KOmpetensi Profesional Giru

30
Pengertian Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah; www.rezaeryani.com http://groups.yahoo.com/group/rezaeryani). Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis

Transcript of KOmpetensi Profesional Giru

Page 1: KOmpetensi Profesional Giru

Pengertian

Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan

sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran.

Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan.

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang

artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman

Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah;

www.rezaeryani.com http://groups.yahoo.com/group/rezaeryani). Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld

(Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan

tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld

(1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu

pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan

istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut

kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan

objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat

tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan.

Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-

anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka

pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan

pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam

perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran itu dapat menggunakan pendekatan kontinum, yaitu

dimulai dari pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya yaitu

dimulai dari pendekatan andragogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya;

andragogi-pedagogi-andragogi, dan seterusnya.

Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu

tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik

dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan

dengan ilmu dan seni mengajar siswa.

Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik

Page 2: KOmpetensi Profesional Giru

Rumusan kompetensi pedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,

Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2)

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksudkan dengan

kompetensi pedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang

meliputi; a) pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta

didik, c) pengembangan kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi

pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pengertian seperti tersebut di atas dengan kompetensi pedagogik maka guru

mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:1) Mengaktualisasikan landasan mengajar, 2)

Menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), 3) Mengenal siswa, 4) Menguasai teori motivasi, 5)

Mengenali lingkungan masyarakat, 6) Menguasai penyusunan kurikulum, 7) Menguasai teknik

penyusunan RPP, 8) Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.

Kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tingkatan

guru profesional. Kompetensi pedagogik antara lain:

(1) menguasai landasan mengajar, (2) menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), (3) mengenal

siswa, (4) menguasai teori motivasi, (5) mengenal lingkungan masyarakat, (6) menguasai

penyusunan kurikulum, (7) menguasai teknik penyusunan RPP, (8) menguasai pengetahuan evaluasi

pembelajaran.

Page 3: KOmpetensi Profesional Giru

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Pengertian Kompetensi Kepribadian

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri

inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah

satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian,

dan dalam menghadapi setiap persoalan.

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna

demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang

itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu

mempunyai kepribadian baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan sikap dan

perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak

mempunyai kepribadian baik atau tidak berakhlak mulia. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra

seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian

merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan

menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan siswa terutama bagi siswa yang masih kecil dan

mereka yang mengalami kegoncangan jiwa.

Kepribadian adalah unsur yang menentukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan, guru harus

memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupan adalah figur yang

paripurna. Itulah kesan guru sebagai sosok ideal. Guru adalah mitrasiswa dalam kebaikan. Dengan

guru yang baik maka siswa pun akan menjadi baik. Tidak ada seorang guru pun yang bermaksud

menjerumuskan siswanya ke lembah kenistaan. Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi

seorang siswa, karena ia yang memberikan santapan rohani dan pendidikan akhlak, memberikan

jalan kebenaran. Maka menghormati guru berarti menghormati siswa, menghargai guru berarti

penghargaan terhadap anak-anak bangsa.

Page 4: KOmpetensi Profesional Giru

Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dan masyarakat

memerlukan kompetensi dalam arti luas yaitu standar kemampuan yang diperlukan untuk

menggambarkan kualifikasi seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam melaksanakan

tugasnya. Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-niai (value), kepribadian

(personality) sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya dengan performance yang ideal

sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan

kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar. Berikut ini adalah beberapa

pengertian tentang kompetensi kepribadian antara lain adalah sebagai berikut.

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian di dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005,

pada pasal 28, ayat 3 ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Menurut Samani, Mukhlas (2008;6) secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-hal sebagai

berikut; a) berakhlak mulia, b) arif dan bijaksana, c) mantap, d) berwibawa, e) stabil, f) dewasa, g)

jujur, h) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, i) secara objektif mengevaluasi kinerja

sendiri, j) mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Menurut Djam’an Satori (2007;2.5) yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian ialah kompetensi

yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur

sehingga terpencar dalam perilaku sehari-hari.

Dari beberapa pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang

kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Hal ini dengan

sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia

yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila yang

mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya

termasuk dalam kompetensi kepribadian guru. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi

kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.

Seseorang yang berstatus sebagai guru adakalanya tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan citra

sebagai guru di mata siswa dan masyarakat. Sehingga masih ada sebagian guru yang mencemarkan

wibawa dan citra guru. Di media masa sering diberitakan tentang oknum-oknum guru yang

melakukan satu tindakan asusila, asosial, dan amoral. Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh

guru. Karenanya guru harus menjaga citra tersebut.

