Konjungtivitis (Repaired)
-
Upload
edza-aria-wikurendra -
Category
Documents
-
view
120 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut UU RI No. 23 pasal 10 tentang kesehatan bahwa untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan berkesinambungan. (Depkes RI, 1992)
Salah satu instansi kesehatan yang dapat menunjang kegiatan tersebut adalah
Puskesmas. Puskesmas adalah ujung tombak dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan meliputi pembangunan yang
berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan.
Klinik sanitasi merupakan bagian integral dari kegiatan puskesmas yang dilaksanakan
lintas program dan sector. Di wilayah kerja Puskesmas klinik sanitasi mempunyai kegiatan di
dalam dan di luar lingkungan Puskesmas. Selain kegiatan sanitasi untuk menjaga perubahan
lingkungan agar tidak beresiko terhadap kesehatan masyarakat, maka perlu adanya analisis
resiko terhadap kesehatan lingkungan. Analisis resiko kesehatan lingkungan ditujukan untuk
pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam pelaksanaan
investigasi pada kejadian luar biasa (KLB), wabah penyakit, kejadian pencemaran dan
bencana. Kegiatan itu juga yang sekarang sedang di galakkan di Puskesmas Sukobendu yang
terletak di wilayah Mantup – Lamongan.
Konjungtivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva
(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia (Anonim, 2009).
Boleh dikatakan masyarakat sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat
menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme (terutama
virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Dalam
waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak
diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi
konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik
(Alamsyah, 2007).
Seperti halnya yang sedang terjadi di sekitar wilayah Puskesmas Sukobendu yang
terdiri dari 7 RT dan 2 RW .Berdasarkan hasil informasi yang di dapat dari catatan
Puskesmas saat ini di wilayah Sukobendu sedang terjadi wabah penyakit Radang Mata
(konjungtivitis). Sebanyak 20 dari 325 orang penduduknya menderita penyakit Radang Mata
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 1

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
(konjungtivitis). Penyakit Radang Mata (konjungtivitis) tersebut mewabah secara merata
hampir pada semua penduduk di wilayah Sukobendu yaitu di RW 01 penderita terdapat di RT
01,RT 02 dan RT 04 dan RW 02 pada RT 01 dan RT 03. Wabah penyakit Radang Mata
(konjungtivitis) yang terjadi di kawasan Puskesmas Sukobendu Mantup ini termasuk serius
karena menular dari orang yang satu ke orang yang lain baik anak-anak maupun orang
dewasa sehingga penderita Radang Mata (konjungtivitis) menjadi banyak.. Untuk itu pada
saat ini para petugas sanitarian Puskesmas Sukobendu sedang melaksanakan pemberantasan
penyakit Radang Mata (konjungtivitis) yang ditujukan pada kelompok anak-anak, remaja
dan orang dewasa.
INPUT
Analisa Situasi
Di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup telah terjadi kasus Kejadian Luar Biasa
(KLB) wabah penyakit Radang Mata (konjungtivitis) pada tanggal 2 Januari 2011. Kasus
KLB di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup yang terletak di Jl. Raya Sukobendu dan
kelurahan Sukobendu sendiri terletak dekat dengan jalan raya, dan hutan hutan yang agak
lebat. Sedangkan perumahan atau keadaan rumah penduduk di kelurahan Sukobendu sanitasi
rumahnya sudah cukup baik dan lingkungannya cukup bersih,tetapi terdapat penderita sakit
mata (konjungtivitis) sebanyak 20 orang dari 325 warga yang tersebar di beberapa RT dan
RW, yaitu :
- Kelurahan Sukobendu RW.01, penderita terdapat di RT.01,RT 02 dan RT.04.
- Kelurahan sukobendu RW.02, penderita terdapat di RT.01 dan RT.03.
Penderita sakit mata (konjungtivitis) terdiri dari kelompok anak-anak usia 7-15 tahun,remaja
dan dewasa dengan rincian sebagai berikut :
a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang
b. Remaja = 5 orang
c. Dewasa = 6 orang
- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di Puskesmas
- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di rumah
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 2

