Konjungtivitis Viral
-
Upload
lalu-zulhirsan -
Category
Documents
-
view
211 -
download
1
description
Transcript of Konjungtivitis Viral
LAPORAN KASUS
KONJUNGTIVITIS VIRAL
Oleh:
Septian Dwi Rismianto
07.06.0039
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2013
0
BAB I
PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah suatu inflamasi atau peradangan pada konjungtiva,
yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, alergi atau kontak dengan benda
asing, misalnya kontak lensa. Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis
virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit
ini, dan herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini
juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70,
Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus. Konjungtivitis
merupakan salah satu masalah penyakit mata tersering yang ditemukan di negara
berkembang.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : “Nn. D”
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Abian Tubuh, Cakranegara, Mataram
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Bali
Tanggal pemeriksaan : Jumat, 8 Maret 2013
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Mata merah pada kedua mata.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan mata
merah pada kedua mata. Keluhan ini dialami pasien sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa pada pada
seminggu yang lalu pasien kecapekan karena menonton film seharian dan
malamnya mengerjakan tugas rumah hingga larut malam. Keesokan
harinya saat disekolah, pasien diperbolehkan pulang oleh gurunya karena
mata kanannya merah. Pasien merasa matanya gatal, sedikit nyeri dan
berair sangat banyak. Orang tua pasien mengobati dengan obat tetes mata
“insto” 3 kali sehari namun karena tidak ada perbaikan, oleh orang tua
pasien dibawa berobat ke puskesmas dan diberi obat minum 3x sehari dan
salep mata cloramfenikol.
Menurut pengakuan pasien dan orang tuanya pengobatan yang
diberikan oleh puskesmas tidak memberikan perbaikan, bahkan sejak
kemaren mata sebelah kiri mulai ikut memerah, berair dan sedikit gatal.
2
Pasien mengaku sebelumnya pernah tidak sengaja menggosok mata
kanannya kemudian menggosok mata kirinya dengan tangan yang sama.
Penurunan penglihatan, demam, batuk, pilek, dan nyeri menelan
disangkal oleh pasien dan keluarga.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit mata (-), gangguan saluran pernapasan lama (-), pilek
berulang (-), trauma(-), DM (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
E. Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan (-) dan alergi obat-obatan (-), cuaca dingin debu
dan lainya disangkal oleh pasien.
F. Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan diakui oleh keluarga pasien, yaitu pengobatan sendiri
dengan menggunakan obat tetes insto 3x sehari selama 2 hari, namun
tidak kunjung sembuh dan akhirnya berobat ke puskesmas dan diberi obat
minum dan salep mata.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Nadi : 90 kali/menit reguler kuat angkat
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
3
C. Status Lokalis
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 6/6 sc 6/6 sc
2. Posisi Bola Mata
Cover and Uncover test
Ortoforia
Ortotropia
Ortoforia
Ortotropia
3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
4. Palpebra Superior
Edema (+) (-)
Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (+) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. Palpebra Inferior
Edema (-) (-)
Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Fissura palpebra + 10 mm + 10 mm
7. Konjungtiva Palpebra Superior
Hiperemi (+) (+)
Sikatrik
Papil raksasa
(-)
(-)
(-)
(-)
folikel (+) (+)
8. Konjungtiva Palpebra Inferior
Hiperemi (+) (+)
Sikatrik
Papil raksasa
Folikel
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
9. Konjungtiva Bulbi
Injeksi Konjungtiva
(+) (+)
Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) (-)
4
Edema (-) (-)
Subconjunctival bleeding
(-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
11. Bilik Mata Depan
Kedalaman Dalam Dalam
Hifema (-) (-)
12. Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Bulat dan regular Bulat dan regular
13. Pupil Bentuk Bulat Bulat
Refleks cahaya langsung
(+) (+)
Refleks cahaya tidak langsung
(+) (+)
14. Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Iris Shadow (-) (-)
15. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal
5
4. Foto Mata Pasien
Gambar : pseudoptosis,epifora, posisi bola mata orthoforia,
Gambar : hiperemi konjungtiva palpebra, folikel palpebra,Injeksi konjngtiva OD
6
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa
permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
a. mata merah pada kedua mata
b. kedua mata terasa sedikit nyeri, sedikit gatal, dan banyak
mengeluarkan air mata.
c. Demam, batuk, pilek, nyeri menelan, penurunan penglihatan disangkal
pasien.
OBJECTIVE
a. Pemeriksaan status lokalis pada mata didapatkan :
Visus : OD 6/6, OS 6/6
Pseudoptosis palpebra superior dekstra.
Konjungtiva Palpebra Superior dan Inferior : Hiperemi (+/+),
folikel (+/+).
Konjungtiva Bulbi : Injeksi Konjungtiva (+/+)
2. Analisa Kasus
1. Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh
berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat
menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri.
Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan
etiologinya. Pada konjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh
adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata
berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran, adanya folikel
konjungtiva, pembesaran kelenjar getah bening preaurikular. Pada
konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran
8
pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan
demam.
2. Hiperemia adalah tanda klinis konjungtivitis akut yang paling mencolok
yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh-pembuluh darah konjungtiva
sebagai respon peradangan.
3. Mata berair (epifora). Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sensasi
benda asing, sensasi terbakar atau tergores, atau oleh rasa gatal. Transudasi
ringan juga timbul dari pembuluh-pembuluh yang hiperemik dan
menambah jumlah air mata itu.
4. Pseudoptosi. Pseudoptosis adalah turunnya palpebra superior karena
infiltrasi ke muskullus muller.
5. Folikel. Folikel terdiri atas hiperplasia limfoid lokal didalam lapis limfoid
konjungtiva dan biasanya mengandung sebuah pusat germinal. Secara
klinik dapat dikenali sebagai struktur kelabu atau putih yang avaskuler dan
bulat. Folikel tampak pada kebanyakan kasus konjungtivitis virus.
A. Diagnosis Banding:
- Konjungtivitis Viral
- Konjungtivitis Bakteri
- Konjungtivitis Alergi
B. Diagnosis Kerja
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada konjuntivitis viral
C. Planning
Usulan Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan sitologik dengan pewarnaan gram dan giemsa pada cairan
konjungtiva
9
Tatalaksana Medis
Tetes mata kloramfenikol 0,5% diberikan 6 kali sehari 1 tetes pada
kedua mata
Amoxcilin tablet 500 mg 3 kali sehari
Vitamin C tablet 2 kali sehari
D. KIE
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
Jangan menggunakan handuk atau lap bersama dengan penghuni
rumah lain.
Usahakan menghindari mengucek-ngucek mata.
Hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah
membersihkan kotoran mata.
E. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien ad bonam.
Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien ad bonam
10
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang perempuan, usia 12 tahun, Pasien datang ke poliklinik
Mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata merah, kedua mata terasa sedikit
nyeri,gatal, keluar air mata sangat banyak, penurunan penglihatan, demam, batuk,
pilek, nyeri telan disangkal pasien. Pemeriksaan status lokalis pada mata
didapatkan : Visus : OD 6/6, OS 6/6, pseudoptosis, konjungtiva palpebra superior
dan inferior : hiperemi (+/+),folikel (+/+), konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva
(+/+).
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada konjuntivitis viral. Terapi diberikan tetes mata
kloramfenikol 0,5% diberikan 6 kali sehari, Amoxcilin tablet 500 mg 3 kali
sehari, Vitamin C tablet 2 kali sehari. Prognosis penyakit mata dan visus pasien ad
bonam.
11