KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE...

78
KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE CINCIN TERHADAP RADIAL ELEKTRO MOTOR BERBASIS SOFTWARE MAGNET Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Oleh Aditya Putra Dermawan NIM.5212414069 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE...

Page 1: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL

ELEKTRO MOTOR TIPE CINCIN TERHADAP

RADIAL ELEKTRO MOTOR BERBASIS SOFTWARE

MAGNET

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin

Oleh

Aditya Putra Dermawan

NIM.5212414069

TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

ii

Page 3: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

iii

Page 4: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

iv

Page 5: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum

itu sendiri yang mengubah apa-apa pada diri mereka. (QS. Ar-Ra’d: 11)

Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan

jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri. (QS. Al-

Isra’: 7)

Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik,

maka ia akan memanfaatkanmu. (HR. Muslim)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak, Ibu, dan Kakak atas doa dan dukungannya

2. Keluarga mahasiswa Teknik Mesin S1 angkatan 2014

3. Almamater UNNES yang selalu saya banggakan

Page 6: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

vi

SARI

Dermawan, Aditya Putra. 2019. Komparasi Fluks Magnetik Orbital Elektro

Motor Tipe Cincin Terhadap Radial Elektro Motor Berbasis Software Magnet.

Widya Aryadi, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Mesin S1.

Konstruksi motor listrik yang ada saat ini belum mampu menghasilkan torsi

yang besar karena letak dan arah lilitan stator tidak tepat mengitari rotor.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan kinerja orbital elektro

motor tipe cincin dengan radial elektro motor, berupa gaya, torsi, fluks linkage,

dan daya.

Metode yang digunakan diawali dengan studi literature, mendapatkan data

ukuran komponen, dan melakukan pengujian dengan uji statis 2D menggunakan

software magnet. Pengujian dilakukan hanya pada satu section (kumparan dan

magnet rotor) pada orbital elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor.

Variabel penelitian yang digunakan ialah derajat pergeseran posisi magnet rotor

pada 0º, 10º, 20º, 30º, 40º, 50º, 60º. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah

membandingkan hasil pengujian yang dihasilkan orbital elektro motor tipe cincin

dengan radial elektro motor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata gaya yang dihasilkan orbital

elektro motor tipe cincin sebesar 9,047 N lebih besar daripada rata-rata gaya yang

dihasilkan radial elektro motor sebesar 5,23 N. Torsi terbesar yang dihasilkan

orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

1,53 N.m, dengan rata-rata torsi orbital elektro motor 56% lebih besar dari rata-

rata torsi radial elektro motor sebesar 1,414 N.m dan 0,908 N.m. Fluks linkage

yang dihasilkan orbital elektro motor tipe cincin lebih stabil dibandingkan fluks

linkage yang dihasilkan radial elektro motor. Pada orbital elektro motor tipe

cincin, daya terbesar dihasilkan pada derajat pergeseran 30º sebesar 1,003 HP dan

pada radial elektro motor dihasilkan pada derajat pergeseran 20º sebesar 0,603

HP. Rata-rata daya yang dihasilkan orbital elektro motor tipe cincin lebih besar

62,85% dibandingkan daya yang dihasilkan radial elektro motor.

Kata Kunci: Orbital Elektro Motor, Radial Elektro Motor, Gaya, Torsi, Daya

Page 7: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Komparasi Fluks Magnetik Orbital Elektro Motor Tipe Cincin Terhadap Radial

Elektro Motor Berbasis Software MagNet” sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Teknik di Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat

terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rakhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Koordinator

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

4. Samsudin Anis, S.T., M.T., Ph.D., Ketua Program Studi Teknik Mesin

Universitas Negeri Semarang.

5. Widya Aryadi, S.T., M.Eng., pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi dan saran kepada penulis.

6. Keluarga yang selalu mendo’akan serta memberikan dukungan dan

motivasi.

7. Teman-teman Program Studi Teknik Mesin angkatan 2014 yang telah

memberikan motivasi dan saran kepada penulis.

Page 8: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

viii

8. Teman-teman seperjuangan atas kebersamaan dan semua motivasi yang

tercurah kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberi dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin namun seperti kata

pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Begitu pula dalam penulisan skripsi

ini, apabila nantinya masih terdapat kekurangan penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, 20 Februari 2019

Penulis

Page 9: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

SARI/ABSTRAK ............................................................................................. vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

DAFTAR ISTILAH KATA ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 3

1.3. Batasan Masalah........................................................................................ 3

1.4. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................. 6

2.1. Kajian Pustaka ........................................................................................... 6

2.2. Landasan Teori .......................................................................................... 9

Page 10: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

x

2.2.1. Motor Litrik ....................................................................................... 9

2.2.2. Motor Arus Searah (DC) ................................................................... 11

2.2.3. Motor Arus Bolak-Balik (AC) .......................................................... 16

2.2.4. Motor Induksi .................................................................................... 19

2.2.5. Motor Brushless Direct Current (BLDC) .......................................... 26

2.2.6. Radial Flux Brushless DC Motor ...................................................... 33

2.2.7. Axial Flux Brushless DC Motor ........................................................ 35

2.2.8. Solenoid Motor .................................................................................. 39

2.2.9. Fluks Magnetik .................................................................................. 44

2.2.10. Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM) ........................... 47

2.2.11. Software SolidWork 2015 ................................................................ 51

2.2.12. Software MagNet ............................................................................. 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 55

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 55

3.2. Desain Penelitian ....................................................................................... 55

3.3. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 56

3.4. Parameter Penelitian.................................................................................. 57

3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 58

3.6. Teknik Analisis Data ................................................................................. 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 74

1.1. Deskripsi Data ........................................................................................... 74

1.2. Hasil Uji Statis 2D .................................................................................... 74

1.2.1. Kontour Fluks .................................................................................. 74

Page 11: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xi

1.2.2. Force (Gaya).................................................................................... 78

1.2.3. Torque (Torsi) ................................................................................. 79

1.2.4. Fluks Linkage .................................................................................. 79

1.3. Analisis Data ............................................................................................. 79

1.4. Pembahasan ............................................................................................... 89

1.4.1. Perbandingan Gaya yang Dihasilkan Motor Orbital Tipe Cincin

dengan Motor Radial ....................................................................... 89

1.4.2. Perbandingan Torsi yang Dihasilkan Motor Orbital Tipe Cincin

dengan Motor Radial ....................................................................... 91

1.4.3. Perbandingan Fluks Linkage yang Dihasilkan Motor Orbital

Tipe Cincin dengan Motor Radial ................................................... 93

1.4.4. Perbandingan Daya Motor Orbital Tipe Cincin dengan Motor

Radial ............................................................................................... 94

1.4.5. Perbandingan Kontour Fluks Magnetik Motor Orbital Tipe

Cincin dengan Motor Radial ........................................................... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 101

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 101

5.2. Saran .......................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103

LAMPIRAN ..................................................................................................... 106

Page 12: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kaidah tangan kiri Fleming ......................................................... 10

Gambar 2.2. Jenis-jenis motor listrik ............................................................... 11

Gambar 2.3. Simbol dan bentuk motor DC...................................................... 13

Gambar 2.4. Prinsip kerja motor DC ............................................................... 16

Gambar 2.5. Stator motor AC ........................................................................... 18

Gambar 2.6. Rotor sangkar .............................................................................. 18

Gambar 2.7. Prinsip kerja motor AC ................................................................ 19

Gambar 2.8. Konstruksi motor induksi satu fasa ............................................. 20

Gambar 2.9. Prinsip medan magnet utama dan bantu motor satu fasa ............ 21

Gambar 2.10. Gelombang arus medan bantu dan medan utama ...................... 22

Gambar 2.11. Medan magnet pada stator motor satu fasa ............................... 22

Gambar 2,12, Konstruksi motor induksi .......................................................... 23

Gambar 2.13. Stator ......................................................................................... 25

Gambar 2.14. Stator motor BLDC ................................................................... 29

Gambar 2.15. Rotor motor BLDC .................................................................... 30

Gambar 2.16. Sensor hall ................................................................................. 31

Gambar 2.17. Rangkaian kontrol kecepatan berbasis PFC-SEPIC .................. 32

Gambar 2.18. Radial flux brushless DC motor ................................................ 33

Gambar 2.19. Axial flux brushless DC motor .................................................. 35

Gambar 2.20. Magnax next-gen axial motor ................................................... 36

Gambar 2.21. EMRAX 188 ............................................................................... 36

Gambar 2.22. Brushless coreless axial-flux motor .......................................... 37

Page 13: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xiii

Gambar 2.23. (a) Topologi dua rotor (b) Topologi satu rotor .......................... 38

Gambar 2.24. Komponen solenoid engine ....................................................... 39

Gambar 2.25. Solenoid engine ......................................................................... 40

