Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

4
Edisi Juni - 2014 |1 KOMUNIKASI Kampanye Pemilu 2014 ditandai taburan kampanye hitam dan kampanye negatif. Dua istilah ini sering dipadankan walau berbeda. Kampanye hitam adalah tuduhan tak berdasar dan tanpa fakta. Karena itu bisa disebut fitnah. Sedangkan kampanye negatif merupakan pengungkapan fakta secara jujur dan relevan tentang kekurangan- kekurangan seorang calon atau partai. Selama masa kampanye, kampanye hitam yang paling mudah “memakan korban” berkait paut dengan SARA. Salah seorang capres misalnya dituduh Kristen, keturunan Cina, dan belakangan komunis. Para pelaku kampanye hitam paham betul bahwa agama dan etnis merupakan hal yang sangat dekat dengan emosi para pemilih sehingga mudah dieksploitasi. Tujuannya adalah memenangkan calon yang diusung dengan merebut suara pemilih melalui kampanye hitam. (1)Menyebarkan kejelekan atau keburukan tentang seseorang politikus, dengan cara memunculkan cerita buruk di masa lalunya, menyebarkan cerita yang berhu- bungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung, atau menyebar- kan cerita bohong atau fitnah lainnya. ( 2) Untuk menguatkan cerita tersebut Rainy MP Hutabarat KAMPANYE HITAM biasanya si penyebar cerita akan menyertakan berupa bukti foto. Foto- foto tersebut bisa saja benar-benar terjadi, bisa juga benar-benar terjadi tapi tidak terkait langsung dengan permasalahan, namun si penyebar foto berharap asumsi masyarakat terbentuk atau bisa juga foto tersebut hasil rekayasa/manipulasi dengan bantuan teknologi komputer. (3) Yang lebih hebat lagi adalah apabila dimunculkan saksi hidup yang bercerita perihal keburukan, atau pekerjaan jahat si politikus, baik di masa lalu maupun yang masih belum lama terjadi. (Ahmad Budiman, Kampanye Hitam Pemilu Presiden 2014). Efektifkah kampanye hitam? Tentu saja relatif. Pengguna media dengan latar belakang pendidikan tinggi, mampu bersikap kritis terhadap kampanye hitam, bahkan merespons- nya melalui media sosial Facebook, Twitter, atau BBM. Postingan di media sosial pada masa kampanye pilpres banyak yang memuat bantahan dan penjelasan terhadap kampanye hitam maupun kampanye negatif. Tim relawan siber yang bergerak di media sosial dan tidak terkoordinir berusaha keras memposting tautan-tautan dari berbagai situs berita untuk membentuk opini tentang capres pilihannya atau menangkal berita negatif. Dalam situasi kampanye, media massa pun terpolarisasi ke dalam perkubuan. Karena hanya ada dua capres, media terpolarisasi menjadi dua kubu. Para pemilik media yang mendukung kubu capres yang satu sibuk meyakinkan pemilih melalui format tayangan: talk-show dengan mengundang pembicara yang akan memperkuat citra baik jagoannya, berita seputar kegiatan kampanye, wawancara, debat, dan lain-lain. Hal serupa juga dilakukan oleh pemilik media pendukung kubu capres kedua. Polarisasi ini mengakibatkan dua persoalan: ketidakpercayaan para pengguna kritis media terhadap pemberitaan yang dipandang mencitrakan atau menyudutkan capres pilihannya. Ketika Kompas memuat berita pernyataan Prabowo terlibat (/6/2014), sebagian netizens yang berpihak padanya dan giat di Facebook dan Twitter langsung menuduh bahwa koran ini telah memainkan jurnalisme partisan. Begitu juga ketika Tempo, dicurigai telah terjebak ke dalam jurnalisme partisan. Sebab itu sebagian Facebookers menghindari tautan, atau mengutip berita dari media besar, dan lebih suka mengarang sendiri konten postingan mereka. Sikap partisan sejatinya menyalahi prinsip-prinsip jurnalistik, dan seorang pengamat mengingatkan pentingnya prinsip keadilan bagi para capres dalam media massa. Kedua, misinformasi para pemilih yang artinya juga: membajak demokrasi. Pemilih dihalangi untuk mengetahui visi-misi-program capres-cawapres yang sebenarnya. Pemirsa TVOne misalnya, akan menerima informasi yang berbeda ihwal capres tertentu, demikian pula Metro TV. Terlebih pembaca situs berita VOA-Islam yang kerap memutar-balikkan fakta . Pemirsa disuguhi informasi yang terpenggal atau dipoles sedemikian rupa. Ketiga, berita-berita terkait pemberi- taan hasil polling elektabilitas capres, orang tak mudah lagi langsung percaya. Sebagian ragu berita tersebuat hoax. Apakah hoax? Hoax adalah berita palsu yang dibuat dengan sengaja, bertujuan menipu atau mengakali pembaca/ pendengarnya agar mempercayai sesuatu. Pelaku berita palsu (hoax) tahu bahwa berita yang disebarkannya adalah palsu. Menurut catatan pengamat, Pemilu 2014 merupakan yang paling kotor dalam sejarah Indonesia. Pada era Orde Baru, kedaulatan rakyat dikebiri melalui ancaman, teror, secara sistematik dan pembatasan jumlah partai hanya tiga buah. Jika suara pemilih direbut melalui kampanye hitam, ditambah politik uang, maka demokrasi di Indonesia dalam sekarat sebab dibangun di atas kebusukan, kecurangan dan kebohongan.**

