KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

14
Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior ..... Volume 6 No. 2 Desember 2015 125 KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN DESAIN AKSESORIS INTERIOR YANG BERBASIS GREEN DESIGN DAN BUDAYA DI SURAKARTA Dhian Lestari Hastuti Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Abstrak Isu pemanasan global membawa akibat terhadap lingkungan, yang membuat para desainer interior mencari alternativ material yang lebih berkelanjutan dan berusaha untuk mengurangi sampah dalam proses produksi. Bambu dan material limbah potongan kayu sebagai material yang dapat memberikan solusi ketika ada usaha rekayasa material antara kedua bahan tersebut. Rekayasa material tersebut menghasilkan materiala baru yang disebut dengan komposit. Materil tersebut dapat berguna dalam proses penciptaan desain interior, termasuk aksesoris interior. Batik dipilih sebagai tema dan konsep desain penciptaan karya aksesoris interior sebagai penguat karakter budaya dengan konsep green design di Surakarta atau Solo. Proses pelaksanaan karya bermitra dengan workshop produksi Rempah Rumah Karya, agar sinergisitas antara industri, praktisi, dan akademisi dapat terimplementasikan dengan baik. Kata kunci: Aksesoris interior, komposit bambu, batik, green design. Abstract The issue of global warming consequences on the environment makes the interior designers look for an alternative of more sustainable materials and seek to reduce the waste in the production process. Bamboo and wood pieces of waste material is a material that can provide a solution when there is a material engineering effort between the two materials. Material engineering produces new material called composite. The material may be useful in the process of creation of the interior design, including interior accessories. Batik is chosen as the theme and concept of design creations of the interior accessories as reinforce cultural character with the concept of green design in Surakarta or Solo. The process of implementation of works is in partnership with a workshop production of Rempah Rumah Karya, so that the synergy between industry, practitioners, and academics can be properly implemented. Keywords: interior accessories, composite bamboo, batik, green design. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam isu pemanasan global saat ini berakibat terhadap peran dan tanggung jawab desainer interior dalam menciptakan karya desain. Di samping isu pemanasan global, dunia juga sedang mengalami krisis kayu. Dalam proses desain interior seringkali desainer mengedepankan lifestyle yang memberikan peluang dalam konsumeristik dan kreatifitas dengan mengeksploitasi lingkungan tanpa memikirkan merawat dan melestarikan lingkungan serta alam.

Transcript of KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Page 1: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 125

KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN DESAINAKSESORIS INTERIOR YANG BERBASIS GREEN DESIGN

DAN BUDAYA DI SURAKARTA

Dhian Lestari Hastuti

Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta

Abstrak

Isu pemanasan global membawa akibat terhadap lingkungan, yang membuat para desainer interior mencarialternativ material yang lebih berkelanjutan dan berusaha untuk mengurangi sampah dalam proses produksi.Bambu dan material limbah potongan kayu sebagai material yang dapat memberikan solusi ketika adausaha rekayasa material antara kedua bahan tersebut. Rekayasa material tersebut menghasilkan materialabaru yang disebut dengan komposit. Materil tersebut dapat berguna dalam proses penciptaan desaininterior, termasuk aksesoris interior. Batik dipilih sebagai tema dan konsep desain penciptaan karya aksesorisinterior sebagai penguat karakter budaya dengan konsep green design di Surakarta atau Solo. Prosespelaksanaan karya bermitra dengan workshop produksi Rempah Rumah Karya, agar sinergisitas antaraindustri, praktisi, dan akademisi dapat terimplementasikan dengan baik.

Kata kunci: Aksesoris interior, komposit bambu, batik, green design.

Abstract

The issue of global warming consequences on the environment makes the interior designers lookfor an alternative of more sustainable materials and seek to reduce the waste in the productionprocess. Bamboo and wood pieces of waste material is a material that can provide a solution whenthere is a material engineering effort between the two materials. Material engineering producesnew material called composite. The material may be useful in the process of creation of the interiordesign, including interior accessories. Batik is chosen as the theme and concept of design creationsof the interior accessories as reinforce cultural character with the concept of green design inSurakarta or Solo. The process of implementation of works is in partnership with a workshopproduction of Rempah Rumah Karya, so that the synergy between industry, practitioners, andacademics can be properly implemented.

Keywords: interior accessories, composite bamboo, batik, green design.

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam isu pemanasan global saat ini

berakibat terhadap peran dan tanggung jawabdesainer interior dalam menciptakan karya desain.Di samping isu pemanasan global, dunia juga sedang

mengalami krisis kayu. Dalam proses desain interiorseringkali desainer mengedepankan lifestyle yangmemberikan peluang dalam konsumeristik dankreatifitas dengan mengeksploitasi lingkungan tanpamemikirkan merawat dan melestarikan lingkunganserta alam.

Page 2: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

126

Kondisi tersebut saat ini dijawab dengansolusi desain yang mengedepankan konsep ramahlingkungan dan berkelanjutan atau lebih dikenaldengan green design (eco friendly). Konseptersebut memiliki misi untuk menjaga keseimbangandan melestarikanalam. Penggunaan material ataubahan dalam desain interior semakinmempertimbangkan efek polutan dan limbah yangdihasilkan dalam proses produksi sehingga efek darilimbah tersebut terhadap lingkungan diharapkansemakin berkurang, bahkan nol sampah.

Dalam beberapa tahun terakhir dunia sedangberpaling ke material bambu setelah hutan tropissebagai penyedia kayu mengalami krisis. Bambudinilai sebagai bahan yang berkelanjutan. Negara-negara maju telah memberikan perhatian lebihterhadap riset bambu sebagai bahan konstruksi.Pada tahun 2013 lalu Rempah Rumahkaryamenghasilkan sebuah temuan bambu kompositsebagai material konstruksi booth sebagai stanpameran di IFFINA Jakarta (Paulus Mintarga dalampresentasi Majalah Asri, 13 Juni 2015). Kompositbambu sebagai hasil riset Rempah Rumahkaryadalam memanfaatkan limbah potongan kayu danbambu dalam implementasi konsep desain ramahlingkungan atau green design (eco friendly).Komposit bambu tersebut memiliki peluang besarsebagai bahan baku kerajinan atau elemen pengisiruang maupun elemen estetis atau aksesoris interior.

