Komprasi Orde Bari dengan Reformasi

download Komprasi Orde Bari dengan Reformasi

of 21

Transcript of Komprasi Orde Bari dengan Reformasi

MAKALAH KEPEMIMPINAN NASIONAL KOMPARASI POLA DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN MASA ORDE BARU DAN ERA REFORMASI

Disusun oleh : Farikhin Ahmad Suci Patmasari Dahrul M. Zuhri Devi Dwi Lestari (08416241037) (09416241008) (09416241022) (09416241034)

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pemimpin dan kepemimpinannya merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia dan berperan sentral dalam menjalankan roda organisasi. Bahkan, pemimpin dengan kepemimpinannya menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi, dan dalam lingkup lebih luas menentukan jatuh dan bangunnya suatu bangsa dan negara. Dalam situasi bangsa dan negara mengalami berbagai krisis, yang dikenal dengan krisis multidimensi, yaitu krisis ekonomi, politik, budaya, hukum dan keamanan, kita menyadari bahwa semua krisis itu bersumber dari krisis moral dan kepercayaan terutama pada mereka yang diberi kepercayaan oleh rakyat untuk menjadi pemimpin pada hampir semua profesi. Krisis-krisis tersebut mengakibatkan krisis kepercayaan rakyat terhadap para pemimpinnya karena para pemimpin belum berhasil membawa bangsa ini keluar dari krisis multidimensi yang berkepanjangan. Hal ini diperparah lagi dengan adanya krisis ekonomi global yang melanda dunia di mana kita merupakan bagian yang tidak terpisahkan daripadanya. Era Reformasi, keterbukaan dan demokratisasi yang telah kita masuki menumbuhkan harapan-harapan baru kepada masyarakat akan datangnya perubahan ke arah yang lebih baik. Namun di sisi lain, demokrasi yang sedang kita jalani belum diimbangi dengan pemimpin-pemimpin berkualitas yang benar-benar menjalankan amanat kepemimpinannya. Kasus-kasus penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan berbagai skandal penyimpangan menghiasi pemberitaan media massa hampir setiap hari. Untuk itu diperlukan suatu gerakan back to basics , kembali ke masalahmasalah dasar kepemimpinan yaitu dengan kembali kepada nilai-nilai kepemimpinan

yang diperlukan bagi seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Nilai-nilai kepemimpinan itu juga merupakan pedoman sekaligus rambu-rambu peringatan agar pemimpin dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif dan efisien. Untuk itu, perlu sebuah perbandingan suatu kepemimpinan antara masa duhulu dan maa sekarang yaitu masa orde baru dan masa reformasi untuk melihat nilai kepemimpinan yang terjadi pada masa itu. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? 2. Apa sajakah nilai-nilai kepemimpinan? 3. Bagaimana perbandingan nilai dan pola kepemimpinan masa orde baru dan masa reformasi? C. TUJUAN 1. Mengerti yang dimaksud dengan kepemimpinan. 2. Mengetahui nilai-nilai kepemimpinan. 3. Memahami perbandingan nilai dan pola kepemimpinan masa orde baru dan masa reformasi.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-tugas dan tujuan organisasi, secara efektif dan efisien. Seni kepemimpinan mengandung arti suatu kecakapan, kemahiran dan keterampilan tertentu untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpin. Sedangkan ilmu kepemimpinan mengandung sejumlah ajaran atau teori kepemimpinan yang telah dibuktikan berdasarkan pengalaman, yang dapat dipelajari dan diajarkan. Dari berbagai pengertian tentang kepemimpinan dan kualitas yang harus melekat pada diri seorang pemimpin, dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat bahwa : Pemimpin adalah Pengaruh. Kualitas pemimpin tidak ditentukan oleh besar atau kecil hasil yang dicapainya, tetapi ditentukan oleh kemampuan pemimpin mencapai hasil tersebut dengan perantaraan orang lain, yaitu melalui pengikut-pengikutnya, serta pengaruh yang dipancarkan oleh pemimpin terhadap pengikutnya. Robert Kelley, seorang profesor di bidang bisnis dan konsultan serta pelopor pengajaran Followership and Leadership, dalam bukunya : The Power of Followership (1992) mengungkapkan hasil penelitiannya yang dilakukan selama tujuh tahun bahwa para pengikut (followers) ternyata mampu memberikan kontribusi sebanyak 80 persen bagi keberhasilan setiap proyek, sedangkan pemimpin (leader) memberikan kontribusi 20 persen. Pemimpin harus mampu menggerakkan pengikutnya agar mereka bekerja dengan semangat dan memiliki komitmen untuk mencapai keberhasilan tugas. Untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin dapat menggunakan tipe dan gaya kepemimpinan yang otokratis (tipe direktif, semua terpusat pada diri pemimpin), demokratis (partisipatif dan konsultatif), paternalistik (ke-bapak-

