta

Timur

Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Ciracas dan Pasar Rebo kota

Administrasi Jakarta Timur

Barat : berbatasan dengan Kecamatan Pasar Minggu kota administrasi Jakarta

Timur

2. Luas wilayah

Sesuai dengan surat keputusan gubernur kepala daerah propinsi DKI

Jakarta Nomor 561 tahun 1079 tentang pemecahan dan pengembangan

wilayah dan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta

Nomor 1251 tahun 1985 tentang perubahan batas-batas wilayah kelurahan

SK Gubernur Nomor 891 tahun 1987 mengenai pembentukan perwakilan

1 Laporan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Laporan Bulan Februari Tahun 2015Kec.Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur h.6-33.

Page 51: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

40

Kecamatan di DKI Jakarta sebagai realisasi dari UU Nomor 60 tahun 1990

tentang pembentukan 13 (tiga belas) Kecamatan Perwakilan di DKI Jakarta

menjadi Kecamatan definitif, diantaranya Wilayah Kecamatan Kramat Jati.

Kecamatan Kramat Jati terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan berdasarkan SK

Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 1227 tahun 1989

tertinggal 18 Juni 1989, luas wilayah seluruhnya menjadi 1.333,46 Ha, yang

terbagi menjadi 7 kelurahan sebagai berikut :

No Kelurahan Luas wilayah Rt Rw

1 CAWANG 179,04 121 12

2 CILILITAN 179,75 130 16

3 KRAMAT JATI 151,58 108 10

4 BATU AMPAR 255,03 86 6

5 BALEKAMBANG 167,45 53 5

6 TENGAH 202,52 89 10

7 DUKUH 198,09 66 6

Jumlah 1333,46 653 65

Dari tujuh kelurahan, wilayah kecamatan Kramat Jati terdiri dari 653

Rukun Tetangga (RT) dan 65 Rukun Warga (RW). Dengan penduduk pada

bulan januari 2015 sebanyak 287.257 jiwa, yang terdiri dari :

a. Warga Negara Indonesia (WNI) : 287.245 jiwa.

b. Warga Negara Asing (WNA) : 12 jiwa.

Dengan perincian jenis kelamin :

a. Laki-laki : 146.410 jiwa

b. Perempuan : 140.476 jiwa

Page 52: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

41

B. Urusan Desentralisasi (Pendidikan, Sosial Dan Ekonomi )

1. Bidang Pendidikan

a. Sarana Pendidikan

Sebagai sarana pendukung peningkatan pembelajaran dan

pengetahuan pada anak-anak usia sekolah, di kecamatan kramat jati

terdapat sarana pendidikan sekolah dari TK sampai dengan perguruan

tinggi.

Jumlah masing-masing jenis sekolah menurut kelurahan adalah

sebagai berikut :

No. KelurahanJenis Sekolah

JMLTK RA SD MI SLTP MTS SLTA MA PT

1 Cawang 3 1 9 0 4 0 3 0 2 22

2 Cililitan 3 1 7 0 4 0 4 0 0 19

3 Kramat jati 4 1 14 2 4 0 3 1 1 30

4 Batu ampar 3 1 9 1 3 1 2 1 0 21

5 Balekambang 4 1 8 0 3 1 4 0 0 21

6 Tengah 2 1 6 2 2 0 4 0 0 17

7 Dukuh 2 1 6 0 4 0 2 0 0 15

JUMLAH 21 7 59 5 24 2 22 2 3 145

b. Usaha kesehatan sekolah (UKS)

Pembinaan pendidikan diwilayah ramat jati salah satunya adalah

dengan pembinaan usaha-usaha kesehatan sekolah (UKS). UKS adalah

salah satu wahana untuk meningkatkan hidup sehat dengan membentuk

prilaku hidup sehat anak usia sekolah. Salah satu pembinaan UKS di

tingkat kecamatan Kramat Jati adalah melalui lomba sekolah sehat

bekerja sama dengan sektor terkait. Yang tergabung dalam suatu tim

Page 53: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

42

Pembina usaha kesehatan sekolah (TP-UKS) Tingkat Kramat Jati.

No. Kegiatan Hasil Keterangan

1 Penataan dokter cilik Terselenggara dengan baik

bekerja sama dengan puskesmas

2 Imunisasi anak sekolah Terselenggara dengan baik

bekerja sama dengan puskesmas

3 Penataan KKR Terselenggara dengan baik

4 Pemeriksaan HB darah Terselenggara dengan baik

2. Bidang Sosial

Data populasi penyadang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di

wilayah kecamatan Kramat Jati sampai dengan bulan Februari 2015 sebagai

berikut :

No. Jenis PMKS Jumlah (jiwa) Keterangan

1 Anak terlantar 02 Anak jalanan 403 Anak nakal 254 Bekas korban penyalah gunaan

narkoba-

5 Bekas narapidana -6 Gelandangan -7 Pengemis 08 WTS -9 Lanjut usia terlantar -10 Penyandang cacat -

- cacat tubuh (tuna daksa) 9- cacat mental restardasi(Tuna Graha)

5

- cacat netra 2- cacat tuli bisu (tuna rungu wicara ) 10- bekas penyakit kusta -- mental retardasi 5- bekas pendeta gangguan jiwa 2

11 Waria -12 Data miskin 4.214

Jumlah 4.312

Page 54: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

43

No. Kondisi Jumlah1 Gedung karang taruna 52 Panti pijat tuna netra dan non tuna netra 63 Rumah singgah 14 Pusat santunan dalam keluarga

(PUSAKA)2

5 Panti tresna werdha (panti lanjut usia) 96 Panti loka bina karya 2

Jumlah 25

Kegiatan sosial ekonomi, kesehatan dan keterlampilan yang dilaksanakan

diwilayah kecamatan kramat jati melalui seksi sosial antara lain meliputi :

a. Pelaksanaan kegiatan safari kegiatan banjir ke kelurahan cawing dan

kelurahan cililitan

b. Pembinaan dan monitoring karang taruna kecamatan kramat jati di tiap

kelurahan

c. Pembinaan danmonitoring pekerja sosial masyarakat kecamatan kramat

jati tiap-tiap yayasan yang terbentuk

3. Bidang ekonomi

a. Perikanan dan Perternakan

Data kelompok-kelompok tani ternak sapi perah yang terdapat di

wilayah kecamatan kramat jati adalah sebagai berikut :

No. Namapeternak

Alamat Populasi ekor Produksi/ltr/hrjantan betina

1 Asmat Jl.B.amparRT.06/06 kel.BatuAmpar

6 12 45

2 Ahoda RT.08/06kel.B.Ampar

7 8 27

3 Mat Edi RT.04/05kel.Cililitan

7 7 25

4 Sahroni RT. 02/02.kel.Balekambang

4 3 12

Page 55: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

44

5 Salim Reza RT. 11/02kel.Balekambang

5 12 28

6 H.Samin RT.04/05 kel.Balekambang

4 4 18

7 Suyatno RT.04/05kel.Balekambang

4 5 20

8 Salim Reza RT.11/02 kel.Balekambang

21 120 38

9 AbdulRosyid

RT.15/05,kel.Cililitan

2 5 3

Data usaha kambing dan domba potong yang terdapat di wilayah

kecamatan kramat jati adalah sebagai berikut :

No. Namapeternak

Alamat Populasi ekor Keteranganjantan betina

1 Abd.Rosyid RT.15/05,kel.cililitan

25 10 -

2 H.Sarbini RT.08/06kel.B.ampar

37 16 -

3 Yunus RT.06/08 kel.Batuampar

10 3 -

4 Sumadi RT. 16/05 .kel.Batuampar

12 5 -

5 Tohar RT. 06/05 kel.Batuampar

8 2 -

6 Ahyat RT.11/02 kel. Balekambang

12 - -

7 Nur hasan RT.02/05kel.balekambang

- 6 -

8 H.sayadi RT.07/04kel.balekambang

12 3 -

9 Marta RT.06/02,kel.dukuh

8 - -

10 Maman RT. 07/08kel.tengah

7 - -

Dikecamatan kramat jati terdapat tepat pemotongan hewan (TPH)

milik H. Abdul Rosyid yang terletak di jalan olahraga 1RT 06 RW. 15

kelurahan cililitan. TPH ini sudah berizin dari dinas kelautan dan

pertanian DKI Jakarta dan setiap bulan memberikan PAD ke kas daerah.

