KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SD ISLAM NURUL … · PAI di SD Islam Nurul Hidayah Tahun...

91
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SD ISLAM NURUL HIDAYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Oleh HAFFAS BAIHAQI 109011000284 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SD ISLAM NURUL … · PAI di SD Islam Nurul Hidayah Tahun...

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SD ISLAM

NURUL HIDAYAH TAHUN PELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh

HAFFAS BAIHAQI

109011000284

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

i

ABSTRAK

Haffas Baihaqi, NIM 109011000284. “Kompetensi Pedagogik Guru

PAI di SD Islam Nurul Hidayah Tahun Pelajaran 2014-2015”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah setiap anak memiliki

kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Oleh sebab itu, guru

memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Apalagi jika siswanya

mengalami kesulitan dalam belajar.

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus

dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Tujuan penulis yang

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Kompetensi Pedagogik

Guru PAI dalam pembelajaran PAI di SD Islam Nurul Hidayah.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelititan ini dilakukan dengan bentuk deskriptif

(Pemaparan).

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Guru PAI di SDI Nurul Hidayah

sudah memiliki kompetensi pedagogik dalam mengajar. Hal ini dapat dibuktikan

dari cara mereka mengelola pembelajaran diantaranya adalah sudah mampu

memahami karakteristik siswa, sudah membuat silabus dan RPP diawal masuk

semester, membuat siswa aktif dengan melakukan sistem Tanya jawab dalam

proses pembelajaran, mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS dan ulangan

harian sehingga siswa ingat dan faham terhadap materi yang telah diajarkan serta

selalu memberi motivasi agar siswa mengikuti kegiatan ekstra yang bersifat

keagamaan.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Karakteristik, RPP, dan Evaluasi

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحن الر حيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul

“Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SD Islam Nurul Hidayah Tahun

Pelajaran 2014-2015” dapat selesai. Tanpa anugerah dan karunia-Nya berupa

nikmat kesehatan maka penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih ya Allah Engkau telah memberikan kekuatan kepada penulis, dengan adanya

Engkau di samping penulis ya Allah Engkau telah memberikan motivasi yang

besar berupa kesabaran dalam menghadapi hambatan dan rintangan selama

penulis mengerjakan skripsi.

Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi

besar Muhammad SAW, sebagai umat yang taat dan patuh pada ajaran beliau

sehingga kita dapat merasakan nikmat yang tak kalah pentingnya dari nikmat yang

lain yaitu nikmat Islam. Semoga kita termasuk dalam golongan beliau yang

menegakkan panji-panji Islam serta dapat mengembangkan ajaran beliau. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat doa, dukungan,

bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan

skripsi ini selesai pada waktunya.

Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sangat dalam dan

penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

khususnya kepada:

1. Ibu Dr. Nurlena Rifa’I, Ph.d, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan PAI dan Ibu Marhamah Saleh,

MA, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis

ucapkan terima kasih yang telah banyak membantu dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

iii

3. Bapak Faza Amri, S. Th.I, Staf Jurusan PAI, yang telah memberikan motivasi

kepada penulis dan memberikan banyak pelajaran kepada penulis.

4. Bapak Jejen Musfah, MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ghufron Ikhsan, MA, Dosen Penasehat Akademik yang dengan

penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu

pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak pimpinan dan karyawan/karyawati Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan pelayanan dan pinjaman buku-buku yang sangat penulis butuhkan

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seterusnya ucapan terima kasih buat orang terkasih yaitu Ibunda Hj. Omah

dan Ayahanda Ma’ruf Rohib yang selalu memberi motivasi dan dukungan

buat penulis selama penulis mengerjakan skripsi serta memberikan dukungan

moral dan material, do’a dan senyuman yang menyemangati penulis untuk

tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi

ini. Skripsi dan gelar sarjana ini khusus penulis persembahkan untuk ibunda

dan ayahanda.

8. Kepala Sekolah SD Islam Nurul Hidayah Ibu Nicotiana Lila A. S.S yang

bersedia menerima peneliti untuk mencari data untuk tersusunnya karya ilmiah

ini.

9. Ibu Tuti Alawiyah S.Pdi, Oom Komariyah, S.Ag, Arif Subhan S.Pdi, Yunita

Septiani, S.Pdi, dan Windiana Rachmawati, S.Kom dewan guru SD Islam

Nurul Hidayah yang turut serta membantu penulis dalam kelancaran penulisan

Skripsi ini.

10. Saudari Nety Hestiawati, S.Pd dan Rahmawati, S.Pdi yang tak henti-hentinya

memberikan do’a, semangat, waktu serta motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

11. Teman-teman yang penulis banggakan yang banyak membantu dalam

kesulitan, menghibur dalam setiap kesulitan Ahmad Fuad Ba’asyir (Ciputat),

iv

Didin Shirojudin (Karawang), Frendy Astra, S.Pd (Tangerang), M. Devi

Awaludin, S.Pd (Pandeglang), Nurfaizah, S.Pd (Bekasi), Nurmalinda, S.Pd

(Serpong), kekeluargaan yang sangat luar biasa yang pernah penulis temukan.

12. Teman-teman penulis di Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya kawan-

kawan PAI kelas G angkatan 2009 yang telah banyak membantu dan

memberikan pengalaman dan kenangan yang tidak dapat terlupakan kepada

penulis selama belajar di bangku kuliah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Kawan-kawan di HMI Komisariat Tarbiyah, di BEM-FITK periode 2012-

2013, DEMA 2013-2014. dan lain-lain yang tidak penulis sebutkan tapi tidak

mengurangi rasa hormat penulis terhadap semuanya, terimakasih atas semua

pengalaman yang di berikan.

14. Teman-teman FK2I (Forum Kajian dan Komunikasi Mahasiswa Pendidikan

Agama Islam) yang sangat membanggakan,

15. Terakhir penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, dari dalam lubuk hati penulis selalu melekat salam

hormat kepada mereka dan penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada

Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan

mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari-Nya. Amiin.

Penulis memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada semua yang telah membantu penulis, sebagai imbalan jasa

yang telah dilakukan.

Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berharap semoga apa yang

penulis kerjakan mendapat keridhaan dan kecintaan-Nya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam ....................................................................... 6

1. Pengertian Pendidikan Islam ............................................... 6

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ....................... 9

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................................ 16

4. Pengertian Pembelajaran ..................................................... 17

B. Kompetensi Pedagogik.............................................................. 18

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik ..................................... 18

2. Komponen-komponen Kompetensi Pedagogik................... 21

3. Kompetensi Pedagogik Guru Sebagai Salah Satu Penunjang

Keberhasilan Belajar Peserta Didik .................................... 31

C. Kajian yang Relevan ................................................................. 32

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 34

B. Latar Penelitian ......................................................................... 34

C. Metode Penelitian...................................................................... 37

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengelolaan Data .......................... 38

E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 40

F. Analisis Data ............................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................... 43

1. Data dan Sumber Data ........................................................ 43

2. Gambaran Diri Subjek......................................................... 44

B. Analisis Data ............................................................................. 45

1. Kompetensi Pedagogik Guru .............................................. 45

2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 46

3. Metode Pembelajaran ......................................................... 55

4. Evaluasi dan hasil belajar .................................................... 56

C. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 61

B. Saran-Saran ............................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 64

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran tidak akan bisa berjalan tanpa ada keikutsertaannya

dalam pembelajaran. Ia menjadi sumber yang dapat menghantarkan para

siswanya menuai hasil yang diharapkan. Menurut Pasal 1 UU No. 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah pendidik

profesional dan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.1

Pada hakekatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan

terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, guru sangat

berperan dalam hal tersebut. Karena guru merupakan komponen yang paling

berpengaruh akan terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas

pada semua jenjang dan satuan pendidikan disamping unsur-unsur pendidikan

lainnya.

Pada setiap diri pendidik terdapat sebuah tanggung jawab untuk

membawa anak didiknya pada tingkat kedewasaan atau taraf kematangan

tertentu. Di samping itu, guru juga mempunyai peranan yang unik dan sangat

1 DPR RI “ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen”, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2005/14 TAHUN 2005UU, h. 2

2

komplek di dalam proses belajar mengajar dan mengajar dalam usahanya

mengantarkan anak didiknya pada tujuan yang dicita-citakan. Maka dari itu,

setiap rencana kegiatan guru haruslah dapat didudukkan dan dibenarkan. Hal

itu dilakukan hanya semata-mata demi kepentingan anak didik, yang sesuai

dengan profesi dan tanggung jawabnya.

Guru juga bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses

pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.2

Membuat agar siswa-siswa menjadi belajar tidak serta merta dibiarkan begitu

saja, melainkan dibimbing dan diarahkan serta dengan mengubah kondisi

kelas menjadi suatu kondisi yang mengarah pada terciptanya kegiatan

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan bisa tercapai secara baik.

Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memiliki kompetensi

yang memadai. Tidak hanya menguasai materi pelajaran melainkan juga

menguasai dan memahami tentang perencanaan pembelajaran, memilih

metode pembelajaran yang tepat dan mengevaluasinya. Kompetensi tersebut

harus selalu diolah dan dikembangkan sehingga semakin tinggi, diharapkan

guru dapat melakukan tugas panggilannya dengan lebih baik dan bertanggung

jawab.3

Di samping itu, seorang guru harus memiliki Kompetensi Guru.

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus di miliki, di hayati, di kuasai, dan di aktualisasikan oleh

guru dalam melaksanaan tugas keprofesionalannya. Kepmendiknas No.

045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas

dan penuh tangung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mewujudkan tindakan cerdas dan

penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Pengembangan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.4 3 Paul Suparno, Guru Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2004),

h.47.

3

Pada peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan menyatakan bahwa kompetensi pedagogik sebagai agen

pembalajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan

anak usia dini.4 Diatara kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik.

Kompetensi ini meliputi tiga hal sebagai berikut:

1. Kemampuan dalam merencanakan pembelajaran

2. Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran

3. Kemampuan dalam mengevaluasi pembelajaran

Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu

kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

Kompetensi pedagogik yang dimaksud di sini adalah kemampuan

pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelengaraan

pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik ini meliputi

pemahaman tentang psikologi perkembangan anak sedangkan pembelajaran

yang mendidik meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran,

mengimplementaikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran,

dan melaksanakan secara berkelanjutan.

Dari uraian diatas dapat dipahami akan pentingnya guru yang

berkompeten dalam mengajar peserta didik untuk mencerdaskan anak bangsa.

Atas dasar hal itu, maka peneliti ingin mengadakan penelitian guna menyusun

skripsi dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SD Islam Nurul

Hidayah Depok Tahun Pelajaran 2013/2014 ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebelum

mengajar.

4 Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan”, http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/pp/2005/019-

05.pdf, h. 14.

4

2. Kurangnya upaya guru untuk meningkatkan kemampuan dan

kreatifitasnya dalam mengajar.

3. Lemahnya pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh

guru.

4. Kurangnya pengembangan potensi yang diorientasikan kepada siswa.

5. Masih kurangnya pelaksanaan evaluasi guru terhadap siswa dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, untuk lebih

memudahkan dan lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan

sebagai berikut “Kompetensi pedagogik guru yang dimaksud adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didiknya, meliputi;

pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program

pengajaran dan kemampuan guru untuk menciptakan wadah bagi anak untuk

menggali potensinya”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang

dirumuskan dan akan dikaji serta diteliti penulis dalam tulisan ini adalah

“Bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI di SD Islam Nurul Hidayah?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi pedagogik

guru PAI dalam pembelajaran PAI di SD Islam Nurul Hidayah.

F. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi dewan guru akan arti penting kompetensi

pedagogik dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di SD Islam

Nurul Hidayah khususnya guru PAI.

5

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan di SD Islam

Nurul Hidayah, khususnya dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif

dan efisien.

c. Untuk pengembangan ilmu pendidikan dan wawasan sekaligus kontribusi

pemikiran akan arti penting kompetensi pedagogik dalam meningkatkan

mutu pembelajaran.

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Para ahli berbeda pendapat dalam mengemukakan definisi pendidikan

karena tidak ada batasan mendefinisikan pendidikan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa, “Pendidikan adalah proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengejaran dan latihan, proses,

perbuatan, cara mendidik”.1

DR. Ramayulis mendefinisikan pendidikan melalui pendekatan

etimologis. Dalam bahasa Inggris “education” yang berarti pengembangan

atau bimbingan, dan dalam bahasa Arab “tarbiyah” yang berarti pendidikan.

Jadi, pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.2

Ngalim Purwanto, menjelaskan bahwa “pendidikan adalah segala usaha

orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. 1, h. 263. 2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 1, h.1.

7

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.3 Drs. H. M.