an), birokratis (memimpin berdasarkan aturan), bebas (laissez-faire, melimpahkan kepada anak buah), kepemimpinan yang melayani (servant leadership), atau gabungan dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut. Kadang-kadang tipe kepemimpinan itu melekat sebagai karakter dari seorang pemimpin, tetapi bisa juga tipe kepemimpinan tersebut digunakan secara situasional untuk mencapai suatu tujuan pada jangka waktu tertentu. Dahulu ada anggapan bahwa hanya orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat sebagai pemimpin (leaders are born). Namun dalam perkembangan zaman sebagian besar pemimpin diciptakan melalui suatu proses, tumbuh dan berkembang dari bawah, ditempa oleh berbagai pengalaman, ketekunan, kerja keras, disiplin yang tinggi serta tidak pernah berhenti belajar sepanjang hidupnya (leaders are made). Para pemimpin dikenal bukan hanya karena posisi atau jabatannya tetapi terutama karena ciri-ciri kepemimpinan dan ajaran-ajarannya yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan generasi yang akan datang. Di Indonesia kita mengenal Presiden Soekarno sebagai Proklamator Kemerdekaan dan Pemimpin Bangsa dengan ajarannya Nation and Character Building, Jenderal Soedirman pemimpin pejuang yang tidak mengenal menyerah, Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional dan sebagainya. Di India dikenal tokoh Mahatma Gandhi yang diakui sebagai salah seorang tokoh terbesar sejarah serta penggerak ahimsa (menghindari /anti kekerasan) dan satyagraha (praktek menjalankan kebenaran). B. Nilai-nilai kepemimpinan Nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sifat-sifat utama tersebut ibarat roh nya pemimpin yang membuat seseorang mampu menjalankan kepemimpinannya dengan berhasil guna. Tanpa roh kepemimpinan maka posisi atau jabatan seseorang sebagai pemimpin tidak ada artinya. Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain adalah sebagai berikut :

y

Integritas dan moralitas. Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket, adat sopan santun. Persyaratan integritas dan moralitas penting untuk menjamin kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Di tengah sorotan publik tentang kinerja sebagian pemimpin aparatur pemerintah yang kurang memuaskan dengan terjadinya kasus-kasus korupsi dan berbagai penyimpangan, maka nilai-nilai integritas dan moralitas pemimpin perlu mendapat perhatian utama.

y

Tanggung jawab. Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Ia harus memiliki keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Pemimpin harus mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau keluarga termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.

y

Visi Pemimpin. Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan penumpangnya akan di arahkan. Visi sama pentingnya dengan navigasi dalam pelayaran. Semua awak kapal menjalankan tugasnya masing-masing tetapi hanya nakhoda yang menentukan arah kapal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Visi pemimpin akan menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan. Visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya dan menjembatani masa kini dan masa depan yang lebih baik sesuai kondisi (sosial politik, ekonomi, budaya) yang diharapkan. Visi juga mengandung harapan-harapan, atau bahkan mimpi yang memberi semangat bagi orang-orang yang dipimpin. Pemimpin adalah pemimpi yang sanggup mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Burt Nanus dalam bukunya Kepemimpinan Visioner mengatakan : Tak ada mesin penggerak organisasi yang lebih bertenaga dalam

meraih keunggulan dan keberhasilan masa depan, kecuali visi yang menarik, berpengaruh dan dapat diwujudkan serta mendapat dukungan luas.y

