Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan...

147
KOMUNIKASI TINGKAT BASIS DAN KESADARAN KRITIS PENGARUSUTAMAAN GENDER (Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon) AHMAD YUSRON SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan...

Page 1: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

KOMUNIKASI TINGKAT BASIS DAN KESADARAN KRITIS PENGARUSUTAMAAN GENDER

(Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon)

AHMAD YUSRON

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Komunikasi Tingkat Basis dan Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender (Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon)” adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2011

Ahmad Yusron NIM I352080081

Page 3: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

ABSTRACT

AHMAD YUSRON. Communication Base Rate and Critical Consciousness,

Keywords:

Gender Mainstreaming. Under direction of NINUK PURNANINGSIH and AMIRUDDIN SALEH

Kenanga village of district Cirebon, is one area that gets the PNPM Mandiri program. This is due to poverty is still a large population of Kenanga village. PNPM Mandiri is a means to alleviate poverty in Indonesia. The program was characterized by active participation of society, awareness of responsibility towards the development and equitable gender roles. This concept represents a new paradigm in the application system in Indonesian Development. To realize the vision of this mission required a participatory communication. To analyze this concept carried out a study using a qualitative approach to the critical paradigm. For data collection has done by using interview techniques, both participatory observation and observations that are closed, the forum group discussions or FGDs and literature studies. The point object from the unit under study PNPM mandiri are activities revolving loan. Results obtained from this study that the pattern of communication which were conducted in PNPM Mandiri participation was communication with the communication approaches that were sequential. With this communication pattern has been distorted so that the internalization of the program to the community not be comprehensive. As a result, the implementation of the PNPM Mandiri undergone many obstacles.

communication, critical c

onciseness, gender mainstreaming

Page 4: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

RINGKASAN

AHMAD YUSRON, Komunikasi Tingkat Basis dan Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender: Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH dan AMIRUDDIN SALEH

Dalam rangka menanggulangi kemiskinan pemerintah telah meluncurkan berbagai program. Mulai dari program yang ditujukan untuk petani, dengan berbagai skim kredit dan subsidi, sampai pada berbagai program pemberdayaan untuk keluarga miskin, seperti pemberian dana bergulir, program ekonomi produktif, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. Berbagai program tersebut secara signifikan belum mampu menurunkan jumlah penduduk miskin.

Menjawab kondisi ini pemerintah membuat sebuah program yang bersifat komprehensif. Program ini menitikberatkan peran masyarakat menjadi tulang punggung sebagai modal sosial dengan mengedepankan aspek keadilan peran laki-laki dan perempuan. Program tersebut adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini merupakan replikasi, di dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan yang merupakan implementasi Millennium Development Goals (MDGs). Kata kunci program ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan pembangunan dan pemberdayaan. (LP3S & World Bank 2007).

Salah satu bentuk kegiatan PNPM Mandiri adalah pinjaman bergulir. Kegiatan ini memberikan kemudahan akses, terutama masyarakat miskin termasuk perempuan, yang selama ini aksesibilitas mereka terhadap perbankan sangat sulit yang menjadikan mereka khususnya pelaku usaha kecil menengah sangat sulit untuk berkembang.

Untuk mencapai keberhasilan misi dan visi PNPM Mandiri sangat dibutuhkan komunikasi, yang terselenggara pada tingkat basis dan regulator PNPM Mandiri. Pendekatannya adalah dengan menggunakan model komunikasi yang memungkinkan adanya pertukaran komunikasi banyak dimensi. Pendekatan ini sering disebut dengan model partisipasi atau model interaksi. Dari latar belakang inilah, penelitian dibuat.

Penelitian ini bertujuan pertama menganalisis komunikasi tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri, kedua menganalisis internalisasi kegiatan PNPM Mandiri dan ketiga menganalisis pengarusutamaan gender dalam kegiatan pinjaman bergulir PNPM Mandiri

Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian sebagai kritik sosial dan penguatan sosial. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Meski demikian data kuantitatif akan digunakan sebagai penguat data kualitatif.

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Instrumen yang digunakan untuk melakukan penggalian atau

Page 5: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

memperoleh data adalah pengamatan atau observasi, wawancara semi terstruktur, dan studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga menggunakan dua pola pendekatan yaitu komunikasi partisipatif dan linier. Proses komunikasi yang terjadi antara masyarakat dengan masyarakat banyak menggunakan komunikasi partisipatif, sedangkan komunikasi antara masyaraka dengan fasilitator menggunakan komunikasi linier. Pola komunikasi partisipatif dan linier dilaksankan dalam berbagai siklus PNPM Mandiri dari tahap persiapan sampai evaluasi.

Dilihat dari distribusi pesan, pelaksanaan komunikasi kegitan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga menggunakan simpul-simpul komunikasi. Simpul komunikasi terdiri dari kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau memiliki kapasitas sebagai opinion leader. Komunikasi PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga didukung juga dengan komunikasi sekunder melalui media warga dalam bentuk buletin dan papan informasi. Media warga dalam bentuk media cetak adalah buletin dengan nama gema bangkit. Pada kenyataannya media sekunder, masih belum efektif sebagai sarana komunikasi partisipatif dan masih cenderung sebagai formalitas dan bagian siklus kegiatan PNPM Mandiri yang telah ditetapkan oleh regulator.

Dalam konteks isu gender gender, akses komunikasi tingkat basis memberikan peluang yang sama baik laki-laki dan perempuan untuk mengakses sarana-sarana komunikasi. Pada tingkat partisipasi dan kapasitas dalam kegiatan komunikasi banyak didominasi oleh kaum laki-laki. Hal ini disebabkan oleh penciptaan iklim komunikasi yang tidak mengakomodir kondisi perempuan. Salah satunya adalah jadwal rembug warga yang sering dilaksanakan pada malam hari hingga larut malam. Selain itu, konsep diri perempuan yang terstigma kuat bahwa kegiatan publik merupakan domain laki-laki baik dari segi peran dan tanggung jawab.

Dilihat dari sudut internalisasi PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga masih dianggap sebagai kegiatan yang bersifat jangka pendek. Pandangan masyarakat masih memahami kegiatan PNPM Mandiri, hanya sebatas pada kegiatan pembangunan infrastruktur lingkungan warga. Untuk program-program lain seperi bidang sosial dan pinjaman bergulir, banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Ironisnya lagi kelompok dari rumah tangga miskin sebagai sasaran program tidak mengetahui program PNPM Mandiri. Rendahnya internalisasi program ini disebabkan sistem komunikasi yang tidak berjalan dengan baik terutama antara simpul komunikasi dengan masyarakat tingkat basis. Selain itu, sifat fatalis dari kelompok miskin, yang menganggap selama ini program penanggulangan kemiskinan tidak memiliki kontribusi terhadap perubahan nasib mereka.

Pada kegiatan pinjaman bergulir, ditinjau dari aspek gender sudah menunjukkan adanya equality gender. Hal ini terlihat dari isu-isu gender, yang mengindikasikan adanya persamaan akses, partisipasi pengelolaan, pemanfaatan kegiatan dan kontrol terhadap kegiatan pinjaman bergulir antara laki-laki dan perempuan.

Page 6: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

Pemanfaat pinjaman bergulir sebagian besar adalah perempuan. Mereka merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah, namun dalam pemanfaatan dana, tidak semuanya pinjaman bergulir digunakan untuk keperluan usaha yang mereka miliki. Banyak pemanfaat perempuan menggunakan dana pinjaman bergulir untuk kepentingan kebutuhan sehari-sehari yang bersifat sekunder, seperti untuk pendidikan, perehaban rumah, dan keperluan lainnya. Selain itu, ditemukan juga dana dari pinjaman bergulir digunakan untuk kepentingan suami seperti kepentingan suami berangkat merantau.

Pada pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir, perempuan masih sebatas obyek kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari segi kepengurusan dan inisiatif perempuan dalam membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) pinjaman bergulir. Dalam masalah tanggung jawab terhadap pengembalian dana pinjaman bergulir, perempuan lebih bertanggung jawab dibandingkan laki-laki, meski demikian kasus besar kemacetan banyak dilakukan oleh perempuan. Berkaitan dengan kontrol sosial, kegiatan pinjaman bergulir belum terbangun sistem kontrol yang baik, pada tingkat pengelola maupun tingkat masyarakat. Hal ini menjadikan konsep tanggung renteng dalam pelaksanaan pinjaman bergulir belum berjalan. Konsekuensinya, pinjaman bergulir yang secara konsepnya merupakan pinjaman bersama dan dibayar secara bersama, secara aplikasinya sebagai pinjaman individu dan dibayar berdasarkan individu.

Secara umum kegiatan pinjaman bergulir di Kelurahan Kenanga dalam payung PNPM Mandiri, telah mengisyaratkan perubahan-perubahan pandangan masyarakat terhadap program-program pemerintah. Program pemerintah sedikit demi sedikit dipahami oleh masyarakat bukan program charity tetapi program yang harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab.

Page 7: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

©Hak Cipta milik IPB 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip Hak Cipta sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan

masalah

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 8: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

KOMUNIKASI TINGKAT BASIS DAN KESADARAN KRITIS PENGARUSUTAMAAN GENDER

(Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir Program PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon)

AHMAD YUSRON

Tesis Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 9: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

Penguji Luar Komisi pada Ujian Akhir: Prof. Dr. Aida Vitayala Hubeis

Page 10: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Judul Penelitian : Komunikasi Tingkat Basis dan Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender (Studi Kasus Kegiatan Peminjaman Bergulir PNPM Mandiri Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon)

Nama : Ahmad Yusron NIM : I352080081 Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan

Pedesaan

Disetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si

Ketua

Diketahui,

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Anggota

Koordinator Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian

dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian: 15 Juni 2011 Tanggal Lulus:

Page 11: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Komunikasi Tingkat Basis dan Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender (Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon) Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Dr. Ir. Amiruddin Saleh MS selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan masukan pada tesis ini. 2. Dr. Ir Djuara P. Lubis, MS dan Dr. Ir. Sarwititi Agung, MS yang telah

membimbing pada saat kolokium. 3. Almarhum KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang telah memberi inspirasi

dan pencerahan terhadap penulis tentang persamaan hak dalam berkehidupan. 4. Koordinator Kabupaten dan fasilitator kelurahan (Faskel) yang telah

memberikan data-data awal kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

5. Aktivis penggerak kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga yang telah bersedia melakukan diskusi-diskusi berkenaan dengan partisipasi gender.

6. Lurah kenanga beserta staf yang telah membantu memberikan data-data demografi kelurahan Kenanga.

7. Teman-teman seperjuangan di program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan angkatan 2008.

8. Ikhsan Fuady, kompti angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan moril dan spirituil.

9. Orang terkasihku istriku Dara Agusti, A.Md., anakku Redlita Annisa dan Muhammad Prabu Wiguna yang senantiasa sabar menunggu.

10. Keluarga besar alm. H. Samsuri Ibnu Hadjar yang telah memberikan dorongan moril dan spirituil.

Bogor, Juni 2011

Ahmad Yusron

Page 12: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 15 Juli 1975, putra kedua dari

empat bersaudara pasangan (alm) H. Samsuri Ibnu Hadjar dan Hj. Mariyatul

Kibtiyah

Tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung dan pada tahun 2008 melanjutkan

studi pada program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah

Cirebon pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Selain aktif di dunia pendidikan

penulis aktif di Yayasan Banati, sebuah yayasan untuk pemberdayaan perempuan.

Pada tahun 2009, penulis menjadi tenaga ahli Kementerian Pembangunan Daerah

Tertinggal dalam rangka pembuatan rencana induk pengembangan daerah

tertinggal di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pada tahun 2006 penulis menikah dengan Dara Agusti, A.Md. dan

dikaruniai dua orang anak yaitu Redlita Annisa dan Muhammad Prabu Wiguna.

Page 13: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN ................................................................................ 1 Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1 Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 Kegunaan Penelitian ................................................................. 6 Definisi Istilah ........................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11 Kegiatan PNPM Mandiri .......................................................... 11 Feminimisasi Kemiskinan ......................................................... 13 Pembangunan Berwawasan Gender .......................................... 17 Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan ....................... 23 Hambatan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan....... 25 Partisipasi Masyarakat .............................................................. 28 Pemberdayaan dalam Perspektif Gender .................................. 31 Komunikasi Partisipatif dan Linier .......................................... 34 Komunikasi Kelompok ............................................................. 40 Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender .............................. 42 Review Hasil Penelitian tentang Gender ................................... 44 Kerangka Pemikiran .................................................................. 46

METODE PENELITIAN ...................................................................... 49 Paradigma Penelitian ................................................................. 49 Desain Penelitian ....................................................................... 51 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 53 Data dan Instrumen ................................................................... 53 Analisa Data .............................................................................. 56 Hipotesis Pengarah .................................................................... 56

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 59 Gambaran Obyek Penelitian ..................................................... 59

Kondisi Geografis dan Administrasi.............................. 59 Kondisi Demografis ...................................................... 60 Pelapisan Masyarakat dan Kegiatan PNPM Mandiri ... 62 Sistem Komunikasi Masyarakat .................................... 64

Komunikasi Tingkat Basis Kegiatan PNPM Mandiri..……….. 66 Komunikasi Tingkat Basis dalam Berbagai Dimensi.... 66 Aplikasi Model Komunikasi Tingkat Basis ………….. 76

Page 14: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

Komunikasi Kegiatan PNPM Mandiri dalam Isu Gender ………………………………………………...

79

Internalisasi Kegiatan PNPM Mandiri....................................... 86 Pencitraan Kegiatan PNPM Mandiri.............................. 86 Internalisasi Berdasarkan Keragaman Karakteristik …. 88

Pengarusutamaan Gender Kegiatan Pinjaman Bergulir ............ 91 Kegiatan Pinjaman Bergulir di Kelurahan Kenanga .... 91 Isu Gender dalam Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri…......................................................................

93

Akses Gender dalam Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri ....……………………………………..

94

Partisipasi dalam Aspek Gender pada Kelembagaan UPK ...............................................................................

95

Pemanfaatan Pinjaman Bergulir dalam Aspek Gender.. 97 Inisiasi Perempuan dalam Pembentukan KSM .......….. 99 Kontrol dan Tanggung Jawab pada Kegiatan Pinjaman Bergulir ………………………………………………..

104

Pembangunan Sistem Kontrol Sosial Kegiatan Pinjaman Bergulir .........................................................

110

Jawaban Hipotesis Pengarah ......................................... 112

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 115 Simpulan ................................................................................... 115 Saran .......................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 117

LAMPIRAN .......................................................................................... 121

Page 15: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

DAFTAR TABEL Halaman

1 Data, sumber informasi dan instrumen ........................................... 55

2 Pembagian wilayah ......................................................................... 59

3 Penduduk berdasarkan sebaran tingkat RW ................................... 60

4 Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan sebaran tingkat RW ... 60

5 Jumlah penduduk Kelurahan Kenanga berdasarkan mata pencaharian .....................................................................................

61

6 Matriks situasi komunikasi pada kegiatan rapat kesiapan masyarakat kegiatan PNPM Mandiri .............................................

67

7 Matriks situasi komunikasi pada fase persiapan kegiatan PNPM Mandiri ...........................................................................................

68

8 Matriks situasi komunikasi pada fase perencanan kegiatan PNPM Mandiri ...........................................................................................

72

9 Matriks situasi komunikasi pada fase pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri ...............................................................................

73

10 Matriks situasi komunikasi pada fase evaluasi kegiatan PNPM Mandiri ...........................................................................................

75

11 Gambaran suasana aplikasi model komunikasi tingkat basis ......... 76

12 Matriks komunikasi isu gender dalam tahap rapat kesiapan masyarakat pada kegiatan PNPM Mandiri .....................................

80

13 Matriks komunikasi isu gender dalam tahap persiapan kegiatan PNPM Mandiri ...............................................................................

80

14 Matriks komunikasi isu gender dalam tahap perencanaan kegiatan PNPM Mandiri .................................................................

81

15 Matriks komunikasi isu gender dalam tahap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri ...............................................................................

82

16 Matriks komunikasi dalam isu gender pada tahap evaluasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga ............................

8

17 Distribusi peran dan pemanfaatan program dalam aspek gender ... 85

18 Matriks gambaran internalisasi program ........................................ 86

19 Isu gender pada dalam kegiatan pinjaman bergulir ........................ 94

20 KSM yang dibentuk oleh kepengurusan sebelum pembenahan ..... 99

21 KSM yang didirikan berdasarkan inisiatif masyarakat .................. 103

22 Matriks sistem kontrol dalam kegiatan pinjaman bergulir ............. 111

Page 16: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Alur kegiatan PNPM Mandiri ......................................................... 12

2 Proses komunikasi dalam PNPM Mandiri ....................................... 34

3 Peran komunikasi dalam pembangunan ........................................... 36

4 Model komunikasi linier Lasswell ................................................... 36

5 Model komunikasi sirkular Schramm .............................................. 37

6 Kerangka pemikiran ......................................................................... 47

7 Siklus kegiatan PNPM Mandiri ....................................................... 66

8 Alur kegiatan PNPM Mandiri fase persiapan .................................. 69

9 Alur pembentukan kelembagaan BKM ............................................ 70

10 Alur kegiatan PNPM Mandiri fase perencanaan ............................. 72

11 Alur Kegiatan PNPM Mandiri fase pelaksanaan ............................. 74

12 Alur kegiatan PNPM Mandiri fase evaluasi ..................................... 75

13 Sekuen-sekuen dalam komunikasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga ..........................................................................

77

14 Metode pelaksanaan pinjaman bergulir sebelum pembenahan ....... 100

15 Pola kontrol dalam kegiatan pinjaman bergulir ............................... 111

Page 17: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum

obyek penelitian……………………………………………………

122 2. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang komunikasi

tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga ........

123 3. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang internalisasi

kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga………………….

125 4. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang kesadaran kritis

pengarusutamaan gender……………………………………….......

126 5. Dokumentasi foto kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon…………………………...

128

Page 18: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pembangunan dapat dipandang sebagai sarana menuju pada perubahan dan

merupakan siklus alamiah sebagai jawaban atas perkembangan peradaban

manusia. Hal ini mengindikasikan pemaknaan sebuah pembangunan tidak dapat

dilihat pada satu sudut pandang. Hal tersebut dapat dilihat pada paradigma, teori,

konsep dan aplikasi yang dibangun yang sangat beragam. Kondisi ini telah

menciptakan berbagai kajian tentang pembangunan.

Salah satu kajian tersebut adalah konsep Socioeconomic Development.

Konsep ini memiliki tajuk yang secara eksplisit menunjukkan penonjolan aspek

sosial di samping aspek ekonomi. Implikasi yang diharapkan dari pendekatan

tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkesinambungan,

berkurangnya pengangguran, berkurangnya dampak negatif di bidang kesehatan

sebagai akibat kemiskinan, partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan,

dan kemandirian (Sutomo 1998).

Hal serupa juga sesuai dengan pemahaman yang dibuat oleh UNESCO

yang menyatakan bahwa tujuan dan sarana pembangunan bukan membangun

benda melainkan membangun manusia. Pengertian ini dapat disederhanakan

bahwa pembangunan mengandung dua aspek yaitu aspek fisik dan aspek manusia

(Poostchi 1986). Dari konsep ini dapat diambil sebuah kesimpulan besar bahwa

pembangunan harus dilaksanakan secara komprehensif dengan menitikberatkan

masyarakat sebagai bagian modal pembangunan yang berasaskan keadilan.

Dalam konteks Indonesia pembangunan diidentikan dengan program

penanggulanagan kemiskinan karena persoalan bangsa selama ini adalah

kemiskinan. Pengentasan kemiskinan yang terkait dengan pemberdayaan

masyarakat telah dimulai lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Periodisasi serta

berbagai program yang dijalankan selama kurun waktu tersebut di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Periode 1974-1988

Berbagai program sektoral Pertanian (BIMAS, INMAS, KUK, Transmigrasi),

Industri (industri padat karya, antara lain tekstil dan kayu lapis), berbagai

kebijakan Inpres (desa, kabupaten, provinsi, jalan, irigasi, dll).

Page 19: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

2

2. Periode 1988-1998

Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT), Inpres Desa Tertinggal (IDT),

Program Pengembangan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT) dan berbagai

program ad hoc penanggulangan kemiskinan pasca krisis (Padat Karya,

PDMDKE).

3. Periode 1998-2006

Program penanggulangan kemiskinan berbasis masyarakat di berbagai

sektor: PPK, P2KP, P2MPD, WSLIC, KPEL, P4K, dan lain-lain.

Setelah dilakukan evaluasi secara mendalam ternyata pola sekarang

dilakukan parsial sehingga tidak efektif untuk penanggulangan

kemiskinan. Seringkali dijumpai ada daerah-daerah yang mendapat lebih dua

program, sementara ada daerah yang sama sekali tidak dapat. Oleh karena

itu, mulai pada akhir 2006, mulai dilakukan program yang mengintegrasi antar

sektoral dalam upaya menanggulangi kemiskinan.

4. Periode 2007- ke depan

Harmonisasi program-program pemberdayaan masyarakat melalui Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). (Royat, 2008)

Pengentasan kemiskinan harus dilaksanakan secara komprehensif yang

tidak diukur hanya pada aspek fisik belaka. Tetapi juga dapat dilihat pada kondisi

pola pikir masyarakat serta keadilan partisipasi gender. Dalam kaitan keadilan

partisipasi gender dapat dilihat dengan menggunakan parameter Gender-related

Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measurement (GEM).

Dalam konteks partisipasi gender, sementara ini masih menunjukkan

adanya ketidakadilan peran gender. Hal ini dapat dilihat ketimpangan peran antara

laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Kondisi ini tercermin dalam

sebuah penelitian yang dilakukan oleh BPS dan Unifem pada tahun 2000 yang

menunjukkan rendahnya representasi perempuan dalam ranah publik. Disebutkan

bahwa dalam DPR representasi perempuan hanya mencapai 8,8%, MPR 9,1%,

anggota DPA 2,7%, Hakim Agung 13,7%, kepala desa/lurah 2,3%, jabatan

struktural kepegawaian 15,2% (BPS & Unifem 2000 dalam Nugroho 2008).

Untuk menjawab kondisi seperti ini pemerintah membuat sebuah program

yang bersifat komprehensif. Dalam hal ini peran masyarakat menjadi tulang

Page 20: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

3

punggung sebagai modal sosial dengan mengedepankan aspek keadilan peran

laki-laki dan perempuan. Program tersebut adalah Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini merupakan replikasi, di

dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan yang merupakan implementasi

Millennium Development Goals (MDGs). Kata kunci dari program ini adalah

meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan pembangunan

dan pemberdayaan perempuan (LP3S & World Bank 2007).

Semangat dalam PNPM Mandiri mengindikasikan adanya gerakan

pengarusutamaan gender (PUG). Gerakan PUG merupakan upaya untuk

menggugah kesadaran para pengambil kebijakan akan perlunya gender equality

dari hasil pembangunan. Penyelenggaraan PUG mencakup pemenuhan kebutuhan

praktis gender dan pemenuhan kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis

gender adalah pembangunan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan

perempuan yang sifatnya untuk memperbaiki kondisi mereka agar menjalani

kehidupan serta peran-peran sosial mereka secara layak dan bermartabat.

Kebutuhan strategis adalah perubahan peraturan hukum, penafsiran ulang atas

ajaran agama yang dianggap mensubordinasikan perempuan, penghapusan

kekerasan dan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan.

PNPM Mandiri dilaksanakan dengan mengembangkan tiga aspek kegiatan

yang disebut dengan tridaya. Kegiatan tersebut antara lain, bidang lingkungan,

sosial dan ekonomi. Kegiatan bidang ekonomi salah satunya diaplikasikan melalui

kegiatan punjaman bergulir yang mudah diakses oleh masyarakat miskin termasuk

perempuan yang sementara ini terkendala dengan akses perbankkan. Sehingga

perempuan, khususnya pelaku usaha kecil menengah sangat sulit untuk

berkembang.

PNPM Mandiri sebagai program yang bercirikan keadilan gender

diharapkan akan memunculkan kesadaran kritis dalam pengarusutamaan gender

yang diimplementasikan oleh masyarakat dalam bentuk partisipasi dan pembuatan

program-program pembangunan yang dituangkan dalam Program Jangka

Menengah (PJM) dan Rencana Tahunan (Renta) yang memiliki aksi strategis yang

berwawasan gender.

Page 21: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

4

Untuk mewujudkan keberhasilan misi dan visi PNPM Mandiri sangat

dibutuhkan komunikasi, yang terselenggara pada tingkat basis dan regulator

PNPM Mandiri. Pendekatannya adalah komunikasi pembangunan yang

difokuskan pada usaha penyampaian dan pembagian (sharing) ide, gagasan dan

inovasi pembangunan antara pemerintah dan masyarakat. Pada proses tersebut,

informasi dibagi dan dimanfaatkan bersama-sama dan seluas-luasnya sebagai

suatu yang berguna untuk kehidupan (Dilla 2007).

Rumusan Masalah Penelitian

PNPM Mandiri adalah program dengan mengusung konsep bottom up,

keberdayaan, kemandirian dan keadilan gender. Konsep ini merupakan konsep

yang revolutif karena mengindikasikan adanya perubahan besar dalam konsep

pembangunan masyarakat di Indonesia. Konsep seperti ini diyakini mampu oleh

pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pembangunan terutama pengentasan

kemiskinan.

Kata kunci pertama keberhasilan konsep ini adalah bagaimana

menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat dalam pembangunan. Kesadaran kritis

masyarakat tidak hanya dipahami sebatas partisipasi dalam pembangunan, tetapi

juga dalam persoalan peran antara laki-laki dan perempuan. Ini menunjukkan

bahwa keberhasilan PNPM Mandiri tidak dinilai pada ukuran-ukuran fisik

pembangunan tapi juga pada ukuran keadilan gender. Dalam kaitan ini

komunikasi memegang peranan penting di dalam menumbuhkan kesadaran kritis

masyarakat dan penciptaan keadilan dalam perspektif gender.

PNPM Mandiri bercirikan pemberdayaan dan keadilan telah memberikan

akses kepada perempuan sebagai pengelola dan pemanfaat kegiatan di antaranya

dalam kegiatan pinjaman bergulir. Pengembangan dari situasi ini adalah

penelaahan yang lebih dalam apakah kemudahan akses ini merupakan bentuk

afirmasi terhadap perempuan atau bagian eporia atau benar-benar menunjukkan

kesadaran kritis.

Secara umum, benang merah yang dapat ditarik dari perumusan masalah

ini adalah bagaimana komunikasi tingkat basis di dalam menciptakan kesadaran

kritis dalam pengarusutamaan gender. Sebagai unit analisis inti adalah kegiatan

Page 22: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

5

pinjaman bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga. Dari gambaran secara

umum ditarik pada perumusan secara khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran komunikasi tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri di

Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon? Unit analisis

yang dikembangkan adalah: (1) Komunikasi tingkat basis dalam berbagai

dimensi; (2) Aplikasi model komunikasi tingkat basis; (3) Komunikasi

kegiatan PNPM Mandiri dalam isu gender.

2. Bagaimana gambaran internalisasi PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga?

Unit analisis yang akan ditelusuri adalah pencitraan dan aktivasi kegiatan

PNPM Mandiri dan internalisasi berdasarkan keragaman karakteristik.

3. Bagaimana pengarusutamaan gender kegiatan pinjaman bergulir? Unit analisis

yang ditelusuri adalah: (1) Gambaran kegitan pinjaman bergulir di Kelurahan

Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon; (2) Isu gender dalam

kegiatan pinjaman bergulir; (3) Peran perempuan pada kelembagaan unit

pengelola keuangan; (4) Akses perempuan terhadap pinjaman bergulir; (5)

Keragaman profil perempuan pemanfaat pinjaman bergulir; (6) Inisiasi

perempuan dalam pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat pinjaman

bergulir; (7) Tanggung jawab perempuan terhadap pelaksanaan kegiatan

pinjaman bergulir; (8) Perempuan dan kontrol sosial kegiatan pinjaman

bergulir.

Tujuan Penelitian

PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga merupakan program inovasi yang

memerlukan pembelajaran yang intensif pada masyarakat. Hal ini

mengindikasikan perlunya manajemen komunikasi yang strategis, terarah dan

tepat sasaran, karena visi misi PNPM Mandiri sebagai sarana pendobrak pola

pembangunan sentralisme dan paradigma kerangka berpikir lama. Titik krusial

program ini ada pada kegiatan pinjaman dana bergulir, karena selama ini program

pinjaman bergulir khususnya di Kelurahan Kenanga tidak berjalan dengan baik.

Hal ini tentunya diperlukan sebuah kesadaran kritis bersama sehingga program

pinjaman bergulir dapat berjalan dengan baik .

Kesadaran kritis dalam pembangunan tidak hanya dipahami pada aras

partisipasi tetapi juga dipahami secara keadilan gender. Kesadaran kritis akan

Page 23: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

6

muncul dari sebuah pembelajaran dengan menggunakan media komunikasi. Dari

paparan di atas tujuan penelitian ini dapat disederhanakan sebagai berikut:

1. Menganalisis model komunikasi tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri di

Kelurahan Kenanga, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

2. Menganalisis internalisasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

3. Menganalisis pengarusutamaan gender dalam kegiatan pinjaman di Kelurahan

Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mencoba membangun satu kesatuan antara komunikasi

tingkat basis dengan kesadaran kritis gerakan pengarusutamaan gender. Dari

perumusan penelitian yang dibuat, maka kegunaan penelitian ini mencakup tiga

aspek yaitu:

1. Kegunaan teoretis.

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu komunikasi baik secara konseptual dan teoretis terutama

mengenai komunikasi partisipasi.

2. Kegunaan kritis.

Diharapkan penelitian ini sebagai inspirasi untuk membangun kesadaran kritis

dalam perspektif gender terutama berkenaan dengan keseimbangan dan

keadilan peran antara laki-laki dan perempuan dalam partisipasi

pembangunan.

3. Kegunaan praktis.

Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan bahan informasi

bagi perencana dan pengambil kebijakan oleh instansi tertentu yang terkait

dengan kegiatan PNPM Mandiri yang berkenaan dengan kesadaran kritis

pembangunan dalam perspektif gender.

Page 24: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

7

Definisi Istilah

Setiap penelitian memiliki ranah kajian khas yang memunculkan beberapa

istilah spesifik. Tentunya dalam kaitan penelitian ini istilah spesifik yang muncul

adalah istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan PNPM Mandiri dan kajian

gender. Berikut ini beberapa istilah penting yang berhubungan dengan tema kajian

penelitian:

1. BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat adalah suatu badan

yang dibentuk masyarakat yang bertujuan untuk

mengelola PNPM Mandiri.

2. Faskel : Fasilitator Kelurahan adalah seseorang yang ditugasi

untuk melakukan pendampingan pada tingkat basis

dalam kegiatan PNPM Mandiri.

3. GAD : Gender and Development adalah konsep

pembangunan yang melibatkan secara penuh

perempuan di dalam mengikuti proses pembangunan

dari perencanaan sampai evaluasi.

4. GDI : Gender-related Development Index adalah ukuran

yang digunakan dalam parameter gender yang

berkaitan dengan pembangunan.

5. GEM : Gender Empowerment Measurement ukuran yang

digunakan untuk melihat tingkat keberdayaan

masyarakat terutama kaum perempuan dalam

pembangunan.

6. IDT : Inpres Desa Tertinggal adalah program pemerintah

pada masa orde baru untuk mengentaskan kemiskinan

di daerah pedesaan.

7. Korkab : Koordinator Kabupaten adalah orang yang bertugas

untuk melakukan koordinator dalam kegiatan PNPM

Mandiri dalam lingkup kabupaten atau kota.

8. KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat adalah kelompok

yang dibentuk masyarakat yang bertugas sebagai

pelaksana atau eksekutor program.

Page 25: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

8

9. MDGs : Millennium Development Goals adalah program

Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bervisi misi

mengentaskan kemiskinan dengan target 2015 dengan

mengedepankan delapan aspek prioritas.

10. PJM : Program Jangka Menengah adalah istilah yang

digunakan untuk program selama tiga tahun yang

dibuat dan dilaksanakan oleh BKM.

11. PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat adalah

sebuah program yang dibuat oleh pemerintah di

dalam mengaplikasikan konsep pembangunan

berparadigma bottom up menitikberatkan pada

partisipasi, pemberdayaan dan kemandirian

masyarakat.

12. PUG : Pengarusutamaan Gender adalah sebuah gerakan

afirmasi yang ditujukan untuk meningkatkan peran

terutama perempuan dalam proses pembangunan.

13. Renta : Rencana Tahunan adalah istilah yang digunakan

untuk nama program satu tahunan yang dilaksanakan

oleh BKM yang bersumber dari program jangka

menengah.

