konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

25
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER LANJUT PROTOCOL BGP DISUSUN OLEH: NAMA : Moh. Shofiyul Hakim NIM : M3110096 KELAS : Teknik Informatika B D3 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

description

cara melakukan konfigurasi routing BGP di mikrotik dan cisco

Transcript of konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Page 1: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

MAKALAH JARINGAN KOMPUTER LANJUT

PROTOCOL BGP

DISUSUN OLEH:

NAMA : Moh. Shofiyul Hakim

NIM : M3110096

KELAS : Teknik Informatika B

D3 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

A. PENGERTIAN BGP

Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing

internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah

protokol routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran

informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276

menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba

penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang

menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini

digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik

IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision

berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. dari Januari 2006 hingga saat ini

BGP versi 4 masih digunakan. BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan

menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun

1994, BGP-4 telah digunakan di internet. semua versi dibawahnya sudah tidak

digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang

mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan

backbone saja.

Multi Protocol Label Switching (MPLS) adalah jaringan (network) yang

didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer dua

dengan routing di layer tiga untuk mempercepat pengiriman paket. Arsitektur MPLS

dirancang guna memenuhi karakteristik-karakteristik wajib dari sebuah jaringan kelas

carrier (pembawa) berskala besar.[IETF]

Multiprotocol Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknik yang

menggabungkan kemampuan manajemen switching yang ada dalam teknologi ATM

dan fleksibilitas network layer yang dimiliki teknologi IP. Konsep utama MPLS ialah

teknik peletakan label dalam setiap paket yang dikirim melalui jaringan ini. MPLS

bekerja dengan cara memberi label untuk paket-paket data, untuk menentukan rute

dan prioritas pengiriman paket tersebut. Label tersebut akan memuat informasi

penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu paket, diantaranya berisi

tujuan paket serta prioritas paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu.

Page 3: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Teknik ini biasa disebut dengan label switching. Dengan informasi label

switching yang didapat dari router network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali

di dalam router dimana paket tersebut masuk dalam jaringan untuk pertama kali.

Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut label

switching router (LSR).

Network MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang

menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR). LSR pertama dan

terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding

equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan

forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan pemasangan label.

Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol ini

menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan

berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas

pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-

oriented.

Penggunaan label swapping ini memiliki banyak keuntungan. Ia bisa

memisahkan masalah routing dari masukan forwarding. Routing merupakan masalah

jaringan global yang membutuhkan kerjasama dari semua router sebagai partisipan.

Sedang forwarding (pengiriman) merupakan masalah setempat. Router switch

mengambil keputusannya sendiri tentang jalur mana yang akan diambil. MPLS juga

memiliki kelebihan yang mampu memperkenalkan kembali connection stak ke dalam

dataflow IP.

Algoritma Multi Protocol Label Switching (MPLS)adalah suatu metode

forwarding paket yang melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi label

yang dilekatkan pada paket IP. Dan merupakan perkembangan terbaru dari multilayer

switch yang diusahakan oleh IETF (InternetEngineering Task Force). Hal ini dilakukan

agar terdapat standar untuk multilayer switch dan mendukung interoperabilitas.

Disebut multiprotokol karena tekniknya dapat diterapkan pada semua protokol layer

jaringan. Dasar teknologi label switching mampu meningkatkan performansi

routing,memperbaiki jangkauan layer jaringan, dan menyediakan fleksibilitas yang

Page 4: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

lebih besar dalam pengiriman pelayanan routing. MPLS menerapkan komponen

control yang mirip dengan multilayer switch. Untuk mendukung interoperabilitas,

MPLS mendefinisikan pensinyalan IP dan protokol distribusi label yang baru.

Sedangkan komponen forwardingnya berdasarkan algoritma label swapping.

Salah satu keunggulan MPLS adalah menyediakan pelayanan ISP yang baru

yang tidak bisa dilakukan dengan teknik routing IP yang lama. Dengan pemisahan

antara komponen control dan komponen forwarding, MPLS mendukung fleksibilitas

perkembangan fungsi komponen control tanpa mengubah mekanisme forwarding.

