KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar...

19
KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA PASIEN SEPSIS DENGAN HIPERTERMI DI RUANG ICU RSUP DR KARIADI SEMARANG Manuscript Oleh Taufik Kurniawan Nim : G2A216063 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018 http://repository.unimus.ac.id

Transcript of KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar...

Page 1: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN MENURUNKAN SUHU

TUBUH PADA PASIEN SEPSIS DENGAN HIPERTERMI DI RUANG ICU

RSUP DR KARIADI SEMARANG

Manuscript

Oleh

Taufik Kurniawan

Nim : G2A216063

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

THE COLD COMPRES AND AIR FLOW TOWARD BODY

TEMPERATURE REDUCTION OF SEPSIS PATIENT

WITH HYPERTERMIA AT ICU OF

RSUP DR KARIADI SEMARANG

Manuscript

By

Taufik Kurniawan

NIM : G2A216063

UNDERGRADUATE PROGRAM IN NURSING

FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Manuskrip dengan judul:

KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN MENURUNKAN

SUHU TUBUH PADA PASIEN SEPSIS DENGAN HIPERTERMI

DI ICU RSUP DR KARIADI SEMARANG

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan

Semarang, April 2018

Pembimbing I

Ns. Khoiriyah, S.Kep., M.Sc

Pembimbing II

Ns. Dewi Setyowati, S.Kep., MNS

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN MENURUNKAN

SUHU TUBUH PADA PASIEN SEPSIS DENGAN HIPERTERMI

DI ICU RSUP DR KARIADI SEMARANG

Taufik kurniawan1, Khoiriyah2, Dewi Setyowati3

1. Mahasiswa program studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS, [email protected]

2. Dosen Keperawatan KMB FIKKES UNIMUS, [email protected]

3. Dosen Keperawatan Komunitas FIKKES UNIMUS, [email protected]

Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian

terapi non farmakologi, salah satunya adalah metode kompres dan aliran udara dingin, yaitu

dengan kompres dingin di dada pasien dan mengalirkan udara dingin ketubuh pasien sehingga

suhu tubuh turun 1 sampai 2 C setelah dilakukan tindakan selama 5 sampai 7 jam.

Tujuan penelitian : untuk menganalisis efektifitas kombinasi kompres dingin dan aliran udara

dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP

Dr. Kariadi Semarang.

Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan quasi experiment (pretest-posttest with

control). Proses penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Januari - 2 Februari 2018 di

Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang terhadap 30 pasien berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditentukan.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan suhu tubuh sebelum

dan sesudah dilakukan tindakan selama 60 menit pada kelompok kontrol 0,1C, sedangkan pada

kelompok perlakuan 0,2 C dari 30 total responden

Simpulan : Terdapat pengaruh penurunan suhu tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di

Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang sebelum dan sesudah diberikan aliran udara dan kompres

dingin dengan -value = 0,007

Saran : diharapkan perawat dapat melakukan tindakan kompres dingin dan aliran udara dingin

sebagai tindakan alternatif non farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien sepsis

dengan hipertermi

Kata Kunci : Kompres dingin, aliran udara dingin, suhu tubuh, sepsis

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

ABSTRACT

Background: The intervention to reduce fever could be done by giving non-pharmacological

therapy such cold compress and air flow. It is done applying cold compress on patient’s chest and

flowing cold on the patient’s body so that the temperature will be decreased for 1 - 2°C after the 5

– 7 hours therapy.

Research Target: This research was aimed to analyze the effectiveness of cold compress and air

flow combination toward body temperature reduction of sepsis patients with hyperthermia at ICU

of RSUP Dr. Kariadi Semarang Research Method: It was quasi experimental research with

pretest-posttest control group design. The research was conducted during the period of January 10

– February 10, 2018 at ICU of RSUP Dr. Kariadi Semarang which involved 30 patients based on

determined inclusion and exclusion criteria.

Result of research : The research result showed that the body temperature average reduction

before and after the treatment in 60 minutes was 0.1°C in control group and 0.2°C in intervention

group.

Conclude: . It could be concluded that the cold compress and air flow combination was effective

for body temperature reduction of sepsis patients with hyperthermia at ICU of RSUP Dr. Kariadi

with p value = 0.007 (p<0.005).