Dalam data ekspor Dinas Perindustrian danPerdagangan Pemerintah Kota Surakarta tahun2012, kerajinan masuk dalam 13 komoditas teratas(Disperindag Kota Surakarta, 2012) Nilai eksporkerajinan kayu sebesar 61.908,34 US$ dankerajinan bambu 13.566,56 US$. Kerajinantersebut berupa aksesoris interior. Berdasarkan datatersebut kerajinan kayu dan bambu memiliki nilaiyang cukup berarti bagi peningkatan pendapatanpengrajin dan daerah. Jika Rempah Rumah karyasudah menemukan materi komposit bambu sebagaikonstruksi booth pameran dan data eksporkerajinan bambu dan kayu masuk dalam 13komoditas ekspor teratas, maka upayamemanfaatkan komposit bambu sebagai material

kerajinan aksesoris interior cukup layak untukdiwujudkan. Pemanfaatan komposit bambu dalaminovasi desain aksesoris interior denganmemanfaatkan komposit bambu dan limbahpotongan kayu dengan konsep green design/ecofriendly berbasis budaya menjadi pertanyaanmendasar dalam mewujudknan Pengabdian KepadaMasyarakat untuk bidang Karya Seni (PKM KaryaSeni).

Dengan upaya tersebut industri ikutberperan dan bertanggung jawab dalammenghasilkan inovasi desain aksesoris interior yangberkualitas dan menjaga kelestarian alam. Peranserta akademisi sebagai perwujudan Tri DarmaPerguruan Tinggi, yaitu penelitian dan pengabdiankepada masyarakat, sehingga sinergisitas kerjasamaantara industri, praktisi, akademisi, dan pengusahadapat tercapai.

B. Tujuan PengabdianPKM Karya Seni ini memiliki dua tujuan,

yaitu: pertama, untuk mengidentifikasi aspek desain,dengan berdasarkan pada konsep green design/ecofriendly berbasis budaya di Surakarta. Identifikasiaspek desain ini terdiri atas 1) Identifikasi unsur-unsur green design/eco friendly yang dapatdiaplikasikan pada desain produk aksesoris interior.2) Memecahkan permasalahan desain aksesorisinterior dengan pemanfaatan karakter limbah kayudan bambu. Tujuan kedua, yaitu mendesain produkaksesoris interior dengan konsep greendesignberbasis budaya.

C. METODEProses berkarya dalam inovasi desain

aksesoris interior ini menggunakan metode desainberbasis kompetensi (kemampuan) perancangsebagai upaya menemukan identitas pada gayarancangan yang memiliki ciri khusus yang unik dankuat (Mahendra Wardhana, share.its.ac.id diakses19 April 2014). Metode dalam merancangmenerapkan metode logis-rasionalis denganmenguasai permasalahan untuk mendapatkan solusidesain atau pemecahan masalah yang spesifik.

Page 3: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 127

Tahap Pengumpulan Data desainermengumpulkan data terkait dengan konsep greendesign Rumah Turi boutique hotel, material bambudan limbah kayu potongan, serta unsur desain batiksebagai sumber ide inovasi desain. TahapProgramming desainer mengumpulkan masalah danmengidentifikasi. Data kebutuhan dan beberapaalternatif pemecahan masalah desain dianalisis untukmendapatkan solusi desain yang mendekati ideal,sehingga dapat menyusun beberapa alternatif solusidesain.Tahap Skematik Desain sebagai tahapanmengorganisasi alternatif desain sebagai bentukgagasan nyata dalam gambar sketsa yang jadi cetakbiru ketika lampu meja akan direalisasikan. Sketsa-sketsa desain disusun untuk dievaluasi agarmendapatkan desain yang sesuai dengan kebutuhandan programming. Tahap Gambar Pengembangandan Rencana dengan langkah kerja sketsa desaindibuat gambar pengembangan desain sehinggatampak proporsi benda yang akan diproduksi,bahkan sampai detailnya. Tahap selanjutnya dibuatgambar yang memuat gambar selengkapnyamencakup visualisasi tampak, potongan, detaildisertai skala, notasi, keterangan bahan dan lain-lain sebagai informasi dasar penyelesaian terhadapkarya rancangan. Jika dibutuhkan perlu dibuatgambar mal skala 1:1 sebagai pedoman untukpelaksanaan pekerjaan khusus agar produk jadisesuai dengan gambar rancangan.

PEMBAHASAN

A. Urgensi Kekaryaan dengan Konsep GreenDesign

Interior berwawasan ekologis denganimplementasi konsep green design atau ecofriendly sebagai penerapan etika lingkungan dalamkarya desain interior saat sekarang mendesak untukdilakukan sebagai gerakan bersama. Beberapakearifan lokal yang digunakan oleh leluhur dalampemanfaatan lingkungan dengan merawat tanpamengekploitasi secara banal menjadi bagian yangharus diimplementasikan saat ini. Para leluhurbangsa Indonesia lebih mengutamakan konsep

yang ramah lingkungan dalam menghasilkanproduk.

Kearifan lokal dalam pemanfaatan materialbahan menjadi hal penting dalam proses desainproduk berkonsep green design/eco friendly.Dalam dunia desain peran yang saling terkait antarabagian penjualan atau marketing, desain, danproduksi sebagai pelaksana konsep green design/eco friendly menjadi sangat penting. Daya saingproduk dengan konsep yang bertanggung jawabterhadap kelestarian alam dan desain yang kreatif,unik, detail serta penyelesaian yang sempurnamampu menjadi produk desain aksesoris interioryang unggul. Bahan baku produk aksesoris interiorberkonsep green design/eco friendly menjadi halpokok dalam implementasi konsep desain danproses produksi agar mendapatkan hasil yangsempurna.

Bambu sebagai salah satu solusi materialyang sangat ramah lingkungan dan salah satukomoditas yang memiliki prospek cukupmenjanjikan. Seperti yang dikemukakan olehKepala Pusat Informasi Kehutanan, Ahmad FauziMasud dalam siaran pers, 12 Juni 2007, bahwa

Manfaat bambu secara ekonomis danekologis, antara lain, bila dibandingkandengan komoditas kayu, tanaman bambumampu memberikan peningkatan pendapatanmasyarakat di sekitar hutan dalam wakturelatif cepat, yaitu 4-5 tahun. Manfaatekonomis lainnya adalah pemasaran produkbambu baik berupa bahan baku sebagaipengganti kayu maupun produk jadimasihsangat terbuka untuk memenuhi kebutuhandomestik maupun ekspor. Dari sisi ekologis,tanaman bambu memiliki kemampuanmenjaga keseimbangan lingkungan karenasistem perakarannya dapat mencegah erosidan mengatur tata air serta dapat tumbuh padalahan marginal.

Bambu menjadi bagian dari sumber dayaalam Indonesia yang tersebar di seluruh pelosokNusantara. Menurut Profesor Elizabeth, pakar

Page 4: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

128

taksonomi bambu dari Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI) menyatakan bahwa bambumelimpah di seluruh kepulauan di Indonesia, kecualiKalimantan. Dari sekitar 1500 jenis bambu yangsudah dikenal 147 merupakan jenis bambu asliIndonesia termasuk bambu-bambu yang mempunyainilai ekonomi tinggi (Elizabeth Anita Widjaja, April2013).

