Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008....

20
Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Transcript of Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008....

Page 1: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 2: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 3: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 4: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Kondisi ekonomi Estonia, Latvia, Lithuania sebelum dan sesudah

bergabung dengan Uni Eropa

Serafim Wahyu dan Ari Anggari Harapan

Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Perluasan keanggotaan Uni Eropa pada tanggal 1 Mei 2004 merupakan perluasan terbesar dalam sejarah

Uni Eropa. Sepuluh negara bergabung menjadi anggota baru Uni Eropa dan perluasan ini telah menyatukan

Eropa Barat dan Eropa Timur yang terpisah selama Perang Dingin. Kesepuluh negara itu adalah Republik Ceko,

Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Siprus, Slovenia, Slowakia. Dalam artikel ini, akan

dibahas kondisi ekonomi tiga negara Baltik (Estonia, Latvia, Lithuania) sebelum dan sesudah bergabung

menjadi anggota Uni Eropa. Hal menarik yang mendorong penulis membahas Estonia, Latvia, dan Lithuania

karena ketiga negara ini mempunyai latar belakang sejarah yang sama, yakni ketiga negara ini pernah bergabung

dengan Uni Soviet dan merupakan negara dengan tingkat kehancuran paling parah pasca kemerdekaan. Akan

tetapi setelah bergabung dengan Uni Eropa, justru ketiga negara inilah yang memiliki tingkat pertumbuhan

ekonomi tercepat di antara 7 negara lainnya yang bergabung bersama-sama pada tahun 2004. Ternyata setelah

menjadi bagian dari Uni Eropa, Estonia, Latvia, dan Lithuania mengalami beberapa perubahan yang signifikan

kearah yang lebih baik khususnya dalam bidang ekonomi.

Kata kunci: Uni Eropa, Estonia, Latvia, Lithuania

ABSTRACT

Enlargement of the European Union on May 1st, 2004 was the largest single expansion of the European

Union (EU) in its history. There were new ten states which joined the European Union and this enlargement

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 5: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

unify Eastern and Western Europe which were separated during the Cold War. The ten countries were Czech

Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Poland, Cyprus, Slovenia, Slovakia. In this article, the

author will focus on the discussion of economic conditions of the three Baltic countries (Estonia, Latvia,

Lithuania ) before and after joining the European Union. The interesting point that encourages the writer to

focus on Estonia, Latvia, and Lithuania is because these countries have the same historical background, as

former colonies of the Soviet Union. After joining the European Union, Estonia Latvia, and Lithuania have the

fastest growth rate compared to the seven other countries that have also joined the European Union in 2004.

After becoming members of European Union, Estonia, Latvia, and Lithuania have showed some significant

changes towards the better, especially in the economic field.

Keywords: European Union, Estonia, Latvia, Lithuania

1. Pendahuluan

Uni Eropa adalah organisasi negara-

negara Eropa yang sejak tanggal 1 Juli 2013

telah memiliki 28 anggota. Organisasi ini

dibentuk pasca Perang Dunia II. (How the EU

works. http://europa.eu/about-eu/). Eropa pada

saat itu merupakan sebuah benua yang

terpecah belah dan hancur oleh konflik dan

perang. Suatu pemikiran menuju Eropa yang

baru mula-mula muncul sebagai suatu respon

untuk mencegah perluasan totalitarianisme

selama masa Perang Dunia II.1 Saat itu ada dua

pendekatan yang berkembang pesat dalam

kerangka pencarian bentuk Eropa yang baru

yaitu federalisme dan fungsionalisme, dan ini

mendorong terjadinya integrasi Eropa.2 Altiero

Spinelli dan Jean Monnet3 adalah pendukung

dari pendekatan-pendekatan tersebut.

UE didirikan dengan dua tujuan

utama yaitu untuk membatasi kekuasaan

Jerman dan untuk membuat anggota-

1 Fontaine, Pascal. Europe in Ten Points. Luxembourg : Office for Official Publications of the European

Communities, 1995. hlm.5 2Digiacomo, Paul. Theories of Regional Integration.www.tufts.edu/deparrtment/theories.html 3 Altiero Spinelli adalah seorang tokoh federalis dari Italia dan Jean Monnet adalah tokoh rekonstruksi ekonomi

Prancis. Keduanya merupakan tokoh yang ikut andil dalam

pembangunan Uni Eropa. (Melchionni, Maria Grazia. Altiero Spinelli Et Jean Monnet. Zürich: Biblion

Antiquariat. 1999)

anggotanya menjadi lebih makmur.4 Pada

tahun 1950-an setelah berakhirnya Perang

Dunia II, benua Eropa masih terancam oleh

ketegangan antara dua negara yang

bermusuhan, Prancis dan Jerman. Suatu upaya

harus dilakukan untuk menyatukan kedua

negara tersebut dan juga seluruh negara-negara

lain di Eropa agar mereka dapat bekerjasama

dalam menciptakan suatu komunitas bersama.

Pembentukan Uni Eropa dipelopori oleh

Jean Monnet yang menyarankan kepada

Perdana Mentri Prancis, Robert Schuman dan

Kanselir Jerman, Konrad Adenaur untuk

membentuk European Coal and Steel

Community (ECSC).5 Perjanjian pembentukan

ECSC ditandatangani di Paris pada bulan April

1951 atara Jerman, Prancis, Italia, Belgia,

Luxemburg dan Belanda. Negara-negara

pendiri komunitas ini kemudian dikenal

dengan sebutan “the six”. Kemudian pada

tahun 1957, Menteri Luar Negeri Belanda,

Johan Beyen mencetuskan inisiatif untuk

membentuk suatu Pasar Bersama Eropa.6

4 Calvocoressi, Peter. World Politics since 1945. New York: Longman Publishing. 1991. hlm.193 5 Seven Key Days in The Making of Europe. Luxembourg:

Office for Pfficial Publications of the European Commuities. 1997. hlm 2 6 Briggs, Asa and Patricia Clavin. Modern Europe 1789-

1989. New York:Longman, 1997. hlm 435

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 6: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Akhirnya Traktat Roma ditandatangani pada

tanggal 25 Maret 1957 yang menandai era baru

pembentukan European Economic Community

(EEC atau EC) dan European Atomic Energy

Community (Euratom). Sejak saat itu, EEC

merupakan poros utama pergerakan menuju

Eropa bersatu. EEC mulai berfungsi pada

tanggal 1 Januari 1958. Selanjutnya pada tahun

1967, EEC, Euratom, dan ECSC bergabung

menjadi suatu komisi Eropa atau European

Commission.

Tujuan utama pembentukan EEC adalah

untuk mejamin kebebasan dan kompetisi yang

sejajar di antara anggotanya. Hal ini pada

akhirya diharapkan akan membawa

perdamaian dan kesejahteraan di Eropa. Juga

diharapkan bahwa kerjasama ekonomi yang

lebih besar akan mendorong timbulnya

kesatuan politik dalam bidang pertahanan, luar

negeri, dan kebijakan sosial negara- negara

anggotanya.

