Komplikasi OMSK

13
Komplikasi OMSK 1 Penyebab terjadinya komplikasi dari otitis media supuratif adalah karena kondisi sioal ekonomi yang rendah, kurangnya pendidikan dan kesadaran pasien mengenai kesehatan, dan kurangnya ketersediaan spesialis terlatih di daerah terpencil dimana fasilitas transportasi masih tidak memadai. Jalur penyebaran infeksi: 1. Erosi tulang langsung Pada infeksi akut terjadi dekalsifikiasi hiperemia. Pada infeksi kronik dapat menyebabkan osteitis, erosi oleh kolesteatoma atau jaringan granulasi 2. Tromboflebitis vena Vena pada kanal haversian berhubungan dengan vena dural yang mana akan berhubungan denga sinus vena dural dan vena superfisial otak. Kemudian infeksi dari tulang mastoid akan menyebabkan tromboflebitis sinus vena dan bahkan trombosis vena kortikal. 3. Preformed pathway Congenital dehiscences: di dalam kanal fasial tulang, lantai telinga tengah membatasi bulbus jugularis Sutura patensi: sutura petroskuamosa Fraktur tengkorak sebelumnya: lokasi fraktur sembuh sendirinya oleh skar fibrosis yang menyebabkan infeksi Defek surgikal: stapedektomi, fenestrasi dan mastoidektomi Tingkap oval dan tingkap bundar

description

membahas mengenai abses otak, mastoiditis dan kolesteatoma

Transcript of Komplikasi OMSK

Komplikasi OMSK1 Penyebab terjadinya komplikasi dari otitis media supuratif adalah karena kondisi sioal ekonomi yang rendah, kurangnya pendidikan dan kesadaran pasien mengenai kesehatan, dan kurangnya ketersediaan spesialis terlatih di daerah terpencil dimana fasilitas transportasi masih tidak memadai.Jalur penyebaran infeksi:1. Erosi tulang langsungPada infeksi akut terjadi dekalsifikiasi hiperemia. Pada infeksi kronik dapat menyebabkan osteitis, erosi oleh kolesteatoma atau jaringan granulasi2. Tromboflebitis venaVena pada kanal haversian berhubungan dengan vena dural yang mana akan berhubungan denga sinus vena dural dan vena superfisial otak. Kemudian infeksi dari tulang mastoid akan menyebabkan tromboflebitis sinus vena dan bahkan trombosis vena kortikal.3. Preformed pathwayCongenital dehiscences: di dalam kanal fasial tulang, lantai telinga tengah membatasi bulbus jugularisSutura patensi: sutura petroskuamosaFraktur tengkorak sebelumnya: lokasi fraktur sembuh sendirinya oleh skar fibrosis yang menyebabkan infeksiDefek surgikal: stapedektomi, fenestrasi dan mastoidektomiTingkap oval dan tingkap bundarInfeksi dari labirin dapat menjalar sepanjang meatus akustikus internal, akuaduktus vestibuli dan koklea ke meningenKomplikasi otitis media dibagi menjadi dua kelompok yaitu1. Intratemporal seperti mastoiditis, petrositis, paralisis fasialis, dan labirinitis.2. Intrakranial seperti abses ekstradural, abses subdural, meningitis, abses otak, tromboflebitis sinus lateral dan otitis hidrosefalus.