Pemanfaatan limbah kayu berupa potongandapat memberikan kontribusi terhadap keawetanusia produk aksesoris interior. Kayu sebagai produkdari pohon yang berusia puluhan tahun memiliki nilaikemanfaatan yang dapat mendukung industriaksesoris interior. Perpaduan antara bambu danlimbah kayu potongan sebagai alternatif material ataubahan baku produk aksesoris interior, sehinggadapat memberikan nilai lebih terhadapkeseimbangan ekosistem.

Dalam laporan Thomas Stamford Rafflesdalam buku History of Java tentang kerajinan yangdihasilkan oleh penduduk Jawa, Batik menjadibagian masyarakat Jawa (Raffles, terj. 2008: 106).Selain batik Raffles juga melaporkan kerajinan yanglain seperti kain tenun, perhiasan, dan ketukanganyang lainnya. Di sisi lain saat ini warisan karya wastraseperti tenun, perhiasan, anyaman dan lain-lain masihdapat dinikmati. Bangsa Indonesia sebagai bangsaperajin, yang memiliki DNA kultural unggul dalampersaingan desain produk jika hal tersebut tidakdiabaikan. Seperti yang disampaikan BayuKrisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan dalamsiaran pers, Rabu 22 April 2014 tentang Indonesiasebagai tuan rumah penyelenggaraan World CraftsCouncil Award of Excellence for Handicrafts2014. WCC Award merupakan penghargaanbergengsi di tingkat internasional, terhadap hasilkarya para perajin yang bertujuan mendorong paraperajin untuk menciptakan karya yang unggul(excellent), baik dalam kualitas, desain, keaslian,dan inovasi sehingga dapat menjaga keberlangsunganwarisan budaya (www.kemendag.go.id, diakses 22April 2014).

Sebagai upaya dalam menjagakeberlangsungan warisan budaya dan melestarikan

alam maka batik menjadi alternatif spirit filosofi garisdesain dalam inovasi desain aksesoris interiorberkonsep green design/eco friendly. Batik tidakhanya mengandung filosofi hidup namun jugamengandung makna keuletan, ketekunan,kesabaran, kebersamaan, merawat, kebersahajaan,keindahan, yang semuanya bermuara kepadaestetika hidup. Beragam motif batik klasikmerupakan implementasi dari filosofi hidupmasyarakat Jawa. Batik memiliki makna intangibledan makna tangible. Kedua makna tersebutdigunakan dalam spirit desain aksesoris interior,baik dari ekspresi visual maupun kesan yangditimbulkan dalam ekspresi visualnya.

Beberapa motif batik yang berpola geometrisdapat digunakan sebagai sumber ide spirit desainaksesoris interior. Motif-motif tersebut di antaranyasebagai berikut.

Gambar 1. Motif batik Kawung, Sidomukti, danTruntum sebagai sumber ide spirit garis desain

aksesoris interior.

Kondisi di dunia praktisi desain interior danbisnis aksesoris interior atau kerajinan Indonesiamenurut Dirjen Pengembangan Ekspor NasionalNus Nuzulia Ishak dalam INACRAFT ke-15 padaApril 2014, di antaranya sebagai berikut.1. Aksesoris interior menjadi bagian dari produk

kerajinan yang harus siap bersaing dalamMasyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

2. Pertumbuhan ekspor kerajinan selama lima tahunterakhir mengalami peningkatan positif sebesar2,8%. Ekspor di tahun 2014 ditargetkanmengalami peningkatan sebesar 7-8%.

3. Dibutuhkan inovasi desain agar para perajinmampu menghasilkan suatu karya yang tidakhanya memiliki keunikan warisan budaya

Page 5: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 129

Indonesia, tetapi juga meningkatkan nilai tambahdan daya saing sekaligus menciptakan lapanganpekerjaan seluas-luasnya.

Berdasarkan fenomena tersebut dibutuhkaninovasi desain dan keseriusan konsep yangbertanggung jawab terhadap lingkungan dan alamsehingga daya saing produk kerajinan (aksesorisinterior) mampu bersaing di dunia global. Sinergisitasantara dunia akademisi, praktisi dan industri dalampengembangan inovasi desain sangat diperlukan,agar produk kerajinan (aksesoris interior) mendapatpengakuan di dunia internasional. Melalui karya-karya desain yang inovatif dan orisinal penguatanjati diri dan karakter bangsa dapat dicapai.

B. Tinjauan Material Kekaryaan1. Bambu

Bamboo atau Bambu adalah tanaman darikeluarga rumput-rumputan dengan laju pertumbuhantertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh 100 cm(39 inch) dalam 24 jam, ditentukan dari kondisi tanahlokal, iklim, dan jenis spesies. Berdasar hal tersebutdapat menjadi penjelasan mengapa bambu memilikilaju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwaketika bambu dipanen, bambu akan tumbuh kembalidengan cepat tanpa mengganggu ekosistem lajupertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm (1,2–3,9 inch) per hari, bambu yang telahruntuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh tunasbambu baru di tempat ia pernah tumbuh.

Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous di wilayah yangkini disebut dengan Asia, sehingga sampai kinimakanan, perabotan, bangunan dan prasarana daribambu menjadi bagian dari penghidupan sehari haridi wilayah ini. Secara budaya masyarakatmempelajari dan meniru karakter bambu danmenjadikannya simbol seperti rasa hormat kepadaleluhur (karena tumbuh pesat dan tingginya bisasampai dengan melebihi tebing), simbol kebersamaandan kekuatan komunal dalam masyarakat, sokongmenyokong, bagai aur dengan tebing (karenatumbuhnya yang bergerombol dan tidak saling

mengganggu) Lao Tse “Hiduplah seperti rumpunbambu, walau lentur tak mudah ditumbangkanangin”. Secara fisik sebagian besar dari 300-an sukuetnis di Indonesia mempunyai beragam pusaka dankreatifitas yang terbuat dari bambu diantaranya sukuSunda, menyanyi dengan angklung atau calung, sukuBali menggantung tingklik bambu di tiang berandadan suku Payakumbuh meniup Saluang Sirompakyang bersuara merdu memilukan (Ramalis Soebandidalam diskusi Bamboo Biennale, 7 April 2014).

