Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

13
I N B AT U S A N G K TUGAS KELOMPOK 6 KONSELING PENDEKATAN ISLAM Tentang KONSELING PRANIKAH ISLAM Oleh: ERMA RANI : 10 103 050 LINA MONICA : 10 103 067 FEBY PRATAMA : 10 103 0 DOSEN: Darimis, S.Ag., M.Pd PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH

description

makalah kawan-kawan bk-b 010 stain batsuangkar

Transcript of Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Page 1: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

IN BATUSANGK

TUGAS KELOMPOK 6

KONSELING PENDEKATAN ISLAM

Tentang

KONSELING PRANIKAH ISLAM

Oleh:

ERMA RANI : 10 103 050

LINA MONICA : 10 103 067

FEBY PRATAMA : 10 103 0

DOSEN:

Darimis, S.Ag., M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

BATUSANGKAR

2013

Page 2: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

KONSELING PRANIKAH ISLAM

A. PENDAHULUAN

Persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah islam merupakan masalah-

masalah yang timbul sebelum terjadinya pernikahan, baik dari masa berpacaran meminang

dan pertunangan. Namun permasalahan yang timbul sebelum terjadi pernikahan bias diatasi

dengan melakukan proses konseling, dengan tujuan supaya pernikahan yang diinginkan, yang

diidamkan bias terlaksana dengan keinginan yang diinginkan.

Pernikahan perupakan persoalan yang diinginkan oleh setiap individu, setiap orang

membutuhkan nafkah batin, ketenangan, keharmonisan dan kesakinaan dalam menjdalani

program keluarga. Kebahagiaan itu tentu tidak dicapai dengan mudah begitu saja, melainkan

harus ada kerjasama dan kesepakatan yang harus dijalankan antara individu yang

bersangkutan.

Yang namanya pernikahan harus dibarengi dengan rasa cinta, komitmen, sex yang

sehat serta mempersiapkan pribadi masing-masing untuk melangah kedepannya. Jika semua

itu tidak berjelan dengan baik, maka mustahil pernikahan yang terindah dalam hidup tercapai

dan jika persoalan itu tidak dipersiapkan maka bukannya keharmonisan yang didapatkan

melainkan kehancuranlah yang akan di alami.

Perkawinan merupakan sunatullahyang dengan senganja di ciptakan oleh allah yang

antara lain tujuannya untuk melanjutkan keturunan dan tujuan-tujuan lainnya. Dalam Al-

qur’an allah berfirman dalam Surah Adz- Dzariat ayat 49:

49. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan beberapa hal dalam makalah ini,

diantaranya:

1. Pengertian Konseling Pranikah Islam

2. Persoalan-Persoalan Pranikah dalam Perspektif Islam

3. Tujuan Konseling Pranikah Islam

4. Azas-Azas Konseling Pranikah Islam

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Konseling Pranikah Islam

Page 3: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Konseling pra-nikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin

untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah

tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah.1

Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu

calon suami dan calon istri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka dapat

berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya Melalui cara-cara yang

menghargai, toleransi dan dengan komunkasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai

motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota

keluarga.2

Semakin panjang masa berpacaran, maka semakin besar pula peluang dalam sex.

Karena itu, Islam tidak menyetujui dalam hal berpacaran dalam artian budaya barat.

Disamping itu akan terjadi kebosanan saat memasuki ambang pernikahan. Adanya pil

atau barang untuk mengatasi kehamilan dan di jual bebas dimasyarakat, maka makin

terbuka peluang untuk berbuat maksiat atau free sex.

Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan

pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi

ketidak cocokan. Cinta mungkin terlihat ideal, tetapi sesungguhnya pernikahanlah yang

benar-benar aktual. Ketidak jelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual

(apa adanya) memang tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya

menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat

kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan

perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia.

Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang

yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya

pernikahan justru kala menemukan suami atau istri yang dapat menjadi teman dalam

pencarian spiritual, mitra membangun hidup, dan pelipur meskipun dia mempunyai

kelemahan.