Sugesstion: Based on the research, it is recommended for the nurses to apply cold compress and

air flow combination as an alternative for non-pharmacological treatment in reducing the fever on

sepsis patients with hyperthermia.

Keywords : Cold compress, cold air flow, body temperature, sepsis

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

PENDAHULUAN

Sepsis merupakan respon host terhadap infeksi yang bersifat sistemik dan

merusak yang dapat mengarah pada sepsis berat (disfungsi organ akut pada curiga

infeksi) dan syok septik (keadaan sepsis yang disertai hipotensi). Sepsis berat dan

syok septik adalah masalah kesehatan utama, yang mempengaruhi kesehatan

jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun, menewaskan satu dari empat orang

(dan sering lebih) (Dellinger, 2012).

Salah satu manifestasi klinis pada pasien sepsis adalah demam tinggi

(hipertermi). Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh adalah

kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatis, hormon pertumbuhan,

hormon tiroid, hormon kelamin, proses peradangan, status gizi, aktivitas,

gangguan organ, dan lingkungan (Latifin & Kusuma, 2014). Demam merupakan

salah satu respon inflamasi sistemik akibat bakteri pathogen serta kerusakan

organ, sehingga mengakibatkan keadaan yang melatarbelakangi sindrom sepsis

(Bakta & Suastika, 2012).

Hipertermi atau demam merupakan kondisi tubuh dengan suhu di atas 38°C

sementara normalnya berkisar 36-37,5°C . Demam sering disertai gejala

menggigil, lesu, gelisah, sulit makan, susah tidur, takikardi dan hiperkapnea. Suhu

tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat (Ignatavicius, 2011; Sugani &

Priandarini, 2010).

Beberapa intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan

pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi. Pemberian terapi

Farmakologi dilakukan dengan memberikan antipiretik, misalnya paracetamol,

sedangkan non farmakologi yaitu dengan mengenakan pakaian yang tipis, banyak

minum, banyak istirahat, dan kompres dingin. Beberapa teknik pemberian

kompres untuk menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah,

kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering

(kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas (Yohmi,

2008).

Salah satu terapi non farmakologi adalaha kompres. Kompres merupakan

tindakan mandiri perawat untuk pasien observasi hipertermi. Pemberian kompres

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

dingin pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui

sumsum tulang belakang yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh,

sehingga mencapai keadaan normal kembali (Handy, 2016). Kain kompres dapat

diletakkan tidak hanya di dahi/ kening, tapi juga perut atau di bagian tubuh yang

luas dan terbuka. Bisa juga diletakkan di wilayah yang terdapat pembuluh-

pembuluh darah besar, semisal leher, ketiak, selangkangan maupun lipatan paha

(Sugani & Priandarini, 2010).

Beberapa fenomena tentang penurunan hipertermi selain menggunakan

kompres dingin metode lain yang bisa digunakan salah satunya menggunakan

metode aliran udara dingin, yaitu dengan mengalirkan udara dingin ketubuh

pasien. Studi pendahuluan pada 3 pasien menunjukkan penurunan suhu yang

signifikan dan konsisten antara 1 sampai 2C setelah dilakukan prosedur aliran

udara dingin dan kompres dingin di daerah dada selama 5 sampai 7 jam. Blower

di set pada suhu terendah yaitu 28 C, dengan exahust diposisikan disekitar paha

pasien mengarah keatas. Kompres dingin pada daerah dada dengan menggunakan

handuk atau stik laken yang dibasahi dan diperas. Baju pasien digunakan sebagai

media untuk mengalirkan udara dingin ke tubuh bagian atas. Bed side monitor

digunakan untuk mengukur suhu tubuh dengan cara menempelkan sensor suhu di

punggung pasien. Pada saat dilakukan tindakan ini pasien dirawat pada suhu

ruangan 22 sampai 23 C.