Seperti yang disampaikan para peneliti danakademisi dari ITB Mustakim dkk.(www.academia.edu, diakses 19 Mei 2014),

Bambu adalah salah satu material yanghampir memenuhi seluruh syarat tersebutuntuk sebagian besar wilayah Indonesia.Kekuatan tariknya yang dapat setara denganbaja dan kekuatan tekannya yang dapatsetara dengan beton menjadikannya sebagaialternatif terbaik saat ini. Tumbuhan ini jugabermanfaat besar terhadap lingkungankarena dapat menjaga kondisi tanah,air, dan udara lebih baik dibanding tumbuhanlain pada umumnya. Kecepatan bambu untuktumbuh, dapat memenuhi syarat sebagaimaterial konstruksi hanya dalam beberapatahun serta memiliki banyak manfaat dankegunaan lainnya, menjadikanbambu sebagai komoditas alternatif industripadat karya di hulu maupun di hilir.Pada hulu berupa agro-industri penghasilbahan baku berupa rebung, bahan kerajinan,bahan bangunan, dan sebagainya, sedangkandi hilir berupa industri makanan, kerajinan,dan industri konstruksi.

a. Anatomi bambuBerikut gambar anatomi bambu. Dengan

memahami anatomi bambu, maka pemanfaatan darimasing-masing bagian dari bambu dapat maksimal.Data ini diambil dari http://www.bambuawet.com/tentang-bambu/tumbuhan-bambu/anatomi-pohon-bambu/Batang bambu (culm), merupakan bagianyang paling banyak digunakan oleh manusia. Batang

Page 6: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

130

bambu memiliki tiga bagian utama yakni batang,tunggul/bongkot, dan umbi akar1). Batang: merupakan bagian yang muncul di

permukaan tanah, berbantuk lurus dan bulat danterdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh sekatantar ruas (buku). Setiap bagian buku bambu(node) memiliki dua cincin, bagian bawahdisebut dengan cincin kelopak/pelepah yangmerupakan tempat kelopak batang bambumelekat dan sering terlihat bekas kelopakdibambu jika lepas. Sedangkan cincin bagianatas disebut dengan cincin tunas, merupakanbekas yang muncul akibat dari tumbuhnay ruasbambu.

2). Tunggul/bongkot bambu: adalah bagian bawahdari batang, sebagian tertanam di tanah dansebagian dapat dilihat di permukaan tanah.Bagian ini terhubung lansung dengan sistem akardan rizoma bambu. Bagian ini merupakan tempattumbuh mata tunas bambu yang nantinya menjadirebung dan batang bambu baru, atau dapattumbuh menjadi rizoma baru.

3)..Akar rizoma/umbi: merupakan bagian palingbawah dari bambu yang terdiri dari puluhanbagian-bagian kecil, semakin jauh bagian inisemakin mengecil dan tidak memiliki mata tunasbambu.

b. Sifat Fisis, Mekanis, dan Karakter BambuData dari Kementerian Kehutanan tentang

sifat fisis dan mekanis sangat dibutuhkan dalammenyusun langkah perlakuan/treatment teknisterhadap bambu.

Sifat fisis dan merupakan merupakaninformasi penting guna memberi petunjuk tentangcara pengerjaan maupun sifat barang yangdihasilkan. Hasil pengujian sifat fisis danmekanis bambu telah diberikan oleh Ginoga (1977)dalam taraf pendahuluan. Beberapa hal yangmempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu adalahumur, posisi ketinggian, diameter, tebaldaging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas),posisi radial dari luas sampai ke bagian dalam dankadar air bambu.

Seperti yang disampaikan oleh AhadiatJoedawinata saat persiapan Bamboo Biennale Born2014 ketika kunjungan ke pengrajin sangkar burungtanggal 15 Agustus 2014, bahwa batang bambu yangsubur dan tebalnya melebihi kelaziman pada satujenis species bambu maka lebih berpotensimengundang serangga, sehingga bambu akan lebihcepat lapuk dn keluar bubuk. Batang bambu yangtebal (daging bambu) memiliki kandungan amylumyang tinggi, sehingga memiliki rasa manis sehinggadisukai oleh serangga. Berdasarkan hal tersebutmaka pertimbangan tebal batang (daging bambu)mempengaruhi jenis bambu yang akan dipakai.

Aspek pemanfaatan bambu menjadi sebuahdesain produk harus mempertimbangkan karakterbambu, baik bambu sebagai batang, bilah, iratan(bahan anyaman bambu) maupun serat bambu.Menurut Dr. Dudy Wiyancoko (Riset dan InovasiITB 2013), 2014, Riset Integratif Desain ProdukBambu: Penguatan Nilai Estetik dan EkonomiBambu sebagai Material Utama dalamPengembangan Desain Produk Kontemporermemerlukan beberapa pertimbangan dalampemanfaatan bambu, yaitu sebagai berikut.

Dalam hal bentuk, bambu dapat terbangunmenjadi suatu produk melalui pertimbangan: (a)bambu sebagai bidang; (b) bambu sebagai strukturdan (c) bambu sebagai tekstur/permukaan. Sebagaibidang, bambu dirancang melalui teknik anyaman,potong, sambungan (joint), dan laminasi (layering).Sebagai struktur, bambu berpeluang menjadi garispenopang tebal yang keras namun menjadi garislengkung tipis yang lentur; dan sebagai permukaan,bambu menampilkan serat, ruas-ruas, dan titik-titikpori yang khas. Dalam hal fungsi, bambu menjadiberguna karena pertentangan karakter yang khas:keras namun lentur, kuat namun ringan,bambumerupakan material alam yang potensial untukdikembangkan menjadi berbagai produk keseharian.

c.Karakter Bambu PetungDaerah Tawangmangu Karanganyar

menurut peneliti bambu dari Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Elizabeth

Page 7: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 131

sebagai daerah penghasil bambu petung tebaik diIndonesia. Berikut hasil riset yang berjudul Kuattekan Bambu Laminasi dan Aplikasinya pada rumahTaradisional Bali (Bale Daje/Bandung) oleh I.G.L.Bagus Eratodi, Morisco, T.A. Prayitno yang dimuatdlam jurnal ilmiah Forum Teknik Sipil No. XVIII/1-Januari 2008.

Bambu petung mempunyai namaDenrocalamus asper amat kuat, dengan jarak ruaspendek, tetapi dengan dinding yang tebal sehinggatidak begitu liat. Berdasarkan penelitian yangdilakukan Morisco (1999) kekuatan tekan rata-ratadalam keadaan kering oven bambu adalah 2.769kg/cm2 (pangkal), 4.089 kg/cm2 (tengah) dan 5.479kg/cm2 (ujung). Bambu petung biasa dipakai sebagaielemen tekan (kolom) karena kemampuan menahantekuk tinggi.