Transcript of Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

Page 1: Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

Edisi Juni - 2014 |1

KOMUNIKASIKampanye Pemilu 2014 ditandai

taburan kampanye hitam dan

kampanye negatif. Dua istilah ini

sering dipadankan walau berbeda.

Kampanye hitam adalah tuduhan tak

berdasar dan tanpa fakta. Karena itu

bisa disebut f itnah. Sedangkan

kampanye negatif merupakan

pengungkapan fakta secara jujur dan

relevan tentang kekurangan-

kekurangan seorang calon atau partai.

Selama masa kampanye, kampanye

hitam yang paling mudah “memakan

korban” berkait paut dengan SARA.

Salah seorang capres misalnya

dituduh Kristen, keturunan Cina, dan

belakangan komunis. Para pelaku

kampanye hitam paham betul bahwa

agama dan etnis merupakan hal yang

sangat dekat dengan emosi para

pemilih sehingga mudah dieksploitasi.

Tujuannya adalah memenangkan

calon yang diusung dengan merebut

suara pemilih melalui kampanye

hitam.

(1)Menyebarkan kejelekan atau

keburukan tentang seseorang

politikus, dengan cara memunculkan

cerita buruk di masa lalunya,

menyebarkan cerita yang berhu-

bungan dengan kasus hukum yang

sedang berlangsung, atau menyebar-

kan cerita bohong atau fitnah lainnya.

( 2) Untuk menguatkan cerita tersebut

Rainy MP Hutabarat

KAMPANYE HITAM

biasanya si penyebar cerita akan

menyertakan berupa bukti foto. Foto-

foto tersebut bisa saja benar-benar

terjadi, bisa juga benar-benar terjadi

tapi tidak terkait langsung dengan

permasalahan, namun si penyebar

foto berharap asumsi masyarakat

terbentuk atau bisa juga foto tersebut

hasil rekayasa/manipulasi dengan

bantuan teknologi komputer. (3) Yang

lebih hebat lagi adalah apabila

dimunculkan saksi hidup yang

bercerita perihal keburukan, atau

pekerjaan jahat si politikus, baik di

masa lalu maupun yang masih belum

lama terjadi. (Ahmad Budiman,

Kampanye Hitam Pemilu Presiden

2014).