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Langkah-langkah Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan
1. Evaluasi data informasi yang berkaitan dengan kejadian dengan cara
mengumpulkan dan mengevaluasi data informasi
a. Mengumpulkan Data dan Informasi Kejadian
Di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup telah terjadi kasus Kejadian Luar Biasa
(KLB) wabah penyakit Radang Mata (konjungtivitis) pada tanggal 2 Januari 2011.
Kasus KLB di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup yang terletak di Jl. Raya
Sukobendu terdapat sebanyak 20 orang dari 325 warga yang tersebar di beberapa RT
dan RW, yaitu :
- Kelurahan sukobendu RW.01, penderita terdapat di RT.01,RT 02 dan RT.04.
- Kelurahan Sukobendu RW.02, penderita terdapat di RT.01 dan RT.03.
Penderita mata (konjungtivis) terdiri dari kelompok anak-anak usia 2-12 tahun,remaja
dan dewasa dengan rincian sebagai berikut :
a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang
b. Remaja = 5 orang
c. Dewasa = 6 orang
- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di Puskesmas
- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di rumah
b. Mengolah dan Menganalisa Kejadian
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu
cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat
hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan (Effendi, 2008).
Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun dewasa. Konjungtivitis
pada bayi baru lahir, bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya
ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata
(biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 3

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.. Biasanya
konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah
infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus
kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis
gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung
antibiotik (Medicastore, 2009).
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan
dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari
bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi
banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva terdiri
dari tiga bagian:
1. konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).
2. konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).
3. forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra
dan bola mata) (Alamsyah, 2007).
Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva
bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan.
Pembuluh darah dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar
terdapat sel goblet yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata
pre-kornea yang memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea (Alamsyah, 2007).
Penyebab penyakit mata (konjungtivitis):
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :
a. infeksi oleh virus atau bakteri
b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las
listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan
konjungtivitis (Anonim, 2009).
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 4

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Cara-cara penularan penyakit mata (konjungtivitis):
Konjungtivitis bersifat mudah menular, dimulai dari satu mata lalu menyebar ke
mata lainnya. Karena bersifat mudah menular, maka setiap orang bisa terkena
konjungtivitis. Virus atau bakteri penyebab konjungtivitis akan menyebar dengan
mudah di rumah atau di kelas selama beberapa hari. Virus atau bakteri dapat menyebar
melalui handuk, baju, sarung bantal dan benda-benda lain yang dipakai penderita.
Ketika kamu menyentuh wajah atau mata temanmu yang sakit, kamu juga akan tertular.
Pada usia dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya
jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata)
Tanda-tanda konjungtivitis:
a. konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak
b. produksi air mata berlebihan (epifora).
c. kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan
menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva
bagian atas.
d. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
e. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
f. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). dijumpai
sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah). (Anonim, 2009).
Gejala konjungtivitis :
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan
berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang
jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis
karena alergi (Anonim, 2004).
Gejala lainnya adalah:
a. mata berair
b. mata terasa nyeri
c. mata terasa gatal
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 5

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
d. pandangan kabur
e. peka terhadap cahaya
f. terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari (Anonim,
2004).
g. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur
c. Menilai data
Kasus penyakit mata yang terjadi di wilayah kelurahan sukobendu di duga
disebabkan oleh virus dari satu orang yang kemudian ditularkan ke orang lain yaitu
melalui udara dan kontak langsung yang terkena cairan matanya, karena penyakit ini
disebabkan oleh virus dan bakteri jadi bisa ditularkan melalui udara. Dan apabila dalam
serumah atau sekelas bisa ditularkan melalui pemakaian barang yang bersamaan seperti
handuk, sapu tangan, baju, bantal dll.
2. Mempelajari Kepedulian Terhadap Kejadian
Yaitu dengan cara :
a. Mempelajari Respon Masyarakat
Pada saat terjadi penyakit seperti ini, warga sangat resah karena panyakit ini
mudah menular ke orang lain sehingga apabila tidak cepat ditanggulangi, penyakit
akan menyebarluas. Penyakit ini mudah menular ke siapa saja mulai dari anak-
anak hingga dewasa. Hal ini juga sangat merugikan penduduk karena penyakit
mata ini mengganggu aktivitas penduduk, dikarenakan penglihatannya terganggu
dan kondisi tubuh agak demam, maka mereka tidak bisa bekerja dengan baik
begitu juga anak-anak tidak bisa melaksanakan pendidikan dengan tenang.
Melihat keresahan tersebut, warga langsung melaporkan ke ketua RT dan RW
setempat dan juga sebagian ada yang langsung diperiksakan ke Puskesmas.
b. Melakukan Respon terhadap Kepedulian Laporan Masyarakat
Pihak Puskesmas langsung merespon keluhan masyarakat dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memeriksa kondisi warga yang sakit.
2. Memastikan suatu penyebab penyakit mata dengan cara :
- Mengelompokkan penderita menurut tingkat derajat keparahannya.
- Melihat gejala-gejala yang ada pada penderita, seperti tubuh panas, mata
gatal-gatal dan merah
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 6

