komunikasi interpersonal

31
Membangun Komunikasi Efektif Dokter- Pasien Nadya Jondri 1107101010135 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Abstrak Salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai makhluk sosial adalah kebutuhan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Komunikasi adalah suatu jalan bagi sesama manusia untuk dapat saling berhubungan satu sama lain. Bentuk komunikasi yang paling sederhana adalah komunikasi interpersonal yang melibatkan dua individu. Komunikasi yang terjadi antara dokter-pasien merupakan salah satu berntuk dari komunikasi interpersonal yang terjadi di masyarakat. Membangun komunikasi efektif dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Dokter tidak hanya

Transcript of komunikasi interpersonal

Page 1: komunikasi interpersonal

Membangun Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

Nadya Jondri

1107101010135

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Abstrak

Salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai makhluk sosial adalah

kebutuhan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Komunikasi

adalah suatu jalan bagi sesama manusia untuk dapat saling berhubungan satu

sama lain. Bentuk komunikasi yang paling sederhana adalah komunikasi

interpersonal yang melibatkan dua individu.

Komunikasi yang terjadi antara dokter-pasien merupakan salah satu

berntuk dari komunikasi interpersonal yang terjadi di masyarakat. Membangun

komunikasi efektif dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang dokter. Dokter tidak hanya dituntut untuk memiliki

kecerdasan intelektual yang tinggi, namun juga diperlukan keterampilan dalam

membangun suatu bentuk komunikasi interpersonal yang efektif antara dokter-

pasien. Hal ini sangat penting bagi seorang dokter untuk melakukan sebuah

diagnosa penyakit.

Keyword: Komunikasi, Komunikasi interpersonal, Komunikasi efektif dokter-

pasien

Page 2: komunikasi interpersonal

Pendahuluan

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu bertahan hidup sendiri

tanpa adanya hubungan dan interaksi dengan orang lain. Hal ini merupakan salah

satu wujud dari pemenuhan kebutuhannya sebagai makhluk yang hidup di tengah-

tengah masyarakat. Kenyataan ini dapat dilihat ketika seorang manusia hampir

selalu melibatkan orang lain dalam setiap kegiatan yang dilakukannya sehari-hari.

Bentuk dari interaksi yang dilakukan dapat berupa interaksi secara langsung

maupun tidak langsung.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, diperlukan

suatu proses yang kita sebut sebagai komunikasi. Hal ini merupakan salah satu

kebutuhan mutlak bagi setiap manusia untuk dapat saling berhubungan dan

bekerja sama satu sama lain. Proses komunikasi meliputi suatu gagasan yang

muncul di benak seseorang, kemudian gagasan itu diterjemahkan ke dalam bentuk

pesan atau informasi yang disampaikan kepada orang lain melalui media tertentu.

Kemudian si penerima pesan menerjemahkan apa yang dia terima, untuk

kemudian dapat ditanggapi berdasarkan pemahaman yang didapatkannya. Hal

yang ditanggapi oleh si penerima pesan dalam proses komunikasi bukanlah kata-

kata dari si pemberi pesan, namun makna dari kata-kata yang disampaikan.

Tujuan dari melakukan komunikasi adalah agar tercapainya suatu kesamaan

makna di antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Kajian Teori

1. Pengertian Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), yang dimaksud

dengan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita

antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Page 3: komunikasi interpersonal

Secara umum pengertian komunikasi adalah kegiatan dimana

seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan

sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima

pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang

yang menyampaikan pesan itu kepadanya. (Hardjana, 2003).

Wujud komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan

komunikasi non verbal. Bentuk komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui

ucapan yang dilakukan secara langsung sedangkan komunikasi non verbal

adalah komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi ini ditunjukkan melalui

ekspresi wajah, bahasa tubuh, serta nada suara. (Soetjaningsih, 2008)

Salah satu bentuk komunikasi yang paling sederhana adalah

komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang sedikitnya

melibatkan dua orang. Dalam komunikasi ini terjadi pertukaran informasi dari

dua orang yang berbeda sifat, sikap, perilaku, serta pandangan. Untuk

mencapai kesamaan di antara mereka, maka diperlukanlah suatu bentuk

komunikasi interpersonal yang efektif.

