konflik demokrat

15
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi kerap terjadi konflik. Baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik yang terjadi kadang kala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh temeh. Namun justru dengan hal yang remeh temeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak. Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang diambil sangat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggoa dan segenap komponen di dalamnya. Begitu juga dengan Partai Demokrat yang kian hari semakin kencang berhembus perpecahan didalam tubuh partai ini. Sampai hari ini bias kita lihat pemberitaan di berbagai media mengungkapkan bahwa terjadi berbagai persoalan di internal partai yang kian memanas. Dari awal Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 yang menimbulkan beberapa faksi dikalangan elit demokrat, yang akhirnya memenangkan Anas Urbaningrum dan Edhi Baskoro sebagai pemimpin terpilih hasil Kongres tersebut. Hingga mencuatnya kasus wisma atlet yang melibatkan bendahara umum yakni Nazaruddin yang juga menyeret beberapa petinggi Partai Demokrat ini semakin mengemuka hingga menyebabkan goncangan di tubuh partai ini dari internal maupun eksternal partai. Yang tidak kalah menarik juga isu rencana penggulingan ketua umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

description

demokrat

Transcript of konflik demokrat

Page 1: konflik demokrat

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu

dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Seiring berjalannya waktu, di dalam

organisasi kerap terjadi konflik. Baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi.

Konflik yang terjadi kadang kala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh temeh. Namun

justru dengan hal yang remeh temeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak.

Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi

sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang

diambil sangat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggoa

dan segenap komponen di dalamnya.

Begitu juga dengan Partai Demokrat yang kian hari semakin kencang berhembus

perpecahan didalam tubuh partai ini. Sampai hari ini bias kita lihat pemberitaan di berbagai

media mengungkapkan bahwa terjadi berbagai persoalan di internal partai yang kian memanas.

Dari awal Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 yang menimbulkan beberapa faksi

dikalangan elit demokrat, yang akhirnya memenangkan Anas Urbaningrum dan Edhi Baskoro

sebagai pemimpin terpilih hasil Kongres tersebut. Hingga mencuatnya kasus wisma atlet yang

melibatkan bendahara umum yakni Nazaruddin yang juga menyeret beberapa petinggi Partai

Demokrat ini semakin mengemuka hingga menyebabkan goncangan di tubuh partai ini dari

internal maupun eksternal partai. Yang tidak kalah menarik juga isu rencana penggulingan ketua

umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

II. Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut konflik dan manajemen konflik?

2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya konflik di Partai Demokrat?

3. Apa yang melatar belakangi terjadinya konflik di Partai Demokrat?

4. Bagaimakah cara penyelesaian konflik di Partai demokrat tersebut?

Page 2: konflik demokrat

BAB II

PEMBAHASAN

III. Pembahasan Masalah

1. Definisi Konflik dan Manajemen Konflik

Konflik adalah situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan

cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. Dimana sikap saling

mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan

pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi

oposisi, bukan kerjasama.

Konflik juga berarti suatu keadaan dimana terjadi adanya pertentangan antara dua

atau beberapa kekuatan yang berlawanan. Umumnya kekuatan yang dimaksud bersumber

dari keinginan manusia Seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi kerap terjadi konflik.

Baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik yang terjadi kadang

kala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh temeh. Namun justru dengan hal yang

remeh temeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak. Mekanisme ataupun

manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga

yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang diambil sangat

memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggoa dan segenap

komponen di dalamnya.

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Di Partai Demokrat

Secara umum faktor-faktor penyebab koflik dalam kelompok adalah sebagai

berikut:

1. Perbedaan pendirian atau perasaan tertentu antar anggota kelompok dapatmenyulut

konflik.

2. Perbedaan latar belakang budaya. Seseorang dibesarkan tidak terlepas dari proses

sosialisasi lingkungan keluarganya. Kepribadian terbentuk secarasadar maupun tidak

sadar berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianutlingkungan sosialnya. Perbedaan ini juga

berakibat perbedaan pola pikir, pendirian, dan wawasannya. Bila ia tidak bisa

mengadakan penyesuaiandengan nilai-nilai budaya yang berbeda dari anggota kelompok

lainnya maka perbedaan budaya ini dapat mendorong terjadinya konflik.

