Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

21
245 Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx Nasrullah Nazsir ABSTRAK Kehancuran negara-negara berhaluan komunis pasca Perang Dingin menyebabkan keabsahan ideologi komunis yang digagas Marx dipertanyakan kembali. Kendati demikian, hancurnya pemerintahan negara-negara komunis tersebut tidak berarti matinya komunisme. Banyak pemikiran baru muncul mereinterpretasi gagasan Marx berlandaskan pada kritik dan otokritik yang dilakukan sejumlah Marxis, mulai dari Friedrich Engels yang hidup sezaman dengan Marx, hingga Marxis-Marxis sesudahnya seperti Herbert Marcuse, Roger Garaudy, Jurgen Habermas dan T.W. Adorno. Disimpulkan, Marxisme sebagai sebuah gerakan pemikiran tidak akan pernah mati, karena akan selalu diinterpretasi untuk menjawab tantangan zaman dewasa ini, yang masih ditandai oleh saratnya permasalahan manusia, alienasi, ketimpangan, ketidakadilan, dan berbagai penyakit masyarakat lainnya. Dalam konteks masa kini, paham Marxis bertransformasi menjadi multimuka Marxisme yang menawarkan gagasan-gagasan segar, sekaligus kontroversial seperti Gerakan New Left dan usulan kerjasama antara kaum agamis dan komunis dalam Teologi Pembebasan Amerika Latin. secara proporsional, dan bias interpretasi dalam kajian ilmiah dapat dihindarkan. Melalui kaji ulang tersebut diharapkan dapat tampil sisi bangunan komunisme yang mengalami kehancuran dan sisi selebihnya yang masih tetap merupakan kekuatan. Kaji ulang ini juga diharapkan memperlihatkan potensi terpendam yang bersumber pada Marxisme, terutama untuk tujuan eksistensi dan kelangsungan hidup sehingga diperoleh kejelasan bahwa kehancuran gerakan monolitik, partai komunis dan perangkat pendukung fisik komunisme dalam segala bentuk dan manifestasinya bukan berarti kehancuran total dari bangunan komunisme yang bermuara pada Marxisme tersebut. Untuk menguji pendapat hipotetik atau pandangan di atas, relevan kiranya untuk menampilkan suatu analogi sebagai berikut, yaitu model komunisme Eropa Timur dan Uni Soviet Pendahuluan Dewasa ini, keabsahan ideologi komunisme diragukan orang, termasuk oleh kalangan intelektual. Pendapat umum mengatakan bahwa komunisme hancur dan tidak relevan lagi untuk dibicarakan dalam era globalisasi. Komunisme telah menjadi puing-puing sejarah atau tidak lebih sebagai rekaman historis belaka. Komunisme telah mandul dan tidak memiliki kekuatan lagi, disfungsional sebagai rujukan dan sumber inspirasi ideologis bagi suatu gerakan revolusioner seperti pada masa-masa sebelumnya. Mengingat Marxisme pernah merupakan suatu kekuatan dunia, kiranya pendapat hipotetik tersebut perlu dikaji ulang. Dengan demikian, pemahaman terhadap pandangan tentang kehancuran ideologi komunis yang pernah demikian berpengaruh di dunia dapat diletakkan Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Transcript of Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

Page 1: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

245

Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi:Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Nasrullah Nazsir

ABSTRAK

Kehancuran negara-negara berhaluan komunis pasca Perang Dingin menyebabkan keabsahanideologi komunis yang digagas Marx dipertanyakan kembali. Kendati demikian, hancurnyapemerintahan negara-negara komunis tersebut tidak berarti matinya komunisme. Banyak

pemikiran baru muncul mereinterpretasi gagasan Marx berlandaskan pada kritik dan otokritikyang dilakukan sejumlah Marxis, mulai dari Friedrich Engels yang hidup sezaman denganMarx, hingga Marxis-Marxis sesudahnya seperti Herbert Marcuse, Roger Garaudy, Jurgen

Habermas dan T.W. Adorno. Disimpulkan, Marxisme sebagai sebuah gerakan pemikiran tidakakan pernah mati, karena akan selalu diinterpretasi untuk menjawab tantangan zaman dewasa

ini, yang masih ditandai oleh saratnya permasalahan manusia, alienasi, ketimpangan,ketidakadilan, dan berbagai penyakit masyarakat lainnya. Dalam konteks masa kini, pahamMarxis bertransformasi menjadi multimuka Marxisme yang menawarkan gagasan-gagasan

segar, sekaligus kontroversial seperti Gerakan New Left dan usulan kerjasama antara kaumagamis dan komunis dalam Teologi Pembebasan Amerika Latin.

secara proporsional, dan bias interpretasi dalamkajian ilmiah dapat dihindarkan. Melalui kaji ulangtersebut diharapkan dapat tampil sisi bangunankomunisme yang mengalami kehancuran dan sisiselebihnya yang masih tetap merupakan kekuatan.Kaji ulang ini juga diharapkan memperlihatkanpotensi terpendam yang bersumber pada Marxisme,terutama untuk tujuan eksistensi dankelangsungan hidup sehingga diperoleh kejelasanbahwa kehancuran gerakan monolitik, partaikomunis dan perangkat pendukung fisikkomunisme dalam segala bentuk danmanifestasinya bukan berarti kehancuran total daribangunan komunisme yang bermuara padaMarxisme tersebut.

Untuk menguji pendapat hipotetik ataupandangan di atas, relevan kiranya untukmenampilkan suatu analogi sebagai berikut, yaitumodel komunisme Eropa Timur dan Uni Soviet

Pendahuluan

Dewasa ini, keabsahan ideologi komunismediragukan orang, termasuk oleh kalanganintelektual. Pendapat umum mengatakan bahwakomunisme hancur dan tidak relevan lagi untukdibicarakan dalam era globalisasi. Komunisme telahmenjadi puing-puing sejarah atau tidak lebihsebagai rekaman historis belaka. Komunisme telahmandul dan tidak memiliki kekuatan lagi,disfungsional sebagai rujukan dan sumberinspirasi ideologis bagi suatu gerakan revolusionerseperti pada masa-masa sebelumnya.

Mengingat Marxisme pernah merupakansuatu kekuatan dunia, kiranya pendapat hipotetiktersebut perlu dikaji ulang. Dengan demikian,pemahaman terhadap pandangan tentangkehancuran ideologi komunis yang pernahdemikian berpengaruh di dunia dapat diletakkan

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 2: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001246

sebagai suatu bentuk komunisme tertentu, atausebut saja suatu komunisme. Dengan penempatanmodel tersebut sebagai suatu bentuk tertentu atausuatu komunisme, berarti masih terdapat bentukatau probabilitas bagi munculnya suatu komunismelain sebagai model alternatif atau subtitusi. Bentuktersebut dapat saja berupa gerakan pemikiran, ataualiansi strategis dengan ideologi lainnya. Keadaanitu dapat juga berupa suatu gerakan politik yangada dewasa ini. Tidak tertutup kemungkinan bahwamodel komunis yang dimaksud juga berupapenyesuaian diri dengan arus globalisasi, ataumanipulasi terhadap isu-isu dunia yang aktual, atausuatu rancangan program politik yang berorientasipada kecenderungan fenomena dunia modernlainnya. Bentuk suatu model, atau komunisme,relevan bila dikaitkan dengan watak multimuka,sifat komunisme yang bersumber pada Marxismeyang kompleks dari komunisme itu sendiri termasukberbagai dimensi kehidupan seperti politik,pemikiran, sosial budaya, historis, ekonomi,pengetahuan, etika, filsafat, dan ilmu pengetahuanlain yang terkait. Dengan demikian, jelas bahwayang terjadi adalah kehancuran sistemik negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet denganperangkat pendukung ideologi komunis. BubarnyaPartai Komunis Soviet bukan berarti kehancurandefinitif dari bangunan komunisme itu sendiri.

Tatanan dunia berubah secara drastis pascaruntuhnya Tembok Berlin. Dengan keruntuhantersebut, peta politik dunia semakin sulit diduga.Akibat perubahan dahsyat itu jelas komunismeyang berorientasi Marxistik dengan sendirinyadituntut mengadakan terobosan-terobosan,lompatan-lompatan dialektik strategis dalam pro-gram politik dan orientasi ideologis.

Pemahaman terhadap fenomena inimembutuhkan suatu perubahan mendasar yangberbeda dari pemahaman tatkala komunisme danMarxisme masih kuat dan berpengaruh. Artinya,dibutuhkan suatu titik tolak pemahaman yang lebihadekuwat dan “tepat bidik” sesuai dengan watakMarxisme yang kompleks dan multimuka. Dalammengantisipasi transformasi dan lompatan-lompatan dialektik strategis dan komunismeMarxisme Pasca memudarnya komunisme, kajian

terhadapnya membutuhkan suatu metode dan caratertentu, perangkat pisau analisis yang sama sekalibaru, atau berbeda dengan sebelumnya. Semua inidapat dilakukan melalui langkah-langkah konkret.Misalnya, lewat cara reorientasi penghampiranterhadap Marxisme.

Tulisan ini dimaksudkan untuk melihat sisi laindari fenomena kehancuran komunisme dewasa ini.Tulisan dirancang bertitik tolak dari “refleksi”historis Marxisme dan gerakan politik komunismesebagai landasan. Titik tolak ini niscaya dapatmenguak perspektif baru antisipasi, atau semacam“proyeksi” kemungkinan bagi peluncuran gerakan-gerakan radikal revolusioner yang berlandas padaMarxisme. Melalui “refleksi” historis menuju“proyeksi” berbagai potensi dan kemungkinan dimasa depan, potensi peluncuran gerakan politikkomunisme dalam format dan gaya baru Marxismedapat dipantau.

Untuk tujuan itu dalam tulisan ini ditampilkansuatu permasalahan pokok: “Sejauh manakemungkinan Marxisme mengadakan transformasidalam perjuangan eksistensi dan kelangsunganhidup melalui penyesuaian-penyesuaian diri. Suatupemahaman menyeluruh terhadap Marxisme dapatmenjelaskan maksud tersebut, baik melalui bahanpemikiran, gerakan politik dan varian komunismeyang pernah ada yang meluncurkan konsepsiperjuangan baru Pasca runtuhnya Eropa Timursecara sistematik berikut hancurnya raksasakomunis Uni Soviet dan Partai Komunis Soviet(PKS).

Marxisme dalam Gerakan PemikiranMarxisme adalah suatu bentuk keseluruhan

pemikiran dan pesan-pesan prototipe Karl Marxyang mencakup Marx muda dan Marx tua.Pemikiran ini diracik oleh Friedrich Engels dalamsuatu kemasan pemikiran filsafat materialisme.Seorang tokoh bernama Karl Kautsky mencobamengorientasikannya pada gerakan politikrevolusioner. Marxisme Pasca Engels dan Kautskyoleh para pengikutnya dipersepsikan sebagaihakikat ajaran resmi partai komunis.

Kedua tokoh tersebut berhasil

Page 3: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

247

mengembangkan pandangan Marx menjadi satukeseluruhan ideologi Marxis bagi Partai SosialisDemokrat di Jerman Barat (Erfurt, 1891). Dalamperkembangan selanjutnya, yaitu pada masa Leninseluruh hubungan serta kerjasama antarnegara danpengikut komunisme bertitik tolak dari Marxisme –Leninisme. Semenjak itu, Marxisme–Leninismemenjadi ideologi, sekaligus dijadikan pisau analisisuntuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas.

Pasca Marx, Marxisme mengalami perpecahan.Kubu Kautsky disebut ortodoks, sedangkan kubuEduard Bernstein lebih dikenal denganrevisionisme. Perpecahan dalam orientasi ideologisdan gerakan politik serta gerakan bawah tanahrevolusioner ini dapat ditafsirkan sebagai cikal-bakal kehancuran PKS dan bubarnya Uni Soviet,dan negara-negara Eropa Timur di penghujungabad XX ini.