Kebijaksanaan. Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Seringkali pemimpin seperti menghadapi buah simalakama, sulit untuk menentukan pilihan karena sama-sama berrisiko. Selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta kebiaksanaan kepada Tuhan sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan bijaksana.

y

Keteladanan. Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan moralitas pemimpin. Keteladanan yang dibuatbuat atau semu dan direkayasa tidak akan langgeng. Pemimpin sejati melakukan halhal baik dengan wajar tanpa pamrih, bukan sekedar untuk mendapat pujian manusia. Sifat-sifat baiknya dirasakan orang lain sehingga dapat mempengaruhi lingkungan dan masyarakat luas sebagai suatu teladan yang hidup.

y

Menjaga Kehormatan. Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya. Ia tidak boleh mudah terjebak dalam godaan Tiga Ta yaitu harta (memperoleh materi atau uang secara tidak sah/ melanggar hukum), tahta (mendapatkan kekuasaan dengan menghalalkan sebagal cara) dan wanita ( perselingkuhan, hubungan seks di luar pernikahan) yang sering menjatuhkan kehormatan sebagai pemimpin. Budaya lokal (Jawa) juga mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo ) yaitu maling (mencuri/ korupsi), madat (narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap daerah atau suku bangsa memiliki rambu-rambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh seorang pemimpin. Mahatma Gandhi mengatakan ada 7 dosa sosial yang mematikan yaitu : kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa pengorbanan. Semua itu merupakan ramburambu peringatan bagi pemimpin untuk menjaga kehormatannya.

y

Beriman. Beriman kepada Tuhan Yang Mahaesa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi serta godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan

kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu Mahakuasa, Mahamengetahui dan Mahahadir. Mahakuasa berarti tidak ada satu pun yang bisa terjadi tanpa perkenan dan pengendalian-Nya.

Mahamengetahui berarti tidak ada satu pun bisa terjadi tanpa pengetahuan dan keterlibatan-Nya. Mahahadir berarti tidak ada satu pun bisa terjadi tanpa Ia ada di sana. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah sesgala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di mana-mana sehingga ia takut mengkhianati amanat sebagai pemimpin. Apabila mengalami kesulitan dan masalah yang berat, ia harus bersandar kepada Tuhan karena tidak ada satu pun kejadian tanpa perkenan dan pengendalian-Nya. Tuhan itu Pemilik kehidupan, Penyelenggara dan Pemberi apa yang kita butuhkan.y

Kemampuan Berkomunikasi. Suatu proses kepemimpinan pada hakikatnya mengandung beberapa komponen yaitu : pemimpin, yang dipimpin, komunikasi dan interkasi antara pemimpin dan yang dipimpin, serta lingkungan dari proses komunikasi tersebut. Peter Koestenbaum, seorang pakar kepemimpinan, melalui bukunya berjudul : Leadership, The Inner Side of Greatness (1991) mengatakan bahwa : Kepemimpinan yang bermoral adalah suatu proses moralitas untuk mencapai suatu tingkat atau keadaan dimana para pemimpin mampu mengikat (dalam arti berkomunikasi dan berinteraksi) dengan yang dipimpinnya berdasarkan kebersamaan motif, nilai dan tujuan yaitu berdasarkan kebutuhan-kebutuhan hakiki para pengikut maupun pemimpin itu sendiri. Di sini tampak bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin terdapat suatu ikatan kuat sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Untuk mencapai hal tersebut maka seorang pemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien. Sebaliknya, kegagalan dalam

menjalankan komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang kurang harmonis dalam organisasi bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang mengganggu pelaksanaan tugas. Kemampuan berkomunikasi juga diperlukan untuk menggalang para tokoh masyarakat (tomas), tokoh agama (toga) dan tokoh adat (todat) karena mereka memiliki pengaruh dan pengikut di masyarakat.y