Page 5: KOmpetensi Profesional Giru

Profil guru ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati

nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, tidak membatasi tugas dan tanggung jawabnya tidak

sebatas dinding sekolah. Masyarakat juga jangan hanya menuntut pengabdian guru, tetapi

kesejahteraan guru pun perlu diperhatikan. Guru dengan kemuliaannya, dalam menjalankan tugas

tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan rintangan bagi guru yang penuh dedikasi dan loyalitas

untuk turun ke sekolah agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan siswa. Raga guru dan

siswa boleh berpisah, tapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan (dwitunggal). Oleh karena itu dalam

benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa agar menjadi manusia dewasa susila yang

cakap dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.

Posisi guru dan siswa boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring dan satu tujuan. Seiring dalam

arti kesamaan langakh dalam mencapai tujuan bersama siswa berusaha mencapai cita-citanya dan

guru dengan ikhlas mengantar mereka ke depan pintu gerbang cita-cita. Itulah barangkali sikap

guruyang tepat sebagai sosok pribadi yang mulia kewajiban guru adalah menciptakan khairunnas

yakni manusia yang baik.

Sebagai manusia yang mempunyai kepribadian, maka kehadiran guru di tengah-tengah masyarakat

adalah suatu kenyataan yang memang diperlukan oleh masyarakat. Posisi kehidupan guru yang

demikian itu tentunya akan mendapat penilaian yang beragam dari dunia sekitarnya kadang kala

disanjung dan ada pula disalahkan. Peran guru mendapat perhatian luas dari masyarakat, hal ini

menuntut dedikasi yang tinggi dari orang-orang yang berkecimpung di dunia keguruan. Tidak

berlebihan kiranya ada pendapat bahwa kegagalan dalam pembangunan bermula dari kegagalan

membangun pendidikan. Tidak berlebihan kiranya ada pendapat bahwa kegagalan pembangunan

bermula dari kegagalan pendidikan.

Peran Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian berperan menjadikan guru sebagai pembimbing, panutan, contoh, teladan,

bagi siswa. Dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya maka guru bukan saja sebagai pendidik

dan pengajar tapi juga sebagai tempat siswa dan masyarakat bercermin. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru harus “Ing ngarso

sungtulodo, Ing madyo mangun karso, Tut Wuri handayani”.

Page 6: KOmpetensi Profesional Giru

Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan, membangkitkan

motivasi belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi dari belaang. Oleh karena itu seorang

guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-

orang yang dipimpinnya. Guru bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing, tetapi juga sebagai

cermin tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi interpersonal antar guru dan siswa tercipta

situasi pendidikan yang memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang

menjadi contoh dan member contoh. Guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dengan

segala problematiknya, guru juga harus mempunyai wibawa sehingga siswa segan terhadapnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan telada

dan contoh dalam membimbing, mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar.

Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian itu adalah hal yang bersifat universal, yang artinya harus dimliki guru dalam

menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu (pribadi) yang mennjang terhadap keberhasilan

tugas guru yang diembannya. Kompetensi kepribadian guru enurut Sanusi (1991) mencakup hal-hal

sebagai berikut.

Pempilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseuruhan

situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seoran guru.

Penapiln upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya

Menurut Djam’an, dk 2007;2-6-2.10) kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain

sebagai berikut

Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untukmeningkatkan iman dan

ketakwaannya kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Guru memiliki kelebihan ibandingkan yang lain. Oleh Karena itu perlu dikembangkan rasa prcaya

pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan

dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya.

Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berberbeda dan beragam keunikan dari

peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan

toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik

maupun masyarakat.

Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berpikir kritis di

masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mecapai

Page 7: KOmpetensi Profesional Giru

tujuan bersama maka dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan

menerima gagasan-gagasan mengenai permaslahan yang ada di sekitarnya sehingga guru menjadi

terbuka dan tidak mentup diri dari hal-hal yang berada di luar dirinya.

Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal ini menuntut kesabaran

dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksaakan proses

pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang panjang.

Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya

maupun dalam spesialisasinya.

Guru mapu menghayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembagaan, kurikuler

sampai tujuan mata pelajaran yang diberikannya.

Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan orang lain atas

dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik yang positif

maupun yang negative.

10. Guru mampu melakukan perubahan-perubahan dalam mengembangkan profesinyasebagai

innovator dan kreator.

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu

sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Ha

ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model

manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila

yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya

termasuk dalam kompetensi kepribadian guru. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi

kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.

