KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL...

93
KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Fransiskus Kresno Widiat Moko NIM : 004114062 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2006

Transcript of KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL...

Page 1: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

KONFLIK BATIN TOKOH BASRI

DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH

KARYA HAMSAD RANGKUTI

(ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh Fransiskus Kresno Widiat Moko

NIM : 004114062

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2006

Page 2: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

ii

Page 3: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

iii

Page 4: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Kedua Adikku Yoyok dan Devi yang kusayang

3. Mbah Sastrorejo Kakung dan Puteri

4. Mbah Kartorejo Kakung (Alm) dan Puteri

Page 5: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

kasih, kekuatan dan rahmat-Nya dari hari ke hari sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan dan

bimbingan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, skripsi ini tidak

dapat terselesaikan. Untuk itu dengan tulus dan kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum dosen pembimbing I yang telah membantu

dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dari awal hingga akhir

skripsi selesai.

2. Ibu S.E. Peni Adji, S.S. M. Hum dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan pertimbangan dengan penuh kesabaran.

3. Drs. Hery Antono, M, Hum dosen Sastra Indonesia yang selalu memberi

dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

4. Dra. Tjandrasih Adji, M. Hum dosen Sastra Indonesia terimakasih atas

kesabarannya dalam membimbing kepada penulis.

5. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum; Dr. Alex Sudewa; Drs. Yoseph Yapi

Taum, M. Hum; Drs. FX. Santoso, M.S; Drs. P. Ari Subgyo, M. Hum dosen

Sastra Indonesia penulis mengucapkan terimakasih banyak atas ilmu yang

telah diajarkan kepada penulis. Semoga berguna bagi penulis.

6. Bapak dan ibuku tersayang yang telah dengan sabar mendoakan,

membimbing dan mendorong penulis, juga memberikan dana untuk

Page 6: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

vi

memperlancar penulisan skripsi ini. Maaf kalau terlalu lama, tetapi akhirnya

selesai juga.

7. Kedua adik-adikku tersayang, Yoyok dan Devi yang selalu memberi

semangat dan dorongan. Mas salut sama semangat dan kerja keras kalian

sehingga dapat menyelesaikan studi dengan nilai yang memuaskan. I miss

you a ll.

8. Mbah kakung dan mbah putri yang dengan penuh kasih sayang mendoakan,

memberi semangat, memberi nasihat-nasihat dan juga omelan-omelan tetapi

hal ini membuatku terus maju dan berkembang. Serta uang sakunya setiap

kali mau pulang ke Jogya walau kadang kutolak tetapi mbah kadang

memaksa sampai-sampai hilang dua kali.

9. Om dan bulikku tersayang yang selalu mendoakan memberi nasihat dan

dukungannya. I’ll always remember that.

10. Retha tersayang yang sudah menemaniku selama aku kuliah di Jogya. Aku

tidak akan pernah melupakan sayang yang kamu telah berikan. Tanpa kamu

aku belum bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih Tuhan

memberkatimu.

11. Anak-anak angkatan 2000 yang sudah mau berbagi sama aku terutama Dion,

Eko, Sigit, Kelik, Hendro, Yadi, dan Alm Joe (semoga kebaikanmu diterima

di sisi-Nya).

12. Teman-temanku Gagat, Dika, dan Faqih. Thanks atas pinjemannya good luck.

13. Semua pihak yang terkait dalam pembuatan skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebut satu persatu. Terimakasih banyak atas bantuannya baik secara

Page 7: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

vii

langsung maupun tidak langsung. Penulis berharap semoga Tuhan akan

membalas semua kebaikan yang telah anda berikan pada penulis.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Namun,

penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat berguna bagi banyak pihak

dan khususnya bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 24 November 2006

Penulis

Page 8: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 November 2006

Penulis

Page 9: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

ix

ABSTRAK

Widiat Moko, Kresno. 2006. Konflik Batin Tokoh Basri dalam Novel Ketika Lampu Berwarna Merah. Karya Hamsad Rangkuti: Analisis Psikologi Sastra. Skripsi S-1. Sastra Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini mengkaji konflik batin Basri dalam novel Ketika Lampu

Berwarna Merah karya Hamsad Rangkuti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk memaparkan antara lain: tokoh, alur, latar serta relasi antarunsur dan digunakan untuk memaparkan konflik batin tokoh Basri dalam Novel Ketika Lampu Berwarna Merah.

Konflik batin Basri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (i) konflik batin Basri sebelum pergi ke ibu kota; (ii) konflik batin Basri sesudah pergi ke ibu kota.

Konflik batin yang terjadi sebelum tokoh Basri pergi ke ibu kota disebabkan oleh keramaian kota Jakarta yang dilihatnya lewat layar televisi di halaman kantor kelurahan.

Konflik batin yang terjadi sesudah tokoh Basri pergi ke ibu kota dibedakan berdasarkan peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya konflik batin, yaitu: (i) Basri mengalami penolakan dari pedagang martabak; (ii) saat Basri menceritakan perasaannya pada teman-teman betapa ia merindukan kampung halaman, ayah, dan ibunya; (iii) ketika Basri menolong Sulistinah saat digendong laki-laki yang tidak dikenal; (iv) saat Basri menolak ikut pergi bersama ayah, ibu, dan penduduk desa ke tempat mereka dipindahkan.

Kebutuhan-kebutuhan dasar tokoh Basri selalu muncul lebih dari satu secara bersamaan. Di dalam pemenuhannya tokoh Basri tidak mungkin memenuhinya dalam waktu yang bersamaan.

Page 10: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

x

ABSTRACT Widiat Moko, Kresno. 2006. The Inner Conflict of Basri Character on Ketika Lampu

Berwarna Merah. The work of Hamsad Rangkuti: Psychological Literatur Analysis. S-1 Thesis. Indonesian Literature. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

The research investigated the innfer conflict of Basri character on the novel

of Hamsad Rangkuti, Ketika Lampu Berwarna Merah. The research uses a descriptive method. The method was used to explain: character, plot, background and the relation of interelement and to explain the inner conflict of Basri character on Ketika Lampu Berwarna Merah.

The inner conflict of Basri character can be divided into: (i) the inner conflict of Basri character before he go to the capital city, (ii) the inner conflict of Basri character after he went to the capital city.

The inner conflict of Basri character before he go to the capital city caused by after he seen the lively of Jakarta city on the television at the village office.

The inner conflict after Basri character went to the capital city differended based on the accident which forms the inner conflict of Basri character, the researcher divides into: (i) Basri experienced the refusal of martabak seller, (ii) Basri revealed his feeling to his friends about how much he longing to his village, his father and mother, (iii) Basri helped Sulistinah when she was carried by an unknown man, (iv) Basri refused to go with his father, mother and another villagers to the place where they were moved.

The basic needs of Basri character was always appear more than one at once. In the fulfillment of the needs, it was impossible for him to fulfill the needs at once. This make the researcher to conclude that Basri character experienced the inner conflict.

Page 11: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ iv

KATA PENGANTAR........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................ viii

ABSTRAK............................................................................................................ ix

ABSTRACT............................................................................................................ x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 4

1.5 Tinjauan Pustaka / Landasan Teori ................................................. 4

1.5.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 4

1.5.2 Teori Struktural......................................................................... 5

1.5.2.1 Tokoh.............................................................................. 6

1.5.2.2 Alur ................................................................................. 7

1.5.2.3 Latar................................................................................ 10

1.5.2.3.1 Latar Tempat ...................................................... 10

Page 12: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

xii

1.5.2.3.2 Latar Sosial......................................................... 11

1.5.2.3.3 Latar Waktu........................................................ 11

1.5.3 Psikologi Sastra......................................................................... 12

1.5.4 Psikologi Abraham Maslow...................................................... 13

1.5.4.1 Kebutuhan Fisik ............................................................. 15

1.5.4.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman.......................................... 16

1.5.4.3 Kebutuhan Akan Dicintai dan Dimiliki.......................... 17

1.5.4.4 Kebutuhan Akan Penghargaan ....................................... 17

1.5.4.5 Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri................................... 18

1.5.5 Konflik Batin Tokoh ................................................................. 19

1.6 Metode Penelitian............................................................................. 20

1.6.1 Pengumpulan Data .................................................................... 20

1.6.2 Pendekatan................................................................................ 20

1.6.3 Metode Penelitian ..................................................................... 21

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 22

1.7 Sumber Data ..................................................................................... 22

1.8 Sistematika Penyajian ...................................................................... 22

BAB II ANALISIS STRUKTUR TOKOH, ALUR, LATAR DAN

RELASI ANTARUNSUR ..................................................................... 24

2.1 Tokoh ............................................................................................... 24

2.1.1 Tokoh Protagonis ...................................................................... 24

2.1.1.1 Basri................................................................................ 25

2.1.2 Tokoh Antagonis....................................................................... 28

Page 13: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

xiii

2.1.2.1 Pipin ................................................................................ 29

2.1.2.2 Sulistinah ........................................................................ 30

2.1.2.3 Kartijo ............................................................................. 34

2.2 Alur ................................................................................................. 36

2.2.1 Paparan...................................................................................... 37

2.2.2 Rangsangan............................................................................... 38

2.2.3 Gawatan .................................................................................... 39

2.2.4 Tikaian ...................................................................................... 40

2.2.5 Rumitan..................................................................................... 41

2.2.6 Klimaks ..................................................................................... 42

2.2.7 Leraian ...................................................................................... 43

2.2.8 Selesaian.................................................................................... 43

2.3 Latar ................................................................................................. 45

2.3.1 Latar Tempat............................................................................. 45

2.3.1.1 Perempatan Lampu Lalu Lintas ..................................... 45

2.3.1.2 Pedagang Martabak Dekat Restoran Can Nyan

di Jalan Sabang............................................................... 46

2.3.1.3 Monumen Nasioal .......................................................... 46

2.3.1.4 Panggung Orkes ............................................................. 47

2.3.1.5 Belakang Tembok Gudang Beras................................... 47

2.3.1.6 Emper Toko.................................................................... 48

2.3.1.7 Di atas kapal “Bengawan”.............................................. 48

2.3.2 Latar Waktu............................................................................... 49

Page 14: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

xiv

2.3.3 Latar Sosial ............................................................................... 51

2.4 Relasi Antarunsur ............................................................................. 54

BAB III ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH BASRI

MENGGUNAKAN TEORI ABRAHAM MASLOW ........................... 56

3.1Konflik Batin..................................................................................... 58

3.1.1 Konflik Batin yang Terjadi Sebelum Tokoh Basri Pergi ke

Ibu Kota..................................................................................... 60

3.1.2 Konflik batin yang Terjadi Sesudah Tokoh Basri Pergi ke

Ibu Kota..................................................................................... 62

3.1.2.1 Basri Mengalami Penolakan dari

Pedagang Martabak........................................................ 63

3.1.2.2 Perasaan Basri tentang Kampung Halaman....... 64

3.1.2.3 Ketika Basri Menolong Sulistinah Saat Digendong

Laki-Laki tidak Dikenal ................................................. 66

3.1.2.4 Saat Basri Menolak Ikut Pergi Bersama Orang tua

dan Penduduk Desa ke Tempat Mereka Dipindahkan... 67

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 72

4.1Kesimpulan........................................................................................ 72

4.2Saran.................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

Page 15: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan

dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1979: 1). Menurut Luxemburg (1989:

12) dalam suatu cerita, novel atau sajak, hubungan antara tokoh atau situasi yang

digambarkan sesuai dengan kenyataan sama sekali lain. Pada umumnya tak

mungkin diteliti apakah dalam teks semacam itu keadaan yang digambarkan

sesuai dengan kenyataan: kalaupun mungkin, tidak ada gunanya.

Menurut Oemardjati (1970: 153-154) sastra tidak saja lahir karena

fenomena logis, tetapi juga karena kesadaran penulisnya bahwa sastra sebagai

sesuatu yang imajinatif, juga fiktif yang dapat dipertanggungjawabkan. Sastrawan

ketika menciptakan karyanya tidak saja didorong oleh hasrat untuk menciptakan,

tetapi juga berkehendak untuk menyampaikan pikiran-pikirannya, pendapatnya,

kesan-kesan, perasaannya terhadap sesuatu. Apa yang dikemukakan Oemarjati

benar. Ketika menciptakan novel KLBM, Hamsad Rangkuti ingin menyampaikan

pikiran, pendapat, kesan-kesan, dan perasaannya tentang orang-orang kecil. Jadi

novel KLBM karya Hamsad Rangkuti tidak lahir begitu saja, tetapi karena

sastrawan ingin menyampaikan pikiran, pendapat, kesan-kesan, dan perasaannya

tentang orang-orang kecil.

Apabila ditinjau dengan saksama, apa yang dilakukan oleh seorang

kritikus sastra sebenarnya sangat sederhana. Ia mengambil setiap karya sastra

Page 16: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

2

yang mana pun dan bagaimanapun wujudnya untuk dibaca. Ia membaca setiap

karya yang bisa dia dapatkan, entah siapa pun penulisnya, lepas dari rasa senang

atau tidak, baik terhadap buku itu maupun penulisnya (Hardjana, 1985: 19).

Penulis merasa tertarik dengan novel Ketika Lampu Berwarna Merah

karya Hamsad Rangkuti karena kehidupan yang tercermin dalam novel ini, yakni

kehidupan sekelompok anak-anak pengemis yang kerap ditemukan di perempatan

jalan utama ibu kota. Selain itu, ada kehidupan lain yang saling bersinggungan,

seperti peminta -minta, pemulung, pelacur, dan tentang robohnya bangunan sebuah

komunitas untuk dan atas nama pembangunan (Hamsad, 2001: vi). Kehidupan

yang pelik dengan permasalahan fisik maupun psikis.

Basri sebagai tokoh utama dalam novel ini, dilukiskan sebagai tokoh yang

memiliki intensitas keterlibatan yang lebih banyak dengan tokoh lain di dalam

cerita. Sebab dari awal cerita pun penga rang telah melukiskan Basri sebagai anak

laki-laki yang memiliki hubungan baik dengan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu,

konflik batin tokoh Basri dalam novel yang kemudian disingkat KLBM karya

Hamsad Rangkuti sejauh pengetahuan penulis belum pernah ditulis baik sebagai

karya ilmiah maupun makalah-makalah ilmiah. Oleh karena itu, penulis

mengangkat permasalahan tersebut menjadi topik pembicaraan dalam karya tulis

ini.

Dalam kajian ini, penulis mencoba menangkap dan menyimpulkan aspek-

aspek psikologis yang tercermin dalam perwatakan tokoh-tokoh dalam karya

sastra dengan tanpa mempertimbangkan aspek biografi pengarangnya. Penulis

dapat menganalisis psikologi para tokoh melalui dialog dan perilakunya dengan

Page 17: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

3

menggunakan sumbangan pemikiran dari aliran psikologi Abraham Maslow.

Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh penulis sastra dalam kajian ini lebih

merupakan upaya mencari kesejajaran aspek-aspek psikologi dalam diri Basri

melalui dialog, perwatakan dan sebagainya dalam suatu karya dengan pandangan

tentang psikologis manusia menurut aliran psikologi tertentu (Roekhan via

Nurhadi, 1987: 148-149).

Dengan permasalahan yang belum pernah ditulis baik sebagai karya ilmiah

maupun makalah-makalah ilmiah, penulis berusaha menerangkan novel KLBM

dengan merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana unsur-unsur tokoh, alur, latar serta jalinan antarunsur dalam

novel KLBM?

1.2.2 Bagaimana konflik batin yang dialami tokoh Basri dalam novel KLBM

karya Hamsad Rangkuti?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan unsur-unsur tokoh, alur , dan latar serta jalinan antarunsur

dalam novel KLBM.

1.3.2 Mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh Basri dalam novel KLBM

karya Hamsad Rangkuti.

Page 18: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Dari segi praktis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

apresiasi Sastra Indonesia khususnya novel KLBM.

1.4.2 Dalam bidang sastra, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khazanah cara seorang penulis mengkritik sebuah karya sastra, khususnya

karya sastra yang banyak mengandung pendekatan di bidang psikologi

sastra.

1.4.3 Dalam bidang psikologi, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan

tentang jiwa seseorang tokoh yang ada dalam sebuah karya sastra yang

berbentuk novel yang berjudul KLBM.

1.5 Tinjauan Pustaka / Landasan Teori

1.5.1 Tinjauan Pustaka

Novel Ketika Lampu Berwarna Merah karya Hamsad Rangkuti ini sempat

mendapat penghargaan dalam Sayembara Penulisan Roman Dewan Kesenia

Jakarta (DKJ) tahun 1981 ini. Sebelumnya, novel yang mengambil setting social

pada tahun 1970-an ketika DKI Jakarta di bawah pemerint ahan Gubernur Ali

Sadikin itu pernah dimuat secara bersambung di harian Kompas, 10 Juni-16 Juli

1981.