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
- Melakukan pemeriksaan laboratorium pada feses
3. Melakukan pengobatan dan perawatan pada penderita Mata (konjungtivitis)
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Kelopak mata
dibersihkan dengan air hangat. Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata
atau salep yang mengandung antibiotik. Untuk konjungtivitis karena alergi,
antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi.
Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid. Untuk
memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang
tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab.
Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide
15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %).
Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena
virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine
0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).
Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene
kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial
tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi
antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya
iritis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup
efektif, tanpa adanya kontraindikasi.
Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,
diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO,
bersama dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau
erythromycin sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada
kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak- anak,
sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti
dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi
dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray
dada untuk menyingkirkan tuberkulosis (Alamsyah, 2007).
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 7

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Obat-obat yang terkait
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 8

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
ALBUCETINE TETES MATA 15 ML
ALBUCID TETES MATA
ALBUVIT TETES MATA 15 ML
ALCON CILOX TETES MATA
ALOMIDE TETES MATA
ARCODRYL VIAL
BAQUINOR TETES MATA
BLEPH-10 TETES MATA
CENDO CETAPRED TETES MATA
CENDO FENICOL TETES MATA 5 ML
CENDO MYCETIN SALEP MATA
CENDO MYCOS SALEP MATA
CENDO P-H-N TETES MATA 0,5% 5 ML
CENDO XITROL TETES MATA 5 ML
DANSEMID TETES MATA
FUCITHALMIC TETES MATA
FUKRICIN TETES MATA
GAREXIN TETES MATA
INTERFLOX TETES MATA ISOTIC CETRIDE TETES MATA
ISOTIC NEOLYSON TETES MATA
ISOTIC RENATOR TETES MATA
ISOTIC SALMICOL TETES MATA 0,5 %
ISOTIC TIMACT TETES MATA
ISOTIC TOBRIZON TETES MATA
OCUFLAM TETES MATA
PATANOL TETES MATA
RECO TETES MATA (GMP)
SPERSADEX COMP TETES MATA
TARIVID TETES MATA
TERRAMYCIN POLY SALEP MATA
VASACON TETES MATA
XIMEX CYLOWAM TETES MATA
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 9

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
.
4. Melakukan upaya pencegahan
1. Hindari menyentuh mata atau mengucak mata yang sakit
2. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air dan sabun
3. Untuk membersihkan kotoran mata, lebih baik gunakan tisu
daripada saputangan atau handuk. Jika kamu harus menggunakan
handuk, jangan dipakai bersama-sama engan anggota keluarga
yang lain
4. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
5. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit.
6. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya.
7. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan
pabrik pembuatnya.
http://loligo-3.blogspot.com/2010/12/mengenal-penyakit-mata
konjungtivitis.html
c. Menyimpulkan Kepedulian Kejadian
Kesimpulan Keluhan penduduk yaitu peradangan pada konjungtiva
(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) sehingga menjadikan badan
demam sedang mata merah, berair dan gatal-gatal hingga nyeri yang disebabkan
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 10

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-
bahan kimia Penyakit tersebut dikarenakan :
Pemakaian peralatan seperti handuk, sapu tangan, baju yang bersamaan
dengan orang yang sakit mata
Penggunaan kontak lens yang terlalu lama
Kontak langsung dengan penderita dan terkena cairannya
Mengucak mata yang sakit
Kurangnya gizi dan imunitas menurun
Kurangnya pengetahuan akan haygine sanitasi
Pihak Puskesmas memberikan penyuluhan untuk mencegah dan mengatasi
kasus, penyuluhan tersebut mengenai :
Memberikan penjelasan tentang penularan penyakit mata dari penderita ke
orang sehat.
Memperhatikan kesehatan lingkungan, yaitu dengan cara :
- Kebersihan rumah/tempat tinggal
- Pembersihan ruangan yang teratur supaya terhindar dari debu.
Memperhatikan gizi, hendaknya gizi diperhatikan sejak bayi yaitu dengan cara:
- Pada usia bayi, disusui sampai usia 2 tahun.
- Memberikan makanan padat pada bayi sesuai umurnya.
- Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu
mengandung cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral.
- Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah
beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit
yang menghambat pertumbuhan.
Meningkatkan imunitas dengan makan makanan bergizi,
meminum suplemen dan vitamin secara rutin/setiap hari.
Menjelaskan tentang bagaimana cara-cara pencegahan
dan pengobatan apabila terkena sakit mata (konjungtivitis)
3. Menetapkan Faktor Sasaran Kegiatan
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 11