Untuk mengantisipasi hal ini, harus ada semacam konseling pernakahan atau

konseling pranikah. Tujuannya adalah sebagai berikut:

1 http://kejarmimpi.blogspot.com/2013/04/konseling-pra-nikah.html.akses tanggal 02/11/2013

2 Sofyan S.Wilis, Konseling Keluarga, (Bandung: ALFABETA, 2009), h. 165

Page 4: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

1. Mempercepat proses berpacaran menuju pelaminan jika pasangan itu sudah

sanggup

2. Pasangan yang berpacaran harus ditumbuhkan kesadaran dan keimanan

mereka agar masa pacaran tidak menyimpang dari ajaran agama

3. Membina masa itu agar menjadi masa kretif untuk menumbuh kembangkan

bakat dan kemampuan masing-masing.3

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa masa berpacaran yang panjang akan

menimbulkan efek yang negatife terhadap masa depan keluarga kelak, seperti adanya

kebosanan pasa pasangan. Disamping itu juga menimbulkan dampak dari segi agama,

seperti berbuat maksiat. Namun dalam hal ini agama melarang kita sebagai manusia

mempunyai hak mencintai dan dicintai oleh pasangannya, cinta adalah anugrah terindah

dalam hidup seseorang bagi yang bisa menyesuaikan dengan situasi dan konsisi yang ada.

Karena dengan cinta, seseorang akan bahagia dan terasa indah segala hal yang menjadi

sulit, oleha sebab itu seseorang perlu menjaga karunia tersebut.

2. Persoalan-Persoalan Pranikah dalam Perspektif Islam

Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap ada 6 problem/persoalan

sebelum menikah yaitunya:

a. Ekonomi

Problem ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan

melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan

tetapi biayanya terkait resepsi pernikahannya. Karena problem ekonomi ini seringkali

pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk menikah

b. Pasangan belum bekerja

Problem yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu masalah pasangan

yang belum bekerja tapi sudah ngebet pengen nikah. Pasangan yang belum

mempunyai pekerjaan seringkali menjadi problem ketika ingin melangsungkan

pernikahan. Ada kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama pernikahan

c. Hamil di luar nikah

3 Sofyan S.Wilis, Konseling Keluarga,,,, h. 166

Page 5: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar

nikah (kehamilan tidakdiinginkan). Persoalan muncul ketika laki-lakinya tidak

bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan

lain yang mengikutinya

d. Terlambat menikah

Jodoh adalah rahasi Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau

karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan

pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga

mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia sudah semakin bertambah

e. Status palsu

Problem yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu,

mengaku perjaka ternyata punya anak 6 misalnya atau masih terikat pernikahan

dengan perempuan lain. Problem ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik

pernikahan poligami dan pernikahan siri

f. Minim pendidikan seks

Problem yang lain adalah minimnya pendidikan seks. Problem ini mengakibatkan

adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak

seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi,

masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.4

Adapun persoalan yang lain yaitu: Cinta dan Komitmen

Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan,

sebab pernikahan yang tidak di dasari atas dasar cinta, maka pernikahan itu akan

mengalami kehancuran yang menyebabkan pertengkaran, perpisahan yang berdampak

pada psikis sang anak.

Ahli mengisyaratkan (L. Kirkendall) adanya perasaan yang menyerupai cinta tapi

itu bukan cinta yaitu antara lain:

Mendapatkan kesenangna dalam pacaran

Adanya kebanggaan

Daya tarik seksual

Keinginan memberontak

4 http//m.kompasania.com/post/sosbud/2011/05/10/6-problem-pra-nikah/akses tanggal 07/11/2013

Page 6: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Pemberian hadiah

Nafsu untuk menjaga ‘gengsi’5

Komitmen dapat diartikan sebagai janji, maksudnya ialah janji akan kekuatan

cinta. Dengan adanya janji dalam menjalin hubungan proses pranikah yang kuat maka

akan berlangsung ke jenjang pernikahan.

3. Tujuan Konseling Pranikah Islam

Adapun tujuan dari Konseling Pranikah Islam yaitunya:

Tujuan Umum: Tujuan pemberian layanan konseling pranikah ialah agar individu

(1) mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi, dan kekuatan yang dimilikinya

dalam memasuki jejang pernikahan; (2) menyesuaikan diri dengan lingkungan

keluarga, dan masyarakat; (3) mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang

pernikahan.

