Kondisi Umat Hindu

43
AA GN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Tat Twam Asi Yogyakarta

description

beberapa data dan kenyataan tentang keterbelakangan umat Hindu di Indonesia

Transcript of Kondisi Umat Hindu

Page 1: Kondisi Umat Hindu

AA GN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Tat Twam AsiYogyakarta

Page 2: Kondisi Umat Hindu

• Tujuan hidup manusia menurut Weda adalahMoksartham Jagadhita.

• Dalam Jagadhita tekandung makna kesejahteraan, ketertiban, keselamatan dan kebebasan.

• Secara khusus tujuan hidup ini dirumuskan sebagaiCatur Purusaartha, yaitu dharma, artha, kama danmoksha.

• Untuk mencapai tujuan ini Weda menekankan padaupaya-upaya perbuatan (karmakanda).

• Bhagawad Gita menjadikan ketertiban dankesejahteraan masyarakat (lokasamgraha) yang dicapai melalui karmayoga

2

Page 3: Kondisi Umat Hindu

"saktah karmany avidavamso yatha, khurvanti bharata, kuryad vidvams

tathasaktas cikirsur loka-samgraham" (Bagawad Gita : III.25).

"Seperti orang yang bodoh yang bekerja keras karenaketerikatan atas kerja mereka demikian seharusnya

orang pandai bekerja tanpa kepentingan pribadi, melainkan untuk kesejahteraan manusia dan

memelihara ketertiban sosial."

3

Page 4: Kondisi Umat Hindu

• Lokasamgraha, secara umum berarti "kesejahteraanbagi semua" (universal well-being).

• Dr. Sarvepalli Radhakrishnan mengartikanlokasamgraha sebagai :

"The maintenance of the world, stands for the unity of the world, the interconnectedness of society“ (pemeliharaan dunia, berarti kesatuan dunia, kesalingterhubungan antar masyarakat").

• Supaya dunia tidak jatuh ke dalam penderitaan phisikdan degradasi moral, supaya kehidupan bersamamenjadi pantas dan terhormat, etika agama seharusnya mengontrol perilaku sosial.

4

Page 5: Kondisi Umat Hindu

• Tidak mungkin tercapai ketertiban dankesejahteraan dunia, bila salah satu bagiannya, dalam hal ini para pemeluk Hindu, tidak sejahtera.

• Sejahtera disini dimaksudkan suatu keadaandimana para pemeluk Hindu mencapai taraf hidupyang layak, bebas dari kemiskinan, material maupun spiritual.

• SIMPUL WACANA:

Lokasamgraha adalah ideal masyarakat

Hindu yang ingin kita tuju.

5

Page 6: Kondisi Umat Hindu

KONDISI EMPIRIK UMAT HINDU:

PERJALANAN MASIH JAUH MENUJU LOKASAMGRAHA

6

Page 7: Kondisi Umat Hindu

• Berapa jumlah pemeluk Hindu diIndonesia? Menurut catatan, jumlah penganutHindu di Indonesia pada tahun 2006 adalah 6,5 juta orang), sekitar 1,8% dari jumlah pendudukIndonesia, merupakan nomor empat terbesar. Namun jumlah ini diperdebatkan oleh perwakilanHindu Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). PHDI memberi suatu perkiraanbahwa ada 18 juta orang penganut Hindu diIndonesia.

• Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari240.271.522 penduduk Indonesia adalahpemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.

7

Page 8: Kondisi Umat Hindu

• Media Hindu menampilkandata presentase pendudukHindu dari sensus tahun1971-2000:Sebagai berikut:1971 : 1,9 %1980 : 2 %1990 : 1,9 % 2000 : 1,8 %

8

Page 9: Kondisi Umat Hindu

9

Page 10: Kondisi Umat Hindu

• Sekitar 93 % penganut Hindu berada di Bali.

• Selain Bali juga terdapat di Sumatera, Jawa, Lombok, dan pulauKalimantan yang juga memiliki populasi Hindu cukup besar, yaitu diKalimantan Tengah, sekitar 15,8 %

• Data Media Hindu: Sebagian besar pemeluk agama Hindu berada dipropinsi Bali, dari setiap 1000 pemeluk agama Hindu, yang berada di :Bali 777 orang.Nusa Tenggara Barat 33 orang.Kalimantan Tengah 30 orang.Sulawesi Tengah 28 orang.Lampung 27 orang.Propinsi lainnya 105 orang.