Kerjasama ini dimulai dengan

pembentukan Common Agricultural Policy

(CAP) untuk melindungi para petani di negara-

negara anggota. Di antara tahun 1958 dan

1970, penghapusan kewajiban pajak telah

memberi hasil yang menakjubkan:

perdagangan antar negara-negara EEC

meningkat sampai enam kali lipat, sedangkan

perdagangan EEC dengan negara-negara lain

di dunia meningkat sampai tiga kali lipat.

Pendapatan rata-rata nasional (GNP) EEC pada

masa tersebut meningkat sampai 70%.7

Keberhasilan yang dicapai oleh EEC menarik

minat negara-negara Eropa lainnya untuk

bergabuung dengan EEC.

7 Seven Key Days, Op.Cit, hlm 3

Tahap selanjutnya adalah pembentukan

European Monetary System (EMS) yang

merupakan respon terhadap ketidakstabilan

moneter akibat krisis miyak tahun 1973 dan

1979. Pada tanggal 17 Februari 1986

ditandatangani Single European Act (SEA)

yang menetapkan target pembentukan Pasar

Tunggal Eropa.

Pada tahun 1992 terjadi peristiwa penting

yang menandai era baru proses integrasi Eropa.

Yaitu ditandatanganinya Treaty of European

Union atau yang lebih dikenal sebagai

Perjanjian Maastricht pada tanggal 7 Februari

1992. Penandatanganan Perjanjian Maastricht

ini menandakan lahirnya European Union

(EU) yang berdiri di atas 3 pilar, yaitu:

1. ECSC, EC, dan Euratom

2. Common Foreign and Security Policy atau

CFSP, dan

3. Kerjasama dalam bidang peradilan dan

masalah dalam negeri (justice and home

affairs).8

Perjanjian Maastricht yang mulai

berfungsi tanggal 1 November 1993 ini

menetapkan program-program yang ambisius

bagi UE, yaitu:

1. Terbentuknya kesatuan moneter pada

tahun 1999, kebijakan bersama yang baru,

2. Kewarganegaraan Eropa, serta

3. Kebijakan luar negeri dan keamanan

bersama (CFSP) serta keamanan internal.9

Dengan melihat perubahan-perubahan

yang terus dilakukan Uni Eropa untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya, tidak

sedikit negara-negara Eropa lainnya yang juga

8 Luxembourg: Office for Official Publications of the

European Communities, 1996.hlm 2 9 Fontaine, Op.cit.,hlm 7

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 7: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

ingin turut bergabung dengan kesatuan ini. Maka

pada pembahasan selanjutnya akan dipaparkan

beberapa kebijakan UE untuk negara-negara

anggotanya.

1.1 Kebijakan Uni Eropa untuk negara

anggotanya

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas

yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan

cara bertindak. Kebijakan yang merupakan aturan

tertulis hasil keputusan formal organisasi akan

menjadi rujukan utama para anggotanya dalam

berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat

problem solving dan proaktif.10

UE sebagai

organisasi pusat memiliki beberapa kebijakan

untuk negara-negara anggotanya. Kebijakan Uni

Eropa mencakup bidang hak asasi manusia,

bantuan kemanusiaan, penanganan krisis,

perdagangan, energi, dan mata uang tunggal Euro

(http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/index_

id.htm).

Kebijakan UE dalam hal kemanusiaan terlihat

dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Uni

Eropa berupaya memastikan semua hak asasi

manusia, baik hak-hak sipil, politik, ekonomi,

sosial maupun budaya – dihormati di mana pun,

sebagaimana ditetapkan dalam Deklarasi Universal

tentang Hak Asasi Manusia dan ditegaskan kembali

dalam Konferensi Dunia tentang Hak Asasi

Manusia tahun 1993. Uni Eropa juga

mengedepankan hak-hak wanita, anak-anak, kaum

minoritas, serta pengungsi. Uni Eropa juga

berjuang melawan rasisme, xenophobia11

dan

10 Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan

Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta 11 Xenophobia adalah perasaan takut yang menyebabkan penolakan terhadap orang asing. Penderita xenophobia sering

dikucilkan karena lebih sering menyendiri dan menghindari

tempat-tempat ramai. (Mustofa, Bisri dan Eilsa Vindi Maharani. Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008.

hlm.347)

bentuk-bentuk lain dari diskriminasi

berdasarkan agama, jenis kelamin, usia, dan

kecacatan. Uni Eropa telah sejak lama

berkomitmen untuk membantu pihak-pihak

yang membutuhkan bantuan. Kebijakan UE

dalam bantuan kemanusiaan terwujud dalam

pembentukan Kantor Kemanusiaan Komisi

Eropa (European Commission Humanitarian

Office - ECHO). Selain itu UE juga

memberikan bantuan kemanusiaan sebesar €14

milyar kepada para korban konflik dan

bencana di 140 negara.

Sedangkan dalam hal penanganan krisis

ekonomi di negara-negara anggotanya, Uni

Eropa membentuk Departemen Tanggap Krisis

dan Koordinasi Operasional dari EEAS

(European External Action Service) yang

menjalankan perannya dengan membantu

Perwakilan Tinggi untuk memastikan adanya

keterpaduan. Uni Eropa juga mengeluarkan

kebijakan dalam hal perdagangan dengan

tujuan dapat menghilangkan berbagai

hambatan yang terjadi dalam perdagangan. Uni

Eropa percaya pada sistem yang berdasarkan

aturan, yang berpusat pada Organisasi

Perdagangan Dunia (World Trade

Organisation/ WTO) dan mekanisme-

mekanisme multilateralnya.

Di bidang energi, UE juga merumuskan

dan menetapkan berbagai kebijakan.

Permintaan energi yang semakin meningkat,

harga yang bergejolak, gangguan terhadap

pasokan dan keinginan untuk meminimalisir

dampak lingkungan mendorong perlunya

strategi energi Uni Eropa yang jelas. Hasilnya

adalah sebuah kebijakan dengan tiga tujuan

utama yaitu memastikan keamanan pasokan,

daya saing dan kesinambungan. Kebijakan UE

dalam bidang energi terlihat dari

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 8: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

dikembangkannya program yang dikenal

sebagai target „20-20-20‟, yang harus dicapai

pada tahun 2020. Adapun upaya UE dalam

kebijakan ini antara lain mengurangi emisi gas

rumah kaca Uni Eropa sampai dengan

sekurang-kurangnya 20% di bawah tingkat

emisi gas rumah kaca Uni Eropa pada tahun

1990, memastikan 20% dari energi yang

digunakan di wilayah Uni Eropa berasal dari

sumber-sumber yang terbarukan, dan

mengurangi penggunaan energi primer sebesar

20% dibandingkan dengan tingkat yang

diproyeksikan – yang harus dicapai melalui

efisiensi energi.

Setelah Uni Eropa terbentuk, kebijakan

mata uang bersama muncul sebagai hasil dari

upaya untuk mendorong pencapaian persatuan

ekonomi. Dalam pencapaian persatuan

ekonomi, negara anggota harus rela untuk

menyerahkan sebagian kedaulatannya.

