Komunikasi agribisni pada rambutan

5
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan flora dan fauna yang beraneka ragam. Berbagai jenis varietas tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia, salah satunya adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan komoditi pertanian yang mempunyai potensi cerah sebagai salah satu penghasil devisa dari sektor pertanian. Peningkatan ekspor komoditi buah-buahan merupakan salah satu alternatif dalam perolehan devisa negara dari ekspor non migas. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri buah-buahan Indonesia juga sudah menjadi komoditas perdagangan internasional dan beberapa jenis buah unggulan Indonesia yang dapat bersaing di pasar internasional diantaranya pisang, nenas, mangga, manggis, jambu, alpokat, jeruk, papaya, duku, durian, rambutan, semangka, dan buah tropika segar lainnya dengan negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, negara-negara di Afrika, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin dan negara-negara ASEAN (Dirjen Bina Produksi dan Holtikultura, 2002). Tanaman rambutan sebagai salah satu komoditi asli Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Ini dapat dilihat dari ketersediaan lahan dengan agroklimat yang sesuai

description

Komunikasi agrbisnis rambutan, ub fp

Transcript of Komunikasi agribisni pada rambutan

Page 1: Komunikasi agribisni pada rambutan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang kaya akan flora dan fauna yang beraneka

ragam. Berbagai jenis varietas tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia,

salah satunya adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan komoditi

pertanian yang mempunyai potensi cerah sebagai salah satu penghasil devisa

dari sektor pertanian. Peningkatan ekspor komoditi buah-buahan merupakan

salah satu alternatif dalam perolehan devisa negara dari ekspor non migas.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri buah-buahan Indonesia juga

sudah menjadi komoditas perdagangan internasional dan beberapa jenis buah

unggulan Indonesia yang dapat bersaing di pasar internasional diantaranya

pisang, nenas, mangga, manggis, jambu, alpokat, jeruk, papaya, duku, durian,

rambutan, semangka, dan buah tropika segar lainnya dengan negara tujuan

ekspor yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, negara-negara di Afrika,

Asia, Timur Tengah, Amerika Latin dan negara-negara ASEAN (Dirjen Bina

Produksi dan Holtikultura, 2002).

Tanaman rambutan sebagai salah satu komoditi asli Indonesia

mempunyai  peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Ini dapat dilihat

dari ketersediaan  lahan dengan agroklimat yang sesuai yang sumber daya

manusia yang cukup memadai untuk pengembangan agribisnis. Peluang pasar

untuk pasar domestik maupun pasar luar negeri. Potensi pasar domestik

berkembang, berkaitan dengan adanya peningkatan kebutuhan gizi dan

pendapatan penduduk. Disamping itu didukung juga oleh harga buah

rambutan yang lebih murah dari buah lain dan kemudahan untuk mendapatkan

buah rambutan tersebut.

     

1.2 Tujuan

1. Untuk menjelaskan teori komunikasi agribisnis

2. Untuk menjelaskan tentang komoditas rambutan

3. Untuk menjelaskan hubungan antara komunikasi agribisnis

Page 2: Komunikasi agribisni pada rambutan

1. Asal-usulRambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat dikenal dan sebagai penyumbang pendapatan bagi petani di Indonesia. Sumber genetika rambutan berasal dari Sumatra, Kalimantan dan

Malaysia. Berbagai spesies liar terdapat di pedalaman Kalimantan Timur. Kini

rambutan di budidayakan di berbagai Negara seperti Filipina, Thailand, Vietnam

dan Negara tropic lainnya.

2. AgroekologiRambutan merupakan tumbuhan asli Indonesia yang telah dibudidayakan di berbagai pulau, karena dapat beradaptasi dengan baik pada daerah basah, tropika basah, daerah dengan keasaman tinggi, daerah yang berdrainasi tanah sangat baik dengan kandungan bahan organic tinggi dari permukaan laut hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), dari daerah kering hingga daerah rawa (Tindall, 1994). Rambutan dapat tumbuh pada curah hujan 1500 – 3000 mm/tahun.

3. Perbanyakan TanamanTanaman rambutan diperbanyak dengan okulasi. Perbanyakan dengan susuan dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak ngelotok). Umur batang bawah yang dapat diokulasi sekitar 6 – 8 bulan. Untuk mata temple diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai menua tapi belum tua benar

4. Varietas unggulTerdapat beberapa varietas unggul yang telah dianjurkan yaitu binjai (merah), lebak bulus (merah), garuda(besar, merah menyala), rapiah dan si pelat

5. PemasaranMenurut data Kementrian Pertanian tahun 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut adalah 522.852 ton, 811.909 ton, dan 741.949 ton. Kebanyakan dijual untuk konsumsi segar dalam negeri hanya sedikit yang diolah untuk dijadikan minuman dalam kaleng. Ekspor rambutan pada tahun 2003 mencapai 604.006 Kg dengan nilai ekspor US$ 958.850. Jumlah ini merupakan nilai tertinggi selama periode tahun 1999 – 2007 ekspor rambutan Indonesia. Ekspor rambutan kini rutin dilakukan ke berbagai Negara diantaranya Hongkong, Taiwan, Singapura, Saudi Arabia, Belanda, Prancis dan Jerman. Namun, permintaan tersebut belum tercukupi karena produksi rambutan masih terbatas dan kurangnya pemenuhan standarisasi mutu ekspor rambutan yang semakin tinggi.

Page 3: Komunikasi agribisni pada rambutan

6. Sentra produksi

Page 4: Komunikasi agribisni pada rambutan

2. PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Rambutan dan Komunikasi Agribisnis

Rambutan merupakan buah local yang mempunyai potensi yang besar di Indonesia. Buah rambutan ini dapat sebagai penyumbang pendapatan bagi petani di Indonesia. Buahnya yang kaya akan vitamin C dan serat membuat buah ini mendapatkan hati dari konsumen local maupun internasional.

Beberapa permasalahan pun muncul sebagai akibat kemajuan teknologi

yang kian tinggi. Sampai saat ini tanaman rambutan belum bisa

mencukupi permintaan pasar luar maupun dalam. Hal ini dikarenakan

masih kurangnya modal dari petani, sehingga petani masih belum berani

untuk meningkatkan produksi rambutan. Kedua karena standarisai mutu

ekspor yang semakin tinggi. Dalam skala ekspor mutu yang ditetapkan di

berbagai Negara sangat tinggi, sedangkan petani sekarang belum bisa

memenuhinya. Kurangnya penyuluhan juga dapat membuat produksi

ekspor rambutan kurang

Oleh karena itu diperlukannya komunikasi agribisnis yang tepat. Karena

komunikasi agribisnis adalah…………………….. sehingga dengan

adanya komunikasi agribisnis yang tepat dapat menyebabkan komoditas

rambutan lebih dikenal luas masyarakat. Sehingga akan meningkatkan

ekspor dalam negeri karena permintaan pasar yang meningkat seiring

dengan informasi yang diterima.