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
a. Potensi Kegiatan yang Berkaitan dengan Sumber Penyebab
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu
cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat
hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan (Effendi, 2008).
Boleh dikatakan masyarakat sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat
menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme
(terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan
udara. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan
nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan
kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes
mata yang mengandung antibiotik (Alamsyah, 2007).
Penularan Penyakit mata (konjungtivitis)
Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme (terutama virus dan
kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Bayi baru lahir
bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati
jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak
nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh
bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Orang dewasa bisa
mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika
cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya
menyerang satu mata.
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.
Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan
oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan
jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 12

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. Virus atau bakteri penyebab
konjungtivitis akan menyebar dengan mudah di rumah atau di kelas selama beberapa
hari. Virus atau bakteri dapat menyebar melalui handuk, baju, sarung bantal dan
benda-benda lain yang dipakai penderita. Ketika kamu menyentuh wajah atau mata
temanmu yang sakit, kamu juga akan tertular
Tanda dan gejala penyakit Mata (konjungtivitis)
Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata
mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan
tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri
mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus
atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan
sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: - mata
berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap
cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari. Waktu
terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.
Diagnosis penyakit Mata (konjungtivitis)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
a. Gejala Subyektif Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan iritasi dengan rasa sakit
dengan mata merah dan lakrimasi. Khasnya pada konjungtivitis flikten apabila
kornea ikut terlibat akan terdapat fotofobia dan gangguan penglihatan. Keluhan
lain dapat berupa rasa berpasir. Konjungtivitis flikten biasanya dicetuskan oleh
blefaritis akut dan konjungtivitis bakterial akut.
b. Gejala Obyektif
Dengan Slit Lamp tampak sebagai tonjolan bulat ukuran 1-3 mm, berwarna kuning
atau kelabu, jumlahnya satu atau lebih yang di sekelilingnya terdapat pelebaran
pembuluh darah konjungtiva (hiperemia). Bisa unilateral atau mengenai kedua
mata.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 13

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan adanya
tuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva. Pemeriksaan dengan
pewarnaan gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme penyebab maupun
adanya infeksi sekunder (Alamsyah, 2007).
Komplikasi akibat penyakit Mata (konjungtivitis)
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa
komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya :
1. Glaucoma
2. Katarak
3. ablasi retina
4. komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari
blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila
sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat
mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan
b. Karakteristik Pencemar/Virus
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :
a. infeksi oleh virus atau bakteri
b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari
las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa
menyebabkan konjungtivitis (Anonim, 2009).
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan
berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 14

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis
karena alergi.
Gejala lainnya adalah:
- mata berair - mata terasa nyeri
- mata terasa gatal - pandangan kabur
- peka terhadap cahaya
- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
c. Status Pencemar Sasaran dan Bukan Sasaran
Pencemar : orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan penderita
penyakit mata (konjungtivitis)
Bukan pencemar : orang yang memiliki daya tahan tubuh kuat serta tidak terpajan
penderita mata (konjungtivitis)
PETA JALUR PEMAJANAN PENYAKIT MATA (KONJUNGTIVITIS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUKOBENDU
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 15

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
keterangan :
batas wilayah
RT yang terpajan
RT yang tidak terpajan
Garis jalur pemajanan
4. Identifikasi Elemen-Elemen Jalur Pemajanan Pada Media Dan Agent/ Vektor
a. Keterhubungan Elemen-Elemen Jalur Pemajanan
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 16
Orang imun rendah
Orang imun rendah
Virus dan bakteriVirus dan bakteri
Sakit mata
(konjungtivitis)
Sakit mata
(konjungtivitis)
Udara dan kontak langsung
Udara dan kontak langsung
Orang yang sehat
Orang yang sehat