Page 56: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

45

b. Pariwisata

Tempat hiburan dan rekreasi wilayah kecamatan kramat jati

sampai saat ini belum memadai. Data jumlah tempat hiburan berdasarkan

jenisnya yang ada saat ini adalah sebagai berikut :

No. Jenis tempat hiburan Jumlah Keterangan

1 Bioskop 1 -

2 Hotel 3 -

3 Losmen 0 -

4 Taman hiburan 0 -

5 Billiard 4 -

6 Panti pijat tradisional 7 -

7 Diskotik 0 -

8 Bar 0 -

9 Pusat perbelanjaan 3 -

Jumlah 18 -

C. Sejarah Singkat Masyarakat Arab di Wilayah Condet

Dari keterangan seorang keturunan Sayyid yang bernama Abdul Qadir

Al-Kaff beliau mengatakan bahwa sejarahnya dulu kakek beliau adalah seorang

tokoh ulama di Condet ini yang bernama Muhammad Al-Hadad beliau

mendirikan yayasan anak yatim yang bernama al-hawi yang sekarang ini di

pimpin oleh Habib Ismail Abdul Qadir bin Ahmad bin Muhammad Al-Hadad

beliau lah yang mendirikan sebuah yayasan yatim piatu yang bernama Al-Hawi

dan dahulu di Kramat Jati ada seorang tokoh ulama dari kalangan Sayyib yang

baernama habib muhsin bin Muhammad Al-Athas jadi zaman dahulu memang

Page 57: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

46

mereka berdakwah dan juga berdagang dengan menyebarkan syariat Islam

sehingga banyak keturunan Sayyid yang tinggal di daerah Condet. Oleh

karenanya dizaman sekarang ini banyak masyarakat keturunan arab yang tinggal

di wilayah Condet untuk berdagang dan berdakwah. 2

2 Wawancara dengan Bapk Abdul Qadir Al-kaff, 25 Mei 2015, Pukul 07.41.

Page 58: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

47

BAB IV

PELAKSANAAN KONSEP KAFA’AH NASAB

A. Konsep Kafa’ah Nasab Dalam Perkawinan Masyarakat Arab Di

Wilayah Condet.

1. Konsep Kafa’ah Nasab Menurut Keluarga Alawiyin

Semua Imam madzhab dalam ahlu sunnah wal jamaah sepakat akan

adanya kafa’ah walaupun mereka berbeda pandangan dalam

menerapkannya. Salah satu yang menjadi perbedaan tersebut adalah dalam

masalah keturunan atau (nasab).1

Dalam hal ini secara lebih jelas ibnu Al-Arabi sebagaimana dikutip

oleh Al-Qurthubi menjelaskan bahwa nasab adalah sebuah istilah yang

menggambarkan proses bercampurannya sperma laki-laki dan ovum

seorang wanita atas dasar ketentuan syariat, jika melakukan dengan cara

maksiat, hal itu tidak lebih dari sekedar reproduksi biasa, bukan

merupakan nasab yang benar, sehingga tidak bisa masuk dalam ayat

tahrim, maksudnya tidak ada pengaruh dalam masalah hubungan haram

dan tidak haram untuk menikah, juga tidak berakibat adanya kewajiban

iddah, sehingga seorang wanita yang hamil bukan karena nikah, melainkan

dalam kasus married by accident, maka untuk menikah tidak perlu

menunggu lahir anaknya. Demikian juga dalam masalah haramnya

menikahi anak tiri yang ibunya telah dinikahi oleh seorang dan telah

1 Idrus Alwi Almasyhur, Sekitar Kafa’ah Syarifah Dan Dasar Hukum Syari’ahnya, h.18.

Page 59: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

48

digauli, anak itu telah menjadi haram untuk dinikahi oleh lelaki yang

menikahi ibu kandungnya dan telah menggaulinya. Hal ini jika menggauli

atau hubungan badannya diawali dengan nikah.

Lain halnya jika hubungan badan dengan seorang janda beranak satu

perempuan itu tanpa akad nikah, maka tidak berpengaruh pada keharaman

menikahi anak perempuannya. Demikian maksudnya dari ayat tahrim

dimaksud. dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata nasab secara

bahasa berarti keturuan atau kerabat.bahkan secara tegas Su’di Abu Habib

mengatakan bahwa arti kata nasab sama dengan kerabat.2

Kata nasab juga disebutkan juga dalam Surah Al-furqan ayat 54

sebagai berikut:

)٥٤) : ٢٥(الفرقان(

Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikanmanusia itu (punya) keturunan dan musharah (hubungan kekeluargaanyang berasal dari perkawinan) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.3(Q.S.al-Furqon (25) : 54)

Dalam keturunan orang arab adalah kata kufu’ antara satu dengan

yang lainnya. Begitu pula halnya orang Quraisy dengan Quraisy yang

lainnya. Karena itu laki-laki yang bukan Arab (Ajam) tidak sekufu’

dengan wanita-wanita Arab. Laki-laki Arab tetapi bukan dari golongan

Quraisy tidak sekufu dengan wanita Quraisy. Hal tersebut berdasarkan

2 Nurul Irfan, Nasab Dan Status Anak Dalam Hukum Islam, Hubungan Nasab DalamHukum Islam, (Jakarta: Amzah 2012), h. 28-29.

3 Al-Quran dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI 2011.

Page 60: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

49

hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, bahwa Rasullallah

SAW bersabda :

رجل والموايل بـعضه اكفاء العرب بـعضهم اكفاء لبـعض قلبلة بقبلة ورجل ب

ورجل برجل اال حائك او حجام بقبلة لبـعض قلبلة Orang arab adalah setara sebagian mereka dengan sebagian yang lain,

kabilah dengan kabilah, laki-laki dengan laki-laki para budak setara

dengan sebagian mereka, kabilah dengan kabilah, laki-laki dengan laki-

laki, kecuali penipu api ataupun tukang bekam.4 (HR. al-Hakim)

Oleh karena itu keluarga keturunan Arab dari golongan alawiyin

yang bernama Abdul Qadir Al-Kaff berpendapat konsep kafa’ah nasab di

dalam keluarga Alawiyin itu memerlukan dan memprioritaskan nasabnya

sebab sifatnya berdakwah membaur untuk berdakwah dan tujuan

dilakukannya kafa’ah tersebut adalah menjaga keturunan dan memelihara

garis keturunan yang sudah di amanahkan oleh Rasulullah. Untuk itu cara

mereka meneruskan garis keturunan Rasullullah adalah dengan cara

menikahkan seorang sayyid dengan syarifah. seorang sayyid adalah

seseorang yang termasuk keluarga alawiyin yang tercatat dalam sebuah

lembaga di daerah simatupang yang bernama Rabithah Alawiyah dan

terdapat pendataan nasab di masing-masing sayyid sehingga memiliki

legalitas dan bukan sembarangan. Oleh karenanya sulit bagi kita untuk

4Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam, Kesetaraan Dalam Pernikahan ,(Jakarta: Gema Insani,2011), h.216.

Page 61: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

50

mengemban amanah tersebut yang merupakan kenikmatan Allah swt. 5

Dan di kalangan syarifah pun jika berbicara masalah konsep kafa’ah

yang terdapat di keluarganya masih memprioritaskan keturunan atau nasab

yang harus sama dengan dzurriyah karena itu adalah kewajibannya untuk

menjaga garis keturunan Rasulullah alasannya adalah seperti yang rasul

sabdakan “sesungguhnya telah aku tinggalkan untukmu sesuatu yang

kalian ambil, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu astaqalain.

Salah satunya lebih besar dari pada yang lain. Pertama kitab Allah sebagai

tali yang terbentang di antara langit dan bumi kedua keluargaku Ahlul

Baitku. Hadist tersebutlah yang diajarkan di dalam keluarganya. Oleh

karenanya pelaksanaan kafa’ah dengan memprioritaskan nasab tersebut

masih digenggamnya dan diajarkannya kepada ahli warisnya atau anak-

anaknya sehingga mereka mengerti dan mengetahui siapa dirinya serta

silsilahnya karena, dizaman sekarang sudah banyak seorang anak habaib

yang tidak tau silsilah nasabnya kepada Rasulullah dikarenakan

pergaulannya dan kurang perhatian dan bimbingan dari orang tuanya.6

2. Kriteria Kafa’ah di dalam Keluarga Sayyid

Sufyan tsauri dan Ahmad berpendapat bahwa wanita arab tidak boleh

kawin dengan lelaki mantan hamba sahaya.