3. Perbedaan kepentingan antar anggota kelompok merupakan sebabterjadinya konflik

internal kelompok. Banyak bentuk kepentingan antar anggota kelompok seperti

kepentingan ekonomi, status, kekuasaan, ideologi, dan lain sebagainya. Kepentingan-

kepentingan individual yanglebih menonjol karena ambisi pribadi daripada kepentingan

kelompok memungkinkan terjadi konflik internal dikalangan anggota kelompok.

Page 3: konflik demokrat

Menurut Maurice Duverger (Sosiologi Politik: 2003: 34), penyebab terjadinya

konflik yang pertama adalah hal-hal yang terjadi pada tingkat individual. Ini merupakan

konflik yang terjadi antara dua orang yang tidak melibatkan kelompok masing-masing.

Faktor-faktor penyebab konflik adalah masalah pribadi sehinggadalam konflik hanyalah

orang-orang yang bersangkutan saja.

Duverger menyinggung rasa frustasi sebagai penyebab terjadinya konflik. Orang

yang frustasi lebih mudah terlibat dalam konflik dengan pihak lain yang dianggapsebagai

penyebab atau berkaitan dengan penderitaan yang merupakan penyebabfrustasi

tersebut.Kedua adalah konflik kelompok, yakni konflik yang terjadi antar duakelompok

atau lebih. Konflik pribadi dapat lebih mudah menjadi konflik kelompok karena adnya

kecenderungan yang besar dari individu-individu yang berkonflik untuk melibatkan

kelompiknya masing-masing.

Konflik kelompok merupakan ciri konflik politik. Oleh karena itu sifat-sifat

pribadi seseorang dapat menimbulkan konflik politik bila orang tersebut adalah

pemimpin yeng berpengaruh didalam kelompoknya. Namun tidak disangkal pula bahwa

frustasimemainkan peranan yang penting terjadinya konflik politik, mungkin

inilah penyebab utamanya.Seperti yang telah ditulis diatas salah satu penyebab konflik

adalah timbulnya konflik kelompok yang merupakan ciri dari konflik politik.

Konflik partai politik merupakan salah satu dari konflik politik.

Suatu konflik politik terjadi apabila seseorang atau suatu kelompok berusaha

menghalangi orang atau kelompok lain mencapai tujuan-tujuan politiknya. Konflik

politik mempunyai konotasi politik yakni mempunyai keterkaitan dengan Negara atau

Pemerintahan, dan Kebijakan. Sifat konflik politik yang selalu merupakan konflik

kelompok (konflik yang terjadi antara duakelompok atau lebih). Jadi konflik politik

bukanlah konflik individu karena isu yang dipertentangkan dalam konflik politik adalah

isu publik yang menyangkutkepentingan banyak orang, bukan kepentingan satu orang

tertentu.

Lucian W. Pye dalam (dalam Mas’oed, 1989:147), dapat disimpulkan adanya tiga

penyakit partai-partai politik yang sering menimbulkan konflik. Pertama, mereka terlalu

berorientasi pada ideologi, bukan program yang sangat peka untuk masyarakat majemuk.

Kedua, mereka hanya mengutamakan kepentingan kelompok dan menggunakan

dukungan rakyat untuk melindungi kepentingan-kepentingan tersebut.Ketiga,cara

pengangkatan pemimpin partai, karena melalui pimpinan pusat dan tidak  bertanggung

jawab pada pemilih telah menjadikan kepemimpinan partai ini suatuoligarki yang tidak

bertanggung jawab terhadap pemilih mereka.

Secara garis besar, maka kecenderungan konflik politik partai demokrat

sebenarnya bersumber dari dua faktor. Pertama faktor permasalahan subyektif, yakni

sumber konflik internal yang diproduksi sendiri oleh etika dan perilaku komunikasi kader

Page 4: konflik demokrat

demokrat. Sumber konflik dipicu oleh terjadinya kasus dugaan korupsi mantan

Bendahara umum partai, Nazaruddin yang memungkinkan pada terbukanya konflik

politik antar sesama kader partai di internal partai demokrat. Kedua, faktor persoalan

obyektif, yakni faktor yang bersumber dari lingkungan di luar partai demokrat yang salah

satunya juga di picu oleh upaya KPK membongkar dugaan skandal kolusi dan korupsi

kasus wisma Atlet Sea Games yang juga melibatkan sejumlah kader partai demokrat.