Rangkuti lebih dikenal khalayak sastra Indonesia sebagai cerpenis, seperti

halnya karya-karya Hamsad dalam bentuk cerpen, novel ini pun berbicara tentang

orang-orang kecil, yakni sekelompok anak-anak pengemis yang kerap ditemukan

diperempatan jalan utama ibu kota tempat lampu pengatur lalu lintas berada.

Page 19: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

5

Dibalik keberadaan mereka ternyata ada rantai kehidupan lain yang saling

bersinggungan, seperti peminta-minta, pemulung, pelacur, dan tentang robohnya

bangun sebuah komunitas untuk dan atas nama pembangunan. Jalinan kisah yang

memayungi keberadaan sekelompok anak-anak pengemis itu disajikan pengarang

dengan gayanya yang khas: sederhana, namun tanpa kehilanga n daya tariknya

sebagai sebuah cerita.

Menurut Sarjono dalam (Horison, 2001) yang menjadi cirri khas penulisan

karya sastra ini dari Hamsad Rangkuti adalah tema yang pada dasarnya sederhana,

ibarat batu yang tidak kelewat mulia, digosok sedemikian rupa sehingga

memancarkan berbagai sisi warna yang memikat. Dalam novel ini Hamsad tidak

bercerita mengenai golongan atas. Golongan atas hanya sayup-sayup kita duga

dari akibat-akibatnya terhadap kehidupan kaum miskin dan rakyat kecil tempat

Hamsad begitu setia menceritakannya bagi kita.

1.5.2 Teori Struktural

Karya sastra merupakan struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang

bermakna. Struktur karya sastra menyarankan pada pengertian hubungan

antarunsur (intrinsik) seperti: alur, latar, tokoh (penokohan), sudut pandang, tema

yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara

bersama membentuk kesatuan yang utuh (Nurgiantoro, 1995: 36).

Jadi tujuan pemaparan adalah mengetahui fungsi dan keterkaitan

antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghadirkan

keseluruhannya (Nurgiantoro, 1995: 37).

Page 20: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

6

Dengan demikian penulis mencoba menguraikan struktur novel ini yang

terdiri dari tokoh, alur, latar serta jalinan antarunsur. Pemilihan struktur novel ini

menurut penulis karena struktur yang seperti tema, amanat, sudut pandang yang

ada dalam novel ini tidak mendukung analisis konflik batin tokoh Basri.

1.5.2.1 Tokoh

Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya be rwujud

manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan

(Sudjiman, 1988: 16). Berdasarkan sudut fungsi penampilannya. Menurut

Nurgiantoro (1995) tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu: tokoh protagonis dan

tokoh antagonis. Tokoh protagonis selalu memberi simpati dan empati kepada

pembaca karya sastra.

Tokoh-tokoh yang mengalami peristiwa dalam novel yang dipilih penulis

berwujud manusia. Oleh sastrawan salah satu tokohnya diberi nama Basri.

Namun, penulis tidak mengetahui kebenaran tokoh-tokoh ini nyata atau rekaan

yang memiliki sifat, kebiasaan tertentu sama atau mirip dengan individu dalam

kenyataan.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang diutamakan dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai

pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiantoro, 1995:177).

Tokoh antagonis adalah tokoh yang kehadiran atau pemunculannya di

dalam sebuah cerita lebih sedikit, namun kehadiran tokoh antagonis akan sangat

Page 21: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

7

mendukung tokoh protagonis. Jadi, tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak

sentral kedudukannya dalam sebuah cerita.

Pemunculan tokoh antagonis dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak

diperhitungkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh

protagonis secara langsung ata upun tidak langsung (Nurgiantoro, 1995: 177).

Menurut penulis fungsi unsur tokoh dalam karya tulis ini adalah

mengetahui mana-mana saja tokoh yang termasuk tokoh protagonis dan antagonis.

Selain itu, penulis ingin menganalisis konflik batin tokoh Basri. Jadi perlu

memasukkan unsur tokoh sebagai landasan teori.

1.5.2.2 Alur

Alur sama dengan plot. Secara komplementer berkaitan dengan cerita

(story). Cerita sama dengan urutan peristiwa secara kronologis (Hartoko & B.

Rahmanto, 1986: 10).

Alur ialah peristiwa-peristiwa yang diurutkan yang membangun tulang

punggung cerita. Peristiwa-peristiwa tidak hanya meliputi yang bersifat fisik

seperti cakapan atau lakuan, tetapi juga termasuk perubahan sikap tokoh yang

merubah jalan nasib. Alur dengan susunan yang kronologis disebut alur linier.

Menyajikan rentetan peristiwa dalam rentetan peristiwa dalam urutan temporal

bukanlah satu-satunya cara dan cara yang utama dalam penyusunan cerita rekaan

(Sudjiman, 1988: 26).

Suatu cerita mengandung urutan kronologis peristiwa-peristiwa yang

disajikan dalam karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya,

Page 22: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

8

maka terjadilah apa yang disebut sorot balik. Sorot balik ini ditampilkan dalam

dialog, dalam bentuk mimpi, atau sebagai lamunan tokoh yang menelusuri

kembali jalan hidupnya, atau yang teringat kembali kepada sesuatu peristiwa

dimasa lalu (Sudjiman, 1988: 29).

Struktur alur biasanya terdiri atas awal, tengah, dan akhir. Bagian awal ini

terdiri atas: paparan (expositin ), rangsangan (inciting moment), dan gawatan

(rising action). Pada bagian tengah terdiri atas tikaian (conflict), rumitan

(complication), dan klimaks. Pada bagian akhir terdiri atas leraian (falling action ),

dan selesaian (denoument) (Sudjiman, 1988: 30).

Paparan atau (expositin) adalah suatu penyampaian informasi kepada

pembaca. Paparan ini biasanya merupakan fungsi utama awal atau suatu cerita. Di

sini penulis memberikan keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca

mengikuti cerita selanjutnya. Situasi yang digambarkan pada awalnya harus

membuka kemungkinan cerita untuk berkembang (Sudjiman, 1988: 32).

Rangsangan, yaitu peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.

Rangsangan atau (inciting moment) sering ditimbulkan oleh masuknya seorang

tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator (Sudjima n, 1988: 32). Rangsangan

dapat pula ditimbulkan oleh hal lain, misalnya oleh datangnya berita yang

merusak keadaan yang semula serasa selaras. Tidak ada patokan tentang panjang

paparan, kapan disusul oleh rangsangan dan berapa lama sesudah itu sampai

gawatan (Sudjiman, 1988: 33).

Page 23: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

9

Gawatan atau (rising action) menurut Sudjiman terjadi setelah paparan

disusul oleh rangsangan dan berapa lama sesudah itu sampai pada tahap ini

(Sudjiman, 1988: 35).

Tikaian atau (conflict) adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat

adanya dua kekua tan yang bertentangan. Satu di antaranya diwakili oleh manusia

sebagai pribadi yang biasanya menjadi protagonis dalam cerita. Tikaian

merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan

masyarakat, orang atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam

diri satu tokoh itu (Sudjiman, 1988: 35).

Rumitan atau (complication) adalah perkembangan dari gejala mula

tikaian menuju klimaks cerita. Dalam cerita rekaan rumitan sangat penting. Tanpa

rumitan yang memadai tikaian akan lamban.rumitan mempersiapkan pembaca

untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. Penciptaan dan cara

mengendalikan rumitan menunjukkan kemahiran pengarang (Sudjiman, 1988: 35).

Klimaks dalam sebuah cerita menurut Sudjiman tercapai apabila rumitan

mencapai puncak ke hebatannya. Dari titik ini penyelesaian cerita biasanya sudah

dapat dibayangkan karena sejak titik alur ini menurun ada yang menyebutnya titik

balik atau krisis (Sudjiman, 1988: 35)

Bagian struktur alur sesudah klimaks, meliputi: leraian dan selesaian.

Leraian adalah perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Patut dicatat yang

dimaksud dengan selesaian di sini bukan penyelesaian masalah yang dihadapi

tokoh cerita. Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh

jadi mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy ending), boleh

Page 24: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

10

jadi juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan. Boleh juga

pokok masalah tetap menggantung tanpa pemecahan, penuh ketidakpastian,

ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman (Sudjiman, 1988: 36).

Menurut penulis unsur alur dalam karya tulis ini adalah mengerti jalan

cerita novel KLBM. Untuk itu penilis perlu memasukkan unsur alur sebagai data

yang penting dalam menganalisis konflik batin tokoh Basri.

1.5.2.3 Latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra

(Sudjiman, 1988: 46). Fungsi latar di antaranya: pertama, memberi informasi

situasi (ruang dan tempat) sebagaimana adanya; kedua, ada latar yang berfungsi

sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh (Sudjiman, 1988: 46). O leh penulis

kedua fungsi latar ini dimasukkan dalam analisis struktur dan analisis konflik

batin. Fungsi latar dalam analisis struktur digunakan untuk menganalisis latar

tempat, sedangkan fungsi yang kedua digunakan penulis untuk membedakan latar

yang menyebabkan konflik batin tokoh Basri.

Menurut Nurgiantoro (1995: 27) ada tiga unsur pokok latar yaitu: latar

tempat, latar sosial, dan latar waktu.

1. Latar Tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan pada sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin

Page 25: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

11

berupa tempat dengan nama tertentu, misal inisial tertentu, mungkin lokasi berupa

tempat-tempat tertentu tanpa nama jelas (Nurgiantoro, 1995: 228).

Pengangkatan suasana kedaerahan, sesuatu yang mencerminkan unsur

local colour, akan menyebabkan latar tempat menjadi unsur yang dominan dalam

karya sastra yang bersangkutan. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat khas,

tipikal, dan fungsional. Namun perlu ditegaskan bahwa sifat ketipikalan daerah

tidak hanya ditentukan oleh rincian deskripsi lokasi, melainkan lebih harus

didukung oleh sifat kehidupan sosial masyarakat penghuninya (Nurgiantoro, ibid.

hlm: 229).

2. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Ia dapat berubah kebiasaan hidup, adat istiadat, tra disi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan bersikap, dan lain-lain yang

tergolong latar spiritual (Nurgiantoro, ibid . hlm: 223).

3. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan pada sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual fakta yang ada kaitanya atau

dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiantoro, ibid . hlm: 230).

Page 26: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

12

Pengangkatan unsur sejarah ke dalam karya fiksi akan menyebabkan

waktu yang diceritakan menjadi bersifat khas, tipikal, fungsional, sehingga tidak

dapat digantikan dengan waktu yang lain tanpa mempengaruhi perkembangan

cerita yang lain (Nurgiantoro, ibid. hlm: 231).

Menurut penulis latar waktu dalam karya tulis ini digunakan untuk

menunjukkan “kapan” waktu terjadinya peristiwa yang berkaitan dengan konflik

batin tokoh Basri.

1.5.3 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari

sudut psikologi (Hartoko & B. Rahmanto, 1986: 126). Jadi, penulis berusaha

menerangkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan tokoh Basri

yang ada dalam novel KLBM karya Hamsad Rangkuti. Menurut Sukada, (1987:

102) psikologi merupakan ilmu yang dapat membantu memecahkan masalah-

masalah kejiwaan.

Berbicara tenta ng permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan

jiwa tokoh Basri, menurut Wellek dan Warren (1995) terdapat empat aspek yang

saling bersinggungan antara psikologi dengan karya sastra, yaitu: pertama, studi

mengenai aspek psikologi penulis sebagai pengarang. Kedua, studi mengenai

aspek psikologi tokoh-tokoh dalam karya sastra. Ketiga, studi mengenai efek

karya sastra terhadap psikologi pembaca. Keempat, studi mengenai tipe -tipe dan

hukum-hukum karya sastra.

Page 27: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

13

Dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang menunjuk pada

studi mengenai aspek psikologi tokoh-tokoh dalam karya sastra (aspek kedua)

penulis hendak menerangkan permasalah-permasalahan yang berkaitan erat

dengan konflik batin tokoh Basri.

Penulis menerangkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat

dengan konflik batin tokoh Basri menggunakan pendekatan psikologi Abraham

Maslow.

1.5.4 Psikologi Abraham Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak psikologi

humanistik. Psikologi Humanistik ini merupakan psikologi yang merasa tidak

puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari alternatif

psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri eksistensinya. psikologi ini

kemudian dikenal dengan psikologi humanistik (Misiak dan Sexton dalam Bimo

Walgito, 1991:78)

Berdasarkan fokus dari perhatian Abraham Maslow tersebut, dan

sehubungan dengan objek permasalahan dari karya tulis ini adalah konflik batin

tokoh maka penulis mencoba menerapkan teori bapak psikologi humanistik untuk

mengupas struktur intrinsik (tokoh) novel yang dipilih penulis dengan tanpa

mempertimbangkan aspek biograf pengarang

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih

memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus

mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari perilaku yang tampak

Page 28: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

14

juga mempelajari perilaku yang tidak tampak: mempelajari ketidaksadaran

sekaligus mempelajari kesadaran (Walgito, 1991: 79). Hal inilah yang tercermin

di kehidupan Basri dalam novel KLBM perilaku yang tampak dan perilaku yang

tidak tampak; ketidaksadaran juga kesadaran acapkali juga dilupakan oleh

manusia sehingga manusia tersebut masuk ke dalam masalah. Hal tersebut oleh

penulis disebut konflik batin yang perlu diselesaikan atau dipenuhi.

Kriteria manusia atau tokoh masuk ke dalam masalah yang disebut konflik

batin oleh penulis. Bisa kita lihat dari perilaku manusia tersebut memandang

kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow

dalam Ladislaus Naisaban (2004: 278-279), yaitu: (1) kebutuhan fisik; (2)

kebutuhan rasa aman; (3) kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki; (4) kebutuhan

akan harga diri; (5) kebutuhan aktualisasi diri.

Fungsi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia di atas dipakai penulis untuk

mendukung penyataan para ahli seperti Daradjat dan Irwanto yang menyatakan

batasan tentang seorang tokoh mengalami konflik batin adalah munculnya dua

kebutuhan atau lebih yang tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.

Konsep fundamental Maslow adalah manusia dimotivasikan oleh sejumlah

kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan

berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan ini juga bersifat

psikologis, bukan hanya fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan itu inti dari kodrat

manusia, hanya saja mereka itu lemah, mudah diselewengkan dan dikuasai oleh

proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang keliru (Maslow via Goble, 1987: 70).

Page 29: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

15

Berkaitan dengan tujuan penelitian ini, kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow yang akan diuraikan sesuai kebutuhan yang berkaitan dengan konflik

batin tokoh Basri. Adapun kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik,

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan dicintai dan dimiliki, kebutuhan akan

penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri, seperti berikut:

1.5.4.1 Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling

mendesak pemuasannya karena berkitan langsung dengan pemeliharaan biologis

dan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan

akan makan, minum, oksigen, kegiatan, dan istirahat, seks, proteksi dari cuaca

yang ekstrem (panas-dingin), dan rangsangan-rangsangan sensoris (Maslow via

Naisaban, 2004: 278-279).

Kebutuhan adalah kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling

jelas dari antara sekalian kebutuhan manusia adalah kebutuhannya untuk

mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman,

tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen (Goble, 1987: 71).

Menurut Maslow (Goble, 1987: 71) kendati kebutuhan fisiologis ini dapat

dipilah-pilah dan diidentifikasikan secara lebih mudah dibandingkan kebutuhan-

kebutuhan lain yang lebih tinggi, namun kebutuhan-kebutuhan tersebut dianggap

sebagai fenomena yang terpisah-pisah, yang berdiri sendiri-sendiri.

Page 30: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

16

Dalam karya tulis ini kebutuhan fisik digunakan penulis untuk melihat

kebutuhan tokoh Basri akan makan, minum, tempat berteduh dan lain-lain yang

perlu dipenuhinya dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.4.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman

Manusia memiliki beragam kebutuhan, salah satunya adalah akan rasa

aman. Kebutuhan ini sungguh perlu dipenuhi setelah kebutuhan lainnya terpenuhi.

Menurut Maslow dalam (Koeswara, 1991: 12) kebutuhan akan rasa aman ini

adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh

ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.

Indikasi lain dari kebutuhan akan rasa aman pada anak-anak adalah

ketergantungan. Menurut Maslow, anak-anak akan memperoleh rasa aman yang

cukup apabila mereka berada dalam ikatan dengan keluarganya. Sebaliknya, jika

ikatan ini tidak ada, maka si anak akan merasa kurang aman, cemas, dan kurang

percaya diri, yang akan mendorong si anak untuk mencari area-area hidup di mana

dia bisa memperoleh kententraman, dan kepastian atau rasa aman (Koeswara,

1991: 12).

Kebutuhan akan rasa aman biasanya terpuaskan pada orang-orang yang

normal dan sehat, maka cara terbaik untuk memahaminya ialah dengan

mengamati anak-anak yang mengalami gangguan neurotik (Maslow via Goble,

1987: 73).

Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan

stabilitas secara berlebiha n serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang

Page 31: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

17

bersifat asing dan tidak diharapkannya. Orang sehat juga menginginkan

keteraturan dan stabilitas, namun kebutuhan itu tidak sampai menjadi hidup atau

mati seperti pada orang neurotik (Maslow via Goble, 1987: 73).

1.5.4.3 Kebutuhan akan Dicintai dan Dimiliki

Kebutuhan akan dicintai dan dimiliki adalah suatu kebutuhan yang

mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional

dengan individu lain baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis, da lam

lingkungan keluarga atau lingkungan kelompok dalam masyarakat. Kebutuhan ini

muncul dalam bentuk merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami

rasa kekeluargaan, persahabatan antar dua orang, kekaguman, dan kepercayaan

(Maslow via Naisaban, 2004: 279).

1.5.4.4 Kebutuhan Akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan oleh Maslow dibagi ke dalam dua bagian.

Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan

bagian yang kedua adalah penghargaan dari diri orang lain. Bagian pertama

mencakup hasrat untuk memperoleh kompetisi, rasa percaya diri, kekuatan

pribadi, adekuasa, kemandirian, dan kebebasan. Individu ingin mengetahui atau

yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam

hidupnya. Adapun bagian yang kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini

individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukan (Koeswara, 1991: 124).

Page 32: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

18

Terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri pada individu akan

menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, rasa mampu, dan

perasaan berguna. Sebaliknya, frustasi atau terhambatnya pemuasan kebutuhan

akan rasa harga diri itu akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa

lemah, rasa tak mampu, dan rasa tak berguna, yang menyebabkan individu

tersebut mengalami kehampaan, keraguan, dan keputusasaan dalam menghadapi

tuntutan-tuntutan hidupnya, serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya

sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Maslow menegaskan bahwa rasa harga

diri yang sehat lebih didasarkan pada prestas i ketimbang prestise, status, atau

keturunan. Dengan perkataan lain, rasa harga diri individu yang sehat adalah hasil

usaha individu yang bersangkutan. Dan merupakan bahaya psikologis yang nyata

apabila seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain

ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri (Koeswara, 1991:

125).

1.5.4.5 Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu

untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya.

Atau, hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan

segenap potensi yang dimilikinya (Koeswara, 1991: 125).

Kebutuhan aktualisasi diri adalah hasrat individu untuk menjadi orang

yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Atau hasrat dari

Page 33: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

19

individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi

yang dimilikinya (Maslow via Naisaban, 2004: 279).

Maslow juga melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin

menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut

kemampuannya.” Maslow menemukan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri ini

biasanya muncul sesudah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan

secara memadai (Maslow via Goble, 1987: 77).

1.5.5 Konflik Batin Tokoh

Nurgiantoro (1995: 124) membagi konflik menjadi dua kategori, yaitu

konflik fisik (internal conflict) dan konflik sosial (external conflict). Konflik

eksternal merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan sesuatu yang

ada di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam atau lingkungan manusia.

Konflik eksternal dibedakan lagi menjadi konflik fisik dan konflik sosial. Konflik

fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan

lingkungan alam. Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan adanya kontak

sosial antarmanusia. Konflik internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati,

jiwa seorang tokoh cerita atau konflik yang dialami manusia dengan dirinya

sendiri. Lebih lanjut, penulis akan meneliti konflik jenis ini, khususnya yang

dialami oleh tokoh Basri.

Menurut Daradjat (1985: 26-27) menjelaskan konflik atau pertentangan

batin adalah terdapatnya dua dorongan atau lebih, yang berlawanan atau

Page 34: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

20

bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

Kecemasan merupakan manifestasi dari pertentangan batin (konflik).

Menurut Irwanto (2002) dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan

(dorongan) dalam diri seseorang tidak selalu muncul satu demi satu. Seringkali

muncul dua atau lebih dorongan (kebutuhan) dalam diri seseorang dalam waktu

yang bersamaan ini disebut konflik batin.

Dalam karya tulis ini penulis membutuhkan kejelasan mengenai batasan

tentang seorang tokoh mengalami konflik batin atau tida k. Jadi penulis

membutuhkan pandangan dari para ahli seperti Daradjat dan Irwanto untuk

membantu penulis memberikan batasan tentang seorang tokoh mengalami konflik

batin atau tidak sehingga penulis mudah dalam pengerjaan karya tulis ini.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Pengumpulan Data

Dalam karya tulis ini, pe nulis melakukan pengumpulan data dengan jenis

penelitian studi pustaka (library research ). Berarti data-data yang berhubungan

dengan permasalah. Berasal dari buku-buku referensi yang penulis baca sehingga

penulis menemukan jawaban atas permasalahan yang ditemukan.

1.6.2 Pendekatan

Pendekatan yang digunakan penulis dalam memecahkan permasalahan

yang ada dengan menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural di

awal penelitian digunakan penulis untuk menjelaskan struktur dari novel KLBM.

Page 35: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

21

Struktur novel KLBM yang dianalisis, yaitu: unsur tokoh, alur, latar, serta jalinan

antarunsur. Pendekatan lain yang digunakan penulis yaitu pendekatan psikologi

Abraham Maslow . Pendekatan ini digunakan untuk menjelaskan konflik batin

tokoh Basri dalam novel KLBM karya Hamsad Rangkuti. Menurut Goldman via

Teeuw (1983: 152), studi karya sastra harus dimulai dengan analisis struktural.

Langkah ini tidak boleh ditiadakan atau dilampaui, sedangkan pendekatan

psikologi dapat mengungkapkan karya sastra sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam hal ini mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh Basri dalam

novel KLBM karya Hamsad Rangkuti.

1.6.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecaha n masalah yang diselidiki,

dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Untuk

memberikan bobot yang lebih tinggi pada metode ini, maka fakta yang ditemukan

harus diberi arti. Fakta atau data yang terkumpul harus diolah dan ditafsirkan

(Nawawi dan H. Mini Martini, 1994: 73).

Metode deskriptif digunakan penulis untuk memberi bobot pada karya

tulis ini dalam memecahkan permasalahan yang dianalisis yaitu konflik batin

tokoh Basri.

Page 36: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

22

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan penjabaran dari metode dalam sebuah penelitian, yang

disesuaikan dengan nilai dan sifat (Sudaryanto, 1993: 26). Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik catat dengan kartu. Teknik catat dig unakan oleh

penulis untuk mencatat data-data yang merupakan bagian dari keseluruhan novel

KLBM yang berkaitan dengan masalah di atas. Setelah data yang berkaitan dengan

permasalahan diperoleh, kemudian data tersebut diklarifikasi sebelum akhirnya

dianalisis berdasarkan teori yang digunakan yaitu psikologi sastra dari Abraham

Maslow.

1.7 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel karya

Hamsad Rangkuti.

Judul buku : Ketika Lampu Berwarna Merah

Penerbit : PT Kompas Media Nusantara

Kota terbit : Jakarta

Tahun terbit : 2001

Cetakan : Pertama

Halaman : 210 Halaman.

1.8 Sistematika Penyajian

Untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dan hasil penelitian ini

dibutuhkan suatu sistematika yang jelas. Sistematika penyajian dari penelitia n ini

Page 37: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

23

dapat dirinci sebagai berikut. Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori,

metode penelitian, sistematika penyajian, dan sumber data. Bab dua berisi analisis

unsur-unsur intrinsik seperti: tokoh, alur, latar, dan jalinan antarunsur dalam novel

KLBM. Bab tiga berisi analisis konflik batin yang dialami tokoh Basri dalam

novel KLBM menggunakan teori Abraham Maslow . Bab empat berisi kesimpulan,

dan saran.

Page 38: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

24

BAB II

ANALISIS STRUKTUR TOKOH, ALUR, LATAR, SERTA

HUBUNGAN ANTARUNSUR

2.1 Tokoh

Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa. Dalam novel KLBM ini terdapat tokoh

protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh prota gonis dalam novel KLBM ini adalah

Basri. Sedangkan tokoh antagonis adalah Pipin, Manan, Kusni, Tom, Minto,

Sukri, Yanto, Ibu Pipin, Kakak Pipin, Tukang Warung, Mustafa, Kartijo,

Margono, Surtini, Carik Basuki, Penduduk, Tetangga Kartijo, Pedagang

Martabak, Sutrisno, Nyonya dan Suaminya, dan seterusnya. Dalam penelitian ini

tokoh antagonis yang akan dianalisis hanya tokoh Pipin, Sulistinah, dan Kartijo

yaitu tokoh yang mempunyai kaitan dengan tekanan batin yang dialami oleh tokoh

protagonis. Berikut pemaparan unsur tokoh dalam novel KLBM.

2.1.1 Tokoh Protagonis

Sebelum penulis membahas lebih jauh tentang tokoh yang berada dalam

novel KLBM. Pada bab sebelumnya telah disebutkan tokoh protagonis dalam

novel ini adalah Basri karena ia digambarkan sebagai tokoh yang memiliki

intensitas keterlibatan yang lebih banyak dengan tokoh lain di dalam cerita

(Nurgiantoro, 1998: 129).

Page 39: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

25

2.1.1.1 Basri

Basri adalah seorang pengemis yang mempunyai banyak teman.

Diceritakan oleh pengarang, Basri dan teman-temannya tergolong anak-anak

karena umur mereka yang masih muda belia. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(1) Di trotoar itu ada delapan orang anak pengemis sekitar sepuluh dan lima belas tahun (hlm: 3).

Pertemanan mereka diawali sejak “kapan” pengarang tidak

menuliskannya. Basri cukup baik menjalani pertemanannya sesama pengemis. Hal

ini terlihat dalam kutipan berikut:

(2) Lalu anak yang berteriak belum makan pagi itu cepat-cepat menggendong anak yang berkaki satu itu. Dari dalam gendongannya dia menyodorkan bagian kaki yang buntung itu ke deka t kaca mobil yang terhenti (hlm: 4).

Dengan gambaran di atas tadi seolah-olah Basri memanfaatkan temannya

yang cacat itu. Tidak seperti itu rupanya sifat Basri. Ia tokoh yang tahu

berterimakasih kepada temannya dengan menolong Pipin dibelikan martabak. Hal

ini terlihat dalam kutipan berikut:

(3) Basri pergi membeli martabak untuk Pipin (hlm: 30).

Di sinilah keraguan Basri sebagai pengemis terlihat. Dia ragu ketika

hendak membeli martabak. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(4) Basri masih menggenggam uangnya untuk satu porsi martabak dengan dua butir telur. Dia belum sempat memesannya pada tukang martabak itu. Dia masih memperhatikan dari jarak jauh. Nanti kalau orang sudah selesai membeli, baru aku memesannya. Bagaimana caranya memesan martabak? “Beli marta bak Tuan. Pakai dua telur. Begitu?” kata Basri dalam batinnya (hlm: 35).

Page 40: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

26

Basri mengalami penolakan dari pedagang martabak. Dirinya dilecehkan,

dianggap pengemis tidak layak membeli martabaknya. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(5) ”Kau memesan martabak dengan dua butir telur? Apakah kau hendak berolok-olok? Jangan ganggu aku. Ini uang dua puluh lima rupiah. Aku sedang menyiapkan empat belas porsi.” (hlm: 39).

(6) ”Saya sungguh-sungguh.”

“Tidak pernah ada pengemis membeli martabak. Aku tidak menjual martabak untuk pengemis.” (hlm: 40).

Basri menceritakan perasaannya pada teman-temannya. Betapa ia

merindukan kampung halaman, ayah dan ibunya. Dengan menceritakan Basri

boleh merasa lega. Tetapi, rasa rindunya belum selesai karena ia harus pulang

namun tidak bisa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(7) ”Aku tidak tahu bagaimana untuk pulang. Mengapa mereka tidak mencariku?” (hlm: 62).

(8) “Aku sudah berada di kaki monumen itu. Seharusnya aku sudah

puas. Aku sudah bisa meraba batu itu di pelatarannya dengan jari-jariku. Aku sudah menyentuhnya. Seharusnya aku sudah pulang.” (hlm: 62)

Basri adalah penolong bagi Sulistinah. Kejadiannya ketika ia menolong

Sulistinah kaka k Pipin yang beranjak dewasa dibawa laki-laki tidak dikenal. Saat

itu terjadi pertengkaran antara Basri dengan laki-laki tak dikenal. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(9) Dia melihat Sulistinah digendong laki-laki yang tak dikenalnya. Dia bangun dan melompat menerkam laki-laki itu. Tetapi dia menghunus pisaunya. Basri menerkam pisau yang terhunus itu dan mengenai bagian kepalanya (hlm: 157).

Page 41: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

27

Basri adalah anak hilang yang berhasil ditemukan. Ditemukannya si anak

hilang menjadi puncak dari akhir cerita ini, yaitu saat Basri bertemu dengan

ayahnya. Terjadi pergolakan yang luar biasa dalam diri Basri ketika dirinya

hendak diajak Kartijo ayahnya pergi bersama “Ibumu, ayah, dan penduduk desa

kita, Karanglo, akan berangkat malam ini ke Sitiung. Kita semua dipindahkan

pemerintah ke Sumatera. Desa kita akan dijadikan waduk. K ita akan membuka

daerah baru di Sitiung. Ibumu ada di atas kapal. Kita akan berangkat malam ini.”

(hlm: 192). Hal itu membuat hati Basri bingung (tertekan).

Basri menolak ikut bersama ayahnya pergi dengan alasan-alasan tertentu.

Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(10) ”Saya tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka yatim piatu. Mereka telah terlanjur saya anggap sebagai adik-adik sendiri. Saya tidak bisa ikut, Ayah.” (hlm: 192-193)

Karena desakan ayahnya Basri terluka hatinya sampai ia meneteskan air

mata. Hal ini terlihat dalam kutipan be rikut:

(11) Basri menangis melihat emper toko itu. Dia seperti melihat dirinya kembali tidur bersama anak gadis itu. Terbayang semua teman-temannya. Dia sudah tidak dapat menahan rasa harunya. Semua penderitaan itu menjadi kenangan manis yang dia rasakan pada saat-saat seperti itu (hlm: 195).

Untuk menyembuhkan perasaannya yang hancur karena harus berpisah

dengan teman-teman yang telah dianggapnya adik. Basri memohon kepada

Kartijo ayahnya untuk membawa Pipin dan kakaknya, Sulistinah. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(12) ”Aku tidak mau turut kalau Ayah tidak membawa mereka.” (hlm: 197)

Page 42: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

28

Pada akhirnya penderitaan Basri berakhir dengan pergi membawa

Sulistinah bersama ayah dan ibunya. Namun, timbul penderitaan pada diri

Sulistinah karena adiknya Pipin tidak ikut serta bersama mereka.

Dari kutipan-kutipan 1-12 di atas terlihat tokoh Basri adalah seorang

pengemis dengan banyak teman. Ia masih anak-anak. Kehidupan Basri diwarnai

oleh suka dan duka yang dirasakan bersama dengan teman-temannya. Suka ketika

dirinya mengalami kesulitan, temannya Pipin mau menolongnya meminta -minta.

Dukanya ketika Basri harus menerima olokkan dari pedagang martabak dan harus

terluka kepalanya ketika menolong Sulistinah. Terlebih lagi harus dipisahkan dari

orang-orang terdekatnya. Tetapi semuanya berakhir dengan kebahagiaan karena

bisa pergi bersama Sulistinah, ayah, dan ibunya.

2.1.2 Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang kehadiran atau pemunculannya di

dalam sebuah cerita lebih sedikit, namun kehadiran tokoh antagonis akan sangat

mendukung tokoh protagonis. Jadi, tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak

sentral kedudukannya dalam sebuah cerita.

Pemunculan tokoh antagonis dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak

diperhitungkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh

protagonis secara langsung ataupun tidak langsung.

Tokoh antagonis dalam novel KLBM adalah Pipin, Manan, Kusni, Tom,

Minto, Sukr i, Yanto, Ibu Pipin, Sulistinah, tukang warung, Mustafa , Kartijo,

Margono, Surtini, Carik Basuki, penduduk, tetangga Kartijo, pedagang martabak,

Page 43: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

29

Sutrisno, Nyonya dan Suaminya, dan seterusnya. Dalam penelitian ini tokoh

antagonis yang akan dianalisis dibatasi pada tokoh Pipin, Sulistinah, dan Kartijo

karena tokoh inilah yang relevan dengan penelitian ini. Tokoh ini pulalah yang

mempunyai kaitan erat dengan ketertekanan batin tokoh Basri.

2.1.2.1 Pipin

Pipin adalah teman Basri. Profesinya sama dengan Basri yaitu sebagai

pengemis. Ia menderita cacat pada salah satu kakinya karena kecelakaan yang

dialaminya. Hal ini terlihat dalam kut ipan berikut:

(13) Di antara anak-anak itu seorang di antara mereka, anak yang terkecil dari mereka, menderita cacat fisik pada kakinya (hlm: 3).

Pengarang menceritakan dengan cacat kakinya itu Pipin sebagai teman

bisa membantu Basri memperoleh uang dengan cara mengiba kepada para

pengendara yang kendaraannya terhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah.

Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(14) Kaki yang cacat itu menjadi modal utama untuk anak-anak itu mengemis. Kaki yang buntung itu telah menarik rasa iba orang yang melihatnya (hlm: 3).

Pipin diceritakan memiliki ibu yang sedang sakit. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(15) "Ibuku sakit. Dia tidak turun mengemis hari ini, "kata anak yang berkaki satu itu. "Dimana dia berbaring?" "Dibelakang tembok guda ng. Kakakku menjaganya." (hlm:

Pipinlah yang pertamakali memberitahu keberadaan Basri. Ketika orang

tua temannya itu mencarinya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

Page 44: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

30

(16) ”Aku telah lama mencari Basri. Di mana Basri teman kalian itu?” “Dia tidak mengemis hari ini.” kata Pipin. “Tadi malam kepalanya terluka.” “Apakah mungkin dia anakku?” tanya Kartijo kepada Sutrisno. “Mungkin lebih baik kita lihat saja.” “Di mana dia sekarang?” “Di belakang tembok gudang beras. Kakakku menungguinya,” kata Pipin. “Bisakah kalian menunjukkannya?” “Bisa. Saya akan menunjukkannya. Kakak perempuanku merawatnya.” (hlm: 189)

Pipin diceritakan pengarang sebagai yatim piatu setelah ibu bapaknya

meninggal. Pipin oleh Basri dianggap sebagai teman sekaligus adik yang tidak

bisa ditinggalkan. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(17) "Saya tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka yatim piatu. Mereka telah terlanjur saya anggap sebagai adik-adik sendiri. Saya tidak bisa ikut, Ayah." (hlm: 193)

Dari kutipan 13 sampai 17 di atas terlihat bahwa tokoh Pipin adalah teman

Basri yang berprofesi sama, yaitu pengemis. Ciri fisik Pipin adalah menderita

cacat pada salah satu kakinya yang dijadikan modal bagi dirinya dan teman-

temannya mengemis. Pipin diceritakan memiliki ibu yang sedang sakit. Pipinlah

yang pertama kali memberitahu keadaan Basri kepada Kartijo. Pipin dianggap

teman sekaligus adik oleh Basri setelah dirinya menjadi yatim piatu karena

ditinggal mati ibu bapaknya yang sakit tak tertolong.

2.1.2.2 Sulistinah

Sulistinah adalah seorang wanita. Kakak dari tokoh Pipin teman Basri.

Saat ini, Sulitinah sedang menunggu ibunya yang sedang sakit. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

Page 45: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

31

(18) Ibuku sakit. Dia tidak turun mengemis hari ini, kata anak yang berkaki satu itu. “Di mana ia berbaring?” “Di belakang tembok gudang. Kakakku menjaganya.” (hlm: 70)

Ternyata ibu Sulistinah mengalami sakit yang cukup parah, karenanya

Sulistinah yang merawatnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(19) Anak gadisnya yang duduk di dekat wanita itu, sesekali mengibaskan kertas mengusir lalat-lalat itu (hlm: 98).

Sulistinah bukanlah wanita dewasa, melainkan gadis berusia belasan

tahun. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(20) Di sebelah wanita itu berbaring seorang anak berumur dua belas tahun duduk memandanginya. Dia seorang anak wanita, anak gadis wanita itu (hlm: 99).

Karena sakit yang dideritanya, ibu Sulistinah pada akhirnya meninggal.

Dan ini menyebabkan Sulistinah sebatangkara. Hidup tanpa ayah dan ibu yang

tinggal hanya seorang adik dengan keadaan cacat. Oleh karenanya, mereka

membutuhkan perlindungan. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(21) Sejak ibu mereka meninggal, Basri bertindak sebagai pelindung Sulistinah dan Pipin (hlm: 155).

Dan mulai saat itulah Sulistinah masuk ke dalam kehidupan Basri.

Hubungan mereka seakan tidak bisa dipisahkan. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(22) Mereka pergi ke mana-mana seolah Basri adalah kakak lelaki kedua anak itu. Mereka tidur di emper toko kalau malam tiba. Dan mengemis di perempatan lampu lalu lintas pada siang hari (hlm: 155).

Namun, kenyataannya menjadi pelindung bagi Sulistinah yang mulai

beranjak dewasa sangatlah sulit. Karena, pada tubuhnya sudah tampak sifat-sifat

Page 46: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

32

kegadisannya. Di mana pun seorang gadis selalu mengundang birahi lelaki yang

memandangnya. Apalagi di tempat dia tinggal selalu berjalan hukum rimba (hlm:

155-156).

Berarti hidup Sulistinah menjadi beban yang sangat berat bagi Basri.

Untuk memperingan beban yang ditimpakan Sulistinah pada Basri, Sulistinah

tidak pernah mau pergi jauh dari Basri. Dia merasa Basri seperti abangnya sendiri

sekaligus sebagai pelindungnya. Dia tidak pernah mau jauh dari sisi anak laki-laki

itu (hlm: 191).

Hal lain yang dilakukan Sulistinah untuk memperingan beban yang

ditanggung Basri ialah Sulistinah bersedia berpisah dengan pelindungnya. Hal ini

terlihat dalam kutipan berikut:

(23) ”Ayahmu benar, Basri. Kau harus ingat masa depanmu. Tinggalkan kami.” (hlm: 193)

(24) ”Kau harus pulang kepada ibumu, Basri. Jangan kau turutkan

perasaanmu terhadap kami. Biarkan kami. Ikutlah bersama ayahmu. Mereka telah lama merindukanmu.” (hlm: 193)

Di saat Basri hendak diajak pergi oleh Kartijo. Basri memohon Sulistinah

untuk dibawa serta pergi bersamanya. Mendengar permohonannya Kartijo

mengabulkan permohonan anaknya. Tetapi, Sulistinah tidak bersedia ikut kalau

adiknya, Pipin. Tidak dibawa serta. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(25) ”Tidak. Tidak.” Katanya. “Tidak. Aku tidak bisa meninggalkan adikku. Pipin harus dibawa juga Basri.” (hlm: 199).

Tindakkan Sulistinah ternyata tidak diindahkan oleh adiknya. Hal ini

terlihat dalam kutipan berikut:

(26) ”Jangan bawa aku Basri. Lihat teman-teman kita. Jangan tinggalkan mereka tanpa aku. Berangkatlah bersama kakakku

Page 47: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

33

saja.” (hlm: 200).

Sulistinah tidak sadar kalau tindakkannya itu membuat Basri tertekan.

Dirinya terus menekan Basri dengan mulai menangis di hadapan teman sekaligus

kakak yang melindunginya dan adiknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(27) ”Janganlah biarkan Pipin bersama mereka. Bawa serta dia Basri.” Sulistinah mulai menangis kembali (hlm: 201).

Sulist inah tidak bisa menghentikan tangisnya, sedangkan Pipin telah jauh

dibawa pergi oleh teman-temannya. Basri harus tetap pergi bersama ayahnya,

karena waktu yang tidak memungkinkan mengejar Pipin. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(28) ”Tidak mungkin mengejar mereka. Aku tidak berhasil mendapatkan anak itu. Sekarang kita berangkat. Waktu tidak ada lagi untuk mengejarnya.” (hlm: 203)

(29) Anak perempuan itu menangis. Tetapi mereka naik ke atas

mobil itu, dan dengan cepat meluncur meninggalkan emper toko itu (hlm: 203).

Hingga akhir cerita Sulistinah tidak bisa menahan kesedihannya untuk

berpisah dengan adiknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(30) Matanya kembali berkaca-kaca, sehingga lampu-lampu itu menjadi berkristal-kristal dalam penglihatannya (hlm: 210).

Dari kutipan 18 sampai 30 di atas disimpulkan bahwa Sulistinah adalah

seorang wanita. Kakak dari Pipin yang bertugas menjagai ibunya yang sedang

sakit. Saat ini usia Sulistinah masih belasan tahun. Sehingga membutuhkan

perlindungan dari Basri. Setelah Sulistinah ditinggal mati ibunya karena sakit

parah. Sulistinah menggangap Basri sebagai kakaknya. Sejak Sulistinah masuk ke

dalam kehidupan Basri. Sulistinah membuat beban hidup Basri bertambah, karena

Page 48: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

34

kakaknya itu harus ekstra melindungi dirinya yang mulai beranjak dewasa.

Sulistinah terus menambah tekanan batin tokoh Basri tanpa disadari dirinya

dengan terus menangis, meminta adiknya dibawa serta pergi bersamanya.

2.1.2.3 Kartijo

Kartijo adalah ayah Basri. Dialah yang mencari anaknya ke Jakarta setelah

mendapat berita dari tetangganya yang pernah pergi ke Jakarta. Ada di antara

tetangga Kartijo yang pernah pergi ke Jakarta menceritakan kepada Kartijo dan

Surtini, bahwa mereka melihat anak laki-laki itu bergabung di antara pengemis di

perempatan lampu lalu lintas (hlm: 24).

Dengan berbekal sedikit informasi itu, Kartijo pergi ke Jakarta mencari

anaknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(31) Setelah mereka mendengar berita itu, Kartijo menjual semua perabot rumah mereka dan Kartijo pergi ke Jakarta untuk mencari Basri, anaknya (hlm: 24).

Pencarian Kartijo di Jakarta tidak sia-sia. Ia bertemu dengan anaknya,

Basri di belakang sebuah gudang beras. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(32) Basri menoleh ke mulut gang tembok. Dia melihat Pipin digendong seorang lelaki setengah tua. Dia berdiri dari atas batu itu. Dia kaget melihat orang itu. “Sulistinah, orang itu ayahku. Dia datang menjemputku.” (hlm: 191).

Setelah bertemu dengan anaknya yang telah pergi dari rumah dan berpisah

selama satu tahun. Kartijo langsung menyampaikan tujuan dirinya mencari Basri.

Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(33) ”Ibumu, ayah, dan semua orang sedesa kita, Karanglo, akan berangkat malam ini ke Sitiung. Kita semua dipindahkan pemerintah ke Sumatera. Desa kita akan dijadikan waduk. Kita

Page 49: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

35

akan membuka daerah baru di Sitiung. Ibumu ada di atas kapal. Kita akan berangkat malam ini.” (hlm: 192).

Kartijo sebagai ayah mulai mendesak anaknya agar mau ikut bersamanya,

karena bila tidak Kartijo dan Basri akan tertinggal kapal. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(34) Kartijo menangkap erat tangan Basri. Dia mulai menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang ayah. Dia harus cepat bertindak. Anak ini harus disadarkan secara paksa. Dan Kartijo telah melakukan itu (hlm: 194).

Kartijo adalah seorang ayah yang tegas bagi Basri. Hal ini dilakukannya

karena ia tidak mau kehilangan anaknya. Ia tetap diam waktu Basri memohon

pada dirinya untuk berpamitan dengan teman-temannya, ketika Basri meminta

supaya Sulistinah dibawa serta. Hal ini terlihat dalam kutipan ber ikut:

(35) ”Bolehkah aku mengucapkan selamat tinggal untuk mereka ayah? Basri lama hidup bersama mereka. Basri tidak ingin perpisahan ini dilakukan secara terpaksa. Kami pasti tidak akan bertemu lagi. Biarkanlah saya menyalami mereka. Biarkanlah saya mencium kening-kening mereka. Mereka anak yatim piatu. Mereka anak yang terlunta -lunta. Tolonglah biarkan Basri mengucapkan selamat berpisah untuk kali yang terakhir, Ayah.” Tetapi Kartijo tidak menjawab. Lampu masih berwarna merah (hlm: 195).

(36) ”Maukah kau ikut bersamaku Sulistinah? Bawalah dia bersama

kita, Ayah. Bawalah mereka.” Kartijo diam mendengar kata-kata anaknya (hlm: 197).

(37) ”Turutlah bersama kami Sulistinah. Ibu pasti suka menerimamu.

Bawalah mereka Ayah. Mereka belum sempat menikmati kasih sayang orang tua mereka. Bawalah mereka. Tempat yang baru Ayah katakan itu tentu memerlukan juga tenaga mereka. Bawalah mereka Ayah. Kartijo masih saja diam mendengar permintaan anaknya (hlm: 198).

Tetapi Kartijo menjadi lemah ketika berhadapan dengan Sulistinah dan

Pipin. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

Page 50: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

36

(38) Kartijo memandang pada Sulistinah. Dia melihat anak perempuan itu: kurus, kotor, rambut yang berserakan ditiup angin menutup sebagian mukanya. Benar, anak itu masih memerlukan kasih saya ng orang tua. “Bawalah dia!” kata Kartijo mengambil keputusan (hlm: 198).

(39) ”Berangkatlah kau, Sulistinah. Ini kesempatan yang baik

untukmu, jangan pikirkan aku. Aku tidak boleh memberati beban mereka. Tinggalkan aku. Biarkan aku hidup bersama teman-teman di Jakarta. Pergilah!” Kartijo tidak kuat melihat peristiwa itu. Dia ambil keputusan yang lain. “Bawalah serta adikmu. Kita akan merawatnya di daerah pertanian itu.” (hlm: 199).

Dari kutipan 31 sampai 39 di atas dapat disimpulkan Kartijo adalah ayah

Basri yang berusaha mencari anaknya di Jakarta setelah dirinya diberi informasi

oleh tetangganya. Kartijo di Jakarta berhasil bertemu Basri anak yang dicarinya.

Sebagai seorang ayah, Kartijo harus mendesak anaknya yang tidak mau diajak

pergi bersamanya, karena sikap anaknya Kartijo berbuat tegas kepada Basri.

Namun, lemah ketika dirinya berhadapan dengan Sulistinah dan adiknya, Pipin.

2.2 Alur

Sebagai sebuah karya sastra di dalamnya terdapat beberapa kejadian yang

merupakan isi. Menurut penulis bagaimana cara atau teknik penyajian dari

beberapa kejadian ke dalam sebuah karya sastra agar telihat menarik ini yang

disebut alur. Karya sastra ini kejadian-kejadiannya disajikan secara tidak tentu.

Karya sastra ini memiliki teknik penyajian atau alur campuran, yaitu alur lurus,

dan alur sorot balik. Alur sorot balik digunakan pengarang untuk menyajikan

kejadian yang pernah dialami baik oleh tokoh utama atau tokoh tambahan.

Page 51: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

37

Menurut Sudjiman (1998: 30) kejadian-kejadian yang dialami tokoh utama

atau tokoh tambahan terdiri atas awal, tengah, dan akhir:

2.2.1 Paparan

Di bagian ini pengarang menyajikan tokoh Basri sebagai pengemis yang

berumur muda. Basri tidak sendirian melainkan bersama beberapa teman

seprofesinya. Pengarang juga menyajikan bagian-bagian yang terlihat dari pada

pengemis serta kebiasaan-kebiasaan mereka. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(40) Di trotoar itu ada delapan orang anak-anak pengemis berumur sekitar sepuluh dan lima belas tahun. Mereka kotor bagaikan sampah. Mereka pada saat ini sedang duduk-duduk di atas trotoar ditimpa panas pagi membiarkan lampu berwarna hijau. Ada satu di antara mereka berdiri menyandar pada pagar gedung bertingkat. Mereka memandang mobil-mobil yang melintas, dan sementara menunggu lampu lalu lintas itu menjadi merah, kedelapan anak-anak yang mengemis itu seolah sedang beristirahat dari tugas mengemis (hlm:3).

Basri diceritakan memiliki teman yang menderita cacat fisik pada kakinya.

Hal ini ter lihat dalam kutipan berikut:

(41) Di antara anak-anak itu seorang di antara mereka, anak yang terkecil dari mereka, menderita cacat fisik pada kakinya (hlm: 3).

Pengarang memperkenalkan Basri kepada pembaca sebagai pengemis

yang menggantungkan diri pada Pipin untuk membantunya mengemis. Hal ini

terlihat dalam kutipan berikut:

(42) ”Aku belum menggendongmu! Sekarang giliran aku. Aku belum sejak tadi.” (hlm: 4)

Page 52: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

38

Pada bagian pemaparan ini, pengarang menyajikan apa yang dilakukan

Basri setelah menerima uang dari Pipin setelah dirinya berhasil menggendong

temannya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(43) Anak yang baru saja menerima uang pergi ke warung nasi di ujung jalan sempit di daerah perkampungan. Ia memesan nasi dengan kuah sayur dan sepotong tahu goreng (hlm: 5).

Selebihnya pada bagian awal (paparan) pengarang menyajikan tentang

percakapan Basri dengan teman-temannya mengenai orang tua Pipin, makanan

yang belum pernah mereka makan. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(44) ”Biasanya ibumu menjemputmu untuk makan bersama. Mengapa kali ini kau akan bersama kami?” kata satu di antara anak-anak itu kepada anak yang berkaki satu itu. “Ibuku sakit. Dia tidak turun mengemis hari ini.” Kata anak yang berkaki satu itu. (hlm: 7)

(45) ”Kau kepingin apa? Masa kau tidak menginginkan makanan yang belum pernah kau makan. Ingat-ingatlah. Biar kita semua memakan makanan yang kita idam-idamkan malam ini.” Kata anak yang bernama Basri (hlm: 9).