Terdapat infeksi langsung dari otitis media supuratif yang harus dibedakan dengan komplikasi, yakni:1. Perforasi membran timpani2. Erosis osikular3. Otitis media adesif dan atelektasis4. Timpanosklerosis5. Formasi kolesteatoma6. Kehilangan pendengaran konduktif karena erosi asikular atau fiksasi7. Kehilangan pendengaran sensorineural8. Gangguan bicara9. Disabilitas belajarKedua terakhir hanya terjadi pada saat perkembangan bayi atau anak.Mastoiditis akutAdalah inflamasi dari permukaan mukosa antrum dan sistem sel udara mastoid adalah bentuk bagian ini. Terminologi mastoiditis digunakan bila infeksi menyebar dari muksa yang merupakan lapisan sel udara mastoid, di mana akan melibatkan dinding tulang mastoid.Etiologi:Mastoiditis akut biasanya terjadi mengikuti OMA, terjadi pada pasien yang memiliki faktor risiko seperti campak, nutrisi kurang dan penyakit sistemik (DM). Streprococcus beta hemolitikus adalah organisme kausatif yang paling sering menyebabkan OMA. Organisme anaerob juga dikaitkan dengan mastoiditis.patologiLdua proses patologi yang terjadi yaitu:1. Produksi pus di bawah tekanan2. Dekalsifikasi hiperemis dan resorpsi osteoklastik dari dinding tulangEkstensi inflamasi ke lapisan mukoperiosteum meningkatkan jumlah produksi pus karena banyaknya permukaan yang terlibat. Drainase pus ini melalui perforasi membran timpani dan atau tuba eustachius, tidak dapat mengurangi kecepatan produksi pus. Pembengkakan mukosa antrum dan atik juga menghalangi drainase sistem sehingga menyebabkan akumulasi pus di bawah tegangan.Hiperemia dan pembengkakan mukosa menyebabkan disolusi kalsium dari dinding tulang sel udara mastoid (hiperemi dekalsifikasi). Kedua proses akan menyebabkan destruksi dan penghancuran sel udara mastoid, akan merubahnya menjadi kavitas ireguler yang terisi pus (empiema mastoid). Pus bisa menghancurkan korteks mastoid sehingga memicu abses subperiosteum yang akan pecah sehingga menyebabkan discharging fistula.