14. RPuK : Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan adalah

sebuah lembaga swadaya yang berbasis di Aceh yang

intens dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

15. RWT : Rapat Warga Tahunan adalah siklus kegiatan dalam

program PNPM Mandiri yang merupakan sarana

masyarakat untuk melakukan monitoring dan evaluasi

program.

16. UPK : Unit Pengelola Keuangan adalah unit kerja BKM

yang bertanggung jawab dalam kegiatan ekonomi

perguliran (pinjaman bergulir).

Page 26: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

9

17. UPL : Unit Pengelola Lingkungan adalah unit kerja BKM

yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan

pembangunan infrastruktur lingkungan.

18. UPS : Unit Pengelola Sosial adalah unit kerja BKM yang

bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan sosial.

19. WAD : Women and Development adalah pendekatan yang

menitikberatkan pengembangan kegiatan peningkatan

pendapatan tanpa memperhatikan unsur dimensi

ruang dan waktu yang digunakan oleh perempuan.

20. WID : Woman in Development adalah kebijakan program

pembangunan yang dapat menghasilkan pendapatan

bagi perempuan.

Page 27: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

10

Page 28: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

11

TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan PNPM Mandiri

Secara umum PNPM dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan melalui

peningkatan partisipasi masyarakat di dalam proses pembangunan, peningkatan

kapasitas pemerintah daerah dalam penyediaan layanan umum dan peningkatan

kapasitas lembaga lokal yang berbasis masyarakat. Selain itu, PNPM Mandiri

diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah

dalam rangka lebih mengefektivkan upaya-upaya pengurangan kemiskinan (LP3S

& World Bank 2007).

PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

yang menjadi dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat

menuju kemandiriannya dalam pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat.

PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan

sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan

dana stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat miskin dan meningkatkan kesempatan kerja. Tujuan umum dapat

dijabarkan dalam tujuan khusus di antaranya (1) Meningkatnya partisipasi seluruh

masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat

terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang belum dilibatkan secara optimal

dalam proses pembangunan; (2) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui

kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor budgeting); (3) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian

masyarakat serta pemerintah daerah serta kelompok peduli setempat dalam

menanggulangi kemiskinan di wilayahnya; (4) Meningkatkan modal sosial

masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk

melestarikan kearifan lokal; (5) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi

Page 29: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

12

tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat (Ditjen

PMD 2008).

Pada pelaksanaan operasional kegiatan PNPM Mandiri menekankan

prinsip-prinsip dasar otonomi, desentralisasi, partisipasi, kesetaraan dan keadilan

gender, demokratis, transparansi dan berorientasi pada masyarakat miskin (Ditjen

PMD 2008).

Dalam konteks aplikasi kegiatan PNPM Mandiri dapat digambarkan dalam

Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Alur kegiatan PNPM Mandiri

Gambar 1 Di atas menunjukkan bahwa konsep PNPM Mandiri adalah

program berbasis masyarakat. Kegiatan PNPM Mandiri diawali dengan pemetaan

swadaya (PS). Pemetaan swadaya dilakukan oleh masyarakat yang telah diberikan

pelatihan. Hasil dari pemetaan swadaya masyarakat meliputi berbagai tiga aspek

besar yaitu: bidang kondisi fisik lingkungan warga, sosial dan ekonomi warga.

Hasil pemetaan ini merupakan sumber dalam pembuatan Program Jangka

Menengah (PJM) dan Rencana Tahunan (Renta). Program Jangka Menengah dan

Renta dibuat oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang merupakan

lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang memiliki badan hukum. Selanjutnya

PJM dan Renta yang sudah disepakati bersama masyarakat diaplikasikan dalam

program aksi yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga dimulai sejak tahun

2007, dengan nama Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).

Program ini memiliki tiga sasaran yaitu: (1) Peningkatan sarana lingkungan fisik

warga dengan melaksanakan perbaikan sarana lingkungan warga seperti

Penguatan program (pelatihan-pelatihan)

Pemetaan swadaya

Pembuatan PJM/Renta

Aplikasi program (aspek perencanaan, aksi dan evaluasi)

Page 30: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

13

pengaspalan jalan, saluran pembuangan air limbah rumah tangga, pembuatan rabat

beton dan lain-lain; (2) Peningkatan taraf kesejahteraan sosial yang diaplikasikan

dalam bentuk kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan; (3)

Ekonomi bergulir yaitu memberikan pinjaman lunak tanpa agunan kepada

masyarakat dengan sistem berkelompok. Proporsi penggunaan anggaran dalam

program ini adalah 70% digunakan untuk pembangunan peningkatan sarana fisik

lingkungan, 10% untuk kegiatan sosial dan 20% untuk kegiatan ekonomi

(pinjaman bergulir).

Feminimisasi Kemiskinan

Lahirnya PNPM Mandiri, merupakan jawaban atas hasil program-program

pengentasan kemiskinan yang selama ini belum mendapatkan hasil yang optimal.

Kemiskinan menjadi permasalahan krusial yang dihadapi oleh semua negara di

dunia, lebih-lebih di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia.

Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4% dari total penduduk

Indonesia masih hidup dalam kondisi miskin. Data lain yang ditunjukkan

Whitehead dalam Cahyono (2005) telah mendata bahwa lebih dari setengah

penduduk miskin di negara berkembang adalah kaum perempuan. Data dari

perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa dari 1,3 miliar warga

dunia yang masuk kategori miskin, 70 persennya adalah kaum perempuan. Hal ini

menguatkan terjadinya feminimisasi kemiskinan yakni sebuah kenyataan bahwa

sebagian besar angka kemiskinan dialami oleh kaum perempuan.

Kemiskinan pada hakikatnya merupakan persoalan klasik dan belum

ditemukan suatu rumusan atau formulasi penanganan yang dianggap paling jitu

dan sempurna. Tidak ada konsep tunggal tentang kemiskinan. Terdapat banyak

sekali teori dalam memahami kemiskinan. Bila dipetakan, literatur mengenai

kebijakan sosial menunjuk pada dua paradigma atau teori besar (grand theory)

mengenai kemiskinan yakni paradigma neoliberal dan demokrasi sosial (Suharto

2005). Dua paradigma atau pandangan ini kemudian muncul cetak biru dalam

menganalisis kemiskinan maupun merumuskan kebijakan-kebijakan dan program-

program anti kemiskinan.

Teori neoliberal berakar pada karya politik klasik yang ditulis oleh

Thomas hobbes, John Lock dan John Stuart Mill. Intinya menyerukan bahwa

Page 31: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

14

komponen penting dari sebuah masyarakat adalah kebebasan individu. Dalam

bidang ekonomi, karya monumental Adam Smith, The Wealth of Nation (1776)

dan Frederick Hayek, The Road of Serfdom (1944) dipandang sebagai rujukan

kaum neoliberal yang mengedepankan azas laissez faire, yang oleh Cheyne et al.

(1992) dalam Suharto (2005) disebut sebagai ide yang mengunggulkan

“mekanisme pasar bebas” dan mengusulkan “the almost complete absences of

states intervention in the economy.”

Para pendukung neoliberal berargumen bahwa kemiskinan merupakan

persoalan individu yang disebabkan oleh kelemahan-kelemahan dan atau pilihan-

pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya

jika kekuatan-kekuatan pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan

ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Secara langsung strategi penanggulangan

kemiskinan harus bersifat “residual”dan hanya melibatkan keluarga, kelompok-

kelompok swadaya, atau lembaga-lembaga keagamaan. Peran negara hanya

sebagai “penjaga malam” yang baru boleh ikut campur manakala lembaga-

lembaga di atas tidak mampu menjalankan tugasnya (Shanon 1991; Spicker 1995;

Cheyne et al. 1998 dalam Suharto 2005). Penerapan program-program structural

adjustmen, seperti program jaringan pengaman sosial (JPS) di negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia, sesungguhnya merupakan contoh konkret dari

pengaruh neoliberal dalam bidang penanggulangan kemiskinan.

Teori demokrasi sosial memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan

individual, melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan adanya ketidakadilan

dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses-akses kelompok

tertentu terhadap berbagai sumber-sumber kemasyarakatan. Teori ini berporos

pada prinsip-prinsip ekonomi campuran (mixed economy) dan “ekonomi

manajemen-permintaan” (demand-management economics) gaya Keynesian yang

muncul sebagai jawaban tehadap depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1920an

dan awal tahun 1930an.

Menurut pandangan demokrasi sosial, strategi penanganan kemiskinan

haruslah bersifat melembaga. Program-program jaminan sosial dan bantuan sosial

yang dianut di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang merupakan contoh

strategi antikemiskinan yang diwarnai oleh teori demokrasi sosial. Jaminan sosial

Page 32: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

15

yang berbentuk pemberian tunjangan pendapatan atau dana pensiun, misalnya

dapat meningkatkan kebebasan karena dapat menyediakan penghasilan dasar

dengan mana orang akan memiliki kemampuan (capabilities) untuk memenuhi

kebutuhan dan menentukan pilihan-pilihannya (choices). Sebaliknya ketiadaan

pelayanan dasar tersebut dapat menyebabkan ketergantungan (defedency) karena

dapat membuat orang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

dan menentukan pilihan-pilihannya.

Dengan menggunakan perspektif lebih luas lagi David (2004) dalam

Suharto (2005) membagi kemiskinan ke dalam beberapa dimensi: (1) Kemiskinan

yang diakibatkan oleh globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang

kalah. Pemenang umumnya negara-negara maju sedangkan negara-negara

berkembang seringkali terpinggirkan oleh persaingan pasar bebas yang

merupakan prasyarat globalisasi; (2) Kemiskinan yang berkaitan dengan

pembangunan, kemiskinan subsisten (kemiskinan akibat rendahnya

pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan

dalam proses pembangunan, kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan

oleh hakikat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan); (3) Kemiskinan sosial yaitu

kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak dan kelompok minoritas;

(4) Kemiskinan konsekuensional, yaitu kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-

kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana

alam, kerusakan lingkungan dan tingginya jumlah penduduk.

Mariana dan Purnama (2005) menyebutkan bahwa kemiskinan yang

dialami oleh masyarakat Indonesia adalah kemiskinan majemuk dalam arti

kemiskinan yang terjadi bukan hanya kemiskinan sandang pangan, tetapi juga

kemiskinan identitas, informasi, akses, partisipasi dan kontrol. Oleh karena itu

menurutnya, sebagian besar perempuan Indonesia adalah miskin karena tidak

hanya secara ekonomi mereka terbelakang tetapi juga dalam hal keterbatasan

akses terhadap informasi, pendidikan, politik, kesehatan dan lain-lain, partisipasi

mereka pun kurang diberi tempat. Hal ini yang pada gilirannya memunculkan

Feminimisasi kemiskinan di masyarakat Indonesia.

Dari sisi gender, World Bank (2003) dalam Indraswari (2009)

mengidentifikasikan empat dimensi kemiskinan yaitu women’s lack of

Page 33: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

16

empowerment, opportunity, capacity and security. Masalah pemberdayaan

perempuan meliputi dua hal. Pertama pemberdayaan ekonomi terkait dengan

minimnya atau lemahnya akses perempuan terhadap institusi keuangan formal.

Kedua, masalah pemberdayaan juga terkait dengan minimnya suara perempuan

dalam pengambilan keputusan di tingkat nasional dan regional.

Berbagai kajian tentang kemiskinan menunjukkan minimnya akses

kelompok miskin terhadap institusi keuangan formal terutama dalam hal akses

terhadap fasilitas perbankkan. Minimnya akses tersebut terkait kesulitan yang

dihadapi kelompok miskin dalam penyediaan jaminan perbankkan karena

pemilikan aset yang dapat dijadikan jaminan lebih sering diatasnamakan laki-laki.

Untuk itu, diperlukan terobosan yang telah dilakukan Grammen Bank yang

diprakarsai Mohammad Yunus, pemenang hadiah nobel. Dalam konteks PNPM

Mandiri persoalan ini dipecahkan dengan adanya program pinjaman dana bergulir

yang dikelola oleh masyarakat.

Sumber dari permasalahan kemiskinan yang dihadapi oleh perempuan

menurut Muhadjir (2005) terletak pada budaya patriarki yaitu nilai-nilai yang

hidup di masyarakat yang memposisikan laki-laki sebagai superior dan perempuan

subordinat. Budaya patriarki seperti ini tercermin dalam kehidupan berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan menjadi sumber pembenaran

terhadap sistem distribusi kewenangan, sistem pengambilan keputusan, sistem

pembagian kerja, sistem kepemilikan dan sistem distribusi resoursis yang bias

gender. Kultur yang demikian ini akhirnya akan bermuara pada terjadinya

perlakuan diskriminasi, marjinalisasi, ekploitasi maupun kekerasan terhadap

perempuan.

Budaya patriarki dengan sistem kekerabatan yang bertumpu pada laki-laki

akan menjadikan laki-laki merasa lebih superior dan berkuasa, sementara

perempuan ada pada posisi inferior. Hal ini pada akhirnya akan membatasi akses

perempuan terhadap berbagai sumberdaya. Pada dasarnya ada faktor struktural

yang menyebabkan individu dalam keluarga dan masyarakat tidak mempunyai

akses yang sama untuk merealisasikan hak-haknya sebagai anggota keluarga,

anggota masyarakat maupun sebagai warga negara. Salah satu hambatan

struktural tersebut adalah adanya relasi gender (gender relation) yang tidak adil

Page 34: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

17

dan setara sebagai akibat dari budaya yang sangat paternalistik. Kondisi seperti ini

tampak dengan jelas karena sampai saat ini keterbatasan akses perempuan

terhadap pendidikan, ekonomi dan lain-lain masih cukup menonjol.

Dari pemaparan konsep, teori, beserta data-data tentang kemiskinan yang

ada mengindikasikan perlunya sebuah penyelesaian kemiskinan secara

komprehensif. Dalam kaitan ini, penanganan kemiskinan harus melihat berbagai

variabel, seperti variabel sosial, kemasyarakatan dan ekonomi. Hadirnya PNPM

Mandiri diharapkan mampu menjadi jembatan dalam mengentaskan persoalan

pembangunan terutama persoalan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena visi dan

misi PNPM Mandiri adalah mengentaskan kemiskinan yang berbasis pada

masyarakat.

Pembangunan Berwawasan Gender

Dewasa ini permasalahan gender sudah menjadi isu global yang sangat

menarik perhatian dunia. Munculnya perhatian terhadap isu gender ini sejalan

dengan pergeseran paradigma pembangunan dari pendekatan keamanan dan

kestabilan (security) menuju pendekatan kesejahteraan dan keadilan (prosperity)

atau dari pendekatan produksi ke pendekatan kemanusiaan dalam suasana yang

lebih demokratis dan terbuka (Arjani 2008). Terjadinya perubahan paradigma

pembangunan seperti ini, menjadi dasar untuk mengatasi persoalan ketidakadilan

gender yang masih terjadi di masyarakat menuju terwujudnya Keadilan dan

Kesetaraan Gender (KKG).

Latar belakang munculnya konsep pembangunan berwawasan gender

adalah kesenjangan dan ketidakadilan peran antara laki-laki dan perempuan.

Kesenjangan ini pada sebagian masyarakat di dunia merupakan warisan sejarah

dan gejala budaya, yang terkait erat dengan hubungan manusia dengan alam serta

persepsi manusia tentang perbedaan gender di antara laki-laki dan perempuan.

Secara empiris manusia melihat adanya perbedaan biologis, disertai dengan

persepsi mengenai kekuatan dan kelemahan setiap gender. Atas dasar itu manusia

mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan dalam rumah dan

masyarakat.

Langkah pertama yang perlu dipahami dalam membahas peran perempuan

dalam pembangunan adalah membedakan konsep seks (jenis kelamin) dengan

Page 35: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

18

konsep gender. Hal ini sangat esensial dalam menganalisis persoalan-persoalan

ketidakadilan sosial yang menimpa perempuan, yang diakibatkan oleh perbedaan

gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender inequalities) dalam

struktur masyarakat (Sudirja 2007).

Kesalahpahaman terhadap konsep ini memunculkan sebuah stigma yang

tidak adil dalam konstruksi sosial dalam masyarakat. Implikasinya adalah

ketidakadilan peran dalam sektor publik antara laki-laki dan perempuan. Keadaan

ini tentunya bertolak belakang dengan sistem konstitusi yang berlaku di Indonesia.

Secara normatif, Undang-Undang Dasar 1945 sudah memberi penegasan bahwa

setiap warga negara (laki-laki dan perempuan) memiliki hak dan kewajiban yang

sama dalam kegiatan pembangunan.

Dewasa ini berkembang stigma bahwa pembangunan berwawasan gender

adalah pembangunan yang berperspektif perempuan. Stigma ini tentunya harus

diluruskan karena makna pembangunan berwawasan gender memiliki dimensi

yang sangat luas. Pembangunan berwawasan gender bukan hanya dilihat dari sisi

bentuk dan pemanfaatan program yang mengakomodir kebutuhan-kebutuhan

perempuan. Pembangunan berwawasan gender juga harus dipandang bagaimana

aksesibilitas perempuan dalam pembangunan, penguasaan terhadap modal-modal

pembangunan dan lebih penting lagi bagaimana kiprah perempuan dalam

pembangunan.

Lebih jauh memahami gender dalam pembangunan terutama dalam

perspektif perempuan tentunya harus dipahami peran perempuan secara

komprehensif. Dalam pengembangan citra dan prospek perempuan abad XXI,

terbentuk beberapa peran, antara lain: (1) Peran tradisi, yang menempatkan

perempuan dalam fungsi reproduksi, di mana seratus persen hidupnya untuk

mengurusi keluarga dan patron pembagian kerja jelas (perempuan di rumah atau

domestik, pria di luar rumah atau publik); (2) Peran transisi, mengutamakan peran

tradisi lebih dari yang lain, pembagian kerja menuruti aspirasi gender,

keharmonisan dan urusan rumah tangga tetap tanggungjawab kaum perempuan;

(3) Dwiperan, memposisikan perempuan dalam dua dunia kehidupan (peran

domestik-publik sama penting), dukungan moral dan perhatian suami menjadi

pemicu ketegaran ataupun keresahan; (4) Peran egalitarian, kegiatan di publik

Page 36: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

19

menyita waktu dan perhatian perempuan, dukungan moral dan tingkat kepedulian

pria sangat hakiki untuk menghindari konflik; (5) Peran kontemporer, merupakan

dampak pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendirian. Jumlah golongan ini

belum banyak, namun berbagai benturan dari dominasi pria (yang belum tentu

peduli pada kepentingan perempuan) akan meningkatkan populasinya (Vitayala

dalam Hastuti 2004).

Peran dan kedudukan perempuan dalam pembangunan mulai mendapat

perhatian serius dari pemerintah dengan dimasukkannya isu perempuan dalam

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1978 dan terbentuknya lembaga

Menteri Peranan Perempuan pada tahun yang sama yang berubah menjadi Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan pada akhir tahun 1999, di mana perempuan

sebagai mitra sejajar laki-laki, dapat lebih berperan dalam pembangunan dan

kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pada perkembangannya, pada tahun 2000 telah diterbitkan Instruksi

Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam pembangunan nasional. Inpres ini berisi instruksi kepada menteri, bupati

atau walikota, kepala lembaga pemerintah nondepartemen untuk melaksanakan

pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan

nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta

kewenangan masing-masing

Pada intinya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, dalam pembangunan

berwawasan gender (Sudirja 2007) yaitu:

1. Kemampuan perempuan sebagai sumberdaya insani pembangunan perlu

ditingkatkan dan diarahkan secara bersungguh-sungguh melalui pendidikan,

pelatihan dan penyuluhan, agar:

a. Perempuan dapat mengaktualisasikan dirinya baik dalam keluarga maupun

masyarakat.

b. Perempuan dapat lebih memanfaatkan kesempatan yang ada seoptimal

mungkin.

c. Perempuan dapat berfungsi sebagai mitra sejajar pria di semua bidang dan

proses pembangunan, utamanya berpartisipasi di bidang-bidang

Page 37: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

20

nontradisional (misalnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

politik, pertahanan dan keamanan).

2. Pemberian kesempatan kepada perempuan untuk berperan aktif sebagai mitra

sejajar pria perlu ditunjang oleh sikap mental, perilaku dan pandangan

masyarakat terhadap perempuan, terutama peran aktif di luar lingkungan

keluarga dan rumah tangga.

3. Penyesuaian sistem dan struktur pranata sosial budaya, sosial ekonomi dan

sosial politik.

Berbagai pendekatan pembangunan terkait dengan penanganan masalah

gender dan pemberdayaan perempuan pun dilaksanakan oleh pemerintah mulai

dari pendekatan Women in Development (WID), dilanjutkan dengan pendekatan

Women and Development (WAD). Kedua pendekatan ini ternyata belum mampu

mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sehingga

pemerintah melaksanakan pendekatan baru yakni Gender and Development

(GAD).

Konsep GAD tidak lahir begitu saja, tetapi mengalami proses yang

panjang dimulai dari pemikiran WID, WAD. Masing-masing konsep berkembang

sesuai dengan pengembangan konsep pembangunan dan kritik terhadap aplikasi

konsep pembangunan yang ada, serta teori feminis yang menjadi bagian dari kritik

terhadap pembangunan tersebut.

WID menyediakan program intervensi untuk meningkatkan taraf hidup

keluarga seperti pendidikan, keterampilan serta kebijakan yang dapat

meningkatkan kemampuan perempuan untuk mampu berpartisipasi dalam

pembangunan. Pendekatan WID berpijak pada dua sasaran (1) pentingnya prinsip

egalitarian. Prinsip egalitarian adalah kepercayaan bahwa semua orang sederajat.

Egalitarianisme adalah doktrin atau pandangan yang menyatakan bahwa manusia

ditakdirkan sama derajat. Diartikan pula bahwa egalitarian merupakan asas

pendirian yang menganggap bahwa kelas-kelas sosial yang berbeda mempunyai

bermacam-macam anggota dalam proporsi yang relatif sama. Oleh karena itu

dalam WID antara laki-laki dan perempuan mempunyai derajat dan kedudukan

yang sama sebagai mitra sejajar; (2) WID menitikberatkan pada pengadaan

program yang dapat mengurangi atau menghapuskan diskriminasi yang dialami

Page 38: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

21

oleh para perempuan di sektor produksi. Seperti yang disebutkan terdahulu bahwa

sektor produktif identik dengan sektor publik dan ini banyak didominasi oleh

kaum laki-laki, sedangkan perempuan kurang dilibatkan bahkan tidak diberi peran

sama sekali, karena kedudukan perempuan ada pada sektor domestik bukan

produktif (Handayani & Sugiarti 2008).

Program-program yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan pendekatan

WID adalah program-program yang dapat menghasilkan pendapatan bagi

perempuan. Untuk lebih mendorong perempuan memasuki dunia publik, maka

diperlukan beberapa persyaratan antara lain pendidikan dan keterampilan. Untuk

itu implikasinya dengan pemberian kesempatan belajar dalam jenjang pendidikan,

mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi akan lebih memberikan

kemampuan dan keterampilan bagi perempuan. Diharapkan dengan pemberian

pendidikan ini, perempuan dapat mewakili kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik yang menunjang sektor-sektor produktif dan publik masyarakat.

Selain pendidikan juga bekal keterampilan, baik melalui lembaga-lembaga formal

maupun informal. Diharapkan melalui pendidikan keterampilan akan memberikan

nilai tambah bagi perempuan dalam mencari penghasilan atau menambah

pendapatan keluarga. Program yang lain dari WID adalah pemberian fasilitas

kesejahteraan sosial seperti pemenuhan kebutuhan bagi kesehatan perempuan.

Pendekatan WID menekankan terintegrasikannya perempuan dalam

pembangunan, maka WAD lebih mengarah pada hubungan antara perempuan dan

proses pembangunan. Dalam pendekatan WAD tidak dibahas letak kedudukan

laki-laki dan perempuan. Sudah ada pemahaman bahwa antara laki-laki dan

perempuan memiliki kedudukan, kesempatan dan peran yang sejajar. Oleh karena

itu, isu dalam WAD adalah bagaimana posisi laki-laki dan perempuan dalam

pembangunan. Hal ini sangat berkorelasi dengan situasi negara. Pada beberapa

negara berkembang atau beberapa yang tergolong dalam jajaran dunia ketiga,

peran laki-laki dan perempuan dalam posisi yang tersubordinasi secara struktur

internasional, khususnya mereka yang berada dalam golongan kelas sosial bawah.

Pendekatan WAD tampaknya lebih kritis dari pada WID, tetapi WAD

kurang dapat menjawab hubungan patriarki yang terjadi dalam corak produksi

masyarakat. WAD akan berhasil menaikkan peran perempuan apabila ditunjang

Page 39: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

22

oleh struktur politik yang lebih stabil dan merata, baik dalam skala nasional

maupun internasional.

Pedekatan WAD dititikberatkan pada pengembangan kegiatan peningkatan

pendapatan tanpa memperhatikan unsur waktu yang digunakan oleh perempuan.

Kegiatan-kegiatan yang di luar tugas dan tanggung jawab unsur domestik.

Kegiatan domestik berada di luar jalur kegiatan pembangunan. Oleh karena WAD

menekankan pada hubungan antara laki-laki dan proses pembangunan maka

implementasinya adalah ukuran produktivitas perempuan baik secara kesempatan

maupun kemampuan yang dimiliki. WID dan WAD memiliki kesamaan yaitu

sama-sama dalam kerangka ekonomi dan politik negara.

Pendekatan GAD lebih menekankan bagaimana hubungan sosial antara

laki-laki dan perempuan dalam proses pembangunan. Pendekatan GAD muncul

pada dekade 1980 an sebagai salah satu implementasi dari WID. GAD muncul

dari teori bahwa sektor produksi dan reproduksi merupakan kausalitas penindasan

terhadap kaum perempuan. (Handayani & Sugiarti 2008). Pandangan bahwa

perempuan cenderung diartikan pada peran domestik dan bukan pada sektor

publik menyebabkannya ditempatkannya perempuan pada posisi yang subordinat.

Pendekatan GAD menitikberatkan analisisnya pada jawaban atas

pertanyaan: mengapa perempuan ditempatkan pada peran-peran yang inferior di

masyarakat? Untuk menjawabnya perlu pendekatan holistik atau menyeluruh

tentang aspek-aspek kehidupan manusia. Untuk dapat mengetahui posisi

perempuan dalam masyarakat perlu ditinjau kondisi sosial, ekonomi, politik dan

budaya. Jadi, pendekatan holistik dipakai untuk memahami posisi perempuan

dalam suatu masyarakat, termasuk di dalamnya dalam proses pembangunan.

Dalam pendekatan GAD, posisi perempuan diletakkan dalam konstruksi

sosial gender serta pemberian tertentu pada perempuan maupun laki-laki. Laki-

laki berperan atau terlibat dalam penempatan posisi perempuan. Artinya, nasib

kaum perempuan turut dipikirkan oleh laki-laki. Laki-laki turut serta berperan

dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan perempuan. Hal inilah yang

disebut dengan hubungan gender. Dalam kerangka makro peran negara sangat

berpengaruh terhadap penempatan posisi perempuan.

Page 40: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

23

Pendekatan GAD secara implementatif cenderung mengarah pada

komitmen pada perubahan struktural. Oleh sebab itulah pelaksanaan GAD

memerlukan dukungan sosiobudaya masyarakat dalam politik nasional yang

menempatkan perempuan sejajar dengan laki-laki. GAD tidak mungkin terlaksana

apabila dalam politik suatu negara masih menempatkan perempuan dalam posisi

yang inferior dan subordinatif.

Dengan karakteristik yang dimiliki, PNPM Mandiri setidaknya merupakan

instrumen yang paling penting yang dimiliki pemerintah untuk secara aktif

menghapuskan hal-hal yang menghambat kesetaraan gender dalam pembangunan

Arti penting PNPM mandiri dapat dilihat dari potensinya secara nasional untuk:

(1) menanggapi kebutuhan praktis perempuan: dengan mendanai, misalnya,

ketersediaan air bersih, fasilitas kesehatan dan pendidikan, yang dapat membantu

menghilangkan hambatan praktis dari keterbatasan waktu dan kapasitas yang

menghalangi keterlibatan perempuan dalam pembangunan; (2) meningkatkan

potensi perempuan dalam kegiatan ekonomi: melalui investasi dalam infrastruktur

lokal seperti jalan dan jembatan yang membantu menghilangkan beberapa kendala

terhadap akses perempuan terhadap pasar dan sumberdaya; dan mendukung

kegiatan keuangan mikro yang membantu perempuan untuk terlibat dalam

kegiatan ekonomi produktif dan mengembangkan usahanya; (3) menjamin

partisipasi aktif perempuan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan:

melalui penekanan pada tingkat partisipasi secara luas yang dapat menghapuskan

beberapa hambatan terhadap partisipasi perempuan dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan di tingkat lokal serta memastikan bahwa suara mereka

terdengar dan bahwa mereka memiliki peluang untuk mempengaruhi proses serta

keputusan agar lebih tanggap terhadap kebutuhan mereka.

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Persoalan ketidakadilan sosial dan ekonomi tidak terlepas dari adanya

ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender berkaitan dengan kehidupan

komunitas, baik dalam perilaku sehari-hari, maupun dalam menjalankan peran-

peran politik dan sosial, sehingga mengakibatkan berbagai tindakan yang

dilakukan semakin memperdalam jurang ketidakadilan, khususnya bagi

perempuan dan masyarakat marjinal lainnya.

Page 41: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

24

Untuk mengeliminasi ketidakadilan ini, maka diperlukan sebuah strategi

dalam kaitan ini adalah pengarusutamaan gender (PUG). Melalui strategi PUG

dapat dikembangkan kebijakan, program atau proyek dan kegiatan pembangunan

yang responsif gender serta mempunyai wawasan gender, sehingga dapat

mengurangi ketidakadilan gender dan mengantar pada pencapaian kesetaraan dan

keadilan.

Istilah gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan

laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan perbedaan laki-laki dan

perempuan yang merupakan bentukan budaya yang dikontruksikan, dipelajari dan

disosialisasikan. Istilah pengarusutamaan gender (gender mainstreaming)

tercantum dalam Beijing Platform of Action pada tahun 1995 dalam RPuK (2007)

sebagai berikut: “Gender Mainstreaming is a strategy for integrating gender

concerns in the analysis formulation and monitoring policies, programs and

projects.”

Lebih lanjut lagi Inpres RI No. 9 Tahun 2000 menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan

gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi atas kebijakan serta program pembangunan nasional.

Oleh karena itu, pengarusutamaan gender menjamin seluruh kebijakan program

dan proyek pada setiap sektor pembangunan telah memperhitungkan aspek

gender. Hal ini dilakukan dengan melihat laki-laki dan perempuan sebagai pelaku

yang setara dalam akses, partisipasi dan kontrol atas pembangunan serta dalam

memanfaatkan hasil pembangunan. Dengan demikian hak-hak perempuan dan

laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan

yang sama di masyarakat dapat ditegakkan.

Berdasarkan Inpres tersebut, tujuan pengarusutamaan gender dapat

dirumuskan sebagai berikut: (1) Membentuk mekanisme untuk formulasi

kebijakan dan program yang responsif gender; (2) Memberikan perhatian khusus

pada kelompok-kelompok yang mengalami marginalisasi, sebagai dampak dari

bias gender; (3) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik

pemerintah maupun nonpemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang

sensitif gender di bidang masing-masing.

Page 42: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

25

Pada prinsipnya PUG merupakan strategi untuk mencapai kesetaraan dan

keadilan gender melalui kebijakan dan progam yang memperhatikan pengalaman,

aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki di dalam

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pada seluruh kebijakan dan

program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. (Kemeneg PP 2000)

Keadilan dan kesetaraan gender berusaha diwujudkan dengan program dan

proyek-proyek pembangunan, yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan

gender, baik yang sifatnya praktis maupun yang strategis. Adapun langkah-

langkah yang dilaksanakan untuk mengimplementasikan strategi ini adalah

sebagai berikut: (1) Mengidentifikasikan kebutuhan praktis sebagaimana

didefinisikan oleh perempuan dan laki-laki untuk memperbaiki kondisi kehidupan

mereka, menangani kebutuhan strategis perempuan; (2) Menangani kebutuhan

strategis golongan ekonomi lemah melalui pembangunan untuk rakyat (RPuK

2007).

Dalam melakukan pengarusutamaan gender paling tidak harus menyentuh

tiga hal yaitu: (1) Memasukkan perspektif gender dalam perumusan kebijakan di

setiap level; (2) Menggunakan momentum dan menciptakan ruang dialog yang

terus menerus untuk mengembangkan atau menularkan perspektif serta

membangun jaringan yang dapat djadikan ”sahabat” dalam memperjuangkan

keadilan; (3) Merumuskan dan membuat model-model pendidikan yang dapat

membangun kesadaran, yang dimulai dari rumah tangga, sekolah dan pusat

kehidupan masyarakat lainnya (RPuK 2007).

