Komunikator Politik yang Benar Sesuai Aspek.docx

41
Komunikator Politik yang Benar Sesuai Aspek-Aspek Politik Ujian Tengah Semester Take Home Mata Kuliah Komunikasi Politik Nama : Rahmita Andiny NPM : 210110120264 HUMAS D

Transcript of Komunikator Politik yang Benar Sesuai Aspek.docx

Komunikator Politik yang Benar Sesuai Aspek-Aspek Politik

Ujian Tengah SemesterTake HomeMata Kuliah Komunikasi Politik

Nama : Rahmita AndinyNPM : 210110120264HUMAS D

Fakultas Ilmu Komunikasi 2013I. Latar Belakang Dalam menjalankan suatu negara tentunya dibutuhkan komunikasi politik yang sesuai dengan segala ketentuan aspek politik. Sayangnya di Indonesia masih jarang para komunikator politk yang melakukan komunikasi politik sesuai dengan segala ketentuan aspek politik. Hal ini karena kurangnya pembekalan mengenai komunikasi kepada para komunikator Politik. Tak dapat dipungkiri bahwa dunia politik dapat dimasuki oleh siapa saja dari berbagai kalangan, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi. Maka diperlukan suatu sosialisasi tersendiri tentang bagaimana menjadi komunikator politik yang sesuai dengan segala ketentuan aspek politik. Para komunikator Politik yaitu : 1. PolitikusPolitikus adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat karier, dan tidak mengindahkan apakah jabatan itueksekutif,legislatif, atauyudikatifsertapimpinan organisasi politik.2.ProfesionalProfesional adalah orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karena keahliannya berkomunikasi. Komunikator profesional adalah peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang sedikitnya mempunyai dua dimensi utama: munculnya media massa; dan perkembangan serta merta media khusus (seperti majalah untuk khalayak khusus, stasiun radio, dsb.) yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan.3.Aktivisadalah komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Terdiri dari: Pertama, terdapatjurubicarabagi kepentingan yang terorganisasi. Pada umumnya orang ini tidak memegang ataupun mencita-citakan jabatan pada pemerintah. Kedua,terdapatpemukapendapatyang bergerak dalam jaringan interpersonal. Sebuah badan penelitian yang besar menunjukkan bahwa banyak warga negara yang dihadapkan pada pembuatan keputusan yang bersifat politis, meminta petunjuk dari orang-orang yang dihormati mereka.4.Kekuatan komunikator politikDalam berkomunikasi politik, sering menggunakan tokoh-tokohkomunikator politikyang memiliki popularitassepertitokoh masyarakat, agama, kalangan selibriti,dll untukmenarik massa, seperti dalam pemilu dapatmendulang suara, hal ini sah-sah saja dalam komunikasi politik, termasuk beriklan besar-besaran yang menghabiskan banyak biaya.5.Komunikator Politik dan Kepemimpinan PolitikKomunikator politik yang merupakan pemimpin karena arti yang ditemukan orang dalam dirinya sebagai manusia, kepribadian, tokoh yang ternama, dan sebagainya, kita beri namapemimpin simbolik.Sebagian besar politikus, komunikator profesional, dan aktivis politik adalah pemimpin organisasi,pejabat terpilih, atau karier mempunyai posisi formal kepemimpinan di dalam jaringan komunikasi yang terorganisasi yang membentuk pemerintah.II. Tujuan Penulisan Memaparkan segala aspek politik untuk dijadikan acuan untuk menjadi komunikator politik yang benar. Mengangkat beberapa kasus untuk dijadikan suatu pembelajaran bagaimana bersikap menjadi komunikator politik Memberikan pengetahuan umum mengenai Politik III. Etika PolitikRealitas politik adalah pertarungan kekuatan dan kepentingan. Politik dibangun bukan dari yang ideal, tidak tunduk kepada apa yang seharusnya. Dalam politik, kecenderungan umum adalah tujuan menghalalkan segala cara. Betapa kasar dan tidak santunnya suatu politik, pertarungan kekuasaan dan konflik kepentingan yang berlarut-larut akan membangkitkan kesadaran akan perlunya penyelesaian yang mendesak dan adil. Penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud bila tidak mengacu ke etika politik. Tujuan etika politik adalah mengarahkan ke hidup baik, bersama dan untuk orang lain, dalam rangka memperluas lingkupkebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan argumentative. Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif. Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan manusia (makhluk individu dan sosial). Jadi etika politik membahas hokum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita The Rule Of Law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan struktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan keadaan sosial.Definisi etika politik membantu menganalisa korelasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan struktur-struktur yang ada. Penekanan adanya korelasi ini menghindarkan pemahaman etika politik yang diredusir menjadi hanya sekadar etika individual perilakuindividu dalam bernegara. Pengertian etika politik dalam perspektif Ricoeur mengandung tiga tuntutan yaitu : Pertama : upaya hidup baik bersama dan untuk orang lainPada tingkat ini, etika politik dipahami sebagai perwujudan sikap dan perilaku politikus atau warganegara. Politikus yang baik adalah jujur, santun, memilikiintegritas, menghargai orang lain, menerima pluralitas, memiliki keprihatinan untuk kesejahteraan umum, dan tidak mementingkan golongannya. Jadi, politikus yang menjalankan etika politik adalah negarawan yang mempunyai keutamaan-keutamaan moral. Dalam sejarah filsafat politik, filsuf seperti Socrates sering dipakai sebagai model yang memiliki kejujuran dan integritas. Politik dimengerti sebagai seni yang mengandung kesantunan. Kesantunan politik diukur dari keutamaan moral. Kesantunan itu tampak bila ada pengakuan timbal balik dan hubungan fair di antara para pelaku. Kedua : upaya memperluas lingkup kebebasankebebasan yang terakhir ini yang dimaksud adalah syarat fisik, sosial, dan politik yang perlu demi pelaksanaan kongkret kebebassan atau disebut democratic liberties: kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan sebagainya. Ketiga : membangun institusi-institusi yang adil. komitmen untuk merombak institusi-institusi sosial yang tidak adil, penyebab latenkekerasan yang sering terjadi di Indonesia. Maka sering didengar pepatah "yang jujur hancur". Ungkapan ini menunjukkan urgensi membangun institusi-institusi yang adil. Ini bisa dimulai dengan menerapkan keadilan prosedural. Keadilan prosedural adalah hasil persetujuan melalui prosedur tertentu dan mempunyai sasaran utama peraturan-peraturan, hukum-hukum, undang-undang. Jadi prosedur ini terkait dengan legitimasi dan justifikasi. Misalnya, kue tart harus dibagi adil untuk lima orang. Maka peraturan yang menetapkan "yang membagi harus mengambil pada giliran yang terakhir" dianggap sebagai prosedur yang adil. Dengan ketentuan itu, bila pembagi ingin mendapat bagian yang tidak lebih kecil dari yang lain, dengan sendirinya, tanpa harus dikontrol, dia akan berusaha membagi kue itu sedemikian rupa sehingga sama besarnya. Dengan demikian, meski ia mengambil pada giliran terakhir, tidak akan dirugikan. Di Indonesia, para penguasa, yang dalam arti tertentu adalah pembagi kekayaan atau hasil kerja sosial, justru sebaliknya, berebut untuk mengambil yangpertama. Tentu saja akan mengambil bagian yang terbesar. Maka banyak orang atau kelompok yang mempertaruhkan semua untuk berebut kekuasaan. Keadilan prosedural menjadi tulang punggung etika politik karena sebagai prosedursekaligus mampu mengontrol dan menghindarkan semaksimal mungkin penyalahgunaan. Keadilan tidak diserahkan kepada keutamaan politikus, tetapi dipercayakan kepada prosedur yang memungkinkan pembentukan sistem hukumyang baik sehingga keadilan distributif, komutatif, dan keadilan sosial bisa dijamin. Dengan demikian sistem hukum yang baik juga menghindarkan pembusukan politikus. Memang, bisa terjadi meski hukum sudah adil, seorang koruptor divonisbebas karena beberapa alasan kepiawaian pengacara, tak cukup bukti, tekanan terhadap hakim, dan sebagainya.Makna Nilai-Nilai Pancasila Dalam Etika BerpolitikPancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan Negara yang merupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silasilanya. Karena jika dilihat satu persatu dari masing-masing sila itu dapat saja ditemukan dalam kehidupan berbangsa yang lainnya. Namun, makna Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan yang tak bias ditukarbalikan letak dan susunannya. Untuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam etika berpolitik itu semua terkandung dalam kelima sila Pancasila.1. Ketuhanan Yang Maha Esa : Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, sang pencipta seluruh alam. Yang Maha Esa berarti Maha Tunggal, tidak ada sekutu dalam zat-Nya, sifat- Nya dan perbuatan-Nya. Atas keyakinan demikianlah, maka Negara Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Negara memberikan jaminan sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya untuk beribadat dan beragama. Bagi semua warga tanpa kecuali tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti Ketuhanan Yang Maha Esa dan anti keagamaan. Hal ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2.2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab : Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang berbudaya dan memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Dengan akal nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Adil berarti wajar, yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban seseorang. Beradab kata pokoknya adalah adab, sinonim dengan sopan, berbudi luhur dan susila. Beradab artinya berbudi luhur, berkesopanan, dan bersusila. Hakikatnya terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan . Selanjutnya dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945.3. Persatuan Indonesia : Persatuan berasal dari kata satu, artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang berabeka ragam menjadi satu kebulatan. Sila Persatuan Indonesia ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang berbunyi, Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia . Selanjutnya lihat batang tubuh UUD 1945.4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyarawatan/Perwakilan Kata rakyat yang menjadi dasar Kerakyatan : sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Sila ini bermaksud bahwa Indonesia menganut system demokrasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam pengambilan keputusan-keputusan. Sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat . Selanjutnya lihat dalam pokok pasal-pasal UUD 1945.5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Keadilan social berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat berarti semua warga Negara Indonesia baik yang tinggal didalam negeri maupun yang di luar negeri. Hakikat keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dinyatakan dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945, yaitu Dan perjuangan kemerdekaan kebangsaan Indonesia Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Selanjutnya dijabarkan dalam pasalpasal UUD 1945. Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang telah dijabarkan diatas. Yang mana dalam berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyarawatan/Perwakilan dan dengan penuh keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia tampa pandang bulu. Nilai-nilai Pancasila tersebut mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbaghai penyimpangan seperti yang sering terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.IV. Studi KasusACENG FIKRI RESMI DIPECAT PRESIDEN SBY Kasus Nikah Siri Fani Oktora

