KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA...

97
KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ASIA TENGGARA PADA JURNAL STUDIA ISLAMIKA: SEBUAH ANALISIS SITIRAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: Ahmad Jamaluddin Jufri 104025003210 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Transcript of KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA...

Page 1: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN

ASIA TENGGARA PADA JURNAL STUDIA ISLAMIKA:

SEBUAH ANALISIS SITIRAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Ahmad Jamaluddin Jufri

104025003210

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Page 2: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN

ASIA TENGGARA PADA JURNAL STUDIA ISLAMIKA:

SEBUAH ANALISIS SITIRAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humanira

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Ahmad Jamaluddin Jufri NIM. 104025003210

Dibawah Bimbingan:

Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 196412151999031005

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI

INDONESIA DAN ASIA TENGGARA PADA JURNAL STUDIA ISLAMIKA:

SEBUAH ANALISIS SITIRAN telah diujikan dalam sidang munaqasayah Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidyatullah Jakarta pada 31 Juli 2009. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

(S.IP) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Ciputat, 31 Juli 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan,

Drs. Rizal Saiful Haq, MA. Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 195303191995041001 NIP. 196412151999031005

Penguji, Pembimbing,

Usep Abdul Matin, M.A., M.A. Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 150 288 304 NIP. 196412151999031005

Page 4: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang digunakan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Cirendeu, 1 Juni 2009

Ahmad Jamaluddin Jufri

Page 5: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

ABSTRAK

Ahmad Jamaluddin Jufri

Komunikasi Ilmiah dalam Kajian Islam di Indonesia Dan Asia Tenggara pada

Jurnal Studia Islamika: Sebuah Analisis Sitiran

Skripsi ini mengkaji tentang karakteristik rujukan yang terdapat pada 76 artikel

berbahasa Inggris di Jurnal Studia Islamika, yang terbit dari tahun 1999 sampai tahun

2000, dari volume I sampai volume VII. Karakteristik rujukan di sini mencakup nama

pengarang, tahun terbit, jenis rujukan atau literatur (buku, majalah, jurnal, makalah,

surat kabar, risalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, mikrofilm, dan nota

pemerintah), bahasa yang digunakan dalam rujukan, tempat terbit, dan usia rujukan.

Kajian ini dalam Ilmu Perpustakaan disebut dengan analisis sitiran (citation analysis).

Penelitian ini membantu saya untuk mengetahui bentuk atau pola kutipan,

pengarang yang karya tulisnya sering dikutip, dan usia serta keusangan literatur yang

dijadikan rujukan pada Jurnal Studia Islamika tersebut.

Kajian ini menemukan 3173 kutipan dalam 76 artikel berbahasa Inggris di Jurnal

Studia Islamika tersebut. Adapun pengarang yang karya tulisnya paling banyak

dijadikan sebagai rujukan di 76 artikel tersebut adalah Kyai Haji Munawwar Khalil,

seorang ulama ahli tafsir dan hadits yang juga menjabat sebagai anggota Majelis

Ulama Persatuan Islam (PERSIS) dari tahun 1953 sampai tahun 1960. Karya beliau

dikutip sebanyak 78 kali. Dari 76 artikel yang terbit dari tahun 1994 sampai tahun

2000 tersebut, rujukan yang paling banyak dikutip adalah rujukan yang terbit dari

tahun 1981 sampai tahun 1990. Rujukan ini dikutip sebanyak 1001 kali.

Disamping itu, jenis rujukan yang paling banyak dikutip adalah buku teks:

sebanyak 2114 kali. Kemudian bahasa yang paling banyak digunakan dalam rujukan

tersebut adalah rujukan yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang dikutip sebanyak

1642 kali. Walaupun rujukan yang paling banyak digunakan adalah rujukan yang

ditulis dalam bahasa Inggris, bukan berarti rujukan yang paling banyak digunakan

juga rujukan yang diterbitkan di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa nasional. Sebaliknya, dari kurang lebih 3173 kutipan di 76 artikel di atas tadi,

rujukan yang paling banyak jumlahnya adalah rujukan yang diterbitkan di Indonesia

dalam berbagai bahasa lokal termasuk bahasa Indonesia sendiri dan bahasa asing,

seperti Inggris, Arab, dan Belanda: sebanyak 1115 kutipan.

Ditinjau dari segi usia penerbitannya, dilakukan penghitungan terhadap kurang

lebih 3173 kutipan di 76 artikel tersebut untuk menentukan batas usia keusangan

rujukan. Penghitungan dilakukan menggunakan metode yang digunakan dalam

Source Citation Index: Journal Citation Report. Hasilnya batas usia keusangan

Page 6: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

rujukan dalam 76 artikel tersebut adalah 17 tahun. Adapun jumlah rujukan yang

berusia di bawah 17 tahun dalam 3173 kutipan tersebut adalah 1782 kutipan. Secara

persentase jumlah ini sama dengan 58,03 %. Ini berarti bahwa secara umum rujukan

yang digunakan dalam 76 artikel berbahasa Inggris di Jurnal Studia Islamika masih

belum usang dan informasi yang terkandung di dalamnya tergolong mutakhir.

Page 7: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, zat

Yang Maha Menguasai atas apa yang ada di langit dan di bumi beserta seluruh isinya

yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, serta hidayah-Nya kepadaku. Shalawat dan

salam selalu aku haturkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW,

semoga beliau memberikan syafaatnya kepada kita semua di hari akhir kelak.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Telah

banyak pihak yang membantuku selama proses penulisan skripsi ini. Karena itu saya

ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang nama mereka saya

sebutkan berikut:

1. Ahmad Saiful Jufri dan Binti Mualifah, sebagai kedua orang tua saya.

2. Zulfa Laily Jufri, Qurratu Aini Jufri, Hayati Rahmatika Jufri, dan Jamilah

Ulil Albab Jufri, sebagai adik-adik saya.

3. Rurry Masruroh, sebagai calon istri saya.

4. Drs. Abdul Chair, M.A., sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

beserta jajarannya di bagian akademik.

5. Drs. Rizal Saiful Haq, M.A., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Informasi.

Page 8: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

6. Drs. Pungki Purnomo, MLIS, sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai dosen pembimbing dalam

penulisan skripsi ini.

7. Usep Abdul Matin, M.A., M.A., sebagai penguji skripsi ini.

8. Segenap dosen di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

9. Ibu Lilik sebagai Kepala Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum.

10. Agus Umar, M.Hum., sebagai staf Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora.

11. Ahmad Nawawi, sebagai pustakawan di Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12. Chairul Imam Affandi, Sulaiman, dan M. Ramdan Jaelani, sebagai teman

serumah saya.

Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena itu saran dan kritik

yang membangun sangat saya perlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Cirendeu, Juni 2009

Penulis

Page 9: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………v

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ...……………………………………..... vii

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………....1

2. Pembatasan Masalah …………………………………………………….5

3. Rumusan Masalah ……………………………………………………….6

4. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 6

5. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 7

6. Sistematika Penulisan ……………………………………………………8

BAB II. TINJAUAN LITERATUR

1. Komunikasi Ilmiah ………………………………………………..…..... 11

2. Analisis Sitiran ………………………………………………………......13

2.1 Latar Belakang Penyitiran ………………………………………….. 15

2.2 Dokumen Sitiran dan Dokumen Penyitir ……………………………16

2.3 Ruang Lingkup dan Parameter Analisis Sitiran …………………......18

2.4 Keusangan Dokumen ………………………………………………..19

2.5 Manfaat Analisis Sitiran …………………………………………......22

Page 10: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

2.6 Aplikasi Analisis Sitiran …………………………………………......24

3. Kajian Islam dan Penerbitan Studia Islamika…………………………….25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Tipe Penelitian ………………………………………………………….. 30

2. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………….....30

3. Metode Pengumpulan Data …………………………………………….. 31

4. Cara Penghitungan Data …………………………………………………38

5. Analisis Data ………………………………………………………….....40

BAB IV. HASIL DAN ANALISA DATA

1. Pola sitiran ……………………………………………………………….43

1.1 Jenis Literatur yang disitir ……………………………………….....48

1.1.1 Sitiran Jurnal dan Majalah ……………………………………51

1.1.2 Peringkat Jurnal dan Majalah yang Sering Disitir ……………54

1.2 Tempat Terbit Literatur yang Disitir …………………………….....56

1.3 Bahasa Literatur yang Disitir ……………………………………….60

1.4 Tahun Terbit Literatur yang Disitir …………………………………64

2. Peringkat Pengarang …………………………………………………..... 67

3. Usia dan Keusangan Literatur ………………………………………….. 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ...………………………………………………………...…. 77

2. Saran ……………………………………………………………………. 81

Page 11: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 83

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 3.1. Daftar judul artikel bahasa Inggris pada Jurnal Studia Islamika

volume I – volume VII .…………………………………………….

31

Tabel 3.2. Lembar kerja entri data sitiran ………………………………………35

Tabel 3.3. Parameter analisis pola sitiran ………………………………………41

Tabel 4.1. Jumlah Sitiran berdasarkan artikel pada Jurnal Studia Islamika

volume I–volume VII ………………………………………………

43

Tabel 4.2. Jenis literatur yang disitir ……………………………………………49

Tabel 4.3. Jumlah sitiran jurnal dan majalah pada setiap volume ………………51

Tabel 4.4. Peringkat jurnal dan majalah yang disitir ……………………………54

Tabel 4.5. Tempat terbit literatur yang disitir …………………………………. 57

Tabel 4.6. Bahasa literatur yang disitir …………………………………………61

Tabel 4.7. Tahun terbit literatur yang disitir ……………………………………64

Tabel 4.8. Jumlah sitiran pengarang volume I – VII ………………………….. 68

Tabel 4.9. Peringkat pengarang yang sering disitir …………………………….70

Tabel 4.10. Usia literatur yang disitir …………………………………………..74

Diagram 1. Jenis literatur yang disitir ………………………………………….49

Diagram 2. Jumlah sitiran jurnal dan majalah pada setiap volume …………….52

Diagram 3. Peringkat jurnal dan majalah yang disitir ………………………….55

Page 12: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Diagram 4. Tempat terbit literatur yang disitir …………………………………59

Diagram 5. Bahasa literatur yang disitir ………………………………………..62

Diagram 6. Tahun terbit literatur yang disitir …………………………………. 65

Diagram 7. Jumlah sitiran pengarang volume I – VII ………………………….68

Diagram 8. Peringkat pengarang yang sering disitir ……………………………71

Diagram 9. Usia literatur yang disitir …………………………………………..75

Page 13: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kajian Islam telah lama berkembang dan menjadi bidang yang mapan sejak

abad ke-9 M, dan mengalami pasang surut hingga saat ini. Pada masa dinasti

Abbasiyah para ilmuwan Islam telah banyak menghasilkan karya penelitian. Prestasi

ini dapat dicapai karena pada masa itu penguasa memberi kebebasan berkarya bagi

mereka dan membangun fasilitas termasuk laboratorium, juga perpustakaan yang

dinamakan ‘Baitul Hikmah’. Literatur yang dihasilkan pada saat itu tidak terbatas

pada bidang kajian Islam sebagai suatu agama, tetapi mencakup hampir semua bidang

ilmu pengetahuan yang dikenal waktu itu: keagamaan, kedokteran, fisika, astronomi,

matematika, filsafat, bahasa, dan sebagainya.

Perkembangan Islam ke berbagai wilayah di dunia banyak mempengaruhi corak

kebudayaan masyarakat setempat. Islam hadir menyesuaikan dengan konteks

kemasyarakatan yang ada di wilayah tersebut. Pengaruh Islam terhadap kebudayaan

masyarakat setempat turut mempengaruhi kajian-kajian keislaman yang ada.

Termasuk wilayah Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya.

Jurnal Studia Islamika sebagai sebuah jurnal internasional yang fokus pada

kajian Islam di Asia Tenggara dan khususnya di Indonesia menghadirkan pendekatan

dan opini berbeda mengenai Islam lokal yang bersahabat, moderat, dan toleran. Jurnal

ini diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Masyarakat Islam (PPIM) Universitas Islam

Page 14: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak edisi pertama yang terbit pada tahun 1994,

Studia Islamika telah menerbitkan artikel-artikel berkualitas, baik oleh penulis

Indonesia maupun luar negeri. Oleh sebab itu berkat konsistensi penerbitan dan

kualitas artikelnya, pada tahun 2000 jurnal ini menjadi salah satu jurnal kajian Islam

yang mendapat penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia sebagai jurnal akademis yang memiliki standar internasional terbaik.1

Salah satu hal yang paling memuaskan dari Jurnal Studia Islamika adalah

reaksi positif dari para ilmuwan dan peneliti kajian Islam di Indonesia dan Asia

Tenggara. Para ilmuwan dari Indonesia dan luar negeri sering menggunakan jurnal ini

sebagai sumber informasi dan rujukan dalam tulisan mereka. Selain para ilmuwan,

berbagai institusi pendidikan tinggi, pusat penelitian, dan berbagai perpustakaan di

luar negeri dan tentunya juga di Indonesia secara reguler melanggan jurnal ini.

Berbagai institusi pendidikan tinggi tersebut termasuk Universitas Harvard,

Princeton, Chicago, Columbia, Cornell, Oxford, Cambridge, London, Sorborne,

Passau, Amsterdam, Madrid, Johannesburg, Al-Azhar, Muhammad V, Kyoto, Seoul,

Singapore, The Australian National University, dan lainnya.2

Melihat berbagai antusiasme para ilmuwan dari berbagai negara yang merujuk

Jurnal Studia Islamika sebagai sumber informasi bagi tulisan-tulisan mereka, berarti

kualitas artikel-artikel pada jurnal ini sangat diakui dan bisa dipertanggungjawabkan

1 Studia Islamika: Promoting Indonesian Islam. http://www.indonesianmuslim.com/studia-islamika-

promoting-indonesian-islam, diakses pada tanggal 15 September 2008 pukul 15.37 WIB. 2 Ibid.,

Page 15: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

secara ilmiah. Para kontributor pada jurnal ini tentunya dalam menyusun ide-ide

mereka juga merujuk pada sumber-sumber informasi lain. Kegiatan ini sering disebut

dengan mengutip atau menyitir. Pada dasarnya pengutipan dilakukan terhadap karya-

karya terdahulu yang berhubungan dengan topik yang ditulis. Mengapa pengutipan

dilakukan tentunya terdapat alasan-alasan tertentu yang melandasinya. Seseorang

mengutip suatu dokumen untuk membentuk konsep-konsep baru, ide, dan hipotesis

dalam batang tubuh karya tulis yang sedang dibuatnya.

Dengan demikan, dalam menyajikan tulisannya, para ilmuwan kajian Islam

pada Jurnal Studia Islamika pun tidak terlepas dari penggunaan sumber-sumber

informasi atau literatur sebagai rujukan. Sebagaimana telah dikemukakan Ziman

seperti dikutip Smith bahwa sebuah karya ilmiah tidak dapat berdiri sendiri; dia

berada dalam lingkungan subyek sumber informasi sejenis.3 Hal itu berarti para

ilmuwan mengutip apa yang diperolehnya untuk memperkaya tulisan atau penelitian

yang sedang dilakukannya terutama dalam mencari pertanyaan penelitian dan studi

pendahuluan.

Pencarian pertanyaan penelitian dan studi pendahuluan tersebut dimungkinkan

dalam situasi komunikasi ilmiah (scientific communication) yang dinamis.