Penggunanaan mata uang tunggal Euro sebagai

mata uang bersama memperlihatkan suatu

indikasi bahwa Uni Eropa telah mengatur

kebijakan keuangan negara anggota dan hal

semacam ini belum ditemukan dalam

organisasi internasional manapun. Perkenalan

terhadap Euro sebagai mata uang tunggal

Eropa pada 1 Januari 1999 merupakan tanda

yang jelas bahwa pengaruh ekonomi negara

anggotanya telah memperkuat Uni Eropa. Mata

uang Franc milik Prancis, Mark milik Jerman

dan lainnya yang telah digunakan sebelumnya

ditarik dari peredarannya saat mata uang Euro

diluncurkan. Dengan mata uang Euro maka

penduduk Eropa dapat mengguunakan mata

uang tersebut di negara-negara anggota Uni

Eropa.

Dengan melihat begitu banyak kebijakan

yang dibuat UE untuk melindungi hak warga

dan meningkatkan kesejahteraan negara

anggota, tidaklah mengherankan bila banyak

negara Eropa yang berkeinginan untuk menjadi

anggota UE.

1.2 Perluasan anggota Uni Eropa pada

tahun 2004

Perluasan keanggotaan UE sejak awal

terbentuknya UE terbagi menjadi tiga bagian

yaitu:

1. Perluasan ke bagian Utara, yaitu

degan masuknya Inggris, Denmark,

dan Irlandia pada tahun 1973,

2. Perluasan ke bagian Selatan, dengan

masukya Yunani pada tahun 1981,

serta Spanyol dan Portugal pada tahun

1986, dan

3. Perluasan ke negara-negara anggota

EFTA (European Free Trade

Association), yaitu dengan masuknya

Austria, Finlandia dan Swedia pada

tahun 1995.

Pada tahun 2004 UE mulai membuka diri

untuk menerima anggota baru yang berasal

dari negara-negara Eropa Tengah dan Timur

antara lain Republik Ceko, Estonia, Hungaria,

Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Siprus,

Slovenia, dan Slovakia. UE menerima sepuluh

negara tersebut karena memenuhi persyaratan

ekonomi dan politik atau yang disebut juga

dengan kriteria Kopenhagen (ditetapkan pada

pertemuan Dewan Eropa di Kopenhagen,

Denmark pada Juni 1993).

Kriteria Kopenhagen adalah peraturan

yang menetapkan apakah suatu negara layak

untuk bergabung dengan Uni Eropa atau

tidak. Kriteria ini mensyaratkan: 12

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 9: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

1. Negara kandidat harus telah mencapai

stabilitas institusi-institusi demokrasi,

penegakan hukum, hak asasi manusia,

dan penghormatan dan perlindungan

bagi minoritas.

2. Keberadaan dari fungsi ekonomi

pasar, sebagaimana kemampuannya

untuk mengadopsi tekanan kompetitif

dan kekuatan pasar dalam Uni Eropa

3. Kemauan untuk menuju pada

kesatuan ekonomi, politik, dan

moneter.

Dalam rangka membantu percepatan

pemulihan ekonomi negara-negara di Eropa

Timur dan Tengah guna memenuhi prasyarat

UE, Komisi UE juga memutuskan untuk

memberikan bantuan khusus terhadap

Polandia. Polandia bersama Hungaria adalah

negara khusus yag menerima bantuan

ekonomi dari Uni Eropa melalui program

PHARE (Pologne et Hongrie Aide de la

Reconstruction Economique). Program ini

telah dikoordinasikan melalui Komisi Eropa

sejak tahun 1990. Bantuan yang telah

disalurkan melalui program ini pada tahun

1990 sebesar 500 juta ECU (European

Currency Unit), di tahun 1991 sebesar 1

milyar ECU, dan terus meningkat sampai

sebesar 1,6 milyar ECU di tahun 1994

(http://europa.eu/legislation_summaries/enlar

gement/2004_and_ 2007_enlargement/

e50004_en.htm).

Perluasan anggota UE pasca Perang

Dingin dapat dikatakan bersifat khusus karena

adanya perbedaan ideologi dan sistem

12PresidencyConclusions,CopenhagenEuropeanCouncil.1

993,7.A.iii.http://www.europarl.europa.eu/enlargement/ec

/pdf/cop_en.pdf diunduh tanggal 18 Februari 2014 jam 08.00

perekonomian antara Eropa Timur dan Eropa

Barat. Pembagian ideologi ini awalnya terjadi

pada masa Perang Dingin, dimana Blok Barat

dan Blok Timur terbentuk atas dasar

perebutan ideologi antara demokrasi-

liberalisme dan sosialisme-komunisme. Eropa

Barat cenderung mengikuti ideologi Amerika

Serikat, yaitu demokrasi-liberalisme,

sedangkan Eropa Timur cenderung mengikuti

ideologi Uni Soviet, yaitu sosialisme-

komunisme. Namun setelah Perang Dingin

berakhir, batasan-batasan ideologi antara

Eropa Timur dan Tengah melebur menuju

pada sistem demokrasi liberal.13

Perbedaan dalam hal sistem perekonomian

terlihat dari Eropa Barat yang menjalankan

sistem ekonomi kapitalis dan Eropa Timur

yang menjalankan sistem ekonomi sosialis.

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang

memberikan kebebasan secara penuh kepada

setiap orang untuk mengadakan kegiatan

perekonomian seperti memproduksi barang,

menjual barang, menyalurkan barang dan lain

sebagainya. Pada sistem ekonomi kapitalisme

pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan

ekonomi. Sedangkan sistem ekonomi sosialis

adalah sistem ekonomi yang menghendaki

pengaturan perekonomian dilakukan oleh

pemerintah secara terpusat. Oleh karena itu,

dalam sistem ekonomi ini peranan pemerintah

dalam berbagai kegiatan ekonomi sangat

dominan.14

Dengan berakhirnya Perang

Dingin sistem ekonomi negara-negara Eropa

Timur dan Tengah mulai beralih dan

menjalankan sistem ekonomi pasar.

13 Pronk, J.P. Sedunia Perbedaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. 1993.hlm 54 14 Lincolin, Arsyad. The Influence of Social Capital on

Economic Growth: The Case of Indonesia, 1983-2008.

Jurnal Ekonomi & Bisnis Kinerja. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta. 2011

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 10: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Permasalahan yang timbul dalam perluasan UE

pada tahun 2004 adalah kondisi perekonomian

yang lemah pada kesepuluh negara bekas

jajahan Uni Soviet sebelum bergabung dengan

Uni Eropa. Namun, setelah UE melakukan

upaya-upaya untuk menstabilkan kondisi

ekonomi kesepuluh negara tersebut, ternyata

jutsru Estonia, Latvia, dan Lithuania lah yang

mengalami peningkatan cukup signifikan

dibanding dengan 7 negara lainnya. Oleh

karena itu, pada pembahasan berikutnya akan

dipaparkan seberapa tinggi pertumbuhan ketiga

negara tersebut dan seberapa cepat

pertumbuhannya Latvia, dan Lithuania lah

yang mengalami peningkatan cukup signifikan

dibanding dengan 7 negara lainnya. Oleh

karena itu, pada pembahasan berikutnya akan

dipaparkan seberapa tinggi pertumbuhan ketiga

negara tersebut dan seberapa cepat

pertumbuhannya seberapa tinggi pertumbuhan

ketiga negara tersebut dan seberapa cepat

pertumbuhannya.