10

Page 11: Kondisi Umat Hindu

11

Page 12: Kondisi Umat Hindu

12

• Partisipasi pemeluk agama Hindu dalam keluarga berencana paling tinggi.Dari setiap 100 pendudukperempuan berumur 15-49 tahunberstatus kawin yang memakai alatKB,

pemeluk agama : Islam 56 orangKristen 46 orangKatolik 45 orangHindu 66 orangBudha 40 orangLain 39 orang

Jumlah anak yang dilahirkanJumlah anak yang di lahirkan hidup olehperempuan berumur 45-49 tahunpemeluk agama Islam, relatif lebihtinggi. Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh perempuanberumur 45-49 , pemeluk agama : Islam 3,9 anak

Kristen 3,7 anakKatolik 3,4 anakHindu 3,1 anakBudha 3,1 anakLain 3,6 anak

Page 13: Kondisi Umat Hindu

13

• Dari setiap 100 penduduk berumur15 tahun ke atas yang bekerja, pemeluk agama Hindu 41 orang bekerja di Pertanian13 orang bekerja di Industri20 orang bekerja di Perdagangan12 orang bekerja di Jasa14 orang bekerja di sektor lainnya

Data Status PekerjaanPemeluk agama Budha lebih banyakmenjadi pengusaha dengan buruh tetapDari setiap 100 penduduk berumur 15 tahun ke atas pengusaha dengan buruhtetap, pemeluk agama :

Islam 2 orangKristen 2 orangKatolik 3 orangHindu 2 orangBudha 10 orangLain 4 orang

Page 14: Kondisi Umat Hindu

14

Data BUTA HURUF TINGGIKalau kita melihat hasil sensus penduduk sejak tahun 1980 sampai tahun 2000, kita dapat menarik kesimpulan, diantara umat beragama di Indonesia SDM Hindu adalah yang paling lemah. Dari tahun ketahun, tingkat buta huruf umat Hindu adalah yang paling tinggi. Untuk sensus tahun 1980 tingkat buta huruf pemeluk Hindu adalah 38%, sensustahun 1990 sebesar 25% dan tahun 2000 sebesar 16,9%, dengan rincian tingkatbuta huruf untuk perempuan Hindu adalah 23,2% dan laki-laki adalah 10,4%.Bandingkan: Islam Buta hurufnya hanya 11,2%, Protestan 10,2%, Katolik 10,4%, dan Budha 6,6%.

Page 15: Kondisi Umat Hindu

15

Walaupun belum ada yang rinci mengenai kondisi ekonomi umat. Namun data tingkat buta huruf yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat ekonomi pemelukHindu juga rendah. Sebagian besar umat bekerja di sektor pertanian dan hanyasedikit yang menjadi pengusaha

Angka buta huruf tinggi memperlihatkan bahwa umat tidak mampumenyekolahkan anak-anak mereka.

Lingkaran setan kemiskinan. karena pendidikannya rendah, umat Hindu tidakmampu menjadi manusia kreatif yang diperlukan untuk meningkatkan tarafhidupnya.Dan ini membuat mereka tidak mampu keluar dari kesulitan.

Kesulitan dan kelemahan di bidang ekonomi rawan bagi fondasi keyakinanmereka terhadap agama Hindu. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebabKonversi agama.

Page 16: Kondisi Umat Hindu

16

Kasus konversi agama di Bali berdasarkan hasil penelitian , Ni Kadek Surpi, (StudiKasus Konversi agama Hindu ke Kristen Protestan di Kelurahan Abianbase

Kecamatan Mengwi Badung), IHDN Denpasar 2009

1. Ketidakpuasan atas sistem adat dan agama.

2. Krisis Individu, cenderung mencari nilai baru, guna mendapatkanpemecahan dari persoalan yang dihadapi.

3. Faktor Ekonomi/Kemiskinan. Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebabseseorang pindah agama. Meletusnya Gunung Agung tahun 1963 diiringidengan gelombang wabah dan kegagalan panen menimbulkan paceklikhampir di seluruh Bali. Selain itu, banyak orang Bali karena belitankemiskinan bersedia masuk agama lain dengan harapan mendapatkanbantuan dan terjadi peningkatan ekonomi.

Page 17: Kondisi Umat Hindu

17

4. Pengaruh ilmu kebatinan, Kehausan rohani dan janji keselamatan. Ilmukebatinan yang diajarkan Raden Atmaja Kusuma di Singaraja menjadiloncatan awal bagi kekristenan di Bali. Ajaran mistik ini sepintas miripdengan ajaran Kristen di mana pencapaian spiritual dapat dicapai denganpencerahan rohani, bukan dengan upacara yang besar.

5. Keretakan keluarga dan urbanisasi.Keluarga yang tidak harmonis mendorong terjadinya konversi. Anggotakeluarga yang merasa terlempar dari ikatan keluarga dan merasa sebatangkara tanpa ada yang memperhatian cenderung akan mencari komunitasbaru yang dapat dijadikan tempat untuk berbagi dalam kehidupannya.