Hambatan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Dalam perjalanannya PUG masih mengalami hambatan pada tingkat

aplikasi. Diyakini kondisi konstruksi sosial telah menciptakan hambatan dalam

pengarusutamaan gender. Dalam pandangan Faqih (2008) terdapat beberapa

konstruksi sosial yang dapat menghambat PUG yaitu:

1. Penomorduaan (subordinasi).

Penomorduaan atau subordinasi pada dasarnya pembedaan perlakuan terhadap

salah satu identitas sosial, dalam hal ini terhadap perempuan. Suara

perempuan dianggap kurang penting dalam proses pengambilan keputusan,

terutama yang menyangkut kepentingan umum. Akibatnya, perempuan tidak

Page 43: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

26

dapat mengontrol apabila keputusan itu merugikan mereka dan tidak bisa ikut

terlibat maksimal saat hasil keputusan itu diimplementasikan. Tradisi, adat

atau bahkan aturan agama paling sering dipakai alasan untuk menomorduakan

perempuan.

2. Pelabelan negatif pada perempuan (Stereotype).

Label negatif banyak kita temukan di masyarakat misalnya perempuan

berusaha menyampaikan ketidaksetujuannya akan sesuatu hal dengan

mengemukakan alasan-alasannya, dianggap bahwa dia terlalu cerewet,

emosional dan tidak berpikir rasional. Jika laki-laki berada pada kondisi yang

sama mungkin dianggap tegas dan berwibawa karena mempertahankan

pendapatnya. Citra buruk perempuan yang emosional, tidak rasional, lemah,

pendendam, penggoda dan lain sebagainya, secara tidak langsung telah

menghakimi dan menempatkan perempuan pada posisi yang tidak berdaya di

masyarakat.

3. Peminggiran (Marginalisasi).

Sebagai akibat langsung dari penomorduaan (subordinasi) serta melekatnya

label-label buruk pada diri perempuan (stereotype), perempuan tidak memiliki

peluang, akses dan kontrol seperti laki-laki dalam penguasaan sumber-sumber

ekonomi. Dalam banyak hal, lemahnya posisi seseorang dalam bidang

ekonomi mendorong pada lemahnya posisi dalam pengambilan keputusan.

Lebih jauh hal ini akan berakibat pada terpinggirkan pada termarginalkannya

kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak yang lemah tersebut, dalam hal ini

perempuan.

4. Beban kerja berlebih (Multi-Burdened).

Ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan bisa berbentuk muatan

yang berlebihan. Hal inilah juga yang sering menjadi bahan diskusi dalam

forum-forum yang membahas tentang gender. Sebagian khawatir bahwa jika

perempuan semakin pintar, semakin maju, ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan

sosial, meningkatkan kemampuan dan keahliannya di berbagai bidang, maka

’kebebasan berekspresi’ tersebut pada akhirnya akan berbalik menjadi senjata

makan tuan. Beban kerja perempuan akan bertambah banyak dengan kegiatan-

kegiatan yang ingin dia ikut i di luar rumah. Hal ini disebabkan karena pada

Page 44: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

27

saat yang bersamaan perempuan masih terbebani dengan setumpuk tugas dan

pekerjaan di dalam rumah tangganya (domestik). Sebagian yang lain, terutama

laki-laki, khawatir jika perempuan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan sosial, mereka tidak punya waktu dan tidak bersedia lagi melakukan

pekerjaan-pekerjaan di dalam rumah tangga.

5. Kekerasan.

Kekerasan terhadap perempuan adalah salah satu bentuk ketidakadilan gender

yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini dalam media. Bentuk kekerasan yang

terjadi sangat beragam, mulai dari kekerasan fisik (pemukulan), kekerasan

psikis (misalnya kata-kata yang merendahkan dan melecehkan), kekerasan

seksual (contoh perkosaan dll). Bentuk-bentuk kekerasan ini bisa terjadi pada

siapa saja dan dimana saja, bisa di wilayah pribadi (rumah tangga) atau di

wilayah publik (lingkungan).

Secara teoritis, hambatan pengarusutamaan gender dapat ditelusuri dengan

menggunakan pisau analisis teori “kelompok yang dibungkam.” Teori ini

merupakan teori komunikasi kritis dan termasuk dalam konteks kultural yang

membahas mengenai gender dan komunikasi. Teori ini memusatkan perhatiannya

pada kelompok tertentu dalam masyarakat yang mengungkap struktur-struktur

penting yang menyebabkan penindasan dan memberikan arah bagi perubahan

yang positif.

Teori kelompok yang dibungkam berawal dari karya Edwin dan Shirley

Ardener, para antropolog sosial yang tertarik dengan hirarki sosial. Pada tahun

1975, Edwin Ardener dalam West dan Turner (2008) menyatakan bahwa

kelompok yang menyusun bagian teratas dari hirarki sosial menentukan sistem

komunikasi bagi budaya tersebut. Kelompok dengan kekuasaan yang lebih rendah

seperti kaum perempuan, kaum miskin dan kulit berwarna, harus belajar untuk

bekerja dalam sistem komunikasi yang telah dikembangkan oleh kelompok

dominan.

Kramarae (1981) dalam Miller (2002) merancang tiga asumsi yang

berpusat pada sajian feminisnya dari teori kelompok yang dibungkam, yaitu:

(1) Perempuan merasakan dunia yang berbeda dari laki-laki karena perempuan

dan laki-laki memiliki pengalaman yang sangat berbeda. Pengalaman yang

Page 45: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

28

berbeda ini berakar pada divisi kerja masyarakat; (2) Laki-laki merupakan

kelompok yang dominan di masyarakat, sistem persepsi mereka juga dominan.

Dominasi ini menghalangi kebebasan ekspresi dari dunia model alternatif

perempuan; (3) Agar berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan harus

mentransformasi modelnya dalam ranah sistem ekspresi yang dominan tersebut.

Partisipasi Masyarakat

Berbicara partisipasi masyarakat dalam pembangunan, akan ditemukan

rumusan pengertian yang bervariasi sejalan dengan luasnya lingkup penggunaan.

Konsep pembangunan pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua teknik, yaitu:

partisipasi masyarakat dan pengorganisasian masyarakat. Kedua teknik

pembangunan ini merupakan proses pemberdayaan yang berarti pembangunan

harus bersumber dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep pembangunan juga

dapat dipahami sebagai program dan gerakan sosial. (Anwar 2007).

Dalam pandangan lain yang disampaikan oleh Deshler dan Sock, (1985)

dalam Ditjen Cipta Karya (2008a) disebutkan bahwa secara garis besar terdapat

tiga tipe partisipasi, yaitu: partisipasi teknis (technical partisipation), partisipasi

semu (pseudo participation) dan partisipasi politis atau partisipasi asli (genuine

participation).

Partisipasi teknis adalah keterlibatan masyarakat dalam pengidentifikasian

masalah, pengumpulan data, analisis data dan pelaksanaan kegiatan.

Pengembangan partisipasi dalam hal ini adalah sebuah taktik untuk melibatkan

masyarakat dalam kegiatan-kegiatan praktis pada konteks pengembangan

masyarakat.

Partisipasi asli (Partisipasi politis), adalah keterlibatan masyarakat di

dalam proses perubahan dengan melakukan refleksi kritis dan aksi yang meliputi

dimensi politis, ekonomis, ilmiah dan ideologis secara bersamaan. Pengembangan

partisipasi dalam hal ini adalah pengembangan kekuasaan dan kontrol lebih besar

terhadap suatu situasi melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam

melakukan pilihan kegiatan dan berotonomi.

Partisipasi semu, yaitu partisipasi politis yang digunakan orang luar atau

kelompok dominan (elite masyarakat) untuk kepentingannya sendiri, sedangkan

masyarakat hanya sekadar obyek. Dalam pengertian partisipasi di atas, bukan

Page 46: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

29

berarti partisipasi teknis tidak penting dibandingkan dengan partisipasi politis,

bisa sekaligus ada dalam sebuah program pengembangan masyarakat dimana

pemberdayaan masyarakat dalam kehidupannya secara lebih luas (kehidupan

sosial, budaya, politik, ekonomi).

Partisipasi teknis dan partisipasi politis kelihatannya sepadan dengan dua

tipe partisipasi yang ditemukan dalam referensi lain, yaitu digunakan dalam

pengembangan program dan partisipasi yang diperluas untuk partisipasi yang

merambah ke dalam isu demokratisasi Christ Roche (1999) dalam Ditjen Cipta

Karya (2008a).

Terdapat beberapa pertimbangan rasional yang mendasari strategi

pengembangan partisipasi masyarakat (Mikkelsen 1999 dalam Soetomo 2008).

Secara normatif asumsi yang mendasarinya adalah bahwa masyarakat lokal harus

memperoleh proyek dan program pembangunan yang mereka tentukan sendiri.

Asumsi normatif ini didasari oleh asumsi deduktif bahwa masyarakat lokal yang

paling tahu apa yang menjadi masalah dan kebutuhannya dan mereka memiliki

hak dan kemampuan untuk menyatakan pemikiran dan kehendaknya tadi. Dengan

demikian, apabila program dan proyek pembangunan yang dilaksanakan di tingkat

lokal didasari keputusan yang diambil masyarakat sendiri maka program tersebut

akan lebih relevan dan lebih menyentuh permasalahan dan kebutuhan yang

dirasakan masyarakat.

Lebih lanjut asumsi teoritis yang dapat dikembangkan dalam strategi

pengembangan partisipasi masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Tujuan

pembangunan dapat dicapai secara harmonis dan konflik antarkelompok-

kelompok masyarakat dapat diredam melalui pola demokrasi setempat; (2)

Pembangunan menjadi positif apabila ada partisipasi masyarakat. Asumsi ini ingin

menempatkan partisipasi masyarakat sebagai sarana sekaligus tujuan dari proses

pembangunan; (3) Pemberdayaan masyarakat mutlak perlu mendapatkan

partisipasinya, karena pemerintah tidak akan mengeluarkan biaya untuk program

pembangunan yang ditetapkan masyarakat, kecuali masyarakat itu sendiri

mempunyai kemampuan untuk memaksa pemerintahnya; (4) Kurangnya

partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti ada penolakan secara

Page 47: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

30

internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara eksternal terhadap

pemerintah atau pelaksana program (Mikkelsen 1999 dalam Soetomo 2008).

Berbagai asumsi tersebut dapat digunakan sebagai landasan berpikir untuk

mengembangkan strategi pengembangan partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan. Berdasarkan asumsi tersebut Mikkelsen (1996) dalam Soetomo

(2008) membedakan adanya empat pendekatan untuk mengembangkan partisipasi

masyarakat. Pertama, pendekatan partisipasi pasif. Pendekatan ini didasarkan

bahwa pihak eksternal yang lebih tahu, lebih menguasai pengetahuan, teknologi,

skill dan sumberdaya. Dengan demikian, bentuk partisipasi ini akan melahirkan

tipe komunikasi satu arah, dari atas ke bawah, hubungan pihak eksternal dan

masyarakat lokal bersifat vertikal.

Kedua, pendekatan partisipasi aktif. Dalam pendekatan ini sudah dicoba

dikembangkan komunikasi dua arah, walaupun pada dasarnya masih berdasarkan

pada anggapan yang sama dengan pendekatan yang pertama, bahwa pihak

eksternal lebih tahu dibandingkan masyarakat lokal. Pendekatan ini sudah mulai

membuka dialog, guna memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

berinteraksi secara intensif dengan para petugas dari institusi eksternal. Salah satu

contohnya adalah pendekatan pelatihan dan kunjungan.

Ketiga, pendekatan partisipatif dengan keterikatan. Pendekatan ini mirip

kontrak sosial antara pihak eksternal dengan masyarakat lokal. Dalam keterikatan

tersebut dapat disepakati apa yang dapat dilakukan masyarakat lokal dan apa yang

harus dilakukan dan diberikan pihak eksternal. Dalam model ini masyarakat

setempat mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan yang telah

disepakati dan mendapat dukungan dari pihak eksternal baik finansial maupun

teknis.

Keempat, partisipasi atas permintaan setempat. Bentuk ini mencerminkan

kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh masyarakat

setempat. Kegiatan dan peranan pihak eksternal lebih bersifat menjawab

kebutuhan yang diputuskan dan dinyatakan oleh masyarakat lokal, bukan

kebutuhan berdasarkan program yang dirancang dari luar.

Page 48: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

31

Pemberdayaan dalam Perspektif Gender

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat

(Kartasasmita 1996).

Beberapa ahli mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan,

proses dan cara-cara pemberdayaan, antara lain:

1. Pemberdayaan bertujuan meningkatkan kekuasaan yang lemah atau tidak

beruntung (Ife, 1995 dalam Suharto, 2005).

2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat

untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi

terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan orang memperoleh keterampilan,

pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya

dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parson e al. 1994 dalam

Suharto 2005).

3. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan

melalui pengubahan struktur sosial (Swift & Levin 1987 dalam Suharto

(2005).

4. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi dan

komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya

Rapport (1984) dalam Suharto (2005).

Dalam pandangan Parson, et al. (1994) dalam Suharto (2005) bahwa

proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada

literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu

lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setingan pertolongan

perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan

kepercayaan diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama

pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat

dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan

dapat saja dilakukan secara individual; meskipun pada gilirannya strategi ini pun

Page 49: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

32

tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengaitkan klien dengan sumber

atau sistem lain di luar dirinya.

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui

tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting) yaitu: (1) Aras Mikro:

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,

konseling, strees management, crisis intervention. Tujuan uatamanya adalah

membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.

Model ini sering disebut pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered

approach); (2) Aras Mezzo: Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan

sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan

sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang

dihadapinya. (3); Aras Makro: Pendekatan ini disebut juga pendekatan strategi

sistem besar (large system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada

sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen

konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar

memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami

situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta menentukan strategi yang

tepat untuk bertindak (Parson, et al. 1994 dalam Suharto 2005).

Schuler et al. dalam Suharto (2005) mengembangkan delapan indikator

pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks

pemberdayaan. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari

keberdayaan mereka menyangkut kemampuan ekonomi, mengakses manfaat

kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut

dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan yaitu: ‘kekuasaan di dalam (power

within), ‘kekuasaan untuk’ (power to), ‘kekuasaan atas’ (power over) dan

‘kekuasaan dengan.’ Adapun pengembangan keberdayaan adalah sebagai berikut:

Page 50: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

33

1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi ke luar rumah atau

tempat tinggalnya.

2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk membeli

barang-barang kebutuhan sehari-hari.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membeli

barang-barang sekunder atau tersier.

4. Terlibat dalam membuat keputusan domestik atau publik.

5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga atau masyarakat.

6. Kesadaran hukum atau politik.

7. Keterlibatan dalam kampanye atau protes-protes.

8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga.

Dalam konteks gender bahwa untuk melakukan pemberdayaan menurut

Gunawan (2008) dalam Nugroho (2008) diperlukan tiga langkah yang

berkesinambungan yaitu: (1) Pemihakkan, artinya perempuan sebagai pihak yang

hendak diberdayakan harus dipihaki daripada laki-laki; (2) Penyiapan, artinya

pemberdayaan menuntut kemampuan perempuan untuk bisa mengakses,

berpartisipasi, mengontrol dan mengambil manfaat; (3) Perlindungan, artinya

memberikan proteksi sampai dapat dilepas.

Indikator pemberdayaan dalam perspektif gender menurut Katjasungkana

(2008) dalam Nugroho (2008) terdapat empat indikator pemberdayaan yaitu: (1)

Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumberdaya-sumberdaya yang

produktif di dalam lingkungan; (2) Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam

mendayagunakan aset atau sumberdaya yang terbatas tersebut; (3) Kontrol, yaitu

bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk

melakukan kontrol atas pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya tersebut; (4)

Manfaat, yaitu bahwa laki-laki dan perempuan harus sama-sama menikmati hasil-

hasil pemanfaatan sumberdaya secara sama dan merata.

Page 51: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

34

Komunikasi Partisipatif dan Linier

PNPM Mandiri merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis

kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Program ini berupaya untuk

menciptakan atau meningkatkan kualitas masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait pada upaya

untuk meningkatkan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan.

Strategi dasar gerakan kemitraan dan pemberdayaan dilakukan melalui

perubahan perilaku kolektif dengan cara membangun kesadaran kritis semua

pihak, bahwa sesungguhnya setiap orang mampu dan berdaya untuk melakukan

perubahan-perubahan penting dalam menanggulangi kemiskinan dengan dimulai

dari diri sendiri. Selanjutnya, melalui gerakan ini juga diharapkan mampu

menumbuhkembangkan serta meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga yang

ada di sekitar masyarakat miskin menjadi jaringan kelompok-kelompok peduli

yang berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk menciptakan

kesadaran ini perlu upaya sosialisasi dan komunikasi.

Proses komunikasi dalam PNPM Mandiri dapat digambarkan sebagai

berikut (Ditjen Cipta Karya 2008b).

Gambar 2. Proses komunikasi dalam PNPM Mandiri

Strategi pencitraan

PNPM Mandiri

Khalayak sasaran: Penyelengara

Program, Pemangku

Kepentingan Masyarakat Umum

Kesadaran dan Pemahaman PNPM

Mandiri sebagai lembaga koordinasi

dan program penanggulangan

kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat

Metode: Informasi Persuasi

Advokasi Edukasi

Strategi Aktivasi PNPM Mandiri

Komitmen dan dukungan kebijakan dan program

Stakeholder Pemahaman

pemanfaat program tentang proses program sadar/motivasi mandiri

partisipasi/ambil tindakan berbasis

pemberdayaan masyarakat

Khalayak sasaran: Penyelengara

Program, Pemangku

Kepentingan Masyarakat Umum

Page 52: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

35

Dalam konteks PNPM Mandiri, sosialisasi diartikan bukan hanya

bagaimana PNPM Mandiri Perkotaan dapat dipahami oleh masyarakat baik

substansi maupun prosedurnya. Sosialisasi bukan sekadar diseminasi atau media

publikasi, melainkan bagian dari proses pemberdayaan, di mana melalui

sosialisasi diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis, menumbuhkan

perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi harus

terintegrasi dalam aktivitas pemberdayaan dan dilakukan secara terus-menerus

untuk memampukan masyarakat menanggulangi masalah-masalah kemiskinan

secara mandiri dan berkelanjutan (Ditjen Cipta Karya 2008b).

Komunikasi dalam konteks PNPM Mandiri tidak akan terlepas

pembicaraan mengenai komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan

dalam arti luas adalah meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu

aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat

dalam pembangunan, terutama antara masyarakat dan pemerintah, sejak dari

proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap pambangunan (Nasution

1988). Selanjutnya, dikatakan dalam arti sempit komunikasi pernbangunan

merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan

keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang

memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas.

Menurut Schramm (1985) dalam Hamijoyo (2005) tugas komunikasi

dalam perubahan sosial adalah:

1. Menyampaikan informasi kepada masyarakat pembangunan nasional.

2. Memberikan kesempatan kepada individu-individu dalam masyarakat untuk

mengambil bagian secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.

3. Tugas mendidik masyarakat, seperti diajarkan cara membaca, cara bertani dan

sebagainya. Sebagai pemberi informasi dan sebagai pendidik dapat dilakukan

oleh media massa, sedangkan dalam fungsinya sebagai penunjang dalam

pengambilan keputusan diperlukan intensitas komunikasi interpersonal.

Page 53: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

36

Secara umum mengenai peran komunikasi dalam pembangunan

digambarkan dalam pemikiran Schramm sebagai berikut (Hamijoyo 2005).

Gambar 3. Peran komunikasi dalam pembangunan

Paradigma lama komunikasi pembangunan menekankan pada proses

komunikasi manusia seperti yang terdapat dalam model komunikasi linier

konvensional. Model ini merupakan gambaran proses komunikasi yang

berlangsung secara linier (searah) dari sumber kepada penerima melalui media

(sumber-pesan-media-penerima). Model linier konvensional tersebut dapat pula

tergambarkan secara vertikal mengingat struktur stratifikasi sosial masyarakat

terbagi menurut kelas atas, menengah dan bawah (Hamijoyo 2005).

Model komunikasi linier sering dikaitkan dengan Harold D. Lasswell

seorang ahli ilmu politik yang tertarik terhadap riset-riset komunikasi. Di dalam

artikelnya tahun 1948 dalam satu kalimat yang terkenal dalam riset-riset

komunikasi, untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan ”who say what in which channel to whom with

what effect.” Sejak itu kalimat ini dikenal dengan formula Lasswell. Formula ini

dapat digambarkan sebagai berikut (Suprapto 2006).

Gambar 4. Model komunikasi linier Lasswell

Who Say What In With Channel

To Whom with what effect

Komunikator Pesan Saluran Komunikasi

Komunikan Efek

Pembangunan: meningkatkan

kehidupan

Pembangunan memerlukan Keaktivan masyarakat

Supaya masyarakat berpartisipa

i

Pembangunan diinformasikan

Perlunya sarana komunikasi

Perlu Komunikasi

pembangunan

Page 54: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

37

Model komunikasi linier dengan pertanyaan ”who say what in which

channel to whom with what effect” menjadi tidak tepat digunakan untuk

mengatasi masalah-masalah pembangunan (Sulistyowati 2006). Pendekatan yang

dibutuhkan adalah pendekatan komunikasi yang memungkinkan adanya

pertukaran komunikasi dengan banyak dimensi yang disebut dengan model

partisipasi.

Model komunikasi partisipasi pada prinsipnya merupakan implementasi

dari proses komunikasi sirkular. Dalam konteks komunikasi sirkular itu adalah

terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan

kepada komunikator . Oleh karena itu, adakalanya feedback tersebut mengalir dari

komunikan ke komunikator itu adalah respons atau tanggapan komunikan

terhadap pesan yang diterima komunikator (Effendy 1993).

Model komunikasi sirkular di gambarkan Schramm sebagai berikut

(Effendy 1993).

Gambar 5. Model komunikasi sirkular Schramm

Beberapa aspek penting dalam memahami komunikasi adalah penggunaan

media. Tentunya penggunaan media memiliki kaitan erat dengan kondisi

masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi. Dalam kaitan PNPM Mandiri

Message

Message

Decoder Interpreter Encoder

Encoder Interpreter Decoder

Page 55: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

38

terdapat beberapa media yang dapat dijadikan sebagai sarana penyampaian

komunikasi di antaranya yaitu (Ditjen Cipta Karya 2008c):

1. Foto Novella

Foto Novella, adalah sebuah media warga dalam bentuk komik foto yang

temanya diangkat dari kondisi riil masyarakat dengan maksud untuk mencari

solusi pemecahan maupun daya dukung bagi lancarnya pelaksanaan

penanggulangan kemiskinan.

2. Teater Warga

Teater warga merupakan sebuah media komunitas yang didasarkan dari

kajian-kajian kondisi riil masyarakat dalam bentuk pementasan yang bisa

menumbuhkan suasana dialogis antarwarga masyarakat. Para pemain dalam

teater rakyat ini adalah masyarakat di tingkat kelurahan atau desa.

3. Koran Warga

Koran warga merupakan media yang berbentuk koran beberapa halaman yang

dibuat dan dikelola secara partisipatif oleh masyarakat. Topik dan tema berita

atau informasi diangkat dari permasalahan riil yang dihadapai oleh masyarakat

serta solusinya.

4. Poster Warga

Poster warga merupakan media berbentuk poster yang dibuat oleh masyarakat

dan didasarkan dari permasalahan riil yang dihadapi masyarakat. Poster ini

dapat menjadi bahan atau media dialog dan diskusi warga untuk mencari

alternatif solusi bersama.

5. VCD Warga

VCD warga adalah video yang direkam dalam cakram padat (Video Compact

Disc) yang pengerjaannya dilakukan oleh masyarakat. Media ini digunakan

untuk menggali permasalahan, kebutuhan, potensi maupun daya dukung

lainnya. Media ini diharapkan bisa menjadi alternatif untuk menumbuhkan

kesadaran kritis terhadap kondisi yang dihadapi masyarakat saat ini.

Page 56: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

39

6. Radio Komunitas

Sebagai media pembelajaran, radio komunitas atau yang dikenal sebagai

siaran radio pemberdayaan yang dikelola oleh masyarakat, baik manajemen

maupun paket-paket siarannya diorientasikan untuk membangun keswadayaan

dalam penanggulangan kemiskinan.

7. Buletin/Tabloid Warga

Buletin/Tabloid warga merupakan media yang berbentuk buletin/tabloid

beberapa halaman yang dibuat dan dikelola secara bersama oleh masyarakat.

Topik dan tema isi berita atau informasi diangkat dari permasalahan kondisi

riil yang dihadapi oleh masyarakat serta solusinya.

8. Papan Informasi

Papan informasi umumnya berupa papan yang menjadi tempat

ditempelkannya berbagai informasi mengenai program. Papan informasi

biasanya semacam papan tulis yang diberi kaki sehingga dapat dipasang

berdiri, atau papan yang ditempelkan di dinding.

9. Pertemuan Warga

Sebuah Media warga, yang biasanya ada dan dilakukan rutin oleh masyarakat

sesuai dengan adat dan tradisi budaya setempat. Pertemuan warga ini biasanya

rutin dilakukan dengan jadwal dan tema yang ditentukan oleh warga dan

peserta atau anggotanya sudah jelas seperti; arisan, pengajian, yasinan, PKK

atau Dasawisma.

Indikator pencapaian komunikasi partisipatif dalam konteks PNPM

Mandiri dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Penetapan indikator

pencapaian akan merujuk pada sasaran sosialisasi PNPM Mandiri yang terdiri dari

(1) Fokus Pencitraan: terdapat pemahaman, pengakuan dan dukungan yang sama

terhadap PNPM Mandiri sebagai kebijakan nasional yang menjadi ‘payung’ bagi

semua program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

(2) Aktivasi: mencakup aspek kognitif (tingkat pengetahuan), aspek afeksi

(ketertarikan dan kepedulian) dan konatif (tingkat partisipasi dalam pengambilan

keputusan, komitmen tindakan melaksanakan PNPM Mandiri) (Ditjen Cipta

Karya 2008c).

Page 57: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

40

Komunikasi kelompok

PNPM Mandiri merupakan kegiatan bercirikan kolektivitas. Pelaksanaan

kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang

tergabung dalam kelompok swadaya masyarakat (KSM) baik untuk kegiatan

pembangunan infrastruktur lingkungan, sosial dan pinjaman bergulir. Kondisi ini

menjadikan komunikasi kelompok merupakan bagian penting dalam kegiatan

PNPM Mandiri.

Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Kelompok memiliki dua

tanda psikologis. Pertama anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok

artinya terdapat sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.

Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil

sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain

(Baron dan Byrne 1979 dalam Rakhmat 1998).

Menurut Mulyana (2005) kelompok adalah sekumpulan orang yang

mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai

bagian dari kelompok tersebut. Para ahli psikologi dan sosiologi mengklasifikasi

kelompok dalam empat dikotomi yaitu kelompok primer-sekunder, kelompok

ingroup-outgroup, rujukan-keanggotaan, deskriptif-preskriptif (Rakhmat 1998).

Charles Horton Cooley (1909) dalam Rakhmat (1998) mengatakan bahwa

kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan

akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Kelompok

sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab,

tidak personal, dan tidak menyentuh kita. Rakhmat (1998) membedakan

kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas, artinya

menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-

unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja).

Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara

berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan

terbatas.

Page 58: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

41

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok

sekunder nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada

aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok

sekunder instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok

sekunder formal.

Ingroup adalah kelompok kita, dan outgroup adalah kelompok mereka.

Untuk membedakan ingroup dan outgroup dapat dibuat batasan, yang

menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa masuk orang luar. Batas-batas ini

dapat berupa lokasi geografis, suku bangsa pandangan atau ideologi, pekerjaan

atau profesi, bahasa, status sosial dan kekerabatan (Rakhmat 1998).

Newcomb (1930) dalam Rakhmat (1998) melahirkan istilah kelompok

keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group).

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara

administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok

rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk

menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) dalam Rakhmat (1998)

membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif

menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara

alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif

dibedakan menjadi tiga: (a). kelompok tugas; (b) kelompok pertemuan; dan (c)

kelompok penyadar.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus

ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan

Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja

bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer

(Rakhmat 1998).

Komunikasi kelompok menurut Arifin (1984) adalah komunikasi yang

berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok seperti dalam rapat,

Page 59: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

42

pertemuan, konperensi dan sebagainya. Michael Burgoon dalam Wiryanto (2005)

mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara

tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi

informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang setiap anggota-anggotanya

dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Titik perhatian komunikasi kelompok adalah pada gejala komunikasi

dalam kelompok kecil tentang bagaimana caranya untuk dapat lebih mengerti

proses komunikasi kelompok, memperkirakan hasilnya serta lebih meningkatkan

proses komunikasi kelompok (Golberg 2006).

Kesadaran Kritis Pengarusutamaan Gender

Perhatian terhadap permasalahan gender mulai muncul sekitar tahun

1940an yang digagas oleh kaum feminis di barat. Munculnya perhatian terhadap

isu gender dan pemberdayaan perempuan diawali oleh adanya kesadaran bahwa

ternyata nasib kaum perempuan di masyarakat tidak sebaik nasib lawan jenisnya.

Oleh karena itu, gerakan untuk memperbaiki nasib perempuan mulai muncul yang

dipelopori oleh tokoh feminis Mary Wollstonecraft dan John Stuart Mill Amal

(1992) dalam Arjani (2008).

Dalam perkembangan berikutnya perhatian masalah gender diikuti oleh

tokoh-tokoh feminis lainnya yang mempunyai visi dan misi sejenis yakni

mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dengan memperjuangkan nasib

kaum perempuan yang dianggapnya berada dalam posisi tersubordinasi,

termarjinalisasi dan terdiskriminasi.

Gerakan feminis ini pada awalnya berkembang di negara barat seperti di

Inggris, Perancis, Amerika dan lain-lain. Pada perkembangannya gerakan ini

berkembang dalam tiga gelombang besar yakni feminisme gelombang pertama,

kedua dan ketiga. Gerakan feminisme merupakan momentum dalam menciptakan

kesadaran kritis.

Proses penyadaran digambarkan sebagai suatu proses yang selaras dengan

kebutuhan manusia. Dalam pandangan Freire dalam Manggeng (2005) kesadaran

tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan diharapkan akan

menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri anak didik. Lebih jauh Freire

dalam Manggeng (2005) membagi empat tingkatan kesadaran manusia, yaitu:

Page 60: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

43

1. Kesadaran intransitif dimana seseorang hanya terikat pada kebutuhan jasmani,

tidak sadar akan sejarah dan tenggelam dalam masa kini yang menindas.

2. Kesadaran semi intransitif atau kesadaran magis. Kesadaran ini terjadi dalam

masyarakat berbudaya bisu, dimana masyarakatnya tertutup. Ciri kesadaran ini

adalah fatalistis. Hidup berarti hidup di bawah kekuasaan orang lain atau

hidup dalam ketergantungan.

3. Kesadaran naif. Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk

mempertanyakan dan mengenali realitas, tetapi masih ditandai dengan sikap

yang primitif dan naif, seperti: mengidentifikasikan diri dengan elite, kembali

ke masa lampau, mau menerima penjelasan yang sudah jadi, sikap emosi kuat,

banyak berpolemik dan berdebat tetapi bukan dialog.

4. Kesadaran kritis transitif. Kesadaran kritis transitif ditandai dengan kedalaman

menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam berdiskusi, mampu

menerima dan menolak. Pembicaraan bersifat dialog. Pada tingkat ini orang

mampu merefleksi dan melihat hubungan sebab-akibat.

Kesadaran kritis mengintegrasikan diri dengan realitas kesadaran naïf yang

mengambang di atas realitas dan kesadaran fanatik yang secara patologis

berkembang ke arah irasionalitas dan menyesuaikan diri dengan realitas. Pada

gilirannya, setiap pemahaman realitas lambat atau cepat akan diikuti oleh aksi

atau tindakan. Proses pemberdayaan melalui penyadaran berarti mengantarkan

masyarakat menuju gerbang kebangkitan dan menolong mereka dari kesadaran

transitif naïf ke kesadaran transitif kritis.

Proses penyadaran menurut Havelock (1975) dalam Anwar (2007) dalam

tahap pertama seorang individu dikenalkan pada suatu inovasi dan diupayakan

untuk menyadari inovasi tersebut. Pada tahap awal kontak seorang adopter

potensial, agen pembaruan harus menyakinkan bahwa mereka mendengarkan dan

memahami bahwa dia mengembangkan beberapa konsep mengenai inovasi.