Efektifkah kampanye hitam? Tentu

saja relatif. Pengguna media dengan

latar belakang pendidikan tinggi,

mampu bersikap kritis terhadap

kampanye hitam, bahkan merespons-

nya melalui media sosial Facebook,Twitter, atau BBM. Postingan di media

sosial pada masa kampanye pilpres

banyak yang memuat bantahan dan

penjelasan terhadap kampanye hitam

maupun kampanye negatif. Tim

relawan siber yang bergerak di media

sosial dan tidak terkoordinir berusaha

keras memposting tautan-tautan dari

berbagai situs berita untuk

membentuk opini tentang capres

pilihannya atau menangkal berita

negatif.

Dalam situasi kampanye, media

massa pun terpolarisasi ke dalam

perkubuan. Karena hanya ada dua

capres, media terpolarisasi menjadi

dua kubu. Para pemilik media yang

mendukung kubu capres yang satu

sibuk meyakinkan pemilih melalui

format tayangan: talk-show dengan

mengundang pembicara yang akan

memperkuat citra baik jagoannya,

berita seputar kegiatan kampanye,

wawancara, debat, dan lain-lain. Hal

serupa juga dilakukan oleh pemilik

media pendukung kubu capres kedua.

Polarisasi ini mengakibatkan dua

persoalan: ketidakpercayaan para

pengguna kritis media terhadap

pemberitaan yang dipandang

mencitrakan atau menyudutkan

capres pilihannya. Ketika Kompas

memuat berita pernyataan Prabowo

terlibat (/6/2014), sebagian netizens

yang berpihak padanya dan giat di

Facebook dan Twitter langsung

menuduh bahwa koran ini telah

memainkan jurnalisme partisan.

Begitu juga ketika Tempo, dicurigai

telah terjebak ke dalam jurnalisme

partisan. Sebab itu sebagian

Facebookers menghindari tautan, atau

mengutip berita dari media besar, dan

lebih suka mengarang sendiri konten

postingan mereka. Sikap partisan

sejatinya menyalahi prinsip-prinsip

jurnalistik, dan seorang pengamat

mengingatkan pentingnya prinsip

keadilan bagi para capres dalam media

massa.

Kedua, misinformasi para pemilih yang

artinya juga: membajak demokrasi.

Pemilih dihalangi untuk mengetahui

visi-misi-program capres-cawapres

yang sebenarnya. Pemirsa TVOne

misalnya, akan menerima informasi

yang berbeda ihwal capres tertentu,

demikian pula Metro TV. Terlebih

pembaca situs berita VOA-Islam yang

kerap memutar-balikkan fakta.Pemirsa disuguhi informasi yang

terpenggal atau dipoles sedemikian

rupa.

Ketiga, berita-berita terkait pemberi-

taan hasil polling elektabilitas capres,

orang tak mudah lagi langsung

percaya. Sebagian ragu berita

tersebuat hoax. Apakah hoax? Hoaxadalah berita palsu yang dibuat

dengan sengaja, bertujuan menipu

atau mengakal i pembaca/

pendengarnya agar mempercayai

sesuatu. Pelaku berita palsu (hoax)

tahu bahwa berita yang disebarkannya

adalah palsu.