Alisuf Sabri dalam bukunya “Ilmu Pendidikan” memaparkan, bahwa yang

dimaksud dengan “Pendidikan adalah usaha sadar dari orang dewasa untuk

membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak/ peserta

didik secara teratur dan sistematis ke arah kedewasaan”.4

Dengan demikian, pengajaran hanya sekedar proses pemberian materi

pelajaran kepada anak didik yang hanya akan membentuk para spesialis, yang

terkurung pada bidangnya saja. Sedangkan pendidikan, lebih dari itu, di

samping proses transfer ilmu dan keahlian, juga lebih menekankan

pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik, sehingga menjadikan

mereka dapat menyongsong kehidupannya di masa yang akan datang dengan

lebih efektif dan efisien.

Selain pendidikan secara umum, juga ada pendidikan berdasarkan atau

menurut Islam. Menurut Dr. Ahmad Tafsir Pendidikan Islam adalah

bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.5

Muhammad Athiyah Al-Abrasy yang dikutip oleh Prof. Dr. Armai

Arief, MA berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah mempersiapkan

manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air,

tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus

perasaannya, cakap dalam pekerjaannya dan manis tutur katanya.6

Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), Cet. 6, h. 11. 4 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1, h.5.

5 Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.130. 6 Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Wahana Kardofa, 2010), h. 5-6.

8

ajaran Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.7

Pendidikan keIslaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya

mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way

of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.8 Menurut Zuhairini,

Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis

dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.9

Kemudian, Armai Arief mengartikan “Pendidikan Islam adalah sebuah

proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan

merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT baik kepada

Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnnya”.10

Sedangkan Prof. Dr. Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa “Pendidikan

Islam adalah pembentukan kepribadian, pendidikan Islam ini telah banyak

ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal

perbuatan sesuai dengan petunjuk ajaran Islam, karena itu pendidikan Islam

tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga bersifat praktis atau pendidikan Islam

adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal”.11

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan Islam

di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha

dalam proses bimbingan secara sadar dan sistematis untuk melahirkan

perubahan-perubahan yang progressive pada tingkah laku manusia dan

mengembangkan potensi yang ada pada diri anak secara maksimal, sehingga

terbentuk kepribadian dan nilai-nilai yang berasaskan Islam.

Dengan demikian, pendidikan agama Islam yang diselenggarakan pada

semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan mestinya tidak hanya menekankan

7 Abdul Majid, dan Dian Andayani, op.cit., h.130

8 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2001), h. 30. 9 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),

h.27. 10

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), Cet. 1, h. 40-41. 11

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I,

h. 150.

9

pada aspek kognitif atau pengetahuan terhadap Islam, tetapi juga menekankan

pada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Segala kegiatan dan tindakan dalam rangka untuk mencapai tujuan

harus mempunyai dasar dan tujuan. Demikian juga Pendidikan Agama

Islam tentu mempunyai dasar dan juga landasan yang kuat untuk berpijak

yang membawa kemana arah semua kegiatan dan rumusan tujuan

Pendidikan Agama Islam. Dengan landasan tersebut umat Islam akan

lebih mantap dalam melaksanakan dan mengembangkannya.

Adapun landasan yang dipergunakan meliputi tiga aspek yaitu :

1) Dasar Yuridis/Hukum

Merupakan suatu dasar-dasar yang berasal dari peraturan atau

perundangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat

dijadikan pegangan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam :

a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:

“Ketuhanan Yang Maha Esa”.12

Hal ini berarti bahwa seluruh

rakyat Indonesia harus percaya pada Tuhan Yang Maha Esa dan

untuk merealisasikannya diperlukan penanaman keagamaan

sejak dini yakni melalui Pendidikan Agama Islam.

b) Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam

bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut

agama dan kepercayaannya itu.13

c) Dasar operasional

12

Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta: Sinar Grafika,

2003), h. 24. 13

Mahkamah Konstitusi RI, UUD Negara RI Tahun 1945 dan UU RI No.24 Tahun 2003

tentang Mahkamah Konstitusi,( Jakarta: Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI , 2006), h.

82.

10

Yaitu Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional:

(1) Pasal 30 ayat 1

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah

dan kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Pasal 30 ayat 2

Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli

ilmu agama.14

2) Dasar Religius

1) Al-Qur‟an

Penurunan al-Qur‟an diawali dengan ayat-ayat yang

mengandung konsep pendidikan, dapat menunjukkan bahwa

tujuan al-Qur‟an yang terpenting adalah mendidik manusia

melalui metode yang bernalar serta sarat dengan kegiatan

meneliti, membaca, mempelajari, dan observasi ilmiah terhadap

manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah

dalam rahim ibu. Sebagaimana firman Allah:

نس ان من علق. اق رأ وربك اق رأ باسم ربك الذي خلق. خلق النس ان م ا ل م ي علم.)العلق: الك رم. الذي علم بالقلم. علم ال

٥-۱)

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,

dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia)

14

Redaksi Sinar Grafika, op. cit., h.16.

11

dengan perantara pena. Dia mengajarkan manusia apa yang

tidak diketahuinya. (QS. al-„Alaq: 1-5).15

Isi al-Qur‟an mencakup seluruh dimensi manusia dan

mampu menyentuh seluruh potensi manusia, baik motivasi

untuk menggunakan panca indera dalam menafsirkan alam

semesta bagi kepentingan formulasi lanjut pendidikan manusia

(pendidikan Islam), motivasi agar manusia menggunakan

akalnya, lewat tamsilan-tamsilan Allah SWT dalam al-Qur‟an

maupun motivasi agar manusia menggunakan hatinya agar

mampu mentransfer nilai-nilai pendidikan Ilahiah, dan lain

sebagainya. Ini semua merupakan sistem umum pendidikan

yang ditawarkan Allah SWT dalam al-Qur‟an, agar manusia

dapat menarik kesimpulan dan melaksanakan semua petunjuk

tersebut dalam kehidupan sebaik mungkin.

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran

Islam (Al Qur‟an dan Al Hadist). Menurut Islam Pendidikan

gama Islam perintah Allah merupakan perwujudan dari ibadah

kepada Nya.

Dalam Al Qur‟an banyak dijelaskan mengenai hal

tersebut, antara lain :

a. Qur‟an Surat An Nahl : 125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah

15

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 597.

12

yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl:125)16

b. Qur‟an Surat Az Zumar : 9

”katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang tidak mengetahui? Sesungguhnya

orangorang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran.”. (QS. Az-Zumar:9)17

Dari ayat di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa

setiap manusia diperintahkan untuk memenuhi kewajibannya

untuk menuntut ilmu dalam rangka mendidik diri sendiri,

keluarga, maupun lebih luas lagi yakni masyarakat untuk

menuju ke jalan kebenaran sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

2) As – Sunnah

As-Sunnah adalah segala yang dinukilkan dari Nabi

Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun

taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik yang

demikian itu sebelum Nabi SAW diangkat menjadi Rasul,

maupun sesudahnya.18

16

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya:

Mekar, 2004), h. 383. 17

Departemen Agama Republik Indonesia, Ibid., h. 460. 18

M. Hasbi ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist, (Jakarta: Bulan Bintang,

1993), Cet. 11, h. 25. Lihat Noviarti, Hajjah Rahmah el-Yunusiyyah Pelopor Wanita dalam

Pendidikan Agama Islam di Minangkabau, (Jakarta: 1999), h. 17.

13

Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi

pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka

kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa

ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk

Sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.19

Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa menuntut ilmu

itu wajib setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.

Dengan sifatnya sepanjang hayat, pendidikan Islam dapat diikuti

oleh manusia sepanjang hayatnya20

. Nabi Muhammad SAW

menyatakan:

.أطلبوا العلم من المهد اىل اللهد Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.

Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan Islam karena

sunah menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah

SWT menjadikan Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat-

Nya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 21

كان ي رجو اللو لقد كان لكم ف رسول اللو أسوة حسنة لمن .والي وم الخر وذكر اللو كثريا

Di dalam diri Rosulullah itu kamu bisa menemukan

teladan yang baik. (Q.S. al-Ahzab : 21)

Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam

proses perubahan sikap hidup sehari-hari menjadi sumber utama

pendidikan Islam. Sabda Rasul yang berbunyi:

كتم بما لن تضلو ابدا كتاب اهلل وسنة ت ركت فيكم أمرين تس )رواه امام مالك( .رسولو

Kutinggalkan kamu dua perkara tidaklah kamu akan

tersesat selama-lamanya selama kamu masih berpegang kepada

keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (HR. Imam

Malik)

19

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. 3, h.

21. 20

Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press) h. 42.

14

Dalam dunia pendidikan sunnah mempunyai dua manfaat

pokok: Pertama, Sunnah mampu menjelaskan konsep dan

kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep al-

Qur‟an serta lebih memerinci penjelasan dalam al-Qur‟an.

Kedua, Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam

penentuan metode pendidikan.21

3) Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak

tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk. bahwa semua

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup

yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa tempat mereka

berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya. Hal

semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun

masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tenteram

hatinya kalu mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang

Maha Kuasa.22

Dari uraian di atas, telah jelas bahwa dengan mendekatkan diri

kepada Allah hati akan merasa tenang dan tentram.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman

21

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), Cet. 1, h. 39. 22

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 13.

15

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.23

Setiap orangtua pastilah berkeinginan mempunyai anak yang saleh,

yang selalu membawa harum nama orang tuanya, berkepribadian yang

saleh pula, karena hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi

orangtua.

Oleh karena itu berbicara Pendidikan Agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam

dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial/moralitas sosial. Penanaman

nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah)

didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan

kebaikan (hasanah) diahirat kelak.24

Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wajib diikutinya

adalah Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam

mempunyai tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran dari tujuan

pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu Pendidikan

Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.25

Mengingat betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam

mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat dan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, maka Pendidikan Agama Islam harus

diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-baiknya.

23

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Ibid., h. 135. 24

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Ibid., h. 136. 25

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Ibid., h. 136

16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam baik untuk sekolah atau madrasah

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama kewajiban menanamkan keimanan

dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah

berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak

melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup

di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri lingkungannya baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental,

yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran

agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan dan

kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman

ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak- anak yang memiliki bakat

khusus dipandang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.

17

h. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus dipandang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaat untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.26

4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah

yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu,

maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.27

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang sengaja

melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru

untuk mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau intruction biasanya

terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru

dalam usahanya mentransformasikan ilmu yang diberikannya kepda peserta

didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci

tentang pengertian pembelajaran itu sendiri telah banyak dijelaskan oleh para

ahli. Antara lain sebagai berikut:

Dimyati dan Mudjiono "pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan

yang ditujukan untuk membelajarkan siswa". Dan Iskandar mengartikan

"pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa".

Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran

adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu

pada tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah

pada terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan

pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau

26

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Ibid., h.134-135. 27

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,

2007), Cet. III, h. 255.

18

sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah diprogramkan.28

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas

dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai

tujuan untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan

dengan usaha-usaha terencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar

sehingga dapat terjadi proses belajar dalam diri siswa.

B. Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stune

(1995) sebagai mana yang dikutip E. Mulyasa mengemukakan bahwa

kompetensi guru sebagai ...descriptive of qualitative nature of teacher

behavior appears to be entirely meaningful.. Kompetensi guru merupakan

gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sementara

Charles (1994) mengemukakan bahwa : competency as rational performance

which satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan).29

Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : ”Kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan”.30

Menurut A. Sahertian, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan

sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. 31

Menurut Jejen

28

Aminudin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Uhamka Press, 2003), Cet.

IV, h. 14. 29

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h.25 30

DPR RI “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen”, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2005/14 tahun 2005UU.htm, h. 3. 31

Piet A. Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program in Service education,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 25.

19

Musfah, kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil

kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek

kemampuan tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 32

Dengan adanya pengetahuan luas yang dimiliki oleh seseorang, maka dengan

mudah akan timbul jiwa terampil yang ditunjukkan dengan prilaku atau sikap.

Menurut Dede Rosyada, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan

nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. 33

Dalam pengertian ini kompetensi diarahkan untuk dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam suatu profesi dalam pekerjaan maupun

bidang lainnya.

Dari pendapat para ahli di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan

potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait

dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat

diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk

menjalankan profesi tertentu.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk

kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.34

Menurut Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

bahwa syarat wajib seorang guru adalah memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.35

Dan kemudian

dijelaskan dalam Pasal 10 Tentang Macam-macam Kompetensi yang harus

32

Jejen Musfah, Peningkatkan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta, Kencana, 2011), Cet. 1, h. 29. 33

Dede Rosyada, MA. Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet,

I. h. 48. 34

E. Mulyasa, op.cit., h. 25. 35

DPR RI, op.cit., h.6.

20

dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi social yang diperoleh melalui

pendidikan profesi.