Komunikasi ilmiah merupakan kombinasi proses presentasi, penyebaran, dan

penerimaan informasi ilmiah dalam suatu lingkungan masyarakat.4

3 Smith, Linda C. “Citation Analisys”. Library Trends (1981) vol.30, no.1, h.83. 4 Beni, Romanus. “Analisis sitiran literatur kependudukan 1990-1998.” Tesis. (Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 1999) h.3

Page 16: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Griffith seperti yang dikutip Beni mengatakan bahwa dengan melakukan studi

tentang komunikasi dan informasi ilmiah, ilmuwan dapat lebih memahami suatu

ilmu.5 Jadi, dengan melakukan studi terhadap lalu lintas literatur ilmiah dalam kajian

Islam maka diharapkan dapat diketahui perkembangan kajian Islam di Indonesia dan

Asia Tenggara.

Selanjutnya untuk mengetahui komunikasi ilmiah yang dilakukan ilmuwan dan

cendekiawan yang menjadi kontributor pada Jurnal Studia Islamika, dapat dilakukan

dengan menelusur sumber informasi atau literatur yang dijadikan rujukan dalam

tulisan mereka. Ini dilakukan untuk mengetahui kualitas tulisan atau artikel sebagai

sebuah ide atau konsep yang tidak bisa berdiri sendiri. Penelusuran dilakukan

terhadap pola sitiran atau pola kutipan pada artikel-artikel yang mencakup jumlah

kutipan dan karakteristik sumber informasi atau literatur yang dikutip (jenis literatur,

tahun terbit, tempat terbit, usia literatur, dan bahasa yang digunakan dalam literatur

yang dijadikan rujukan). Penelusuran juga dilakukan terhadap pengarang yang karya

tulisnya paling sering dikutip, yang dilakukan untuk mengetahui pemikiran ilmuwan

atau cendekiawan yang paling berpengaruh dalam kajian Islam pada jurnal ini.

Ada beberapa cara yang digunakan ilmuwan bidang informasi untuk melakukan

penelusuran terhadap rujukan-rujukan yang digunakan. Salah satunya yang paling

populer adalah dengan menghitung kutipan yang tercantum dalam daftar pustaka

karya tulis para ilmuwan. Sebuah kutipan secara umum menggambarkan hubungan

5 Ibid.,

Page 17: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

sebagian atau seluruh bagian dokumen yang dikutip dengan sebagian atau seluruh

bagian dokumen yang mengutip. Daftar pustaka atau bibliografi yang mendaftar

rujukan pada bagian akhir suatu tulisan ilmiah memberi indikasi bahwa penulis

tersebut paling sedikit telah mengetahui (membaca atau mendengar) tentang

keberadaan suatu sumber informasi dan menganggapnya berkaitan dengan sebagian

atau seluruh bagian dari tulisan ilmiahnya. Kajian bahan pustaka ini dimaksudkan

untuk: pertama, mendapatkan informasi penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan kegiatan penelitian yang sedang atau akan dilakukan; kedua, meningkatkan

mutu karya ilmiah; dan ketiga, memacu produktivitas karya ilmiah peneliti.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan mengkaji sumber informasi atau literatur yang digunakan

sebagai rujukan dalam artikel-artikel pada Jurnal Studia Islamika atau biasa disebut

analisis sitiran (citation analysis). Analisis sitiran digunakan sebagi suatu pendekatan

untuk melihat bentuk komunikasi ilmiah sebagai gambaran perkembangan kajian

Islam di Indonesia dan Asia Tenggara pada Jurnal Studia Islamika. Oleh sebab itu

pokok penelitian ini akan dibatasi dalam hal:

1. Jurnal yang diteliti adalah Jurnal Studia Islamika yang terbit dari tahun

1994 sampai tahun 2000, dari volume I sampai volume VII.

2. Penelitian yang dilakukan hanya terhadap pola sitiran atau pola kutipan,

peringkat pengarang yang banyak dikutip, dan keusangan literatur yang

dikutip.

Page 18: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

3. Penelitian ini dilakukan hanya terhadap artikel yang berbahasa Inggris.

4. Pengarang yang diteliti adalah pengarang atas nama orang dan jika

pengarang literatur yang dikutip lebih dari satu pengarang maka hanya

pengarang pertama yang dihitung.

5. Studi terhadap sumber informasi online dari internet tidak termasuk dalam

penelitian karena penelusuran mengenai tanggal dan tempat penerbit sulit

diidentifikasi.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

penelitian ini dilaksanakan dengan berpijak pada beberapa rumusan masalah, yakni:

1. Bagaimanakah pola kutipan pada Jurnal Studia Islamika?

2. Siapa saja pengarang dalam bidang kajian Islam yang paling berpengaruh

dengan frekuensi tertinggi dikutip pada Jurnal Studi Islamika?

3. Berapakah usia dan tingkat keusangan literatur yang dijadikan rujukan

dalam artikel-artikel pada Jurnal Studia Islamika?

4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pola kutipan yang mencakup jumlah kutipan, dan karakteristik

literatur yang mencakup bentuk atau jenis literatur, tahun terbit, tempat

terbit, usia literatur dan bahasa yang digunakan dalam literatur yang

digunakan sebagai rujukan dalam Jurnal Studia Islamika.

Page 19: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

2. Melihat peringkat pengarang dalam bidang kajian Islam yang karya tulisnya

paling banyak dikutip pada Jurnal Studia Islamika.

3. Mengetahui usia dan tingkat keusangan literatur yang dikutip dalam artikel

pada Jurnal Studia Islamika.

5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan

mengenai struktur komunikasi ilmiah dan perkembangan ilmu sehingga

hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kebijakan

pengembangan komunikasi ilmiah tertulis dalam kajian Islam di Indonesia

dan Asia Tenggara pada Jurnal Studia Islamika.

2. Bagi PPIM UIN Syarif Hidayatullah dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan mutu informasi kajian Islam dengan menyediakan informasi

kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang sesuai dengan kebutuhan

pembaca.

3. Bagi perpustakaan yang menyediakan literatur mengenai kajian Islam:

dapat mengetahui kebutuhan informasi ilmuwan sehingga hasil penelitian

ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kebijakan pemenuhan kebutuhan informasi ilmuwan kajian Islam di

Indonesia dan Asia Tenggara.

Page 20: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

4. Bagi peneliti: dapat menambah wawasan penelitian dalam usaha

mengembangkan ilmu perpustakaan dan informasi.

5. Bagi perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi: dapat menambah

khasanah penelitian dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi.

6. Memberikan dasar pengembangan lebih lanjut konsep analisa sitiran dan

analisa ko-sitiran pengarang sebagai pendekatan ilmiah untuk mengetahui

pemetaan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara dengan mengetahui

hubungan kedekatan antar pengarang yang banyak dikutip pada Jurnal

Studia Islamika.

6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan demi mencapai pembahasan yang bersifat

kronologis sehingga memudahkan proses pemahaman isi maka penulis menggunakan

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

7. Latar Belakang Masalah

8. Pembatasan Masalah

9. Rumusan Masalah

10. Tujuan Penelitian

11. Manfaat Penelitian

12. Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN LITERATUR

Page 21: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

4. Komunikasi Ilmiah

5. Analisis Sitiran

5.1 Latar Belakang Penyitiran

5.2 Dokumen Sitiran dan Dokumen Penyitir

5.3 Ruang Lingkup dan Parameter Analisis Sitiran

5.4 Keusangan Dokumen

5.5 Manfaat Analisis Sitiran

5.6 Aplikasi Analisis Sitiran

6. Kajian Islam dan Penerbitan Studia Islamika

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

6. Tipe Penelitian

7. Subjek dan Objek Penelitian

8. Metode Pengumpulan Data

9. Pengolahan Data

10. Analisis Data

BAB IV. HASIL DAN ANALISA DATA

4. Pola sitiran

4.1 Jenis Literatur yang dikutip

4.1.1 Sitiran Jurnal dan Majalah

4.1.2 Peringkat Jurnal dan Majalah yang Sering Dikutip

4.2 Tempat Terbit Literatur yang Dikutip

Page 22: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

4.3 Bahasa Literatur yang Dikutip

4.4 Tahun Terbit Literatur yang Dikutip

5. Peringkat Pengarang

6. Usia dan Keusangan Literatur

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

2. Saran

Page 23: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

1. Komunikasi Ilmiah

Komunikasi ilmiah menurut Mikhailov, Chernyi, Giliarevski, seperti dikutip

Ahmad Riyadi adalah proses yang terkombinasi dari pemaparan, penyampaian dan

penerimaan dari informasi ilmiah dalam masyarakat sosial.6 Proses ini membentuk

mekanisme dasar terhadap eksistensi dan perkembangan ilmu. Oleh sebab itu peranan

komunikasi ilmiah dan proses interaksi serta pengaruh sosial yang mendasari

perkembangan ilmu menjadi sangat penting. Dari sudut penyebaran informasi,

menurut Sulistyo-Basuki dkk suatu dokumen merupakan komunikasi formal.7

Rujukan dan sitiran atau kutipan menghubungkan satu dokumen dengan

dokumen lainnya. Disinilah terjadinya proses sitiran, dimanan analisis sitiran dapat

digunakan untuk membuat graf atau gambaran komunikasi ilmiah formal. Dimitroff

menyebutkan sitiran merupakan salah satu dari komponen komunikasi ilmiah

(scholarly communication).8

6 Riyadi, Ahmad. “Pemetaan kajian islam pada program pascasarjana Universitas Islam

Negeri Jakarta: sebuah analisis ko-sitiran pengarang yang disitir tesis mahasiswa tahun 1991-2000.”

Tesis. (Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2004) h.15-16.

7 Sulistyo-Basuki, dkk. “Kajian Jaringan Komunikasi Ilmiah di Indonesia dengan

Menggunaan Analisis Subjek dan Analisis Sitiran.” Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan

Kearsipan. (1999) vol.1, no.1, h.8.

8 Dimitroff, Alexandra. “Self Citation in the Library and Information Science Literature.”

Journal of Documentation. (1995) vol.51, no.1, h.44.

Page 24: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Komunikasi ilmiah dapat dibedakan secara verbal, yaitu saluran formal dan

saluran informal, yang keduanya bisa dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.

Pertukaran informasi ilmiah melalui literatur ilmiah atau teknis cetak merupakan

proses formal dari komunikasi ilmiah. Karena itu, komunikasi formal biasanya

menggunakan media massa, seperti buku, majalah, jurnal dan surat kabar. Namun

jenis ini menurut para ilmuwan penyebarannya masih dianggap terlambat bahkan

sering suatu informasi dianggap sudah usang oleh penggunanya. Dengan keberadaan

internet pada batas-batas tertentu telah dapat mengurangi keterlambatan tersebut.

Selain melalui saluran formal, ilmuwan juga berkomunikasi melalui hubungan

pribadi antara satu dengan lainnya (personal cantacts) melalui berbagai pertemuan

penelitian maupun kegiatan ilmiah lainnya. Pada dasarnya komunikasi informal

dilakukan melalui saluran formal tetapi terjadi secara lisan dan pribadi, termasuk

kunjungan pribadi, pertemuan tatap muka, pembicaraan melalui telepon, dan surat

menyurat (baik secara manual maupun elektronik). Melalui komunikasi informal ini

para peneliti dalam subjek yang sama saling bertukar informasi dengan peneliti lain

sehingga terbentuklah kampus informal (invisible college).9 Kegiatan komunikasi

baik cetak maupun non cetak tersebut adalah salah satu proses atau metode untuk

menyiapkan informasi.

Ada sembilan proses komunikasi ilmiah. Pertama adalah dialog langsung antara

ilmuwan tentang penelitian yang sedang dilakukan. Kedua, saling kunjung antara

9 Sulistyo-Basuki, op. cit., h.9.

Page 25: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

ilmuwan ke laboratorium. Ketiga, presentasi lisan oleh ilmuwan dalam perkuliahan.

Keempat, pertukaran surat, reprint, dan publikasi. Kelima persiapan hasil penelitian

untuk publikasi dan tempat serta waktu penerbitan. Keenam, editorial atau tajuk

penerbitan. Ketujuh distribusi publikasi ilmiah. Kedelapan, aktivitas perpustakaan.

Kesembilan, aktivitas informasi ilmiah yaitu pengumpulan, analisis, penyimpanan,

penelusuran, dan distribusi informasi ilmiah. 10

2. Analisis Sitiran

Analisis atas sitiran dilakukan terhadap berbagai jenis dokumen, disertasi,

makalah, buku, dan jurnal. Namun umumnya jurnal yang dijadikan objek kajian

dengan alasan: terbit teratur, merupakan sarana komunikasi ilmiah formal, dan

merupakan “arsip umum” dalam arti siapa saja dapat memeriksanya serta sudah

menjadi pengetahuan publik karena tersimpan di perpustakaan.11

Sitiran diartikan dari bahasa Inggris citation dari asal kata cite yang artinya

mengutip. Maka istilah sitiran memiliki makna yang sama dengan kutipan. Jadi

analisis sitiran adalah analisa terhadap kutipan baik kata atau kalimat dari sumber

informasi yang dijadikan rujukan dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Analisis

sitiran merupakan salah satu teknik menghitung jumlah kuantitatif sitiran

(bibliometrika) yang digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual ilmuwan dari

10 Beni, Romanus. “Analisis sitiran literatur kependudukan 1990-1998.” Tesis. (Depok:

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 1999) h.3

11 Sulistyo-Basuki. “Visualisasi Ilmu Pengetahuan.” Makalah. Seminar Informetrika dan

Scientometrika bagi Peneliti dan Pustakawan. (Jakarta, 17 September 2001), h.4.

Page 26: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

pengarang yang dikutip terhadap penulis yang menyitir. Sebuah karya ilmiah tidak

dapat berdiri sendiri, tetapi berada dalam lingkungan subjek literatur sejenis. Bahkan

sebuah sitiran secara umum menggambarkan hubungan antara sebagian atau seluruh

bagian dokumen yang dikutip dengan sebagian atau seluruh bagian dokumen yang

menyitir. Dang Yaru mengemukakan bahwa penelitian merupakan proses akumulasi.

Hal ini nyata oleh karena perkembangan dan kemajuan penelitian dalam suatu bidang

ilmu telah mengakibatkan terakumulasinya informasi dalam bentuk karya ilmiah,

baik yang dihasilkan oleh lembaga penelitian, perguruan tinggi, maupun oleh instansi

yang berkompeten.12

Dalam hal ini kegiatan penyitiran menjadi elemen penting

dalam proses penulisan laporan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

Penyitiran telah menjadi alat pengamatan yang penting dalam perkembangan

ilmu pengetahuan. Dari penyitiran dapat diketahui bagaimana perkembangan suatu

ilmu pengetahuan, karena dalam penyitiran suatu karya ilmiah terdahulu menjadi

acuan untuk dikutip, dan selanjutnya karya ilmiah tersebut dikutip lagi dan

seterusnya. Jadi dapat dikatakan bahwa penyitiran adalah suatu proses yang

berkelanjutan selama pembuatan suatu karya ilmiah.

Menurut Garfield (1979), seorang ilmuwan dari Amerika Serikat, pendiri

Istitute for Scientific Information (ISI), seperti dikutip Sulistyo Basuki dkk, setiap

12 Yaru, Dang. “Structural Modeling of Network Systems in Cytation Analysis.” Journal of

the American Society for Information Science. (1997) vol.48, no.10, h.946-952.

Page 27: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

penyitiran dari suatu karya harus dicantumkan dalam daftar kepustakaan karena

alasan berikut:13

a. Memberikan penghormatan kepada para pelopor dalam bidang

bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan

akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya.

b. Memberikan penghargaan kepada karya yang bersangkutan.

c. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan

dalam penulisan makalah.

d. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui

lebih lanjut tentang topik yang sudah ditulis.

e. Mengoreksi karya sendiri maupun karya orang lain.

f. Memberikan kritik terhadap karya yang telah terbit sebelumnya.

g. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu.

h. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup

majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain.

i. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya yang telah melakukan

penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya.

j. Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami topik yang

disebutkan dalam daftar kepustakaan.