Awal perpecahan ditandai dengan sikap tegasEduard Bernstein dalam menolak determinismeekonomi yang menjadi keyakinan Marx dalamanalisis perkembangan masyarakat. Bernsteinmenganggap bahwa jalan revolusioner menujuperjuangan partai sebagai suatu keniscayaan danrumus baku adalah naif. Untuk itu, premis tersebutharus ditolak. Menurut Bernstein, sosialismeadalah suatu etika, yaitu tuntutan yangmengandung cita-cita moral tinggi. Untuk tujuantersebut dibutuhkan politik reformistik denganmengadakan revisi-revisi sesuai dengan kondisiobjektif masyarakat. Dengan demikian, loncatan-loncatan revolusioner serta berbagai tindakanradikal dan revolusioner, termasuk kekerasan fisikharus dihindarkan.

Bernstein menganut paham demokratismeyang berorientasi pada upaya-upaya, sertakebijakan politik yang bersifat reformistik. Cita-citasosialisme dapat dilaksanakan melalui perjuangandemokrasi parlementer. Menurut tokoh revisionisini, perjuangan sosialis sesuai dengan kondisimasyarakat Jerman tidak relevan jika menggunakancara-cara radikal, seperti gerakan buruhrevolusioner. Kerjasama dengan pemerintahberkuasa untuk memperbaiki tingkat kehidupan danupah buruh yang realistik dipastikan jauh lebihberguna dan bersifat strategis bila kaum buruh tidak

akan menjadi mangsa atau korban pembantaianpemerintah yang berkuasa. Marx tidak pernahmenginginkan suatu haluan tunggal yangseharusnya diikuti oleh pergerakan sosialis. Dalambeberapa hal, ia merasakan bahwa sosialisme dapatdicapai dengan cara damai di negara-negara Barat,di mana bahan-bahan yang sifatnya demokratissedang terbentuk. Tapi ia belum pernah menolakkemungkinan adanya kekerasan – atau bahkanperlunya melakukan kekerasan seandainyakeadaan menghendaki.

Namun perlu digarisbawahi bahwa jauhsebelum Bernstein memperkenalkan revisionisme,Marx telah memutar teorinya secara radikal demitujuan politik jangka panjang bagi perjuanganpartai-partai sosialis. Tindakan tersebut dilakukandengan pertimbangan mengingat solidaritas kaumburuh yang tergabung dalam Internasional IIsemakin rapuh dan cenderung mengarah kepadadisorientasi serta perpecahan fisik.Kecenderungan itu menurut Marx merupakanakibat dari pertentangan antara teori danimplementasi politik yang membingungkan kaumburuh dan partai-partai sosialis.

Singkatnya, dalam mencapai tujuanperjuangan kaum sosialis masih diwarnaipemunculan partai sosialis. Marx menganggapsudah waktunya untuk meadakan terobosan-terobosan baru melalui peluncuran suatu testamenpolitik ideologis. Melalui testamen tersebutdiharapkan kaum sosialis memiliki sikap yangrealistik dan tidak terperangkap dalam perpecahanantarsesama partai sosialis.

Testamen politik radikal tersebut oleh Marxdikatakan sebagai suatu momentum yang tepatuntuk mengakhiri kebingungan tersebut.Pernyataan politik ideologis seperti pengakuanMarx jauh sebelumnya telah disiapkan, termasukalasan pemilihan Amsterdam sebagai tempatpeluncuran pernyataan politik. Pilihan Amsterdamsebagai lokasi proklamasi testamen politik komunismengikuti tradisi para negarawan Eropa Barat dalamupaya konsolidasi kekuasaan borjuasi. Di tempatini pulalah lembaran sejarah komunis digelar.

Peluncuran pidato tersebut dilakukan diAmsterdam pada 9 September 1872. Dalam pidato

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 4: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001248

tersebut Marx menggarisbawahi bahwa kaumburuh dapat mencapai tujuan revolusi melaluiperjuangan yang realistik, yaitu dengan “cara-caradamai” (Bahtiar, ed. 1978, 33 –37).

Karl Kautsky menuduh tokoh revisionisBernstein telah mengkhianati perjuangan kaumproletar dan menyimpang dari Marxisme.Menurutnya, sosialisme hanya dapat dicapaimelalui revolusi. Namun, sesuatu yang sangatparadoksal terjadi pada diri Karl Kautsky sebagaiakibat dari wataknya yang mendua atau dikotomik:sebagai praktisi politik di satu pihak, dan sebagaiteoretikus Marxisme di pihak lain. Melihatkenyataan kaum buruh Jerman pada masa itu, KarlKautsky sebagai Marxis yang realistik harusmenyesuaikan konsep-konsep Marxisme yang siappakai atau sesuai dengan kondisi Jerman dalammengartikulasikan misi dan program politiknya.

Kautsky berpendapat, partai buruh masihsangat lemah, sementara pemerintah yangberkuasa demikian kuat. Melihat kenyataan itu,Kautsky akhirnya menjadi seorang “demokrat” danmeninggalkan paham revolusioner. Jargon-jargonpolitiknya yang sarat dengan perjuanganrevolusioner ditinggalkan. Semenjak itu ia berbalikmenjadi penganut demokrat demi mencapai tujuan-tujuan politiknya.

Tokoh lain yang banyak mempengaruhi Lenindalam perjuangan gerakan radikal dan revolusioneradalah Rosa Luxemburg. Ia menuduh Karl Kautskysebagai pengkhianat. Kautsky dengan orientasidemokratisme telah meninggalkan tujuan revolusi.Rosa Luxemburg memisahkan diri dari partai sosial-demokrat dan mendirikan diktatur proletariat yangmenjadi cikal bakal partai komunis. Bertolakbelakang dengan Lenin, Rosa Luxemburgmenganggap bahwa revolusi timbul darispontanitas massa rakyat. Ia menolak pandangansentralisme demokratis Lenin yang telah diracikdan diwarnai oleh sejarah dan budaya Rusia. Padadasarnya, Marxisme yang dikembangkan Leninlebih merefleksikan kondisi objektif Rusia. Dengankata lain, Lenin telah “me-Rusia-kan” pemikiran-pemikiran Marx dan Engels dalam format pemikiranyang dikemas sedemikian rupa yang berorientasipada kondisi objektif Rusia. Kemasan tersebut

kelak dikenal sebagai Marxisme-Leninisme yangselanjutnya menjadi ideologi komunis(Puspopardoyo, 1980: 35-45)

Marxisme-Leninisme adalah ajaran resmi partaihasil sintesa pandangan Engels dan ajaran Lenin,yang disesuaikan dengan kondisi Rusia. Dalamkenyataannya, Marxisme-Leninisme secara konkretadalah komunisme itu sendiri. Dengan demikian,dalam pengertian gerakan pemikiran, Marxismemenjadi ideologi resmi partai dan seluruh gerakanrevolusioner.

Peletakan Marxisme-Leninisme sebagaiideologi dogmatik bertentangan dengan Marxismeyang anti terhadap segala bentuk ideologi. Kaumkomunis tidak pernah berhenti dalam manuverpolitik dan aktivitas revolusioner. Sukses dankegagalan merupakan suatu kilas balik bagipengembangan komunisme selanjutnya.Perkembangan Marxisme yang lain terlihat padagerakan intelektual yang ingin mengembalikankemurnian ajaran-ajaran Marx, Marxisme.Kekejaman Stalin dalam mencapai ambisi pribadiserta garis kebijakan politik dan ideologis PKSmerupakan suatu lembaran hitam dalam sejarahMarxisme, komunisme. Uni Soviet dituduh telahmenodai perjuangan revolusioner Marxisme.Pimpinan teras partai (nomenklatura) dannegarawan Uni Soviet sejak zaman Stalin menaburteror, ketakutan, kecurigaan, dan berbagai tragedikemanusiaan di negara-negara sosialis sebagaisuatu alat untuk konsolidasi kekuasaan dan ambisipribadi mereka.

Untuk itu, kelompok intelektual Marxismengutuk PKS dan segala sesuatu yang bersifatmapan dalam komunisme. Sebagai upaya untukmeluruskan Marxisme, meraka menggali kembaliperjuangan emansipatoris, kritisme, humanismeyang tertuang dalam tulisan-tulisan Marx muda,terutama naskah-naskah Paris.

Sejak itu, lahirlah gerakan Neo-Marxis yangdipelopori ilmuwan pemikir dan filsuf dari mazhabFrankfurt, Jerman. Kelompok ini menamakan teori,analisa perkembangan masyarakat yang merekageluti dengan metode kritis.

Metode kritis yang dikembangkan kelompokini sampai sekarang sangat vokal dan menarik

Page 5: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

249

kelompok intelektual, terutama kalangan duniakampus, atau dunia akademis. Pandangan-pandangan mereka penuh dengan kontroversi,tajam, tidak mempunyai suatu kesatuan, namunmenyelusup ke segala bidang disiplin ilmu gunamencari pembenaran premis-premis atau postulatsosiologis, filsafat, etika dari karya-karya Marxmuda. Mereka ingin membangun suatu sosokMarxisme kendatipun dalam kenyataannya tulisan-tulisan dan pemikiran mereka sering semakin jauhdari Marxisme, bahkan bertolak belakang denganMarxisme itu sendiri.

Tulisan-tulisan Marx yang orisinsl diberikansuatu interupsi baru dan bebas. Watak manusiayang voluntaristik telah diintrodusir oleh Marxsendiri mendahului teoretisi Marxisme, EduardBernstein. Karya-karya Marx kelak ditafsirkan lebihlanjut oleh pengikut-pengikutnya. Lahirlahkontroversi berlanjut dan abadi baik dalamMarxisme maupun dalam komunisme.

Dalam konteks pemikiran, dimensi teoretik parainterpreter Marxisme baru mengikutsertakandimensi kebebasan hakiki manusia, yaitu dimensikomunikasi sebagai salah satu watak dasarmanusia. Berbagai disiplin lalu muncul danselanjutnya dikenal sebagai mazhab Frankfurt, atauNeo-Marxis. Dalam pengembangan Marxisme lebihlanjut, bantuan berbagai disiplin ilmu mutlakdiikutsertakan. Sesuai dengan asas “metode kritis”dari mazhab ini, upaya memperkaya Marxismeharus ditopang oleh perangkat pendukung lainseperti disiplin ilmu lainnya. Neo-Marxis tersebutmemasukkan cabang-cabang ilmu bantu sepertipsikologi, etika, filsafat eksistensialisme, dansebagainya yang sangat bertolak-belakang danbertentangan dengan Marxisme. Melalui gerakanintelektual ini, ide dan gagasan sentral Marxdibongkar dan diberi interpretasi baru.Kecenderungan seperti inilah yang menyebabkanMarxisme dipreteli, diatasnamakan. Namunakibatnya, Marxisme menjadi semakin berkembangwalaupun sebenarnya pemikiran mereka samasekali bertolak belakang dari Marxisme itu sendiri.

Gerakan Neo-Marxis yang bermarkas di Frank-furt ini menekankan nilai-nilai humanisme Marxseperti tersebar dalam berbagai tulisannya tatkala

ia belum menjadi seorang revolusioner yangmatang. Tulisan-tulisan Marx muda menjadi titik-tolak gerakan intelektual ini dalam menekankannilai-nilai humanisme, terutama pemikiran tentangalienasi. Akibat kemajuan teknologi, industrialisasidalam era kapitalisme modern pasca Perang DuniaKedua, menyebabkan manusia mengalamiketerasingan (alienasi) yang total dan definitif.

Sesuai dengan watak serakah kapitalisme,manusia (buruh) semakin tergerogoti secarasempurna hingga dalam menghasilkan produk-produk kapitalis mereka semakin menderita.Mereka sendiri tidak mengenal produk yangdihasilkannya. Terasing dari produk kerjanyasendiri. Manusia yang terasing dari masyarakat,dan akhirnya terasing dari dirinya sendiri, adalahgambaran konkret dari kapitalisme. Demikian paraNeo-Marxis mengemukakan tesis mereka.

