Konsep analisa break event point

14
KONSEP DAN SIMULASI APLIKASI KALKULATOR BREAK EVENT POINT Vr.1 http://minimalizeapp.blogspot.com 1/12/2012 Aplikasi Akuntansi wicaksanaID

description

Visit http://minimalizeapp.blogspot.com/ Harga Aplikasi Rp 100.000 SMS 085-868-133-427 Software BEP Link Download http://adf.ly/HDSCY

Transcript of Konsep analisa break event point

Page 1: Konsep analisa break event point

KONSEP DAN SIMULASI

APLIKASI KALKULATOR

BREAK EVENT POINT Vr.1 http://minimalizeapp.blogspot.com

1/12/2012

Aplikasi Akuntansi

wicaksanaID

Page 2: Konsep analisa break event point

KONSEP ANALISA BREAK EVENT POINT

Break Event Point sering juga disebut sebagia titik impas atau titik pulang pokok, dimana suatu keadaan

perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain bahwa nilai

pendapatan (Revenue) sama dengan nilai biaya (Cost) sehingga tidak memperoleh laba ataupun rugi.

Dari hal tersebut, maka dapat terlihat keterkaitan antara Pendapatan, biaya dan volume penjualan

dalam pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

Untuk melakukan analisa BEP, harus dapat mengklasifikasikan biaya menjadi biaya tetap dan biaya

variable (mengenai karakteristik biaya akan dijelaskan pada posting yang lain). Dalam melakukan

perhitungan BEP, dapat dilakukan dengan menggunakan dua Metode :

1. Metode Matematika

Total Revenue (TR) = Harga per Unit x Jumlah Unit Terjual

Total Cost (TC) = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit Terjual)

Laba = TR – TC

Dari perhitungan matematika diatas, maka dapat ditentukan margin kontribusi (yaitu selisih

antara Total Revenue dengan Biaya Variabel yang dapat menutup jumlah Biaya Tetap). Margin

Kontibusi ini merupakan batas minimal/keamanan yang harus dicapai oleh perusahaan agar

tidak mengalami kerugian.

2. Metode Grafis

Bentuk garis linier yang mewakili pendapatan penjualan dengan total biaya. Persilangan dua

garis tersebut merupakan titik impas atau BEP

Untuk Rumus BEP dalam perhitungan jumlah unit atau harga jual per unit untuk mencapai tingkat

margin kontribusi dengan tingkat laba atau penjualan dianggarkan akan dibahas pada postingan yang

lain (masuk dalam kelompok SIM yang sedang dipersiapkan dalam blog ini).

Secara konsep aplikasi ini bertujuan untuk melakukan pengolahan data dasar dengan menggunakan

rumus perhitungan BEP, sehingga dapat diperoleh nilai yang harus dipenuhi apabila ditentukan

anggaran/perencanaan penjualan suatu perusahaan (Margin Kontribusi). Pembuktian

ketepatan/kesesuaian hasil perhitungan ini, secara sistim akan ditampilkan dalam bentuk format Rugi

Laba direncanakan.

Data Dasar yang akan diolah dalam sistim aplikasi ini untuk melakukan perhitungan analisa BEP, sbb :

1. Data Kapasitas Unit Penjualan/Produksi dianggarkan

2. Data Harga Jual Satuan Unit

3. Harga Pokok Penjualan Satuan per Unit (Biaya Variabel)

4. Biaya Pemasaran Variabel Satuan per Unit (Biaya Variabel)

5. Biaya Administrasi Variabel Satuan per Unit (Biaya Variabel)

6. Data Total Harga Pokok Penjualan (Biaya Tetap)

7. Data Total Biaya Tetap Administrasi dan Penjualan

Page 3: Konsep analisa break event point

Dari data diatas, dalam aplikasi perhitungan Break Event Point metode yang akan digunakan

dikelompokkan menjadi :

1. Perhitungan BEP dari segi jumlah unit yang harus dijual dan nilai penjualan yang harus

dicapai/diperoleh

Kuantitas Penjualan = Biaya Tetap / {Harga Jual per Unit-(Total Biaya Variabel per Unit)}