Atas dasar itu, jelaslah bahwa seorang guru haruslah mempunyai

kompetensi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah

kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik ini adalah kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran peserta didik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.36

Kompetensi Pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan ketrampilan

(skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa

dalam kelas. Kompetensi Peagogik meliputi, kemapuan guru dalam

menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan

pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan melakukan

evaluasi.37

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah ”kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik”.38

Depdiknas menyebut kompetensi

ini dengan ”kompetensi pengelolaan pembelajaran”. Kompetensi ini dapat

dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar,

kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar,

dan kemampuan melakukan penilaian.

36

Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan”, http://www. bpkp. go.

id/unit/hukum/pp/2005/019-05.pdf, h. 33. 37

M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: Rasail Media Group,2008),

cet.1, h. 148. 38

DPR RI, op.cit., h. 26.

21

Mulyasa mengemukakan bahwa secara operasional, kemampuan

mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.39

Agar proses pembelajaran

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang

diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sehingga

keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar

mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan

suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang

mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari

sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak

lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.40

2. Komponen-komponen Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang

harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,

kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.41

1) Tingkat Kecerdasan

Dalam perkembangan kemampuan berfikir bersamaan dengan

(bertambahnya umur, ditemukan bahwa adanya perbedaan tingkat

kestabilan. Hasil tes dibawah usia lima tahun tidak stabil. Kestabilan

terjadi setelah anak berusia lebih dari lima tahun. Sebagai contoh,

39

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 77. 40

B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997),

h. 19. 41

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 75.

22

Bayley (1949) menemukan korelasi antara skor tes IQ usia enam

tahun dan tujuh belas tahun adalah + 0,92 (sangat tinggi).

Sedangkan, Macfarlane dan Allen (1948) melaporkan bahwa pada

usia antara enam dan delapan belas tahun terdapat 50 persen anak

yang mengalami perubahan (kenaikan) 15 point atau lebih. Setelah

usia delapan belas tahun, umumnya tidak terjadi perubahan lagi.

Karena itu dalam tabel IQ terdapat kolom ”18/lebih”.42

Selain perbedaan antar individu, terdapat pula perbedaan

kemampuan dalam individu sendiri, atau perbedaan dalam individu.

Misalnya, seorang anak yang sangat pandai dalam mata pelajaran

matematika tidak memiliki kepandaian yang setingkat pada mata

pelajaran bahasa dan hal demikian adalah wajar, walaupun masih

mungkin juga ada seorang anak yang pandai dalam semua mata

pelajaran. Perbedaan tersebut juga terjadi dalam hal ini, misalnya

kreativitas.43

2) Kreativitas

Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik,

yang memungkinkan setiap peserta didik yang dapat

mengembangkan kreatifitasnya, antara lain dengan teknik kerja

kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek.

Anak yang kreatif belum tentu pandai dan sebaliknya. Kondisi-

kondisi yang diciptakan oleh guru juga tidak menjamin timbulnya

prestasi belajar yang baik. Hal ini perlu dipahami guru agar tidak

terjadi kesalahan dalam menyikapi peserta didik yang kreatif,

demikian pula terhadap yang pandai.44

Memahami uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kreativitas

peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru

dalam megembangkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

materi standar, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

42

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 75 43

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 84. 44

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 86.

23

Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan

kreativitas peserta didik.45

3) Kondisi Fisik

Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan,

pendengaran, kemampuan bicara, pincang (kaki) dan lumpuh karena

kerusakan otak. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik

diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu

perkembangan pribadi mereka. Misalnya guru harus bersikap lebih

sabar dan telaten tetapi dilakukan secara wajar sehingga tidak

menimbulkan kesan negatif. Perbedaan layanan (jika bercampur

dengan anak yang normal) antara lain dalam bentuk jenis media

pendidikan yang digunakan, serta membantu dan mengatur posisi

duduk.46

4) Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas

kognitif, psikologis dan fisik, pertumbuhan dan perkembangan

berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik

manusia, perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang

mantap dan merupakan suatu proses kematangan. Perubahan-

perubahan ini tidak bersifat umum, melainkan merupakan hasil

interaksi antara potensi bawaan dengan lingkungan. Baik peserta

didik yang cepat maupun lambat, memiliki kepribadian yang

menyenangkan atau menggelisahkan, tinggi ataupun rendah,

sebagian besar tergantung pada interaksi antara kecenderungan

bawaan dan pengaruh lingkungan (konvergensi, sebagaimana

dikemukakan oleh William Stern).47

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak.

Sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang

dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak

45

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 94. 46

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 94-95 47

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Ibid., h. 95.

24

melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak selain itu,

guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang

pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem

yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang

tepat.

b. Pengembangan Kurikulum/Silabus

Guru menempati kedudukan sentral, sebab peranannya sangat

menentukan, ia harus mampu menterjemahkan dan menjabarkan nilai-

nilaiyang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-

nilai tersebut kepada siswa melalui proses pengajaran di sekolah.

Guru tidak membuat atau menyusun kurikulum, tapi ia

menggunakan kurikulum, menjabarkannya, serta melaksanakannya

melalui suatu proses pengajaran. Kurikulum di peruntukkan bagi siswa,

melalui guru yang secara nyata memberikan pengaruh kepada siswa pada

saat terjadinya proses pengajaran.48

Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu tugas guru atau

pendidik sebagai pengajar dan pendidik lebih terarah. Pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat penting

dalam proses pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang

berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam pendidikan.49

Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah

dokumen kurikulum yang biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih

terbatas dari pada pedoman kurikulum, sebagaimana dikemukakan

bahwa dalam silabi hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang

harus diajarkan selama waktu setahun atau semester.50

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan

pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan

48

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005), h. 1. 49

Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2007), h. 207. 50

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi,

(Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008), h. 39.

25

kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus

merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik

rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu

kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk

merencanakan pengelolaan kegiatan pengajaran secara klasikal,

kelompok kecil atau secara individual.51

Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi

terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku

Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Depdiknas, 2004) yaitu : (1)

penulisan identitas mata pelajaran, (2) perumusan standar kompetensi,

(3) penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok dan

uraianannya, (5) penentuan pengalaman belajar, (6) penentuan alokasi

waktu dan (7) penentuan sumber bahan.52

Standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok sudah

disiapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu tugas guru adalah

mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut dengan jalan

menentukan materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu dan

sumber bahan. Untuk implementasi di kelas, silabus dijabarkan lagi ke

dalam bentuk persiapan mengajar, baik dalam bentuk satpel maupun

rencana pembelajaran.53

c. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

1) Perencanaan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki setiap guru, yang bermuara pada

pelaksanaan pembelajaran, perancangan pembelajaran sedikitnya

mencakup tiga kegiatan, yaitu :

a) Identifikasi Kebutuhan

51

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, Ibid.,

h. 40. 52

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, Ibid.,

h. 41-42. 53

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, Ibid.,

h. 42.

26

Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang

seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya atau sesuatu yang

harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, eloknya

guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan

merumuskan kebutuhan belajar. Pelibatan peserta didik perlu

disesuaikan dengan tingkat kematangan dan kemampuan, serta

mungkin hanya bisa dilakukan untuk kelas-kelas tertentu yang

sudah bisa dilibatkan.54

b) Identifikasi Kompetensi

Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh

peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus

dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting

dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan

memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus

dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta

memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap

kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak (thinking skill).55

Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik

perlu dijelaskan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai

wujud dari hasil belajar yang mengacu pada pengalaman

langsung.

c) Penyusunan Program Pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai produk

program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup

komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan

program. Komponen program mencakup kompetensi dasar,

54

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 100 55

E. Mulyasa, Ibid., h. 101

27

materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar,

waktu belajar dan daya dukung lainnya.56

Pengembangan program pengajaran dimaksud adalah

rumusan-rumusan tentang apa yang dilakukan guru dan peserta

didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan,

sebelum kegiatan belajar mengajar sesungguhnya dilaksanakan.

Pengembangan program ini merupakan suatu sistem yang

menjelaskan adanya analisis atas semua komponen yang benar-

benar harus saling terkait secara fungsional untuk mencapai

tujuan.57

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Melaksanakan atau mengelola program belajar mengajar

merupakan tahap pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut

adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan

kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun

dalam perencanaan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas

dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar

dihentikan ataukah diubah metodenya, apakah mengulang dulu

pelajaran yang lalu, manakala para siswa belum dapat mencapai

tujuan pengajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori

tentang belajar mengajar, tentang pelajar, diperlukan pula kemahiran

dan ketrampilan teknik mengajar. Misalnya prinsipprinsip mengajar,

penggunaan alat-alat bantu pengajaran, penggunaan metode

mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa, keterampilan

memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.58

56

E. Mulyasa, Ibid., h. 102. 57

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi,

(Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008), h. 20. 58

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005), h. 21.

28

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan

untuk penerapan metode konvensional, anti dialog, proses

penjinakan, pewarisan pengetahuan dan tidak bersumber pada

realitas masyarakat.59

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada

komunikasi yang terbuka antara guru dan peserta didik. Agar

kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik, guru perlu melihat

kondisi peserta didik, baik dalam hal pengetahuan maupun

pengalaman yang dimiliki. Kegiatan pembelajaran perlu

dikondisikan sedemikian rupa yang membuat peserta didik belajar

dengan nyaman, tanpa tekanan, atau tidak monoton. Untuk itu

strategi belajar yang diterapkan harus bervariasi yang membuat

peserta didik bergairah dalam belajar.60

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang dapat

menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar,

dan pengajaran itu sendiri dan keduanya mempunyai saling

ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar

yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak

belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.

Siswa dapat belajar dalam suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam

kondisi yang merangsang untuk belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu

yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,

teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan,

bantuan dan perhatian guru yang berbeda untuk setiap individu

siswa.61

59

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 102. 60

Ramayulis, Metodologi PAI, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.118-119. 61

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002), h. 37-38.

29

Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar,

meningkatkan prestasi belajar siswa. Mereka memerlukan

pengorganisasian proses belajar yang baik. Proses belajar mengajar

merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi

proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi : tujuan

pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luar, pengaturan ruang

dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta pengelompokan siswa

dalam belajar.62

Penguasaan bahan pelajaran ternyata memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Dikemukakan oleh Peters, bahwa proses

dan hasil belajar siswa bergantung pada penguasaan mata pelajaran

guru dan keterampilan mengajarnya. Pendapat ini diperkuat oleh

Hilda Toba, yang menyatakan bahwa keefektifan pengajaran

dipengaruhi oleh (a) karakteristik guru dan siswa, (b) bahan

pelajaran, dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi

pelajaran.63

d. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan

perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat

dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir

satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian

program.64

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan

pengajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi.

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan

atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan

mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan

62

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Ibid., h. 38. 63

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005), h. 22. 64

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 108.

30

dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah

menyelesaikan pengalaman belajarnya.65

Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

Ketiga ranah ini sebaiknya dinilai proposional sesuai dengan sifat mata

pelajaran yang bersangkutan.66

Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda,

yakni bagi siswa dan bagi guru. Penilaian hasil belajar dapat

dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, tahap jangka pendek, yakni

penilaian dilaksanakan guru pada akhir proses belajar mengajar.

Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua, tahap jangka panjang,

yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar

berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu,

misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir. Penilaian

ini disebut penilaian sumatif.67

Dalam proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar ini sangatlah

penting untuk dilaksanakan. Karena dengan penilaian hasil belajar inilah

seorang guru bisa mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan

keefektifan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut.

e. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai

Potensi yang dimilikinya.

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki guru untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pengembangan peserta didik

dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara antara lain melalui

kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), pengayaan dan remedial serta

65

Nana Sudjana, op. cit., h. 111. 66

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi,

(Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008), h. 87 67

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005), h. 112.

31

Bimbingan dan konseling (BK).68

Guru memiliki kemampuan untuk

membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali

potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

Dan wadah itu bisa berupa kegiatan-kegiatan yang sudah diuraikan di

atas .

3. Kompetensi Pedagogik Guru Sebagai Salah Satu Penunjang Keberhasilan

Belajar Peserta Didik

Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan

suatu pembelajaran di sekolah. Di samping itu guru juga berperan dalam

perkembangan potensi pada setiap anak didik agar dapat berkembang secara

optimal. Oleh sebab itu untuk mewujudkan hal itu, sebagai seorang pendidik

guru haruslah mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sebagaimana dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal

28, bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi

sebagai agen pembelajaran sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah

kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Di

samping itu ada beberapa kompetensi yang juga harus dikuasai oleh seorang

guru antara lain adalah kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial, semua saling berkaitan satu sama lain dalam rangka

menunjang keberhasilan belajar.

Salah satu faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan belajar

adalah pengelolaan pembelajaran. Lingkungan belajar yang efektif, kondusif

dan menyenangkan akan membawa siswa pada tahap belajar yang optimal.