Menurut catatan pengamat, Pemilu

2014 merupakan yang paling kotor

dalam sejarah Indonesia. Pada era

Orde Baru, kedaulatan rakyat dikebiri

melalui ancaman, teror, secara

sistematik dan pembatasan jumlah

partai hanya tiga buah. Jika suara

pemilih direbut melalui kampanye

hitam, ditambah politik uang, maka

demokrasi di Indonesia dalam sekarat

sebab dibangun di atas kebusukan,

kecurangan dan kebohongan.**

Page 2: Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

2 | Edisi Juni - 2014

KOMUNIKASI

:KAMPANYE HITAM DARI AMERIKA, KE MEKSIKO, LALU KE INDONESIA

Sudah beberapa lama diketahuibahwa seorang konsultan Amerika,Rob Allyn, bekerja untuk Prabowo. Iamembuat film, trilogi “Merah Putih”,yang disutradarai anaknya sendiri, dandibeayai Hasyim Djojohadikusumo —yang bisa dilihat sebagai awal promosicitra keluarga jauh-jauh hari sebelummasuk ke dalam kompetisi jabatanpresiden.Tak ada salahnya membuat filmseperti itu. Bagaimanapun kalau itudianggap kampanye, itu contohkampanye positif.Yang belum secara detail diketahuiialah bagaimana Allyn berpengalamandalam hal “kampanye negatif” untukmenjatuhkan lawan politik.Allyn pernah bekerja untuk PartaiRepublik negara bagian Texas. Ditahun 2000 ia membantu kampanyeGeorge Bush untuk mengalahkan JohnMcCain dalam pertarunganmemenangi posisi sebagai calonpresiden Partai Republik. Untuk itu,sebuah “kampanye negatif”diluncurkan — sesuatu yang agaknyabaru dalam politik Amerika, setidaknyadalam ukuran dana dan intensitasnya.

Salah satu “kampanye negatif” ituadalah memburuk-burukkan kebijakanMcCain dalam masalah lingkungan.Pada suatu hari, tiba-tiba munculsebuah iklan: wajah McCain dipasang,tapi dengan ditimpa gambar asaptebal polusi. Disebutkan: McCainmenolak penggunaan energi suryadan energi terbarukan, sementaraBush adalah yang pemimpin yangmenutup pabrik-pabrik yangmenyebabkan polusi.Padahal, sebaliknya yang terjadi. Dimasa Bush sebagai gubernur NegaraBagian Texas, orang Republiken yangdekat dengan bisnis minyak bumiitulah yang menyebabkan ibukotaTexas, tertinggi polusinya di AS —dalam catatan The EnvironmentalProtection Agency.Dikatakan iklan itu dipasang oleh grupyang menyebut diri “Republicans forClean Air”. Setelah ditelusuri, grup itutidak ada. Yang diketahui kemudian:Allyn dapat bayaran $ 46 ribu untukadpertensi yang banyak dikecamsebagai kampanye curang tu.Kampanye hitam terhadap McCainselanjutnya bisa lebih kotor. WartawanRichard Gooding, yang sudah 30tahun bekerja sebagai editor di NewYork, melaukan investigasi denganmelacak kembali kampanyemenghantam McCain itu dalamMajalah terkenal Vanity Fair,November 2004. Tulisannya, “TheTrashing of John McCain”menceritakan betapa keji dancerdiknya kampanye yangberlangsung di tahun 2000 itu diCarolina Selatan.

Salah satunya: sejumlah besarselebaran dibagikan dan dipasang olehanak-anak yang mengaku dibayar 50

dollar untuk kerja itu. Selebaran itumenyebut McCain “punya anakNegro”. Ada juga foto dipasang:keluarga McCain bersama seoranganak berkulit hitam. Dikesankanbahwa anak itu berasal dariperhubungan di luar nikah McCain —anak yang kemudian dipungut sebagaibagian keluarga. Setidaknyadikesankan kepada masyarakat yangmengandung kebencian kepada kulithitam bahwa McCain membiarkankeluarganya “cemar” oleh adanya rashitam di dalamnya.Bagaimana kenyataannya? Gadishitam itu adalah Bridget. Di tahun1991, Cindy McCain, putri politikus itu,pergi ke Bangladesh untuk sertadalam misi pemberian pertolongankepada rakyat setempat. BundaTeresa, biarawati yang bekerja untukorang miskin di India itu, memintanyamenolong seorang bocah yangmenderita cacat rongga mulut. Cindymenerbangkannya ke Amerika untukdioperasi. Putri Senator McCain itu taksampai hati melepaskannya setelahitu. Bersama suaminya memutuskanmengadopsi si anak, yang mereka berinama Bridget.Tak banyak orang mengetahui faktaini. Fitnah itu pun berjalan danberhasil. Citra McCan rusak di wilayahyang konservatif itu. Tak cuma itu:disebarkan pula McCain meniduripelacur dan kena sifi l is yangditularkannya kepada isterinya.Disebarkan pula cerita palsu bahwaMcCain, yang sebagai pilot tempur diVietnam ditangkap musuh dandipenjarakan, telah berkhianat selamadalam tahanan, atau bahwa jiwanyaterganggu karena penyekapan diHanoi itu.

