KOMPONEN UTAMA PLTU
-
Upload
putra-saputra -
Category
Documents
-
view
195 -
download
5
description
Transcript of KOMPONEN UTAMA PLTU
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. International Power Mitsui Operation & Maintenance
Indonesia (IPMOMI) adalah salah satu perusahaan swasta yang
mempunyai spesialisasi bergerak di bidang energi listrik dengan kawasan
power plant yang berada di sub-district PLTU Paiton Unit 7 & 8. PLTU
swasta ini dimiliki oleh Paiton Energy Company yang dioperasikan oleh
PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia
(IPMOMI). PLTU Swasta Paiton Unit 7 & 8 merupakan dua unit
pembangkit listrik turbo generator berbahan bakar batubara dengan
kapasitas masing – masing berkapasitas 615 MW, sehingga total
kapasitas energi listrik yang dihasilkan dua unit tersebut adalah 1230
MW. Kedua unit ini beroperasi dengan rata – rata 8.943.043 MW/tahun
dengan konsumsi batubara 4,3 juta ton/tahun. Batubara (coal) digunakan
sebagai sumber energi dengan harga 10-15 % lebih murah dari harga
pasar dengan kontrak jangka panjang. Kontrak dilakukan dengan
beberapa produsen batubara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Timur. Batubara tersebut nantinya ditampung di penimbunan batubara
yang disebut coal pile.
PT. IPMOMI telah menjadi salah satu penghasil dan pendistribusi
energi listrik terbesar di Indonesia dengan memiliki kapasitas 1230 MW
dan hal ini tentu saja memerlukan perhatian yang lebih dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerjanya. Karena jika sampai terjadi
kecelakaan di PT. IPMOMI ini, akan menyebabkan hilangnya pasokan
listrik bagi beberapa daerah besar di Indonesia. Oleh karena itu maka
diperlukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja mengingat dalam
operasinya memiliki resiko yang sangat besar.
2
Pembangkit listrik lenaga uap mengubah energi thermal yang
dimiliki oleh uap (steam) menjadi energi listrik, melalui pememanfaatan
air laut untuk menghasilkan steam yang akan digunakan sebagai
penghasil energi thermal. Bahan bakar yang umumnya banyak digunakan
di PLTU adalah batubara. Prinsip kerja PLTU Paiton unit 7 dan 8 secara
umum adalah pembakaran batubara pada boiler untuk memanaskan air
dan mengubah air tersebut menjadi uap yang sangat panas yang
digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan tenaga listrik
dari kumparan medan magnet di generator. Sistem pengaturan yang
digunakan pada power plant ini menggunakan sistem pengaturan loop
tertutup, dimana air yang digunakan untuk beberapa proses merupakan
putaran air yang sama, hanya perlu ditambahkan jika memang level yang
ada kurang dari set pointnya. Bentuknya saja yang berubah, pada level
tertentu berwujud air, tetapi pada level yang lain berwujud uap. Proses
alir PLTU Paiton Unit 7 dan 8 dijelaskan pada Lampiran I.
Berdasarkan diagram pada Lampiran I dapat diketahui
komponen-komponen utama dari PLTU antara lain coal handling system,
pulverizer, air preheater, boiler, electrostatic presipitator, turbin dan
generator. Proses berawal dari air yang dipompa ke kondenser,
kemudian dari kondenser dipompa ke Condensate Polisher untuk
diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah itu dipompa ke
Feed Water Heater untuk dipanaskan dan kemudian dialirkan ke
Daerator untuk menghilangkan gas – gas O2 dan CO2 kemudian dipompa
lagi menuju ke feed water heater yang selanjutnya akan diteruskan di
Economizer untuk dinaikkan temperaturnya dan selanjutnya menuju ke
Steam Drum untuk dipisahkan antara uap dan air, setelah itu super
heated steam yang ada akan melalui first super heater, secondary super
heater dan membentuk super heated steam yang akan digunakan untuk
memutar HP turbine sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun
sehingga SH steam-nya perlu pemanasan ulang yang terjadi di re heater,
dari re heater ini SH steam akan dikembalikan untuk memutar IP dan LP
turbin. Didalam turbin ini akan terjadi konversi energi thermal dari steam
3
menjadi energi mekanis berotasi yang menyebabkan rotor turbin
berputar. Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan Generator dan
akhirnya oleh generator energi mekanis akan diubah menjadi energi
listrik
Untuk menggerakkan sudu – sudu turbin diperlukan uap dari
boiler yang ditransfer oleh Boiler Feed Pump Turbine (BFPT). Pada 1
(satu) unit PLTU terdapat 2 turbin driven (BFPT) yang di switch secara
bergantian. Switch tersebut dilakukan untuk menyamakan beban antara
turbin driven yang satu dengan yang lain supaya memperlama usia turbin
driven tersebut dan memperpanjang waktu maintenance. Lokasi dari
BFPT ini terletak di mensanin floor pada turbine building.