Efektivitas guru mengajar, dapat dilihat dari seberapa besar peserta didik

memperoleh informasi/ilmu pengetahuan baru. Hal ini dapat dijadikan salah

satu ukuran keberhasilan guru dalam mengajar. Biasanya siswa dalam

68

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2007, h. 111.

32

memahami materi ditentukan oleh ketertarikan siswa kepada guru.

Ketertarikan terhadap guru ditentukan oleh bagaimana karakteristik atau

mentalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti bagaimana guru

menjelaskan materi pelajaran, bagaimana guru menggunakan metode

mengajar, bagaimana guru menggunakan media, dan bagaimana guru

melakukan komunikasi kepada siswa. Justru yang memiliki peluang besar

siswa memiliki ketertarikan kepada guru ditentukan oleh kualitas hubungan

antara guru dengan siswa. Jika guru memiliki hubungan yang kurang

harmonis, maka siswa sulit memiliki ketertarikan kepada guru. Dan juga

sebaliknya. Oleh sebab itu, guru harus mengetahui bagaimana keadaan siswa

tersebut serta guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan

setiap siswanya.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses

belajar mengajar maka setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam

mengelola pembelajaran. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi

pedagogik, yang merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh

setiap guru dalam menunjang keberhasilan dalam belajar peserta didik.

C. Kajian yang Relevan

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang

relevan selama proses penelitian dan penulisan, yang membahas tentang

Kompetensi Pedagogik terdapat dalam Skripsi diantaranya Skripsi yang ditulis

oleh Rosyidah yang berjudul Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama

Islam Dalam Pelaksanaan Pembelajaran (di SD Dua Mei Ciputat), yang

mana dalam skripsi ini menjelaskan tentang Kompetensi Pedagogik guru

Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan di SD 2 Mei Ciputat, meliputi

pembukaan pembelajaran, kegiatan inti dan penutupan.69

Selanjutnya Skripsi

yang ditulis oleh Didik Setiawan yang berjudul Kompetensi Pedagogik Guru

dalam Implementasi KTSP di SMK Nusantara Ciputat, yang mana penulis

69

Rosyidah, Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran (di SD Dua Mei Ciputat), Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,

2012, tidak dipublikasikan

33

dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana kompetensi pedagogic guru

dalam melaksanakan KTSP di SMK Nusantara dalam hal perancangan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran di sekolah dalam implementasi

KTSP.70

Sedangkan fokus penulis dalam skripsi ini adalah Kompetensi

pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran peserta didiknya, meliputi;

pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program

pengajaran dan kemampuan guru untuk menciptakan wadah bagi anak untuk

menggali potensinya.

70

Didik Setiawan, Kompetensi Pedagogik Guru dalam Implementasi KTSP di SMK

Nusantara Ciputat, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak

dipublikasikan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 28 Agustus – 4 September

2014. Tempat penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Lokasi penelitian dipusatkan di SD Islam Nurul

Hidayah Pondok Petir, Depok – Jawa Barat.

B. Latar Penelitian

1. Latar

a. Latar Fisik

SD Islam Nurul Hidayah berada di tengah-tengah perkampungan

penduduk. Lokasi untuk menjangkau sekolahnya sangat strategis, dapat

ditempuh dengan jalan kaki, naik angkot atau dengan ojek. Bangunan

sekolah merupakan bangunan sendiri sejak tahuan 1986. Dari tahun

ketahun selalu bertambah jumlah gedungnya agar kegiatan belajar

mengajar berjalan lancar.

Bagian depan sekolah ini nampak satu gerbang panjang sebagai

pintu utama Yayasan SD Islam Nurul Islam dan dua gerbang untuk

35

memasuki lokasi SD Islam Nurul Hidayah, dan pintu utama yang

dilengkapi dengan pos satpam dan tempat parkir, sedangkan pintu kedua

menuju tangga, pintu tangga yang merupakan untuk para siswa dan siswa

yang dilengkapai oleh resepsionis dan finger print machine untuk absen

guru, karyawan. Kemudian terdapat ruang guru, ruang kepala sekolah,

ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang UKS dan Lab komputer yang

letaknya sejajar dan untuk masjid terletak di depan gerbang utama Sekolah

Nurul Hidayah.

Adapun jumlah kelas secara keseluruhan sebanyak 19 ruang kelas,

untuk kelas 1 (satu) menempati 3 kelas, kelas II (dua) menempati 4 kelas

kelas III (tiga) menempati 4 kelas, kelas IV (empat) menempati 3 kelas,

kelas V (lima) menempati 3 kelas, kelas VI (enam) menempati 2 kelas. .

Lapangan Olahraga terletak di belakang sekolah dan samping

perpustakaan. sekolah yang sekelilingnya terdapat gedung-gedung sekolah

SD Islam Nurul Hidayah.

b. Latar Sosial

Lingkungan sosial yang tercipta di SD Islam Nurul Hidayah Depok

cukup harmonis dan relegius. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara

kepala sekolah dengan guru dan karyawan berjalan baik. Semua

menjalankan tugasanya masing-masing. Tak jarang kepala sekolah

mengontrol kegiatan-kegiatan dan berbincang-bincang dengan para guru

dan karyawan. Hal yang sama juga diterapkan kepada siswa-siswanya,

sehingga merasa nyaman dan bersahabat berada di lingkuan sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang mendukung keakraban guru satu sama lain,

adalah dengan diselenggarakannya pertemuan satu minggu sekali, seperti

arisan guru, dan sharing guru pada jam istirahat ataupun pada waktu jam

makan siang atau ketika rapat guru. Begitu juga antara guru dan siswa

diupayakan agar akrab satu sama lain, sehingga siswa menganggap bahwa

sekolah adalah guru. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan

36

pendapat mereka tanpa rasa takut dan guru pun merespon pertanyaan-

pertanyaan dan keluhan para siswa dengan baik.

Kemudian, kedisiplinan staf pengajar SD Islam Nurul Hidayah

Depok, patut dibanggakan. Misalnya, ketika bel masuk kelas telah tiba

maka, antara guru yang satu dengan guru yang lain saling mengingatkan

untuk masuk kelas dan segera menjalankan tugasnya. Dan bukan hanya

guru saja, siswa juga ketika bel berbunyi siswa harus masuk kelas dan

tidak boleh keluar masuk. Kedisiplinan siswa pun sangat diperhatikan

mulai dari kelengkapan alat sekolah, seragam dan penampilan. Setiap

minggu guru piket yang dibantu dengan OSIS akan merazia siswa dan

siswi yang melanggar hal tersebut. Hal ini bertujuan mereka patuh dan

lebih bertanggung jawab.

Kemudian sebelum pelajaran pertama dimulai, para siswa

membaca surat-surat pendek, asmaul husna dan do’a- doa, setiap tahunnya

secara otomatis sudah hafal siswa 5-6 surat pendek dan juga hadis

ditambah lagi do’a-do;a yang lain, sekitar selama 15 menit (sepuluh

menit), yang disebut dengan pembiasaan siswa, siswa kelas 4-6 satu kali

dalam seminggu akan bergantian untuk melaksanakan shalat duha di

masjid sekolah. Setelah itu baru pelajaran bisa dimulai.

2. Entri

Peneliti masuk pertama kalinya saat observasi awal yakni di bulan

Akhir Agustus 2014, sebelum melakukan penelitian di SD Islam Nurul

Hidayah Depok pada pertengahan bulan Agustus. Kepala SD Islam Nurul

Hidayah Pondok Petir menyambut baik kehadiran peneliti. Adapun saat

melakukan penelitian ini, peneliti ikut menjadi staf pengajar, dengan tujuan

kenyamanan dalam pengamatan, mengenal lebih dalam siswa dan kemudahan

dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.

37

C. Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan pendekatan

kualitatif, dan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu

variabel, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis tertentu.1

Menurut Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa “metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.2

Kemudian lebih lanjut Moleong menyatakan bahwa: penelitian kualitatif

berakar pada akar alamiah sebagai keutuhan. Mengandalkan manusia sebagai alat

penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara

induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari

dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi

studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan

data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya

disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan subjek peneliti”.3

Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan

menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian

kepustakaan (Library research) dan penelitian lapangan (Field research)4.

1. Penelitian kepustakaan (Library research), Yaitu pengumpulan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di

ruangan perpustakaan, misalnya berupa buku-buku, majalah, naskah, catatan

kisah sejarah; surat kabar, internet dan sumber lain yang relevan dengan

penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field research), yaitu penulis menghimpun informasi,

data dan fakta dari objek yang diteliti untuk menemukan secara khusus dari

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. I0, h. 234

2 Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004),

h. 4 3 Lexi J Moleong, Ibid., h. 27

4 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), Cet. I, h. 4.

38

realitas yang tengah terjadi di lapangan agar lebih obyektif dan akurat tentang

Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDI Nurul Hidayah Pondok Petir, Depok,

Jawa Barat.

Secara teknis, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengelolaan Data

Sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa prosedur, yaitu:

1. Interview

Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan jalan

mengadakan komunikasi dengan sumber data (dalam hal ini individu yang

bersangkutan) melalui dialog (Tanya jawab) secara lisan baik secara langsung

maupun tidak langsung. “interview sebagai proses Tanya jawab lisan, di mana

dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu menghadap

yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya”. 5

Maka dengan interview tersebut diharapkan dapat memperoleh jawaban

keterangan dari responden sesuai dengan tujuan penelitian. Ditinjau dari

pelaksanaannya peneliti menggunakan model interview bebas terpimpin. Di

mana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi yang mengikat akan

data apa yang dikumpulkan dengan membawa sederetan pertanyaan, serta

berupaya untuk menciptakan suasana santai tapi tetap serius dan sungguh-

sungguh.6 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi dari

kepala sekolah, Guru PAI, serta siswa SD Islam Nurul Hidayah yang

berkaitan dengan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SD Islam Nurul

Hidayah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi bersal dari kata dokumen, yaitu berarti barang-barang

tertulis,. Maka, metode dokumentasi dapat dikatakan sebagai teknik

5 Hadi Sturisno, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: Adi Offset, 2002), h. 192

6 Suharsini, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. I0, 132

39

pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, majalah, surat kabar, prestasi, notulen rapat agenda dsb.7

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang SD Islam

Nurul Hidayah yang meliputi sejarah singkat berdirinya, visi misi dan tujuan,

struktur organisasi, keadaan guru dan staf, keadaan siswa-siswa, serta keadaan

saran dan prasaran yang tersedia.

3. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti. “ metode observasi

bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan sebagai sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas, observasi tidak

hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung. 8

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jelas

menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang

diteliti, dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian di SD Islam Nurul

Hidayah untuk memperhatikan jalannya kegiatan pembelajaran pendidikan

Agama Islam melalui penggunaan pendekatan belajar aktif (active learning

strategy).

Selain itu metode observasi juga digunakan untuk mengamati kondisi

bangunan sekolahan, sarana dan prasaran sekolahan.

E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian, setiap hal temuan harus di cek keabsahannya agar hasil

penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan

keabsahannya.

Untuk pengecekan keabsahan temuan ini teknik yang dipakai oleh peneliti

adalah tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dan yang

7 Hadi Sturisno, dkk, Op. Cit., h. 135

8 Hadi Sturisno, dkk, Op. Cit., h. 136

40

memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.9 Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti

antara lain:

a. Tringulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data

hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan

dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh

b. Tringulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain dengan sebuah

fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang diperoleh

dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan sehingga

memperoleh data yang bias dipercaya.

c. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu

fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari

dimensi waktu maupun dari sumber yang lain.

Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan jenis tringulasi teknik

dengan observasi dalam lapangan yang didukung dengan pengecekan melalui

wawancara dan dokumentasi.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-

data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data ,merupakan suatu langkah

yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana

yang akan digunakan, apakah analisis statistik ataukah analisis non statistik.

Pemilihan ini tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini,

peneliti tidak diwujudkan dalam bentuk angka. 10

Dalam penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan, yaitu

identifikasi, klasifikasi, kemudian diinterpretasikan. Metode deskriptif kualitatif,

diartikan sebagai metode dengan memaparkan dan menafsirkan kata yang ada,

9 Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004),

h. 178 10

Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press,1990) h, 94

41

misalnya tentang situasi yang dialami berkaitan dengan kegiatan. Pandangan,

sikap yang tampak maupun proses yang sedang bekerja.

Dalam hal ini, peneliti akan terjun secara langsung di lapangan dan

mengalami situasi yang terjadi selama proses belajar mengajar PAI berlangsung,

berkaitan dengan prosedur manajemen kelas di SD Islam Nurul Hidayah. Di

samping itu, juga dilakukan beberapa kali dalam pengumpulan data, di mana

semua data yang telah diperoleh di lapangan dibaca, dipahami, kemudian dibuat

ringkasannya. Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis lebih lanjut secara

intensif,. Maka, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif ini, penulis

dapat menyajikan data yang ada, baik dengan informasi maupun analisis tanpa

perlu merumuskan hipotesis.