2. Kondisi perekonomian Estonia, Latvia, dan

Lithuania sebelum dan sesudah bergabung

dengan Uni Eropa

Tabel 2.1

GDP per capita (US$)

Tahun Estonia Latvia Lithuania

2000 4,144 3,301 3,267

2001 4,573 3,530 3,493

2002 5,386 3,983 4,083

2003 7,270 4,811 5,387

2004 8,913 5,950 6,564

2005 10,330 6,973 6,564

2006 12,503 8,713 8,865

2007 16,393 12,638 11,584

Sumber:

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP

.CD?page=1), download tanggal

20 Januari 2014, jam 02.43.

Dapat dilihat dalam tabel 2.1, pertumbuhan

ekonomi Estonia, Latvia, dan Lithuania selama 4

tahun sebelum masuk UE hanya sebesar $ 3.267 - $

4.144, tetapi dalam jangka waktu 1 tahun setelah

masuk UE, GDP Estonia, Latvia, dan Lithuania

bertambah menjadi $ 6.564 - $ 10.330. Hal ini

menunjukan bahwa ternyata sebelum masuk UE,

GDP ketiga negara tersebut hanya mengalami

peningkatan sebesar 10% per-tahunnya dan setelah

masuk UE meningkat menjadi 23% per-tahunnya.

Maka dalam kurun waktu 2000-2005 yakni

sebelum dan sesudah bergabung dengan Uni Eropa,

GDP Estonia, Latvia, dan Lithuania mengalami

peningkatan lebih dari 200%. Di bawah ini

perkembangan ketiga negara tersebut akan dibahas

satu per satu.

2.1 Estonia

Negara yang dalam bahasa lokal disebut Eesti

Vabariik ini adalah negara yang beribukota di

Tallinn dengan luas wilayah 45.227 km² dengan

jumlah penduduk 1.339.000 jiwa pada tahun 2012

(World Development Indicators: Population

dynamicshttp://data.worldbank.org/indicator/SP.PO

P.TOTL). Republik Estonia berada di Eropa Utara,

berbatasan dengan Teluk Finlandia di sebelah

utara, Latvia di sebelah sebelah selatan, Rusia di

sebelah timur, dan Laut Baltik di sebelah barat.

Setelah berabad-abad berada di bawah kekuasaan

Denmark, Swedia, Jerman, dan Rusia, Estonia

berhasil mencapai kemerdekaannya pada 1918 dan

pada 1920 Estonia mendeklarasikan negaranya

sebagai negara republik yang demokratis.

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 11: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Estonia kembali harus menghadapi invasi

Rusia pada 17 Juni 1940. Tidak lama sejak

peristiwa tersebut, Estonia pun terpaksa tunduk di

bawah rezim Komunis Uni Soviet. Hingga Perang

Dunia II, Estonia mencapai kondisi politik yang

netral. Namun, Uni Soviet secara paksa menguasai

kembali Estonia sebagai hasil dari Perjanjian

Molotov-Ribbentrop15

tahun 1939 dengan pihak

Nazi Jerman.

Memasuki tahun 1985, Mikhail Gorbachev16

diangkat menjadi sekertaris jendral di USSR

(Union of Soviet Socialist Republics). Berbeda

dengan pemimpin-pemimpin Soviet lainnya,

Gorbachev menganut prinsip keterbukaan dalam

berhubungan dengan Barat dan memulai reformasi

ekonomi dan politik domestik serta menekankan

pada perdamaian dan pelucutan senjata. Pada bulan

Desember 1988 di depan PBB, Gorbachev

menyatakan akan menarik mundur pasukan Soviet

dari Eropa Timur dan melakukan penciutan jumlah

personal militer sebesar 500.000 orang.

Melemahnya kontrol Uni Soviet terhadap negara-

negara di Eropa Timur termasuk Estonia,

mendorong Estonia untuk mendeklarasikan

kembali kemerdekaannya dan pada tahun 1990

nama Republik Estonia kembali dipakai. Walaupun

demikian, USSR baru mengakui kemerdekaan

Estonia pada tahun 1991 dan baru pada tahun 1994

Federasi Rusia bersedia menarik pasukan

bersenjatanya dari teritori Estonia.

15 Perjanjian Molotov-Ribbentrop adalah perjanjian non-agresi

antara Jerman dan Rusia, yang berisi Uni Soviet dan Jerman

tidak akan saling menyerang selama sepuluh tahun. (Arkadie, Brian Van and Mats Karlsson, 1992)

16 Gorbachev merupakan generasi pemimpin Soviet yang berusia

muda dan memiliki pemikiran yang terbuka. Ia mengingikan adanya reformasi radikal yang dimulai dengan kebijakan

glasnost (keterbukaan). Reformasi yang paling signifikan adalah

ketika Gorbachev memberikan kebebasan kepada rakyat untuk memilih pimpinan mereka. (Lieven, Anatol. The Baltic

Revolution: Estonia, Latvia, Lithuania and the Path to

Independence. London: Yale University Press. 1994)

Pada tahun 1994 pasukan Rusia mulai

meninggalkan Estonia. Hal ini membuka jalan bagi

Estonia untuk memiliki kebebasan dalam

membangun hubungan politik dan ekonomi dengan

Eropa Barat. Akhirnya, Estonia bergabung dengan

NATO dan Uni Eropa pada tahun 2004. Proses

pengajuan permohonan untuk dapat menjadi

anggota Uni Eropa dimulai tahun 1991 ketika

Estonia mendapatkan undangan untuk memulai

negosiasi keanggotaan Uni Eropa. Selanjutnya,

barulah pada tahun 2002, tepatnya pada saat

konferensi Uni Eropa berlangsung di Kopenhagen,

Estonia mendapatkan undangan resmi untuk

bergabung dengan Uni Eropa. Pada bulan

September 2003, Estonia mengadakan voting

mengenai masalah integrasi ke Uni Eropa dan

hasilnya 70% menyetujui Estonia bergabung

dengan Uni Eropa.17

Akhirnya, pada 1 Mei 2004

Estonia dinyatakan sebagai salah satu dari sepuluh

negara baru yang bergabung dengan Uni Eropa.

Dalam perjalanannya menjadi negara anggota UE,

Estonia merupakan salah satu negara yang

menerima dana dari UE sebesar 12 juta Euro

melalui program bantuan PHARE.

Pertumbuhan GDP Estonia setelah bergabung

dengan UE dapat kita lihat melalui tabel 2.1.1 di

bawah ini.

Tabel 2.1.1

GDP growth (%)

Tahun Estonia Polandia Hungaria

1999 -0.3 4.5 3.2

2000 9.7 4.3 4.2

2001 6.3 1.2 3.7

2002 6.6 1.4 4.5

2003 7.8 3.9 3.9

2004 6.3 5.3 4.8

2005 8.9 3.6 4.0

2006 10.1 6.2 3.9

Sumber: http://data.worldbank.org/ download tanggal

17 Februari 2014, jam 21.40.

17 Smith, David. Estonia: Independence and European

Integration (Postcommunist States and Nations). London: Routledge. 2002.