Dari kutipan 40 sampai 45 di atas dapat disimpulkan bahwa paparan berisi

tentang siapa Basri sesungguhnya, teman-teman Basri, apa saja yang dilakukan

Basri sebagai pengemis dan percakapan Basri dengan teman-temannya.

2.2.2 Rangsangan

Menurut penulis rangsangan yang dimaksud adalah faktor yang

menyebabkan Basri menjadi seorang pengemis di Jakarta. Faktor yang

merangsang penyebab Basri menjadi seorang pengemis bukan karena masuknya

tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator. Tetapi, lebih pada gambar monumen

nasional yang terpampang menghiasi tanggalan di dinding rumahnya dan

Page 53: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

39

keramaian kota Jakarta yang dia lihat di layar televisi. Semua faktor Basri lihat

sewaktu dirinya masih tinggal di Desa Karanglo bersama ayah dan ibunya. Hal ini

terlihat dalam kutipan berikut:

(46) Sedang anak laki-lakinya yang terkecil bepergian dari rumah mereka sejak setahun yang lalu ketika anak itu tertarik melihat gambar monumen nasional terpampang menghiasi tanggalan di dinding rumah mereka. Anak itu terpengaruh dengan keramaian kota Jakarta yang dia lihat lewat layar televisi di halaman kantor kelurahan (hlm: 23).

Dari kutipan 46 di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang merangsang

Basri menjadi seorang pengemis adalah gambar monumen nasional yang

terpampang menghiasi tanggal di dinding rumahnya dan keramaian kota Jakarta

yang dia lihat di layar televisi di halaman kantor ke lurahan.

2.2.3 Gawatan

Gawatan yang ada dalam novel KLBM karya Hamsad Rangkuti mengacu

pada informasi tentang Basri di Jakarta yang diceritakan tetangga Kartijo pada

dirinya dan isterinya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(47) Ada di antara tetangga Kartijo yang pernah pergi ke Jakarta menceritakan kepada Kartijo dan Surtini, bahwa mereka melihat anak laki-laki itu bergabung di antara pengemis di perempatan lampu lalu lintas (hlm: 24).

Informasi yang didapat Kartijo dan Surtini membuat semua perabotan

rumah mereka terjual untuk biaya Kartijo ke Jakarta mencari Basri. Namun, Basri

tidak pernah diketemukan (hlm: 24). Kegagalan itu tidak membuat Surtini surut

memohon pada suaminya agar mencari Basri lagi. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

Page 54: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

40

(48) ”Apa Kakang tidak ingin mencoba mencari Basri sekali lagi?” tiba-tiba Surtini berkata begitu.” “Kurasa, dua kali mencarinya sudah cukup.” “Cobalah cari sekali lagi. Carilah untuk kali terakhir sebelum kita meninggalkan kampung halaman kita.” (hlm: 25)

Usaha Surtini membuahkan hasil. Permohonannya, dikabulkan Kartijo.

Ditunjukkan dengan kepergian Kartijo ke Jakarta mencari Basri. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(49) ”Dengan uang itu aku akan pergi ke Jakarta mencari Basri?” “Ya, carilah Basri untuk kali yang terakhir.” (hlm: 25)

Dari kutipan 47 sampai 49 di atas dapat disimpulkan bahwa tahap gawatan

berisi tentang usaha pencarian Basri yang dilakukan Kartijo berkat informasi dan

dorongan dari isterinya. Walau, dalam usaha pencariannya ke Jakarta Kartijo

pernah mengalami kegagalan. Namun, Kartijo kembali lagi berusaha mencari

Basri. Semua itu berkat dorongan isterinya.

2.2.4 Tikaian

Pada tahapan ini penulis menangkap ada 2 tikaian yang terjadi dalam diri

Basri. Pertama antara Basri dengan pedagang martabak. Hal ini terjadi waktu

Basri hendak membeli martabak. Kedua antara Basri dengan laki-laki tidak

dikenal. Hal ini terjadi waktu Basri menolong Sulistinah yang sedang tidur mau

diperkosa oleh laki-laki yng tidak dikenal. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(50) ”Pak saya pesan satu martabak dengan dua butir telur.” Basri merasa lega bisa mengucapkan kalimat itu. “Kau memesan martabak dengan dua butir telur? Apakah kau hendak berolok-olok? Jangan ganggu aku. Ini uang dua puluh lima rupiah. Aku sedang menyiapkan empat belas porsi.” “Karena itu saya memesan sekarang. Saya khawatir orang akan datang lagi dan memesan beberapa porsi lagi. Saya sudah lama

Page 55: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

41

menunggu. Tetapi dari jauh. Semula saya ingin pesan bila orang lain sudah selesai memesan. Tetapi saya lihat orang terus-menerus memesannya. Jadi saya pesan sekarang. Satu martabak dengan dua telur.” “Kau jangan berolok-olok. Pergi sana!” “Saya sungguh-sungguh .” “Tidak pernah ada pengemis membeli martabak. Aku tidak menjual martabak untuk pengemis!” (hlm: 39-40).

(51) Orang itu melangkah di antara gelandangan yang sedang tidur

nyenyak. Tetapi dia menginjak borok gelandangan yang sedang dilintasinya. Orang itu memekik karena injakkan itu. Sulistinah terkejut dalam gendongan lelaki itu. Basri terjaga mendengar itu. Dia melihat Sulistinah digendong laki-laki yang tidak dikenalnya. Dia bangun dan melompat menerkam laki-laki itu. Tetapi dia menghunus pisaunya. Basri menerkam pisau yang terhunus itu dan mengenai bagian kepalanya (hlm: 157).

Dari kutipan 50 dan 51 di atas dapat disimpulkan bahwa tikaian yang

dialami Basri, berakar dari kebaikan dirinya kepada temannya. Pertama, Basri

hendak membalas budi kepada Pipin dengan cara membelikan makanan yang

diinginkan temannya. Yang kedua, atas desakan dirinya ia bersikap sebagai

pelindung Sulistinah sejak ditinggal ibunya yang meninggal karena sakit. Hal ini

menyebabkan kepala Basri terluka waktu menolong Sulistinah.

2.2.5 Rumitan

Menurut penulis adalah tahapan yang terjadi sebelum klimaks, yaitu

petunjuk yang diberikan Pipin pada Kartijo untuk bisa bertemu dengan anaknya.

Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(52) ”Kami punya teman bernama Basri. Apakah Basri teman kami itu yang bapak maksud?” “Aku telah lama mencari Basri. Di mana Basri teman kalian itu?” “Dia tidak mengemis hari ini,” kata Pipin. “Tadi ma lam kepalanya terluka.”

Page 56: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

42

“Apakah mungkin dia anakku?” tanya Kartijo pada Sutrisno. “Di mana dia sekarang?” “Di belakang tembok gudang beras. Kakakku menungguinya,” kata Pipin. “Bisakah kalian menunjukkannya?” “Bisa. Saya akan menunjukkannya. Kakak perempua nku merawatnya.” (hlm: 189).

Dari kutipan 52 di atas dapat disimpulkan bahwa Pipinlah petunjuk bagi

Kartijo tentang keberadaan Basri sebagai anak yang dicari-cari orang tuanya.

Tahapan ini terjadi agar tahapan klimaks bisa terjadi dengan baik, karena menurut

penulis tahapan rumitan dibuat untuk menjembatani sebuah cerita menuju pada

klimaks.

2.2.6 Klimaks

Menurut penulis klimaks adalah tahapan yang menjadi puncak dari konflik

batin tokoh Basri. Kejadiannya diceritakan pengarang ketika seorang ayah

bertemu dengan anaknya di belakang sebuah tembok gudang beras. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(53) Basri menoleh ke mulut gang tembok. Dia melihat Pipin digendong seorang lelaki setengah tua. Dia bediri dari atas batu itu. Dia kaget melihat orang itu (hlm: 191).

Setelah mengawalinya dengan pertemuan ayah dengan anaknya. Di sinilah

konflik batin Basri memuncak, yaitu saat Kartijo mengajak Basri pergi ke daerah

baru di Sitiung Sumatera. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(54) ”Kita tidak boleh lama-lama Basri. Kita harus berangkat sekarang. Ibumu menunggu di kapal.” (hlm: 192)

(55) ”Aku tidak bisa meninggalkan kalian. Aku melindungimu,

Sulistinah. Kalian berdua sudah kuanggap seperti adik sendiri. Aku tidak bisa. Saya tidak bisa ikut, ayah. Saya tidak bisa

Page 57: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

43

berpisah dengan mereka.” (hlm: 193).

Dari kutipan 53 sampai 55 di atas dapat disimpulkan bahwa konflik batin

Basri terjadi melalui tahapan yang dimulai dengan pertemuan ayah dengan anak,

lalu diikuti dengan ajakkan Kartijo agar Basri mau ik ut bersamanya ke Sitiung.

Namun, ajakkan Kartijo ditolak oleh Basri, karena menurutnya Sulistinah dan

Pipin sudah menjadi bagian dalam hidupnya.

2.2.7 Leraian

Tahapan leraian terjadi ketika teman-teman Basri membawa lari Pipin,

atas permintaan Pipin yang perduli dengan masa depan teman-temannya. Karena,

menurut Pipin tanpa dirinya siapa yang akan digendong teman-temannya waktu

mengemis. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(56) ”Ambillah aku teman-teman. Jangan biarkan aku dibawa mereka. Kalian tidak bisa tanpa aku. Tinggalkan aku Basri. Cepatlah berangkat. Biarkan aku bersama teman-teman, Sulistinah. Berangkatlah.” (hlm: 200)

(57) Anak-anak itu membawa lari anak yang cacat itu (hlm: 202).

Dari kutipan 56 dan 57 di atas dapat disimpulkan bahwa tahap leraian

terjadi ketika Pipin dibawa lari oleh teman-temannya. Tindakan yang dilakukan

anak-anak itu diambil karena mereka tersadar dengan kata -kata yang diucapkan

Pipin tentang siapa yang akan digendong mereka waktu mengemis.

2.2.8 Selesaian

Tahap selesaian menunjukkan konflik batin yang dialami Basri berakhir.

Hal ini ditunjukkan dengan suasana haru di atas Kapal Bengawan yang akan

Page 58: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

44

mengantarkan Basri, Kartijo, Surtini, Sulistinah dan penduduk Desa Karanglo

menuju daerah yang jarang penduduknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(58) Di atas kapal “Bengawan” yang bergerak, Surtini mendekap anaknya. Dia menangis di atas kepala anak itu. Dia tidak hiraukan orang menontonnya. Dia tidak hiraukan bau kemelaratan yang melekat pada tubuh anaknya. Dia mendekap kepala anak itu di dadanya. Dia meneteskan air matanya dan membasahi kepala anak itu. Kemudian matanya memandang Sulistinah. Anak perempuan itu berdiri goyah berpegang pada dinding. Dalam waktu yang singkat, Kartijo menceritakan tentang anak perempuan itu. Surtini memperhatikannya. Telinganya mendengarkan cerita suaminya. Kemudian dia mengeluarkan kedua tangannya. Sulistinah melepas pegangannya. Dia berjalan terhuyung-huyung oleh ayunan kapal. Dia menabra k Surtini dan menangis di dalam pelukan wanita itu. Surtini mengusap rambut yang kotor. Baginya, mungkin, seperti yang biasa dirasakannya pada saat itu, kehadiran Sulistinah di tengah-tengah keluarganya tidaklah merupakan beban, tetapi merupakan teman seiring untuk mencoba hidup baru di daerah pemukiman itu (hlm: 209).

Dari kutipan 58 di atas dapat disimpulkan bahwa tahap selesaian adalah

tahap akhir dari sebuah cerita yang ada dalam karya sastra. Berisi akhir dari

konflik batin Basri digantikan dengan suasana haru di atas kapal Bengawan.

Kesimpulan dari kutipan 40 sampai 58 di atas dapat disimpulkan bahwa

alur yang terdapat dalam novel KLBM adalah alur campuran, yaitu alur lurus dan

alur sorot balik. Arus sorot balik digunakan pengarang untuk menceritakan

kehidupan sebelum Basri pergi ke Jakarta, yaitu Desa Karanglo. Karena

pengarang mengawali cerita ini dengan bercakap-cakap mengenai kehidupan

ketika lampu berwarna merah. Langsung menjadikan Basri sebagai pengemis,

tanpa mengetahui penyebab Basri menjadi seorang pengemis. Jadi, menurut

penulis penyebab serta kehidupan Basri sebelum menjadi pengemis perlu

Page 59: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

45

diceritakan. Oleh pengarang, bagian tersebut diceritakannya menggunakan alur

sorot balik.

2.3 Latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.

Fungsi latar itu di antaranya memberi informasi situasi sebagaimana adanya. Di

samping itu, ada latar yang berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh.

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan pada sebuah karya fiksi karena fungsi latar di antaranya memberi

informasi situasi (ruang dan tempat) sebagaimana adanya. Latar tempat di dalam

novel ini dibagi menjadi beberapa tempat.

2.3.1.1 Perempatan Lampu Lalu Lintas

Sejak perginya anak itu secara diam-diam sampai hari ini tidak pernah

kembali lagi ke rumahnya (hlm: 23). Basri pergi ke Jakarta untuk mendapatkan

apa yang dia lihat lewat layar televisi. Ini membuat ia harus pindah dari satu

tempat yang biasa ditempatinya ke tempat lain yang baru. Di Jakarta Basri hidup

sebagai pengemis, maka tempat yang sering dikunjunginya adalah perempatan

lampu lalu lintas. Di mana Basri meminta-minta kepada para pengendara yang

Page 60: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

46

kendaraannya terhenti karena lampu lalu lintas. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(59) Ada di antara tetangga Kartijo yang pernah pergi ke Jakarta menceritakan kepada Kartijo dan Surtini, bahwa mereka melihat anak laki-laki itu bergabung di antara pengemis di perempatan lampu lalu lintas (hlm: 24).

2.3.1.2 Pedagang Martabak Dekat Restoran Can Nyan di Jalan Sabang

Di tempat inilah Basri memesan martabak yang diminta temannya, Pipin.

Di tempat ini pula Basri mendapatkan hinaan dari seorang penjual martabak,

karena menurut penjual martabak seorang pengemis tidak pernah membeli

martabak. Hinaan yang ditujukan kepada Basri oleh seorang penjual martabak,

disertai dengan sikap merendahkan pekerjaan orang lain dan menganggap

pekerjaan dirinya lebih mulia. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(60) ”Kau memesan martabak dengan dua butir telur? Apakah kau hendak berolok-olok? Jangan ganggu aku. Ini uang dua puluh lima rupiah. Aku sedang menyiapkan empat belas porsi.” (hlm: 39)

(61) ”Tidak pernah ada pengemis membeli martabak. Aku tidak

menjual martabak untuk pengemis!” (hlm; 40)

2.3.1.3 Monumen Nasional

Tempat inilah yang menjadi tujuan Basri ketika dirinya tertarik dengan

sebuah gambar monumen nasional terpampang menghiasi tanggalan di dinding

rumah mereka (hlm: 23). Di tempat ini pula Basri mengatakan keinginannya

untuk pulang kepada ayah dan ibunya di desa. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

Page 61: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

47

(62) ”Aku sudah berada di kaki monumen itu. Seharusnya kau sudah puas. Aku sudah bisa meraba batu itu di pelatarannya dengan jari-jariku. Aku sudah menyentuhnya. Seharusnya aku sudah pulang.” (hlm: 62)

2.3.1.4 Panggung Orkes

Tempat yang dikunjungi Basri bersama dengan teman-temannya. Anak itu

rupanya belum hendak pulang. Mereka masih ingin menghibur diri dengan

meliuk-liukkan tubuh mereka mengikuti irama joget (hlm: 70). Sewaktu Basri dan

teman-temannya sedang asik berjoget terjadilah pertarungan antar geng.

Pertarungan itu menyebabkan salah satu teman Basri meninggal dunia. Kematian

teman Basri di tempat ini tidak diketahui Basri. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(63) Dan ketika mereka menyeberangi pintu kereta, baru anak-anak itu menyadari bahwa Mana n tidak ikut dengan mereka. Anak-anak itu tidak tahu bahwa Manan baru saja melintas di depan mereka, terbujur kaku di dalam mobil ambulans rumah sakit Dokter Cipto. Sebuah peluru bersarang di dadanya (hlm: 88).

2.3.1.5 Belakang Tembok Gudang Beras

“Di belakang tembok gudang beras kakakku menungguinya,” kata Pipin

(hlm: 189). Dari pernyataan Pipin, akhirnya seorang ayah berhasil menemukan

tempat di mana anaknya berada. Tempat yang akan menjadi saksi pertemuan

seorang ayah dengan anaknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(64) Basri menoleh ke mulut gang tembok (hlm: 191). (65) Kartijo terpaku melihat anak lelakinya dalam keadaan menderita

seperti itu. Pipin diletakkannya di atas lantai gang. Kartijo berlari menyongsong anaknya. Ayah dan anak itu saling berdekapan (hlm: 191).

Page 62: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

48

2.3.1.6 Emper Toko

Tempat perpisahan antara Basri dengan teman-temannya yang selama ini

hidup bersama dengannya baik suka maupun duka. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(66) Basri meletakkan Pipin di atas lantai emper toko. Dia menghampiri temannya satu persatu. “Aku dijemput ayahku. Aku terpaksa meninggalkan kalian Sulistinah dan Pipin kubawa serta, kami akan berlayar ke Sumatera. Ini ayahku!” (hlm: 200).

2.3.1.7 Di Atas Kapal “Bengawan”

Kapal inilah yang nantinya akan mengantarkan keluarga Kartijo dan

seluruh penduduk Desa Karanglo menuju Sumatera. Di atas kapal Bengawan

adalah tempat pertemuan antara anak dan ibunya. Sekaligus tempat yang menjadi

akhir dari cerita, karena semua masalah telah terselesaikan. Seorang anak yang

hilang kini telah kembali kepada orang tuanya. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(67) Di atas kapal “Bengawan” yang bergerak Surtini mendekap anaknya. Dia menangis di atas kepala anak itu. Dia tidak menghiraukan orang menontonnya. Dia tidak menghiraukan bau kemelaratan yang melekat pada tubuh anaknya. Dia mendekap kepala anak itu di dadanya. Dia meneteskan air matanya dan membasahi kepala anak itu (hlm: 209).

Dari kutipan 59 sampai 67 di atas dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat

yang dideskripsikan oleh penulis adalah tempat-tempat yang berkaitan dengan

tokoh utama, seperti: perempatan lampu lalu lintas adalah tempat Basri bersama

teman-temannya satu profesinya mengais rejeki dengan cara meminta -minta.

Pedagang martabak dekat restoran Can Nyan di Jalan Sabang adalah tempat Basri

Page 63: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

49

dihina oleh pedangan martabak. Monumen nasional adalah tempat yang menjadi

tujuan Basri waktu dirinya pergi dari rumahnya. Panggung orkes adalah tempat

Manan, teman Basri meninggal dunia karena sebuah pertarungan. Bela kang

tembok gudang beras adalah tempat pertemuan Basri dengan ayahnya, Kartijo.

Emper toko adalah tempat perpisahan Basri dengan teman-temannya. Dan yang

terakhir di atas kapal “Bengawan” adalah tempat pertemuan Basri dengan Ibunya,

Surtini.

2.3.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “Kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan pada sebuah karya fiksi. Semua akan ditunjukkan

penulis dengan merangkumnya seperti di bawah ini.

Satu tahun lamanya. Itulah yang diingat oleh Surtini, ibu Basri waktu

dirinya berziarah ke makam ibu bapaknya dan ke makam anak-anaknya sebelum

pergi meninggalkan Desa Karanglo ke tempat yang tidak padat penduduknya di

Sumatera. Waktu menonton televisi di halamam kantor kelurahan juga

mempengaruhi kepergian Basri ke Jakarta. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(68) Anak laki-lakinya yang terkecil bepergian dari rumah mereka sejak setahun yang lalu (hlm: 23).

(69) Anak itu terpengaruh dengan keramaian kota Jakarta yang dia

lihat lewat layar televisi di halaman kantor kelurahan (hlm: 23).

Basri menyadari betul-betul bahwa dirinya masih muda waktu ia

meninggalkan orang tuanya di desa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

Page 64: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

50

(70) ”...Mengapa aku meninggalkan mereka dalam umur semuda ini?” (hlm: 61)

Pada malam hari yang tak terlupakan bagi Sulistinah. Basri terluka

kepalanya, waktu menolong Sulistina h ketika hendak diperkosa oleh lelaki yang

tak dikenalnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(71) Sulistinah belum juga mau tidur pulas pada malam naas itu (hlm: 156).

Ketika lampu berwarna merah adalah waktu yang tepat bagi para

pengemis, pengamen, dan kehidupan lainnya yang bergantung pada pengatur

lampu lalu lintas tersebut untuk bekerja mengais rejeki kepada pengendara yang

kendaraannya terhenti karena lampu berwarna merah. Selain itu, oleh pengarang

dipergunakan sebagai batasan waktu bagi Basri berpamitan dengan teman-

temannya untuk terakhir kalinya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(72) ”Tolonglah Oom,” pinta Basri kepada Sutrisno. “Saya ingin bertemu untuk kali terakhir dengan mereka. Bukalah pintu mobil ini. Berilah aku menemui mereka selama lampu berwarna merah.” (hlm: 195)

Waktu kapal Bengawan meninggalkan teluk Jakarta dan mulai bergerak

menuju Sumatera hari berangsur-angsur berubah menjadi gelap. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(73) Lampu-lampu di sepanjang daratan Teluk Jakarta tampak memantul di atas permukaan air. Di antara ribuan lampu-lampu itu terciptalah monumen nasional yang lain (hlm: 210).

Dari kutipan-kutipan 68-73 di atas dapat disimpulkan bahwa Basri telah

satu tahun lamanya pergi meninggalkan rumahnya. Waktu Basri pergi ke Jakarta

untuk berada di monumen nasional umurnya masihlah sangat muda. Dan,

beberapa waktu lainnya yang tidak akan dilupakan oleh Basri, yaitu: malam naas

Page 65: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

51

yang membuat Basri terluka di kepala waktu menolong Sulistinah, ketika lampu

berwarna merah, itulah waktu yang diberikan kepada dirinya untuk meminta-

minta juga berpamitan kepada teman-temannya. Malam hari di atas kapal

Bengawan bersama ayah, ibu dan Sulistinah.

2.3.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Ada dua latar sosial yang mempengaruhi kehidupan tokoh Basri dalam

novel KLBM karya Hamsad Rangkuti, yaitu:

Pertama, kehidupan Basri sebelum dirinya pergi ke Jakarta, menunjukkan

perilaku anak desa yang senang bermain di alam pedesaan. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(74) “Aku selalu ingat di desa. Bulan menyinari jalan setapak di belakang rumah kami. Kami berjalan menyibak rumpun padi bila kami ingin melintas. Cahaya bulan jatuh menyinari bekas telapak kaki kami di atas tanah yang lembek di pematang. Kodok melompat masuk ke dalam air. Aku berteriak memanggil ibu dari beranda, cahaya bulan jatuh sesudah itu. Mengapa aku meninggalkan mereka dalam umur semuda ini?” “Kamu harus melupakan kami, Basri. Kau harus pulang.” “Ibu membukakan pintu untukku ketika dia masih mengantuk. Dia tidak pernah bertanya mengapa sejauh malam begitu aku baru pulang. Ke mana kau pergi setelah selesai mengaji.” “Kau harus melupakan kami. Kau mesti pulang.” “Aku bawa lampu ke luar. Aku suluh mangga kami yang jatuh. Kelelawar beterbangan menghindar dari cahaya lampu yang kubawa. Begitu aku lakukan hampir tiap malam. Berlarian dari surau begitu ustadz membolehkan kami pulang. Kami berlarian mengejar acara televisi di halaman kantor kelurahan.” (hlm: 61-62).

Page 66: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

52

Kedua, kehidupan setelah Basri pergi dari rumahnya, yaitu di Ibu Kota

Jakarta. Di mana dirinya hidup sebagai seorang pengemis. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

(75) “Aku belum menggendongmu! Sekarang giliran aku be lum sejak tadi.” (hlm: 4)

(76) ...anak laki-laki itu bergabung di antara pengemis di perempatan

lampu lalu lintas (hlm: 24).

Dengan latar belakang kehidupan kota Jakarta yang keras, perilaku Basri

yang keras kepala terbentuk dengan sendirinya. Hal ini terliha t dalam kutipan

berikut:

(77) ”Pak saya pesan satu martabak dengan dua butir telur.” Basri merasa lega bisa mengucapkan kalimat itu. “Kau memesan martabak dengan dua butir telur? Apakah kau hendak berolok-olok? Jangan ganggu aku. Ini uang dua puluh lima rupiah. Aku sedang menyiapkan empat belas porsi.” “Karena itu saya memesan sekarang. Saya khawatir orang akan datang lagi dan memesan beberapa porsi lagi. Saya sudah lama menunggu. Tetapi dari jauh. Semula saya ingin pesan bila orang lain sudah selesai memesan. Tetapi saya lihat orang terus-menerus memesannya. Jadi saya pesan sekarang. Satu martabak dengan dua telur.” “Kau jangan berolok-olok. Pergi sana!” “Saya sungguh-sungguh .” “Tidak pernah ada pengemis membeli martabak. Aku tidak menjual martabak untuk pengemis!” (hlm: 39-40)

Latar kehidupan Basri sebagai pengemis membentuk perilaku dirinya

sebagai pelindung bagi Sulistinah. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(78) Dia melihat Sulistinah digendong laki-laki yang tidak dikenalnya. Dia bangun dan melompat menerkam laki-laki itu. Tetapi dia menghunus pisaunya. Basri menerkam pisau yang terhunus itu dan mengenai bagian kepalanya (hlm: 157).

Page 67: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

53

Latar persahabatan yang telah dibina oleh Basri bersama teman-temannya

selama satu tahun lamanya membentuk perilaku Basri sebagai seorang teman

sekaligus kakak yang baik. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(79) “Aku tidak bisa meninggalkan kalian. Aku melindungimu, Sulistinah. Kalian berdua sudah kuanggap seperti adik sendiri. Aku tidak bisa ikut, Ayah. Saya tidak bisa berpisah dengan mereka (hlm: 193).

Dari kutipan 74 sampai 79 di atas dapat disimpulkan ada dua latar sosial

yang mempengaruhi kehidupan Basri secara garis besar, yaitu kehidupan Basri

sebelum dirinya pergi ke Jakarta dan kehidupan setelah Basri pergi dari

rumahnya. Dua latar inilah yang mempengaruhi cara Basri berinteraksi dengan

tokoh lain. Di desa Basri tidak banyak memperlihatkan karakter yang dibentuk

oleh lingkungannya. Walaupun ada, penulis masih menganggapnya wajar. Yang

dilakukan Basri saat itu biasa dilakukan oleh anak-anak seumurannya di desa. Di

Jakarta sedikit banyak karakter hidup Basri dipengaruhi oleh lingkungan di

sekitarnya seperti: memiliki kemauan yang keras agar bisa bertahan hidup di Ibu

Kota Jakarta, harus kuat dan berani walau dirinya hanya anak laki-laki kecil agar

dapat melindungi diri sekaligus temannya, berlaku sebagai teman sekaligus kakak

bagi Sulistinah dan Pipin.

Kesimpulan dari kutipan-kutipan di atas 1 sampai 79 analisis secara

keseluruhan tokoh, alur, dan latar terlihat bahwa strukturnya saling terkait satu

sama lain. Dengan demikian, penulis telah sesuai dengan tujuannya seperti telah

dikemukakan di bab sebelumnya.

Page 68: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

54

Menurut Nurgiantoro (1995: 37), tujuan pemaparan adalah mengetahui

fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama

menghadirkan keseluruhannya.

2.4 Relasi Antarunsur

Di bagian sub bab ini penulis mencoba memperlihatkan hubungan

antarunsur yang dipakai dalam analisis struktur, di antaranya: tokoh, alur, dan

latar. Hal ini dilakukan penulis agar pembaca nantinya bisa mengerti betul fungsi

unsur intrinsik yang ada.

Terlihat jelas hubungan antarunsur dalam novel KLBM membentuk satu

kesatuan yang utuh. Masing-masing memperlihatkan hubungan yang erat. Tiap-

tiap unsur intrinsik sama-sama memperlihatkan konflik yang terjadi di dalam diri

Basri.

Dalam setiap karya sastra, termasuk di dalamnya novel KLBM

mengandung unsur tokoh. Individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan di dalam berbagai peristiwa (Sudjiman, 1988). Peristiwa-peristiwa yang

dikenai tokoh membentuk apa yang disebut alur. Cerita sama dengan urutan

peristiwa secara kronologis (Hartoko dan B. Rahmanto, 1986). Ini membuktikan

bahwa unsur tokoh dengan alur merupakan unsur yang saling mempengaruhi dan

menggantungkan satu sama lain. Adanya tokoh Basri dalam novel KLBM berlaku

sebagai anak yang pergi dari rumah tanpa diketahui orang tua, membangun cerita

dirinya menjadi pengemis di perempatan lampu lalu lintas dan mengalami banyak

konflik.

Page 69: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

55

Hubungan antarunsur intrinsik lain, yang ditangkap oleh penulis seperti:

tokoh dengan latar dalam novel KLBM. Penulis menangkap adanya dua latar yang

mempengaruhi gaya hidup, serta tingkahlaku kehidupan tokoh Basri. Latar yang

pertama, Desa Karanglo tempat konflik batin tokoh Basri sebelum pergi ke ibu

kota meninggalkan kedua orang tuanya. Latar yang kedua, ibu kota tempat konflik

batin tokoh Basri sesudah pergi dari Desa Karanglo meninggalkan kedua orang

tuanya demi kebutuhan aktualisasi diri mencapai monumen nasional. Dengan

adanya hubungan antarunsur ini, penulis dipermudah untuk melihat konflik batin

tokoh berdasarkan latar.

Page 70: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

56

BAB III

ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH BASRI

MENGGUNAKAN TEORI PSIKOLOGI ABRAHAM MASLOW

Dalam bab ini penulis hanya menganalisis konflik batin yang terjadi pada

diri tokoh Basri, karena dari sekian banyak jumlah tokoh yang ada dalam novel

Ketika Lampu Berwarna Merah tokoh Basrilah yang paling banyak mengalami

konflik batin. Konflik batin yang dialami tokoh Basri disebabkan si tokoh berla ku

sebagai tokoh protagonis. Menurut Nurgiantoro (1995:177) , tokoh protagonis

adalah tokoh yang diutamakan dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan

tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang

dikenai kejadian. Kemunculannya menjadi pusat perhatian penulis karena terlalu

seringnya tokoh berinteraksi dengan tokoh lain.

Hal lain yang penulis tangkap dari analisis struktur pada bab sebelumnya,

bahwa penyebab konflik batin yang terjadi pada diri tokoh Basri adalah tokoh

berkembang sebagai tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan

(perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan. Tokoh berkembang secara aktif

berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial, alam, maupun yang

lain, yang kesemuanya itu mempengaruhi sikap, watak, dan tingkahlakunya

(Nurgiantoro, 1995: 188).

Penulis menangkap tidak hanya watak tokoh Basri yang berkembang

akibat interaksi aktif dengan lingkungannya, baik sosial, alam, maupun yang

lainnya. Kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pun berkembang, karena menurut

Page 71: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

57

penulis kebutuhan berkembang semakin besar seiring dengan perubahan peristiwa

dan plot yang dikisahkan. Ini semua dibuktikan dengan munculnya kebutuhan-

kebutuhan dasar yang dikemukakan Abraham Maslow, yaitu: kebutuhan

fisiologis; kebutuhan rasa aman; kebutuhan akan sara cinta dan memiliki;

kebutuhan akan penghargaan; dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Pengarang

memberikan contoh Basri sebagai anak desa dalam memenuhi kebutuhan

fisiologis, yaitu dengan suluh mangga. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

80) "Aku bawa lampu keluar. Aku suluh mangga kami yang jatuh. Kelelewar berterbangan menghindar dari cahaya lampu yang kubawa. Begitu kulakukan hampir tiap malam…" (hlm: 62)

Kebutuhan Basri berkembang setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.

Pernyataan ini didukung oleh kebiasaan Basri menonton televisi di kantor

kelurahan sehabis pulang mengaji. Basri berusaha memenuhi kebutuhan lainnya,

seperti: kebutuhan akan aktualisasi diri. Hal ini terlihat dalam kutipan:

81) Sedang anak laki-lakinya yang terkecil bepergian dari rumah mereka sejak setahun yang lalu ketika anak itu tertarik melihat gambar monumen nasional terpampang menghiasi tanggalan di dinding rumah mereka. Anak itu terpengaruh dengan keramaian kota Jakarta yang dia lihat lewat layar televisi di halaman kantor kelurahan (hlm: 23)

Setelah kebutuhan Basri akan aktualisasi dirinya terpenuhi. Muncul

kebutuhan dirinya akan dicintai dan dimiliki oleh orang tua. Hal ini terlihat dalam

kutipan berikut:

82) ”Aku tidak tahu bagaimana untuk pulang. Mengapa mereka tidak mencariku?” (hlm: 62).

83) “Aku sudah berada di kaki monumen itu. Seharusnya aku sudah

puas. Aku sudah bisa meraba batu itu di pelatarannya dengan jari-jariku. Aku sudah menyentuhnya. Seharusnya aku sudah pulang.” (hlm: 62).