Dapat disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan sebuah kesadaran kritis

berasal dari refleksi diri tentang keadaan dirinya yang dipertegas dengan upaya

konkret baik melalui pendidikan maupun penyebaran inovasi (rekayasa sosial).

Refleksi diri diharapkan mampu menciptakan konsep diri yang positif yang pada

akhirnya akan membentuk harga diri yang kuat.

Page 61: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

44

Harga diri merupakan penilaian tentang keberartian diri dan nilai

seseorang yang didasarkan atas proses pembuatan konsep dan pengumpulan

informasi tentang diri beserta pengalamannya (Johnson & Johnson 1991).

Oleh karenanya, orang dengan konsep diri positif akan lebih tepat memberikan

nilai keberartian dirinya. Orang dengan harga diri rendah menyebabkan kurang

percaya diri, sehingga tidak efektif dalam pergaulan sosial. Untuk mencapai

suatu tahap kesadaran diri, orang membutuhkan pengalaman dan interaksi

sosial. Seseorang dapat mengemukakan pikiran, perasaan, ide, atau kekesalan

pada orang lain dengan harapan orang lain akan memberikan perhatian atau umpan

balik pada dirinya

Dalam kaitan keadilan gender, kesadaran kritis yang dibangun bukan

hanya pada sisi perempuan tapi juga juga sisi laki-laki. Konstruksi pemikiran yang

harus dikembangkan laki-laki dan perempuan adalah berbeda secara kodrati,

namun sama dalam pandangan sosial.

Review Hasil Penelitian tentang Gender

Membicarakan persoalan gender dalam pembangunan atau dalam sektor

publik tidak bisa terlepaskan dari persolan keadilan peran. Salah satunya

disampaikan oleh Wiyono (2005) yang menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai

berikut: Pertama, pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan

tahun 2005 di Kelurahan Pajang, Kerten dan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota

Surakarta telah berjalan dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di kelurahan

dan telah menyusun daftar skala prioritas pembangunan di bidang umum,

ekonomi, sosial budaya dan fisik prasarana. Kedua, akses atau peluang perempuan

yang terlibat di empat bidang musrenbangkel tahun 2005 masih rendah kecuali

bidang sosial budaya. Ketiga, partisipasi perempuan dalam Musrenbangkel tahun

2005 di Kelurahan Pajang, Kerten dan Purwosari adalah rendah karena perempuan

yang terlibat dalam kepanitiaan dan hadir dalam musrenbangkel tahun 2005 relatif

sedikit, terutama karena waktu pelaksanaan Musrenbangkel tahun 2005 dipandang

tidak tepat atau tidak sesuai dengan kebutuhan perempuan. Keempat, kontrol

perempuan dalam proses pengambilan keputusan penyusunan daftar skala

prioritas pembangunan adalah rendah karena disebabkan masih terbatas posisi

atau kedudukan perempuan dalam sidang pleno dan sidang komisi. Kelima, daftar

Page 62: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

45

skala prioritas pembangunan yang disusun telah memberi manfaat dan

memperhatikan aspirasi, kepentingan dan kebutuhan perempuan yang berkaitan

dengan kebutuhan praktis maupun kebutuhan strategis walaupun dalam porsi yang

terbatas.

Hal senada juga disampaikan Sulistiyani (2004) yang menyimpulkan hasil

penelitiannya sebagai berikut: Pertama, berdasarkan profil akses dapat diketahui

bahwa golongan laki-laki mendominasi akses dan kontrol terhadap sumberdaya

tanah, peralatan, tenaga kerja, pendidikan dan organisasi. Bahkan pada

pemanfaatan dari kegiatan pembangunan, manfaat atas pendapatan dari luar,

kepemilikan kekayaan, dan kekuatan politik masih didominasi laki-laki.

Kedua, dalam pendekatan perencanaan gender ternyata berbagai program

pembangunan yang dilaksanakan di komunitas Desa Sudagaran baru sebatas

memenuhi kebutuhan praktis saja, sementara kebutuhan strategis belum tersentuh,

dengan demikian upaya untuk mengangkat derajat perempuan agar setara dengan

laki-laki masih belum tercermin dalam berbagai program selama ini.

Ketiga, dalam menggunakan alat analisis siklus proyek program PPK

tahap II tahun 2003 yang diwujudkan dalam pembangunan jalan gendengan

ternyata masih ada kesenjangan gender. Hal tersebut dapat dilihat dari kecilnya

partispasi perempuan dalam setiap proses kegiatan proyek. Bahkan out put yang

dihasilkan juga belum mampu memenuhi kebutuhan praktis dan strategis

golongan perempuan

Keempat, berdasarkan profil perencanaan gender berbagai program

pembangunan yang telah dilaksanakan di komunitas Desa Sudagaran telah sesuai

dengan peran produktif dan reproduktif yang diharapkan perempuan. Tetapi

kenyataan di lapangan terpenuhi baru kebutuhan praktis saja, kebutuhan strategis

perempuan masih belum terpenuhi.

Kelima, ada korelasi antara semakin baik indeks pembangunan gender

maka akan baik juga indeks pemberdayaan gender. Hal ini dapat diartikan bahwa

kondisi kualitas SDM perempuan yang baik akan semakin tinggi peran perempuan

dalam pembangunan. Atau sebaliknya dapat diartikan, bahwa jika peran

perempuan dalam pembangunan relatif tinggi akan berdampak pada peningkatan

kualitas SDM perempuan. Keberhasilan upaya pemberdayaan perempuan akan

Page 63: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

46

dapat dicapai jika ada upaya peningkatan kualitas sumberdaya perempuan.

Peningkatan kualitas sumberdaya perempuan akan mendorong peran perempuan

dalam pembangunan

Hadiprakoso (2005) menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut:

Berdasarkan pada pembagian kerja dapat disimpulkan bahwa pekerjaan produktif

yang mendapatkan upah didominasi oleh golongan laki-laki, golongan perempuan

mendominasi pekerjaan reproduktif, tidak mendapatkan upah dan pekerjaan yang

dilakukan di dalam komunitas domestik.

Munaf (2004) menunjukkan hasil penelitiannya tentang peran gender

dalam pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kota Ternate Maluku Utara

menyatakan bahwa rata-rata alokasi curahan waktu laki-laki untuk kegiatan

reproduktif lebih besar 3,5 jam dibandingkan dengan perempuan.

Dari review ini menunjukkan bahwa terdapat diskriminasi peran antara

laki-laki dan perempuan. Diduga diskriminasi ini merupakan hasil sebuah produk

budaya masyarakat yang bercorak pada kultur patriarki. Selain itu keadaan ini

menunjukkan rendahnya kesadaran kritis perempuan untuk melakukan refleksi

terhadap kontruksi budaya yang tidak adil, yang memiliki dampak luas terhadap

kehidupan bermasyarakat.

Kerangka Pemikiran

PNPM Mandiri salah satu program yang memperhatiakan aspek gender.

PNPM Mandiri bukan program yang dikhususkan dalam pemberdayaan

perempuan namun spirit yang dikandung dalam program ini salah satunya

mengakomodir peranserta perempuan dalam pembangunan.

Pembangunan merupakan transaksi antara pemberi manfaat dan penerima

manfaat. Proses transaksi ini tentunya tidak bisa terlepaskan dari proses

komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat subyek atau pelaku yang terdiri

dari komunikator dan komunikan yang memberi dan menerima pesan. Dalam

proses komunikasi perlu dipahami juga tentang model komunikasi yang

digunakan, media yang dipakai termasuk juga sistem komunikasi yang berlaku

pada sistem sosial yang ada. Tujuan komunikasi secara umum untuk menciptakan

kesamaan antara komunikator dan komunikan.

Page 64: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

47

Dalam konteks penelitian ini, komunikasi ditujukan sebagai upaya untuk

menciptakan kesadaran kritis pengarusutamaan gender kegiatan pinjaman bergulir

PNPM Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan sebuah

upaya untuk menciptakan keadilan gender yang dilihat dari aspek-aspek isu

gender. Isu gender sendiri meliputi akses, partisipasi, pemanfaatan dan kontrol

dalam kegiatan pinjaman bergulir.

Keberhasilan komunikasi dalam mencipatakan pengarusutamaan gender

tidak hanya dipandang berdasarkan elemen dasar proses komunikasi

(komunikator, pesan dan komunikan). Komunikasi harus dilihat juga pada aspek

terpaan, konsep diri dan internalisasi dan keragaman karakteristik komunikan.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas kerangka pemikiran dapat

digambarkan secara skematis pada Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Kerangka pemikiran

Gambar 6. Kerangka pemikiran

61

• Terpaan pesan. • Konsep diri

komunikan.

Komunikator • Model Komunikasi • Pesan • Sistem komunikasi • Media komunikasi

Internalisasi: • Pencitraan dan aktivasi program. • Keragaman karakteristik.

PENGARUSUTAMAAN GENDER KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

• Akses perempuan terhadap pinjaman bergulir. • Partisipasi perempuan pada kelembagaan unit pengelola keuangan. • Pemanfaatan pinjaman bergulir oleh perempuan. • Kontrol perempuan pada kegiatan pinjaman bergulir

Komunikan

Page 65: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

49

METODE PENELITIAN

Paradigma Penelitian

Lincoln dan Guba (1985) membedakan paradigma dalam ilmu

pengetahuan secara umum dalam dua kelompok, yaitu paradigma positivisme

(positivist) dan alamiah (naturalist). Pengertian paradigma menurut Patton (1978)

dalam Lincoln dan Guba (1985) ini adalah:

Paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking down the complexity of the real world. As such, paradigms are deeply embedded in the socialization of adherents and practitioners: paradigm tell them what is important, legitimate, and reasonable. Paradigm are also normative, telling the practitioner what to do without the necessity of long existential or epistemological consideration. But it is this aspect of paradigms that constitutes both their strength and their weakness-their strength in that it makes action possible, their weakness in that the very reason for action is hidden in the unquestioned assumptions of the paradigm. Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2007) menyebut paradigma

sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep

atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Mulyana (2008)

menyebut paradigma sebagai suatu ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuwan

yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat

kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian, dan menggunakan metode

serupa.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian adalah paradigma kritis. Hal

ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu sebagai kritik sosial dan penguatan

sosial. Paradigma kritis sendiri merupakan paradigma yang tidak berkaitan dengan

prinsip-prinsip umum, tidak membentuk sistem ide.

Paradigma ini berusaha memberikan kesadaran untuk membebaskan

manusia dari irasionalisme. Dengan demikian fungsi paradigma ini adalah

emansipatoris. Ciri paradigma ini adalah : (Ahyar & Lubis 2006)

1. Kritis terhadap masyarakat. Paradigma Kritis mempertanyakan sebab-sebab

yang mengakibatkan penyelewengan-penyelewengan dalam masyarakat.

Struktur masyarakat yang rapuh ini harus diubah.

Page 66: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

50

2. Paradigma kritis berpikir secara historis, artinya berpijak pada proses

masyarakat yang historis. Dengan kata lain paradigma kritis berakar pada

suatu situasi pemikiran dan situasi sosial tertentu, misalnya material-

ekonomis.

3. Paradigma kritis tidak menutup diri dari kemungkinan jatuhnya paradigma

dalam suatu bentuk ideologis yang dimiliki oleh struktur dasar masyarakat.

Inilah yang terjadi pada pemikiran filsafat modern. Menurut Madzhab

Frankfurt, pemikiran tersebut telah berubah menjadi ideologi kaum kapitalis.

Paradigma harus memiliki kekuatan, nilai dan kebebasan untuk mengkritik

dirinya sendiri dan menghindari kemungkinan untuk menjadi ideologi.

4. Paradigma kritis tidak memisahkan paradigma dari praktek, pengetahuan dari

tindakan, serta rasio paradigmatis dari rasio praktis. Perlu digarisbawahi

bahwa rasio praktis tidak boleh dicampuradukkan dengan rasio instrumental

yang hanya memperhitungkan alat atau sarana semata. Madzhab Frankfurt

menunjukkan bahwa paradigma atau ilmu yang bebas nilai adalah palsu.

Paradigma kritis harus selalu melayani transformasi praktis masyarakat.

Paradigma kritis akan menghasilkan teori-teori kritis. Teori kritis

mengarahkan pada dua taraf yang berkaitan secara dialektis. Pada taraf teori

pengetahuan, teori kritis berusaha mengatasi saintisme atau positivisme. Pada

taraf teori sosial, kritik dibidikkan ke arah berbagai bentuk penindasan idiologis

yang melestarikan konfigurasi sosial masyarakat yang refresif (Hardiman 1990).

Kedua taraf ini saling mengandaikan seperti yang dinyatakan Habermas (1971)

dalam Hardiman (1990) “..suatu kritik radikal atas pengetahuan itu mungkin

hanya sebagai teori sosial.” Teori kritis membawa misi emansipatoris untuk

mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang rasional melalui refleksi diri.

Adorno (1976) dalam Hardiman (1990) teori kritis diharapkan mampu

sebagai pendobrak Herrschaft (dominasi total) kepada pendekatan emansipatoris.

Dalam pandangan lain paradigma kritis digunakan dalam metodologi ilmiah

dengan maksud membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses pengambilan

kebijakan; adakah pembatasan-pembatasan dalam pengambilan kebijakan, siapa

aktor yang berpengaruh dan mengendalikan forum, adakah anggota terkooptasi

oleh kepentingan tertentu di luar organisasi, bahasa dan simbol-simbol apakah

Page 67: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

51

yang biasa digunakan dalam proses pengambilan kebijakan. Bahasa dalam

paradigma kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk

subyek tertentu, tema-tema tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya

(Ardianto & Q-Anees 2007).

Selanjutnya paradigma ini digunakan juga untuk mengkritisi rintangan-

rintangan, tekanan-tekanan dan kontradiksi yang menghambat proses

pengambilan kebijakan. Masyarakat, individu dan organisasi merupakan

kehidupan dalam suatu dunia yang dikarakterisasi oleh suatu keadaan yang saling

mempengaruhi antara kesadaran individu dan prinsip obyektivasi dalam dunia

eksternal. Maksud dari paradigma ini adalah membebaskan manusia dari

manipulasi teknokrat modern.

Dalam kaitan ini teori kritis dijadikan sebagai pisau analisis dalam

memecahkan kebuntuan relasi sosial dalam perspektif gender yang telah

ditelikung oleh ideologi dominasi total budaya patriarki.

Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian

kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang

tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,

untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Strauss dan Corbin (2003) dalam Salim (2006) penelitian kualitatif

dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh

melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya

penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman

penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih

kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell 2003).

Page 68: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

52

Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap

fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai adalah multimetodologi,

sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang khusus. Para periset kualitatif

dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip, analisis fonemik,

bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif juga menggunakan

pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi, hermeunitika,

feminisme, rhizomatic, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara, psikoanalisis,

studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan (participant observation) (Salim

2006).

Pandangan lain menyatakan tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

memahami situasi sosial, peristiwa, peran, kelompok atau interaksi tertentu.

Penelitian ini merupakan sebuah proses investigasi dimana peneliti secara

bertahap berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan,

membandingkan, meniru mengkatalogkan dan mengelompokkan obyek studi

(Miles & Haberman 1992).

Penggunaan dan arti metode penelitian kualitatif yang berbeda-beda ini

menyulitkan diperolehnya kesepakatan di antara para peneliti mengenai definisi

yang mendasar atasnya. Selanjutnya, Salim (2006) menyatakan bila suatu definisi

harus dibuat bagi pendekatan kebudayaan, maka penelitian kualitatif adalah suatu

bidang antardisiplin, lintasdisiplin, bahkan kadang-kadang kawasan

kontradisiplin.

Di sisi lain, penelitian kualitatif juga melintasi ilmu pengetahuan

humaniora, sosial dan fisika. Hal tersebut berarti penelitian kualitatif memiliki

fokus terhadap banyak paradigma. Para praktisinya sangat peka terhadap nilai

pendekatan multimetode. Mereka memiliki komitmen terhadap sudut pandang

naturalistik dan pemahaman interpretatif atas pengalaman manusia. Pada saat

yang sama, bidang ini bersifat politis dan dibentuk oleh beragam etika dan posisi

politik.

Penelitian ini didesain sebagai penelitian kualitatif sedangkan locus

penelitian adalah perempuan. Berikut ini ciri-ciri dasar metodologi penelitian

yang bersperspektif perempuan (Handayani & Sugiarti 2008).

Page 69: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

53

1. Bukan mementingkan metode riset, tetapi bagaimana hasil riset digunakan

untuk bisa menjawab berbagai kondisi hidup perempuan yang merugi akibat

gender.

2. Dapat memahami pengalaman perempuan dengan meneliti persepsinya

tentang pengalaman pribadi.

3. Kecenderungan sering menggunakan metode penelitian kualitatif seperti

diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam, partisipasi observasi, dan

lain-lain.

4. Dalam mengadakan riset tidak secara kaku berpegang pada metode tertentu,

tetapi dibenarkan untuk menyesuaikan metodenya sejalan dengan proses yang

berkembang dalam mengadakan riset.

5. Analisis riset memakai konsep-konsep dari berbagai aliran feminisme yang

telah berkembang seperti; hubungan kekuasaan, marjinalisasi, subordinasi,

opresi, dan lain-lain.

6. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam riset berperspektif

perempuan tidak berbeda dengan riset sosial pada umumnya.

7. Menganggap bahwa kecenderungan untuk membedakan obyek ilmiah dan

individual subyektif dalam suatu penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah

kurang tepat karena dasar penilaiannya bersumber pada pengalaman maskulin

tentang dunia realitas.

Untuk memperkuat data-data kualitatif, penelitian ini juga didukung

dengan data-data kuantitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber

Kabupaten Cirebon. Penelitian partisipasi (pra research) dilakukan mulai bulan

April-Mei 2010 intervensi lanjutan penggalian data bulan Mei 2010-Maret 2011.

Data dan Instrumen

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan

primer. Data primer maupun sekunder diambil dari informan-informan yang

dianggap memiliki kapabilitas terhadap informasi yang diperlukan dalam

penelitian. Adapun informan tersebut adalah:

Page 70: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

54

1. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan perangkat kerja yang

meliputi:

a. Anggota BKM

b. Sekretaris BKM

c. Unit Pelaksana Keuangan (UPK)

2. Aktivis penggerak kegiatan PNPM Mandiri yang terdiri kelompok swadaya

masyarakat (KSM) dan relawan.

3. Masyarakat umum yang dikategorikan sebagai berikut:

a. Masyarakat pemanfaat program pinjaman bergulir.

b. Masyarakat dari rumah tangga miskin.

c. Masyarakat berpengaruh atau tokoh agama (opinion leader).

d. Masyarakat dari kalangan menengah ke atas.

e. Simpul komunikasi yang terdiri pemimpin formal atau nonformal

komunitas (dusun/blok/RT)

4. Aparat kelurahan.

5. Fasilitator kelurahan.

6. Koordinator Kabupaten (Korkab).

Adapun instrumen yang digunakan untuk melakukan penggalian atau

memperoleh data adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan atau observasi

Pengamatan terhadap struktur fisik, perbedaan-perbedaan sosial, sikap,

tindakan-tindakan dan simbol-simbol maupun dalam kebersamaan

memberikan informasi yang penting untuk menyusun pertanyaan yang

terfokus.

2. Wawancara semi terstruktur

Pada wawancara semi terstruktur ini, yang dipakai adalah pertanyaan yang

terbuka. Isu-isu relevan yang tidak diharapkan, hendaknya diikuti lagi oleh

pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih banyak informasi. Subyek yang

diwawancarai adalah kelompok yang terpilih dan kelompok campuran. Dalam

wawancara, peneliti tidak hanya menggali data secara formal tetapi juga

menggunakan teknik investigasi sebagai data pembanding. Ini dilakukan

karena paradigma penelitian yang merupakan paradigma kritis. Alasan

Page 71: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

55

penggunaan data investigasi karena diduga sumber informasi cenderung

memberikan jawaban-jawaban yang normatif pada saat dilakukan wawancara

secara formal.

3. Studi literatur

Studi literatur merupakan bagian penelusuran data sekunder. Kegiatan yang

dilakukan adalah dengan mempelajari dan menggali dokumen-dokumen

tertulis yang memiliki hubungan dengan tema penelitian.

Secara umum gambaran data dan instrumen dapat dipetakan dalam Tabel 1

berikut ini.

Tabel 1. Data, sumber informasi dan instrumen Sumber Informasi Data Instrumen Lurah Kenanga atau staf Gambaran umum obyek

penelitian • Penggalian Dokumen

monogram kelurahan Kenanga

• Wawancara mendalam • Fasilitator kelurahan • Anggota BKM • Sekretaris BKM • Manajer UPK • Masyarakat dari keluarga

penghasilan menengah ke atas. • Masyarakat dari rumah tangga

miskin (RTM). • Masyarakat berpengaruh atau

tokoh agama (opinion leader) • KSM (Pemanfaat program) • Relawan • Simpul-simpul komunikasi

• Model komunikasi tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri.

• Aplikasi model komunikasi sekuensial dalam komunikasi tingkat basis.

• Model komunikasi dalam aspek gender.

• Komunikasi kegiatan pinjaman bergulir.

• Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam

• Anggota BKM • Sekretaris BKM • Manajer UPK • Masyarakat dari keluarga

penghasilan menengah ke atas. • Masyarakat dari rumah tangga

miskin (RTM). • Masyarakat berpengaruh atau

tokoh agama (opinion leader) • KSM (Pemanfaat program) • Relawan • Simpul-simpul komunikasi

• Internalisasi kegiatan PNPM Mandiri.

• Citra kegiatan PNPM Mandiri

• Internalisasi Berdasarkan Keragaman Karakteristik

• Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam

• Anggota BKM • Sekretaris BKM • Manajer UPK • Masyarakat dari rumah tangga

miskin. • KSM (Pemanfaat program) • Relawan

• Gambaran kegiatan pinjaman bergulir

• Aksesibilitas perempuan terhadap pinjaman bergulir

• Peran perempuan dalam kelembagaan UPK

• Tanggung jawab perempuan dalam pelaksanaan pinjaman bergulir

• Pembangunan kontrol sosial kegiatan pinjaman bergulir

• Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam

Page 72: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

56

Analisis Data

Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya

hubungan semantis antar peubah yang sedang diteliti. Tujuannya agar peneliti

mendapatkan makna hubungan antar peubah sehingga dapat digunakan untuk

menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar peubah

sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan

angka-angka seperti pada analisis kuantitatif.

Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis

data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan

mempunyai makna. Prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam beberapa

langkah, yaitu: (Bungin 2003).

1. Mengorganisasi data: cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data

yang ada sehingga dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitian dan

membuang data yang tidak sesuai;

2. Membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah

menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena harus

mengelompokkan data yang ada ke dalam suatu kategori dengan tema masing-

masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas;

3. Mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti

memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus

mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna

yang terkandung dalam data tersebut;

4. Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisis kualitatif yang

tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata,

frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk

mendeskripsikan data dan hasil analisisnya.

Hipotesis Pengarah

Pola pembangunan dewasa ini mengisyaratkan perlunya peran serta

masyarakat. Hal ini menunjukkan partisipasi merupakan kata kunci penting

keberhasilan pembangunan. Diyakini dengan pola komunikasi partisipatif ini akan

lebih memudahkan internalisasi pembangunan di masyarakat termasuk di

Page 73: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

57

dalamnya akan menciptakan akses, peran, pemanfaatan dan kontrol dari sisi

gender yang berkeadilan.

Perwujudan dari konsep ini adalah kegiatan PNPM Mandiri. Salah satu

lokasi kegiatan PNPM Mandiri adalah Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber

Kabupaten Cirebon. Di Kelurahan Kenanga sendiri, kegiatan PNPM sudah

berlangsung kurang lebih lima tahun. Tentunya dengan keadaan ini kegiatan

PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga telah mencapai titik ideal dalam

pemberdayan masyarakat.

Berdasarkan pada pemaparan di atas dapat ditarik hipotesis pengarah

sebagai berikut:

1. Kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga menggunakan pola

komunikasi program dengan pola komunikasi partisipatif.

2. Internalisasi kegiatan sudah mengarah kepada pencitraan dan aktivasi yang

tepat.

3. Secara isu gender, dalam kegiatan pinjaman bergulir telah terbangun keadilan

gender.

Page 74: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

59

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Obyek Penelitian

Kondisi Geografis dan Administrasi

Kelurahan Kenanga terletak di Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon

Provinsi Jawa Barat. Jarak dengan pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon kurang

lebih 2 km. Jarak dengan ibu kota provinsi kurang lebih 120 km dan jarak dengan

ibu kota negara mencapai 220 km. Dilihat dari batas wilayah Kelurahan Kenanga

berbatasan dengan desa atau kelurahan sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Desa Kejuden Kecamatan Depok

• Sebelah Timur : Kelurahan Tukmudal Kecamatan Sumber

• Sebelah Selatan : Desa Sindang Jawa Kecamatan Dukuhpuntang

• Sebelah Barat : Desa Karang Wangi Kecamatan Depok

Luas wilayah Kelurahan Kenanga mencapai 186,65 ha. Dilihat dari

peruntukkan lahan, terdiri dari berbagai peruntukkan yaitu sebagai berikut:

• Jalan : 9,33 ha

• Sawah dan Ladang : 139,98 ha

• Bangunan Umum : 1,86 ha

• Pemukiman/perumahan : 31,75 ha

• Pemakaman : 3,73 ha

Secara administratif pembagian wilayah, Kelurahan Kenanga terdiri dari

tujuh RW dan 25 RT. Setiap RT terbagi menjadi beberapa blok atau kampung.

Pembagian wilayah ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Pembagian wilayah RW Jumlah RT Blok yang Tergabung 01 4 RT Karang Gayam dan Blok Desa 02 3 RT Pesantren, Lebak Jambu dan Karang Mingkrik 03 4 RT Tengah dan Jorogan 04 3 RT Lebak dan Kedung Mara 05 3 RT Kenanga Sari, Tuan Rante dan Tanjung Sari 06 5 RT Palsanga, Kranten, Jamsari dan Pontas 07 3 RT Cigugur dan Warung Kidul

Sumber: Kelurahan Kenanga, 2010

Page 75: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

60

Kondisi Demografis

Kondisi demografis terdiri dari jumlah penduduk, jumlah penduduk

menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan masyarakat, dan mata pencaharian

masyarakat.

Jumlah penduduk Kelurahan Kenanga pada tahun 2010 mencapai 7.809

jiwa dengan 1.561 kepala keluarga (KK). Berdasarkan jenis kelamin penduduk

laki-laki 3.946 jiwa dan perempuan mencapai 3.863 jiwa. Adapun tingkat

penyebaran penduduk berdasarkan rukun warga (RW), dapat dilihat pada Tabel 3

berikut ini.

Tabel 3. Penduduk berdasarkan sebaran tingkat RW

Lokasi Jumlah

Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa)

RW 01 684 708 1392 RW 02 683 491 1174 RW 03 527 572 1099 RW 04 410 402 812 RW 05 517 526 1043 RW 06 713 720 1433 RW 07 412 444 856 Jumlah 3946 3863 7809

Sumber: Kelurahan Kenanga, 2010

Berdasarkan tingkat pendidikan sebagaian besar penduduk Kelurahan

Kenanga berpendidikan sekolah dasar yang mencapai 2.985 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa sumberdaya manusia di Kelurahan Kenanga masih rendah.

Sedangkan masyarakat yang pernah mengecap pendidikan tinggi sampai tahun

2010 mencapai 69 orang.

Berdasarkan sebaran tingkat rukun warga dilihat dari tingkat pendidikan

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan sebaran tingkat RW

Lokasi Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Pendidikan Tinggi

RW 01 532 331 177 13 RW 02 449 279 149 9 RW 03 420 261 140 8 RW 04 310 193 103 6 RW 05 399 248 133 8 RW 06 548 341 182 12 RW 07 327 203 109 7 Jumlah 2985 1856 933 69

Sumber: Kelurahan Kenanga, 2010

Page 76: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

61

Dilihat dari jenis mata pencaharian, sebagian besar penduduk Kelurahan

Kenanga berprofesi sebagai buruh yang mencapai 2.244 orang. Sebagaian besar

diserap pada sektor usaha atau industri rotan. Keadaan ini disebabkan tingkat

pertumbuhan industri yang sangat tinggi di wilayah sekitar Kelurahan Kenanga

pada era 90an. Pada tahun tersebut pembangunan pabrik-pabrik di sekitar

Kelurahan Kenanga begitu pesat dengan konsep padat karya.

Perubahan mata pencaharian masyarakat, berimplikasi terhadap kegiatan

ekonomi lainnya seperti halnya di bidang pertanian. Usaha pertanian sekarang ini

hanya dilakukan oleh kelompok masyarakat dari golongan tua hanya sebagian

kecil saja kelompok muda menjadi petani. Rendahnya masyarakat menggeluti

usaha pertanian dikarenakan tawaran usaha di sekor industri lebih menjanjikan

dan lebih praktis.

Dilihat dalam kajian gender, jumlah masyarakat yang bekerja tidak

didominasi oleh kaum laki-laki. Industrialisasi di bidang usaha rotan, telah

membuka peluang yang sangat luas bagi kaum perempuan untuk bekerja pada

sektor publik. Sebagaian besar mereka bekerja sebagai buruh kasar seperti bagian

ampelas (proses penghalusan produk hasil rotan), packing (mengemas produk

rotan yang sudah jadi).

Adapun tingkat penyebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian atau

pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Jumlah penduduk Kelurahan Kenanga berdasarkan mata pencaharian

Lokasi

Jenis Mata Pencaharian atau Pekerjaan

PNS / BUMN Petani Pedagang /

Wiraswasta / Jasa

Buruh

RW 01 11 259 295 355 RW 02 9 237 275 332 RW 03 9 247 287 347 RW 04 8 200 232 280 RW 05 7 187 217 262 RW 06 11 282 327 395 RW 07 7 194 225 273 Jumlah 62 1606 1858 2244

Sumber: Kelurahan Kenanga, 2010

Page 77: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

62

Pelapisan Masyarakat dan Kegiatan PNPM Mandiri

Pelapisan masyarakat adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke

dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan

kelas-kelas rendah. Dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan

dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai

sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. (Sorokin dalam

Soekanto 1990).

Pelapisan masyarakat menunjukkan adanya diferensiasi masyarakat.

Dalam konteks masyarakat Kelurahan Kenanga, dipetakan menjadi beberapa

diferensiasi, antara lain; (1). Kelompok alim ulama. (2). Kelompok kaya (3).

Kelompok masyarakat berpendidikan (4). Kelompok masyarakat biasa. Peran dan

kontribusi setiap kelompok bersifat khas dan memiliki keajegan. Artinya setiap

kelas ini memiliki job area tersendiri, khususnya dalam pembangunan

masyarakat.

Dari kelompok yang ada, alim ulama merupakan kelompok yang paling

dihormati dan paling banyak didengar suaranya. Karakter alim ulama di

Kelurahan Kenanga, dibangun sistem trah keluarga. Artinya kelompok ini hanya

muncul dari keluarga tertentu. Di Kelurahan Kenanga terdapat empat keluarga

besar alim ulama dan dominasi simbol-simbol ulama masih dipegang oleh

masyarakat dari empat keluarga tersebut.

Peran ulama di masyarakat cenderung memposisikan diri untuk bidang

pendidikan terutama pendidikan agama baik formal atau informal. Kegiatan

pendidikan lazimnya diselenggarakan di madrasah atau mushola. Mereka

mengelola majelis taklim dan kelompok jam’iyah yang telah eksis sangat lama.

Peran mereka telah menciptakan kultur beragama masyarakat Kelurahan Kenanga

dalam kultur beragama nahdliyin.

Peran alim ulama pada bidang lainnya masih sangat terbatas. Hal ini dapat

dilihat kiprah mereka pada lembaga formal seperti Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) masih sangat rendah, termasuk dalam kegiatan

PNPM Mandiri.

Kelompok kedua adalah kelompok masyarakat kaya. Mereka terdiri dari

petani dan pedagang. Kelompok ini memiliki simbol atau ciri gelar keagamaan

Page 78: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

63

seperti haji. Karakter mereka dalam pembangunan bersifat reaktif. Bahkan ada

kecenderungan kepedulian mereka terhadap refleksi kemiskinan sangat rendah.

Dalam konteks PNPM Mandiri, peran mereka masih sebatas sebagai

penyedia dana (donatur) dan tidak tidak terlibat secara teknis di lapangan. Salah

satu alasan yang pokok adalah kesibukan. Hal ini menunjukkan kesadaran

kelompok ini, masih bersifat kesadaran naif. Artinya kiprah mereka tidak didasari

atas kepedulian terhadap refleksi kemiskinan masyarakat melainkan akibat

stimuli-stimuli oleh relawan.