Metode kompres dingin dan aliran udara dingin sudah dilakukan di Ruang

ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang, akan tetapi sejauh mana tingkat efektifitasnya

belum pernah dilakukan penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian tentang efektifitas kombinasi kompres dingin dan aliran udara dingin

terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang

ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan desain penelitian quasi experiment (pretest-posttest with control), yaitu

satu kelompok diberikan intervensi tertentu dan satu kelompok sebagai kontrol

tanpa diberikan intervensi yang sama dengan kelompok perlakuan, serta

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

menerapkan randomisasi secara penuh. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi

Semarang sebanyak 30 responden. Alat pengumpulan data dengan menggunakan

bedside monitor untuk memantau suhu tubuh, alat tulis, lembar observasi. Preoses

penelitian berlangsung mulai tanggal 10 januari 2018 sampai dengan 10 Februari

2018. Data dianalisis secara univariat, uji kenormalan data dilanjutkan analisa

bivariat ( uji wilcoxon dan paired t-test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden penelitian rata-rata berumur 51,13 tahun, sebagian besar masuk

kategori dewasa menengah sebanyak 14 orang ( 46,7%), dengan mayoritas

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang responden (56,7%),

pendidikan S1 dan SMA masing-masing sebanyak 13 orang responden (43,3%).

Berdasarakan pekerjaan responden terbesar adalah pensiunan PNS sebanyak 10

orang (33,3%), diagnosa medis terbesar adalah CHF dan gagal nafas sejumlah 5

responden ( 16,7 ) responden.

Tabel .1 Distribusi Responden berdasarkan Usia di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel f % Mean Min Max SD

Usia 51,13 18 81 17,03

Dewasa muda (18-35 Th 5 16,7

Dewasa menengah (36-55Th) 14 46,7

Dewasa tua (> 55 Th) 11 36,7

30 100%

Tabel .2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi

Semarang (n=30) Jenis kelamin f (%)

Laki-laki 17 56,7

Perempuan 13 43,3

Total 30 100

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Tabel .3 Distribusi Responden berdasarkan Diagnosa Medis di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi

Semarang (n=30) Diagnosa medis f (%)

HIV 1 3,3

Multiple Fraktur 2 6,7

ICH, CKD 1 3,3

Post Laparatomy 3 10,0

SNH, Pneumonia 1 3,3

SGB 1 3,3

CHF, Gagal Nafas 5 16,7

Truma Tumpul Abdomen,

Post Laparatomy 1 3,3

ICH, Gagal Nafas 1 3,3

ICH, Post Craniotomy 1 3,3

Pneumonia 1 3,3

CKD 1 3,3

ICH, IVH 2 6,7

Pre Eklamsi 1 3,3

CHF 1 3,3

Difuse AxionalInjury 1 3,3

SNH 1 3,3

SNH, DM 1 3,3

LMNH, Syok

Hipovolemik 1 3,3

Post Laparatomy 1 3,3

Myastenia Gravis 1 3,3

ICH 1 3,3

Total 30 100

Tabel .4

Distribusi Responden berdasarkan Suhu Tubuh pada Pasien Sepsis dengan Hipertermi

sebelum Diberikan Kompres dingin

dan aliran Udara dingin

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel Mean Min Max SD

Suhu tubuh 38,58 38,00 39,90 0,48

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan kompres dingin dan

aliran udara dingin nilai rata-rata suhu tubuh 38,58 , dengan suhu paling rendah

38oC dan paling tinggi 39,9oC , serta standar deviasi sebesar 0,48.

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Tabel 7

Distribusi Responden berdasarkan Suhu Tubuh pada Pasien Sepsis dengan Hipertermi

sesudah Diberikan Kompres Dingin dan

aliran Udara Dingin

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel Mean Min Max SD

Suhu tubuh 38,38 37,70 39,50 0,41

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan kompres

dingin dan aliran udara nilai rata-rata suhu tubuh 38,38 (hipertermi), dengan skala

suhu paling rendah 37,7oC (normal) dan paling tinggi 39,5oC (hipertermi), serta

standar deviasi sebesar 0,41

Tabel 8

Distribusi Responden berdasarkan Suhu Tubuh pada Pasien Sepsis dengan Hipertermi

(Pre-test)

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel Mean Min Max SD

Suhu tubuh 38,52 38,10 39,20 0,35

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol (pre-

test) nilai rata-rata suhu tubuh 38,52 , dengan skala suhu paling rendah 38,1oC dan

paling tinggi 39,2oC , serta standar deviasi sebesar 0,35.