Humanisme Marx yang bersifat emansipatorikyang menjadi acuan bagi para Marxis seperti yangtertuang dalam Politik dan Ekonomi (1844),Keluarga Suci (1844-45), dan Ideologi Jerman(1845-46) dianggap dapat mengubah secara radikalsistem kapitalisme. Dalam buku-buku tersebut,Marx menampilkan dignitas manusia sebagaimakhluk alam sekaligus makhluk sosial dengankebebasan dalam memanusiakan alam yangmenjadi bagian dari organisme tubuhnya. Daya danpotensi individu dikembangkan berhadapandengan alam semesta. Orientasi humanistik inilahselanjutnya yang membedakan Marx muda denganMarx tua.

Tradisi mazhab Frankfurt ini terus berkembang.Basis kekuatan mereka terletak pada pemikiranradikal Marx yang dianggap tetap merupakan suatukekuatan ampuh untuk memperbaiki tatanankehidupan manusia modern dewasa ini. Buku-bukumereka tersebar di seluruh universitas. Teori-teoriradikal Marxis atau setengah Marxisme, berikutorientasi Marxistis terus bermunculan ke perguruantinggi di seluruh dunia.

Marxisme dalam Gerakan PolitikMarxisme dalam dirinya bersifat multidimensi

yang saling kait mengait antara satu unit

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 6: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001250

pendukungnya dengan satuan unit lainnya.Dengan demikian, kebangkrutan dalam sistempolitik, ideologi, dan sistem pemerintahan bukanberarti keniscayaan kehancuran Marxisme.Orientasi Marxisme ternyata tetap terartikulasikandalam gerakan politik dan jabaran ideologis yangsetiap saat mentransformasikan diri.

Leon Trotsky menegaskan bahwa masalah-masalah keterbelakangan Rusia di bidang industrijustru merupakan suatu keuntungan bagi revolusidan bukannya sebuah kekurangan. Mengingatkelemahan kaum borjuasi Rusia danketergantungannya kepada negara, kaumproletarlah yang diarahkan untuk mempelopori baikrevolusi borjuasi di dunia Barat. Ia mengawinkandemokrasi borjuasi dan sosialis proletariat.

Internasional III, komitmen ciptaan Lenin(yang menjadikan Moskow sebagai markas besarrevolusi dunia untuk menghancurkan kubukapitalisme) dan diganti Stalin menjadi kominform,tentunya tidak akan hilang begitu saja.

Setelah komitmen kehilangan fungsinyasebagai alat politik luar negeri Uni Soviet, Stalinmembentuk organ baru, yaitu kominform. Badanini dimaksudkan sebagai wadah perjuanganrevolusioner untuk mengacaukan Eropa Barat,sehingga Uni Soviet leluasa bergerak di kawasandunia Timur. Untuk mencapai tujuan itu, Stalinmempergunakan partai komunis Italia dan Prancis.Dalam percakapan dengan Stalin, Milovan Jilasmenegaskan bahwa Moskow tidak pernahmemahami kenyataan-kenyataan revolusioneryang terjadi di Yugoslavia – yang saat itu tengahberjuang mempertahankan diri terhadap tentarapendudukan Jerman. Stalin juga tidak pernahmengetahui secara persis revolusi-revolusi Yugo-slavia yang berlainan dengan pengalaman UniSoviet (Djilas, 1963: 169-172).

Perlu dicatat, sudah sejak lama Stalinmencurigai Tito (Joseph Broz Tito, Presiden Yu-goslavia saat itu, red.) yang enggan mengikuti garispolitik Stalin. Stalin curiga terhadap maksud Titomenciptakan kekuatan di Eropa Tenggara. Alba-nia yang lebih dekat dengan Yugoslavia jugamenjadi ancaman bagi Stalin. Melalui komintern,Yugoslavia harus dihancurkan. Namun, tampaknya

Yugoslavia tidak gentar menghadapi Stalin.Dalam gerakan politik, Marxisme

diartikulasikan secara kaku. Marxisme menjadiideologi tertutup, doktriner, tatkala diterjemahkanke dalam sistem pemerintahan. Akibatnya,Marxisme menjadi sesuatu yang sangatmenakutkan bukan saja bagi negara-negara sosialisdan partai-partai komunis itu sendiri. Stalinismemenjadi suatu yang bersifat totaliter.

Setelah kematian Stalin, kepemimpinan kolektifKrushcev terpaksa mengambil langkah persuasifterhadap Tito. Sejak itu, Yugoslavia memperolehreputasi terhormat di luar dua blok antagonistik.Pertentangan yang sudah dimulai pada masa Stalinmengakibatkan RRC harus mencari jalan sendiri.Semua ini menjadi embargo bagi kehancuransistemik komunisme Pasca Perang Dingin yangdimaksudkan.

Komintern dan kominform adalah alat bagi UniSoviet untuk mengendalikan kekuasaan politik ditengah-tengah partai komunis dan negara sosialis.Kenyataan itu ditentang Tito. Yugoslavia dibawah Tito menolak keinginan Uni Soviet untukdikuasai. Yugolasvia lantas memilih jalan sendiridi penghujung tahun 40-an, diikuti Albania yangberorientasi pada RRC pada permulaan tahun 60-an. Sementara, Rumania berjuang untukmemperoleh netralitas di bawah Caucescu padapertengahan 60-an. Peristiwa-peristiwa berdarahberturut-turut terjadi di Jerman Timur (1953),Polandia (1956), Hongaria (1956), dan Cekoslovakia(1968). Negara-negara di kawasan Eropa Timur itumeminta liberalisasi dan politik etonomi atau “swa-atur” (self-management). Semua itu merupakanprolog bagi runtuhnya Uni Soviet, dan bubarnyasistem sosialis di Eropa Timur.

Melalui kominform, Yugoslavia (yangmenaruh kecurigaan terhadap Stalin) dimusuhi dandikucilkan oleh Stalin dari ikatan solidaritas sosialisyang dikendalikan Moskow. Pengucilan, dalambentuk dikeluarkannya Yugoslavia darikeanggotaan kominform, memberi kesempatan Titomenempuh jalan sosialisme sendiri. Lahirlahkomunisme nasional, Titoisme.

Jargon politik tentang “hidup berdampingansecara damai” dengan negara-negara nonsosialis

Page 7: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

251

menjadi pedoman bagi setiap negara sosialis danseluruh partai komunis di dunia. Konsepsi dandoktrin tentang perang yang tak terhindarkandengan kapitalis, bergeser ke arah keniscayaantesis pencapaian sosialisme, yang justru dilakukanmelalui ajang solusi perdamaian.

Opsi politik dan kebijaksanaan Krushcev inimengundang kecurigaan RRC, yang menuduh UniSoviet telah terjerat pada prinsip revisionis. RRCmenuduh Uni Soviet sebagai negara hegemonisdan ekspansionis, yaitu negara sosialis-imperialis.Dunia komunis yang monolit, ditambah kendalikekuasaan Moskow (setelah Yugoslaviamenempuh jalan sendiri), merupakan momentumyang tepat bagi RRC untuk mengklaim diri sebagaipewaris Marxisme-Leninisme yang murni. Dengandemikian, garis monolit partai bergeser ke arahpolisentrisme. Ide-ide komunisme nasional,sosialisme dengan wajah manusiawi yang menjadiopsi partai-partai sosialis dan komunis Eropa Barat,dan otonomi terbatas bagi sosialisme nasional,sejak saat itu menjadi suatu keniscayaan.Ungkapan mengenai “banyak jalan menujusosialisme” adalah suatu pergeseran konsepsipolitik-ideologis yang tidak dapat dipungkiri olehKruschev. Pergeseran ini memungkinkan Beijingmembangun suatu imperium komunisme denganmarkas besar di belahan timur dunia untuk memacudan mengendalikan gerakan politik revolusionerdi negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin.RRC menempuh jalan sendiri, yaitu sosialisme alaCina.

Transformasi Marxisme menujuGerakan Baru

Dengan bertolak dari pemahaman yangholistik, baik yang bernuansa gerakan pemikiranmaupun aktualisasi dalam gerakan politik,fenomena dunia di penghujung abad XIX ini bukanmerupakan sesuatu yang mengagetkan. Fenomenatersebut dapat dikatakan lebih merupakan tindak-lanjut dari paradoks-paradoks yang dikandungdalam Marxisme sendiri.

Dalam paparan sebelumnya, kehancuransistematis negara-negara komunis bukan berarti

analog dengan kehancuran bangunan menyeluruhdari Marxisme. Sejarah membuktikan bahwasebagai suatu filsafat, Marxisme dan ideologipolitik kekuasaan, Marxisme-Leninisme terusmengadakan terobosan-terobosan baru,pendobrakan jalan buntu sambil tetapmempertahankan watak revolusioner menujutransformasi diri menurut hukum dialektika, logika,dan ilmiah. Hal ini dilakukan mengingat keyakinanpara Marxis sesuai dengan klaim Marx dan Engels,bahwa sosialisme mereka adalah sosialisme ilmiahyang berbeda dengan sosialisme Utopia (Karl Marxdan F. Engels, 1964). Marxisme dipandu oleh suatukekuatan dalam kinerja transformasi diri yang olehDahrendorff disebut dengan istilah kekuatan“heuristik”.

Prinsip Heuristik sebagai Titik-tolakMarxisme dalam sifat yang serba muka

merupakan landas pijak yang kuat bagi konstatasikebertahanan dan kelangsungan hidup. Marxismeyang lahir dari rasionalisme Eropa Barat dalamberbagai premis, postulat, dan konsep-konsepsosiologi berikut filsafatnya sering tetap absah,memiliki kekuatan terpendam, bahkan merupakansalah satu model filsafat abad XX yang palingradikal dan revolusioner. Berbagai keabsahan yangdikandungnya disebabkan karena banyak haldalam kajian filsafat dan sosiologis Marx berlandaspada metode heuristik. Metode heuristik yangmenjadi ciri khas Marx inilah yang sering kalidilupakan atau diabaikan oleh para ahli.(Dahrendoff, 1987: 343).

Marx sendiri dalam analisis kelas-kelas dalammasyarakat yang menjadi inti ajarannya dan yangmelandasi perkembangan masyarakat sebagaifokus perhatiannya senantiasa bertolak dariprinsip-prinsip heuristik. Penggunaan metodeheuristik tersebut di satu pihak merupakan titikkelemahan Marx dalam implementasi teori sosiologidan renungan filsafat. Di pihak lain, ini menjadikekuatan bagi para penerusnya untuk mengadakankoreksi dan penyesuaian-penyesuaian. Marx,misalnya, tidak pernah secara definitif merumuskansuatu konsep kelas yang menjadi pusat

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 8: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001252

perhatiannya ketika menjelaskan perkembanganmasyarakat di sepanjang sejarah manusia, yangmenurutnya, terletak pada perkembangan teknik,alat-alat produksi.

Sosiolog Geiger menegaskan bahwa Marxmempunyai tugas heuristik dalam arti mendorongorang agar menyelidiki dan menemukan sendirikonsep-konsep yang berkaitan dengan analisisperkembangan suatu masyarakat tertentu selainmemusatkan perhatian untuk menganalisis hukum-hukum tertentu dari perkembangan masyarakat dankekuatan-kekuatan yang terlihat dalamperkembangannya. Tujuan heuristik dari konsepkelas Marx, misalnya, tidak pernah statis tetapidinamis, tidak deskriptip tetapi analitis. MenurutMarx, kelas bukanlah suatu teori yangmencerminkan model sebuah masyarakat yangditangkap dalam jangka waktu tertentu, pun bukansuatu teori tentang stratifikasi sosial, melainkanalat untuk menerangkan perubahan masyarakatpada umumnya (Dahrendorff, 1987: 3-43)

Pertanyaan kuncinya bukan bagaimana suatumasyarakat tertentu sebenarnya dilihat pada suatubatas tertentu, tetapi bagaimana struktur suatumasyarakat berubah. Dengan kata lain, apakahhukum (ekonomi) yang menggerakkan masyarakatmodern?