Gambaran klinisGejala yang ditemukan berupa: Nyeri di belakang telinga. Demam dapat persisten atau rekuren Cairan telinga pada mastoiditis menjadi belebihan dan lebih purulem. Bila cairan menetap lebih dari 3 minggu, pada kasus OMA, maka dicurgai terjadinya mastoiditisTanda yang ditemukan berupa: Nyeri mastoid: nyeri semakin memburuk bila terjadi peningkatan tekanan pada telinga tengah. Nyeri pada suprameatal triangle tidak bisa didiagnosis sebagai mastoiditis akut karena juga dapat ditemukan pada OMA karena inflamasi di antrum mastoid (antritis). Cairan telinga: cairan mukopurulen atau purulen, biasanya pulsatif (light-house effect), dapat dilihat bila berasal dari perforasi sentral pars tensa.Pemeriksaan: Hitung darah: ditemukan leukositosis PMN LED biasanya meningkat Mastoid X-ray terdapat awan pada sel udara karena kompula eksudat di dalamnya. Partisi tulang diantara sel-sel udara menjadi tidak jelas, namun sinus plate terlihat jelas. Pada stadium lanjut, ditemukan rongga yang ditemukan di mastoid. Swab telinga untuk kultur dan tes sensitivitasDiagnosis banding: Supurasi nodul limfatik mastoid: infeksi kulit kepala dapat menyebabkan pembesaran dan supurasi dari nodul limfoid mastoid sehingga menyebabkan abses. Namun biasanya tidak memiliki riwayat otitis media sebelumnya, cairan telinga atau ketulian. Abses biasanya superfisial. Frunkul meatus dapat dibedakan dari mastoiditis akut melalui: Ketiadaannya OMA sebelumnya Nyeri saat menggerakan pina, tekanan pada tragus atau dibawah kartilago meatus akan menyebabkan rasa nyeri. Pembengkakan meatus yang terbatas ada bagian kartilago Cairan tidak pernak mukoid atau mukopurulen. Pembesaran nodus limfa pre atau postaurikula Membran timpani masih normalPenatalaksanaan: Pasien diarwat inap Antibiotik: bila tidak dilakukan uji kultur dan uji sensitivitas, maka dapat dimulai dengan peberian amoksilin dan apisilin. Organisme anaerob juga dapat ditemukan sehingga bisa diberikan antibiotik anaerob seperti kloramfenikol dan metronidazol. Miringitomi: saat pus menyebabkan ketegangan hal ini dapat dikurangi dengan melakukan miringotomi luas. Kasus awal mastoiditid berespon terhadap tatalaksana konservatif dengan penggunaan antibiotik atau kombinasi dengan miringotomi. Mastoidektomi kortikal diindikasikan bila: Terdapat abses subperiosteal Kekenduran dinding meatus posterosuperior Positive reservoir sign: meatus terisi dengan cepat oleh pus setelah pus dikeluarkan Tidak ada perubahan kondisi atau pasien menjadi semakin memburuk meskipun tatalaksana medis sudah diberikan dalam kurun waktu 48 jam. Mastoiditis yang memicu komplikasi seperti paralisis fasialis, labirinitis, komplikasi intrakranial.Tujuan dari dilakukannya mastoidektomi kortikal adalah untuk membersihkan sel udara mastoid dan menghilangkan kantong nanah. Pemberian antibiotik yang adekuat harus dilanjutkan sampai 5 hari setelah mastodektomi.Komplikasi dari mastoiditis akut adalah: abses subperiosteal, labirinitis, paralisis fasialis, petrositosis, abses ekstradural, abses subdural, meningitis, abses otak, trombofeblitis sinus lateral, dan hirosefalus ototik.Abses otak onkogenikLima puluh persen abses otak terjadi pada dewasa dan 25% terjadi pada anak-anak berasal dari otogenik. Pada dewasa abses diikuti dengan OMSK dengan kolesteatoma, sementara pada anak, biasanya akibat dari OMA. Abses serebral 2 kali lebih sering terjadi sebagai abses serebelum.Rute infeksi: abses serebral berkembang sebagai akibat dari ekstensi langsung infeksi telinga tengah melalui tegmen atau melalui trombofeblitis retrograde, dimana pada kasus ini tegmen masih intak. Sering dihubungkan dengan abses ekstradural.Abses serebelum juga berkembang oleh ekstensi langsung melalui Trautmann's triangle atau trombofeblitis retrograde. Bakteriologi: ditemukan organisme aerob dan anaerob di dalamnya. Bakteri aerob yang dapat ditemukan adalah staphylococci pigenik, Strep. pneumoniae, Strep. haemolyticus, Proteus mirabilis, Esch. coli dan Ps. aeruginosa. Bakteri anaerob yang sering ditemukan adalah Peptostreptococcus dan Bacteroides fragilis. H. influenzae jarang ditemukan.Patologi: abses otak berkembang melalui 4 stadium yaitu:1. Stadium invasi (ensefalitis inisial): sering tidak tercatat karena gejalanya sangat ringan. Pasien dapat merasakan sakit kepala, subfebris, malasie, dan mengantuk.2. Stadium lokalisasi (abses laten): Tidak ada gejala pada stadium ini. mulai tebentuk kapsul pada stadium ini. stadium ini dapat menetap selama beberapa hari.3. Stadium pembesaran (abses manifes): Abses mulai membesar. Zona edema tampak bundar dan menyebabkan munculnya berbagai gejala. Gambaran klinis stadium ini adalah:a. Tekanan intrakranial meningkatb. Gangguan fungsi serebrum atau serebelum menyebabkan tanda dan gejala fokal4. Stadium terminasi (abses ruptur): abses yang ruptur akan meulas ke substansia alba masuk ke dalam ventrikel atau ruang subarakhnoid menyebabkan meningitis yang fatal.Gambaran klinis:Gambaran klinis dapat disebabkan karena: Peningkatan tekanan intrakranialTanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial: sakit kepala parah dan memburuk pada pagi hari; mual dan muntah yang pada