Komitmen Meningkatkan Kualitas SDM. Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor strategis dan penentu dalam kemajuan organisasi, dan pemimpin harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM. Ada pepatah kuno yang kurang lebih berbunyi sebagai berikut : Kalau Anda ingin memetik hasil jangka pendek, tanamlah jagung atau padi. Kalau ingin memetik hasil jangka panjang, tanamlah pohon kelapa. Tetapi kalau ingin memetik hasil sepanjang masa, didiklah manusia ! Dari semua sumber daya yang tersedia bagi manajemen uang, bahan, peralatan dan manusia maka sumber terpenting adalah manusia. SDM merupakan faktor strategis yang menentukan suatu proses produksi atau pembangunan ekonomi, tetapi ironisnya ada kecenderungan umum untuk lebih memperhatikan investasi aset modal atau finansial, material, dan pembangunan fisik ketimbang aset manusia atau SDM.

C. Perbandingan Nilai dan Pola Kepemimpinan Perbandingan antara masa orde baru dan era reformasi Perbandingan Waktu Sistem pemerintahan Masa orde baru 1966-1998 Era reformasi 1998 - sekarang tidak punya

kebijakan masih pada pemerintah, pemerintahan namun sektor ekonomi

sudah kebijakan (menuruti alur parpol di

diserahkan ke swasta/asing, fokus DPR), pemerintahan lemah, dan pada pembangunan demokrasi ekonomi, muncul otonomi daerah yang Liberal

sentralistik, kapitalisme.

Pancasila, kebablasan,

demokrasi

(neoliberaliseme) dan tidak jelas apa orientasinya

Kabinet

Pembentukan kabinet pembangunan

Membangun pembangunan kabinet

reformasi

Angkatan bersenjata

Fungsi militer pada masa Orde Baru Mengatasi adalah sebagai stabilisator

masalah

dwifungsi

juga ABRI dengan mengurangi peran

dinamisator. Dengan dua fungsi itu, ABRI di perwakilan rakyat DPR militer atau tepatnya ABRI dengan yaitu dari 75 orang menjadi 38 dwifungsinya ikut terlibat dalam orang. Pemisahan angkatan yang penyusunan kebijakan-kebijakan semula terdiri atas angkatan darat, laut, udara serta kepolisian.

politik Orde Baru.

Kemudian POLRI berubah menjadi kepolisian negara dan ABRI

berubah menjadi TNI yang terdiri atas angkatan darat, laut dan udara. Kebebasan pers Pers lebih banyak menjadi corong kebebasan pers dibuka lebar-lebar pemerintah, masyarakat Soeharto kabar, sehingga pun menyuruh buta tutup praktis sehingga melahirkan demokratisasi politik. yang lebih besar. surat

membredel

majalah yang

kritis, atau berani mengkritik dia secara terbuka. Situasi politik Di awal kepemimpinan Soeharto, Permasalahan ketika situasi dalam negeri sedikit- karena politik yang muncul tidak

demokrasi

banyak mengalami kekacauan akibat dilaksanakan dengan semestinya, intrik-intrik politik dari berbagai sehingga terdapat kesan bahwa kelompok kepentingan, misalkan kedaulatan berada ditangan pihak bahkan lebih banyak

Partai Komunis Indonesia, bisa jadi tertentu

kepemimpinan model militer adalah dipegang oleh kelompok penguasa. yang tepat. Apalagi timbul banyak kasus KKN yang menyebabkan

ketidakpercayaan rakyar pada wakil mereka di DPR/MPR. Gaya kepemimpinan Soeharto: otoriter, militeristik, y BJ Habibie: Orang yang cerdas tapi terlalu lugu

ambisius sekaligus murah senyum.

dalam politik. Karena ingin terlihat bagus, ia membuat blunder timor dalam timur. masalah

Sebenarnya

gaya Presiden gaya

kepemimpinan Habibie adalah

kepemimpinan

Dedikatif-Fasilitatif, merupakan sendi

kepemimpinan Demokratik. Pada pers masa dibuka pemerintahan lebar-lebar melahirkan

B.J Habibie ini, kebebasan

sehingga

demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat. y Abdurrahman Wahid: gaya kepemimpinan untuk semua beraneka Responsif-

Akomodatif, yang berusaha mengagregasikan kepentingan ragam yang yang

diharapkan dapat dijadikan menjadi satu kesepakatan atau memihki keputusan yang keabsahan.