Tujuan Khusus: secara khusus konseling pranikah islam bertujuan untuk

membantu peserta mempersiapkan diri menuju jenjang pernikahan yang meliputi aspek

yakni:

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman, dan

masyarakat

b. Memiliki Akhlakul Kharimah sebagai calon ibu dan ayah dan

melaksanakan/memelihara hak dan kewajibannya masing-masing

c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang

menyenangkan (anugrah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya

dengan sikap positif sesuai dengan sariat islam

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang

terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis

e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang

lain

f. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif dll.6

5 Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: UsahaNasional, 1983), h. 144-146 6 www. Ppkskencanapasundan.com/profile-ppks/divisi/konseling-pranikah. Diakses tanggal 07/11/2013

Page 7: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Jadi, Konseling pra-nikah sangatlah penting sebagai wahana membimbing dua

orang yang berbeda untuk saling berkomunikasi, belajar menyelesaikan masalah dan

mengelola konflik. Keterampilan ini jelas-jelas sangat penting dalam perjalanan

kehidupan rumah tangga seseorang. Pasangan muda sangat membutuhkan konseling

terutama untuk memperjelas harapan-harapan mereka pada pernikahannya dan

memperkuat hubungan sebelum menikah.

Konseling pra-nikah akan membantu seseorang melihat pernikahan dan rumah

tangga secara realistis, mendorong seseorang mempertanyakan ulang apa yang sebetulnya

seseorang individu tersebut dalam pernikahan dan membantu mereka menemukan

persamaan yang mungkin menjadi sebab mereka hidup bersama. Konselor (penasihat)

bukanlah orang yang akan menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi. Ia hanya

orang ketiga yang menjadi perantara dan menyodorkan cara-pandang lain dalam

mengeksplorasi hubungan mereka.

4. Azas-Azas Konseling Pranikah Islam

a. Azas kebahagiaan dunia akhirat

Perkawinan bukan saja merupakan sebuah system hidup yang diatur oleh Negara

tetapi juga merupakan system kehidupan yang syarat dengan tuntutan agama.

Karenanya setiap kali muncul permasalahan dalam perkawinan yang dijalani, segala

upaya pemecahan masalah selalu diupayakan terselesaikannya masalah sekarang ini

dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi tuntunan agama.

b. Azas sakinah mawadah warahmah

Keluarga bahagia dan kekeal merupakan tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk

mencapai itu semua landasan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang

membentuk didalamnya menjadi sangat penting. Karenanya proses bimbingan

konseling pranikah juga harus tetap berpegang pada azas ini.

c. Azas komunikasi dan musyawarah

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga.

Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena komunikasi yang terjalin antara

anggota keluarga tidak harmonis yang baik.

Page 8: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

Karenanya dalam melakukan masalah komunikasi dalam musyawarah antar kedua

belah pihak harus dilakukan sehingga segala masalah dapat teratasi.

d. Azas sabar dan tawakal

Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya dicari penyelesaiannya

dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami istri untuk terus mencari jalan keluar

dan berpasrah diri pada Allah. Konselor dapat membantu pasangan untuk tetap tegar

dan berusaha mencari soslusi terbaik dari setiap masalah yang ada.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, konseling pranikah merupakan

ajang untuk mendorong pasangan yang bermaksud menjalin ikatan pernikahan agar

memusatkan pada masalah proses perkembangan interrelasi yang baik dan secara

berlanjut merawat relasi yang baik tersebut dengan hasil interrelasi yang memuaskan bagi

kedua belah pihak sampai akhir hayat, melalui serangkaian konsultasi sosiologis kepada

orang yang lebih dewasa serta melakukan konsultasi medis kepada tenaga medis.

Sehingga keputusan untuk menikah dibuat setelah melalui pertimbangan yang matang

dean komprehensif.

Semakin lama proses pengenalan, maka semakin efektif setiap pasangan menilai

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangannya masing-masing. Oleh sebab

itu dengan mengetahui kelebihan dan kekuranganya masing-masing, maka semakin kuat

pula dengan keyakinan untuk melanjutkan ketahapan pernikahan.

Page 9: Konseling Pranikah Islam (kONSELING PENDEKATAN iSLAM)

DAFTAR PUSTAKA

http://kejarmimpi.blogspot.com/2013/04/konseling-pra-nikah.html. akses tanggal

02/11/2013

Sofyan S.Wilis, Konseling Keluarga, (Bandung: ALFABETA, 2009), h. 165

http//m.kompasania.com/post/sosbud/2011/05/10/6-problem-pra-nikah/akses tanggal

07/11/2013

Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: UsahaNasional, 1983), h. 144-146

www. Ppkskencanapasundan.com/profile-ppks/divisi/konseling-pranikah. Diakses

tanggal 07/11/2013