ACENG FIKRI RESMI DIPECAT PRESIDEN SBYKasus Nikah Siri Fani Oktora. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi meneken surat pemecatan Bupati Garut Aceng Fikri yang dikirimkan oleh Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu lalu."Bapak Presiden sudah tanda tangani pemberhentian Aceng hari ini, kata Gamawan di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.."Ini permintaan DPRD Garut, atas dasar itu kami ajukan Senin lalu ke Presiden. Dalam waktu 30 hari Presiden wajib memproses keputusan DPRD untuk memberhentikan Pak Aceng," paparnya.Dalam waktu dekat, Gamawan juga akan mengirimkan berkas pemecatan Aceng ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk diproses.Kata Gamawan, Aceng efektif tidak menjabat sebagai Bupati Garut setelah resmi diberhentikan oleh Gubernur Jawa Barat. "Kapan diberhentikan oleh Gubernur, saya kira dalam seminggu sudah selesai. Ini soal administrasi saja," pungkasnya.Untuk diketahui, Bupati Aceng yang tersangkut skandal nikah siri singkat terpaksa harus menerima pemakzulan dari DPRD Garut. Pemakzulan itu juga sudah memiliki dasar hukum dari Mahkamah Agung (MA).

V. AnalisisDalam kasus Aceng tentu saja tidak dapat dibenarkan apa yang telah dilakukan Aceng kepada Fani. Hal ini sudah merupakan salah besar bagi Aceng sebagai komunikator politik. Dengan tindakan menceraikan istrinya secara tidak lazim sangat menyalahi etika. Aceng seharusnya berkaca diri bahwa ia adalah bupati Garut, maka setiap perilaku yang dilakukannya dapat dipertimbangkan sebagai komunikasi politik. Menurut saya pemecatan Aceng sudah sangat tepat karena Aceng tak pantas disebut sebagai seorang bupati/aktor politik karena ia sama sekali tidak memiliki etika dan memandan nilai kemanusiaan ketika bercerai dengan istrinya. VI. Sistem Politiksistem politikadalah subsistem darisistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistemmelihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya.Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagaikebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;oRusandi Sumintapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.oSukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.oDavid Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagaiinteraksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.oRobert Dahl, sistem politik merupakanpola yang tetap dari hubungan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luasdanberarti tentang kekuasaan, aturan-aturan,dankewenangan.Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalamnegara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.Sistem politik terdiri dari input, proses, out put, dan timbal balik.Inputdalam sebuah sistem politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rakyat. Aspirasi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Tuntutan Yaitu keinginan masyarakat yang pemenuhannya harus diperjuangkan melalui cara-cara dan menggunakan sarana politik.2. Dukungan Yaitu setiap perbuatan, sikap, dan pemikiran warga masyarakat yang mendorong pencapaian tujuan, kepentingan dan tindakan pemerintah dalam sistem politik. Contoh dukungan sebagai input sistem politik adalah memberikan suara dalam pemilu, membayar pajak, bela negara, mentaati hukum dan peraturan, dan lain-lain. 3. Sikap apatis yaitu Sikap tidak peduli warga negara terhadap kehidupan politik juda dapat menjadi input bagi sistem politik. Ketidak pedulian warga menunjukkan adanya persoalan yang harus dipecahkan oleh sistem politik yang bersangkutan, sehingga menggugah perhatian pengambil kebijakan untuk menanggapi dan menindaklanjutinya dalam bentuk kebijakan publik tertentu.Prosesdalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusan baik oleh lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi masyarakat.Outputsistem politik berupa kebijakan publik yang hakikatnya akan berisi (a) pemenuhan aspirasi masyarakat atau (b) penolakan/ketidaksediaan untuk memenuhi (sebagian atau seluruh) aspirasi masyarakat.Sistem politikIndonesia yang dijalankan saat ini tetap berpatokan pada Undang-undang Dasar 1945 yang fungsinya mengatur kedudukan badan-badan atau institusi penyelenggara pemerintahan seperti lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif dan lembaga konstitusional. Sementara itu, dalam menjalankan pemerintahan dengan menggunakan sistem saat ini, Indonesia tidak lagi menggunakan sistem pemerintahan terpusat melainkan sudah dibentuknya daerah-daerah otonomi dimana masing-masing provinsi yang di Indonesia berhak mengatur dan menjalankan pemerintahan daeranya sendirii namun tetap memberikan laporannya kepada pihak pemerintahan pusat Sistem yang memberikan hak otonomi bagi masing-masing daerah ini membuat pembangunan menjadi lebih efektif di mana masing-masing pemerintah daerah berusaha membangun daerahnya dengan sebaik-baiknya serta memanfaatkan sumber daya yang dimiliki daerahnya tersebutVII. Fungsi PolitikSecara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus berjalan dalam sebuah sistem politik/ negara adalah: a.Fungsi perumusan kepentinganYaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara. Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa yang menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kelompok-kelompok kepentingan.b.Fungsi pemaduan kepentinganYaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai alternatif kebijakan. Pihak yang paling bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan adalah partai politik. Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga terjadi di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif.c.Fungsi pembuatan kebijakan umumYaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga legislatif dan eksekutif (pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif sendiri (pembuatan peraturan pemerintah).d.Fungsi penerapan kebijakanYaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah di bawah pimpinan pejabat eksekutif.e.Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakanYaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.Di samping itu, juga terdapat fungsi-fungsi politik yang lain, yaitu:a.Fungsi komunikasi politikAdalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat kepada pemerintah dan juga dari pemerintah kepada masyarakat.b.Fungsi sosialisasi politikAdalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dan terjadi baik secara sengaja (melalui pendidikan formal, nonformal, dan pendidikan informal), maupun secara tidak sengaja melalui pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga, tetangga, teman sepergaulan, sekantor maupun berbagai aspek kegiatan kehidupan lainnya.c.Fungsi rekrutmen politikAdalah proses menyeleksi orang/ orang-orang yang akan dipilih atau diangkat sebagai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam suatu negara atau partai politik. Misalnya sebagai anggota DPR/DPRD I/DPRD II, presiden, menteri, gubernur, bupati/ walikota, hakim, jaksa, dan lain-lain.VIII. Konsepsi dan TeoriPolitikA. Teori Politik Zaman Klasik (1) Teori Politik SocratesSocrates memiliki kepribadian sebagai seorang teoritikus politik yang berupaya jujur, adil dan rasional dalam hidup kemasyarakatan dan mengembangkan teori politik yang radikal. Namun keinginan dan kecenderungan politik Socrates sebagai teoritikus politik membawa kematian melalui hukuman mati oleh Mahkamah Rakyat (MR). Metode Socrates yang berbentuk Maieutik dan mengembangkan metode induksi dan definisi. Pada sisi lain Socrates memaparkan etika yang berintikan budi yakni orang tahu tentang kehidupan dan pengetahuan yang luas. Dan pada akhirnya akan menumbuhkan rasa rasionalisme sebagai wujud teori politik Socrates.(2)Teori Politik PlatoFilsafat politik yang diuraikan oleh Plato sebagai cerminan teori politik. Dalam teori ini yakni filsafat politik tentang keberadaan manusia di dunia terdiri dari tiga bagian yaitu, Pikiran atau akal, Semangat/keberanian dan Nafsu/keinginan berkuasa.Platomemiliki idealisme yang secara operasional meliputi :Pengertian budi yang akan menentukan tujuan dan nilai dari pada penghidupan etik,Pengertian matematik, Etika hidup manusia yaitu hidup senang dan bahagia dan bersifat intelektual dan rasional,Teori tentang negara ideal, Teori tentang asal mula negara, tujuan negara, fungsi negara dan bentuk negara,Penggolongan dari kelas dalam negara, Teori tentang keadilan dalam negara danTori kekuasaan Plato.(3) Teori Politik AristotelesTeori politik Aristoteles bernuansa filsafat politik yang meliputi : Filsafat teoritis, Filsafat praktek dan Filsafat produktif. Teori negara yang dinyatakan sebagai bentuk persekutuan hidup yang akrab di antara warga negara untuk menciptakan persatuan yang kukuh. Untuk itu perlu dibentuk negara kota (Polis). Asal mula negara, Negara dibentuk berawal dari persekutuan desa dan lama kelamaan membentuk polis atau negara kota. Tujuan negara harus disesuaikan dengan keinginan warga negara merupakan kebaikan yang tertinggi. Aristoteles berpendapat sumbu kekuasaan dalam negara yaitu hukum.Oleh karena itu para penguasa harus memiliki pengetahuan dan kebajikan yang sempurna. Sedangkan warga negara adalah manusia yang masih mampu berperan.B. Teori Politik Zaman Pertengahan(1)Teori Politik AgustinusAgustinus melihat perbandingan Negara sekuler dan negara Tuhan. Negara sekuler dianggap sebagai penyelewengan oleh para penguasa yang arif dan bijaksana sehingga kekuasaan bagaikan keangkuhan dengan berbagai kejahatan. Sedangkan negara Tuhan menghargai segala sesuatu yang baik dan mengutamakan nilai kebenaran. Perkembangan negara sekuler dalam bentuk negara modern dimana penguasa berupaya untuk menggunakan cara paksa menurut kehendak pribadi. Sedangkan perkembangan negara Tuhan didasarkan atas kasih Tuhan. Masalah politik negara sekuler yang membawa ketidakstabilan dari konflik kepentingan yang dominan, rakus kekuasaan, ketidakadilan dalam pengadilan, peperangan. Keadilan politik dalam negara Tuhan karena ditopang oleh adanya nilai kepercayaan dan keyakinan tentang :* Tuhan menjadi raja sebagai dasar negara* Keadilan diletakkan sebagai dasar negara

* Kehidupan warga negara penuh kepatuhan

* Penguasa bertindak selaku pelayan dan pengabdi masyarakat.