Tabel 9

Distribusi Responden berdasarkan Suhu Tubuh pada Pasien Sepsis dengan Hipertermi

(Post-test)

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel Mean Min Max SD

Suhu tubuh 38,41 37,80 39,20 0,37

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol (post-

test) nilai rata-rata suhu tubuh 38,41 (hipertermi), dengan skala suhu paling

rendah 37,8oC (normal) dan paling tinggi 39,2oC (hipertermi), serta standar

deviasi sebesar 0,35.

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Tabel 10

Uji Beda Sebelum dan Sesudah Diberikan

Kompres Dingin dan Aliran Udara dingin pada Kelompok Perlakuan

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30)

Variabel Mean z-score p-value

Suhu tubuh -2,685 0,007

Pre test 38,58

Post test 38,38

dif 0,2

Berdasarkan Tabel 10 sesudah dilakukan uji bivariat menggunakan analisis

non-parametrik uji Wilcoxon dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan suhu

tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi

Semarang sebelum dan sesudah diberikan kompres dingin dan aliran udara dingin

(Z-score = -2,685, P-value = 0,007). Uji Wilcoxon p-value < α (0,05), sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh aliran udara dingin dan kompres

dingin pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi

Semarang.

Tabel 11

Uji Beda Pre-test dan Post-test pada Kelompok Kontrol

di Ruang ICU RSUP Dr. kariadi Semarang

(n=30) Variabel mean t-score p-value

Suhu tubuh 1,621 0,127

Pre- test 38,52

Post- test 38,41

dif 0,11

Berdasarkan Tabel 11 sesudah dilakukan uji bivariat menggunakan analisis

parametrik uji Paired t-test , dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan suhu

tubuh pada kelompok kontrol baik pre-test maupun post-test (t-score = 1,621, P-

value = 0,127). Uji Paired t-test, p-value > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan suhu tubuh pada kelompok kontrol baik pre-test

maupun post-test pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr.

Kariadi Semarang.

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Tabel 12 Uji beda Perubahan Suhu Tubuh Antara Kelompok Perlakuan

Dan Kelompok Kontrol di Ruang ICU

RSUP Dr. Kariadi Semarang

Rata-rata

(C)

Standar

deviasi(C) Z

Value

(2-tailed)

Perubahan suhu -2,895 0,004

Perlakuan 0.2 0,08 Kontrol 0.11 0,08

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata perubahan suhu kelompok perlakuan

sebesar 0,2C sedangkan rata-rata perubahan suhu pada kelompok kontrol sebesar

0,11C. Nilai Z= -2,895 dan value = 0.004 (> 0,05) yang berarti Hipotesis

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perubahan suhu pada

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol pada saat pre-test menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda

dengan nilai rata-rata suhu tubuh pada kelompok perlakuan adalah 38,58

,sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-rata suhu tubuh 38,52 . Kondisi

tersebut disebabkan karena responden dalam penelitian ini adalah pasien

hipertermi dengan sepsis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schortgen

(2012 ) 30 sampai 60 % pasien yang dirawat di ruang ICU akan mengalami

Hipertermi dan Sepsis.

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok perlakuan sesudah diberikan

kompres dingin dan aliran udara dingin nilai rata-rata suhu tubuh 38,38 , Pada

kelompok kontrol (post-test) nilai rata-rata suhu tubuh 38,41 , Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terjadi perbedaan rata-rata suhu badan pada kelompok

perlakuan . Hipertermi atau demam adalah kondisi saat suhu tubuh diatas 38oC.

Meskipun merupakan gejala penyakit tertentu, pada umumnya demam

menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi. saat melawan infeksi, ada zat

dalam tubuh yang meningkatkan produksi panas sekaligus menahan pelepasan

panas, sehingga menyebabkan demam (Sugani & Priandarini, 2010).

http://repository.unimus.ac.id

Page 13: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Berdasarkan analisis bivariat pada kelompok perlakuan menggunakan analisis

non-parametrik uji Wilcoxon, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan suhu

tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi

Semarang sebelum dan sesudah diberikan kompres dingin dan aliran udara dingin

(Z-score = -2,685, P-value = 0,007). Uji Wilcoxon p-value < α (0,05).