Gambar 2.26. Simulasi solenoid motor ............................................................ 41

Gambar 2.27. Perhitungan medan magnet solenoid......................................... 41

Gambar 2.28. Fluks magnetik dalam arah tegak lurus ..................................... 45

Gambar 2.29. Fluks magnetik melewati kumparan ......................................... 46

Gambar 2.30. Induksi elektromagnetik ............................................................ 46

Gambar 2.31. Konfigurasi rotor dari mesin sinkron magnet permanen ........... 48

Gambar 2.32. Penampang dari mesin arah kutub yang kokoh ......................... 49

Gambar 2.33. Konfigurasi rotor laminated dari mesin PM .............................. 50

Gambar 2.34. Geometri Translasi .................................................................... 53

Gambar 2.35. Geometri Rotasi ........................................................................ 54

Gambar 3.1. Orbital elektro motor tipe cincin ................................................. 56

Gambar 3.2. Diagram alir penelitian ................................................................ 59

Gambar 3.3. Setting Units ................................................................................ 62

Gambar 3.4. Set Construction Grid ................................................................. 62

Gambar 3.5. Desain lilitan dan magnet motor orbital ...................................... 64

Gambar 3.6. Pemilihan material kumparan ..................................................... 65

Gambar 3.7. Pemilihan material inti besi ......................................................... 65

Gambar 3.8. Pemilihan material magnet .......................................................... 66

Gambar 3.9. Pemilihan material AIR ............................................................... 66

Gambar 3.10. Pembuatan simple coil ............................................................... 67

Page 14: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xiv

Gambar 3.11. No. of Turns ............................................................................... 68

Gambar 3.12. Setting waveform ....................................................................... 68

Gambar 3.13. Input arus ................................................................................... 69

Gambar 3.14. Setting mesh............................................................................... 70

Gambar 3.15. Setting adaption ........................................................................ 70

Gambar 3,16, Solving static 2D ....................................................................... 71

Gambar 3.17. Proses solving static 2D ............................................................ 71

Gambar 4.1. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 0º .................................................................. 75

Gambar 4.2. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 10º ................................................................ 75

Gambar 4.3. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 20º ................................................................ 76

Gambar 4.4. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 30º ................................................................ 76

Gambar 4.5. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 40º ................................................................ 77

Gambar 4.6. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 50º ................................................................ 77

Gambar 4.7. Kontour fluks (a) motor radial (b) motor orbital pada posisi

pergeseran magnet 60º ................................................................ 78

Gambar 4.8. Grafik perbandingan gaya motor orbital dengan motor radial .... 90

Gambar 4.9. Grafik perbandingan torsi motor orbital dengan motor radial .... 91

Page 15: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xv

Gambar 4.10. Grafik perbandingan fluks linkage ........................................... 93

Gambar 4.11. Grafik Perbandingan Daya ........................................................ 95

Page 16: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xvi

DAFTAR TABEL

3.1. Data ukuran komponen ............................................................................. 60

3.2. Jenis material ............................................................................................. 63

3.3. Boundary condition ................................................................................... 63

3.4. Data torque (torsi) ..................................................................................... 72

3.5. Data force (gaya) ....................................................................................... 72

3.6. Data fluks linkage ..................................................................................... 73

3.7. Data perhitungan daya............................................................................... 73

4.1. Data gaya hasil pengujian statis 2D .......................................................... 78

4.2. Data torsi hasil pengujian statis 2D ........................................................... 79

4.3. Data fluks linkage hasil pengujian statis 2D ............................................. 79

4.4. Gaya pada sumbu X .................................................................................. 83

4.5. Perbandingan daya motor radial dan motor orbital ................................... 88

Page 17: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian..................................................................... 104

Lampiran 2. SK Pembimbing ........................................................................... 105

Lampiran 3. Desain Orbital Elektro Motor Dengan Software SolidWorks ..... 106

Lampiran 4. Desain Orbital Elektro Motor dan Radial Elektro Motor Pada

Software Magnet ......................................................................... 107

Lampiran 5. Hasil Pengujian Menggunakan Software MagNet ...................... 108

Page 18: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xviii

DAFTAR ISTILAH KATA

Air gap : Jarak celah udara

Elektromagnetik : Gaya yang diakibatkan oleh medan elektromagnetik terhadap

partikel yang bermuatan listrik

Daya : Kecepatan melakukan kerja atau daya yang dihabiskan per

satuan waktu.

Easy-to-use : Mudah untuk digunakan atau diaplikasikan

Fluks : Garis-garis gaya (magnet dan listrik)

Fluks Linkage : Fluks magnetik yang melewati kumparan

Gaya : Interaksi yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa

mengalami perubahan gerak

Kontour Fluks : Garis-garis fluks magnetik

Magnetik : Benda yang dapat ditarik oleh magnet

Medan Magnet : Suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan

listrik (arus listrik) yang menyebaabkan munculnya gaya di

muatan listrik yang bergerak

Orbital : Dalam penelitian ini, orbital merupakan posisi lilitan

(kumparan) yang tepat mengitari magnet rotor

Radial : Searah dengan sumbu putar

Software : Sekumpulan data-data elektronik yang tersimpan dan diatur

oleh komputer yang berupa program atau instruksi untuk

menjalankan suatu perintah

Page 19: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

xix

Torsi : Gaya pada gerak translasi atau sering disebut momen.

Windows : Sebuah sistem operasi komputer

Page 20: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi mobil listrik saat ini menyebabkan penelitian

kendaraan berbasis tenaga listrik semakin berkembang. Salah satu hal yang

mendasari penelitian ini adalah keterbatasan bahan bakar fosil yang semakin

menipis dan tidak bisa diperbarui. Menurut Chief Executive Officer dari British

Petroleum, Tony Hayward, cadangan minyak di bumi hanya akan bertahan

selama 42 tahun lagi.

Penerapan motor listrik sendiri telah merevolusi industri, proses produksi

dalam industri tidak lagi dibatasi oleh transmisi daya menggunakan piston,

belt, dan tekanan hidraulik. Bahkan setiap mesin dilengkapi dengan motor

listrik, menyediakan sistem kendali yang mudah digunakan, dan efisiensi

transmisi daya yang lebih baik. Terdapat banyak jenis dari motor listrik yang

sudah diciptakan saat ini, mulai dari motor arus searah (DC), motor arus bolak-

balik (AC), motor induksi, dan yang paling diminati saat ini yaitu motor

brushless DC.

Motor brushless DC merupakan motor arus searah (DC) tanpa sikat.

Motor ini banyak diminati karena mempunyai beberapa keunggulan dari motor

jenis sebelumnya yang sudah ada, seperti biaya perawatan lebih murah, mesin

tidak bising, mesin bisa dioperasikan pada lingkungan yang mudah terbakar

dan mempunyai waktu pakai lebih lama. Tetapi motor brushless DC masih

mempunyai kekurangan yang membuat motor jenis ini belum begitu efisien

Page 21: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

2

digunakan. Seperti yang dikemukakan oleh Werson (1999), bahwa brushless

DC motor kurang efisien karena torsi yang dihasilkan tidak terlalu besar. Hal

ini disebabkan karena arah medan magnet yang dihasilkan stator terhadap rotor

atau sebaliknya tidak tepat pada inti toroida medan magnet. Itu terjadi karena

letak dan arah lilitan stator tidak mengitari rotor atau sebaliknya.

Kontruksi motor listrik yang ada saat ini kurang mampu menghasilkan

torsi yang besar karena arah medan magnet yang dihasilkan stator terhadap

rotor atau sebaliknya tidak pada arah yang sesuai agar menghasilkan kinerja

yang maksimal. Gaya medan magnet terhadap arah gerak rotor atau sebaliknya

tidak membentuk gaya aksi dan reaksi tegak lurus berhadapan. Hal ini

diakibatkan oleh letak dan arah lilitan stator tidak benar-benar mengitari rotor

atau sebaliknya.

Berdasar dari kelemahan-kelemahan diatas maka muncul inovasi untuk

membuat desain motor listrik baru yaitu orbital elektro motor, dimana

konstruksi rotor tepat berada pada pusat medan toroida magnet atau ditengah

kumparan, sehingga dapat menghasilkan energi output yang maksimal. Konsep

orbital elektro motor telah didaftarkan hak patennya oleh Universitas Negeri

Semarang pada tahun 2013 dan telah mendapatkan sertifikat paten pada tahun

2017. Dan untuk mengembangkan paten tersebut, maka perlu dilakukan kajian

komparasi orbital elektro motor tipe cincin dengan radial elektro motor.

Page 22: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

3

1.2. Identifikasi Masalah

1. Motor yang bagus adalah motor yang dapat menghasilkan daya, torsi dan

efisiensi yang tinggi tetapi konsumsi bahan bakarnya lebih irit,

perawatannya mudah, dan memiliki usia pakai yang lama.