Kelompok ketiga adalah masyarakat berpendidikan tinggi. Mereka

memiliki kriteria yaitu gelar akademik yang dimilikinya. Kelompok masyarakat

pendidikan tinggi terpilah dalam dua kelompok yaitu kelompok tua dan muda.

Pembagian kelompok masyarakat pendidikan ini akan memiliki korelasi terhadap

peran mereka dalam pembangunan.

Sementara ini, kelompok masyarakat berpendidikan tinggi memiliki citra

positif dari masyarakat sebagai agen pembangunan. Masyarakat memiliki harapan

yang besar pada kelompok ini, karena mereka diyakini mampu untuk mengelola

berbagai program termasuk PNPM Mandiri. Dalam kegiatan PNPM Mandiri

kelompok masyarakat berpendidikan tinggi terutama dari kalangan muda,

memiliki peran yang sangat besar. Mereka terdistribusi di berbagai elemen yang

menggerakkan PNPM Mandiri salah satunya Badan Keswadayaan Masyarakat

(BKM). Dari 13 anggota BKM enam di antaranya memiliki jenjang pendidikan

tinggi. Selain itu, peran mereka banyak terdistribusi pada Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM). Namun dalam tinjauan kritis, peran mereka masih sebatas

dalam catatan administrasi. Dalam langkah praktis, kelompok masyarakat

pendidikan tinggi belum menunjukkan kinerja sebagai agen pembangunan. Hal ini

bisa terlihat dari kiprah mereka di BKM. Dari enam orang hanya seorang yang

memiliki kiprah yang aktif dalam kegiatan PNPM Mandiri.

Kelompok keempat adalah masyarakat umum yang terdiri dari kelompok

masyarakat yang tidak masuk dalam kriteria ketiga kelompok tadi. Secara

kuantitas, jumlah mereka dalam kegiatan PNPM Mandiri sangat signifikan.

Bahkan peran mereka dalam menggerakkan masyarakat sangat baik, termasuk

Page 79: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

64

kontribusi mereka dalam pembuatan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan PNPM

Mandiri.

Peran mereka terdistribusi dalam job area yang bervariatif, di antaranya

sebagai relawan yang terlibat dalam berbagai kegiatan PNPM Mandiri. Kegiatan

tersebut antara lain, pemetaan swadaya satu (PS1), pemetaan swadaya dua (PS2),

simpul komunikasi dan rembug-rembug warga. Alasan yang paling mendasar

tingginya peran serta mereka disebabkan ada sebuah harapan besar pada PNPM

Mandiri yaitu perubahan pada diri mereka. Hal ini disebabkan mereka dijadikan

sebagai prioritas pemanfaat pada kegiatan PNPM mandiri.

Diferensiasi masyarakat yang ada, tidak serta merta menimbulkan

polarisasi. Pada pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri, sudah memunculkan

kerangka yang sinergi antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang

lainnya. Kondisi ini merupakan sebuah cerminan munculnya tapak-tapak

pembangunan yang berbasis masyarakat (bottom up) di Kelurahan Kenanga.

Sistem Komunikasi Masyarakat

Memaknai sistem komunikasi masyarakat memiliki peubah yang sangat

kompleks. Dalam kajian Lasswell, sebuah sistem komunikasi dapat ditelusuri dari

aspek komunikator, pesan, saluran komunikasi, komunikan dan efek yang

ditimbulkan. Dalam kajian ini, pemaknaan sistem komunikasi dibatasi pada kajian

komunikasi yang bersifat internal masyarakat dan komunikasi dengan unsur

eksternal masyarakat.

Komunikasi internal antar masyarakat lebih banyak dilakukan dengan

komunikasi primer. Hal ini disebabkan sarana-sarana interaksi sosial masyarakat

baik dalam suasana formal maupun informal masih tetap terpelihara. Misalnya

mushola yang tidak hanya difungsikan sebatas tempat beribadah, tapi juga

dijadikan sebagai sarana interaksi sosial antar masyarakat. Begitupun dengan

majelis-majelis taklim, acara-acara keagamaan yang eksistensinya tetap

terpelihara. Ini menunjukkan interaksi sosial antar masyarakat masih kuat yang

menjadikan tingkat kekerabatan masyarakat masih sangat tinggi.

Tingkat kekerabatan yang masih tinggi menjadikan corak saling tolong-

menolong dan gotong-royong masih menjadi warna dalam kehidupan masyarakat.

Hal ini dapat dilihat pada budaya sambatan (meminta bantuan) dalam acara

Page 80: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

65

hajatan keluarga, kematian yang masih tetap terpelihara dengan baik. Meski

kekerabatannya masih sangat tinggi bukan berarti tidak ada konflik dalam

masyarakat.

Konflik yang ada dalam masyarakat memiliki dua bentuk yaitu konflik

yang bersifat domestik dan publik. Untuk konflik yang bersifat publik, biasanya

banyak bersentuhan dengan bantuan-bantuan program pemerintah, seperti

penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), beras untuk miskin (Raskin),

program yang dilaksanakan oleh LPMK dan termasuk kegiatan dalam PNPM

Mandiri. Dari pemetaan dapat disimpulkan bahwa konflik yang bersifat publik

disebabkan distribusi keadilan yang tidak proporsional dan budaya saling

ketidakpercayaan antar komponen masyarakat.

Penajaman tentang komunikasi dengan dunia luar dapat dilihat pada aspek,

media atau gatekeeper, dan tingkat kosmopolitan masyarakat. Media untuk

berinteraksi dengan dunia luar banyak menggunakan sarana media elektronik.

Dalam kaitan ini budaya tutur lebih kuat dibandingkan dengan budaya literasi

dalam akses informasi dengan dunia luar. Hasil pengamatan menunjukkan di RT

01/02 (Blok Pesantren) hanya seorang kepala keluarga yang rutin berlangganan

surat kabar. Begitupun di RT 03/01 (Blok Karang Gayam Selatan), hanya satu

kepala keluarga yang berlangganan surat kabar.

Peran opinion leader atau gatekeeper sebagai penyambung pesan kepada

masyarakat sudah tidak berfungsi. Masyarakat secara mandiri telah mampu

mengakses sumber-sumber informasi.

Penetrasi media massa, diyakini dapat mempersempit ruang interaksi

sosial yang akan menimbulkan perubahan sosial, namun kondisi ini tidak berlaku

secara mutlak pada masyarakat Kelurahan Kenanga. Sementara ini perubahan-

perubahan sosial yang ada pada masyarakat masih dalam batas-batas kewajaran.

Hal ini dapat dilihat masih berfungsinya kontrol sosial antar masyarakat, budaya

saling menolong dan kepekaan sosial yang masih ada.

Page 81: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

66

Komunikasi Tingkat Basis Kegiatan PNPM Mandiri

Komunikasi Tingkat Basis dalam Berbagai Dimensi

PNPM Mandiri pertama kali masuk ke Kelurahan Kenanga pada tahun

2006 dengan nama program program P2KP (program penanggulangan kemiskinan

perkotaan). Selanjutnya pada tahun 2009 program ini berganti nama dengan

PNPM Mandiri Perdesaan yang disebut dengan PNPM MP, yang kemudian lebih

banyak disebut sebagai PNPM Mandiri.

PNPM Mandiri memiliki berbagai siklus yang setiap siklus memiliki

kekhasan terhadap aspek komunikasi. Siklus yang ada dalam kegiatan PNPM

Mandiri dapat gambarkan sebagai berikut.

Gambar 7. Siklus kegiatan PNPM Mandiri

Tahap pelaksanaan: • Pembentukan KSM • Pembuatan skala

prioritas • Pembuatan proposal

kegiatan • LPJ

Tahap persiapan: • PS 1 (refleksi

kemiskinan) • PS2 • Pembentukan

kelembagaan

Tahap perencanan: • Legalitas

kelembagaan • Pembuatan PJM

Renta

Tahap evaluasi: Rapat warga tahunan

(RWT)

Dukungan komunikasi

Keputusan RKM

Page 82: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

67

Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan bahwa kegiatan PNPM Mandiri

memiliki mekanisme proses yang sirkular. Setiap proses terdapat indikator-

indikator kerja yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Untuk mencapai indikator

tersebut diadakan bimbingan oleh fasilitator kelurahan di setiap proses yang ada.

Selain itu, komunikasi antara masyarakat selalu dibangun baik dalam konteks

organisasi maupun individu. Oleh karena itu, komunikasi merupakan bagian

integral kegiatan PNPM Mandiri yang merupakan pilar penting dalam

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri.

Tahap awal kegiatan PNPM Mandiri adalah rapat kesiapan masyarakat

(RKM). Untuk memahami situasi komunikasi pada siklus PNPM Mandiri di

Kelurahan Kenanga dapat dilihat pada matriks berikut.

Tabel 6 Matriks situasi komunikasi pada kegiatan rapat kesiapan masyarakat kegiatan PNPM Mandiri

No Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan 1 Pelaku Komunikasi • Masyarakat

• Fasilitator • Aparat kelurahan

2 Pola Komunikasi • Komunikasi partisipatif dalam hal ini masyarakat diberikan pilihan untuk menerima atau menolak kegiatan P2KP.

• Linier dalam hal ini masyarakat diberikan pelatihan untuk menjalankan siklus-siklus PNPM Mandiri.

3 Bentuk Kegiatan • Rembug warga • Rekruitmen relawan

4 Output • Adanya persetujuan masyarakat terhadap kegiatan P2KP

• Terbentuknya tim relawan yang akan menjalankan siklus-siklus PNPM Mandiri.

• Terbentuknya kesadaran dan refleksi kemiskinan.

• Terbentuknya kesetiakawanan sosial masyarakat.

Pada kegiatan RKM dilihat pada tingkat partisipasi dari sisi gender banyak

didominasi oleh kelompok perempuan. Hal ini dapat dilihat dari proporsi relawan

yang direkrut dalam RKM yang kebanyakan perempuan.

Dalam kegiatan RKM terdapat catatan penting mengenai sinergitas

hubungan antara masyarakat dengan pihak Pemerintah Kelurahan Kenanga. Pada

saat itu pihak Kelurahan Kenanga kurang merespon positif kegiatan P2KP yang

Page 83: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

68

dapat dilihat dari dukungan fasilitas Pemerintah Kelurahan Kenanga, yang tidak

maksimal. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh STR mantan koordinator

relawan berikut ini.

“Informasi yang saya dapatkan seolah-olah pihak kelurahan dalam hal ini Lurah Kenanga pada saat itu tidak merespon apa yang menjadi keinginan masyarakat. Namun untuk persoalan tersebut sudah menjadi ranah antara fasilitator kelurahan, koordinator kota, penanggung jawab operasional kecamatan (PJOK) dan satuan kerja kabupaten (Satker Kabupaten).”

Setelah adanya pakta integritas masyarakat terhadap kesiapan pelaksanaan

kegiatan, dan terbentuknya relawan, kegiatan PNPM Mandiri dilanjutkan dengan

siklus persiapan. Untuk memahami situasi komunikasi pada siklus tahap persiapan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Matriks situasi komunikasi pada fase persiapan kegiatan PNPM Mandiri

No Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan 1 Pelaku Komunikasi • Relawan

• Fasilitator 2 Pola Komunikasi • Komunikasi partisipatif . Pola ini dilakukan pada

kegiatan pemetaan swadaya satu (PS1) dan pemetaan swadaya dua. (PS2)

• Linier dalam hal ini relawan diberikan pelatihan dalam melaksanakan kegiatan PS1 dan PS2.

3 Bentuk Kegiatan • Rembug warga dalam membuat batasan atau refleksi kemiskinan (kegiatan PS1)

• Kegiatan PS2 yaitu pembuatan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil refleksi kemiskinan yang ada pada masyarakat Kelurahan Kenanga.

• Pembentukan kelembagaan masyarakat yang menjalankan kegiatan PNPM Mandiri.

4 Output • Adanya refleksi kemiskinan yang sesuai dengan situasi yang ada pada masyarakat Kelurahan Kenanga.

• Adanya data-data kuantitatif dan kualitatif tentang kondisi kemiskinan yang ada pada masyarakat Kelurahan Kenanga.

• Terbentuknya Badan Keswadayaan Masyarakat.

Pada fase persiapan titik tolak kegiatan komunikasi pada lebih ditujukan

sebagai sarana untuk menstimuli kepekaan masyarakat terhadap kemiskinan yang

diharapkan munculnya sebuah langkah strategis yang bersifat swakelola, dan

swadaya dalam penanggulangan kemiskinan.

Page 84: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

69

Kegaiatan yang dilakukan pada siklus tahap persiapan dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 8. Alur kegiatan PNPM Mandiri fase persiapan.

Pemetaan swadaya satu berupa refleksi kemiskinan dan pembuatan konsep

kemiskinan berdasarkan keadaan terkini masyarakat Kelurahan Kenanga.

Pemetaan swadaya dua yaitu mengimplementasikan PS1 yaitu dengan melakukan

pendataan kondisi-kondisi masyarakat, termasuk di dalamnya identifikasi

pemanfaat PNPM Mandiri.

Berdasarkan penelusuran lapangan data hasil PS2 tingkat akurasinya

sangat rendah terutama pada persoalan data pemanfaat program. Data-data yang

ada pada PS 2 banyak ketidakcocokan dengan kondisi yang ada. Salah satunya

banyak warga dari kelompok non miskin menjadi pemanfaat program.

Ketidakakurasian data ini dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama, pemahaman

para relawan terhadap batas-batas kemiskinan (refleksi kemiskinan) yang tidak

dipahami dengan baik. Kedua, adanya persepsi bahwa kegiatan PS2 adalah

kegiatan pendataan masyarakat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Suasana ini bisa dipahami karena momen kegiatan PS2 berbarengan dengan

program-program pemerintah yang bersifat charity seperti halnya bantuan

langsung tunai dan kompensasi pemerintah kepada masyarakat berkaitan konversi

minyak ke gas.

Kegiatan PS 1

Kegiatan PS 2

Pembentukan Kelembagaan BKM

Hasil RKM

Page 85: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

70

Ketidakakuratan data PS2 memiliki berbagai implikasi, di antaranya

pembuatan program jangka menengah (PJM), rencana tahunan (Renta) yang pada

akhirnya terdapat program-program yang tidak tepat sasaran.

Setelah kegiatan PS2 selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembentukkan

kelembagaan masyarakat dalam hal ini Badan Keswadyaan mayarakat (BKM).

BKM dipilih dengan mekanisme demokrasi. Setiap warga berhak mencalonkan

diri sebagai anggota BKM.

Kegiatan pembentukan kelembagaan dilakukan oleh panitia yang direkrut

dari para relawan. Sebelum pelaksanaan pemilihan, panitia diberikan pembekalan

dan diadakan sosialisasi kepada masyarakat.

Sosialisasi kepada masyarakat lebih cenderung dengan menggunakan

komunikasi sekunder dalam bentuk pamflet dan stiker yang dipasang pada

tempat-tempat strategis. Pendekatan komunikasi primer, dalam bentuk rembug

warga tidak dilaksanakan secara maksimal. Konsekuensi pendekatan sosialisasi

seperti ini menjadikan tingkat pemahaman masyarakat pada BKM menjadi tidak

terarah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kualitas pemahaman anggota-anggota

BKM priode 2007-2009 yang rendah terhadap tugas pokok fungsi BKM.

Secara teknis, pembentukan kelembagaan dapat digambarkan pada

Gambar 9 berikut ini.

Gambar 9. Alur pembentukan kelembagaan BKM

Pemilihan tingkat RT

Pemilihan tingkat kelurahan

Masyarakat pada tingkat RT, memilih perwakilan RT untuk dikompetisikan pada tingkat kelurahan.

Mekanisme pemilihan ini bisa dengan rembug warga atau pemilihan. Setiap warga berhak untuk

mencalonkan diri untuk menjadi perwakilan RT pada pemilihan tingkat kelurahan. Calon dari tiap RT yang

akan diikutkan dalam pemilihan tingkat kelurahan berjumlah minimal 7 orang.

Perwakilan dari tiap RT, akan dikompetisikan pada kegiatan pemilihan di tingkat kelurahan yang mengambil 13 orang sebagai anggota BKM. Pada kegiatan ini hak

pilih dan memilih adalah anggota perwakilan RT. Syarat sah pemilihan manakala dihadiri tiga perempat

perwakilan RT.

Berdirinya kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

BKM membuat legal formal pendirian kelembagaan dan AD ART dan membentuk unit-unit kerja yang terdiri dari Unit Pengelola Lingkungan (UPK), Unit Pengelola Sosial

(UPS) dan Unit Pengelola Keuangan (UPK).

Page 86: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

71

Secara anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, anggota BKM Pondok

Pari Bangkit dipilih untuk masa bakti dua tahun. Berdasarkan penggalian data di

lapangan, kualitas SDM anggota BKM sangat rendah. Hal ini bisa dilihat dari

berbagai sudut pandang dan yang paling sederhana adalah kiprah anggota dalam

organisasi yang masih rendah. Dari 13 anggota BKM di antara dua priode ini

maksimal hanya 3 orang setiap priodenya yang memiliki kiprah yang aktif.

Rendahnya kualitas SDM BKM Pondok Pari Bangkit disebabkan berbagi

faktor. Pertama mekanisme pemilihan yang memberikan peluang seluas-luasnya

bagi siapa saja untuk dapat mencalonkan diri menjadi anggota BKM. Pola

pemilihan seperti seperti hanya mendapatkan anggota-anggota BKM berdasarkan

ketokohan atau kefiguran. Hal ini menjadikan BKM hanyalah kumpulan para

tokoh-tokoh masyarakat yang tingkat kompetensi dalam melaksanakan program

masih diragukan. Kedua pola organisasi BKM yang sangat berbeda antara filosofi

organisasi dan teknis operasi organisasi. Secara filosofi BKM merupakan

organisasi sosial yang berbasis keswadayaan, tetapi pada pelaksanaan organisasi

harus dijalankan dengan profesionalisme yang menuntut waktu, tenaga, pikiran

dan biaya yang tidak sedikit.

Ketimpangan antara filosofi dan teknik operasi organisasi, menjadikan

suasana organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. BKM hanya bekerja sesuai

siklus-siklus yang telah ditentukan oleh regulator. Keadaaan ini menjadikan

kegiatan di BKM bersifat stagnan. Keadaan ini juga berlaku pada unit-unit yang

ada pada BKM, terkecuali unit pengelola keuangan (UPK).

Setelah terbentuknya kelembagaan BKM siklus berikutnya adalah

pembuatan perencanaan dalam bentuk program jangka menengah (PJM) dan

rencana tahunan (Renta). Sumber dalam membuat perencanaan program kerja

adalah data dari PS2. Pada pelaksanaannya tim perumus PJM tetap harus

membuat verifikasi data PS2 berdasarkan input dari masyarakat.

Page 87: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

72

Situasi komunikasi dalam tahap perencanaan dapat digambarkan pada

matriks berikut ini.

Tabel 8. Matriks situasi komunikasi pada fase perencanan kegiatan PNPM Mandiri

No Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan 1 Pelaku Komunikasi • Kelembagaan BKM

• Kelembagaan LPMK • Pemerintah Kelurahan

2 Pola Komunikasi • Komunikasi partisipatif . Pola ini dilakukan pada rembug BKM dalam menyususn dokumen PJM dan Renta.

• Linier dalam hal ini anggota BKM diberikan pelatihan dalam menyusun program jangka panjang (PJM) dan rencana tahunan (Renta)

3 Bentuk Kegiatan • Rembug BKM, LPMK dan pihak kelurahan. 4 Output • Dokumen PJM selama 3 tahun

• Dokumen Renta selama 1 tahun • Data pemanfaat program

Pokok pemikiran dalam pembuatan perencanaan kerja BKM adalah

penanggulangan kemiskinan yang meliputi tiga aspek, yaitu di bidang lingkungan

sosial dan ekonomi. Proses siklus pembuatan perencanaan kegiatan BKM dapat

dilihat pada Gambar 10 berikut ini.

Gambar 10. Kegiatan pada fase perencanaan PNPM Mandiri

Pembentukkan tim perumus PJM dan

Renta

Perumusan PJM dan Renta

Tim perumus terdiri dari gabungan lintas lembaga dalam hal ini Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan (LPMK) Kenanga, Pemerintahan Kelurahan Kenanga dan Badan Keswadayaan

(BKM) Pondok Pari Bangkit Kelurahan Kenanga.

Memasukkan data-data di PS2 dan data tambahan dari masyarakat (validasi) dalam dokumen PJM dan

Renta yang dituangkan dalam aksi kegiatan

Pengesahan PJM dan Renta

Data-data yang sudah terdokumentasikan di PJM, selanjutnya ditandatangani oleh tim perumus dan

seluruh anggota BKM.

Pelaksanaan Program

Page 88: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

73

Secara petunjuk teknis pembuatan PJM dan Renta harus melibatkan

berbagai elemen atau lembaga yang berkepentingan dengan pembangunan di

Kelurahan Kenanga sebagai tim perumus. Hal ini ditujukan untuk menciptakan

sinergitas program antarelemen lembaga yang ada di Kelurahan Kenanga. Dalam

aplikasinya, perumusan PJM dan Renta hanya dilakukan oleh BKM, termasuk

untuk PJM 2010 sampai 2013.

Komunikasi antarlembaga yang berkepentingan dengan pembangunan di

Kelurahan Kenanga, sementara ini tidak dibangun dengan baik. Hal ini

menimbulkan terjadinya tumpang tindih program, antara program dari pemerintah

kelurahan, LPMK dan BKM. Mensikapi keadaan ini BKM Pondok Pari bangkit

telah membangun rintisan komunikasi antarlembaga pemangku kepentingan

pembangunan, salah satunya membuka jalur komunikasi dengan forum

komunikasi RT dan RW Kelurahan Kenanga.

Setelah terbentuknya program kerja, baik jangka menengah dan rencana

tahunan siklus kegiatan PNPM Mandiri berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh kelompok swadaya

masyarakat (KSM).

Situasi komunikasi dalam tahap pelaksanaan dapat digambarkan pada

matriks berikut ini.

Tabel 9. Matriks situasi komunikasi pada fase pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri

No Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan 1 Pelaku

Komunikasi • BKM • KSM • Masyarakat

2 Pola Komunikasi • Komunikasi partisipatif . Pola ini dilakukan pada sosialisasi PJM dan Renta dan sosialisasi swadaya masyarakat

• Linier dalam hal ini KSM diberikan pelatihan dalam melaksanakan program dari tahap proposal sampai penyusunan laporan pertanggungjwaban.

3 Bentuk Kegiatan • Rembug masyarakat. • Pelatihan.

4 Output • Terlaksananya kegiatan sesuai dengan PJM dan Renta • Terlaksananya kegiatan PNPM Mandiri berdasarkan

aturan-aturan.

Page 89: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

74

Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri terdiri dari tiga kegiatan yang

meliputi kegiatan bidang lingkungan, sosial dan ekonomi. Pelaksanaan kegiatan

tersebut dapat digambarkan pada Gambar 11 berikut ini.

Gambar 11. Proses kegiatan dalam siklus pelaksanaan

Dari sisi teknis pelaksanaan, pola komunikasi organisasi tidak dibangun

dengan baik. Hal ini dapat dilihat peran-peran KSM yang hanya sebagai pelaksana

lapangan. Untuk pekerjaan pembuatan proposal dan LPJ dibebankan kepada

BKM. Muncul kesan hubungan komunikasi antara BKM dengan KSM adalah

komunikasi transaksional. Hubungan komunikasi terselenggara hanya pada saat

pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri setiap tahun harus diadakan review.

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat evaluasi-evaluasi selama satu tahun

kegiatan. Aspek-aspek yang direview adalah keuangan, kelembagaan dan program

kerja. Untuk aspek keuangan, selain review internal dilakukan juga audit oleh

pihak auditor independen. Salah satu dasar pembuatan review adalah hasil rapat

warga tahunan (RWT).

Sosialisasi PJM Renta

Pembentukkan dan pengajuan KSM ke

BKM

BKM bersama unit-unit pelaksana melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Setelah sosialisasi diharapkan masyarakat dapat membentuk KSM, dan mengajukan ke BKM.

Pelatihan KSM BKM bersama fasilitator kelurahan memberikan

pelatihan beupa petunjuk teknis pelaksanaan program

Pembuatan proposal

Sosialisasi kepada masyarakat

Pelaksanaan kegiatan

Laporan pertanggungjawaban

(LPJ)

Sosialisasi dalam rangka untuk mendapat dukungan dari masyarakat dalam bentuk partisipasi.

KSM mengajukan usulan program sesuai dengan berita acara penetapan prioritas kegiatan (BAPPUK)

Pelaksanaan kegiatan berbasis partispasi.

LPJ merupakan implementasi akuntabilitas, transparansi lembaga pengelola PNPM Mandiri.

Page 90: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

75

RWT dilaksanakan sebagai bentuk komunikasi organisasi antara BKM

dengan masyarakat. Dalam kaitan ini BKM mempertanggungjawabkan kegiatan-

kegiatannya selama satu tahun. RWT juga bagian dari upaya untuk mendapatkan

input-input eksternal berkaitan peningkatan kinerja BKM.

Situasi komunikasi dalam tahap evaluasi dapat digambarkan pada matriks

berikut ini.

Tabel 10. Matriks situasi komunikasi pada fase evaluasi kegiatan PNPM Mandiri

No Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan

1 Pelaku Komunikasi

• BKM • Unit-unit kerja BKM • Masyarakat

2 Pola Komunikasi

• Komunikasi partisipatif dalam kaitan ini BKM memberikan kesempatan yang luas pada masyarakat untuk memberikan kritik, saran dan masukan dalam rangka peningkatan kinerja BKM.

3 Bentuk Kegiatan

• Rembug masyarakat.

4 Output • Akuntabilitas dan transparansi kelembagaan BKM • Input masyarakat untuk penguatan kinerja BKM. • Input data kondisi terkini masyarakat (kondisi kemiskinan).

Dalam proses RWT, penyampaian pertanggungjawaban dilakukan oleh

BKM. Dalam hal ini unit-unit pelaksana memberikan progres kegiatan kepada

BKM yang kemudian BKM menyampaikan kepada masyarakat.

Kegiatan RWT dalam kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini.

Gambar 12. Proses pada evaluasi kegiatan PNPM Mandiri

Kinerja UPK

Kinerja UPL

Kinerja UPS

BKM Masyarakat

Page 91: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

76

Telah disebutkan sebelumnya bentuk kegiatan evaluasi adalah Rapat

Warga Tahunan (RWT). Kegiatan ini merupakan momentum untuk melakukan

introspeksi bersama terhadap pelaksana kegiatan PNPM Mandiri.

Pada pelaksanaan RWT partisipasi masyarakat sangat rendah. Dari 150

undangan yang disebarkan, hanya terdapat kurang lebih 30 peserta untuk RWT

tahun 2010. Hal ini sebagaimana yang disampaikan ASP sekretaris BKM Pondok

Pari Bangkit Kelurahan Kenanga.

“RWT merupakan momentum yang tepat khususnya bagi kami BKM tepat bagi kami (BKM) untuk memberikan akuntabilitas dan transparansi kepada masyarakat, namun partisipasi masyarakat untuk hadir masih sangat rendah.”

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam RWT, menunjukkan rendahnya

responsibilitas dan internalisasi terhadap kegiatan PNPM Mandiri. Masyarakat

masih belum memahami bahwa proses kegitan PNPM Mandiri memiliki siklus

kegiatan.

Aplikasi Model Komunikasi Tingkat Basis

Komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri mengisyaratkan proses

komunikasi dengan cakupan luas. Kondisi ini mengundang konsekuensi terhadap

pola komunikasi yang digunakan. Berdasarkan data di lapangan suasana aplikasi

pola komunikasi tingkat basis dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 11. Gambaran suasana aplikasi model komunikasi tingkat basis Obyek Amatan Deskripsi Hasil Amatan

Bentuk Komunikasi Bentuk komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenangadilakukan secara primer dan sekunder.

Pola komunikasi Banyak tahap dalam hal ini proses komunikasi antara sumber dan penerima seringkali tidak bisa dilakukan secara langsung (face to face).

Simpul komunikasi Dalam konteks komunikasi primer Ketua RT, tokoh masyarakat di posisikan sebagai simpul komunikasi.

Nuansa komunikasi Komunikasi primer dengan mengandalkan Ketua RT menjadi simpul komunikasi menjadikan kesan proses komunikasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga bernuansa komunikasi birokrasi.

Kredibilitas simpul komunikasi Rendah, hal ini dilihat dari sering terjadinya miscommunication antara BKM dengan masyarakat.

Page 92: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

77

Komunikasi tingkat basis (antarmasyarakat) kegiatan PNPM Mandiri

menggunakan berbagai model komunikasi, yaitu partisipatif dan linier. Dilihat

dari arus informasi atau pola komunikasi, khususnya antara BKM dan masyarakat

lebih banyak menggunakan komunikasi banyak tahap.

Pola ini didasarkan pada suatu fungsi sekuensial yang tampaknya bisa

terjadi dalam kebanyakan situasi komunikasi, yang tidak menentukan secara

khusus jumlah tahapan (Mugniesyah 2010). Model komunikasi ini bersumberkan

dari teori komunikasi massa. Dalam kaitan ini antara sumber pertama dengan

sasaran khalayak tidak berhubungan secara langsung. Komunikasi antara

kelompok satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh bridge. Menurut Rogers

dan Kincaid (1981) dalam Saleh (2010), bridge adalah individu yang berperan

sebagai penghubung dan sekaligus menjadi anggota klik

Alasan penggunaan simpul-simpul komunikasi karena cover area atau

penetrasi komunikasi yang cukup luas. Kelurahan Kenanga terdiri dari 25 RT 7

RW dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 2.000 KK dengan jumlah

penduduk lebih dari 7.000 jiwa. Hal ini sebagaimana yang disampaikan ASP

Sekretaris BKM Pondok Pari Bangkit Kelurahan Kenanga.

“Di Kelurahan Kenanga terdapat 7 RW, 25 RT dengan 2.000 kepala keluarga (KK). Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dengan masyarakat kami lakukan dengan cara membangun simpul-simpul komunikasi. Simpul komunikasi adalah orang yang kita tunjuk sebagai perwakilan yang diharapkan dapat menyebarkan hasil keputusan rembug warga atau informasi kepada masyarakat. Simpul masyarakat diambil dari tiap perwakilan RT yang terdiri dari tokoh masyarakat yang berpengaruh, ketua RT atau relawan.”

Pola komunikasi sekuensial terutama antara BKM dan masyarakat dapat

digambarkan berikut ini.

Gambar 13. Sekuen-sekuen dalam komunikasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

BKM

Masyarakat

Simpul Komunikasi Simpul Komunikasi Simpul Komunikasi

Page 93: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

78

Dalam pelaksanaan komunikasi yang bersifat sekuensial ini, figur simpul

komunikasi adalah masyarakat yang bersifat bridge, yaitu individu yang berperan

sebagai penghubung dan sekaligus menjadi anggota klik. Individu sentral yang

menjadi simpul komunikasi adalah ketua RT termasuk juga tokoh masyarakat atau

relawan.

Ketua RT sebagai simpul utama komunikasi menunjukkan bahwa

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri masih menggunakan jalur komunikasi

birokrasi. Sementara ini, jalur komunikasi birokrasi di Kelurahan Kenanga

dianggap yang efektif dalam distribusi pesan. Hal ini disebabkan stigma yang

melekat pada masyarakat bahwa pembangunan masih identik dengan birokrasi.

Selain menggunakan simpul-simpul komunikasi kegiatan PNPM Mandiri

di Kelurahan Kenanga menggunakan komunikasi bermedia. Media yang

digunakan adalah media warga dalam bentuk buletin. Nama buletin tersebut

adalah Gema Bangkit yang diterbitkan satu kali dalam satu bulan. Selama proses

penerbitan, kebijakan isi merupakan instruksi atau arahan dari fasilitator

kelurahan. Hal ini menunjukan komunikasi bottom up melalui media warga belum

terbangun.

Buletin Gema Bangkit lebih diarahkan sebagai sarana pencitraan

kelembagaan BKM. Independensi buletin ini belum terbangun dengan baik hal ini

dapat dilihat dari pembiayaan penerbitan buletin yang dibiayai oleh pihak

regulator. Muncul kesan buletin ini sebagai sarana komunikasi antara BKM

dengan regulator bukan sarana komunikasi antara BKM dengan masyarakat.

Buletin Gema Bangkit disebarkan kepada masyarakat dengan cara

dititipkan di tempat strategis seperti toko, kantor kelurahan dan mushola. Buletin

ini diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat dengan jumlah 200 eksemplar

sekali terbit.

Selain buletin, BKM Pondok Pari Bangkit memasang enam buah papan

informasi di tempat-tempat strategis. Papan informasi dilengkapi dengan kotak

saran dan kritik sebagai sarana komunikasi timbal balik antara masyarakat dengan

BKM. Konten dari papan informasi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan

BKM dan unit-unit kerja.