3. Latar Belakang Terjadinya Konflik Di Partai Demokrat

Partai yang didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003.

Pendirian partai yang erat kaitannya dengan niat untuk membawa Susilo Bambang

Yodhoyono, yang kala itu menjadi Menko bidang Politik dan Keamanan di bawah

Presiden Megawati, menjadi presiden. Karenahal inilah, Partai Demokrat terkait kuat

dengan figur Yudhoyono. Partai ini pertama kali mengikuti pemilu pada tahun 2004 dan

meraih suara 7.45% dan mendapat kursi sebanyak 57 di DPR dengan peringkat 5 pemilu

legislative. Dan pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat meningkat tajam dengan

perolehan 150 kursi atau 26.4% di DPR RI .

Hasilnya dalam pemilu legislatif yang lalu Partai Demokrat terpilih sebagai partai

pemenang pemilu yang baru. Partai yang berkembang cepat dari keikut-sertaanya pada

kali kedua partai ini mengikuti pemilu tidak lepas dari polemik yang muncul dan

berkembang. Partai Demokrat yang membesar karena lucky facktor: atas sumbangan

popularitas SBY; desain kampanye yang manis dan bernama pencitraan; ekspetasi publik;

serta bersatunya sejumlah sumber daya politik ke partai ini.

Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu, nyaris semua kekuatan elit

politik partai ini mengkampanyekan poin-poin strategis partai. Ini juga membentuk

beberapa faksi (kubu) politik dari masing-masing kekuatan elit politik di Partai

Demokrat. Beberapa faksi yang muncul seperti faksi Marzuki Ali, Andi Malarangeng,

Anas Urbaningrum dan beberapa kekuatan lainnya. Yang kabarnya, diberbagai media

sempat memanas dalam perebutan kursi pimpinan di Partai Demokrat tersebut. Namun

hasil Kongres Bandung tersebut menghasilkan kemenangan atas Ketua dan Sekjen

terpilih yaitu Anas Urbaningrum dan Edhi Baskoro.

Tidak berhenti sampai disitu, setelah berhembusnya kasus dugaan suap

Sesmenpora dalam pembangunan wisma atlet di Palembang, Sumatera Selatan . Yang

kemudian berbuah pemecatan Muhamad Nazaruddin sebagai Bendahara Umum Partai

Demokrat oleh Dewan Kehormatan menunjukkan konflik internal dalam tubuh partai

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu semakin terlihat dan membesar. Konflik

internal dalam tubuh partai yang melahirkan faksi-faksi justru membawa keuntungan

dalam penyelesaian kasus-kasus dugaan korupsi yang selama ini tertutupi. Kasus yang

juga menyeret beberapa nama petinggi Partai Demokrat lainnya ini, sebut saja Anggelina

Sondakh, Andi Malarangeng, dan Anas Urbaningrum ini pun menimbulkan goncangan di

Page 5: konflik demokrat

dalam tubuh Partai Demokrat. Faksionalisasi semakin tajam pasca pemberhentian

Nazaruddin sebagai bendahara umum.

Penetapan Anggelina Sondakh sebagai tersangka dugaan kasus wisma atlet juga

menimbulkan permasalahan baru pasalnya Angelina Sondakh yang dipingpong dari satu

ke komisi lainnya menunjukkan friksi di tubuh Partai Demokrat semakin liar. Hal ini juga

membuktikan manajemen konflik internal di partai berkuasa itu tidak berjalan baik.

Seperti diketahui, sejak ditetapkan sebagai tersangka, Fraksi Demokrat tiba-tiba

memindah Angie dari komisi X yang membidangi pendidikan dan olahraga ke komisi III

yang membidangi hukum. Karuan saja pemindahan tersebut mengundang protes publik.

Sebagai tersangka, tentu sangat aneh jika Angie harus bertugas mengawasi para penegak

hukum, khususnya KPK yang menetapkan mantan Putri Indonesia tersebut sebagai

tersangka.