2. Pentingnya Komunikasi

Komunikasi dapat mendatangkan suatu kebahagiaan dalam hidup

manusia. Berikut peran komunikasi dalam hidup manusia:

1. Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Hal

ini merupakan proses yang dilalui manusia sejak ia lahir hingga dewasa

dan bagaimana ia mengikuti pola meluasnya ketergantungan terhadap

orang lain.

2. Komunikasi dengan orang lain dapat membentuk identitas dan jati diri

manusia. Secara tidak sadar setiap berkomunikasi seseorang selalu

Page 4: komunikasi interpersonal

memperhatikan bagaimana tanggapan orang lain terhadapnya. Hal inilah

yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.

3. Menguji kebenaran pendapat diri sendiri tentang yang terjadi di sekitarnya

dengan membandingkan pendapat tersebut dengan orang lain.

4. Kualitas komunikasi dari seseorang dengan orang yang berpengaruh

dominan dalam hidupnya dapat berpengaruh pada kesehatan mentalnya.

Apabila hubungan seseorang dengan orang lain tersebut diliputi berbagai

masalah, tentu akan timbul rasa sedih, cemas, dan frustasi.

3. Jenis-Jenis Komunikasi

a. Berdasarkan Jumlah Pelakunya

Komunikasi Perseorangan atau Interpersonal

Merupakan komunikasi yang melibatkan dua orang individu,

masing-masing berperan sebagai komunikator dan komunikan.

Komunikasi Kelompok

Merupakan komunikasi yang terjadi antara suatu kelompok dengan

kelompok lainnya, atau bisa juga pribadi yang mewakili suatu

kelompok dengan kelompok lainnya, dan komunikasi yang terjadi

antara suatu kelompok denga perseorangan.

b. Berdasarkan Lingkup Keintiman Suasana

Komunikasi Pribadi

Page 5: komunikasi interpersonal

Dalam komunikasi pribadi dibicarakan masalah-masalah pribadi

yang kadang bersifat rahasia. Bentuk komunikasi ini mengandalkan

hubungan kedekatan batin antara pihak-pihak yang terlibat.

Komunikasi Lingkungan Terbatas

Merupakan komunikasi terbuka yang berada pada suatu

lingkungan yang terbatas seperti di sebuah perkampungan, sekolah,

lingkungan kerja, dan lain-lain. Komunikasi ini bukanlah bentuk dari

suatu komunikasi pribadi, namun bukan juga bentuk komunikasi yang

melibatkan masyarakat luas.

Komunikasi Publik

Merupakan komunikasi dalam lingkup terbuka dan luas, dimana

seluruh masyarakat ikut serta dalam proses terjadinya komunikasi ini.

c. Berdasarkan tujuan

Komunikasi Informatif

Merupakan suatu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk

memberikan informasi.

Komunikasi Interogatif

Merupakan suatu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk

meminta informasi.

Komunikasi Diskursif

Page 6: komunikasi interpersonal

Komunikasi ini bertujuan untuk bertukar informasi mengenai suatu

hal. Contohnya adalah kegiatan musyawarah, diskusi, dan debat.

Komunikasi Imperatif

Komunikasi imperatif bertujuan untuk meminta orang lain

melakukan sesuatu. Entah itu meminta seseorang untuk bersikap

tertentu atau melarangnya melakukan sikap tertentu.

4. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang

melibatkan dua individu yang saling berbeda karakter guna mencapai suatu

kesamaan makna. Individu yang terlibat berperan sebagai seorang

komunikator dan seorang komunikan. Komunikator merupakan orang yang

menyampaikan pesan dalam sebuah proses komunikasi, sedangkan

komunikan adalah pihak yang menerima pesan. Dalam komunikasi ini

dituntut adanya proses saling memberi dan menerima antar pihak yang

terlibat. Menurut Altman dan Taylor, semakin banyak hal yang kita ketahui

mengenai lawan bicara kita, maka semakin pribadi pulalah tingkat

komunikasi yang kita lakukan. Sikap dan perilaku yang etis juga dapat

menentukan keberhasilan dari komunikasi interpersonal. Dengan adanya

perilaku etis dan sikap konsentrasi terhadap lawan bicara, komunikasi

interpersonal dapat berjalan dengan baik karena pihak lawan bicara sudah

merasa diperhatikan dan dipercayai.