Marxisme tidak kandas oleh premis-premiskontroversial yang ditorehkan oleh Marx dalamtulisan-tulisannya. Sebaliknya, premis-premisparadoksal dan saling bertentangan tersebutmerupakan landasan bagi berfungsinya prinsip-prinsip “homeo-statik”, yaitu mekanismepertahanan diri terhadap tantangan, pengaruh, atauberbagai stimulasi dari luar untuk tetap mampubertahan dalam kondisi atau perubahan zamanmelalui penyesuaian-penyesuaian dan reformulasidoktrin-doktrin Marxisme yang disebut denganistilah : ““multimuka Marxisme””.

Multimuka MarxismeDari paparan mengenai kiat Marxisme yang

bereksistensi dengan proses aktualisasi diri,tampak bahwa Marxisme dalam kontekspemahaman totalitas tidak mengenal kata

menyerah apalagi mati. Dari rekaman sejarahperkembangan Marxisme dan penjabarannya dalamberbagai bentuk model partai serta pemerintahanyang komunistik, terlihat pula bagaimana Marxismemampu mengadakan penyesuaian-penyesuaiantertentu yang adekwat dalam bentuk “multimukaMarxisme”.

Bila Marxisme selama ini dikaitkan dengananalisis dialektika, trilogi tesa, antitesa dan sintesadalam membedah anatomi sejarah perkembanganmasyarakat dan peradaban manusia, maka dewasaini, terutama Pasca Tembok Berlin, Marxismetampaknya lebih tepat bila bertolak dari watak yanganalog dengan dialektika Marxian, yaitu “multimukaMarxisme”. Istilah ini sengaja diangkat oleh penulisuntuk menerangkan dialektika perkembanganMarxisme sesuai dengan perguliran waktu dantuntutan zaman.

Kata “multimuka” mengacu pada mitologiYunani, yaitu semacam monster atau ular yangmemiliki sembilan kepala yang senantiasa tumbuhkembali bila tertebas atau terpotong.

Dewasa ini, Marxisme lebih tepat biladianalogikan dengan makhluk multimuka dalamupaya mempertahankan dan melangsungkanhidup. Prinsip heuristik yang menjadi pegangansetiap kaum komunis dan keyakinan akan sifatilmiah sosialis Marx dan Engels, mendorong parapengikut dan simpatisan komunis melakukangerakan dalam ajaran-ajaran dan ideologi komunis.

Makhluk “multimuka Marxisme” yangmungkin diluncurkan para pengikut Marxis abadXXI merupakan pelataran baru bagi perjuanganrevolusioner komunisme.

Potensi dari “multimuka Marxisme” tersebardalam tulisan-tulisan Marx dan Engels, dalamliteratur komunis, dalam karya tokoh atauteoretikus, serta ideolog partai. Salah satu bentukpeluncuran gerakan radikal revolusioner potensialdalam “multimuka Marxisme” ini adalah melaluiMarc Bloch. Pendapat atau gagasan dari tokoh inisangat mendasar dan bersifat hakiki serta seringbertolak-belakang dengan pemikiran Marx. Tokohini termasuk seorang di antara para Neo-Marxisyang berhasil mengembangkan Marxismekendatipun gagasan-gagasan yang mereka

Page 9: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

253

lemparkan sering bertentangan sama sekalidengan pemikiran Marx.

March Bloch secara mencolok menunjukkanwatak “multimuka Marxisme” dalam utopia yangterkandung dalam ajaran-ajaran Marx. Utopia yangdimaksud dalam hal ini termasuk segala sesuatuyang belum teraktualisasikan dari potensi yangterdapat dalam Marxisme. Utopia, menurut Bloch,adalah nafas bagi eksistensi dan kelangsunganhidup Marxisme. Dengan demikian, walaupun uto-pia sangat bertentangan dengan prinsip logika,utopia Marx tentang masyarakat tanpa kelas justrudituangkan dalam ideologi Jerman dandimatangkan dalam Manifesto Komunis. Bila unsurutopia tersebut dikaji ulang, secara tak terelakkanMarx sendiri terseret pada kontemplasi filsafat naifdan irasional. Dalam ideologi Jerman, masyarakatkomunis digambarkan sebagai suatu tatanankehidupan di mana masyarakat sepenuhnyamengatur produksi umum yang memungkinkanseseorang melakukan sesuatu hari ini, dan yanglain untuk hari esoknya: berburu pada pagi hari,memancing siang hari, menggembalakan ternakpada sore hari, mengeluarkan kritikan setelah makanmalam tanpa harus menjadi seorang pemburu,pemancing, pengembala, atau kritikus. Gambaranmasyarakat seperti ini identik dengan utopia daripakar sosialisme sebelum Marx. Di sini, Marxmemperlihatkan suatu masyarakat yang memilikikesadaran otonom dan manusia yang serba bisadalam segala bidang dan jenis pekerjaan. Timbulpertanyaan, bagaimana bila dalam tatananmasyarakat seperti itu terjadi pelanggaran hukumoleh seseorang ? Orang lain yang akan menjadipolisi bagi si pelanggar adalah gambaran yangkontroversial utopia Marx jika seorang menjadipolisi bagi yang lainnya.

Gambaran masyarakat seperti itu merupakansuatu ilusi dan utopia. Pada satu sisi, pemikiranMarx menjadi gugur, masyarakat komunis sebagaibentuk terakhir dari dinamika dalektika historismenjadi kandas dalam utopia tersebut. Akan tetapi,pembela-pembela Marx di kemudian hari, sepertiErnest Bloch, menekankan bahwa kekuatanMarxisme justru terletak pada unsur utopia yangselama ini diabaikan oleh kaum komunis sendiri.

Dalam “Marxisme Utopia”, dikatakan bahwavitalitas yang paling dahsyat dari Marxisme adalahsifat bawaan dari dinamika utopia yang terkandungdi dalamnya.

Menurut Bloch, jaminan hidup dankelangsungan Marxisme terletak pada unsur uto-pia tersebut. Dengan demikian, gerakan komunisdiletakkan sederajat dengan fungsi, visi, dan misiagama untuk mengungkap masa depan dan bukansekadar kehidupan kekinian, menyibak perspektifbaru melalui kesadaran yang bersifat“antisipatoris”. Watak antisipatoris inilah yangdimaksudkan Bloch sebagai hakikat dari Marxismeseperti yang dikhotbahkan Marx, terutama yangtertorehkan dalam naskah-naskah Paris, tulisan-tulisan awal Marx. Watak komunis yang sesuaidengan Marxisme menurut tokoh Neo-Marxis ini,adalah hakikat dari Marxisme yang berorientasi kemasa depan manusia. Unsur utopia Marxismeadalah menafsirkan dunia yang serba mungkinyang diyakini kebenarannya oleh pengetahuanintuitif.

Watak dasar utopis, menurut Bloch, terletakpada proses “menjadi” setiap kegiatan manusiasebagai unsur terpenting dari Marxisme. Unsurtersebut menjadi daya pendorong bagi terciptanyamasyarakat tanpa kelas yang diintrodusir olehMarx. Kalau demikian halnya, Marxisme yangmenempatkan diri sebagai psedo-agama yangmelibatkan diri secara intens pada kehidupan batin,tetap merupakan ancaman. Marxisme senantiasamembayang-bayangi aktivitas dan perkembangankehidupan religius disebabkan karena wataknyayang dimaksudkan semi-religius. Marxisme yangselama ini dipersepsikan semata-mata mendewakandunia materi pada gilirannya mengandung potensibagi upaya untuk memenuhi kepuasan batinkehidupan semi-religius, ini dapat menggeserfungsi dan kedudukan agama.

Kekuatan heuristik lain dari Marxisme terletakpada watak kenabian atau propetik, janji-janji danharapan yang disodorkan dalam kaitannya denganpremis Marx tentang manusia sebagai makhlukalam. Dalam “Economic and Philosophic Manu-script of 1844”, Marx meletakkan pemikirannyayang ideosinkratik tentang manusia. Dalam

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 10: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001254

manuskrip ini dijelaskan bahwa manusia adalahpencipta dirinya sendiri. Sebagai makhluk alamyang serba butuh, manusia menciptakan suatukreasi sejarah. Sejarah, menurut Marx, tidak lainadalah proses penciptaan manusia melalui karyadan proses penaklukan alam oleh dan untukmanusia. Dengan demikian, manusia merupakanmakhluk kerja. Kerja dijadikan sebagai mediasi bagitujuan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannyayang berasal dari alam. Akan tetapi, dalammasyarakat kapitalis yang bersifat rakus daneksploitatif sesuai dengan hukum-hukum yangdikandungnya, kerja menjadi kehilangan maknanyayang eksistensial.

Dalam masyarakat industri yang menjadi anakdari kapitalisme, kerja berubah menjadi kerjaupahan. Pekerjaan dilakukan buruh bukan karenasesuai dengan tuntutan untuk merealisasikanbakat, potensi, dan kemampuannya, akan tetapisemata-mata karena alasan untuk mempertahankanhidup. Kapitalisme memaksa buruh terasing darikerja yang menjadi hakikatnya. Dengan demikian,buruh terasing dari produknya sendiri. Dalam “Eco-nomic and Philosophic Manuscript”, dikatakanbahwa keterasingan dalam kerja dilihat bersumberdari kenyataan semakin sedikitnya buruh menerimaapa yang dikonsumsikan. Semakin bertambah nilaiyang diciptakannya, nilai dirinya sendiri sudahturun karena apa yang dihasilkannya itu menjaditerasing baginya. Hidup buruh tergantung padamodal, yaitu barang-barang yang dihasilkannya,namun bukan miliknya.

Melalui kerja upahan dalam kondisi dansyarat-syarat kapitalistik, (seorang) buruh tidakmendapatkan hak eksistensinya secara penuh.Sebaliknya, dengan bekerja (kerja upahan) ia akankehilangan dirinya secara definitif. Semua inidisebabkan watak serakah dari kapitalis dalammengeksploitasi seluruh tenaga buruh demikeuntungan pribadi.

Menurut Marx, dunia kapitalis yang ditandaioleh watak serakah tersebut dapat dirumuskansebagai berikut, yaitu bahwa “tanpa kerja berartitanpa gaji”. Tanpa kerja, si buruh tidak dapathidup; sementara kerja yang ia lakukan adalahkerja paksaan dan bukan karena tujuan untuk

berkiprah atau merealisasikan dirinya. Dalamkondisi-kondisi ini, bakat kerja sebagai mediasibagi realisasi manusia menjadi terabaikan. Istilahmengenai “ada” (gattungwessen) dari manusiaditransformasikan ke dalam suatu keadaan yangasing terhadapnya, suatu keadaan eksistensisecara individual alam, tubuhnya, esensispiritualnya menjadi asing baginya. Manusiamenjadikan asing baginya terhadap manusiamemang merupakan bukti kepeduliannya terhadapmanusia. Kendatipun seringkali tidakmemperlihatkan validitasnya dalam realitas dantidak menyentuh realitas, namun terbuka terhadapberbagai interprestasi baru yang bersifatpengembangan atau peremajaan diri (sic) ( Tucker,1978 : 75).

Multimuka masa kini mengambil bentuk dalamupaya aktualisasi Marxisme dengan tetapmempertahankan analisis Marx dan Engels lewatpanduan metode heuristik yang dimaksudkan.Multimuka–Marxisme mengadakan suatuinterpretasi yang tetap berlandaskan pada analisisperkembangan masyarakat seperti yang telahdiintrodusir oleh Marx dan Engels. Artinya, sosokmultimuka-Marxisme tersebut mengambil ujuddalam sintesa dari perjalanan sejarah manusia yangberpatokan pada premis, doktrin, dan prinsip-prinsip Marxisme plus pengalaman, sukses dankegagahan kaum komunis sebelumnya dalam suatubentuk, atau butir pemikiran ideosinkratik. Janjipembebasan manusia yang bersifat emansipatoris,harapan, pesan-pesan, dan obsesi masyarakattanpa kelas, gagasan-gagasan propetik Marxisme-Leninisme sebagai akibat dari aliansi dalammasyarakat industri tetap merupakan daya tariktersendiri pada abad XXI nanti. Peluncuran suatugerakan pemikiran dan politis serta ideologis,sebagai suatu opsi atau alternatif hasil dampakyang tak terelakkan dari industrialisasi, merupakanstimulan dan faktor dominan dalam perumusansuatu kemasan Marxisme baru: multimuka-Marxisme. Peluncuran kemasan baru tersebuttentu saja disesuaikan dengan aspirasi, tuntutan,kecenderungan dan masalah-masalah yang aktualdalam era globalisasi.