Sehingga MPLS dapat meningkatkan kemampuan forwarding yang dibutuhkan untuk

mengantisipasi perkembangan internet yang sangat pesat. MPLS menggabungkan

teknologi switching/forwarding layer 2 dengan teknologi routing layer 3 pada standar

OSI (OpenSystem Interconnection). Pada dasarnya pengertian MPLS dibangun dari

dua hal mendasar berikut ini:

1. Pemisahan komponen kontrol (Control Plane) dan komponen penerus

(forwarding) (Data Plane) Semua switching multilayer, termasuk MPLS,

terdiri dari dua komponen fungsional yang berbeda yaitu sebuah

komponen kontrol dan sebuah komponen forwarding. Komponen control

membentuk fungsi yang berkaitan dengan pengidentifikasian reachability

ke prefix tujuan. Sehingga bagian kontrol terdiri dari semu informasi

routing layer 3 berserta proses yang berjalan didalamnya yang berkaitan

dengan pertukaran informasi reachbility untuk suatu prefi layer 3 tertentu,

sebagai contoh dari fungsi ini adalah digunakannya OSPF, IS-IS, atau BGP-4.

Komponen kontrol juga membentuk suatu fungspensinyalan yang

menerapkan LDP, CR-LDP, atauRSVP-TE untuk mempertukarkan atau

mendistribusikan informasi dengan router yan lain dengan tujuan

membangun dan mengurusi tabel forwarding. Ketika paket tiba, komponen

penerus mencari tabel forwarding yang diurus oleh komponen kontrol

untuk membuat suatu keputusan routing bagi setiap paket. Secara spesifik,

komponen forwarding memeriksa informasi didalam header paket,

menelusuri table forwarding, dan menghubungkan paket dariantarmuka

input ke antarmuka output melintasi router (system’s switching fabric).

Page 5: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Dengan total memisahkan komponen control dengan komponen

forwarding, setiap komponen dapat secara bebas dikembangkan dan

dimodifikasi. Yang dibutuhkan dari pemisahan komponen ini adalah

komunikasi yang terus menerus antara komponen kontrol (Control Plane)

dan komponen forwarding (Data Plane) dalam mengatur tabel forwarding

paket.

2. Algoritma penerusan label-swapping (penukaranlabel) Komponen

forwarding MPLS (Data Plane) membentuk fungsi yang berkaitan dengan

penerusan paket data. Paket ini dapat berupa paket IP layer 3 atau paket IP

berlabel. Bila paket IP Layer 3 memasuki komponen ini, maka akan

diteruskan berdasarkan tabel FIB (ForwardingInformation Base),

sedangkan bila paket IP berlabel, penerusan pada setiap router backbone

MPLS didasarkan pada algoritma label-swaping berdasarkan tabel LFIB

(Label ForwardingInformation Base) yang mirip dengan yang digunakan

oleh Frame Relay sebelumnya diatas dan akan dijelaskan pada sub-bab

Mekanisme Forwarding.

B. AUTONOMOUS SYSTEM

Analogi Autonomous System atau sering disingkat AS adalah bagaikan sebuah

perusahaan tempat Anda bekerja. Sebuah perusahaan memiliki peraturannya

sendiri, memiliki struktur organisasi sendiri, memiliki produknya sendiri, memiliki

gayanya sendiri dalam berbisnis dan memiliki privasinya sendiri. Semua itu, tidak

perlu diketahui oleh orang lain di luar perusahaan Anda. Namun, apa jadinya jika

perusahaan tersebut menghasilkan sebuah produk yang harus dijual ke masyarakat.

Tentu pertama-tama produk itu haruslah diketahui orang lain di luar perusahaan

tersebut. Kira-kira analogi Autonomous System dalam BGP sama seperti ini.

Jaringan internal sebuah organisasi bisa terdiri dari berpuluh-puluh bahkan

ratusan perangkat jaringan dan server. Semuanya bertugas melayani kepentingan

organisasi tersebut, sehingga otoritas dan kontrolnya hanya boleh diatur oleh

organisasi tersebut. Cisco System, sebuah perusahaan pembuat perangkat jaringan

Page 6: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

mendefinisikan Autonomous System sebagai “Sekumpulan perangkat jaringan yang

berada di bawah administrasi dan strategi routing yang sama”.

Autonomous System biasanya ditentukan dengan sistem penomoran. Sistem

penomoran AS di dunia Internet diatur oleh organisasi Internet bernama IANA.

Jika AS diumpamakan sebagai sebuah perusahaan, routing protocol BGP

dapat diumpamakan sebagai divisi marketing dan promosi dalam sebuah

perusahaan. Divisi marketing memiliki tugas menginformasikan dan memasarkan

produk perusahaan tersebut. Divisi marketing memiliki tugas menyebarkan informasi

seputar produk yang akan dijualnya. Dengan berbagai siasat dan algoritma di

dalamnya, informasi tersebut disebarkan ke seluruh pihak yang menjadi target

pasarnya. Tujuannya adalah agar mereka mengetahui apa produk tersebut dan di

mana mereka bisa mendapatkannya.