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 12: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Melalui tabel 2.1.1, kita dapat melihat

perbandingan GDP Estonia, Polandia, dan

Hungaria sebagai negara yang sama-sama

menerima bantuan PHARE dari UE. Tabel ini

memperlihatkan bahwa pada awalnya pertumbuhan

nilai GDP di Estonia pada tahun 1999 hanya

sebesar -0,3% atau berada di urutan terendah

dibandingkan dengan Polandia 4,5% dan Hungaria

3,2%. Akan tetapi dalam jangka waktu 1 tahun

setelah masuk UE, GDP Estonia mengalami

pertumbuhan hingga 8,9% mengalahkan Polandia

yang hanya 3,6% dan Hungaria 4,0%. Karena

pertumbuhan yang cepat inilah, Estonia mendapat

julukan sebagai “Baltic Tiger”.18

Menguatnya nilai GDP Estonia membawa

dampak positif bagi perekonomian di Estonia. Mata

uang Estonia (Kroon Estonia) mengalami

stabilisasi pada tahun 2010 dan memasuki 1 Januari

2011, Estonia resmi menjadi negara ke 17 sebagai

pengguna mata uang Euro. Masuknya Estonia ke

dalam Uni Eropa, selain membawa perbaikan bagi

Estonia sendiri, juga membawa kontribusi bagi

negara-negara anggota Uni Eropa yang lain, antara

lain dalam sektor pariwisata, pertahanan dan

keamanan, perindustrian, juga membantu Uni

Eropa dalam usaha perluasan wilayah.

2.2 Latvia

Nama "Latvija" berasal dari Latgallians kuno,

salah satu dari empat suku Baltik Indo-Eropa, yang

bersama-sama dengan Koronia, Selonia, Semigallia

membentuk inti masyarakat Latvia dewasa ini.19

Etnis yang berada di Latvia terbagi menjadi

empat etnis inti, yakni suku Baltik Indo-Eropa,

18 Mole, Richard. The Baltic States from the Soviet Union to the

European Union: Identity, Discourse and Power in the Post-

Communist Transition of Estonia, Latvia and Lithuania. London: Routledge. 2013. 19 Sekilas tentang Latvia (www.Latvia.eu) diunduh tanggal 20

Februarai 2014 pukul 14.00

Couronians, Selonians dan Semigallians. Latvia

terbatasan dengan Laut Baltik, Estonia, dan

Lithuania dengan luas wilayah 64.589 km2 dan

jumlah populasi 2.270.700 jiwa pada tahun 2012.20

Pada tahun 1721 hingga 1918, Latvia berada di

bawah kekuasaan Rusia, walaupun begitu, mereka

tetap mempertahankan bahasa, adat istiadat, dan

budaya mereka. Maka dari itu, saat terjadi Revolusi

Rusia pada tahun 1917, Latvia mendapat

kesempatan untuk membebaskan diri. Pada 18

November 1918 republik Latvia memproklamirkan

kemerdekaanya. Namun kebebasan sebagai negara

yang merdeka ini hanya berlangsung kurang lebih

20 tahun. Karena adanya ketidakstabilan politik,

Latvia lalu dikuasai oleh pemerintah ditaktor saat

berada di bawah pimpinan Presiden Karlis

Ulmanis. Setelah itu, pada tahun 1939, Latvia

kembali dikuasai oleh tentara Rusia dan kemudian

ditarik untuk menjadi satu kesatuan wilayah di

bawah bendera Uni Soviet pada tahun 1940.

Kemudian pada 1941 hingga 1944, Latvia diduduki

oleh tentara-tentara Jerman. Jatuhnya Nazi Jerman

membuat Latvia kembali dikuasai Uni Soviet

hingga tahun 1991.

Pada tahun 1991, kegagalan Gorbachev

rupanya juga berdampak kepada Latvia. Latvia

memerdekakan diri dari dominasi Soviet dan

kembali mendeklarasikan kemerdekaannya pada

21 Agustus 1991. Kemerdekaan ini pun segera

diakui oleh negara-negara Eropa lainnya, dan pada

2 September 1991, Presiden Bush mengumumkan

pengakuan diplomatik penuh untuk Latvia, Estonia,

dan Lithuania. Sedangkan Uni Soviet baru

mengakui kemerdekaan Latvia pada 21 Agustus

1991.

20 World Development Indicators: Population dynamics

http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL) diunduh 20

Februari 2014 pukul 14.00

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 13: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Setelah menjadi negara yang merdeka,

hubungan diplomatik internasional mulai dilakukan

Latvia dengan menjadi anggota PBB pada 17

September 1991. Kemudian pada tahun 1998

Latvia mulai bergabung dalam WTO dan pada

tahun 2004, Latvia akhirnya resmi menjadi anggota

Uni Eropa dan NATO.

Perjalanan Latvia dalam usaha untuk

bergabung menjadi anggota Uni Eropa dimulai

pada tahun 1997. Saat itu Latvia diundang untuk

menghadiri pertemuan untuk bergabung dengan

Uni Eropa, kemudian secara resmi diundang untuk

menghadiri pertemuan puncak di Kopenhagen pada

bulan Desember 2002. Pembicaraan tentang

keanggotaan dalam Uni Eropa menjadi topik

bahasan utama yang telah dinanti nanti pemerintah

Latvia sejak tahun 1990. Latvia mengirimkan

aplikasi keanggotaan Uni Eropa pada 27 Oktober

1995. Pemerintah Latvia kemudian mengadakan

referendum, apakah Latvia bergabung menjadi

anggota Uni Eropa ataukah tidak pada tanggal 20

September 2003. Hasilnya, 66,9% memilih

bergabung dengan Uni Eropa dan akhinya pada

tanggal 1 Mei 2004, Latvia resmi menjadi anggota

Uni Eropa.21

Ada beberapa alasan mengapa Latvia ingin

menjadi anggota UE. Alasan yang pertama karena

Latvia ingin meningkatkan perekonomiannya.

Alasan yang kedua dikarenakan Latvia ingin

memperkuat kontrol perbatasan eksternal,

memerangi kejahatan yang terorganisir, migrasi

ilegal, perdagangan narkoba, dan pencucian uang.

Dalam tabel dibawah ini kita dapat melihat

pertumbuhan GDP Latvia pada tahun 2000-2003

21 Lieven, Anatol. The Baltic Revolution: Estonia, Latvia,

Lithuania and the Path to Independence. London: Yale

University Press. 1994

yakni menjelang penetapannya sebagai anggota

baru Uni Eropa tetap ada kenaikan dan penurunan.

Namun setelah resmi menjadi anggota Uni Eropa,

sistem ekonomi Latvia menjadi lebih stabil dengan

peningkatan GDP per-tahunnya sebesar 1,6%

sampai 1,9%. Dalam kurun waktu 6 tahun yakni

mulai 2000 hingga 2006, GDP Latvia mengalami

peningkatan sebesar 5,3%.

Tabel 2.2

GDP growth (annual %)

2000 6.9

2001 8.0

2002 6.5

2003 7.2

2004 8.7

2005 10.6

2006 12.2

Sumber:

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKT

P.KD.ZG/countries?page=1)

Setelah resmi menjadi anggota Uni Eropa,

pemerintah Latvia masih harus berupaya untuk

dapat menggunakan mata uang bersama Euro. Pada

tahun 2004, pemerintah Latvia belum berhasil

menggunakan Euro karena kondisi ekonomi Latvia

dianggap belum cukup kuat untuk penggunaan

mata uang tersebut. Pemerintah kemudian

memberlakukan kebijakan penghematan yang lebih

ketat sehingga pada akhirnya Latvia berhasil

memenuhi semua kriteria untuk menggunakan mata

uang Euro mulai 1 Januari 2014.