Abu Hanifah dan para pengikutnya berpendapat bahwa wanita quraisy

tidak boleh kawin kecuali dengan lelaki quraisy, wanita arab tidak boleh

5 Wawancara dengan Abdul Qadir Al-Kaff Seorang Sayyid, Tanggal 25 Mei 2015 Pukul07.41.

6 Wawancara Dengan Umi Fathimah Bin Muhammad Al-Idrus, Tanggal 23 Mei 2015Pukul 13.34.

Page 62: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

51

kawin kecuali dengan lelaki arab pula.

Pendapat ini disebabkan berbeda pemahaman dalam sabda Nabi Saw:

تنكح ال

Artinya : wanita itu di kawin karena agamanya, kecantikannya, harta, danketurunannya. Maka carilah wanita yang taat kepada agama, niscayaakan beruntung tangan kananmu.7(HR. Bukhari dan Abu Dawud).

Dalam kriteria yang digunakan untuk menentukan kafa’ah, ulama

berbeda pendapat yang secara lengkap diuraikan oleh al-Jaziriy sebagai

berikut:8

a. Menurut ulama hanafiyah yang menjadi dasar kafa’ah adalah :

1. Nasab yaitu keturunan atau kebangsaan.

2. Islam, yaitu dalam silsilah kekerabatnya banyak beragama Islam.

3. Hirfah, yaitu profesi dalam kehidupan.

4. Diyanah atau tingkat kualitas keberagamaannya dalam Islam.

5. Kemerdekaan dirinya

6. Kekayaan

b. Menurut ulama malikiyah yang menjadi kriteria kafa’ah hanyalah

diniyah atau kualitas keberagamaan dan bebas dari cacat fisik.

c. Menurut ulama syafi’iyah yang menjadi kriteria kafa’ah itu adalah :

1. Kebangsaan atau nasab

2. Kualitas keberagamaan

3. Kemerdekaan

7 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Pengertian Ka’ah (Jakarta, Pustaka Amani, 2007),h.427.

8 Abdul Al-Rahman,Al-Jaziriy, Fiqh Al Mazahib Al- Arba’ah, Mesir, Mathba’ah TijariyahAl-Kubra,h. 54-61.

Page 63: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

52

4. Usaha dan profesi

d. Menurut ulama hanabilah yang menjadi kriteria kafa’ah itu adalah :

1. Kualitas agama

2. Usaha atau profesi

3. Kekayaan

4. Kemerdekaan diri

5. Kebangsaan

Sepakat ulama menempatkan dien atau diyanah yang berarti tingkat

ketaatan beragama sebagai kriteria kafa’ah bahkan menurut ulama

malikiyah hanya inilah satu-satunya yang dapat dijadikan kriteria kafa’ah

itu.

Sedangkan kriteria kafa’ah di dalam keluarga sayyid adalah :

a. Kualitas agama

b. Nasab

Jadi pertama yang menjadi kriteria kualitas agama yang harus di utamakan

karena Rasullullah bersabda :

Artinya : wanita itu di kawin karena agamanya, kecantikannya, harta, danketurunannya. Maka carilah wanita yang taat kepada agama, niscayaakan beruntung tangan kananmu.9 (HR. Bukhari dan Abu Dawud).

Oleh karenanya agama adalah hal yang sangat utama untuk membina

rumah tangga. Dan yang kedua adalah nasab (keturunan) karena seperti

sabda nabi : Hadist Rasullullah yang memberikan dasar pelaksanaan

9 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Pengertian Kafa’ah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007),h. 427.

Page 64: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

53

kafa’ah syarifah adalah hadis tentang peristiwa pernikahan Siti Fathimah

dengan Ali Bin Abi Thalib, sebagaimana kita telah ketahui bahwa mereka

berdua adalah manusia yang suci yang telah dinikahkan Rasullullah saw

berdasarkan wahyu Allah swt. Hadist tersebut berbunyi :

“Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa yang kawin dengankalian dan mengawinkan anak-anakku kepada kalian, kecuali perkawinananakku fathimah. Sesungguhnya perkawinan fathimah adalah perintahyang diturunkan dari langit (telah di tentukan oleh Allah swt). Kemudianrasullullah memandang kepada anak-anak Ali dan anak-anak Ja’far danbeliau berkata : “Anak-anak perempuan kami hanya menikah dengananak-anak laki kami, dan anak-anak laki kami hanya menikah dengananak-anak perempuan kami ”

Menurut hadist di atas dapat kita ketahui bahwa : anak-anak

perempuan (syarifah) menikah dengan ank-anak laki kami (sayid/syarif),

begitu pula sebaliknya anak-anak laki kami (sayid/syarif) menikah dengan

anak-anak perempuan kami (syarifah). Berdasarkan hadist ini jelaslah

dasar pelaksanaan kafa’ah yang dilakukan oleh para keluarga alawiyin

yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dalam menikahi anak puterinya

fathimah dengan Ali Bin Abi Thalib. 10

3. Konsep kafa’ah menurut keluarga Masyayikh

Bagi sebagian orang menolak kehadiran teori kafa’ah menyebutkan,

Islam adalah agama yang sangat menekankan kesetaraan dan persamaan

diantara sesama manusia, tanpa membedakan etnis, suku, bangsa dan

kekayaan.11

Kafa’ah itu diperhitungkan sebagai syarat sah nikah manakala si

10 Idrus Alwi Almasyhur, Sekitar Kafa’ah Syarifah Dan Dasar Hukum Syari’ahnya, h.26.11Khoiruddin, Nasution Isu-Isu Kontemporer Hukum Islam, (Yogyakarta: Suka Press,

2007), h. 153.

Page 65: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

54

wanita tidak ridha, kalau dia ridha kafa’ah tidak menjadi persyaratan sah

atau tidaknya nikah. Kalau laki-laki lebih tinggi kedudukannya,

derajatnya, agamanya dan kejujurannya dari wanita bukan masalah.12

Menurut Syeikh Muhammad Yusuf Qardhawi bahwa tidak ada

keistimewaan khusus karena warna kulitnya melebihi orang lain, karena

golongannya melebihi orang lain, karena daerahnya melebihi daerah lain.

Dan tidak halal pula seorang muslim membela golongannya karena

ta’asshub baik dalam kebenaran, kebatilan, keadilan dan kecongkakan.13

Pendapat ulama mengenai hal ini seperti ats-Tsauri,hasan al-basri dan

al-kurkhi dari mazhab hanafi menilai bahwa kafa’aah sebenarnya

bukannya syarat sahnya perkawinan,juga bukan syarat kelaziman. Maka

perkawinan sah dan lazim, tanpa memerlukan apakah si suami setara

dengan si istri maupun tidak. Mereka berdalil berikut ini :

ا الفضل بالتـقوئ الناس سواسية كاسنان المشط ال فضل لعريب علي عجمي امنSemua manusia sama bagaikan gigi sisir, maka orang Arab tidak lebih

utama dibandingkan orang asing. Sesungguhnya keutamaan adalah dengan

takwaan.14 (HR. Bukhari)

Oleh karenanya konsep kafa’ah dalam keluarga Taufiq Abdul Qadir

Mahdami sebagai keluarga masyayikh berpendapat bahwa konsep

kesetaraan yang dipakai itu dilihat dari akhlak, agama dan keturunan yang

baik namun mengenai kekayaan itu merupakan bonus serta tidak

12 Nur Djaman, Fiqih Munakahat, (Semarang: Dina Utama Toha Putra, 1993), h.79.13 Yusuf Qardawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, 1980), h. 341.14Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam, Kesetaraan Dalam Pernikahan,(Jakarta: Gema Insani,

2011), h. 214.