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit mata disebabkan oleh virus dan
bakteri. Virus dan bakteri tersebut masuk ke dalam orang yang imunnya rendah, kemudian
orang tersebut mengalami sakit mata. Pada oarng yang sehat, mereka bisa tertular melalui
udara dan kontak langsung seperti pemakaian pakaian yang bersamaan, sapu tangan yang
bersamaan, handuk yang bersamaan dan terkena cairannya. Apabila kondisi tubuh tidak
benar-benar sehat maka akan mudah sekali terserang penyakit ini karena bakteri dan virus
ini mudah sekali menularkan memalui udara.
b. Kategori Jalur Pemajanan Riel Dan Potensial
Kategori dari kasus/kejadian penyakit mata yang terjadi di wilayah kelurahan
sukobendu, kec. Mantup tergolong kasus yang berat/ serius karena penyakit ini
ditularkan oleh virus dan bakteri melalui udara. Dan penularan ini berlangsung sangat
cepat. Dan juga penyakit ini menyebabkan 20 orang sakit dari 325 penduduk.
c. Simpulan Pada Jalur Pemajanan
Kasus penyakit ini berawal dari laporan masyarakat pada pukul 07.00 WIB.
Kasus ini tergolong serius karena penularannya sangat cepat melalui media udara.
Dana harus segera di obati karena kalau tidak bisa menimbulkan komplikasi.
5. Memperkirakan Risiko Kesehatan Masyarakat
a. Dari data yang telah didapatkan, kasus penyakit mata yang terjadi di kelurahan
Sukobendu jumlah penderita adalah sebagai berikut:
a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang
b. Remaja = 5 orang
c. Dewasa = 6 orang
- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di
Puskesmas
- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di
rumah
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 17

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
b. Dari kasus penyakit mata di daerah Sukobendu Mantup tersebut dapat disimpulkan
ada beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya penyakit mata, antara lain:
a. Pemakaian peralatan seperti handuk, sapu tangan, baju yang bersamaan
dengan orang yang sakit mata
b. Penggunaan kontak lens yang terlalu lama
c. Kontak langsung dengan penderita dan terkena cairannya
d. Mengucak mata yang sakit
e. Kurangnya gizi dan imunitas menurun
f. Kurangnya pengetahuan akan haygine sanitasi
c. Untuk orang yang sakit mata harus dilakukan pengobatan secara teratur, dan istirahat
sejenk di rumah ataupun di rumah sakit ataupun Puskesmas sampai sembuh dulu agar
penyakit tersebut tidak menyebar semakin luas. Dari pihak Puskesmas memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi rumah agar masyarakat sadar akan
kebersihan lingkungan.
6. Rekomendasi dan Kesimpulan
Rekomendasi
a. Kasus penyakit mata di sukobendu, termasuk kriteria dengan resiko berat. Karena
penyebaran penyakitnya secara cepat pada daerah tersebut.
b. Tindakan/langkah segera yang dilakukan warga pertama kali melihat kasus penyakit
mata ini adalah :
1. Mendata penderita penyakit mata
2. Pemberian obat pada penderita penyakit mata
3. Jika penderita sakit mata, semakin parah maka segera dibawa ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat
Melaporkan kepada RT / RW dan puskesmas terdekat
c. Tindakan lanjutan :
1. Melakukan penyuluhan bagaimana tanda dan gejala awal penyakit mata dan
bagaimana cara pengobatnnya
2. Memberikan penyuluhan dan saran untuk penderita sakit mata agar istirahat dulu
supaya tidak lebih menular ke orang lain yang sehat.
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 18

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Tujuan Umum :
Untuk mencegah terjadinya penyakit mata agar tidak semakin meluas di wilayah
tersebut.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit mata
(konjungtivitis)
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala dan penyebab penyakit
mata (konjungtivitis) dan pengobatannya
Unsur 6M :
1. Man : sanitarian dan tenaga medis puskesmas
2. Money : uang di puskesmas yang digunakan untuk kegiatan ini Rp. 4.500.000
3. Methode : Penyuluhan dan pencatatan data penderita penyakit mata
4. Machine : alat tulis kantor
5. Material : Pemeriksaan penderita penyakit mata
6. Market : masyarakat yang menderita penyakit mata
PLANNING
Rekomendasi
d. Kasus penyakit mata di sukobendu, termasuk kriteria dengan resiko berat. Karena
penyebaran penyakitnya secara cepat pada daerah tersebut.
e. Tindakan/langkah segera yang dilakukan warga pertama kali melihat kasus penyakit
mata ini adalah :
4. Mendata penderita penyakit mata
5. Pemberian obat pada penderita penyakit mata
6. Jika penderita sakit mata, semakin parah maka segera dibawa ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat
Melaporkan kepada RT / RW dan puskesmas terdekat
f. Tindakan lanjutan :
1. Melakukan penyuluhan bagaimana tanda dan gejala awal penyakit mata dan
bagaimana cara pengobatnnya
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 19