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Reduksi data.

Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan data

dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik atau di

verifikasi.

Data yang diperoleh di lapangan langsung ditulis dengan rinci dan sistematis

setiap selesai mengumpulkan data. Laporan-laporan itu perlu direduksi yaitu

dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian agar

mudah untuk menyimpulkannya. Reduksi kata dilakukan untuk

mempermudah peneliti dan mencari kembali data yang diperoleh bila

diperlukan serta membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek

tertentu. 11

b. Display data atau penyajian data

Yaitu mengumpulkan data atau informasi secara tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data

yang sudah ada disusun dengan menggunakan teks yang bersifat naratif, selain

itu juga bias melakukan matriks, grafik, network dan chart.12

Dengan alasan

11

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1998) h, 129 12

Nasution , Ibid

42

supaya peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan

data. Serta untuk memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi dan

merencanakan kerja selanjutnya. 13

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Yaitu merupakan rangkaian analisis data puncak. Meskipun begitu,

kesimpulan juga membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Oleh

karena itu, ada baiknya sebuah kesimpulan ditinjau ulang dengan cara

memverifikasi kembali catatan-catatan selama penelitian dan mencari pola,

tema model, hubungan dan persamaan untuk diambil sebuah kesimpulan.14

13

Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005) h, 60 14

Nasution, Op.Cit., h, 130

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai data yang tidak bisa

diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.1 Data dalam penelitian

kualitatif bukanlah berdasarkan atas tabel angka-angka hasil pengukuran atau

penilaian secara langsung yang mana dianalisis secara statistik. Data kualitatif

adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan.

Menurut Meleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata dan tindakan sedangkan data tertulis, foto, rekaman, dan statistik adalah

data tambahan.2

a. Data Utama

Data utama berupa kata-kata diperoleh mulai dengan wawancara

dan data yang berupa tindakan diperoleh melalui observasi. Pertama

wawancara dilaksanakan dengan berbagai pihak yang terkait, diantaranya

Guru Pendidikan Agama Islam. Dalam memilih dan memanfaatkan

informan, perlu ditentukan bahwa informan adalah orang-orang yang tahu

tentang situasi dan kondisi daerah penelitian, jujur, terbuka, dan mau

1 A. chader Alwasihlah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2011), h. 105.

2Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998), h. 110

44

memberikan informasi yang benar. Kedua, Observasi atau pengamatan

secara langsung. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai Kompetensi

Pedagogik guru PAI di sekolah SDI Nurul Hidayah Depok.

b. Data Tambahan

Data tambahan yakni berupa sumber tertulis dan dokumentasi.

Sumber tertulis ini berupa data-data yang diperoleh dari SD Islam Nurul

Hidayah. Seperti format program tahunan, silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran ( RPP ) SD Islam Nurul Hidayah. Termasuk juga data profil

sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana yang ada di

SD Islam Nurul Hidayah. Sedangkan dokumentasi seperti foto-foto, untuk

penunjang data-data yang diperoleh dari SD Islam Nurul Hidayah supaya

diterima keabsahannya.

2. Gambaran Diri Subjek

a. Karakteristik

Berikut ini adalah tabel yang dapat menggambarkan kakteristik

umum dan seluruh subyek penelitian ini.

Tabel 4.1

Karakteristik Subjek

N0 Nama Jenis Kelamin Kelas Yang Diajar

1 Tuti Alawiyah, S.Pd.I Perempuan Kelas IV

2 Oom Komariah, S.Ag Perempuan Kelas VI

b. Gambaran Diri Subjek

Guru yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah guru secara

sukarela membantu dalam penelitian yang dilakukan peneliti, guru yang

memiliki latar belakang dan pendidikan yang berbeda.

Subjek pertama adalah Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, tinggal di Jl.

Swadaya I Rt 04/05 Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan. Beliau

mengajar mulai dari tahun 2012-2013. Di sekolah tempat penelitian, beliau

45

juga sudah sering mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pembelajaran,

bahkan pelatihan yang terakhir beliau ikuti mengenai kurikulum PAI 2013.

Beliau adalah lulusan FITK - Pendidikan Agama Islam (PAI) di UIN

Syarif Hidayatullah tahun 2005-2010.

Informan selanjutnya adalah Ibu Oom Komariah, S.Ag, tinggal

didaerah Graha Yasa Asri Blok D, No 14 Serua, Bojong Sari, Depok,

beliau mengajar di sekolah SD Islam Nurul Hidayah mulai tahun 2014,

sudah sering mengikuti pelatihan mengajar yang berkaitan dengan

pembelajaran Aktif, baik pelatihan dari yayasan maupun dari Dinas

Pendidikan. Pendidikan terakhirnya S.I Pendidikan Agama Islam dari

IAIN Sunan Gunung Djati.

B. Analisis Data

1. Kompetensi Pedagogik Guru

SDI Nurul Hidayah memiliki guru Pendidikan Agama Islam sebanyak

6 orang guru dengan mayoritas guru berpendidikan minimal S1 dari berbagai

macam jurusan baik kependidikan maupun non-kependidikan dengan

prosentase : 90% Kependidikan dan 10% Non- Kependidikan (ekonomi).

Latarbelakang pendidikan yang beragam tersebut, menurut kepala sekolah

menjadikan hal ini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh SDI Nurul Hidayah.

Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru-guru SDI Nurul Hidayah

memiliki kemampuan dan latarbelakang yang sesuai dengan UU No. 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen. Setiap tahunnya SDI Nurul Hidayah

megirimkan gurunya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang

terakhir diikuti adalah tentang Penyusunan RPP dan Penilaian pada kurikulum

2013.3 Pelatihan ini bertujuan agar guru tidak lagi menitikberatkan pada aspek

kognitif lagi melainkan lebih kepada aspek Afektifnya.

3 Wawancara dengan Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I

46

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa proses

pembelajaran di SDI Nurul Hidayah terdiri dari beberapa tahap yaitu kegiatan

pendahuluan, apersepsi, kegiatan inti (isi), dan kegiatan akhir (penutup)

kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan penyampaian tujuan

pembelajaran, pemberian motivasi, dan kegiatan apersepsi. Guru SDI Nurul

Hidayah mengadakan pre-tes pada awal kegiatan pembelajaran, tapi juga ada

saat kegiatan inti pembelajaran mengevaluasi melalui pos-test dan pre-test.4

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan

kegiatan awal yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada

setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya terutama untuk

menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan

peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi

waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran ini perlu diperhatikan,

karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat, berkisar

antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan

guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga

dalam kegiatan inti pembelajaran, peserta didik sudah siap untuk

mengikuti pelajaran dengan seksama.

Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi

oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan

pembelajaran atau pra-intraksional adalah untuk menciptakan awal

pembelajaran yang efektif agar siswa siap secara penuh dalam mengikuti

kegiatan inti pembelajaran. Jadi, dalam kegiatan pendahuluan guru

diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang

terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa yang efektif.

Berdasarkan hasil pengamatan di SDI Nurul Hidayah Depok pada

mata pelajaran PAI kegiatan utama yang dilaksanakan cukup variatif. Di

4 Wawancara dengan Ibu Oom Komariah, S.Ag

47

bawah ini akan dipaparkan kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan

oleh Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, di kelas IV SD sebagai berikut:

Kegiatan pembukaan pelajaran yang dilakukan oleh Ibu Tuti

Alawiyah, S.Pd.I, yaitu dengan merapikan posisi duduk siswa, setelah

siswa terlihat rapi, guru mengucapkan salam, kemudian dimulai dengan

membaca doa, dan mengabsen para siswa satu persatu. Setelah itu guru

memberikan motivasi kepada siswa dengan menanyakan kabar mereka dan

memberikan sebuah game yang memacu mereka untuk semangat dalam

mengikuti pembelajaran. Dengan begitu para siswa terlihat semangat dan

antusias untuk memulai belajar.

1) Menarik perhatian siswa

Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di SDI Nurul

Hidayah Depok pada mata pelajaran PAI dalam upaya menarik

perhatian siswa memiliki teknis yang berbeda. Hal ini diantaranya

dilakukan dengan "penyampaian manfaat yang akan diperoleh oleh

siswa setelah proses pembelajaran, melakukan interaksi yang

menyenangkan bagi siswa, dengan variasi gaya interaksi dengan siswa

dalam mengajar".5 Selain itu upaya yang dilakukan oleh guru PAI

dalam menarik perhatian siswa bisa lihat sebagai berikut:

Dalam menarik perhatian siswa pertama memberikan arahan,

setelah itu berusaha berinteraksi dengan siswa dengan gaya yang

bervariasi yang dapat menumbuhkan minat mereka untuk belajar.

Untuk menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberikan

cerita-cerita lucu, islami, dan memotivasi . Hal ini dilakukan agar

siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar dan tetap memiliki

keinginan untuk memperhatikan materi pelajaran yang sedang

disampaikan.6

Untuk menarik perhatian siswa bisa diawali dengan

memberikan game-game seru yang masih berkaitan dengan

5 Observasi pada pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SDI Nurul Hidayah Depok

pada tanggal 29 Agustus 2014 6 Wawancara dengan guru PAI, pada tanggal 29 Agustus 2014

48

pembelajaran, seperti tebak kata dll. Dengan pemberian game seperti

ini, diharapkan siswa dapat lebih fokus dan aktif dalam belajar. Selain

itu kita juga bisa memberikan siswa sebuah film atau gambar-gambar

yang menarik. Dimana dalam pemberian film atau gambar-gambar

siswa diharapkan dapat memperhatikan dan menganalisa apa yang

sedang terjadi.7

Upaya yang dapat dilakukan dalam menarik minat siswa,

pertama: meyakinkan siswa bahwa materi yang akan disampaikan

berguna bagi siswa. Kedua: melakukan hal-hal yang dianggap baru

oleh siswa, misalnya dengan alat peraga. Ketiga: berinteraksi yang

menyenangkan dan memotivasi bagi siswa.

2) Menumbuhkan motivasi siswa

Guru dalam pelaksanaan pembelajaran memiliki tugas

membangkitkan motivasi siswa. Dalam hal ini guru PAI memberikan

motivasi kepada siswa dengan cara yang berbeda-beda akan tetapi

memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membangkitkan semangat

siswa agar bisa belajar dengan baik. Dalam memberikan motivasi guru

PAI dengan cara " memberikan arahan-arahan dan semangat agar

siswa belajar dengan baik dan tidak melakukan hal-hal yang dapat

mengganggu kegiatan pembelajaran. Guru juga menyampaikan

peluang apa saja yang dapat diraih ketika siswa belajar dengan rajin

dan memiliki semangat yang tinggi."8

3) Memberikan pedoman

Dalam tahapan ini guru diharapkan mampu menyampaikan

kepada peserta didik tentang kegiatan pembelajaran yang akan

ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema/topik materi

pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut mampu menjelaskan

7 Wawancara dengan guru PAI, pada tanggal 29 Agustus 2014

8 Observasi pada pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SDI Nurul Hidayah Depok

pada tanggal 29 Agustus 2014

49

altrenatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik selama

proses pembelajaran.

Pedoman yang diberikan oleh guru PAI dilakukan dengan

menyampaikan masalah pokok yang akan dibahas, memberikan

batasan-batasan tugas, dan mengarahkan tentang proses pembelajaran

yang akan dilakukan. Kemudian guru menjelaskan kompetensi yang

akan dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran berlangsung. Dalam

memberikan pedoman juga diungkapkan oleh Ibu Tuti Alawiyah,

S.Pd.I, yaitu dengan cara: "menjelaskan poin-poin pokok apa saja yang

akan dibahas, menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh

siswa dalam pembelajaran. Kemudian mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa".

b. Apersepsi

Apersepsi merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk

menghubungkan antara materi-materi yang akan dipelajari dengan

pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Hal ini guru lakukan agar

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa menjadi pengetahuan yang utuh dan

saling berhubungan. Hal tersebut sesuai sesuai dengan pendapat yang

dilontarkan oleh Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, bahwa sebelum memulai

pelajaran PAI selalu berupaya untuk melakukan apersepsi. Ungkapan yang

pernah disampaikan oleh beliau adalah "guru diharapkan mampu untuk

mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan. Hal

ini dilakukan agar pengetahuan yang didapat sebelumnya oleh diri siswa

tidak hilang begitu saja, yang kemudian dapat siswa kaitkan dengan

pelajaran yang akan di dapat selanjutnya sehingga dapat menjadi satu

pengetahuan yang utuh.9

Kegiatan pendahuluan pada proses pembelajaran yaitu dengan cara:

mengucapkan salam pembuka untuk memulai pelajaran dan dilanjutkan

dengan mengabsen siswa. Kemudian guru mengelilingi siswa dan dan

9 Wawancara dengan guru PAI, pada tanggal 29 Agustus 2014

50

merapikan siswa. Proses selanjutnya guru memberikan motivasi dan

arahan-arahan agar siswa mengikuti pembelajaran dengan baik serta

menumbuhkan perhatiannya dan semangatnya.

c. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan

yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang menguatamakan pada

proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam

pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum

yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktiviatas siswa yang

dibimbing secara efektif oleh guru.

