KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

5
KOMPLIKASI 1. Edema dan ascites Ketika sirosis hati menjadi parah, tanda-tanda dikirim ke ginjal-ginjal untuk menahan garam dan air didalam tubuh. Kelebihan garam dan air pertama-tama berakumulasi dalam  jaringan dibawah kulit pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki karena efek gaya  berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi cairan ini disebut edema atau pitting edema. (Pitting edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah ujung jari dengan kuat pada suatu pergelangan atau kaki dengan edema menyebabkan suatu lekukan pada kulit yang  berlangsung untuk beberapa waktu setelah pelepasan dari tekanan. Ketika sirosis memburuk dan lebih banyak garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin  berakumulasi dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. Akumulasi cairan ini (disebut ascites) menyebabkan pembengkakkan perut, ketidaknyamanan perut, dan berat badan yang meningkat.

Transcript of KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

7/16/2019 KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-sirosis-hepatis-563388d37f5f9 1/5

KOMPLIKASI

1.  Edema dan ascites

Ketika sirosis hati menjadi parah, tanda-tanda dikirim ke ginjal-ginjal untuk menahan

garam dan air didalam tubuh. Kelebihan garam dan air pertama-tama berakumulasi dalam

 jaringan dibawah kulit pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki karena efek gaya

 berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi cairan ini disebut edema atau pitting edema.

(Pitting edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah ujung jari dengan kuat pada

suatu pergelangan atau kaki dengan edema menyebabkan suatu lekukan pada kulit yang

 berlangsung untuk beberapa waktu setelah pelepasan dari tekanan. Ketika sirosis

memburuk dan lebih banyak garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin

 berakumulasi dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. Akumulasi

cairan ini (disebut ascites) menyebabkan pembengkakkan perut, ketidaknyamanan perut,

dan berat badan yang meningkat.

7/16/2019 KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-sirosis-hepatis-563388d37f5f9 2/5

2.  Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP)

Cairan dalam rongga perut (ascites) adalah tempat yang sempurna untuk bakteri-

 bakteri berkembang. Secara normal, rongga perut mengandung suatu jumlah yang sangat

kecil cairan yang mampu melawan infeksi dengan baik, dan bakteri-bakteri yang masuk 

ke perut (biasanya dari usus) dibunuh atau menemukan jalan mereka kedalam vena portal

dan ke hati dimana mereka dibunuh. Pada sirosis, cairan yang mengumpul didalam perut

tidak mampu untuk melawan infeksi secara normal. Sebagai tambahan, lebih banyak 

 bakteri-bakteri menemukan jalan mereka dari usus kedalam ascites. Oleh karenanya,

infeksi didalam perut dan ascites, dirujuk sebagai spontaneous bacterial peritonitis atau

SBP, kemungkinan terjadi. SBP adalah suatu komplikasi yang mengancam nyawa.

Beberapa pasien-pasien dengan SBP tdak mempunyai gejala-gejala, dimana yang lainnya

mempunyai demam, kedinginan, sakit perut dan kelembutan perut, diare, dan

memburuknya ascites.

3.  Perdarahan dari Varises-Varises Kerongkongan (Oesophageal Varices)

Pada sirosis hati, jaringan parut menghalangi aliran darah yang kembali ke jantung

dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal (hipertensi portal). Ketika

tekanan dalam vena portal menjadi cukup tinggi, ia menyebabkan darah mengalir di

sekitar hati melalui vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung.

Vena-vena yang paling umum yang dilalui darah untuk membypass hati adalah vena-vena

yang melapisi bagian bawah dari kerongkongan (esophagus) dan bagian atas dari

lambung.

Sebagai suatu akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan tekanan yang

diakibatkannya, vena-vena pada kerongkongan yang lebih bawah dan lambung bagian

atas mengembang dan mereka dirujuk sebagai esophageal dan gastric varices; lebih tinggi

tekanan portal, lebih besar varices-varices dan lebih mungkin seorang pasien mendapat

 perdarahan dari varices-varices kedalam kerongkongan (esophagus) atau lambung.

Perdarahan juga mungkin terjadi dari varices-varices yang terbentuk dimana saja

didalam usus-usus, contohnya, usus besar (kolon), namun ini adalah jarang. Untuk sebab-

sebab yang belum diketahui, pasien-pasien yang diopname karena perdarahan yang secara

aktif dari varices-varices kerongkongan mempunyai suatu risiko yang tinggi

mengembangkan spontaneous bacterial peritonitis.