Peluncuran konsep dan kemasan Marxisme

Page 11: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

255

baru itu selanjutnya merupakan semacam jerumun(sic) atau sumber inspirasi gerakan politik danperjuangan ideologis bagi setiap gerakan politikradikal dan revolusioner. Namun, kesulitannyaadalah bagaimana mendeskripsikan secara tepatdan transparan ujud dari “multimuka Marxisme”.Yang dapat dikemukakan di sini adalah suatu alurlogika dan antisipasi ilmiah mengenai berbagaipotensi kenyataan bagi peluncuran suatu formatperjuangan revolusioner baru dalam bentukMarxisme. Peluncuran gerakan tersebutdikonstasikan sepenuhnya pada watak, sejarah,dan fakta historis dari Marxisme, gerakan pemikirandan gerakan politis, serta keragaman bentukgerakan politik yang pernah ada, sertapertimbangan-pertimbangan lain, seperti prestasi-prestasi PKS dan perjuangan revolusioner padamasa lampau. Bukan tidak mustahil, prestasi-prestasi negarawan, tokoh sosialis, dan pimpinanteras partai menjadi suatu rujukan bagi upayapembentukan suatu sosok multimuka-Marxis yangdimaksud.

Baru-baru ini, Rusia kembali melakukankejutan politik dengan merehabilitasi nama baikStalin yang pernah menghantui seluruh partaisosialis dan negarawan Eropa Timur. Prestasi-prestasi Stalin diangkat ke permukaan sebagaiakibat dari kegagalan-kegagalan Rusia di segalabidang pasca-Uni Soviet. Figur Stalin ditampilkansebagai pahlawan bangsa yang berhasilmengorbitkan gengsi dan kebanggaan Rusiaterutama untuk mematahkan kekuatan Nazi Jerman.Sikap Rusia seperti ini adalah suatu refleksiketidakmenentuan yang melanda negara beruangmerah tersebut. Hal yang sama akan muncul padabekas-bekas negara Eropa Timur.

Refleksi Historis ke Proyeksi MasaDepan

Sesuai dengan prinsip heuristik Marxisme,Pasca hancurnya Tembok Berlin bagi kaumkomunis sejati bukanlah merupakan suatukehancuran total. Akan tetapi, lebih merupakansuatu refleksi menuju proyeksi ke masa depan yangdidasarkan pada tuntutan survival “multimuka

Marxisme” yang bertolak dari prinsip “homeo-statik”, yaitu upaya alot untuk mengadakanperlawanan diri dan demi kelangsungan hidup.Prinsip homeo statik ini dimungkinkan denganadanya metode heuristik yang menjadi watakideosinkratik dari Marx terutama dalam premis-premis, postulat-postulat filsafat dan sosiologinyayang tersebar dalam hampir keseluruhantulisannya. Dalam konteks ini, premis-premis danpresep-presep (sic) Marxisme diolah kembali,disusun, dan diorganisasikan dalam suatuperangkat pemikiran bagi tujuan peluncurankomunisme gaya baru.

Peluncuran format dari “multimuka Marxisme”yang paling canggih dewasa ini adalahpembentukan sudut timbang di kalangan intelektualpada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.Kelompok yang disebutkan pertama diperkirakanmerupakan sasaran yang paling sesuai denganpemikiran Marx Muda, yaitu aliansi yang melandamasyarakat industri. Dalam kondisi masyarakatindustri yang ditandai oleh kemajuan komunikasi,teknik komputer dan tuntutan perjuangankebebasan sebagai akibat dari modernisasimasyarakat industri, bukan mustahil kaum Marxisakan meluncurkan suatu bentuk perjuangankomunis baru dengan sasaran pada pembentukan“sudut timbang” sebagai model atau siluet barudalam komunisme.

Pembentukan Sudut PandangDalam konteks ini, Marxisme sepenuhnya

menyadari pesan-pesan propetik dan ideologisFriedrich Engels yang telah menggarisbawahibahwa Marxisme akan memperoleh landasan pijatyang kuat pada dunia intelektual. Artikulasi pesan-pesan tersebut memungkinkan kaum komunismampu memberi kemasan baru bagi gerakankomunisme baru dengan berorientasi pada tulisan-tulisan Marx muda. Dewasa ini, bukan tidakmustahil mereka akan menciptakan suatu wacanayang bersifat dialektik di kalangan generasi mudadan dunia intelektual dalam suatu wadah, yaitu“sudut timbang”.

Kemungkinan garapan bagi penciptaan model

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 12: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001256

perjuangan komunis dalam bentuk baru ini bertolakdari pengalaman-pengalaman Marxisme dalamgerakan pemikiran dan Marxisme dalam gerakanpolitik. Di samping itu, wadah baru perjuangantersebut menimba pengalaman yang berharga ataspengalaman traumatik tragedi yang menimpa UniSoviet, Eropa Timur pasca hancurnya TembokBerlin. Pengalaman tersebut dapat pulaberrekonsiliasi dengan gerakan non-Marxis daneuro-komunisme.

Tidak tertutup kemungkinan bahwa bekasnegara-negara komunis Eropa Timur dan Uni So-viet dalam kebingungannya mencari alternatifsetelah ambruknya dan sistem kenegaraan merekaakan banyak mempunyai opsi. Pilihan serbamungkin dapat diracik sedemikian rupa, tentunyatetap berlandas pada Marxisme-Leninisme.

Kondisi dan situasi tersebut didukung olehpernyataan politis-ideologis Engels sepertitertuang dalam kata pembukaan ManifestoKomunis. Dalam kata pengantar “ManifestoKomunis”, 1890, Engels menandaskan bahwa bagiMarx yang terpenting bukan pertarungan,kontradiksi yang menjadi motor penggerakperkembangan masyarakat, akan tetapi kesadaranuntuk melihat suatu proyeksi ke masa depan.Proyeksi bahwa kaum buruh pada akhirnya memilikisuatu tingkat kesadaran yang lahir dari kondisimasyarakat yang melahirkannya. Pada waktunyakelak, buruh akan memperoleh kesadaran politikmelalui suatu tingkat intelektualitas yang tinggi.Engels, dalam kata pendahuluan ManifestoKomunis, menegaskan bahwa Marx telah melihatkemungkinan akan adanya perkembanganintelektual di kalangan kelas buruh, sebagai akibatdari tindakan-tindakan secara bersama sertadiskusi-diskusi.

Frase demikian tentunya dewasa ini hampirmemperlihatkan validitasnya dan merupakankeuntungan ideologis bagi kaum komunis di manatidak lagi dibutuhkan suatu wadah organisasi daninstitusi formal. Komunisme tidak lagimembutuhkan suatu bukti diri, kartu identitas ataukeanggotaan resmi partai yang terkendali dari pusatseperti terjadi sebelumnya. Partai komunis yangberorientasi pada kultus individu model Stalin, Mao

Ze Dong, dan pimpinan teras partai, nomenklaturayang membuat wajah komunisme sebagai sesuatuyang menyeramkan, tidak akan terulang kembali.

Melalui pembentukan sudut pandang yangtelah diintrodusir oleh Engels, sangat relevan bagiargumentasi mengenai kenyataan peluncuransosok gerakan Marxis baru, multimuka-Marxismepada masa-masa mendatang.

Pembentukan sudut pandang yang menjadigarapan para Marxis baru bersamaan denganperkembangan industrialisasi dan tuntutanglobalisasi dewasa ini. Seperti halnya Marx danEngels meyakini bahwa kapitalisme sebagaiprasyarat lahirnya masyarakat tanpa kelas,kapitalisme memberikan jalan bagi tumbuh danberkembangnya komunis, maka era globalisasidewasa ini akan melahirkan suatu tingkatkecerdasan, intelektual masyarakat yang padagilirannya merupakan landasan pijak bagi lahirnyasuatu perjuangan Marxis modern. Denganperkataan lain, kaum Marxis baru dapat sajamemanfaatkan kondisi tersebut sebagaimana Marxdan Engels menandaskan bahwa kapitalismesangat berjasa dalam mematangkan perjuangankaum buruh. Bukankah melalui hukum-hukumkapitalisme terdapat peluang yangmenguntungkan bagi kelahiran masyarakat tanpakelas. Hukum-hukum kapitalisme mengisyarakansuatu aksi penggalian liang kubur sendiri sepertiyang menjadi keyakinan Marx dan Engelsbarangkali relevan untuk dianalogikan denganpembentukan sudut pandang yang dimaksudkan.

Pembidanan lahirnya suatu tahapanperkembangan masyarakat ke arah terciptanyasuatu kondisi intelektual yang tinggi bagi kaumMarxis baru dipersepsikan sebagai kehausansejarah. Perkembangan industri pada post-kapitalisme klasik dewasa ini akan menciptakansuatu bentuk kesadaran, intelektual, dan berbagaibentuk suprastruktur lainnya. Kondisi ini oleh paraMarxis baru dianggap sebagai potensi lahirnyapeluncuran model perjuangan revolusioner baru,atau bagi munculnya suatu komunisme.

Kemungkinan untuk meluncurkan suatubentuk pergerakan Marxis baru, terutama dalamrangka menyongsong rentang abad XXI nanti,

Page 13: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

257

merupakan tuntutan politik-ideologis bagi paraMarxis baru. Hal ini sesuai dengan watakrevolusioner dari Marxisme, Marxisme-Leninisme.

Suatu model komunis yang identik denganmultimuka-Marxisme tersebut jauh sebelumnyatelah diantisipasikan oleh Marx dan Engels. Halitu dianggap merupakan suatu keharusan sejarah,sehingga menurut Engels harus ditampilkan secarakhusus dalam kata pendahuluan ManifestoKomunis.

Tahun 50-60an, tulisan-tulisan filsafat awaldiungkap kritik filsafat masyarakat modernberkaitan dengan kebebasan universalitas danrasionalitas, treatmen mencolok antara politik dansosial dan perkembangannya konsep alienasi Marxtampaknya lebih menarik dan mungkin lebihlanggeng daripada analisis lanjutan dari remifikasisosial dan ekonomi dari hak milik pribadi dalamcara-cara produksi atau doktrin perjuangan kelasserta kontradiksi kapitalisme. Tulisan-tulisan Marxawal berkenaan dengan kebebasan dan alienasi,menyediakan suatu peralatan bagi seluruhkaryanya yang memungkinkan untuk melihatstruktur dan kebenaran yang lebih jelas,memperdalam pengetahuan dan apresiasi dariasumsi yang rumit dari pemikiran Marx, dan kadang-kadang menjelaskan beberapa aspek dari krisis-krisis baru pada masa modern dengan suatutuntutan bahwa emansipasi politik menjadiemansipasi sosial yang hebat. (Tucken, 1978 : 75-77).

Perlu digarisbawahi bahwa kelompok yangpaling berlega hati atas bubarnya PKS danruntuhnya Uni Soviet bersama-sama dengannegara-negara satelit Eropa Timur adalah kelompokNeo-Marxis. Di Amerika Serikat, para Marxis,tokoh pemikir revolusioner sedunia, menyambutgembira peristiwa bersejarah kehancuran sistemkomunis tersebut. Sikap para ilmuwan Marxis inimemperlihatkan bahwa sudah tiba waktunya kaumMarxis secara bebas mengemukakan pemikiran,perjuangan mereka tanpa rasa takut lagi. Ungkapanini senada dengan pernyataan Marx dan Engelsyang dituangkan dalam Manifesto Komunis.