Kegiatan inti juga merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman

belajar peserta didik (learning experience). Pengalaman belajar tersebut

bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka dan non tatap muka. Pengalaman

belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung

antara guru dengan peserta didik, sedangkan pengalaman belajar nontatap

muka dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

dalam berinteraksi dengan sumber belajar lain yang bukan kegiatan

interaksi guru-peserta didik.

Kegitan inti yaitu penyampaian materi, yang dibahas adalah

mengenai bab menceritakan kisah Nabi sebagai berikut:

1) Guru menceritakan kembali tentang materi sebelumnya yaitu kisah

Nabi Adam.

2) Guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang akan

dijelaskan.

3) Guru menayangkan video tentang kisah teladan Nabi Muhammad,

siswa diminta untuk memperhatikan dan menganalisa video tersebut.

51

4) Banyak siswa yang antusias dalam kegiatan pembelajaran ini.

5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin menanggapi

video yang ditayangkan.

6) Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, siswa

dibagikan kertas burem lalu siswa diminta untuk membuat main map

tentang materi yang sedang diajarkan.

7) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, peserta

lain menanggapi.

8) Guru memberikan umpan balik atas hasil diskusi dan menjelaskan

materi yang kurang jelas.

9) Sambil menjelaskan, guru berinteraksi dengan siswa melalui tanya

jawab.10

Selain mengamati langkah-langkah yang dilakukan oleh guru PAI

dalam pelaksanaan kegiatan inti, peneliti juga mengamati hal-hal sebagai

berikut:

1) Kemampuan menjelaskan pelajaran

Kemampuan menjelaskan pelajaran merupakan salah satu

keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Keterampilan yang

dimaksud disini adalah keterampilan dalam penyajian informasi secara

lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan

adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Pemberian

penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari

kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di kelas. Berdasarkan

pada hasil pengamatan guru SDI Nurul Hidayah Depok dalam

menyampaikan materi pelajaran cukup efektif karena guru dapat

mengusai materi dengan baik dalam meyampaikan materi pelajaran

kepada siswa. Beliau juga menggunakan bahasa yang sederhana

mudah dicerna oleh siswa, Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, juga

10

Hasil observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SDI Nurul Hidayah

Depok kelas IV, pada mata pelajaran agama Islam, pada tanggal 2 September 2014

52

menghindari ucapan-ucapan yang sulit dimengerti oleh siswa.

Selanjutnya beliau pada saat penyampaian materi pelajaran yang

pokok menggunakan bahasa penekanan yang dapat menumbuhkan

perhatian lebih kepada siswa".11

2) Kemampuan bertanya

Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan

keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Dalam kegiatan

pembelajaran bertanya memainkan peranan yang sangat penting.

Sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik

penyampaiannya tepat, dapat memberikan dampak positif terhadap

siswa. Dalam hal ini peneliti mengamati proses tanya jawab yang

dilakukan oleh Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, "dalam memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa guru PAI memiliki kemampuan

yang baik, sehingga pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dapat

diterima oleh siswa dan mempu merangsang daya pikir siswa". Selain

pengamatan tersebut peneliti juga dapat mengetahui upaya-upaya yang

dilakukan oleh guru PAI dalam memberikan pertanyaan kepada siswa,

hal ini diungkapkan oleh Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I, "pertama,

pertanyaan yang diajukan jelas dan tidak membingungkan siswa.

Kedua, pertanyaan yang disampaikan kepada siswa lebih difokuskan

pada satu masalah sehingga siswa tidak mengalami kebingungan

dalam mencari pemecahan masalahnya.

Dalam melaksanakan kegiatan inti berdasarkan pada hasil

observasi dan wawancara peneliti dapat memberikan kesimpulan

bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI di SDI Nurul Hidayah Depok

dapat dikatakan cukup kompeten sebab sebagian besar kriteria yang

telah ditetapkan oleh peneliti dapat terlaksana dengan benar. Guru PAI

memiliki kemampuan menjelaskan materi pelajaran dengan baik,

memiliki kemampuan bertanya yang baik, memiliki kemampuan dalam

11

Wawancara dengan guru PAI, pada tanggal 2 September 2014

53

memberikan penguatan kepada siswa yang mampu memberikan makna

pada siswa. Beliau juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang

baik dan mudah difahami oleh siswa.

d. Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan

dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan

akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan

pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan akhir dalam

pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk penutup

pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik

dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh

berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang

tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu

mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum

kegiatan akhir dan tindak lanjut yang dilaksanakan pada mata pelajaran

PAI oleh Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I di SDI Nurul Hidayah Depok

diantaranya adalah:

a. Menyampaikan rangkuman dari materi pelajaran yang telah dijelaskan.

b. Mengadakan tanya jawab kepada siswa berkaitan dengan materi

pelajaran yang baru saja dijelaskan.

c. Membaca do’a dan mengucapkan salam.

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan

penutup dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dapat dikatakan kurang

efektif sebab hanya sebagian kecil dari indikator yang telah ditetapkan

oleh peneliti dapat terlaksana dengan benar. Dalam pelaksanaan kegiatan

penutup pelajaran guru tidak melakukan post-test, padahal ini sangat

penting dalam upaya mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa,

melalui proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu juga guru

kurang mampu dalam melakukan tindak lanjut yaitu dengan cara

memberikan tugas dan latihan-latihan. Dan juga menjelaskan kembali

54

pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, serta menugaskan siswa untuk

membaca materi pelajaran tertentu. Kemudian dalam kegiatan penutup

guru juga dituntut memiliki kemampuan memberikan kesimpulan dan

mengemukakan topik bahasan yang akan datang. Akan tetapi dalam hal ini

bukan berarti sama sekali guru PAI tidak melaksanakan indikator

pembelajaran efektif hanya saja pada bagian-bagian tertentu tidak

dilaksanakan dengan benar.

Dalam kegiatan penutup pelajaran hanya pada aspek-aspek tertentu

saja yang dilakukan oleh guru PAI. Hal ini dapat peneliti katakan tidak

sesuai dengan teori yang ada, sehingga setelah proses pembelajaran

berlangsung kurang mampu memberikan makna pada siswa yang dapat

dijadikan landasan untuk belajar lebih lanjut. Menurut Wina Sanjaya

menutup pelajaran hendaknya dilakukan dengan cara:

a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru

dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan

jelas tentang pokok-pokok persoalan.

b. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar

informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk

mempelajari lebih lanjut.

c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk

pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.

d. Memberikan tidak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan

yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.12

Dengan demikian kegiatan penutup pelajaran dapat diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud

untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari

siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui

tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan

proses pembelajaran.

12

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2007), cet. 3 h. 44

55

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan guru antara lain metode ceramah

bervariasi, tanya jawab, diskusi kelompok, dan pemberian latihan soal. Guru

saat pembelajaran juga melihat kondisi dan situasi dalam memilih metode

yang akan digunakan. Materi disampaikan secara kontekstual agar siswa lebih

mudah memahami interaksi antara guru dan siswa juga berjalan dengan baik.

Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari keberanian

siswa maju mengerjakan soal yang diberikan guru.

Setiap guru SDI Nurul Hidayah diwajibkan disiplin dalam membuka

pelajaran, menjelaskan dan menutup pelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran (RPP) yang dibuat guru,13

namun ada beberapa kondisi inisiatif

guru untuk melakukan pembelajaran sesuai kondisi dan situasi kelas di luar

RPP namun tetap pada tujuan RPP yaitu pembelajaran di kelas dilakukan

dengan pembelajaran dengan metode situasional dan kondisional.14

Guru SDI Nurul Hidayah sering menggunakan metode pembelajaran

active learning : siswa membahas materi pelajaran dengan guru sebagai

fasilitator. Pembelajaran portofolio : setiap tugas-tugas dari guru dikumpulkan

dan diakhir pelajaran siswa mengumpulkan portofolio dikumpulkan lalu

dipresentasikan. Pembelajaran kontekstual : pembelajaran dengan ceramah,

diskusi, presentasi, tanya-jawab. Metode yang disukai siswa yaitu dengan

menghafal sambil bernyanyi.

Dalam pembelajaran portofolio yang sering dilakukan yaitu siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan membuat portofolio tugas

siswa, bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan pertanyaan sesama

siswa dan membuat kerja kelompok lalu hasilnya dipresentasikan. Sementara

menurut siswa "guru menyampaikan dan kami mendengarkan, guru lebih

banyak presentasi. Sehingga monoton. Umumnya siswa suka dengan metode

13

Wawancara dengan Ibu Oom Komariah, S.Ag 14

Wawancara dengan Ibu Tuti Alawiyah, S.Pd.I

56

lihat video (film atau tayangan), slide power point dan praktek, presentasi dan

portofolio yang akan diprensentasikan bersama-sama dikelas15

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dijelaskan bahwa

Proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik16

Namun pemilihan metode pembelajaran sering disesuaikan dengan

materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia. Maka guru sering

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian latihan soal.

Untuk penggunaaan metode diskusi dan berbagai metode pembelajaran yang

variatif belum berlangsung optimal. Siswa lebih banyak diberikan latihan

soal. Faktor pendukung lain dalam pembelajaran di SDI Nurul Hidayah

diantaranya guru menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku panduan

dari sekolah, dinas pendidikan, LKS, dan bahan dari internet untuk

memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Untuk penggunaan

media pembelajaran, guru tidak selalu menggunakan media pada saat

kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan

materi dan waktu yang tersedia media seperti laboratorium computer, LCD,

alat peraga, dll.

4. Evaluasi dan hasil belajar

Guru SDI Nurul Hidayah memiliki beberapa kesamaan dan acuan yang

jelas dalam melakukan evaluasi belajar dan mendapatkan hasil belajar siswa,

dengan menggunakan pertanyaan lisan, ujian tulis dan ujian praktek. Guru

menyiapkan bahan evaluasi sesuai dengan materi ajar. Evaluasi yang biasa

dilakukan guru SDI Nurul Hidayah diantaranya : ujian, ulangan , UTS (Ujian

15

Wawancara dengan Putri Bilqis, siswi kelas 4, 2 September 2014, jam 10.00 wib, di

ruang guru 16

PP RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2009), Cet. 4

57

tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester), ujian praktek yang

dilakukan siswa. Hasilnya terlihat berbeda mengacu pada KKM tiap-tiap mata

pelajaran yang ditentukan sehingga dapat diukur keberhasilan pembelajaran

oleh guru.

Sedangkan pada kegiatan akhir pembelajaran atau penutup, guru

membimbing siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari,

memberikan tugas, dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, siswa harus mengetahui terlebih

dahulu materi yang akan dipelajari dengan mengadakan pre test pada awal

pertemuan dan selanjutnya siswa menerima materi pelajaran. Pada kegiatan

akhir pembelajaran, guru mengadakan post test.

Berdasarkan hasil wawancara, guru SDI Nurul Hidayah

menitikberatkan penilaian pada aspek kognitif dan aspek afektif.

Evaluasi langsung pertatap muka, dengan mengembangkan tekniknya :

penjelasan perpoint untuk mendapatkan respon siswa mengenai materi yang

di ajarkan. Proses yang dilalui sudah ada hasil sehingga akurat. Dengan

merumuskan sisi : Afektif, Kognitif dan Psikomotorik per individu. Yang

dinilai kesiapan pelajaran, operating belajar dan closing belajar. Dan pilihan

ganda dan uraian. Selain itu, guru juga memberikan penilaian dengan

pemberian kuis, tugas individu maupun kelompok, penugasan portofolio17

Penilaian kognitif dilakukan guru dengan ulangan harian, yaitu dengan

mengerjakan tes tulis yang dibuat guru, dalam bentuk pilihan ganda dan

uraian. Selain itu, guru juga memberikan penilaian dengan pemberian kuis,

tugas individu maupun kelompok, penugasan portofolio siswa. Untuk

penilaian afektif, guru melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap siswa

pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu dengan menilai kehadiran

siswa mengikuti pelajaran, perhatian dan keaktifan siswa selama mengikuti

pelajaran, kerapian tugas yang diserahkan, ketepatan siswa menyerahkan

tugas, kerapian siswa dalam mencatat (buku catatan). Selain itu, bagi siswa

yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM), akan diberikan

remedial, sedangkan bagi siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan

minimal (KKM) akan diberikan materi pengayaan.