13 Sulistyo-Basuki, dkk. “Kajian Jaringan Komunikasi Ilmiah di Indonesia dengan

Menggunaan Analisis Subjek dan Analisis Sitiran.” Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan

Kearsipan. (1999), vol.1, no.1, h.5.

Page 28: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

2.1. Latar belakang penyitiran

Pada dasarnya penyitiran dilakukan terhadap karya-karya terdahulu yang

berhubungan dengan topik yang ditulis. Mengapa ada karya ilmiah yang sering

dikutip dan mengapa yang lainnya kurang mendapat kutipan? Tentunya ada alasan

tertentu yang melatarbelakangi hal ini. Menurut Bluma C. Peritz (1990), seorang

akademisi dari School of Library, Archive, and Information Studies, The Hebrew

University of Jerussalem, seperti dikutip Ahmad Riyadi dalam disertasinya, bahwa

salah satu alasan mengapa seseorang menyitir atau mengutip suatu dokumen adalah

adanya nilai heuristik (heuristic value) yaitu kemampuan membentuk konsep-konsep

baru, ide dan hipotesis.14

Pernyataan ini menjelaskan bahwa penyitiran dilakukan terhadap ide-ide dan konsep-

konsep, termasuk didalamnya teori yang dijadikan pijakan dari karya ilmiah yang

menyitirnya. Dari ide-ide dan konsep-konsep tersebut dapat digunakan untuk

membangun karya ilmiah baru. Karya ilmiah ini pada tahap berikutnya akan

dimanfaatkan lagi oleh penulis berikutnya untuk membangun kerangka pikiran (body

of literature) karya ilmiah yang ditulisnya, dan seterusnya. Hal ini juga tentu

dilakukan oleh para peneliti, dosen, dan mahasiswa dalam menulis karya ilmiahnya.

Konsep dan teori atau ide-ide yang diperoleh dari karya ilmiah terdahulu kemudian

dituangkan lagi dalam tulisan berikutnya, sehingga menjadi tulisan lain yang

14 Riyadi, Ahmad. Op.cit., h.19

Page 29: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

didukung oleh teori atau konsep dari tulisan ilmiah sebelumnya, dimana dalam proses

ini bisa terjadi pengaruh dokumen sitiran terhadap dokumen penyitir.

Penulis karya ilmiah biasanya menggunakan beragam sumber informasi atau literatur

untuk membangun karya ilmiah baru. Sumber informasi tersebut dicantumkan dalam

bibliografi atau daftar bacaan untuk memberikan penghargaan terhadap sumber, ide,

dan hasil-hasil yang telah digunakan. Jadi selain alasan untuk kepentingan karya

ilmiah yang ditulis, juga sebagai tanda penghargaan terhadap sumber informasi yang

dijadikan rujukan dalam penulisan.

2.2. Dokumen sitiran dan dokumen penyitir

Sitiran berhubungan dengan dua jenis data yaitu:15

1. Data yang dikutip (cited) atau rujukan: merupakan sebuah dokumen yang

menunjukkan unit sumber. Jadi dokumen ini usianya akan selalu lebih tua

daripada dokumen yang mengutip. Dokumen yang mengutip dan usianya

selalu lebih tua daripada karya yang mengutipnya dikenal dengan istilah

predated.

2. Data yang mengutip atau sitiran merupakan sebuah dokumen yang menjadi

unit penerima, karena itu usia dokumen ini selalu lebih muda usianya

15 Sulistyo-Basuki. Pengantar dokumentasi: mulai dari perkembangan istilah, pemahaman

jenis dokumen, diikuti dengan pengolahan dokumen, disusul teknologi informasi, dan komunikasi

sampai dengan jasa pemencaran informasi serta diakhiri dengan etika profesi. (Bandung: Rekayasa

sains, 2004) h.72.

Page 30: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

daripada dokumen yang dikutip atau pasca tahun dalam hubungannya

dengan rujukan.

Untuk memudahkan pemahaman diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 1 Rujukan dan Sitiran

Gambar 1 menunjukkan bahwa dokumen A mempunyai empat rujukan, yakni

dokumen 1, 2, 3, dan 4; sedangakan dokumen B mempunyai lima rujukan, yaitu

dokumen 3, 4, 5, 6, dan 7. Dokumen 1 dan 2 mendapat satu sitiran atau satu kutipan

karena masing-masing hanya dikutip satu kali oleh dokumen A. Demikian juga

dokumen 5, 6, dan 7 mendapat satu sitiran atau satu kutipan karena masing-masing

hanya dikutip satu kali oleh dokumen B. Sedangkan dokumen 3 dan 4 mendapat dua

sitiran karena masing-masing dikutip oleh dokumen A dan B. Dokumen A dan B

menjadi rujukan, dan dokumen 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 sebagai dokumen yang menyitir

atau mengutip.

2.3. Ruang lingkup dan parameter analisis sitiran

AAAA BBBB

1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777

Page 31: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Ruang lingkup analisis sitiran mencakup tiga jenis kajian literatur atau dokumen.

Ketiga literatur tersebut adalah:16

a) Literatur primer adalah literatur atau dokumen yang memuat hasil

penelitian asli atau penerapan sebuah teori ataupun penjelasan teori dan

ide sehingga merupakan informasi langsung dari sebuah karya penelitian.

b) Literatur sekunder adalah literatur atau dokumen yang memberikan

informasi tentang literatur primer.

c) Literatur tambahan (tersier) adalah literatur atau dokumen yang

memberikan informasi tentang literatur sekunder.

Walaupun bibliometrika mengkaji ketiga jenis literatut tersebut, namun dalam

kenyataannya yang menjadi objek utama analisis sitiran adalah majalah atau jurnal

ilmiah. Hal ini tidak lain karena bibliometrika menganggap jurnal ilmiah sebagai

media paling penting dalam komunikasi ilmiah. Jurnal sebagai objek kajian

bibliometrika memiliki parameter yang tidak dapat dilepaskan dari ciri majalah.

Adapun parameter yang umum digunakan untuk menganalisanya adalah: pengarang,

judul artikel, judul jurnal, tahun terbit, referensi, dan deskriptor.17

Jika suatu majalah

atau jurnal semakin sering disitir atau dikutip maka semakin baik dan dianggap

relevan dengan penelitian yang dilakukan. Para ilmuwan pada umumnya memandang

16 Hasugian, Jonner. ”Analisis sitiran terhadap disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu

Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan

dan Informasi. (2005), vol.1, no.2, h.4.

17 Ibid.,

Page 32: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

majalah atau jurnal ilmiah menjadi bahan rujukan yang standar dalam menulis sebuah

karya ilmiah.

Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran adalah sebagai berikut: pola

sitiran atau pola kutipan, karakteristik literatur rujukan, dan pola kepengarangan. Pola

sitiran mencakup jumlah sitiran dan jumlah otositiran (self-citation). Otositiran adalah

artikel yang pengarangnya mengutip tulisan sendiri. Karakteristik literatur adalah

sifat yang berkaitan dengan jenis atau bentuk sumber informasi rujukan, tahun terbit,

usia literatur, tempat terbit, dan bahasa pengantar literatur yang dikutip. Sedangkan

pola kepengarangan mencakup jumlah penulis, penulis yang paling sering dikutip,

dan pengarang tunggal atau ganda. 18

2.4. Keusangan dokumen

Konsep keusangan (obsolescence) literatur atau dokumen adalah penurunan

penggunaan satu atau sekelompok literatur seiring dengan makin tuanya umur

literatur itu.19

Literatur yang selalu dikutip bertahun-tahun setelah diterbitkan disebut

sebagai rendah tingat keusangannya atau obsolescence-nya (low obsolescence, to

obsolesce slowly, age slowly). Sedangkan literatur yang jarang dikutip sejak

bertahun-tahun terbit disebut tinggi tingkat keusangannya atau obsolescence-nya

(high obsolescence, to obsolesce quickly, to age quickly).

18 Sutardji. “Pola sitiran dan pola kepengarangan pada jurnal penelitian pertanian tanaman

pangan.” Jurnal Perpustakaan Pertanian. (2003) vol.12, no.1, h.2.

19 Mustafa, B. “Obsolescence: mengenal konsep keusangan literatur dalam dunia

kepustakawanan”. Makalah. (Bogor: Perpustakaan IPB), h.4.

Page 33: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Keusangan literatur dikaitkan dengan sebuah literatur dan juga keusangan informasi

yang terkandung dalam sebuah literatur. Keusangan sebuah literatur lebih bersifat

praktis, dalam arti bila sebuah literatur sudah usang maka ada kemungkinan literatur

tersebut dapat ditempatkan pada tempat tertentu ataupun dibuang. Keusangan

informasi berarti, bahwa informasi yang ada dalam sebuah dokumen semakin jarang

digunakan, dengan kata lain penggunaan informasinya semakin menurun dan pada

akhirnya suatu saat tidak digunakan lagi.

Kedua faktor tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap minat suatu bidang

ilmu pengetahuan, karena pada umumnya pengetahuan tersebut direkam dalam

bentuk literatur atau dokumen. Fenomena ini merupakan dampak dari perkembangan

ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik

bagi ilmuwan praktisi. Sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila

mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir.20

Terdapat dua tipe keusangan (obsolescence) literatur, yaitu obsolescence diachronous

dan obsolescence synchronous.21

(1) Obsolescence diachronous adalah merupakan

ukuran keusangan literatur dari sekelompok literatur dengan cara memeriksa tahun

terbit dari sitiran yang diterima literatur tersebut. Half life atau paruh hidup literatur

adalah ukuran dari obsolescence diachronous. Paruh hidup adalah batas usia sebuah

20 Sulistyo-Basuki, dkk. “Kajian Jaringan Komunikasi Ilmiah di Indonesia dengan

Menggunaan Analisis Subjek dan Analisis Sitiran.” Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan

Kearsipan. (1999), vol.1, no.1, h.10

21 Hasugian, Jonner. Ibid.,

Page 34: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

literatur yang menjadi ukuran apakah literatur tersebut sudah usang atau belum.

Sedangkan (2) obsolescence synchronous merupakan ukuran keusangan literatur dari

sekelompok literatur dengan cara memeriksa tahun terbitan referensi literatur. Median

citation age (median umur sitiran) termasuk dalam obsolescence synchronous.

Paruh hidup atau batas usia keusangan literatur dapat dihitung dengan mencari angka

median (nilai tengah) dari seluruh literatur yang dikutip setelah terlebih dahulu

mengurutkan semua literatur yang dikutip mulai dari yang tertua (tahun terkecil)

sampai yang terbaru (tahun terbesar) atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang

membagi daftar referensi yang sudah berurut tersebut menjadi dua bagian masing-

masing 50 %. Median ini menunjukkan batas usia keusangan literatur pada bidang

yang bersangkutan. Antara disiplin ilmu yang satu dengan ilmu yang lain berbeda

paruh hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian di luar negeri adalah: paruh hidup untuk

ilmu fisika adalah 4,6 tahun; fisiologi 7,2 tahun; kimia 8,1 tahun; botani 10,0 tahun;

matematika 10,5 tahun; geologi 11,8 tahun; kedokteran 6,8 tahun; hukum 12,9 tahun.,

dan bidang sosial kurang dari 2 tahun.22

Sebagai contoh, paruh hidup ilmu kedokteran adalah 6,8 tahun. Apabila suatu

literatur penelitian kedokteran menggunakan rujukan berusia lebih dari 6,8 tahun

dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan telah usang, dan hal ini

menunjukkan adanya kemiskinan informasi. Sebaliknya apabila rujukannya berusia

22 Hartinah, Sri. “Keusangan dan paro hidup dokumen.” Makalah. (Depok: Masyarakat

Informatika Indonesia, 2002) h.3.

Page 35: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

kurang atau sama dengan 6,8 tahun dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan

mutakhir, dan hal ini menunjukkan adanya kekayaan informasi. Faktor yang

mempengaruhi keusangan atau paruh hidup literatur pada suatu bidang ilmu adalah

jumlah penggunaan literatur, jumlah publikasi dalam bidang tersebut, dan jumlah

penulis pada bidangnya.

2.5 Manfaat Analisis Sitiran

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari penerapan analisis sitiran. Menurut Budd

dalam Irianti Pergola ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan analisis

sitiran antara lain:23

1. Dapat dipergunakan untuk mengukur komunikasi ilmiah dalam disiplin

ilmu tertentu.

2. Dapat mengidentifikasi karakteristik dokumen yang dipergunakan dalam

penelitian (seperti jurnal, buku, laporan penelitian, dan lain sebagainya).

3. Mengetahui usia dan paruh hidup literatur yang dikutip.

4. Mengetahui subjek yang sering dirujuk.

Masih menurut Irianti Pergola yang dikutip dari Purwani Istiana,

dikemukakan bahwa manfaat analisis sitiran yaitu:24

1. Identifikasi literatur inti.

23 Pergola, Irianti. “Analisis sitiran jurnal psikologi UGM tahun 1997-2006.” Berkala Ilmu

Perpustakaan dan Informasi. (2007) vol.3, no.7, h.40.

24 Ibid., no.6, h.3-4.

Page 36: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan

pada berbagai disiplin ilmu berlainan.

3. Menduga keluasan literatur sekunder.

4. Mengenali pemakai berbagai subjek.

5. Mengenali kepengarangan dari arah gejalanya pada literatur dari berbagai

subjek.

6. Mengukur manfaat SDI dan retropektif.

7. Melihat arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang, dan mendatang.

8. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu.

9. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam

batas anggaran belanja.

10. Mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati

model yang ada.

11. Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan literatur di rak secara

tepat.

12. Memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif.

13. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi.

14. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah.

15. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara, atau

seluruh disiplin ilmu.

Page 37: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

16. Mendesain pengolahan bahasa otomatis untuk auto-indexing, auto-

abstracting dan auto-classification.

17. Mengembangkan norma pembakuan.

2.6 Aplikasi Analisis Sitiran

Penggunaan teknik analisis sitiran terbagi dalam kategori sebagai berikut:25

1. Pengembangan koleksi dan kajian pemakai. Analisis sitiran digunakan

untuk merumuskan kebijakan langganan majalah dengan menilai majalah

berdasarkan berapa kali sebuah majalah dikutip. Digunakan pula untuk

penghentian langganan berdasarkan sering tidaknya sebauh majalah

dikutip. Analisis sitiran mengkaji pula nilai relatif dari berbagai jenis

dokumen terhadap berbagai kategori pemakai.

2. Temu balik informasi. Analisis digunakan untuk mengembangkan

pengganti literatur, hubungan antara kata kunci, literatur, pemakai, dan

strategi penelusuran. Juga untuk mengidentifikasi dengan bantuan

komputer mengenai artikel yang menyitir dan akses terhadap literatur

interdisipliner.

3. Pengembangan dan pertumbuhan subjek dan literatur subjek.

Produktivitas pengarang dan pengaruhnya terhadap pengarang lain diukur

melalui sitiran. Pasangan sitiran dan ko-sitiran digunakan untuk mengkaji

25 Ibid., h.6

Page 38: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

struktur pertumbuhan ilmiah sebuah bidang/subjek dan membuat peta

batas-batas subjek.

4. Kajian historis dan penelitian yang sedang berlangsung. Melacak

perkembangan sebuah subjek melalui kaidah waktu, densitas dan konteks

sitiran serta menggunakan jaringan sitiran sebagai ukuran untuk menilai

antar hubungan dan pengaruh berbagai pengarang beserta karya mereka.