Polemik di tubuh Partai Demokrat kian memanas. Tidak hanya diisukan akan

mendongkel Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat, bahkan gerbong

atau orang-orang kepercayaan Anas di DPR satu per satu akan disingkirkan. Benturan

kepentingan antara faksi-faksi di Partai Demokrat itu juga ditandai dengan pencopotan

dua orang kadernya dari tugas-tugas di DPP Partai Demokrat. Sekretaris Pembinaan

Divisi Organisasi, Sudewo, dicopot dari jabatan fungsionalnya itu melalui Rapat Pleno

Partai Demokrat di Jakarta pada 23 Februari 2012 setelah Dewan Kehormatan Partai

Demokrat menyepakati rekomendasi Komisi Pengawas Partai Demokrat dan hasilnya

disetujui oleh Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat.

Bukan hanya Sudewo yang menjabat sebagai Sekretaris Pembinaan Divisi

Organisasi yang tersingkir dari DPP Partai Demokrat dalam rapat pleno DPP Partai

Demokrat pada 23 Februari lalu. Tersangka kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games di

Palembang, Angelina Sondakh, juga sudah dipecat dari posisinya sebagai Wakil

Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat. Keputusan ini diambil sesuai

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat karena Angelina sudah

ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pidana korupsi.

Selain itu, Ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga diduga terlibat

dalam kasus suap Wisma Atlet Palembang tersebut. Karena hasil korupsi kader Partai

Demokrat tersebut digunakan juga dalam proses pemilihan ketua umum, sehingga Anas

terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Terkait isu penting menggulingkan Anas Urbaningrum dari kursi Ketua Umum

Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat membuktikan adanya konflik di antara faksi.

Adanya berbagai opini menggulingkan Anas, ini semakin membuktikan adanya konflik

internal, antara faksi Anas, Andi, dan Marzuki Alie. Upaya mengantisipasi berbagai

pilihan politik jika Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, benar-benar dijadikan

tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, dugaan keterlibatan

Page 6: konflik demokrat

Anas dalam kasus suap pembangunan wisma altet Palembang tak hanya “dinyanyikan”

terus oleh Muhammad Nazaruddin, tetapi juga disebut dalam kesaksian Mindo Rosalina

Manulang, salah seorang terdakwa, dan Yulianis, orang kepercayaan Nazar di Grup

Permai yang dimiliki mantan Bendahara Umum Demokrat. Dewan Pembina Demokrat

yang dipimpin Presiden SBY tentu merasa perlu mencari solusi politik terbaik apabila

Anas terjerat perkara suap wisma atlet.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ajeng Ratna Suminar

mengakui ada rapat internal Partai Demokrat yang membahas pergantian Anas

Urbaningrum. Rapat tersebut digelar di kantor Dewan Pembina Partai Demokrat sebelum

rapat anggota Dewan Pembina dan Ketua Dewan Pembina Demokrat Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono di Cikeas, beberapa waktu lalu. Menurutnya, dalam rapat yang

dipimpin Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie dan dihadiri

sekitar 20 anggota Dewan Pembina, partai telah mengusulkan empat nama calon

pengganti Anas yakni Soekarwo (Gubernur Jatim), Djoko Suyanto (Menko Polhukam),

Marzuki Alie (Ketua DPR), dan Andi Mallarangeng (Menpora).

4. Cara Penyelesaian konflik di Partai Demokrat.

Penyelesaian konflik Partai Demokrat adalah dengan usaha-usaha yang dilakukan

elit partai untuk menyelesaikan atau menghilangkan konflik dengan cara mencari

kesepakatan antara pihak-pihak yang bersebrangan atau meminimalisir timbulnya faksi

politik dalam Partai Demokrat. Sesuai dengan definisi konflik (yaitu adanya perbedaan

pendapat atau pandangan dari dua pihak atau lebih), konflik berhasil diselesaikan bila

dapat dicapai consensus antara pihak- pihak yang bertikai, termasuk kubu-kubu yang

muncul dalam dinamika Partai Demokrat.

