KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI...

78
KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1) Oleh BAHIYYAH SOLIHAH 1110011000138 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI...

Page 1: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH-

THAHTHAWI DAN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh

BAHIYYAH SOLIHAH

1110011000138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

i

KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF

ATH-THAHTHAWI DAN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh

BAHIYYAH SOLIHAH

1110011000138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 3: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

\

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIA}I

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

Bahiyyah Solihah

1 I 1001 1000138

Pendidikan Agamalslam

Kp. Joglo. Rt 004 Rw 005 DesaCisarua Kabupaten BogorIndonesia

Cibeureum KecamatanPropinsi Jawa Barat

Jakarta, 16 Maret 2015Yang Menyatakan

MEN-YATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Konsep cinta Tanah Air perspektif Ath-ThahthawiDan Reievansinya dengan Penaioitran cii rndonesia adalah benar hasil karyasendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : prof. Dr. H. Ahmad Syafi,i NoorNIP : 194709021967121001

Jurusan/Program Studi : pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhn ya dan saya siap

ffH;:" segara konsekuensi apabira terbukti uanwa skripsi ini bukan hasir kurya

Page 4: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

skripsi berjudul Konsep Cinta Tanah Air perspektif Ath-Thahthawi danRelevansinya dengan Pendidikan di Indonesia disusun oleh Bahiyyah Solihah,NIM. 1 110011000138, Jurusan Pendidikan Agama lslarn, Fakuttas Ilmu Tarbiyah danKeguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melaluibimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan padasidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fahrltas.

Jakafta,16 Maret 2015

Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i NoorNIP. 19470902 196712 I 00t

ill

Yang mengesahkan,

Page 5: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berludul Konsep Cinta Tanah Air perspektif Atlr:llrunthawi danRelevansinya dengan Pendidikan di rndonesia disulsun oleh Bdhilyah solihah,Nomor Induk Mahasiswa 111001100013g, Jurusan pendidiican Agama Islam,diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan r"grryuo, UIN syarif HidayatulrahJakarta dan telah dinyatakan lurus dalam uji",';;"n.l.n pada tanggal 31 Maret2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoreh gerarSarl'ana Pendidikan Isram (s. p;. I au'u- biddng pendidikan Agama Isram.

Panitia Ujian Munaqasah TanggalKetua Panitia (Ketua Jurusan/program Studi)

Jakafta,l0 April2015

Tanda Tangan

S ekretaris (S ekretaris Jurusan/prodi)

Marhamah Saleh. Lc. MA.NiP. 19720313 200801 2010Penguji I

lviuhammad Zuhdi" A,I. Ed. p.hDNIP. 19720704 19978 I 0a2Penguji II

NIP. 196s0s15 199403 I 006

(eo1 _tC

%/,r

Yly_(:l

Mengetahui:Dekan Fakultas

Prof. Dr. AhmNIP. 19550421

Page 6: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

v

ABSTRAK

KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH-THAHTHAWI DAN

RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kata Kunci: Cinta Tanah Air, Ath- Thahthawi

Seiring dengan zaman yang semakin maju dan modern, sebuah rasa yang

tercipta pada seorang diri terutama sebuah perasaan peduli terhadap tempat

dimana ia dilahirkan semakin hari semakin patut dipertanyakan. Sikap dan

perilaku yang mencerminkan perasaan cinta terhadap tanah airnya semakin tidak

terlihat lagi. Cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan wujud dari sila

Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di

keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pembelaan negara, syarat-syarat pembelaan negara diatur

dalam Undang-undang. Kesadaran cinta tanah air itu pada hakikatnya berbakti

kepada negara dan kesediaan berkorban membela negara.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif artinya penelitian ini

menggunakan data informasi yang diperoleh dari kepustakaan. Dan metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif-analitif. Kemudian pada teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi dan mempelajari

karya ilmiah yang dikarang oleh Ath-Thahthawi sebagai objek yang diteliti.

Dalam konsep cinta tanah airnya, Ath-Thahthawi menyebutkan agar

kiranya sebagai penduduk yang baik dapat mempertahankan negaranya dan

membela negaranya bahkan mempertaruhkan nyawanya. Cinta tanah air tidak

hanya diwujudkan untuk merebut kemerdekaan dari penjajah saja. Cinta tanah air

pula harus diwujudkan untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut. Konsep

tersebut relevan dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mana pada

kurikulum dan tujuan pendidikannya mencantumkan konsep cinta tanah air

sebagai materi pelajaran dan juga sebagai harapan agar bangsa Indonesia dapat

menanamkan kembali rasa cinta terhadap tanah air. Hal itu diwujudkan semata-

mata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan untuk mengharumkan

nama Indonesia di matadunia.

Page 7: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

vi

ABSTRACTION

The Nationalism Concept of Ath-Thahthawi Perspective and Its

Relevancy to Education in Indonesia

Keywords: nationalism, Ath-Thahthawi

A long with the era which is more proggessive and modern, a sense that is

created into oneself especially sense of caring about a place where he was born

there should be being asked day by day. Bearing and behavior which reflect the

sense of nationalismare more disappear. Nationalism is an experience and a

manifestation of sila “The Unity of Indonesia (Persatuan Indonesia)” which is able

to be manifested on daily life in family, school and society. Every civil society has

the right and must join in defence the state, the requirements of defence the state

are managed in constitution. The counciousness of nationalism actually is being

loyal to the nation and being ready for sacrificing to provide it.

This research is a qualitative research, it means that this research uses

information data which is taken from literature. And method that’s used in this

research is descriptive-analytive. Then for technique of accumulation data is used

by documentation study and studying from scientific paper that is composed by

Ath-Thahthawi as object that is being researched.

In his nationalism concept, Ath-Thahthawi mentioned that as a good civil

society should be able to defend their state and provide it even venture their soul.

The nationalism is not only manifested by taking freedom from the colonialist, but

also by defending that freedom. Its concept is relevant with educational system in

Indonesia which its curriculum and educational destination included nationalism

concept as a subject and also as prospects in order to the nation can reimpart sense

of loving the country for defending Indonesia as freedom and making fragrant it in

the eyes of the world.

Page 8: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan rasa syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah swt sebagai Sang Maha Pencipta, Penata dan

Pemelihara alam semesta yang masih memberi hidayah dan inayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Konsep Cinta

Tanah Air perspektif Ath-Thahthawi dan Relevansinya dengan Pendidikan

di Indonesia”. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Muhammad saw, karena dengan perjuangannyalah sinar Islam dapat

menerangi peradaban dunia.

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

dalam mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa kemampuan penulis dalam menulis skripsi ini

sangatlah terbatas. Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk menutupi kesalahan dan kekurangan dalam menyempurnakan

skripsi ini, sehingga kemudian penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, masyarakat dan pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya.

Sejak awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini, skripsi ini mungkin

tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan, dorongan dan partisipasi dari

semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk

menghaturkan rasa hormat, penghargaan dan rasa terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

viii

2. Abdul Majid Khon, MA. Dan Marhamah Lc, MA. selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta staf yang telah membantu serta segenap dosen yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

3. Zaimudin, MA. sebagai Dosen Penasehat Akademik yang telah

membimbing dan memberikan nasehat dari awal masuk ke dalam dunia

perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi ini.

4. Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktunya serta memberikan perhatian, arahan dan

bimbingan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Perpustakaan Utama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Iman jama Lebak Bulus,

Perpustakaan Islamic Centre Pejaten, Perpustakaan Darus-Sunnah

International Institute For Hadith Science, Perpustakaan UIN Sunan

Kalijaga Jogjakarta untuk buku-buku referensi beserta tempat yang selalu

tersedia.

6. Teruntuk yang teristimewa dan tersayang Ayahanda Munawar dan Ibunda

Iis Islahiyah, Adikku Kamaludin Cahya Kusuma, Najiyyah Sya’bani,

Farhanah Fuadiyyah dan Abdul Aziz, beserta kakak-kakak sepupuku Dida

Farida S. Si Lc, Iwan Tyo, Shofwan Kemal Lc, Erwin Dwi Nugroho dan

semua keluarga besarku yang dengan limpahan kasih dan kesabarannya

yang tak terbatas, memberi dorongan dan sokongan serta menyalakan api

semangat dalam jiwa penulis sehingga tulisan ini pun dapat terselesaikan.

7. Teruntuk yang teristimewa pula sebagai orang tua kedua penulis Prof. KH.

Ali Musthafa Yaqub, MA., yang dengan limpahan kasih beliau selalu

senantiasa mengajarkan dan membimbing penulis agar selalu istiqamah

dalam melaksanakan segala amal kebaikan terutama dalam menuntut ilmu.

8. Sahabat-sahabatku El-Bieya (Hayatun Nufus, Nur Fatimah, Eka Efrianti S.

Pd. I dan Nur Annisa S. Pd. I), ka Syifa Ghalbe S. Pd. I Lc, Yeni Muspiroh

S. E. Sy, Ainul-Rochmah, Neneng Maghfiroh, Amalia S. Pd. I, Fikri

Page 10: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

ix

S.Pd.I yang selalu mendukung dan memberikan semangat, bantuan dan

kritik yang membangun.

9. Andi Muhamad yang telah rela meluangkan waktunya untuk mencari buku

primer dan membawanya ke penulis.

10. Keluarga besar Dhe Community angkatan 2010 PAI, You are my

Everything.

11. Keluarga besar Forum Silaturrahim angkatan 13 (Fushilat) di Darus-

Sunnah International institute for Hadith Sciences, terima kasih atas

motivasi yang kalian berikan.

12. Teman sekamarku Ka Saidah Sholihah S. Sy Lc, Sartika, Deza Emira,

Mardiah, Siti Masyitoh, Sinta, Syarifah Alawiyah dan Hafidhah, yang

selalu memberikan semangat dan mendengarkan segala keluh kesahku.

13. Keluarga besar rayon PMII di PAI, terutama Seniorku ka Ahmad Fiqri el-

Qureshi S. Pd. I (Ka Cucur), Ka Yudi S. Pd. I, Ka Hamdillah S. Pd. I (ka

Thile), Ka Ali Mudasir S. Pd. I, Ka Lutfi Kamil Mauln S. Pd. I (ka Igo),

Ka Haris S. Pd. I dan kakak-kakak yang lain serta adik-adik yang telah

setia menjawab pertanyaan-pertanyaan saat penulis mengalami kesulitan.

14. Semua pihak yang telah berpartisipasi yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, yang telah memberikan segala bentuk bantuan.

Semoga amal baiknya mendapat balasan kebaikan yang berlimpah dari

Allah SWT. Amin Ya Rabb al’Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 16 maret 2015

Penulis

Bahiyyah Solihah

Page 11: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 11

3. Pembatasan dan Perumusan masalah ........................................................ 12

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 12

BAB II Kajian Teori

A. Cinta Tanah Air ......................................................................................... 14

1. Pengertian Cinta .................................................................................. 14

2. Pengertian Tanah Air .......................................................................... 15

3. Pengertian Cinta Tanah Air ................................................................. 17

B. Sistem Pendidikan di Indonesia ................................................................ 26

1. Pengertian Pendidikan ......................................................................... 26

2. Tujuan Pendidikan .............................................................................. 28

3. Kurikulum Pendidikan ........................................................................ 31

BAB III Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 33

2. Metodologi Penelitian ......................................................................... 33

3. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ............................ 35

4. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 36

5. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36

6. Teknik Penulisan ................................................................................. 37

Page 12: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

xi

7. Prosedur Penelitian.............................................................................. 37

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Deskripsi Data

1. Riwayat Hidup Ath-Thahthawi ..................................................... 38

2. Latar Belakang Pendidikan Ath-Thahthawi .................................. 41

3. Guru-guru Ath-Thahthawi ............................................................ 42

4. Karya-karya Ath-Thahthawi ......................................................... 43

B. Pembahasan

1. Konsep Cinta Tanah Air sebagai Tujuan Pendidikan Islam

perspektif Ath-Thahthawi ............................................................. 46

2. Relevansi pemikiran Cinta Tanah Air perspektif Ath-Thahthawi

dengan Pendidikan di Indonesia.................................................... 56

BAB V Kesimpulan, Implikasi Dan Saran

A. Kesimpulan ........................................................................................ 59

B. Implikasi ............................................................................................ 59

C. Saran .................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

Lampiran-lampiran ................................................................................................ 65

Page 13: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat pada realita yang ada sekarang ini di bumi kita Indonesia,

banyak sekali problematika-problematika yang muncul ke dataran publik baik

dari segi politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan masih banyak lagi. Berkaca

pada beberapa permasalahan yang timbul di Indonesia ini, seperti:

Terdapat banyak kasus yang terjadi dalam beberapa dasa warsa

terakhir ini, hal ini menyadarkan semua pihak bahwa ada sesuatu yang

kurang beres dalam dunia pendidikan secara keseluruhan misalnya gejala

penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan bebas, tawuran pelajar dan

bahkan tawuran antar kelompok masyarakat yang dirasakan sangat

mengkhawatirkan ketenangan hidup masyarakat dan bahkan lebih jauh

dikhawatirkan dapat menjadikan bangsa Indonesia makin terpuruk dalam

berbagai sisi kehidupan.1

Selain permasalahan yang ada pada pendidikan di Indonesia ini,

terdapat pula permasalahan di bidang lain yaitu ekonomi, persoalan yang juga

akut menyangkut ekonomi ini seperti permasalahan pada pengembangan

usaha kecil dan menengah. Karena keadaan mereka yang miskin,

ketidakpastian dan resiko yang tinggi menyebabkan mereka menjadi

terasingkan dari sumber-sumber modal, keahlian, informasi dan peluang

bisnis. Oleh karenanya, perekonomian Indonesia tidak akan maju dengan

keadaan masyarakat yang masih jauh tertinggal dengan negara lain baik dari

segi pengetahuan mengenai perekonomiaannya ataupun strategi yang

dipakainya.2

Sepertinya permasalahan mengenai ekonomi ini disebabkan karena

kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan ekonomi yang bisa

menghasilkan keuntungan untuk sendiri maupun untuk pemerintah sebagai

kontribusi yang diberikan kepada tanah air serta kurangnya strategi yang

1A. Qodri Azizy, Membangun Integritas Bangsa, (Jakarta: Renaisan, 2004), h. 69

2Ibid., h.43

Page 14: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

2

digunakan dalam menjalankan usaha tersebut sehingga hasilnya pun tidak

seperti apa yang diharapkan.

Dari segi politik, seorang warga negara berkewajiban untuk

mengangkat seorang pemimpin untuk mengatur jalannya organisasi dalam

pemerintahan. Badri Khaeruman mengambil contoh yaitu pada pemilu

Presiden putaran ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2004

beberapa tahun yang lalu. Peran dan suara umat Islam khususnya, dan rakyat

Indonesia pada umumnya dapat menentukan pilihan pemimpin yang ideal atau

yang mendekatinya. Jika tidak ada calon yang ideal atau yang mendekatinya,

maka memilih untuk “tidak memilih” dari calon yang tersedia menjadi pilihan

yang terbaik, atau istilah yang lebih dikenal pada masa ini yaitu “golput”.

Ketika hal tersebut dibiarkan, maka sama saja kita membiarkan atau

memberi kesempatan kepada orang yang bermaksud tidak baik untuk

memanfaatkannya. Pada pemilihan umum Presiden ini, masyarakat punya

andil yang sangat besar dalam menentukan seorang pemimpin yang akan

memimpin negara menuju sebuah perbaikan. Namun sayangnya hal ini tidak

dijadikan ajang sebuah kesempatan sebagai suatu sikap yang menunjukkan

sebuah kontribusi yang dilakukan masyarakat untuk tanah air mereka dalam

menentukan seorang pemimpin bangsa ini.3

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan berdasarkan ambang

batas konsumsi minimal, 14 % rakyat Indonesia masih tergolong miskin.