Nilai Penjualan = Biaya Tetap / {1-(Total Biaya Variabel per Unit/Harga Jual per Unit)}

2. Laba Dianggarkan pada kapasitas normal penjualan

Laba Dianggarkan = (Jumlah Unit Jual x Harga Jual Satuan)-{(Total Biaya Tetap)-{(Total Biaya

Variabel)*Jumlah Unit Jual)}}

3. Tingkat Penjualan yang dianggarkan berdasarkan persentase Laba dianggarkan dari Total

Biaya

Kuantitas Penjualan = {Total Biaya Tetap+(Total Biaya Tetap x Persentase Laba

Dianggarkan)}/{Harga Jual Satuan-(Total Biaya Variabel Satuan+(Total Biaya Variabel Satuan

x Persentase Laba Dianggrakan)}

Nilai Penjualan = Kuantitas Penjualan x Harga Jual Satuan

4. Tingkat Penjualan yang dianggarkan berdasarkan persentase Laba dianggarkan dari Total

Pendapatan

Kuantitas Penjualan = Total Biaya Tetap / {(Harga Jual per Unit – (Total Biaya Variabel +

(Persentase Laba Dianggarkan x Harga Jual per Unit)}

Nilai Penjualan = Kuantitas Penjualan x Harga Jual per Unit

5. Tingkat Penjualan yang Harus dicapai berdasarkan tingkat Laba Dianggarkan

Kuantitas Penjualan = (Total Biaya Tetap + Laba Dianggarkan) / {Harga Jual per Unit – (Total

Biaya Variabel per Unit)}

Nilai Penjualan = Kuantitas Penjualan x Harga Jual per Unit

6. Minimal Tingkat Penjualan yang harus dicapai berdasarkan Tingkat Kerugian Dianggarkan

Kuantitas Penjualan = (Total Biaya Tetap – Tingkat Kerugian Dianggarkan) / (Harga Jual per

Unit – Total Biaya Variabel per Unit)

Aplikasi Analisa Break Event Point ini dibuat dalam dua bentuk aplikasi, yaitu :

1. Kalkulator Perhitungan BEP

Bentuk Aplikasi yang digunakan untuk menganalisa per satu jenis produk serta tidak dapat

mengakomodir perbandingan antara data produk yang sama ataupun antar produk secara

keseluruhan. Karena sifatnya yang difungsikan sebagai kalkulator, maka perubahan atau

fluktuasi biaya beserta pengaruhnya pada perencanaan laba (BEP) tidak dapat ditampilkan

Page 4: Konsep analisa break event point

2. Menggunakan Database Excel

Bentuk aplikasi yang dibuat merupakan aplikasi pengolah data excel untuk dapat

menampilkan format laporan yang diinginkan. Susunan Tabel data dibuat untuk dapat

dilakukan perbandingan perhitungan BEP antar data produk, mengakomodir

fluktuasi/asumsi terjadinya perubahan factor-faktor yang menjadi dasar perhitungan BEP

dan disertakan grafik perbandingan antar factor-faktor penentu BEP dan Hasil perhitungan

Kuantitas serta Nilai penjualan tiap metode antar periode dan Asumsi

Yang dimaksud asumsi adalah perkiraan atau rencana yang dianggarkan dalam satu tahun. Pada bentuk

aplikasi ke dua (Excel), hasil penjualan per hari ataupun per bulan dapat di monitoring progressnya

terhadap tingkat Laba atau penjualan yang dianggarkan dalam satu tahun. Penjelasan mendetailnya

akan dibuat dipostingan berikutbya….

Tampilan Form Utama Aplikasi Analisa Break Even Point (Calculator)

Page 5: Konsep analisa break event point

Tampilan Form Analisa Data

Setealah User meng-input data Estmasi Penjualan dan Biaya, maka tahap selanjutnya adalah

melakukan perhitungan berdasarkan metode yang dipilih dengan cara member tanda Check

pada tiap ChekBox metode yang dipilih

Pada Tiap metode, setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui pengaruh dan kebenaran

suatu hasil perhitungan, maka klik tombol R/L yang tersedia di tiap metode untuk menampilkan