Page 8: KOmpetensi Profesional Giru

Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan, serta membangkitkan

motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan perbuatan

menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.

KOMPETENSI PROFESIONAL

Pengertian Kompetensi Profesional

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan

tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan

profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan

salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No

19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan. Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008;6) yang dimaksud dengan kompetensi

profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang

diampunya meliputi penguasaan;

Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata

pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya.

Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan yang secara

konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang akan diampunya.

Bagi guru yang merupakan tenaga profesional di bidang kependidikan dalam kaitannya dengan

accountability, bukan berarti tugasnya menjadi ringan, tetapi justru lebih berat dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kualifikasi

kemampuan yang lebih memadai. Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru

sebagai tenaga kependidikan. Yang pertama adalah tingkatan capability personal, maksudnya guru

diharapkan memiliki pengetahuan kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan

Page 9: KOmpetensi Profesional Giru

memadai, sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif. Tingkatan kedua

adalah guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen

terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan

dan kterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar

ide pembaharuan yang efektif. Tingkatan ketiga adalah guru sebagai visioner. Selain menghayati

kualifikasi yang pertama dan kedua guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas

perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab tantangan-

tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem. Guru yang profesional akan

tercermin dalam pelaksanaan pengabdian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga

ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru

profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual.

Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru.

Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan.

Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain; memiliki

kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi kemampuan berkomunikasi

dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi

terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous

improvement) melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya.

Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; (1) bersikap adil; (2)

percaya dan suka kepada siswanya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki wibawa di hadapan

peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; (7) bersikap baik

terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan mata

pelajaran yang diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas (Ngalim Purwanto, 2002). Dengan

profesionalisme maka masa depan guru mempunyai peran ganda yakni sebagai pendidi (teacher),

pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer (learning manager).

Jika profesionalisme keguruan itu dikaitkan dengan akuntabilitas public, profesi bukanlah hal yang

ringan, melainkan sesuatu yang mengharuskan pelayanan di tingkat kualifikasi profesional yang lebih

memadai. Secara sederhana kualifikasi profesional kependidikan guru mencakup hal-hal sebagai

berikut.

Page 10: KOmpetensi Profesional Giru

Kapabilitas personal (person capability), artinya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan,

dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses

pembelajaran secara efektif.

Guru sebagai innovator yang berarti memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan informasi.

Guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat

terhadap pembaharuan dan sekaligus penyebar ide pembaharuan yang efektif.

Guru sebagai developer yang berarti ia harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas

perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan (the future thinking) dalam

menjawab tantangan-tantangan zaman yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai sebuah sistem.

Ruang Lingkup Kompetensi Profesional

Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu; (1) mempunyai pengetahuan

tentang belajar dan tingkah laku manusia, (2) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi

yang dibinanya, (3) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan

bidang studi yang dibinanya, dan (4) mempunyai keterampilan dalam teknikl mengajar. Menurut

(Johnson, 1980) kompetensi profesional mencakup: (1) penguasaan materi pelajaran yang terdiri

atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari

bahan yang diajarkannya itu; (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan

kependidikan dan keguruan; dan (3) penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan

pembelajaran siswa. Menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu; (1)

penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, (2) pengelolaan program

belajar mengajar, (3) pengelolaan kelas, (4) penggunaan media dan sumber pembelajaran, (5)

penguasaan landasan-landasan kependidikan, (6) pengelolaan interaksi belajar mengajar, (7)

penilaian prestasi siswa, (8) pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, (9)

pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah, serta (10) pemahaman prinsip-prinsip dan

pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka banyak kemampuan profesional yang harus dimiliki guru antara

lain adalah sebagai berikut.

Kemampuan penguasaan materi/bahan bidang studi. Penguasaaan ini menjadi landasan pokok

untuk keterampilan mengajar.

Page 11: KOmpetensi Profesional Giru

Kemampuan mengelola program pembelajaran yang mencakup merumuskan standar kompetensi

dan kompetensi dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran, kemampuan menggunakan

metode/model mengajar, kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan

melaksanakan pengajaran redmedial.

Kemampuan mengelola kelas. Kemampuan ini antara lain adalah; a) mengatur tata ruang kelas, b)

menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif.

Kemampuan mengelola dan penggunaan media serta sumber belajar. Kemampuan ini pada dasarnya

merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar

dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Termasuk dalam kemampuan ini adalah mampu

membuat alat bantu pembelajaran, menggunakan dan mengelola laboratorium, menggunakan

perpustakaan.