Selain itu, divisi marketing juga memiliki tugas melakukan survai pasar yang

menjadi target penjualan produknya. Para pembeli dan pengecer produk juga akan

memberikan informasi seputar keinginan dan kebutuhan mereka terhadap produk

yang dijual perusahaan tersebut. Divisi marketing juga perlu mengetahui bagaimana

kondisi, prosepek, rute perjalanan, karakteristik tertentu dari suatu daerah target

penjualannya. Jika semua informasi tersebut sudah diketahui, maka akan diolah

menjadi sebuah strategi marketing yang hebat.

BGP memiliki tugas yang kurang lebih sama dengan divisi marketing dan

promosi pada sebuah perusahaan. Tugas utama dari BGP adalah memberikan

informasi tentang apa yang dimiliki oleh sebuah organisasi ke dunia di luar.

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja

yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server, perangkat

jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan tersebut

juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga

dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia

luar.

Page 7: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Dengan mengenal alamat-alamat IP yang ada di jaringan lain, maka para

pengguna dalam jaringan Anda juga dapat menjangkau jaringan mereka. Sehingga

terbukalah halaman web Yahoo, search engine Google, toko buku Amazon, dan

banyak lagi.

C. KARAKTERISTIK BGP

Kecanggihan dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan

beberapa karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protocol BGP

yang menandakan ciri khasnya:

1. BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-

rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang

didapatnya dari router BGP yang lainnya.

2. Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update

selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi

routing yang sudah ada saja.

3. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port

TCP nomor 179.

4. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keep-alive secara

periodik.

5. Kegagalan menemukan sinyal keep-alive, routing update, atau sinyal-sinyal

notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP

peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update

baru ke router yang lain.

6. Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks

dan dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan

BGP yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah

attribute.

7. Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan

manipulasi aliran traffic membuat routing protocol BGP sangat skalable untuk

perkembangan jaringan dimasa mendatang.

Page 8: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix

routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefix-prefix ini juga disertai

dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.

9. BGP memungkinkan memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya

yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan

sebagai acuan

D. CARA KERJA PROTOCOL BGP

Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika

sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan

BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan

nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat

saling bertukar informasi rute.

Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat

saling bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan

routing protokol BGP.

2) Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya

gangguan pada media koneksinya.

3) Pastikan paket-paket pesan BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan

router tetangganya dapat sampai dengan baik ke tujuannya.

4) Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi

TCP 179.

5) Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah

terbentuk dan berjalan.

Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka sebuah sesi BGP dapat bekerja

dengan baik pada router Anda.

Page 9: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

E. PAKET – PAKET BGP

Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router

tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi

BGP ini mengandalkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-

paket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Open Message

Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka

sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk

membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai

BGP version number, AS number, hold time, dan router ID.

2. Keepalive Message

Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah

terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh

kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak

berisikan data sama sekali.

3. Notification Message

Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi

terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error

apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk

melakukan troubleshooting.

4. Update Message

Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi

rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada

dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu

Network-Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn

routes.

Page 10: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

5. Atribut-atribut Protocol BGP

Atribut – atribut yang diberikan protocol bgp terdiri dari 10 atribute akan tetapi

ada satu atribute keluaran cisco dan khusus dipakai untuk produk/router cisco.

Masing – masing atribute memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda – beda

sehingga untuk dapat mengatur sesi komunikasi keluar maupun masuknya

suatu routing update dan packet data, kita harus mengerti atribute mana yang

sesuai dengan hal yang akan kita manage. Dibawah ini akan dijelaskan atribut –

atribut pada bgp :

1. Origin

Atribut BGP yang satu ini merupakan atribut yang termasuk dalam jenis

Well known mandatory. Jika

sumbernya berasal router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan

asnumber yag sama dengan yang sudah ada, maka indicator atribut ini

adalah huruf “i” untuk interior. Apabila sumber rute berasal dari luar

jaringan lokal, maka tandanya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan

apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari routing protokol lain, maka

tandanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete.

2. AS_Path

Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan menggunakan

BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di

tempat Anda. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan

ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian,

akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Anda.

3. Next Hop

Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke

mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke

suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah

alamat asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix

Page 11: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next

hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix

tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mandatory.

4. Multiple Exit Discriminator (MED)

Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS

untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini

dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute. Meskipun dikirimkan ke

AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut.

Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

5. Local Preference

Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan

untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan

keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router

tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya

didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.

6. Atomic Agregate

Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah

diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini

menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat

Wellknown Discretionary.

7. Agregator

Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai

Router ID dan nomor Autonomous System dari sebuah router yang

melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat

Optional Transitive.

8. Community

Page 12: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4

yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang

memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya

sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute

dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya

nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan

sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan

melakukan proses sesuai dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat

Optional Transitive.

9. Originator ID

Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop

dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID

dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan

adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak

dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam

implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

10. Cluster List

Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi router-

router mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list

akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan,

sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional

Nontransitive.

11. Weight

Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus

untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan

atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam proses path

selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router

tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain

Page 13: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini

adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah

router.

Apabila terdapat dua atau lebih jalur keluar maka dengan mengkonfigurasi

atribut weight router dapat menetukan salah satu path terbaik yang diprioriataskan

sebagai jalur keluar dengan menentukan priority tertinggi.

Dengan beberapa atribut yang terdapat pada protocol routing BGP berbagai

sesi kerja untuk menetukan path seletion terbaik dapat dilakukan. Perkembangan

protocol routing BGP kedepan akan sangat berkembang cukup pesat daripada

protocol routing external lain dan dibutuhkan keahlian dan kemahiran yang baik

serta punya pengalaman yang banyak pada perusahan – perusahaan besar seperti

ISP.

F. JENIS-JENIS BGP

Routing protokol BGP dibagi menjadi dua subbagian besar yang berbeda

berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya:

a. IBGP (Internal BGP)

Sesuai dengan namanya, internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP

yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu

hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu autonomous system

yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun dengan cara membuat sebuah

sesi BGP antarsesama router internal dengan menggunakan nomor AS yang

sama.

Biasanya IBGP berguna untuk memungkinkan router internal saling

bertukar rute-rute yang didapat dari dunia luar. Dengan demikian semua router

saling dapat mengetahui rute-rute apa saja yang disimpan oleh masing-masing

router. Setelah mengetahui lebih banyak rute, maka jalan menuju ke suatu situs

di internet memiliki banyak pilihan.

Page 14: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

IBGP biasanya digunakan pada jaringan internal ISP atau perusahaan-

perusahaan besar. Tujuannya adalah agar antarsesama router di dalamnya dapat

saling bertukar informasi yang didapat dari dunia luar, atau dengan kata lain dari

AS number lain. Untuk menjalankan IBGP dalam jaringan internal, sebuah sesi

IBGP memerlukan bantuan routing protocol yang lain. Tujuannya adalah agar

router tetangga yang menjadi tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router

tersebut. Hal ini diperlukan karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan

reachability ke tetangga tujuannya.

Sebuah sesi IBGP antardua buah router atau lebih tidak memerlukan

koneksi secara langsung, atau dengan kata lain tidak memerlukan koneksi Point-

to-Point. Kita bisa membangun sesi IBGP antardua router meskipun keduanya

berada dalam jarak yang jauh, asalkan tidak terpisah dalam autonomous system

yang lain. Namun syarat untuk membuatnya demikian adalah desain dan

implementasi internal routing protocol yang baik. Internal routing protocol

sangat berguna untuk melakukan routing terhadap paket-paket komunikasi BGP

sehingga bisa sampai dari router asal ke router tujuannya.

b. EBGP (External BGP)

Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat EBGP berarti

sebuah sesi BGP yang terjadi antardua router atau lebih yang berbeda

autonomous systemnya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekadar

beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda administrasinya. Jadi misalnya

router Kita dengan router ISP ingin dapat saling bertukar informasi dengan

menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Kita akan membuat sesi

EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router Kita dengan router ISP dibuat

berbeda.

Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Kita dalam

autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka

untuk mengurus router Kita. Dengan perbedaan autonomous system ini, maka

seperangkat peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda dengan

Page 15: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

apa yang ada dalam IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini dikategorikan berbeda,

yaitu sebagai External BGP.

Sesi External BGP biasanya dibuat dengan menggunakan bantuan media

point-to-point seperti misalnya line Point-to-Point serial, satelite Point-to-Point,

wireless Point-to-Point, dan banyak lagi. Sesi EBGP biasanya terjadi pada router

yang letaknya berada di perbatasan antara jaringan Kita dengan jaringan lain,

atau sering disebut juga dengan istilah border router. Tujuan utama dibuatnya

EBGP adalah untuk memudahkan pendistribusian informasi routing dari pihak

luar ke jaringan Kita.

G. PROSES PATH SELECTION (PEMILIHAN JALUR TERBAIK) DALAM BGP

Router perlu melakukan pemilihan rute terbaik ketika mendapatkan dua atau

lebih rute untuk menuju ke suatu lokasi di luar. Biasanya sebuah router BGP mungkin

saja mendapatkan sebuah rute lebih dari dua, tergantung pada banyaknya sesi BGP

yang dibentuk dengan tetangga-tetangganya. Semakin banyak sesi BGP dengan

router tetangga, maka router tetangga tersebut akan mengirimkan banyak rute yang

diketahuinya, sehingga mungkin saja ada yang sama.

Ketika dihadapkan pada dua jalan dengan tujuan yang sama, maka tugas

router BGP adalah harus memilih salah satu jalan untuk digunakan meneruskan

informasi yang dibawanya. Jalan yang dipilih haruslah jalan yang terbaik yang ada

saat itu untuk dapat meneruskan informasi sebaik mungkin. Untuk memilih salah

satu jalan tersebut, router BGP akan langsung menjalankan prosedur pemilihan rute

terbaik atau yang sering disebut dengan istilah path selection.

Dalam proses pemilihan jalur terbaik atau path selection, atribut-atribut yang

telah dijelaskan di ataslah yang sangat berperan penting. Semua atribut tersebut

memiliki tingkat prioritasnya sendiri dalam proses penentuan jalur terbaik.

Maksudnya ketika ada dua rute menuju ke lokasi www.yahoo.com masing-masing

memiliki atribut B dan C, maka router BGP akan membandingkan nilai B dengan C.

Page 16: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

Jika ternyata nilai B yang lebih baik, maka rute menuju ke www.yahoo.com

adalah rute yang beratribut B. Rute tersebut akan dijadikan sebagai jalur terbaik dan

semua traffic menuju www.yahoo.com akan dilarikan melalui jalur B. Sedangkan rute

yang memiliki atribut C dijadikan sebagai back-up. Back-up ini akan digunakan suatu

saat ketika rute yang beratribut B tadi sedang bermasalah. Jadi rute yang tidak

terpilih bukan berarti diabaikan begitu saja. Mekanisme inilah yang merupakan salah

satu kehebatan dari BGP.

Proses path selection ke sebuah lokasi yang terjadi dalam sebuah sesi BGP

hingga menemukan sebuah jalur terbaik adalah sebagai berikut:

1) Jika hanya ada sebuah rute menuju ke lokasi A, maka rute tersebutlah

yang pasti dijadikan rute terbaik dan akan langsung digunakan.

2) Jika ada dua buah rute menuju ke lokasi A, maka router BGP akan

menggunakan atribut WEIGH untuk memilih rute mana yang paling

baik. Rute dengan nilai WEIGH yang paling tinggi akan dipilih sebagai

jalur terbaik.

3) Jika nilai weight keduanya sama, maka router akan menggunakan

atribut LOCAL PREFERENCE sebagai bahan pembanding. Rute dengan

nilai LOCAL PREFERENCE yang paling tinggi adalah rute yang terpilih

sebagai rute terbaik.

4) Jika nilai local preference sama, maka sebagai bahan pembanding

router BGP akan memeriksa rute mana yang berasal dari dirinya

sendiri. Jika rute tersebut berasal dari dirinya sendiri maka rute

tersebut yang akan dijadikan rute terbaik.

5) Jika rute menuju A bukan berasal dari dirinya, maka router akan

menggunakan atribut AS_PATH untuk mencari rute terbaik. Rute

dengan atribut AS_PATH terpendek akan dipilih sebagai rute terbaik.

6) Apabila atribut AS_PATH nya sama, maka atribut selanjutnya yang

digunakan untuk memilih jalan terbaik adalah ORIGIN. Atribut ORIGIN

Page 17: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

terdiri parameter IGP, EGP dan Incomplete. Parameter dengan nilai

referensi terendah yang akan dipilih menjadi rute terbaik. IGP

memiliki nilai referensi paling rendah, disusul EGP dan akhirnya

Incomplete. Rute dengan atribut ORIGIN IGP akan lebih dipilih

daripada EGP atau Incomplete, begitu seterusnya hingga rute dengan

atribut Incomplete menjadi rute yang berada di urutan paling

belakang.

7) Jika atribut Origin pada rute-rute tersebut sama, maka atribut

selanjutnya yang digunakan adalah MED (Multi Exit Discriminator).

MED merupakan atribut untuk memungkinkan Anda memilih jalan

mana yang paling baik untuk menuju sebuah situs. Jenisnya kurang

lebih sama seperti Local Preference, namun bedanya atribut MED ini

hanya disebarkan dalam satu AS yang sama saja. Atribut ini tidak

dikirimkan ke luar AS dari router BGP tersebut. Biasanya atribut ini

banyak digunakan jika sebuah router memiliki dua atau lebih jalan

yang sama namun menuju ke satu ISP. Rute dengan nilai MED yang

paling rendah adalah yang terpilih sebagai rute terbaik.

8) Jika nilai MED pada kedua rute tersebut sama, maka router BGP akan

melakukan pemilihan berdasarkan jenis sesi BGP dari rute-rute

tersebut. Seperti telah dijelaskan diatas, jenis BGP ada dua macam

yaitu IBGP dan EBGP. Kedua parameter ini juga digunakan dalam

pemilihan jalan terbaik. Sebuah rute yang berasal dari sebuah sesi

EBGP memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada rute dari sesi IBGP.

Jadi rute yang berasal dari sesi EBGP dengan router BGP lain tentu

akan dijadikan sebagai rute terbaik.

9) Jika setelah melalui ketentuan diatas, kedua rute tersebut juga masih

identik, maka proses path selection selanjutnya adalah menggunakan

parameter jalur terdekat dalam jaringan internal untuk menuju ke

Next Hop. Maksudnya adalah, router BGP akan membaca atribut Next

hop dari kedua jalur tersebut. Setelah diketahui, router tersebut akan

Page 18: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

memeriksa jalur mana yang memilik Next hop yang terdekat dari

router tersebut. Jalur yang diperiksa ini merupakan jalur yang berasal

dari routing protokol internal seperti OSPF, EIGRP, atau bahkan statik.

Setelah didapatkan rute mana yang memiliki Next hop yang paling

dekat dan mudah diakses, maka rute tesebut langsung dipilih menjadi

yang terbaik.

10) Jika prosedur ini masih tidak membuahkan sebuah rute terbaik juga,

maka jalan terakhir untuk menemukannya adalah dengan

membandingkan BGP ROUTER ID dari masingmasing rute. Sebuah

rute pasti akan membawa informasi BGP ROUTER ID dari router

asalnya. Parameter inilah yang menjadi pembanding terakhir untuk

proses path selection ini. Karena BGP ROUTER ID tidak mungkin sama,

maka sebuah jalan terbaik pastilah dapat terpilih. BGP ROUTER ID

biasanya adalah alamat IP tertinggi dari sebuah router atau dapat juga

berupa IP interface loopback. Router BGP akan memilih rute dengan

nilai BGP ROUTER ID yang terendah.

Kekuatan BGP yang lainnya adalah Anda dapat memodifikasi dan mengubah

atribut-atribut yang ada pada sebuah rute, sehingga proses pemilihan jalur terbaik

ini juga dapat Anda atur. Dengan mengatur proses ini, maka Anda dapat mengatur

lalu-lintas data yang keluar masuk jaringan Anda.

Page 19: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

H. CONTOH KONFIGURASI BGP

Contoh Topologi:

KONFIGURASI ROUTER CNC1

cnc1#

interface Loopback100

ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/0

ip address 10.0.0.1 255.255.255.252

duplex auto

speed auto

!

interface Serial1/0

ip address 172.16.0.2 255.255.255.252

serial restart-delay 0

!

router ospf 1

log-adjacency-changes

network 10.0.0.1 0.0.0.0 area 0

network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 1

!

router bgp 100

no synchronization

bgp log-neighbor-changes

redistribute ospf 1 route-map lan-subnet

neighbor 10.0.0.2 remote-as 100

neighbor 172.16.0.1 remote-as 200

Page 20: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

no auto-summary

!

access-list 10 permit 192.168.0.0 0.0.255.255

!

route-map lan-subnet permit 10

match ip address 10

set metric 100

Konfigurasi Router cnc2

cnc2#

interface Loopback100

ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

!

interface Serial1/0

ip address 172.16.0.1 255.255.255.252

serial restart-delay 0

!

interface Serial1/1

ip address 172.16.0.5 255.255.255.252

serial restart-delay 0

!

router bgp 200

no synchronization

bgp log-neighbor-changes

network 172.16.0.0 mask 255.255.255.252

network 172.16.0.4 mask 255.255.255.252

network 192.168.1.0

neighbor iwing peer-group

neighbor iwing remote-as 100

neighbor 172.16.0.2 peer-group iwing

neighbor 172.16.0.6 peer-group iwing

no auto-summary

!

KONFIGURASI ROUTER CNC3

cnc3#

interface Loopback100

ip address 192.168.3.1 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/0

ip address 10.0.0.2 255.255.255.252

duplex auto

speed auto

interface Serial1/1

ip address 172.16.0.6 255.255.255.252

serial restart-delay 0

!

router ospf 1

log-adjacency-changes

Page 21: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

network 10.0.0.2 0.0.0.0 area 0

network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 2

!

router bgp 100

no synchronization

bgp log-neighbor-changes

redistribute ospf 1 route-map lan-subnet

neighbor 10.0.0.1 remote-as 100

neighbor 172.16.0.5 remote-as 200

no auto-summary

!

access-list 10 permit 192.168.0.0 0.0.255.255

!

route-map lan-subnet permit 10

match ip address 10

set metric 100

!

HOW TO CHECK 1 (SH IP ROUTE)

cnc1#sh ip route

Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP

D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2

E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2

i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2

ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route

o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/30 is subnetted, 2 subnets

B 172.16.0.4 [20/0] via 172.16.0.1, 00:22:20

C 172.16.0.0 is directly connected, Serial1/0

10.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets

C 10.0.0.0 is directly connected, FastEthernet0/0

B 192.168.1.0/24 [20/0] via 172.16.0.1, 00:30:28

C 192.168.2.0/24 is directly connected, Loopback100

192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks

O IA 192.168.3.1/32 [110/2] via 10.0.0.2, 00:41:53, FastEthernet0/0

B 192.168.3.0/24 [200/100] via 10.0.0.2, 00:31:04

cnc1#

cnc2#sh ip route

Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP

D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2

E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2

i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2

ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route

o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/30 is subnetted, 2 subnets

Page 22: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

C 172.16.0.4 is directly connected, Serial1/1

C 172.16.0.0 is directly connected, Serial1/0

C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback100

192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks

B 192.168.2.0/24 [20/0] via 172.16.0.6, 00:22:33

B 192.168.2.1/32 [20/0] via 172.16.0.2, 00:31:31

192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks

B 192.168.3.1/32 [20/0] via 172.16.0.6, 00:22:33

B 192.168.3.0/24 [20/0] via 172.16.0.2, 00:31:31

cnc2#

cnc3#sh ip route

Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP

D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2

E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2

i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2

ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route

o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/30 is subnetted, 2 subnets

C 172.16.0.4 is directly connected, Serial1/1

B 172.16.0.0 [20/0] via 172.16.0.5, 00:22:20

10.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets

C 10.0.0.0 is directly connected, FastEthernet0/0

B 192.168.1.0/24 [20/0] via 172.16.0.5, 00:22:20

192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks

B 192.168.2.0/24 [200/100] via 10.0.0.1, 00:31:35

O IA 192.168.2.1/32 [110/2] via 10.0.0.1, 00:42:24, FastEthernet0/0

C 192.168.3.0/24 is directly connected, Loopback100

cnc3#

HOW TO CHECK 2 (PING)

cnc1#ping 192.168.1.1 source 192.168.2.1 repeat 100

Type escape sequence to abort.

Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds:

Packet sent with a source address of 192.168.2.1

Success rate is 100 percent (100/100), round-trip min/avg/max = 4/98/244 ms

cnc1#

cnc3#ping 192.168.1.1 source 192.168.3.1 repeat 100

Type escape sequence to abort.

Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds:

Packet sent with a source address of 192.168.3.1

Success rate is 100 percent (100/100), round-trip min/avg/max = 16/102/260 ms

cnc3#

Page 23: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

I. KONFIGURASI BGP IPV6IP TUNNEL PADA CISCO ROUTER

Dengan telah habisnya persediaan IPv4 yang dimiliki IANA per 3 Februari

2011, mau tidak mau penyelenggara jaringan di seluruh dunia harus mempersiapkan

diri untuk migrasi ke IPv6. Proses migrasi dari IPv4 ke IPv6 tidaklah semudah

membalikkan telapak tangan karena belum semua perangkat jaringan siap dan teruji

untuk menggunakan alamat IPv6. Untuk membantu menanggulangi masalah

tersebut terdapat sedikit rekomendasi implementasi IPV6 sebagai berikut :

Aplikasikan semua sistem ke IPv6

Proses ini sangatlah tidak mudah dan mahal meskipun secara konfigurasi lebih

mudah, karena belum semua perangkat mendukung IPv6.