(2)Teori Politik Thomas Aquinas teori politik Thomas Aquinas meliputi:a.Pembagian negara baik dan negara buruk yang menerapkan sumber teori politik.b.Tujuan negara yang diidentik dengan tujuan manusia dalam hidup yakni mencapai kemuliaan abadi dalam hidup. Untuk mencapai kemuliaan abadi maka diperlukan pemerintah yang berbentuk Monarkhi.c.Dalam negara diperlukan adanya hukum abadi yang berakar dari jiwa Tuhan yang mengatur alam semesta dan hukum alam manusia untuk merasionalkan manusia mentaati hukum. Hukum positif yang merupakan pelaksanaan hukum alam dan untuk menyempurnakan pikiran manusia maka diperlukan Hukum Tuhan.(3)Teori Politik Marthen LutherTeori politik Marthen Luther meliputi :a.Teori politik reformasi yakni kebebasan politik dengan cara membatasi kekuasaan raja dan kebebasan diserahkan pada rakyat.b.Kekuasaan raja-raja diperjelas dan tidak diperlukan adanya campur tangan gereja atas unsur negara. Menempatkan kekuasaan negara lebih tinggi dari kekuasaan gereja.c.Kekuasaan Tuhan atas manusia bersifat langsung dan tidak melalui perantara. Pada sisi lain dikatakan gereja yang sejati yaitu gereja yang didirikan manusiaC. Teori Politik Zaman Pertengahan(1) Teori Politik Ibnu KhaldunYaituTeori tentang negara yang dikategorikan atas pengertian pemerintah manusia dan keterbatasan manusia dalam negara yang disebut negara modern. Setiap warga negara perlu memiliki Askabiyah untuk menumbuhkan kesatuan dalam negara. Untuk itu dikembangkan teori politik askabiyah dan rasa keagamaan oleh pemimpin negara.Perkembangan negara harus didasarkan pada solidaritas dengan keyakinan agama untuk dapat menstabilkan negara. Hal ini perlu didukung oleh penguasa yang memiliki perangkat dominasi pemerintah dan kekuasaan untuk mengatasi manusia-manusia yang memiliki sifatsifat kebinatangan. Untuk mempertahankan negara maka diperlukan teori pedang dan teori pena dalam menjalankan kekuasaan negara.( 2 )Teori Politik MachiavelliMenurut Machiavelli Bentuk negara meliputi negara republik dan monarkhi. Selanjutnya Monarkhi dibagi atas dua yaitu Monarkhi Warisan dan Monarkhi Baru. Tujuan negara yaitu memenuhi berbagai kebutuhan warga negara selama negara tidak dirugikan karena negara juga memiliki berbagai kepentingan dan kepentingan utama. Kekuasaan negara merupakan alat yang harus digunakan untuk mengabdi pada kepentingan negara. Oleh karena itu sumber kekuasaan adalah negara. Dalam hal penyelenggaraan kekuasaan negara membutuhkan kekuasaan, wujud kekuasaan fisik, kualitas penguasa untuk mempertahankan kekuasaan negara, maka diperlukan militer. Penguasa yang ideal yaitu penguasa militer, hal ini digambarkan dalam teori politik dan etika Machiavelli sebagai dasar nasionalisme.(3)Teori Politik LiberalisPengertian dan faham liberal menunjuk pada kebebasan warga negara untuk memenuhi kebutuhan hidup bidang politik ekonomi, sosial dan budaya. Liberalisme sebagai faham kenegaraan menekankan pada kebebasan yang didasarkan pada faktor alamiah, moral, agama, akal kebaikan, kemajuan, sekularisme, toleransi. Pada sisi lain liberalisme sebagai sistem politik didasarkan atas negara dan kemerdekaan negara.Unsur-unsur demokrasi liberal juga merupakan hal yang mendasar untuk difahami dalam berbagai sistem politik. Oleh karena itu perwujudan demokrasi liberal dalam negara harus mengutamakan kebebasan warga negara. Hal ini dapat terealisir dan tergantung pada model liberalisme dalam struktur kekuasaan.D. Teori Politik Modern(1) Teori Politik Thomas HobbesTeori politik Thomas Hobbes yang mencakup: Pengaruh situasi politik pada masa sistem politik absolut di bawah kekuasaan Charles I dan Charles II di Inggris, kemudian Hobbes menulis Buku Decove 1642 dan Leviathan 1951, Runtuhnya kekuasaan Absolute sebagai akibat dari petentangan antara cendikiawan dengan raja-raja dalam hal pembatasan kekuasaan raja yang menimbul teori politik liberal. Thomas Hobbes mengemukakan teori politikState Of Natureyakni manusia yang satu menjadi lawan terhadap manusia lain. Keadaan ini disebut In Abstracto yang memiliki sifat; a) bersaing, b) membela diri, c) ingin dihormati. Untuk menghindari kematian, Hobbes mengemukakan teori perjanjian sosial untuk merubah bentuk kehidupan manusia dari keadaan alamiah ke dalam bentuk negara atau Commen Wealth. Hobbes sebagai seorang filosof ditandai dengan adanya keinginan untuk memperoleh kenikmatan hidup dalam hal materi. Oleh sebab itu dia disebut filosof yang materialistis.Pada sisi teori politik dan teori kekuasaan ini digambarkan oleh Hobbes dalam buku Leviathan. Namun dari segi praktis teori politik Hobbes dominan berlaku pada saat sekarang.