6. Perkawinan dan urutan kelahiran dalam keluarga.Perkawinan seringkali menimbulkan terjadinya konversi agama. Wanita Bali yang kawin dengan pria Kristen sebagian besar akan mengikuti agama suami karena sistem patrialistik dari masyarakat Bali. Namun tidak sedikitjustru pria Hindu yang mengikuti agama calon istrinya.

Page 18: Kondisi Umat Hindu

18

7. Kegiatan penginjilan yang agresif.Kristen memang merupakan agama missioner. Tugas penginjilan bukan hanyadilakukan oleh penginjil profesional, tetapi juga oleh seluruh gereja danjemaat. Banyak warga yang masuk Kristen karena kegiatan penginjilan yang mempropagandakan kehidupan yang lebih baik.

8. Lemahnya pemahaman teologi (Brahmavidya).Masyarakat Hindu di Bali yang menjalani agama cenderung dengan berbagaiupacara menyebabkan teologi tidak mendapatkan tempat yang layak dalampelajaran agamanya. Ketidaktahuan ini tentu saja merugikan dialog antarpemeluk agama maupun dengan penginjil yang memang mapan dalamberdebat.

Page 19: Kondisi Umat Hindu

19

• TIDAK SEDIKIT UMAT YANG KAYA. Di pihak lain banyak dari para pemelukHindu yang mampu bahkan kuat secara ekonomi, pendidikan dan status sosial.

• TRENDS RITUAL SENTRIS. umat Hindu, baik secara individu, maupunkelompok serng membuat upacara-upacara besar dengan biaya mahal. sementara kita acuh tak acuh dengan umat Hindu lain yang tidak mampu,

• PERTANYAAN. Dari sudut padang agama lalu menimbulkan pertanyaan : mengapa umat Hindu masih berada dalam jurang kemiskinan? apakahpara pemeluk Hindu hanya mencari keselamatan bagi diri atau keluarganyamasing-masing? Tidakkah agama Hindu memiliki ajaran tentang etikanorma atau ajaran yang mendorong pemeluknya untuk mencapaikesejahteraan? Dan ikut memikirkan dan membantu keselamatan, kesejahteraan sesama umat Hindu, di luar batas klan dan marganya?

Page 20: Kondisi Umat Hindu

JALAN MENUJU LOKASAMGRAHA

20

Page 21: Kondisi Umat Hindu

21

• Masyarakat Hindu yang sejahtera, adalah merupakan jumlahtotal dari individu dan keluarga Hindu yang sejahtera.

• Pada hakikatnya setiap individu para pemeluk Hindu, harusmampu menciptakan kesejahteraannya sendiri, melalui karma atau tindakannya sendiri.

• Dan untuk itu dia haruslah memiliki kemampuan, keahlian, pengetahuan dan ketrampilan untuk menunjang profesinya, dengan mana ia mencapai kesejahteraan diri dan keluarganya.

Page 22: Kondisi Umat Hindu

22

KE

LOKASAMGRAHAUMAT SEJAHTERA

INDIVIDUSEJAHTERA

KELUARGASEJAHTERA

Page 23: Kondisi Umat Hindu

23

• KESADARAN INDIVIDU (consciousness) . Lokasamgraha mengisyaratkan, adanyakesadaran dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa pencapaian masyarakatyang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupunspiritual adalah visi masyarakat Hindu

• SOLIDARITAS SOSIAL (Social consciousness) . Lokasamgraha memerlukanadanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, (bahasa Bali "salunglung sabayantaka"), atau kesalingterhubungan dari seluruh pemelukHindu. Proses tumbuhnya kesadaran sosial di kalangan para pemeluk Hindu, bahwa masing-masing dari kita adalah bersaudara satu sama lain. Bahwa hakikatdiri kita sebetulnya sama. Penderitaan bagi yang satu adalah penderitaan bagiyang lain. Kebahagiaan bagi yang satu adalah kebahagiaan bagi yang lain.

Page 24: Kondisi Umat Hindu

KESADARAN INDIVIDU

(Individual consciousness)

24

Page 25: Kondisi Umat Hindu

25

• Visi umat Hindu mencapai kesejahteraan.

• Keseimbangan catur Purusartha: Dharma, Artha, Kama dan Moksah. Semua diperlukanibarat perahu untuk menyeberangi lautan.