Kemampuan penguasaan tentang landasan kependidikan. Kemampuan menguasai landasan-

landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut; a) mempelajari konsep, landasan

dan asas kependidikan, b) mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial, c) mengenali

kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik.

Kemampuan menilai prestasi belajar peserta didik. Yang dimaksud dengan kemampuan ini menilai

prestasi belajar peserta didik atau siswa adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku

siswa dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program.

Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu:

a) Prestasi belajar berupa pernyataan dalam bentuk angka dan tingkah laku,

b) Prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan

atas prestasi yang dicapainya, serta

c) Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya.

Kemampuan memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah. Di

samping melaksanakan proses belajar mengajar, menurut Nawawi (1989), diharapkan guru

membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan

dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan

pengelolaan sekolah, bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler

dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.

Page 12: KOmpetensi Profesional Giru

Kemampuan menguasai metode berpikir. Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-

beda.

Kemampuan meningkatkan dan menjalankan misi profesional. Ilmu pengetahuan dan teknologi

terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Guru harus terus menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat

mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tersebut.

10. Kemampuan/terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik. Bantuan dan

bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan

kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru perlu memahami berbagai

teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat untuk membantu para peserta didik.

11. Kemampuan memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan. Setiap guru perlu memiliki

kemampuan untuk memahami/melakukan penelitian sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang

memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.

Khususnya penelitian tindakan kelas (classroom action research).

12. Kemampuan memahami karakteristik peserta didik. Guru dituntut memiliki pemahaman yang

lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang

akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

13. Kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah. Di samping kegiatan akademis, guru harus

mampu menyelenggarakan administrasi sekolah.

14. Kemampuan memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan. Seorang guru diharapkan berperan

sebagai inovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai

berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang

pendidikan. Wawasan ini perlu dimiliki oleh setiap guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka

tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat

diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka.

15. Kemampuan/berani mengambil keputusan. Guru harus memiliki kemampuan mengambil

keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua tindakannya

Page 13: KOmpetensi Profesional Giru

akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila guru tidak berani

mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan.

16. Kemampuan memahami kurikulum dan perkembangannya. Salah satu tugas guru adalah

melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-

konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam perkembangan kurikulum.

17. Kemampuan bekerja berencana dan terprogram. Guru dituntut untuk dapat bekerja teratur,

tahap demi tahap, tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program tersebut akan

menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan

balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan dan keterlibatan kerja ini pun akan

memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar.

18. Kemampuan menggunakan waktu secara tepat. Makna tepat waktu di sini bukan sekedar masuk

dan keluar kelas tepat pada waktunya, melainkan juga guru harus pandai membuat program

kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak membosankan.

Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang

menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional

merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,

bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai

keterampilan dalam teknik mengajar.

Page 14: KOmpetensi Profesional Giru

KOMPETENSI SOSIAL

Pengertian Kompetensi Sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,

pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Achmad Sanusi (1991)

mengungkapkan kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru

kepada siswa, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tanggung jawab pribadi yang

mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai

serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam

memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki

kemampuan berinteraksi sosial. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan

berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-

tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk

beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan norma moral.

Ruang Lingkup Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam

berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga

peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri

yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah

misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia. Guru harus

mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah jaman.

Menurut Djam’an Satori (2007), kompetensi sosial adalah sebagai berikut.

Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.

Bersikap simpatik.

Page 15: KOmpetensi Profesional Giru

Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah.

Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.

Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).

Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008:6) yang dimaksud dengan kompetensi sosial ialah

kemampuan individu sebagai bagian masyarakat yang mencakup kemampuan untuk;

Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.

Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan

pendidikan, orang tua/wali peserta didik.

Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai

yang berlaku.

Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup kompetensi sosial seperti tersebut di atas maka inti dari

pada kompetensi sosial itu adalah kemampuan guru melakukan interaksi sosial melalui komunikasi.

Guru dituntut berkomunikasi dengan sesame guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar,

dll. Jadi guru dituntut mengenal banyak kelompok sosial seperti kelompok bermain, kelompok

kerjasama, alim ulama, pengajian, remaja, dll.

