KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... -...

25
KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI PERAIRAN KAMPUNG BUGIS TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoeh Gelar Serjana Bidang Sosiologi Oleh: HAIDIR NIM: 100569201150 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Transcript of KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... -...

Page 1: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI PERAIRAN

KAMPUNG BUGIS TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoeh Gelar Serjana Bidang Sosiologi

Oleh:

HAIDIR

NIM: 100569201150

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

1

ABSTRAK

Pembangunan di Tanjungpinang dinilai sangat pesat dan tentunya akan

menimbulkan lapangan pekerjaan yang baru, dengan demikian agar tidak

tersingkir dari perkembangan pembangunan maka, kita dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kreatifitas serta

pendidikan yang tinggi sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Hal ini tentunya akan menimbulkan persaingan diantara kita untuk

mencari pekerjaan yang layak serta menjamin akan masa depan. Oleh karena itu

tidak sedikit dari kita yang tersingkir dari perkembangan pembangunan ini

sehingga membuat mereka yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki skill

harus mencari pekerjaan diluar sektor formal untuk menghidupi keluarga mereka

berupa pekerjaan buruh bongkar muat/buruh kasar.

Buruh di Kampung Bugis memiliki kelompok masing-masing setiap

kelompok memegang satu kapal dari luar negeri bahkan ada kelompok yang

memegang dua kapal atau lebih kapal dari luar negeri (Singapura), hal inilah yang

sering menimbulkan konflik, Konflik yang terjadi dilihat dengan menggunakan

teori yang diungkapkan Lewis A. Coser, dimana ada beberapa hal yang berpotensi

menimbulkan konflik, berkaitan dengan kekuasaan, pemenuhan kebutuhan hidup

(sumber daya ekonomi), interaksi baik antar individu dan kelompok serta

solidaritas. Tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui penyebab konflik yang

terjadi dalam aktifitas bongkar muat di perairan Kampung Bugis. Penelitian ini

termasuk penelitian pendekatan kualitatif dan jenis deskriptif, pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dengan

menggunakan pedoman wawancara (interview guide), dan dokumentasi. Analisis

data dalam penelitian ini menggunakan model Miles & Huberman yaitu reduksi

data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.

Adapun hasil temuan dalam penelitian menunjukkan ada beberapa hal

yang menjadi potensi konflik pada buruh terkait dengan permasalahan yang

sedang diteliti yaitu, perbedaan akses terhadap kekuasaan, dimana konflik out

group terjadi karena adanya kedekatan dengan pemilik kapal yang ingin

menguasai lahan pekerjaan anggota buruh yang lain hal ini dikarenakan semakin

berkurangnya sumber daya yang menyebabkan rasa ketidakpuasan dan ingin

saling menjatuhkan dan konflik dalam penelitian ini tidak hanya terjadi pada out

group saja tetapi juga terjadi pada in group yang disebabkan oleh sistem

pembagian kerja yang berdampak pada pemberian gaji atau upah.

Kata kunci: konflik buruh

Page 3: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

2

ABSTRACT

Tanjungpinang development assessed rapidly and will create new jobs,

then to avoid eliminated from the construction progress, we are required to have

ability to create jobs and creativity with higher education to take advantage of

existing opportunities. This will make a competition among us to find a decent job

and ensure future. Therefore, many people of us who were knocked out of this

development and make them less educated and haven’t skills to look job from

outside of formal sector to meet their needs such as loading and unloading

workers or unskilled laborers.

Laborers in the Kampung Bugis their respective groups and each group

holding a ship from a foreign country there is a group that holds two ships from

overseas (Singapore), which often lead to conflict, conflict viewed using theory

expressed by Lewis A. Coser, where there are some things that could potentially

lead to conflict, with regard to power, subsistence (economic resources), good

interaction between individuals or groups as and solidarity. The purpose of this

research is to know how that conflicts in the loading and unloading activities in

the waters of Kampung Bugis. This research includes the study of qualitative and

descriptive approach, data collection using interview guide and documentation.

Data analysis using a model of Miles & Huberman is reduction data, data

presentation and conclusion or verification.

This result findings there are some things that become a potential conflict

for the workers on the issues under investigation, namely the different access

power, which conflicts out group occurred because the proximity vessel owners

who want to control the land occupation members other workers because of

increasingly reduced caused resources dissatisfaction and wish each other down.

Conflict in this research is not only occur from out group but also in group caused

the division of labor system which affects the salaries or wages.

Keywords : Labor Conflict

Page 4: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

3

Konflik Buruh Bogkar Muat Di Perairan

Kampung Bugis Tanjungpinang

A. Pendahuluan

Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara

yang mempunyai jumlah penduduk

yang padat, dilihat dari sisi positifnya

kepadatan penduduk tersebut dapat

menjadi modal untuk pembanguan

nasional. Pembangunan nasional

dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya untuk mewujudkan

masyarakat yang sejahtera, adil dan

makmur yang merata. Pembangunan di

Tanjungpinang dinilai sangat pesat dan

tentunya akan menimbulkan lapangan

pekerjaan yang baru, dengan demikian

agar tidak tersingkir dari

perkembangan pembangunan tersebut

maka kita dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk menciptakan

lapangan pekerjaan dan kreatifitas

serta pendidikan yang tinggi sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada

didalam bidang pekerjaan.

