Konflik Ortu Dengan Anak

16
Konflik Ortu Dengan Anak Kelompok IV (XII IPA 3)

Transcript of Konflik Ortu Dengan Anak

Page 1: Konflik Ortu Dengan Anak

Konflik Ortu Dengan Anak

Kelompok IV (XII IPA 3)

Page 2: Konflik Ortu Dengan Anak
Page 3: Konflik Ortu Dengan Anak

Survey Membuktikan

• Dari 31 Siswa Responden XII IPA 3,Kebanyakan pernah mengalami konflik dengan orang tuanya.Ada juga yang tidak mengalami konflik dengan orang tuanya.

Page 4: Konflik Ortu Dengan Anak

Survey Membuktikan

Pernah Mengalami Konflik atau Tidak

PernahTidak Pernah

Page 5: Konflik Ortu Dengan Anak

Survey Membuktikan

Penyebab Konflik terjadi

Pulang TerlambatSering MainMasalah Lawan JenisKenakalanKetidaksengajaan

Page 6: Konflik Ortu Dengan Anak

Survey Membuktikan

Bentuk Hukuman / Punishment

Dilarang Keluar Rumah

Komunikasi Disita

Diomeli Diancam - DiusirDi Cuekin Disuruh Kerja

Page 7: Konflik Ortu Dengan Anak

Pengertian ketegangan• Ketegangan adalah sebuah emosi yang melumpuhkan.

Itu sebabnya ada sebagian anak yang bertumbuh besar pasif dan tidak berinisiatif oleh karena tingginya tingkat ketegangan dalam keluarga.

• Dalam ketegangan kita tidak dapat berfungsi optimal oleh karena kita senantiasa harus berjaga-jaga. Sebagai akibatnya ketegangan membuat kita menyikapi hidup dengan tegang. Singkat kata ketegangan berpotensi menciptakan sebuah sikap atau cara yang tidak utuh dan berimbang dalam menghadapi persoalan hidup.

Konflik adalah ketika ada lebih dari satu keinginan, kebutuhan pada saat bersamaan

Page 8: Konflik Ortu Dengan Anak

Penyebab Konflik

• Makin sering dimarahi makin banyak kemarahan tersimpan di dalam diri anak. Ditambah dengan kemarahan terhadap orang tua yang sering konflik, pada akhirnya anak bertumbuh besar membawa bobot kemarahan yang tinggi.

Page 9: Konflik Ortu Dengan Anak

Penyebab Konflik• KEMUNGKINAN PENYEBAB

– FAKTOR ANAK : KELAHIRAN YANG TIDAK MEMENUHI HARAPAN ORANG TUA (PREMATUR, ADANYA KELAINAN BAWAAN, LEMAH ATAU MUDAH SAKIT); TINGKAH LAKUNYA MENIMBULKAN AMARAH ORANG TUA.

– FAKTOR ORANG TUA : ANGGAPAN ORANG TUA BAHWA MENDIDIK (WALAUPUN

DENGAN KEKUASAAN) ADALAH HAK MUTLAK YANG TIDAK DAPAT DICAMPURI OLEH ORANG LAIN.

ADANYA ANGGAPAN BAHWA HUKUMAN DIDASARI OLEH IKTIKAD BAIK DEMI KEBAIKAN ANAK.

Page 10: Konflik Ortu Dengan Anak

Penyebab Konflik KONDISI FISIK DAN MENTAL ORANG TUA SEPERTI “POST

PARTUM DEPRESSION”, KEPRIBADIAN YANG IMATUR DAN DEPENDENT; KONDISI PERASAAN SEDIH, KESEPIAN, INGIN DICINTAI DAN MENDAPAT PENGERTIAN; TIDAK MEMILIKI PERASAAN KEIBUAN.

ADANYA KRISIS DALAM KELUARGA. PROSES MODELING (MENCONTOH APA YANG DILAKUKAN

ORANG TUA PADA SAAT MEREKA MASIH KANAK-KANAK).

Page 11: Konflik Ortu Dengan Anak

Faktor –Faktor Mendukung Konflik

• Perkembangan Remaja• Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana

seorang anak mengalami perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih kanak-kanak.

• Perkembangan yang berperan paling besar terhadap

munculnya konflik adalah perubahan dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka.

• Selain itu, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Dari anak-anak yang merasa bergantung kepada orang tua mereka, remaja secara perlahan berubah menjadi orang dewasa yang independen, yang bebas.

Page 12: Konflik Ortu Dengan Anak

Faktor –Faktor Mendukung Konflik

• Krisis otoritas pada orangtua• Hal lain yang berpengaruh terhadap

konflik antara remaja dan orangtua adalah kecenderungan orangtua yang sulit melepas otoritas mereka terhadap anak.

Page 13: Konflik Ortu Dengan Anak

Faktor –Faktor Mendukung Konflik

• Perubahan Norma sosial• Orangtua dan anak remajanya hidup dalam

jaman berbeda. Orangtua masih hidup dalam norma hasil didikan orangtua mereka, sedangkan remaja hidup dalam norma yang berbeda.

Page 14: Konflik Ortu Dengan Anak

Faktor –Faktor Mendukung Konflik

• Perbedaan Kepribadian remaja dan orangtua• Pada dasarnya, “sifat” orangtua dan anak

remaja itu berbeda. Orangtua cenderung berhati-hati, realistis dan memegang erat norma yang mereka anut. Sedangkan remaja cenderung berani, memiliki jiwa berpetualang, optimis, idealis dan lebih fleksibel dalam menerima norma baru.

Page 15: Konflik Ortu Dengan Anak

Poin-poin yang kami harapkan

• Anak remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa. Mereka bukanlah anak-anak lagi. Oleh karena itu, bagi orangtua, gunakan pendekatan yang sifatnya berdiskusi, dimana kedua pihak bisa mengemukakan pendapat masing-masing. Hindari komunikasi satu arah. Dengarkan pendapat anak Anda. Tunjukkan kepercayaan Anda kepada mereka. Jangan ngotot dengan nilai-nilai Anda. Sesuaikan dengan nilai yang dimiliki anak.

• Meski telah berkembang namun pemikiran remaja masih belum sepenuhnya matang. Oleh karena itu, remaja akan sering salah dalam berargumen atau membuat keputusan. Untuk menghindari kesalahan tersebut, manfaatkanlah orangtua kalian. Orangtua juga pernah melewati masa remaja dan pengalaman mereka sudah banyak. Jangan segan untuk bertanya kepada mereka dan dengarkan nasihat mereka. Tidak ada salahnya mengikuti. Mereka hanya ingin yang terbaik bagi anak mereka.

Page 16: Konflik Ortu Dengan Anak

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH

– TINDAKAN PREVENTIF : MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN/KESEHATAN KELUARGA PADA UMUMNYA, SEHINGGA ANAK MAUPUN ORANG TUA DALAM KONDISI FISIK MAUPUN MENTAL YANG BAIK.

– TINDAKAN PREVENTIF SEKUNDER/KURATIF : MENOLONG KELUARGA UNTUK MENGATASI MASALAH YANG DIHADAPI, DENGAN BANTUAN PARA AHLI.

– MENINGKATKAN PERANAN DAN KETERAMPILAN PARA PEKERJA SOSIAL YANG MENANGANI MASALAH INI.

– MENYEMPURNAKAN UNDANG-UNDANG DAN PELAKSANAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK.