Konduktometri termasuk salah satu metode elektroanalitik yang berdasarkan pada konduktansi atau daya...
-
Upload
ummi-khairani-urfa -
Category
Documents
-
view
89 -
download
8
Transcript of Konduktometri termasuk salah satu metode elektroanalitik yang berdasarkan pada konduktansi atau daya...
Konduktometri termasuk salah satu metode elektroanalitik yang berdasarkan pada
konduktansi atau daya hantar listrik suatu elektrolit menggunakan elektroda. Titrasi
konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan kemampuan ion
dalam menghantarkan muatan listrik di antara dua elektroda melalui tindakan titrasi. Pengukuran
konduktovitas dapat pula digunakan untuk penentuan titik ahir titrasi. Titrasi konduktometri
dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung pada frekuensi arus yang digunakan. Titrasi
konduktometri arus rendah dan titrasi konduktometri arus tinggi. Pada titrasi konduktometri arus
rendah, frekuensi maksimalnya 300 Hz penambahan suatu elektolit ke elektrolit lain pada
keadaan yang tidak ada perubahan volume yang begitu besar akan mempengaruhi konduktovitas
larutan terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika tidak terjadi reaksi ionik, maka perubahan
konduktovitas sedikit sekali atau hampir tidak ada. Sedangkan pada titrasi arus tinggi
frekuensinya hingga mega hertz. Prinsip dasar dari metode ini adalah substitusi ion-ion dengan
suatu konduktivitas tertentu oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain.
Titrasi konduktometri tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan titik ekivalen
dapat diamati dengan mudah melalui grafik antara volume titran yang ditambahkan dan besarnya
konduktansi suatu larutan hasil titrasi tersebut. Titrasi konduktometri dapat dilakukan jika
larutan-larutan yang akan digunakan dapat membentuk suatu larutan elektrolit. Larutan elektrolit
tersebut dapat menghantarkan arus listrik atau aliran elektron sehingga mempunyai daya hantar.
Larutan elektrolit biasanya merupakan garam karena dalam air dapat mengion dan
menghantarkan arus listrik. Titrasi konduktometri juga dapat dilakukan terhadap asam lemah dan
basa lemah, asam kuat dan basa kuat, maupun asam kuat dengan basa lemah seperti yang
dipraktikumkan kali ini. Titrasi konduktometri ini tidak dapat dilakukan pada larutan non
elektrolit atau larutan yang tidak dapat menghasilkan ion-ion dalam air.
Titrasi konduktometri ini akan dipengaruhi oleh faktor suhu dan konsentrasi. Suatu ion
dalam sebuah larutan akan bergerak bebas. Ketika dipanaskan atau diberikan kenaikan suhu
maka gerakan dari ion-ion dalam larutan akan semakin acak sehingga kemampuan untuk
menghantarkan elektron atau listrik akan semakin meningkat. Hal ini berati konduktansinya
meningkat. Begitu sebaliknya jika suhu diturunkan. Semakin besar konsentrasi maka semakin
banyak jumlah ion-ion yang berada dalam larutan akibatnya kemungkinan menghantarkan listrik
akan semakin meningkat. Ketika konsentrasi diturunkan maka jumlah ion dalam satuan volum
pelarut akan menurun sehingga konduktansi akan menurun juga. Muatan ion juga
mempengaruhi, misalnya ion A2- akan lebih mudah menghantarkan listrik dibandingkan A-.
Pergerakan ion dalam larutan selain pengaruh suhu juga mempengaruhi konduktansi, di antarnya
penggunaan pelarut air yang berlebih menyebabkan pergerakan ion lambat, viskositas yang
terlalu besar juga menyebabkan ion menjadi lebih lambat. Pergerakan ion yang lambat akan
menurunkan konduktansi.
Titrasi konduktometri dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer untuk
mempermudah dalam pengukuran konduktansi suatu larutan. Prinsip kerja konduktometer adalah
bagian konduktor (elektroda) dimasukkan ke dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu
ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan sebagai
outputnya berupa angka konduktansi. Semakin banyak konsentrasi suatu ion dalam larutan maka
semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh
konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal
ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka
pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah
energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat).
Penambahan titran dalam praktikum dilakukan secara bertahap menggunakan buret.