Hal ini tentunya akan menimbulkan

persaingan diantara kita untuk mencari

lahan/lapangan pekerjaan yang dirasa

layak untuk kita serta menjamin akan

masa depan oleh karena itu tidak

sedikit dari kita yang tersingkir akibat

dari perkembangan pembangunan ini

sehingga membuat mereka yang

berpendidikan rendah dan yang tidak

memiliki keahlian atau yang tidak

memiliki skill dibidang tertentu harus

mencari pekerjaan di luar sektor

formal yaitu sektor informal untuk

menghidupi keluarga mereka berupa

pekerjaan buruh bongkar muat/buruh

kasar.

Buruh bongkar muat di perairan

Kampung Bugis tidak hanya

melakukan pekerjaan bongkar muat

kapal yang berasal dari dalam negeri

saja tetapi juga luar negeri yaitu

Singapura, dengan ketentuan bahwa

kapal yang berasal dari dalam negeri

seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru dan

lain-lain akan dibongkar di pelabuhan

resmi yaitu Pelabuahan Pelantar II dan

Page 5: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

4

Pelabuhan Sri Payung batu 6,

sedangkan kapal-kapal yang berasal

dari luar negei (Singapura) akan

dibongkar di perairan Kampung Bugis

mengingat tidak adanya/belum adanya

pelabuhan resmi untuk kapal yang

berasal dari luar negeri.

Buruh di perairan Kampung Bugis

memiliki kelompok masing-masing,

setiap kelompok memegang satu kapal

yang berasal dari luar negeri

(Singapura) untuk dibongkar bahkan

ada juga kelompok yang memegang

dua atau lebih kapal dari luar negeri

(Singapura), hal ini dikarenakan

adanya kedekatan antara kepala buruh

dengan pemilik kapal, dari kedekatan

inilah sering menimbulkan konflik

karena kelompok buruh sering

menjatuhkan kelompok buruh yang

lain didepan pemilik kapal sehingga

membuat kurangnya kepercayaan

pemilik kapal terhadap kelompok yang

dikucilkan dan membuat masing-

masing kelompok buruh menyimpan

perasaan tidak suka terhadap

kelompok buruh yang lain.

Untuk menghindari konflik ada

beberapa cara yang dapat mereka

lakukan diantaranya ialah dengan

meminjam jasa tenaga buruh dari

kelompok yang lain atau

pendistribusian tenaga kerja, dengan

demikian mereka merasa bahwa apa

yang telah dilakukan telah cukup adil.

Berdasarkan latar belakang masalahan

yang ditemukan diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dan

menuangkannya dalam bentuk

penelitian yang berjudul Konflik

Buruh Bongkar Muat Di Perairan

Kampung Bugis Tanjungpinang

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah yang diuraikan diatas, maka

dapat diambil perumusan masalah

yaitu: “Bagaimana Pembagian Kerja

Yang Telah Ada Diantara Buruh

Senior Dan Junior Dapat

Menimbulkan Konflik”

C. Tujuan Penulisan

Page 6: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

5

Tujuan penulis melakukan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

penyebab konflik yang terjadi dalam

aktifitas bongkar muat di Perairan

Kampung Bugis Tanjungpinang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan

kedepannya penelitian ini dapat

menjadi dasar terciptanya asosiasi

buruh bongkar muat di Perairan

Kampung Bugis Tanjungpinang,

sehingga dengan adanya asosiasi ini

dapat mengurangi atau

meminimalisirkan konflik yang terjadi

diantara buruh.

E. Konsep Operasional

Mengacu kepada topik untuk

menciptakan kesamaan pendapat serta

kesatuan pengertian dalam

pembahasan ini maka perlu kiranya

penulis mengemukakan konsep

operasional tentang berbagai istilah

yang dipergunakan dalam penulisan

ini. Adapun konsep tersebut adalah :

1. Konflik

Konflik dalam penelitian ini adalah

pertentangan para anggota buruh in

group dan out group yang melibatkan

buruh itu sendiri dalam pekerjaan

bongkar muat. Konflik yang sering

terjadi adalah konflik horizontal.

Konflik horizontal adalah pertentangan

yang terjadi antara buruh dengan

buruh dikarenakan pembagian gaji dan

kecemburuan sosial seperti saling iri

dalam hal pekerjaan.

2. Potensi Konflik

Potensi konflik bisa terjadi dari

pembagian kerja dan upah, pembagian

kerja yang tidak seimbang seperti

adanya deskriminasi buruh senior

terhadap junior yang nantinya

berdampak pada pendapatan atau gaji.

3. Kohesi internal

Kohesi internal adalah bertambahnya

solidaritas dalam kelompok-dalam ini

dihasilkan dari konflik dengan

kelompok luar. Dalam penelitian ini

Page 7: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

6

solidaritas semakin erat diantara

kelompok buruh dimana setiap

kelompok buruh berusaha

mempertahankan agar lahan pekerjaan

mereka tidak jatuh ke tangan

kelompok lain.

4. Buruh Bongkar Muat.

Buruh bongkar muata adalah orang

yang menggunakan tenaga dan

fisiknya untuk memenuhi kebutuhan

hidup karena tidak memiliki skill atau

keahlian dibidang tertentu.

F. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, yakni berupaya menyajikan

gambaran yang terperinci mengenai

suatu situasi khusus di lokasi

penelitian. Berdasarkan pada data-data

yang didapatkan serta pemahaman

yang berkembang di antara para

informan, maka hasil penelitian ini

dianalisis dalam bentuk uraian yang

menggambarkan konflik buruh

Bongkar Muat di Perairan Kampung

Bugis Tanjungpinang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Kampung Bugis RT 1 RW II Jalan

Bestari yang melibatkan antar anggota

buruh dalam satu group (in-group).

Alasan pengambilan lokasi penelitian

adalah karena selain di sini banyak

terdapat atau tempat menetapnya para

buruh bongkar muat kapal Singapura

serta terdapat adanya ketidaksamaan

dalam proses pembagian pekerjaan

yang berdampak pada pemberian gaji

serta adanya kelompok luar yang

mencoba mengambil lahan pekerjaan

kelompok buruh yang lain.

3. Populasi dan Sampel

Sesuai dengan jenis penelitian bahwa

penelitian kualitatif tidak

menggunakan pendekatan populasi,

tetapi masih mengenal istilah sampel.

Sampel dalam penelitian yang

Page 8: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

7

kualitatif lebih kepada pendekatan

secara intensif ke informan yang akan

dijadikan sebagai sumber data dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini

informan merupakan subjek yang

menjadi sumber peneliti dalam

mendapatkan informasi sebagai data

yang diperlukan sesuai dengan

permasalahan dan kebutuhan peneliti.

Penentuan informan dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling,

yaitu dipilih dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu (Sugiyono, 2009:216).

Berkaitan dengan penelitian konflik

buruh bongkar muat di perairan

Kampung Bugis ini, berjumlah 7

orang, diantaranya adalah 3 orang

buruh senior 3 orang buruh junior

bongkar muat dan 1 orang kepala

buruh, sebagai key informan adalah

kepala buruh.

4. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer berupa wawancara

langsung dengan informan penelitian.

Informan dalam penelitian ini yaitu

para buruh

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh

dengan cara mengumpulkan data dan

mengambil informasi berupa buku-

buku, internet, foto dan jurnal yang

dianggap relevan dengan masalah

penelitian.

5. Teknik Pengumpulan

Data

Adapun pengumpul data yaitu

berupa observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan

langsung di lokasi penelitian,

observasi diklasifikasikan menjadi dua

cara yaitu cara berperan serta dan tidak

berperan serta. Observasi tanpa peran

serta, pengamat hanya melakukan satu

fungsi yaitu mengadakan pengamatan.

Namun observasi berperan serta,

pengamat melakukan dua fungsi

sekaligus yaitu sebagai pengamat dan

menjadi bagian dari masyarakat yang

Page 9: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

8

diamatinya. Dalam penelitian ini yang

diamati tentunya adalah masyarakat,

beserta kesehariannya, seperti

bagaimana mereka bekerja, kegiatan

atau aktivitas untuk mengisi waktu

luang, serta interaksi antar sesama

masyarakat.

b. Wawancara

Wawancara mendalam

merupakan suatu cara mengumpulkan

data atau informasi dengan cara

langsung bertatap muka dengan

informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengakap

tentang topik yang diteliti. Dalam

penelitian ini, wawancara dilakukan

guna mencari informasi mengenai

konflik buruh bongkar muat di

perairan Kampung Bugis

Tanjungpinang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan

sebagai penunjang penelitian penulis,

dimana dalam dokumentasi ini dapat

melihat, mengabadikan gambar

dilokasi penelitian. Dokumentasi ini

juga digunakan untuk mengumpulkan

data-data yang berbentuk cacatan

berupa hasil wawancara, dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan

penelitian seperti foto aktifitas buruh

serta kapal yang menjadi sumber

konflik.

6. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam

penulisan ini penulis lebih

menitikberatkan pada analisa secara

kualitatif yaitu dengan menelaah

seluruh data, baik data primer maupun

data sekunder yang kemudian disusun

dan diklasifikasikan, lalu

diinterprestasikan sesuai dengan

pemahaman peneliti.

Dalam menganalisis data yang

diperoleh dari hasil penelitian,

Page 10: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

9

digunakan teknik deskriptif analisis.

Dalam prosesnya, Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model

yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara

intensif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Akitivitas dalam

anilisis data, yaitu reduksi data,

penyajian data, penarikan kesimpulan (

Sugiyono, 2009:246).

G. Sistematika Penulisan

Dalam memberikan gambaran

umum mengenai isi penelitian yang

akan dilakukan ini, perlu dikemukakan

garis besar pembahasan melalui

sistematika penulisan. Sistematika

penulisan ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang

meliputi latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, metode

penelitian yang berisi jenis

penelitian, lokasi penelitian,

jenis data, populasi dan sampel,

teknik dan alat pengumpulan

data, teknik analisis data dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisikan teori

konflik dengan literatur yang

berkaitan dengan judul konflik

buruh bongkar muat di perairan

Kampung Bugis

Tanjungpinang.