Peluncuran muka baru gerakan komunis barudalam era globalisasi, kalau begitu merupakan

suatu keniscayaan bukan hanya pada kelompokintelektual Marxis yang dimaksudkan, akan tetapijuga pada kalangan politisi, negarawan, ideologipartai. Bagi kelompok yang disebutkan terakhirini peluncuran siluet tersebut (muka baru) lahir darikegagalan dan pengalaman traumatik komunisterdahulu. Peluncuran muka baru dari duakelompok tersebut tentu saja direkonsialisasikansesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Sasaran pembentukan sudut pandangmerupakan pemikiran rekayasa yang bersifatkekinian. Gerakan komunis baru tidak lagi dogmatisdan doktriner. Gerakan komunis baru tersebutdapat saja berorientasi pada model “fabianisme”yang sangat populer di Inggris. Fabianisme yaitusuatu gerakan sosialis yang menyusupkan ide-idesosialisme melalui tokoh-tokoh masyarakat,organisasi, birokrasi, tanpa bermaksudmengadakan suatu perubahan revolusionerterhadap sistem dan tatanan masyarakat yang ada.Model sosialis Fabian ini tidak membutuhkankeanggotaan tetap, organisasi politik formal,kendali terpusat tetap kesadaran individu untukmengubah secara perlahan-lahan pola pikirpemegang kekuasaan pemerintah dan padagilirannya secara tidak disadari telah terperangkappada perjuangan sosialis.

Potensi komunis untuk bangkit kembali dalammuka baru terletak pada watak revolusionernya.Watak revolusioner ini dengan mudah dapatmempengaruhi generasi muda, terutama kaumintelektual. Pesan-pesan ideologis humanismeMarx bagi kelompok ini merupakan nilai tersendiri.

Metode heuristik yang merupakan bagian in-tegral dari Marxisme dapat merupakan inspirasibagi peluncuran aktualisasi dari muka baruMarxisme yang dimaksud. Bagaimana ujud darigerakan menuju pembentukan sudut pandangadalah suatu pertanyaan yang sulit dijawab.Tetapi, yang jelas bahwa dalam upayamempertahankan kelangsungan hidup sesuaidengan prinsip “homeo-statik” komunis, yaituupaya mempertahankan diri dari berbagai stimulandari luar untuk menghancurkan komunisme dapatdijadikan sebagai pra-anggapan bagi lahirnyaformasi baru dari muka baru Marxisme. Tantangan

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 14: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001258

Engels tersebut merupakan wacana yang palingmemungkinkan untuk diluncurkan oleh komunispada era globalisasi desawa ini. Marx dan Engelsterobsesi untuk mewujudkan suatu masyarakattanpa kelas menekankan pada peran kesadaranmanusia sebagai syarat utama.

Kesadaran manusia menciptakan duniarealitas dan bukan sebaliknya adalah ungkapanfilsafat dari Marx sendiri yang dituangkan dalamTesis Tentang Feurbach : “Selama ini para filsufsibuk merenungkan dunia, akan tetapi yang lebihpenting adalah bagaimana cara untukmengubahnya” ( Marx, 1964 :37).

Neo-Marxisme dan New LeftTitik tolak bagi Neo-Marxisme adalah

memberikan interpretasi baru terhadap Marxisme,terutama pemikiran Marx muda tatkala gencarmenyuarakan alienasi dari humanisme. Sebagianlagi menurut pada ajaran : Mao Tse Tung dan CheGuevara dengan cara memberikan tinjauan kritisdan heuristik. Dengan dasar tersebut, lahirlahsuatu orientasi baru yang dikenal dengan Neo-Marxisme yang dalam tulisan ini dikonstatasikansebagai pioner bagi tumbuh dan berkembangnyamuka baru-Marxisme. Dari kandungan Neo-Marxisme ini, lahirlah apa yang disebut dengan“Teori Kritis” dari mazhab Frankfurt dengan tokohpemikiran Marxis seperti Herbert Marcuse, ErichFromm, Max Horkheimer, Theodor Adorno, JurgenHabermas, Roger Garaudy, Louis Althusser, danlain-lain. Kelompok cendekiawan ini kembalimenginterpretasikan Marxisme dalam upayamelestarikan pemikiran Marx yang disesuaikandengan kondisi objektif perkembangan masyarakatindustri abad XX. Kelompok ini, selain bersimpatiterhadap ajaran Marx, juga sekaligus mengadakankritik.

Menurut pandangan Neo-Marxisme,masyarakat modern dewasa ini merupakan sistemtertutup dan total. Tertutup karena tidakmengizinkan upaya-upaya untuk membuka danmempersoalkannya, karena orang dalam hal apapun juga mau tidak mau mengikuti hukum danmekanisme sistem tersebut.

Total, karena semua dimensi kehidupanindividu justru ter jebak dalam mengikutikepentingan-kepentingan yang salingketergantungan. Kondisi tertutup dan total yangdirekat dalam suatu kemapanan nilai dengandemikian harus didobrak dengan jalanmengungkapkan kembali pesan-pesan propetikdari Marx. Humanisme Marx, terutama tesis tentangalienasi manusia yang ditorehkan dalam naskah-naskah Paris, diberikan suatu interpretasi baru.

Jurgen Habermas, misalnya, menampilkansuatu wajah baru dalam Marxisme denganmengintrodusir dimensi baru yang berorientasipada upaya untuk memperkaya danmengembangbiakkan Marxisme. Habermasmengritik teori kerja Marx yang dituduh tidak validdalam kondisi masyarakat modern. Ditandaskanbahwa kenaikan produktivitas tidak dapatditerangkan dengan teori tersebut.

Teknologi modern sendiri pun menciptakannilai. Ia juga menambahkan suatu dimensi yangsama sekali baru dari watak dasar manusia yangdiabaikan oleh Marx. Menurut dia, pekerjaansebagai kegiatan dasar manusia harus dilengkapidengan interaksi atau komunikasi antarmanusia.Mekanisme perombakan masyarakat menuruttokoh ini harus dilaksanakan dengan mengadakansuatu kinerja refleksi atas sejarah pengalamanpenderitaan manusia. Dengan refleksi sejarahtersebut manusia menyadari bahwa ia hidup dibawah suatu sistem yang penuh dengan paksaan,dan dengan demikian membentuk kesadaranemansipasipatorik sebagai langkah awal untukmembebaskan diri dari segala paksaan tersebut.

Ia menambahkan bahwa dengan komunikasiantarmanusia, niscaya kebebasan manusia ada.Sebab bagaimanapun, seseorang tidak dapatdipaksa untuk memahami sesuatu. Sejauh adakomunikasi, maka ruang bagi kebebasan menjadiniscaya pula. Oleh sebab itu, menurut tokoh ini,dalam sistem masyarakat tertutup dan total masihdimungkinkan perbaikan-perbaikan yang tidakdiyakini oleh Horkheimer dan Adorno. Ini berartibahwa Neo-Marxisme mampu memberikan suatualternatif untuk tujuan emansipasi manusiamenurut premis-premis atau postulat dari Marx.

Page 15: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

259

Sosok “multimuka Marxisme” dari Neo-Marxisme dapat terlihat seperti yang dilakukanoleh Roger Garaudy. Tokoh ini sangat vokal dalammeluncurkan gagasan emansipatoris Marxis sepertiyang dikhotbahkan oleh Marx. Tokoh iniberpegang pada prinsip Marxisme pluralis, dansebagai akibatnya pada tahun 1970, ia dikeluarkandari Komite Sentral Partai Komunis Prancis. Dalamkepeloporannya sebagai tokoh dari multimuka-Marxisme, ia menganjurkan agar menolak secaradefinitip sifat dogmatik Marxisme. Ditegaskanbahwa Marxisme adalah suatu keterbukaan danharus responsif terhadap sekalian perubahanzaman. Di sini ia menekankan bahwa tujuan yangoperasional dan teruji validitas atau bagipencapaian Marxisme realitas kehidupanmasyarakat, terutama terhadap fenomenaperkembangan masyarakat modern, post-kapitalisme klasik.

Selanjutnya ia menegaskan agar teori-teoriMarxisme perlu lebih dipertajam terutama mengenaisubjektivitas manusia. Ditegaskan lagi bahwaMarxisme mutlak harus mengakui eksistensialismetelah berjasa dalam membuka ke arah filsafat yangmuncul setelah Perang Dunia II, dianggap olehtokoh ini sebagai suatu filsafat yang secaratransparan meneropong hakikat dan esensiindividu, melalui penekanan pada subjektivitastersebut validitas Marxisme menjadi absah.Demikian tokoh ini berargumentasi. Denganperkataan lain, ia telah mengembangkan suatupemikiran baru dalam bentuk multimuka dengansuatu titik-tolak bahwa melalui eksistensialisme,Marx dilengkapi.

Perlunya Marx tentang individu tidak lepasdari produk cara produksi masyarakat, oleh tokohini lebih tepat bila dikaitkan dengan analisiseksistensialisme. Dan akhirnya, perlu diciptakansuatu teori tentang dialektika yang memungkinkanuntuk memahami dan memberi tempat kepadasemua dimensi manusia, termasuk dimensikehidupan batin dan nilai-nilai.

Kemasan baru Marxisme dalam bentukmultimuka ini juga menyuntikkan suatu programpolitik baru dalam Marxisme. Ia menganjurkan, agarMarxisme mengadakan kerjasama dengan agama,

dan bukan melalui penyusupan diri atau infiltrasike dalamnya seperti telah dilakukan oleh gerakankomunisme selama ini. Orientasi program politikkemitraan ini dianggap sebagai sasaran yangrealistik bagi perjuangan homeostik dari Marxisme.Pemikiran ini berangkat pada suatu asumsi dasarbahwa kedua institusi agama dan Marxisme secarahakiki memiliki pelataran atau titik tolak yang sama,yaitu orientasi emansipatoris. Ditandaskan olehtokoh “multi muka Marxisme” ini bahwa agamaYahudi dan Kristiani terdamaikan dalam pemikiranAgustinus sampai dengan Picodela Mirandola danThomas Munzer yang menghasilkan dasar humanisKristen dewasa ini. Menurut tokoh ini, analogitersebut merupakan kesempatan bagi Marxismeuntuk memperkaya dan mengembangkan diri.Kemandegan Marxisme dengan demikian, dibukaMarxisme menjadi operasional dalamperkembangan zaman dan relevan dengan kondisimasyarakat kapan saja.

Bukan tidak mustahil bahwa gerakan TeologiPembebasan di Amerika Latin merupakankeharusan bagi kaum agamis untuk bergandengantangan dengan kaum komunis, merupakan anjurandari perjuangan multimuka Marxis Garaudytersebut. Sekelompok pastor kecewa terhadappemerintah melarikan diri ke hutan dan dengansemangat revolusioner yang tinggi mengadakanperlawanan fisik terhadap rezim militer negaratersebut yang dianggap sangat represif. Demikianjuga sejumlah pastor di Filipina, merekamengadakan perjuangan bersenjata melawanpemerintah. Kecenderungan emansipatoris yangmenjadi salah satu misi kekristenan menjadi kandasoleh kenyataan objektif di kedua belahan duniayang beragama Katolik tersebut. Perdamaian didunia, seperti yang menjadi harapan mereka,kandas dan pada akhirnya mereka mencari titik-titik kesamaan dengan Marxis. Watak revolusionerdari Marxis dijadikan sebagai suatu titik tolak bagiperjuangan kelompok mereka. Dengan demikian,secara tidak sadar mereka telah terperangkap dalamperjuangan kelas Marxis. Agama dengan demikian,dapat saja merupakan lahan yang subur danmenjadi landasan pijak yang kuat bagi peluncurangerakan radikal revolusioner Marxis baru.

