Kompilasi Ekstraksi 1 Dan 2

71
EKSTRAKSI Kelompok 2 : Rizki Dwi Pangesti Agnia Husnul Arofi

description

ekstraksi lengkap

Transcript of Kompilasi Ekstraksi 1 Dan 2

EKSTRAKSI

EKSTRAKSIKelompok 2 :Rizki Dwi PangestiAgnia Husnul ArofiPengertian EkstraksiEkstraksi merupakan suatu metode pemisahan berdasarkan kelarutan suatu zat yang tak saling campur. Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam pelarut. Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organic atau anorganik. Jika zat organic yang akan dihasilkan maka pelarut yang digunakan juga zat organic begitu pula sebaliknya untuk anorganik.Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai maka hasil yang diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena pelarutnya tidak tepat. Tujuan EkstraksiTeknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium.Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair yang dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang dikenal sebagai ekstraksi soxhlet.Lanjutan :Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair yang dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang dikenal sebagai ekstraksi soxhlet.Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan sifat melarut dari masing-masing bagian bahan terhadap pelarut yang digunakan

Proses Ekstraksi dapat Berlangsung pada :Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri.Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.

Prinsip Dasar EkstraksiEkstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut.Lanjutan :Proses ekstraksi dengan pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran.Berdasarkan hal di atas, maka prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K). Lanjutan :Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur.Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :P + V = C + 2 Keterangan : P = fase C = Komponen V = Derjat kebebasan

Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1, jadi kita akan dapat :2 + 1 = 1 + 2, yaitu P + V = C + 2Menurut Hukum distribusi Nernst :Tetapan distribusi atau koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus:

Kd = Koefisien distribusi,Co = konsentrasi larutan pada pelarut organik,Ca = konsentrasi larutan pada pelarut air.

Lanjutan :Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarut itu. angaka banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada.

Metode EkstraksiEkstraksi cara dinginMASERASI PERKOLASI Ekstraksi cara panasREFLUKS SOXHLETDIGESTI INFUNDASI Macam-Macam EkstraksiSecara garis besar, ada dua macam yaitu :Ekstraksi Padat-CairEkstraksi padat - cair yaitu suatu metode pemisahan campuran terlarut yang terdapat dalam sampel padat missal: bahan alam, daun, rimpang , kayu dan sebagainya, dengan menggunakan pelarut organic. Contoh pemisahan minyak dari biji kemiri, kedelai, kelapa dan sebagainya.

Ekstraksi Cair-CairEkstraksi cair cair adalah suatu peristiwa pemindahan suatu zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur. Ekstraksi ini sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dengan menggunakan alat corong pisah atau berupa alat counter current craig.Ekstraksi sedikitnya terdiri dari dua tahap, yaltu :Pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut,yait Setelah dikocok kemudian didiamkan maka Zat Terlarut akan terdistribusi dengan sendirinya kedalam dua pelarut tersebut.Pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin yaitu Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).

Ekstraksi memiliki beberapa jenis sistem yang bekerja sesuai beberapa cara kerja tertentu. Berikut ialah macam beserta contohnya.1. Ekstraksi KelatIalah ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.Contoh Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan distizon pada pelarut CCl42. Ekstraksi Solvasiialah ekstraksi dimanazat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan Dietil eter atau ekstraksi uranium dari mediaasam nitrat dengan Tributil Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi logamke fasa organik

3. Ekstraksi pembentukan pasangan ionEkstraksi ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidakbermuatan) kemudian diekstraksi ke fasa organikContohEkstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini terbentuksenyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan aminamempunyai berat molekul besar4. Ekstraksi sinergis (efek saling memperkuat)Keadaan ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada sistem ekstraksi.Contoh ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl Trifluoro Aceton (TTA). Masing masing dapat mengekstraksi uranium tetapi denganmenggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan pada hasil ekstraksi.

Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:1. Ekstraksi secara dingina). Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988).

Lanjutan :Proses ekstraksi yang menggunakan pelarut diam atau dengan pengocokan pada suhu ruangan.Dasar metode ini: merendam sampel dengan dilakukan pengocokan. Perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut terus berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam sel.