Jumlah tersebut justru akan meningkat tajam jika ambang batas tersebut

dinaikkan. Kemiskinan merupakan bukti kegagalan pemerintah dalam

menyejahterakan rakyat yang juga merupakan masalah yang sangat

mendasar dalam kehidupan kebangsaan Indonesia, dan menjadi salah

satu dari 18 butir kekecewaan tokoh-tokoh agama yang kemudian

dikenal sebagai 18 bentuk “kebohongan” pemerintah. Kemiskinan juga

berpotensi menggiring bangsa Indonesia menjadi bangsa pekerja atau

menjadi kuli bagi bangsa-bangsa lain sebagaimana sangat dicemaskan

oleh Bung Karno.4

3Badri Khaeruman, dkk. Islam dan Demokrasi Mengungkap Fenomena Golput sebagai

Alternatif Partisipasi Politik Umat, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), h.11 4M. Azzam Manan dan Thung Ju Lan, Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia:

Sebuah Pengantar, (Jakarta: LIPI, 2011), h.1

Page 15: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

3

Kemiskinan, korupsi, lemahnya ketahanan budaya dan juga konflik

antar-etnik dan konflik yang mengatasnamakan agama yang marak terjadi di

era reformasi merupakan tantangan yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kadar nasionalisme atau cinta tanah air Indonesia di kalangan

rakyatnya. Keterpurukan Indonesia sebagai bangsa dan negara telah

menyebabkan sebagian warga merasa “malu menjadi orang Indonesia”.5 Dan

masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi Indonesia selain

yang tersebut di atas. Azzam Manan mengutip berita dari di Harian Kompas

tanggal 3 Juni 2010, Riwanto Tirtosudarmo menyatakan:

Bahwa sekitar 2.000 warga di kabupaten Sanggau dan Bangka yang

yang tinggal di perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak memilih berganti

kewarganegaraan menjadi warga Negara Malaysia. Perpindahan ini

diawali dengan tindakan warga yang berimigrasi ke Sarawak untuk

mencari peruntungan dan penghidupan yang lebih layak membuktikan

bahwa kemiskinan dapat menjadi faktor yang sangat kuat untuk

merontokkan “Nasionalisme Indonesia” warga.6

69 tahun atau sekitar lebih dari enam dekade lamanya Indonesia

menjadi negara yang merdeka. Namun, dengan usia kemerdekaan yang

panjang ini nasionalisme atau rasa cinta terhadap tanah air Indonesia yang

menjadi modal penggerak menuju kemerdekaan sampai saat ini masih belum

terbangun dengan kokoh. Tantangan yang dihadapi Indonesia dari waktu ke

waktu semakin kuat dan komplek.

Perkembangan zaman selalu membawa dampak dalam kehidupan

sosial manusia. Dampak itu dapat berrpengaruh pada pembentukan karakter

manusia itu sendiri sehingga setiap perubahan zaman pasti diiringi dengan

perubahan karakter manusianya.

Sebagai warga negara Indonesia dan sebagai generasi penerus bangsa,

patutlah kita mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi

kepentingan masyarakat dan menghindari penyimpangan-penyimpangan sosial

yang dapat merusak norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia

karena penyimpangan-penyimpangan bukan hanya merugikan diri sendiri tapi

5Ibid., h.2

6Ibid.,h. 2-3

Page 16: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

4

juga dapat merugikan masyarakat bahkan negara, serta mampu menjunjung

tinggi nilai-nilai kebudayaan dan norma-normanya.

Kita tidak akan merasakan udara segar seperti sekarang ini apabila

negara kita masih diperbudak dan dijajah oleh bangsa lain yang ingin

menguasai negara kita. Bersyukurlah karena orang-orang terdahulu, para

pahlawan dengan segenap jiwa raga sampai mempertaruhkan nyawa mereka

untuk melawan, membela, mempertahankan serta merebut kembali kekuasaan

dari tangan para penjajah.

Menurut Doni Koesoema, “Tidak ada sebuah bangsa yang bertanggung

jawab jika tidak memiliki kemerdekaan, dan tidak ada kemerdekaan jika

dalam mentalitas bangsa tidak ada semangat merdeka atau kemauan merdeka.

Oleh karenanya karakter bangsa tidak akan terwujud jika prasyarat pokoknya

yaitu kemerdekaan, tidak ada”.7

Dalizar Putra menambahkan, “Hidup tanpa kemerdekaan dan

keamanan sama artinya dengan pembunuhan perlahan-lahan, disebabkan tidak

dapatnya dia mengembangkan kehidupannya”.8

Sebagai bangsa yang telah mencapai kemerdekaan, Pancasila tercipta

sebagai dasar dan ideologi negara yang akan menuntun kita untuk bersikap

dan berprilaku layaknya warga negara yang baik. Pancasila mengandung dasar

dari cita-cita Indonesia merdeka. Kemerdekaan sebagai hasil perjuangan

bangsa Indonesia dengan persatuan, haruslah dijaga kelangsungannya. Untuk

itu Indonesia merdeka haruslah mempunyai dasar, sebuah dasar yang

diatasnya akan dibangun negara semua untuk satu, dan satu untuk semua.9

Pancasila sendiri mengandung nilai-nilai luhur yang harus tertanam pada diri

seseorang sebagai warga negara yaitu nilai agama, nilai budaya, nilai

pendidikan dan nilai kebangsaan atau nasionalisme.

7Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi mendidik anak di Zaman Global,

(Jakarta: Grasindo, 2010), h. 47 8Dalizar Putra, HAM Hak Asasi Manusia menurut Al-Qur’an, (Jakarta: Al- Husna Zikra,

1995), h. 48 9Depdikbud, Tokoh-tokoh pemikir paham kebangsaan Ir. H. Soekarno dan KH. Ahmad

Dahlan, (Jakarta: CV Ilham Bangun Karya, 1999), h. 56

Page 17: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

5

Semangat juang yang tinggi, patriotisme dan nasionalisme yang

tertanam pada diri mereka sebagai pahlawan Indonesia harus dijadikan acuan

atau tolak ukur bagi kita sebagai penerus bangsa untuk memajukan dan

mengembangkan bangsa kita menjadi negara yang unggul dalam segala

bidang baik ekonomi, pendidikan dan bidang lainnya. Semangat nasionalisme

sekarang ini semakin menurun. Itu terlihat dari sikap dan perilaku para elit,

termasuk juga masyarakatnya yang tidak pernah rukun. Selalu ribut dalam

perbedaan, khilafiyah. Segala sesuatu selalu dipolitisir dan dihubung-

hubungkan, yang akhirnya hanya saling menyalahkan. Sarana untuk

membangkitkan semangat nasionalisme atau cinta tanah air, dapat dilakukan

dengan senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan

bernegara dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Ina Kusuma Aryani mengatakan:

Berkaitan dengan pendidikan sebagai alat untuk membangun

masyarakat, masa depan, serta kepentingan pembangunan bangsa dan

Negara, bangsa Indonesia telah memiliki pandangan hidup yang dianut

sebagai filosofi bangsa dan dinamika sistem nilai atau budaya, yang

menjadi falsafah kenegaraan dan bagian dari falsafah politik, lebih luas

lagi mengenai sifat hakiki, asal mula, dan nilai dari Negara yaitu

Pancasila.10

Melihat serta menganalisa secara seksama kondisi kekinian remaja

atau anak-anak masa kini, rasa sikap kepedulian dan cinta terhadap tanah air

itu mungkin jika diberi nilai akan mendapatkan nilai nol. Karena sikap mereka

terhadap Pancasila sendiri sebagai dasar negara, jangankan hafal sila-silanya

apalagi untuk mengamalkannya. Sungguh ironis ketika sikap bangsanya acuh

tak acuh seperti itu, bagaimana bangsa akan berkembang apabila calon

penerus bangsa memiliki sikap tersebut. Paling tidak dengan mengetahui nilai-

nilai luhur yang terkandung pada diri pancasila, mereka bisa mencintai tanah

air ini.

10

Ine Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.35

Page 18: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

6

Cinta tanah air merupakan salah satu hal utama dalam membentuk

sebuah karakter warga negara, kemudian rasa memiliki, rasa menjaga, rasa

melestarikan, rasa ingin memajukan akan tumbuh dengan bermula dari sikap

cinta tersebut. Dengan sikap cinta itu pula keadaan negara akan menjadi lebih

baik. Sebagai seorang warga negara wajib baginya untuk menumbuhkan rasa

cinta terhadap tanah air tersebut karena di tanah air itulah tempat ia berpijak

baik secara kultural maupun historis. Oleh karenanya, patutlah kita sebagai

warga negara untuk mengabdikan diri kepada negara kita sendiri bermula

dengan menanamkan sikap cinta tanah air. Bukan hanya diungkapkan secara

verbal dalam bentuk kata-kata saja, akan tetapi diwujudkan dalam upaya

memperbaiki tatanan kehidupan bangsa.

Mukhlas Samani dan haryanto mengatakan, “Cinta tanah air adalah

cinta dan penuh pengabdian kepada negaranya dan peduli terhadap

pertahanannya, rela berkorban demi keutuhan negara”.11

Menurut Akhmad

Muhaimin Azzel, “Salah satu tanda bahwa seseorang telah mempunyai sikap

cinta terhadap tanah air adalah bisa menghargai karya seni dan budaya

nasional yang ada di Indonesia”. 12

Seseorang yang bisa menghargai karya seni

dan budaya biasanya mempunyai sikap bisa menghargai karya orang lain,

mempunyai kesabaran dalam berproses, juga mempunyai kebijaksanaan dalam

hidup. Hal tersebut bisa menumbuhkan rasa cinta seseorang terhadap bangsa

dan negeri sendiri. Dengan demikian, akan tumbuh pula rasa nasionalisme.

Tidak akan berdiri sendiri sebuah negara dengan utuh tanpa adanya

warga negara, dan tidak pula warga negara berdiri sendiri karena negara

merupakan tempat dimana ia terlahir dan berpijak. Jadi, antara negara dan

warga negara itu saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Menurut Erwin, “Salah satu upaya untuk membangun nasionalisme

sebagai kesempurnaan yang ada pada suatu negara yaitu melalui sarana

pendidikan dengan cara memprogramkan pendidikan kewarganegaraan di

11

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127 12

Akhmad Muhaimin Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2011), h. 75

Page 19: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

7

lembaga-lembaga pendidikan”.13

Dan akhmad Muhaimin Azzel

menambahkan, “Di sinilah sesungguhnya pendidikan mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang sangat penting untuk membangun karakter bangsa agar

bisa menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia”.14

Cinta kepada tanah air sama halnya dengan cinta antar sesama

manusia. Cinta seseorang kepada sesama juga merupakan wujud rasa cinta

kepada Allah. Saling menasihati, saling bersilaturahim, saling mengunjungi

dan saling memberi menunjukkan adanya saling mencintai. Kalau saja tidak

ada cinta diantara keduanya maka tidak akan ada saling menyambung,

bersilaturahim, menasihati, mengunjungi maupun memberi. Banyak bentuk

kesenangan dan kenikmatan duniawi yang diperkenankan dan merupakan

sumber pahala.

Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, termasuk di dalamnya terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang

ditujukan untuk bangsa. Pentingnya mencintai tanah air didasarkan pada

sebuah peristiwa terkenal saat Nabi saw diusir keluar dari Makkah. Saat

hendak meninggalkan Makkah, beliau menghadap ke arah Ka’bah seraya

berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah

tanah Allah yang paling Dia cintai, lembah terbaik yang ada di atas muka

bumi dan yang paling dicintai oeh Allah. Seandainya penduduk tidak

mengusirku, aku pasti takkan pernah meninggalkanmu.”15

Memang benar saat ini Indonesia sudah merdeka dari para penjajah,

akan tetapi Indonesia hanya merdeka dalam bentuk fisik saja, sedangkan

dalam bentuk moral Indonesia belum merdeka.

13

Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2010), h.1 14

Azzel,op. cit., h. 74 15

Said Ismail Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2010), h. 281

Page 20: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

8

Pada era globalisasi ini, rasa cinta terhadap tanah air masih sangat

dibutuhkan. Kenapa? karena walaupun negara kita sudah merdeka dari

penjajahan, kita masih memiliki kewajiban untuk menjaga kemerdekaan

tersebut, kita harus menjaga keutuhan bangsa ini yang telah diperjuangkan

oleh para pahlawan. Memiliki rasa cinta terhadap tanah air itu tidak serta

merta dimiliki saat hendak menghadapi penjajah yang menjajah negara kita.

Karena penjajahan itu tidak hanya berbentuk fisik, akan tetapi dapat terjadi

pula dengan bentuk penjajahan terhadap moral suatu bangsa. Maraknya

teknologi yang semakin canggih membuat sikap dan prilaku masyarakat

menjadi acuh terhadap keadaan di sekitar. Mereka cenderung beraktifitas

secara individual. Penyalahgunaan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan

baik dapat berakibat buruk terhadap generasi muda khususnya dan masyarakat

Indonesia pada umumnya. Karena hal tersebut dapat membunuh kreatifitas

mereka yang mana mereka lebih senang memainkan teknologi yang mereka

miliki dibanding berkarya untuk mengharumkan bangsa. Padahal seharusnya

semua masyarakat Indonesia bekerja sama dengan negaranya agar Indonesia

dapat bersaing dengan negara lain yang ada di dunia, mendapat prestasi di

mata dunia serta dapat mengharumkan nama baik Indonesia.

Dalam hal ini pemerintah seharusnya berperan aktif dalam mengatur

alur informasi mengenai hadirnya kemajuan teknologi ini, sehingga dengan

kemajuan teknologi ini tidak menjadikan masyarakat Indonesia menjadi

konsumtif, melainkan mereka dapat berperan aktif dalam berinovasi

dengannya.

Pada masa sekarang ini, masyarakat Indonesia lebih cenderung

mempermasalahkan kepentingannya sendiri, kepentingan kelompoknya,

ataupun kepentingan para elit partai yang mengusung mereka, padahal hal

tersebut dapat merugikan atau tidak memberikan manfaat bagi orang lain yang

ada di sekitarnya.

Perwujudan rasa cinta tanah air tidak hanya bagi warga negara

Indonesia kepada negara Indonesia, akan tetapi sebagai warga negara di

negara mana pun itu kita harus memiliki rasa cinta tanah air, misalnya Mesir.

Page 21: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

9

Pada abad ke 19, seorang tokoh Mesir bernama Ath-Thahthawi yang

merupakan salah seorang tokoh pembaharu di bidang pendidikan membawa

pembaharuan terhadap pendidikan di Mesir pada waktu itu, bahkan dikenal

pula sebagai pioner pertama pembaharu pendidikan. Beliau merumuskan

sebuah konsep pendidikan yang menjelaskan gagasan beliau mengenai

pendidikan. Beliau berpendapat bahwasannya tujuan pendidikan itu adalah

untuk pembentukan kepribadian, tidak hanya untuk kecerdasan. Lebih dari

pada itu, tujuan pendidikan juga berupaya menanamkan rasa patriotisme (hubb

al-wathan). Patriotisme merupakan dasar utama yang membawa seseorang

untuk membangun masyarakat maju. Wacana patriotisme yang dimaksudkan

Ath-Thahthawi adalah cinta pada tanah tumpah darah yaitu Mesir, bukan

seluruh dunia Islam. Pemikiran Ath-Thahthawi tentang tujuan pendidikan

tidak jauh berbeda dengan pemikiran yang berada di Indonesia, bahwasannya

pendidikan itu tidak hanya untuk menambah pengetahuan akan tetapi

ditunjukkan pula untuk kepentingan bangsa.

Sebelum pemikiran mengenai konsep cinta tanah air ini berkembang,

Mesir pada saat itu dalam bernegara masih dilandasi oleh sentiment-sentimen

keagamaan. Titik permulaan terbukanya pandangan orang Islam terhadap

dunia luar berawal dari Napoleon Bonaparte yang mendarat di Mesir.

Kedatangannya itu, tidak hanya dalam rangka politik akan tetapi

memperkenalkan kemajuan materi, gaya hidup dan sistem nilai barat serta ide-

ide yang baru dalam pandangan masyarakat Mesir. Saat itu, Mesir dipimpin

oleh Muhammad Ali Pasya.

Pada saat itu pula Ath-Thahthawi beserta rombongan dikirm ke

Prancis. Sekembalinya ia ke Mesir, Dikembangkanlah suatu ide yang

berhubungan dengan konsep tanah air. Yang mana pemikiran tersebut ia bawa

dari Prancis untuk kemudian dikembangkan di Mesir agar Mesir mengalami

kemajuan seperti Negara-negara Barat.

Salah satu pemikiran yang Ath-Thahthawi bawa dari Paris adalah

pemikiran mengenai nasionalisme atau cinta tanah air Bangsa Barat yang

menjadikan Negara mereka lebih maju dari bangsa lainnya. Oleh karena itu,

Page 22: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

10

Ath-Thahthawi berkeinginan untuk mewujudkan hal yang serupa sebagaimana

yang terdapat di Barat tersebut, karena menurutnya Mesir pun akan dapat

menjadi Negara maju seperti halnya bangsa Barat dengan konsep cinta tanah

air yang ia rangkai.

Yang menarik untuk diamati di sini adalah seperti apa konsep cinta

tanah air Ath-Thahthawi sebagai tujuan pendidikan Islam untuk membangun

bangsa Mesir saat itu. Dilihat dari kondisi kekinian bangsa yang sekarang

terlihat jelas bahwasannya sikap saling menghargai, kepedulian dan cinta

tanah air pada diri warga Negara Indonesia semakin menurun. Dari sinilah

peneliti merasakan adanya inspirasi untuk meneliti pemikiran tokoh terdahulu

yang masih relevan dengan realita pendidikan sekarang ini agar bisa dijadikan

pedoman bagi para pelaksana pendidikan yang ada di lembaga pendidikan

pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Mengingat bahwasannya pendidikan yang bertujuan untuk

membangun sebuah bangsa masih belum terlihat jelas titik keberadaannya,

terlebih lagi sikap cinta yang ditujukan untuk tanah air semakin berkurang.