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
2. Memberikan penyuluhan dan saran untuk penderita sakit mata agar istirahat dulu
supaya tidak lebih menular ke orang lain yang sehat.
Tujuan Umum :
Untuk mencegah terjadinya penyakit mata agar tidak semakin meluas di wilayah
tersebut.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit mata
(konjungtivitis)
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala dan penyebab
penyakit mata (konjungtivitis) dan pengobatannya
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 20

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
Tabel Rencana Kegiatan Analisis Resiko Lingkungan
No.Uraian
Kegiatan
Tanggal/Tempat
Pelaksanaan
Sasaran
Target
Penanggung
Jawab/Pemateri
Unsur Input
Man Money Machine Material Methode Market
1. Penyusunan
panitia
20 Juli 2011 10 orang Lian Seluruh panitia (10
orang)
Rp
50.000
Handphone,
papan tulis
Alat tulis
menulis- Undangan
2. Pembagian
kerja
22 Juli 2011 10 orang,
panitia dari
kelurahan
Eka Sekretaris Rp
80.000
Handphone,
papan tulis
Alat tulis
menulis - Undangan
3. Rapat kerja 23 Juli 2011 10 orang,
terbentuknya
program
kerja
Lian Sekretaris Rp
40.000
Handphone,
papan tulis
Alat tulis
menulis- Undangan
4. Penentuan
jadwal dan
konsep acara
24 Juli 2011 10 orang,
terbentuknya
jadwal
Lian SekretarisRp
40.000
Handphone,
papan tulis
Alat tulis
menulis -
Undangan
5. Pendanaan 25 Juli 2011 8 orang,
mendapat
dana 5 juta
Reza LSM terkait,
bendahara
Rp
30.000
Kendaraan
Handphone,
papan tulis
Surat
donator, (by
email atau
door to
door), alat
tulis menulis
-
LSM
terkait
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 21
Tabel Rencana Kegiatan Analisis Resiko Lingkungan

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
6. Sosialisasi 27 Juli 2011 90 orang Virna Warga, sie
sosialisasi
Rp
80.000
Kendaraan
Handphone,
papan tulis
Alat tuls
menulis,surat
-
Ketua
RT,
mouth to
mouth,
undangan,
rapat RT
7. Persiapan
perlengkapan
28 Juli 2011 10 orang Seva dan Anang Sie perlengkapan
dan 10 orang, dan
aparat desa
Rp
150.000
Kendaraan Papan tulis,
mik, sound
system,
kursi, karpet,
meja, hiasan
panggung,
banner,
materi yang
akan
disampaikan,
alat tulis
- -
8. Pelaksanaan
penyuluhan
30 Juli 2011 10 orang, 3
petugas
puskesmas
Penanggung
jawab : Pandu
Pemateri :
1. dr. Marni Pemateri,
masyarakat
Rp. Kendaraan
Handphone,
Materi Pemberiaan
materi,
Undangan
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 22

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
(gejala-gejala,
penyebab dan
pengobatan
penyakit mata)
sie pemberdayaan
masyarakat, MC
1000.000 papan tulis penyuluhan peragaan,
dan Tanya
jawab
9. Pelaksanaan
pelatihan
1 Agustus 2011 10 orang, 3
petugas
puskesmas
Penanggung
jawab : Pandu
Pemateri :
1. Winarko,
SKM,M.Kes
(cara
pengolahan
limbah udara)
Pemateri,masyarakat
, sie pemberdayaan
masyarakat, MC
Rp
1.000.000
Kendaraan
Handphone,
papan tulis
Materi
penyuluhan
Pemberiaan
materi,
peragaan,
dan Tanya
jawab
Undangan
10. Evaluasi 2 Agustus 2011 10 orang Eka Ketua dan panitia Dana
awal :
Rp
4.500.000
Dana
akhir :
Rp
Papan tulis Alat tulis
menulis
- Undangan
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 23

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
2.470.000
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 24

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011
ORGANIZING
1. Ketua : Lian Dwi Fibrianti
Wakil ketua : Fahri Reza
Sekretaris : Selvy Dianita
2. Bendahara : Shinta Kalalo
3. Anggota :
Sie Pemberdayaan Masyarakat :
Garda Visaka
Sie Konsumsi :
Devy Dwi
Sie Humas :
Rico Nugroho
Dwi A. F
Sie Perlengkapan :
Deny Satria
Rinta Anaya
Sie Pendanaan :
Indah Kartika
Sie Pubdekdok :
Yeni Dwi
Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 25