Pada kelompok kontrol sesudah dilakukan uji bivariat menggunakan analisis

parametrik uji Paired t-test, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan suhu

tubuh pada kelompok kontrol baik pre-test maupun post-test (T-score = 1,621, P-

value = 0,127). Uji Paired t-test, p-value > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan suhu tubuh pada kelompok kontrol baik pre-test

maupun post-test pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr.

Kariadi Semarang

Perubahan suhu tubuh adalah selisih rata-rata suhu responden sebelum

dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi. Hasil penelitian ini diuji

dengan uji statistik mann-Whitney U test ,dengan membandingkan rata-rata

penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan intervensi antara kelompok

perlakuan maupun kelompok intervensi, diperoleh hasil nilai -value 0,004. Hal

ini berarti ada perbedaan rata-rata penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah

tindakan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompres dingin dan aliran udara dingin

pada pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang

Berdasarkan Ivandri (2015) penggunan cooling blanket menurunkan suhu

tubuh lebih cepat. Sementara pemberian kompres dingin memberikan penurunan

suhu tubuh yang signifikan pada pasien hipertermia . Setiawati ( 2015 ).

Berdasarkan hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa kompres dingin dan aliran

udara dengan alat blower berpengaruh pada pasien sepsis dengan hipertermi di

Ruang ICU dengan penurunan suhu rata-rata 0,2oC

KESIMPULAN

Suhu tubuh pada kelompok perlakuan sebelum diberikan kompres dingin dan

aliran udara dingin nilai rata-rata suhu tubuh 38,58oC dan sesudah diberikan

kompres dingin dan aliran udara dingin nilai rata-rata suhu tubuh 38,38oC. Suhu

http://repository.unimus.ac.id

Page 14: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

tubuh pada kelompok kontrol (pre-test) nilai rata-rata suhu tubuh 38,52oC dan

post-test nilai rata-rata suhu tubuh 38,41oC. Terdapat perbedaan suhu tubuh pada

pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang

sebelum dan sesudah diberikan kompres dingin dan aliran udara dingin (Z-score

= -2,685, P-value = 0,007) dengan selisih rata – rata sebelum dan setelah

dilakukan tindakan 0,2 C

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi bagi

perawat dalam pengelolaan pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP

Dr. Kariadi Semarang. Bagi rumah sakit dapat dijadikan masukan dalam

manajemen penatalaksanaan hipertermi secara non-farmakologi, khususnya pada

pasien sepsis dengan hipertermi di Ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang.Bagi

peneliti yang akan datang dapat digunakan sebagai data tambahan untuk

penelitian lebih lanjut, serta diharapkan menambah variabel penelitian tentang

efektivitas diberikan kompres dingin dan aliran udara dingin terhadap variabel

lain, misalnya nyeri.

http://repository.unimus.ac.id

Page 15: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

KEPUSTAKAAN

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Salemba Medika.

Bakta, I.M., & Suastika, I.K. (2012). Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam.

Jakarta: EGC.

Behrman. (2010). Nelson Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Budiarto, E. 2009. Biostatistika: Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

EGC. Jakarta.

Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. EGC. Jakarta.

Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba.

Davey, P. (2011). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Annane D, Gerlach H, Opal SM, et al.

Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of

Severe Sepsis and Septic Shock. Intensive Care Med 2012; 39(2): 165-228

and Crit Care Med 2012; 41(2): 580-637.

Dinarello, CA, Gelfrand, JA. (2010). Alteration in Body Temperature: Fever and

Hyperthermia. New york: The Mc Graw Hill Companies.

Ganong, WF. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa : Adrianto,

P.S. Jakarta: EGC.

Global Sepsis Alliance. Sepsis facts [internet].[updated 2013; cited 2017 Oct 9].

Available from: http://www.world-sepsis-

day.org/?MET=SHOWCONTAINER&vPRIMNAVISELECT=3&vSEKNA

VISELECT=1&vCONTAINERID=

Guyton, A.C. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa : Ermita I,

Ibrahim. Jakarta : EGC.

Hartanto. (2010). Mengatasi Demam pada Bayi. http://www.bayi-

[email protected].