Hal ini sangat penting untuk digali kembali karena sikap cinta terhadap tanah

air yang kian hari kian menurun.

Maka dengan latar belakang yang telah penulis ungkapkan di atas,

penulis tertarik untuk menganalisa lebih jauh terkait “Bagaimana Konsep

“Cinta Tanah Air” sebagai Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Ath-

Thahthawi”.

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka

penulis mengidentifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Sedikit pengetahuan dalam dunia pendidikan terhadap sosok Ath-

Thahthawi.

2. Sedikit pengetahuan dalam dunia pendidikan Islam terhadap pemikiran

Ath-Thahthawi.

Page 23: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

11

3. Sedikit kesadaran masyarakat terutama pelajar tentang rasa cinta terhadap

tanah airnya.

4. Sedikit pendidikan yang mengajarkan akan pendidikan karakter

kebangsaan.

5. Sedikit kesadaran masyarakat mengenai peranan dirinya terhadap

bangsanya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk

memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini

pembatasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah “Tujuan pendidikan di

sini hanya membahas mengenai konsep cinta tanah air”.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan menjadi

pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana Konsep “Cinta Tanah Air” perspektif Ath-Thahthawi?

b. Apa relevansinya dengan pendidikan di Indonesia?

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Memberikan informasi mengenai konsep cinta tanah air yang

berada di Mesir yang bisa dijadikan suatu pandangan untuk

Indonesia dalam mengambil pelajaran mengenai sikap sebagai

warga Negara yang baik.

2. Untuk memberi wawasan tentang bagaimana sikap cinta tanah air

yang sebenarnya.

3. Untuk menumbuhkan kembali semangat cinta terhadap tanah air

sendiri di kalangan warga masyarakat.

4. Sebagai literature bagi khasanah keilmuan di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

Page 24: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

12

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Almamater: Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi

dalam menambah nuansa karya ilmiah di lingkungan kampus.

2. Bagi Masyarakat: Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu

sumber informasi dan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya

pembaharuan pendidikan demi tercapainya maksud dan tujuan

perkembangan pendidikan terutama sikap patriotisme kita sebagai seorang

warga negara.

3. Bagi penulis: Penelitian ini dijadikan sebagai ajang latihan penelitian

dalam menambah wawasan dan wujud aktualisasi diri dalam

mengembangkan pikiran yang ada sebagai insan akademika yang bergelut

dalam dunia pendidikan serta untuk melengkapi tugas dan syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) pada jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 25: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Cinta Tanah Air

1. Pengertian Cinta

Dalam konteks membangun moral bangsa, maka diperlukan nilai-

nilai yang harus disepakati dan dihayati bersama. Hal ini harus digali dan

dirumuskan oleh orang-orang arif dan tokoh masyarakat, yakni the

founding fathers suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia sendiri, nilai-nilai

tersebut terdapat dalam diri Pancasila. Nilai-nilai yang telah disepakati

tersebut harus dihayati, karena dengan penghayatan nilai dapat berfungsi

dalam kehidupan ini. Dan hanya dengan penghayatan pula, karakter dapat

terbentuk.1

Salah satu nilai yang terdapat dalam diri Pancasila adalah sikap

cinta tanah air. Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari cinta tanah air.

Disebutkan dalam Al-Qur’an kitab Cinta karya al-Buthy, perasaan

cinta antara seorang laki-laki dan perempuan disebut dengan istilah

mawaddah, rahmah, syaghafa, mail, dan hubb-mahabbah. Istilah-

istilah tersebut menunjukkan sebuah kerumitan, kedalaman dan

keragaman cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas

dan mendalam dengan berbagai perbedaan karakteristik yang akan

membawa kepada implikasi pada perbedaan tingkah laku.2

Menurut al-Buthy, “Cinta dapat diartikan ke dalam tiga

karakteristik yaitu apresiatif (ta’dzim), penuh perhatian (ihtimaman) dan

cinta (mahabbah). Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebutnya

dengan 60 istilah cinta seperti ‘isyqun (menjadi asyik), hilm, gharam

(asmara), wajd, syauq dan lahf. Namun, Al-Qur’an hanya menyebut 6

term”.3

Cinta merupakan bagian terpenting dari kehidupan. Cinta

mengangkat setiap jiwa yang meresapinya, dan mempersiapkan jiwa

1 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 348

2Al-Buthy, op. cit., h. vii

3Ibid., h. vii

Page 26: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

14

itu untuk perjalanan menuju keabadian. Cinta adalah sebuah anugerah

dari Tuhan untuk hambanya agar senantiasa selalu menjalin kasih

sayang baik untuk dirinya sendiri, masyarakat ataupun bangsanya.

Jiwa membaktikan hidupnya untuk tugas suci ini, yang demi tugas

tersebut, ia rela mengorbankan dan memikul segala penderitaan yang

paling pedih dan seperti ketika ia melafalkan cinta pada hembusan

nafas terakhirnya, ia juga akan mengucapkan cinta ketika diangkat

pada hari pembalasan kelak. Jika seseorang tidak memiliki cinta,

maka dia belum dapat naik ke horizon kesempurnaan manusia, karena

manusia penuh dengan rasa cinta. Mementingkan orang lain adalah

sikap mulia yang dimiliki manusia, dan sumbernya adalah cinta.

Siapapun yang memiliki cinta, maka mereka merupakan pahlawan-

pahlawan cinta. Pahlawan cinta ini akan senantiasa hidup walau

mereka telah tiada. Orang-orang yang membaktikan hidup untuk

orang lain adalah pejuang yang gagah berani. Seperti halnya seorang

ibu yang melahirkan anaknya, pahlawan yang memperjuangkan

kemerdekaan bangsanya. Itu semua timbul karena adanya rasa cinta.4

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwasannya cinta yang dimaksud di sini

merupakan sebuah perasaan kasih, perhatian dan kepedulian yang

ditujukan oleh seorang manusia untuk tanah airnya. Yang mana dengan

perasaan tersebut dapat membangkitkan dirinya untuk rela

mengorbankan jiwa raganya dalam mengemban tugas untuk

mempertahankan tanah airnya.

2. Tanah Air

Ada beberapa istilah yang berarti tanah air, diantaranya yaitu al-

wathan, al-balad dan dar. Dalam kamus mu’jam al-wasith, disebutkan:

.ي لا أ لا ا إ ا ا ا ا ر ا إ ؤ ا ال

Al-wathan berarti tempat tinggal seseorang, tempat dimana ia

bertumbuh dan tempat dimana ia dilahirkan.

. اب ل ل ا ا ا ح د ي ل ن ج ع ت ي ى ا ا ال سع ا ألرض ل

4M. Fethullah Gulen, Cinta dan Toleransi, (Tangerang: Bukindo Erakarya Publishing,

2011), h. 1-2 5Mu’jam al-Wasith, (Mesir: Maktabah asy-Syuruq Ad-Dauliyah, 2011), h. 1.085

Page 27: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

15

Al-Balad mempunyai arti tempat yang dibatasi yang dijadikan

tempat tinggal oleh sekelompok orang, atau dinamakan dengan tempat

yang luas yang ada di bumi ini.

. ا ر ل ا ح ر ع ابن ا ا ا ا ن

Sedangkan dar berarti tempat berkumpulnya bangunan dan

halaman, tempat tinggal. Makna dari ke tiga kata tersebut mempunyai satu

makna yaitu tempat tinggal.

Begitu pula Muhammad Imarah yang mengutip pendapatnya Az-

Zamakhsyari dalam kitab asas al-balaghah menyatakan tentang cinta

tanah air: “masing-masing orang mencintai tanah airnya, negeri asalnya

dan tempat tinggalnya”.8

Tanah tumpah darah tempat kita dilahirkan merupakan tempat

yang kita cintai. Untuk mengetahui betapa besarnya rasa cinta kita

terhadap tanah air kita sendiri, maka cobalah untuk merantau ke negeri

orang sejenak. Walaupun kita sudah merantau jauh-jauh, pastilah kita akan

terbayang tempat kelahiran kita. Dan apabila bendera bangsa-bangsa

berkibar di PBB, maka bendera yang pertama kali kita cari, pasti dimana

letak bendera “Merah-Putih”. Sejak saat itulah kita mengetahui bahwa kita

mempunyai rasa cinta terhadap tanah air kita sebagai tempat dimana kita

dilahirkan.9

Kita percaya kepada Tuhan dan mengabdi kepada-Nya. Kita

bersyukur kepada-Nya karena kita dilahirkan di atas setumpuk dunia yang

indah. Tanah air adalah nikmat Ilahi. Karena di atas bumi-Nyalah kita

dilahirkan dan hasil daripada bumi-Nya kita gunakan.10

Tanah air berarti negeri tempat kelahiran atau tumpah darah. Tanah

air merupakan tempat kelahiran maupun tempat tinggalnya. Adapun

6Ibid., h. 70

7 Ibid., h. 313

8 Muhammad Imarah, Perang Terminologi Islam versus Barat,(Jakarta: Rabbani Press,

1998), h. 271 9 Hamka, Pandangan Hidup Muslim(Jakarta: Bulan Bintang, 1961), h. 220

10 Ibid., h. 221

Page 28: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

16

kata negeri (wathan) menurut istilah bahasa Arab sebagaimana

diartikan dalam “Lisan al-A’rab” oleh Ibnu Manzhur berarti tempat

tinggal yang merupakan tempat bermukim manusia. Akan tetapi

negeri dalam tradisi Arab lebih dikenal dengan nama diyar yang

merupakan bentuk jamak dari lafadz dar yang berarti negeri atau

tempat tinggal. Oleh karenanya, beredar pula ungkapan negeri Islam

dengan istilah dar al-Islam. Referensi bahasa Arab tersebut tidak

hanya menjelaskan pengertian wathan secara etimologis sebagai

negeri akan tetapi juga menjelaskan pengertian lain yaitu fitrah rasa

cinta pada negeri kelahiran seseorang, sebagaimana telah

dikemukakan oleh Zamakhsyari dalam kitab asas al-balaghah bahwa

“Masing-masing orang mencintai tanah airnya, negeri asalnya dan

tempat tinggalnya”. Dan adapun menurut istilah syari’at, negeri asal

berarti ahl (warga), negeri kelahiran dan tempat tinggal.11

Pada masa Ath-Thahthawi ini terdapat perbedaan pemahaman pada

makna dari lafadz al-wathan. Orang-orang muslim memahami bahwa

makna dari wathan adalah tanah air tiap orang muslim. Maksudnya,

Negara manapun yang berisi orang muslim maka dinamakan dengan

wathan. Namun, Ath-Thahthawi mempunyai paham yang berbeda dalam

memaknai istilah wathan. Menurut Ath-Thahthawi wathan adalah tanah

tumpah darah seseorang bukan seluruh dunia Islam. Pengertian Ath-

Thahthawi tersebut semakna dengan pengertian orang Indonesia yang

menyebutkan bahwasannya tanah air itu merupakan tanah kelahiran

seseorang.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud dari wathan di sini adalah tempat tinggal, tempat di mana

kita dilahirkan, dan tempat mengais rezeki, serta tempat kita bernaung.

3. Pengertian Cinta Tanah Air

Melihat pada rangkaian kata merupakan اب ال ,اب ال

sebuah kalimat yang tersusun dari dua kata yaitu hubb dan al-wathan, bila

diartikan kata perkata maka arti dari kata hubb yaitu cinta, dan al-wathan

yang berarti tanah air. Maka arti dari hubb al-wathan adalah cinta tanah

air.

11

Imarah. op. cit., h .270-271

Page 29: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

17

Seiring dengan pergeseran makna yang terjadi dari masa ke masa,

pada pengertian hubb al wathan ini penulis menemukan persamaan makna

dari cinta tanah air dengan nasionalisme dan patriotisme. Padahal bila

ditinjau kembali mengenai makna dari ketiga bentuk kata tersebut berbeda.

Di Indonesia sendiri cinta tanah air itu mempunyai arti yang berbeda

dengan nasionalisme ataupun patriotisme. Cinta tanah air mempunyai

makna yang umum, sedangkan nasionalisme dan patriotisme mempunyai

makna yang khusus atas dasar hasil yang diperbuat. Cinta tanah air

merupakan perasaan seseorang untuk mencintai tanah airnya sebagai tanah

kelahirannya dan sebagai tempat ia bernaung. Nasionalisme berarti sebuah

paham di mana kedudukan bangsa diletakkan di atas segala-galanya, hal

tersebut dilakukan semata-mata sebagai bentuk perwujudan rasa cintanya

terhadap tanah airnya. Sedangkan patriotisme merupakan bentuk

pembelaan seseorang terhadap negaranya yang mengandung nilai

pengorbanan dan kecintaan terhadap tanah airnya.

Hal tersebut merupakan sesuatu hal yang biasa terjadi, karena

perbedaan pemahaman ketika menerjemahkan bahasa orang lain ke dalam

bahasa kita yaitu bahasa Indonesia tidak semuanya semakna ataupun

sepadan dengan makna yang mereka maksud. Seperti halnya pada lafadz

hubb al-wathan yang ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

berarti cinta tanah air. Dan cinta tanah air yang ada di Indonesia hanya

merupakan sebuah perasaan cinta seseorang kepada bangsanya dengan

mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh aparat pemerintahan, menjaga

dan melestarikan alam beserta budayanya.

Akan tetapi, yang dimaksud oleh mereka, cinta tanah air tersebut

tidak hanya sekedar bermakna itu saja. Namun lebih kepada wujud

kecintaan seorang warga terhadap tanah airnya, tempat di mana ia

dilahirkan dengan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk

mempertahankan bangsanya tersebut. Ketika mereka mengartikannya

seperti itu, di Indonesia hal tersebut disebut dengan patriotisme yang tidak

semua warga negara Indonesia mempunyai sikap tersebut. Patriotisme

Page 30: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

18

sendiri dipahami oleh penulis merupakan sebuah sikap cinta tanah air yang

berada di tingkat paling tinggi. Yang mana tidak semua warga Indonesia

memiliki sikap tersebut. Dan orang-orang yang memiliki sikap tersebut

hanyalah pahlawan-pahlawan terdahulu yang memang benar-benar

membela dan mempertahankan serta memperjuangkan bangsa ini dengan

mengerahkan seluruh kekuatan baik jiwa ataupun raganya.

Cinta tanah air berarti cinta pada negeri tempat seseorang

memperoleh penghidupan dan mengalami kehidupan dari sejak dilahirkan

sampai akhir hayatnya. Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap

yang dilandasi ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam

perbuatan untuk kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsanya.

Cinta tanah air merupakan suatu sikap yang ditujukan untuk

negara. Berdirinya negara itu sendiri harus memenuhi beberapa unsur,

diantaranya:

a. Adanya rakyat

Rakyat merupakan unsur terpenting demi terbentuknya sebuah negara,

karena rakyatlah orang yang pertama kali berkehendak untuk

membentuk sebuah negara. Rakyat adalah semua orang yang tinggal di

wilayah suatu negara. Menurut pasal 26 ayat 1 UUD 1945

menyebutkan bahwa “yang menjadi warga ialah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan

Undang-undang sebagai warga negara”, oleh karenanya rakyat

meliputi penduduk atau orang asing.

b. Adanya wilayah

Wilayah merupakan kawasan yang dijadikan tempat tinggal oleh

rakyat dan menjadi tempat bagi terselenggaranya pemerintahan.

Wilayah juga merupakan sebuah unsur negara yang harus terpenuhi

karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang

jelas.

Page 31: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

19

c. Adanya pemerintahan

Pemerintahan merupakan alat kelengkapan negara yang bertugas

memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama

didirikannya sebuah negara. Pemerintahan sebagai aparat yang

mengatur jalannya roda pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas

pokok dalam suatu negara.

d. Adanya pengakuan dari negara lain

Unsur pengakuan oleh negara lain hanya bersifat menerangkan tentang

adanya suatu negara. Untuk menjadi sebuah negara yang diakui oleh

dunia, maka diperlukan sebuah pengakuan dari negara lain mengenai

keberadaannya baik negara yang berdiri sendiri ataupun negara yang

memerdekakan diri dari penjajahan. Karena hal ini termasuk dalam

tata hubungan internasional.12

Cinta tanah air merupakan sebuah nilai yang terkandung di dalam

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Oleh karenanya, perwujudan

nilai cinta tanah air ini merupakan salah satu tujuan dari materi Pancasila.

Sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan nasional dan juga yang termuat dalam SK Dirjen Dikti No.