Desas-desus dusta itu disebarkanmelalui apa yang disebut “push polls”.Semacam pengumpulan pendapatdiselenggarakan. Caranya: meneleponorang banyak buat menyatakan opinimereka tentang sesuatu — tetapi“sesuatu” itu sebenarnya beritabohong. Misalnya si peneleponbertanya: “Akanlah anda memilihMcCain bila anda tahu bahwa ia punyaanak di luar nikah?”Ada juga e-mail yang dikirim kepelbagai alamat, dilakukan olehRichard Hand, tokoh Kristenfundamental is dari Bon JonesUniversity: “McCain memilih untukmelahirkan anak tanpa menikah”.Disiarkan seorang tokoh Kristen, e-mail itu punya dampak yang luas.Akhirnya, Bush, yang suaranya mula-mula ketinggalan, menang. Apalagi iapunya dana $ 8 juta, dibandingkandengan McCain yang cuma punya $ 3juta.

Tidak semua kampanye hitamterhadap McCain dilakukan Allyn.Tetapi Allyn pasti melihat bagaimanaefektifnya kampanye macam itu. Adasebuah tulisan yang mencatat, ia salah

satu dari dua konsultan politik Amerikayang memperkenalkan “teknik” itudalam pemilihan presiden di Meksiko.Itu di tahun 2006, yang akandimenangkan adalah calon sayapkanan Felipe Calderón. Di sana Allynbekerja bersama seorang Amerikalain, Dick Morris. Keduanya jadipenasihat partai PAN yang sedangmenyiapkan pengganti Presiden Fox,Calderón.

Calderón mula-mula melakukankampanye yang sopan dan positif. Tapiperan Dick Morris and Rob Allyntampaknya mengubah itu. ArmandPeschard-Sverdrup, direktur theMexico Project pada Center forStrategic and International Studies diWashington, sebagaimana dikutip TheMex Files, (http: // the mexfiles.net)mengatakan: “Ada sidik jari para pakarstrategis politik Amerika elektoral disana, satu hal yang dalam tradisipemil ihan Meksiko tak pernahdilakukan.”Atau kata Daniel Lund, penyenggarapol pendapat yang mendukung LópezObrador, lawan Calderón. “Kampanyenegatif Calderón memperlihatkantulisan tangan Morris, yangmerupakan pakar dalam urusanmengancurkan suara harapan denganmembangkitkan suara ketakutan.”Terbukti, López Obrador, yang mula-mula unggul dalam pol pendapat,pelan-pelan runtuh.

Di Indonesia, di tahun 2014, teknikyang mirip dengan yang dilakukanterhadap McCain (dan Obrador) kinidilakukan. Jokowi mula-mula disiarkansebagai orang Kristen yang akanmeng-kristen-kan Indonesia —meskipun dalam kenyataan ia seorangdengan tradisi muslim yang lebih kuatketimbang Prabowo.Ketika ini mulai tak meyakinkan,disebarkan bahwa Jokowi seorang PKIatau keturunan PKI — bahkan PDI-Pdikaitkan dengan Partai terlarang itu.Dikatakan bahwa semboyan Jokowi“Rolusi mental” berasal dari Marxisme.Ini suatu kampanye yangmembodohkan, karena Marxismejustru tidak yakin akan ada revolusimental; yang jadi program Marxismeadalah revolusi sosial: kondisi sosial,sebagai basis, harus diubah agarkondisi mental berubah.Tapi selebaran, khotbah, twitter, danbahkan siaran TV menyebutkan halyang menyesatkan itu.Jika teknik kampanye hitam berhasil,Indonesia akan memulai erapersaingan kotor dalam politik, yangdibeayai dengan uang bermilyar-milyar. Bekasnya — berupa kebencian— akan berlanjut sampai bertahun-tahun mendatang. Racun itu akan bisamengganggu sampai ke dalamkehidupan anak cucu kita.