Pelaksanaan dan keputusankeputusan ditetapkan mampu partisipasi pelaksana yang telah

diharapkan menggerakkan aktif di para

lapangan,

karena merasa ikut terlibat dalam proses pengambil

keputusan kebijaksanaan.

atau

y

Megawati

Soekarnoputri:

dilihat berdasarkan ciri-ciri kepemimpinan ideal yang dimiliki. Megawati tenang dan tampak kurang acuh dalam menghadapi

persoalan. Tetapi dalam halhal tertentu, menunjukkan determinasi kepemimpinannya, misalnya mengenai di harga dalam

persoalan-persoalan BPPN, BBM kenaikan dan

pemberlakuan

darurat militer di Aceh.

y

Susilo Bambang Yudoyono: kepemimpinan ideal yaitu pengetahuan umum yang luas seperti yang telah Marie bahwa SBY militer kemudian kadangkala kecepatan mengambil Keterampilan secara

dituliskan Muhammad adalah

seorang

intelektual, tajam yang

kemampuan analitik yang

mengurangi dalam keputusan. berkomunikasi

efektif juga dimiliki beliau dimana terlihat dampaknya pada kabinet yang

dipimpinnya Ekonomi Kebijakan pembangunan Indonesia y Megawati: yang diambil dikenal dengan sebutan a. Meminta penundaan pembayaran structural adjustment dimana ada 4 jenis kebijakan penyesuaian sebagai berikut : a. Program stabilisasi jangka pendek atau kebijakan manajemen utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun. b. Kebijakan Privatisasi perusahaan periode privatisasi adalah negara di dengan BUMN. menjual dalam tujuan negara

permintaan dalam bentuk kebijakan fiskal, moneter dan nilai tukar mata uang dengan tujuan menurunkan tingkat permintaan agregat. Dalam hal ini pemerintah kebijakan melakukan mengurangi

krisis

melindungi

perusahaan

dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu

berbagai

defisit APBN dengan memotong atau menghapus berbagai subsidi, menaikkan (kebijakan suku uang bunga ketat) uang demi inflasi, melalui

berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena

mengendalikan realistik (terutama

mempertahankan nilai tukar yang

BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja karena

devaluasi September 1986). b. Kebijakan peningkatan struktural output demi melalui

peningkatan efisiensi dan alokasi sumber daya dengan distorsi cara akibat

mengurangi

menggelembung

pengendalian harga, pajak, subsidi dan berbagai hambatan

pemasukan Negara dari berbagai

perdagangan, tarif maupun non tarif. Kebijakan Paknov 1988

asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat berkurang.

yang menghapus monopoli impor y Susilo Bambang Yudoyono: untuk beberapa produk baja dan a. mengurangi subsidi BBM atau bahan baku penting lain, telah mendorong mekanisme pasar dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan oleh ini naiknya dilatarbelakangi

berfungsi efektif pada saat itu. c. Kebijakan peningkatan kapasitas produktif penggalakan investasi. pemerintah fiskal, masyarakat ekonomi tabungan Perbaikan melalui melalui melalui dan

harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke sector pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

tabungan reformasi reformasi

meningkatkan

tabungan b. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kedua, kebijakan yakni

sektor finansial dan menggalakkan investasi dengan cara memberi insentif pembatasan. d. Kebijakan menciptakan lingkungan legal yang bisa mendorong agar mekanisme pasar beroperasi efektif dan melonggarkan

kontroversial

Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi tangan masyarakat yang berhak, miskin. dan

Kebanyakan BLT tidak sampai ke

pembagiannya

menimbulkan

berbagai masalah sosial. pembangunan massal serta asing untuk pertumbuhan mengundang dengan janji

termasuk jaminan hak milik dan c. Mengandalkan berbagai tindakan pendukungnya seperti reformasi aturan hukum main dan yang infrastruktur mendorong ekonomi investor

peraturan,

menjamin kompetisi bebas dan berbagai program yang

memperbaiki

iklim

investasi.

memungkinkan lingkungan seperti itu.

Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang investor kepaladaerah. mempertemukan dengan para kepalaInvestasi

merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. d. Lembaga yang kenegaraan dijalankan SBY KPK pada mampu (Komisi Pemberantasan Korupsi)

pemerintahan

memberantas para koruptor tetapi masih tertinggal jauh dari karena jangkauan sebelumnya

SBY menerapkan sistem Soft Law bukan Hard Law. Artinya SBY tidak menindak tegas orangorang yang melakukan KKN sehingga banyak terjadi money politic dan koruptor-koruptor tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat dari

semua itu Negara dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini perekonomian Negara tidak stabil. e. Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas

dikarenakan

persediaan

bahan

bakar minyak semakin menipis dan harga di pasaran tinggi. f. Kebijakan impor beras, tetapi kebijakan petani ini membuat karena para harga

menjerit

gabah menjadi anjlok atau turun drastis

Nilai-niai kepemimpinan pada masa orde baru dan era reformasi: Masa Nilai Kepemimpinan Integritas moralitas dan Soeharto penanggung ambruknya dianggap jawab sebagai SBY tidak menindak tegas orangutama orang yang melakukan KKN Masa Orde Baru Era Reformasi

perekonomian sehingga banyak terjadi money

Indonesia dewasa ini. Maraknya politic dan koruptor-koruptor tidak korupsi, kolusi, dan nepotisme akan jera dan banyak yang

pada masa pemerintahan Soeharto mengulanginya. di anggap sebagai biang keladi terjadinya krisis ekonomi yang mendera Indonesia sejak akhir tahun 1997 sampai dengan saat ini. Banyak orang-orang yang

dihukum mati, terbunuh, atau dijebloskan ke dalam penjara selama tuduhan bertahun-tahun termasuk dengan kelompok

Soekarnois, atau anggota dan

simpatisan

Partai

Komunis

Indonesia (PKI). Rezim Orde Baru Soeharto dan menumpas merintangi

demokrasi

kebebasan berpendapat. Soeharto menyuruh tutup surat kabar,

membredel majalah yang kritis, atau berani mengkritik dia secara terbuka.Demokrasi tidak pun sangat Pemilu

berkembang.

memang dilakukan lima tahun sekali, tetapi dalam iklim tidak demokratis. semacam Dengan pengesahan sikapnya terhadap yang otoriter, pemilu menjadi

kelangsungan kekuasaanya saja. Tanggung jawab Tanggung jawab atas negara Kurangnya tanggung jawab dalam

dipegang penuh oleh Soeharto mempertahankan keutuhan NKRI dengan sikap otoriter. terlihat ketika Timor Timor terlepas dari NKRI. Visi Pemimpin Orde Baru memilih perbaikan dan Kepemimpinan masa depan di era perkembangan ekonomi sebagai reformasi ini berusaha untuk

tujuan utamanya dan menempuh mewujudkan terciptanya ketahanan kebijakannya administratif melalui yang struktur dan stabilitas nasional cita-cita dalam dan

didominasi rangka

mencapai

militer namun dengan nasehat dari tujuan nasional. ahli ekonomi didikan Barat. Kebijaksanaan Kebijaksanaan yang tidak sama Kebijaksanaan pembangunan yang cenderung pendidikan yang diambil

menyebabkan timbul KKN dan cenderung ke arah ekonomi dan untuk kesejahteraan

terpusat dan tidak merata (Riau, rakyat seperti BLT dan dana BOS. Kalimantan Timur dan Irian) Keteladanan Soeharto merupakan pemimpin Sosok cerdas, cermat dan konsisten

yang memperhatikan orang-orang adalah

kelebihan bangsa

SBY

dalam ini.

lemah dan latar belakang ekonomi membangun

besar

kurang mampu, beliau sangat Dalam meneruskan reformasi SBY peduli nelayan. terhadap Beliau petani juga dan telah menoreh prestasi yang diakui

mampu dunia dalam bidang demokrasi, HAM, korupsi dan

mengayomi dan menyejahterakan penegakan

rakyatnya terbukti dengan harga pembangunan pangan yang murah, dan SBY tercukupinya kebutuhan pokok.

ekonomi. tokoh

Bahkan yang

dianggap

berpengaruh di dunia oleh majalah Times. Dijamannyalah penegakan korupsi temasuk yang paling besar dilakukan.

