konsep asta dik pala dan dewata nawa sanga.pdf
-
Upload
ukraniasanjiwani -
Category
Documents
-
view
332 -
download
29
Transcript of konsep asta dik pala dan dewata nawa sanga.pdf
-
1
Asta Dikpala dan Dewata Nawa Sanga
1. Pengertian Konsep
Di Bali, disebutkan adanya konsep yang mendasari letak dewa-dewa sesuai arah mata
angin, dua konsepsi tersebut antara lain: Asta Dikpala dan Dewata Nawa Sanga yang
memiliki dewa-dewa yang berbeda.
Asta Dikpala berasal dari bahasa sansekerta, asta yang berarti delapan, dik yang
berarti penguasa, pala ayang berarti arah. Jadi Asta Dikpala adalah 8 Dewa penguasa arah
mata angin. Dewa-dewa nya terdiri dari Kuvera ( dewa Kekayaan ), Yama ( Dewa Maut ),
Isana ( dewa tertinggi ), Agni ( Dewa api ), Baruna ( Dewa laut ), Indra ( dewa penguasa ) ,
Nirrti ( dewa kesedihan ), Bayu ( Dewa angin ). Pada umumnya dititik pusat dari kedelapan
dewa ini ditempatkan tokoh Dewa Brahma karena dititik pusat ini dianggam menjadi sumber
alam semesta, maka dewa brahma yang bertugas sebagai pencipta alam semesta ditempatkan
ditengah. Begitu juga dengan Dewata Nawa sanga, adalah sembilan dewa penguasa arah mata
angin. Dewa-dewa nya terdiri Siwa di tengah, Maheswara, Indra, Brahma, Wisnu, Mahadewa,
Rudra, Sangkara, Sambu. Konsep asta dikpala yang berasal dari Weda di India, kalah populer
dengan konsep yang diyakini di nusantara yaitu Dewata Nawa Sanga, sehingga konsep Asta
Dikpala mulai ditinggalkan.
Kuwera
Isana
Indra
Agni
Yama
Nirrti
Baruna
Bayu Sangkar
a
mahadewa
Rudra
Wisnu
Sambu
Iswara
Maheswara
Brahma
r
Brahma SIwa
-
2
2. Wujud Penerapan Konsep
Asta Dikpala ( yang sudah termodifikasi )
Keterangan:
1 Tempat suci (padmasari) 2 Bale daja (tempat tidur suami-istri)
3 Bale dangin (tempat tidur kakek-nenek) 4 Bale delod (bangunan serbaguna) 5 Jineng (lumbung) 6 Paon (dapur)
7 Bale dauh (tempat tidur anak) 8 Natah (ruang terbuka ritual multimakna) 9 Angkul-angkul (pintu masuk pekarangan) 10 Pelinggih Penunggun natah
11 Pelinggih Penunggun karang
Penjelasan:
Posisi-posisi tokoh dewa Asta Dik Pala lainnya sudah termodifikasi bahkan sulit
teridentifikasikan lagi dalam area-area rumah masa kini yang berlahan sempit di kota
Denpasar
1. Isana: Tempat Suci Isana sebagai dewa tertinggi, maka di arah timur laut dijadikan sebagai tempat yang
paling suci.
2. Brahma: Natah Brahma, yang merupakan pencipta alam semesta, yang ditempatkan ditengah
dijadikan sebagai natah. Namun pada zaman sekarang yang lahan kota sudah
menjadi sempit, maka natah tidak harus berada di tengah lagi, namun pada sisa
halamn.
3. Agni: Paon Agni, yang merupakan Dewa api, yang menjaga arah tenggara pada rumah modern
sekarang berada di mana saja, tidak lagi berada di arah tenggara.
Kuwera Bayu
Baruna
Isana
Indra
Agni
Yama
Nirrti
Brahma
Kaja
1
2
3
4
5 6
7 8
9
10
11
-
3
4. Nirrti: Angkul-Angkul Nirrti, yang merupakan dewa kesedihan atau bisa disebut juga Sang Kala menjaga
arah Barat Daya, dimana pintu masuk berada. Namun pada rumah zaman kini pintu
masuk ditempatkan dimana jalan berada sehingga tidak harus lagi berada di Barat
Daya.
Dewata Nawa Sanga
-
4
Penjelasan:
Letak para dewa pada dewata nawa sanga dapat di identifikasi melalui letak pura di
bali yang sudah ada sejak jaman dahulu.
1. Dewa wisnu Dewa siwa sebagai penguasa arah utara bertempat di pura ulundanu batur di
kabupaten bangli. Dewa siwa di simbolkan dengan warna hitam.
2. Dewa sambu Dewa sambu sebagai penguasa arah timur laut bertempat di pura besakih di
kabupaten karangasem. Dewa sambu disimbolkan dengan warna abu.
3. Dewa iswara Dewa iswara sebagai penguasa arah timur bertempat di pura lempuyang di
kabupaten karangasem. Dewa iswara disimbolkan dengan warna putih.
4. Dewa maheswara Dewa maheswara sebagai penguasa arah tenggara bertempat di pura goa lawah di
kabupaten klungkung. Dewa maheswara disimbolkan dengan warna merah jambu.
5. Dewa brahma Dewa brahma sebagai penguasa arah selatan bertempat di pura andakasa di
kabupaten karangasem. Dewa brahma disimbolkan dengan warna merah.
6. Dewa rudra Dewa rudra sebagai penguasa arah barat daya bertempat di pura uluwatu di
kabupaten badung. Dewa rudra di simbolkan dengan warna jingga.
7. Dewa mahadewa Dewa mahadewa sebagai penguasa arah barat bertempat di pura batukaru di
kabupaten tabanan. Dewa mahadewa disimbolkan dengan warna kuning.
8. Dewa sangkara Dewa sangkara sebagai penguasa arah barat laut bertempat di pura pucak mangu
di kabupaten bangli. Dewa sangkara disimbolkan dengan warna hijau.
9. Dewa siwa Dewa siwa sebagai penguasa arah tengah bertempat di pura pusering jagat di
kabupaten gianyar. Dewa siwa disimbolkan dengan warna manca warna.
Sangka
ra
mahadewa
Rudra
Sambu
Iswara
Maheswara
Brahma
r
SIwa
Wisnu
-
5
3. Kesimpulan
Dari hasil yang kami dapatkan, kesimpulan yang dapat kami tarik adalah bahwa
konsepsi asta dik pala dan dewata nawa sanga kini sudah semakin punah bahkan tidak
di gunakan lagi karena perkembangan jaman yang semakin modern.
a. Konsepsi Asta Dikpala tidak selalu mengikuti arah mata angin dan fungsi dewa nya, melainkan bisa diputar-putar sesuai dengan kebutuhan namun
maknanya tetap.
b. Konsepsi dewata nawa sanga digunakan pada tata letak pura sad kahyangan dan kahyangan tiga di bali.
Dengan adanya konsepsi-konsepsi ini kita bisa menggunakan sejarah sebagai
pelajaran. Konsep-konsep yang sudah ada dan yang patut kita tiru bisa menjadikan
pedoman supaya arsitektur terus berkembang ke arah yang benar namun tidak
melupakan konsep-konsep yang sudah ada, sehingga arsitektur zaman sekarang tidak
asal-asalan melainkan berpedoman pada konsep yang sudah ada dan terbukti berhasil.