2. Arus dan tegangan sangat berpengaruh pada kinerja motor, semakin besar

arus dan tegangan yang diberikan maka torsi dan daya yang dihasilkan

juga semakin besar.

3. Konstruksi motor listrik yang ada saat ini belum mampu menghasilkan

torsi yang besar karena letak dan arah lilitan stator (kumparan) tidak

benar-benar mengitari rotor (magnet). Sehingga arah medan magnet yang

dihasilkan tidak berada pada arah yang sesuai agar menghasilkan kinerja

yang maksimal.

4. Performa generator fluks radial tergantung pada diameter kumparan,

jumlah lilitan kumparan, dan jumlah magnet.

5. Pada radial flux brushless DC motor, arah fluksnya radial terhadap sumbu

putar sehingga arah fluks searah dengan arah putaran dan menghasilkan

torsi dan daya yang besar.

6. Efisiensi torsi dan daya yang dihasilkan radial elektro motor lebih besar

daripada motor induksi dan meningkat seiring dengan penambahan jumlah

lilitan.

1.3. Batasan Masalah

Karena luasnya permasalahan pada identifikasi masalah, maka dibatasi pada :

Page 23: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

4

1. Pengujian dilakukan hanya pada satu section dari desain orbital elektro

motor tipe cincin dan radial elektro motor dengan uji statis 2D

menggunakan software MagNet.

2. Konstruksi orbital elektro motor dan radial elektro motor yang diuji

mempunyai ukuran sebanding.

3. Arus yang digunakan dalam pengujian ditetapkan sebesar 8,5 Ampere dan

jumlah lilitan sebanyak 100 lilitan.

4. Pengujian dilakukan dengan variasi derajat pergeseran magnet.

5. Hasil pengujian yang akan digunakan dalam penelitian adalah gaya, torsi

dan fluks linkage.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka timbul rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan gaya dan torsi yang dihasilkan oleh orbital

elektro motor dan radial elektro motor?

2. Bagaimana komparasi fluks magnetik antara orbital elektro motor tipe

cincin dan radial elektro motor pada ukuran sebanding ?

3. Bagaimana perbandingan daya yang dihasilkan oleh orbital elektro motor

tipe cincin dan radial elektro motor ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan

penelitian, sebagai berikut:

Page 24: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

5

1. Mengetahui perbandingan gaya dan torsi yang dihasilkan oleh orbital

elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor.

2. Mengetahui komparasi fluks magnetik antara orbital elektro motor tipe

cincin dan radial elektro motor pada ukuran sebanding.

3. Mengetahui perbandingan daya yang dihasilkan oleh orbital elektro motor

tipe cincin dan radial elektro motor.

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka dapat diperoleh manfaat

penelitian, sebagai berikut:

1. Memberikan referensi tentang perbandingan gaya dan torsi yang

dihasilkan oleh orbital elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor.

2. Memberikan referensi tentang komparasi fluks magnetik antara orbital

elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor.

3. Memberikan referensi tentang perbandingan daya yang dihasilkan oleh

orbital elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor.

4. Dapat menjadi acuan untuk pengembangan penelitian tentang orbital

elektro motor.

Page 25: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

3.1. Kajian Pustaka

Ghoni, et al., (2015: 26) melakukan penelitian dengan membuat desain dan

menganalisis variabel air gap pada motor axial flux brushless DC berbasis 3D

dengan metode analisis finite element. Analisis yang dilakukan meliputi parameter

kelistrikan pada motor dan rugi-rugi inti. Hasil desain motor axial flux brushless

DC yang didapatkan ialah ukuran 220 cm menggunakan 12 slot stator dan 10

katub rotor. Variabel air gap dilakukan dengan memotong inti stator secara radial.

Hasil dari simulasi dengan variabel air gap adalah daya output 14,5 kW pada

kecepatan 2388 rpm, torsi 38,87 N-m, rugi-rugi inti 356,2 W, dan efisiensi 78,75

persen. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa variabel air gap dapat

meningkatkan efektivitas daya output motor tanpa mempengaruhi dimensi motor

secara signifikan, sehingga sangat tepat untuk diaplikasikan pada kendaraan

listrik.

Penelitian tentang pengaruh jarak celah udara juga pernah dilakukan Indriani

(2015: 62) yaitu Analisis Pengaruh Variasi Jumlah Kutub dan Jarak Celah Magnet

Rotor Terhadap Performa Generator Sinkron Fluks Radial. Pada penelitian ini,

pengujian dilakukan dengan pengujian tanpa beban dan pengujian dengan

pembebanan. Variasi jarak celah udara yang digunakan adalah 1 mm, 2mm, dan

3mm dengan putaran sebesar 200 rpm hingga 1400 rpm. Hasil dari pengujian

menunjukkan bahwa untuk jarak celah udara magnet rotor dan lilitan kumparan

stator 1 mm dan 2 mm pada putaran 200 rpm diperoleh tegangan 43,5 volt dan

Page 26: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

7

39,2 volt untuk pengujian tanpa beban. Sedangkan pengujian berbeban diperoleh

tegangan 30 volt dan 26,8 volt dengan jarak celah udara yang sama. Ini

menunjukkan bahwa semakin kecil jarak celah udara antara magnet rotor dan

stator maka tegangan yang dihasilkan semakin besar.

Salomo, et al., (2016: 814) telah melakukan penelitian tentang pengaruh

jumlah lilitan kumparan terhadap kuat medan magnet yaitu Perubahan Kuat

Medan Magnet Sebagai Fungsi Jumlah Lilitan Pada Kumparan Helmholtz.

Penelitian ini dilakukan menggunakan kumparan Helmholtz yang dibuat dengan

diameter 13 cm dan variasi jumlah lilitan sebesar 50, 100, 150, 200 dan 250

lilitan. Dari hasil penelitian, untuk kumparan dengan jumlah lilitan 50 dan 250

yang dialiri arus sebesar 1 Ampere menghasilkan medan magnetik masing-masing

sebesar 5.241 x 10-5 T dan 6.208 x 10-5 T. Pertambahan tersebut sesuai dengan

yang diharapkan dimana medan magnetik nilainya berbanding lurus dengan arus

(I) dan jumlah lilitan (N). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan jumlah

lilitan dan kuat arus membuat medan magnetik yang dihasilkan semakin besar.

Penelitian tentang pengaruh jumlah lilitan pernah dilakukan Lestantyo, et al.,

(2017) yaitu Pengaruh Diameter Kawat dan Jumlah Lilitan Spull Alternator

Terhadap Arus dan Tegangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh penambahan jumlah lilitan kawat stator terhadap tegangan

output dan putaran mesin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah

metode eksperimen dengan variasi pada diameter kawat dan jumlah lilitan. Hasil

dari pengujian menunjukkan bahwa pada diameter 1 mm dengan 6 lilitan

didapatkan tegangan sebesar 13,47 volt dan arus 12 A ketika putaran mesin 2500

Page 27: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

8

rpm. Sedangkan untuk diameter 1,4 mm dengan 8 lilitan menghasilkan tegangan

14,40 volt dan arus 20 A. Sehingga kenaikan jumlah lilitan akan berpengaruh

terhadap tegangan dan arus yang dihasilkan juga semakin besar.

Khairi dan Amien, (2014: 54) melakukan penelitian tentang jatuh tegangan

yaitu Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Torsi dan Putaran Pada Motor

Arus Searah Penguatan Shunt. Variabel penelitian yang digunakan adalah besar

tegangan terminal yang sudah ditentukan yaitu 170, 180, 190, 200, 210, dan 220

volt. Metode analisis yang digunakan ialah analisis matematis untuk mengolah

data dan memperoleh kesimpulan dalam penelitian. Dari pengujian, didapatkan

hasil bahwa nilai tegangan terminal 220 volt memiliki torsi dan putaran motor

tertinggi yaitu 9,45 Nm dan 1390 rpm. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

ini adalah nilai torsi dan putaran yang dihasilkan motor arus searah penguatan

shunt berbanding lurus dengan nilai tegangan yang di supply ke terminal motor.

Patel, A. dan Patel, J. (2014), pernah melakukan penelitian tentang Efek

Kemiringan Pada Kinerja Radial-Fluks Magnet Permanen Motor DC Tanpa Sikat.

Metode yang digunakan adalah metode analisis finite element 2D. Desain dan

estimasi kinerja magnet permanen motor DC tanpa sikat. Hasil program CAD

digunakan sebagai input untuk untuk analisis elemen hingga. Dari hasil analisis

disimpulkan bahwa kemiringan rotor adalah teknik yang efektif untuk mengurangi

riak torsi dari radial-fuks magnet permanen motor DC tanpa sikat. Torsi rata-rata

yang dihasilkan tanpa efek kemiringan sebesar 1,89 N-m dan torsi rata-rata yang

diperoleh menjadi 2,0 N-m dengan 20º kemiringan rotor. Sedangkan riak torsi

parsial berkurang dari 63% menjadi 40% karena 20º kemiringan rotor.