43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa tujuan materi Pancasila dalam

rambu-rambu Pendidikan Kepribadian mengarahkan pada moral yang

diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang

memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam

masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan

beranekaragam kepentingan, memantapkan kepribadian agar secara

konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan

dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan

12

A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat

Madani,(Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2013), h. 121

Page 32: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

20

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab

dan bermoral.13

Selain itu, dijelaskan juga di dalam nilai-nilai sila persatuan

Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan bangsa

dan negara sebagai kepentingan bersama.

2. Sanggup rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan

keadaan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.14

Memiliki rasa cinta tanah air merupakan kewajiban bagi seluruh

rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Bahkan hal tersebut telah ditetapkan

sebagai tujuan pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum

dalam tujuan pendidikan nasional. Menurut Iqbal Hasan Pendidikan

nasional bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti

luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

Terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab,

dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

b. Menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,

meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta

kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para

pahlawan, serta berorientasi ke masa depan.15

Cinta tanah air merupakan sikap batin yang dilandasi ketulusan dan

keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kemajuan dan

kejayaan bangsa dan tanah air. Maksud dari tanah air itu sendiri adalah

tempat dimana ia dilahirkan, memperoleh penghidupan dan menjalankan

13

Kaelan M. S, Pendidikan Pancasila Pendidikan untuk Mewujudkan Nilai-Nilai

Pancasila, Rasa Kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan SK DIRJEN DIKTI NO.

43/DIKTI/KEP/2006 (Yogyakarta: Paradigma, 2008), h. 15 14

Syaiful bakhri, Ilmu Negara, (Jakarta: Total Semesta Press, 2004), h. 13-14 15

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), h. 28

Page 33: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

21

kehidupan sampai akhir hayatnya. Oleh karenanya, kita sebagai warga

negara yang bertanggungjawab atas keamanan negara harus cepat tanggap

terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap negara berupa

ancaman yang dapat mengganggu stabilitas ataupun kehidupan warga dan

negaranya.

Cinta tanah air merupakan kewajiban kita sebagai warga negara

dan sebagai makhluk Allah swt. Allah swt bahkan menganjurkan kita

untuk mencintai tanah air kita, karena ketika kita tidak mencintai tanah air

kita sendiri maka kita termasuk orang yang dzalim. Sebagaimana Firman

Allah swt:

ا ي ي اللا ا ي ع ال ي ن ا ب ر أا دي را ا لا ا د

( 8 ) ا ط بر ال إا إا ا طل ا إن ا للا ا ي ع ال ي ن ي ا ا لال أا إ على ظ دي را ا أ لا ا د ا ي ل

[9 8: مل حن ( ]9 ) ال ا لا

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil

terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama

dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.Sesungguhnya

Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-

orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari

negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan

Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka

itulah orang-orang yang zalim. (Q.S Al-Mumtahanah: 8-9)16

Perwujudan cinta tanah air telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as,

ketika beliau memanjatkan doa kepada Allah swt untuk negerinya.

Sebagaimana firman Allah swt:

آا ا ال ت ا أ ل ر آان ل ر د إ إ

ان ر ع إ أ ط ر ل ي ا د ا ا ا ا ل ال ان

(126: اب ة( ا

16

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Op. cit., h. 550

Page 34: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

22

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah

negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari

buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka

kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada

orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian

aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk

tempat kembali.(Q.S Al-Baqarah: 126)17

Perwujudan cinta tanah air dicontohkan pula oleh Rasulullah saw

ketika beliau hendak meninggalkan kota Mekkah dan menuju kota

Madinah. Beliau seraya berdoa untuk tanah airnya. Sebagaimana sabda

Nabi saw:

ث ن س ا ع ش ع ة ع أ ع ع ئش ث ن م يلسف ا ا ا ين »: ان ر لى ا عل سل : ر ال عن

ن مل ال ابدب إا

ن ا أ أش ح إ جلح ال رك ان ا د ا ابب إا « عن

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah

menceritakan kepada kami Sufyan dari Hisyam bin 'Urwah dari

Ayahnya dari Aisyah r.a dia berkata; Nabi Shallallahu 'alahi

wasallam bersabda: "Ya Allah, berilah kecintaan kami terhadap

Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Mekkah atau

lebih cinta lagi, dan pindahkanlah demamnya ke daerah Juhfah, ya

Allah berkahilah kami di mud dan sha' kami. (H. R Shahih

Bukhari)18

Cinta tanah air merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki oleh

setiap orang yang tinggal di suatu tempat dimana ia dilahirkan. Sebuah

paham untuk mengajarkan akan kecintaan terhadap tanah air, bangsa atau

Negara sendiri disebut nasionalisme, hal ini dilihat dari sebuah pengertian

nasionalisme pada kamus besar bahasa Indonesia kontemporer.19

Arti dari cinta tanah air adalah cinta kepada Negara tempat kita

dilahirkan, dibesarkan dan memperoleh kehidupan di dalamnya. Karena

17

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Op. cit., h. 19 18

Bukhari, Shahih Bukhari, (Kairo: Dar at-Taqwa li at-Turats, 2001), J.8, h. 80 19

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:

Modern English Press, 2002), h. 1026

Page 35: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

23

dari Negara kita tersebut semua yang kita butuhkan akan kita dapatkan.

Cinta tanah air sama halnya dengan rela berkorban demi kepentingan

Negara, memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut

berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya

dari Negara yang kecil, berkembang menjadi Negara yang maju.

Dari definisi cinta dan tanah air di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan, bahwasannya pengertian dari cinta tanah air adalah suatu

perasaan yang timbul dalam diri seseorang yang meliputi unsur kasih dan

sayang terhadap tempat kelahirannya, serta pengakuan sebagai warga

Negara yang selalu bersedia berkorban dan mengabdikan diri untuk

negaranya. Ketika rasa cinta tanah air telah tumbuh pada diri seseorang

maka akan timbul suatu perasaan bangga, memiliki, menghargai,

menghormati, mengabdi, memelihara, membela serta melindungi tanah

airnya dari berbagai ancaman dan gangguan. Karena pada hakikatnya

sikap cinta tanah air merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap

orang yang mana tanah air merupakan tempat kita lahir dan besar serta

telah memberikan kehidupan pada kita.

Kenyataan hidup berbangsa dan bernegara bagi kita bangsa

Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bagaimana Indonesia bisa

mencapai kemerdekaan seperti sekarang ini. Bermula dari perjuangan

rakyat melawan penjajah yang kemudian diakhiri dengan kemerdekaan

Indonesia serta termasuk di dalamnya penetapan Pancasila sebagai dasar

Negara.

Pengetahuan mengenai sejarah Indonesia saat zaman kemerdekaan

tanpa dilandasi rasa peduli ataupun sebuah penghargaan, maka hal tersebut

menjadi tidak begitu bermakna. Pantas saja pengamalan Pancasila pun

tidak terealisasi. Padahal ketika kita berkaca pada masa tersebut, kita dapat

mengambil pelajaran yang sangat berharga bahwa ternyata selama ini kita

belum menghayati perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan.

Menghayati arti dari cinta tanah air bukanlah suatu perkara yang

mudah, untuk menjalankan hal tersebut dibutuhkan sebuah kesabaran dan

Page 36: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

24

kerendahan hati. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya ancaman dan

tantangan yang datang dari mana saja baik dalam diri ataupu dari luar diri

kita. Akan tetapi, jika kita mempunyai tekad yang kuat untuk mencintai

tanah air dengan sepenuh hati, pasti semuanya akan dimudahkan. Dan

perlu kita ketahui bahwa mencintai tanah air dengan sepenuh hati

merupakan sebagian dari iman.

Cinta tanah air merupakan salah satu aspek dari jati diri manusia

yang sehat akal dan jiwanya yang erat kaitannya dengan nilai-nilai

kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan tersebut dapat ditegakkan dan

dikukuhkan melalui pendidikan agama. Karena hal tersebut menjadi tolak

ukur keimanan seseorang.20

Oleh karena itu sikap cinta tanah air menjadi

kewajiban untuk dilakukan oleh semua warga Negara dengan tulus dan

ikhlas. Biasanya orang yang memiliki sikap cinta tanah air merupakan

orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan, mendalami dan mengikuti

kegiatan keagamaan yang sangat mempengaruhi jika orang hidup dalam

lingkungan yang baik, maka perilaku kita pun akan baik dan sebaliknya.

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia juga

sebagai jati diri bangsa. Pancasila adalah pilihan sejak dulu hingga kini,

dan masih tetap dinilai baik dan benar, walaupun dalam kehidupan

kesehariannya sering terabaikan. Di dalam Pancasila terdapat lima sila,

yaitu:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

Di dalam sila ini dijelaskan bahwa Negara kita merupakan Negara

yang beragama, tidak menganut paham komunis. Selain itu, sila ini

juga dijelaskan bahwa Negara kita telah mengatur sebagaimana

rupanya menjadi Negara yang bersahaja dan percaya akan semua yang

ada di dunia ini ada penciptanya dan kita sebagai warga negaranya

harus bersyukur mengenai hal tersebut.

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

20

M. Quraish Shihab, Opcit., h. 356

Page 37: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

25

Di dalam sila ini dijelaskan bahwa warga Negara Indonesia harus

menjunjung tinggi sikap keadilan dan berkeadaban. Dimana antar

warga Negara yang satu dan yang lainnya dapat saling mengasihi,

tolong menolong, membantu dan saling mendukung. Tidak ada

kesewenang-wenangan dengan mengunggulkan yang satu. Karena

warga Negara Indonesia ini memiliki hak keadilan yang sama.

3) Persatuan Indonesia

Di dalam sila ini dijelaskan bahwa selaku warga Negara Indonesia

harus menjunjung tinggi rasa kesatuan dan persatuan. Karena

dengannya Indonesia akan selalu kokoh dan terciptanya Negara yang

aman dan tentram.

4) Kemanusiaan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan.

Di dalam sila ini dijelaskan bahwa pemerintahan Indonesia

menjunjung tinggi permusyawaratan dalam masyarakat. Oleh karena

itu, Indonesia disebut dengan Negara demokrasi. Sebagaimana slogan

dari demokrasi sendiri “Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Hal

ini dilakukan untuk memenuhi keinginan rakyat dalam turut serta

membangun bangsa.

5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Di dalam sila ini dijelaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki

hak untuk mendapatkan keadilan. Sila ini disebut sebagai cerminan

hukum untuk Indonesia yang diikuti oleh Undang-undang.

Kelima sila di atas merupakan pedoman hidup seluruh rakyat

Indonesia yang harus dijalani dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kita

sebagai warga Negara Indonesia harus memiliki rasa cinta terhadap tanah

air. Walaupun dengan keadaan kita yang multikultural, kita harus tetap

bersatu demi memajukan Negara.

Page 38: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

26

B. Sistem Pendidikan di Indonesia

1. Pengertian Pendidikan

Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata

“didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung

arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Dalam bahasa Arab istilah ini

sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Tarbiyah

atau pendidikan secara harfiah atau ahli kebahasaan mengandung arti

mengembangkan, menumbuhkan, memelihara dan merawatnya dengan

penuh kasih sayang.21

Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau

pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang

dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya,

pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok

orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan

yang lebih tinggi dalam arti mental.22

Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh

siapapun, terutama sebagai tanggung jawab negara. Sebagai sebuah upaya

untuk meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah

ada seiring dengan lahirnya peradaban manusia. Dalam hal inilah, letak

pendidikan dalam masyarakat sebenarnya mengikuti perkembangan corak

sejarah manusia.23

Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal I, menyebutkan bahwa, “pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya ntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

21

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012), h, 19 22

Rama Yulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h.13 23

Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,

Postmodern, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 29

Page 39: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

27

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.24

Ahmad D. Rimba memberikan definisi “pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama”.25

M.J Lengeveld menyatakan bahwa pendidikan

atau pedagogi adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada

kedewasaan dan kemandirian.26

Berdasarkan definisi pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwasannya pendidikan adalah suatu proses perkembangan sikap,

potensi, karakter, maupun psikologi seorang atau sekelompok orang

dengan adanya interaksi antara peserta didik, pendidik dan sumber

pendidikan melalui upaya pengajaran maupun pelatihan.

2. Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian dari sebuah proses untuk mencapai

suatu tujuan. Menurut ath-Thahthawi pendidikan secara umum adalah

إا ا ا لا ل ل على ت عل ئ جل ا ا آد ب عل ع ي ا در آد ابيد ا ن ا غ ر ا

. أ ي ر ل س د

Sesungguhnya pendidikan secara umum adalah untuk memperbaiki

adat istiadat masyarakat dan mengetahui tingkah laku masyarakat baik

ilmunya maupun perbuatannya dan mempunyai sikap kebangsaan. Hal itu

diperuntukkan untuk pertumbuhan anak baik jasadnya ruhnya dan

akhlaknya sesuai dengan kemampuannya.

24

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahin 2003 tentang Sisdiknas dan

Peraturan Republik Indonesia tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib

Belajar, (Bandung: Citra Umbara Bandung, 2010), h.2 25

Ahmad D. Rimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al- Ma’arif, 1980), cet. Ke 4, h.

19 26

Kartini Kartono, Pengantar Mendidik: Apakah Pendidikan masih Diperlukan?, (Bandung:

CV. Mandar maju, 1992), h. 22 27

Muhammad Imarah, Al-A’mal Al-Kamilah Li Rifa’ah Rafi’ Ath-Thahthawi, (Riyadh:

Silsilah at-Turats, 2010), j. 1, h. 287

Page 40: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

28

Tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang penting

dalam dunia pendidikan, karena hal tersebut berkaitan dengan sesuatu

yang harus dituju demi tercapainya segala sesuatu yang diharapkan.

“Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang

terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan. Tujuan-tujuan

diperintahkan oleh tujuan-tujuan akhir yang pada esensinya

ditentukan oleh masyarakat dan dirumuskan secara singkat dan padat,

seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan

terbentuknya kepribadian muslim. Hal ini merupakan cita-cita

paedagogis atau dunia cita-cita yang ditemukan sepanjang sejarah

hampir di semua negara”.28

Adapun tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat

dalam Undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional Bab II pasal 4, menyebutkan: “pendidikan nasional bertujuan

mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepata Tuhan yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.29

Adapun tujuan pendidikan nasional Indonesia menurut UU no. 4

Tahun 1950 adalah “membentuk manusia susila yang cakap, warga negara

yang demokratis dan manusia bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

masyarakat dan tanah air”.30

Dan tujuan pendidikan menurut UU no. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yaitu sebagai berikut, “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

28

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,

2001), h. 59 29

Lembaga Penelitian IAIN Jakarta, Islam dan Pendidikan Nasional, (Jakarta: Lembaga

Penelitian IAIN Jakarta, 1983), h. 90 30

Muhammad Rifai, Politik Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h.

45

Page 41: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

29

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.31

Di dalam buku Islam dan Pendidikan Nasional yang ditulis oleh

lembaga penelitian IAIN Jakarta menyebutkan, “Pendidikan bertujuan

mewujudkan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat berdasarkan

keimanan kepada Allah swt. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan

kepribadian beradab dan berbudaya yang dilandasi iman kepada Allah

swt”.32

Menurut Abuddin Nata, “Ketika pendidikan dihubungkan dengan

Tuhan, maka tujuan pendidikan yang utama adalah membentuk manusia

agar beriman kepada Allah swt, yang dilanjutkan dengan berbuat amal

saleh, yakni amal yang sesuai dengan kehendak Allah swt”.33

Dan beliau menegaskan kembali, “Ketika pendidikan dihubungkan

dengan filsafat manusia, maka tujuan pendidikan dapat dirumuskan

sebagai usaha untuk mewujudkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang

tergali, terbina dan terlatih potensi intelektual, spiritual, emosional, sosial

dan fisiknya, sehinga dapat menolong dirinya, masyarakat, bangsa dan

negaranya”.34

John Dewey merumuskan, “tujuan pendidikan untuk diarahkan

pada upaya melahirkan manusia yang terbina seluruh potensi dirinya,

terutama potensi intelektual dan keterampilannya, sehingga ia dapat

melaksanakan tugas-tugas di masyarakat, dan menjadi orang yang dapat

menolong dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya”.35

Menurut Hasan Langgulung tujuan pendidikan menurut Islam

adalah sama dengan tujuan hidup manusia dalam Islam yaitu memikul

amanah Allah swt. Adapun secara terperrinci menjadi:

31

Ibid., h. 48 32

Lembaga Penelitian IAIN Jakarta. Op. cit., h. 109 33

Nata. Op. cit., h. 51 34

Ibid.,. 89 35

Ibid., h.218

Page 42: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

30

1. Membina generasi muda agar menyembah Allah swt dengan menjalankan

apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

2. Mendidik generasi muda agar dapat hidup bersosialisasi dengan

masyarakat dengan mengakui adanya prinsip kerja sama, persaudaraan

serta persamaan.