Dual Stack di Gateway

Menggunakan IPv6 dan IPv4 sekaligus. Proses ini lebih mudah dibandingkan

dengan implementasi semua ke IPv6, namun semua perangkat di core network

dan upstream jaringan harus mendukung IPv6.

Tunnel Broker

Mengimplementasikan tunnel ke broker IPv6 Tunnel yang sudah ada seperti ke

hurricane electric, sprintv6, accessnet, dll. Hal ini lebih mudah dan murah karena

kita cukup mengimplementasikan IPv6 pada perangkat yang memerlukannya

saja. Selain dapat melakukan tunnel ke broker yang sudah ada, kita juga dapat

membuat tunnel broker sendiri untuk menyediakan akses IPv6 ke jaringan ke

tier dibawah kita.

Sebagai referensi kawan-kawan semua, kali ini saya coba menuliskan

konfigurasi BGP IPv6IP Tunnel pada cisco router, dimana dalam hal ini metode

implementasi tunnel broker yang digunakan. Konfigurasi ini telah saya

implementasikan di beberapa perangkat saya yang existing. Adapun sebagai contoh

saya tuliskan tunneling BGP IPv6IP yang sudah saya implementasikan ke

tunnelbroker AccessNet. Konfigurasinya sebagai berikut ini :

Page 24: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

BUAT INTERFACE TUNNEL IPV6

interface Tunnel1

description AccessNet IPv6 Tunnel Broker

no ip address

ipv6 enable

ipv6 address 2001:d68:2001:58::2/64

tunnel source 203.99.96.1

tunnel destination 202.180.0.202

tunnel mode ipv6ip

ipv6 route ::/0 2001:d68:2001:58::1/64

KONFIGURASI BGP IPV6IP TUNNEL

router bgp 10137

neighbor 2001:D68:2001:58::1 remote-as 7587

neighbor 2001:D68:2001:58::1 description AccesNet

address-family ipv4

no neighbor 2001:D68:2001:58::1 activate

no auto-summary

no synchronization

exit-address-family

address-family ipv6

neighbor 2001:D68:2001:58::1 activate

neighbor 2001:D68:2001:58::1 soft-reconfiguration inbound

network 2001:D68:2001:58::/64

redistribute connected

no synchronization

exit-address-family

CEK STATUS BGP IPV6IP TUNNEL

CBB_router#show bgp ipv6 sum

BGP router identifier 203.99.96.254, local AS number 10137

BGP table version is 20898, main routing table version 20898

7416 network entries using 1104984 bytes of memory

7415 path entries using 563540 bytes of memory

5230/5216 BGP path/bestpath attribute entries using 648520 bytes of memory

5040 BGP AS-PATH entries using 141972 bytes of memory

22 BGP community entries using 528 bytes of memory

0 BGP route-map cache entries using 0 bytes of memory

0 BGP filter-list cache entries using 0 bytes of memory

BGP using 2459544 total bytes of memory

BGP activity 7639/223 prefixes, 7707/292 paths, scan interval 60 secs

Neighbor V AS MsgRcvd MsgSent TblVer InQ OutQ Up/Down State/PfxRcd

2001:D68:2001:58::1

4 7587 21723 839 20898 0 0 13:49:56 7414

CEK STATUS IPV6 ROUTING

CBB_router#show ipv6 route

IPv6 Routing Table – 7417 entries

Codes: C – Connected, L – Local, S – Static, R – RIP, B – BGP

Page 25: konfigurasi routing BGP mikrotik dan cisco

U – Per-user Static route

I1 – ISIS L1, I2 – ISIS L2, IA – ISIS interarea, IS – ISIS summary

O – OSPF intra, OI – OSPF inter, OE1 – OSPF ext 1, OE2 – OSPF ext 2

ON1 – OSPF NSSA ext 1, ON2 – OSPF NSSA ext 2

B ::/0 [1/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001::/32 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200::/32 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:900::/40 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:905::/48 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:C00::/40 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:C000::/35 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:E000::/35 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1

B 2001:200:E101::/48 [20/0]

via FE80::CAB4:CA, Tunnel1