Komposisi Magma
-
Upload
ahmad-al-imbron -
Category
Documents
-
view
6 -
download
3
description
Transcript of Komposisi Magma
Komposisi Magma
Karena suhu magma sangat tinggi dan keberadaannya sangat jauh di dalam Bumi, maka kita
tidak dapat mengambil sampel magma dan kemudian mempelajarinya untuk mengetahui
komposisinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui komposisi magma dilakukan melalui
pendekatan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku.
Pendekatan dengan menganalisa batuan beku masih kurang, karena belum dapat mengetahui
komponen penyusun magma yang berupa gas. Karena gejala volkanisme adalah manifestasi
dari kemunculan magma di permukaan Bumi, maka untuk mengetahui kandungan gas dalam
magma dipelajari aktifitas vulkanisme.
Dari uraian di atas maka, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seluruh unsur kimia
yang ada di Bumi, kecuali buatan, terdapat di dalam magma; hanya kelimpahan dari unsur-
unsur tersebut yang berbeda.
Komposisi kimia magma sangat kompleks. 99% dari magma tersusun oleh 10 unsur kimia,
yaitu Silikon (Si), Titanium (Ti), Aluminium (Al), Besi (Fe), Magmesium (Mg), Kalsium
(Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Dengan konvensi, komposisi kimia magma dinyatakan dalam persen berat (% berat). Dalam
bentuk senyawa kimia, unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk SiO2, TiO2, Al2O3,
FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.
Tentang kelimpahannya, secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak, menyusun lebih
dari 50 % berat magma. Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun 44 % berat magma,
dan sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O menyusun 6 % berat magma. Pada kenyataannya,
kelimpahan unsur-unsur tersebut sangat bervariasi, tergantuk pada karakter komposisi
magma.
Tipe magma berdasarkan komposisi kimianya secara sederhana dapat diklasifikasikan
menjadi Mangama Basaltik, Andesitik dan Riolitik.
Tipe dan Sifat Magma
Magma dapat dibedakan berdasarkan kandungan SiO2. Dikenal ada tiga tipe magma, yaitu:
1. Magma Basaltik (Basaltic magma) – SiO2 45-55 %berat; kandungan Fe dan Mg
tinggi; kandungan K dan Na rendah.
2. Magma Andesitik (Andesitic magma) – SiO2 55-65 %berat, kandungan Fe, Mg, Ca,
Na dan K menengah (intermediate).
3. Magma Riolitik (Rhyolitic magma) – SiO2 65-75 %berat, kandungan Fe, Mg dan Ca
rendah; kandungan K dan Na tinggi.
Tiap-tiap magma memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkuman dari sifat-sifat mangma
itu seperti terlihat di dalam Tabel.
Rangkuman Sifat-sifat MagmaTipe Magma
Batuan Beku yang dihasilkan
Komposisi Kimia Temperatur Viskositas Kandungan Gas
Basaltik Basalt 45-55 SiO2 %, kandungan Fe, Mg, dan Ca tinggi, kandungan K, dan Na rendah.
1000 – 1200oC Rendah Rendah
Andesitik Andesit 55-65 SiO2 %, kandungan Fe, Mg, Ca, Na, dan K menengah.
800 – 1000oC Menengah Menengah
Rhyolitik Rhyolit 65-75 SiO2 %, kandungan Fe, Mg, dan Ca rendah, kandungan K, dan Na tinggi.
650 – 800 oC Tinggi Tinggi
Temperatur magma tidak diukur secara langsung, melainkan dilakukan di laboratorium dan
dari pengamatan lapangan.
Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu akan
lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi. Analoginya
sama seperti gas yang terlarut di dalam minuman ringan berkaborasi di dalam botol dengan
tekanan tinggi. Ketika, tutup botol dibuka, tekanan turun dan gas terlepas membentuk fase
tersendiri yang kita lihat dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Juga sering kita lihat
ketika pemberian meali bagi para pemenang balap kenderaan. Kepada mereka diberikan
minuman di dalam botol dan kemudian mereka mengkocok-kocok botol tersebut sebelum
membuka tutupnya. Kemudian, ketika tutup botol yang telah dikocok itu dibuka, maka
tersemburlah isi botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma ketika keluar
dari dalam bumi. Kandungan gas di dalam magma ini akan mempengaruhi sifat erupsi dari
magma bila keluar ke permukaan bumi.
Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir. Cairan dengan
viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir daripada cairan dengan
viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma.
Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur magma. Makin tinggi
kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya, makin
tinggi temperaturnya, makin rendah viskositasnya. Jadi, magma basaltik lebih mudah
mengalir daripada magma andesitik atau riolitik. Demikian pula, magma andesitik lebih
mudah mengalir drripada magma riolitik.
Perubahan Komposisi Magma
Proses pembekuan magma menjadi batuan dimulai dari pembentukan kristal-kristal mineral.
Sesuai dengan komposisi kimianya, pembentukan kristal-kristal mineral itu terjadi pada
temperatur yang berbeda-beda. Perlu dipahami bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti
ada unsur-unsur kimia dari larutan magma yang diambil dan diikat ke dalam kristal, sehingga
kandungan unsur itu di dalam cairan atau larutan magma berkurang.
Bila kristal-kristal yang terbentuk di dalam magma memiliki densitas lebih besar daripada
magma, maka kristal-kristal akan mengendap dan cairan akan terpisah dari kristal..
Sebaliknya bila kristal-kristal yang terbentuk lebih rendah densitasnya dripada magma, maka
kristal-kristal akan mengapung. Bila cairan magma keluar karena tekanan, maka kristal-
kristal akan tertinggal.
Keadaan tersebut akan merubah komposisi kimia cairan magma sisa. Apabila banyak
komposisi kimia yang berkurang dari magma awal karena pembentukan kristal-kristal
mineral, maka akan terbentuk magma baru dengan komposisi yang berbeda dari magma
awalnya. Perubahan komposisi kimia magma seperti itu disebut sebagai diferensiasi magma
oleh fraksinasi kristal (magmatic differentiation by crystal fractionation). Proses inilah yang
dapat menyebabkan magma basaltik di dalam suatu gunungapi dapat berubah dari basaltik
menjadi andesitik dan bahkan riolitik. Perubahan komposisi magma inilah yang dapat
merubah tipe erupsi suatu gunungapi.