Form Rugi Laba Direncanakan/Dianggarkan

Tampilan Form

Page 6: Konsep analisa break event point

SIMULASI APLIKASI KALKULATOR BEP

Pada simulasi ini, akan digunakan data Rugi Laba yang direncanakan/dianggarkan. Dari data

tersebut akan dilakukan analisa BEP per produk. Dengan asumsi harga jual per unit produk A

sebesar Rp 5000 dengan biaya variable per unit produk A sebesar Rp 3000. Berikut data Rugi

Laba :

Income Statement

• Penjualan 8000 unit @ Rp 5000 Rp 40.000.000

• HARGA POKOK PENJUALAN :

• Biaya Tetap Biaya Variabel

• Bahan Langsung - Rp 7.200.000

• Tenaga Langsung - Rp 6.800.000

• BOP Rp 2.500.000 Rp 4.000.000

• Jumlah Rp 2.500.000 Rp 18.000.000 Rp 20.500.000

• Biaya Usaha :

• Biaya Penjualan Rp 2.400.000 Rp 3.600.000

• Biaya Adm Rp 2.600.000 Rp 2.400.000

• Jumlah Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 11.000.000

• Total Biaya Rp 7.500.000 Rp 24.000.000 Rp 31.500.000

• LABA USAHA ………………………………………. Rp 8.500.000

Dari data diatas, apabila akan dirinci kembali biaya per unit penjualan akan tampak seperti tabel

berikut :

unit Harga per Unit Total

Penjualan 8000 5000 40000000

HPP

Jenis Biaya

TOTAL PER UNIT

Biaya Tetap Biaya Variabel

Biaya

Tetap

Biaya

Variabel

Bahan Baku

7,200,000.00

900.00

Tenaga Kerja

6,800,000.00

850.00

Overhead

2,500,000.00

4,000,000.00

312.50

500.00

Sub Total

2,500,000.00

18,000,000.00

2,250.00

Biaya

Penjualan

2,400,000.00

3,600,000.00

300.00

450.00

Biaya Adm

2,600,000.00

2,400,000.00

325.00

300.00

Sub Total

5,000,000.00

6,000,000.00

750.00

TOTAL

7,500,000.00

24,000,000.00 3000

Page 7: Konsep analisa break event point

Dengan aplikasi ini akan dilakukan analisa BEP dengan urutan per tahapan perhitungan dengan

asumsi yang berbeda antar sub kelompok perhitungan Break Event Point :

Tampilan Input Data yang akan diolah

Dari tabel data biaya per unit yang telah dibuat akan di input ke Aplikasi untuk diolah

selanjutnya

1. Asumsi Pertama : Dengan tingkat penjualan sebesar 8000 unit dan Harga satuan Rp 5000,

maka tingkat Titik impas dari segi kuantitas dan jumlah rupiah/pendapatan yang harus

dicapai adalah :

Dari hasil perhitungan sistim, kuantitas yang harus dijual sejumlah 3750 unit dengan total

penjualan Rp 18,750,000

Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Rugi Laba percobaan dengan cara menekan tombol R/L,

maka hasilnya akan tampak :

Page 8: Konsep analisa break event point

2. Asumsi Kedua : Dengan tingkat penjualan normal (dianggarkan), berapa jumlah Laba yang

akan diperoleh ?

Dari hasil perhitungan sistim dengan tingkat penjualan dianggarkan sebesar Rp 40,000,000

(8000 unit x Rp 5000), laba yang dapat dicapai sebesar Rp 8,500,000

Page 9: Konsep analisa break event point

Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Rugi Laba percobaan dengan cara menekan tombol R/L,

maka hasilnya akan tampak :

3. Asumsi Ketiga : Dengan total biaya yang dianggarkan, laba yang direncanakan ditentukan

sebesar persentase tertentu dari jumlah total biaya yang dikeluarkan. Dalam simulasi ini

persentase laba dianggarkan sebesar 30% dari total biaya, maka secara sistim :

Tentukan terlebih dahulu tingkat persentase

Page 10: Konsep analisa break event point

Dari hasil perhitungan sistim dengan tingkat persentase laba 30% dari total biaya, maka

kuantitas barang yan harus dijual sejumlah 8,864 Unit dengan total penjualan sejumlah Rp