Page 28: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

9

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Motor Listrik

Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang dapat

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum

digunakan di dunia industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar

global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada

satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).

Motor listrik pertama kali diciptakan menggunakan sumber arus listrik

searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa ilmuwan seperti Englishman

Peter Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834), dan William Sturgeon

(1832). Perkembangan motor listrik DC tidak dapat terlepas dari sebuah

fenomena induksi elektromagnetik yang diperkenalkan oleh Michael Faraday

(1831) dan terkenal dengan sebutan Hukum Faraday.

Namun justru di akhir abad 19, puluhan tahun setelah para ilmuwan

memperkenalkan motor listrik, John Ambrose Fleming memperkenalkan

sebuah sistem untuk memudahkan kita memahami fenomena yang terjadi pada

motor listrik dan generator listrik. Sistem tersebut adalah kaidah tangan kiri

untuk motor listrik, dan kaidah tangan kanan untuk generator listrik. Kaidah ini

memudahkan kita untuk menentukan arah gaya dorong, arah medan magnet,

serta arah arus listrik pada sebuah sistem induksi elektromagnetik.

Page 29: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

10

Gambar 2.1. Kaidah tangan kiri Fleming

Sumber : Indradewa, et al., (2013)

Gambar 2.1 adalah kaidah tangan kiri yang diperkenalkan oleh Fleming

untuk memudahkan kita memahami fenomena induksi elektromagnetik pada

motor listrik. Pada konfigurasi jari tangan kiri seperti gambar diatas, jari tengah

menunjukkan arah arus listrik, jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet,

sedangkan ibu jari menunjukkan gaya dorong yang terjadi akibat fenomena

induksi elektromagnetik. Arah dari ketiga parameter pada kaidah tangan kiri ini

berlaku untuk semua motor listrik dan bekerja secara alami seperti gaya

gravitasi bumi maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang

berbeda.

Prinsip kerja motor listrik ialah dengan mengubah tenaga listrik

menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga

listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektromagnet. Sebagaimana telah

diketahui bahwa kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak

dan kutub yang tidak senama, akann tarik-menarik. Maka dapat diperoleh

Page 30: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

11

gerakan ketika magnet ditempatkan pada sebuah poros yang dapat berputar,

dan magnet yang lain pada kedudukan yang tetap.

Jenis-jenis Motor Listrik :

Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik

DC dan motor listrik AC. Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi

beberapa klasifikasi lagi sesuai dengan karakteristiknya seperti pada Gambar

2.2 yang memaparkan pembagian jenis dari motor listrik.

Gambar 2.2. Jenis-jenis motor listrik

Sumber: Maulana (2012)

2.2.2. Motor Arus Searah (DC)

Motor arus searah (DC) merupakan mesin listrik yang mengubah energi

listrik searah menjadi energi gerak. Motor arus searah sering dipakai pada

motor-motor kecil untuk aplikasi elektronik seperti pemutar kaset, pemutar

piringan magnet di harddisk komputer, kipas pendingin komputer, dan tamiya.

Motor arus searah (DC) bekerja berdasarkan prinsip yang menjelaskan

bahwa ketika kumparan yang membawa arus ditempatkan dalam medan

magnet, maka kumparan akan mengalami gaya mekanik. Gaya mekanik ini

Page 31: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

12

akan menghasilkan torsi yang akan membuat jangkar berputar (Putra dan

Dinzi, 2014: 13).

Pada tahun 1800, seorang ilmuan asal Italia bernama Alessandro Volta

menemukan bahwa dengan menggunakan fluida tertentu sebagai penghantar

untuk mendorong reaksi antara logam dan elektroda, dapat dihasilkan arus

listrik kontinyu. Ini menuju pada temuan sel volta pertama, yang lebih dikenal

sebagai baterai. Sejak itu, pengembangan terhadap temuan Volta semakin

gencar dilakukan.

Pada tahun 1821, konversi energi listrik ke dalam energi mekanik

berdasarkan prinsip kerja medan elektromagnetik diperkenalkan untuk pertama

kalinya oleh ilmuan asal Inggris yang bernama Michael Faraday. Eksperimen

yang dilakukan oleh Faraday yaitu sepotong kawat menggantung (free-hanging

wire) dicelupkan ke dalam sebuah wadah mercury dimana pada wadah mercury

tersebut diletakkan pula sebuah magnet permanen. Ketika kawat dialiri arus

listrik, kawat tersebut berputar di sekitar magnet, hal ini menunjukkan bahwa

arus listrik menimbulkan medan magnet putar di sekitar kawat.

Pada tahun 1827, seorang ilmuan kebangsaan Hungaria, Anyos Jedlik

melakukan eksperimen rotasi elektromagnetik pada peralatan yang ia sebut

lightning-magnet self-rotor. Dan pada tahun 1828 untuk pertama kalinya

diperkenalkan tiga komponen utama motor arus searah praktis yaitu stator,

rotor, dan komutator. Stator merupakan bagian yang diam sedangkan rotor

merupakan bagian yang berputar, keduanya bersifat elektromagnetik.

Page 32: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

13

Komutator pertama untuk motor arus searah yang dapat diterapkan pada

motor ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, William Sturgeon pada

tahun 1832. Kerja keras Sturgeon membuahkan hasil, komutator untuk motor

arus searah ini dibuat dengan tujuan komersial. Dua orang Amerika yaitu

Emily dan Thomas Davenport memproduksi temuan Sturgeon dan

mendapatkan hak paten pada tahun 1837. Kemudian pada tahun 1873, secara

tidak sengaja motor DC modern ditemukan ketika Zenobe Gramme

menghubungkan dinamo yang telah ia temukan dengan dinamo lainnya dan

menjalankannya sebagai motor. Mesin Gramme adalah motor listrik pertama

yang sukses dalam industri. Pada tahun 1886, Frank Julian Sprague pertama

kali menemukan motor DC praktis dengan kecepatan yang konstan tanpa

menimbulkan percikan listrik meskipun motor diberikan beban yang variabel.

Wujud dari motor DC dapat dilihat pada Gambar 2.3 yang memperlihatkan

bentuk dan simbol dari motor DC.

Gambar 2.3. Simbol dan bentuk motor DC

(Sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-motor-dc-prinsip-kerja-dc-

motor/)

Page 33: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

14

Motor arus searah (DC) bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua

fluks magnetik. Ketika kumparan medan dan kumparan jangkar dihubungkan

dengan sumber tegangan DC maka pada kumparan medan akan mengalir arus

medan sehingga menghasilkan fluks magnet yang arahnya dari kutub utara

menuju kutub selatan. Sesuai dengan hukum Lorentz, interaksi antara kedua

fluks magnet ini akan menimbulkan suatu gaya mekanik pada konduktor

jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini sesuai dengan persamaan:

F = B . I . l.................................................(2.1)

(Mayur et al., 2017)

Dimana :

F = gaya yang bekerja pada konduktor (N)

B = kuat medan magnet (Tesla)

I = arus yang mengalir pada konduktor (A)

l = panjang konduktor (m)

Gaya yang timbul pada konduktor tersebut akan menghasilkan momen

putar atau torsi. Torsi yang dihasilkan oleh motor dapat ditentukan dengan

persamaan :

T = F . r.....................................................(2.2)

(Putri, 2016: 3)

Dimana :

T = torsi (Newton-meter)

F = gaya (Newton)

r = jari-jari rotor (meter)

Page 34: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

15

Momen putar atau torsi dapat digunakan untuk menentukan daya yang

dihasilkan oleh motor. Daya motor dapat dihitung dengan persamaan:

P = 2π .N .T

60.000 ................................................(2.3)

(Putri, 2016: 3)

Dimana:

P = Daya motor (KW = KiloWatt)

N = Kecepatan putar motor (rpm)

T = Torsi (N-m)

Prinsip kerja motor arus searah (DC):

Terdapat dua bagian utama pada sebuah motor listrik DC, yaitu stator

dan rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis

ini terdiri dari rangka dan kumparan. Sedangakan rotor adalah bagian yang

berputar, bagian rotor ini terdiri dari kumparan jangkar. Prinsip kerja motor

listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus

listrik dialirkan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan

bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang

bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Karena kutub utara

kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan

kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik

menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

Untuk menggerakannya lagi, pada saat kutub kumparan berhadapan

dengan kutub magnet dan arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian,

kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub

Page 35: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

16

selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub

tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan

magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara

magnet. Karena kutubnya sama maka akan terjadi tolak menolak sehingga

kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan

selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Siklus

ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

Gambar 2.4. Prinsip kerja motor DC

(Sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-motor-dc-prinsip-kerja-dc-

motor/)

2.2.3. Motor Arus Bolak-balik (AC)

Motor arus bolak-balik (AC) merupakan suatu mesin yang berfungsi

mengubah tenaga listrik bolak-balik (AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga

mekanik berupa putaran dari rotor. Menurut Anthony (2015: 44), pada motor

arus bolak-balik (AC) besar kecilnya beban akan mempengaruhi kumparan

motor. Semakin besar beban motor, maka suhu kumparan motor akan

Page 36: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

17

meningkat sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan tahanan pada

kumparan motor yang mempengaruhi kinerja motor.