BAB III GAMBARAN UMUM

LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian

mengenai gambaran umum

desa Kampung Bugis, kondisi

sosial dan ekonomi penduduk,

sarana dan prasarana

penduduk, jumlah penduduk,

penduduk berdasarkan

kelompok umur, penduduk

berdasarkan jenis pekerjaan,

penduduk berdasarkan

pendidikan Kelurahan

Kampung Bugis.

Page 11: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

10

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian

hasil penelitian dan

pembahasan mengenai objek

yang akan diteliti yakni para

buruh.

BAB V KESIMPULAN DAN

SARAN

Penutupan berisi

kesimpulan dari

keseluruhan objek

penelitian yang diteliti dari

hasil penelitian. Peneliti

menguraikan mengenai

kesimpulan dari

keseluruhan hasil penelitian

yang telah dilakukan

D. KERANGKA TEORI

Secara umum, para ilmuwan

sosiologi konflik lahir dari konteks

masyarakat yang mengalami

pergeseran-pergeseran nilai-nilai dan

struktural dan dinamika kekuasaan

dalam negara. Istilah konflik pertama

kali digunakan oleh George Simmel

dalam American Journal Of Sosiology

pada tahun 1903.

Konflik berasal dari kata latin

configure yang berarti saling

memukul. Secara sosiologis konflik

dapat diartikan sebagai suatu proses

sosial antara dua orang atau lebih (bisa

juga kelompok) dimana salah satu

pihak berusaha menyingkirkan pihak

yang lain dengan menghancurkannya

atau membuatnya tidak berdaya.

1. Sumber dan ciri-ciri konflik

Membicarakan tentang konflik pasti

ada saja pada setiap sisi dan lapisan

masyarakat. Konflik tidak harus

ditampakkan pada bentuk perilaku

agresif seperti menduduki rel kereta

api, demonstrasi di jalan, protes

dengan membakar ban-ban bekas

dijalan raya, merusak fasilitas umum

maupun berperang dengan menggelar

pasukan secara besar-besaran dan lain-

lain yang dapat merugikan orang lain.

Perasaan bermusuh atau perasaan tidak

suka pada pihak lain juga termasuk

konflik, atau konflik muncul dalam

bentuk perasaan jengkel atas sesuatu,

ada beberapa hal yang menjadi unsur

dalam permusuhan, yakni perasaan

Page 12: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

11

tidak suka atau pihak lain yang tidak

disukai (Susilo, 2008:221).

Konflik sosial tidak hanya berakar

pada ketidakpuasan batin,

kecemburuan, iri hati, kebencian,

masalah perut, masalah tanah, masalah

tempat tinggal, masalah uang,

kekuasaan dan pekerjaan, tetapi emosi

sesaat juga dapat memicu terjadinya

konflik sosial, penyebab konflik sosial

antara lain adanya perbedaan pendapat

yang akan melahirkan bentrokan

antara individu dan kelompok dan

perbedaan kepentingan, perbedaan

kepentingan antara individu maupun

kelompok merupakan salah satu

sumber pertentangan, kepentingan

tersebut antara lain ialah kepentingan

ekonomi. Kecemburuan sosial

merupakan salah satu faktor pencetus

konflik sosial, dalam kehidupan

bermasyarakat ini pasti ada konflik

yang terjadi salah satunya disebabkan

adanya kecemburuan sosial antar

individu.

Menurut Leo Von Wiese dan Howard

Becker (Soekanto, 1989;86)

menyebutkan ada beberapa hal yang

menyebabkan terjadinya konflik

kelompok sosial adalah sebagai

berikut:

a. Perbedaan antar orang

Pada dasarnya setiap orang memiliki

karakteristik yang berbeda, perbedaan

ini mampu menimbukan konflik sosial,

perbedaan pendirian dan perasaan

setiap orang dirasa sebagai pemicu

utama dalam konflik sosial, umumnya

perbedaan pendirian atau pemikiran

lahir karena setiap orang memiliki cara

pandang yang berbeda terhadap

masalah yang sama.

b. Bentrok kepentingan

Perbedaan antar individu maupun

kelompok merupakan sumber lain dari

pertentangan sosial, wujud

kepentingan sosial ada bermacam-

macam; ada kepentingan ekonomi,

politik dan lain sebagainya (Soekanto,

2006:91).

Adapun dampak dari konflik sosial itu

sendiri adalah, setiap konflik sosial

yang terjadi baik konflik vertikal

Page 13: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

12

maupun horizontal cendrung berupa

negatif yang umumnya membawa

penderitaan. Menurut Soejono

Soekanto (1989;90), akibat negatif dari

konflik adalah:

a. Jika konflik yang terjadi pada

tubuh suatu kelompok maka

akan menjadi menjadi

keretakan dan keguncangan

dalam kelompok tersebut

Visi dan misi dalam kelompok

menjadi tidak dipandang lagi sebagai

dasar penyatuan. Setiap anggota

berusaha menjatuhkan anggota lain

dalam kelompok yang sama, sehingga

dapat dipastikan kelompok tersebut

tidak akan bertahan dalam waktu yang

lama.

b. Berubahnya kepribadian

individu

Dalam konflik sosial biasanya

membentuk opini yang berbeda,

misalnya orang yang setuju dan yang

tidak mendukung konflik, adapula

yang menaruh simpati kepada kedua

belah pihak, ada pribadi-pribadi yang

tahan menghadapi situasi konflik, akan

tetapi ada yang merasa tertekan,

sehingga menimbulkan penderitaan

(Soekanto, 2006:95). Lewis A. Coser

menggambarkan kondisi-kondisi

dimana konflik secara positif dapat

membantu struktur sosial dan apabila

secara negatif maka akan

memperlemah kerangka masyarakat

(Poloma, 2004:113).