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 16: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001260

Contoh klasik dari multimuka Marxis secarajelas telah digelar oleh New Left pada dekade 1970.Kapitalisme modern telah melahirkan tampilan darisosok revolusioner baru dalam diri HerbertMarcuse. Herbert Marcuse tampil sebagai profilrevolusioner baru yang menyejajarkan diri denganMarx dan Mao. Tiga M (Marx, Maodan, Marcuse)menjadi suatu potensi inspiratif dalam mengadakanperombakan total masyarakat industri. Marcusememanfaatkan sisi-sisi filsafat sosial ajaranpsikoanalisis dari Sigmund Freud untukmemperkaya Marxisme.

Kapitalisme telah melahirkan suatu masyarakatmelimpah (affluent society) seperti di AmerikaSerikat. Namun dalam masyarakat tersebut justrumanusia menjadi teralienasi. Pada kelimpahanmateri, manusia merasa hampa dan miskin,kehidupan mati, putus asa, resah, danketidakpastian hidup memuncak. Kondisi sepertiini tentunya bertentangan dengan premis Marxbahwa kondisi masyarakat melahirkan pola hidupdan cara berpikir sesuai dengan kondisi masyarakattersebut. Seharusnya, menurut Marcuse, dalamkelimpahan yang dicapai oleh Amerikamemungkinkan individu menemukan jati diri yangsepenuhnya. Mengapa itu tidak terjadi?Jawabannya adalah karena dalam masyarakatmelimpah segala potensi individu menjadi mandulkarena akibat sistem yang menjadi ciri khasmasyarakat post kapitalis.

Menurut Marcuse, masyarakat industri mod-ern ini, manusia dalam sejarahnya untuk pertamakali berhasil menciptakan teknologi tinggi bagikemudahan hidup. Kemudahan-kemudahanteknologi memungkinkan manusia memenuhikebutuhan orang per orang. Kebudayaan yangrepresif telah saatnya digantikan dengankebudayaan erotis. Membentuk hubungan-hubungan erotis berarti tercipta suatu simpati danpenghargaan satu sama lain. Individu tidak lagisaling bersaing dan berada dalam permusuhanpotensial seperti dalam analisis atau pemahamankelas Marxian, akan tetapi saling menyenangkandan bahagia. Naluri agresif manusia telah terserapoleh eros. Tenaga-tenaga perusak raksasa yangdalam masyarakat sekarang diproduksikan

berdasarkan identifikasi antara penindasantambahan dan prinsip prestasi sebagai refleksi daridaya agresi, akan dilarutkan dan pada gilirannyatercipta suatu citra manusia baru menuju erotisasiseluruh kepribadian dalam bentuk atau formasi“kehalusan” (tenderness).

Namun, menurut Marcuse, penghapusanpenindasan tambahan tersebut belum dapatdihapuskan dan dewasa ini menjadi penuh agresirepresif disebabkan oleh mekanisme masyarakatindustri itu sendiri yang penuh denganpencegahan pembebasan naluri seksual. Citramasyarakat industri penuh dengan prinsip prestasi,yaitu prinsip untuk mengatur pekerjaanmempertahankan masyarakat secara langsungdilebur dalam penindasan tambahan.

Nafsu menciptakan prestasi, berubah menjadisatu-satunya motivasi dan mematikan potensikreatif dan memandulkan berbagai dimensikehidupan yang dikandung oleh manusia.Manusia terprogram dalam proses segmentarisasidan manusia menjadi berdimensi satu.

Dalam “Masyarakat Berdimensi Satu”, suatuadi karya Marcuse menggambarkan citra manusiamodern dewasa ini. Menurut dia, pada masyarakattersebut umumnya memiliki ciri-ciri khas, yaitukekuasaan prinsip teknologi, irrasionalita total, danafirmativa atau penghapusan dimensi negatif,manipulasi kebutuhan-kebutuhan. Dalam pada itu,masyarakat modern hidup dalam gurita “toleransirepresif”. Mayoritas dalam masyarakat sudahdimanipulasikan oleh sistem sedemikian rupa,sehingga mereka tidak pernah akan mengritiksistem itu sendiri. Kritik dan reform yang ada justrumemantapkan bangunan sistem tersebut. Dengandemikian, tidak ada jalan keluar manusiaterkungkung dalam penjara toleransi represif.Emansipasi manusia hanya dapat dilakukan melalui“penolakan besar-besaran” (the great refusal)yang digerakkan oleh manusia-manusia marginalyang tidak terintegrasi dalam mata rantai sistemyang ada. Golongan ini menggantikan barisan pro-letariat Marx untuk menjungkirbalikkan borjuasi,yaitu mahasiswa, kaum negro, dan orang-orangPuertorico di Amerika Serikat dan unsur-unsurasosial seperti dunia prostitusi, narapidana dan

Page 17: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

261

lain-lain. Di tingkat internasional, yaituperjuangan pembebasan yang telahmenggoncangkan stabilitas negara-negara industriseperti yang dilakukan oleh Vietnam dan proyekmercusuar moral dari eksperimen manusia baru diRRC.

Tradisi metode kritis pada Neo-Marxis dangerakan Kiri Baru (New Left) tersebut dewasa inisemakin merembes ke dalam dunia akademis,pemikir-pemikir, filsuf-filsuf radikal, danrevolusioner, terutama generasi muda, mahasiswadi hampir seluruh perguruan tinggi di dunia. Watakheuristik dari Marxisme senantiasa dituntut untukmengadakan penciptaan kondisi yang kondusifbagi tumbuh dan berkembangnya suatuinterpretasi baru seperti yang diintrodusir Garaudy,misalnya.

Bagi para Marxis, kenyataan pengembangandan interpretasi terhadap Marxisme banyak hal-hal yang belum terselesaikan oleh Marx dan Engels,terutama dalam karya-karya Marx tatkala ia masihmenjadi Marxis atau pemikiran-pemikiran Marxmuda. Banyak dimensi pemikiran yangdilemparkan Marx dan Engels yang dapatmerupakan pemula bagi terbentuknya gerakanrevolusioner baru. Demikian juga PKS selamaperang dingin dapat menjadi refleksi historiskekuasaan dan pembenahan ideologi bagi alternatifsistem pemerintahan dan paradigma kekuasaanbagi negara-negara dunia ketiga di masa-masamendatang.

Marxisme dalam pengertian sosialisme ilmiahseperti yang dilontarkan oleh Marx dan Engels,untuk membedakan sosialisme mereka darisosialisme utopia, seringkali menjadi lahan yangsubur bagi semangat penjelajahan, eksplorasi ilmupengetahuan. Marxisme adalah suatu modelpemikiran, filsafat di antara filsafat ilmu lainnya,tidak dapat tidak, tetap merupakan salah saturujukan bagi dunia akademik. Sebagai salah satufilsafat, ilmu Marxisme megandung dimensisosiologi yang tetap merupakan permasalahan ilmusampai dewasa ini.

Pada masyarakat pasca-kapitalis ataumasyarakat industri dewasa ini seperti yangdikemukakan oleh Ralf Dahrendorf dalam:

“Konflik, dan konflik dalam Masyarakat industri,suatu analisis kritis”, adalah suatu gambarankonkret tentang bagaimana ajaran-ajaran kelasMarx menjadi sangat vital bagi penelitian ilmusosiologi. Dahrendorf dengan sangat memukaumengritik Marx di satu pihak, dan menggugurkanpremis dan postulat Marx di pihak lain, merupakanbukti beberapa keabsahan postulat dan premis-premis sosiologis Marx masih bisa dipertahankankeabsahannya. Lepas dari kekeliruan dan biasinterpretasi dari Marx tentang masyarakat kelasyang menjadi inti ajarannya, terlihat bahwa prinsipheuristik kelas yang diajukannya, seperti yangoleh sosiolog Geiger, berupaya menampilkan modelMarxian dan relevansi serta validitasnya bilamemungkinkan justru menjadi suatu kebutuhankalau bukan keharusan pengembangan danperkembangan sosiologi sosial dan filsafat padamasa-masa mendatang.

Di sini, lontaran gagasan heuristik tentangkelas yang diwariskan Marx memperolehpersemaiannya yang subur, dan menjadi titik tolakbagi pemahaman terhadap kondisi objektifmasyarakat industri yang tetap diwarnai oleh konflikdalam bentuk dan intensitas yang berbeda, tapitetap merefleksikan validitas hakikat daripertentangan kelas dari teori Marx.

Tokoh yang paling vokal dan representatifyang mampu mengaktualisasikan ajaran-ajaranMarxis, terutama ajaran filsafat dan premis-premissosiologisnya, adalah ilmuan berkebangsaanJerman, Dahrendorf.

Tokoh ini mengklaim diri sebagai satu-satunyapenafsir filsafat dan sosiologi Marx dan Engels. Iabahkan menegaskan telah menghidupkanpemikiran-pemikiran Marx dengan terlebih dahulumemfalsifasikan berbagai premis dan postulatfilsafat dan sosiologi Marx. Dahrendorf menyebutdiri sebagai penafsir yang akurat dan peneruspemikiran Marx terbesar pada abad XX.

Dahrendorf menggali kembali teori-teori kelasMarx dan mengaitkannya dengan kondisi objektifmasyarakat industri dewasa ini bukan tidakmustahil melengkapi suatu pendekatan Marxianterhadap masyarakat industri dewasa ini.Dahrendort seperti pengakuannya bukan seorang

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 18: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001262

Marxis, tetapi dengan lantang menyatakan bahwaia adalah pewaris Marx dalam metode heuristikMarx, ia berambisi melengkapi pemikiran radikalMarx dengan peluncuran suatu meta teori barudalam memahami fenomena masyarakat industri.(Dahrendort, 1987 :76-78).

Dengan demikian, Marxisme, terutama dalamMarx muda, dan sosiologi Marx sampai dewasa inimempunyai kemungkinan untuk diracik dandireformulasikan dalam mencapai konsep-konsepbaru sesuai dengan prinsip heuristik Marx.Penciptaan rekayatif terhadap penetasan konsepMarxis baru terus dilaksanakan yang padagilirannya dijadikan sebagai sumber inspirasi bagigerakan politik bawah tanah yang tetapmempertahankan watak revolusioner. Marxis tetapbertahan pada prinsip dasarnya, kendatipunmengalami perubahan bentuk. Marxis tetapbertumpu pada kemurnian isi dan doktrin. Dengandemikian, pemahaman terhadap Marxisme dewasaini dapat dirumuskan sebagai berikut:penyesuaian-penyesuaian langgeng dengan titiktolak dari isi atau substansi dari Marxisme.

Marxisme dalam penjabaran yang bersifatheuristik tampaknya “hampir pasti” tetapmemperlihatkan potensi revolusionernya terutamadalam masyarakat dunia ketiga yang sedang giat-giatnya memodernisasikan diri.

Era industrialisasi dan globalisasi dewasa inidalam dirinya banyak melahirkan dampak dalambentuk dehumanisasi. Dalam kondisi yang takterelakkan itu, gagasan emansipatoris Marxis danhumanisasi yang tertuang dalam karya-karya Marxmuda, potensial ditampilkan dalam bentukreinterpretasi. Artinya, banyak gagasan-gagasandalam Marxisme dapat dijadikan oleh para Marxisbaru sebagai suatu alternatif dalam menyelesaikanpermasalahan dunia baik negara-negara industrimaupun dunia ketiga.

Dari paparan di atas, timbul pertanyaan,masihkah Marxisme dalam upaya mempertahankaneksistensi dan kelangsungan hidup sesuai denganprinsip homeostatik tetap merupakan suatukeniscayaan? Apakah kenyataan peluncuranmenjadi semakin mungkin pada Pasca-kematianideologi komunis dewasa ini?, Akhirnya,

mungkinkah dari penjumlahan gerakan pemikirandan gerakan politik seperti yang telah dipaparkanakan pula melahirkan suatu multimuka baru. Danterlebih penting lagi, bagaimana konstatasi tentangkomunisme telah mati, tidak relevan lagi pada Pascaperang dingin harus dijawab?