Setiap penambahan 0,5 mL titran dilakukan pencatatan konduktansi larutan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan grafik titrasi. Setelah penambahan titran
larutan dihomogenkan menggunakan stirer magnetik. Hal tersebut selain memudahkan praktikan
dalam menggoyang gelas kimia juga mempercepat terjadinya reaksi pada larutan sehingga semua
titran yang ditambahkan benar-benar sudah bereaksi dan konduktansinya yang terukur sudah
representatif atau mewakili konduktansi disetiap bagian larutan. Selanjutnya elektroda dari
konduktometer dicelupkan ke dalam larutan dan terukur konduktansinya. Elektroda tersebut
dibersihkan dengan akuades dari sisa larutan pada pengukuran sebelumnya kemudian dikalibrasi
dengan larutan KCl hingga menunjukkan konduktansi 1413 µs agar konduktansi yang terukur
dari larutan adalah tepat.
Titrasi yang pertama adalah titrasi asam kuat dengan basa kuat antara HCl dan NaOH.
Reaksi yang terjadi dalam titrasi ini adalah
HCl (aq) + NaOH (aq) à NaCl (aq) + H2O (l)
Konduktansi larutan awalnya 1999 µs kemudian menurun terus setelah ditambahkan HCl. Jika
diplotkan antara penambahan HCl dan konduktansi adalah sebagai berikut
Percobaan yang sudah dilakukan yaitu larutan NaOH dititrasi dengan HCl. Kurva titrasinya
ditunjukkan pada grafik di atas. Pada literatur ditunjukkan daya hantar H+ turun sampai titik
ekivalen tercapai. Dalam hal ini jumlah H+ makin berkurang di dalam larutan, sedangkan daya
hantar OH- berrtambah setelah titik ekivalen tercapai karena jumlah OH- di dalam larutan
bertambah. Pada percobaan ini titik ekivalen belum tercapai karena mol ekivalen dari titrasi
belum sampai akibat H+ yang ditambahkan kurang. Jika kedua larutan memiliki konsentrasi sama
yaitu 0,01 M maka dibutuhkan 25 mL HCl agar tercapai titik ekivalen. Grafik asam kuat dengan
basa kuat adalah
Titrasi yang kedua adalah titrasi basa lemah dengan asam kuat. Larutan yang digunakan
adalah NH3 dan HCl. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
HCl (aq) + NH3 (aq) à NH4Cl (aq)
Konduktansi larutan NH3 perlahan-lahan naik setelah ditambahkan HCl mulai dari konduktansi
awal sebesar 178 µs hingga 488 µs pada saat penambahan HCl hingga 6,5 mL. Grafik
konduktansi terhadap volume HCl yang ditambahkan adalah sebagai berikut
Jika dibandingkan dengan literatur, konduktansinya akan naik secara perlahan kemudian akan
konstan.
Cabang pertama dari grafik mencerminkan hilangnya ion-ion hidrogen selama penetralan, tetapi
setelah titik akhir dicapai, grafik menjadi horisontal karena larutan air ammonia yang berlebih
tidak terionisasi dengan cukup. Ketidaksesuaian grafik dengan literatur dikarenakan titik akhir
belum tercapai akibatnya tidak terbentuk garis horisontal. Titrasi yang dilakukan hanya
penambahan 6,5 mL HCl.
Titrasi yang ketiga adalah asam lemah dengan basa lemah. Larutan yang digunakan
adalah CH3COOH dan NH3. Reaksi yang terjadi adalah
CH3COOH (aq) + NH3 (aq) à CH3COONH4 (aq)
Konduktansi awal dari larutan adalah 147 µs kemudian setelah penambahan NH3 perlahan-lahan
naik hingga mencapai 251 µs. Grafik literatur menunjukkan bahwa setelah titik ekivalen
tercapai, larutan air-amoniak yang berlebih hanya mempunyai sedikit efek atas konduktansi
karena disosiasinya ditekan oleh garam ammonium yang berbeda dalam larutan.
Grafik literatur menunjukkankan bahwa grafik menurun sedikit karena di akibatkan kurangnya
H+, kemudian terjadi kenaikan hal ini diakibatkan karena bertambahnya NH4+. Grafik dari
percobaan yang dilakukan adalah
Jika dibandingkan maka grafik kurang sesuai, hal ini dikarenakan konsentrasi dari larutan yang
jauh berbeda sehingga dibutuhkan semakin banyak NH3 untuk menetralkan CH3COOH.
Kesalahan-kesalahan praktikan juga dapat mempengaruhi hasil. Ketidakbersihan peralatan yang
digunakan maupun ketidaktepatan dalam penggunaan konduktometer dapat menyebabkan hasil
yang menyimpang.