Lanjutan :Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.Kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Lanjutan :Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :Modifikasi maserasi melingkarModifikasi maserasi digestiModifikasi Maserasi Melingkar BertingkatModifikasi remaserasiModifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).

b). Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988). Keuntungan metode ini adalah :- Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.- Digunakan pelarut yang lebih sedikit-Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).

Lanjutan :Proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak, trigliserida, kolesterol.

Lanjutan :Kerugian dari metode ini :- Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.-Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyakuntuk melarutkannya.-Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif (Sudjadi, 1988).

c). Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien (Sutriani,L . 2008).

Lanjutan :Ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik.

2. Ekstraksi secara panasa). Metode refluks Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Sutriani,L . 2008).

Lanjutan :Ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses pada residu pertama agar proses ekstraksinya sempurna.Prosedur: Bahan + pelarut dipanaskan pelarut menguap pelarut yang menguap didinginkan oleh kondensor jatuh lagi menguap lagi karena panas dan seterusnya.Proses ini umumnya dilakukan selama 1 jam.

b). Metode destilasi uapDestilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk mencari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani,L . 2008).

Digestic). DigestiProses ekstraksi dengan pengadukan kontinu pada temperature tinggi dari temperatu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 C.

Infundasi d). Infundasi Ekstraksi dengan cara perebusan, dimana pelarutnya adalah air pada temperature 96-98 C selama 14-20 menit.Macam-macam EkstraksiEkstraksi KelatEkstraksi SolvasiEkstraksi pembentukan pasangan ionEkstraksi sinergis (efek saling memperkuat)Ekstraksi KelatIalah ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.Contoh Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan ditizon pada pelarut CCl4

Ekstraksi Solvasiialah ekstraksi dimanazat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan Dietil eter atau ekstraksi uranium dari mediaasam nitrat dengan Tributil Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi logamke fasa organikEkstraksi Pembentukan Pasangan IonEkstraksi ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidakbermuatan) kemudian diekstraksi ke fasa organikContohEkstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini terbentuksenyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan aminamempunyai berat molekul besarEkstraksi SinergisKeadaan ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada sistem ekstraksi.Contoh ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl Trifluoro Aceton (TTA). Masing masing dapat mengekstraksi uranium tetapi denganmenggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan pada hasil ekstraksi.Peralatan EkstraksiAlat-alat ekstraksi skala Laboratorium :1. Corong pisah, untuk ekstraksi cair-cair2. Soklet, untuk ekstraksi padat-cair

Alat ekstraksi skala industri :- Ekstraksi cair-cair :1. Ekstraksi semprot2. Menara piring pervorasi3. Menara aduk- Ekstraksi padat-cair :1. Ekstraktor hamparan padat stationer

Fungsi dari bagian-bagian alat tersebut adalah sebagai berikut :Condensor merupakan bagian alat dari seperangkat alat ekstraktor Soxhlet yang berfungsi sebagai system pendingin uap pelarut panas, sehingga uap pelarut tersebut berubah menjadi fasa cair karena proses kondensasi. Sistem dingin pada kondensor diperoleh dari aliran air dingin yang didinginkan dengan es batu dan dialirkan dengan pompa melalui water in dan keluar melalui water out.Bypass sidearm merupakan bagian dari seperangkat alat ekstraktor Soxhlet yang berfungsi sebagai penghubung labu pemanas dengan thimble yang tembus langsung ke atas dengan kondensor, sehingga uap air dapat naik dari labu pemanas menuju kondensor.

Thimble merupakan bagian dari seperangkat alat Soxhlet yang berfungsi sebagai tempat sampel padat yang telah ditumbuk dan siap untuk diekstrak dengan pelarut yang telah terkondensasi menjadi fasa cair.Siphon armmerupakan bagian dari seperangkat alat Soxhlet yang berfungsi sebagai alat penanda bahwa proses ekstraksi berjalan satu siklus.Boiling flask merupakan bagian dari seperangkat alat Soxhlet yang berfungsi sebagai tempat pelarut dan hasil ekstraksi.Heating mantle merupakan alat pemanas yang berfungsi untuk memanaskan pelarut agar terjadi proses penguapan pelarut pada ekstraksi Soxhlet.