kondisi lanjut menjadi muntah proyektil. Lebih sering terlihat pada lesi serebelum; derajat kesadaran berupa letargi, yang akan menjadi mengantuk, konfusi, stupor dan akhirnya koma; papiledem tidak ditemukan pada kondisi awal, biasanya muncul setelah terjadi peningkatan TIK yang menetap selama 2-3 minggu. Tampak awal pada abses serebral; suhu subnormal dan denyut nadi lambat. Gambaran terlokalisir Abses lobus temporalAfasia nominal: bila abses melibatkan hemisfer dominan misalkan pasien tidak dapat menyebutkan nama benda namun mengetahui fungsinya.Hemianopia homonim karena tekanan pada cabang optik. Paralisis motor kontralateralSerangan epilepsi akibat terlibatnya girus unsinatus sehingga terjadi halusinasi rasa, dan gerakan bibir dan lidah tanpa disadari. Kejang umum dapat terjadi.Perubahan pupil dan palsi okulomotor merupakan tanda herniasi transtentorial Abses serebelumSakit kepala karena terlibatnya regio suboksipital dan dihubungkan dengan kaku leherNistagmus spontan sering ditemukan dan umumnya pada sisi lesiKelemahan dan hipotonia ipsilateralAtaksia ipsilateralPast-pointing and intention tremorDysdiadokokinesia PemeriksaanX-rays tengkorakUntuk melihat adanya midline shift, bila kelenjar pineal terkalsifikasi, dan juga akan menampakan adanya gas di dalam rongga abses.CT scanDapat melihat lokasi dan ukuran dari abses. Juga menggambarkan adalah abses ekstradural, trombosis sinus sigmoid X-ray mastoid atau CT scanPungsi lumbal bila dicurigai adanya meningitisTatalaksanaMedis: antibiotik dosis tinggi diberikan secara parenteral. Karena infeksinya biasanya campuran, antibiotik dapat dikombinasi. Kloramfenikol dan generasi ketiga sefalosporin biasanya efektif. Bacteroides fragilis adalah anaerob obligat serinf ditemukan pada abses otak, berespon terhadap metronidazol. Antibiotik aminoglikosida seperti gentamisin, mungkin diperlukan bila infeksi yang dicurgai adalah pseudomonas atau proteus.Peningkatan tekanan intrakranial dapat diturunkan dengan deksametason 4 mg IV setiap 6 jam atau manitol 20% dengan dosis 0,5g/kg BB.Cairan telinga harus dibersihkan dan diberikan tetes telingaBedah sarafBila abses dibersihkan dengan aspirasi harus diikuti dengan pemeriksaan CT Scan dan MRI secara berulang untuk memastikan bahwa pus telah hilang dan abses mengecil. Abses yang luas atau ukurannya yang tidak mengecil membutuhkan eksisi. Pus dihilangkan dari abses dan harus dikultur untuk menemukan kesensitifannya. Penisilin dapat diberikan ke dalam abses setelah diaspirasi.OtologiOMA dapat dapat membaik dengan pemberian antibiotik untuk abses, OMSK membutuhkan mastoidektomi radikal untuk menghilangkan area terinfeksi. Bedah telinga dilakukan hanya setelah abses telah dikontrol dengan antiniotik atau tindakan bedah saraf. Kolesteatoma2Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel keratin. Deskuamasi terbentuk terus menerus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar. Epitel kulit berada pada tempat yang salah atau epitel kulit terperangkap.Patogenesis: epitel kulit di liang telinga merupakan daerah cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen yang padat di liang telinga dalam waktu yang lama maka dari epitel kulit yang berada di bagian medial dari serumen tersebut akan terperangkap sehingga membentuk kolesteatoma. Kolesteatom dibagi atas dua jenis:1. Kolesteatoms kongenitasl yang terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada telinga dengan mebran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi.2. Kolesteatoma akuisita terbagi atas dua jenis:a. Kolesteatoma akuisita primer yang terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membran timpani. Kolesteatoma timbul oleh proses invaginasi dan membran timpani pars flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akbiat gangguan tubab. Kolesteatoma akuisita sekunder terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi memberan timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama (teori metaplasia).Kolesteatoma adalah media yang baik untuk tempat pertumbuhan kuman (infeksi), yang paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas aeruginosa. Sebaliknya infeksi dapat memicu respon imun lokal yang mengakibatkan produksi berbagai mediator inflamasi dan berbagai sitokin. Sitokin yang terdapat di dalam kolesteatoma adalah inteleukin I (IL-1), IL-6, tumor necrosis factor- alfa (TNF-alfa), dan transforming growth factor (TGF). Zat-zat ini dapat menstimulasi sel-sel keratinosit matriks kolesteatoma bersifat hiperproliferatif, destruktif, dan mampu berangiogenesis.Masa kolesteatoma dapat mendesak dan menekan organ sekitarnya serta menimbukan nekrosis terhadap tulang yang diperburuk oleh kondisi liang telinga yang asam karena pembusukan bakteri. Proses nekrosis ini akan mempermudah timbulnya komplikasi seperti labirinitis, meningitis dan abses otak.1. Dhingra PL, Dhingra S. Disease of Ear, Nose and Throat. Edisi 5. Elsevier. 200???2. Djaafar ZA, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam soepardi EA, Iskandar N, Baaharudin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidunf Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta: BPFKUI, 2012. 63-4.