Setiap negara anggota UE diwajibkan untuk

menyisihkan dana untuk membantu negara lain.

Negara-negara UE harus membuat perhitungan

tahunan guna membantu pembangunan resmi

(Official Development Assistance/ ODA). ODA

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 14: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

adalah dana yang disediakan untuk pembangunan

negara-negara lain sesuai presentase tingkat GNP

negara yang bersangkutan. Latvia pada tahun 2005

dapat mengalokasikan 0,07% dari GNP, atau

sekitar 5,9 juta untuk kerjasama pembangunan. Dari

dana ini, 91% merupakan pembayaran pada

organisasi internasional dan program-program

mereka, seperti Uni Eropa, badan-badan PBB,

Organisasi Migrasi Internasional, dan Dana

Moneter Internasional.22

Dan pada tahun 2005,

untuk pertama kalinya Latvia mulai

mengalokasikan sebagian jumlah anggarannya

untuk bantuan bilateral yang telah direncakan.

Bantuan dana tersebut dialokasikan untuk dua

negara yang sejak lama telah menjadi prioritas

Latvia yakni Moldova dan Georgia untuk sektor-

sektor seperti penjagaan perbatasan, bea cukai,

administrasi lembaga permasyarakatan, koordinasi

masalah Uni Eropa, pembentukan sistem

pemerintah lokal, dan lain lain.23

2.3 Lithuania

Vilnius adalah ibu kota negara Lithuania.

Negara yang bernama Republik Lithuania ini

merdeka pada tanggal 11 Maret 1990 dan terletak

di pantai timur Laut Baltik, berbatasan dengan

Latvia di bagian utara, Belarus di bagian tenggara,

dan Polandia di sebelah barat daya. Lithuania

memiliki total jumlah penduduk 3.400.000 jiwa dan

luas daerah 65.300.000 km² (World Development

Indicators:Populationdynamicshttp://data.worldban

k.org/indicator/SP.POP.TOTL. Daerah administrasi

Lithuania terbagi dalam 10 propinsi, 108 kota, dan

44 daerah setingkat kota.

22Latvia Gross National Product http://www.tradingeconomics.com/latvia/gross-national-product 23 Arkadie, Brian Van and Mats Karlsson. Economic survey of

the Baltic states: the reform process in Estonia, Latvia and Lithuania. London: Pinter. 1992

Lithuania merupakan negara pecahan Uni

Soviet yang memproklamasikan kemerdekaannya

pada tanggal 11 Maret 1990. Kedaulatannya baru

diakui oleh Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

pada tanggal 27 Agustus 1991. Latvia memiliki

penduduk dengan beragam etnis, antara lain

Lithuania (84%), Rusia (4,9%), Polandia (6,1%),

dan Belarus (1,1%).24

Lithuania menggunakan mata uang Litas sejak

bulan Juli 1993. Lithuania menerapkan sistem

multi-partai dengan kekuasaan negara dilaksanakan

oleh parlemen, presiden, pemerintah dan

mahkamah. Parlemen adalah badan legislatif

tertinggi, menerapkan sistem parlemen tunggal

dengan masa bakti selama 4 tahun. Presiden di

Lithuania diposisikan sebagai kepala negara dan

panglima besar angkatan bersenjata.

Ekonomi industri dan pertanian negara Lithuania

cukup maju. Setelah merdeka, ekonomi Lithuania

beralih ke sistem ekonomi pasar. Industri adalah

sokoguru Lithuania yang terdiri dari sektor

pertambangan seperti pertambangan batu, industri

pengolahan dan manufaktur serta industri energi.

Lithuania memiliki komoditaas peternakan yang

berkualitas tinggi dibanding nilai produk pertanian.

Kondisi ini sangat berbeda jauh dari kondisi

Lithuania sebelum merdeka dimana pada tahun

1914-1918, Lithuania masih diduduki tentara

Jerman.

Lithuania kemudian berada di bawah

kekuasaan Uni Soviet pada tahun 1940, akan tetapi

pendudukan tersebut tidak bertahan lama karena

pada tahun 1941 hingga tahun 1944, Lithuania

kembali diduduki pasukan Jerman. Kemudian pada

24 Demographics of Lithuania,

http://mecometer.com/country/lithuania/demographics/diunduh 18 Februari 2014

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 15: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

tahun 1944 Uni Soviet kembali menguasai

Lithuania. Selama pendudukan Uni Soviet, banyak

tenaga kerja Lithuania yang dikirim ke pedalaman-

pedalaman Serbia sebagai hukuman atas

perlawanan anti komunis dan ketidaktaatan

terhadap aturan yang diberlakukan Uni Soviet.

Pada masa itu, Uni Soviet secara sepihak

menduduki wilayah negara Lithuania untuk

dijadikan bagian dari Republik Soviet.

Gerakan dalam rangka memerdekakan diri

kembali dimunculkan pada tahun 1988 yang

berkaitan dengan kegagalan Gorbachev sama

seperti yang terjadi di Estonia dan Latvia, namun

hal tersebut tidak diakui oleh Uni Soviet. Seiring

dengan berjalannya waktu, pelahan tapi pasti

kemerdekaan Lithuania mulai diakui oleh sebagian

besar negara-negara di Eropa dan negara-negara di

dunia, termasuk Amerika Serikat. Uni Soviet

akhirnya mengakui kemerdekaan negara-negara

Baltik, termasuk Lithuania pada tanggal 6

September 1991.

Sebelum bergabung dengan Uni Eropa,

Lithuania merupakan daerah miskin. Hal ini terlihat

dari kenyataan bahwa Lithuania masih menerima

subsidi bahan mentah bernilai milyaran rubel dari

Moskow saat masih tergabung dengan Uni Soviet.

Dengan bantuan Uni Soviet, Lithuania dapat

beralih dari negara yang berorientasi pertanian ke

negara yang berorientasi industri.

Gorbachev sebagai Sekretaris Jendral Uni

Soviet pada masa itu, juga berusaha memperoleh

simpati rakyat dengan melakukan lawatan

pertamanya selama tiga hari di negara-negara

Baltik termasuk ke Lithuania. Dalam dialog itu,

Gorbachev menjanjikan RUU baru yang lebih

demokratis asalkan rakyat Lithuania tidak

memerdekakan diri. Reformasi Gorbachev ini

rupanya mendapat perlawanan dari elit partai

lainnya, dan pada Agustus 1991, sekelompok kecil

anggota partai konservatif mengadakan kudeta

terhadap Gorbachev. Kudeta ini tidak berlangsung

lama dan pada akhirnya mengalami kegagalan.

Selain itu, usaha kudeta ini turut mencemari

reformasi Gorbachev dan juga membawa Uni

Soviet pada keruntuhannya.