44,318,182. Tampilan Hasil perhitungan oleh sistim :

Dengan dianggarkannya tingkat laba sebesar 30% dari total biaya, maka total biaya tetap yang

semula sebesar Rp 7,500,000 akan bertambah menjadi Rp 9,750,000 (30%) dan biaya variable

satuan yang semula Rp 3000 menjadi Rp 3900 per unit (30%). Berdasarkan hasil perhitungan

tersebut, untuk mengetahui ketepatan hasil perhitungan maka dapat dilihat pada form Rugi

Laba percobaan (dianggarkan) :

Page 11: Konsep analisa break event point

4. Asumsi ke Empat : Apabila laba dianggarkan sebesar Rp 30,000,000 maka berapa Break

Event Point kuantitas dan jumlah penjualan. Tahap pertama yang harus dilakukan dengan

meentukan besar laba yang dianggarkan. Setelah tingkat laba ditentukan, maka hasil

perhitungan oleh sistim akan tampak sbb :

Dari hasil perhitungan tersebut, kuantitas barang yang harus dijual sebesar 18,750 unit dengan

total nilai penjualan yang harus dicapai sejumlah Rp 93,750,000. Hasil ini dapat dilihat juga

dalam bentuk Rugi Laba percobaan (dianggarkan) sbb:

Page 12: Konsep analisa break event point

5. Asumsi ke Lima : Apabila dianggarkan batas tingkat kerugian yang dapat ditoleransi

sejumlah Rp 5,000,000 maka berapa tingkat minimal penjualan yang harus dijaga ?. Secara

sistim nilai kerugian sejumlah Rp 5,000,000 harus ditentukan dahulu. Setelah tingkat

kerugian ditentukan, maka hasil perhitungan Break Event point pada tingkat kerugian Rp

5,000,000 akan tampak sbb :

Dari hasil perhitungan oleh sistim, batas kuantitas penjualan yang ditoleransi adalah sejumlah 1250 unit

atau target kuantitas penjualan minimal tercapai sejumlah 6750 unit (8000 unit-1250 unit) . Hal ini dapat

dilihat pada Rugi Laba percobaan sbb :

Page 13: Konsep analisa break event point

6. Asumsi ke Enam : Apablia tingkat laba dianggarkan sebesar 30% dari nilai penjualan yang

direncanakan/dianggarkan awal, maka kuantitas penjualan yang harus dicapai dan nilai

penjualan yang diperoleh adalah ?. Secara sistim tahap pertama yang dilakukan dengan

menetukan besar persentase laba yang direncanakan, sbb :

Setelah ditentukan besar Laba yang direncanakan, maka secara perhitungan sistim dengan rencana Laba

30% dari penjualan awal yang direncanakan, kuantitas penjualan yang harus tercapai sebesar 15000 unit

dengan nilai penjualan sejumlah Rp 75,000,000.

Page 14: Konsep analisa break event point

Berbeda dengan asumsi sebelumnya, dimana persentase laba dianggarkan berdasarkan total biaya yang

dikeluarkan. Maka untuk asumsi persentase Laba dianggarkan berdasarkan tingkat

pendapatan/penjualan direncanakan akan berpengaruh pada jumlah unit dijual (harga jual per unit

tetap). Penjualan unit yang semula sejumlah 8000 unit akan menjadi 15000 unit, dikarenakan dengan

harga jual per unit tetap akan menaikkan jumlah unit dijual. Kenaikan jumlah unit dijual berpengaruh

pada naiknya biaya variable per unit. Sehingga pada Rugi Laba percobaan akan menunjukkan jumlah

penjualan sebesar Rp 75,000,000 (kenaikan unit Jual) dan Laba sebesar Rp 22,500,000 (30%*Rp

75,000,000)

Dengan software diharapkan dapat membantu dalam melakukan analisa keterkaitan antara biaya,

volume dan Laba. Dengan asumsi biaya tetap dan harga per unit barang tidak berubah dan biaya

variable per unit akan berubah mengikuti kenaikan volume penjualan. Ketepatan dari pemakaian

software ini salah satunya bergantung pada bagaimana user memisahkan biaya semi variabel menjadi

biaya Tetap dan biaya Variabel.