17

Wawancara dengan Bapak Nur Hidayat

58

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kompetensi pedagogik

guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok telah dilaksanakan dengan cukup baik

dan telah melaksanakan kurikulum sesuai dengan perencanaan sekolah.

SDI Nurul Hidayah Depok telah melakukan upaya untuk merencanakan

pembelajaran dengan sebaik-baiknya, terlihat dengan adanya kegiatan

pembuatan Silabus dan RPP pada awal tahun ajaran dimulai yaitu bulan Juni

dan Juli. Pembuatannya melalui raker di sekolah dan pembahasan MGMP di

sekolah.

Dalam hal pembelajaran guru memahami karakteristik perkembangan

siswa, seperti memahami tingkat kognisi siswa sesuai dengan usianya, tingkat

penguasaan materi siswa, tingkat pemahaman dan kecepatan pemahaman

materi dengan melakukan tahapan seleksi masuk SDI Nurul Hidayah dan

akan dikelompokkan sesuai hasil seleksi.

Dalam program pembelajaran SDI Nurul Hidayah Depok, semua siswa

diwajibkan mengikuti seluruh proses KBM dari latarbelakang apapun, dimana

mereka dikumpulkan secara random (acak) dan dikelompokan berdasarkan

hasil placement tes sehingga latar belakang siswa diketahui melalui

kemampuan siswa. Data ini tentu saja akan dijadikan pertimbangan oleh

guru-guru di SDI Nurul Hidayah Depok untuk memilih dan menggunakan

media pembelajaran.

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru SDI Nurul Hidayah Depok

diantaranya sudah mampu merencanakan pengorganisasian bahan

pembelajaran seperti mampu menelaah dan menjabarkan materi yang

tercantum dalam kurikulum, mampu memilih bahan ajar yang sesuai dengan

materi, mampu mengunakan sumber belajar yang memadai hal ini terlihat

dalam hasil silabus dan RPP.

Kemampuan guru SDI Nurul Hidayah Depok dalam merancang

pembelajaran, menerapkan teori-teori belajar, menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin

dicapai dan materi ajar terlihat dalam hasil evaluasi dan pencapaian KKM

59

siswa-siswi SDI Nurul Hidayah sebagai contoh seperti kegiatan yang

berhubungan dengan Agama selalu ditangani oleh guru Agama. Kegiatan

guru selain mengajar sebagai tugas akademik, juga dilaksanakan kegiatan

non-akademik, khususnya berkaitan dengan pembinaan antar guru yang akan

mendampingi siswa dalam mengikuti lomba-lomba atau ajang kompetisi di

dalam madrasah maupun di luar SDI Nurul Hidayah Depok.

Hal ini dengan prestasi siswa-siswi SDI Nurul Hidayah sering

mendapat juara, baik tingkat kota, propinsi, maupun nasional. Semua itu tidak

lepas dari kompetensi guru untuk meningkatkan prestasi sekolah, para guru

yang ditunjuk untuk mendampingi siswa mengikuti lomba-lomba, terlebih

dahulu dibekali saran, masukan oleh guru lain melalui diskusi sehingga

menemukan kiat untuk mendapat juara, sebagai contoh Lomba Adzan dan

Marawis.

Dalam menjalankan kurikulum di SDI Nurul Hidayah, Para guru sudah

memiliki kompetensi pedagogik yang baik hal ini terlihat dari hasil akreditasi

"A" yang diberikan kepada SDI Nurul Hidayah. Serta Kurikulum SDI Nurul

Hidayah sudah berhasil dilaksanakan dengan baik dengan tersedianya

Dokumen 1 dan 2 milik SDI Nurul Hidayah yang menjadi bahan rujukan

dilingkungan sekolah. Namun masih memerlukan perbaikan-perbaikan dan

upaya peningkatan kompetensi pedagogik dengan pelatihan, seminar,

workshop, sertifikasi guru dll.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa pembinaan kompetensi

keguruan yang dimiliki guru SDI Nurul Hidayah sudah cukup memadai yaitu

berpendidikan SI, dan pembekalan dari pihak yayasan dan sekolah melalui

seminar dan workshop dan studi banding ke perusahaan mitra industri

sekolah. Dalam pengembangan pembelajaran sekolah menerapkan pembuatan

silabus, RPP dan materi bahan ajar serta bahan evaluasi oleh guru dengan

MGMP yang dibentuk di sekolah. Kompetensi pedagogik guru PAI SDI

Nurul Hidayah dapat dilihat dari penerapan proses belajar mengajarnya.

Para guru sudah banyak yang menggunakan metode pengajaran yang

cocok dan dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik, mampu

60

memanfaatkan media-media pembelajaran secara optimal. Dalam

hubungannya dengan peserta didik, para guru selalu menerapkan kedisiplinan

pada siswa. Memberikan tugas pada siswa dan memberikan

penilaian/evaluasi dari setiap materi yang disampaikan baik pre test maupun

post test.

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan temuan penelitian yang sudah dilakukan serta

rumusan masalah dapat diperoleh kesimpulan bahwasannya:

1. Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok

Guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok sudah memiliki kompetensi

pedagogik, yaitu seperangkat pengetahuan, kemampuan dan perilaku

yang harus dimiliki dalam mengelola pembelajaran yang terdiri dari

enam komponen antara lain:

a. Pemahaman Peserta Didik

Guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok sudah mampu memahami

karakteristik peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dengan

pembagian kelompok yang terdiri dari siswa yang pandai dan

kurang pandai sehingga mereka saling membantu.

b. Perancangan Pembelajaran

Guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok menyelesaikan silabus dan

RPP setiap awal masuk semester. Sedangkan metode yang

digunakan yaitu metode Active Learning.

c. Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Guru PAI di sekolah ini dapat membuat siswa aktif dengan

melakukan sistem tanya jawab dalam proses pembelajaran.

62

d. Teknologi Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar guru PAI di SDI Nurul Hidayah

Depok sudah menggunakan teknologi pembelajaran.

e. Evaluasi Hasil Belajar

Guru PAI di sekolah ini mengadakan evaluasi dengan mengerjakan

soal dibuku paket, soal dari guru dan ulangan harian sehingga

siswa ingat dan faham terhadap materi yang telah diajarkan.

f. Pengembangan Peserta Didik

Peran serta guru PAI di SDI Nurul Hidayah Depok sangat baik

sekali dalam mengembangkan potensi peserta didik. Mereka selalu

memberi motivasi agar siswa mengikuti kegiatan ekstra yang

bersifat keagamaan.

2. Kesulitan Belajar PAI Siswa SDI Nurul Hidayah Depok

Kesulitan belajar PAI Siswa SDI Nurul Hidayah Depok adalah masih

adanya siswa yang kurang dalam membaca dan menulis Al-Qur'an. Hal

ini dapat diketahui ketika sedang jam pembiasaan. Sedangkan kesulitan

yang lain adalah pembiasaan akhlak. Hal ini dapat diamati dari proses

belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru PAI ataupun ketika

mereka berada di luar sekolah. Adapun faktor yang mempengaruhi

kesulitan belajar tersebut ada dua yaitu faktor intern misalnya IQ yang

rendah dan faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga baik dari segi

cara mendidik anak maupun ekonomi keluarga dan faktor lingkungan

sekolah.

3. Kompetensi Pedagogik Guru PAI dalam mengatasi Kesulitan Belajar

siswa di SDI Nurul Hidayah Depok

Kompetensi Pedagogik Guru PAI sangat berperan penting dalam

mengatasi Kesulitan Belajar siswa di SDI Nurul Hidayah Depok. Hal

ini dapat dilihat dari usaha yang mereka lakukan yaitu : memahami

karakteristik peserta didik dengan memberi tanda dalam absensi anak

63

yang mengalami kesulitan belajar tersebut sehingga menggunakan

strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik mereka. Misalnya

membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau membuat peta konsep.

Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada,

melaksanakan pembiasaan, sholat Dhuha dan sholat Dhuhur sebagai

pembiasaan dalam beribadah, membiasakan siswa untuk memulai

pelajaran dan mengakhirinya dengan berdoa terlebih dahulu,

mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan guru

dimanapun berada serta pembacaan yasin dan kotak amal setiap jum'at

untuk membantu orang yang membutuhkan.

B. Saran-Saran

1. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru, disamping kompetensi profesional, sosial, dan

kepribadian. Berdasarkan hal tersebut, bagi guru SD Islam Kecamatan

Bojong Sari Kabupaten Depok umumnya, dan Guru PAI khususnya

harus lebih meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan

dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, agar

peserta didik lebih serius dan bersemangat dalam mempelajari bidang

studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

2. Guru dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat

besar terhadap keberhasilan pendidikan, karena Guru merupakan orang

yang 68 menterjemahkan tujuan pendidikan sekaligus perancang dan

pelaksana proses belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut,

peningkatan kualitas guru di SD Islam Kecamatan Bojong Sari

Kabupaten Depok terutama dalam peningkatan kompetensi pedagogik

Guru mutlak diperlukan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan

senantiasa menambah wawasan dan pengetahuan dengan belajar

sepanjang hayat baik dari buku maupun sumber yang lain, agar materi

yang diajarkan bisa mengikuti perkembangan zaman anak didik.

64

DAFTAR PUSTAKA

Alwasihlah, A. chader, Pokoknya Kualitatif, Jakarta: Pustaka Jaya, 2011

Arief, Armai, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Wahana Kardofa, 2010

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist, Jakarta: Bulan

Bintang, 1993

Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1996

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:

Mekar, 2004

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT. Sygma

Examedia Arkanleema, 2009

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2002

DPR RI “ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen”, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2005/14 tahun

2005UU.htm

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2007

Mahkamah Konstitusi RI, UUD Negara RI Tahun 1945 dan UU RI No.24 Tahun

2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Sekretariat Jenderal

Mahkamah Konstitusi RI , 2006

Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi,

Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1998

65

Muchith, M. Saekhan, Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail Media

Group, 2008

Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2001

Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Mulyasa, E., Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Musfah, Jejen, Peningkatkan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta, Kencana, 2011

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1998

Nata, Abudin, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: UIN Jakarta Press

PP RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Sinar

Grafika, 2009

Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan”,

http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/pp/2005/019-05.pdf

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.

Ramayulis, Metodologi PAI, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Rasyad, Aminudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Uhamka Press, 2003

Rosyada, Dede, MA. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Sabri, M. Alisuf , Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Sahertian, Piet A., Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program in Service

education, Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006

66

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2007

Sturisno, Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, Yogyakarta: Adi Offset, 2002

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005

Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005

Suparno, Paul, Guru Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, Jakarta: Grasindo,

2004

Suryabrata, Sunardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press,1990

Suryobroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1997

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2002

Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,

1983), hlm.27.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah SDI Nurul Hidayah

Pendidikan Agama Islam

Kelas 3- Semester 1 - 2013/2014

Mingu ke-01 Materi Pembelajaran/Topik:

Membiasakan Perilaku Terpuji Alokasi Waktu:

2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)

Hasil Yang Diharapkan

Siswa dapat menyebutkan dan meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

Standar Kompetensi:

1.

Membiasakan Perilaku Terpuji

Kompetensi Dasar:

1.1 Meneladani Perilaku Nabi Muhammad SAW

Indikator:

1.1.1

1.1.2

Menyebutkan Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW

Meneladani Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

Metode Pembelajaran:

1. Story Telling

2. Discussion

3. Movie discuss

Rencana Pembelajaran

Pertemuan 1 ( 2x40menit)

Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit)

A. Pendahuluan: (10 menit)

1. Guru memberi salam kepada siswa.

2. Berdoa dalam suasana religius.

3. Mengkondisikan dan memotivasi siswa agar siswa bersemangat untuk menerima

materi yang akan disampaikan.

4. Apersepsi

Pengetahuan Prasyarat:

Siswa mengetahui Nabi Muhammad SAW

B. Kegiatan Inti: (70 menit)

Model Pembelajaran Interaktif: ---

1. Eksplorasi--------------------------------(10 menit)

a. Guru bersama dengan siswa mengulang kembali seputar pelajaran minggu lalu

2. Elaborasi ------------------------------(45 menit)

a. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan diajarkan

b. Guru menayangkan video tentang kisah teladan Nabi Muhammad SAW

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya seputar film

d. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, untuk diminta membuat main map

e. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.

f. Guru memberikan umpan balik atas hasil diskusi dan menjelaskan materi yang

kurang jelas.

3. Konfirmasi --------------------------(10 menit)

a. Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah dipelajari.