2. Limbah Kayu PotonganLimbah potongan kayu merupakan sampah

yang masih bisa dimanfaatkan. Limbah potongankayu adalah sisa-sia potongan dari produksi sebuahfurniture, maupun sisa proses pembuatan konstruksisebuah bangunan, Jika dilihat dari ukuran, limbahpotongan kayu memiliki ukuran yang bervariasi. Saatini Bubuk kayu telah dimanfaatkan menjadi kayuolahan seperti multipleks, blockboard, dansebagianya, sedangkan potongan kayu masih belumbanyak dimanfaatkan (Kasmudjo, 2010: 55).

a. Karakter kayuKayu di dunia dibagi menjadi dua golongan,

yaitu kayu lunak dan kayu keras.Kayu yang terbentuk oleh kayu keras sangat

berbeda dengan kayu lunak. Kayu lunak hanyaterdiri dari beberapa jenis sel, memiliki struktur yangrelatif sederhana dan sering tidak memilikipenampilan yang khas. Kayu keras terdiri dariproporsi yang sangat beragam dengan jenis sel yangberbeda sehingga mempunyai karakteristik yangunik. Karakteristik yang unik dari kayu keras,membuat kayu ini banyak digunakan untuk furnitur,panel dan dekorasi lainnya (Bowyer, 1993 terj.2011).

b. Karakter kayu Rosewood/SonokelingKayu Sonokeling memiliki nama lain adalah

Sonobrits, Palisander, Indian Wood, sono sungu.Nama latinya Dalbergialatifolia Roxb. Kekuatannyatermasuk kelas 2, keawetannya termasuk kelas l.Kebanyakan digunakan untuk pembuatan mebel danpatung serta untuk pembuatan tangkai pisau. KayuSonokeling memiliki warna merah tua ungu dengangaris-garis hitam gelap dan sangat keras, sertamemiliki kandungan seperti kayu jati sehingga jikadigosok bisa sangat halus. Kayu Sonokelingmemiliki ciri-ciri, yaitu serat indah, berwarna unguberserat/bergaris hitam, kuat dan awet, sangat kerasdan halus, warna tidak terlalu hitam, bobot sedanghingga berat, tahan air, ada lingkaran tahun.

3. Komposit BambuBahan komposit (atau komposit) adalah

suatu jenis bahan baru hasilrekayasa yang terdiri daridua atau lebih bahan di mana sifat masing-masingbahan berbeda satu sama lainnya baik itusifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalamhasil akhir bahan tersebut (bahan komposit). Dalamkekaryaan ini komposit yang dimaksud adalahkomposit antara bambu dengan limbah potongankayu. Rekayasa bambu dan sisa kayu potonganbertujuan untuk memadukan kekuatan dan karaktermasing-masing bahan gar didapatkan karkter dankekuatan bahan yang baru.

a. Komposit Bambu Petung dan Rosewood(Sonokeling)

Gagasan pengembangan komposit padapenggunaan material pada pembuatan inovasi desainkarya seni ini mempertimbangkan beberapa aspektentang karakter dan sifat bambu dan kayu.Karakter bambu petung yang memili daging bambudan kemudahan mendapatkan material karenaSurakarta dekat dengan TawangmanguKaranganyar sebagai penghasil bambu petungterbaik.

Karakter limbah potongan kayu sonokelingyang memiliki karakteristik dan sifat yang istimewa,menjadi alasan dan bekal pengembangan ide

Page 8: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

132

komposit bambu petung dengan kayu Sonokeling.Dua karakter terbaik dari bambu dan kayu dibuatkomposit bertujuan untuk mendapatkan karakteryang kontras dan terbaik.

C. Aksesoris InteriorDesain interior ruang tanpa aksesoris interior

tidak akan memberikan kesan ruang yang ekspresivisualnya dapat ditangkap oleh pengguna. Aksesorisinterior menurut John F. Pile dibagi dalam duakategori, yaitu aksesoris interior praktis danaksesoris interior penghias atau dekoratif (Pile,1998: 270-273). Aksesoris interior praktis, artinyaaksesoris tersebut terkait hubungan dengan fungsikhusus dari bagian ruang di mana aksesoris tersebutditempatkan, sehingga aksesoris tersebut tidak bisadipindahkan untuk fungsi di ruang lain. Aksesorispenghias laindari karya seni, ada dalam variasi tidakterbatas, sering dikombinasi dengan beberapatingkat dari kegunaan dengan peran dekorasi utama.Tema aksesoris interior dapat berkaitan dengan hobiatau kesenangan pemilik ruang, yang sifatnya lebihpribadi.

Aksesoris interior juga sangat penting dalammemberikan fungsi dan estetika pada furniture danruangan. Aksesoris interior dapat dibedakan menjadibeberapa bagian antara lain (Mariana dan Madiono,Agora Vol. 1 No.1) (1) Aksesoris yang melekatpada furniture, seperti handle,engsel, kunci, edgingpintu, dan lampu (2) Aksesoris yang menambah nilaiestetika pada interior, seperti hiasan ornamen, vasbunga, lampu, dan wallpaper, (3) Aksesoris yangmelengkapi fungsi furniture, seperti rak piringkitchen set, gantungan, sink, dan kran. Padakekaryaan fokus pada aksesoris lampu meja.

Gambar 2. Obyek lampu sebagai elemen estetis.

D. Green Design Berbasis BudayaDesain menjadi jembatan antara teknologi,

sains, sosial dan budaya. Green design/eco friendlymenjadi gerakan baru dalam dunia desain, denganmengutamakan prin-prinsip dasar dalam upayamenghemat energi. Green design/eco friendly selaluterkait dengan suistanable design atau desain yangberkelanjutan. Perilaku mendaur ulang merupakanbagian dari dari desain yang berkelanjutan. Desainramah lingkungan, yang memiliki green lable akanmenjadi produk-produk yang memiliki nilai tambahterutama jika dipandang dari segi business socialresponsibility (Kusumowidagdo, 2005: 156).

Unsur budaya lokal mempunyai peranpenting sebagai penguatan tema dan suasana ruang.Kearifan lokal dan budaya menjadi penciri dalambentuk penerjemahan spirit garis desain. Aksesorisinterior berupa lampu meja diharapkan berperandalam membangun suasana ruang, denganmenerapkan prinsip green design/eco friendlyndengan berbasis budaya. Garis desain dari motifbatik klasik berpola geometris, makna tangible danintangible dimaknai dalam proses inovasi desainaksesoris interior, supaya menjadi pembentuksuasana ruang yang ramah lingkungan dengan rasaIndonesia yang menginternasional.

E. Proses KekaryaanProses aktifitas PKM Karya Seni ini

berlangsung di dua wilayah, Surakarta danKaranganyar. Wilayah pertama meliputi proses risetdan proses desain. Proses desain meliputiperancangan dan analisis desain berlangsung dikampus ISI Surakarta. Proses diskusi desainberlangsung di Rempah Rumahkarya di jalan AdiSucipto, Desa Tegal Mulyo RT 02 RW 04, GajahanColomadu, Karanganyar.

Pelaksanaan kegiatan berlangsung selamalima bulan, terhitung mulai bulan Juli sampai denganbulan November 2014. Satu bulan pertama untukpersiapan, tiga bulan bulan berikutnya untukpengumpulan informasi kebutuhan desain(programming), upaya pemecahan masalah desaindalam skematik, gambar desain dan penyusunan

lampu mejasebagai fokusdesain

Page 9: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 133

anggaran. Bulan keempat berikutnya prosespenyusunan data dan draft laporan. Satu bulanterakhir penyusunan laporan.