Motor Arus bolak-balik (AC) berhasil didemonstrasikan untuk pertama

kalinya oleh Nikola Tesla di depan American Institute of Electrical Engineers

pada tahun 1888. Pada saat itu, Nikola berhasil mendemonstrasikan kerja

motor induksi arus bolak-balik dengan sistem transmisi daya multi fasa dan

menandatangani kontrak perjanjian. Di tahun yang sama, ia juga telah

mengembangkan salah satu hasil penemuannya yang diberi nama Prinsip Tesla

Coil. Dan mulai bekerja sama dengan George Westinghouse, pemilik

Westinghouse Electric and Manufacturing Company’s di Pittsburgh Labs.

Selama bertahun-tahun Tesla terus mengembangkan motor AC di bawah

perusahaan Westinghouse.

Motor arus bolak-balik (AC) memiliki komponen utama sebagai

berikut:

1. Stator

Stator memiliki beberapa bagian aluminium yang berfungsi untuk

menekan dan menjepit untuk membentuk rongga silinder (stator

core) dengan slot seperti pada Gambar 2.5 menghasilkan medan

magnet yang berputar sama dengan frekuensi yang diberikan.

Page 37: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

18

Gambar 2.5. Stator motor AC

(Parekh, 2003)

2. Rotor

Pada motor arus bolak-balik (AC), rotor yang sering digunakan

adalah rotor jenis sangkar, karena memiliki konstruksi yang

sederhana, murah dan mudah di dapat, terdiri dari tembaga dan

aluminium.

Gambar 2.6. Rotor sangkar

Sumber: Parekh, (2003)

Setiap stator dan rotor terdapat celah udara untuk induksi, sehingga

energi yang mengalir dari stator menuju rotor lancar dan torsi yang

dihasilkan membuat rotor dan beban memutar.

Page 38: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

19

Prinsip kerja motor arus bolak-balik (AC) :

Sama dengan motor DC, pada motor AC arus dilewatkan melalui

kumparan menghasilkan torsi pada kumparan. Motor akan berjalan lancar

hanya pada frekuensi gelombang sinus.

Gambar 2.7. Prinsip kerja motor AC

(Sumber : https://wandasaputra93.wordpress.com/2015/01/10/motor-ac/)

Salah satu kelemahan dari jenis motor AC adalah arus tinggi yang

mengalir melalui kontak berputar, memicu pemanasan pada kontak-kontak

yang dapat menghabiskan energi dan memperpendek masa pakai motor.

2.2.4. Motor Induksi

Motor Induksi adalah salah satu jenis motor listrik yang bekerja

berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sumber energi

listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di

induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet.

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling

banyak digunakan. Penamaannya berasal dari fenomena bahwa arus rotor

Page 39: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

20

motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang

terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan

putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Motor induksi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Motor Induksi Satu Fasa

Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen utama

yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian dari motor yang tidak bergerak

dan rotor adalah bagian yang bergerak dan bertumpu pada bantalan poros.

Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan stator dan rotor yang berfungsi

membangkitkan gaya gerak listrik akibat adanya arus listrik bolak-balik yang

melewati kumparan tersebut sehingga menimbulkan interaksi induksi medan

magnet antara stator dan rotor. Bentuk dan kontruksi motor tersebut

digambarkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Konstruksi motor induksi satu fasa.

(Sumber : digilib.unimus.ac.id/download.php?id=15229)

Motor induksi satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa

utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja

Page 40: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

21

medan magnet utama dan medan magnet bantu pada motor satu fasa dapat

dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Prinsip medan magnet utama dan bantu motor satu fasa

(Sumber : digilib.unimus.ac.id/download.php?id=15229)

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar

sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari

tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga

impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.

Grafik arus belitan bantu I dan arus belitan utama I berbeda fasa, hal ini

disebabkan karena perbedaan besar impedansi kedua belitan tersebut. Medan

magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa dengan medan

magnet bantu. Berikut ini merupakan Gambar 2.10. grafik arus belitan bantu

dan arus belitan utama.

Page 41: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

22

Gambar 2.10. Gelombang arus medan bantu dan medan utama

(Sumber : digilib.unimus.ac.id/download.php?id=15229)

Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus bantu I menghasilkan fluks

magnet tegak lurus, belitan utama U1-U2 dialiri arus utama I yang bernilai

positif. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45º dengan arah

berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus

sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan

statornya.

Gambar 2.11. Medan magnet pada stator motor satu fasa

(Sumber : digilib.unimus.ac.id/download.php?id=15229)

Page 42: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

23

Rotor pada motor satu fasa sama dengan rotor pada motor tiga fasa

yaitu berbentuk batang kawat yang ujung-ujungnya dihubungkan dan

menyerupai bentuk sangkar tupai. Belitan rotor yang dipotong oleh medan

putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar

stator dan medan magnet rotor menghasilkan torsi putar pada rotor.

2. Motor Induksi Tiga Fasa

Motor tiga fasa memiliki kemampuan daya yang tinggi dan penyalaan

sendiri. Pada dasarnya motor induksi terdiri dari suatu bagian yang tidak

berputar (stator) dan bagian yang bergerak memutar (rotor). Secara ringkas

stator terdiri dari kepingan dinamo yang berisolasi pada satu sisinya dan

mempunyai ketebalan 0,35-0,5 mm. Disisi dalamnya dilengkapi dengan alur,

didalam alur ini terdapat perbedaan antara motor asinkron dengan rotor sarang

dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa.

Gambar 2.12. Konstruksi motor induksi

(Sumber: http://dunia-electrical.blogspot.com/2016/11/mesin-induksi-mesin-

asinkron.html)

Page 43: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

24

Celah udara antara stator dan pada motor yang kecil adalah 0,25-0,75

mm, pada motor yng besar 10 mm. Celah udara yang besar ini diberikan untuk

kemungkinan terjadinya perenggangan pada sumbu sebagai akibat pembebanan

transversal pada subu atau sambungannya.

A. Stator

Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat

(konduktor) dari tiga kumparan yang berbeda phasa dan menerima arus dari

tiap phasa yang disebut kumparan stator. Stator terdiri dari kepingan besi yang

disusun sama besar dengan rotor dan pada bagian dalam mempunyai banyak

alur yang diberi kumparan kawat tembaga yang berisolasi. Jika kumparan

stator mendapatkan suplai arus tiga fasa maka pada kumparan tersebut akan

timbul fluks magnet putar. Fluks magnet putar mengakibatkan rotor berputar

karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor sinkron dengan

kecepatan putar stator.

Konstruksi stator motor induksi sendiri terdiri atas beberapa bagian yaitu:

1. Bodi motor (gandar)

2. Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet

3. Slip ring

Konstruksi stator motor induksi dapat kita lihat pada Gambar 2.13.

Page 44: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

25

Gambar 2.13. Stator

(Sumber: https://www.quora.com/How-poles-are-created-in-induction-motor)

1. Bodi motor (gandar)

Fungsi utama dari bodi atau gandar motor adalah sebagai tempat

mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan kutub-kutub magnet. Disamping

itu badan motor ini berfungsi untuk meletakkan alat-alat tertentu dan

melindungi bagian-bagian mesin lainnya.

2. Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet

Fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan oleh

kutub magnet buatan yang dibuat dengan prinsip elektromagnetis. Lilitan

penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar terjadi proses

elektromagnetis.

3. Sikat

Fungsi dari sikat adalah sebagai jembatan bagi aliran arus dari sumber

dan biasanya terbuat dari arang. Sikat akan aus selama operasi dan tingginya

akan berkurang, sehingga aus yang diizinkan ditentukan oleh konstruksi dari

pemegang sikat. Bagian puncak dari sikat diberi pelat tembaga guna

mendapatkan kontak yang baik antara sikat dan dinding pemegang sikat.

Page 45: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

26

B. Rotor

Berdasarkan hukum faraday tentang imbas magnet, maka medan putar

yang relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap penghantar

rotor dan menghasilkan gaya gerak listrik (ggl).

Besar ggl ini berbanding lurus dengan kecepatan relatif antara medan

putar dan penghantar rotor. Penghantar rotor yang membentuk suatu

rangkaian tertutup, merupakan rangkaian melaju bagi arus rotor dan sesuai

dengan hukum lenz.