5. Pola komunikasi penelitian. Kajian dampak isolasi karena kendala bahasa,

jarak, dan ketersediaan literatur ilmiah.

6. Untuk menghitung paruh hidup literature sebuah bidang ilmu

pengetahuan.

3. Kajian Islam dan Penerbitan Studia Islamika

Studi Islam atau kajian Islam merupakan sebuah istilah yang ambigu. Dari sudut

pandang muslim, kajian Islam menjadi istilah yang mencakup ilmu pengetahuan

Islam. Termasuk di dalamnya pemikiran Islam klasik seperti teologi Islam dan hukum

Islam maupun pemikiran modern, seperti sains Islam dan ekonomi Islam. Sedangkan

dari sudut pandang non-muslim (terutama di dunia barat), kajian Islam secara umum

merujuk pada kajian sejarah, budaya, dan filsafat Islam. Para akademisi dunia barat

dari beragam bidang keilmuan ikut andil menyumbangkan pemikiran bagi komunitas

muslim di masa lalu dan sekarang. Sebelum era 1980-an, para akademisi barat yang

mengkaji dunia Islam disebut “Islamicist”, namun setelah era tersebut mereka

populer dengan sebutan “Orientalist”, yaitu orang yang belajar tentang ketimuran

Page 39: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

atau budaya timur, yang secara salah kemudian diartikan sebagai orang non-muslim

yang mempelajari tentang Islam.

Studi Islam atau kajian Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari seluk beluk

agama Islam secara meyeluruh dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya,

termasuk ajaran-ajarannya, doktrin-doktrinnya, kebudayaannya, sejarahnya dan lain

sebagainya. Ada dua cara pandang dalam kajian Islam.26

Pertama meliputi aspek

normativitas, yaitu ajaran yang dibahas melalui pendekatan doktrinal teologis. Kedua

adalah yang meliputi aspek historis, yaitu studi kebudayaan Muslim yang dibahas

melalui pendekatan keilmuan sosial-keagamaan yang bersifat multi dan

interdisipliner. Studi Islam normatif sudah dimulai oleh orang Islam sejak berdirinya

Islam itu sendiri. Mereka mempelajari ajaran-ajaran, wahyu, ibadah ritual dan doktrin

yang mutlak benar dan tidak dapat dilakukan penelitian atasnya sehingga terkesan

statis dan apologetik. Sementara Islam historis mulanya dipelajari oleh orientalis dan

semakin populer di abad 20 hingga sekarang.

Di Indonesia, kajian Islam memiliki bentuk tersendiri. Nurcholis Madjid melihat

keunikan dan kompleksitas ciri-ciri Islam Indonesia yakni Islam dan budaya lokal,

Islam dan sufisme, dan kebangkitan Islam.27

Namun dalam perkembangannya banyak

dipengaruhi oleh kajian-kajian kesarjanaan lulusan luar negeri. Hingga kini,

26 Amri, Yasser. Signifikansi studi Islam. http://msibki3.blogspot.com/2008/09/signifikansi-

studi-islam.html, diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul 11.34 WIB

27 Ali, Muhamad. Kajian Islam Indonesia. http://muhamadali.blogspot.com/2008/03/kajian-

islam-indonesia.html, diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul 11.41 WIB

Page 40: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

kesarjanaan Islam di Indonesia masih mencari bentuknya. Para lulusan Timur Tengah

masih terfokus pada kajian teks dan kajian normatif. Pengaruh ini sangat kental

dalam transmisi ilmu dari Saudi dan Mesir. Melalui Saudi, kajian-kajian Islam tertuju

pada ushuluddin, sementara lewat Mesir lebih beragam, seperti tafsir, filsafat, dan

seterusnya. Dari para sarjana Pakistan, format kajian Islam di Indonesia menjadi lebih

pada kajian negara Islam dan ekonomi Islam. Selain itu, pengaruh luar juga datang

melalui Iran, Afrika (Sudan), Leiden, dan negeri-negeri barat (ini terwakili oleh

UIN). Secara singkat bisa dikatakan bahwa kajian Islam Indonesia sangat

multikultural.

Kajian-kajian Islam di Indonesia mengalami peningkatan pesat selama satu atau dua

dekade belakangan. Baik dalam diskusi publik di media massa, maupun dalam ranah

akademis yang lebih serius. Lebih jauh lagi, diskusi-diskusi tersebut sudah tidak lagi

terbatas soal-soal klasik seperti teologi dan filsafat, melainkan juga mencakup

berbagai persoalan seperti ekonomi dan politik. Bahkan diskusi tentang Islam tidak

terbatas di kalangan muslim, melainkan juga dilakukan oleh para sarjana dari

berbagai latar belakang agama.

Kondisi ini sangat kontras dengan situasi empat atau lima dekade lampau. Pada masa

itu studi Islam mengalami marginalisasi dua arah.28

Di satu sisi, dari para sarjana

pengkaji Islam internasional cenderung menganggap Islam di Indonesia sebagai

28 Permata, Ahmad Norma. Dari studi budaya ke studi bahaya: arah baru kajian tentang

Islam di Indonesia. http://www.indonesianmuslim.com/dari-studi-budaya-ke-studi-bahaya-arah-baru-

kajian-tentang-islam-di-indonesia.html, diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul 12.01 WIB

Page 41: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

“Islam pinggiran” yang banyak bercampur dengan budaya lokal. Ini mengakibatkan

buku-buku internasional tentang dunia Islam jarang menyertakan bahasan tentang

Indonesia. Di sisi lain, di kalangan para sarjana Asia Tenggara (Southeast Asian

Studies), Islam di Indonesia dianggap hanyalah kulit luar yang tidak mewakili

karakter asli masyarakat Indonesia. Akibatnya, para sarjana tersebut cenderung

menganggap Islam tidak memainkan peran signifikan dalam proses sosial maupun

politik di kawasan ini.

Yang menarik dicermati lebih jauh adalah fakta bahwa kajian-kajian Islam bukan

hanya meningkat melainkan juga mengalami pergeseran trend. Pergeseran ini terlihat

dari yang hanya melihat Islam sebagai sebuah sistem budaya, bergeser pada corak

yang berbeda yang melihat Islam sebagai potensi dan kekuatan politik. Di awal tahun

1990-an, beberapa tulisan seperti dari Martin van Bruinessen sudah menyinggung

tentang gejala radikalisme dan fundamentalisme di kalangan Islam.

Jurnal Studia Islamika yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat

(PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hadir dengan fokus pada kajian Islam di

Asia Tenggara secara umum, khususnya Indonesia. Jurnal ini bertujuan

menghadirkan berbagai kajian akademis Islam di wilayah ini. Ruang lingkup kajian

Islam pada Jurnal Studia Islamika mencakup berbagai aspek kajian keilmuan yang

dapat dikelompokkan pada bidang-bidang: Quran dan Ilmunya, Ilmu Hadits, Ilmu

Kalam / Teologi, Fiqh / Hukum Islam, Akhlak Tasawuf, Sosial Budaya Islam,

Filsafat Islam, Aliran dan Sekte Islam, dan Sejarah Islam. Jurnal Studia Islamika

Page 42: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

menghadirkan pendekatan dan opini berbeda, yakni mengenai Islam lokal yang

bersahabat, moderat, dan toleran. Jauh dari kesan radikal.

Sejak edisi pertama tahun 1994, Studia Islamika telah menerbitkan artikel-artikel

berkualitas, baik oleh penulis Indonesia maupun luar negeri. Ini bisa dilihat dari

nama-nama para kontributornya dari Indonesia seperti Nurcholis Madjid, Azyumardi

Azra, Saiful Muzani, Kuntowijoyo, Yusril Ihza Mahendra, Din Syamsuddin, Bahtiar

Effendi, Masdar F. Mas’udi, dan nama-nama lain yang sudah tidak diragukan lagi

kapasitas keilmuannya. Juga para kontributor dari luar negeri seperti Martin van

Bruinessen, Greg Barton, Howard M. Federspiel, Karel Steenbrink, Andree Feillard,

Stephen Headley, Kobayashi Yasuko, M. B. Hooker, Laurence Husson, dan lainnya,

yang sudah tidak asing sebagai ilmuwan yang memberikan kontribusi besar dalam

kajian Islam di Indonesia. Dari nama-nama yang telah dipaparkan, dapat terasa

nuansa ilmiah yang muncul di Jurnal Studia Islamika mengesankan suasana yang

bersahabat, toleran, dan moderat.

Berkat konsistensi penerbitan dan kualitas artikelnya, pada tahun 2000 jurnal ini

menjadi salah satu jurnal kajian Islam yang mendapat penghargaan dari Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia sebagai jurnal akademis yang memiliki

standar internasional terbaik.

Page 43: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

7. Pola sitiran

Jumlah literatur yang dikutip dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal Studia

Islamika, dari volume I sampai volume VII: sebanyak 3173 sitiran atau kutipan.

Jumlah sitiran dari 76 artikel yang diteliti berbeda antara satu artikel dengan artikel

lainnya. Data jumlah sitiran pada masing-masing artikel dapat dilihat pada Tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Sitiran Berdasarkan Artikel pada Jurnal Studia Islamika dari Volume I

sampai Volume VII

No Kode Artikel Jumlah Sitiran %

1. 94I1A 47 1.48

2. 94I1B 33 1.04

3. 94I1C 22 0.7

4. 94I1D 25 0.8

5. 94I1E 13 0.4

6. 94I2A 18 0.56

7. 94I2B 42 1.32

8. 94I2C 25 0.8

9. 94I3A 51 1.6

10. 94I3B 48 1.51

11. 94I3C 28 0.9

12. 95II1A 78 2.45

13. 95II1B 4 0.12

Page 44: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

No Kode Artikel Jumlah Sitiran %

14. 95II1C 22 0.7

15. 95II2A 44 1.38

16. 95II2B 22 0.7

17. 95II2C 10 0.31

18. 95II2D 52 1.63

19. 95II3A 77 2.42

20. 95II3B 79 2.5

21. 95II3C 25 0.8

22. 96III1A 54 1.7

23. 96III1B 23 0.72

24. 96III1C 31 0.97

25. 96III2A 21 0.66

26. 96III2B 16 0.5

27. 96III3A 23 0.72

28. 96III3B 37 1.16

29. 96III3C 6 0.18

30. 96III3D 25 0.78

31. 96III4A 132 4.16

32. 96III4B 46 1.44

33. 96III4C 24 0.75

34. 97IV1A 10 0.31

35. 97IV1B 39 1.22

36. 97IV1C 13 0.4

37. 97IV1D 9 0.28

38. 97IV2A 143 4.5

Page 45: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

No Kode Artikel Jumlah Sitiran %

39. 97IV2B 37 1.16

40. 97IV2C 26 0.81

41. 97IV3A 48 1.51

42. 97IV3B 44 1.38

43. 97IV3C 46 1.44

44. 97IV4A 23 0.72

45. 97IV4B 102 3.21

46. 97IV4C 14 0.44

47. 97IV4D 24 0.75

48. 98V1A 18 0.56

49. 98V1B 21 0.66

50. 98V1C 58 1.82

51. 98V2A 28 0.9

52. 98V2B 11 0.34

53. 98V2C 24 0.75

54. 98V2D 18 0.56

55. 98V3A 37 1.16

56. 98V3B 101 3.18

57. 98V3C 52 1.63

58. 99VI1A 19 0.59

59. 99VI1B 102 3.21

60. 99VI1C 106 3.34

61. 99VI2A 29 0.91

62. 99VI2B 21 0.66

63. 99VI2C 33 1.04

Page 46: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

No Kode Artikel Jumlah Sitiran %

64. 99VI2D 102 3.21

65. 99VI3A 115 3.62

66. 99VI3B 45 1.41

67. 99VI3C 16 0.5

68. 00VII1A 96 3.02

69. 00VII1B 20 0.63

70. 00VII1C 59 1.85

71. 00VII2A 58 1.82

72. 00VII2B 81 2.55

73. 00VII2C 40 1.26

74. 00VII3A 41 1.3

75. 00VII3B 26 0.81

76. 00VII3C 15 0.47

Jumlah sitian 3173 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sitiran pada masing-masing artikel

sangat beragam. Sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya, terdapat

39 artikel yang termasuk dalam kelompok sangat sedikit. Adapun artikel dengan

jumlah sitiran yang termasuk dalam kelompok sangat sedikit adalah artikel 95II1B:

sebanyak 4 sitiran atau 0,12%, yang berjudul The Muhammadiyah and the Theory of

Maqasid al-shariah karya Fathurrahman Djamil.

Selanjutnya artikel yang termasuk dalam kelompok sedikit: berjumlah 28 artikel.

Dalam kelompok ini, terdapat dua artikel yang menempati urutan terbawah. Pertama

adalah artikel 94I1B, dengan judul The Indies Chinese and Sarekat Islam: An Account of

Page 47: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

the Anti-Chinese Riots in Colonial Indonesia karya Azyumardi Azra. Kedua adalah

artikel 99VI2C, dengan judul Law and Politics in Post Independence Indonesia: A Case

Study of Religious and Adat Courts karya Ratno Lukito. Kedua artikel ini mendapat

jumlah sitiran yang sama, yakni 33 sitiran atau 1,04%. Sebaliknya artikel yang

menempati urutan teratas dalam kelompok ini adalah artikel 00VII2B, dengan judul

Redefening "Political Islam" in Indonesia: Nahdlatul Ulama and Khittah '26 karya Robin L.

Bush: sebanyak 81 sitiran atau 2,55%.

Selanjutnya artikel yang masuk ke dalam kelompok banyak: sebanyak 7 artike.

Artikel yang menempati urutan terbawah dalam kelompok ini adalah artikel

00VII1A, dengan judul The Role of Islamic Students Groups karya Richard G. Kraince:

sebanyak 96 sitiran atau 3,02%. Sebaliknya artikel yang menempati urutan teratas

dalam kelompok ini adalah artikel 99VI3A, dengan judul New Trends of Islamic

Resurgence karya Ahmad Fauzi Abdul Hamid: sebanyak 115 sitiran atau 3,62%.

Terakhir adalah artikel yang termasuk dalam kelompok sangat banyak: sebanyak 2

artikel. Ada dua artikel yang termasuk dalam kelompok ini. Pertama, artikel 96III4A,

dengan judul Pancasila as the Sole Basis karya Faisal Islamil: sejumlah 132 sitiran

atau 4,16%. Kedua, artikel 97IV2A dengan dengan judul Moenawar Chalil: the

Career and Thought of an Indonesian Muslim Reformist karya Toha Hamim: sebanyak

143 sitiran atau 4,5%.

Jumlah sitiran yang beraneka ragam ini memperlihatkan bahwa kemampuan peneliti

dalam menggunakan informasi cukup bervariasi. Beberapa kemungkinan yang

Page 48: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

menyebabkan sedikit atau banyaknya sitiran dalam suatu artikel atau tulisan ilmiah

diantaranya adalah:

a. Internalisasi bahan bacaan sebelumnya. Maksudnya adalah informasi yang

telah didapatkan dari proses membaca seseorang terhadap berbagai

sumber informasi yang dilakukan secara simultan. Kemudian informasi

tersebut terinternalisasi dalam pemikirannya dan diolah sedemikian rupa,

sehingga akhirnya pada saat berargumen menjadi pemikirannya sendiri.

b. Kesulitan dalam mengakses literatur yang relevan.

c. Topik yang ditulis memang baru sehingga literatur yang relevan belum

ada.

d. Anggapan penulis bahwa dengan jumlah literatur tertentu sudah cukup

memadai untuk menunjang penulisan.