• MERUBAH SALAH PENGERTIAN SOAL KARMA. Tidak menyerah pada nasib. Keadaan/ kondisi hari ini jangan diratapi, danbukan pula sesuatu yang tidak bisa dirubah. Perbuatan kita sebagai individu yang menentukan: mau merubahnya atau tidak.

Page 26: Kondisi Umat Hindu

• Tidak cukup kesadaran untuk berubah (ZONA TRANSFORMASI KESADARAN) namun perlu memiliki kemampuan, keahlian, pengetahuandan ketrampilan.

• ZONA INKUBASI. Alam semesta adalah “IBU PENGETAHUAN”, sumberpengetahuan. TAPI carilah pengetahuan itu, jangan menunggu turun darilangit. Perlu pelembagaan Inkubasi untuk membantu dan mendapingiumat: keluarga, komunitas, sekolah dan pemerintah.

• ZONA AKSI. Ketrampilan, keahlian juga bisa dipelajari dan juga diasahmelalui keberanian berbuat, yang berbuah pengalaman.

26

Page 27: Kondisi Umat Hindu

KESADARAN/ KEMAUANBERUBAH

BELAJAR : MENCARI PENGETAHUN DI ALAM SEMESTA

BERANI MECOBA MENGASAH

KETRAMPILAN

ZONA KESADARAN

ZONA INKUBASI

ZONA AKSI

REFLEKSI

BEBAS DARI AWIDYA

27

Page 28: Kondisi Umat Hindu

28

• Inkubasi Keluarga. Transformasikesadaran bisa diinternalisasi dilingkup terkecil, yakni keluarga. Keluarga Hindu seharusnyamembangun karakter anak.

• Inkubasi Komunitas. Arena belajardan membangun karakter bisadilakukan di lingkup komunitas, mulaidengan Banjar ( umat berdomisilidalam lokus yang sama) ataupunAshram- Pura sebagai tempat inkubasi(ketika umat tersebar)

Page 29: Kondisi Umat Hindu

29

• Inkubasi di Sekolah. Transformasikesadaran umat bisa dibentuk di lembagapendidikan formal. Syarat: perlutransformasi kurikulum sehingga bisamembentuk karakter bukan sekedarkognitif.

• Inkubasi oleh Guru Wisesa (Pemerintah). Transformasi kesadaran dan inkubasi bisadilakukan oleh Guru Wisesa denganedukasi publik. Pemerintah perlumemperkuat proses inkubasi keluarga, komunitas dan sekolah.

Page 30: Kondisi Umat Hindu

INDIVIDUUMAT

KELUARGAGURU

RUPAKA

KOMUNITASBanjar,

Yayasan,LSM

GURUWISESA

SEKOLAHGURU

PENGAJIAN

30

Page 31: Kondisi Umat Hindu

KESADARAN SOSIAL

(SOCIAL CONSCIOUSNESS)

31

Page 32: Kondisi Umat Hindu

32

• Filosofi Hindu Wedanta mengandung ajaran tentangTat Twam Asi.

• Segala sesuatu di dunia ini adalah Tuhan. Sesuaidengan filosofi ini Tuhan adalah lautan dan jiwaindividu adalah ombak dari lautan, yang memilikiidentitas sementaranya sendiri, tapi tetap sebagaibagian dari lautan.

• Tanggung jawab sosial harus menjadi bagian darifilosofi Hindu. Setiap umat Hindu harus empatiterhadap kebutuhan orang lain, karena merupakanbagian dari yang lainnya; sebenarnya merekamerupakan bagian dari Tuhan yang sama.

Page 33: Kondisi Umat Hindu

33

• Dengan kata lain, setiap pemeluk Hindu, dimanapun diaberada, apapun klan, marga atau suku bangsanya adalahsaudara bagi pemeluk Hindu lainnya.

• PERSAUDARAAN. Penderitaan seorang pemeluk Hindu, adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu lainnya. Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah jugakebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya.

• SOLIDARITAS. Solidaritas keumatan ini, dalam masyarakatHindu di Bali disebut "suka duka". Konsep, norma, dannilai-nilai suka-duka, perlu diperluas, tidak hanyamenyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ritual atauupakara, tetapi juga meliputi bidang lain, seperti misalnyabidang ekonomi dan pendidikan. Dan tidak hanya bagipemeluk Hindu yang berasal dari suku Bali, tapi mencakupseluruh pemeluk Hindu di Indonesia, apapun sukunya.

Page 34: Kondisi Umat Hindu

34

Sarasamuccaya menyebutkan : "dhaarmarthamkammamoksanam pranah samsthitihetavah tan nighnata kin na hatam raksa bhutahitartha ca" (Sarasamuccaya : 135).