Kelebihan motor induksi adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai konstruksi yang sederhana.

2. Relatif lebih murah harganya dibandingkan dengan jenis motor lainnya.

3. Tidak membutuhkan sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.

4. Mudah perawatannya.

5. Menghasilkan putaran yang konstan.

Kekurangan motor induksi adalah sebagai berikut :

1. Putarannya sulit diatur.

2. Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 sampai dengan 6 kali arus

nominal motor.

2.2.5. Motor Brushless Direct Current ( BLDC )

Motor DC tanpa sikat atau brushless DC motor adalah motor arus searah

tanpa sikat yang memiliki efisiensi lebih tinggi daripada motor induksi.

Dengan tidak adanya sikat, biaya perawatan menjadi lebih rendah, kecepatan

yang dihasilkan lebih tinggi, hampir tidak ada derau, dan bisa dioperasikan

Page 46: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

27

pada lingkungan yang mudah terbakar. Selain itu, motor BLDC memiliki

kelebihan umur pakai yang lebih lama dan tanggapannya lebih cepat daripada

mesin induksi (Arsya, et al., 2016 : B76 ).

Brushless DC Motor adalah suatu jenis motor listrik synchronous 3 fasa.

Medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang dihasilkan

oleh rotor berputar di frekuensi yang sama. BLDC motor tidak mengalami slip,

tidak seperti yang terjadi pada motor induksi biasa. Motor jenis ini mempunyai

magnet permanen pada bagian rotor sedangkan elektro-magnet pada bagian

stator. Motor BLDC menggunakan arus searah sebagai sumber energi utama

yang dikemudian diubah menjadi tegangan AC dengan menggunakan inverter 3

fasa.

Dibandingkan dengan motor DC, motor BLDC memiliki biaya perawatan

lebih rendah dan kecepatan lebih tinggi karena rotor rotor terbuat dari magnet

permanen dan torsi awal yang dihasilkan lebih tinggi. Walaupun memiliki

kelebihan dibandingkan dengan motor DC dan motor induksi, pengendalian

motor BLDC jauh lebih rumit untuk kecepatan dan torsi yang konstan karena

tidak adanya sikat yang menunjang proses komutasi serta harga motor BLDC

jauh lebih mahal.

BLDC motor adalah turunan dari motor DC yang paling umum

digunakan. Motor BLDC mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan

motor DC dan motor induksi biasa. Secara umum, motor BLDC dianggap

sebagai motor dengan performa tinggi yang mampu menghasilkan torsi yang

besar.

Page 47: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

28

Konstruksi motor BLDC terdiri dari empat bagian utama, yaitu: stator,

rotor, hall sensor, dan rangkaian kontrol.

1. Stator

Stator merupakan bagian motor yang diam atau statis yang

berfungsi sebagai medan putar motor untuk memberikan gaya

elektromagnetik pada rotor sehingga motor dapat berputar. Stator pada

BLDC motor hampir sama dengan stator motor listrik konvensional,

hanya berbeda pada lilitannya. Stator terbuat dari tumpukan baja yang

dilaminasi dan berfungsi sebagai tempat lilitan kawat. Kebanyakan

BLDC motor mempunyai tiga gulungan stator dihubungkan secara

bintang. Masing-masing lilitan dibuat dengan banyak coil saling

behubungan untuk membentuk suatu lilitan. Satu atau lebih coil

ditempatkan dalam slot dan saling behubungan untuk membuat suatu

lilitan.

Laminasi baja di stator atau slotless dapat ditempatkan seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 2.14. Sebuah inti slotless memiliki

induktansi rendah, sehingga dapat berjalan pada kecepatan yang sangat

tinggi. Kerugian utama dari inti slotless adalah biaya yang lebih tinggi

karena memerlukan lebih berliku untuk mengimbangi celah udara yang

lebih besar.

Page 48: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

29

Gambar 2.14. Stator motor BLDC

Sumber: Adya, et al., (2015)

2. Rotor

Rotor adalah bagian motor yang berputar karena adanya gaya

elektromagnetik dari stator. Rotor pada motor BLDC berbeda dengan

rotor pada motor DC konvensional yang tersusun dari satu buah

elektromagnet yang berada di antara brushes (sikat). Rotor terdiri dari

beberapa magnet permanen yang paling direkatkan dengan epoxy,

serta jumlahnya dapat divariasikan sesuai dengan desain.

Nilai torsi dipengaruhi oleh besar kecilnya densitas fluks

magnet. Parameter lain yang berdampak pada torsi yang dihasilkan

adalah bahan yang digunakan untuk penyusunan magnet permanen,

semakin tinggi kerapatan fluks material, semakin tinggi torsi. Oleh

karena itu, diperlukan material yang mempunyai sifat magnetis yang

bagus untuk membuat magnet permanen dapat menghasilkan fluks

magnet dengan kerapatan yang tinggi. Sebelumnya, logam ferrit

dipilih karena mempunyai sifat magnetis yang cukup bagus dan juga

harganya murah. Namun seiring kemajuan teknologi material,

Page 49: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

30

didapatkan material yang memiliki sifat magnetis yang sangat bagus

seperti Neodymium (Nd). Logam ferrit mulai ditinggalkan karena

mempunyai densitas fluks yang lebih rendah daripada Neodymium,

sehingga untuk mendapatkan perbandingan “Size to Weight” yang

besar, para engineer motor listrik menggunakan logam seperti

Neodymium sehingga bobot motor dapat berkurang.

Gambar 2.15. Rotor motor BLDC

Sumber: Adya, et al., (2015)

Berbeda dengan motor listrik DC konvensional, sistem

komutasi dari motor BLDC harus diatur secara elektronik karena

lilitan kawat pada stator harus dinyalakan-dimatikan (on-off). Oleh

karena itu, dibutuhkan sensor yang dapat memberikan informasi

secara presisi kepada kontroler untuk mengatur lilitan mana yang

harus dialiri listrik.

Motor BLDC menggunakan tiga sensor hall yang dipasang

dengan jarak 120º pada stator untuk mendeteksi bagian rotor mana

yang akan terimbas oleh fluks magnet. Sensor hall adalah suatu

Page 50: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

31

transduser yang menghasilkan tegangan bervariasi ketika terjadi

perbedaan medan magnet. Ketika rotor berputar, perubahan besar

medan magnet antara magnet permanen dan gaya elektromagnetik dari

lilitan kawat akan dideteksi oleh sensor hall sebagai input kontroller.

Sehingga proses komutasi dapat berjalan secara simultan dan

kontinyu.

Gambar 2.16. Sensor hall

(Sumber: http://www.electronics-tutorials.ws/electromagnetism/hall-

effect.html)

3. Rangkaian Pengendalian (Control)

Untuk menghasilkan medan putar pada motor DC, koneksi

sumber ke rotor menggunakan brush (sikat). Namun pada BLDC

motor, pemberian sumber dilakukan oleh rangkaian pengontrol,

rangkaian ini mendapat sumber dari listrik DC yang kemudian diolah

Page 51: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

32

sehingga menghasilkan gelombang sinusoida atau kotak stator, kontrol

ini mendapat masukan data dari sensor hall utuk mengatur pemberian

sumber pada stator.

Gambar 2.17. Rangkaian kontrol kecepatan berbasis PFC-SEPIC

Sumber: Arsya et al., (2016: B78)

Prinsip kerja brushless DC motor adalah sebagai pengendali

EMF memanfaatkan umpan balik melalui tahap utama sambungan

dari sensor efek hall yang dapat menentukan posisi dan kecepatan.

Saat motor ini diberi tegangan, stator akan menerima tegangan,

sehingga permanen magnet pada rotor akan membentuk gaya gerak

listrik, dan rotor yang dikendalikan oleh elektronik dan sensor hall

akan bekerja sehingga motor pun akan berputar.

Page 52: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

33

2.2.6. Radial Flux Brushless DC Motor

Radial fluks brushless DC motor merupakan motor BLDC yang

memiliki arah fluks radial terhadap sumbu putar sehingga arah fluks searah

dengan arah putaran rotor. Hal ini dikarenakan fluks dihasilkan oleh magnet

magnetik inner-rotor yang letaknya melingkari lilitan bagian luar, sedangkan

lilitan terdapat inti dalam yang terhubung pusat rotor. Motor jenis ini sering

digunakan pada aplikasi servo.

Radial fluks brushless DC motor merupakan solusi yang tepat untuk

kendaraan listrik khususnya motor listrik, karena bentuknya, kekokohan,

fleksibilitas, efisiensi tinggi, dan torsi tinggi. Jenis motor ini sangat cocok

untuk aplikasi penggerak langsung. Pada motor fluks radial, medan magnet

berjalan secara radial melintasi celah udara antara stator dan rotor. Torsi

dihasilkan ketika medan magnet radial berinteraksi dengan arus yang mengalir

secara aksial. Medan magnet antara stator dan rotor berjalan secara aksial dan

celah udara dapat disesuaikan selama dan setelah perakitan.