Kesalahan Gorbachev, persis seperti yang

terjadi pada Estonia dan Latvia, juga berdampak

positif pada Lithuania. Keruntuhan Uni Soviet ini

membawa angin segar bagi rakyat Lithuania dan

negara-negara lainnya yang pada awalnya juga

berada di bawah dominasi Uni Soviet. Lithuania

dan negara-negara yang berada di belahan timur

Eropa, termasuk juga Estonia, Latvia segera

menggunakan kesempatan ini untuk membebaskan

diri dan mendeklarasikan kemerdekaan mereka.

Menurut mereka, peristiwa ini merupakan moment

yang tepat untuk melepaskan diri dari keanggotaan

negeri “Terali Besi.” Estonia, Latvia, dan

Lithuania membutuhkan waktu dan perjuangan

yang lama untuk dapat sampai pada pengakuan

kedaulatan dari Uni Soviet. Akan tetapi, perlahan

tapi pasti, pengakuan kedaulatan itu akhirnya

mereka dapatkan. Pada tahun 1990, satu persatu

negara satelit Uni Soviet melepaskan diri. Namun

ada juga beberapa negara yang memilih untuk setia.

Terdapat beberapa alasan mengapa rakyat

Lithuania lebih memilih untuk memisahkan diri

dari Uni Soviet. Alasan pertama dikarenakan rakyat

Lithuania tidak pernah merasa bagian dari Uni

Soviet, baik secara etnis maupun kultural

melainkan merasa menjadi bagian dari keluarga

besar Eropa. Hal ini pun yang merupakan salah

satu penyebab Lithuania beserta negara-negara

Eropa Timur lainnya bergabung dengan Uni Eropa.

Alasan kedua adalah pengambilalihan wilayah

Lithuania oleh Uni Soviet pada tahun 1940 diinilai

rakyat Lithuania sebagai tindakan ilegal sehingga

pengadaan RUU dirasa tidak perlu. Alasan ketiga,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 16: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

pada tahun 1940 sampai 1949, sekitar dua ratus

ribu orang rakyat Lithuania menjadi korban dalam

perang antara Siberia dan Uni Soviet.

Lithuania yang juga merupakan negara

anggsecara resmi mengajukan permohonan untuk

menjadi anggota Uni Eropa pada tanggal 8

Desember 1995. Langkah – langkah yang ditempuh

Lithuania dalam pengajuan diri sebagai calon

kandidat anggota Uni Eropa dimulai pada 8

Desember 1995 ketika Presiden Lithuania, Algirdas

Brazauskas beserta Perdana Menterinya Adolfas

Slelevicius, mengirimkan berkas “permintaan”

pada Presiden Uni Eropa. Kemudian pada 5

September 2001, Parlemen Eropa memberikan

resolusi untuk Lithuania tentang permintaan

menjadi anggota Uni Eropa. Puncaknya pada

tanggal 16 April 2003 di Athena, ketika perjanjian

untuk masuknya Lithuania menjadi anggota Uni

Eropa ditandatangi. Sebelumnya pada tanggal 10

dan 11 Mei 2003 diadakan referendum di Lithuania

mengenai keinginan bergabungnya ke dalam Uni

Eropa, dengan hasil 90% dari penduduknya setuju.

Akhirnya pada tanggal 1 November 2004,

Lithuania resmi menjadi anggota Uni Eropa.

Setelah menjadi anggota Uni Eropa, Lithuania

mendapatkan kemudahan birokrasi dalam

penghematan biaya ekspor impor yang berujung

dengan diterimanya Lithuania menjadi bagian dari

pasar tunggal. Menjadi bagian dari pasar tunggal,

perkembangan ekspor, dan pertumbuhan konsumsi

domestik mengantarkan Lithuania pada

pertumbuhan ekonomi yang kian membaik. Setelah

menjadi anggota Uni Eropa, bantuan dana yang

diberikan Uni Eropa juga sangat membantu

Lithuania meningkatkan perekonomianya. Bantuan

finansial yang diberikan Uni Eropa pada Lithuania

berjumlah sekitar 36 miliar litas ( 1 euro = 3,45

litas).

Berikut merupakan perbandingan

perekonomian Lithuania sebelum dan sesudah

menjadi anggota Uni Eropa:

Tabel 2.3.1

Inflasi

No Tahun Presentase

1 1993 14%

2 1996 13%

3 1999 11,1%

4 2002 8,9%

5 2005 2,5%

Sumber:http://search.worldbank.org/quickview?na

me=%3Cem%3EInflation%3C%2Fem%3E%2C+.

&type=Indicators&cube_no=2& +Lithuania

Melalui tabel ini kita dapat melihat adanya

penurunan angka inflasi negara Lithuania dari

tahun ke tahun terutama setelah bergabung menjadi

bagian dari anggota Uni Eropa. Sebelum menjadi

anggota UE, penurunan angka inflasi Lithuania

hanya sebesar 1% dan maksimal hanya 2% per 3

tahun. Namun, setelah masuk menjadi negara

anggota UE, tingkat inflasi Lithuania mengalami

penurunan hingga 6,4%. Dalam kurun waktu 12

tahun, angka inflasi Lithuania mengalami

penurunan hingga 12%. Pada tahun 2005 Lithuania

termasuk dalam kategori negara dengan angka

inflasi ringan.25

Angka inflasi ringan memberikan dampak

25 Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan

menjadi inflasi ringan (kurang dari 10% per-tahun), inflasi

sedang (antara 10% sampai 30% per-tahun), inflasi berat (antara

30% sampai 100% per-tahun, hiperinflasi (lebih dari 100% per-

tahun). Angka inflasi yang tinggi berdampak negatif pada

perekonomian suatu negara. Negara akan berusaha menekan

inflasi serendah mungkin, bahkan kalau bisa dibawah dua digit.

(TeoriInflasi.http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4

210a/teori%20inflasi.htm)

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 17: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

positif dalam arti dapat mendorong perekonomian

negara menjadi lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional.

Tabel 2.3.2

GDP (dalam mata uang US$)

No Tahun Nilai

1 1998 10,971,375,000

2 2000 12,159,225,000

3 2002 19,756,734,000

4 2004 32,962,254,180

4 2006 60,103,973,050

Sumber:

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKT

P.KD.ZG/countries?page=1

Melalui tabel ini kita dapat melihat Produk

Domestik Brutto (PDB) negara Lithuania terus

meningkat dari tahun ke tahun. Dimulai pada tahun

1998 yang pada waktu itu produk domestik bruto

Lithuania hanya sebesar $10,971,375,000, akan

tetapi peningkatan yang signifikan terjadi pasca

bergabungnya Lithuania menjadi anggota Uni

Eropa pada tahun 2004 yaitu $30,962,254,180 dan

semakin membaik di tahun 2006 menjadi

$50,103,973,050. Persentase kenaikan GDP ini

meningkat setiap 2 tahunnya mulai dari 10%, 38%,

68%, hingga 87%. Tabel ini menunjukan adanya

dampak positif yang memberi peningkatan pada

angka GDP Lithuania dalam kurun waktu 8 tahun

sebesar 500%.