Dengan pertimbangan waktu dan biaya sertatenaga kekaryaan ini fokus pada aksesoris interiorberupa lampu meja khusus untuk deluxe roomRumah Turi Eco Hotel. Produk aksesoris tersebutmerujuk pada kebutuhan aksesoris di boutique hoteldengan konsep green design atau eco friendly, baiksebagai elemen estetis maupun berfungsi sebagai alatpencahayaan. Ukuran lampu meja menyesuaikanhasil dari proses pengumpulan data dan kebutuhandi lapangan. Jumlah gambar kerja sebagai cetak biruuntuk persiapan produksi lampu meja maksimal duabuah dengan desain yang berbeda.

Gambar 3. Alur kekaryaan PKM karya seni.

Alur PKM Karya Seni diawali denganobservasi kebutuhan pasar terkait dengan kebutuhanaksesoris interior, kemudian pengumpulan datadengan berdasarkan pola studi kasus terhadap salahsatu elemen estetis interior, material bahan yang ada(dari jenis bambu, jenis limbah potongan kayu,temuan komposit bambu dari Rempah RumahKarya, dan lain-lain). Berdasarkan hasilpengumpulan data dianalisis sesuai dengankebutuhan pasar terhadap konsep produk yangramah lingkunyan atau konsep green design. Prosesbrainstorming untuk bekal inovasi desain denganbatik sebagai basis budaya dalam menentukan desainakhir. Hasil desain akhir kemudian dibuat shopdrawing untuk dasar pembuatan/realisasi desainatau prototype produk elemen estetis interior. Proseskekaryaan tidak sampai pada proses produksiprototype (proses PKM dalam kotak bergaris

merah) karena menyesuaikan anggaran daripenelitian.

1. Konsep Arsitektural dan Eco Green RumahTuri

Rumah Turi adalah hotel boutique yangmemiliki konsep ruang rumah jawa dalam garisdesain kekinian, yang beralamat di Jl. Srigading II/12 Turisari. Sebelum menjadi hotel boutique,Rumah Turi berupa bangunan rumah jawa di tengahkampung Turisari. Konsep fungsi ruang pada rumahjawa tetap dipertahankan dan berpadu dengankonsep eco friendly.

Konsep pendapa sebagai ruang interaksiatau komunal (publik) pada masyarakat Jawadihadirkan sebagai ruang interaksi para tamu (lobby)sambil menikmati sajian dari pantry (restoransekaligus kafe). Fungsi paringgitan sebagai tempatdigelarnya pertunjukan wayang dihadirkan denganruang terbuka yang memiliki ketinggian tanah lebihrendah dari lantai restoran dan perpustakaan.Ketinggian tanah yang lebih rendah darirestorantersebut berfungsi sebagai sistem pengelolaan danpemanfaatan air limbah agar bisa digunakan lagiuntuk suplai kebutuhan air bagi tanaman disekitarnya. Di bagian tanah tersebut ditanami padiyang di bagian atasnya diberi pola konstruksi besiyang berfungsi sebagai alas panggung dari kayu jikaada pertunjukan atau acara. Fungsi dalem padarumah jawa direpresentasikan dengan fasilitaskamar-kamar untuk menginap para tamu.

Konsep eco green yang diterapkan diRumah Turi diwujudkan dengan pemanfaatanmaterial dari bongkaran rumah lama. Ruang restoranmenggunakan desain bukaan agar sirkulasi udaralancar dan tidak dibutuhkan alat pendingin ruang.Material meja memanfaatkan kayu jati bekasbantalan rel kereta api. Salah satu point interest diruang ini terletak di sisi kiri ruang dekat akses menujutangga teras atas berupa dinding yang berpanel kayupotongan persegi yang ditata dengan pola ketinggianyang berbeda. Material dinding menggunakanmaterial batu bata dan pecahan genting. Penggunaanlampu LED menghemat listrik 40%.

STUDI KASUS/EXISTING

KEBUTUHAN PENGUMPULAN DATA ANALISIS KONSEP PRODUK PASAR

BRAINSTORMING PENGEMBANGAN DESAIN DESIGN & INOVASI DESAIN AKHIR DRAWING

DESAIN/CETAK BIRU

PROTOTYPE

Page 10: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

134

2. Kebutuhan Pasar Terhadap Desain yangBerkelanjutan

Kebutuhan desain produk yangmemperhatikan atau berpihak trhadap kelestarianalam semakin diminati konsumen dunia. Beberapahal penting terkait prinsip dan langkah dalamsuistanable design berikut disepakati oleh duniainternasional.

A model of the new design principlesnecessary for sustainability is exemplified bythe “Bill of Rights for the Planet” or“Hannover Principles” - developed byWilliam McDonough Architects for EXPO2000 that was held in Hannover, Germany.The Bill of Rights:

1. Insist on the right of humanity and nature toco-exist in a healthy, supportive, diverse, andsustainable condition.

2. Recognize Interdependence. The elements ofhuman design interact with and depend onthe natural world, with broad and diverseimplications at every scale. Expand designconsiderations to recognizing even distanteffects.

3. Respect relationships between spirit andmatter. Consider all aspects of humansettlement including community, dwelling,industry, and trade in terms of existing andevolving connections between spiritual andmaterial consciousness.

4. Accept responsibility for the consequences ofdesign decisions upon human well-being, theviability of natural systems, and their rightto co-exist.

5. Create safe objects of long-term value. Donot burden future generations withrequirements for maintenance or vigilantadministration of potential danger due to thecareless creations of products, processes, orstandards.

6. Eliminate the concept of waste. Evaluate andoptimize the full life-cycle of products andprocesses, to approach the state of naturalsystems in which there is no waste.

7. Rely on natural energy flows. Human designsshould, like the living world, derive theircreative forces from perpetual solar income.Incorporating this energy efficiently andsafely for responsible use.

8. Understand the limitations of design. Nohuman creation lasts forever and design doesnot solve all problems. Those who create andplan should practice humility in the face ofnature. Treat nature as a model and mentor,not an inconvenience to be evaded orcontrolled.

9. Seek constant improvement by the sharingof knowledge. Encourage direct and opencommunication between colleagues, patrons,manufacturers and users to link longtermsustainable considerations with ethicalresponsibility, and re-establish the integralrelationship between natural processes andhuman activity.