Page 94: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

79

Hasil pengamatan menunjukkan papan informasi tidak dikelola secara

baik. Hal ini dapat dilihat dari updating informasi yang jarang dilakukan oleh

BKM. Updating konten papan informasi dilakukan jika ada instruksi dari

fasilitator.

Dilihat dari kontribusinya, keberadaan media warga di tengah masyarakat

belum memiliki kontribusi dalam diseminasi dan penguatan PNPM Mandiri. Hal

ini dapat dilihat dari respons masyarakat yang sangat rendah dan tidak

berfungsinya media warga sebagai media timbal balik komunikasi antara BKM

dan masyarakat.

Media warga masih belum dianggap penting sebagai sarana komunikasi

pembangunan. Hal ini dikarenakan pola-pola komunikasi dalam masyarakat

cenderung lebih banyak menggunakan pola-pola tutur daripada literasi.

Komunikasi word by mouth dianggap paling efektif dibandingkan dengan

komunikasi bermedia meskipun komunikasi seperti ini sangat rentan dengan

distorsi.

Komunikasi Kegiatan PNPM Mandiri dalam Isu Gender

Pelaksanaan PNPM Mandiri mengisyaratkan adanya keterbukaan pada

semua kelompok masyarakat tanpa harus dibedakan berdasarkan atribut-atribut

yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang selama ini

tersubordinasi diberi peluang yang sama dalam partisipasi pembangunan,

termasuk di dalamnya adalah perempuan.

Dalam kaitan isu gender, terlihat berbagai keragaman situasi antara isu-isu

gender dengan fase-fase kegiatan. Pembahasan isu gender akan dibatasi pada

aspek akses, partisipasi, pemanfaatan dan kontrol.

Page 95: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

80

Kegiatan PNPM Mandiri diawali dengan rapat kesiapan masyarakat

(RKM). Berdasarkan data di lapangan komunikasi dalam isu gender pada kegiatan

rapat kesiapan masyarakat dapat dilihat pada matriks berikut ini.

Tabel 12. Matriks komunikasi isu gender dalam tahap rapat kesiapan masyarakat pada kegiatan PNPM Mandiri

No Komunikasi dalam Isu Gender

Rapat Kesiapan Masyarakat

Hasil Amatan

1 Akses Pada kegiatan RKM membuka peluang yang sama antara laki-laki dan perempuan.

2 Partisipasi Berdasarkan catatan kegiatan RKM dilihat dari jumlah peserta tidak ada perbedaan yang mencolok antara laki-laki dan perempuan.

3 Pemanfaatan RKM dijadikan sebagai sarana atau momentum masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam melakukan perubahan.

4 Kontrol Kontrol dalam kegiatan ini lebih cenderung dilakukan oleh laki-laki. Dalam RKM perempuan bersifat pasif.

Kegiatan RKM dilihat dari aspek komunikasi dalam isu gender tidak ada

perbedaan mencolok antara laki-laki dan perempuan. Pada kegiatan ini pihak

Kelurahan Kenanga dan fasilitator kelurahan membuat jejaring kegiatan melalui

pendekatan kewilayahan. Dalam hal ini ketua RT dijadikan mobilisator RKM.

Suasana pada tahap kegiatan RKM akan berbeda dengan situasi fase

persiapan dilihat dari komunikasi dan isu gender. Situasi komunikasi dalam isu

gender pada aspek persiapan dapat dilihat pada matriks berikut ini.

Tabel 13. Matriks komunikasi isu gender dalam tahap persiapan kegiatan PNPM Mandiri

No Komunikasi dalam Isu Gender

Tahap Persiapan

Hasil Amatan

1 Akses Pada kegiatan RKM membuka peluang yang sama antara laki-laki dan perempuan.

2 Partisipasi Perempuan mendominasi. Peran mereka dalam fase persiapan sebagai relawan yang ditugasi untuk membuat pemetaan swadaya satu (PS1) dan pemetaan swadaya dua (PS2)

3 Pemanfaatan Perempuan memaksimalkan diri memanfaatkan saluran komunikasi baik yang terselenggara dalam pola partisipatif atau linier. Laki lebih cenderung bersifat pasif.

4 Kontrol Dilihat dari kontrol kegiatan pada tahap persiapan, laki-laki mememgang peranan yang penting dan strategis. Mereka (laki-laki) ditunjuk oleh para relawan (sebagian besar kaum perempuan) sebagai koordinator relawan dan mobilisator. Begitupun dalam kepanitiaan pembentukkan BKM banyak di dominasi oleh laki-laki.

Page 96: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

81

Pada fase persiapan, akses komunikasi terbuka untuk semua pihak. Akses

ini pada akhirnya diimplemenasikan dalam bentuk partisipasi. Dari penelusuran di

lapangan partisipasi pada kegiatan ini banyak di dominasi oleh perempuan. Faktor

utamanya adalah perempuan memiliki keluangan waktu yang lebih besar

dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, ada kecenderungan kepekaan dan

kepedulian sosial perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Partisipasi perempuan dalam kegiatan perencanaan dibagi menjadi dua

kriteria, yaitu mereka yang partisipasi aktif dan pasif. Partisipasi perempuan

dalam tahap persiapan mengalami pasang surut. Untuk tahap-tahap awal kegiatan

partisipasi mereka cukup tinggi, namun pada tahap kegiatan PS2 partisipasi

mereka semakin berkurang. Hal ini disebabkan kegiatan PS2 terlalu menyita

waktu mereka. Kondisi ini menjadikan perbenturan waktu mereka dalam ranah

domestik dan publik. Pada saat ini banyak sekali ditemukan percekcokan keluarga

disebebabkan kegitan ini.

Secara kuantitatif, peran perempuan mendominasi pada kegiatan

perencanaan, namun secara kontrol kegiatan banyak didominasi oleh kelompok

laki-laki. Kaum laki-laki memiliki peran-peran yang strategis seperti halnya

sebagai koordinator relawan dan panitia pemilihan anggota BKM.

Pada kegiatan perencanaan, peran perempuan sangat minim sekali. Hal ini

disebabkan pola pembuatan perencanaan melalui mekanisme organisasi yang

sebagian besar di dominasi oleh kaum laki-laki. Situasi komunikasi dalam isu

gender pada aspek persiapan dapat dilihat pada matriks berikut ini.

Tabel 14. Matriks komunikasi isu gender dalam tahap perencanaan kegiatan PNPM Mandiri

No Komunikasi dalam Isu Gender

Tahap Persiapan

Hasil Amatan

1 Akses Terbatas bagi laki-laki dan perempuan karena kegiatan ini menggunakan pola-pola organisasi.

2 Partisipasi Laki-laki mendominasi karena kelembagaan yang berwenang membuat perencanaan didominasi oleh laki-laki.

3 Pemanfaatan BKM paling banyak memanfaatkan kegiatan perencanaan.

4 Kontrol Kontrol kegiatan banyak didominasi oleh BKM

Page 97: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

82

Pola pembuatan perencanaan kegiatan dalam kegiatan PNPM Mandiri

adalah menggunakan saluran komunikasi organisasi. Dalam hal ini BKM

merupakan leading sector dalam membuat perencanaan. Dalam isu gender,

lembaga BKM didominasi oleh kelompok laki-laki. Berdasarkan catatan yang ada

periode pertama (2007-2009) jumlah perempuan anggota BKM hanya berjumlah

dua orang dan periode kedua (2009-2011) jumlah perempuan anggota BKM

hanya berjumlah satu orang. Salah satu faktor dominan daya tawar politis

perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari partisipasi perempuan di kelembagaan BKM sangat rendah hal

ini dapat dilihat dari partisipasi mereka dalam rembug-rembug BKM. Hal ini

tentunya berkorelasi dengan minimnya peran mereka dalam pembuatan

perencanaan. Pemanfaatan lembaga BKM banyak didominasi oleh laki-laki

termasuk dalam kontrol organisasi.

Pada tingkat pelaksanaan kegiatan, telah mengkrucut kekhasan bidang

masing-masing antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki banyak mendominasi

untuk kegiatan lingkungan sedangkan perempuan untuk bidang sosial dan

keuangan.

Situasi komunikasi dalam isu gender pada aspek persiapan dapat dilihat

pada matriks berikut ini.

Tabel 15. Matriks komunikasi isu gender dalam tahap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri

No Komunikasi dalam Isu Gender

Tahap Persiapan

Hasil Amatan

1 Akses Secara prinsip membuka peluang baik laki-laki dan perempuan.

2 Partisipasi Mengkrucut pada bidang kekhasan masing-masing. Laki-laki mendominasi pelaksanaan kegiatan bidang lingkungan, perempuan mendominasi bidang kegiatan sosial dan keuangan.

3 Pemanfaatan Bidang lingkungan dimanfaatkan oleh semua pihak, bidang sosial dan keuangan banyak dimanfaatkan oleh perempuan.

4 Kontrol Kontrol kegiatan lingkungan banyak dilakukan oleh laki-laki dan kegiatan sosial dan keuangan banyak dikontrol oleh perempuan.

Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh kelompok swadaya

masyarakat (KSM). Dalam petunjuk teknis representasi jumlah perempuan dalam

KSM minimal 30%. Secara aturan, menunjukkan akses, partisipasi, pemanfaatan

Page 98: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

83

dan kontrol memberikan peluang yang sangat positif bagi perempuan. Ditinjau

dari sisi administrasi, kuota perempuan ini sudah terpenuhi. Hampir semua KSM

baik di bidang lingkungan, sosial dan ekonomi, memasukkan daftar perempuan

sebagai anggota KSM. Pada pelaksanaannya, kontrol kegiatan terbagi berdasarkan

kekhasan gender. Pada bidang lingkungan perempuan hanya diposisikan secara

administrasi belaka atau hanya dalam pelaporan, meskipun posisi mereka pada

posisi yang strategis, sebagai bendahara atau pengadministrasi kegiatan.

Kenyataan di lapangan kegiatan-kegiatan di bidang lingkungan banyak

dikendalikan oleh laki-laki baik secara keuangan dan administrasi.

Pada kegiatan sosial dan ekonomi akses, partisipasi, pemanfaatan dan

kontrol didominasi oleh perempuan. Hal ini disebabkan relawan-relawan yang

berkiprah pada kegiatan PNPM Mandiri memiliki pengalaman dalam kegiatan-

kegiatan sosial, seperti kegiatan di pos yandu, kelompok majelis taklim, dan

kegiatan PKK.

Pada fase evaluasi, secara prinsipil membuka kesempatan bagi masyarakat

untuk memberikan kontribusi. Kegiatan evaluasi dimanisfestasikan dalam bentuk

rapat warga tahunan. Secara umum komunikasi dalam evaluasi belum diterapkan

secara proporsional oleh masyarakat. Artinya evaluasi melalui jalur komunikasi

organisasi belum berjalan maksimal. Dalam aspek gender persoalan evaluasi tidak

ubahnya seperti gambaran umum.

Situasi komunikasi dalam isu gender pada aspek evaluasi dapat dilihat

pada matriks berikut ini.

Tabel 16. Matriks komunikasi dalam isu gender pada tahap evaluasi kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

No Komunikasi dalam Isu Gender

Tahap Evaluasi

Hasil Amatan

1 Akses Secara prinsip membuka peluang baik laki-laki dan perempuan.

2 Partisipasi Dominasi laki-laki karena selama ini pelaksanaan kegiatan evaluasi belum mengakomodir suasana perempuan. Dalam kaitan ini kegiatan dilaksanakan pada malam hari.

3 Pemanfaatan Kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat

4 Kontrol Kontrol dalam forum lebih dominan laki-laki.

Page 99: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

84

Secara umum pelaksanaan komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri di

Kelurahan Kenanga banyak didominasi oleh kelompok laki-laki baik secara akses,

partisipasi, pemanfaatan dan kontrol. Keadaan ini disebabkan sistem yang

dibangun tidak mengakomodir suasana diri perempuan. Hal ini terlihat dari

penciptaan iklim komunikasi. Sementara ini, iklim komunikasi yang dibangun

dalam sistem komunikasi kegiatan PNPM Mandiri kurang memperhatikan budaya

waktu perempuan. Kegiatan komunikasi kegiatan PNPM Mandiri, lebih banyak

diselenggarakan pada malam hari. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

WTM mantan ketua unit pelaksana keuangan berikut ini.

“Pelaksanaan komunikasi pada malam hari sering menjadi hambatan bagi saya. Hal ini disebabkan keberatan suami saya untuk mengikuti rembug warga pada malam hari. Ini berdasarkan penglaman saya, kegiatan rembug warga biasanya memakan waktu sampai larut malam.”

Namun demikian, penciptaan iklim komunikasi bukan dalam rangka untuk

menghalangi kiprah perempuan untuk aktif dalam proses komunikasi kegiatan

PNPM Mandiri. Hal ini semata-mata disebabkan waktu malam hari, merupakan

waktu yang netral untuk semua pihak, karena pada siang atau sore hari terbentur

dari kesibukan masing-masing aktivis. Hal ini sebagaimana yang disampaikan

oleh ASP sekretaris BKM berikut ini.

“Sebenarnya waktu malam hari sudah kami pertimbangkan secara psikologis terutama untuk perempuan. Pensiasatanya adalah dengan mengatur waktu pertemuan warga pukul 19.30 (ba’da isya). Namun karena keterlambatan pelaksanaan yang mencapai satu jam menjadikan rembug warga selesai pada larut malam.”

Penciptaan iklim yang tidak mengakomodir keadaan perempuan secara

tidak langsung menciptakan image negatif masyarakat pada program PNPM Hal

ini sebagaimana pengalaman IMH senior fasilitator tim 10 berikut ini.

“Salah satu permasalahan dalam kegiatan ini adalah partisipasi perempuan. Hampir sebagian besar desa atau kelurahan yang pernah saya dampingi berkultur patriarki, sehingga banyak tentangan ketika perempuan memasuki ranah publik. Hal yang pernah saya rasakan, ada sebagian masyarakat yang menganggap saya, khususnya program PNPM Mandiri telah mengajak perempuan untuk meninggalkan kewajiban sebagai istri (melawan suami), karena mereka sering mengikuti pertemuan-pertemuan warga.”

Page 100: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

85

Selain persoalan penciptaan iklim komunikasi, konstruksi sosial

masyarakat Kelurahan Kenanga, belum mengakomodir perempuan secara penuh

peran perempuan dalam ranah publik. Konstruksi sosial seperti ini merupakan

bagian ideologi dan keyakinan yang telah tertanam kuat pada masyarakat

Kelurahan Kenanga.

Meski terdapat hambatan dalam proses komunikasi, tetapi pelaksanaan

kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga sudah menggunakan konsep

gender mainstreaming atau pengarusutamaan gender (PUG). Hal ini dapat dilihat

dari kiprah perempuan baik sebagai pemanfaat program atau pengelola program.

Gambaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17. Distribusi peran dan pemanfaatn program dalam aspek gender No. Kelembagan Kepengurusan Pemanfaatan

1 BKM Dominasi kepengurusan laki-laki

2 UPL Dominasi kepengurusan laki-laki

3 UPK Dominasi kepengurusan laki-laki

4 UPS Dominasi kepengurusan perempuan

5 KSM bidang lingkungan Dominasi kepengurusan laki-laki Laki-laki dan perempuan

6 KSM bidang pinjaman bergulir

Dominasi kepengurusan perempuan

Perempuan

7 KSM bidang sosial Dominasi kepengurusan laki-laki Perempuan

Dilihat dari kapasitas kehadiran perempuan cenderung bersifat pasif.

Kehadiran perempuan cenderung hanya menjadi pelengkap pertemuan. Ekspresi

perempuan terhadap pandangan pemikiran dan ketidaksetujuan dalam forum

komunikasi lebih banyak disalurkan melalui sarana lain-lain misalnya pertemuan

ibu-ibu PKK, arisan, dan obrolan antar tetangga. Imbas dari dari ekspresi ini

adalah multitafsir terhadap pesan komunikasi yang dapat menimbulkan suasana-

suasana yang tidak sehat.

Fenomena ini dapat ditelusuri dari pandangan Edwin dan Shirley Ardener

(antropolog) tahun 1975 (West & Turner 2008) yang menyatakan bahwa

kelompok yang menyusun bagian teratas dari hirarki sosial menentukan sistem

komunikasi bagi budaya tersebut. Kelompok dengan kekuasaan yang lebih rendah

seperti kaum perempuan, kaum miskin dan kulit berwarna, harus belajar untuk

Page 101: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

86

bekerja dalam sistem komunikasi yang telah dikembangkan oleh kelompok

dominan.

Dibalik rendahnya kapasitas perempuan dalam kegiatan PNPM Mandiri,

ternyata mereka memiliki kontribusi pada bidang lainnya seperti pembinaan umat.

Hal ini dapat dilihat dari eksistensi kelompok-kelompok pengajian ibu-ibu. Di

Kelurahan Kenanga terdapat 13 kelompok pengajian yang eksis dan terorganisasi

dengan baik.

Selain kelompok pengajian ibu-ibu, eksistensi lembaga-lembaga formal

seperti Fatayat dan Muslimat sebuah lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama

(NU) berjalan dengan baik. Namun kearifan lokal yang dibangun oleh perempuan

ini belum tergarap dengan baik sebagai sarana komunikasi pembangunan.

Internalisasi Kegiatan PNPM Mandiri

Internalisasi program menunjukkan keberhasilan komunikasi program.

Berdasarkan amatan di lapangan menunjukkan bahwa internalisasi program di

masyarakat belum menunjukkan gambaran yang memuaskan hal ini dapat

digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 18. Matriks gambaran internalisasi program No Obyek Amatan Deskripsi 1 Pencitraan PNPM

Mandiri Bias citra

2 Pemahaman terhadap program

Setiap karakteristik memiliki pemahaman yang berbeda. Data yang paling kontras adalah kelompok rumah tangga miskin (RTM) sebagai sasaran program sedikit sekali mengetahui dan memahami kegiatan PNPM Mandiri.

3 Kesadaran masyarakat

Menuju proses transisi dari kesadaran magis menuju kesadaran naif. Dalam kaitan ini masyarakat sudah menunjukkan untuk merefleksikan keadaan dirinya tapi masih ada sifat fatalis.

4 Partisipasi Masih dalam tahap partisipasi semu, yaitu partisipasi politis yang digunakan orang luar atau kelompok dominan dalam hal ini BKM dan fasilitator.

Pencitraan Kegiatan PNPM

Internalisasi kegiatan PNPM Mandiri menunjukkan sejauh mana

pemahaman masyarakat terhadap filosofi, konsep dan aplikasi program.

Internalisasi program merupakan umpanbalik dari proses komunikasi. Sebagai

sebuah asumsi semakin tinggi tingkat pengkomunikasian program kepada

masyarakat akan menguatkan internalisasi program kepada masyarakat.

Page 102: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

87

Data di lapangan menunjukkan bahwa internalisasi program dalam sudut

pengetahuan masih mengalami bias pencitraan. PNPM Mandiri bagi masyarakat

Kelurahan Kenanga masih dianggap sebagai program temporal yang tidak

ubahnya seperti program-program lainnya yang bersifat spontan dan dilaksanakan

dalam jangka pendek. Hal ini dapat terlihat dari wacana masyarakat Kelurahan

Kenanga yang mengalami pasang surut wacana Kegiatan PNPM Mandiri.

Implikasi dari stigma ini adalah rendahnya masyarakat dalam melakukan

pemberdayaan secara mandiri. Padahal, di Kelurahan Kenanga memiliki kearifan

lokal yang dapat dijadikan sebagai modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat.

Ini dapat dilihat dari budaya-budaya masyarakat Kelurahan Kenanga yang

bercirikan kebersamaan dan saling berbagi. Hal ini terlihat dari budaya sedekah

makaman, sebuah ritual budaya mendoakan orang-orang yang sudah meninggal

dengan saling berbagi makanan. Budaya ngapem (membuat kue apem) pada bulan

Safar (nama bulan pada sistem penanggalan jawa), budaya suraan (membuat

bubur) pada bulan sura (nama bulan pada sistem penanggalan jawa), peringatan

maulid nabi dengan acara pembacaan kitab barjanzi di rumah warga secara

bergiliran, yang semuanya biaya tersebut merupakan swadaya masyarakat.

Berikutnya PNPM Mandiri masih dicitrakan sebagai program parsial yang

hanya terfokus pada satu bidang kegiatan, dalam hal ini kegiatan pembangunan

infrastruktur lingkungan warga. Dalam uji petik pada masyarakat menunjukkan

sebagian besar masyarakat Kelurahan Kenanga mengidentikkan kegiatan PNPM

Mandiri dengan kegiatan pembangunan infrastruktur lingkungan warga. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan KDR warga blok Kranten Kelurahan Kenanga

berikut ini.

“Saya hanya mengetahui PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga sebatas pembuatan rabat beton di blok kami. Untuk program-program yang lain saya tidak tahu.”

Page 103: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

88

Kondisi ini jelas merupakan kondisi yang kurang terarah kalau

dimasukkan dalam konteks pengentasan kemiskinan. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh IMH senior fasilitator tim 10 berikut ini.

“Memang diakui bahwa nuansa program PNPM Mandiri adalah pembangunan infrastruktur lingkungan warga karena leading sector-nya adalah instansi yang membidangi hal tersebut. Bagi saya pribadi hal ini kurang terarah, karena persoalan kemiskinan substansinya bukan mereka membutuhkan jalan, tapi bagaimana mereka bisa makan, bisa sekolah, bisa mengakses fasilitas kesehatan. Menurut hemat saya dalam kegiatan PNPM Mandiri harus dibentuk sebuah badan khusus setingkat kementerian, supaya pengentasan kemiskinan bersifat komprehensif.”

Terjadinya bias citra kegiatan PNPM Mandiri dalam aspek komunikasi,

disebabkan karena selama ini terpaan-terpaan komunikasi program lebih

memfokuskan pada muatan pesan pelaksanaan kegiatan pembangunan

infrastruktur lingkungan warga.

Hal ini dapat dipahami dalam ranah komunikasi massa yaitu teori agenda

setting. Disebutkan dalam teori ini jika media memberikan tekanan pada suatu

peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya

penting (Combs & Shaw 1972 dalam Effendy 1993).

Teori ini memiliki relevansi dengan kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan

Kenanga karena fakta di lapangan intensitas komunikasi pada tingkat basis lebih

banyak ditujukan untuk keberhasilan kegiatan pembangunan lingkungan. Untuk

bidang kegiatan lainnya tidak dilakukan komunikasi secara intensif.

Internalisasi Berdasarkan Keragaman Karakteristik

Selain persoalan pencitraan, yang menarik berkenaan dalam internalisasi

kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga adalah kelompok masyarakat

rumah tangga miskin sebagai sasaran program sebagian besar tidak tersentuh

informasi program. Ini mengindikasikan akses informasi program bagi kaum

miskin sangat rendah. Terdapat dua faktor dominan rendahnya akses informasi

program pada kelompok masyarakat miskin. Pertama adalah perlakuan

deskriminatif dalam distribusi informasi. Hal ini dapat dilihat pada acara-acara

rembug warga. Biasanya daftar urut prioritas undangan rembug warga adalah dari

Page 104: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

89

kalangan masyarakat menengah ke atas. Hal ini sebagaimana yang disampaikan

STR anggota KSM Sakura berikut ini.

“Hampir sebagian besar dalam rembug warga di RT manapun pertama kali yang diajak bicara adalah tokoh masyarakat dan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Ini semata-mata untuk mendongkrak perolehan swadaya masyarakat, karena pola dalam pembiayaan kegiatan PNPM Mandiri adalah 30% dibiayai melalui swadaya masyarakat.”

Kedua, munculnya sifat fatalis dari kelompok masyarakat miskin itu

sendiri. Ada perasaan bagi masyarakat miskin bahwa program apapun tidak

memiliki efek yang signifikan terhadap perubahan nasib hidup mereka. Sifat

fatalis ini terdoktrinasi kuat dalam kelompok rumah tangga miskin. Fenomena ini

terjadi disebabkan mereka telah termarjinalkan dalam berbagai program-program

pemerintah. Hal ini sebagaimana yang disampaiakan oleh SBA warga blok

Pesantren Kelurahan Kenanga:

“Bagi saya program apa pun hampir tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan nasib saya. Selama ini saya jarang tersentuh (sebagai pemanfaat) program, misalnya bantuan tunai langsung (BLT), asuransi kesehatan miskin (Askeskin), bahkan bedah rumah tidak layak huni (rutilahu) pun gagal, padahal rumah saya sudah dijanjikan untuk direhab.”

Hal ini menunjukkan simpul-simpul komunikasi dalam hal ini lembaga RT

belum membangun komunikasi dialogis pada tingkat basis. Lembaga RT belum

berfungsi sebagai agen perubahan, yang memperjuangkan kepentingan semua

pihak. Fungsi lembaga RT masih sebatas mengurus administratif kependudukan,

yang mendukung terlaksananya jalannya pemerintahan. Pihak Kelurahan Kenanga

tidak bisa menginstruksikan atau mengintervensi agar peran lembaga RT lebih

luas lagi dalam kaitan ini sebagai agen perubahan. Alasannya adalah tidak ada

dana operasional lembaga RT. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh

MSRKN sekretaris Kelurahan Kenanga berikut ini:

“Kami dari pemerintahan Kelurahan Kenanga tidak bisa berharap banyak agar peran ketua RT lebih luas, terlebih lagi sebagai agen perubahan. Pijakan dasar menjadi ketua RT adalah kerja sosial. Pemerintah sendiri tidak memiliki dana taktis untuk kegiatan lembaga RT. Artinya dalam hal ini kami tidak bisa menuntut banyak dari ketua RT.”

Page 105: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

90

Secara teoritis persoalan kemiskinan yang terjadi pada SBA menunjukkan

adanya strukturalisasi kemiskinan. Hal sebagaimana yang disampaikan oleh kaum

teori demokrasi sosial yang memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan

individual, melainkan struktural. (Suharto 2005). Hal ini senada dengan pendapat

yang disampaikan oleh Mariana dan Purnama (2005) yang menyebutkan bahwa

kemiskinan yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah kemiskinan majemuk

dalam arti kemiskinan yang terjadi bukan hanya kemiskinan sandang pangan,

tetapi juga kemiskinan identitas, informasi, akses, partisipasi dan kontrol.

Dari keragaman karakteristik, masyarakat ekonomi kelas menengah dan

tokoh masyarakat lebih mengetahui dan memahami kegiatan PNPM Mandiri

dibandingkan dengan masyarakat dari rumah tangga miskin. Hal ini dikarenakan

mereka lebih banyak diajak berkomunikasi baik oleh simpul komunikasi maupun

oleh pengurus BKM. Dengan dibangunnya komunikasi diharapkan muncul

kepedulian mereka terhadap fenomena kemiskinan yang ada di masyarakat.

Kecenderungannya peran mereka sangat pragmatis, yaitu dengan

memposisikan diri mereka sebagai penyandang dana atau donatur Hal ini

sebagaimana yang disampaikan SKR seorang pengusaha dari blok Pesantren

Kelurahan Kenanga berikut ini.

“Secara langsung keterlibatan saya dalam rembug warga sangat jarang, karena kesibukan mengurus usaha. Informasi PNPM Mandiri saya terima dari KSM yang menyampaikan proposal permohonan bantuan swadaya. Selama ini kalau saya dapat membantu pasti saya akan membantu kegiatan kemasyarakatan, namun untuk mengurus sampai detail saya belum bisa meluangkan waktu untuk itu.”

Pada sisi tokoh masyarakat mereka lebih memainkan peran sebagai

motivator. Kebanyakan dari tokoh masyarakat memfungsikan dirinya sebagai

mobilisator masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini sebagaimana yang

disampaikan DMYT seorang ulama warga blok Pesantren Kelurahan Kenanga

berikut ini.

“Selama pelaksanaan PNPM secara teknis detail saya tidak terlibat, biarlah yang muda-muda saja yang bergerak, saya selaku orang tua, hanya bisa memberikan restu dan membantu panitia untuk menggerakan warga masyarakat.”

Page 106: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

91

Dari sisi gender, kebanyakan mereka yang mengetahui dan memahami

PNPM Mandiri adalah perempuan pemanfaat dana pinjaman bergulir. Dari data

yang ada menunjukkan sebagian besar pemanfaat dana pinjaman bergulir adalah

perempuan atau sebesar 58 persen. Pengetahuan mereka terhadap PNPM Mandiri

muncul setelah mereka menjadi pemanfaat langsung kegiatan. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan IPH salah satu ketua KSM pinjaman dana bergulir

berikut ini.

“Sebelumnya saya tidak pernah mendengar adanya program PNPM Mandiri, karena selama pelaksanaan program wilayah di mana saya tinggal tidak pernah masuk kegiatan. Saya mengetahui adanya program PNPM setelah adanya informasi pinjaman bergulir dari ketua RT.”

Selain pemanfaat pinjaman bergulir, perempuan yang memiliki

pemahaman PNPM Mandiri adalah para aktivis perempuan yang langsung

bersentuhan dengan kegiatan PNPM Mandiri. Mereka terdiri dari para pengurus

baik di BKM, unit pelaksana, anggota KSM dan relawan.

Masyarakat Kelurahan Kenanga secara konseptual masih awam terhadap

PNPM Mandiri. Namun substansi pelaksanaan program sudah ada pencerahan

yang positif. Hal ini dilihat dari partisipasi yang antusias dari masyarakat yang

dibuktikan pencapaian program kegiatan pembangunan infrastruktur lingkungan

warga yang mengalami kenaikan volume yang signifikan dari target yang

diberikan oleh BKM.

Pengarusutamaan Gender Kegiatan Pinjaman Bergulir

Kegiatan Pinjaman Bergulir di Kelurahan Kenanga

Pelaksanaan pinjaman bergulir di Kelurahan Kenanga pertama kali

digulirkan pada bulan Desember 2009. Sasaran utama pelaksanaan kegiatan

pinjaman bergulir adalah rumah tangga miskin di wilayah desa/kelurahan dimana

LKM/BKM berada, khususnya warga miskin yang sudah tercantum dalam daftar

warga miskin (hasil pemetaan swadaya atau PS2).

Sejak diluncurkan pada bulan Desember 2009 hingga Desember 2010 atau

dalam kurun waktu satu tahun telah tercatat 225 pemanfaat atau nasabah.

Pemanfaat ini tersebar di 23 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Adapun

Page 107: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

92

dana yang telah digulirkan kepada masyarakat per Desember 2010 mencapai Rp.

114.350.000 (seratus empat belas juta tiga ratus lima puluh ribu).

Kegiatan pinjaman bergulir melibatkan beberapa elemen. Elemen-elemen

tersebut adalah:

1. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Tugas BKM pada pelaksanaan

kegiatan adalah membentuk unit sebagai pengelola dalam hal ini adalah Unit

Pengelola Keuangan (UPK). Perangkat kerja UPK diangkat dan diberhentikan

oleh BKM berdasarkan musyawarah. Selanjutnya BKM berdasarkan rembug

warga menentukan besaran jasa/bunga serta besaran insentif pengelola dan

aturan-aturan pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi

masyarakat setempat termasuk memiliki kewenangan memberikan persetujuan

atau penolakan atas ajuan pinjaman Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

berdasarkan masukan dari UPK.

2. Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK adalah unit di bawah BKM yang

bertugas menjalankan kegiatan secara teknis, dimulai dari pengajuan usulan

KSM, sampai melakukan penerimaan setoran.

3. Dewan Pengawas Keuangan (DPK). DPK merupakan elemen yang

independen yang bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan secara

keseluruhan.

4. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), adalah kelompok pemanfaat

pinjaman bergulir.

Secara petunjuk teknis berdasarkan aturan-aturan regulator kegiatan

pinjman bergulir adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan pinjaman dilakukan secara kelompok yaitu KSM.

2. KSM mengajukan usulan pinjaman yang disertai dengan surat keterangan dari

ketua RT.

3. Setiap pinjaman tidak terdapat agunan.

4. Nominal pinjaman yang diberikan nilainya beragam. Untuk peminjam awal

jumlah pinjaman maksimal Rp. 500.000/orang. Peminjaman yang bersifat

repeat order maksimal diberikan pinjaman Rp. 1.000.000/ orang.

5. KSM dibebankan biaya swadaya untuk pengadaan sarana kegiatan

peminjaman, seperti untuk pengadaan kartu pinjaman, bukti setoran, dll.

Page 108: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

93

6. Lamanya masa kredit adalah 10 bulan.

7. Uang jasa dari pinjaman ditetapkan sebesar 2% per bulan.

8. Setiap peminjam diwajibkan membuka tabungan awal sebesar Rp. 25.000

untuk pinjaman Rp. 500.000 dan Rp. 50.000 untuk pinjaman Rp. 1.000.000.