2. Konflik menurut Lewis A. Coser

Konflik dapat memberikan peran

positif atau fungsi positif dalam

masyarakat, sehingga dalam suatu

hubungan sosial tertentu konflik yang

disembunyikan tidak akan

memberikan efek positif (Susan,

2010:60). Konflik yang

disembunyikan tidak berarti stabilitas

kelompok terjamin. Ketidakhadiran

konflik didalam suatu

hubungan/kelompok tidak dapat

dinyatakan sebagai suatu kondisi

stabilitas yang aman-aman saja.

Sebaliknya pihak-pihak tertentu

mungkin mengekspresikan perasaan

benci (hostile feelings) jika mereka

merasa aman dan stabil dalam

hubungan tersebut. Mereka lebih

Page 14: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

13

mungkin menghindari suatu tindakan

kebencian jika mereka takut akan

mengakhiri suatu hubungan tersebut.

Salah satu fungsi positif konflik adalah

mengurangi ketegangan didalam

masyarakat, juga mencegah agar

ketegangan tersebut tidak terus

bertambah dan menimbulkan

kekerasan yang mungkin terjadi

perubahan-perubahan, karena konflik

mempunyai dampak yang

menyegarkan pada sistem sosial,

konflik memang tidak mengubah

sistem sosial itu sendiri namun konflik

menciptakan perubahan-perubahan

didalam sistem, dan konsekuensinya

sistem itu bisa lebih efektif.

Disisi lain konflik juga bisa

menghasilkan pembentukan kelompok

yang baru yang terdiri dari orang-

orang atau kelompok-kelompok

(dalam hal ini kelompok buruh) yang

sebelumnya acuh tak acuh atau malah

saling bertentangan apabila para buruh

membentuk suatu organisasi buruh

yang besar untuk membela hak

mereka. Konflik juga dapat membantu

“membersihkan suasana” di dalam

kelompok yang sedang kacau.

(Margaret M. Poloma, 1956:41 dalam

Poloma, 2004:108) seluruh fungsi

positif konflik itu (keuntungan dari

situasi konflik yang memperkuat

struktur) dapat dilihat ketika suatu

kelompok mengalami konflik dengan

out-group.

Konflik membuat anggota kelompok

lebih sadar ikatan mereka dan

meningkatkan partisipasi mereka,

konflik dengan kelompok luar

memiliki pengaruh yang dapat

mengerakan pertahanan kelompok atas

musuh mereka (Susilo, 2008:237).

Lewis A. Coser juga mengatakan

bahwa konflik dengan pihak luar akan

membuat pemantapan batas-batas

struktural. Sebaliknya konflik dapat

mempertinggi integrasi dalam

kelompok. (Coser 1956:92-93)

berpendapat bahwa ”tingkat konsensus

kelompok selama konflik terjadi”

merupakan hubungan timbal balik

paling penting dalam konteks apakah

konflik dapat mempertinggi kohesi

kelompok. Lewis A. Coser

mengatakan bila mana konsensus dasar

Page 15: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

14

suatu kelompok lemah, maka ancaman

dari luar akan sangat mudah masuk

dan kelompok akan teracam oleh

perpecahan.

Lewis A Coser mengatakan bahwa

konflik akan menjadi fungsional jika

muncul sebagai reaksi atas perilaku

pihak pengingkar konsensus mengenai

kepentingan dan kesejahteraan umum,

Coser dalam (Jamil, 2002:119).

Singkatnya, bilamana ada konsensus

dasar mengenai nilai-nilai inti yang

ada di dalam kelompok maka konflik

dengan berbagai out-groups dapat

memperkuat kohesi internal suatu

kelompok (Poloma, 2004:119).

Menurut Wallace dan Wolf, Coser

memperlihatkan fungsi konflik

terhadap kohesi kelompok (group

cohesion) yang menjadi perhatian

fungsional struktural, walaupun

demikian Lewis A. Coser tidak berniat

untuk menjadikan tema kohesi

kelompok sebagai perhatian utama.

Bagi Lewis A. Coser kohesi kelompok

hanyalah salah satu konsekuensi dari

fungsi konflik (Wallace dan Wolf,

1995:156 dalam Susan, 2010:61).

Kelompok-kelompok yang bertikai

karena suatu sebab pasti akan berusaha

saling untuk meluapkan rasa

permusuhannya kepada kelompok

yang bersangkutan, untuk mencegah

hal tersebut, Lewis A. Coser kemudian

menjelaskan suatu mekanisme yang

dapat dipakai untuk mempertahankan

kelompok dari kemungkinan konflik

sosial tersebut, yaitu dengan

menggunakan katup penyelamat.

Katup penyelamat (savety valve) dapat

diartikan sebagai jalur keluar yang

meredakan permusuhan, atau

singkatnya dapat kita sebut sebagai

mediator, dengan adanya katup

penyelamat (mediator) tersebut,

kelompok-kelompok yang bertikai

dapat mengungkap penyebab dari

munculnya konflik tersebut.