Goenawan Mohamad

Page 3: Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

Edisi Juni - 2014 |3

Lokakarya Pemuda, Media, dan PerubahanSosial

Setelah sekian lama melakukantugas dan fungsinya, pada 2014Kelompok Kerja (Pokja) YAKOMA-PGI di Sumatra Utara akan lebihmemfokuskan wilayah pelayanan-nya di Dairi. Lokasi ini dipilihmengingat banyaknya alumnipelatihan YAKOMA-PGI sertamasalah yang pluralisme di wilayahDairi, Pakpak Bharat dan AcehSingkil.Pokja YAKOMA-PGI Sumut telahmengkaji ulang kembali organisasidan programnya dalam LokakaryaPokja di Cirebon beberapa waktuyang lalu. Salah satu programnyaadalah melibatkan pemuda dalamprogram radio yang saat ini sedangdikembangkan. Karena radio banyakdigemari anak muda danmenumbuhkan sikap kritis terhadappersoalan di sekitarnya, makasebelum membuat konten radio,Pokja Sumut menyeleng- garakanlokakarya.Tujuan lokakarya ini adalahmeningkatkan kesadaran pemudaakan persoalan sosial di sekitarnyamemetakan kebutuhan pemuda danissue yang sedang berkembang diwilayahnya; membuat konten radio.Kegiatan ini diselenggarakan di SopoGodang HKBP Sidikalang dan HKBPJetun Porsea tanggal 23 – 24 Maret2014. Kegiatan melibatkan pemudadari berbagai gereja di wilayah Dairi,organisasi pemuda (GMKI), lembagaswadaya masyarakat (Petrasa,PDPK) berjumlah 98 orangKegiatan dibagi menjadi tiga bagianyakni: a) Lokakarya Pemuda,Media dan Perubahan Sosial.Lokakarya dibuka oleh Ketua PokjaDairi, Pdt. Andy Lumban Gaol,dengan membawa refleksi teologipemuda dalam tugas dan panggilanmelayani. Pdt. Andy memaparkanpandangan teologi agar pemudaberperan dalam persoalan disekitarnya dan tidak hanya aktifmengikuti kegiatan rutin di gerejaseperti paduan suara dll. danmencontohkan Titus di masamudanya. Topik Pemuda dalamMenyikapi Perubahan Sosialdan Media, dibawakan oleh JoseYusuf Marwoto, Direktur RadioHeartline-Jakarta, yang menyoroti

Irma Riana Simanjuntak

KOMUNIKASI

perkembangan media yang luarbiasa dan mempengaruhi kehidupansosial termasuk perubahan perilaku,interaksi dan perubahan nilai.Veryanto Sitohang, Direktur AliansiSumut Bersatu, membawakan topikTanggung Jawab Pemudadalam Pluralisme, Demokrasidan HAM. Topik ini mengangkatpersoalan pluralisme, demokrasi danHAM di wilayah Dairi serta wilayahlainnya. Veryanto menekankanpentingnya menghargai perbedaaankhusus- nya anak muda yang sudahterkotak-kotak oleh agama, sukudan latar belakangan ekonomi. TopikPemuda dan Persoalan Ekologisdibawakan oleh Tumpak Hutabaratyang mengangkat pemahamanpeserta dengan persoalan mendasarmengapa bumi perlu diselematkan,apa itu rumah kaca dan efeknyaserta jenis bencana ekologis yangsedang terjadi.Irma Riana Simanjuntak menyorotiLiterasi Media dan menekankanbahwa perkembangan mediakomunikasi yang sangat cepat dapatmenjadi peluang sekaligus bencanabagi anak muda dalam melakukanperubahan sosial. Adanya mediayang sangat terbuka serta aksesyang mudah dan murah telahmengubah dunia. Oleh karena ituperlu dibangun konten sehat yangdapat membangun dan mengajakanak muda untuk melakukansesuatu. Diskusi ini dilanjutkandengan tanya jawab peserta,pemutaran film dan musik bagipemuda.b) Diskusi antar Pokja denganpemuda dan jemaat HKBP JetunPorsea yang sebagian pemudanyamengikuti kegiatan di Sopo Godang.Kegiatan ini difasilitasi oleh IrmaSimanjuntak dan Tumpak Hutabarat.Pemuda diminta untuk memetakanpersoalan yang ada di sekitarnya.Ada 6 persoalan yang menurutmereka perlu dibicarakan yaknikualitas pendidikan yang menurun,transparansi anggaran di Dairi, hasilpertanian merosot, perusakanhutan, narkoba, konflik antar sukudan infrastruktur yang kurangmerata.