9. Setiap bulan peminjam wajib melakukan setoran dengan membayar hutang

pokok, uang jasa dan simpanan wajib bulanan. Untuk pinjaman Rp. 500.000,

hutang pokok yang dibayarkan Rp. 50.000, dengan uang jasa Rp. 10.000, serta

simpanan wajib bulanan Rp. 2.500. Total yang disetorkan adalah Rp. 62.500.

Sedangkan untuk pinjaman yang bernilai 1.000.000, hutang pokok yang

dibayarkan Rp. 100.000, dengan uang jasa Rp. 20.000, serta simpanan wajib

bulanan Rp. 5.000. Total yang disetorkan adalah Rp. 125.000.

10. Pada masa akhir kredit atau pinjaman setoran tabungan awal dan setoran wajib

bulanan akan dikembalikan lagi ke peminjam dengan melihat aspek besaran

tunggakan.

Beberapa catatan penting pelaksanaan pinjaman bergulir di Kelurahan

Kenanga adalah sebagai berikut:

1. Belum ada aturan tertulis di perjanjian akad kredit mengenai peminjam yang

meninggal selama masa pinjaman belum selesai. Apakah pinjaman akan

diputihkan atau diteruskan kepada ahli warisnya. Termasuk juga peminjam

yang mengalami kecacatan permanen.

2. Belum ada aturan yang tertulis di perjanjian akad kredit berkenaan dengan

penambahan masa waktu pinjaman.

3. Tingkat selektivitas UPK terhadap calon peminjam tidak ada. Hal ini dapat

dilihat banyak sekali peminjam bukan dari kelompok rumah tangga miskin

(RTM) atau yang mereka terdata pada pemetaan swadaya tahap 2 (PS 2).

Kondisi ini menjadikan sasaran program tidak terarah dengan baik.

Isu Gender dalam Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri

Untuk menganalisis kegiatan pembangunan dalam aspek gender, dapat

dianalisis konsep isu gender. Isu gender dalam pembangunan terdiri dari: akses,

partisipasi, manfaat dan kontrol (Depdagri dan LAN RI 2007). Untuk melihat isu

gender dalam kegiatan pinjaman bergulir program PNPM Mandiri di Kelurahan

Kenanga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 109: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

94

Tabel 19. Isu gender pada dalam kegiatan pinjaman bergulir No Isu Gender Hasil Amatan 1 Akses Pinjaman bergulir membuka peluang bagi kelompok manapun

terutama dari masyarakat miskin. 2 Partisipasi Partisipasi dalam kegiatan pinjaman bergulir dapat dilihat dari peran

masyarakat ditinjau dari aspek gender. Dilihat dari peran pengelolaan pada awalnya kegiatan pinjaman bergulir didominasi oleh kelompok perempuan. Begitupun peran perempuan pada Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) didominasi oleh perempuan. Seiring dengan perjalanannya peran perempuan di kelembagaan kegiatan pinjaman bergulir (UPK) tidak lagi mendominasi.

3 Manfaat Pemanfaat kegiatan pinjaman bergulir sebagian besar adalah kelompok perempuan.

4 Kontrol Kontrol pemanfaat pinjaman bergulir dilihat dari aspek pertanggungjawaban pengembalian dana pinjaman bergulir, kelompok perempuan lebih bertanggung jawab dibandingkan kelompok laki-laki.

Akses Gender dalam Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri

Pelaksanaan PNPM Mandiri mengisyaratkan adanya keterbukaan pada

semua kelompok masyarakat tanpa harus dibedakan berdasarkan atribut-atribut

yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang selama ini

tersubordinasi diberi peluang yang sama dalam di dalam pembangunan.

Salah satu peluang yang diberikan adalah kegiatan pinjaman bergulir.

Kegiatan ini telah memberikan kemudahan akses bagi masyarakat. Tingginya

akses perempuan dalam pemanfaatan dana pinjaman bergulir dapat disebabkan

mekanisme pelaksanaan pinjaman bergulir yang sangat sederhana dan dipandang

lebih kooperatif dibandingkan dengan lembaga perbankkan konvensional. Syarat

menjadi pemanfaat pinjaman bergulir hanya menyerahkan photo copy KTP tanpa

memberikan agunan apapun. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh SNH

pemanfaat pinjaman bergulir Blok Jorogan.

“Dengan adanya kegiatan pinjaman bergulir di Kelurahan Kenanga, setidaknya telah membawa angin segar bagi kami khususnya perempuan. Sementara ini, kami sering terhambat untuk mendapatkan permodalan dari bank seperti BRI atau BPR. Sedangkan apabila kami melakukan pinjaman melalui bank keliling, kami terkendala dengan persoalan pengembalian yang sangat berat.”

Page 110: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

95

Partisipasi dalam Aspek Gender pada Kelembagaan UPK

Kegiatan pinjaman bergulir dilihat dari partisipasi pengelolaan

kelembagaan berdasarkan aspek gender memiliki dua fase besar. Fase pertama,

pengeloaan dilakukan oleh kaum perempuan. Mereka merupakan para aktivis

kegiatan kemasyarakatan seperti kader PKK, Posyandu dan ibu-ibu pengajian.

Pada fase ini telah menerapkan konsep pembangunan Gender and Devolopment.

Perempuan pada fase ini tidak hanya sebagai pemanfaat pembangunan tetapi

menjadi pengelola pembangunan.

Berkenaan dengan kesadaran kritis pengarusutamaan gender keadaan ini

menunjukkan sudah ada keterbukaan masyarakat untuk menerima perempuan

sebagai bagian pelaku pembangunan. Dari sisi kelembagaan keadaan ini

menunjukkan BKM telah membangun sikap yang positif dalam pengarusutamaan

gender.

Kepengurusan unit pengelola keuangan (UPK) oleh kaum perempuan

mengalami pasang surut yang sangat signifikan dalam kegiatan pinjaman bergulir.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian pinjaman masyarakat. Selama dua

bulan setoran yaitu bulan Januri-Februari 2010 dinamika kegiatan UPK dinilai

positif. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian dana bergulir oleh

masyarakat yang cukup signifikan yaitu di angka 95 persen. Pada saat kegiatan

pinjaman bergulir memasuki bulan ke tiga persoalan-persoalan mulai

bermunculan. Salah satunya adalah semakin merosotnya tingkat pengembalian

dana bergulir oleh masyarakat. Bahkan setelah dilakukan pemetaan masalah

ternyata permasalahn UPK tidak sebatas kepada masalah-masalah kemacetan

pengembalian masyarakat. Berdasarkan audit yang dilakukan oleh BKM terdapat

beberapa persoalan serius yaitu:

1. Tingkat pengembalian yang rendah kira-kira 50 persen.

2. Pengelolaan yang tidak profesional. Diantaranya persoalan pengadministrasian

yang tidak dilaksanakan dengan baik, laporan bulanan ke BKM yang tidak

dibuat, penarikan pungutan liar kepada pemanfaat, pemberian pinjaman di

bawah tangan yang non prosedural, dan pemanipulasian data.

3. Kapitalisasi dana oleh pengurus. Modus yang digunakan salah seorang

pengurus menggunakan atau meminjam nama orang untuk mendapatkan

Page 111: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

96

pinjaman yang lebih besar (melebihi ambang kuota) yang menjadikan

pengurus ini tidak mampu untuk melakukan setoran bulanan.

4. Pudarnya integritas UPK dalam kaitan ini UPK masih dipandang atau

dianggap sama sebagai lembaga keuangan lainnya yang hanya berusia singkat

seperti halnya Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED SP), atau pinjaman

bergulir pada masa program Intensifikasi Desa Tertinggal (IDT)

5. Konflik internal antarpengurus. Hal ini diduga dipicu karena ketidakadilan

pemberian insentif hasil dari jasa perguliran.

Persoalan di atas secara umum dapat disebabkan beberapa hal yaitu:

Pertama, lemahnya kemampuan manajerial pengurus. Hal ini disebabkan

pembekalan kepada pengurus UPK sangat minim. Kedua, lemahnya pengawasan

BKM terhadap UPK. Pada kurun waktu Januari hingga Maret 2010 BKM belum

pernah diberikan laporan perkembangan kegiatan. Ketiga, tidak berfungsinya

dewan pengawas keuangan (DPK) dalam memantau pelaksanaan kegiatan

pinjaman bergulir. Keempat, persoalan karakter dan nilai-nilai moral dari setiap

individu pelaksana kegiatan pinjaman bergulir.

Menyikapi kondisi ini pada bulan Juni 2010, BKM melakukan

perombakan total di kepengurusan. Pada fase kedua ini dominasi perempuan

dalam mengelola UPK sudah tidak ada lagi. Komposisi pengelola pada aspek

gender sekarang ini lebih didominasi oleh laki-laki. Dari tiga pengurus hanya

terdapat satu orang pengurus perempuan yang ditugaskan sebagai tenaga teknis

lapangan (kolektor). Fase ini lebih tepat disebut sebagai fase pembenahan.

Pekerjaan yang berat yang dihadapi oleh kepengurusan baru yaitu menjaga

integritas lembaga. Sementara ini, lembaga keuangan yang dikelola masyarakat di

Kelurahan Kenanga memiliki integritas yang rendah. Dana pinjaman bergulir

masih dipandang dianggap sebagai dana yang tidak perlu di

pertanggungjawabkan. Selain itu, masalah sumberdaya manusia (SDM) menjadi

persoalan yang serius dalam pengelolaan pinjaman bergulir. Dalam kaitan ini

jarang sekali masyarakat yang mau terlibat dalam kepengurusan di UPK. Hal ini

disebabkan kontribusi dan penghargaan menjalankan kegiatan pinjaman bergulir

tidak seimbang. Sederhannya basis kegiatan UPK adalah kegiatan sosial yang

menitikberatkan pada jiwa kerelawanan sedangkan pelaksanaan harus bersifat

Page 112: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

97

profesional sesuai standar baku pengelolaan perbankkan. Hal ini sebagaimana

yang dipertegas STR manajer UPK berikut ini:

“Persoalan UPK yang paling krusial adalah persoalan citra lembaga. Program apapun di masyarakat Kelurahan Kenanga dalam konteks keuangan semuanya gagal. Saya melihat persoalan tersebut dikarenakan integritas lembaga yang tidak dibangun dengan baik. Kondisi ini disebabkan persoalan SDM. Persoalan SDM yang paling krusial adalah minimnya relawan dari masyarakat yang mau menerjuni dunia sosial. Apalagi dalam kegiatan di UPK, landasan utamanya pekerjaan sosial tapi dilaksanakan secara profesional, artinya pekerjaannya berat, penghargaan atau insentif untuk pengelola sangat minim.”

Dengan berbagai macam pendekatan persoalan-persoalan sedikit demi

sedikit dibenahi. Pinjaman bergulir per Maret hingga Agustus 2010 pada bulan

September 2010, pinjaman bergulir kepada masyarakat kembali diputar.

Sementara ini tiap bulan UPK melakukan pencairan dana ke masyarakat yang

mencapai angka 5-10 juta rupiah per bulan, dengan pengembalian dana yang

sangat signifikan.

Pemanfaatan Pinjaman Bergulir dalam Aspek Gender

Seiring dengan digulirkannya program PNPM Mandiri setidaknya telah

membawa sebuah harapan bagi perempuan. Hal ini disebabkan program PNPM

Mandiri salah satu programnya adalah keuangan bergulir, yang dapat diakses oleh

semua pihak termasuk perempuan. Bahkan Ditjen Cipta Karya (2009) membuat

indikator keberhasilan kegiatan pinjaman bergulir manakala pemanfaat kegiatan

ini 30% adalah perempuan.

Komposisi pemanfaat dalam aspek gender, kaum perempuan lebih banyak

daripada kaum laki-laki. Dalam hal ini jumlah pemanfaat kaum perempuan

mencapai 129 pemanfaat atau 57 persen, sedangkan pemanfaat dari kaum laki-laki

mencapai 96 pemanfaat atau 43 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa akses

perempuan dalam kegiatan pinjaman bergulir sangat baik. Kondisi ini secara

teoretif telah membuka peluang gerakan pengarusutamaan gender dalam kegiatan

pinjaman.

Berdasarkan keragaman profil pemanfaat terdapat kondisi yang kontras

antara data administratif dan kondisi realitas. Berdasarkan data yang ada pada

UPK, menyebutkan bahwa pemanfaat masuk dalam kategori rumah tangga miskin

Page 113: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

98

(RTM). Fakta riil di lapangan menunjukkan tidak semua pemanfaat tercantum

dalam data base kategori keluarga miskin yang tercantum dalam dokumen

Program Jangka Menengah (PJM) BKM Pondok Pari Bangkit atau kaum

perempuan dari keluarga RTM. Bahkan ada kecenderungan pemanfaat ini

sebagian besar bukan dari keluarga non RTM dengan indikasi kepemilikan rumah,

kepemilikan kendaraan dan tanggungan keluarga. Di antara mereka adalah WTM

warga blok Lebak Jambu, ASMR warga blok Desa, AMN warga blok Desa, AST

warga blok Tengah.

Persoalan RTM atau non RTM telah menjadi polemik sendiri bagi Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM). Pada satu sisi, pinjaman bergulir dikhususkan

untuk RTM namun pada sisi aturan teknis kegiatan pinjaman bergulir terlalu berat

bagi RTM dilihat dari sisi pengembalian yang mencapai 20% dari pokok hutang.

Dari sisi bentuk usaha, perempuan pemanfaat pinjaman bergulir sebagian

besar adalah pedagang dan pengusaha kecil, bahkan secara laporan administratif

100% peminjam adalah pelaku usaha kecil. Hal ini disebabkan penggunaan dana

pinjaman bergulir secara prosedur normatif diperuntukkan bagi usaha mikro kecil

menengah (UMKM). Artinya dana tersebut harus digunakan sebagai modal dan

pengembangan usaha. Keadaan ini tentunya berbeda dengan kondisi nyata di

lapangan. Berdasarkan penelusuran di lapangan ditemukan juga pemanfaat-

pemanfaat yang tidak memiliki usaha, seperti halnya KML warga blok Kenanga

Sari Kelurahan Kenanga yang sehari-harinya adalah ibu rumah tangga, RBH

warga blok Tanjung Sari Kelurahan Kenanga yang sehari-harinya sebagai buruh

tani, UNSR warga blok Lebak Jambu Kelurahan Kenanga yang sehari-harinya

adalah ibu rumah tangga dan masih banyak lainnya.

Secara data kuantitatif menunjukkan perempuan adalah pemanfaat

terbanyak kegiatan pinjaman bergulir, namun pada tingkat pemanfaatan secara

domestik, dana tersebut tidak serta merta dimanfaatkan oleh perempuan.

Penelusuran di lapangan dana pinjaman bergulir sebagian ada yang digunakan

oleh kaum laki-laki (suami). Salah satu contohnya pemanfaat atas nama SMYT

warga Jamsari Kelurahan Kenanga, yang memanfaatkan dana tersebut untuk

kepentingan suaminya berangkat ke Jakarta begitupun dengan MSN warga blok

Desa Kelurahan Kenanga.

Page 114: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

99

Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan dana secara domestik tidak

dibedakan berdasarkan aspek perbedaan gender. Dalam konteks masyarakat

Kelurahan Kenanga sistem ekonomi dibangun berdasarkan kemitraan antara

suami dan istri. Sederhananya harta istri adalah suami dan sebaliknya.

Inisiasi Perempuan dalam Pembentukan KSM

Tingginya pemanfaat dari kaum perempuan tidak selalu berkorelasi

dengan kesadaran kritis, partisipasi dan pemberdayaan kaum perempuan. Kondisi

ini cenderung sebagai bagian afirmasi terhadap perempuan. Untuk menelusuri hal

ini dapat dilihat dari kesadaran kritis perempuan dalam menginisiasi pembentukan

kelompok.

Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM) menunjukkan adanya

komitmen tanggung jawab dan menunjukkan adanya keberdayaan. Hal ini

disebabkan pembentukan kelompok merupakan kegiatan basis yang dilandasi dari

sebuah kesadaran kritis.

Proses pembentukan KSM mengalami dua histori yang keduanya memiliki

suasana dan keadaan yang berbeda. Histori pertama pada saat awal perguliran

yakni bulan Desember 2009 sampai bulan Maret 2010. KSM yang terbentuk pada

saat itu berjumlah 14 KSM yang tersebar di seluruh Kelurahan Kenanga dengan

jumlah pemanfaat 137 orang.

Komposisi pemanfaat dari aspek gender, menunjukkan bahwa jumlah

pemanfaat dari kelompok perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Pemanfaat

perempuan berjumlah 80 orang pemanfaat atau 58% sedangkan pemanfaat dari

kaum laki-laki berjumlah 57 orang atau 42 persen. Adapun nama-nama kelompok

tersebut dan komposisi pemanfaat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 20. KSM yang dibentuk oleh kepengurusan sebelum pembenahan

Nama KSM Jumlah anggota Kelompok Laki-Laki (orang) Perempuan (orang)

Sekar Sari 4 8 Tanjung 9 1

Sumber Mulya 2 8 Sumber Sejati 2 3

Mangga 7 3 Jambu 0 10 Durian 4 6 Liwung 3 7

Sumber Toya 3 7

Page 115: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

100

Nama KSM Jumlah Anggota Kelompok Laki-Laki (orang) Perempuan (orang)

Melati 6 4 Mawar 7 3

Sumber Rezeki 2 8 Terate 6 4

Anggrek 2 8 Sumber: UPK BKM Pondok Pari Bangkit 2010

Pola pembentukkan KSM pada histori pertama cenderung tidak sesuai

dengan pola-pola standar yang ditentukan. Pada saat itu, KSM dibentuk

berdasarkan mobilisasi pengurus, yang seharusnya KSM dibentuk dari ajuan

masyarakat (pemanfaat). KSM peminjam bergulir pada saat itu tidak dibentuk

berdasarkan realitas dan refleksi diri terhadap kebutuhan yang memiliki

konsekuensinya penyerapan dana kegiatan pinjaman bergulir menjadi tidak tepat

sasaran. Metode pembentukkan KSM yang dilakukan dapat digambarkan dalam

gambar berikut ini.

Gambar 14. Metode pelaksanaan pinjaman bergulir sebelum pembenahan

Pola seperti itu menunjukkan tidak terbangunnya komunikasi pada tingkat

basis yang menciptakan kelommpok dengan keragaman yang tinggi, yang

berkecenderungan antara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya tidak

saling mengenal.

Secara umum, terlihat apa yang menjadi dinamika masyarakat pada

kegiatan pinjaman bergulir pada saat itu menunjukkan tingkat partisipasi

masyarakat yang baik tetapi ditinjau secara teoretif partisipasi tersebut bukan

Calon pemanfaat menyerahkan sejumlah KTP kepada pengurus UPK

Penyeleksian calon peminjam oleh UPK: Aspek hubungan emosional menjadi bahan

pertimbangan utama

Pembuatan berkas pengajuan oleh UPK

Pembentukan kelompok oleh UPK

Akad kredit pinjaman

Page 116: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

101

partisipasi sebenarnya. Secara teoretif partisipasi masyarakat seperti ini dikatakan

sebagai partisipasi semu, yaitu partisipasi politis yang digunakan orang luar atau

kelompok dominan (elite masyarakat) untuk kepentingannya sendiri, sedangkan

masyarakat hanya sekadar obyek.

Pada saat itu pembentukkan KSM lebih diarahkan sebagai media aspirasi

kepentingan beberapa pihak diantaranya:

1. BKM berkepentingan dengan persoalan penyerapan dana ke masyarakat,

karena pada saat itu dana kegiatan ekonomi bergulir sudah cukup lama

mengendap di rekening BKM.

2. Fasilitator Kelurahan (Faskel) mereka berkepentingan dengan persoalan

progres laporan ke konsultan.

3. Pengurus UPK berkepentingan dengan pengakomodasian kelompok-kelompok

mereka serta ada efek ekonomis dalam penyaluran dana UPK (pungutan liar).

Faktor dominan penyebab rendahnya kemampuan masyarakat khususnya

perempuan dalam menginisiasi pembentukan kelompok, disebabkan persiapan

yang kurang matang baik oleh BKM maupun UPK. Hal ini disebabkan surat

rekomendasi pencairan dana dari satuan kerja (Satker) PNPM Mandiri Kabupaten

Cirebon untuk kegiatan pinjaman bergulir bersifat mendadak. Hal ini sebagaimana

yang dipertegas oleh ASP Sekretaris BKM:

“Pelaksanaan kegiatan PNPM di Kelurahan Kenanga ada kecenderungan dilaksanakan secara mendadak. Keadaan ini hampir terjadi di semua program baik pinjaman bergulir, lingkungan dan program sosial. Kami yang ada di lapangan sering direpotkan dengan keadaan seperti ini.”

Selain itu, rendahnya kemampuan perempuan dalam menginisiasi

kelompok pinjaman bergulir dalam perspektif komunikasi disebabkan minimnya

sosialisasi pada tingkat basis dan rendahnya informasi program yang menerpa

kaum perempuan. Hal ini disebabkan penciptaan ruang komunikasi yang kurang

mengakomodir keadaan perempuan. Implikasinya hampir sebagian besar

perempuan tidak mengetahui mekanisme pelaksanaan program pinjaman bergulir.

Hal ini sebagimana yang terjadi pada ATN warga blok Kranten Kelurahan

Kenanga yang kebingungan untuk mendapat informasi tentang pinjaman bergulir.

Page 117: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

102

Pola pembentukan KSM dengan dimobilisasi pengurus menimbulkan

beberapa masalah, salah satunya tidak berjalannya mekanisme kegiatan berbasis

kelompok. Pengumpulan uang setoran yang harusnya dilakukan secara

berkelompok pada pelaksanaannya dilakukan secara individu. Hal ini yang

menjadi pemicu kemacetan pinjaman bergulir. Langkah yang dilakukan BKM

pada saat itu menghentikan sementara pencairan dana ke masyarakat dan

melakukan pembenahan baik secara kelembagaan dan mengembalikan lagi proses

pengajuan pinjaman oleh KSM sesuai aturan-aturan yang berlaku.

Pasca pembenahan atau pada bulan September 2010 kegiatan pinjaman

bergulir kembali dijalankan. Kelompok-kelompok pemanfaat yang sebelumnya

merupakan hasil mobilisasi pengurus UPK, telah diarahkan berdasarkan

komunikasi tingkat basis. Mekanisme rembug warga dalam membentuk kelompok

merupakan syarat mutlak dalam pengajuan dana bergulir ke UPK.

Pendirian kelompok pasca pembenahan merupakan inisiasi murni

masyarakat. Karakter kelompok pada pasca pembenahan bercirikan jarak simbolik

antar anggota yang semakin sempit. Dalam kaitan ini sesama anggota cenderung

saling mengenal antara satu anggota dengan lainnya dan memiliki kesamaan

pandangan mengenai pelaksanaan pinjaman bergulir.

Mekanisme pembentukan kelompok dengan mengutamakan konsep

bottom up, merupakan upaya untuk terciptanya kegiatan pinjaman bergulir yang

lebih baik. Hal ini sebagaimana yang dipertegas oleh STR Manajer UPK berikut

ini:

“Belajar dari pengalaman, UPK sekarang ini lebih selektif dalam perekrutan kelompok peminjam. KSM yang mengajukan pinjaman harus dilakukan berdasarkan aturan terutama proses rembug warga. Inisiatif pendirian KSM bukan inisiatif pengelola tapi murni inisiatif masyarakat.”

Kelompok pasca pembenahan mulai dibentuk pada bulan September 2010.

Sampai bulan Desember 2010 kelompok dengan paradigma baru berjumlah 13

KSM dengan 88 orang pemanfaat. Komposisi pemanfaat dalam aspek gender

perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Jumlah pemanfaat dari

kelompok perempuan berjumlah 46 pemanfaat atau 53% sedangkan kelompok

pemanfaat kaum laki-laki berjumlah 42 pemanfaat atau 47 persen.

Page 118: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

103

Nama-nama KSM yang didirikan berdasarkan inisiatif masyarakat dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 21. KSM yang didirikan berdasarkan inisiatif masyarakat

Nama KSM Jumlah Anggota (orang) Jumlah Anggota Perempuan (orang)

Sekar Wangi 7 4 Pancuran Gading 15 4

Tanjakan 9 5 Bunga Soka 10 6 Sekar Maju 5 5

Tiga 5 2 Empat 5 0

Bunga Kenanga 7 6 Adenium 4 4 Maribang 6 3 Mingkrik 5 4

Pandan Wangi 5 2 Pandan 5 3

Sumber: UPK BKM Pondok Pari Bangkit 2010

Berdasarkan gambaran di atas pada kegiatan pinjaman bergulir,

menunjukkan bahwa perempuan di Kelurahan Kenanga masih di posisikan

sebagai obyek pembangunan bukan sebagai pelaku pembangunan. Mengambil

konsep pembangunan dan gender, keadaan ini menunjukkan bahwa kegiatan

pinjaman bergulir di Kelurahan Kenanga masih menggunakan konsep women in

development (WID) bukan gender and development.

Konsep WID lebih mengarah kepada acuan-acuan teknis berdasarkan

standar operasional prosedur (SOP) yang telah digariskan oleh regulator, dalam

kaitan ini pemanfaat kegiatan adalah 30% dari kaum perempuan. Selain itu pula

kuatnya WID menunjukkan pendidikan untuk kesadaran kritis yang

diimplementasikan dengan keberdayaan dan partisipasi belum terbangun pada

kegiatan pinjaman bergulir.

Dalam perspektif kesadaran kritis kondisi ini dapat disimpulkan bahwa

perempuan di Kelurahan Kenanga belum terbangun kesadaran kritis yang ideal.

Idealnya sebuah kesadaran kritis memunculkan kedalaman menafsirkan masalah-

masalah, percaya diri dalam berdiskusi, mampu menerima dan menolak.

Pembicaraan bersifat dialog. Pada tingkat ini orang mampu merefleksi dan

melihat hubungan sebab-akibat. Dalam kaitan ini perempuan masih dalam taraf

Page 119: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

104

kesadaran naif. Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk mempertanyakan

dan mengenali realitas, tetapi masih ditandai dengan sikap yang primitif dan naif,

seperti: mengindentifikasikan diri dengan elite, kembali ke masa lampau, mau

menerima penjelasan yang sudah jadi, sikap emosi kuat, banyak berpolemik dan

berdebat tetapi bukan dialog. Freire dalam Manggeng (2005)

Meski secara kuantitatif inisiasi pembentukkan kelompok banyak

didominasi oleh kaum laki-laki, namun geliat kesadaran perempuan sebagai agen

perubahan sudah menunjukkan tanda-tanda yang positif. Di antara kelompok yang

dibentuk pasca pembenahan, di antaranya dibentuk berdasarkan inisiasi kaum

perempuan. Kelompok tersebut adalah KSM Pandan yang diinisiasi oleh IPH,

KSM Adenium yang diinisiasi oleh WTM, KSM Mingkrik yang diinisiasi oleh

RMD, KSM Sekar Maju yang diinisiasi oleh SNH. Bahkan SNH telah

memfasilitasi pembentukan kelompok lainnya seperti KSM Tanjakan dan Pandan

Wangi.

Rendahnya perempuan dalam menginisiasi pembentukkan kelompok pada

kegiatan pinjaman bergulir, tidak serta merta menunjukkan rendahnya kapasitas

perempuan di Kelurahan Kenanga. Pada bidang lain perempuan di Kelurahan

Kenanga mampu menginisiasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Pada sisi lain

perempuan di Kelurahan Kenanga kemampuan berorganisasi yang baik. Hal ini

dapat dilihat pada lembaga-lembaga yang didirikan dan dikelola oleh perempuan,

memiliki eksistensi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari eksistensi lembaga

pendidikan pra sekolah dan sekolah dasar, majelis taklim yang sebagian besar

dikelola oleh perempuan.

Kontrol dan Tanggung Jawab pada Kegiatan Pinjaman Bergulir

Analisis mengenai kontrol atau tanggung jawab perempuan terhadap

pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dipetakan dalam beberapa aspek yaitu:

1. Pemanfaatan atau penggunaan dana

2. Kesadaran untuk melakukan pengembalian

3. Menjalankan konsep tanggung renteng

Dilihat dari sisi pemanfaatan atau penggunaan dana, kecenderungan dana

pinjaman bergulir digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat

domestik (rumah tangga). Hanya sedikit pemanfaat yang menggunakan dana

Page 120: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

105

pinjaman bergulir untuk kepentingan usaha. Bahkan, pemanfaat yang jelas-jelas

pelaku UMKM tidak serta merta memanfaatkan dana tersebut untuk modal atau

pengembangan UMKM. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh WKN warga

blok Tanjung Sari Kelurahan Kenanga berikut ini:

“Dana yang saya dapatkan dari pinjaman bergulir saya gunakan untuk merehab dapur, sebagian lagi saya gunakan untuk menambah barang dagangan saya.”

Pengalihan pemanfaatan dana pinjaman bergulir dari dana pengembangan

usaha menjadi dana untuk kegiatan lainnya, disebabkan beberapa faktor yaitu:

Pertama, rendahnya dana pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Sementara

ini, dana yang diberikan kepada pemanfaat hanya sebesar Rp. 500.000 (lima ratus

ribu). Tentunya dengan dana yang relatif kecil, kurang signifikan sebagai sarana

peningkatan usaha, ditambah lagi dengan uang jasa yang melebihi suku bunga

pasar, sebesar dua persen per bulan dengan tenor (jangka waktu) pinjaman selama

sepuluh bulan. Artinya uang jasa pinjaman bergulir mencapai 20 persen.

Kedua, pengalihan pemanfaatan memang suatu keadaan yang disengaja

oleh masyarakat itu sendiri. Mereka yang terdesak dengan kebutuhan rumah

tangga sangat berharap banyak dari pinjaman bergulir karena mekanisme

pinjaman bergulir yang mudah.

Dianalisis dari aspek peningkatan taraf ekonomi masyarakat, pengalihan

pemanfaatan dana, jelas tidak akan mendongkrak perekonomian masyarakat,

karena dengan adanya pinjaman malah akan menjadi beban bagi masyarakat itu

sendiri, namun pada posisi lain dana pinjaman bergulir dapat dijadikan solusi

untuk memecahkan persoalan keuangan yang bersifat mendesak. Sementara ini

belum ditemukan penggunaan dana pinjaman bergulir oleh masyarakat khususnya

perempuan untuk kepentingan kebutuhan non primer.

Pada aspek tanggung jawab terhadap pengembalian secara umum memiliki

gambaran yang sangat kontras antara fase sebelum pembenahan dan pasca

pembenahan. Pada fase sebelum pembenahan, secara umum kegiatan pinjaman

bergulir mengalami berbagai hambatan, salah satunya adalah masalah

pengembalian dana. Dari 12 KSM yang memiliki masa akhir kredit per Oktober

2010, hanya 52 orang dari 127 orang atau hanya 42% yang sudah menyelesaikan

pinjaman. Sisanya yang berjumlah 75 orang atau 58% belum menyelesaikan

Page 121: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

106

pinjaman meski sudah diberikan perpanjangan masa kredit sampai Desember

2010. Total tunggakan pada 12 KSM per desember 2010 mencapai Rp.

15.542.500 (lima belas juta lima ratus empat puluh dua ribu lima ratus).

Dalam aspek gender, pemanfaat yang mengalami tunggakan untuk

pinjaman jatuh tempo Oktober 2010 sebagian besar adalah dari kaum laki-laki

yang berjumlah 45 orang atau 60%. Sedangkan penunggak dari kaum perempuan

berjumlah 30 orang atau 40%. Meskipun dilihat dari sisi jumlah memiliki

perbedaan angka yang signifikan, namun dilihat dari nilai nominal tunggakan

antara laki-laki dan perempuan hampir tidak berbeda. Secara nominal tunggakan

pemanfaat dari kaum perempuan berjumlah Rp. 7.560.000 (tujuh juta lima ratus

enam puluh ribu).

Dua KSM yang dibentuk sebelum pembenahan kondisinya tidak jauh

berbeda dengan 12 KSM sebelumnya. Untuk kedua KSM ini tingkat

pengembaliannya hanya mencapai 67% per Desember 2010. Dari 20 pemanfaat

hanya dua pemanfaat yang tidak memiliki tunggakan, selebihnya memiliki

tunggakan dengan nominal yang bervariatif. Dari aspek gender penunggak

pinjaman bergulir banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

Pasca pembenahan UPK telah mencairkan dana pinjaman bergulir kepada

sembilan KSM. Tingkat pengembalian untuk sembilan KSM sementara ini dinilai

sangat baik. Data per Desember 2010 tingkat pengembalian mencapai 92%.

Tunggakan yang lebih cenderung pada aspek keterlambatan dari jatuh tempo

pembayaran. Adapun dari komposisi gender, laki-laki lebih banyak sebagai

penunggak dibandingkan perempuan.