Page 66: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

55

mengkhusukan untuk menikahkan dengan orang arab saja tapi dengan

semua kalangan. Namun jika konsep kafa’ah yang memprioritaskan nasab

terebut itu masih ada menurutnya konsep itu adalah konsep di zaman

dahulu kala bukan lagi konsep zaman sekarang yang sudah berbeda

dengan berbagai macam pengaruh budaya. Jadi perbedaan antara sayyid

dengan masyayikh adalah keluarga Alawiyin adalah keluarga yang mau

belajar agama dan berdakwah sedangkan keluarga masyayikh keluarga

yang bukan termasuk golongan alawiyin namun memiliki kedudukan

sebagai guru atau ulama saja di kalangan masyarakat arab khususnya dan

ada pula dari kalangan gabair mereka itu adalah ahli perang militer. Kita

semua dari yaman tapi konsep kita berbeda.15

Ada pula dari kalangan masyayikh yang lain mengatakan bahwa

kosep kafa’ah (kesetaraan) didalam keluarganya harus secara Islam dan

tidak ada campur aduk dengan adat atau pun kebudayaan karena islam

mengajarkan ketika memilih calon pendamping hidup itu harus di cari

agamanya, keturunannya, hartanya dan kecantikannya. Oleh karenannya

agama yang sangat penting dalam keluarga ini dan terpenting adalah

keridhoan orang tuanya karena keridhoan Allah ada di dalam keridhoan

orang tua dan murkanya Allah terdapat di dalam murkanya orang tua. Dan

dalam keluarga masayikh tidak diprioritaskan atau dipaksa harus senasab

karena hal tersebut merupakan kebudayaan jawa dan kebudayaan dahulu

15 Wawancara, Dengan Taufiq Abdul Qadir Mahdami, Seorang Keluarga DikalanganMasyayikh, Tanggal 24 Mei 2015, Pukul 10.42.

Page 67: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

56

kala.16

B. Eksistensi Kafa’ah Dalam Perkawinan Masyarakat Arab

1. Profile Rabitha Alawiyah.17

Di Indonesia, siapa pun yang berurusan dengan nasab keturunan

Rasulullah saw tentu kenal Rabithah Alawiyah. Lembaga ini berdiri tahun

1928. Salah satu tugas yang diembannya adalah mencatat segala sesuatu

yang berhubungan dengan nasab keturunan Nabi Muhammad SAW.

Mengingat begitu pentingnya masalah nasab, dibentuklah lembaga

khusus bernama Maktab Daimi. Dalam artikel 4, tujuan dan cita-cita

Rabithah Alawiyah, di antaranya disebutkan, Rabithah Alawiyah berusaha

untuk mengadakan satu badan yang bertugas mencatat kaum sayid yang

tersebar di berbagai penjuru Nusantara.

Maktab Daimi adalah lembaga nasab resmi badan otonom Rabithah

Alawiyah yang bertugas memelihara sejarah dan sensus Alawiyin.

Pendirian lembaga ini telah memperoleh kesepakatan bulat dan

mendapatkan ridha serta izin para tokoh, sesepuh, dan ulama Alawiyin. Di

antaranya, Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad (mufti Johor), Habib Ahmad

bin Abdullah Assegaf (pengarang kitab silsilah Chidmah al-Asyirah),

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang).

Untuk menjalankan tugas ini, ditunjuklah Sayid Ali bin Ja’far

Assegaf, yang saat itu duduk di Dewan Pengawas Rabithah Alawiyah

16 Wawancara, Dengan Hadai Ahmad Dan Faizal Yamani, Rabu, 20 Mei 2015, Pukul19.01.

17Rhabithah Alawiyah dari https: //benmashoor.wordpress.com/.../kantor-pemelihara-nasab-alawiyin-...sabtu 06-06-2015 14.30

Page 68: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

57

cabang Betawi. Dengan biaya dari Rabithah Alawiyah dan didukung pula

oleh seorang dermawan bernama Sayid Syech bin Ahmad bin Syahab,

beliau mencatat keluarga sayid yang tersebar di Indonesia, hingga sampai

saat ini bukan saja dari Indonesia, dari luar negeri pun banyak sayid yang

datang untuk memeriksakan kebenaran nasabnya.

Sayid Ali bin Ja’far Assegaf banyak menerima data sensus para

sayid dari Rabithah cabang, yang berada di beberapa daerah di Indonesia.

Beliau tidak seorang diri dalam menjalankan tugasnya. Dalam pencatatan

nasab di daerah, sayid Ali bin Ja’far Assegaf banyak dibantu oleh tim yang

dibentuk oleh Rabithah Alawiyah cabang. Di Palembang misalnya, beliau

dibantu oleh tim pencatatan nasab yang terdiri dari Syechan bin Alwi bin

Syahab sebagai ketua tim dan dibantu oleh anggota-anggotanya seperti

Abu Bakar bin Ali Al-Musawa, Ali bin Hamid bin Syech Abubakar,

Ahmad bin Umar bin Syahab, Muhammad bin Zen Al-Hadi, Ibrahim bin

Usman Al-Fakhar, Muhammad bin Syech Alkaf, Abdurrahman bin

Abdullah Al-Haddad, Salim bin Abdullah Alkaf dan Syahabuddin bin

Umar syahab. Total keluarga Alawiyin yang tercatat pada tahun 1930-an

di Indonesia sekitar 17.000 orang.

Ketika kepengurusan meng-update data melalui program

komputerisasi, mulai tahun 1937 sampai 2002, terdapat 100.000-an sayid

yang namanya telah terdaftar di buku besar nasab (15 jilid). Di samping

mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga

Rabithah Alawiyah, lembaga ini juga menempatkan kesaksian lingkungan

Page 69: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

58

sebagai salah satu syarat yang sangat penting untuk menguatkan kebenaran

nasab seseorang, di samping data-data yang terdapat pada buku rujukan

nasab yang dimilikinya. Pedoman tersebut berdasarkan pendapat Imam

Abu Hanifah, “Dengan tersiar luas, nasab, kematian, dan pernikahan dapat

ditetapkan.” Juga, pernyataan Ibnu Qudamah Al-Hanbali, “Telah sepakat

ulama atas sahnya kesaksian mengenai nasab dan kelahiran seseorang,

karena nasab atau kelahirannya dikenal atau tersiar luas di kalangan

masyarakat.”

Adapun kitab rujukan yang digunakan oleh Maktab Daimi seperti

kitab Syamsu al-Dzahirah, karya Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-

Masyhur, tulisan tangan asli dari Salman bin Said bin Awad Baghouts

berjumlah tujuh jilid, kitab tulisan tangan Habib Ali bin Ja’far Assegaf

berjumlah tiga jilid, buku hasil sensus Alawiyin di Indonesia, buku besar

nasab yang merupakan pengembangan buku tulisan Habib Ali bin Ja’far

Asseggaf yang ditulis oleh Habib Abdullah bin Isa bin Hud Al-Habsyi

berjumlah 15 jilid – semuanya adalah yang asli, dan hanya dimiliki oleh

Maktab Daimi.

Maktab Daimi menyadari sepenuhnya makna hadits yang

diriwayatkan Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang

yang mengaku bernasab kepada lelaki yang bukan ayahnya, sedangkan ia

mengetahuinya, adalah kafir. Dan barang siapa mengaku bernasab kepada

suatu kaum yang bukan kaumnya, bersiaplah untuk mengambil tempatnya

Page 70: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

59

di neraka.” Oleh karena itulah, lembaga ini berkewajiban mengingatkan

sesama muslim agar tidak terjerumus ke dalam kekafiran.

Sebaliknya, Maktab Daimi berusaha menjaga amanah yang suci

untuk menjaga kesahihan nasab Alawiyin. Dan dalam konteks ini, patut

kita renungkan kata-kata bijak Syaikh Al-Qassar, “Hendaklah setiap

keluarga Nabi Muhammad saw, bahkan sekalian kaum muslimin, berkasih

sayang dan menjaga keturunan yang mulia itu dengan mencatat keluarga

dan keturunannya secara teliti, agar tidak seorang pun bisa mengaku

dirinya termasuk keturunan Rasulullah saw melainkan dengan alasan yang

kuat, yaitu menurut apa-apa yang telah dilakukan oleh umat Islam yang

lebih dulu. Karena hal itu merupakan kehormatan dan kebesaran baginya.”

a. Program pendataan Alawiyin Sejabodetabek (PPASJ) 2014.18

Alhamdulillahirobbil alamiin program pendataan alawiyyin se-

jabodetabek atau PPASJ tahun 2014 telah berhasil mengumpulkan data

individu lebih dari 13.000 individu yang berdomisili diwilayah DKI

Jakarta, kodya Bogor, kodya Bekasi, kodya Tanggerang, dan kodya

Depok. Secara umum kegiatan tersebut berjalan dengan lancar walau

tentu saja berbagai terjadi disana sini.