3. Mendidik generasi muda agar dapat menggunakan akal pikirannya dengan

cermat dan produktif.

4. Membentuk pribadi yang terbuka dan bergaul dengan orang lain serta

menghindari sikap menyendiri dan menonjolkan dirinya.

5. Mendidik generasi muda agar dapat menggunakan pemikiran ilmiah.36

Tujuan yang dirumuskan oleh Hasan Langgulung tersebut,

“diarahkan pada pembentukan lisan yang saleh, yaitu mendekati

kesempurnaan yang ditandai dengan memiliki sifat-sifat terpuji seperti

menghargai diri, perikemanusiaan, jujur, adil dan sebagainya. Selain itu

tujuan pendidikan tersebut diarahkan pada pengembangan masyarakat

yang saleh, yaitu masyarakat yang percaya bahwa ia memiliki jiwa sebagai

pengemban misi kebenaran dan kebaikan”.37

Adapun tujuan pendidikan menurut Rifa’ah Ath-Thahthawi

berdasarkan kutipan dari Buku Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran

dan Gerakan karya Harun nasution adalah “mengajarkan ilmu pengetahuan,

untuk membentuk rasa kepribadian dan untuk menanamkan rasa

Patriotisme ( اب ال)”.38

Adapun dalam al-A’mal al-Kamilah disebutkan bahwa tujuan

pendidikan adalah

اغ ض ا ا ا ن ا غ ر ا أ ي آا ا ي ن .ا ن ا ا ا نلي ا ر ل س د

Tujuan dari pada pendidikan adalah mengembangkan potensi anak

baik dari segi jasmani, rohani dan akhlak pada masa tertentu yaitu

36

Ibid., h. 342 37

Ibid., h. 342 38

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1982), h. 48 39

Imarah. Op. cit., h. 297

Page 43: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

31

mengembangkan perasaannya dan moralnya berdasarkan kemampuan dan

kesiapannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya

tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik

yang berakhlakul karimah, berbudi pekerti, berwawasan luas, mandiri,

serta dapat member manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,

bangsa dan Negara.

3. Kurikulum Pendidikan

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Prancis, yaitu courier yang

berarti to run, maksudnya adalah berlari. Sedangkan dalam bahasa Yunani

kuno berasal dari kata curir yang artinya pelari dan curere artinya tempat

berpacu atau tempat berlari. Sedangkan curriculum diartikan sebagai jarak

yang harus ditempuh oleh pelari. 40

Dari pengertian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya kurikulum dalam pendidikan adalah sejumlah

pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh anak didik. Namun

dalam perkembangannya, kurikulum mencakup berbagai kegiatan yang

diharapkan mampu mencapai tujuan dari pendidikan.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013

tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 butir 19 dijelaskan

bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan sebagai

pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang di dalamnya

terdapat tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakannya.41

Dari pengertian tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa

kurikulum merupakan sebuah rancangan program pendidikan yang harus

dijalani dan dikembangkan untuk mencapai tujuan dari pendidikan.

Untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut, kurikulum

mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling

berkaitan. Nasution membagi komponen tersebut menjadi empat bagian

40

Syaifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. 1, h. 33 41

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Depdiknas RI., 2003), h. 5

Page 44: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

32

yaitu tujuan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian.42

Dan

A. Malik MTT membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitupertama

komponen tujuan sebagaimana bahwa kurikulum merupakan program

untuk mencapai tujuan dari pendidikan, kedua komponen isi/ materi yang

berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian, ketiga

komponen media yang merupakan sarana untuk kegiatan pembelajaran,

keempat komponen strategi yang merupakan cara atau metode yang

digunakan guru dalam mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam

pembelajaran, dan kelima komponen proses belajar mengajar.43

42

S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti), cet. 5, h. 3 43

A. Malik MTT, Inovasi Kurikulum Berbasis Lokal di Pondok Pesantren, (Jakarta: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2008), h. 27-30

Page 45: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

33

BAB III

Metodologi Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),

menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,

mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Suatu metode

penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan

ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

penelitian, sumber data dan kondisi pada data yang telah dikumpulkan, dan

dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

Adapun proses yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu:

A. Tempat dan waktu penelitian

Pada penelitian ini, skripsi yang berjudul “Konsep Cinta Tanah Air

perspektif Ath-Thahthawi dan Relevansinya dengan Pendidikan di

Indonesia” Ini dilaksanakan dari bulan Februari 2014 sampai bulan Maret

2015 digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis

yang diperoleh dari koleksi, buku-buku yang ada di perpustakaan, internet

serta sumber lain yang mendukung penelitian. Kemudian selebihnya

digunakan untuk melakukan kualifikasi data, menganalisis, menyimpulkan

hasil penelitian serta menyusunnya dalam bentuk hasil penelitian atau

laporan. Selanjutnya tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini

bertempat di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Iman

Jama’ Jakarta, dan Perpustakaan Darussunnah International Institute for

Hadith Science.

B. Metode penelitian

Adapun jenis penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian kualitatif artinya penelitian yang menggunakan data

informasi berbagai macam teori yang diperoleh dari kepustakaan dengan

jenis penelitian sejarah (historical research) dengan klasifikasi pada

penelitian biografi. Selain itu, langkah metodis dalam penyusunan penelitian

karya ilmiah ini menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif-analisis.

Page 46: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

34

Menurut Whitney sebagaimana dikutip oleh Nazir, yang dimaksud dengan

metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta

tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena.1

Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk

memaparkan konsep para cendekiawan, tokoh dan ahli di bidang pendidikan

yang nantinya dapat mempermudah memahami dan menghubungkan jalan

pikiran maupun makna yang terkandung di dalamnya secara runut dan

komprehensif. Sedangkan yang dimaksud analisis di sini ialah menelaah

secara kritis tentang istilah, pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh

atau pemikir sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya.

Kemudian menemukan pengertian baru untuk melengkapinya.

Adapun sumber data yang digunakan dalam skripsi ini

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber

sekunder.

1. Sumber primer

Yang dimaksud dengan sumber primer dalam penelitian ini adalah

karya-karya yang ditulis oleh Rifa’ah Badhawi Ath-Thahthawi, maka

peneliti melakukan survei kepustakaan tentang pemikiran Rifa’ah

Badhawi Al-Thahthawi. Dari hasil survei tersebut, maka peneliti

memilih sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini yakni kitab

yang berjudul Al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin. Kairo: al-

Haiat al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab. 2010. Dan kitab Al-‘Amal

al-kamilah Li Rifa’ah Ath-Thahthawi. Kitab ini merupakan kompilasi

dari karangan Ath-Thahthawi yang telah disunting (tahqiq) oleh

Muhammad Imarah.

1Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), Cet. IV, h. 63-64.

Page 47: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

35

2. Sumber sekunder

Yang dimaksud dengan sumber sekunder adalah karya-karya atau buku

yang memiliki kesamaan pemikiran tentang Konsep Cinta Tanah Air

perspektif Ath-Thahthawi untuk mempermudah dan memperkuat isi

tulisan dalam skripsi ini. Di antara buku-buku yang menunjang

pemikiran beliau adalah sebagai berikut: buku Pelopor Pendidikan Islam

Paling Berpengaruh karya Said Ismail Ali, buku Pembaharuan dalam

Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan karya Harun Nasution, buku

Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam karya Ris’an Rusli, buku

Rifa’ah Ath-Thahthawi karya Husain Fauzi al-Bukhari, buku Pemikiran

para Lokomotif Pembaharuan di Dunia Islam karya A.Fattah Wibisono

serta buku-buku lain yang ada keterkaitannya mengenai Ath-Thahthawi

ataupun cinta tanah airnya.

C. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data

Sesuai dengan metode yang digunakan, maka pengumpulan data

dilakukan dengan studi dokumentasi. Dokumen berasal dari bahasa latin

yang berarti mengajar. Namun, para ahli mengartikan kata dokumen sebagai

sumber tertulis dan informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian

lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan

arkeologis. Selain itu, dokumen diperuntukkan pula bagi surat-surat resmi

dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah,

konsesi dan lainnya.2 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental

dari seseorang. Dengan mengumpulkan dan menelaah sumber referensi

berupa buku-buku, jurnal, internet dan literatur ilmiah lainnya dari karya

para pakar, intelektual, praktisi, maupun para pengambil kebijakan yang

berkompeten, yang mana karya-karya tersebut mempunyai keterkaitan

dengan kajian yang akan diteliti.

2Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h.175

Page 48: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

36

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis

lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi dan

mengklasifikasikan data-data yang relevan dan yang mendukung pokok

bahasan, untuk kemudian penulis analisis, dan menyimpulkannya dalam satu

pembahasan yang utuh.

D. Pengecekan keabsahan data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu

keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui

keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat

tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan

dengan pengamatan yang terus menerus (ketekunan pengamatan). Hal ini

dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

E. Teknik Analisis data

Teknik Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola.

Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk

menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya

terhadap keseluruhannya.3

Sesuai dengan jenis serta sifat data yang diperoleh dalam penelitian

ini, Maka teknik analisis data atau pengolahan data yang digunakan adalah

content analysis atau analisis isi dengan tahapan penelitian meliputi:

Heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (kritik data), Interpretasi

(penyimpulan data), serta Historiografi (penulisan data). Menurut Soejono

dan Abdurrahman, mengutip dari Hadari Nawawi, bahwa analisis isi dalam

penelitian dilakukan untuk mengungkapkan isi buku yang menggambarkan

situasi penulis dan masyarakat pada waktu buku itu ditulis. Di samping itu,

dengan cara ini dapat dibandingkan antara satu buku dengan buku yang lain

dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu, penulisannya

3Ibid., h. 210

Page 49: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

37

maupun mengenai standar kualitas buku-buku tersebut dalam mencapai

sasarannya sebagai bahan yang disajikan kepada masyarakat atau kelompok

masyarakat tertentu.4

F. Teknik penulisan

Teknik yang penulis pakai pada penelitian ini merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan prosedur penelitian

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan ini, penulis membuat dan mengajukan proposal

penelitian. Di samping itu, penulis juga melakukan kunjungan ke

perpustakaan untuk mencari bahan-bahan yang digunakan dalam proses

penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data yang

diperoleh dari berbagai sumber, kemudian mengolah data dengan cara

mengklasifikasikan data-data dan kemudian menyusunnya.

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap ini, penulis menyimpulkan data yang telah dianalisis dan

kemudian menafsirkan data dalam bentuk hasil penelitian (laporan)

selanjutnya melakukan rekomendasi dengan cara mencari temuan baru

dari hasil analisis tersebut.

4 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.14

Page 50: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data

1. Riwayat hidup Ath-Thahthawi

Rifa‟ah Ath-Thahthawi adalah salah seorang pembaharu pemikiran

di Mesir pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya. Selain

penduduk asli Mesir, masih sedikit sekali orang yang mengetahui ataupun

mengenal beliau. Padahal beliau mempunyai julukan pioner pembaharu

pendidikan di Mesir. Beliau mempunyai nama lengkap Rifa‟ah Badhawi

Rafi‟ Ath-Thahthawi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ath-

Thahthawi yang nama panggilannya tersebut diambil dari kota

kelahirannya. Beliau lahir di Thahtha suatu kota yang terletak di Mesir

bahagian selatan pada tahun 1801 H, dan meninggal di Kairo pada tanggal

27 Mei pada tahun 1873.1

، من أسرة منسبة ت نتهي أصولا ال جعفر الصادق 1801ف قد ولد ف طهطا سنة البضعة الطا ىرة فاطمة الزىراء )ابن ممد الباقر بن على زين العابدين بن السي بن

.بنت رسول اهلل سيدنا المصطفى ممد صلى اهلل عليو وسلم

Telah dilahirkan di Thahtha pada tahun 1801 dari keluarga yang

nasabnya sampai ke Ja‟far Shadiq ibn Muhammad al-Baqir ibn Ali Zainal

„Abidin ibn al-Husain ibn Fathimah az-Zahra Binti Rasulullah Muhammad

saw.

Dari beberapa literatur yang penulis temukan, tidak ada satu pun

literatur yang meyebutkan identitas diri beliau, siapa nama kedua orang

tuanya ataupun beliau merupakan anak ke berapa dari berapa anak. Akan

tetapi, Husen Fauzi al-Bukhari menyebutkan, “Ath-Thahthawi merupakan

1Ris‟an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 66 2Husain Fauzi al-Bukhari, Rifa‟ah ath-Thahthawi, (Kairo: Maktabah Mesir, t.t), 56

Page 51: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

39

keturunan dari Ja‟far As-Shadiq Ibn Muhammad al-Baqir Ibn Ali Zain al-

„Abidin ibn al Husain (putra dari Fatimah az-Zahra bin Muhammad saw)”.

Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan di Mesir,

harta orang tua Ath-Thahthawi termasuk kekayaan yang diambi alih dan

dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari

keluarga ibunya. Ketika umur 16 tahun ia pergi ke Kairo untuk belajar di

al-Azhar. Ia adalah murid kesayangan dari gurunya Al-Syaikh Hasan Al-

„Attar yang banyak mempunyai hubungan dengan ahli-ahli ilmu

pengetahuan Perancis yang datang dengan Napoleon ke Mesir. Ia selalu

mengadakan kunjungan kepada ahli-ahli itu untuk mengetahui kemajuan

ilmu pengetahuan mereka. Kunjungan-kunjungan itu mereka terima

dengan senang hati, karena mereka dapat memperdalam pengetahuan

mereka tentang bahasa Arab dari pergaulan dengan beliau sebagai ulama

besar Al-Azhar.

Selama beliau menjadi mahasiswa di Al-Azhar dan menjadi salah

satu murid dari Syeikh Al-„Attar, Syeikh al-„Attar melihat bahwa Ath-

Thahthawi merupakan seorang pelajar yang sungguh-sungguh dan tajam

pikirannya. Penilaian terhadap Ath-Thahthawi tersebut dilihat dari

bagaimana cara belajar Ath-Thahthawi dalam kesehariannya. Oleh

karenanya, Syeikh al-„Attar selalu memberi dorongan kepadanya untuk

senantiasa menambah ilmu pengetahuan, agar pengetahuan yang ia punya

tak hanya terfokus pada satu bidang saja akan tetapi dapat menguasai

bidang yang lain juga. Ath-Thahthawi menuntut ilmu di Al-Azhar selama

lima tahun dan menyelesaikan studinya pada tahun 1822, kemudian beliau

mengabdikan dirinya dengan mengajar di sana selama 2 tahun sampai

tahun 1824.3

Setelah menjabat sebagai imam tentara selama 2 tahun, beliau

diangkat menjadi imam mahasiswa-mahasiswa yang dikirim ke Paris oleh

Muhammad Ali Pasya. Dan akhirnya menetap di sana selama 5 tahun.

Selama di sana, beliau belajar bahasa Perancis yang dalam waktu singkat

3 Nasution. Op. cit., h. 42

Page 52: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

40

dapat ia kuasai dengan baik. Jadi, selain dari mempergunakan waktunya

untuk bekerja sebagai imam, beliau turut pula belajar. Sedangkan imam-

imam yang lain tidak memanfaatkan waktunya untuk mengikuti pelajaran.

Untuk mengadaptasikan dirinya selama berada di Perancis, Ath-

Thahthawi berusaha keras mempelajari bahasa mereka dan pada akhirnya

beliau pun menguasai bahasa Perancis tersebut. Karena beliau telah

menguasai bahasa Perancis, beliau berhasil menerjemahkan berbagai

risalah bahasa Perancis ke dalam bahasa Arab. Selain itu, dengan

kemampuan tersebut, beliau dapat membaca dan mempelajari buku-buku

sejarah, filsafat Yunani, ilmu hitung, logika, dan bahkan pemikiran para

pemikir bangsa Perancis abad ke-19, seperti Voltaire, Condillac, Roeseau

dan Montesque dalam bahasa Perancis. Hal ini menyebabkan beliau

mempunyai pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang keilmuan.4

Di antara orang yang dikirim Muhammad Ali, Ath-Thahthawi

tercatat sebagai satu-satunya orang yang mengkhususkan dirinya dalam

bidang penterjemahan. Kegiatan yang demikian merupakan salah satu

yang diperlukan pada waktu itu. Ketika Muhammad Ali memerintah

Mesir, Ath-Thahthawi memang dimanfaatkan, bukan hanya untuk

kepentingan pemerintah bahkan juga untuk kemajuan rakyat kecil.

Setelah lima tahun lamanya beliau tinggal di Perancis, akhirnya

beliau kembali ke Mesir. Dan sekembalinya beliau di Mesir, beliau

langsung diberikan jabatan sebagai guru bahasa Perancis dan berbagai

jabatan Kepala Sekolah, serta pimpinan Badan Penterjemah Undang-

undang Perancis. Berangkat dari latar belakang pendidikan dan

pengalaman tersebut, hal itu turut membentuk wawasan kependidikan

beliau.