4.1. Unsur-Unsur Komunikasi Interpersonal

Proses komunikasi interpersonal dapat berlangsung karena

adanya unsur-unsur pokok atau elemen-elemen yang menyusunnya,

antara lain:

Page 7: komunikasi interpersonal

a. Pengirim Pesan

Seringkali pengirim pesan juga disebut sebagai source atau

sumber. Pengirim pesan berperan sebagai pihak yang mengawali

terjadinya proses komunikasi. Sebelum masuk ke tahap

komunikasi, pengirim pesan terlebih dahulu melakukan proses

pengolahan di dalam pikirannya mengenai informasi atau gagasan

yang kemudian dikemas sedemikian rupa agar dapat dicerna oleh

yang akan menerima pesan nantinya. Proses pengemasan ini

disebut dengan encoding.

b. Pesan yang Disampaikan

Pesan yang disampaikan oleh si pengirim pesan bersifat

informatif, yaitu berupa peristiwa, data, fakta, maupun pendapat.

Tujuan dari penyampaian pesan ini dapat untuk menghibur,

berbagi informasi, dan bisa juga mengajak seseorang untuk

melakukan sesuatu yang kita inginkan. Pesan dapat disampaikan

secara verbal maupun non verbal.

c. Media

Setelah pesan dikemas sedemikian rupa dalam pikiran,

pesan dapat disampaikan kepada orang lain melalui berbagai

macam media seperti media lisan, media tertulis, maupun media

elektronik.

d. Penerima Pesan

Pesan yang telah sampai kepada si penerima pesan akan

masuk ke dalam ingatan atau memorinya. Pesan tersebut berusaha

Page 8: komunikasi interpersonal

dihubungkan dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang

telah ada dalam ingatan si penerima dan kemudian diterjemahkan

menjadi suatu pengetahuan baru. Penerjemahan pesan dapat seratus

persen sesuai dengan apa yang disampaikan pengirim pesan, ada

yang hanya setengahnya saja, atau bahkan ada yang tidak sesuai

sama sekali. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor

fisik yang kurang fit atau karena adanya faktor sejauh mana

hubungan kedekatan antara si pengirim dan penerima pesan.

e. Umpan Balik

Umpan balik atau feedback merupakan tanggapan dari si

penerima pesan terhadap apa yang telah disampaikan oleh si

pengirim pesan. Umpan balik dapat berupa umpan balik positif dan

umpan balik negatif.

Umpan balik positif apabila tanggapan penerima sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif

dapat mengakibatkan hubungan komunikasi terus berlanjut serta

hubungan pengirim dan penerima pesan menjadi lebiah baik.

Sedangkan umpan balik negatif terjadi apabila penerima pesan

tidak dapat menerjemahkan pesan dengan baik sehingga tujuan dari

komunikasi tidak dapat tercapai. Adanya umpan balik negatif dapat

menjadi suatu evaluasi bagi pengirim untuk dapat memperbaiki

caranya dalam menyampaikan pesan

4.2. Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan

komunikasi interpersonal, diperlukan pemahaman tentang karakteristik

dari komunikasi interpersonal itu sendiri. Menurut De Vito,

karakteristik dari komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:

Page 9: komunikasi interpersonal

a. Keterbukaan

Apabila setiap pihak yang terlibat dalam proses komunikasi

bersifat terbuka, maka setiap individu dapat saling belajar. Dalam

berkomunikasi, seseorang harus terbuka dalam menceritakan

sesuatu kepada lawan bicaranya. Hal ini bukan berarti

menceritakan seluruh kehidupan pribadi, namun yang paling

penting adalah kemauan untuk membuka diri pada masalah-

masalah yang umum. Keterbukaan juga menunjukkan suatu bentuk

kepedulian kita dalam menanggapi atau memberi umpan balik

terhadap apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Tanggapan

disampaikan secara spontan, jujur, dan terus terang. Namun perlu

diperhatikan juga situasi dan kondisinya agar tidak terjadinya

kesalahpahaman dalam suatu proses komunikasi interpersonal.

b. Empati

Dalam proses komunikasi interpersonal, seseorang secara

emosional dan intelektual mampu menempatkan diri pada posisi

orang lain yang sedang dilanda masalah, serta ikut merasakan apa

yang dirasakan orang lain. Disamping itu, pihak yang terlibat

dalam komunikasi juga ikut mencarikan solusi bagi masalah yang

dihadapi lawan bicaranya.

c. Perilaku Suportif

Komunikasi interpersonal tidak akan berlangsung efektif jika

tidak adanya perilaku suportif dari dalam diri pelakunya.