Wilayah-wilayah dengan konsentrasi komunitas alawiyin yang

padat seperti Condet, Rawang Belong Palmerah, Jatinegara, Kebon

Nanas, Empang Bogor dan lainnya telah hampir seluruhnya terdata

berdasarkan catatan yang masuk. Kesulitan masih dihadapi untuk

18 Rabithah Peduli, Busyra, Edisi No. 011/Desember-012 /April 2015.

Page 71: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

60

menjangkau keluarga alawiyin yang tinggal menyebar hampir merata

di wilayah Jabodetabek. Untuk itu, setelah berakhirnya pendataan

tahap 1 pada bulan Mei 2014 lalu, maka dilaksanakan pendataan tahap

2 lebih terkonsentrasi pada keluarga alawiyin yang tersebar tersebut.

Pada edisi busyra kali ini tim pendataan menyajikan tabulasi data

yang telah dimasukkan ke dalam system database alawiyin. Data

domisili individu berdasarkan wilayah ditampilkan pada grafik

dibawah dengan jumlah 13.717 individu yang berasal dari 3.969

keluarga. Data sementara tersebut sudah proporsional jumlahnya

terhadap distribusi wilayah dan telah divalidasi keabsahannya oleh tim

pendataan pusat. Disajikan juga dibawah data terkait jumlah laki-laki

dan perempuan. Selanjutnya data status pernikahan, besar pendapatan

pertahun dan golongan darah.

Menarik untuk diceritakan bahwa yang merahasiakan pendapatan

pertahun dari kalangan alawiyin relative sangat tinggi. Apakah hal

tersebut menunjukkan bahwa komunitas ini masih memiliki tingkat

kepercayaan yang rendah merupakan hal yang layak untuk di telusuri

lebih lanjut. Dipihak lain, data yang mengenai golongan darah

menunjukkan bahwa yang belum mengetahuinya relative cukup tinggi,

sehingga kedepan perlu kiranya untuk melakukan sosialisasi

pentingnya informasi mengenai golongan darah. Dua hal ini adalah

contoh karakteristik keluarga besar alawiyin yang dapat digali dari

Page 72: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

61

pendataan dekat ini.

b. Data-data Alawiyin berdasarkan wilayah, qabilah, kisaran pendapatan,

golongan darah, dan status pernikahan

1) Data Alawiyin Berdasarkan Wilayah

No. Wilayah Jumlah

1. Jakarta Timur 4787

2. Jakarta Selatan 2465

3. Depok 1333

4. Jakarta Barat 1193

5. Kodya Tangerang 1018

6. Kodya Bogor 988

7. Jakarta Pusat 901

8. Kodya Bekasi 684

9. Jakarta Utara 348

Total 13717

2) Data Alawiyin Berdasarkan Qabilah

No. Qabilah Jumlah

1. Al Attas 2471

2. Al Haddad 1583

3. Al Assegaf 1538

4. Al Alaydrus 1389

5. Al Habsyi 1115

6. Bin Shahab 690

7. Al Kaff 517

8. Al Jufri 447

9. Bin Yahya 375

Page 73: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

62

10. Syeikh Abubakar Bin Salim (bsa) 324

11. Al Aided 301

12. Al Hamid 270

13. Al Bahar 147

14. Al Hasni 144

15. Al Haddar 121

16. Al Masyhur 115

17. Al Munawwar 109

18. Al Chirid 106

19. Al Asyatiri 103

20. Al Muhdar 99

21. Al Baraqbah 98

22. Al Ba’bud 90

23. Al Qadri 89

24. Al Bin Jindan 85

25. Al Albar 82

26. Bin Smeith 80

27. Al Baaqil 78

28. Al Bafaqih 76

29. Al Hadi 76

30. Al Maulakhailah 68

31. Al Muttahar 60

32. Al Bahsein 58

33. Barak w an 55

34. Al Basya aiban 53

35. Al bin Aqil 51

36. Al Hinduan 48

37. Al Fad’aq 47

38. Al Ba’mar 46

39. Al Musawa 45

Page 74: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

63

40. Al Banahsan 42

41. Al Jamalullail 33

42. Bin Sahil 33

43. Al Baharun 32

44. Al bin Tohir 31

45. Al Mahdali 31

46. Al Basurah 25

47. Al Madihij 23

48. Al Juneid 21

49. Al Khaneyman 21

50. Al Bilfaqih 20

51. Al Hiyed 18

52. Al Baghaits 16

53. Al Anggawi 15

54. Al Siri 15

55. Al Bafaraj 14

56. Al Mauladawilah 12

57. Al Kazhimi 9

58. Al Syatiri 7

59. Al Zahir 6

60. Al Bufteim 6

61. Al bin Syuaib 5

62. Al Adani 4

63. Al Musawa 4

64. Ar Rafa’i 4

65. Al Muqeibel 3

66. Al Bahasyim 2

67. Al Bayti 2

68. Al Baidl 1

Page 75: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

64

3) Data Alawiyin berdasarkan qabilah (10 besar)

No. Qabilah Jumlah

1. Al Attas 2471

2. Al Hadad 1583

3. Al Assegaf 1538

4. Al Alaydrus 1389

5. Al Habsyi 1115

6. Bin Shahab 690

7. Al Kaff 517

8. Al Jufri 447

9. Bin Yahya 375

10. Syeikh Abu Bakar bin Salim (bsa) 324

Total 10449

4) Data Alawiyin berdasarkan kisaran pendapat

No. Pendapatan Jumlah

1. < 12 juta 1489

2. 12 juta s/d 60 juta 2163

3. 60 juta s/d 120 juta 402

4. > 120 juta 215

5. N.A 9448

Total 13717

5) Data Alawiyin berdasarkan golongan darah

No. Gol. Darah Jumlah

1. Tidak diketahui 7679

2. A 1158

3. B 1266

4. O 3099

Page 76: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

65

5. AB 515

Total 13717

6) Data Alawiyin berdasarkan status pernikahan

No. Status pernikahan Jumlah

1. Belum nikah 7288

2. Menikah 5460

3. Janda 793

4. Duda 176

Total 13717

C. Konsep Kafaah Nasab Dan Eksistensi Dalam Perkawinan Masyarakat

Keturunan Arab Di Wilayah Condet

Jadi analisis penulis dalam konsep kafaa’ah menurut keluarga

keturunan arab itu memiliki perbedaan diantaranya :

1. Konsep kafa’ah nasab di dalam keluarga sayyid masih mengutamakan dua

hal yaitu agama dan juga nasab terlebih sebuah nasab yang menjadi ukuran

kesetaraan dalam memilih calon pendamping hidup. Alasan mereka

diantaranya mengenai sebuah hadist yang di sabdakan oleh Rasulullah “

sesungguhnya telah aku tinggalkan untukmu sesuatu yang jika kalian

ambil, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu astsaqalain. Salah

satunya lebih besar daripada yang lain. Pertama kitab Allah sebagai tali

yang terbentang diantara langit dan bumi. Kedua keluargaku ahlul baitku

”dan alasan mereka memilih konsep kafa’ah terebut adalah sebagai rasa

syukur ke pada Allah SWT oleh karenanya jika diantara mereka tidak

Page 77: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

66

melaksanakan konsep kafa’ah tersebut maka akan dijauhi oleh

keluarganya jika prinsip tersebut sangat kuat. Namun, pada saat zaman

sekarang yang terpengaruhi oleh kondisi zaman mereka tidak akan

menjauhi keluarga yang meninggalkan prinsip tersebut namun merekalah

yang mengasingkan diri dikarnakan garis keturunan mereka terputus

dengan ketidak se-kufuannya.

Oleh karenanya menurut mereka untuk mencegah hal tersebut terjadi di

dalam keluarganya maka diharuskan sebagai orang tua mengajarkan

prinsip dalam keluarga khusunya keturunan sayyid yang masih

menghususkan kedalam nasabnya. Dikarnakan dizaman sekarang ini

penuh dengan pergaulan yang sangat bebas sehingga kebanyakan

keturunan sayyid pun tidak mengetahui nasab atau silsilahnya.

2. Konsep kafa’ah di dalam keluarga masyayikh yaitu lebih utamakan

kualitas agamanya tidak memprioritaskan nasabnya sebab manusia dimata

Allah sama saja yang terpenting adalah ketaqwaannya. Kemudian mereka

berprinsip bahwa tidak ada perbedaan diantara manusia terkecuali

takwanya kepada Allah SWT oleh karenanya dalam memilih seorang istri

ataupun suami tidak ada keharusan sesama nasab namun lebih kepada

kualitas agamanya dan juga keturunan yang baik serta kekayaan sebagai

bonus untuk mereka.