7.1 Jenis Literatur yang Disitir

Dari hasil penelitian, jenis literatur yang disitir pada artikel berbahasa Inggris

pada Jurnal Studia Islamika volume I – VII terdiri dari beragam bentuk literatur atau

dokumen. Literatur tersebut terbagi kedalam beberapa jenis: buku teks, jurnal dan

majalah, surat kabar, disertasi, tesis, skripsi, risalah, makalah seminar, laporan

penelitian, mikrofilm, dan nota pemerintah. Secara lengkap hasil analisa jenis

literatur yang disitir disajikan dalam Tabel 4.2 dan Diagram 1 berikut:

Page 49: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Tabel 4.2

Jenis Literatur yang Disitir

No Jenis Literatur Frekuensi

Sitiran %

1. Buku Teks 2114 66.62

2. Jurnal dan Majalah 615 19.4

3. Surat Kabar 239 7.53

4. Disertasi/Tesis/Skripsi/Risalah 125 3.94

5. Makalah Seminar 77 2.42

6. Laporan Penelitian 1 0.03

7. Mikrofilm 1 0.03

8. Nota Pemerintah 1 0.03

Jumlah sitiran 3173 100

Diagram 1

Jenis Literatur yang Disitir

Page 50: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Adapun dari hasil analisis ditemukan bahwa laporan penelitian, mikrofilm,

dan nota pemerintah, yang masing-masing disitir sebanyak 1 kali atau 0,03%, adalah

jenis literatur yang termasuk dalam kelompok sangat sedikit digunakan. Selanjutnya

jenis literatur yang tergolong kelompok sedikit adalah surat kabar: sebanyak 239

sitiran atau 7,53%, disertasi, tesis, skripsi, dan risalah: sebanyak 125 sitiran atau

3,94%, dan makalah seminar: sebanyak 77 sitiran atau 2,42%.

Fakta berikutnya, penggunaan jurnal dan majalah tergolong dalam kelompok

banyak dalam analisis ini: sebanyak 615 sitiran atau 19,4%. Kemudian jenis literatur

yang tergolong dalam kelompok sangat banyak digunakan sebagai rujukan adalah

buku teks: sebanyak 2114 sitiran atau 66,62%.

Hal menarik yang perlu dicermati, penulis-penulis dalam Jurnal Studia

Islamika cenderung memilih buku teks sebagai sumber rinformasi dalam penulisan

artikel dibanding menggunakan jurnal dan majalah. Hal ini senada dengan temuan

Garvey, yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan informasi antara

ilmuwan bidang sosial dan ilmuwan bidang eksakta. Bagi kalangan ilmuwan bidang

sosial, buku cenderung lebih banyak digunakan dan dimanfaatkan dibanding dengan

jenis-jenis literatur lainnya. Kebalikannya, majalah, jurnal, dan makalah pertemuan

ilmiah lebih banyak digunakan dan dimanfaatkan bagi kalangan ilmuwan di bidang

eksakta.29

29 Garvey, William D. Communication: the essense of science. (New York: Pergamon Press,

1979) h.269.

Page 51: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

1.1.1 Sitiran Jurnal dan Majalah

Walaupun buku teks menempati peringkat pertama sebagai jenis literatur yang

paling banyak digunakan sebagai rujukan, jurnal dan majalah juga menjadi jenis

literatur yang penting sebagai sumber informasi atau literatur primer. Ini terlihat

dimana jurnal dan majalah selalu menjadi rujukan pada setiap volume atau setiap

tahun terbit Jurnal Studia Islamika. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan

Diagram 2 berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Sitiran Jurnal dan Majalah pada Setiap Volume

No Volume Tahun Jumlah sitiran %

1. Volume I 1994 54 8.78

2. Volume II 1995 85 13.84

3. Volume III 1996 117 19.02

4. Volume IV 1997 112 18.21

5. Volume V 1998 57 9.26

6. Volume VI 1999 104 16.91

7. Volume VII 2000 86 13.98

Jumlah 615 100

Rataa-rata 88

Page 52: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Diagram 2

Jumlah Sitiran Jurnal dan Majalah pada Setiap Volume

Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua Jurnal Studia Islamika

menyitir jurnal ilmiah dan majalah dengan frekuensi yang cukup banyak. Total

keseluruhan sebanyak 615 sitiran jurnal dan majalah. Volume III, IV dan VI yang

terbit tahun 1996, 1997, dan 1999 menyitir jurnal dan majalah yang terbanyak.

Masing-masing sebanyak 117, 112, dan 104 sitiran atau 19,02%, 18,21% dan

16,91%. Ketiga volume ini dapat dikategorikan ke dalam kelompok sangat banyak.

Berikutnya volume VII tahun 2000: sebanyak 86 sitiran atau 13,98%, sebagai satu-

satunya volume yang termasuk dalam kelompok banyak.

Adapun yang termasuk dalam kelompok sedikit adalah volume II tahun 1995:

sebanyak 85 atau 13.84%. Terakhir adalah kelompok sangat sedikit. Yang termasuk

Page 53: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

dalam kelompok ini adalah volume V tahun 1998: sebanyak 57 sitiran atau 9.26%,

dan volume I tahun 1994: sebanyak 54 sitiran atau 8,78%.

Data-data ini menggambarkan bahwa jurnal dan majalah dalam bidang atau

topik yang dikaji para penulis Jurnal Studia Islamika cukup tersedia, dan artikel

ilmiah yang dimuat dalam jurnal tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Jurnal dan

majalah pada umumnya berisi informasi mutakhir mengenai suatu topik, dan terfokus

pada subjek yang sangat spesifik. Kelengkapan jurnal dan majalah akan memudahkan

peneliti untuk memperoleh informasi yang diinginkan.

Banyak faktor yang menyebabkan seorang penulis tidak menyitir dari jurnal

dan majalah, beberapa diantaranya adalah:30

a. Ketersediaan jurnal dan majalah yang terbatas.

b. Terbitan jurnal ilmiah yang sangat sedikit.

c. Produktivitas penulis artikel dalam jurnal ilmiah yang sangat rendah.

d. Keahlian yang terbatas dalam menelusuri dokumen terutama yang

berbentuk elektronik seperti jurnal online di internet.

e. Artikel dalam jurnal dan majalah tidak relevan atau tidak sesuai dengan

topik yang ditulis.

Akan tetapi, dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut tidak berlaku karena

seluruh volume menyitir jurnal ilmiah dan majalah dalam jumlah yang banyak,

dimana terdapat lebih dari 50 sitiran dalam setiap volume. Sebaliknya, para penulis

30 Hasugian, Jonner. Op.cit., h.8.

Page 54: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

pada Jurnal Studia Islamika dapat menyitir jurnal dan majalah dengan jumlah yang

banyak, dapat dipastikan karena ketersediaan jurnal dan majalah dalam kajian

keislaman di Indonesia dan Asia Tenggara sangat memadai.

1.1.2 Peringkat Jurnal dan Majalah yang Sering Disitir

Dalam analisis ini, terdapat 191 judul jurnal dan majalah yang disitir dalam

artikel berbahasa Inggris pada Jurnal Studia Islamika dari volume I sampai volume

VII. Sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam pemberian

peringkat diambil frekuensi sitiran 10 sebagai batas minimum. Ini dengan

pertimbangan bahwa nilai tersebut dapat menggambarkan peringkat jurnal dan

majalah yang cukup nyata dan judul-judul yang cukup penting. Terdapat 17 judul

jurnal dan majalah yang disitir minimal 10 kali. Perincian judul jurnal dan majalah

dan frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Diagram 3 berikut:

Tabel 4.4

Peringkat Jurnal dan Majalah yang Disitir

No Nama Jurnal dan Majalah Jumlah sitiran Peringkat

1. Studia Islamika 40 1

2. Indonesia 33 2

3. Tempo 29 3

4. Prisma 26 4

5. Bijdragen Tot de Taal-Land En Volkenkunde

van Nederlandsche 25 5

6. Panji Masyarakat 23 6

7. Journal of the Malayan Branch of the Royal

Asiatic Society 14 7

8. Pembela Islam 14 7

Page 55: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

9. Far Eastern Economic Review 13 8

10. Foreign Affairs 13 8

No Nama Jurnal dan Majalah Jumlah

sitiran Peringkat

11. Tijdschrift voor Neerland’s Indie 13 8

12. Archipel 12 9

13. Pesantren 12 9

14. Ulumul Quran 12 9

15. Hikmah 11 10

16. Asian Survey 10 11

17. Mizan 10 11

Diagram 3

Peringkat Jurnal dan Majalah yang Disitir

Page 56: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Dari 17 judul yang menempati peringkat sebagai jurnal dan majalah yang

paling banyak disitir, Jurnal Studia Islamika menempati urutan teratas sebagai jurnal

yang paling banyak dijadikan rujukan dalam penulisan artikel pada jurnal itu sendiri:

sebanyak 40 sitiran. Urutan kedua adalah Majalah Indonesia: sebanyak 33 sitiran,

diikuti Majalah Tempo: sebanyak 29 sitiran. Ini merepresentasikan bahwa Jurnal

Studia Islamika sebagai jurnal yang paling representatif dalam kajian keislaman di

Indonesia dan Asia Tenggara. Namun menurut Garfield dan Weljans-Dorof, seperti

dikutip Sutardji, sitiran tidak dapat dipakai untuk menunjukkan mutu suatu artikel,

namun dapat digunakan sebagai indikator tentang peringkat pemanfaatan artikel dan

penyebarannya.31

Tingkat sitiran suatu jurnal dan majalah menggambarkan tingkat

pemanfaatan jurnal dan majalah tersebut oleh para penulis artikel dalam Jurnal

Studia Islamika.

7.2 Tempat Terbit Literatur yang Disitir

Data yang terkumpul menunjukkan, literatur yang dijadikan rujukan dalam

artikel berbahasa Inggris pada Jurnal Studia Islamika diterbitkan dari berbagai

negara. Dari total 3173 sitiran yang dianalisis, tidak semua bibliografi literatur

dicantumkan tempat terbitnya. Sebanyak 766 sitiran tidak mencantumkan tempat

terbit. Jadi hanya 2407 sitiran yang bisa dianalisis. Rincian tempat terbit literatur

yang dijadikan rujukan bisa dilihat pada Tabel 4.5 dan Diagram 4 berikut:

31 Sutardji. Op.cit., h.6.

Page 57: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Tabel 4.5

Tempat terbit literatur yang disitir

No. Negara Jumlah Sitiran % Peringkat

1. Indonesia 1115 46.32 1

2. USA 405 16.82 2

3. Inggris 220 9.14 3

4. Malaysia 165 6.85 4

5. Belanda 139 5.77 5

6. Singapura 72 2.99 6

7. Australia 51 2.11 7

8. Kanada 29 1.2 8

9. Jerman 28 1.16 9

10. Libanon 26 1.08 10

11. Perancis 26 1.08 10

12. Filipina 23 0.95 11

13. Brunei Darussalam 20 0.83 12

14. Mesir 18 0.74 13

15. Pakistan 11 0.45 14

16. Jepang 11 0.45 14

17. Saudi Arabia 7 0.35 15

18. India 7 0.35 15

19. Palestina 5 0.2 16

20. Turki 3 0.12 17

21. Aljazair 3 0.12 17

22. Thailand 2 0.08 18

Page 58: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

23. Kuwait 2 0.08 18

No. Negara Jumlah Sitiran % Peringkat

24. Syiria 2 0.08 18

25. Maroko 2 0.08 18

26. Denmark 2 0.08 18

27. Swedia 2 0.08 18

28. Suriname 1 0.04 19

29. Trinidad Tobago 1 0.04 19

30. Mexico 1 0.04 19

31. Italia 1 0.04 19

32. Kenya 1 0.04 19

33. Bangladesh 1 0.04 19

34. Irak 1 0.04 19

35. Belgia 1 0.04 19

36. Selandia Baru 1 0.04 19

37. Afrika Selatan 1 0.04 19

38. Yaman 1 0.04 19

Jumlah 2407 100

Page 59: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Diagram 4

Tempat Terbit Literatur yang Disitir

Dari data pada Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat bahwa literatur yang disitir atau

dijadikan rujukan diterbitkan di 38 negara. Negara-negara tersebut telah diberi

peringkat sesuai frekuensi sitiran pada masing-masing negara. Adapun negara yang

paling banyak menerbitkan literatur dalam bidang kajian Islam di Indonesia dan

kawasan Asia Tenggara adalah Indonesia: sebanyak 1115 sitiran atau 46,32%.

Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat: sebanyak 405 sitiran atau 16,82%. Dalam

analisis ini Indonesia dan Amerika Serikat dapat dikategorikan ke dalam kelompok

sangat banyak, dimana mayoritas lebih dari 50% literatur yang dijadikan rujukan

diterbitkan oleh kedua negara tersebut.

Indonesia = 1115 USA = 405 Inggris = 220 Malaysia = 165 Belanda = 139 Singapura = 72 Australia = 51 Kanada = 29 Jerman = 28 Lebanon Perancis = 26

Filipina = 23 Brunei = 20 Mesir = 18 Pakistan Jepang = 11

Saudi Arabia India = 7 Palestina = 5 Turki Aljazair = 3 Thailand, Kuwait, Syiria, Maroko, Denmark, Swedia = 2

Suriname, Tinidad Tobago, Meksiko, Italia, Kenya, Bangladesh, Irak, Belgia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Yaman = 1

Page 60: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Sebaliknya, tidak satupun negara yang termasuk dalam kelompok banyak dalam

menerbitkan literatur yang digunakan sebagai rujukan. Selisih sitiran yang cukup

banyak terhadap Amerika Serikat adalah negara Inggris: sebanyak 220 sitiran atau

9,14%. Kemudian diikuti oleh negara Malaysia: sebanyak 165 sitiran atau 6,85%.

Terakhir adalah negara Belanda: sebanyak 139 sitiran atau 5,77%. Ketiga negara ini

digolongkan ke dalam kelompok sedikit dalam analisis ini.

Terakhir adalah kelompok sangat sedikit: sebanyak 33 negara. Singapura yang

termasuk dalam kawasan Asia Tenggara adalah negara dengan jumlah sitiran

terbanyak dalam kelompok ini: sebanyak 72 sitiran atau 2,99%. Selebihnya ada 11

negara dengan jumlah sitiran hanya sekali atau 0,04%, sebagai negara yang temasuk

dalam kelompok paling sedikit disitir dalam analisis tempat terbit ini.

Data-data ini juga memperlihatkan bahwa selain di Indonesia, Singapura dan

Malaysia yang berada notabene berada di kawasan Asia Tenggara, kajian mengenai

Islam di kawasan ini menjadi studi yang juga diminati di luar kawasan ini: Amerika

Serikat, Inggris, Belanda dan sejumlah negara lainnya. Terutama di Amerika Serikat

yang termasuk dalam kelompok parameter sangat banyak.

7.3 Bahasa Literatur yang Disitir

Dalam analisis yang telah dilakukan terhadap bahasa literatur yang disitir,

terdapat 11 bahasa yang ditemukan. Yakni Inggris, Indonesia, Belanda, Melayu,

Arab, Perancis, Jepang, Jerman, Sunda, Jawa, dan Tagalog. Rincian bahasa yang

Page 61: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

digunakan dalam literatur yang disitir dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Diagram 5

berikut:

Tabel 4.6

Bahasa Literatur yang Disitir

No Bahasa Literatur Frekuensi Sitiran %

1. Inggris 1642 51,74

2. Indonesia 1083 34,13

3. Belanda 137 4,31

4. Melayu 117 3,68

5. Arab 109 3,43

6. Perancis 33 1,04

7. Jepang 21 0,66

8. Jerman 15 0,52

9. Sunda 10 0,31

10. Jawa 4 0,12

11. Tagalog 2 0,06

Jumlah 3173 100

Page 62: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Diagram 5

Bahasa Literatur yang Disitir

Dari Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa menurut parameter yang telah

ditetapkan, bahasa Inggris yang disitir atau dikutip sebanyak 1642 kali (51,74%)

termasuk ke dalam kelompok parameter sangat banyak. Kemudian diikuti bahasa

Indonesia: sebanyak 1083 sitiran (34,13%), yang digolongkan dalam kelompok

parameter banyak. Kedua bahasa ini menjadi bahasa yang paling dominan digunakan

dalam literatur yang digunakan sebagai rujukan, dengan jumlah keduanya sebanyak

85,87%.