Pengertian interaksi sosial ini amat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai

masalah masyarakat, termasuk masalah pembelajaran. Tanpa interaksi sosial mungkin terjadi

kehidupan bersama yang terwujud dalam pergaulan. Pergaulan hidup memang terjadi apabila para

anggota masyarakat bekerja sama, saling berbicara, saling berbagi pengalaman, bahkan juga saling

besaing dan berselisih. Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial sebagai satu pengertian yang

mengacu kepada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Secara umum dapat dikatakan bahwa,

untuk umum proses sosial adalah interaksi sosial. Dan interaksi sosial merupaka syarat utama

terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Suatu interaksi sosial tidak mungkin berlangsung tanpa terjadinya kontak sosial (sosial contact) dan

komunikasi. Apabila kita berbicara dengan seseorang, itu berarti ada kontak antara kita dengan

orang itu. Berbicara itu bisa secara langsung, bisa melalui telepon, surat, radio, dan sebagainya.

Dalam kehidupan keluarga di rumah, kontak sosial hamper selalu terjadi di antara sesame anggota

keluarga. Kontak sosial dalam keluarga ini bisa terjadi antara seorang anggota dengan beberapa atau

Page 16: KOmpetensi Profesional Giru

semua anggota keluarga yang lain, sebagaimana halnya antara seorang anggota masyarakat dengan

beberapa atau banyak anggota masyarakat yang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat juga

dijumpai kontak antara kelompok yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain.

Dalam arsitektur di Indonesia (Irawan Maryono dan L. Edison Silalahi, 1985) disebutkan bahwa ada

empat bentuk interaksi sosial antara lain adalah; 1) kerja sama (co-operation), 2) persaingan

(competition), 3) pertentangan, 4) akomodasi. Co-operation adalah kerja sama antara individu atau

antar kelompok manusia dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama

pula. Bentuk lain yang dapat digolongkan sebagai kerja sama antara lain adalah asimilasi dan

alkulurasi di dalam kebudayaan. Asimilasi merupakan proses sosial atau proses masyarakat menuju

satu perubahan yang positif karena adanya perpaduan budaya antar kelompok sehingga membentuk

kebudayaan baru. Sedangkan alkulturasi adalah penggabungan dua unsur kebudayaan atau lebih

menjadi kebudayaan baru namun unsur aslinya tidak hilang. Persaingan ialah salah satu bentuk

interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat.

Mereka bersaing untuk memperoleh atau mencapai tujuan tertentu melalui bidang-bidang

kehidupan tanpa kekerasan dan tanpa ancaman. Sedangkan pertentangan adalah salah satu bentuk

interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat

guna mencapai tujuan tertentu dengan kekerasan dan ancaman. Akomodasi sebagai salah satu

bentuk interaksi sosial yang berada dalam keseimbangan dan masing-masing kelompok masyarakat

melebur untuk membentuk norma-norma, aturan, nilai (adat) baru yang berlaku dan disepakati

dalam masyarakat setempat. Adapun tujuan adanya akomodasi ini antara lain adalah sebagai

berikut.

Mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia dalam masyarakat akibat adanya

perbedaan paham.

Mencegah meledaknya atau munculnya satu konflik untuk sementara waktu.

Sebagai wahana melakukan kerja sama antara orang atau kelompok manusia dalam masyarakat.

Mendorong terbangunnya peleburan (pembauran) antara kelompok yang terpisah atau

bertentangan.

Interaksi sosial melalui proses pembelajaran sangat ditentukan oleh guru, siswa, segenap tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Pada pembicaraan antara guru dengan siswa atau dengan

orang tua siswa mungkin saja terjadi secara timbale balik. Dalam interaksi sosial yang terpenting

adalah membangun komunikasi, yaitu bahwa seseorang memberikan penafsiran pada perilaku orang

lain, baik berwujud pembicaraan, gerak-gerik, ataupun sikap.

Page 17: KOmpetensi Profesional Giru

Di dalam kelas berlangsung interaksi sosial; ada yang sifatnya bekerja sama (co-operation),

persaingan (competition), pertentangan, akomodasi. Pertentangan dapat menjurus kepada

bentrokan fisik. Sebagai guru, maka saudaa berusaha mendamaikan. Dan mereka pada akhirnya

berdamai juga, tetapi perdamaian itu rupa-rupanya hanya penyelesaian yang diterima untuk

sementara waktu saja.

Di mata masyarakat, guru adalah orang yang mendidik, mengajar, dan memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada siswa di sekolah, mesjid, di rumah, atau di tempat lainnya. Guru mengemban

tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Guru melakukan

pembinaan tidak hanya secara kelompok, tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau

menuntut agar guru selalu memperhatikan tingkah laku, sikap, dan perbuatan siswanya, tidak hanya

di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekalipun.