10. These principles were adopted by the WorldCongress of the International Union ofArchitects (UIA) in June 1993 at theAmerican Institute of Architects’ (AIA) Expo93 in Chicago. Further, the AIA and UIAsigned a “Declaration of Interdependence fora Sustainable Future.” In summary, thedeclaration states that today’s society isdegrading its environment and that the AIA,UIA, and their members are committed to:

11. Placing environmental and socialsustainability at the core of practices andprofessional responsibilities

12. Developing and continually improvingpractices, procedures, products, services, andstandards for sustainable design

13. Educating the building industry, clients, andthe general public about the importance ofsustainable design

14. Working to change policies, regulations, andstandards in government and business so thatsustainable design will become the fullysupported standard practice

Page 11: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 135

15. Bringing the existing built environment upto sustainable design standards.

16. In addition, the Interprofessional Council onEnvironmental Design (ICED), a coalition ofarchitectural, landscape architectural, andengineering organizations, developed a visionstatement in an attempt to foster a teamapproach to sustainable design. ICED states:The ethics, education and practices of ourprofessions will be directed to shape asustainable future. . . . To achieve this visionwe will join . . . as a multidisciplinarypartnership.”

17. These activities are an indication that theconcept of sustainable design is beingsupported on a global and interprofessionalscale and that the ultimate goal is to becomemore environmentally responsive. The worldneeds facilities that are more energy efficientand that promote conservation and recyclingof natural and economic resources.1

Berdasarkan konsep eco friendly dandesain yang berkelanjutan Rumah turi boutique hoteldan dukungan masyarakat dunia terhadap fasilitasyang hemat, mempromosikan konservasi, mendaurulang sumber daya alam dan ekonomi makaalternativ desain menerapkan konsep eco friendly.Pemanfaatan limbah potongan kayu sonokeling danlimbah bambu dapat memenuhi prasayarat ecofriendly tersebut.Teknik penyelesaian (finishing)yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan utama.Penyelesaian dengan bahan dasar air menjadi pilihan,karena tidak menimbulkan efek racun terhadap bauyang ditimbulkan disbanding bahan finishingberbahan dasar minyak.

Pilihan konsep produk terletak padamaterial terpilih yaitu, bambu petung dan limbahpotongan kayu sonokeling. Keduanya salingmelengkapi dengan karakter kayu sonokeling salingmelengkapi karakter bambu petung. Perpaduankeduanya sebagai material baru atau materialkomposit sekaligus menjadi implementasi konseprecycle dan reuse sangat mendukung kebutuhan

dunia internasional terhadap desain produk yangberkelanjutan.

3. Ide Pengembangan Desain Komposit danInovasi Desain

Ide menjadi hal penting untuk mendukungkonsep inovatif desain aksesoris interior ini.Karakter kayu sonoleling yang berwarna merahkeunguan dan bambu yang berserat lurus jikadipotong secara vertikal dan serat titik-titik jikadipotong horizontal. Karakter kontras keduanyadapat menjadi inspirasi sebagai penyusun pola motifbatik sebagai sumber ide yang berasal dari kearifanlokal.

Komposisi material warna tua (sonokeling)dan warna terang (bambu petung) dapatmenimbulkan ekspresi visual dan kesan visual yangmenarik. Alternatif desain komposisi karaktermaterial terdiri dari dua, yaitu (1) warna terangbambu lebih mendominasi dan warna tua sonokelingsebagai aksen, (2) warna tua sonokeling lebihmendominasi sedangkan warna teran bambu petungsebagai aksen. Kedua alternativ komposisi karaktermaterial tersebut membawa ekspresi dan kesanvisual terhadap ruang yang berbeda.

Komposisi material dapat dipola denganaspek dekoratif motif batik. Bersumber dari motifbatik kawung dan truntum pola komposit bambusebagai bekal atau ide. Motif Batik Kawungmelambangkan harapan agar manusia selalu ingatakan asal-usulnya. Motif Kawung seperti motif batiklainnya jika dimaknai dalam konsep filosofi Jawasebagai lambang  keblat papat kalima pancer(konsep mandala). Makna lainnya ketika dikaitkandengan motif kawung sebagai motif hanya untuk raja,maka kawung dengan pola empat penjurudiharapkan pemimpin harus dapat berperan sebagaipengendali perbuatan baik. Jika dimaknai sesuaidengan konsep mandala maka melambangkanbahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsuyang terdapat pada diri manusia, sehingga adakeseimbangan pada diri manusia.

Motif batik truntum secara pola juga samaseperti motif batik kawung sebagai lambang konsep

Page 12: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

136

Mandala. Namun secara motif sendiri berbentukmotif bintang yang tersebar di permukaan kain, yangmelambangkan kesetiaan. Motif truntum biasadipakai pada upacara pengantin Jawa oleh keduaorang tua pengantin, dengan harapan sebagai orangtua yang mampu memberikan tuntunan kepada putra-putrinya.

Kedua motif ini menjadi alternatif pilihansebagai pola komposit bambu untuk material desainaksesoris interior lampu meja. Alasan pemilihankedua motif karena pola geometris dan sederhanasehingga jika diimplementasikan dalam pembuatanmaterial komposit bambu da kayu sonokelingbermotif batik kawung dan truntum akan lebih mudahjika direalisasikan ke dalam prototype.

Pola komposit kayu yang telah ditemukanoleh Rempah Rumah karya berupa penyatuan materikayu dan bambu dengan pola lurus vertikal sesuaidengan panjang kayu. Pola ini dipilih karenapertimbangan kebutuhan struktur booth pameran,sehingga faktor kekuatan menjadi pertimbanganutama untuk pola yang dipilih. Karakter dua seratkayu yang disatukan akan memiliki kekuatan yangbagus, karena faktor kohesi dari kedua bahantersebut (Paulus Mintarga dalam diskusi, 13 Oktober2014).

Desain khusus untuk aksesoris interior faktorestetika lebih utama. Estetika yang menyusun strukturlampu meja yang mempengaruhi aksesoris interioryaitu, bentuk, material/bahan, proporsi ukuran,komposisi, dan penyelesaian (finishing). Kompositbambu petung dan kayu sonokeling dalam desainlampu meja ini menerapkan pola batik kawung dantruntum. Jika batik kayu sudah dikenal di Indonesiadengan teknik membatik di kayu untuk berbagaiproduk handicraft, maka teknik yang diterapkan inidengan membuat pola motif batik dengan materialbahan yang kontras antara bambu petung denganlimbah potongan kayu sonokeling. Dengan inonasipola komposit bambu dengan menerapkan polabatik motif kawung dan truntum ini, maka pengkaryamemberi nama kayu batik. Kayu batik merupakankayu yang sengaja dibuat komposisi dengan polabatik. Teknik yang diterapkan di inovasi material ini

dengan teknik inlay. Perpaduan antara bambu petungdan limbah potongan kayu sonokeling dengan lemkayu, supaya mendapatkan kohesi terbaik dan salingmemperkuat.