Kemampuan berempati juga tidak akan terlihat jika tidak adanya

perilaku suportif yang meliputi deskriptif, spontanitas, dan

provisionalisme.

Page 10: komunikasi interpersonal

d. Perilaku Positif

Perilaku positif sangat diperlukan agar proses komunikasi

interpersonal dapat berjalan dengan baik. Sebagai seorang

komunikator dan komunikan, seseorang harus memiliki pandangan

positif terhadap dirinya sendiri, begitu juga terhadap orang lain.

Seseorang harus selalu berpikiran positif terhadap berbagai situasi

komunikasi. Orientasi pada Orang Lain

e. Orientasi pada Orang Lain

Agar tercapainya suatu komunikasi interpersonal yang

efektif, seseorang harus mampu menempatkan dirinya sesuai

dengan situasi dan kondisi orang lain yang dihadapinya. Artinya

orang tersebut mampu beradaptasi dan melihat kepentingan dari

orang lain serta dapat saling menghargai pendapat orang lain.

4.3. Faktor Penghambat Terjadinya Komunikasi Efektif

1. Hambatan dalam Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan

disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal

ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi

karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga

mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan

Page 11: komunikasi interpersonal

antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang

dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam

penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio

dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam

menafsirkan sandi oleh si penerima.

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian

pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka

tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan

tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan

interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dalam suatu komunikasi dapat berupa

gangguan kesehatan pada pihak yang terlibat komunikasi, atau

adanya gangguan dari alat komunikasi yang digunakan sehingga

komunikasi tidak dapat berlangsung efektif.

3. Hambatan Semantik

Hambatan semantik adalah hambatan yang timbul karena

adanya kesalahan dalam proses penyampaian suatu informasi dari

pengirm pesan kepada penerima pesan. Contohnya adanya

kesalahan dalam penggunaan kata-kata, atau cara penyampaiannya

yang cenderung berbelit-belit.

Page 12: komunikasi interpersonal

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang

mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta

harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

3.4. Konflik dalam Hubungan Interpersonal

Dalam setiap hubungan interpersonal, adakalanya terjadi suatu

pertentangan pendapat ataupun perbedaan kepentingan. Hal inilah yang

menyebabkan terjadinya sebuah konflik. Seringkali konflik dianggap

sebagai perilaku negatif yang dapat merusak suatu hubungan

interpersonal sehingga harus dihindarkan.

Namun belakangan ini semakin banyak masyarakat yang

menyadari bahwa penyebab rusaknya suatu hubungan interpersonal

bukanlah diakibatkan oleh konflik itu sendiri, melainkan bagaimana

upaya seseorang dalam mengatasi konflik tersebut. Kini konflik lebih

dipandang sebagai suatu hal yang positif karena dianggap sebagai

bumbu dalam suatu hubungan interpersonal. Konflik dapat memberikan

manfaat positif jika penyelesaian dari suatu konflik dapat dikelola

dengan baik.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penyelesaian konflik

yang baik antara lain:

Mendorong seseorang untuk melakukan perubahan-perubahan pada

dirinya ke arah yang lebih baik.

Page 13: komunikasi interpersonal

Menumbuhkan kesadaran dalam diri seseorang untuk

menyelesaikan suatu masalah yang selama ini tidak jelas dan

dibiarkan tidak muncul ke permukaan.

Menjadikan hidup lebih menarik. Perbedaan pendapat yang terjadi

pada suatu komunikasi menyebabkan seseorang berusaha untuk

menggali lebih dalam informasi tentang suatu pokok permasalahan.

Perbedaan pendapat dapat membimbing ke arah tercapainya

keputusan-keputusan yang lebih matang dan bermutu.

Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang

selama ini dirasakan dalam sebuah hubungan interpersonal.

Ketegangan dapat dihilangkan setelah semua keluhan-keluhan yang

dirasakan terluapkan pada saat terjadinya upaya penyelesaian

konflik.

5. Mendengar Aktif

Komunikasi interpersonal tidak akan berjalan dengan efektif jika salah

satu pihak yang terlibat dalam komunikasi tidak mendengarkan secara

sungguh-sungguh dari apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Hal ini

merupakan suatu cerminan dari sifat manusia yang senantiasa ingin

diperhatikan serta ingin didengar saat ia berbicara, karena setiap kata-kata

yang diucapkannya merupakan ekspresi dari perasaannya. Oleh karena itu

dalam proses komunikasi antar manusia sangat diperlukan keterampilan

mendengar secara aktif.