Beliau merupakan seorang sosok yang mempunyai intelektual

tinggi, kecerdasan, serta membawa pemikiran-pemikiran yang baru.

Berbagai ilmu telah banyak ia kuasai, sikap kepeduliannya terhadap

perkembangan zaman, serta bahasa yang dikuasai selain bahasa Arab

4 Nasution. Op. cit., h. 43

Page 53: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

41

menjadi nilai tambah untuknya. Pantas saja ia dikenal sebagai pioner

pembaharu pendidikan di Mesir dan dikenal pula sebagai tokoh

pembaharu.

2. Latar Belakang Pendidikan

Ath-Thahthawi masuk ke dalam dunia pendidikan sejak masih

kecil. Sejak masa itu ia sudah mulai belajar Al-Qur‟an dan kemudian

menghapalnya di bawah bimbingan ayahnya sendiri. Selain Al-Qur‟an,

pendidikan agama pun ia dapatkan dari saudara-saudara ibunya

berdasarkan tradisi yang ada di lingkungannya.5 Kemudian saat ia berumur

16 tahun, ia melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar Kairo selama 5 tahun

dengan menggunakan sistem belajar dan kurikulum yang masih

tradisional. Diantara salah seorang gurunya adalah al-Syeikh Hasan al-

„Attar.

Ath-Thahthawi merupakan salah satu murid yang pintar dan

menyenangi beberapa ilmu pengetahuan modern yang pada masa itu tidak

ada pada kurikulum Al-Azharsendiri. Tapi ilmu tersebut tetap ia dapatkan

dari gurunya yang bernama Al-„Attar. Karena melihat ketekunan, keuletan

dan ketajaman dalam berpikir tersebut, Al-Attar selalu memberikan ia

dorongan dan motivasi terhadap dirinya untuk senantiasa menambah ilmu

pengetahuannya.

Kecintaan beliau akan ilmu, ketekunan beliau dalam melakukan

sesuatu pekerjaan, dan ketajaman berpikir beliau, beliau selalu belajar

setiap waktu bahkan ketika beliau dikirim ke Perancis oleh Muhammad

Ali Pasya untuk membimbing mahasiswa-mahasiswanya, dalam sela-sela

mengajar pun ia turut belajar. Sampai-sampai beliau memberikan gaji

untuk guru yang mengajarinya belajar bahasa Perancis.

5 Rusli. Loc. Cit.

Page 54: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

42

3. Guru-guru Ath-Thahthawi

ف لما عاد ال األزىر ف العام التال انكب على دروسو مثابرا، فدرس صحيح البخاري ل على الشيخ الفضال، وجع اجلوامع ف األصول ومشارق األن وار ف الديث

الشيخ حسن القويسن، وىو الذي ت ول مشيخة األزىر ب عد الشيخ حسن العطار، مهوجي، وقد آلت اليو مشيخة األزىر ب عد وفاة وحضر األشون على الشيخ أحد الد

الشيخ ممد العروسي، والكم البن عطاء اهلل اإلسكندري على الشيخ النجاري، عالمة عصره وب ركة وقتو، كما ت لقى ت فسري اجلاللي "ويصفو صاحل مدي بأنو كان

مياطي ومن حضر عليهم أيضا الشيخ اب راىيم الب يجوري . على الشيخ عبد الغن الدهوري من يعا من . والشيخ ممد حب يش شيخ السادة المالكية، والشيخ الد وكانوا ج

.أعالم عصرىم

Sekembalinya dia ke al-Azhar pada tahun selanjutnya dia

menekuni pelajaarannya. Dia belajar shahih al-Bukhari kepada gurunya

yang bernama al-Fadhali, jam‟u al-jawami‟ fi al-ushul dan masyariq al-

anwar fi al-hadits kepada gurunya yang bernama Hasan al-Qawisini, dan

beliau merupakan guru besar al-Azhar setelah Hasan al-„Attar, dan

mengdadirkan al-Asymuni kepada gurunya yang bernama Ahmad Ad-

Damhuji, beliau merupakan guru besar al-Azhar setelah wafatnya

Muhammad al-„Arusi, dan belajar hikam li ibn „Atha Illah al-Iskandari

kepada gurunya yang bernama An-Najjari, dan yang menyifatinya Shalih

Majdi karena barakah waktunya sebagaimana dia belajar tafsir jalalain

kepada Abdul Ghina Ad-Dimyati. Selain itu, Ath-Thahthawi belajar

kepada Ibrahim al-Bajuri, Muhammad Hubaisy, Ad-Damanhuri. Mereka

merupakan ulama pada masanya.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwasannya Ath-Thahthawi

telah belajar kepada banyak guru. Diantara guru-guru yang mengajari Ath-

Thahthawi adalah sebagai berikut:

a. Syeikh al-Fadhali

6Husain. Op. cit., h. 61

Page 55: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

43

b. Syeikh Hasan al-Qawisini

c. Syeikh ad-Damhuji

d. Ibnu‟Athailah al-Iskandari

e. Syeikh Muhammad al-„Attar

f. Syeikh Ibrahim al-Baijuri

g. Syeikh Abdul Ghina Ad-Dimyati

h. Syeikh Muhammad Hubaisy

i. Syeikh Ad-Damanhuri

4. Karya-karya

Diantara karya ilmiah Ath-Thahthawi antara lain:

a. Takhlis al Ibriz fi Talkhisi Bariz (Intisari dari Kesimpulan tentang

Paris).

b. Manahijul- albaab al-Mishriyyah fii Manahijil-adab al-„Ashriyyah

(Metode bagi Orang Mesir untuk mengetahui Literatur Modern).

c. Al- Mursyidul Amiin li alBanati wa alBanin (Petunjuk bagi

pendidikan putri dan putra).

d. Anwaru Taufiq al-jalil fii Akhbari Misra wa Tausiqi Bani Ismail

(Cahaya Taufik yang agung pada Berita-berita Mesir dan pengukuhan

anak keturunan Khedewi Ismail).7

e. Al-Qaul Al-Sadid fi Al-Ijtihad wa Al-Taqlid

Selain dari karya-karya ilmiah yang beliau tulis sendiri. Adapula

buku-buku dan risalah yang beliau terjemahkan dari bahasa Perancis,

diantara buku-buku dan risalahnya yaitu:

1) Risalah tentang sejarah Alexander Macedonia

2) Buku mengenai pertambangan

3) Buku mengenai akhlak dan adat istiadat berbagai bangsa

4) Buku mengenai ilmu bumi

5) Risalah mengenai ilmu teknik

6) Risalah mengenai hak-hak manusia

7) Risalah tentang kesehatan jasmani dan sebagainya8

Menurut Abdul Fattah Wibisono, Ath-Thahthawi mengarang buku-

buku dan karangan-karangannya tersebut dimaksudkan untuk

memberi pengertian tentang kehidupan dan kemajuan Eropa dan

mengenalkan ide-ide baru yang membuat umat Islam mengubah

7 Wibisono. Loc. cit

8 Nasution. Op. cit., 43

Page 56: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

44

kehidupannya menjadi lebih maju dan kuat dan meninggalkan tradisi-

tradisi yang menyebabkan mereka kembali mundur dan lemah.9

Hasil dari proses belajar yang ia lakukan dengan membaca dan

melakukan pengamatan langsung membuahkan pemikiran baru dengan

melahirkan ide-ide baru yang berguna untuk tanah airnya yaitu Mesir.

Perjalanan hidup dalam mengarungi kehidupannya, Ath-Thahthawi

selalu menampakkan bahwa dirinya selalu haus akan ilmu. Ilmu yang

bermanfaat untuk dirinya sendiri bahkan bermanfaat untuk semua orang.

Sekembalinya Ath-Thahthawi ke Kairo tepatnya pada tahun 1831 setelah

melakukan perjalanannya dalam menuntut ilmu di Perancis, beliau

diangkat sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemah di sekolah

kedokteran Abi Za‟bal dan memimpin sekolah persiapan kedokteran oleh

Muhammad Ali Pasya. Setelah menjadi guru bahasa dan penerjemah, dua

tahun kemudian (1833) beliau dipindahkan ke sekolah Altireli dan

menerjemahkan buku-buku tentang ilmu teknik dan kemiliteran.10

Pada tahun 1835, usaha yang dilakukan oleh beliau adalah

mendirikan Sekolah Penerjemah dengan tujuan untuk mencetak tenaga-

tenaga ahli penerjemah yang profesional yang dibutuhkan oleh negara,

jumlah siswa di dalamnya hanya terbatas untuk 150 orang pendaftar yang

mewakili setiap daerah yang berada di Mesir.11

Pada tahun 1836 sekolah ini diubah menjadi Sekolah Bahasa-

bahasa Asing. Sebagai mata pelajaran pokoknya yaitu penerjemahan

Arab-Perancis, kemudian sebagai mata pelajaran tambahannya yaitu

bahasa- Turki, Itali, Persia dan Inggris dan ditambah pula dengan

pelajaran ilmu teknik, al-jabar, sejarah dan geografi. Dan semenjak

tahun 1844, sekolah ini berkembang menyerupai Universitas dengan

berbagai jurusan, Fakultas-fakultas Adab, Hukum dan Dagang.

Selama berdirinya sekolah ini buku yang berhasil diterjemahkan

hampir mencapai 2.000 buah buku dengan dibantu oleh tenaga-tenaga

guru yang berasal dari Mesir sendiri dan tenaga guru asing yang

sengaja didatangkan oleh Ath-Thahthawi.12

9 Rusli. Op. cit., h.70

10 Nasution. Op. cit., h. 44

11 Rusli. op. cit., h. 69

12 Rusli. loc. cit

Page 57: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

45

Namun, pada tahun 1848 setelah wafatnya Muhammad Ali Pasya

dan kemudian digantikan oleh cucunya yang bernama Abbas, sekolah ini

ditutup dikarenakan ketidaksenangannya Abbas terhadap Ath-Thahthawi

dan dengan alasannya yang tidak begitu jelas. Akhirnya, Abbas

memindahkan Ath-Thahthawi ke Sudan untuk mengepalai sebuah sekolah

dasar yang ada di sana. Setelah wafatnya Abbas pada tahun 1854, beliau

dipanggil kembali ke Mesir oleh Pasya baru yang bernama Said sebagai

pengganti Abbas, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah Militer.

Di sekolah tersebut, beliau menerapkan kurikulum yang sama

ketika ia mendirikan sekolahnya yang dulu yaitu pelajaran bahasa asing

dan penerjemahan. Dan pada tahun 1863, beliau ditunjuk sebagai

pimpinan Badan Penerjemahan Undang-Undang Perancis yang diadakan

oleh Khedewi Ismail.13

Selain itu, Ath-Thahthawi pernah menjadi pimpinan surat kabar

resmi bernama “Al-Waqa‟i Al-Misriyyah” yang telah diterbitkan oleh

Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinannya, surat kabar tersebut tidak

hanya memuat berita-berita resmi, tetapi pengetahuan-pengetahuan tentang

kemajuan barat juga termasuk di dalamnya.

Dan pada tahun 1870, kegiatan yang beliau lakukan adalah

mendirikan majallah “Raudhat al Madaris” dengan bertujuan untuk

memajukan bahasa Arab dan menyebarkan ilmu-ilmu pengetahuan modern

pada khalayak ramai. Majallah ini mengandung tulisan-tulisan tentang

sastra Arab, ilmu falak, ilmu bumi, ilmu akhlak, ilmu tumbuh-tumbuhan,

ilmu pasti dan lain-lain.14

Demikianlah kegiatan-kegiatan yang beliau lakukan selama

beberapa tahun dalam mengabdikan dirinya terhadap tanah airnya, yang

mana kegiatan tersebut menjadi sebuah karir dan prestasi beliau yang

didapatkan atas hasil usaha yang telah dilakukannya selama ini.

13

Nasution. loc. cit. 14

Nasution. op. cit. h. 45

Page 58: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

46

B. Pembahasan

1. Konsep Cinta Tanah Air sebagai Tujuan Pendidikan Islam perspektif

Ath-Thahthawi

Demikianlah pada bab dua penulis menjelaskan beberapa penjelasan

tentang tujuan pendidikan baik secara pendidikan secara umum ataupun

pendidikan Islam menurut beberapa ahli, menurut kajian teori pada bab dua

penulis menguraikan tentang tujuan dari pada pendidikan dan pendidikan

Islam. Secara garis besar, tujuan dari pada pendidikan adalah untuk

membentuk pribadi, moral, karakter dan akhlak anak didik agar mereka dapat

menjalani kehidupan dengan berdasar pada tata nilai yang ada. Selain itu,

tujuan dari pada pendidikan yaitu untuk menanamkan sikap cinta terhadap

tanah airnya berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawanya karena

hal tersebut dapat mengajarkan manusia kepada nilai-nilai dan akhlak yang

mulia. Dalam penelitian terhadap pemikiran Ath-Thahthawi ini, penulis

menemukan beberapa hal yang terkait dengan pemikiran beliau mengenai

“cinta tanah air” diantaranya: landasan yang menopang pemikiran cinta tanah

airnya, karakteristik seseorang yang memiliki sikap cinta tanah air dan sikap

yang harus dimiliki seseorang yang mencintai tanah airnya. Berikut

pemaparan penulis mengenai hal-hal yang terkait dengan pemikiran cinta

tanah air Ath-Thahthawi.

Sebagaimana diketahui bahwasannya Setiap bangsa mengharapkan

bangsanya menjadi suatu bangsa yang berperadaban, bukan menjadi bangsa

yang biadab. Menurut Ath-Thahthawi sebuah peradaban dapat terwujud

apabila bangsa itu memiliki semangat cinta tanah air. Sebagaimana disebutkan

Imarah:

و رادة التمددن للوطن ال ت نشأ ال عن حبو

Dan keinginan terjadinya sebuah peradaban pada negara tidak akan

berkembang kecuali dengan kecintaannya.

15

Muhammad Imarah, Al-A‟mal Al-Kamilah Li Rifa‟ah Rafi‟ Ath-Thahthawi, (Riyadh:

Silsilah at-Turats, 2010), j. 1, h. 311

Page 59: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

47

Pemikiran tersebut tidak semata-mata tercipta dengan begitu saja,

tanpa adanya sebuah dasar pemikiran yang menjadi awal mula bagaimana

pemikiran tersebut dapat muncul dan kemudian dapat direalisasikan. Sebuah

pemikiran pun tidak akan kokoh jika tidak adanya sebuah landasan yang dapat

menopangnya.

Dengan demikian sebuah pemikiran yang tidak mempunyai landasan

yang kuat, akan menjadikan pemikiran tersebut rapuh. Ketika buah dari

pemikiran itu tergapai dan kemudian teraplikasikan di dalam menjalani

kehidupan, maka orang yang mempunyai pemikiran pun akan dikenal di mata

publik karena hasil dari pemikirannya dapat membawa kehidupan menjadi

lebih baik.

Dan berkaitan dengan pemikiran tersebut, beliau mempunyai

pemikiran dengan landasan-landasan yang jelas. Untuk pemikiran cinta tanah

air ini, menurut Ath-Thahthawi hal ini berlandaskan pada:

1. Perkataan Umar bin Khathab yang berbunyi:

عمر اهلل البالد بد األوطان : المؤمني عمر بن اخلطاب قال أمري

Umar bin Al-Khathab berkata, “Allah memakmurkan suatu negara dengan

kecintaan penduduknya pada tanah airnya”.

2. Perkataan Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:

سعادة المرء أن يكون رزقو ف ب لده : وقال على

Ali bin Abi Thalib berkata, “Kebahagiaan seseorang adalah mendapatkan

rezeki di negerinya sendiri”.

3. Perkataan al-„Asma‟i

ذا اردت أن ت عرف وفاء الرجل وحسن عهده ومكارم أخالقو : وقال األصمعي .وطهارة مولده فان ر ل حنينو ألوطانو وشوقو ل خوانو

16

Imarah, Opcit., h. 311 17

Imarah, Opcit., h. 311 18

Imarah, Opcit., h. 311

Page 60: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

48

Al- Ashma‟i (740-831 M) berkata, “Jika engkau ingin mengetahui

kepercayaan seorang laki-laki, kemuliaan akhlaknya, keturunan yang baik,

maka lihatlah kecintaannya terhadap tanah airnya dan kerinduannya

kepada saudara-saudaranya”.

Dari keempat poin di atas mengenai landasan cinta tanah air tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa memiliki sikap cinta terhadap tanah air

merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah swt yang ditujukan untuk

bangsanya, sehingga Allah swt pun akan memakmurkan negeri yang apabila

penduduknya mencintai negerinya. Merupakan sebuah kebanggaan dan

penghargaan tersendiri bagi sebuah negara apabila penduduknya dapat

memenuhi kehidupannya atas rizki yang mereka dapatkan dari dirinya

(negara). Selain itu, orang yang memiliki cinta tanah air dianggap bahwa ia

merupakan orang yang dapat dipercaya, berakhlak mulia, bersih keturunannya.