Page 72: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

58

Kebutuhan Basri akan dicintai dan dimiliki orang tuanya terpenuhi setelah

Kartijo, Ayahnya mencari ke Jakarta dan bertemu dengan dirinya. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

84) Ada di antara tetangga Kartijo yang pernah pergi ke Jakarta menceritakan kepada Kartijo dan Surtini, bahwa mereka melihat anak laki-laki itu bergabung di antara pengemis di perempatan lampu lalu lintas (hlm: 24).

85) "Ini ayahku, Pin." Kata Basri mengenalkannya pada Pipin.

"Lama ayah mencarimu." "Sulis! ini ayahku." Sulistinah berdiri dari atas batu itu. Dia melompat dan datang kepada Kartijo. "Ini ayahku, Sulis. Ini Sulistinah, Ayah." (hlm: 191)

Untuk lebih jelasnya penulis akan menerangkan masalah konflik batin

yang terjadi dalam diri tokoh Basri di bawah ini.

3.1 Konflik Batin

Menurut Daradjat (1985: 26-27), konflik atau pertentangan batin adalah

terdapatnya dua dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu

sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

Irwanto (2002), dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan (dorongan) dalam

diri seseorang tidak selalu muncul satu demi satu. Seringkali muncul dua atau

lebih kebutuhan (dorongan) dalam dir i seseorang dalam waktu yang bersamaan ini

disebut konflik batin.

Pernyataan dari para ahli di atas digunakan penulis untuk memberikan

batasan seseorang mengalami konflik batin atau tidak. Berikut adalah analisis

konflik batin tokoh Basri.

Page 73: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

59

Dalam menganalisis konflik batin tokoh Basri konflik -konflik batin

tersebut dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan berkembangnya watak tokoh

Basri akibat interaksi aktif dengan lingkungan, yaitu: (i) konflik batin yang terjadi

pada diri tokoh Basri sebelum pergi ke ibu kota meninggalkan kedua orang

tuanya; dan (ii) konflik batin yang terjadi pada diri tokoh Basri sesudah pergi ke

ibu kota meninggalkan kedua orang tua demi kebutuhan (dorongan) mencapai

monumen nasional. Penulis memasukkan hal ini sebagai konflik batin karena

dalam diri tokoh Basri muncul dua kebutuhan yang secara bersamaan dan

pemenuhannya tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan pula, yaitu

kebutuhan akan fisiologis dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Sebaga i seorang

manusia Basri perlu memenuhi kebutuhan fisiologis tetapi dalam dirinya ia ingin

mengaktualisasikan keinginannya untuk sampai di monumen nasional. Demikian

juga dengan konflik batin yang terjadi pada diri tokoh Basri sesudah pergi ke ibu

kota meninggalkan kedua orang tuanya demi kebutuha n mencapai monument

nasional. Penulis memasukkan hal ini sebagai konflik batin tokoh karena dalam

kehidupan Basri setelah sampai di ibu kota muncul kebutuhan-kebutuhan yang

tidak mungkin dipenuhinya dalam waktu yang bersamaan.

Setelah teridentifikasi konflik-konflik batin tokoh Basri berdasarkan

berkembangnya watak tokoh akibat interaksi aktif dengan lingkungan, penulis

tidak membedakan kembali konflik batin yang terjadi sebelum tokoh Basri pergi

ke ibu kota menjadi beberapa bagian berdasarkan peristiwa yang melatarbelakangi

terjadinya konflik batin. Se bab jelas terlihat oleh penulis peristiwa yang

melatarbelakangi terjadinya konflik batin tokoh Basri hanya satu, yaitu:

Page 74: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

60

terpengaruhnya anak itu melihat keramaian kota Jakarta yang dilihatnya lewat

layar televisi di halaman kantor kelurahan (Rangkuti, 2001: 23).

Setelah teridentifikasi konflik-konflik batin tokoh Basri berdasarkan

berkembangnya watak tokoh akibat interaksi aktif dengan lingkungan, penulis

membedakan kembali konflik batin yang terjadi sesudah tokoh Basri pergi ke ibu

kota menjadi beberapa bagian berdasarkan peristiwa yang melatarbelakangi

terjadinya konflik batin, yaitu: (i) Basri mengalami penolakan dari pedagang

martabak; (ii) perasaan Basri yang merindukan kampung halaman; (iii) ketika

Basri menolong Sulistinah saat digendong laki-laki yang tidak dikenal; dan (iv)

saat Basri menolak ikut pergi bersama ayah, ibu, dan penduduk desa ke tempat

mereka dipindahkan. Penulis memasukkan hal ini sebagai konflik batin tokoh

Basri karena dalam setiap peristiwa yang terjadi muncul kebutuhan-kebutuhan

yang tidak mungkin dipenuhinya dalam waktu bersamaan.

Langkah berikutnya penulis menunjukkan kemunculan kebutuhan-

kebutuhan Basri yang secara bersamaan dan tidak mungkin dipenuhi secara

bersamaan pula sehingga dirinya dikategorikan sebagai tokoh yang mengalami

konflik batin.

3.1.1 Konflik Batin yang Terjadi Sebelum Tokoh Basri Pergi ke Ibu Kota

Penjelasan dari konflik batin yang ter jadi sebelum tokoh Basri pergi ke ibu

kota adalah konflik ini terjadi di Desa Karanglo tempat tinggal Basri, orang

tuanya, dan penduduk desa. Peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya konflik

batin tokoh Basri di Desa Karanglo terdiri dari satu peristiwa, yaitu: kebiasaan

Page 75: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

61

menonton televisi di kantor kelurahan sehabis pulang mengaji. D i balik peristiwa

tersebut dalam diri Basri muncul kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan

aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ini muncul secara bersamaan tetapi tidak

mungkin dipenuhi secara bersamaan sehingga dirinya mengalami konflik batin.

Pengarang menceritakan Basri sebagai anak desa dalam memenuhi

kebutuhan fisiologis, yaitu dengan suluh mangga. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

86) "Aku bawa lampu keluar. Aku suluh mangga kami yang jatuh. Kelelewar berterbangan menghindar dari cahaya lampu yang kubawa. Begitu kulakukan hampir tiap malam…" (hlm: 62)

Pengarang menceritakan Basri sebagai anak desa dalam memenuhi

kebutuhan akan aktualisasi, yaitu dengan Basri berniat pergi ke Jakarta untuk

mengunjungi monumen nasional. Basri memiliki rasa keingintahuannya tentang

monumen nasional yang ia lihat dalam tayangan televisi, ingin diwujudkannya

dengan menyentuh atau melihatnya secara langsung karena faktor orang tua yang

kurang perhatian terhadap anaknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

87) Ibu membukakan pintu untukku ketika dia masih mengantuk. Dia tidak pernah bertanya mengapa sejauh malam begitu aku baru pulang. Ke mana pergi setelah selesai mengaji (hlm: 61).

Kutipan 87 di atas tampak menjelaskan tokoh Basri mengalami tekanan

bagi dirinya. Rasa keingintahuannya tentang monumen nasional yang ia lihat

dalam tayangan televisi, ingin diwujudkanya dengan menyentuh atau melihatnya

secara langsung. Namun, di sisi yang berlawanan kebutuhan yang tidak bisa

dilupakan bahwa seorang anak membutuhkan makan, minum, tempat berteduh,

perlindungan dari orang tua, harus berbakti pada orang tua, dan lain sebagainya.

Page 76: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

62

3.1.2 Konflik Batin yang Terjadi sesudah Tokoh Basri Pergi ke Ibu Kota

Penjelasan dari konflik batin yang terjadi sesudah tokoh Basri pergi ke ibu

kota adalah konflik yang terjadi di ibu kota tempat Basri memenuhi kebutuhannya

untuk melihat monumen nasional atau menyentuhnya secara langsung, sekaligus

tempat tokoh protagonis menjadi pengemis. Menurut pengamatan penulis, bahwa

dalam cerita tokoh Basri tidak pernah terlepa s dari peristiwa yang menyebabkan

konflik da lam batinnya. Untuk itu penulis membedakannya kembali konflik batin

yang terjadi sesudah tokoh Basri ke ibu kota menjadi beberapa bagian berdasarkan

peristiwa yang menyebabkan konflik batin tokoh. Konflik-konflik itu terdiri dari

empat konflik batin, yaitu: (i) Basri mengalami penolakan dari pedagang

martabak; (ii) perasaan Basri yang merindukan kampung halaman; (iii) ketika

Basri menolong Sulistinah saat digendong laki-laki yang tidak dikenal; dan (iv)

saat Basri menolak ikut pergi bersama ayah, ibu, dan penduduk desa ke tempat

mereka dipindahkan.

Di bawah ini penulis akan menganalisis mengapa Basri tidak pernah

terlepas dari peristiwa yang menyebabkan konflik batin, dimana munculnya

kebutuhan lebih dari satu secara bersamaan dan tidak mungkin dipenuhi dalam

waktu yang bersamaan pula sehingga Basri dikategorikan sebagai tokoh yang

mengalami konflik batin.

Page 77: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

63

3.1.2.1 Basri Mengalami Penolakan dari Pedagang Martabak

Konflik batin yang dialami tokoh Basri pertama kali di ibu kota adalah

Basri mengalami penolakan dari pedagang martabak. Berikut kutipan yang

menggambarkan Basri mengalami penolakan dari pedagang martabak.

88) “Kau memesan martabak dengan dua butir telur? Apakah kau hendak berolok-olok? Jangan ganggu aku. Ini uang dua puluh lima rupiah. Aku sedang menyiapkan empat belas porsi.” (hlm: 39)

89) “Saya sungguh-sungguh.”

“Tidak pernah ada pengemis membeli martabak. Aku tidak mejual martabak kepada pengemis.” (hlm: 40)

Dari kutipan 88 sampai 89 di atas, tampak jelas bahwa tokoh Basri

mengalami pergulatan atau konflik dalam batinnya. Di satu sisi Basri berniat

membantu Pipin membelikan martabak karena hari itu mereka menginginkan

makanan yang mereka impikan. Namun, kondisi fisik Pipin tidak memungkinkan

untuk membelinya sendiri karena kakinya cacat.

Di sisi lain pada saat memesan martabak tokoh Basri dilukai dengan kata-

kata yang tidak enak dari pedagang martabak. Dirinya dilecehkan oleh pedagang

martabak, dianggap tidak pantas seorang pengemis membeli martabak.

Alasan penulis memasukkan kutipan 88 dan 89 di atas dalam karya tulis

ini karena Basri sebagai tokoh protagonis benar-benar termasuk dalam kategori

orang yang mengalami konflik batin. Tampak sekali bahwa kebutuhan akan harga

diri tokoh Basri tidak terpenuhi. Siapa menduga niat baik berakhir dengan

penghinaan. Penulis dapat simpulkan siapa pun orangnya (tokoh), bila mendapat

penghinaan seperti itu pasti sakit hati termasuk tokoh Basri batinnya tertekan.

Selanjutnya, Basri dan Pipin tidak bisa memenuhi kebutuhan fisiknya, yaitu

Page 78: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

64

memakan-makanan yang mereka impikan, karena oleh pengarang peristiwa di atas

diakhiri dengan tekanan batin tokoh Basri dan habisnya martabak. Semua

martabak dibeli oleh pembeli lainnya yang diangap lebih layak membeli martabak

dari pada seorang pengemis.

3.1.2.2 Perasaan Basri yang Merindukan Kampung Halaman

Konflik kedua yang terjadi dalam diri Basri adalah betapa ia merindukan

kampung halaman, ayah dan ibunya. Semua ini diceritakan oleh tokoh Basri dari

pelataran monumen nasional sambil menikmati makanan yang mereka impikan.

Martabak Pipin ditukar dengan martabak lain yang tokoh Basri beli di tempat lain.

Satu persatu dari delapan pengemis anak-anak itu bercerita. Termasuk di

dalamnya cerita tokoh Basri. Berikut kutipan dalam novel tersebut yang

membahas Basri menceritakan betapa ia merindukan kampung halaman, dan

orang tuanya.

90) “Aku sudah berada di kaki monumen itu. Seharusnya aku sudah puas. Aku sudah bisa meraba batu itu di pelatarannya dengan jari-jariku. Aku sudah menyentuhnya. Seharusnya aku sudah pulang.” (hlm: 62)

Dari kutipan 90 di atas menurut penulis jelas bahwa kepergian tokoh Basri

ke ibu kota setahun yang lalu tidak diketahui oleh orang tuanya, sedang orang

tuanya sendiri tidak mengetahui di mana atau ke mana perginya si anak bungsu.

Bila penulis memasukkan pendapat dari para ahli Daradjat dan Irwanto

penyataan dalam kutipan 90 di atas menunjukkan munculnya kebutuhan yang

tidak bisa dipenuhi tokoh Basri secara bersamaan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

di antaranya kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan dicintai dan dimiliki

Page 79: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

65

orang tuanya. Kebutuhan aktualisasi diri Basri kinibukan lagi untuk sampai

monument nasional tetapi sebaliknya. Ia menghendakki pulang ke Desa Karanglo.

Kebuthan lain yang muncul saat itu juga adalah kebutuhan Basri akan

dicintai dan dimiliki orang tuanya. Kebutuhan ini selain muncul bersamaan

dengan kebutuhan yang lain. Dalam pemenuhannya tidak mungkin dipenuhi Basri

saat itu karena ia jauh dengan orang tua.

Setahun lamanya tokoh Basri merasa dirinya tidak dicari orang tuanya

sehingga muncul konflik batin dalam dirinya karena kebutuhan akan cinta dan

rasa memiliki tidak didapat oleh tokoh Basri yang tercatat sebagai anak. Di sisi

lain tokoh Basri telah memenuhi kebutuhannya akan aktualisasi diri yaitu pergi ke

monumen nasional. Berikut kutipan yang membaha s Basri merasa dirinya tidak

dicari orang tuanya.

91) “Aku tidak tahu bagaimana untuk pulang. Mengapa mereka tidak mencariku?” (hlm: 62)

Hal yang masih berkaitan dengan konflik batin tokoh Basri tentang

perasaannya tidak dicintai dan dimiliki yaitu, pencarian Kartijo, Ayah Basri yang

mencari ke kota setelah diceritakan tetangganya yang pernah melihat Basri waktu

tetangganya pergi ke Jakarta.

Ide cerita ini dibuat oleh pengarang sesuai pengamatan penulis untuk

menggambarkan bahwa sebenarnya tokoh Basri itu dicintai dan dimiliki oleh

orang tuanya. Namun, ini semua baru terjadi setelah Kartijo mendapat informasi

dari tetangganya yang baru saja pulang dari ibu kota. Sebelum informasi ini

sampai Kartijo pernah ia mencari tetapi tidak ketemu. Ini kali kedua Kartijo

mencari.

Page 80: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

66

Penulis menghubungkan ide cerita ini dengan cerita sebelumnya adalah

satu kesatuan, tetapi berbeda tokoh yang dikenai peristiwa. Basri tidak dapat

memenuhi kebutuhan akan dicintai dan dimiliki. Demikian juga Kartijo dan

Surtini sebagai orang tua tidak merasakan dicintai dan dimiliki oleh Basri yang

pergi meninggalkan rumah.

3.1.2.3 Ketika Basri Menolong Sulistinah Saat di Gendong Laki-laki Tidak

di kenal

Di ibu kota yang menimbulkan konflik di dalam batin tokoh Basri adalah

ketika menolong Sulistinah saat dibawa laki-laki tidak dikenal. Pada bagian ini

konflik dalam batin Basri bersumber dari masuknya Sulistinah ke dalam

kehidupan Basri sejak Ibu dari anak gadis itu meninggal. Dari situ hubungan

tokoh Basri dengan Sulistinah seakan-akan tidak bisa dilepaskan. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

92) Mereka pergi ke mana-mana seolah Basri adalah kakak lelaki kedua anak itu. Mereka tidur di emper toko kalau malam tiba. Dan mengemis di perempatan lampu lalu lintas pada siang hari (hlm: 155).

Sebagai seorang kakak tokoh Basri berkewajiban menjaga keamanan adik-

adiknya. Saat tokoh Basri mengetahui Sulistinah dibawa laki-laki tidak dikenal,

dirinya mencoba menolong Sulistinah.

Apa yang dikhawatirkan tokoh Basri kini terjadi pada anak perempuan

yang mulai beranjak dewasa yang selama ini dijaganya. Kekhawatiran tokoh Basri

diwujudkan dengan ketakutan-ketakutan yang masuk akal (logis) karena tempat di

mana mereka tinggal adalah bersarangnya para penjahat (hlm: 156).

Page 81: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

67

Kesimpulan sementara yang diambil penulis mengapa memasukkan

peristiwa ini menjadi konflik yang terjadi dalam batin tokoh Basri karena penulis

melihat munculnya kebutuhan lebih dari satu secara bersamaan, yaitu: kebutuhan

akan dicintai dan dimiliki, dan kebutuhan akan rasa aman. Sejak pertama tokoh

Basri mengenal Sulistinah. Dirinya sudah sama-sama merasa saling dicintai dan

dimiliki, karena nasib mereka sama tidak punya orang tua saa t itu. Namun, yang

membedakan Sulistinah mendapatkan perlindungan dari orang yang sudah

dianggapnya kakak. Berarti kebutuhan akan rasa aman bagi Sulistinah terpenuhi.

