komplikasi intubasi

8
TRAUMA JALAN NAPAS Insersi tracheal tube yang kaku sering melukai jringan lunak jalan napas Kerusakan gigi paling sering Komplikasi bisa terjadi dari nyeri tenggorokan sampai stenosis trakea. Yang terjadi dikarenakan tekanan berkepanjangan pada struktural jalan napas yang sensitif Ketika tekanan nya melebihi tekanan darah kapiler-arteriolar kira’’ 30 mmHg, iskemi jaringan dapat berlanjut menjadi inflamasi, ulserasi, granulasi, dan stenosis (iskemik kartilago trakeal Pemompaan manset pada tekanan minimum yang menciptakan sumbatan selama ventilasi tekanan positif (kira’’ 20mmHg) menurunkan aliran darah trakea kurang lebih 75% pada tempat manset. Post intubasi croup yang disebabkan oleh edema glotis, laring, atau trakea merupakan kejadian serius pada anak, pemberian kortikosteroid untuk pencegahan masih kontroversial. Paralisis pita suara yang disebabkan kompresi manset atau trauma pada saraf laringeal rekuren dapat menyebabkan suara serak dan peningkatan terjadinya aspirasi karena saraf laringeal rekuren yang mempersarafi sebagian besar otot laring, untuk menelan, membantu penutupan glotis pada saat refleks batuk. Insiden meningkat pada obes, kesulitan intubasi, anesteesi yang lama. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan pipa yang lebih kecil. Pengulangan melakukan laringoskopi dapat menyebabkan edema periglotic dan ketidakmampuan untuk ventilasi dengan face mask.

description

komplikasi intubasi

Transcript of komplikasi intubasi

PowerPoint Presentation

Trauma jalan napasInsersi tracheal tube yang kaku sering melukai jringan lunak jalan napasKerusakan gigi paling seringKomplikasi bisa terjadi dari nyeri tenggorokan sampai stenosis trakea.Yang terjadi dikarenakan tekanan berkepanjangan pada struktural jalan napas yang sensitifKetika tekanan nya melebihi tekanan darah kapiler-arteriolar kira 30 mmHg, iskemi jaringan dapat berlanjut menjadi inflamasi, ulserasi, granulasi, dan stenosis (iskemik kartilago trakealPemompaan manset pada tekanan minimum yang menciptakan sumbatan selama ventilasi tekanan positif (kira 20mmHg) menurunkan aliran darah trakea kurang lebih 75% pada tempat manset. Post intubasi croup yang disebabkan oleh edema glotis, laring, atau trakea merupakan kejadian serius pada anak, pemberian kortikosteroid untuk pencegahan masih kontroversial.Paralisis pita suara yang disebabkan kompresi manset atau trauma pada saraf laringeal rekuren dapat menyebabkan suara serak dan peningkatan terjadinya aspirasi karena saraf laringeal rekuren yang mempersarafi sebagian besar otot laring, untuk menelan, membantu penutupan glotis pada saat refleks batuk. Insiden meningkat pada obes, kesulitan intubasi, anesteesi yang lama. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan pipa yang lebih kecil.Pengulangan melakukan laringoskopi dapat menyebabkan edema periglotic dan ketidakmampuan untuk ventilasi dengan face mask.

Kesalahan posisi ETTIntubasi esofageal yang tidak di sadari dapat menyebabkan kekacauan. Pencegahan komplikasi ini bergantung pada pengelihatan langsung akan ujung ETT melewati pita suara, auskultasi ada tidaknya suara napas yang bilateral, ada tidaknya gurgling lambung saat ventilasi dengan ETT, analisis ada tidaknya CO2 pada gas ekspirasi, radiografi dada, FOBKomplikasinya ruptur esofagus, mediastinitis (nyeri tenggorok, demam, sespsis, crepitus)Walau sudah masuk ke trakea bisa terjadi masuk ke dalaman, biasa masuk ke kanan krn posisi bronkus nya. Untuk mendiagnosis ini adalah suara napas unilateral, tidak terabanya manset saat di inflasi.Sedangkan, insersi yang kurang dalam akan menyebabkan manset terposisi di laring yang dapat menyebabkan trauma laringeal. Dapat di deteksi dengan palpasi manset pada kartilago tiroidJadi setiap selesai melakukan ETT, harus di periksa auskultasi dada, kapnografi, palpasi manset.

Respons fisiologiLaringoskopi dan ETT menghalangi refleks proteksi jalan napas pasien dan dapat menyebabkan hipetensi dan takikardi bila dilakukan pada general anestesi yang dangkal.Spasme laring adalah spasme kuat otot laring yang involunter dikarenakan stimulasi sensori pada sarah laringeal superior. Triger nya adalah sekresi sekret faring, lewatnya ETT saat ekstubasi. Diobati dengan pemberian ventilasi tekanan positif o2 100% atau lidokasin iv 1-1,5 mg/kg. jika tetep ada kasi suksinilkolin 0,25-0,5 mg/kgBronkospasme adalah refleks respon pada intubasi yang biasa terjadi pada orang asma.KomplikasiLaringoskopi dan IntubasiTrauma Jalan NapasLaserasi pada bibir, lidah, dan mukosaKerusakan gigi geligiDislokasi mandibulaNyeri tenggorokInflamasi dan laserasi mukosa jalan napasParalisis pita suaraMeningkatnya resiko aspirasiStenosis trakeaKesalahan Posisi ETTIntubasi esofagusRuptur esofgusMediastinitisIntubasi yang terlalu dalamKolaps paru kontralateralHiperinflasi paru yang terintubasiIntubasi yang kurang dalamTrauma laringRespon fisiologiSpasme laringSpasme bronkus

Malfungsi ETTKerusakan pada pipa trakealPipa polyvinyl chlorideKerusakan pada manset