Kegiatan mendengar bukan sekedar mendengar sebuah suara yang

mampir ke telinga kita, namun pendengar harus mendengarkan apa yang

disampaikan oleh lawan bicara dengan serius dan sungguh-sungguh.

Page 14: komunikasi interpersonal

Mendengar juga bukan berarti kita hanya mengangguk dan mengiyakan,

namun diperlukan adanya sebuah umpan balik dari pihak yang mendengarkan

terhadap hal-hal yang disampaikan oleh orang yang berbicara. Hal ini akan

memperlihatkan kepada lawan bicara bahwa si pendengar mengerti tentang

apa yang disampaikan oleh si pembicara. Untuk memastikan pemahaman

terhadap apa yang didengar, seorang pendegar juga dapat mengajukan

beberapa pertanyaan menyangkut apa saja yang baru dibicarakannya, agar

komunikasi dapat terjalin tepat sasaran dan efektif.

6. Komunikasi Dokter-Pasien

Salah satu contoh nyata komunikasi interpersonal yang sering kita

temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu komunikasi antara dokter-pasien.

Dalam profesi kedokteran, keterampilan komunikasi dokter-pasien

merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter.

Bentuk komunikasi interpersonal dokter-pasien yang efektif akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan medis

yang pada akhirnya akan berdampak pada kesembuhan pasien itu sendiri. Hal

ini membuktikan bahwa seorang dokter tidak hanya dituntut untuk memiliki

kemampuan intelektual yang tinggi, namun juga diperlukan keterampilan

berkomunikasi yang baik.

Banyak pihak yang beranggapan bahwa komunikasi dokter-pasien

yang efektif hanya akan menyita waktu dokter. Opini seperti ini tampaknya

harus diluruskan. Menurut Kurts (1998), komunikasi efektif dokter-pasien

justru tidak akan menyita waktu yang lama. Hal ini dikarenakan dokter

dituntut untuk terampil untuk melakukan komunikasi interpersonal dan

manajemen pengelolaan masalah sesuai dengah kebutuhan pasien.

Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif

dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter dapat

mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya. Hal ini akan

mengakibatkan timbulnya rasa percaya dari pihak pasien terhadap dokter.

Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.

Page 15: komunikasi interpersonal

Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh

menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang

dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter

tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.

Keterampilan interpersonal merujuk kepada kemampuan dokter untuk

berhubungan dengan pasien, keluarganya, serta orang-orang yang bersangkut

paut dengan kepentingan pasien. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana sikap

seorang dokter dalam membangun sebuah hubungan yang baik terhadap

pasiennya dengan melalui proses verbal dan non verbal. Seorang dokter harus

mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasiennya sehingga rasa

kepercayaan pasien dapat timbul terhadap dokter tersebut. Terciptanya

hubungan yang baik seperti ini akan sangat membantu seorang dokter dalam

menggali informasi sedalam-dalamnya dari pasien, untuk kemudian dapat

ditegakkan suatu diagnosa yang tepat.

Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan

komunikasi yang digunakan:

Disease centered communication style atau doctor centered

communication style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam

usaha menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran

klinik mengenai tanda dan gejala-gejala.

Illness centered communication style atau patient centered

communication style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan

pasien tentang penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman

unik. Di sini termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya,

apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.

Berikut bentuk-bentuk keterampilan yang harus dimiliki seorang

dokter agar komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien dapat

berlangsung efektif:

Page 16: komunikasi interpersonal

1. Pengetahuan ilmu perilaku yang relevan dengan ilmu kedokteran

2. Kemampuan untuk menilai situasi emosi pasien serta kemampuan untuk

memulai mencipatakan hubungan pasien-dokter yang baik.

3. Kemampuan dokter untuk mampu mengenal dirinya sendiri sebaik

mungkin supaya menghilangkan sikap curiga atau masalah-masalah yang

dapat merusak hubungan pasien-dokter.

4. Kemampuan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan mencegah

kesalahan yang mendasar dalam hubungan pasien dokter. Untuk itu

diperlukan kecerdasan emosi (EQ) yang baik, yang merupakan perpaduan

antara keterampilan interpersonal dan interapersonal.