4.  Hepatic encephalopathy

Beberapa protein-protein dalam makanan yang terlepas dari pencernaan dan

 penyerapan digunakan oleh bakteri-bakteri yang secara normal hadir dalam usus. Ketika

7/16/2019 KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-sirosis-hepatis-563388d37f5f9 3/5

menggunakan protein untuk tujuan-tujuan mereka sendiri, bakteri-bakteri membuat

unsur-unsur yang mereka lepaskan kedalam usus. Unsur-unsur ini kemudian dapat

diserap kedalam tubuh. Beberapa dari unsur-unsur ini, contohnya, ammonia, dapat

mempunyai efek-efek beracun pada otak. Biasanya, unsur-unsur beracun ini diangkut dari

usus didalam vena portal ke hati dimana mereka dikeluarkan dari darah dan di-

detoksifikasi (dihilangkan racunnya).

Ketika unsur-unsur beracun berakumulasi secara cukup dalam darah, fungsi dari otak 

terganggu, suatu kondisi yang disebut hepatic encephalopathy. Tidur waktu siang hari

daripada pada malam hari (kebalikkan dari pola tidur yang normal) adalah diantara

gejala-gejala paling dini dari hepatic encephalopathy. Gejala-gejala lain termasuk sifat

lekas marah, ketidakmampuan untuk konsentrasi atau melakukan perhitungan-

 perhitungan, kehilangan memori, kebingungan, atau tingkat-tingkat kesadaran yang

tertekan. Akhirnya, hepatic encephalopathy yang parah/berat menyebabkan koma dan

kematian.

5.  Hepatorenal syndrome

Pasien-pasien dengan sirosis yang memburuk dapat mengembangkan hepatorenal

syndrome. Sindrom ini adalah suatu komplikasi yang serius dimana fungsi dari ginjal-

ginjal berkurang. Itu adalah suatu persoalan fungsi dalam ginjal-ginjal, yaitu, tidak ada

kerusakn fisik pada ginjal-ginjal. Sebagai gantinya, fungsi yang berkurang disebabkan

oleh perubahan-perubahan dalam cara darah mengalir melalui ginjal-ginjalnya.

Hepatorenal syndrome didefinisikan sebagai kegagalan yang progresif dari ginjal-ginjal

untuk membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah-jumlah urin yang

memadai walaupun beberapa fungsi-fungsi penting lain dari ginjal-ginjal, seperti

 penahanan garam, dipelihara/dipertahankan.

7/16/2019 KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-sirosis-hepatis-563388d37f5f9 4/5

6.  Hepatopulmonary syndrome

Jarang, beberapa pasien-pasien dengan sirosis yang berlanjut dapat mengembangkan

hepatopulmonary syndrome. Pasien-pasien ini dapat mengalami kesulitan bernapas

karena hormon-hormon tertentu yang dilepas pada sirosis yang telah berlanjut

menyebabkan paru-paru berfungsi secara abnormal. Persoalan dasar dalam paru adalah

 bahwa tidak cukup darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah kecil dalam paru-

 paru yang berhubungan dengan alveoli (kantung-kantung udara) dari paru-paru. Darah

yang mengalir melalui paru-paru dilangsir sekitar alveoli dan tidak dapat mengambil

cukup oksigen dari udara didalam alveoli. Sebagai akibatnya pasien mengalami sesak 

napas, terutama dengan pengerahan tenaga.

7.  Hyperspleenism

Limpa (spleen) secara normal bertindak sebagai suatu saringan (filter) untuk 

mengeluarkan/menghilangkan sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan platelet-

 platelet (partikel-partikel kecil yang penting uktuk pembekuan darah) yang lebih tua.

Darah yang mengalir dari limpa bergabung dengan darah dalam vena portal dari usus-

usus. Ketika tekanan dalam vena portal naik pada sirosis, ia bertambah menghalangi

aliran darah dari limpa. Darah tersendat dan berakumulasi dalam limpa, dan limpa

membengkak dalam ukurannya, suatu kondisi yang dirujuk sebagai splenomegaly.

Adakalanya, limpa begitu bengkaknya sehingga ia menyebabkan sakit perut.

Ketika limpa membesar, ia menyaring keluar lebih banyak dan lebih banyak sel-sel darah

dan platelet-platelet hingga jumlah-jumlah mereka dalam darah berkurang.

Hypersplenism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini, dan itu

 behubungan dengan suatu jumlah sel darah merah yang rendah (anemia), jumlah sel darah

 putih yang rendah (leucopenia), dan/atau suatu jumlah platelet yang rendah

(thrombocytopenia). Anemia dapat menyebabkan kelemahan, leucopenia dapat menjurus

 pada infeksi-infeksi, dan thrombocytopenia dapat mengganggu pembekuan darah dan

 berakibat pada perdarahan yang diperpanjang (lama).

7/16/2019 KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-sirosis-hepatis-563388d37f5f9 5/5

8.  Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)

Sirosis yang disebabkan oleh penyebab apa saja meningkatkan risiko kanker hati

utama/primer (hepatocellular carcinoma). Utama (primer) merujuk pada fakta bahwa tumor 

 berasal dari hati. Suatu kanker hati sekunder adalah satu yang berasal dari mana saja didalam

tubuh dan menyebar (metastasizes) ke hati.