Pihak-pihak yang tadinya bertikai akan berhasil menyelesaikan konflik mereka

bila mereka bersepakat untuk tidak meneruskan perbedaaan pendapat karena berhasil

menemukan titik temu dari pendapat atau pandanganyang tadinya bertentangan.

Meskipun sulit, penyelesaian konflik mutlak diperlukan untuk mencegah:

1. semakin dalam konfliknya, yang berarti semakin tajam perbedaan antara pihak-

pihak yang berkonflik dalam Partai Demokrat.

2. semakin meluasnya konflik, yang berarti semakin banyaknya jumlah peserta

masing-masing pihak yang berkonflik dalam Partai Demokrat.

Untuk menyelesaikan konflik di Partai Demokrat ini, maka perlu adanya kontrol

dan sikap yang tegas dari Susilo Bambang Yudhoyono selaku Dewan Pembina Partai

Demokrat. Semua kasus yang timbul akibat ulah kader Partai Demokrat ni haruslah

diselesaikan dan dituntaskan sampai dengan akar-akarnya.

Adanya kasus-kasus korupsi yang marak terjadi di negara ini membutuhkan

penanganan yang jelas dan penegakan hokum yang seadil-adilnya. Agar perbuatan yang

Page 7: konflik demokrat

dilarang oleh agama ini dapat menimbulkan efek jera dikalangan elit politik maupun di

lingkungan masyarakat sendiri.

Untuk menyelesaikan permasalahan di internal Partai Demokrat ini diperlukan

suatu Managemen Konflik yang efektif, yang mampu mengembangkan dan

mengimplementasikan strategi konflik dengan hati-hati. Cara penyelesaian konflik

secara persuasif adalah cara yang tepat yaitu dengan menggunakan perundingan dan

musyawarah untuk mencari titik temu antara pihak-pihak yang berkonflik di internal partai.

Yang juga sangat penting adalah seharusnya elit Partai Demokrat tidak boleh

membiarkan anggota Partai Demokrat menyelenggarakan rapat-rapat untuk membela

posisi masing-masing. Ada rapat yang diselenggarakan Dewan Kehormatan, Dewan

Pembina dan rapat pengurus lainnya. Elite Partai Demokrat harus membuat satu kebijakan

tegas bahwa tak boleh ada rapat-rapat liar yang ujungnya akan membuat posisi partai

berbahaya, karena ketidak solidan internal partai atau konflik antar faksi di dalam elit

Partai Demokrat.

Semua Permasalahan yang timbul di Partai ini, seharusnya dapat dijadikan suatu

peringatan bagi partai politik lain di indonesia, agar para elit politik di pusat selalu

mengontrol dengan baik kader-kadernya di daerah. Yang tidak kalah penting dalam suatu

organisasi adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota partai, agar semua

permasalah yang timbul bia diselesaikan dengan musyawarah dan kekeluargaan.

1. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Konflik 

Penyelesaian konflik (conflict resolution) adalah usaha-usaha yangdilakukan untuk

menyelesaikan atau menghilangkan konflik dengan cara mencarikesepakatan antara pihak-

pihak yang terlibat konflik. Sesuai dengan definisikonflik (yaitu adanya perbedaan

pendapat atau pandangan dari dua pihak atau lebih), konflik berhasil diselesaikan bila

dapat dicapai consensus antara pihak- pihak yang bertikai.

Pihak-pihak yang tadinya bertikai berhasil menyelesaikankonflik mereka bila

mereka bersepakat untuk tidak meneruskan perbedaaan pendapat karena berhasil

menemukan titik temu dari pendapat atau pandanganyang tadinya bertentangan.Bukanlah

hal yang mudah untuk menyelesaikan konflik karena amat sulit bagi seseorang untuk

mengubah pendapatnya yang berbeda dan bertentangandengan pendapat orang lain

tersebut.

Meskipun sulit, penyelesaian konflik mutlak diperlukan untuk mencegah: (1)

semakin dalam konfliknya, yang berarti semakintajam perbedaan antara pihak-pihak yang

berkonflik; (2) semakin meluasnyakonflik, yang berarti semakin banyaknya jumlah peserta

masing-masing pihak yang berkonflik. Ada dua cara penyelesaian konflik, yaitu

penyelsaian konflik secara persuasif dan penyelesaian konflik secara kekerasan atau

koersif. Cara persuasive menggunakan perundingan dan musyawarah untuk mencari titik

Page 8: konflik demokrat

temu antara pihak-pihak yang berkonflik. Penyelesaian konflik secara koersif

menggunakan kekerasan fisik untuk menghilangkan perbedaan pendapat antara pihak-

pihak yang terlibat konflik.