5. Mengetahui dampak psikologik dari pemeriksaan dan tindakan terapi yang

diberikan kepada pasien dan mengadaptasikan teknik tersebut setepat

mungkin.

6. Mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menciptakan dan membina

hubungan yang baik antara dokter dengan pasien anak-anak, manula,

pasien yang berpenyakit kronik, dan pasien yang menderita penyakit

stadium terminal, serta membantu berbagai masalah pasien tersebut.

(Soetjaningsih, 2008)

6.1. Tujuan Komunikasi Interpersonal Dokter-Pasien

Berikut adalah tujuan dari menciptakan komunikasi interpersonal

dokter-pasien yang efektif:

Page 17: komunikasi interpersonal

Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan

pasien).

Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama

pasien, untuk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien,

termasuk kemampuan finansial.

Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah

kesehatan pasien.

6.2. Manfaat Komunikasi Interpersonal Dokter-Pasien

Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-

pasien di antaranya:

Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis

dari dokter atau institusi pelayanan medis.

Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan

dasar hubungan dokter-pasien yang baik.

Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase

terminal dala menghadapi penyakitnya.

6.3. Prosedur Komunikasi Interpersonal Dokter-Pasien

Berikut prosedur atau urutan dari kegiatan yang harus dilakukan

seorang dokter dalam menciptakan komunikasi interpersonal yang efektif

antar dokter-pasien, sehingga terciptanya suasana yang nyaman.

Page 18: komunikasi interpersonal

1. Mempersilakan pasien untuk masuk dan mengucapkan salam.

2. Memanggil/menyapa pasien dengan nama panggilannya sehingga

dapat terjalinnya suatu keakraban.

3. Beusaha untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien.

4. Memperkenalkan diri serta menjelaskan tugas atau profesinya kepada

pasien.

5. Menilai suasana hati lawan bicara.

6. Memperhatikan sikap non-verbal pasien.

7. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan

makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.

8. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi

yang tidak perlu.

9. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter

tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.

10. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau

pengambilan keputusan.

11. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah

pihak.

12. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan

kedua belah pihak.

13. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

6.4. Dampak Komunikasi Dokter-Pasien yang Tidak Efektif

Page 19: komunikasi interpersonal

Komunikasi yang tidak efektif antara dokter-pasien akan

menimbulkan suatu masalah serius seperti terjadinya dugaan kasus

malpraktik. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi dokter-pasien

bukanlah suatu hal yang sederhana. Komunikasi dokter-pasien bukan

hanya sekedar proses tanya jawab yang dilakukan ketika proses

konsultasi berlangsung.

Keefektifan dalam berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap

perilaku pasien dalan menerima anjuran dari dokter mengenai diagnosis

penyakitnya, proses pengobatan seperti apa yang akan dijalani, serta

bagaimana ia mematuhi atuaran dan nasihat dokter.

Kesimpulan

Seorang dokter harus memiliki keterampilan dalam membangun

komunikasi yang efektif dengan pasiennya. Hal ini sangat penting karena

merupakan suatu langkah bagi seorang dokter untuk menegakkan sebuah diagnosa

yang berujung pada kesembuhan pasien.

Memahami perspektif pasien adalah sikap yang dianjurkan dalam

komunikasi dokter-pasien. Komunikasi efektif dokter-pasien meliputi bagaimana

seorang dokter mampu membangun suatu hubungan yang baik dengan pasiennya,

membuat pasien merasa nyaman untuk bercerita tentang keluhannya, melakukan

penggalian informasi terhadap keadaan pasien, memahami kekhawatiran dan

harapannya, berusaha memahami ungkapan emosi pasien, mampu merespon

secara verbal dan non-verbal dalam cara yang mudah dipahami pasien.

Page 20: komunikasi interpersonal

Daftar Pustaka

Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis. Jakarta:

Kanisius

Rumanti, Sr. Maria Assumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta:

Grasindo

Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Kanisius.

Jakarta: Kanisius

Soetjiningsih. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter. Jakarta: EGC

Putri, Dona Eka. Komunikasi Interpersonal Yang Efektif Pada Kelompok Kerja X.

Universitas Gunadarma

Ali, Muhammad Mulyohadi, dkk. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.

Jakarta: KKI

Page 21: komunikasi interpersonal