Ignatavicius, D.D. 2011. Medical-Surgical Nursing: Clients–Centered

Collaborative Care. Sixth Edition, 1 & 2. Missouri: Saunders Elsevier.

Latifin, K., & Kusuma, S.Y. (2014). Panduan Dasar Klinik Keperawatan. Malang:

Penerbit Gunung Samudera.

http://repository.unimus.ac.id

Page 16: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Muttaqin, A. (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Nelwan, R. (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Paar, A. (2013). Hidrolika & Pneumatika. Alih bahasa: Gunawan Prasetyo

.Jakarta: Erlangga.

Phua, J., Koh, Y.S., Du, B., Tang, Y.Q., Divatia, J.V., & Gomersall, C.D.

Management of Severe Sepsis in Patients Admitted to Asian Intensive Care

Units: Prospective Cohort Study. British Medical Journal. 2011 342:d3245.

Polit, D.F. dan Beck, C.T. 2014. Essentials of Nursing Research (Appraising

Evidence for Nursing Practice) edition 8th. Lippincott Williams & Wilkins.

Philadelphia.

Pradipta, I.S. Evaluation of antibiotic use in sepsis patients at ward of internal

medicine Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta September-November 2013.

M.Sc Thesis, Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.

Pratiwi, S.H., Ropi, H., & Sitorus, R. (2015). Perbedaan Efek Kompres Selimut

Basah dan Cold-pack terhadap Suhu Tubuh Pasien Cedera Kepala di

Neurosurgical Critical Care Unit. Jurnal Unpad Vol 03 No 03 (November

2017), 2015. p : 158-165.

Purnama, D.I. (2014). 100+ Hal yang Wajib Diketahui Bumil: Tanya jawab

Seputar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Kawan Pustaka.

Reinhart, K., & Eyrich, K., (2015). Sepsis: An Interdisciplinary Challenge. Berlin:

Springer-Verlag.

Rubenstein, D. (2009). Kedokteran Klinis. Alih bahasa : Annisa Rahmalia.

Jakarta: Erlangga.

Setiawati, T., Rustina, Y., & Kuntarti. Pengaruh Tepid Sponge terhadap

Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami

Demam. Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah. (November 2017), 2015 Vol 02 No

02 p : 1-9.

Sherwood, L. (2013). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Alih bahasa : dr

Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.

Sudhir, U., Venkatachalaiah, R.K., Kumar, R.A., Rao, M.Y., Kempegowda, P.

(2011). Significance of serum procalcitonin in sepsis.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3097536/

http://repository.unimus.ac.id

Page 17: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

Sugani, S., & Priandarini, L. (2010). Cara Cerdas: untuk Sehat. Jakarta:

Transmedia

Swarjana, I.K. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

__________ . (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Uliyah, M., & Hidayat, A.A. (2008). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik

Klinik. Jakarta: Erlangga.

Vincent, J.L., Sakr, Y., & Sprung, .CL. Sepsis in European Intensive Care Units:

results of the SOAP study. Crit. Care Med. 2012;34(2):344-53.

Wilmana, P.F., & Gan, S. (2009). Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi

Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Jakarta: Departemen

Farmakologi dan Terapeutik FK UI.

Yohmi, E. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI

Jakarta.

http://repository.unimus.ac.id

Page 18: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama :Taufik Kurniawan

NIM :G2A216063

Fakultas/Jurusan :Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Unimus

Jenis Penelitian :Skripsi/Tesis/Disertasi

Judul Penelitian :KOMBINASI KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN

UDARA DINGIN TERHADAP SUHU TUBUH PADA

PASIEN SEPSIS HIPERTERMI DI RUANG ICU RSUP

DR KARIADI SEMARANG

Email :G2A216063

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan unimus atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,

mengelola dalam bentuk pangakalan data ( database ), mendistribusikanya

serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada perpustakaan Unimus, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak perpustakaan Unimus, dari semua bentuk tuntutan

hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 19 april 2018

Yang menyatakan

Taufik Kurniawan

http://repository.unimus.ac.id

Page 19: KOMPRES DINGIN DAN ALIRAN UDARA DINGIN …repository.unimus.ac.id/1687/1/MANUSKRIP.pdf · Latar belakang : Intervensi untuk menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi

http://repository.unimus.ac.id