Secara umum antara masa sebelum pembenahan dan pasca pembenahan,

tanggung jawab perempuan lebih baik daripada laki-laki. Meski demikian terdapat

kasus tunggakan yang paling mencuat yang dilakukan oleh perempuan. Dalam hal

ini nilai tunggakannya mencapai, Rp. 4.187.500 (Empat juta seratus delapan puluh

tujuh lima ratus). Besarnya tunggakan ini, disebabkan kapitalisasi pinjaman

bergulir. Adapun modusnya adalah dengan meminjam KTP orang lain, untuk

diajukan sebagai peminjam namun dana yang didapat digunakan sendiri.

Rendahnya tingkat pengembalian masyarakat terutama pada masa sebelum

pembenahan tidak selalu mengindikasikan rendahnya kesadaran warga terhadap

Page 122: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

107

tanggung jawab pada pinjaman bergulir. Secara prinsip masyarakat siap untuk

mengembalikan dana pinjaman bergulir. Dari aspek gender, perempuan yang

mengalami tunggakan banyak disebabkan persoalan teknis domestik. Hal ini

seperti yang terjadi pada pemanfaat RBH warga blok Tanjung Sari Kelurahan

Kenanga, yang terlambat membayar dikarenakan untuk biaya pendidikan anaknya

yang melanjutkan ke sekolah tingkat menengah atas. Begitupun dengan UNSR

warga blok Lebak Jambu Kelurahan Kenanga yang terlambat membayar

dikarenakan suaminya terkena musibah, RN warga Karang Gayam Kelurahan

Kenanga yang belum mendapat kiriman dari suaminya yang bekerja di luar kota.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh STR Manajer UPK berikut ini.

“Pada umumnya masyarakat Kelurahan Kenanga secara prinsip adalah masyarakat yang bertanggung jawab. Ini terbukti dengan adanya kenaikan yang signifikan pengembalian dana pinjaman bergulir setelah pembenahan. Kemacetan yang ada sementara ini, masih dalam tahap yang wajar, meski kitapun punya catatan pemanfaat yang benar-benar tidak bertanggung jawab, tapi jumlahnya hanya satu atau dua orang.”

Selain dari ranah domestik, latar belakang kemacetan pinjaman bergulir

dapat ditelusuri dari aspek kelembagaan UPK. UPK pada fase sebelum

pembenahan dikelola tidak profesional yang menciptakan kesalahan-kesalahan

manajemen (mismanagement). Persoalan mismanagement berkorelasi dengan

persoalan pencitraan kelembagaan UPK. Adanya penggunaan dana setoran oleh

salah satu pengurus secara langsung akan berpengaruh terhadap tingkat

kepercayaan masyarakat. Wujud dari ketidakpercayaan ini, salah satunya

ditunjukkan oleh sikap KSM Mawar dan Melati yang seolah acuh tak acuh dengan

permasalahan tanggung jawab pengembalian dana pinjaman.

Secara aspek hubungan eksternal dengan pemanfaat, UPK pada saat itu

tidak mengedepankan prinsip-prinsip kekeluargaan. Pelaksanaan pinjaman

bergulir lebih mengedepankan aspek-aspek baku secara umum. Pendekatan

hubungan manusiawi, tidak diterapkan pada pelaksanaan pinjaman bergulir. Salah

satu bentuknya adalah cara penagihan kemacetan yang tidak mendatangkan

simpati. Seperti halnya yang dirasakan oleh SL pemanfaat warga Blok Desa

Kelurahan Kenanga yang ditagih di depan umum. Begitupun ASP pemanfaat

Page 123: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

108

warga blok Tanjung Sari Kelurahan Kenanga yang ditagih di forum rembug

warga.

Selain persoalan simpati, terdapat kebijakan dari pengelola pada saat itu

yang tidak dikomunikasikan kepada masyarakat, seperti pencabutan insentif bagi

ketua KSM yang berfungsi sebagi juru tagih. Padahal kesepakatan awal yang

dibangun adalah adanya insentif bagi juru tagih. Implikasinya adalah tidak ada

juru tagih pada masyarakat pemanfaat.

Dalam tinjauan aspek komunikasi, kemacetan ini disebabkan pengendalian

informasi tidak dikontrol. Informasi tentang kemacetan selalu diceritakan oleh

pengelola kepada masyarakat. Keadaan ini menciptakan rumor yang negatif

tentang keberlanjutan kegiatan. Rumor ini secara langsung akan melunturkan

kesadaran warga yang memiliki itikad atau kemampuan untuk melakukan

pembayaran. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada masyarakat blok Jamsari

Kelurahan Kenanga yang mengkuatirkan berhentinya program. Mereka secara

sepihak TRH tidak menyetorkan uang nasabah ke pengelola tetapi menggulirkan

kepada masyarakat yang lainnya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan SMN

suami TRH warga blok Jamsari Kelurahan Kenanga berikut ini:

“Terus terang saya melakukan hal ini tanpa koordinasi dengan pengelola, hal ini semata-mata ada informasi bahwa kegiatan pinjaman bergulir akan berhenti. Sedangkan banyak warga yang mendesak saya untuk mendapatkan pinjaman. Dari pada warga saya tidak mendapatkan pinjaman, lebih baik dana ini saya gulirkan kepada warga. Dan saya bertanggung jawab penuh terhadap tindakan saya.”

Komunikasi antara pengelola dengan pemanfaat pada saat itu, lebih

diutamakan komunikasi yang bersifat linier. Padahal komunikasi yang terbuka

dan bersifat sirkular timbal balik sangat dibutuhkan. Harapan dari pemanfaat

adalah adanya pendampingan (komunikasi) sehingga kendala-kendala teknis

terutama dalam persoalan pengembalian dapat dipecahkan secara baik. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan ANWR Ketua KSM Sekar Sari berikut ini:

“Persoalan pinjaman bergulir bagi KSM kami bukan sebatas bagaimana meminjam dan mengembalikan, tapi yang lebih kami butuhkan adalah arahan atau rembug bersama antara UPK dengan pemanfaat. Saya sebagai ketua kadang tidak bisa menjawab pertanyaan dari masyarakat, seperti penangguhan setoran,

Page 124: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

109

pelunasan dipercepat, pemanfaat yang meninggal, pemanfaat yang mengalami ketidakberdayaan permanen karena sakit, dll.” Dari data yang ada dapat dipetakan bahwa kemacetan pinjaman bergulir

bukan disebabkan oleh rendahnya kesadaran pemanfaat. Kemacetan setoran

pinjaman dana bergulir dapat dipetakan menjadi beberapa latar belakang yaitu:

(1) Kondisi internal pemanfaat atau suasana domestik. (2) Kredibilitas pengelola.

(3) Komunikasi yang tidak terbangun. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

pembenahan adalah: (1) Pembenahan kelembagaan dalam hal ini pengangkatan

manajer UPK yang memiliki kredibilitas. (2) Menerapkan konsep kekeluargaan

dengan mengedepankan simpati, salah satunya memberikan perhatian khusus

dalam bentuk insentif kepada juru tagih tingkat kelompok. (3) Melakukan

pembelajaran masyarakat melalui pendampingan bagi peminjam atau calon

peminjam. (4). Membangun komunikasi dengan berbagai dengan unsur-unsur

yang ada di masyarakat.

Pembenahan yang dilakukan oleh kepengurusan yang baru, sedikit demi

sedikit menampakkan hasil yang positif. Hal ini dapat dilihat pada indikasi,

kepercayaan masyarakat terhadap UPK yang semakin kuat dan tingkat

pengembalian yang sangat baik.

Perubahan yang positif dalam pengembalian pinjaman merupakan suatu

bukti bahwa kesadaran dan tanggung jawab itu ada. Kesadaran akan tanggung

jawab merupakan modal sosial dalam pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir.

Aspek lain berkenaan dengan tanggung jawab perempuan terhadap

kegiatan adalah pelaksanaan konsep tanggung renteng. Sebagai gambaran

pinjaman yang diberikan kepada masyarakat bukan bersifat pribadi tetapi adalah

kelompok dengan sistem tanggung renteng. Pengertian sistem tanggung renteng

diartikan tanggung jawab bersama setiap orang anggota kelompok peminjam,

untuk memenuhi kewajiban pembayaran kembali kredit dari bank bilamana ada

salah satu anggota menunggak atau macet. Sistem tanggung renteng adalah

perwujudan paling tinggi dan kepercayaan serta merupakan rasa setia kawan antar

anggota dalam kelompok (Suharni 2003).

Prinsip tangung renteng, merupakan sarana menggairahkan kembali

kearifan lokal yang ada di masyarakat. Diharapkan dengan adanya tanggung

renteng bisa menumbuhkan rasa tolong menolong dan kesetiakawanan sosial.

Page 125: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

110

Kegiatan pinjaman bergulir dengan sistem tanggung renteng merupakan standar

operasional yang ditetapkan oleh tim regulator PNPM Mandiri. Pada

pelaksanaannya konsep tanggung renteng pada kegiatan pinjaman bergulir di

Kelurahan Kenanga belum dilaksanakan.

Dari perjalanan kegiatan pinjaman bergulir baik pada fase sebelum

pembenahan dan dan pembenahan ternyata tidak ada satu kelompok pun yang

menerapkan sistem tanggung renteng. Alasan yang paling mendasar dari

masyarakat adalah beratnya setoran pribadi sehingga tidak mampu untuk

menanggung tunggakan setoran anggota kelompok lainnya.

Dalam kajian kritis alasan tersebut sebenarnya kurang mendasar. Dilihat

dari karakter ekonomi peminjam, sebenarnya pemanfaat mampu untuk melakukan

tanggung renteng. Persoalan yang paling mendasar adalah rasa kesetiakawanan

yang belum terbangun dengan baik.

Meski demikian kepengurusan UPK yang baru akan menerapkan sistem

tanggung renteng pada masa akhir kredit. Hal ini sebagaimana yang disampaikan

oleh STR Manajer UPK berikut ini:

“Sementara ini kita akui tanggung renteng belum bisa dilaksanakan oleh masyarakaat. Sehingga upaya yang kami lakukan adalah menerapkan tanggung renteng pada masa akhir kredit. Pada masa akhir kredit, setiap pemanfaat akan mendapatkan tabungan sesuai dengan besaran pinjaman. Tabungan ini dapat kita kembalikan ke masyarakat atau kelompok pemanfaat manakala kelompok tersebut tidak ada tanggungan ada tunggakan.”

Pembangunan Sistem Kontrol Kegiatan Pinjaman Bergulir

Kegiatan PNPM Mandiri adalah kegiatan yang berbasis masyarakat, yang

bercirikan asas-asas demokrasi. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan yang

diterapkan harus berorientasi pada masyarakat. Keadaan ini, menunjukkan PNPM

Mandiri telah membuka peluang yang besar bagi masyarakat untuk terlibat dalam

pengelolaan program termasuk di dalamnya menjalankan fungsi kontrol. Elemen

yang terlibat adalah BKM, UPK, DPK dan masyarakat.

Page 126: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

111

Gambaran fungsi kontrol kegiatan pinjaman bergulir dapat dilihat pada

matriks berikut ini.

Tabel 22. Matriks sistem kontrol dalam kegiatan pinjaman bergulir No Fungsi Kontrol Hasil Amatan 1 BKM kepada UPK Pada awalnya fungsi ini tidak berjalan, namun setelah

pembenahan fungsi kontrol sudah berjalan. Setiap bulan UPK memberikan progres kegiatan pinjaman bergulir. Pola komunikasi organisasi antara UPK dengan BKM sudah dibangun dengan baik.

2 Dewan Pengawas Keuangan kepada UPK

Pada saat ini peran DPK dalam kegiatan pinjaman bergulir kembali di aktifkan, dan progres bulanan selalu dilaporkan kepada DPK, namun proses komunikasiorganisasi antara DPK dan UPK belum dilaksanakan dengan baik.

3 UPK kepada Pemanfaat

Kontrol UPK kepada pemanfaat dilakukan secara simultan, dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi baik secara tatap muka maupun dengan tertulis.

4 Pemanfaat kepada Pemanfaat

Sementara ini, kontrol yang dilakukan antarpemanfaat sudah menunjukkan gambaran yang positif, hal ini terlihat dari berfungsinya organisasi KSM pinjaman bergulir salah satunya diwujudkan dengan adanya juru tagih di KSM

Kontrol dalam kegiatan pinjaman bergulir dilakukan bulanan dan tahunan.

Kontrol yang bersifat bulanan adalah progres UPK kepada BKM dan DPK, UPK

kepada KSM. Kontrol yang bersifat tahunan adalah audit keuangan UPK yang

dilakukan oleh auditor independen.

Adanya progres laporan bulanan oleh UPK kepada BKM dan DPK serta

UPK kepada masyarakat menunjukkan pola komunikasi organisasi sudah berjalan

dengan baik. Hal ini tentunya berimplikasi positif kepada hasil audit. Selama dua

kali diaudit keuangan UPK dinyatakan wajar meski dengan catatan. Pola kontrol

dalam kegiatan pinjaman bergulir dapat digambarkan pada Gambar 15 berikut ini.

Gambar 15. Pola kontrol dalam kegiatan pinjaman bergulir

Dewan Pengawas Keuangan (DPK)

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Unit Pelaksana Keuangan (UPK)

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Pembuatan Kebijakan Program

Pelaksana Program

Pemanfaat Program

Kontrol Internal

Page 127: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

112

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan terdapat

siklus organisasi yang jelas terutama masalah pembagian wewenang dan fungsi

kontrol. Pada tingkat kelembagaan, BKM memberikan wewenang kepada UPK

untuk melaksanakan program pinjaman bergulir. Wewenang ini diantaranya

adalah melakukan persetujuan atau penolakkan atas usulan pinjaman bergulir

kelompok dan pengaturan mekanisme standar operasional prosedur pelaksanaan

pinjaman bergulir. Sedangkan kontrol yang dilakukan BKM adalah pemantauan

atas tingkat kemacetan atau keamanan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

Persoalan utama mengenai sistem kontrol pinjaman bergulir adalah belum

terbangunnya kontrol di antara anggota kelompok dalam sebuah KSM. Padahal

fungsi kontrol tingkat basis inilah yang seharusnya menjadi pilar utama.

Dalam aspek gender, pelaksanaan kontrol lebih banyak dilakukan oleh

laki-laki. Hal ini disebabkan laki-laki cenderung lebih terbuka dalam

berkomunikasi, yang tentunya berbeda dengan perempuan yang cenderung pasif.

Selain itu, keadaan ini tidak bisa terlepas dari konstruksi sosial masyarakat yang

berlaku. Kondisi norture perempuan dipandang oleh masyarakat adalah sebagai

kelompok yang dibungkam. Sehingga ekspresi perempuan dalam ranah publik

dianggap sebagai kondisi yang abnormal.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan WTM relawan blok Lebak Jambu

Kelurahan Kenanga berikut ini.

“Saya kalau di forum lebih memilih diam, karena saya malu untuk mengutarakan pendapat. Apalagi dalam rembug warga memunculkan perdebatan.”

Meski demikian, bukan berarti perempuan tidak memiliki kontribusi pada

kontrol sosial, seperti halnya RMD, IPH, SNH yang berperan aktif menciptakan

kontrol pada tingkat kelompok.

Jawaban Hipotesis Pengarah

Berdasarkan kajian dan analisis hasil penelitian ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

1. Komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri tidak semuanya merupakan

bentuk komunikasi partisipatif, tetapi juga terdapat komunikasi linier. Hal

Page 128: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

113

ini menunjukkan apa yang menjadi hipotesis pengarah tidak sesuai apa

yang menjadi kondisi di lapangan.

2. Internalisasi program masih belum optimal hal ini dapat dilihat dari

pencitraan dan aktivasi masyarakat terhadap PNPM Mandiri. Hal ini

menunjukkan apa yang menjadi hipotesis pengarah tidak sesuai dengan

kondisi di lapangan.

3. Isu gender dalam kegiatan pinjaman bergulir telah menggunakan konsep

keadilan gender. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi hipotesis

pengarah. Namun dalam kajian kritis, keadilan ini masih tampak terihat di

permukaan.

Page 129: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

115

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penggalian data di lapangan dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi dalam kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga

menggunakan pola pendekatan komunikasi partisipatif dan linier. Komunikasi

pertisipatif terselenggara dalam proses komunikasi antara masyarakat

termasuk di dalamnya dengan kelembagaan. Komunikasi antara masyarakat

dengan fasilitator adalah komunikasi linier. Pada pelaksanaannya komunikasi

ini menggunakan model banyak tahap dengan sekuen-sekuen. Kegiatan PNPM

Mandiri di Kelurahan Kenanga didukung juga dengan komunikasi sekunder

dalam hal ini menggunakan media warga dalam bentuk buletin dan papan

informasi. Dalam aspek gender partisipasi komunikasi banyak didominasi oleh

laki-laki, karena penciptaan iklim komunikasi tingkat basis tidak

mengakomodir kondisi perempuan. Dalam berbagai forum perempuan bersifat

pasif.

2. Dilihat dari internalisasi menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Kenanga

belum memahami filosofi, konsep dan aplikasi PNPM Mandiri secara utuh.

PNPM Mandiri masih mengalami bias pencitraan dalam hal ini PNPM

Mandiri dipahami sebagai program temporal dan parsial. Setiap keragaman

masyarakat memiliki perbedaan pemahaman kepada PNPM Mandiri. Dan

yang paling kontras adalah masyarakat dari keragaman rumah tangga miskin

yang merupakan pemanfaat program kurang memahami kegiatan PNPM

Mandiri.

3. Pada kelembagaan UPK pada awalnya peran perempuan sangat baik. Namun

kinerja mereka tidak menunjukkan profesionalisme sehingga diadakan

restrukturisasi sehingga peran perempuan dalam UPK tidak menominasi lagi.

Dilihat dari akses perempuan terhadap lembaga UPK sangat baik, hal ini

dilihat dari proporsi pemanfaat perempuan lebih banyak dibandingkan laki-

laki. Pada aspek tanggung jawab perempuan lebih baik dari pada laki-laki. Hal

ini dapat dilihat rasio kemacetan antara laki-laki dan perempuan lebih banyak

dilakukan oleh pemanfaat laki-laki. Perempuan masih belum memiliki

Page 130: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

116

kemampuan untuk membentuk kelompok pinjaman bergulir. Tanggung jawab

melalui tanggung renteng belum dapat dilakukan begitupun dengan kontrol

sosial yang belum dilaksanakan secara maksimal.

Saran

1. Penguatan kelembagaan baik pada lembaga Badan Keswadayaan Masyarakat

(BKM), Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan Kelompok Swadaya masyarakat

(KSM). Selain itu perlu dibangun sistem komunikasi yang baik sehingga

program PNPM Mandiri dapat terlaksana dengan baik. Dalam kaitan ini

komunikasi tidak dipandang sebatas penyampaian pesan tetapi juga

dimasukkan unsur-unsur pendidikan yang menekankan jiwa kesetiakawanan.

2. Mendorong suasana komunikasi yang baik yang membuka peluang khususnya

kelompok-kelompok pemanfaat program.

3. Perlunya penguatan kelembagaan UPK baik pada aspek SDM dan permodalan

melalui pembangunan jaringan kemitraan sehingga UPK dapat dijadikan

sarana pengembangan ekonomi masyarakat.

Page 131: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

117

DAFTAR PUSTAKA Ahyar, Lubis Y. 2006. Dekonstruksi Epistomologi Modern: Dari Post

Modernisme, Teori Kritis, Postkolonialisme hingga Cultural Studies. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu.

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan. Bandung: Alfabeta.

Ardianto E, Q-Anees B. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin A. 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. Bandung: Armico.

Arjani NL. 2008. Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan Tantangan Global. J. Sosial Ekonomi “Input,” Vol. 1 No.1 Feb. 2008.

Bungin B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cahyono. 2005. Wajah Kemiskinan Wajah Perempuan. J. Perempuan No. 42. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Creswell, JW. 2003. Research Design Qualitative-Quantitative and Mixed Methods Approaches, London: Sage Publication.

Dilla S. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Depdagri dan LAN RI. 2007. Modul 4 Peran Eselon IV dalam Peningkatan Kapasitas Melalui Kebijakan Pengarusutamaan Gender di Era Desentralisasi: Diklat Teknis Penyadaran Gender di Era Desentralisasi. Jakarta: Depdagri dan LAN RI.

[Ditjen] Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2008a. Modul Dasar: Pembangunan Partisipatif. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

_________________________________. 2008b. Modul: Pedoman Pelaksanaan Strategi Komunikasi PNPM Mandiri. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

_______________________________. 2008c. Modul Khusus Komunitas Relawan: Strategi Komunikasi - Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

_______________________________. 2009. Modul Khusus Komunitas BKM/UP-UP: Pinjaman Bergulir Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

[Ditjen PMD] Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2008. Petunjuk Teknis Operasional Program PNPM Mandiri. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Effendy OU. 1993. Teori Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Rekatama.

Page 132: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

118

Faqih M. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Golberg AA, Larson CE. Komunikasi Kelompok. Jakarta: UI Press

Hadiprakoso A. 2005. Penguatan Peran Gender dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin studi kasus kelompok dasa wisma Desa Sudagaran [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hamijoyo S. 2005. Komunikasi Partisipatif: Pemikiran dan Implementasi Komunikasi dalam Pengembangan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Handayani T, Sugiarti. 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang: UMM Press.

Hardiman FB. 1990. Kritik Idiologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan. Yogyakarta: Kanisius

Hastuti LE. 2004. Hambatan Sosial Budaya Dalam Pengarusutamaan Gender di Indonesia. [makalah] Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Indraswari. 2009. Perempuan dan Kemiskinan. J. Analisis Sosial Vol. 14 No. 2 September 2009.

[Inpres RI] Instruksi Presiden Republik Indonesia. 2000. Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Johnson DW, Johnson JP. 1991. Joining Together. Group Theory and Group Skills. Fourth Edition. New York : Perntice-Hall, Inc.

Kartasasmita G. 1996. Membangun untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Cides.

Kelurahan Kenanga. 2011. Monografi Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

[Kemeneg PP ]. 2000. Panduan Pelaksanaan Inpres Nomor 9 Tahun 2000, Jakarta: Kemeneg PP.

Lincoln YS, Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: Sage.

LP3S, World Bank. 2007. baseline survey kualitatif PNPM Mandiri. http//pnpmmandiri.org.id

Manggeng M. 2005. Pendidikan yang Membebaskan Menurut Paulo Freire dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia. J. Teologi Kontekstual “Intim” Edisi No. 8 - Semester Genap 2005.

[diakses 3 Januari 2010]

Mariana A, Purnama L. 2005. Tragedi Kelaparan Nasional dan Feminisasi Kemiskinan. J. Perempuan No. 42. Vol.2 Februari 2005

Miles BM, Huberman AM. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Page 133: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

119

Miller K. 2002. Communication Theories: Perspective, Processes, and Contexts. USA: McGraw-Hill Companies.

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosda Karya.

Mugniesyah S.S. et al. 2010. Dasar-Dasar Komunikasi. Bogor: Sains KPM IPB Press.

Muhadjir. 2005. Negara dan Perempuan. Yogyakarta: Adipura.

Mulyana D. 2008. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remadja Rosdakarya.

_________. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Munaf M. 2004. Peran Gender dalam Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Studi Kasus di Kota Ternate Maluku Utara) [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nugroho R. 2008. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Poostchi I. 1986. Rural Development and the Developing Countries, Oshawa: The Alger Press, Ltd.

Rakhmat J. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Royat, S. 2008. Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan [makalah]. Jakarta. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

[RPuK] Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan. 2007. Buku Panduan Keadilan Gender dalam Program, Pertanian, Irigasi dan Perikanan. Banda Aceh: RpuK.

Saleh A. et al. 2010. Dasar-Dasar Komunikasi. Bogor: Sains KPM IPB Press. Salim A. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana. Soekanto S. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar Jakarta: Rajawali Press.

Soetomo. 2008. Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudirja R. 2007. Partisipasai Perempuan dalam Penyusuanan Program

Pembangunan Pertanian di Pedesaan: Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) [makalah]. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Suharni. 2003. Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank dengan Sistem Tanggung Renteng. J Hukum Dan Dinamika Masyarakat Vol. I No. 7 Oktober 2003.

Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Page 134: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

120

Sulistiyani E. 2004. Pemberdayaan Sumberdaya Wanita Pedesaan ke Arah

Perbaikan Human Capital dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sulistyowati Y. 2005. Komunikasi Pemberdayaan. Yogyakarta: AMD Press.

Suprapto T. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Presindo. Sutomo. 1998. Menempatkan Masyarakat Pada Posisi Sentral dalam Proses

Pembangunan. Yogyakarta: J. Sosial Politik UGM. Vol. 2, No. I, Juli 1998. [UPK BKM Pondok Pari Bangkit]. 2010. Progress Kegiatan Pinjaman Bergulir

Bulan Juli-Desember 2010. Cirebon: UPK BKM Pondok Pari Bangkit. West R, Turner LH. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi

Jakarta: Salemba Humanika Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia. Wiyono A. 2005. Peranan Perempuan dalam Perumusan Perencanaan

Pembangunan Partisipatif (Penelitian Tentang Akses Partisipasi, Kontrol dan Manfaat Perempuan dalam Penyusunan Daftar Skala Prioritas Pembangunan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan di Wilayah Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2005) [Tesis]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 135: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

121

LAMPIRAN

Page 136: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

122

Lampiran 1. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

Sumber Informasi : • Lurah Kenanga

• Staf kelurahan • Masyarakat

Instrumen :

• Penggalian dokumen monogram Kelurahan Kenanga

• Wawancara • Observasi lapangan

Informasi Data yang Dibutuhkan :

• Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah Kelurahan Kenanga

• Kondisi Demografis • Pelapisan Masyarakat dan Relevansinya

pada Kegiatan PNPM Mandiri Kelurahan Kenanga

• Sistem Komunikasi Masyarakat Kelurahan Kenanga

Pertanyaan yang Dikembangkan

• Berapa luas wilayah Kelurahan Kenanga? • Bagaimana batas-batas Kelurahan

Kenanga? • Bagaimana pembagian wilayah-wilayah

di Kelurahan Kenanga? • Bagimana postur masyarakat kelurahan

Kenanga berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan pekerjaan?

• Bagaimana pelapisan masyarakat Kelurahan Kenanga?

• Bagaimana peran masyarakat berdasarkan tingkat pelapisannya?

• Bagaimana pola-pola komunikasi yang ada pada masyarakat Kenanga?

• Apakah ada gatekeeper dalam system komunikasi masyarakat Kelurahan Kenanga?

Page 137: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

123

Lampiran 2. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang model komunikasi tingkat basis.

Sumber Informasi :

• Fasilatator kelurahan • Anggota BKM • Sekretaris BKM • Anggota masyarakat • Anggota KSM • Simpul Komunikasi • Relawan

Instrumen : • Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam • Uji petik

Informasi Data yang Dibutuhkan :

• Komunikasi tingkat basis dalam berbagai dimensi.

• Aplikasi model komunikasi tingkat basis. • Model Komunikasi dalam aspek gender. • Komunikasi dalam kegiatan pinjaman

bergulir.

Pengembangan Pertanyaan :

• Model komunikasi apa yang digunakan dalam kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga?

• Bagaimana aplikasi model dalam komunikasi pada masyarakat?

• Mengapa menggunakan model seperti itu? • Bentuk media internal apa saja yang dibuat

oleh BKM? • Sejauh mana efektivitas media tersebut dalam

mengkomunikasikan program? • Bagaimana pemahaman masyarakat dari

berbagai golongan terhadap filosofi, konsep serta aplikasi program?

• Mengapa terdapat hambatan dalam penginternalisasian program?

• Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan penginternalisasian program?

• Mengapa terdapat perbedaan pengetahuan masyarakat antara kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial?

• Apa yang menjadi latar belakang perbedaan tersebut?

• Bagaimana penciptaan iklim komunikasi dalam komunikasi partisipatif?

Page 138: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

124

• Bagaimana hubungan antara penciptaan iklim komunikasi dengan kepesertaan partispasi perempuan?

• Bagaimana keterlibatan perempuan dalam komunikasi partisipatif?

• Bagaimana peran perempuan dalam proses komunikasi?

• Bagaimana kegiatan pinjaman bergulir dikomunikasikan kepada masyarakat?

Page 139: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

125

Lampiran 3. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang internalisasi program

Sumber Informasi :

• Sekretaris BKM • Anggota masyarakat • Anggota KSM • Simpul Komunikasi • Relawan

Instrumen : • Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam • Uji petik

Informasi Data yang Dibutuhkan :

• Pencitraan kegiatan PNPM Mandiri. • Internalisasi berdasarkan keragaman

karakteristik.

Pengembangan Pertanyaan :

• Faktor-faktor apa saja dalam konteks komunikasi yang menjadi hambatan penginternalisasian program?

• Bagaimana citra program PNPM Mandiri di tengah masyarakat?

• Faktor apa saja yang menghambat penginternalisasian program dari aspek sosial budaya?

• Bagaimana penginternalisasian dari berbagai keragaman karakter?

• Mengapa terdapat perbedaan pengetahuan masyarakat antara kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial?

Page 140: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

126

Lampiran 4. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang kesadaran kritis pengarusutamaan gender.

Sumber Informasi : • Fasilitator Kelurahan

• Anggota BKM • Sekretaris BKM • Manajer Unit Pengelola Keuangan • Anggota KSM Pinjaman Bergulir • Masyarakat Umum

Instrumen : • Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam

Informasi Data yang Dibutuhkan :

• Gambaran kegiatan pinjaman bergulir • Aksesibilitas perempuan terhadap

pinjaman bergulir • Peran perempuan dalam kelembagaan

UPK • Tanggung jawab perempuan dalam

pelaksanaan pinjaman bergulir • Pembangunan kontrol sosial kegiatan

pinjaman bergulir

Pengembangan Pertanyaan

• Kapankah kegiatan pinjaman bergulir dilaksanakan?

• Sudah berapa KSM kah yang sudah mendapat dana pinjaman bergulir?

• Bagaimanakah komposisi pemanfaat pinjaman bergulir dari sisi gender?

• Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan pinjaman bergulir?

• Bagaimana peran perempuan di kelembagaan unit pengelola keuangan?

• Bagaimana kemampuan manajerial kaum perempuan dalam mengelola unit keuangan?

• Bagimana keragaman perempuan pemanfaat pinjaman bergulir?

• Bagaimana pengelolaan dana pinjaman bergulir oleh perempuan?

• Apakah pinjaman bergulir sudah mengikuti pola pengelolaan ekonomi rumah tangga (PERT)?

• Bagaimana kemampuan perempuan membentuk kelompok pinjaman bergulir?

• Bagaimana tanggung jawab dari aspek gender terhadap pinjaman bergulir?

Page 141: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

127

• Apakah pola tanggung renteng dilaksanakan dalam kegiatan pinjaman bergulir?

• Bagaimana kontrol sosial sesama pemanfaat pinjaman bergulir?

• Bagaimana kontrol BKM kepada UPK sebagai pelaksana kegiatan pinjaman bergulir?

Page 142: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

128

Lampiran 4. Dokumentasi foto kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon

Pertemuan BKM dengan KSM lingkungan. Kegiatan ini dalam rangka laporan KSM dalam melaksanakan program. Dari aspek gender, pertemuan ini tidak

dihadiri oleh perempuan.

Kegiatan Rapat Warga Tahunan (RWT) merupakan sarana komunikasi organisasi BKM kepada masyarakat dalam rangka laporan progres kegiatan selama satu

tahun. RWT dihadiri oleh perwakilan masyarakat (simpul-simpul komunikasi).

Page 143: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

129

Pencairan dana kepada KSM pinjaman bergulir. Kebanyakan pemanfaat pada kegiatan ini adalah perempuan.

Kegiatan pendampingan oleh fasilitator kelurahan. Pendampingan ditujukan untuk memperkuat kelembagaan BKM sehingga BKM mampu menjalankan siklus-

siklus yang ada pada kegiatan PNPM Mandiri.

Page 144: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

130

Partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menunjukkan kesadaran kritis masyarakat dalam refleksi diri pada kemiskinan.

Pencairan dana kepada KSM pembangunan infrastruktur lingkungan warga. Dalam kegiatan PNPM kegiatan yang dilakukan bertumpu pada masyarakat

termasuk di dalamnya pengelolaan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Page 145: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

131

Papan informasi. Papan Informasi merupakan sarana komunikasi BKM dengan masyarakat dalam hal ini BKM memberikan informasi-informasi seputar kegiatan

PNPM Mandiri.

Hasil kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga. MCK merupakan sarana kesehatan masyarakat yang dibangun oleh KSM bidang lingkungan.

Page 146: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

132

Page 147: Komunikasi Tingkat Basis Dan Kesadaran Kritis … · 2015-09-03 · Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis ... ditinjau dari aspek gender sudah

56