Boiler Feed Pump Turbine ini digunakan setelah proses PLTU
berjalan dengan stabil. Untuk awal penyalaan proses di PLTU
menggunakan motor driven feed pump yang menggunakan energi listrik
untuk penggeraknya. Ketika Boiler sudah beroperasi dan menghasilkan
uap yang cukup dan konstan, maka motor driven tersebut dimatikan
karena untuk menyalakan motor driven diperlukan daya dan biaya yang
sangat besar. Oleh karena itu ketika Boiler sudah menghasilkan steam,
maka turbin driven dinyalakan sebagai pengganti motor driven.
Penggerak dari turbin driven adalah steam atau uap yang
dihasilkan oleh boiler sendiri, akan tetapi fungsi dari boiler feed pump itu
sendiri adalah untuk memompa air dari deaerator ke boiler sedangkan
deaerator itu sendiri berfungsi untuk memanaskan air pengisi boiler dan
menghilangkan udara dalam air. Fungsi lain dari BFPT adalah untuk
menaikkan tekanan pada boiler apabila boiler kekurangan pressure
dengan cara menambahkan suplai air ke boiler yang kemudian diuapkan.
Pada BFPT terdapat suatu pompa yang berfungsi sebagai pompa untuk
lube oil (pelumas), sehingga faktor untuk memicu terjadinya kebakaran
di mesin ini juga sangat besar, diantaranya adalah temperatur dan
electric. Dimana kedua faktor tersebut sangat mungkin menyebabkan
terjadinya suatu bahaya kebakaran yang ditambah dengan adanya tangki
penyimpanan oli pada mesin tersebut dan dapat juga mengakibatkan
4
ledakan. Untuk ruangan mesin BFPT termasuk dalam kategori diruang
tertutup (Turbine Building) akan tetapi dilihat dari lay out faktor air flow
ataupun ambience temperatur juga kategorinya termasuk dalam kategori
ruang terbuka.
Berdasarkan pada risk level yang ada untuk electrical shock,
Pressurized Steam dan Explosion pada BFPT ini adalah moderate. Selain
itu potensi yang diperkirakan bahaya lainnya adalah saluran pipa
hydrogen yang terletak ± 3 m dari BFPT. Untuk risk level moderate
diperlukan adanya suatu tindakan untuk mengurangi risiko dan dibatasi
atau diadakan pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam
jangka waktu yang ditentukan. Sedangkan dari segi bangunan di PLTU
menurut NFPA 850 untuk fire protection untuk bangunan listrik secara
umum dan bangunan pembangkit listrik yang mengharuskan adanya
suatu proteksi kebakaran pada bangunan listrik atau pada suatu gedung
atau bangunan yang didalamnya terdapat suatu potensi bahaya kebakaran
dan ledakan yang disebabkan oleh arus listrik, maka diperlukan suatu
proteksi kebakaran. Dalam proteksi kebakaran dapat menggunakan foam
tipe AFFF 3%, sehingga perlu dirancang suatu system pemadam
kebakaran yang menggunakan system foam.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana rancangan system Fire Protection dengan menggunakan
system low expansion foam ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang system Fire Protection dengan menggunakan low expansion
foam.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai perancangan system
fire protection, khususnya dengan menggunakan low expansion foam.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk pemasangan fire
protection low expansion foam di ruang BFPT.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan dilakukan di Plan 7 pada mesin BFPT di PT.
IPMOMI Paiton
2. Proteksi kebakaran hanya di BFPT - PT. IPMOMI Plan 7 Paiton.
3. Untuk penilaian risk, diambil dari tabel HIRA.
4. Besarnya viskositas foam solution diasumsikan sama dengan viskositas
air.
5. Daya pompa untuk fire protection yang digunakan adalah pompa utama.
6. Perhitungan rugi head loss hanya dimulai dari pipa utama (main pipe)
sampai dengan nozzle sprinkler foam.