C. Penutup: (5 menit)

1. Guru menutup pelajaran dengan do’a bersama-sama.

Sumber Belajar dan Alat Bantu Pengajaran

A. Sumber Belajar: Buku Paket Pendidikan Agama Islam untuk Kelas 4 Yudhistira 2013 Sumber lain dari internet

B. Alat Bantu Pengajaran:

1. Spidol

2. Kertas

3. Papan Tulis

4. lcd

Penilaian

Indikator Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen Sampel Instrumen

Menyebutkan sifat-

sifat Nabi Muhammad

SAW

Tes tulis Pilihan ganda 1. yang bukan merupakan

sifat-sifat Nabi

Muhammad SAW....

a. Amanah b. Bohong

c. Fathonah

Meneladani sifat-sifat

Nabi Muhammad SAW

Tes tulis Jawaban singkat 2. Bolehkan kita mempunyai

sifat pembohong?

Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN DISKUSI

No. Nama

Siswa

Aspek Yang Dinilai Jumlah

Skor Keaktifan Kerjasama Presentasi Bertanya Menjawab

1 - 4 1 - 5 1 - 5 1 – 3 1 - 4

1.

RUBRIK PENILAIAN TUGAS

No. Nama Siswa

Aspek Yang Dinilai

Jumlah Skor Ketepatan Skala Kerapihan Simbol

1 – 4 1 – 5 1 - 4 1 - 5

Memeriksa dan Menyetujui: Pondok Petir, 29 September 2014

Head of Primary Guru Mata Pelajaran Agama Islam Kelas 4

Nicotiana Lila Arianti, S.S Tuti Alawiyah, S.Pdi

PANDUAN WAWANCARA

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DI SDI NURUL HIDAYAH

(Informan: Kepala SDI Nurul Hidayah Depok)

Petunjuk:

1. Daftar wawancara ini hanya ditulis garis besarnya saja dan dapat

dikembangkan dalam proses wawancara

2. Dalam pelaksanaan wawancara dilengkapi alat pengumpulan data

berupa buku catatan dan kamera digital

3. Wawancara dapat dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan data

yang diperlukan

Daftar pertanyaan:

1. Bagaimana pendapat ibu tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang pendidik?

2. Bagaimana pendapat ibu tentang kompetensi pedagogik khususnya

kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru PAI di SDI Nurul

Hidayah Depok?

3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi

pedagogik guru PAI?

4. Apakah usaha kepala sekolah dalam meningkatkan penguasaan

teknologi bagi?

5. Apa yang kepala sekolah lakukan dalam mengatasi permasalahan yang

dihadapi peserta didik?

6. Bagaimana manfaat kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru

dalam mengajar?

PANDUAN WAWANCARA

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DI SDI NURUL HIDAYAH DEPOK

(Informan: Guru PAI SDI Nurul Hidayah Depok)

Petunjuk:

1. Daftar wawancara ini hanya ditulis garis besarnya saja dan dapat

dikembangkan dalam proses wawancara

2. Dalam pelaksanaan wawancara dilengkapi alat pengumpulan data

berupa buku catatan dan kamera digital

3. Wawancara dapat dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan data

yang diperlukan

Daftar pertanyaan:

1. Apakah bapak dapat membedakan siswa yang cerdas dan kurang

cerdas?

2. Apakah guru membuat silabus atau rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)?

3. Apakah strategi yang digunakan dalam mengajar?

4. Apakah media yang digunakan guru dalam mengajar?

5. Apakah guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan?

6. Apakah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi

secara aktif?

7. Apakah terjadi perubahan kompetensi dan perilaku positif pada diri

siswa yang dibimbing?

8. Apakah guru sering menggunakan teknologi dalam proses belajar

mengajar?

9. Apakah guru sering mengajak siswa untuk mengakses internet dalam

mata pelajaran PAI?

10. Apakah guru sering melakukan ulangan harian?

11. Apakah guru mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstra

kurikuler sesuai bakat dan kemauan mereka?

12. Apakah kendala yang dialami oleh bapak dalam mengajar?

13. Apakah ada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam

pembelajaran PAI? jika ada, kesulitan belajar apa?

14. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa di

sekolah ini?

15. Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru PAI Di SDI Nurul Hidayah

Depok?

PANDUAN WAWANCARA

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DI SDI NURUL HIDAYAH DEPOK

(Informan: Siswa SDI Nurul Hidayah Depok)

Petunjuk:

1. Daftar wawancara ini hanya ditulis garis besarnya saja dan dapat

dikembangkan dalam proses wawancara

2. Dalam pelaksanaan wawancara dilengkapi alat pengumpulan data

berupa buku catatan dan kamera digital

3. Wawancara dapat dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan data

yang diperlukan

Daftar pertanyaan:

1. Tanggapan siswa tentang kompetensi guru PAI di SDI Nurul Hidayah?

2. Apakah guru PAI SDI Nurul Hidayah sudah cukup baik dalam hal

mengajar, melakukan evaluasi, serta menggunakan media pembelajaran

sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar?

3. Bagaimana kemapuan guru dalam memahami karakteristik siswanya?

4. Tanggapan siswa tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAI

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik?

5. Bagaimana hasil yang dicapai dari pembelajaran PAI tersebut?

Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah

1. Apa visi dan misi sekolah SDI Nurul Hidayah?

2. Upaya apa yang akan dilakukan untuk merealisasikan visi dan misi

tersebut?

3. Bagaimana sejarah berdirinya SDI Nurul Hidayah?

4. Bagaimana perkembangan SDI Nurul Hidayah sampai saat ini?

5. Bagaimana Hubungan dan kerjasama SDI Nurul Hidayah dengan

masyarakat, wali murid, dan pemerintah setempat?

6. Kurikulum apakah yang dijadikan acuan oleh SDI Nurul Hidayah?

7. Apakah kurikulum SDI Nurul Hidayah sudah sesuai dan dibutuhkan di

masyarakat? Apa buktinya?

8. Apakah para guru SDI Nurul Hidayah sudah sesuai dengan kompetensi

masing-masing?

9. Bagaimana latar belakang pendidikan guru khususnya guru PAI di SDI

Nurul Hidayah?

10. Bagaimana kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, komperensi

professional, dan kompetensi social guru PAI di SDI Nurul Hidayah?

11. Upaya apa yang telah ditempuh SDI Nurul Hidayah dalam rangka

meningkatkan kualitas dan kompetensi para guru dan karyawan?

12. Apakah di SDI Nurul Hidayah sering dilaksanakan suatu program

berkelanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan mutu guru

dan karyawan?

13. Sejauh mana tingkat keberhasilan yang di capai SDI Nurul Hidayah dalam

program tersebut?

14. Sejauh pengamatan dari kepala madrasah mengenai usaha guru dalam

meningkatkan kompetensinya masing-masing, bagaimanakah usaha dari

guru sendiri dalam meningkatkan kompetensi keguruannya?

15. Apakah media pembelajaran di SDI Nurul Hidayah sudah tercukupi?

16. Bagaimanakah hubungan guru dengan kepala madrasah, teman sejawat,

karyawan, siswa, dan masyarakat sekitar?

17. Bagaimana pendapat kepala madrasah tentang kompetensi yang dimiliki

guru PAI SDI Nurul Hidayah?

18. Apakah guru di SDI Nurul Hidayah sudah bias disebut sebagai guru

professional dan guru berkompeten?

19. Bagaimana hasil lulusan siswa SDI Nurul Hidayah secara kognitif, afektif,

dan psikomotorik?

Pedoman Wawancara Dengan Guru PAI

1. Latar belakang pendidikan guru PAI SDI Nurul Hidayah?

2. Usaha yang telah dilakukan guru PAI dalam meningkatkan

kompetensinya?

3. Apakah para guru pernah diberikan pendidikan atau training dalam rangka

untuk meningkatkan kualitas atau profesionalisme mengajarnya?

4. Sejauh mana efektifitas kegiatan tersebut?

5. Kemampuan guru dalam memahami hakikat ilmu yang akan diajarkan?

6. Pemahaman guru tentnag kompetensi pedagogic?

7. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran?

8. Apakah guru PAI memiliki silabus materi dan menjelaskannya kepada

para siswa sebelum pembelajaran di laksanakan?

9. Apakah guru selalu mengembangkan materi yang akan disampaikan

kepada para siswa?

10. Apakah para guru selalu membuat tujuan Instruksional Khusus sebelum

pembelajaran dilaksanakan?

11. Kemampuan guru dalam memahami perkembangan siswa dan mengetahui

tingkat prestasi siswa?

12. Berapa kali evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan dalam satu tahun?

13. Kemampuan guru dalam melaksanakan administrasi madrasah?

14. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran?

15. Pemahaman guru tentang kompetensi kepribadian?

16. Kemampuan guru menjaga kearifan dan kewibawaan baik didalam

madrasah maupun di luar madrasah?

17. Pemahaman guru tentang kompetensi professional?

18. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran?

19. Kemampuan dalam pengelolaan kelas?

20. Kemampuan guru dalam menggunakan media dan sumber belajar?

21. Apakah media pembelajaran di SDI Nurul Hidayah telah mencukupi dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran?

22. Sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan

para guru?

23. Apakah yang menjadi kendala guru ketikan proses pembelajaran

berlangsung?

24. Cara guru dalam memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa

dalam proses pembelajaran?

25. Usaha guru untk menambah informasi dan pengetahuan mengajarnya?

26. Pemahaman guru tentang kompetensi kepribadian?

27. Hubungan guru dengan kepala madrasah, teman sejawat, karyawan, para

siswa, dan masyarakat sekitar?

28. Peran serta guru dalam bimbingan dan penyuluhan terhadap para siswa?

29. Bagaimana pendapat guru PAI tentang kompetensinya masing-masing?

Pedoman Wawancara Dengan Siswa

1. Tanggapan siswa tentang kompetensi guru PAI di SDI Nurul Hidayah?

2. Apakah guru PAI SDI Nurul Hidayah sudah cukup baik dalam hal

mengajar, melakukan evaluasi, serta menggunakan media pembelajaran

sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar?

3. Bagaimana kemapuan guru dalam memahami karakteristik siswanya?

4. Tanggapan siswa tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAI

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik?

5. Bagaimana hasil yang dicapai dari pembelajaran PAI tersebut?

Pedoman Wawancara Dengan Guru

1. Sejak kapan Bapak/Ibu mengajar mata pelajaran yang diampu? Apakah

latarbelakang pendidikan Bapak/Ibu sebagai guru dengan mata pelajaran

yang diampu di sekolah?

2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar

mengajar? Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam mengajar?

3. Apa saja program tahunan dan program semester di sekolah dalam KTSP?

4. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran? Apakah guru

mengembangkan SK-KD dan membuat RPP serta mengaplikasikan RPP

kedalam pembelajaran dikelas?

5. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran di

sekolah?

6. Apakah Bapak/Ibu guru mengarahkan peserta didik untuk mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan bakat?

7. Bagaimana upaya Bapak/Ibu guru dalam membantu peserta didik yang

mendapatkan kesulitan dalam belajar?

8. Apakah Bapak/Ibu melakukan evaluasi pembelajaran? Dan melakukan

pengembangan teknik evaluasi pembelajaran? Jika iya, seperti apa

pengembangan yang dilakukan?

9. Bagaimana pemahaman Bapak/Ibu tentang KTSP?

10. Bagaimana Bapak/Ibu guru melakukan perencanaan pembelajaran

berdasarkan KTSP di SDI Nurul Hidayah?

11. Bagaimana Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan

KTSP di SDI Nurul Hidayah?

12. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dalam proses

pembelajaran di SDI Nurul Hidayah?

13. Apa saja faktor yang mendukung pembelajaran dalam pelaksanaan KTSP

di SDI Nurul Hidayah? Dan apa saja factor yang menghambat

pembelajaran dalam pelaksanaan KTSP di SDI Nurul Hidayah?

14. Menurut Bapak/Ibu apakah keberhasilan pelaksanaan kurikulum KTSP di

sekolah dapat dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru sekolah,

terutaman dalam pelaksanaan pembelajaran?

Pedoman Wawancara Dengan Siswa

1. Sebelum memulai pembelajaran persiapan apakah yang kamu lakukan?

2. Apakah kamu memahami setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru

dalam proses belajar mengajar? Dan bagaimana penguasaan guru terhadap

materi pelajaran?

3. Apakah kamu menyukai metode yang digunakan oleh gurumu dalam

proses belajar mengajar? Apa pendapatmu tentang metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru?

4. Apakah gurumu melakukan tanya jawab balik di awal pelajaran maupun

diakhir pelajaran? Seperti apakah keadaan kelas yang kamu inginkan?

Apakah kegiatan pembelajaran dikelas sudah kreatif?

5. Apakah potensi yang kamu miliki dapat dieksplor disekolah? Fasilitas

sekolah sudah memadai dalam mendukung pembelajaran? Dan bagaimana

minatmu dengan kegiatan ekstrakulikuler

DOKUMENTASI