3. Namun berdasarkan prinsip undang-undang yang tertera didalam

kompilasi hukum Islam (KHI) : yaitu pada pasal 61 dalam membicarakan

pencegahan perkawinan dan yang diakui sebagai kriteria kafa’ah itu adalah

Page 78: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

67

apa yang telah menjadi kesepakatan ulama, yaitu kualitas keberagamaan.19

Oleh karenanya dari keterangan di atas, ada 2 hal yang berbeda dalam

prinsip kafa’ah yang dilaksanakan oleh masyarakat keturunan arab yang

mengutamakan senasab dengan prinsip undang-undang yang mengatakan

bahwa tidak se-kufu tidak menjadi alasan untuk mencegah perkawinan

kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilafu al-dien

Pasal 61

Tidak se-kufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan,

kecuali tidak se-kufu karena perbedaan agama atau ikhtilafu al-dien20.

4. Eksistensi kafa’ah dalam perkawinan masyarakat keturunan arab.

a. Data alawiyin berdasarkan qabilah (10 besar)

No. Qabilah Jumlah

1. Al Attas 2471

2. Al Hadad 1583

3. Al Assegaf 1538

4. Al Alaydrus 1389

5. Al Habsyi 1115

6. Bin Shahab 690

7. Al Kaff 517

8. Al Jufri 447

9. Bin Yahya 375

10. Syeikh Abu Bakar bin Salim (bsa) 324

Total 10.449

19 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Kafa’ah DalamPerkawinan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.140-14.

20 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,2010), h.127.

Page 79: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

68

Dari data di atas dapat penulis analisa bahwa memang keberadaan

masyarakat keturunan Arab khususnya Sayyid masih banyak berkembang

di Wilayah Jakarta Timur mencapai 4.787 orang dan dari kabilah terbesar

mencapai jumlah 10.449 (Sepuluh Ribu Empat Ratus Empat Puluh

Sembilan). Sehingga dapat di ambil garis besarnya bahwa sampai saat ini

masyarakat keturunan Dzurriyah Rasullullah masih tetap ada dan konsep

kafa’ah nasab tersebut masih dilaksanakan di dalam Wilayah

Jabodetabek.

Page 80: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

A. Berdasarkan hasil penelitian penulis di dalam wilayah condet konsep kafa’ah

dalam perkawinan keturunan Arab di wilayah condet masih mempertahankan

konsep kafa’ah nasab.

Oleh karenanya keturunan sayyid atau sayyidah menggunakan konsep kafa’ah

nasab dalam memilih pendamping hidupnya dengan tujuan menjaga garis

keturunan Rasullullah dan akan diajarkan kepada keturunannya namun diantara

mereka tidak ada yang mengetahui banyak masalah teori atau dalil apa yang

dilaksanakan hanya saja mereka mematuhi apa yang sudah di haruskan dalam

konsep kafa’ah tersebut.

Dalam wilayah Condet tersebut ternyata ada juga yang tidak memakai konsep

tersebut yang itu dari keluarga Masyayikh yang hanya mengutamakan kualitas

agamanya dan tidak ada kehususan dalam segi nasab karena itu merupakan

prinsip zaman dahulu yang telah berubah di zaman sekarang. Perbedaan antara

Sayyid dengan Masyayikh adalah keluarga Alawiyin adalah keluarga yang mau

belajar agama dan berdakwah sedangkan keluarga Masyayikh keluarga yang

bukan termasuk golongan alawiyin namun memiliki kedudukan sebagai guru atau

ulama di kalangan masyarakat arab khususnya Oleh karenanya di dalam Wilayah

Condet banyak masyarakat arab yang tinggal disana namun memiliki prespektif

Page 81: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

70

yang berbeda mengenai kafa’ah nasab didalam keluarga Sayyid dan keluarga

Masyayikh. Hal se-kufu tidaklah menjadi keutamaan bagi mereka sehingga

banyak diantara keluarga mereka yang menikah dengan orang biasa.

B. Berdasarkan hasil penelitian dan pendataan lembaga Rabithah Alawiyah

mengemukakan bahwa Eksistensi masyarakat keturunan Arab yang masih

memprioritaskan nasab itu sejumlah 13.717 Sejabodetabek. Namun di Wilayah

Jakarta Timur mencapai jumlah 4.787 maka dapat disimpulakan bahwa Eksistensi

masyarakat Arab yang melaksanakan konsep kafa’ah dalam hal nasab masih kuat

hingga zaman sekarang ini.

B. Saran-Saran

Secara garis besarnya faktor nasab merupakan salah satu persyaratan

dalam perkawinan. hal tersebut bukanlah seuatu adat atau pun kebudayaan. Dan

ilmu nasab merupakan ilmu yang sangat di kuasai oleh bangsa Arab. Banyak

diantara keturunan Arab terutama yang di daerah Condet tidak mengetahui asal-

usul teori dalam konsep kafa’ah nasab tersebut mereka hanya melaksanakan apa-

apa yang mereka liat di dalam keluarganya dan hanya sedikit saja yang faham

mengenai teori kafa’ah tersebut oleh karenanya hendaknya di keluarga

masyarakat arab dari keturunan Sayyid hendaknya mempelajari silsilah dan asal-

usul teori yang diajarkan oleh nenek moyangnya sehingga tidak hanya

melaksanakan konsep kafa’ah nasab saja namun mengerti mengenai dalil-dalil

mengenai kafa’ah.

Page 82: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

71

Dizaman modern ini banyak pemahaman yang mampu mempengaruhi

prinsip kafa’ah masyarakat arab khususnya sayyid terlebih pada pergaulan anak

muda di zaman sekarang yang bebas memilih, oleh karenanya konsep kafa’ah

tersebut harus di ajarkan kepada anak keturunannya supaya mereka mengerti dan

faham serta mampu melaksanakan kafa’ah yang telah di ajarkan oleh orang tua

mereka sehingga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.

Page 83: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

72

DAFTAR PUSTAKA

Al- Quran dan Terjemahnya

Abdullah Muhammad, Imam Syafi’I bin Idris, Ringkasan Al Umm, Jakarta: PustakaAzzam, 2004.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,2010.

Abiding, Slamet dan Aminudin, Fiqih Munakahat, Bandung : Pustaka Setia, 1999.

Aziz, Syeikh Abdul Bin Abdurrohman Al-Musna Kholid Bin Ali Al-Anbari,perkawinan dan masalahnya,Pusaka al-Kautsar.

Djaman, Nur, Fiqih Munakahat, Semarang: dina utama toha putra, 1993.

Ghazali, Abdulrahman, Fiqih Munakahat: Kafa’ah Dalam Perkawinan, Jakarta:Kencana, 2010.

Ghozali, AbdulRahman, Fiqih Munakahat, Dasar-Dasar Umum Perkawinan jakata:kencana, 2010.

Hadad, al-Thahir, Wanita Dalam Syariat Dan Masyarakat: Kebebasan Memilih,Jakarta: Pustaka Firdaus.

Hasan, M.Iqbal, Pokok-Pokok Materi Penelitian Dan Aplikasinya, Bogor : GhaliaIndonesia,2002.

HIV (Human Immunodefisiency Virus) Sebagai Penyebab Seseorang MenderitaPenyakit Aids. Aids (Acquired Immunodefisiency Syndrome)

https: //benmashoor.wordpress.com/.../kantor-pemelihara-nasab-alawiyin-...sabtu06-06-2015 14.30.

Husain, Ibrahim, Fiqh Perbandingan Masalah Pernikahan Jilid Satu, Jakarta :Pustaka Firdaus,2003.

Page 84: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

73

Husein , Ibrahim, Fiqih Perbandingan Dalam Masalah Nikah-Thalaq-Rudjuk DanHukum Kewarisan, definisi nikah Jakarta: balai penerbitan danperpustakaan islam, 1971.

Irfan, Nurul, Nasab Dan Status Anak Dalam Hukum Islam, Hubungan Nasab DalamHukum Islam, Jakarta: Amzah 2012.

Jaziriy, Abdul al-Rahman, Fiqh Al Mazahib al- arba’ah, Mesir, Mathba’ah TijariyahAl-Kubra.

Kountur , Ronny, Metode Penelitian Hukum Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.

Laporan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Laporan Bulan Februari Tahun2015 Kec.Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur.