Gambar 2.18. Radial flux brushless DC motor

Sumber : Pratapa (2010: 6)

Page 53: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

34

Sistem Kontrol Loop Tertutup

Dalam aplikasi Radial Fluks Brushless DC Motor, kontrol kecepatan

sangat penting untuk mencapai performa yang optimal. Salah satu kontrol yang

digunakan ialah kontrol loop tertutup. Menurut Pillewan, et al., (2017: 4728)

sistem kontrol loop tertutup digunakan untuk mencapai kontrol kecepatan yang

stabil dan akurat. Kontrol loop tertutup motor menggunakan sensor hall

merupakan solusi yang baik untuk diimplementasikan menggunakan

mikrokontroler. Radial fluks brushless DC motor juga sangat cocok untuk

aplikasi seperti lift, karena bentuknya seperti cakram.

Radial fluks brushless DC motor bekerja di berbagai kecepatan,

sehingga berguna untuk robotika, aplikasi kendaraan, dan lain-lain. Kecepatan

motor dapat disesuaikan oleh sistem kontrol kecepatan. Pada umumnya, sistem

kontrol kecepatan terdiri dari sistem umpan balik kecepatan, motor, inverter,

pengontrol, dan perangkat pengaturan kecepatan. Pengontrol loop tertutup

dirancang dengan membuat sistem kebal terhadap perubahan parameter.

Pengontrol proporsional integral (PI) dapat digunakan untuk membuat kontrol

kecepatan loop tertutup dari motor. Kecepatan motor BLDC berbanding lurus

dengan tegangan yang diberikan. Setiap pengalihan kecepatan aktual dari

kecepatan referensi akan diberikan sebagai sinyal kesalahan ke kontroler PI

yang mengambil tindakan korektif yang tepat untuk mengubah siklus tugas

sinyal yang diterapkan.

Page 54: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

35

2.2.7. Axial Flux Brushless DC Motor

Axial flux brushless DC motor merupakan motor BLDC yang memiliki

arah medan fluks sejajar dengan sumbu putar. Fluks tersebut merupakan hasil

dari gaya tarik menarik antara dua buah magnet permanen yang memiliki kutub

yang berbeda. Penggunaan dua buah magnet yang terletak diantara dua buah

slot disk rotor sehingga bahan stator merupakan bahan non-magnetik.

Mesin fluks aksial pertama kali dikembangkan pada tahun 1821 oleh

ilmuan berkebangsaan Inggris bernama Michael faraday dengan

mengembangkan motor disk primitif, yang sudah memiliki bentuk mesin fluks

aksial, namun mesin ini memiliki kerugian yang sangat besar pada arus

magnetisasi karena celah udara besar dari disk rotor sehingga mustahil untuk

diimplementasikan pada saat itu.

Gambar 2.19. Axial flux brushless DC motor

Sumber : Yilmaz (2009: 18)

Menurut Hincapie, et al., (2012) motor aksial memiliki konfigurasi fluks

dengan keuntungan yang signifikan dibanding motor radial. Konfigurasi ini

Page 55: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

36

digunakan untuk memastikan efisiensi motor lebih besar dari 90%. Perusahaan

MAGNAX telah mengembangkan generasi penerus dari Axial Flux Motor, yang

menawarkan efisiensi 96% untuk dipakai dalam turbin angin dan listrik. Mesin

yang dibuat memiliki ukuran panjang 140 mm dan diameter 1600 mm dengan

berat 850 kg, dan mesin ini menawarkan torsi sebesar 16 kNm.

Gambar 2.20. Magnax next-gen axial motor

Sumber: Hincapie, et al., (2012)

Pengembangan motor axial dengan menggunakan tenaga motor tiga fasa

ialah motor EMRAX 188 yang dikembangkan oleh perusahaan EMRAX

INNOVATIVE E-MOTORS. Perusahaan ini mengubah cara pelilitan sehingga

menghasilkan permeabilitas yang lebih besar, dengan cara ini densitas arus

induksi meningkat dan konduksi yang lebih besar serta kecepatan yang

dihasilkan juga besar.

Gambar 2.21. EMRAX 188

Sumber: Hincapie, et al., (2012)

Page 56: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

37

Axial flux ini memiliki sejumlah keunggulan yang berbeda dari radial

flux, yaitu mereka dapat dirancang untuk memiliki rasio daya tinggi, dimensi

konstruksinya yang relatif lebih kecil, planar dan mudah disesuaikan dengan

kondisi udara, mengurangi kebisingan dan tingkat getaran. Selain itu, arah

jalan airgap fluks dapat bervariasi, sehingga mengurangi topologi tambahan.

Pada axial flux brushless DC motor coreless, karena tidak menggunakan

armature motor tidak akan menghasilkan hambatan cogging seperti yang

terjadi pada brushless DC motor. Dengan bentuk aksial maka akan lebih

mudah di paralel untuk menghasilkan daya yang besar dengan dimensi motor

yang relatif kecil.

Gambar 2.22. Brushless coreless axial-flux motor

Sumber: Hincapie, et al., (2012)

Karakteristik dari desain coreless axial flux brushless DC motor adalah

sebagai berikut:

Perancangan stator motor listrik tanpa armature (coreless), menekan biaya

pembuatan dan mempermudah proses pendesainan serta pembuatan.

Page 57: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

38

Tidak menimbulkan gaya magnetis aksial antara rotor dan stator (no

cogging), sehingga stator bisa didesain lebih tipis dan ringan.

Lebih fleksibel saat proses pemasangan kawat dan kabel masuk dari sisi

motor.

Axial flux brushless DC motor dapat dirancang dengan cara yang

berbeda, dan biasanya digunakan pada panjang aksial yang terbatas. Axial Flux

Brushless DC Motor mempunyai topologi satu atau dua rotor. Jika dua rotor

digunakan maka berat motor akan terdistribusi secara simetris pada sumbu

tegak lurus terhadap sumbu rotasinya.

Gambar 2.23. (a) Topologi dua rotor (b) Topologi satu rotor

Sumber : Yilmaz (2009: 62)

Page 58: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

39

2.2.8. Solenoid Motor

Gambar 2.24. Komponen Solenoid engine

Sumber: Mittal (2017)

Solenoida atau solenoid adalah perangkat elektromagnetik yang dapat

mengubah energi listrik menjadi energi gerakan. Energi gerakan yang

dihasilkan oleh solenoid biasanya hanya gerakan mendorong dan menarik.

Pada dasarnya, solenoid hanya terdiri dari sebuah kumparan listrik (electrical

coil) yang dililitkan di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferromagnetic

atau sebuah plunger yang bebas bergerak masuk dan keluar dari bodi

kumparan. Solenoid sering digunakan pada aplikasi seperti menggerakkan dan

mengoperasikan mekanisme robotik, membuka dan menutup pintu dengan

listrik, membuka dan menutup katup (valve) dan sebagai sakelar listrik.

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan yang terbuat dari kabel

panjang yang dililitkan secara rapat dan dapat menghasilkan medan magnet

ketika dilewati arus listrik. Pada solenoid ideal, panjang kumparan adalah tak

terhingga dan disusun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya,

dan medan magnet didalamnya seragam serta paralel terhadap sumbu solenoid.

Page 59: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

40

Solenoid engine pada dasarnya bekerja pada daya tarik

elektromagnetik. Setiap kali arus listrik dipasok ke konduktor, medan magnet

di sekitarnya diatur dan bekerja sebagai elektromagnet. Gaya elektromagnetik

bergantung pada arus yang mengalir melalui koil dan jumlah putaran yang

melilit pada koil. Saat arus mengalir dari kumparan, itu bekerja sebagai

elektromagnet dan ide dasarnya adalah tentang menjalankan mesin pada daya

tarik magnet dan prinsip menolak (Mayur et al., 2017).

Gambar 2.25. Selenoid engine

Sumber: Mayur et al., (2017: 5)

Cara kerja Solenoid Engine:

Ketika arus melalui kumparan kemudian elektromagnetik menghasilkan

medan magnet di sekitar kumparan sehingga batang didalam dapat mendorong

atau menarik berdasarkan arah arus. Untuk memberikan gerakan dari satu

pendorong ke daya tarik plunger lainnya dapat menggunakan distributor

sederhana daripada pengendali mikro.