c)Kegiatan ketiga adalah Perenca-naan Program Radio bersama PokjaDairi yang diikuti 15 anggota Pokja.Dalam diskusi ini Pokja sepakatuntuk mengangkat isu yang sudahdidiskusikan dalam diskusi interaktifdan analisa sosial pada haripertama. Pokja dibentuk menjadi 4kelompok menurut kelembagaan.Untuk memudahkan komunikasiantara YAKOMA dengan Pokjakhususnya dalam membuat kontenmedia radio maka akan dibuatfacegroup yang akan dikelola olehDebbie. Setiap kelompok dimintauntuk membuat script dan kemudiandi-share melalui facebook. Setiapkelompok bisa memberikanmasukan terhadap skenario.Sementara itu YAKOMA - PGIdengan Radio Swara Berkat akanmelakukan MoU tentang slot siaranseminggu sekali selama 1 jam/siarandan akan dikelola oleh Pokja. Tujuanprogram ini adalah membangunkesadaran kritis dalam rangkamembangun Dairi yang rukun danpenuh per saudaraan. Beberapanama yang diusulkan untuk programini adalah BERANI (Beranda AnakNegeri), Teropong, PELUIT (PemudaLugas dan Interaktif) dan RumahKita. Dalam diskusi terakhir pesertaakan menyepakati nama programRumah Kita. Jingle akan dibuatoleh Jose Yusuf Marwoto.Untuk perencanaan program kedepan, lembaga yang akan terlibataktif dalam penyiaran adalah PDPKdengan topik tanah lambangkehidupan dan kematian;GMKI membawa topik Iklan danGaya Hidup Pemuda; ASB dengantopik Menghargai Perbedaan;Gereja HKBP Jetun dan pendetadengan topik Internet Sehat.Voxpop (akses internet digunakanuntuk apa), bagaimana dampaknegatif dan positif, dan apa yangharus dilakukan (wawancara denganDinas Infokom dan Guru BP).Kegiatan siaran akan dimulai padaApril 2014, untuk minggu pertamaakan dilakukan sosialisasi programmelalui radio. Untuk menarikperhatian akan dibuat kuis setiapsiaran dan berhadiah radio dan tas.

Page 4: Komunikasi yakoma edisi juni 2014(2)

4 | Edisi Juni - 2014

PELATIHAN JURNALISME DAMAI

KOMUNITAS SUARA KAMPUNG SAWAH

Didampingi (Yakoma-PGI dan PWI)

Pelatihan Jurnalistik berperspektif perdamaian telah dilaksanakan pada Sabtu, 31 Mei 2014,

di Aula Kantor Kelurahan Jatimelati, Kampung Sawah, Pondok Melati, Bekasi. Pelatihan ini

bertujuan untuk pengkaderan jurnalis Komunitas Suara Kampung.

Pelatihan dimulai pukul 09.30 - 16.00 WIB, diikuti 30 peserta dari berbagai komunitas

lintas agama, etnis dan budaya yang ada di Kampung Sawah dan di luar Kampung Sawah.

Pelatihan diawali dengan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh Agustinus Janor, dan dibuka

secara resmi oleh Lurah Jatimelati yang diwakili Sekretaris Kelurahan Jatimelati. Ikut

memberi sambutan

Barnabas Eddy Pepe,

Ketua Komunitas

Kampung Sawah.

Materi pelatihan

dipandu oleh Syaiful

W. Harahap seorang

jurnalis senior, pelatih

jurnalistik yang juga

pegiat sosialisasi HIV/

AIDS.

KOMUNIKASI

Yoherisman