Masyhur, Idrus Alwi, Sekitar Kafa’ah Syarifah Dan Dasar Hukum Syari’ahnya.

Muchtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta: BulanBintang, 1974.

Muhammad, Nabil Taufik As-Samaluthi, Pengaruh Agama Terhadap StrukturKeluarga : kekesuaian (kufu), Surabaya : Bina Ilmu 1987.

Nasution, Khoiruddin, Isu-Isu Kontemporer Hukum Islam, Yogyakarta: Suka Press,2007.

Purwaka, Tomi Hendra, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: UniversitasAtmajaya, 2007.

Qardawi, Yusuf, Halal Dan Haram Dalam Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1980.

Rabithah peduli, busyra, edisi no. 011/desember-012 /april 2015.

Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Kitab Nikah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005.

Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Pengertian Kafa’ah, Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Sabiq, Sayid, Fiqih Al-Sunah, Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1985.

Sopyan, Yayan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam DalamHukum Nasional, Jakarta: graham pena 2012.

Sostroatmodjo, Arso, Hukum Perkawinan di Indonesia Jakarta: Bulan Bintanng,1975.

Page 85: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

74

Sunggono, Bambang, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada,2007.

Syarifuddin, Amin Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Kafa’ah DalamPerkawinan, Jakarta: Putra Grafika, 2009.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Larangan Perkawinan,Jakarta: Kencana, 2011.

Sumber Wawancara :

Wawancara dengan Abdul Qadir Al-Kaff seorang Sayyid Tanggal 25 Mei 2015 Pukul07.41.

Wawancara dengan Hadai Ahmad Dan Faizal Yamani Rabu, 20 Mei 2015 Pukul19.01.

Wawancara dengan Taufiq Abdul Qadir Mahdami seorang Keluarga dikalanganMasyayikh Tanggal 24 Mei 2015 Pukul 10.42.

Wawancara dengan Umi Fathimah Bin Muhammad Al-Idrus Tanggal 23 Mei 2015Pukul 13.34.

Wignjodipoero, Soerojo, Penghantar Dan Azas-Azas Hukum Adat, Jakarta:Masagung, 1982.

Yaswirman, Hukum Keluarga, Beberapa Syarat Perkawinan, Jakarta: Rajawali Pers,2013.

Zuhaili, Wahbah, Fiqih Islam, Jakarta: Gema Insani, 2011.

Page 86: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Panduan wawancara

1. Bagaimana konsep kafaah dalam keluarga keturunan arab khususnya abi dan umi ?

2. Apakah tujuan dari kafaah tersebut ?

3. Bagaimana pandangan terhadap konsep kafaah habaib yang harus menikahi dengan

senasab ?

4. Bagai mana pandangannya jika ada kekhususan dengan keturunan arab khususnya si

perempuan ?

5. Dari mana asal usul keluarga abi dan umi ?

6. Bagaimana silsilah abi faizal yamani ?

7. Bagaimana sejarahnya orang arab banyak hadir di condet ?

8. Apakah akibatnya jiga keluarga habaib itu sendiri memutuskan garis keturunan

khususnya seorang syarifah ?

9. Apakah konsep kafa’ah ini di perkenalkan kepada anak ?

10. Bagaimana sejarah berkumpulnya masyarakat arab di daerah condet ini ?

Page 87: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Wawancara Dengan Keluarga Keturunan Arab di Condet

1. Nama : Haidai Ahmad Dan Faizal Yamani

Alamat : Batu Ampar 3 Jalan Masjid Al-Khairat No 23 Rt 04/08

Tanggal : Rabu,20 Mei 2015

Pukul : 19.01

a. Bagaimana konsep kafaah dalam keluarga keturunan arab khususnya abi dan umi

?

b. Konsep kafaah dalam keluarga saya ini secara islam dan tidak ada campur aduk dengan

adat atau kebudayaan karena seperti halnya orang islamyang lain ketika menikah pasti

meminta persetujuan dari orang tua khususnya keridhoan ibu dan menanyakan kepada

kerabat terdekat lalu menanyakan kepada masing-masing calonnya mau atau tidak

Ya klo dia mau ya lanjutkan klo tidak yang tinggalkan dan jalan lainnya dengan sholat

istikharoh setelah itu mungkin di kawih jawaban oleh Allah dengan mimpinya biasanya

kaya gtu. Dan bukan dipaksa harus senasab klo kaya gtu biasanya kebudayaan jawa gtu

bukan islam klo orang islam ga ada klo pacaran juga itu semua kebudayaan barat. Dan

yang terpenting adalah satu agama ga harus dia orang arab atau bukan klo sudah jodoh

kita serahkan sama Allah tapi tergantung prinsipnya masing-masing secara pemikiran

orang lainya ga mengharuskan orang arab.

a. Apakah tujuan dari kafaah tersebut ?

b. Menjaga keturunan kita namun tidak ada penghususkan untuk menikahkan sesama orang

arab, untuk menciptakan keluarga yang damai, sejahtera,dan harmonis terlebih mengikuti

sunnah rasullullah

a. Bagaimana pandangan terhadap konsep kafaah habaib yang harus menikahi

dengan senasab ?

b. Mereka memiliki prinsip tersebut untk memudahkan mencari jejak keluarganya klo ga

sama berarti jejaknya ilang misalnya seorang perempuan kawinsama orang Indonesia

yaudah ilang deh keturunannya dan bisa menentukan baik atu tidaknya itu keturunan

a. Bagai mana pandangannya jika ada kekhususan dengan keturunan arab khususnya

si perempuan ?

Page 88: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

b. Klo misalnya adat dari orang tuannya masih kearas memaksakan maka bisa ancur tuuh

rumah tangga karena kebanyakan orang gtu pikirannya picik

a. Dari mana asal usul keluarga abi dan umi ?

b. Saya berasal dari yaman dan sebutannya adalah syeikh bukan dari arab Saudi tapi

masalah nasab memang keturunan habaib masih memegang hal yang seperti itu ada yang

masih megang nasab ada juga yang tidak ada juga habaib menikah dengan orang melayu.

Ada pula tata caranya orang arab nikah dia nikah sebelum ijab dan Kabul pengantin

perempuan itu harus di dalam dan setelah ijab dan Kabul baru di keluarkan dan ijab dan

kabulnya memakai bahasa arab. Jadi kalo kami sendiri melaksanakan kafa’ah dengan

hanya memilih seagama dan tidak memprioritaskan sesama orang arab.

a. Klo boleh tau silsilah abi faizal yamani ?

b. Klo saya faizal bin ridwan binsholeh awab bin ali azahiri ayamani

a. Klo silsilah umi ?

b. Saya binti Salim,Ali, Sholeh dan Abdul Qadir

a. Bagaimana sejarahnya orang arab banyak hadir di condet ?

b. Sejarahnya dulu memang ada ulama besar dari kalangan habaib yang singgah di sini

tepatnya di alhawi jadi orang arabberbaur disana oleh karenannya sekarang banyak

masyarakat arab yang tinggal disini gunanya ada yang berdakwah ada yang berdagang

dan lain-lain.

Yang terhormat

Haidai Ahmad Dan Faizal Yamani

Page 89: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Wawancara dengan syarifah

Nama : Umi Fathimah Bin Muhammad Bin Ahmad Al-Idrus

Tanggal : 23 mei 2015 pk.13.34

a. Bagaimana konsep kafa’ah di keluarga umi khususnya ?

b. Klo berbicara masalah konsep kafa’ah yang ada di keluarga saya masih memprioritaskan

keturunan atau nasab yang harus sama dengan dzurriyah karena itu adalah kewajiban

saya untuk menjaga garis keturunan rasullullah alasannya adalah seperti yang rasul

sabdakan “sesungguhnya telah aku tinggalkan untukmu sesuatu yang jika kalian ambil,

kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu astsaqalain. Salah satunya lebih besar dari

pada yang lain. Pertama kitab Allah sebagai tali yang terbentang diantara langit dan

bumi. Kedua keluargaku Ahlul Baitku. ”

a. Apakah akibatnya jiga keluarga habaib itu sendiri memutuskan garis keturunan

khususnya seorang syarifah ?

b. Yaaa klo akibatnya sii tergantung prinsipnya klo prinsipnya masih keras kaya dulu nah

itu mungkin di jauhi ga boleh masuk keluarga lagi klo jaman sekarang sig a terlalu

memaksakan juga si jadi mereka punya alasan masing-masing klo soal itu.

a. Apakah konsep kafa’ah ini di perkenalkan kepada anak ?

b. Iyaa harus dan pasti di perkenalkan karena dia bisa mengikuti silsilahnya makanya di

zaman sekarang ini sudah banyak seorang anak di kalangan habaib sudah banyak yang

tidak tau silsilah nasabnya kepada rasulullah dai itu di karenakan pergaulannya dan

kurangnya perhartian orang tua mengenai hal ini.

a. Bagaimana sejarah berkumpulnya masyarakat arab di daerah condet ini ?

b. Jadi yang saya tau itu orang arab dating kesini Cuma untuk menyebarkan agama dan

berdagang jadi mereka membangun rumah tangga dengan orang sini sehingga banyak

orang arab yang tinggal disini.