Bentuk lampu merujuk kepada bentuksederhana dengan pola persegi dan dan garislengkung yang terkandung dalam pola motif batik.Komposisi warna menempatkan karakter kayusonokeling merah keunguan dengan karakter seratbambu membentuk pola estetis visual/dekoratif daribambu. Penyelesaian atau finishing lampu mejamemilih material berbahan dasar air dengan warnaalami. Warna alami dipilih bertujuan untukmenguatkan karakter komposit bambu.

4. Style atau GayaKebutuhan style atau gaya dalam desain

lampu meja merujuk kepada konsep eco friendlyRumah Turi boutique hotel. Garis sederhanamendukung konsep eco friendly karenapertimbangan fungsional. Style yang sesuai dengankonsep tersebut adalah modern. Konsep modernsebagai international style mendukung konsepfungsional suatu produk maupun fasilitas, baikbangunan arsitektur maupun interior (Pile, 1998:454).

Motif batik kawung dan truntum yangditerapkan pada pola komposit bambu untukmaterial lampu meja lebih bisa dikembangkan karenapola sederhana dari garis lengkung yang membentukpola geometris. Pola garis desain lampu mejamemanfaatkan karakter serat bambu sebagaimaterial utama dan aksen desain memanfaatkankarakter kayu sonokeling. Bentuk lengkung padapola motif kawung dan truntum memanfaatkanwarna merah keunguan dari kayu sonokeling. Warnaterang bambu petung menjadi dominasi warna lampumeja, beraksen serat kayu sonokeling dengan polamotif batik kawung dan truntum.

5. Desain Lampu MejaKebutuhan terhadap gadget sudah lekat

dengan kehidupan masyarakat modern. Apalagidengan kebutuhan mereka ketika travelling, baik

Page 13: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Dhian Lestari Hastuti : Komposit Bambu sebagai Inovasi Material dan Desain Aksesoris Interior.....

Volume 6 No. 2 Desember 2015 137

berwisata maupun perjalanan bisnis, gadget tidaklepas dari genggaman tangan mereka. Berdasarkankebutuhan tersebut maka lampu ini didesain tidakhanya sebagai lampu meja, tetapi dapat berfungsijuga untuk USB charge gadget. Desain chargegadget diletakkan di bagian dalam dari rangkautama atau badan dari lampu meja.

Berikut dua desain lampu terpilih denganmodern style dan menempatkan motif batik truntumdan kawung sebagai aksen di sisi depan lampu.Material bambu petung menjadi konstruksi utamabadan lampu dan kap lampu. Rangka penyokongkap lampu memanfaatkan limbah potongan kayusonokeling. Pilihan lampu diputuskan dengan warnacahaya kekuningan dan menggunakan lampu LED.

Gambar 4. Desain lampu meja terpilih(sketsa: Dhian Lestari Hastuti, 2014)

Gambar 5. Gambar perspektif lampu mejakawung. (Desain: Dhian Lestari Hastuti, 2014)

Gambar 6. Gambar perspektif lampu mejatruntum. (Desain: Dhian Lestari Hastuti, 2014)

KESIMPULAN

Material limbah potongan dan bambu,khususnya bambu petung menjadi alternatif materialkomposit bambu yang dapat menjadi bahan bakuindustri handicraft khususnya aksesoris interior.Prinsip eco friendly pada produksi aksesoris interiordapat diterapkan untuk kalangan industri. Selainmenampilkan desain baru dengan kombinasi karakterkayu dan bambu, komposit bambu juga mendukungpelestarian alam. Pemanfaatan limbah potonganmenjadi semangat utama dalam memproduksi desainproduk.

Kearifan lokal, contohnya batik dapatmenjadi daya saing produk ramah lingkungan ataueco friendly pada fasilitas Rumah Turi boutique hotelyang berkonsep eco friendly. Desain lampu mejadengan komposit bambu dan kayu sonokeling yangdipola dengan motif batik truntum dan kawungmenjadi penciri sekaligus pengingat bahwa Rumahturi boutique hotel terletak di Solo. Hasil PKMKarya Seni dengan Rempah Rumah Karya inisebagai bukti bahwa upaya untuk desain yangberkelanjutan dapat diwujudkan. Di sisi lain hasilPKM Karya Seni ini dapat menjadi pijakan untukrencana riset dan pengembangan selanjutnya,sehingga dunia praktisi dan industri bisa bekerja samadalam sinergisitas pengembangan desain yangberdaya saing tinggi.

Page 14: KOMPOSIT BAMBU SEBAGAI INOVASI MATERIAL DAN …

Volume 6 No. 2 Desember 2015

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

138

Catatan Akhir:

1Various. “Guiding Principles of SustainableDesign. ”The Principles of Suistanability“

DAFTAR PUSTAKA

Kasmudjo. 2010. Teknik Jitu Memilih KayuUntuk Aneka Penggunaan, Yogyakarta:Cakrawala Media.

Kusumowidagdo, Astrid. Etika Lingkungan PadaKarya Desain Interior, Jurnal DimensiInterior, Volume 3 No 2, Desember 2005.

Mahendra Wardhana, Review Riset Desain Interior,Perancangan dan Konsep Desain Interior,share.its.ac.id, diakses 19 April 2014.

Mariana, Claudia. dan Eddy Madiono, Pengelolaandan Pengembangan Usaha AksesorisInterior Pada PT Cahaya SuksesDecorindo di Sidoarjo, jurnal ilmiah AgoraVol.1 No. 1, Program Manajemen Bisnis,Program Studi Manajemen, UniversitasKristen Petra, Surabaya.

Pile, John F. 1998. Interior Design, New York:Harry N Abrams, Inc.

Raffles,Thomas Stamford. 2008, History of Java,Yogyakarta: Penerbit Narasi terjemahan1st.

Various. “ Guiding Principles of Sustainable Design.”THE PRINCIPLES OFSUSTAINABILITY.

Diskusi dan Data Website

Data Ekspor DISPERIDAG Kota Surakarta 2012.Dr. Ramalis Sobandi dalam diskusi Panitia Bamboo

Biennale 2014, Senin 7 April 2014.Mustakim dkk. Bambu Sebagai Material Yang

Berkelanjutan dan Affordable untukPerumahan, artikel ilmiah dalamwww.academia.edu, diakses pada 19 Mei2014

Paulus Mintarga dalam diskusi dengan KomunitasGreen Design Majalah Griya ASRI diRempah Rumah Karya, 13 Juni 2013.

Prof. Elizabeth Anita Widjaja dalam acara MerajutBambu di Pendapa, Bale Tingal,Borobudur Magelang, April 2013.

Rumah Turi Sabet ASEAN Energy Award 2012, 2Oktober 2012, www.solopos.com,diakses 10 Mei 2014.

Siaran Pers Kementerian Perdagangan RepublikIndonesia, 22 April 2014.www.kemendag.go.id

Wardhana, Mahendra. Review Riset Desain Interior,Perancangan dan Konsep Desain Interior,share.its.ac.id, diakses 19 April 2014.