Tabel 2.3.3

Tingkat Pengangguran

No Tahun Presentase

1 2000 15,9%

2 2004 11,3%

3 2006 5,6%

4 2007 4,3%

(Sumber:http://epp.eurostat.ec.europa.eu/cache/ITY

_PUBLIC/3-08012014-BP/EN/3-08012014-BP-

EN.PDF)

Dalam tabel diatas kita dapat melihat tingkat

persentase angka pengangguran di Lithuania

berkurang secara bertahap. Sebelum bergabung

dengan Uni Eropa, angka pengangguran di

Lithuania sempat mencapai angka 15,9%,

kemudian menyusut pada tahun 2004 setelah

menjadi anggota Uni Eropa menjadi 11,3% dan

terus berkurang hingga mencapai angka 4,3% pada

tahun 2007. Tingginya tingkat pengangguran

berkaitan erat dengan angka kemiskinan di suatu

negara. Efek buruk dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada

akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang

telah dicapai seseorang. Semakin turunnya

kesejahteraan masyarakat karena menganggur

tentunya akan meningkatkan peluang mereka

terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki

pendapatan. Apabila pengangguran di suatu negara

sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu

berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi

kesejahteraan masyarakat dan prospek

pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

(Arsyad, Lincolin 2011)

3. Kesimpulan

Dari pembahasan artikel ini, dapat disimpulkan

bahwa perluasan tahun 2004 merupakan perluasan

yang sangat berkesan dalam sejarah Uni Eropa

karena sebanyak 10 negara bergabung menjadi

anggota baru Uni Eropa. Negara-negara yang

bergabung dengan UE pada tahun 2004 merupakan

negara bekas jajahan Uni Soviet yang berasal dari

Eropa Tengah dan Timur. Kesepuluh negara

tersebut adalah Republik Ceko, Estonia, Hungaria,

Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Siprus, Slovenia,

dan Slovakia. Negara- negara tersebut ingin

bergabung dengan UE salah satunya untuk

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 18: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

memulihkan kondisi perekonomian di negara

mereka masing-masing pasca pendudukan Uni

Soviet. Dengan bantuan UE, sektor perekonomian

yang tadinya sangat buruk dapat berubah secara

perlahan.

Perluasan tahun 2004 juga merupakan

perluasan yang sangat spektakuler. Berkat peran

serta Uni Eropa melalui kebijakan-kebijakannya

dan program PHARE yang ditujukan untuk negara-

negara wilayah Eropa Timur dan Tengah,

kesepuluh negara tersebut terbukti mengalami

peningkatan pada nilai Produk Domestik Bruto

(PDB). Diantara 10 negara tersebut, Estonia,

Latvia, dan Lithuania terlihat menonjol karena

tingkat pertumbuhan di negara tersebut pasca

bergabung menjadi negara anggota Uni Eropa

sangat signifikan.

Estonia sebagai negara yang bersama-sama

dengan Polandia dan Hungaria menerima bantuan

PHARE dari UE, dapat meningkatkan nilai GDP

negaranya hingga mencapai 8,9% per-tahun

mengalahkan Polandia 3,6% dan Hungaria 4,0%.

Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan kondisi

Estonia sebelumnya dimana pertumbuhan nilai

GDP di Estonia pada tahun 1999 hanya sebesar -

0,3% atau berada di urutan terendah dibandingkan

dengan Polandia 4,5% dan Hungaria 3,2%.

Peningkatan nilai GDP Estonia dalam kurun waktu

7 tahun mengalami peningkatan sebesar 10%. Oleh

karena pertumbuhan yang cepat inilah, Estonia

mendapat julukan sebagai “Baltic Tiger”.

Perubahan juga terjadi di negara Latvia dimana

GDP Latvia pada tahun 2000 hanya mengalami

peningkatan sebesar 6,9% per-tahun. Akan tetapi

setelah resmi menjadi anggota Uni Eropa, sistem

ekonomi Latvia menjadi lebih stabil dengan

peningkatan GDP per-tahunnya meningkat menjadi

8,7% - 12,2% per-tahun. Dalam kurun waktu 6

tahun yakni dari tahun 2000 hingga tahun 2006,

GDP Latvia mengalami peningkatan sebesar 5,3%.

Selain itu, pada tahun 2005 Latvia berhasil

mengalokasikan sekitar 5,9 juta untuk kerjasama

pembangunan dengan organisasi internasional dan

program-program UE seperti badan-badan PBB,

Organisasi Migrasi Internasional, dan Dana

Moneter Internasional.

Lithuania yang juga merupakan anggota

negara Baltik, pasca bergabung dengan UE juga

mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi

industri dan pertanian. Apabila kita melihat kondisi

negara Lithuania pada tahun 1998, Produk

Domestik Bruto Lithuania pada saat itu hanya

sebesar $10,971,375,000. Peningkatan yang

signifikan terjadi pasca bergabungnya Lithuania

menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004

dimana nilai GDP Lithuania meningkat menjadi

$30,962,254,180 dan semakin membaik di tahun

2006 menjadi $50,103,973,050. Peningkatan yang

luar biasa dalam kurun waktu 8 tahun dimana

Lithuania mengalami percepatan hingga 5x lipat.

Di akhir pembahasan dalam makalah ini,

dapat disimpulkan bahwa di antara ketiga negara

Baltik, jelas terlihat bahwa Estonia lah yang

mengalami pertumbuhan perekonomian paling

cepat, diikuti oleh Lithuania, kemudian Latvia.

Daftar Pustaka

Arkadie, Brian Van and Mats Karlsson. Economic

survey of the Baltic states: the reform process

in Estonia, Latvia and Lithuania. London:

Pinter. 1992

Lieven, Anatol. The Baltic Revolution: Estonia,

Latvia, Lithuania and the Path to

Independence. London: Yale University Press.

1994

Lincolin, Arsyad. The Influence of Social Capital

on Economic Growth: The Case of Indonesia,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 19: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

1983-2008. Jurnal Ekonomi & Bisnis Kinerja.

Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

2011

Mole, Richard. The Baltic States from the Soviet

Union to the European Union: Identity,

Discourse and Power in the Post-Communist

Transition of Estonia, Latvia and Lithuania.

London: Routledge. 2013.

Sajdik, Martin, and Michael Schwarzinger.

European Union Enlargement: Background,

Developments, Facts (Central and Eastern

European Policy Studies) (Volume 2). New

Jersey: Transaction Publishers. 2007.

Smith, David. Estonia: Independence and

European Integration (Postcommunist States

and Nations). London: Routledge. 2002.

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/key_eu

_policies/human_rights/index_id.htm (diunduh

pada tanggal 27 Januari 2014)

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/cache/ITY_PUBLI

C/3-08012014-BP/EN/3-08012014-BP-EN.PDF

(diunduh pada tanggal 27 Januari 2014)

http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL

(diunduh pada tanggal 26 Januari 2014)

http://mecometer.com/country/lithuania/demograph

ics/(diunduh pada tanggal 27 Januari 2014)

http://europa.eu/index_en.htm (diunduh pada

tanggal 15 Februari 2014)

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4

210a/teori%20inflasi.htm (diunduh 10 Februari

2014)

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014

Page 20: Kondisi ekonomi , Serafim Wahyu, FIB UI, 2014 Kamus Lengkap Sosiologi. Jakarta: Panji Pustaka. 2008. hlm.347) bentuk-bentuk lain dari diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin,

Kondisi ekonomi ..., Serafim Wahyu, FIB UI, 2014