Cara EkstraksiBerdasarkan wujud bahannya, ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu:Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tidak dapat larut.Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur, dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan salah satu zat

Bahan yang Biasa DiekstrasiTanaman obatRempah rempah Zat organikBiji bijianIndusti obat Sayur mayur

Penyiapan Bahan yang akan Diekstrak dan PelarutSelektivitasKelarutanKemampuan tidak saling bercampurKerapatanReaktivitasTitik didihSelektivitasPelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. KelarutanPelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).

Kemampuan Tidak Saling BercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.

KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

Titik DidihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk azeotrop. Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

Mekanisme EkstraksiProses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.Distribusi dari kompleks yang terektraksiInteraksinya yang mngkin dalam fase organik.

Mekanisme EkstraksiProses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.Distribusi dari kompleks yang terektraksiInteraksinya yang mngkin dalam fase organik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi1. Ukuran BahanPengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak danmempercepat waktu ekstraksi. Sebenarnya semakin kecil ukuranbahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga semakin banyak oleoresinyang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga menyebabkanbanyak minyak volatile yang menguap selama penghancuran.

Lanjutan :2. Suhu EkstraksiEkstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi padaekstraksi oleoresin hal ini dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapatdalam rempah akan mengalami kerusakan3. PelarutJenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: daya melarutkan oleoresin, titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif.

Lanjutan :Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukankomponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yangbesar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).Kemampuan untuk tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larutdalam bahan ekstraksi.

LanjutanKerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaankerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimiapada komponen-komponen bahan ekstraksi.Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik (Sutriani,L . 2008).

Laju EkstraksiFaktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:Tipe persiapan sampelWaktu ekstraksiKuantitas pelarutSuhu pelarutTipe pelarutHasil EkstraksiFaktor-faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi:Ukuran BahanPengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan mempercepat waktu ekstraksi.Suhu EkstraksiEkstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi untuk beberapa komoditas dapat menimbulkan kerusakan. Ekstraksi baik dilakukan pada kisaran suhu 30-50 oC

PelarutJenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksi.

Ekstraksi, Jika Dibandingkan Dengan Distilasi, Mempunyai Banyak KeuntunganDistilasi membutuhkan panas yang besar, misalnya pada larutan dengan relative volatility sangat dekat.Pemisahan pada proses distilasi akan mengalami kesulitan untuk komponen-komponen azeotrop.Komponen-komponen di dalam larutan dapat rusak dalam proses pemanasan.Jika komponen yang akan dipisahkan mempunyai perbedaan sifat fisika yang kecilEkstraksi Oleoresin secara Multi TahapEkstraksi oleoresin merupakan ekstraksi padatan-cairan yang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Ekstraksi diawali dengan pindahnya pelarut kebagian permukaan solid, pelarut akan melarutkan solut dan membentuk senyawa atau larutan campuran. Larutan campuran tersebut akan bergerak menuju permukaan bahan dan kemudian keluar

Contoh Ekstraksi dengan PelarutEkstraksi multi tahap adalah menghubungkan bahan yang akan diekstrak dengan bahan pelarut baru beberapa kali dengan jumlah besar. Campuran bahan yang akan diekstrak dengan pelarut dilakukan pengadukan secara intensif dalam suatu instalasi aduk, dengan adanya pengadukan kontak antara pelarut dengan bahan utama lebih lama sehingga daya larutnya lebih besar.

PenyaringanHasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutan lain yang terdapat dalam residu. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara filtrat dan residu karena dalam filtrat tersebut komponen oleoresin yang diinginkan. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan penyaring vakum untuk mempercepat proses penyaringan dan juga supaya pelarut tidak menguap

EvaporasiPelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkan dengan metode evaporasi untuk mendapat oleoresin. Penguapan pelarut oleoresin lada hitam dilakukan dalam keadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing perlakuan mempunyai waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan

Campuran antara oleoresin dan pelarut dipisahkan dengan cara penyulingan pada titik uap pelarut. Jika dipergunakan heksan maka penyulingan dilakukan pada suhu + 40C dan + 65C jika digunakan etanol 96%

Terimakasih