Karena dengan memiliki sikap cinta tanah air, seseorang akan rela berkorban

dengan seluruh jiwa dan raganya untuk mempertahankan negaranya dan

membangun negaranya dengan segenap jiwanya.

Sebenarnya, tidak menjamin ketika seseorang telah mempunyai sikap

cinta tanah air akan mempunyai sifat seperti yang telah dijelaskan di atas.

Namun, mungkin hal tersebut menunjukkan bahwasannya memiliki sikap

cinta tanah air itu memang penting.

Landasan-landasan tersebut menjadi pondasi pemikiran Ath-Thahthawi

mengenai cinta tanah air yang ditujukan untuk tanah air yang memiliki

kesamaan akidah dan keyakinan dengan tanah airnya.

Sebagai seorang yang berkependudukan di Mesir, beliau

menspesifikkan tanah airnya menjadi tanah air yang mana tanah air tersebut

merupakan tempat dimana ia dilahirkan bukan tanah air yang memiliki

kesamaan akidah dan keyakinan dengan tanah airnya. Oleh karena itu, beliau

memperkuat pondasi pemikiran mengenai cinta tanah air yang mana tanah air

di sini dimaksudkan untuk negerinya yaitu Mesir.

Ath-Thahthawi selalu menekankan penduduk Mesir untuk senantiasa

mencintai tanah airnya. Karena berdasarkan bukti rasional yang logis yang

dapat mengantarkan mereka agar mencintai tanah airnya, selain itu, Ath-

Page 61: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

49

Thahthawi juga mempunyai landasan-landasan dasar Islam dan tradisi Islam,

yang mana hal itu dapat menguatkan argument Ath-Thahthawi yang

menekankan bahwa memiliki rasa cinta tanah air itu wajib bagi seluruh

penduduk Mesir.

Di antara landasan pemikiran mengenai cinta tanah air untuk penduduk

Mesir, Ath-Thahthawi menyebutkan keunggulan-kunggulan dari pada Mesir

agar tumbuhnya rasa bangga dalam diri mereka terhadap tanah airnya. Berikut

alasan yang dijadikan sebagai landasan penguat bagi pemikiran Ath-

Thahthawi mengenai cinta tanah air yang ditujukan untuk Mesir.

a. Perkataan Abdullah bin Umar yang berbunyi:

أكرم األعاجم، وأسحهم يدا، وأفضلهم عنصرا، وقال عبد اهلل بن عمر أىل مصر .بالعرب عامة، وبقريش خاصة وأق رب هم رحا

Abdullah bin Umar berkata, “Penduduk Mesir adalah orang-orang

a‟jam paling mulia, paling dermawan (murah hati), yang terbaik

keturunannya, dan paling dekat kerabatnya dengan orang Arab secara umum

dan orang Quraisy secara khusus”.

b. Berdasarkan Hadits Nabi saw yang berbunyi:

ر بن حرب، وعب يد اهلل بن سعيد، قاال ن زىي حد نا وىب بن جرير، حد نا : حدعت حرملة المصري، دث عن عبد الرحن بن شاسة، عن أب بصرة، عن أب، س

، قال نكم ست فتحون مصر وىي »: قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : أب ذررأو « أرض يسمى فيها القرياط، فإذا ف تحتموىا فأحسنوا ل أىلها، فإن لم ذمة ورحا

ها»قال « ذمة وصهرا، فإذا رأيت رجلي يتصمان فيها ف موضع لبنة، فاخرج من ف رأيت عبد الرحن بن شرحبيل بن حسنة، وأخاه ربيعة يتصمان ف موضع لبنة : قال

ها فخرجت من

“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan 'Ubaidullah bin

Sa'id keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Wahb bin

19

Ibid., h, 318 20

Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Ihya at-Turats al-„Arabi, t.t), j. 4, h. 1497

Page 62: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

50

Jarir; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Aku mendengar

Harmalah Al Mishri bercerita dari 'Abdur Rahman bin Syimamah dari

Abu Bashrah dari Abu Dzar dia berkata; "Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya kamu sekalian (kaum

Muslimin) pasti akan dapat menaklukkan negeri Mesir, yaitu suatu

wilayah yang terkadang dinamakan Al Qirath. Apabila kalian telah

dapat menguasai negeri Mesir, maka berbuat baiklah kepada para

penduduknya! Karena, bagaimanapun, mereka memiliki hak untuk

dilindungi, sebagaimana kaum kafir dzimmi ataupun karena hubungan

tali saudara (atau sebagai dzimmi dan hubungan keluarga dari jalur

pernikahan). Apabila kalian melihat dua orang yang sedang bertikai

di Mesir pada lokasi batu bata, maka keluarlah dari tempat itu!' Abu

Dzar berkata; 'Ternyata saya melihat Abdurrahman bin Syurahbil bin

Hasanah dan saudaranya yang laki-laki, yaitu Rabi'ah sedang

bertengkar di tempat batu bata, maka saya pun keluar dan tempat

itu.'” (H.R Muslim)

c. Firman Allah swt yang berbunyi:

(55: يوسف)قال اجعلن على خزآئن األرض ن حفيظ عليم “Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);

Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".

(Q.S. Yusuf: 55)

d. Pernyataan tentang Mesir yang berbunyi:

ها خرج العلماء ىر وحديثو، ومن ن مصر ىي ب لد العلم والكمة من قدي الدن يا بتدبريىم وحكمتهم وف ن ونم وصنائعهم، ول ت زل والكماء الذين عمروا مالك الددها طلبة العلم وأصحاب الفهم من سائر األقطار لتحصيل درجة ر لي ال اآلن يسي

.الكمال

Sesungguhnya Mesir merupakan negeri ilmu dan pengetahuan dari

masa yang lalu sampai masa sekarang. Dan dari Mesir banyak para ahli ilmu

dan ahli hikmah yang muncul yang memakmurkan penguasa dunia dengan

aturan mereka, hikmah, seni dan karya mereka. Dan tidak berhenti sampai

21

Imarah. op. cit., h. 319

Page 63: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

51

sekarang mempermudah para penuntut ilmu dan ahli ilmu dari berbagai dunia

untuk menghasilkan derajat kesempurnaan.

Dari empat poin yang telah dijelaskan di atas menunjukkan

bahwasannya landasan pemikiran yang beliau kemukakan berawal dari sebuah

rasa bangga yang amat terdalam akan keunggulan-keunggulan Mesir dalam

sejarahnya, sehingga beliau berkeinginan untuk mempertahankan keunggulan

itu dengan sumbangsih yang diberikan oleh penduduk Mesir sebagai rasa cinta

untuk negerinya.

Dengan disebutkannya keunggulan-keunggulan atau keistimewaan-

keistimewaan dari pada yang dimiliki oleh Mesir. Diharapkan kepada seluruh

penduduk Mesir agar memiliki rasa bangga terhadap tanah airnya sehingga

sikap cinta dan tanah air pun dapat tumbuh dengan sendirinya. Karena dengan

sikap cinta tanah air tersebut keunggulan dari pada Mesir tidak akan pudar dan

dapat terjaga hingga akhir masa.

Memiliki rasa cinta terhadap tanah air tidak hanya diperlukan saat

menghadapi penjajah saja. Bangga menjadi anak bangsa pun sudah merupakan

cermin dari cinta tanah air. Karena dari kebanggaan itulah dapat

menumbuhkan rasa dimana kita harus mengaharumkan nama baik tanah air di

mata dunia.

Setelah menyebutkan landasan-landasan yang menopang pemikiran

dari cinta tanah air menurut Ath-Thahthawi. Penulis ingin menyebutkan

bagaimana karakteristik dari pada orang yang memiliki sikap cinta tanah air.

Berikut karakteristik dalam kitab Takhlis al-Ibriz fi Talhkisi Bariz.

وحبب أوطان هم الرجال ليهم م رب قضاىا الشباب ىنالك

ذا ذكرت أوطان هم ذكرت لم عهود الصبا فيها فحندوا لذلك

ىر ما لكا ول موطن آليت أن أعزده وأن ال أرى غريى لو الد

Dan para pemuda mencintai tanah air mereka

Karena di sana semua kebutuhan mereka terpenuhi

22

Imarah. op. cit., h. 311

Page 64: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

52

Ketika aku mengingat tanah air mereka maka aku mengingat mereka

Saat masa kecil di sana aku ditimbang⁄disayang mereka

Dan aku pun mempunyai tanah air yang aku agungkan

Dan tidak ada yang menjadikanku raja selain di tanah air itu

Dari beberapa syair di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

mencintai tanah air, sejauh mana pun ia melangkah, seberapa lama pun ia

pergi meninggalkan tanah airnya, sebahagianya pun berada di negeri orang

lain, tetap saja hati dan pikiran ia hanya teringat pada tanah airnya sendiri,

tempat dimana ia dilahirkan. Karena di tanah air itulah segala kebutuhan ia

terpenuhi dan tidak ada kebahagiaan selain tinggal di negeri sendiri.

وب لدة قدرمتن بكل داء عنادا ولو رجعت ألىلى كانت بالدى بالدا

Dan banyak negara yang telah membuangku

Dengan segala kesakitan

Walaupun aku kembali ke keluargaku dan keluargaku ada di negara lain

Tetap saja aku teringat negaraku yang lalu

Pada sya‟ir tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seberapa pun

banyaknya negara yang dikunjungi, tetap saja tanah air selalu teringat di

dalam hati. Seberapa pun banyaknya negara yang telah membuang kita, tetap

saja teringat negara tempat dimana kita dilahirkan.

ما البد ال للحبيب األول ن قل ف ؤادك ما استطعت من الوىSebisa mungkin jagalah hati kamu dari hawa nafsu

Tidak ada cinta kecuali cinta yang pertama

23

Imarah. op. cit., h. 315 24

Imarah. op. cit., h. 316

Page 65: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

53

Pada sya‟ir ini dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada cinta yang

abadi kecuali cinta pertama. Maksud dari pada cinta di sini adalah cinta

terhadap tanah airnya. Seberapa pun banyaknya tempat yang pernah

disinggahi, hati hanya tertuju pada tanah air tercinta.

Dari beberapa sya‟ir yang penulis paparkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa karakteristik dari seseorang yang memiliki cinta tanah air adalah

dimana pun ia berada, bagaimana pun keadaan ia, apa pun yang ia pikirkan,

semuanya hanya tertuju pada tanah airnya. Karena begitu besarnya rasa cinta

yang ditanamkan untuk tanah airnya, sehingga seluruh jiwa raganya hanya

ditujukan untuk tanah airnya.

Selanjutnya penulis akan memaparkan sikap yang harus dimiliki oleh

orang yang memilki sikap cinta terhadap tanah airnya. Dalam kitabnya al-

Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin, Ath-Thahthawi menjelaskan sikap

yang seperti apa saja yang harus dimiliki oleh orang yang cinta terhadap tanah

airnya.

فالوطن المخلص ف حب الوطن ي فدي وطنو بميع منافع ن فسو ويدمو ببذل يع ما يلك وي فديو بروحو ويدفع عنو كل من ت عرض لو بضرر كما يدفع الوالد عن ولده ج

.الشر

Penduduk yang ikhlas dalam mencintai tanah air akan membela

negaranya dengan seluruh manfaat dirinya, melayaninya dengan

mengorbankan seluruh apa yang dimiliki, mempertaruhkan nyawanya,

melindunginya dari segala sesuatu yang membahayakan sebagaimana

perlindungan seorang ayah terhadap anaknya.

Dari pernyataan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

sikap yang harus dimiliki oleh seorang warga negara sebagai bentuk rasa cinta

terhadap tanah air yang dikemukakan Ath-Thahthawi adalah:

a. Membela negaranya dengan seluruh manfaat dirinya.

b. Melayaninya dengan mengorbankan seluruh apa yang dimiliki.

25

Ath-Thahthawi, al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin, (Kairo: al-

Haiat al-Mishriyyah al-„Ammah li al-Kitab, 2010), h.94

Page 66: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

54

c. Mempertaruhkan nyawanya.

d. Melindunginya dari segala sesuatu yang membahayakan

sebagaimana perlindungan seorang ayah terhadap anaknya.

Setelah mengetahui sikap apa saja yang harus dimiliki oleh seorang

yang cinta terhadap tanah airnya. Selanjutnya penulis akan memaparkan

penjelasan dari setiap poinnya.

1. Membela negaranya dengan seluruh manfaat dirinya

Sebagai warga negara yang taat dan cinta terhadap tanah airnya,

patutlah mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan salah satunya

yaitu dengan bela negara. Adapun arti dari bela negara itu adalah upaya

setiap warga negara untuk mempertahankan negerinya dari berbagai

ancaman, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam. Membela negara

merupakan sebuah usaha warga negara untuk mewujudkan ketahanan

nasional.

Mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk membela negaranya atau

tanah airnya selain hal tersebut merupakan kewajiban yang patut

dilaksanakan oleh seorang warga negara, hal tersebut juga merupakan

suatu perbuatan yang terpuji. Dengan membela negara, kewajiban sebagai

warga negara pun telah gugur. Hal tersebut dilakukan bukan hanya untuk

kepentingan negara itu sendiri, akan tetapi untuk kepentingan masyarakat

juga untuk kepentingan diri.

2. Melayaninya dengan mengorbankan seluruh apa yang dimiliki

Selain kewajiban membela negara, sebagai warga negara yang baik harus

ikut serta pula dalam melayani apa yang dibutuhkan oleh negara. Segala

sesuatu yang dimiliki hendaknya dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dengan memiliki sikap rela berkorban, seorang warga negara akan

mengorbankan segala sesuatu apapun termasuk dirinya hanya untuk

kepentingan bangsanya.

Page 67: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

55

3. Mempertaruhkan nyawanya

Pada saat tanah airnya mengalami gencatan dari berbagai pihak, sebagai

seorang warga hendaknya sigap untuk menghadapinya. Permasalahan

yang muncul dari faktor intern ataupun ekstern yang mengancam situasi

dan kondisi tanah air hendaklah siap sedia untuk mengamankannya serta

turut serta membantu menyelesaikan permasalahnannya. Saat semua itu

terjadi, ia tidak mementingkan keselamatan ia sendiri akan tetapi

mementingkan keselamatan dari tanah airnya. Bahkan orang yang telah

tertanam di dalam dirinya rasa cinta terhadap tanah airnya, ia rela untuk

mempertaruhkan nyawanya.

4. Melindunginya dari segala sesuatu yang membahayakan sebagaimana

perlindungan seorang ayah terhadap anaknya

Betapapun banyaknya bahaya yang menimpa tanah airnya, seseorang yang

memiliki cinta tanah air akan tetap setia melindunginya. Ath-Thahthawi

membuat sebuah perumpamaan bahwasannya sebuah perlindungan yang

dilakukan oleh seorang warga negara untuk tanah airnya sama halnya

dengan perlindungan seorang ayah terhadap anaknya. Seorang warga

negara melakukan hal apapun untuk melindungi tanah airnya, begitu juga

dengan seorang ayah yang akan melakukan apapun untuk melindungi

anaknya. Begitulah perumpamaan Ath-Thahthawi terkait kewajiban

seorang warga negara untuk melindungi tanah airnya.

Selanjutnya, penulis akan memaparkan mengapa cinta tanah air ini

dijadikan sebagai tujuan pendidikan Islam. Di awal pembahasan telah penulis

paparkan bahwasannya suatu peradaban terjadi karena adanya rasa cinta tanah

air. Oleh karena itu, menanamkan rasa cinta terhadap tanah air harus dijadikan

sebagai tujuan pendidikan karena hal tersebut merupakan dasar yang kuat

untuk mendorong orang dalam mendirikan suatu masyarakat yang mempunyai

peradaban.

Page 68: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

56

Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sebuah kepribadian

ataupun karakter diri seseorang,sehingga nantinya diharapkan semua tujuan

yang hendak dicapai dapat terwujud. Dengan melalui pendidikan tersebut,

Ath-Thahthawi berharap bahwasannya seluruh masyarakat Mesir mempunyai

rasa cinta terhadap tanah airnya sehingga peradaban Mesir akan terbentuk

kembali dan dapat dipertahankan sepanjang masanya.

Melalui pemikiran mengenai konsep cinta tanah air inilah Ath-

Thahthawi dikenal sebagai pembaharu. Maksud dari pembaharu di sini adalah

beliau lebih menekankan pengertian dari tanah airnya. Karena pada masa itu

pemahaman masyarakat terhadap tanah air masih global yaitu masih

mengatasnamakan atau berdasarkan pada kesamaan akidah. Persaudaraan

yang dikenal pada masa Ath-Thahthawi adalah persaudaraan keIslaman dan

tanah air adalah seluruh wilayah Islam dan sejarah adalah sejarah Islam.