Katup penyelamat (safety valve) ialah

salah satu mekanisme khusus yang

dapat dipakai untuk mempertahankan

kelompok sosial, katup penyelamat

membiarkan luapan permusuhan

tersalurkan tanpa menghancurkan

seluruh struktur, Lewis A. Coser

melihat katup penyelamat berfungsi

Page 16: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

15

sebagai “jalan keluar yang meredakan

permusuhan” yang tanpa itu

hubungan-hubungan diantara pihak-

pihak yang bertentangan akan semakin

tajam (Poloma, 2004:108).

Katup penyelamat (savety valve)

menjalankan fungsi positif untuk

mengatur konflik, oleh karena katup

penyelamat bukan direncanakan atau

ditunjuk untuk menghasilkan

perubahan struktural, maka maka

masalah dasar dari konflik itu sendiri

tidak terpecahkan. Tidak ada satu pun

buruh, misalnya berwenang membuat

kebijakan di tempat kerja, mereka ada

hanya dengan persetujuan pemilik

modal, diatur serta dikendalikan oleh

struktur yang lebih besar (Poloma,

2004:109).

E. GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

a. Gambaran Umum Desa

Berdasarkan gambaran umum

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dapat

dilihat pada kondisi geografisnya

seperti penjelasan dibawah ini:

1. Kondisi Sosial dan

Ekonomi Penduduk

Jumlah penduduk Kampung Bugis

berdasarkan kategori umur yang

bekerja sebagai buruh bongkar muat

adalah usia usia produktif. Ini

menandakan bahwa sebagian besar

penduduk di kelurahan Kampung

Bugis 1 telah memiliki kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

1. Sarana Dan Prasarana

Pendidikan

Akses jalan utama yang berada di

Kampung Bugis berupa jalan beraspal

yaitu dengan panjang jalan utama yang

berasapal sepanjang 3 km, yaitu Jalan

Bestari. Akses jalan ini dimanfaatkan

oleh warga Kampung Bugis 1

khususnya para buruh untuk mencapai

pelabuhan tempat mereka melakukan

pekerjaan bongkar muat dengan

menggunakan kendaraan bermotor,

karena dengan adanya akses tersebut

masyarakat yang bekerja sebagai

buruh yang berada di Kelurahan

Kampung Bugis 1 sangat terbantukan

Page 17: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

16

setelah lelah bekerja dan pulang

mereka tidak harus berjalan kaki yang

menempuh jarak sejauh 1 km untuk

sampai kerumah.

2. Penduduk Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jumlah penduduk kelurahan kampung

Bugis 1 pada tahun 2014 terdapat

9.362 jiwa, yang terdiri dari 2. 547

kepala keluarga, dengan 5.009 jiwa

adalah penduduk laki-laki dan 4.353

jiwa adalah penduduk perempuan.

Jumlah penduduk tiap tahunnya

mengalami peningkatan terus menerus

dari tahun ketahun sehingga membuat

suatu wilayah mengalami kepadatan

penduduk yang ditunjang dengan

berbagai tempat tinggal selama berada

di Kota Tanjungpinang.

3. Penduduk Berdasarkan

Pendidikan

Jumlah penduduk Kelurahan

Kampung Bugis yang bekerja sebagai

buruh harian lepas adalah rata-rata

berpendidikan yang hampir merata

yaitu tamatan sekolah dasar (SD)

SLTP dan SLTA hal ini dikarenakan

tingkat pemahaman tentang

pendidikan dari orang tua terdahulu

dan kurangnya sosialisasi keluarga

terhadap pendidikan. .

F. Hasil Penelitian dan

Pembahasan

A. Karakteristik Informan

Adapun karakteristik informan yang

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Informasi Berdasarkan

Umur

Hasil temuan informan

penelitian adalah berumur antara 21

sampai 29 tahun berjumlah 4 orang

informan, 30 sampai 44 berjumlah 2

informan dan umur antara 45 sampai

59 berjumlah 1 orang informan.

Penentuan umur dalam rentang usia

ini, segaja dilakukan peneliti

Page 18: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

17

mengingat usia ini merupakan usia

buruh senior dan junior dimana pada

usia 21 sampai 29 tahun merupakan

usia produktif buruh junior dimana

pada usia ini mereka rentan akan

konflik.

b. berdasarkan lamanya bekerja

Lamanya bekerja dibagi

menjadi 2 bagian yaitu senior dan

junior, senior dalam penelitian ini

adalah buruh yang memang sudah

lama bekerja sehingga memahami

benar seluk-beluk tentang pekerjaan

buruh bongkar muat ini dan junior

dalam penelitian ini adalah orang yang

baru bekerja sebagai buruh bongkar

muat. Sebagaimana dapat dilihat dari

lamanya bekerja informan penelitian

yang dijadikan sumber informasi

penelitian seputar permasalah yang

dikaji.

c. berdasarkan tingkat

pendidikan

Tingkat pendidikan tidak menjadi

acuan seseorang untuk menjadi buruh

bongkar muat, karena didalam

pekerjaan buruh bongkar muat tidak

memerlukan ijazah dan skill dibidang

tertentu, semua buruh dipandang sama

dalam hal pekerjaan sehingga tingkat

pendidikan tidak bisa dijadikan

landasan seorang buruh untuk

mendapatkan posisi yang diingikan.