Menjaga Kehormatan.

Melalui

kekuasaan

yang Sekarang ini kehormatan bangsa

digenggamnya selama 31 tahun, Indonesia seolah sudah hampir soeharto sempat membuat menghilang, korupsi terjadi

Indonesia maju dan dikagumi dimana-mana, jati diri sudah mulai negara-negara lain. luntur, dan nasionalisme menjadi barang yang langka. Beriman Munculnya ketidakjujuran pada Memberikan kebebasan beragama diri Soeharto yang menimbulkan dan praktik KKN. Kemampuan Berkomunikasi Kemampuan soeharto memperbolehkan kembali

budaya tiong hoa. berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi terlihat ditandai dengan ketika adanya permintaan utang pada

mendaftarkan Indonesia menjadi penundaan anggota PBB lagi. Indonesia pada sebesar tanggal 19 September US$

pembayaran 5,8 milyar

1966 pertemuan Paris Club ke-3 dan

mengumumkan bahwa Indonesia mengalokasikan pembayaran utang "bermaksud untuk melanjutkan luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun kerjasama melanjutkan dengan PBB dan dalam dan partisipasi PBB",

kegiatan-kegiatan

menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966,

tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya. Komitmen Meningkatkan Kualitas SDM Soeharto mencintai petani, a. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

peternak, bahkan para penyuluh dan periset pertanian. Soeharto mencanangkan revolusi hijau

untuk melipatgandakan produk

pertanian. Ia bangun bendungan b. Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau pengairan yang dapat bagi masyarakat miskin.

membuat petani tidak kekurangan c. Kebijakan yang ditempuh untuk air. Ia dirikan pabrik pupuk agar petani meraih angka produksi optimal. Membangun puskesmas, sekolah inpres, bendungan, jalan raya, tanggul, mempopulerkan program keluarga transmigrasi. berencana dan meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi.

BAB III PENUTUP Kepemimpinan adalah suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-tugas dan tujuan organisasi, secara efektif dan efisien. Nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sifat-sifat utama tersebut ibarat roh nya pemimpin yang membuat seseorang mampu menjalankan kepemimpinannya dengan berhasil guna. Tanpa roh kepemimpinan maka posisi atau jabatan seseorang sebagai pemimpin tidak ada artinya. Tiap masa memiliki pola dan nilai-nilai kepemimpinan yang berbeda satu sama lain. Pola dan nilai kepemimpinan mampu membawa rakyat kedalam suatu kemakmuran atau bahkan kehancuran, hal ini tergantung dari berhasil atau tidaknya sang pemimpin menanamkan nilai kepemimpinan di dalam pola kepemimpinannya.

DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Reviananda dkk. 2011. Makalah era reformasi. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FISE UNY.Diakses dari http://aka99.wordpress.com/2010/03/13/perbedaan-orde-baru-dan-masa-reformasi/ pada tanggal 20 Oktober 2011. Diakses dari http://emilianovitasari.blogspot.com/2011/04/contoh-kasus-penggelapan-pajak.html pada tanggal 20 Oktober 2011. Diakses dari http://nurfidarkamaruddin.blogspot.com/2010/05/perbandingan-gaya-kepemimpinanorde.html pada tanggal 21 Oktober 2011. Diakses dari http://dwieeyndah.blogspot.com/2010/04/perbandingan-gaya-kepemimpinan-orde.html pada tanggal 22 Oktober 2011.

Diakses dari http://mediaanakindonesia.wordpress.com/ presiden terbaik di Indonesia tgl 22/10/11