Yang terhormat

Umi Fathimah Bin Muhammad Bin Ahmad Al-Idrus

Page 90: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Wawancara dengan masyayikh

Nama : Taufiq Abdul Qadir Mahdami

Alamat : Jalan Eteran Rt 001/01 Kelurahan Balekambang

Tanggal/pukul : 24 mei 2015 pk.10.42

a. Bagaimana konsep kafa’ah di dalam keluarga abi?

b. Jadi klo keluarga kita hanya mengharuskan seagama dan keturunan yang baik jika

kekayan mah itu bonus dan kami tidak mengkhusukan untuk menikahkan dengan orang

arab saja tapi semua.

a. Bagaimana komentar abi mengenai keluarga habaib yang mengharuskan konsep

nasab ?

b. Jadi klo konsep seperti itu adalah konsep zaman dulu ortodok bukan zaman sekarang

sudah beda jadi keluarga habaib itu adalah keluarga yang mau belajar agama dan

berdakwa sedangkan kita itu dari golongan masyayikh yang hanya berdagang dan

adapula dari kalangan gabair mereka itu adalah ahli perang. Kita semua sama dari yaman

tapi konsep kafa’ah kita yang berbeda.

a. Apakah tujuannya ?

b. Jadi bagi saya harus wajib satu kufu sama kita dan itu menjaga keturunan kita sendiri

namun tidak dikhusukan harus dengan orang arab walaupun itu anak si perempuan

pokonya tidak mementingkan nasabnya harus dari golongan inilah, yang penting

akhlaknya baik keturunannya dari orang baik. Jadi klo ada yang menggap dari keturunan

rasullullah saya keturunan adam jadi klo di kalangan habaib itu mementingkan nasabnya

itu merupakan egois dan nantinya akan menimbulkan dosa.

a. Apakah hal ini di ajarkan kepada anak abi ?

b. Yaa saya akan perkenalkan kepada anak saya supaya tidak tersesat seperti pesan ibu saya

apa yang kamu tau laksanaken. Supaya dia mengenal famnya dia siapa, fam itu adalah

marga

a. Apakah ada perbedaan diantara marga-margayang lain ?

b. Jadi tidak ada perbedaan diantara marga yang satu dengan yang lainnya karena itu semua

untuk mengenal golongan masing-masing.

Page 91: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

a. Apakah saya boleh tau asal usul silsilahnya abi ?

b. Klo saya asal dari yaman klo silsilah saya Cuma hafal 4 saja saya taufiq abdul qadir bin

usman bin ali mahdami itu saja yang saya tau.

a. Bagaimana sejarahnya masyarakat arab bisa berkembah di condet ini ?

b. Yaa setau saya sii yaa di condet ini pertama kalinya di alhawi yaa kemungkinan mereka

menikah dengan orang pribumi maka berkembang sampai saat ini.

Yang terhormat

Bpk.Taufiq Abdul Qadir Mahdami

Page 92: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Wawancara dengan keluarga habaib

Nama : Abdul Qadir Al-Kaff

Alamat : jalan. H. thaiman rt 03 rw 01 no. 9 kampung gedong kelurahan batu ampar

Tanggal : 25 mei 2015 pk. 07.41

a. Bagaimana konsep kafa’ah di keluarga abi dalam keturunan habaib ?

b. Yaa untuk keluarga habaib itu memerlukan dan memprioritaskan nasabnya kenapa?

Karena sifatnya dakwah membaur untuk berdakwah tujuan utamanya dalah

berdagang dan dakwah.

a. Klo seorang syarifah kan di haruskan menikah dari kalangan habaib itu

mengapa ?

b. Jadi memang di haruskan seorang syarifah menikah dengan seorang sayyid itu

tujuannya adalah untuk menjaga keturunan dan memelihara garis keturunan yang

sudah di amanahkan oleh Rasullullah

a. Apa si perbedaannya sayyid dan bukan sayyid ?

b. Yang namanya sayyid itu habib yang tercatat dalam sebuah lembaga di daerah

simatupang namnya Rabihah Alawiyah dan ada buku nasabnya di masing-masing

sayyid jadi ga sembarangan orang. Jadi seseorang yang telah di beri kenikmatan

seperti ini harus di jaga.

a. Apakah ada toleransi dalam syarifah untuk menikah dengan orang biasa

(ajam)?

b. Jadi Allah memberikan nikmat kemuliaan kepada keturunan Rasullullah maka harus

di jaga jika tidak di jaga maka dia telah kufur dari nikmat Allah maka jika klo sudah

kufur terhadap nikmat Allah maka azab yang akan datang terhadap dirinya. Jadi

biasanya keturunan dzuriiyah itu selalu menjaga garis keturunannya karena itu sangan

berat menjaganya.

a. Apakah abi mengajarkan kepada keturunan abi ?

b. Yaa itu pasti saya ajarkan dan semua itu untuk berdakwah

a. Apakah ada unsur kebudayaan ?

b. Ooh tidak ada unsure kebudayaan klo ada unsure kebudayaan itu pasti saya akan

tinggalkan.

Page 93: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

a. Apakah akibatnya jika seorang syarifah menikah dengan orang biasa ?

b. Jadi klo untuk soal itu menurut saya dia sudah ingkar nikmat dan itu merupakan

pelanggaran klo dulu memang dijauhi dari keluarga tapi sekarang sudah beda jadi

tidak ada penghukuman terhadapnya namun biasanya mereka minder terhadap

keluarganya yang terus menjaga garis keturunannya dan biasanya mereka yang

melanggar sendiri menjauh dari keluarga yang lain bukan di jauhi.

a. Apakah abi tau maslah sejarahnya masyarakat arab bisa berkembang di

wilayah condet ini ?

b. Jadi sejarahnya dulu kake ane namanya muhammad Al-Hadad atau yang sekarang

habib ismail abdul qadir bin ahmad bin Muhammad Al-Hadad beliau lah yang

mendirikan sebuah yayasan yatim piatu yang bernama Al-Hawi dan kalo di keramat

jati dulu habib muhsin bin Muhammad Al-Athas jadi dulu memang mereka

berdakwah sehingga bnyak keturunan habaib yang tinggal di daerah condet.

a. Apakah setiap marga habaib itu sama atau beda ?

b. Jadi tidak ada perbedaan dalam sebuah marga semua sama saja

a. Kalo boleh tau silsilah abi ?

b. Saya Abul Qadir Bin Ali Al-kaff

Yang Terhormat

Ttd. Bapk.Abdul Qadir Al-Kaff

Page 94: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

Hasil foto saat wawancara keluarga keturunan arab di wilayahcondet Jakarta timur

a. Bukti buku nasab yang dimiliki oleh keluarga sayyid

b. Wawancara dengan keluarga habaibNama : abdulqadir al-kaffAlamat : jalan. H. thaiman rt 03 rw 01 no. 9 kampung gedong kelurahan batu amparTanggal : 25 mei 2015 pk. 07.41

Page 95: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

c. Wawancara dengan masyayikhNama : Taufiq Abdul Qadir MahdamiAlamat : Jalan Eteran Rt 001/01 Kelurahan BalekambangTanggal/pukul : 24 mei 2015 pk.10.42

Wawancara dengan syarifah

Nama : umi fathimah bin Muhammad bin ahmad al-idrus

Tanggal : 23 mei 2015 pk.13.34

Page 96: KONSEP DAN EKSISTENSI KAFA’AH NASAB DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30141/1/M.ALI... · Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta

d. Nama : Haidai Ahmad Dan Faizal YamaniAlamat : Batu Ampar 3 Jalan Masjid Al-Khairat No 23 Rt 04/08Tanggal : Rabu,20 Mei 2015Pukul : 19.01