(2) Teori Politik John LockeJohn Locke mampu berkarya dalam bidang teori politik ditulis dalam bukutwo treatises on civil government. State of Nature juga merupakan karya teori politik yang beda dengan Hobbes. John Locke menekankan bahwa dalam state of nature terjadi: Kebingungan, Ketidak pastian, Ketidak aturan, Tidak ada kematian. Pada sisi lain Locke mengemukakan hak-hak alamiah sebagai berikut: hak akan hidup, hak atas kebebasan dan kemerdekaan, hak memiliki sesuatu. Konsep perjanjian masyarakat merupakan cara untuk membentuk negara. Oleh karena itu negara harus mendistribusi kekuasaan kepada lembaga: legislatif, eksekutif dan yudikatif dan federatif. Dalam hal bentuk negara Locke membagi atas:Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi. tujuan negara yang dikehendaki Locke yaitu untuk kebaikan ummat manusia melalui kegiatan kewajiban negara memelihara dan menjamin hak-hak azasi manusia. Dan pada akhirnya Hobbes dan Locke memiliki perbedaan dalam hal teori perjanjian sosial.

(3) Teori Politik MontesquineMontesquieu terkenal dengan dunia ilmu pengetahan tentang negara, hukum dan kemudian dia mengemukakan state of nature yang diartikan dalam keadaan alamiah kualitas hidup manusia rendah. Teori politik Trias Politika yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan landasan pembangunan teori demokrasi dalam sistem politik yang menekankan adanya CHEK AND BALANCE terhadap mekanisme pembangian kekuasaan. Demokrasi yang dibentuk yaitu demokrasi liberal yang masih mengalami kekurangan. Untuk memantapkan dan menyempurnakan teori demokrasi liberal maka dibutuhkan berbagai unsur-unsur demokrasi liberal untuk mengukuhkan Montesquieu sebagai pencetus demokrasi liberal.

(4) Teori Kekuasaan TuhanTeori Kekuasaan Tuhan yang tidak rasional karena penguasa menganggap diri mendapat kekuasaan dari Tuhan dan menempatkan diri sebagai wakil Tuhan di dunia. Pada sisi lain, terdapat teori kekuasaan Tuhan Rasional yang beranggapan bahwa seorang penguasa yang dinobatkan menjadi penguasa karena kehendak Tuhan.Dalam teori kekuasaan Tuhan, keadilan dijadikan dasar negara Tuhan untuk mengatur kehidupan warga negara. Dalam kehidupan warga negara menurut teori kekuasaan Tuhan diperlukan adanya kebebasan bagi warga negara dan ada batas-batas kekuasaan dari para penguasa.(5) Teori Kekuasaan HukumTeori politik hukum yang dominan mengutarakan kegiatan-kegiatan penguasa yang harus berdasarkan hukum yang disebut Rule of Law. Perkembangan teori kekuasaan hukum menurut Thomas Aquiras, John Locke, Krabe, Krenen Berg. Kebaikan-kebaikan teori kekuasaan hukum meliputi:Penguasa menjalankan kekuasaan sesuai UUD, Penguasa berkuasa sesuai hukum, Penguasa berupaya menerapkan open manajemen, Pers yang bebas sesuai dengan UUD Negara, Adanya kepastian hukum dalam sistem demokrasi, Pemilu yang bebas dan rahasia, Setiap warga negara diikutkan dalam mekanisme politik, Setiap warga negara sama di depan hukum dan Diperlukan pengawasan masyarakat. Kelemahan-kelemahan dari teori kekuasaan hukum apabila penguasa sudah menggunakan kekuasaan semena-mena maka pada saat itu teori kekuasaan hukum menjadi lunak.

(6) Teori Kekuasaan NegaraTeori kekuasaan negara yang meliputi: Sifat memaksa dari kekuasaan negara. Karena setiap negara dalam bentuk negara selalu menggunakan paksa pada rakyat untuk kepentingan penguasa dan kepentingan rakyat. Sifat menopoli dari kekuasaan negara dalam bentuk menetapkan tujuan bersama. Negaralah yang menentukan hidup matinya warga negara dan pengelompokan warga negara dalam berbagai organisasi. Sifat mencakup semua dari kekuasaan negara. Aturan yang dibuat oleh pemerintah atas nama negara harus diterapkan mencakup semua warga negara tanpa kecuali.Untuk implementasi berbagai sifat negara maka kekuatan militer merupakan alat yang ampuh untuk melaksanakan kekuasaan negara.

(7) Teori Kekuasaan RakyatKekuasaan rakyat yaitu penguasaan rakyat atas lembaga perundangundang yang sekarang disebut legislatif. Menurut Rousseau kekuasaan rakyat dalam negara merupakan akibat perjanjian antara individu untuk menyerahkan semua hak politik kepada masyarakat. Menurut Montesquieu dalam pemerintahan republik kekuasaan tertinggi ada pada seluruh rakyat atau sebagian besar rakyat. Secara teoritis disebut Trias Politika.(8) Teori Politik DemokrasiDemokrasi Rakyat merupakan negara dalam masa transisi, bertugas menjamin perkembangan negara ke arah sosialisme. Demokrasi Rakyat RRC menurut pola Mao Tse Tung mendominankan kepemimpinan politik dan pembuatan kebijakan dengan tujuan membantu seluruh rakyat agar ikut dalam modernisasi ekonomi, sosial dan politik.

(9) Teori Politik KedaulatanTeori kedaulatan terdapat berbagai teori yang pada umumnya menekankan pada kekuasaan sebagai suatu tandingan atau perimbangan terhadap kekuasaan penguasa atau kekuasaan tunggal. Penerapan kedaulatan rakyat di Indonesia diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan kenegaraan menurut UUD 1945: Kedaulatan rakyat di bidang politik. Hak-hak azasi manusia dan faham kekeluargaan. Struktur kedaulatan rakyat yang dipandang dari: bentuk geografis jumlah penduduk suatu negara, Pemilu sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, Berserikat dan berorganisasi sebagai salah satu implementasi kedaulatan rakyat dan Kedaulatan rakyat dibidang ekonomi.(10) Teori Kedaulatan Intern dan EkternKedaulatan intern yang memperlihatkan batas lingkup kekuasaan negara yang berbentuk fisik. Batas kedaulatan ini meliputi : Kedaulatan bidang politik, Kebebasan kemerdekaan, Keadilan, Kemakmuran atau kesejahteraan dan Keamanan.Kedaulatan ekstern yang dominan menunjukkan pada kebebasan negara dan kekuasaan-kekuasaan negara lain yang tidak dijajah oleh negara lain. Kedaulatan ekstern ini dalam penerapan pada saat negara memutuskan untuk melakukan hubungan kerja sama dengan negara lain dalam bidang tertentu.