Sebaliknya, kebutuhan akan rasa aman bagi tokoh Basri tidak didapatnya.

Terbukti tokoh Basri harus terluka saat menolong Sulistinah karena tidak ada

orang (tokoh) lain yang memberi perlindungan bagi Basri. Dirinya berjuang

menangkap lelaki tidak dikenal itu sendiri walaupun hasil yang didapat kegagalan.

Lelaki tidak dikenal itu tidak berhasil ditangkapnya.

3.1.2.4 Saat Basri Menolak Ikut Pergi Bersama Orang Tua dan Penduduk

Desa ke Tempat Mereka Dipindahkan

Peristiwa selanjutnya yang ditangkap oleh penulis adalah saat tokoh Basri

bertemu Kartijo (Ayahnya). Pertemuan ini dipergunakan Kartijo untuk mengajak

anaknya pergi bersama ibu, beserta penduduk Desa Karanglo ke tempat yang

jarang penduduk. Ajakan Kartijo ditangkap penulis sebagai peristiwa yang

menyebabkan konflik yang terjadi di dalam batin tokoh Basri. Perbuatan Kartijo

mempunyai tujuan baik, yaitu mengembalikan apa -apa saja yang tokoh Basri

butuhkan. Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa dicintai dan dimiliki

Page 82: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

68

pasti akan tokoh Basri dapat dari ayah dan ibunya. Kebutuhan fisiologis (makan),

untuk memenuhinya tokoh Basri tidak perlu mendapat hinaan terlebih dahulu.

Namun, di dalam batin tokoh Basri muncul kebutuhan-kebutuhan yang tidak bisa

diabaikan begitu saja. Kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan dicintai dan

dimiliki dari Sulistinah, dan Pipin yang telah dianggapnya adik. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

93) “Saya tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka yatim piatu. Mereka telah terlanjur saya anggap adik-adik saya sendiri. Saya tidak bisa ikut, Ayah.” (hlm: 192-193)

Mengacu pada pengertian konflik batin menurut Daradjat, dan Irwanto.

Tokoh Basri sedang mengalami apa yang disebut konflik yang terjadi dalam

batinnya, yaitu munculnya kebutuhan (dorongan) sehari-hari secara bersama-

sama, tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang sama.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut di antaranya kebutuhan akan dicintai dan

dimiliki oleh teman sekaligus adik Basri serta orang tua yang telah lama

mencarinya. Kebutuhan lainnya adalah kebutuhan akan rasa aman. Selama di ibu

kota Basri tidak pernah mendapatkan rasa aman dari orang tuanya. Dalam kutipan

93 sebenarnya pengarang ingin memenuhi kebutuhan akan rasa aman pada diri

Basri tetapi hal itu tidak mungkin karena Basri lebih mementingkan kebutuhan

akan dicintai dan dimiliki teman sekaligus adik.

Konflik yang terjadi dalam batin tokoh Basri tidak bisa dihindari. Tetapi

bisa diperingan, bahkan bisa disele saikan. Langkah pertama yang diambil tokoh

Basri untuk memperingan konflik adalah memohon pada Kartijo agar membawa

serta Pipin, dan Sulistinah pergi bersamanya. Ini semua dilakukan tokoh Basri

Page 83: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

69

dengan maksud kebutuhan yang tidak bisa diabaikan tersebut di atas bisa

terpenuhi. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

94) “Aku tidak mau turut kalau Ayah tidak membawa mereka.” (hlm: 197).

Usaha yang dilakukan tokoh Basri tidak berjalan lancar. Itu semua karena

Pipin tidak mau ikut serta pergi bersama tokoh Basri. Maksud Pipin, dirinya

adalah tokoh yang dibutuhkan teman-teman waktu mengemis untuk digendong,

agar orang yang melihat merasa iba sehingga memberi uang receh pada mereka.

Kejadian ini membuat Sulistinah tidak bersedia ikut kalau tidak membawa serta

adiknya.

Tokoh Basri mulai binggung. Tindakan Pipin dan Sulistinah membuat

pikirannya tidak tenang. Tokoh Basri menarik Pipin dari tangan teman-temannya.

Teman-teman menghendaki Pipin bersama mereka, sedangkan tokoh Basri,

Sulistinah inginkan adiknya ikut pergi bersama-sama. Terjadi aksi tarik menarik

dan saling dorong antara tokoh Basri dengan teman-temannya. Setelah aksi hebat

itu berakhir, tokoh Basri hanya bisa melihat Sulistinah tidak bisa menghentikan

tangis. Pipin telah jauh dibawa pergi oleh teman-temannya.

Konflik batin tokoh Basri terselesaikan dengan terpenuhinya kebutuhan

akan dicintai dan dimiliki oleh ayah, ibu, dan Sulistinah yang ikut bersamanya.

Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan penghargaan,

yang terakhir kebutuhan aktualisasi diri.

Dari kutipan 80 sampai 94 di atas dapat disimpulkan bahwa konflik batin

yang dialami tokoh Basri dibedakan menjadi dua, yaitu: (i) konflik batin sebelum

tokoh Basri pergi ke ibu kota meninggalkan kedua orang tuanya; dan (ii) konflik

Page 84: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

70

batin sesudah tokoh Basri pergi ke ibu kota meninggalkan kedua orang tuanya

demi kebutuhan aktualisasi diri mencapai monumen nasional. Konflik yang kedua

ini dibagi lagi oleh penulis berdasarkan peristiwa yang melatarbelakangi. Ada

empat konflik batin, yaitu: (i) Basri mengalami penolakan dari pedagang

martabak. Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari satu, yaitu kebutuhan

harga diri dan kebutuhan fisiologis; (ii) perasaan Basri yang merindukan kampung

halaman. Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari satu, yaitu kebutuhan

aktualisasi diri dan kebutuhan akan dicintai dan dimiliki; (iii) saat tokoh Basri

menolong Sulistinah, ketika digendong laki-laki tidak dikenal. Dalam peristiwa

ini muncul kebutuha n lebih dari satu, yaitu kebutuhan akan dicintai dan dimiliki

dan kebutuhan akan rasa aman; dan (iv) saat tokoh Basri menolak ikut pergi

bersama ayah, ibu, dan penduduk ke tempat mereka dipindahkan. Dalam peristiwa

ini muncul kebutuhan lebih dari satu, ya itu kebutuhan dicintai dan dimiliki teman

sekaligus adik serta orang tua yang telah lama mencarinya. Kebutuhan lainnya

yaitu kebutuhan akan rasa aman.

Konflik–konflik yang terjadi di dalam batin tokoh Basri, karena

munculnya kebutuhan-kebutuhan dasar manus ia yang dikemukakan Abaraham

Maslow, yaitu: (i) kebutuhan fisiologi; (ii) kebutuhan akan rasa aman; (iii)

kebutuhan akan dicintai dan dimiliki; (iv) kebutuhan akan penghargaan; dan (v)

kebutuhan aktualisasi diri.

Dari konflik-konflik yang didapat penulis berdasarkan peristiwa yang

menyebabkan terjadinya konflik batin tokoh. Dalam analisisnya semua ini

dimasukkan dalam karya tulis ini karena di setiap peristiwa begitu sering muncul

Page 85: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

71

kebutuhan lebih dari satu secara bersamaan dan tidak mungkin dipenuhi dalam

waktu yang bersamaan pula.

Page 86: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

72

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis , maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Langkah pertama yang ditempuh penulis adalah menganalisis struktur

novel, yaitu tokoh, alur, latar serta relasi antarunsur. Dari sekian banyak tokoh

yang ada dalam novel KLBM, penulis hanya menganalisis tokoh Basri sebagai

tokoh protagonis, karena memiliki intensitas keterlibatan yang lebih banyak

dengan tokoh lain. Hal ini membuat tokoh Basri dikenai peristiwa yang membuat

konflik dalam batinnnya. Tokoh antagonis yang dianalisis di antaranya adalah

Pipin, Sulistinah, dan Kartijo. Kehadiran mereka dianggap menunjang konflik

yang terja di di dalam batin tokoh Basri sehingga perlu dianalisis. Tokoh Pipin

adalah tokoh yang ditolong, teman sekaligus adik bagi Basri. Saat membeli

martabak untuk Pipin, tokoh Basri tidak dihargai, dilecehkan, sehingga dirinya

mengalami konflik batin. Sulistinah adalah tokoh yang ditolong, diberatkan oleh

Basri, orang yang telah dianggapnya sebagai kakak itu hendak diajak Kartijo

(ayahnya) pergi ke tempat penduduk Desa Karanglo dipindahkan. Sulistinah

menjadi penyebab konflik batin tokoh Basri. Tokoh antagonis yang terakhir

dianalisis adalah Kartijo (ayahnya). Kedatangannya untuk menjemput Basri

(anaknya) , menjadi sumber konflik batin tokoh Basri selanjutnya , sekaligus

menjadi akhir konflik yang ada dalam novel ini.

Page 87: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

73

Untuk menganalisis alur novel KLBM. Penulis menggunakan struktur alur

yang dikemukakan Sudjiman (1988), terdiri dari awal, tengah, dan akhir. Bagian

awal terdir i atas: paparan (expositin ), rangsangan (inciting moment), gawatan

(rising action). Pada bagian tengah terdiri atas tikaian (conflict), rumitan

(complication), dan klimaks. Pada bagian akhir terdiri atas: leraian (falling

action ), selesaian (denoument).

Latar yang menunjang konflik batin tokoh Basri ada tiga, yaitu: latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempatnya di Desa Karanglo, di ibu

kota meliputi: perempatan lampu lalu lintas, pedagang martabak dekat Restoran

Can Nyan di Jalan Sabang, monumen nasional, panggung orkes, belakang tembok

gudang beras, emper toko, di atas kapal “Bengawan”. Latar waktu meliputi: satu

tahun lamanya tokoh Basri pergi dari rumah, pada malam hari saat tokoh Basri

menolong Sulistinah, ketika lampu berwarna merah adala h waktu tokoh Basri dan

teman-temannya mengemis, waktu kapal “Bengawan” meninggalkan teluk

Jakarta. Yang terakhir latar sosial meliputi: kehidupan tokoh Basri sebelum

dirinya pergi ke Jakarta, dan kehidupan setelah tokoh Basri pergi dari rumahnya.

Langkah kedua yang ditempuh penulis adalah menganalisis konflik batin

tokoh Basri menggunakan teori psikologi sastra Abraham Maslow tentang

kebutuhan dasar manusia. Pengertian konflik batin sendiri, penulis mengacu pada

teori yang dikemukakan Daradjat (1985), dan Irwanto (2002). Konflik batin tokoh

Basri dianalisis penulis tanpa memperhatikan aspek psikologi pengarang.

Dalam menganalisis konflik batin tokoh Basri dapat dibedakan konflik-

konflik batin tersebut menjadi dua berdasarkan berkembangnya watak tokoh Basri

Page 88: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

74

akibat interaksi aktif dengan lingkungan. (i) konflik batin yang terjadi pada diri

tokoh Basri sebelum pergi ke ibu kota meninggalkan kedua orang tuanya. (ii)

konflik batin yang terjadi pada diri tokoh Basri sesudah pergi ke ibu kota

meninggalkan kedua orang tua demi kebutuhan (dorongan) mencapai monumen

nasional. Penulis memasukkan hal ini sebagai konflik batin karena dalam diri

tokoh Basri muncul dua kebutuhan yang secara bersamaan dan pemenuhannya

tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan pula, yaitu kebutuhan akan

fisiologis dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Sebagai seorang manusia Basri

perlu memenuhi kebutuhan fisiologis tetapi dalam dirinya ia ingin

mengaktualisasikan keinginannya untuk sampai di monumen nasional. Demikian

juga dengan konflik batin yang terjadi pada diri tokoh Basri sesudah pergi ke ibu

kota meninggalkan kedua orang tuanya demi kebutuhan mencapai monument

nasional. Penulis memasukkan hal ini sebagai konflik batin tokoh karena dalam

kehidupan Basri setelah sampai di ibu kota muncul kebutuhan-kebutuhan yang

tidak mungkin dipenuhinya dalam waktu yang bersamaan.

Konflik batin yang terjadi sebelum tokoh Basri pergi ke ibu kota. Penulis

tidak membedakannya kembali menjadi beberapa bagian berdasarkan peristiwa

yang melatarbelakangi te rjadinya konflik batin. Sebab jelas terlihat oleh penulis

peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya konflik batin tokoh Basri hanya satu,

yaitu: terpengaruhnya anak itu melihat keramaian kota Jakarta yang dilihatnya

lewat layar televisi di halaman kantor kelurahan (Rangkuti, 2001: 23).

Konflik batin yang terjadi sesudah tokoh Basri pergi ke ibu kota. Penulis

membedakannya kembali menjadi beberapa bagian berdasarkan perstiwa yang

Page 89: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

75

melatarbelakangi terjadinya konflik batin, yaitu: (i) Basri mengalami penolakan

dari pedagang martabak. Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari satu,

yaitu kebutuhan harga diri dan kebutuhan fisiologis ; (ii) perasaan Basri yang

merindukan kampung halaman. Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari

satu, yaitu kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan dicintai dan dimiliki;

(iii) ketika Basri menolong Sulistinah saat digendong laki-laki yang tidak dikenal.

Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari satu, yaitu kebutuhan akan

dicintai dan dimiliki dan kebutuhan akan rasa aman; (iv) saat Basri menolak ikut

pergi bersama ayah, ibu, dan penduduk desa ke tempat mereka dipindahkan.

Dalam peristiwa ini muncul kebutuhan lebih dari satu, yaitu kebutuhan dicintai

dan dimiliki teman sekaligus adik serta orang tua yang telah lama mencarinya.

Kebutuhan lainnya yaitu kebutuhan akan rasa aman.

Penulis menyimpulkan konflik-konflik batin yang terjadi pada tokoh Basri

disebabkan munculnya kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.

Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud Maslow, seperti: kebutuhan fisiologi,

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan dicintai dan dimiliki, kebutuhan akan

penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini

muncul lebih dari satu. Dan pemenuhannya tidak mungkin dalam waktu yang

bersamaan.

Page 90: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

76

4.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat penulis terhadap konflik batin tokoh Basri

dalam novel KLBM. Tentunya masih memiliki kekurangan-kekurangan maka

saran yang dapat digunakan penulis lain adalah seperti di bawah ini:

1. Penelitian ini bisa ditinja u dengan pendekatan lainnya sosiologis. Dengan

pendekatan ini bisa diteliti apakah dalam penggambarannya sesuai dengan

keadaan sesungguhnya.

2. Dengan pendekatan yang sama tetapi penerapannya pada tokoh-tokoh lain

dalam novel ini.

Hal tersebut sangat mungkin dilakukan oleh penulis lainnya, karena akan

menghasilkan temuan yang menarik.

Page 91: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

DAFTAR PUSTAKA Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darajat, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta:Gunung Agung. Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Terjemahan oleh Supratiknya, A. Yogyakarta: Kanisius. Hardjana, Andre. 1985. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia. Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:

Kanisius. Irwanto, Drs. 2002. Psikologi Umum: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT

Prenhallindo. Koeswara.1991. Teori-teori Kepribadian: Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik .

Bandung: PT Eresco. Ladislaus, Naisaban. 2004. Para Psikologi Terkemuka Dunia Riwayat Hidup, Pokok

Pikiran, dan Karya . Jakarta: PT Grasindo. Luxemburg, Jan Van. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick

Hartoko. Jakarta: Gramedia. Nawawi, H. Hardani dan H. Mimi Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Oemarjati, Boes S. 1970. “Pengajaran Sastra Indonesia dan Pembinaan Apresiasi

Sastra”. Dalam Basis. Yogyakarta: Kanisius. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. 1996. Bandung:

CV. Pustaka Setia. Rangkuti, Hamsad. 2001. Ketika Lampu Berwarna Merah. Jakarta: PT. Kompas

Media Nusantara. Roekhan. 1987. Ruang Lingkup Kajian Psikologi Sastra. Dalam Nurhadi (Ed)

Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya . Malang: YAE.

Page 92: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan

Sarjono, R Agus. 2001. “Menggali Cerita dari Hidup Sehari-hari”. Dalam Horison Kaki langit 48. Hlm. 8-9. Jakarta: Yayasan Indonesia.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian

Wahana Kebudayaan secara Linguistik . Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Masalah Sistematika

Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia. Walgito, Bimo. 1995. Psikologi Sosial: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Terjemahan Melanie

Budianta. Jakarta: Gramedia.

Page 93: KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU ... · KONFLIK BATIN TOKOH BASRI DALAM NOVEL KETIKA LAMPU BERWARNA MERAH KARYA HAMSAD RANGKUTI (ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA) Diajukan