Page 63: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Berikutnya terdapat empat bahasa yang termasuk dalam kelompok parameter

sedikit. Pertama, bahasa Belanda dengan 137 sitiran (4,31%). Kedua, bahasa Melayu:

sebanyak 117 sitiran (3,68%). Ketiga, bahasa Arab: sebanyak 109 sitiran (3,43%).

Keempat, bahasa Perancis yang dikutip sebanyak 33 sitiran (1,04%).

Kemudian selebihnya adalah bahasa yang tergolong dalam kelompok

parameter sangat sedikit: sebanyak lima bahasa. Pertama, penggunaan literatur

bahasa Jepang sebagai referensi sebanyak 21 sitiran (0,66%). Kedua, literatur bahasa

Jerman sebanyak 15 sitiran (0,52%). Ketiga, selain bahasa nasional dari berbagai

negara, literatur yang disitir juga ada yang menggunakan bahasa lokal atau bahasa

daerah yakni bahasa Sunda yang disitir sebanyak 10 sitiran (0,31%). Keempat,

bahasa Jawa mendapat 4 sitiran (0,12%). Kelima, menempati urutan paling terakhir

adalah bahasa Tagalog yang mendapat 2 sitiran (0.06%).

Melalui analisis ini, terlihat dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia

Tenggara bahwa 50% literatur yang dijadikan rujukan adalah literatur yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Ini menunjukkan literatur

dalam kajian ini sudah sangat tersedia dan penyebarannya sudah sangat baik. Karena

dengan digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar literatur yang

digunakan sebagai rujukan, berarti memperluas cakupan pembacanya tidak hanya di

Indonesia dan Asia Tenggara melainkan ke seluruh mancanegara, mengingat bahasa

Inggris merupakan bahasa internasional yang utama.

Page 64: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Bila data pada Tabel 4.6 ini dibandingkan dengan data pada Tabel 4.5

sebelumnya mengenai tempat terbit literatur, maka ditemukan kontradiksi bahwa

Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerbitkan literatur dalam kajian

Islam di Indonesia dan Asia Tenggara: sebanyak 46,32%. Namun bahasa yang paling

banyak digunakan adalah bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia.

7.4 Tahun Terbit Literatur yang Disitir

Analisis tahun terbit literatur yang dikutip tidak dilakukan terhadap seluruh

sitiran, karena dari keseluruhan 3173 sitiran tidak semua bibliografi mencantumkan

tahun terbit. Terdata sebanyak 102 sitiran tidak terdapat tahun terbit. Jadi total sitiran

yang dianalisis sebanyak 3071 sitiran. Data lengkap mengenai tahun terbit yang

disitir dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Diagram 6 berikut:

Tabel 4.7

Tahun Terbit Literatur yang Disitir

No Periode Tahun Terbit Literatur Frekuensi

Sitiran % Sitiran

Kumulatif Sitiran

% Kumulatif

1 1811-1820 2 0.06 2 0.06

2 1821-1830 3 0.09 5 0.15

3 1831-1840 1 0.03 6 0.18

4 1841-1850 3 0.09 9 0.27

5 1851-1860 4 0.13 13 0.4

6 1861-1870 6 0.19 19 0.59

7 1871-1880 9 0.3 28 0.89

8 1881-1890 22 0.71 50 1.6

9 1891-1900 18 0.6 68 2.2

Page 65: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

No Periode Tahun Terbit

Literatur

Frekuensi

Sitiran % Sitiran

Kumulatif

Sitiran

%

Kumulatif

10 1901-1910 17 0.55 85 2.75

11 1911-1920 20 0.65 105 3.4

12 1921-1930 31 1.01 136 4.41

13 1931-1940 63 2.05 199 6.46

14 1941-1950 76 2.5 275 8.96

15 1951-1960 261 8.5 536 17.46

16 1961-1970 283 9.21 819 26.67

17 1971-1980 470 15.3 1289 41.97

18 1981-1990 1001 32.6 2290 74.57

19 1991-2000 781 25.43 3071 100

Jumlah 3071 100

Page 66: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Dari data yang dianalisis, literatur yang paling tua tahun terbitnya adalah

literatur yang diterbitkan pada tahun 1811, sedangkan yang termuda adalah yang

diterbitkan pada tahun 2000. Terlihat rentang waktunya cukup jauh, yakni 189 tahun.

Namun hal ini tidak bisa menunjukkan bahwa kualitas artikel yang dihasilkan pada

Jurnal Studia Islamika tidak mutakhir karena terdapat literatur yang sangat tua yang

dijadikan rujukan. Untuk mengetahui frekuensi tahun terbit literatur yang disitir,

maka analisis dilakukan dengan pengelompokkan tahun terbit per sepuluh tahun.

Adapun yang menempati peringkat tertinggi, yakni literatur yang tergolong

dalam kelompok sangat banyak. Literatur yang termasuk dalam kelompok ini adalah

literatur yang terbit antara tahun 1981 – 1990: sebanyak 1001 sitiran (32,6%).

Kemudian diikuti literatur yang terbit antara tahun 1991 – 2000: sebanyak 781 sitiran,

(25,43%). Literatur yang terbit dalam rentang waktu ini merupakan mayoritas,

dengan total jumlah 58,03%.

Berikutnya adalah literatur yang terbit dalam kelompok banyak. Yakni

kelompok tahun 1971 – 1980: sebanyak 470 sitiran (15,3%). Jurnal Studia Islamika

yang menjadi objek dalam analisis ini terbit tahun 1994 – 2000. Maka, jika melihat

tahun terbit literatur yang disitir yang menempati peringkat teratas, menunjukkan

bahwa rujukan yang digunakan dalam jurnal ini masih tergolong muda.

Selanjutnya literatur termasuk dalam kelompok sedikit, adalah literatur yang

terbit dari antara tahun 1921 – 1970. Dalam kelompok ini, literatur yang terbit antara

tahun 1961 – 1970 yang disitir sebanyak 283 kali (9,21%), merupakan literatur yang

Page 67: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

paling banyak digunakan. Masih banyak digunakannya literatur yang terbit antara

tahun 1961 – 1970 ini bisa terjadi karena beberapa kemungkinan, antara lain karena:

1) Informasi tersebut bersifat spesifik atau khusus.

2) Informasi yang terkandung dalam literatur tersebut masih relevan untuk

digunakan

3) Atau mungkin mungkin memang belum ada perkembangan mutakhir dari

informasi yang dibutuhkan sehingga literatur-literatur tersebut masih cukup

banyak digunakan sebagai rujukan.

Terakhir parameter yang terendah adalah kelompok sangat sedikit, adalah

literatur yang terbit dalam kurun waktu 1811 – 1920 atau satu abad lebih. Dalam

kelompok ini, literatur yang terbit antara tahun 1831 – 1840 merupakan literatur yang

paling sedikit dijadikan rujukan, dimana hanya mendapat 1 sitiran (0,03%).

8. Peringkat Pengarang

Dari 3173 sitiran yang dianalisis, hanya terdapat 3057 sitiran pengarang atas

nama orang. Selebihnya 116 sitiran tidak terdapat nama pengarang. Hal ini rata-rata

terdapat pada sitiran surat kabar. Namun tidak semua surat kabar yang disitir tidak

dicantumkan nama pengarangnya. Berikut rincian jumlah sitiran pengarang pada

Jurnal Studia Islamika volume I – VII yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Diagram

7 berikut:

Page 68: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Tabel 4.8

Jumlah Sitiran Pengarang Volume I – VII

No Volume Jumlah Sitiran %

1. Volume I 352 11.51

2. Volume II 414 13.54

3. Volume III 437 14.29

4. Volume IV 580 18.97

5. Volume V 349 11.44

6. Volume VI 567 18.54

7. Volume VII 358 11.71

Jumlah 3057 100

Rata-rata 436

Diagram 7

Jumlah Sitiran Pengarang Volume I – VII

Page 69: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Dari data ini dapat dianalisa berdasarkan parameter yang sudah ditetapkan.

Kelompok parameter pertama adalah volume jurnal dengan jumlah sitiran pengarang

yang tergolong sangat sedikit. Bila dilihat pada Tabel 4.8, tidak ditemukan volume

yang tergolong dalam parameter ini. Kedua adalah kelompok parameter sedikit.

Terdapat lima volume yang termasuk dalam parameter ini. Yakni volume I: 352

sitiran (11,51%), volume II: 414 sitiran (13,54%), volume III: 437 sitiran (14,29%),

volume V: 349 sitiran (11,44%), dan volume VII: 358 sitiran (11,71%).

Ketiga adalah kelompok parameter banyak. Terdapat dua volume yang

termasuk dalam parameter ini, yakni volume IV: sebanyak 580 sitiran (18,97%), dan

volume VI: sebanyak 567 sitiran (18,54%). Keempat adalah parameter tertinggi yakni

kelompok sangat banyak. Berdasarkan data Tabel 4.8 tidak ditemukan volume yang

termasuk dalam paremeter ini seperti pada parameter sangat sedikit. Dari data yang

diperoleh terlihat bahwa jumlah sitiran pengarang atas nama orang pada tiap volume

tidak terpaut selisih yang sangat jauh. Rata-rata tiap volume mendapat 436 sitiran,

dengan rentang prosentase yang pendek yakni antara 11% - 18%.

Selanjutnya, dari jumlah 3057 sitiran pengarang atas nama orang, ada 1344

nama pengarang baik dalam maupun luar negeri. Jumlah sitiran tiap pengarang sangat

bervariasi, namun yang dianalisis sesuai dengan parameter yang ditetapkan hanya

pengarang dengan frekuensi minimal 15 kali. Ditetapkan frekuensi sitiran 15 sebagai

batas minimum, dengan pertimbangan bahwa nilai tersebut dapat menggambarkan

Page 70: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

kontribusi yang cukup nyata. Terdapat 29 pengarang yang mendapat sitiran minimal

15 kali yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Diagram 8 berikut:

Tabel 4.9

Peringkat Pengarang yang Sering Disitir

No Nama Pengarang Frekuensi Peringkat

1. Munawar Chalil 78 1

2. Deliar Noer 39 2

3. Martin van Bruinessen 38 3

4. Hamka 37 4

5. Clifford Geertz 35 5

6. Mohammad Ashaari 32 6

7. Snouck Hurgronje 32 6

8. A.H. Johns 25 7

9. Nurcholis Madjid 25 7

10. Azyumardi Azra 23 8

11. G. W. J. Drewes 21 9

12. Howard Federspiel 21 9

13. B. J. Boland 20 10

14. Ahmad Hassan 19 11

15. M. Dawam Rahardjo 19 11

16. M. C. Ricklefs 19 11

17. Munawir Sjadzali 19 11

18. Abdurrahman Wahid 19 11

19. Harun Nasution 18 12

20. Karel Steenbrink 18 12

Page 71: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

No Nama Pengarang Frekuensi Peringkat

21. Mohammad Rasjidi 17 13

22. Taufik Abdullah 16 14

23. Sartono Kartodirdjo 16 14

24. Greg Barton 15 15

25. Harry J. Benda 15 15

26. Zamakhrasyi Dhofier 15 15

27. Djohan Effendi 15 15

28. Mitsuo Nakamura 15 15

29. Muhammad Natsir 15 15

Page 72: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Dari data tersebut didapatkan bahwa penulis yang karya tulisnya paling

banyak dikutip adalah Kyai Haji Munawwar Khalil, seorang ulama ahli tafsir dan

hadits yang juga menjabat sebagai anggota Majelis Ulama Persatuan Islam (PERSIS)

dari tahun 1953 sampai tahun 1960. Karya beliau dikutip sebanyak 78 kali. Kemudian

Deliar Noer menempati peringkat kedua dengan 39 sitiran, dan di peringkat ketiga

adalah Martin van Bruinessen, dengan 38 sitiran. Terlihat bahwa selisih peringkat

pertama dan kedua cukup jauh, yakni dua kali lipat jumlah sitiran peringkat kedua.

Berbeda dengan selisih jumlah sitiran antara peringkat kedua, ketiga, dan seterusnya

hingga peringkat yang paling bawah, dimana selisihnya cukup dekat.

Beberapa kemungkinan yang menyebabkan sering tidaknya seorang penulis

dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara disitir oleh penulis lain:

a. Otoritas ilmiah atau keahliannya diakui dalam bidang kajian Islam.

b. Bobot atau mutu ilmiah tulisannya sangat tinggi.

c. Produktivitasnya dalam menulis artikel ilmiah sangat tinggi.

d. Penyebaran media yang menerbitkan tulisan mereka cukup luas.

e. Penulis tersebut menjadi pelopor teori dalam kajian Islam di Indonesia dan

Asia Tenggara.

f. Penulis tersebut memang mengkaji topik yang menjadi mainstream kajian

Islam di Indonesia dan Asia Tenggara.

Para penulis yang terdapat pada Tabel 4.9 bisa dikatakan sebagai penulis yang

berpengaruh dalam Jurnal Studia Islamika, sehingga karya-karya mereka dijadikan

Page 73: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

rujukan dalam menyusun kerangka pemikiran kajian Islam di Indonesia dan Asia

Tenggara. Seperti dibahas sebelumnya, bahwa salah satu alasan mengapa seseorang

menyitir suatu literatur adalah adanya nilai heuristik (heuristic value), yaitu

kemampuan membentuk konsep-konsep baru, ide baru, dan hipotesis.

Dari 29 penulis tersebut, penulis Indonesia diwakili sebanyak 16 orang, yang

berarti lebih dari 50%. Ini berarti para ilmuwan dan cendekiawan di Indonesia, dalam

kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara sangat kompeten, juga diakui integritas

dan keilmuannya. Mengingat Jurnal Studia Islamika adalah jurnal yang diakui secara

internasional, dan telah digunakan di berbagai perguruan tinggi dan perpustakaan di

sejumlah negara. Para kontributor jurnal ini juga tidak hanya dari kawasan Asia

Tenggara, melainkan juga dari mancanegara.

9. Usia dan Keusangan Literatur

Analisis terhadap usia dan keusangan literatur yang disitir sangat penting

untuk melihat informasi yang digunakan, tergolong mutakhir atau sudah usang.

Semakin kecil nilai paruh hidup atau batas usia keusangan, maka semakin kaya

informasi yang digunakan, yang berarti perkembangan ilmu semakain cepat. Paruh

hidup juga menunjukkan kecepatan pertumbuhan literatur dalam suatu bidang ilmu.