(11) Teori kedaulatan de facto dan de jureTeori kedaulatan ini menunjuk pada pelaksanaan kekuasaan yang nyata dalam suatu masyarakat merdeka atau telah memiliki independensi, diantaranya : Kedaulatan de facto yang tidak syah dan Kedaulatan de facto yang syah. Sedangkan Teori kedaulatan de jure. Dalam teori politik, kedaulatan de jure menunjuk pada pengakuan suatu wilayah atau suatu situasi menurut hukum yang berlaku. Oleh karena itu kajian kedaulatan de jure lebih menitikberatkan penggunaan aspek hukum sebagai dasar yuridis formal atas hak politik warga negara dan wilayah negara dengan penguasa negara.IX. Komunikasi Politik DemokratifMerujuk pandangan Ramlan Surbakti dalam bukuMemahami Ilmu Politik (2010),ia mendefinisikan demokrasi sebagai sistem politik yang memungkinkan terjadinya konsensus mayoritas terhadap kesepemahaman, terjadinya kebebasan pandangan antar sub, perbedaan pandangan bahkan persaingan sekalipun. Namun demikian, demokrasi tidak menutup adanya keputusan sepihak oleh elitis yang berbasis sistem keterwakilan kewenangan.Asumsi yang demikian menimbulkan ambiguitas di kalangan pelasku demokrasi. Riuh rendah suara menyoroti apakah demokrasi memihak kebebasan terbuka, atau hanya sekedar transparan elitis. Jika menapak pada realitas di Indonesia, demokrasi tidak sepenuhnya berjalan sesuai amanatdemos,demokrasi hanya sebuah bentuk bayang-bayang sistem politik Negara yang merujuk pada tatapan semu, tidak sepenuhnya mengakui kebenaran berasal dari dominasi rakyat, namun kebenaran yang bersumber dari elit politik tertentu. Sehingga rakyat hanya terlibat dalam dialektika Pemilihan Umum (Pemilu). Selebihnya, rakyat hanya bagian kecil dari sistem pengelolaan negara oleh penyelenggara negara. Hasilnya, Indonesia memiliki pemerintah, bukan pemerintahan, dan begitulah polarisasi berlaku.komponen komunikasi politik yang perlu diperhatikan adalah:1.Warga negarasebagai objek kontrol. Kewenangan tertinggi berada di tangan rakyat karena rakyat memiliki pemerintahan, namun di bawah demokrasi yang menganut sistem perwakilan dan mendelegasikan kekuasaan menjalankan pemerintahan kepada lembaga legislatif dan eksekutif. Pendelegasian kekuasaan ini tidak berarti melemahkan atau mengurangi hak dan tanggung jawab rakyat. Positif negatifnya sebuah kebijakan/keputusan yang dikeluarkan oleh wakil-wakil rakyat dan proses pelaksanaannya dapat terlihat dari reaksi masyarakat seperti demonstrasi yang merupakan indikator baik buruknya pelaksanaan kepemerintahan. Ciri khas masyarakat demokratis adalah adanya ruang bagi warga yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya untuk menciptakan sumber daya politik alternatif yang dapat mereka mobilisir saat mereka meyakini bahwa pejabat di pihak swasta maupun pemerintah ternyata melanggar kepentingan mereka.2.Kelompok-kelompok kepentingan (Parpol, LSM, dsb) dan Media Massa yang mempunyai mekanisme kontrol di masyarakat karena melalui kelompok-kelompok inilah mereka menyapaikan gagasan, kebutuhan serta pandangan mereka kepada para pejabat terpilih. Masyarakat berkembang makin kompleks dan peran pemerintah makin membesar serta makin banyak masalah yang perlu disuarakan oleh mereka agar didengar dalam masalah-masalah spesifik maka terbentuklah kelompok-kelompok lobi, kelompok penyokong kepentingan publik dan swasta serta lembaga swadaya masyarakat yang terorganisir memainkan peran mendasar dengan tujuan membantu mendidik publik dan pembuat Undang-Undang agar dapat memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki seperti suara, kebebasan berbicara, perserikatan serta proses hukum secara lebih efektif.Terkait erat dengan hak publik untuk tahu melalui media yang bebas dan dapat menginvestigasi jalannya pemerintahan dan melaporkannya melalui media cetak/elektronik tanpa takut adanya penuntutan sehingga masyarakat bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut. Dalam demokrasi, rakyat bergantung pada pers sebagai sarana kontrol yang baik bagi penguasa dan pejabat publik lainnya dalam memberantas korupsi, memaparkan kesalahan penerapan hukum atau ketidakefesienan serta ketidakefektifan kerja sebuah lembaga pemerintah. Tak ada negara yang bebas tanpa adanya pers bebas dan suatu pertanda kediktatoran adalah pembungkaman media.3.Pemerintah yang mempunyai struktur organisasi, kekuasaan, kerja sama dalam pemerintahan, dan hasil yang dikeluarkan. Masyarakat yang sejahtera dan demokratis itu tergambar dari efektifitas, efisiensi dan transparansi suatu pemerintahan. Hal tersebut dapat tercapai bila tiap lembaga pemerintahan tidak hanya menjalankan fungsi utamanya tetapi juga fungsi-fungsi lainnya yang merupakan bagian dari lembaga lain untuk membuat suatu keputusan atau kebijaksanaan. Walaupun masing-masing lembaga pemerintahan memiliki visi dan misi yang berbeda (sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut dibentuk), antar lembaga harus saling monitoring, evaluasi, supervisi dan fasilitasi agar dapat mengembangkan kapasitasnya dalam melaksanakan otonominya secara efektif, efisien dan akuntable sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan yang membuat sektor publik lebih tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan dan prioritas-prioritas masyarakat serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan dan proses pengawasannya.Dengan ketiga komponen komunikasi politik, diharapkan dapat memenuhi tuntutan kehidupan politik di negara tercinta ini, lebih demokrasi karena konsep komunikasi politik adalah konsepsi pembangunan politik dengan tujuan mencapai stabilitas politik.X. Komunikasi Politik KomunikatifSeorang,sarjana komunikasi, Harold Laswell, pernah menjelaskan betapa eratnya hubungan dunia politik dengan dunia komunikasi. Dalam artikulasinya, politik tidak akan lepas dari persoalan siapa, mengatakan apa, melalui media mana, kepada siapa, serta dengan pengaruh yang bagaimana. Bagi pengertian masyarakat luas, politik yang disebarluaskan melalui media massa adalah serangkaian gambaran tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang seharusnya. Kata komunikasi secara etimologis berasal dari katacommunicatioyang merujuk pada katacommunisyang artinya sama. Sama yang dimaksud adalah sama maksud atau sama arti. Maka sederhananya, komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan mampu diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi tidak dapat terjadi jika tidak ada kesamaan makna diantara komunikator dan komunikan (situasi tidak komunikatif). Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan isi pikiran atau isi perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan medium bahasa. Komunikasi berati juga penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut terdiri dari aspek isi pesan (the content of the massege) dan lambang (symbol). Isi pesan dimediasi oleh pikiran atau perasaan dan lambang dimediasi oleh bahasa. Studi tentang komunikasi semakin berkembang ketika zaman mulai maju dan mulai munculnya teknologi sebagai sarana komunikasimassive. Tulisan ini membahas komunikasi dalam perspektif etika pada kondisi sosial masyarakat yang dikendalikan oleh suatu pemerintahan. Komunikasi yang terjadi antara pemerintah, media jurnalistik, dan masyarakat umum akan dikaji sesuai teori komunikasi dan filsafat komunikasi. komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat mengikat semua kelompok atau warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik. Sedangkan bila dilihat dari tujuan politik, maka hakikat komunikasi politik adalah upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan atau memperoleh kekuasaan demi mewujudkan tujuan pemikiran politik dan ideologi sebagaimana yang mereka harapkan.Komunikasi antarmanusia (antarsubjek) tidak selamanya mengalami kelancaran. Komunikasi yang gagal menunjukkan adanya evasi komunikasi (hambatan komunikasi). Hambatan tersebut terdiri dari dua jenis yaitu:1.Hambatan objektif, berupa gangguan dan halangan terhadap jalannya komunikasi yang tidak disengaja, dibuat oleh pihak lain, atau mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.2.Hambatan subjektif, berupa ketidaksengajaan yang dibuat oleh orang lain.Evasi komunikasi dapat terlihat dalam gejala mencemooh dan mengelakan suatu komunikasi untuk mendeskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi; Mencacatkan pesan komunikasi(message made invalid) atau kebiasaan mencacatkan pesan komunikasi dengan menambah-nambah pesan yang negatif; Mengubah kerangka referensi(changing frame of reference) atau kebiasaan mengubah kerangka referensi menunjukkan seseorang yang menanggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri.Jalannya komunikasi memerlukan suatu proses. Proses tersebut biasanya diandaikan ada begitu saja tanpa disadari sebagai suatu proses yang perlu diabstraksikan dan diselidiki oleh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada dua perspektif tentang proses komunikasi. Pertama, proses komunikasi dalam perspektif psikologis. Dalam perspektif ini komunikasi terjadi pada diri komunikator dan komunikan, yang menunjukkan terjadinya suatu proses komunikasi (isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya bahasa). Prosesmengemasataumembungkuspikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator, yang dinamakanencoding. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebutdecoding(seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan). Kedua, proses komunikasi dalam perpektf mekanistis. Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoper atau melemparkan dengan bibir kalau lisan, atau dengan tangan kalau tulisan. Penangkapan pesan tersebut dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya. Ada kalanya komunikasi tersebar dalam jumlah relatif banyak, sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, dalam situasi ini dinamakan komunikasi massa.Komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi langsung. Dalam berkomunikasi seringkali kita tidak menganggap benar-benar serius sesuatu yang kita perbincangkan. Kita membicarakan sesuatu pada saat itu saja, dan hanya dapat dipahami maknanya pada saat itu juga. Jenis komunikasi semacam ini dapat kita sebut sebagi komunikasi naif. Artinya, kita menaifkan pembicaraan dalam komunikasi. Perkara nilai kebenaran dan implikasi-implikasi etis tidak kita perhitungkan. Komunikasi naif dapat kita nggap sebagai komunikasi alamiah yang tidak mengandung wacana dan kepentingan politis.Orang yang melakukan sembarang proses komunikasi belum tentu dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan tindakan komunikatif. Tindakan komunikatif adalah suatu tindak komunikasi yang mengarahkan diri pada konsensus. Komunikasi yang dimaksud pada dasarnya dimulai dari komunikasi pada kehidupan sehari-hari, namun bukan hanya pada komnikasi naif. Orang dapat mencapai konsensus dalam berkomunikasi ketika dia mampu memahami maksud dan kepentingan lawan bicara, juga menyampaikan maksud dan kepentingannya, kemudian menentukan argumen yang memungkinkan untuk dapat diterima oleh kedua belah pihak.XI. Studi KasusBom Waktu BBM SubsidiRabu, 28 November 2012 00:01 WIB- Editorial Media IndonesiaTUGAS utama pemerintahan ialah menyejahterakan rakyatnya. Karena itu, segala kebijakan yang lahir dari tangan pemerintah mestinya dimaksudkan untuk menyejahterakan rakyat, bukan yang lain. Namun, apa yang kita saksikan terkait dengan beleid soal bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kian terasa jauh dari tugas mulia itu. Yang terjadi justru dalam tiga tahun terakhir kebijakan soal BBM subsidi lebih kental dengan nuansa mempertahankan popularitas demi citra politik. Itu bisa kita lihat ketika pemerintah selalu maju-mundur menerapkan kebijakan pengetatan konsumsi BBM bersubsidi dan sama sekali ogah memilih menaikkan harga. Padahal, momentum terbaik untuk menaikkan harga BBM tersedia pada 2010-2011 lalu. Ketika itu, tingkat inflasi relatif rendah dan harga minyak dunia relatif stabil. Selain itu, kebijakan menaikkan harga BBM pada tahun-tahun itu belum mensyaratkan keharusan persetujuan DPR. Namun, momentum itu dibiarkan berlalu karena pemerintah takut menanggung risiko tergerusnya popularitas. Untuk jangka pendek, citra pemerintahan prorakyat terjaga, tapi jangka panjang sama dengan menanam bom waktu. Salah satu bom waktu itu meledak di awal 2012, ketika pemerintah berniat menaikkan harga BBM karena harga minyak dunia terus membubung. Namun, upaya yang terlambat itu kandas karena tidak mendapatkan restu DPR sebagaimana syarat yang ditentukan dalam Undang-Undang APBN 2012. Keputusan itu harus dibayar mahal, yakni kian meledaknya subsidi di APBN. Pagu subsidi sebesar Rp137,4 triliun di APBN-P 2012 amat mungkin meroket hingga Rp213 triliun demi mengongkosi kebijakan populis itu. Kini, di penghujung 2012, bom waktu kedua terkait dengan BBM bersubsidi meledak lagi. Sumbunya ialah ancaman overkuota konsumsi yang bisa mencapai 1,25 juta kiloliter di atas target.Pada awalnya, kuota BBM bersubsidi sudah ditetapkan sebesar 40,04 juta kiloliter. Namun, itu sebenarnya angka yang mustahil bisa dicapai mengingat overkuota yang juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Lalu, atas persetujuan DPR, pemerintah memutuskan menambah kuota 4 juta kiloliter sehingga total kuota mencapai 44,04 juta kiloliter. Tambahan itu hampir pasti tidak mencukupi hingga akhir tahun. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memerintahkan Pertamina memperketat distribusi BBM subsidi dengan mengurangi pasokan ke SPBU demi mengamankan kuota. Maka, yang kita saksikan ialah masyarakat dan Pertamina sebagai operator harus menanggung beban atas kebijakan populis itu. Akibat pembatasan, antrean di SPBU sangat panjang dan menimbulkan gesekan. Di Kutai Barat, Kalimantan Timur, gesekan berubah menjadi konflik horizontal. Di Flores, Nusa Tenggara Timur, warga kesulitan menuju rumah sakit karena tidak ada angkutan yang membawa mereka akibat tak mendapatkan BBM. Kita tidak ingin ada bom waktu lainnya terkait dengan BBM bersubsidi. Namun, sayangnya kita juga tidak punya cukup stok optimisme bahwa pemerintah bisa mengatasi keadaan, selama kebijakan soal harga BBM masih berujung pada pencitraan dan mempertahankan popularitas yang sudah redup. Jalan kekuasaan memang sangat terjal dan penuh duri, tapi justru itu harus dilalui. Namun sayang, pemerintah memilih menghindari jalan itu dan memilih bertahan di zona nyaman yang menyimpan bom waktu.