“oleh karenanya usahakanlah kesejahteraan makhluk itu jangan tidak menaruh belaskasihan kepada segala makhluk, karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap

terjamin tegaknya catur purushaarta, empat tujuan hidup, yaitu dharma, artha, kamadan moksha; jika mau mencabut nyawanya mahkluk betapa itu tidak musnah olehnya;

demikianlah orang yang menjaga kesejahteraan makhluk itu, dia itulah yang disebutmenegakkan catur warga (catur purusharta); dinamakan abhutahita, jika sesuatunya

itu tidak terjaga atau terlindungi olehnya”

Page 35: Kondisi Umat Hindu

35

Selanjutnya Sarasamuccaya mengatakan :

"dhanani jivitam caiva parrthe prajna utsrajet, sannimittam varam tyago viase niyate sati"

(Sarasamuccaya : 175). "Maka tindakan orang yang tinggi pengetahuannya, tidak sayang merelakan

kekayaannya bahkan nyawanya sekalipun, jika untuk kesejahteraan umum; tahulahdia bahwa kematian pasti datang dan tidak ada sesuatu yang kekal; oleh karena itu

adalah lebih baik berkorban demi untuk kesejahteraan umum."

Page 36: Kondisi Umat Hindu

36

Swami Dayananda Saraswati, pendiri dari Arya Samaj, sebuah gerakanpembaharu Hindu di abad 19, menempatkan kegiatan sosial sebagaibagian dari 10 prinsip yang beliauinginkan agar diikuti oleh semua umatHindu. Tak ada seorang pun, kata beliau, harus bahagia dengan niat baiknyasendiri, tapi harus lebih berjuang untukkebaikan bersama.

Page 37: Kondisi Umat Hindu

37

Mahatma Gandhi menyebutkan tuju dosasosial. Dikutip dari "Young India", 1925:

1. Politik tanpa prinsip2. Kekayaan tanpa kerja3. Kenikmatan tanpa nurani4. Pengetahuan tanpa karakter5. Perdagangan tanpa moralitas6. Ilmu tanpa kemanusiaan7. Ibadah tanpa pengorbanan

Page 38: Kondisi Umat Hindu

38

Mari memperluas makna Yadnya, tidak saja pengorbanan dalamhubungannya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama umat, berdasarkan ‘daya" (compassion atau cinta kasih) dan ‘dana’ (pemberian bantuan). Dana bukan untuk jangka pendek, atau karitas sentimental, berupa sedekah untuk sekedar menghilangkan lapar. Dana haruslah untuk suatu yang bersifat jangka panjang ataustategis, yaitu untuk peningkatan kualitas SDM Hindu.

Page 39: Kondisi Umat Hindu

39

• PENGUMPULAN DHARMA DANA. Sejak tahun 2006, Parisada memantapkankomitmen pemberdayaan ekonomi umat Hindu melalui pembentukan BadanDharma Dana Nasional (BDDN). BDDN ini adalah sebagai badan yang menghimpun dana dan mengelolanya untuk berbagai program bantuan sosialkeumatan.

• PELAYANAN DASAR UMAT. Mendorong terbentuknya inisiatif umat untukmemberikan pelayanan pendidikan, kesehatan yang terjangkau.

• PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN KAPASITAS UMAT. Mendorong inisiatifmembentuk lembaga pemberdayaan umat; pendampingan, konseling danCapacity building umat.

• ADVOKASI KEBIJAKAN. Melakukan berbagai bentuk pembelaan, perlindunganterhadap umat dalam pemenuhan hak-hak sosil-politik dan ekonomi terutamaterkait kebijakan yang tidak berpihak.

Page 40: Kondisi Umat Hindu

besok matahari masih terbit dari ufuk timur,

dan akan terbenam di barat.

mari kita membangun kehidupan kita yang baru

4040

Page 41: Kondisi Umat Hindu

Nama : AA.GN. Ari DwipayanaPekerjaan: Dosen Jurusan Politik dan PemerintahanFISIPOL UGM, Dosen Program Studi Ilmu Politik PascaSarjana UGM dan Program S2 Politik Lokal dan OtonomiDaerah UGM. Alamat email: [email protected] Kontak: 0274552212 dan 0811282413Twitter: @aridwipayanaugmFacebook: Ari Dwipayana

41

Page 42: Kondisi Umat Hindu

• Lampiran : Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia,Nomor: 4 /Kep/P.A. Parisada/XII/2003,Tanggal : 14 Desember 2003, Tentang : Lokasamgraha (Kesejahteraan Umat Hindu)

• Majalah Media Hindu

• Data Badan Pusat Statistik

• Data dari www.kemenag.go.id

42

Page 43: Kondisi Umat Hindu