KesimpulanKomunisme yang berlandas pada Marxisme

tidaklah mati seperti yang dikabarkan dewasa ini.Secara ideologis, Marxisme-Leninisme tetapmerupakan potensi untuk mengadakan lompatan-lompatan dialektis menuju upaya mempertahankankelangsungan hidup, revivalitas dalam dinamikaperjuangan yang sangat sulit dideteksi, yaitu dalamformat, bentuk multimuka Marxis. Sesuai denganistilah “multimuka”, Marxisme tidak pernah akanmati. Akan tetapi, senantiasa memiliki potensiuntuk diaktualisasikan oleh para pengikutnya.Dapat dikatakan bahwa kematian komunisme justrumerupakan masa subur bagi penetasan kembalitelor-telor “multimuka Marxisme”. Pascaruntuhnya Tembok Berlin adalah masa inkubasibagi perekayasaan pemikiran Marxistik yang lebihrelevan dengan perkembangan dan tuntutan abadmodern. Dengan kata lain, kemungkinankomunisme muncul kembali bukanlah sesuatuyang mustahil. Peluncuran gerakan komunismedalam bentuk atau siluet (wajah) baru amat potensialmengingat watak dan warisan Marxisme dangerakan politik revolusioner yang tidak pernahmengenal kata berhenti apalagi menyerah.

Kalau komunisme akan muncul dalam sosokmakhluk “multimuka”, maka seyoganya kematianideologi komunis dewasa ini diletakkan dalamkondisi masa inkubasi dalam upaya penciptaanbenih baru “multimuka Marxisme”.

Antisipasi terhadap kemungkinan peluncuran“multimuka Marxisme” dapat dilakukan melaluipemahaman terhadap watak dasar, hakikatMarxisme yang senantiasa mengadakanperemajaan diri sesuai dengan watak monster,“multimuka Marxisme”.

Marx dan Engels juga menyebut sosialismemereka dengan sosialisme ilmiah. Sebutan ini

Page 19: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

263

membedakan mereka dengan para pakar sosialissebelumnya, dapat menjadi pelataran bagi orientasidan reformulasi komunisme yang telah mengalamikemunduran di penghujung abad XX ini. Tradisi“ilmu”, pemikiran rasional yang merupakan ciri khasdari dunia perguruan tinggi, merupakan potensibagi lahan garapan reorientasi dan reformulasitersebut bagi kaum komunis dan simpatisannyapada masa mendatang dalam pemikiran.

Konfigurasi pendapat umum yangmenyatakan bahwa komunisme telah mati, bukanmustahil justru merupakan momentum pembinaansuatu model pergerakan baru, atau masa inkubasibagi upaya peluncuran bentuk baru gerakan radikaldan revolusioner yang berorientasi padaMarxisme.

Arahan dunia terhadap fenomena Uni Sovietdan Eropa Timur, pada Pasca “perang dingin”,membuka peluang atau kondisi yang kondusif bagikemungkinan peluncuran formasi bari dariMarxisme dalam suatu interpretasi yang berbedadari sebelumnya.

Gerakan pemikiran emansipatorik Marxian danberbagai gerakan revolusioner baru merupakan halyang niscaya dalam masyarakat industri dewasaini. Dengan kata lain, para komunis tidak pernahmengenal kata menyerah atau mati. Para komunisdan simpatisan dapat menjadi Marxis-Marxis baruyang lebih berpengalaman dan memiliki suatujangkauan pemikiran yang lebih canggih dalamperekayasaan teknik perjuangan baru, dan bilamungkin merancang paradigma baru perjuanganrevolusioner baru.

Potensi peluncuran model perjuangankomunisme baru dalam bentuk “multimukaMarxisme” ini dapat saja mengikuti tradisi Neo-Marxisme, yang telah digelar dengan prinsipsosialisme dengan wajah manis.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwakomunisme tetap mempunyai kesempatan untuktumbuh dan berkembang dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu, misalnya dengan tuntutanhak-hak asasi manusia, demokratisasi, liberalisme,humanisme, lingkungan hidup, dan bahkan padaprimordialisme, etnisitas, fanatisme agama,

nasionalisme sempit, kauvinisme yang menjadisangat vokal pada penghujung abad ini.

“Marxisme menunggangi arus sejarahmanusia” adalah ungkapan klasik dari Marx danEngels. Marxisme adalah pisau analisis setiapperkembangan masyarakat dari zaman ke zamanadalah keyakinan dari para Marxis.

Gagasan sentral Marx tentang kemanusiaan,terutama tentang alienasi yang tersebar dalamtulisan-tulisannya yaitu Marx muda dalam bentukketidakpuasan, kekecewaan, ketidakpastian akanhidup, kehilangan pegangan atau disorientasihidup yang menjadi fenomena masyarakat industri,ketertindasan struktural, kemiskinan terwariskan,kebodohan yang biasanya terdapat dalamkelompok masyarakat bagian terbesar masyarakatjelata di negara-negara dunia ketiga, bukan tidakmungkin dapat merupakan bom waktu bagilahirnya dari “multimuka Marxisme”.

Ciri-ciri eksplosif, reaktif dan rentan negara-negara dunia ketiga tersebut adalah persemaianyang subur bagi munculnya ide-ide radikalrevolusioner Marxisme. Demikian juga negara-negara industri maju rentan terhadap iritasi nilai,moral, dan distorsi nilai, serta berbagai regresibudaya yang menciptakan kondisi yang kondusifbagi peluncuran konsepsi baru dan komunisme danMarxisme. Kerentanan tersebut menjadi lahangarapan bagi perjuangan politik-ideologis kaumkomunis “multimuka Marxisme”. Singkatnya,Marxisme senantiasa berpacu denganperkembangan zaman. Komunisme senantiasamerancang strategi-strategi baru. Komunismetampil dalam bentuk muka, wajah yang bervariasisebagai warisan sejarahnya.

Komunisme dapat mengambil bentuk yangberbeda-beda, namun tetap konsisten padasubstansi dan tujuan perjuangan. Komunismesenantiasa taat pada prinsip atau hakikat ajaranMarx barangkali merupakan watak yang tetapdipertahankan oleh para pengikut-pengikutkomunis atau Marxis sampai kapan pun.Singkatnya, komunisme yang bertitik tolak dariMarxisme intern dalam kebudayaan dan peradabanmanusia.

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

Page 20: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

MEDIATOR, Vol. 2 No.2 2001264

Dengan demikian, premis-premis dan prinsip-prinsip Marx dan Engels pada waktu tertentu,dengan situasi tertentu, dan momentum tertentudapat menjadi opsi yang tepat dan menjadialternatif perjuangan humanisasi. Artinya,dialektika pertumbuhan kebudayaan dan sejarahmanusia dalam rentang perkembangan zaman dapatsaja melahirkan suatu kondisi yang kondusif bagifermentasi Marxisme.

Kalau begitu, kematian komunisme sepertiyang kambuhan dewasa ini adalah suatukehancuran atau “kematian”, dan bukan sebagaikematian yang total atau definitif. KematianKomunisme pada gilirannya akan mencuat kepermukaan dalam bentuk revitalitas. Rentang masakematian semi tersebut justru merupakan inkubasibagi kebangkitan dan kelahiran kembali dalambentuk “multimuka Marxisme”.

Di tengah-tengah perkembangannyapendapat mengenai matinya komunisme Pascaperang dingin, kaum komunisme terutama paraMarxis memiliki tenggang waktu, masa inkubasiuntuk merenung ulang premis-premis Marx tentangmasyarakat tanpa kelas. Prinsip-prinsip Marxismemerupakan rujukan bagi kemungkinan interpretasibaru dalam memahami masyarakat industri dipenghujung abad XX ini dan awal abad XXI.

Pasca “perang dingin” yang ditandai olehkehancuran sistem komunisme di Uni Soviet dannegara-negara Eropa Timur, memacu para Marxisuntuk memberikan suatu interpretasi baru bagiMarxisme. Kebutuhan mendesak akan interpretasitersebut dimaksudkan untuk memperoleh pijakanbagi kemungkinan penciptaan suatu teori Marxisyang sesuai dengan kondisi dan tuntutanmasyarakat dan globalisasi dewasa ini. Marxismememiliki daya hidup (elan vital), dan bersifatoperasional yang menempel pada isu-isu yangaktual, serta berbagai kecenderungan dunia, aruspemikiran seperti yang berorientasi pada hak-hakasasi manusia, demokratisasi, lingkungan hidup,kebebasan dan berbagai hal lain yang meliputiseluruh aspek kemanusiaan termasuk kehidupanreligiusitas atau keagamaan.

Pasca hancurnya tembok Berlin yangmenandai berakhirnya antagonisme dua kubu yang

berseteru antara sosialis dan kapitalis melahirkantragedi manusi yang mengenaskan. Dunia dilandaoleh pertentangan etnis seperti yang menimpaYugoslavia. Kondisi ini menantang para Marxisbaru untuk merenung ulang visi dari Marxisme.Seperti halnya telah dilakukan oleh Neo-Marxis,maka Marxis-Marxis baru terus melakukanelaborasi seluruh premis, postulat dari metodeheuristik Marx, terutama dalam karya-karyamudanya. Salah satu bentuk kegiatan para Marxistersebut adalah upaya untuk meluncurkan watakrevolusioner baru dalam bentuk “multimukaMarxisme”.

Watak heuristik menjadi jaminan bagi upayatransformasi Marxisme dalam menyesuaikan diri,rekonsiliasi dengan tuntutan dan perkembanganzaman. Kehancuran PKS dan negara-negara EropaTimur adalah kehancuran komunisme, yangmemungkinkan lahirnya suatu komunisme lainyang disebut dalam tulisan ini sebagai “multimukaMarxisme”.

Kondisi dan situasi yang mengatakan bahwakomunisme tidak relevan lagi untuk dibicarakandewasa ini dan komunisme sudah mati denganpemikiran perlu untuk dikaji ulang karena Marxismedalam dirinya berpegang pada prinsip ataumekanisme “homeo-statik”, yaitu dipandu olehwatak heuristik.

Prinsip “homeo-statik”, yaitu suatumekanisme pertahanan diri terhadap segalaancaman dari luar. Dengan demikian, tidakberkelebihan bila dikatakan bahwa Marxisme miripdengan makhluk yang tidak pernah mati.

“Multimuka Marxisme”, dengan demikian,adalah potensi yang dapat saja manifest dalamgerakan politik dan revolusioner setelah terlebihdahulu melalui tahapan pembentukan sudut-pandang yang telah diantisipasikan oleh Engelsdalam kata pengantar Manifesto Komunis.Singkatnya, peluncuran model gerakan komunismebaru pasca “perang dingin” dapat berupa :“multimuka Marxisme”. “Multimuka Marxisme”lebih leluasa untuk ber”blak-blak”an mengingatkondisi dan perkembangan dunis dewasa ini tetapsarat dengan permasalahan kemanusiaan, alienasi,ketimpangan, ketidakadilan, dan berbagai bentuk

Page 21: Komunisme Sebuah Utopia dalam Era Globalisasi: Tinjauan ...

265

penyakit masyarakat modern, yang kesemuanyadapat merupakan lahan biak bagi “multimukaMarxisme”.

Sumber Bacaan

Dahrendorff, Ralf. 1987. Konflik dan Konflik dalamMasyarakat Industri Sebuah Kritik Sosial.Bandung: Penerbit Rajawali.

Djilas, Milovan. 1963. Percakapan dengan Stalin.Bandung: Penerbit Kiwari.

Hosking, G. 1985. A History of the Soviet Union.Fontana Press.

Kamenka, E. 1983. The Portable Karl Marx. PenguinBook.

Marx, K. dan F. Engels. 1964. Manifesto PartaiKomunis. Jakarta: Djadjasan Pembaru.

_____. 1965. Tesis Mengenai Feurbach.

Tucker, Robert C. (ed.). 1976. The Marx-Engels Reader.New York, London: N.W. Norotan and Co.

Sumber Ensiklopedia (Terjemahan) Dis Lit BangMASKOM Kopkam. Tik, 1978. Sosialisme,Marxisme dan Komunisme.

Nasrullah Nazsir. Tinjauan Historis terhadap Pemikiran Karl Marx

M