XII. AnalisisWacana naiknya BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia (sebagai negara hukum demokratis) sering mengalami kegagalan karena adanya distorsi komunikasi antara pemerintah dengan masyarakatnya. Cara-cara komunikasi pemerintah yang tiga tahun belakangan ini terjadi disinyalir mengandung muatan politis bagi pihak penguasa, bukan demi kesejahteraan rakyat. Subsudi BBM bukan dilakukan guna mempertimbangkan kepentingan negara, namun demi citra politik. Momentum naiknya harga BBM yang harusnya terjadi antara tahun 2010-2011 lalu justru dilewatkan begitu saja, dan baru sekarang pemerintah menciptakan wacana menaikkan harga BBM lagi.Kasus ini menjadi menarik karena berkaitan dengan etika komunikasi. Jika pada teori tindakan komunikatif Habermas kita melihat bahwa kesetaraan dan egaliter sebagai prasyarat komunikasi, maka pada level ini pemerintah tidak mampu menciptakan situasi egaliter antara pemerintah dengan masyarakat. Memang kesetaraan menjadi pengandaian ideal karena pluralitas adalah faktisitas. Tetapi dalam bermasyarakat dan bernegara, pengandaian tentang eksistensi kesetaraan harus tetap ada guna mencapai konsensus rasional yang tidak merugikan berbagai pihak. Andaikata suatu keputusan tidak adil secara menyuluruh, setidaknya keputusan tersebut tetap rasional diambil dan dapat dipertanggungjawabkan bersama sebagai konsensus. Keputusan pelik tentang naik-tidaknya BBM, atau tentang penghapusan subsidi bagi rakyat miskin harus melibatkan komunikasi diskursif dengan masyarakat yang bersangkutan. Pemerintah tidak dapat mempertimbangkan satu aspek saja (tentang harga minyak dunia yang melambung tinggi misalnya), tetapi harus mengkomunikasikan persoalan tersebut kepada warga negara melalui diskursus-diskursus di ruang publik. Aspek penting dalam etika komunikasi tentang penyampaian wacana kenaikan BBM setidaknya harus menyertakan latar belakang dan implikasi-implikasi etis jika suatu keputusan sudah diambil.Jika keputusan pemberian subsidi bukan atas dasar konsensus rasional tetapi hanya atas dasar pencitraan terhadap publik, sementara masyarakat mengafirmasi keputusan tersebut tanpa kembali memperhatikan diskursus tentang latar belakang kenapa BBM harus naik beserta implikasi-implikasi etisnya, maka distorsi komunikasi sedang bekerja. Salah satu pihak tidak menerima fakta maupun informasi yang sebenarnya dengan terbuka. Komunikasi yang terjadi menjadi berat sebelah, menguntungkan satu pihak saja. Komunikasi yangterjadi bukan sebagai komunikasi berperspektif transaksional yang menekankan kegiatan saling memberi. Komunikasi dalam kasus tersebut tidak memandang komunikasi yang melibatkan peserta secara aktif, menekankan konteks, proses dan fungsi. Harusnya komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan fungsi-fungsi sosial. Pencapaian komunikasi traksaksional selalu memuat adanya saling pengertian dalam wacana yang ada demi konsensus paling rasional dan kesejahteraan bersama.