Penilaian terhadap angka batas usia keusangan atau paruh hidup literatur,

dihitung dengan cara menetapkan prosentase kumulatif dari sitiran yang mencapai

jumlah sama atau lebih dari 50%. Selanjutnya, penghitungan dilakukan dengan

pengurangan jumlah prosentase kumulatif tahun terbit jurnal yang menyitir dengan

Page 74: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

tahun terbit sitiran, hingga tercapai 50%. Analisis ini dilakukan berdasarkan usia

literatur dari 3071 sitiran yang mencantumkan tahun terbit literatur, dimana telah

dikelompokkan per sepuluh tahun seperti dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Diagram

9 berikut:

Tabel 4.10

Usia Literatur yang Disitir

No Kelompok Usia Literatur Frekuensi

Sitiran

% Sitiran

Kumulatif Sitiran

% Kumulatif

1 0 – 10 781 25.43 781 25.43

2 11 – 20 1001 32.6 1782 58.03

3 21 – 30 470 15.3 2252 73.33

4 31 – 40 283 9.21 2535 82.54

5 41 – 50 261 8.5 2796 91.04

6 51 – 60 76 2.5 2872 93.54

7 61 – 70 63 2.05 2935 95.59

8 71 – 80 31 1.01 2966 96.6

9 81 – 90 20 0.65 2986 97.25

10 91 – 100 17 0.55 3003 97.8

11 101 – 110 18 0.6 3021 98.4

12 111 – 120 22 0.71 3043 99.11

13 121 – 130 9 0.3 3052 99.41

14 131 – 140 6 0.19 3058 99.6

15 141 – 150 4 0.13 3062 99.73

16 151 – 160 3 0.09 3065 99.82

17 161 – 170 1 0.03 3066 99.85

18 171 – 180 3 0.09 3069 99.94

Page 75: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

19 181 – 190 2 0.06 3071 100

Jumlah 3071 100

Diagram 9

Usia Literatur yang Disitir

Berdasarkan data pada Tabel 4.10, maka kemudian dilakukan penghitungan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Jumlah kelompok usia terbesar adalah usia 11 – 20 tahun sebesar 32,6%.

2. Selisih kelompok usia 11 – 20 tahun dari jumlah 50% adalah 50% - 32,6%

= 17,4%.

Page 76: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

3. Kemudian 17,4% dibagi kelompok tahun kedua yakni usia 0 – 10 tahun

sebesar 25,43% dikali 10 tahun maka didapatkan angka 6,84 tahun. Selisih

17,4% atau 6,84 tahun ini merupakan bagian dari kelompok tahun kedua.

4. Maka paruh hidup literatur atau batas usia keusangan literatur dalam

analisis ini adalah 10 + 6,84 = 16,84 tahun atau dibulatkan menjadi 17

tahun.

Angka paruh hidup 17 tahun mengindikasikan secara keseluruhan bahwa

literatur yang digunakan sebagai rujukan dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal

Studia Islamika tersebut, dikatakan mutakhir informasinya bila usianya dibawah 17

tahun. Sebaliknya bila usianya di atas 17 tahun maka literatur tersebut masuk dalam

kategori usang.

Berdasarkan data pada Tabel 4.10, ternyata dari kumulatif prosentase usia

literatur, 58,03% literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal

Studia Islamika tersebut berada pada usia dibawah 17 tahun dari tahun penulisan.

Karena itu, dapat dinyatakan bahwa pada umumnya tahun terbit dari seluruh literatur

yang disitir, usianya masih belum mencapai titik keusangan dan informasinya masih

tergolong mutakhir.

Page 77: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian dengan judul “Komunikasi Ilmiah dalam Kajian Islam di Indonesia

dan Asia Tenggara: Sebuah Analisis Sitiran” ini, bertujuan untuk mengetahui pola

sitiran. Dengan mencakup jumlah sitiran dan karakteristik literatur (bentuk atau jenis

literatur, tahun terbit, tempat terbit, bahasa pengantar literatur). Kemudian juga untuk

melihat peringkat pengarang dalam bidang kajian Islam, dan mengetahui usia serta

tingkat keusangan literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal

Studia Islamika, dari tahun 1994 sampai tahun 2000, dari volume I sampai volume

VII.

1. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian proses analisis data dengan pendekatan

analisis sitiran, maka dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat 3173 sitiran dari 76 artikel yang dianalisis dimana jumlah sitiran

pada masing-masing artikel berbeda-beda. Beragamnya jumlah sitiran

pada tiap artikel memperlihatkan bahwa kemampuan penulis artikel di

Jurnal Studia Islamika dalam menggunakan informasi cukup bervariasi.

2. Jenis literatur yang dijadikan rujukan dalam penulisan artikel di Jurnal

Studia Islamika cukup beragm. Diantaranya adalah buku teks, jurnal dan

majalah, surat kabar, disertasi, tesis, skripsi, risalah, makalah seminar,

Page 78: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

laporan penelitian, mikrofilm, dan nota pemerintah. Buku teks adalah jenis

literatur yang paling banyak digunakan, dengan jumlah sitiran 2114 kali.

Ini bisa dimaklumi karena ilmuwan dalam bidang sosial cenderung

menggunakan buku teks dibanding ilmuwan bidang eksakta, yang lebih

banyak menggunakan jurnal, majalah, dan makalah pertemuan ilmiah.

3. Penggunaan jurnal dan majalah sebagai sumber referensi cukup banyak,

dengan rata-rata 88 sitiran pada tiap volume. Masih cukup banyak

digunakannya jurnal dan majalah karena pada umumnya jenis literatur ini

berisi informasi yang mutakhir mengenai suatu topik dan terfokus pada

subjek yang sangat spesifik. Kelengkapan jurnal dan majalah cukup

tersedia, serta mudahnya artikel di dalamnya diperoleh memudahkan

penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan.

4. Terdapat 191 judul jurnal dan majalah dalam penelitian ini, dan hanya 17

judul yang dianalisis yang dijadikan referensi, dengan frekuensi minimal

10 sitiran. Jurnal Studia Islamika adalah jurnal yang paling banyak

digunakan sebagai sumber referensi, yakni sebanyak 40 sitiran. Ini

merepresentasikan bahwa Jurnal Studia Islamika sebagai jurnal yang

paling representatif dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara.

Namun data ini tidak dapat dipakai untuk menunjukkan mutu suatu artikel

dalam jurnal tersebut, dan hanya dapat digunakan sebagai indikator

Page 79: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

tentang peringkat pemanfaatan artikel serta penyebarannya. Tingkat sitiran

suatu jurnal dan majalah menggambarkan tingkat pemanfaatan jurnal dan

majalah tersebut oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika.

5. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang diperoleh, sebanyak 766 sitiran tidak

mencantumkan tempat terbit. Jadi hanya 2407 sitiran yang dapat

dianalisis. Hasil analisis menunjukkan, bahwa literatur yang digunakan

sebagai referensi oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika

diterbitkan dari 38 negara. Indonesia adalah negara yang paling banyak

menerbitkan literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara,

dengan jumlah 1115 sitiran. Diikuti oleh Amerika serikat sebanyak 405

sitiran. Kedua negara ini adalah mayoritas dengan 50% lebih yang

menerbitkan literatur dalam bidang kajian ini.

6. Dari analisis yang dilakukan terhadap bahasa literatur yang disitir,

terdapat 11 bahasa yakni Inggris, Indonesia, Belanda, Melayu, Arab,

Perancis, Jepang, Jerman, Sunda, Jawa, dan Tagalog. Literatur berbahasa

Inggris adalah literatur yang paling banyak dijadikan rujukan, yakni

sebanyak 1642 sitiran dan merupakan jumlah lebih dari 50%. Ini

menunjukkan bahwa literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia

Tenggara sudah sangat tersedia, dan penyebarannya sangat luas. Karena

dengan digunakannya bahasa Inggris berarti memperluas cakupan

pembacanya tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara.

Page 80: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

7. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang didapat, terdata sebanyak 102 sitiran

tidak mencantumkan tahun terbit. Jadi hanya 3071 sitiran yang dapat

dianalisis. Literatur yang banyak digunakan sebagai referensi dalam

penulisan artikel pada Jurnal Studia Islamika terbit dalam rentang waktu

antara tahun 1981 – 1990, yakni ada 1001 sitiran. Kemudiaan diikuti oleh

literatur yang terbit antara tahun 1991 – 2000, dengan 787 sitiran.

Literatur yang terbit dalam kedua kelompok tahun ini mendominasi tahun

terbit literatur yang disitir. Jika melihat tahun terbit literatur yang disitir

dengan tahun terbit jurnal yang menjadi objek dalam analisis ini, maka

literatur yang digunakan tersebut tergolong muda.

8. Ditemukan bahwa 116 sitiran tidak terdapat nama pengarang. Jadi hanya

3057 sitiran yang dianalisis, dari jumlah keseluruhan 3173 sitiran. Dari

setiap volume Jurnal Studia Islamika, sitiran atas nama pengarang orang

jumlahnya tidak terpaut terlalu jauh. Hanya berkisar antara 11% hingga

18%.

9. Jumlah keseluruhan sitiran pengarang atas nama orang adalah 3057

sitiran, dan diperoleh 1344 nama pengarang baik dalam maupun luar

negeri. Namun hanya 29 pengarang yang dianalisis dengan parameter

frekuensi sitiran minimal 15 kali. Mayoritas adalah pengarang dari

Indonesia sebanyak 16 pengarang. Munawar Chalil adalah pengarang

yang mendapat sitiran tertinggi yakni sebanyak 78 sitiran.

Page 81: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

10. Hasil penghitungan terhadap usia literatur yang disitir oleh penulis artikel

pada Jurnal Studia Islamika, diperoleh angka paruh hidup literatur dalam

analisis ini adalah 17 tahun. Berdasarkan frekuensi usia literatur yang

banyak disitir, menunjukkan bahwa jumlah kumulatif 58,03% berada pada

usia di bawah 17 tahun dari tahun penulisan artikel. Maka dapat

dinyatakan bahwa pada umumnya tahun terbit dari seluruh literatur yang

disitir usianya masih belum mencapai titik keusangan dan informasi di

dalamnya tergolong mutakhir.

2. Saran

Jika dilihat dari angka paruh hidup literatur yakni 17 tahun, maka informasi

yang dikandung Jurnal Studia Islamika hingga tahun 2000 masih mutakhir. Namun

bila dilihat angka paruh hidup literatur bidang ilmu sosial di luar negeri, yang rata-

rata 2 tahun, maka angka paruh hidup 17 tahun ini masih sangat jauh tertinggal.

Berarti perkembangan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara termasuk lambat.

Maka disarankan bagi pihak PPIM yang menerbitkan jurnal ini, dimana dari hasil

penelitian menunjukkan jurnal ini sebagai jurnal yang paling representatif dalam

kajian ini, untuk lebih meningkatkan perannya dalam menstimulus para ilmuwan

kajian Islam untuk lebih memberikan kontribusi pemikirannya, agar lebih banyak

literatur di bidang kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang diterbitkan tiap

tahun. Kemudian diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap analisis subjek yang

terdapat dalam jurnal ini, agar dapat memperluas subjek kajian Islam di Indonesia

Page 82: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

dan Asia Tenggara di tahun-tahun berikutnya. Selanjutnya, juga dapat diteliti analisis

sitiran dan analisis subjek pada jurnal ini yang terbit tahun 2001 hingga saat ini.

Tidak kalah pentingnya adalah penelitian yang sudah dilakukan ini disarankan bagi

pihak-pihak yang berkompeten, untuk dikembangkan lebih lanjut dalam hal mengkaji

pemetaan pemikiran kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, melalui analisis

ko-sitiran pengarang. Demikian saran yang penulis sampaikan semoga bermanfaat

bagi kemajuan PPIM dan UIN Syarif Hidayatullah pada khususnya, dan

perkembangan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Page 83: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian dengan judul “Komunikasi Ilmiah dalam Kajian Islam di Indonesia

dan Asia Tenggara: Sebuah Analisis Sitiran” ini, bertujuan untuk mengetahui pola

sitiran. Dengan mencakup jumlah sitiran dan karakteristik literatur (bentuk atau jenis

literatur, tahun terbit, tempat terbit, bahasa pengantar literatur). Kemudian juga untuk

melihat peringkat pengarang dalam bidang kajian Islam, dan mengetahui usia serta

tingkat keusangan literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal

Studia Islamika, dari tahun 1994 sampai tahun 2000, dari volume I sampai volume

VII.

2. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian proses analisis data dengan pendekatan

analisis sitiran, maka dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

11. Terdapat 3173 sitiran dari 76 artikel yang dianalisis dimana jumlah sitiran

pada masing-masing artikel berbeda-beda. Beragamnya jumlah sitiran

pada tiap artikel memperlihatkan bahwa kemampuan penulis artikel di

Jurnal Studia Islamika dalam menggunakan informasi cukup bervariasi.

12. Jenis literatur yang dijadikan rujukan dalam penulisan artikel di Jurnal

Studia Islamika cukup beragm. Diantaranya adalah buku teks, jurnal dan

majalah, surat kabar, disertasi, tesis, skripsi, risalah, makalah seminar,

laporan penelitian, mikrofilm, dan nota pemerintah. Buku teks adalah jenis

Page 84: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

literatur yang paling banyak digunakan, dengan jumlah sitiran 2114 kali.

Ini bisa dimaklumi karena ilmuwan dalam bidang sosial cenderung

menggunakan buku teks dibanding ilmuwan bidang eksakta, yang lebih

banyak menggunakan jurnal, majalah, dan makalah pertemuan ilmiah.

13. Penggunaan jurnal dan majalah sebagai sumber referensi cukup banyak,

dengan rata-rata 88 sitiran pada tiap volume. Masih cukup banyak

digunakannya jurnal dan majalah karena pada umumnya jenis literatur ini

berisi informasi yang mutakhir mengenai suatu topik dan terfokus pada

subjek yang sangat spesifik. Kelengkapan jurnal dan majalah cukup

tersedia, serta mudahnya artikel di dalamnya diperoleh memudahkan

penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan.

14. Terdapat 191 judul jurnal dan majalah dalam penelitian ini, dan hanya 17

judul yang dianalisis yang dijadikan referensi, dengan frekuensi minimal

10 sitiran. Jurnal Studia Islamika adalah jurnal yang paling banyak

digunakan sebagai sumber referensi, yakni sebanyak 40 sitiran. Ini

merepresentasikan bahwa Jurnal Studia Islamika sebagai jurnal yang

paling representatif dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara.

Namun data ini tidak dapat dipakai untuk menunjukkan mutu suatu artikel

dalam jurnal tersebut, dan hanya dapat digunakan sebagai indikator

tentang peringkat pemanfaatan artikel serta penyebarannya. Tingkat sitiran

Page 85: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

suatu jurnal dan majalah menggambarkan tingkat pemanfaatan jurnal dan

majalah tersebut oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika.

15. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang diperoleh, sebanyak 766 sitiran tidak

mencantumkan tempat terbit. Jadi hanya 2407 sitiran yang dapat

dianalisis. Hasil analisis menunjukkan, bahwa literatur yang digunakan

sebagai referensi oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika

diterbitkan dari 38 negara. Indonesia adalah negara yang paling banyak

menerbitkan literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara,

dengan jumlah 1115 sitiran. Diikuti oleh Amerika serikat sebanyak 405

sitiran. Kedua negara ini adalah mayoritas dengan 50% lebih yang

menerbitkan literatur dalam bidang kajian ini.

16. Dari analisis yang dilakukan terhadap bahasa literatur yang disitir,

terdapat 11 bahasa yakni Inggris, Indonesia, Belanda, Melayu, Arab,

Perancis, Jepang, Jerman, Sunda, Jawa, dan Tagalog. Literatur berbahasa

Inggris adalah literatur yang paling banyak dijadikan rujukan, yakni

sebanyak 1642 sitiran dan merupakan jumlah lebih dari 50%. Ini

menunjukkan bahwa literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia

Tenggara sudah sangat tersedia, dan penyebarannya sangat luas. Karena

dengan digunakannya bahasa Inggris berarti memperluas cakupan

pembacanya tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara.