Jadi yang dimaksud dari tanah air menurut masyarakat Mesir masa itu

adalah tanah air yang memiliki kesamaan akidah dengan mereka yaitu seluruh

umat Islam yang ada di dunia. Kemudian, Ath-Thahthawi mengerucutkan

pemahaman mengenai tanah air tersebut menjadi tanah air dimana seseorang

dilahirkan. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor Ath-Thahthawi dikenal

sebagai pembaharu. Namun, sampai saat Ath-Thahthawi mengemukakan ide

cinta tanah airnya tersebut, kaum muslim dalam bernegara dan bertanah air

masih berlandaskan sentimen-sentimen keagamaan yang kuat dan tidak

berlandaskan perasaan kebangsaan.

2. Relevansi pemikiran Cinta Tanah Air perspektif Ath-Thahthawi dengan

Pendidikan di Indonesia

Setelah dilakukan eklsplorasi dan telaah terhadap konsep cinta tanah

air perspektif Ath-Thahthawi. Selanjutnya akan dikaji tentang relevansi

dengan pendidikan di Indonesia.

a. Relevansinya dengan tujuan pendidikan

Menurut hemat penulis konsep dari cinta tanah air perspektif Ath-

Thahthawi ini menekankan adanya sebuah penghargaan untuk tanah air,

Page 69: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

57

pertahanan terhadap negara dan pembelaan terhadap negara. Karena

memiliki rasa cinta terhadap tanah air tidak hanya diwujudkan pada saat

menghadapi penjajahan. Pada masa sekarang jua pun memiliki rasa cinta

terhadap tanah air masih harus diwujudkan karena setelah merebut

kemerdekaan dari penjajah maka sebagai anak bangsa harus turut pula

mempertahankan kemerdekaan tersebut dan membela tanah air yang

sewaktu-waktu dapat diserang kembali. Selain itu, sikap cinta terhadap

tanah air tidak hanya mempertahankan dan membela negara saja, akan

tetapi dengan mengharumkan nama tanah air pun merupakan sebuah sikap

cinta terhadap tanah air.

Jadi konsep cinta tanah air perspektif Ath-Thahthawi memiliki

relevansi dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang mana terkandung

dalam tujuan dari materi Pancasila. Sebagaimana telah dijelaskan oleh

penulis pada pembahasan sebelumnya, bahwasannya dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional dan juga yang termuat

dalam SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan mengenai

tujuan materi Pancasila dalam rambu-rambu Pendidikan Kepribadian

mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai

golongan agama, kebudayaan dan beranekaragam kepentingan,

memantapkan kepribadian agar secara konsisten mampu mewujudkan

nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam

menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni dengan penuh rasa tanggungjawab.26

b. Relevansinya dengan kurikulum pendidikan di Indonesia

Istilah kurikulum sebagaimana terdapat dalam undang-undang sintem

pendidikan nasional adalah merupakan seperangkat rencana dan

26

Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi DepDikNas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang

Rambu-rambu Pelaksanaan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan

Tinggi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Pasal 2

Page 70: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

58

pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan. Pada kurikulum

2013 terdapat bahan ajar mengenai cinta tanah air yang mana materi dari

bahan ajar tentang cinta tanah air tersebut menjelaskan mengenai

pentingnya menanamkan sikap cinta terhadap tanah air dan terdapat pula

materi mengenai bela negara. Oleh karenanya, konsep cinta tanah air

perspektif Ath-Thahthawi ini relevan dengan kurikulum pendidikan di

Indonesia.

Page 71: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

59

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisa yang telah penulis paparkan pada bab-bab terdahulu

mengenai konsep cinta tanah air menurut Ath-Thahthawi, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan

masalah yang diajukan sebagai berikut:

1. Konsep dari cinta tanah air perspektif Ath-Thahthawi adalah sebagai

penduduk atau bangsa yang baik yaitu akan membela negaranya

dengan seluruh manfaat dirinya, melayaninya dengan mengorbankan

seluruh apa yang dimiliki, mempertaruhkan nyawanya, melindunginya

dari segala sesuatu yang membahayakan sebagaimana perlindungan

seorang ayah terhadap anaknya.

2. Terdapat 2 aspek relevansi konsep cinta tanah air perspektif Ath-

Thahthawi dengan pendidikan di Indonesia yaitu terletak pada tujuan

dari pada pendidikan dan kurikulum pendidikan. Tujuan dan

kurikulum pendidikan ini merupakan komponen yang terpenting dalam

pendidikan.

B. Implikasi

Dari eksplorasi penelitian berikut, implikasi yang dapat penulis

paparkan:

1. Pendidikan yang dilakukan Indonesia untuk menanamkan cinta tanah

air diwujudkan dengan cara pembelajaran PKn, yang mana

pembelajaran tersebut harus memusatkan perhatian pada pemberian

bekal terhadap siswa berupa pengetahuan tentang struktur

pemerintahan dan kehidupan politik. Selain itu, siswa juga dituntut

harus terlibat secara aktif dalam belajar dan bekerja serta pengalaman

partisipasi di sekolah maupun masyarakat. Karena dengan hal tersebut

dapat membentuk dan mengembangkan kompetensi siswa agar

Page 72: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

60

berpartisipasi secara aktif dan memiliki kesadaran atas peran dan

tanggungjawabnya di dalam masyarakat.

2. Dalam pembelajaran PKn ini, guru harus menyusun perencanaan yang

benar-benar memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran PKn.

C. Saran-saran

Dalam penulisan skripsi ini, perlu kiranya penulis memberikan

saran kepada berbagai pihak, utamanya pemerintah, praktisi, pemerhati

masalah pendidikan di Indonesia. Diantara saran-saran penulis adalah

sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah khususnya, dalam merespon arus globalisasi

ini, kekuatan cinta tanah air pada diri bangsa Indonesia makin hari

makin rapuh. Kiranya kepada pemerintah agar bisa mengatur

kembali kebijakan-kebijakan pada pendidikan yang di dalamnya

terdapat kurikulum pendidikan yang mengarahkan para peserta

didik agar menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap tanah airnya.

2. Kepada praktisi pendidikan (guru, staf pengajar, ustadz dan lain-

lain), agar hendaknya mengajarkan para peserta didik agar dapat

menumbuhkan prilaku yang mencerminkan cinta terhadap tanah air

dan kemudian mereka bisa mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

3. Kepada pengamat dan pemerhati masalah pendidikan, agar terus

berusaha membumikan konsep cinta tanah air melalui berbagai

media, baik media massa maupun media elektronik, atau media-

mesia lain yang lebih efektif dan efisien.

4. Kepada lembaga-lembaga pendidikan baik formal, informal

maupun nonformal hendaknya diajarkan nilai-nilai yang

mencerminkan sikap cinta terhadap tanah airnya dimulai dari hal

yang terkecil.

5. Kepada generasi muda bangsa Indonesia yang menjadi harapan

besar majunya bangsa Indonesia, hendaknya tunjukkan gelora

Page 73: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

61

kepemudaan yang mencerminkan cinta terhadap tanah air dimulai

dengan bangga dan menghargai budaya, bahasa, adat serta

keragaman yang ada di Indonesia. Kemudian tunjukkan jiwa

semangat yang menggelora dalam membela, memperjuangkan dan

mempertahankan tanah air Indonesia ini agar tidak kembali

dikuasai oleh Negara lain yang ingin menguasai Negara kita yang

kaya akan hasil buminya dan keindahan alamnya.

Page 74: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Syamil Cipta Media. 2005.

Al-Bukhari, Husain Fauzi. Rifa’ah ath-Thahthawi. Kairo: Maktabah Mesir. t.t.

Al-Buthy. Al-Qur’an Kitab Cinta. Bandung: Mizan Media Utama. 2010.

Ali, Said Ismail. Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar. 2010.

Aryani, Ine Kusuma dan Susatim, Markum. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis

Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Ath-Thahthawi. al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin. Kairo: al-Haiat al-

Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab. 2010.

Azizy, A. Qodri. Membangun Integritas Bangsa. Jakarta: Renaisan. 2004.

Azzel, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2011.

Bakhri, Syaiful. Ilmu Negara. Jakarta: Total Semesta Press. 2004.

Bukhari. Shahih Bukhari. Kairo: Dar at-Taqwa li at-Turats. 2001.

Depdikbud. Tokoh-tokoh pemikir paham kebangsaan Ir. H. Soekarno dan KH.

Ahmad Dahlan. Jakarta: CV Ilham Bangun Karya. 1999.

Erwin, Muhamad. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama. 2010.

Gulen, M. Fethullah. Cinta dan Toleransi. Tangerang: Bukindo Erakarya Publishing.

2011.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik,. Jakarta: Bumi

Aksara. 2013.

Hamka. Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang. 1961.

Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2002.

Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

2001.

Imarah, Muhammad. Perang Terminologi Islam versus Barat. Jakarta: Rabbani Press.

1998.

Al-A’mal Al-Kamilah Li Rifa’ah Rafi’ Ath-Thahthawi. Riyadh:

Silsilah at-Turats. 2010

Page 75: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

63

Kartono, Kartini. Pengantar Mendidik: Apakah Pendidikan masih Diperlukan?.

Bandung: CV. Mandar maju. 1992.

Khaeruman, Badri, dkk. Islam dan Demokrasi Mengungkap Fenomena Golput

sebagai Alternatif Partisipasi Politik Umat. Jakarta: Nimas Multima. 2004.

Koesoema, Doni. Pendidikan Karakter Strategi mendidik anak di Zaman Global.

Jakarta: Grasindo. 2010.

Lembaga Penelitian IAIN Jakarta. Islam dan Pendidikan Nasional. Jakarta: Lembaga

Penelitian IAIN Jakarta. 1983.

M. S, Kaelan. Pendidikan Pancasila Pendidikan untuk Mewujudkan Nilai-Nilai

Pancasila, Rasa Kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan SK DIRJEN

DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2006. Yogyakarta: Paradigma. 2008.

Manan, M. Azzam dan Lan, Thung Ju. Nasionalisme dan Ketahanan Budaya

Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: LIPI, 2011.

Mu’jam al-Wasith. Mesir: Maktabah asy-Syuruq Ad-Dauliyah. 2011.

MTT, A. Malik. Inovasi Kurikulum Berbasis Lokal di Pondok Pesantren. Jakarta:

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta. 2008.

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan.

Jakarta: Bulan Bintang. 1982.

Nasution, S. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2012.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1999.

Nurdin, Syaifuddin dan Usman, Basyiruddin. Guru Profesional & Implementasi

Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press. 2002.

Putra, Dalizar. HAM Hak Asasi Manusia menurut Al-Qur’an. Jakarta: Al- Husna

Zikra. 1995.

Rifai, Muhammad. Politik Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Rimba, Ahmad D. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al- Ma’arif. 1980.

Rusli, Ris’an. Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2013.

Salim, Peter dan Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern English Press. 2002.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Page 76: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

64

Shihab, M. Quraish. Menabur Pesan Ilahi. Jakarta: Lentera Hati. 2006.

Soejono dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.

Jakarta: Rineka Cipta. 1999.

Soyomukti, Nurani. Teori-teori Pendidikan Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-

Sosialis, Postmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.

Ubaedillah, A. dan Rozak, Abdul. Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat

Madani. Jakarta: ICCE UIN Jakarta. 2013.

Uhbiyati,Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 1999.

Wibisono, A.Fattah. Pemikiran para Lokomotif Pembaharuan di Dunia Islam.

Jakarta: Rabbani Press. 2009.

Yasin, A. Fatah. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN- Malang Press.

2008.

Yulis, Rama. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2010.

Page 77: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

NAMA

NIM

JUDLJL SKRIPSI

UJI REFERENSI

: BAHIYYAH SOLIHAH

: 1110011000138

: KONSEP CINTA TANAH AIR SEBAGAI TUJUANPENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF ATH-THAHTHAWI

Neqe l4sA. Qodri Azizy. Membangun Integritas Bangsa. Jakarta:Renaisan.2004.Badri Khaeruman. dkk.Islam dan Demokrasi MengungkapFenomena Golput sebagai Alternatif Partisipasi Politik Umat..lzrkarta: Nimas Multima. 2004.M. Azzam Manan dan Thung Ju Lan. Nasionalisme danKetohanan Budaya Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: LIPI,201 1.

Doni Koesoema A. Pendidikan Karakter Strategi mendidik anak

:!i Z, o,"o" Clob"t.lDalizar Putra. HAM Hak Asasi Manusia menurut Al-Qur'an..lakarta: Al- Husna Z1kra.1995.Depdikbud. Tokoh-tokoh pemikit' paham kebangsaan Ir. H.

Sockarno dan KH. Ahmad Dahlan. Jakarta: CV Ilham BangunKarya, 1999.

Irre l(usuma Aryani dan Markum Susatim. PendidikanKav,arganegaraan Berbasis l,lilai. Bogor: Ghalia Indonesia,t01 0.

Mr-rchlas Samani dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikanfq,r'rftlu". Bund""gAlilrmad Muhaimin Azzel. Urgensi Pendidikan Karakter di

J lll! "" t i t. J

" gl

^k"ft^, At -Fr"rt M"d*, m

Mr-rhamad Erwin. P endidikan Kew ar gane gar qan RepublikInclonesia. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Al-Bnthy. Al-Qur'an Kitab Cinta. Bandung: MrzanMediaUtama,2010Said Ismail Ah. Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh.JuLut1u' Ptttuku Al-KM. Quraish Shihab. Menabur Pesan llahi. Jakarta: Lentera Hati,2006.M. Fethullah Gulen. Cinta dan Toleransi.Tangerang: BukindoEralrarva Publishins . 201 I.M u'.j a m al - Wcts ith. Me sir : Maktabah asy- S yuruq Ad-Dauliyah,2011.llamka. Pandancun Hidup Muslim. Bulan Bintans.1961

MLrhammad Imarah. Perang Terminologi Islam versus Barat..lakarta: Rabbani Press, 1998.

Page 78: KONSEP CINTA TANAH AIR PERSPEKTIF ATH- THAHTHAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30188/1/BAHIYYAH... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

20.

11.

tltlrJ

r1

-;

A. Ubaedillah dan Abdul Rozak. Pancasila, Demokrasi, HAMclun Masvarakat Madani. Jakall;a: ICCE UIN Jakar1a.2013.Kaelan M. S. Pendidikan Pancasila Pendidikan untukl,[cv,tiudkan ]Vilai-Nilai Pancasila, Rasa Kebangsaan dan cintatuntth air se,suai dengan SK DIRJEN DIKTI NO.I 3 i D I KTI/ KE P / 2 0 0 6 " Y ogy akarta: Paradi

sM. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila..lal<arta: PT Raia Grafindo Persada, 2002.

Bulrhari. Shahih Bukhari. Kairo: Dar at-Taqwa li at-Turats, 2001.

Pcter Salim dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia

\plt, *p "r

rr. I "lr*t^.

VraMnhammad Imarah. Al-A'mal Al-Kamilah Li Rifa'ah Rafi'Ath-7'h u h thaw i. Riyadh: Silsilah at-Turats, 20I 0.

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam.Ilordung, Prttuku S"tiu, 2

I-enrbaga Penelitian IAIN Jakarta. Islam dan Pendidikanl,lusional. Jakarta: Lembasa Penelitian IAIN Jakarta, 1983.

Muhammad Rifai. Politik Pendidikan Nasional. Jogiakarta: Ar-l{uzz Media.20II.Abtrddin Nata. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta: PTRaia Grafi ndo Persada. 2012.IJartrn Nasution. Pembaharuan dalam Islam Seiarah Pemikirandun Gerakan. Jakarlra: Bulan Bin 1982.A. Fatalr Yasin. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang:I ilN- Malans Press. 2008.NLrr Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka

Setia" 1999.

I\4olr. Nazir . Metode Penelitian. Jakarla: Ghalia Indonesia, 1999.

inram Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik..lalrarta: Bumi Aksara. 2013.Soejono dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikirandan Pener .Takarta: Rineka Cipta, 1999.Ilis'an Rusli. Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam.

Jaliauta: PT Raia Grafindo Persada,2013.Htr sain F auzi al- Bukhari . Rifa' a h ath-Thahthaw i. Karr o'.

Maktabah Mesir.A.Fattah Wibisono. Pemikiran para Lokomotif Pembaharuan diDtmia Islam. Jakarta: Rabbani Press, 2009.Mrrslim. Shahih Muslim. Beirut: Dar al-Ihva at-Turats al-'Arabi.Arh-Thahrha*i. o -Amin li al-Banat wa al-Banin.Kairo: al-Haiat al-Mishriyyah al-'Ammah li al-Kitab. 2010.

r0.

at-)+.

35.

36

37.

38.

39.

27,49,50,52,53.54

30,4r,42.45,46.47

40.43,45,46