Dengan demikian, persoalannyaadalah bagaimana mengatasi konflik kelompok

yang membawa akibat negatif. Upaya-upaya menekan konflik dalam kelompok dapat

dilakukan melalui “accomodation’’, sebagai suatu proses akomodasi menurut Young dan

Mack, “diartikan sebagai usaha manusia secara sadar untuk mengembangkan kesepakatan

kerja diantara mereka yang akan meredam konflik dan membuat hubungan mereka lebih

toleran, kurang boros energy.” Hal ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok

harus mengadakan adaptasi atau penyesuaian-penyesuaian dengan nilai-nilai

kelompok yang diyakini bersama.

Komunikasi dalam kelompok memungkinkan terjadinya kerjasama kelompok, dan

komunikasi memang merupakan salah satu syarata terjadinyakerjasama. Bahkan konflik

dapat terjadi sebagai akibat kesalahpahaman antar anggota saat berkomunikasi. Sebaliknya,

konflik dapat teratasi dengan komunikasi dua arah yang saling memahami. Karena konflik

ini mengakibatkan dampak yang tidak disangka-sangka oleh banyak pihak. Konflik ini

juga memberi kesantersendiri bahwa sangat penting menjaga keharmonisan dalam

suatuorganisasi, apapun bentuknya. Jika tidak, maka ketidakharmonisantersebut akan

berakibat buruk bagi kepentingan organisasi.

Page 9: konflik demokrat

PENUTUP

IV. Kesimpulan

Secara garis besar, maka kecenderungan konflik politik partai demokrat

sebenarnya bersumber dari konflik internal yang diproduksi sendiri oleh etika dan

perilaku komunikasi kader demokrat. Sumber konflik dipicu oleh terjadinya kasus

dugaan korupsi mantan Bendahara umum partai, Nazaruddin yang memungkinkan pada

terbukanya konflik politik antar sesama kader partai di internal partai demokrat. Dan

faktor yang bersumber dari lingkungan di luar partai demokrat yang salah satunya juga di

picu oleh upaya KPK membongkar dugaan skandal kolusi dan korupsi kasus wisma Atlet

Sea Games yang juga melibatkan sejumlah kader partai demokrat.

Penyelesaian konflik Partai Demokrat adalah dengan usaha-usaha yang dilakukan

elit partai untuk menyelesaikan atau menghilangkan konflik dengan cara mencari

kesepakatan antara pihak-pihak yang bersebrangan atau meminimalisir timbulnya faksi

politik dalam Partai Demokrat. Sesuai dengan definisi konflik (yaitu adanya perbedaan

pendapat atau pandangan dari dua pihak atau lebih), konflik berhasil diselesaikan bila

dapat dicapai consensus antara pihak- pihak yang bertikai, termasuk kubu-kubu yang

muncul dalam dinamika Partai Demokrat.

Dan seharusnya elite Partai Demokrat tidak boleh membiarkan anggota Partai

Demokrat menyelenggarakan rapat-rapat untuk membela posisi masing-masing. Karena

hal itu akan menyebabkan ketidak solidan internal partai atau konflik antar faksi di dalam

elit Partai Demokrat. Suatu Managemen Konflik yang efektif dikatakan berhasil bila anda

mampu mengembangkan dan mengimplementasikan strategi konflik dengan hati-hati.

Cara penyelesaian konflik secara persuasif adalah cara yang tepat yaitu dengan

menggunakan perundingan dan musyawarah untuk mencari titik temu antara pihak-pihak

yang berkonflik di internal partai.

Page 10: konflik demokrat

Konflik Partai Demokrat

Nama Kelompok:

1. Maria Ulfa (E04210012)

2. Iin Novianty Sa’adillah (E04212026)

3. Lucky A. Putra (E04212020)