Buruh yang memiliki tamatan tinggi

sekalipun akan mendapatkan porsi

kerja yang sama sehingga ijazah dan

skill dibidang tertentu dalam pekerjaan

buruh ini tidak dipandang sebagai

sesuatu yang harus diistimewakan.

B. Konflik Buruh Bongkar Muat Di

Perairan Kampung Bugis

Tanjungpinang

Konflik dalam penelitian ini adalah

konflik in group dan out group dimana

konflik in group ini lebih sering terjadi

dikarenakan adanya senioritas yang

berdampak pada pembagian pekerjaan

yang berdampak pada besaran gaji

atau upah yang mereka terima hal ini

yang nantinya akan menyebabkan

timbulnya kecemburuan sosial seperti

rasa saling iri dan ketidakterbukaan

antara sesama anggota in group yang

dapat menyebabkan perpecahan.

Page 19: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

18

Sementara disisi lain konflik out group

adalah konflik yang terjadi karena

adanya perebutan lahan pekerjaan

yang membuat in group semakin erat.

Manusia adalah makhluk

konfliktis (homo conflictus) yaitu

makhluk yang terlibat dalam

perbedaan, pertentangan dan

persaingan baik suka rela maupun

terpaksa. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Poerwadarminta, 1976

dalam Susan, 2010:8) konflik berarti

pertentangan atau percekcokan,

pertentangan itu sendiri bisa muncul

dalam bentuk ide maupun fisik antara

kedua belah pihak yang

berseberangan.

Membicarakan tentang konflik pasti

ada saja pada setiap sisi dan lapisan

masyarakat. Konflik tidak harus

ditampakkan pada bentuk perilaku

agresif seperti menduduki rel kereta

api, demonstrasi di jalan, protes

dengan membakar ban-ban bekas

dijalan raya, merusak fasilitas umum

maupun berperang dengan menggelar

pasukan secara besar-besaran dan lain-

lain yang dapat merugikan orang lain.

Perasaan bermusuh atau perasaan tidak

suka pada pihak lain juga termasuk

konflik, atau konflik muncul dalam

bentuk perasaan jengkel atas sesuatu,

ada beberapa hal yang menjadi unsur

dalam permusuhan, yakni perasaan

tidak suka atau pihak lain yang tidak

disukai (Susilo, 2008:221).

Konflik dalam penelitian ini dibagi

kedalam tiga kelompok yaitu, konflik

pembagian kerja dan upah, kohesi

internal sebagai fungsi konflik serta

egois dan kelompok.

a. Pemberian Gaji

Pada dasarnya setiap pekerjaan pasti

memerlukan pembagian pekerjaan tak

terkecuali pekerjaan buruh bongkar

muat ini. Pembagian kerja yang

dimaksud disini ialah adanya beberapa

anggota buruh yang ditunjuk oleh

kepala buruh untuk melakukan

pekerjaan tertentu hal ini bertujuan

untuk menghemat waktu dan tenaga

dalam pekerjaan, hal ini dilakukan

Page 20: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

19

karena berkaitan dengan alam (air

laut).

Seperti yang kita ketahui bahwa

kegiatan manusia sangat bergantung

pada alam (air laut) begitu juga halnya

dengan pekerjaan buruh, pada saat air

laut pasang maka buruh baru dapat

melakukan pekerjaan dan

membongkar barang sebanyak

mungkin hal ini dikarenakan para

buruh tidak dapat melakukan aktifitas

bongkar muat pada saat air laut surut

sehingga buruh dituntut untuk bekerja

sama.

Air laut memainkan peranan

sangat penting dalam hal pemberian

gaji atau upah karena jika air laut surut

maka para buruh tidak melakukan

aktifitas bongkar muat lagi maka

buruh akan pulang dan ketika air laut

pasang kembali maka buruh turun

kembali (menyambung) disini lah

banyak terletak perbedaan pendapatan

atau gaji karena terkadang ada

beberapa buruh yang tidak mau ikut

menyambung dan akan mempengaruhi

gaji atau upah.

b. Terbentuknya solidaritas anggota

buruh

Setiap kegiatan atau pekerjaan

pasti memiliki resiko tidak terkecuali

dengan pekerjaan buruh bongkar muat,

Kampung Bugis merupakan sebuah

desa yang mana penduduknya masih

banyak bekerja sebagai buruh bongkar

muat. Dalam pekerjaan buruh bongkar

muat ini sering kali menimbulkan

perbedaan baik itu perbedaan pendapat

atau argument maupun perbedaan

upah atau gaji sehingga berpotensi

menimbulkan konflik baik itu konflik

antar individu maupun antar kelompok

(konflik horizontal) yang

menyebabkan perpecahan antar

kelompok itu sendiri.

c. Perebutan sumber daya ekonomi

Page 21: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

20

Buruh di perairan Kampung

Bugis memiliki kelompok masing-

masing, setiap kelompok memegang

satu kapal yang berasal dari luar negeri

(Singapura) untuk dibongkar bahkan

ada juga kelompok yang memegang

dua atau lebih kapal dari luar negeri

(Singapura), hal ini dikarenakan

adanya kedekatan antara kepala buruh

dengan pemilik kapal, dari kedekatan

inilah sering menimbulkan konflik

karena kelompok buruh sering

menjatuhkan kelompok buruh yang

lain didepan pemilik kapal sehingga

membuat kurangnya kepercayaan

pemilik kapal terhadap kelompok yang

dikucilkan dan membuat masing-

masing kelompok buruh menyimpan

perasaan tidak suka terhadap

kelompok buruh yang lain.

G. Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan di

lapangan mengenai konflik buruh

bongkar muat di perairan Kampung

Bugis Tanjungpnang diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

Buruh di perairan Kampung Bugis

memiliki kelompok masing-masing,

setiap kelompok memegang satu kapal

yang berasal dari luar negeri

(Singapura) untuk dibongkar bahkan

ada juga kelompok yang memegang

dua atau lebih kapal dari luar negeri

(Singapura), hal ini dikarenakan

adanya kedekatan antara kepala buruh

dengan pemilik kapal, dari kedekatan

inilah sering menimbulkan konflik

karena kelompok buruh sering

menjatuhkan kelompok buruh yang

lain didepan pemilik kapal

menimbulkan konflik.

Konflik yang terjadi tidak hanya

konflik internal (in-group) tetapi juga

konflik dengan kelompok luar (out

group), hal yang menyebabkan konflik

dalam penelitian ini (baik individu,

Page 22: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

21

senior dan junior maupun kelompok)

diantaranya adalah sebagai berikut:

Konflik yang terlihat dalam penelitian

ini adalah konflik yang bersumber

pada pembagian kerja dan upah

dimana adanya diskriminasi antara

buruh senior terhadap buruh junior

yang berdampak pada pendapatan atau

gaji, serta fungsi positif konflik dapat

kita lihat ketika kelompok in group

berkonflik dengan kelompok in group

yang menyebabkan meningkatnya

solidaritas diantara in group.

B. Saran

1. Diharapkan masing-masing

individu dapat menjaga

kekompakkan dan buruh

senior mau bekerjasama

dengan buruh junior

sehingga terbentuknya

kerjasama dalam

menjalankan pekerjaan,

kerjasama harus

ditanamkan dalam setiap

jiwa pekerja (buruh)

dengan kerjasama setiap

pekerjaan akan terasa lebih

ringan dan mudah.

2. Diharapkan kepada

kelompok buruh baik in

group maupun out group

tidak saling menyimpan

perasaan iri karena itu

merupakan salah satu

sumber konflik yang

menyebabkan perpecahan

antar kelompok.

3. Diharapkan kepada kepala

buruh agar lebih

memperhatikan buruh

junior, karena dalam

pekerjaan buruh bongkar

muat ini terdapat

ketidakadilan dalam hal

pekerjaan sehingga

berimbas pada pemberian

Page 23: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

22

upah yang dirasakan lebih

menguntungkan buruh

senior.

4. Diharapkan kelompok-

kelompok yang bertikai

agar dapat berdamai karena

masing-masing kelompok

mencari nafkah dari

pekerjaan buruh ini.

Artinya setiap kelompok

yang memenangkan konflik

maka kerugian buat

kelompok yang lain,

sehingga menyebabkan

tingkat pengangguran yang

lebih tinggi.

Page 24: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002, Sosiologi Skematika, teori, dan terapan, Jakarta: Pt Bumi

Aksara

Bachtiar, Wardi. Dr. 2006, sosiologi Klasik Dari Comte Hingga Parsons,

Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Bengolo. 2004, kebudayaan sosialis, , Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Dwi . J Narwoko, Suyanto, Bagong. 2004, Sosiologi Teks Pengantar Dan

Terapan, Edisi ketiga, Jakarta: Kencana

Dwi Susilo, K Rahmad, 2008, 20 Tokoh sosiologi modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Golmen, Irving, 2007, Antagonisme Konflik Dan Politik, Jakarta: Pt Bumi Aksara

Hasan, Hamid. Dr. 2009, Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, Jakarta: Pt Bumi Aksara.

Jones, Pip, 2003, Pengantar Teori-Teori Konflik, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia

Mukhsin, M Jamil, 2007, Mengelolola Konflik Membangun damai: Teori,

Strategi dan Inflementasi Resolusi Konflik, Semarang: Walisongo

Mediation Center

Nazsir, Nasrullah, M.S, 2008, Teori-Teori Sosiologi, Bandung: Widya Padjajaran

Poloma, M Margaret, 2004, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT RajaGrapindo

Persada

Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Pt RajaGrafindo

Persada

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Susan, Novri, 2009, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Kontemporer, Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup

Syahrial, syarbaini, Rusdiyanta,. 2009, Dasar-dasar sosiologi, Yogyakarta: graha

ilmu

Page 25: KONFLIK BURUH BONGKAR MUAT DI ... - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Sumber lain:

Monografi Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota,

Kabupaten Kepulauan Riau Tahun 2014

Ciri Konflik,2010(http://sdm. blogspot.com/2010/04-konflik.html) manajemen-

konflik-definisi-ciri-sumber. Diakses 05 November 2014, 22.13 WIB