Fungsi Kompetensi Sosial

Masyarakat dalam proses pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat

yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut serta secara aktif dalam

proses pembangunan. Guru diharapkan menjadi pelopor di dalam pelaksanaan pembangunan. Guru

perlu menyadari posisinya di tengah-tengah masyarakat berperan sangat penting, yakni sebagai;1)

motivator dan innovator dalam pembangunan pendidikan, 2) perintis dan pelopor pendidikan. 3)

peneliti dan pengkaji ilmu pengetahuan, 4) pengabdian.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di

lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam

masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat

terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor

pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru

antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja sama dengan Dewan

Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan

memahami dunia sekitarnya (lingkungan).

Page 18: KOmpetensi Profesional Giru

DAFTAR PUSTAKA

Djam’an, Satori, dkk, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyasa, E, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cetakan keempat.

Saudagar, Fachruddin, dk, 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta:

Gaung Persada Press.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Untuk masing-masing kompetensi diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi pedagogik meliputi,

kemampuan guru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan

pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan melakukan evaluasi.

Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan karakteristik personal yang

mencerminkan realitas sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam

kehidupan sehari-hari. Kompetensi kepribadian ini melahirkan ciri-ciri guru diantaranya, sabar,

tenang, tanggung jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati orang lain, stabil, ramah, tegas,

berani, kreatif, inisiatif, dll.

Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan terhadap penguasaan

materi pelajaran secara mendalam, utuh dan komprehensif. Guru yang memiliki kompetensi

profesional tidak cukup hanya memiliki penguasaan materi secara formal (dalam buku panduan)

tetapi juga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain yang memiliki keterkaitan dengan

pokok bahasan mata pelajaran tertentu.

Page 19: KOmpetensi Profesional Giru

Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang terkait dengan hubungan

atau interaksi dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki keterampilan berinteraksi

dengan masyarakat khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan problem

masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi sosok elit masyarakat yang dianggap

memiliki otoritas moral cukup besar, salah satu konsekuensi agar peran itu tetap melekat dalam diri

guru, maka guru harus memiliki kemampuan hubungan dan komunikasi dengan orang lain.

Bahwa guru yang profesional itu memiliki empat kompetensi atau standar kemampuan yang

meliputi kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial. Kompetensi guru adalah

kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh

tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran

maka guru dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi

anak didiknya, memilih dan menetukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator

pembahasan. Dengan sertifikasi dan predikat guru profesional yang disandangnya, maka guru harus

introspeksi diri apakah saya sudah mengajar sesuai dengan cara-cara seorang guru profesional.

Sebab disadarai atau tidak banyak diantara kita para pendidik belum bisa menjadi guru yang

profesional sebagai mana yang diharapkan dengan adanya sertifikasi guru sampai saat ini.

A. Kompetensi kepribadian

Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam

kompetensi kepribadian meliputi :

1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga

menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan

memiliki etod kerja sebagai guru.

3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta

didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadappeserta

didik dan memiliki perilaku yangh disegani.

5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma religius

(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

B.Kompetensi Pedagogik

Page 20: KOmpetensi Profesional Giru

Kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :

1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan

memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan

mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan

pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan

pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,

kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan

melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan

evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai

metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan

belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas

program pembelajaran secara umum.

5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi

memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan

memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

C. Kompetensi Profesional

Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan

materi kurikulummata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta

penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi

Profesional adalah :

1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami materi

ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang

menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata pelajaran

terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian

dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan materi bidang studi.

D.Kompetensi Sosial

Page 21: KOmpetensi Profesional Giru

adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar

Kode etik Guru dan Dosen

Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas

dan kehidupan sehari-hari.

Isi Pokok Kode Etik Guru dan Dosen :

1. Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku

3. Mematuhi norma dan etika susila

4.Menghormati kebebasan akademik

5. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi

6. Menghormati kebebasan mimbar akademik

7. Mengukuti perkembangan ilmu

8. Mengembangkan sikap obyektif dan universal

9. Mengharagai hasil karya orang lain

10. Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif

11. Mengutamakan tugas dari kepentingan lain

12. Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi akademik, administrasi dan

moral.

Definisi dan Pengertian dari komprehensif adalah :

kom·pre·hen·sif /kompréhénsif/ a 1 bersifat mampu menangkap (menerima) dng baik; 2 luas dan

lengkap (tt ruang lingkup atau isi); 3 mempunyai dan memperlihatkan wawasan yg luas