Page 86: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

17. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang didapat, terdata sebanyak 102 sitiran

tidak mencantumkan tahun terbit. Jadi hanya 3071 sitiran yang dapat

dianalisis. Literatur yang banyak digunakan sebagai referensi dalam

penulisan artikel pada Jurnal Studia Islamika terbit dalam rentang waktu

antara tahun 1981 – 1990, yakni ada 1001 sitiran. Kemudiaan diikuti oleh

literatur yang terbit antara tahun 1991 – 2000, dengan 787 sitiran.

Literatur yang terbit dalam kedua kelompok tahun ini mendominasi tahun

terbit literatur yang disitir. Jika melihat tahun terbit literatur yang disitir

dengan tahun terbit jurnal yang menjadi objek dalam analisis ini, maka

literatur yang digunakan tersebut tergolong muda.

18. Ditemukan bahwa 116 sitiran tidak terdapat nama pengarang. Jadi hanya

3057 sitiran yang dianalisis, dari jumlah keseluruhan 3173 sitiran. Dari

setiap volume Jurnal Studia Islamika, sitiran atas nama pengarang orang

jumlahnya tidak terpaut terlalu jauh. Hanya berkisar antara 11% hingga

18%.

19. Jumlah keseluruhan sitiran pengarang atas nama orang adalah 3057

sitiran, dan diperoleh 1344 nama pengarang baik dalam maupun luar

negeri. Namun hanya 29 pengarang yang dianalisis dengan parameter

frekuensi sitiran minimal 15 kali. Mayoritas adalah pengarang dari

Indonesia sebanyak 16 pengarang. Munawar Chalil adalah pengarang

yang mendapat sitiran tertinggi yakni sebanyak 78 sitiran.

Page 87: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

20. Hasil penghitungan terhadap usia literatur yang disitir oleh penulis artikel

pada Jurnal Studia Islamika, diperoleh angka paruh hidup literatur dalam

analisis ini adalah 17 tahun. Berdasarkan frekuensi usia literatur yang

banyak disitir, menunjukkan bahwa jumlah kumulatif 58,03% berada pada

usia di bawah 17 tahun dari tahun penulisan artikel. Maka dapat

dinyatakan bahwa pada umumnya tahun terbit dari seluruh literatur yang

disitir usianya masih belum mencapai titik keusangan dan informasi di

dalamnya tergolong mutakhir.

3. Saran

Jika dilihat dari angka paruh hidup literatur yakni 17 tahun, maka informasi

yang dikandung Jurnal Studia Islamika hingga tahun 2000 masih mutakhir. Namun

bila dilihat angka paruh hidup literatur bidang ilmu sosial di luar negeri, yang rata-

rata 2 tahun, maka angka paruh hidup 17 tahun ini masih sangat jauh tertinggal.

Berarti perkembangan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara termasuk lambat.

Maka disarankan bagi pihak PPIM yang menerbitkan jurnal ini, dimana dari hasil

penelitian menunjukkan jurnal ini sebagai jurnal yang paling representatif dalam

kajian ini, untuk lebih meningkatkan perannya dalam menstimulus para ilmuwan

kajian Islam untuk lebih memberikan kontribusi pemikirannya, agar lebih banyak

literatur di bidang kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang diterbitkan tiap

tahun. Kemudian diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap analisis subjek yang

terdapat dalam jurnal ini, agar dapat memperluas subjek kajian Islam di Indonesia

Page 88: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

dan Asia Tenggara di tahun-tahun berikutnya. Selanjutnya, juga dapat diteliti analisis

sitiran dan analisis subjek pada jurnal ini yang terbit tahun 2001 hingga saat ini.

Tidak kalah pentingnya adalah penelitian yang sudah dilakukan ini disarankan bagi

pihak-pihak yang berkompeten, untuk dikembangkan lebih lanjut dalam hal mengkaji

pemetaan pemikiran kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, melalui analisis

ko-sitiran pengarang. Demikian saran yang penulis sampaikan semoga bermanfaat

bagi kemajuan PPIM dan UIN Syarif Hidayatullah pada khususnya, dan

perkembangan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Page 89: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. Kajian Islam Indonesia. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul

11.41 WIB dari http://muhamadali.blogspot.com/2008/03/kajian-islam-

indonesia.html

Amri, Yasser. Signifikansi Studi Islam. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul

11.34 WIB dari http://msibki3.blogspot.com/2008/09/signifikansi-studi-

islam.html

Andriani, Juznia. Studi kualitatif mengenai alasan menyitir dokumen: kasus pada

lima mahasiswa program pascasarjana IPB. Jurnal Perpustakaan Pertanian.

Vol.11, No.2, 2002, hal. 29-40.

Anonim. Studia Islamika: Promoting Indonesian Islam. Diakses pada tanggal 15

September 2008 pukul 15.37 WIB dari http://www.indonesianmuslim.com/

studia-islamika-promoting-indonesian-islam.

Beni, Romanus. Analisis sitiran literatur kependudukan 1990-1998. Tesis. Program

Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan. Program Pascasarjana.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia. 2002.

Dimitroff, Alexandra. “Self Citation in the Library and Information Science

Literature.” Journal of Documentation. Vol.51, No.1, 1995, hal. 44-56.

Farihah, Ipah. Buku panduan penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:

UIN JKT Press & Lemlit UIN JKT, 2006.

Garvey, William D. Communication: the essense of science. New York: Pergamon

Press, 1979.

Graham, Taylor. The citation process: the role and significance of citations in

scientific communication. London: Blaise Cronin, 1984.

Page 90: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Haridasan, Sudharma and Kulshresta, Vishnu Kumar. “Citation analysis of scholarly

communication in the journal Knowledge Organization”. Library Review.

Vol.56, No.4, 2007, hal. 299-310.

Hartinah, Sri. “Keusangan dan paro hidup dokumen.” Makalah. Depok: Masyarakat

Informatika Indonesia, 2002.

Hartinah, Sri. Analisa sitiran. Makalah. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002.

Hasibuan, Jonner. “Analisis sitiran terhadap disertasi Program Doktor (S3) Ilmu

Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara”. Pustaha:

Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.1, No.2, 2005, hal. 1-11.

Istiana, Purwani. Analisis sitiran terhadap skripsi Jurusan Kartografi dan

Penginderaan Jauh Fakultas Geografi tahun 2005 dan ketersediaannya di

perpustakaan Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta: Berkala Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Vol III, No.6, 2007.

Lanchaster, F.W. Bibliometric methods in assesing productivity and impact factor of

research, SRELS, Bangalore, (1991). hal 1-20.

Lasa, H.S. kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1998.

Liu, M. “Progress in documentation the complexities of citation practice: a review of

citation studies”, Journal of Documentation, Vol.49, No.4, 1993, hal 370-404.

Mustafa, B. “Obsolescence: mengenal konsep keusangan literatur dalam dunia

kepustakawanan”. Makalah. Bogor: Perpustakaan IPB.

Nasuhi, Hamid. Pedoman penulisan karya ilmiah. Jakarta: Ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007.

Nazir, Moh. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Page 91: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Okiy, Rose B. “A citation analysis of education dissertations at the Delta State

University, Abraka, Nigeria”. Collection Building, Vol.22, No.4, 2003, hal.

158-161.

Pergola, Irianti. “Analisis sitiran jurnal psikologi UGM tahun 1997-2006.” Berkala

Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta, Vol.3, No.7, 2007.

Permata, Ahmad Norma. Dari studi budaya ke studi bahaya: arah baru kajian

tentang Islam di Indonesia. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul 12.01

WIB dari http://www.indonesianmuslim.com/dari-studi-budaya-ke-studi-

bahaya-arah-baru-kajian-tentang-islam-di-indonesia.html

Rimbarawa, Kosam. Dasar-dasar organisasi informasi. Jakarta: Hakaeser, 2003.

(tidak diterbitkan)

Riyadi, Ahmad. “Pemetaan kajian Islam pada Program Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Jakarta: sebuah analisis ko-sitiran pengarang yang disitir tesis

mahasiswa tahun 1991-2000”. Tesis. Program Studi Ilmu Informasi,

Perpustakaan dan Kearsipan. Program Pascasarjana. Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia. 2002.

Rupadha, I Komang. “Kajian analisis sitiran terhadap laporan penelitian dosen

Universitas Mataram: suatu kajian perbandingan analisis sitiran antara laporan

penelitian dosen Fakultas Hukum, Ekonomi, Pertanian, dan Peternakan

periode tahun 1991-1995”. Tesis. Depok: Program Pascasarjana Universitas

Indonesia, 1996.

Smith, Linda C. “Citation Analisys”. Library Trends. Vol.30, No.1, 1981, hal.83-106.

Sulistyo-Basuki. Pengantar dokumentasi: mulai dari perkembangan istilah,

pemahaman jenis dokumen, diikuti dengan pengolahan dokumen, disusul

teknologi informasi, dan komunikasi sampai dengan jasa pemencaran

informasi serta diakhiri dengan etika profesi. Bandung: Rekayasa Sains,

2004.

Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1999.

Page 92: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Sulsityo-Basuki, dkk. “Kajian jaringan komunikasi islmiah di Indonesia dengan

menggunakan analisis subjek dan analisis sitiran”. Jurnal Ilmu Informasi,

Perpustakaan dan Kearsipan. Vol.1, No.1, 1999, hal. 1-30.

Sutardji. “Pola sitiran dan pola kepengarangan pada jurnal penelitian pertanian

tanaman pangan.” Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol.12, No.1, 2003, hal. 1-

9.

Toffandi, A. Dasar-dasar ilmu pengetahuan perpustakaan. Bandung: Carya Remaja,

1989.

Wasito, Hermawan. Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: Asosiasi Perguruan

Tinggi Katolik dan Gramedia, 1993.

Yaru, Dang. “Structural Modeling of Network Systems in Cytation Analysis.”

Journal of the American Society for Information Science. Vol.48, No.10,

1997, hal. 946-952.

Page 93: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. Kajian Islam Indonesia. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul

11.41 WIB dari http://muhamadali.blogspot.com/2008/03/kajian-islam-

indonesia.html

Amri, Yasser. Signifikansi Studi Islam. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul

11.34 WIB dari http://msibki3.blogspot.com/2008/09/signifikansi-studi-

islam.html

Andriani, Juznia. Studi kualitatif mengenai alasan menyitir dokumen: kasus pada

lima mahasiswa program pascasarjana IPB. Jurnal Perpustakaan Pertanian.

Vol.11, No.2, 2002, hal. 29-40.

Anonim. Studia Islamika: Promoting Indonesian Islam. Diakses pada tanggal 15

September 2008 pukul 15.37 WIB dari http://www.indonesianmuslim.com/

studia-islamika-promoting-indonesian-islam.

Beni, Romanus. Analisis sitiran literatur kependudukan 1990-1998. Tesis. Program

Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan. Program Pascasarjana.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia. 2002.

Dimitroff, Alexandra. “Self Citation in the Library and Information Science

Literature.” Journal of Documentation. Vol.51, No.1, 1995, hal. 44-56.

Farihah, Ipah. Buku panduan penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:

UIN JKT Press & Lemlit UIN JKT, 2006.

Garvey, William D. Communication: the essense of science. New York: Pergamon

Press, 1979.

Graham, Taylor. The citation process: the role and significance of citations in

scientific communication. London: Blaise Cronin, 1984.

Page 94: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Haridasan, Sudharma and Kulshresta, Vishnu Kumar. “Citation analysis of scholarly

communication in the journal Knowledge Organization”. Library Review.

Vol.56, No.4, 2007, hal. 299-310.

Hartinah, Sri. “Keusangan dan paro hidup dokumen.” Makalah. Depok: Masyarakat

Informatika Indonesia, 2002.

Hartinah, Sri. Analisa sitiran. Makalah. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002.

Hasibuan, Jonner. “Analisis sitiran terhadap disertasi Program Doktor (S3) Ilmu

Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara”. Pustaha:

Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.1, No.2, 2005, hal. 1-11.

Istiana, Purwani. Analisis sitiran terhadap skripsi Jurusan Kartografi dan

Penginderaan Jauh Fakultas Geografi tahun 2005 dan ketersediaannya di

perpustakaan Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta: Berkala Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Vol III, No.6, 2007.

Lanchaster, F.W. Bibliometric methods in assesing productivity and impact factor of

research, SRELS, Bangalore, (1991). hal 1-20.

Lasa, H.S. kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1998.

Liu, M. “Progress in documentation the complexities of citation practice: a review of

citation studies”, Journal of Documentation, Vol.49, No.4, 1993, hal 370-404.

Mustafa, B. “Obsolescence: mengenal konsep keusangan literatur dalam dunia

kepustakawanan”. Makalah. Bogor: Perpustakaan IPB.

Nasuhi, Hamid. Pedoman penulisan karya ilmiah. Jakarta: Ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007.

Nazir, Moh. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Page 95: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Okiy, Rose B. “A citation analysis of education dissertations at the Delta State

University, Abraka, Nigeria”. Collection Building, Vol.22, No.4, 2003, hal.

158-161.

Pergola, Irianti. “Analisis sitiran jurnal psikologi UGM tahun 1997-2006.” Berkala

Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta, Vol.3, No.7, 2007.

Permata, Ahmad Norma. Dari studi budaya ke studi bahaya: arah baru kajian

tentang Islam di Indonesia. Diakses pada tanggal 14 April 2009 pukul 12.01

WIB dari http://www.indonesianmuslim.com/dari-studi-budaya-ke-studi-

bahaya-arah-baru-kajian-tentang-islam-di-indonesia.html

Rimbarawa, Kosam. Dasar-dasar organisasi informasi. Jakarta: Hakaeser, 2003.

(tidak diterbitkan)

Riyadi, Ahmad. “Pemetaan kajian Islam pada Program Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Jakarta: sebuah analisis ko-sitiran pengarang yang disitir tesis

mahasiswa tahun 1991-2000”. Tesis. Program Studi Ilmu Informasi,

Perpustakaan dan Kearsipan. Program Pascasarjana. Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia. 2002.

Rupadha, I Komang. “Kajian analisis sitiran terhadap laporan penelitian dosen

Universitas Mataram: suatu kajian perbandingan analisis sitiran antara laporan

penelitian dosen Fakultas Hukum, Ekonomi, Pertanian, dan Peternakan

periode tahun 1991-1995”. Tesis. Depok: Program Pascasarjana Universitas

Indonesia, 1996.

Smith, Linda C. “Citation Analisys”. Library Trends. Vol.30, No.1, 1981, hal.83-106.

Sulistyo-Basuki. Pengantar dokumentasi: mulai dari perkembangan istilah,

pemahaman jenis dokumen, diikuti dengan pengolahan dokumen, disusul

teknologi informasi, dan komunikasi sampai dengan jasa pemencaran

informasi serta diakhiri dengan etika profesi. Bandung: Rekayasa Sains,

2004.

Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1999.

Page 96: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...

Sulsityo-Basuki, dkk. “Kajian jaringan komunikasi islmiah di Indonesia dengan

menggunakan analisis subjek dan analisis sitiran”. Jurnal Ilmu Informasi,

Perpustakaan dan Kearsipan. Vol.1, No.1, 1999, hal. 1-30.

Sutardji. “Pola sitiran dan pola kepengarangan pada jurnal penelitian pertanian

tanaman pangan.” Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol.12, No.1, 2003, hal. 1-

9.

Toffandi, A. Dasar-dasar ilmu pengetahuan perpustakaan. Bandung: Carya Remaja,

1989.

Wasito, Hermawan. Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: Asosiasi Perguruan

Tinggi Katolik dan Gramedia, 1993.

Yaru, Dang. “Structural Modeling of Network Systems in Cytation Analysis.”

Journal of the American Society for Information Science. Vol.48, No.10,

1997, hal. 946-952.

Page 97: KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19217/1/AHMAD... · KOMUNIKASI ILMIAH DALAM KAJIAN ISLAM DI INDONESIA DAN ...