XIII. KesimpulanPaparan segala aspek komunikasi politik di atas harus dicermati sebagai pegangan para komunikator politik sehingga segala komunikasi politik yang dilaksanakan dapat efektif dan berhasil menjangkau masyarakat. Intinya dalam menjadi seorang komunikator politik anda harus memahami etika politik, sistem politik, fungsi politik, teori politik dan komunikasi yang demokratis serta komunikasi yang komunikatif.

Daftar PustakaBudiardjo.1981.Dasar-dasar Ilmu Politik.Gramedia;Jakarta. file.upi.edu/...Pancasila.../PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA.pdf. Setia,elly m.2005.Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila.PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA;Jakarta.Hatta mohammad.1984.Uraian Pancasila.Mutiara;Jakarta. Douglas, Kellner, 2004.Habermas the Public Sphere and Democracy: A Critical Intervention. (Artikel online), http: //www. gseis. ucla. faculty/Kellner/papers/Habermas.htm. hHebermas, Jurgen, 1971,Theory and Practice, London: Heinemann Press.Habermas, Jurgen, 1996.Between Facts and Norm: Contribution to a Discourse Theory of Law and Democracy. Cambridge: MIT Press.Hardiman, Budi, F, 1996.Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik & Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta: Kanisius.Magnis, Suseno, Frans, 1997.Filsafat sebagai Ilmu Kritis,Yogyakarta: Kanisius.Sindunata, 2004.Politik Kekanak-kanakan, dalam jurnal Basis,Yogyakarta: Yayasan BP. Basis.Thompson, J.B (ed.), 1981.Habermas: Critical Debates, London: The Macmillan Press.