Page 60: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

41

Gambar 2.26. Simulasi solenoid motor

Sumber: Mittal (2017)

Berdasarkan hukum Ampere, gaya elektromagnetik bergantung pada

arus yang mengalir melalui coil dan jumlah lilitan pada coil. Sehingga medan

magnet pada solenoid dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

Gambar 2.27. Perhitungan medan magnet solenoid

Sumber: Mittal (2017)

Dimana:

µ = permeabilitas

n = jumlah lilitan

I = arus yang mengalir

Page 61: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

42

Sedangkan untuk kekuatan medan magnet dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut.

H = NI / L..................................................(2.4)

(Mayur et al., 2017)

Dimana:

N = jumlah lilitan

I = arus yang mengalir pada kumparan (coil)

L = panjang kumparan (coil)

Jenis-jenis Solenoida (Solenoid) :

1. Solenoida Linier (Linier Solenoid)

Solenoida linier adalah alat elektromagnetik yang mengubah energi

listrik menjadi sinyal magnetik atau energi gerakan mekanis. Solenoid jenis

ini disebut dengan solenoid linier karena plunger atau aktuatornya bergerak

secara linier. Solenoid linier ini biasanya tersedia dalam dua bentuk

konfigurasi dasar yaitu solenoid linier tipe tarik (Pull Type) yang dapat

menarik beban ke arah dirinya apabila diberi arus listrik dan solenoida

linier tipe dorong (Push Type) yang dapat mendorong beban menjauhi

dirinya apabila diberikan arus listrik.

Cara kerja solenoida linier:

Ketika arus listrik diberikan ke koil, koil tersebut akan menghasilkan

medan magnet, medan magnet tersebut akan menarik plunger yang berada

didalam koil masuk ke pusat koil dan merapatkan atau mengkompreskan

pegas yang terdapat di satu ujung plunger tersebut. Gaya dan kecepatan

Page 62: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

43

plunger tergantung pada kekuatan fluks magnetik yang dihasilkan oleh

koil. Bila arus listrik dimatikan, medan elektromagnet yang dihasilkan

sebelumnya akan hilang sehingga energi yang tersimpan pada pegas yang

dikompres tersebut akan mendorong plunger keluar kembali ke posisi

semula.

2. Solenoida Rotasi (Rotary Solenoid)

Kebanyakan solenoida elektromagnetik yang kita temukan di pasaran

adalah perangkat linier yang menghasilkan gaya maju dan gaya mundur

secara linier. Namun ada juga solenoida yang tersedia dalam bentuk rotasi

yang digunakan untuk menghasilkan gerakan sudut atau gerakan putar

(rotasi) dari posisi netral ke posisi searah jarum jam ataupun posisi

berlawanan arah dengan jarum jam dengan sudut tertentu.

Solenoid jenis rotasi ini dapat digunakan untuk menggantikan fungsi

motor DC kecil atauupun motor stepper yang sudut gerakannya sangat

kecil. Berdasarkan sudut gerakannya, solenoid rotasi biasanya tersedia

dalam bentuk gerakan 25º, 35º, 45º, 60º, dan 90º.

Cara kerja solenoida rotasi:

Solenoida rotasi dapat menghasilkan gerakan rotasi ketika diberikan

energi atau arus listrik ataupun pada saat berubah polaritas medan

elektromagnetik. Solenoid rotasi terdiri dari gulungan listrik yang dililitkan

di sekitar rangka baja dengan disk magnetik yang terhubung ke poros

output yang berada di atas koil.

Page 63: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

44

Pada saat diberikan arus listrik, medan eletromagnetik menghasilkan

kutub utara dan kutub selatan yang menolak kutub magnet permanen yang

berdekatan sehingga menyebabkannya berputar pada sudut yang ditentukan

oleh kontruksi mekanis solenoid rotasi itu sendiri.

2.2.9. Fluks Magnetik

Fluks adalah garis-garis gaya (magnet dan listrik). Menurut Warsito dan

Haning (2018: 23), fluks magnetik adalah suatu keadaan dimana sejumlah garis

kuat medan magnetik dapat menembus suatu luas permukaan tertentu.

Timbulnya medan magnetik bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab, seperti

adanya arus listrik yang mengalir pada suatu kawat ataupun adanya suatu

benda magnetik. Gejala fluks magnetik dapat diamati dengan mengukur jumlah

induksi medan magnetik yang menembus suatu luas permukaan tertentu.

Fluks magnetik yang melalui bidang tertentu sebanding dengan jumlah

medan magnet yang melalui bidang tersebut. Jumlah ini termasuk pengurangan

atas medan magnet yang berlawanan arah. Jika medan magnet seragam melalui

bidang dengan tegak lurus, nilai fluks magnetik didapat dari perkalian antara

medan magnet dan luas bidang yang dilaluinya. Fluks magnetik yang datang

dengan sudut tertentu diperoleh menggunakan perkalian titik antara medan

magnet dan vektor luas A. Satuan fluks magnetik dalam Satuan Internasional

adalah Weber / Wb (Weber adalah satuan turunan dari volt-detik).

Φ = B . A....................................................(2.5)

Jika garis medan membentuk sudut (θ), maka fluks magnetik dapat

dihitung menggunakan persamaan berikut.

Page 64: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

45

Φ = BA cos θ..............................................(2.6)

(Warsito dan Haning, 2018: 24)

dimana:

B = kuat medan magnet (Weber/m2)

A = luas area (m2)

θ = sudut antara garis normal dan garis medan

Gambar 2.28. Fluks magnetik dalam arah tegak lurus

Sumber: Abdullah (2006) dalam jurnal karya Warsito dan Haning (2018)

Flux linkage sering diartikan sebagai fluks magnetik yang melewati

kumparan. Flux linkage dapat dihitung menggunakan persamaan :

Φ = N.B.A.................................................(2.7)

(Sumber: https://kidskunst.info/37/05609-magnetic-flux-formula.htm)

dimana:

N = jumlah lilitan pada kumparan

B = kuat medan magnet (Weber/m2)

A = luas area (m2)

Page 65: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

46

Gambar 2.29. Fluks magnetik melewati kumparan

Sumber: Hincapie, et al., (2012)

Fluks atau garis-garis gaya magnet dan listrik, merupakan garis di

sekitar magnet dan muatan listrik yang dapat menentukan besar kuat medan

magnet dan medan listrik. Dalam magnet, arah fluks magnet dari kutub selatan

menuju kutub utara, sedangkan di luar magnet, dari kutub utara menuju kutub

selatan. Pada tahun 1791-1867, Michael Faraday berhasil menunjukan bahwa

sesungguhnya arus listrik dapat dihasilkan dari perubahan medan magnetik.

Percobaan Faraday

Gambar 2.30. Induksi elektromagnetik

Sumber: Adipura (2009)

Page 66: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

47

Menurut Adipura (2009) pada waktu melakukan percobaan ini Faraday melihat

beberapa keanehan, yaitu:

a. Saat saklar ditutup, jarum galvanometer menyimpang sekali. Setelah

beberapa waktu, jarum galvanometer kembali menunjukan angka nol

meskipun arus dalam kumparan P tetap mengalir.

b. Ketika arus sedang mengalir dengan stabil pada kumparan P kemudian

saklar dibuka, terlihat jarum galvanometer menyimpang lagi. Namun arah

simpangannya berlawanan dengan arah simpangan semula.

Setelah mengamati lebih teliti lagi, Faraday menarik kesimpulan bahwa:

a. Perubahan medan magnetik yang memasuki suatu kumparan dapat

menimbulkan arus pada kumparan itu.

b. Medan magnetik yang besarnya tetap, tidak akan menimbulkan arus listrik.

2.2.10. Permanent Magnet Synchronous Motors (PMSM)

Permanent Magnet Synchronous Motors (PMSM) menggunakan

magnet permanen yang tertanam di rotor baja untuk menciptakan medan

magnet yang konstan. Ini menyebabkan sejumlah keuntungan yang signifikan

seperti densitas daya tinggi, kontrol yang mudah, torsi tinggi terhadap rasio

inersia, kebisingan rendah, pengurangan ukuran dan berat.

Motor sinkron magnet permanen (PMSM) biasanya digunakan untuk

motor performa tinggi dan efisiensi tinggi. Kontrol motor performa tinggi

ditandai dengan rotasi halus di seluruh rentang kecepatan motor, kontrol torsi

penuh pada kecepatan nol, dan akselerasi dan deselarasi cepat. Untuk mencapai

Page 67: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

48

kontrol tersebut, teknik kontrol vektor digunakan untuk motor sinkron

permanen magnet.

Permeabilitas relatif bahan magnet permanen mendekati satu, dan oleh

sebab itu celah udara dari PMSM sering menjadi sangat besar. Dengan

demikian, induktansi mesin terutama pada mesin di mana magnet berada di

permukaan rotor menjadi agak rendah.

Karakteristik mesin dengan magnet permanen sangat bergantung pada

struktur rotor. Ketika menggunakan bahan magnet permanen modern, rotor

dapat dibangun bahkan tanpa besi. Dalam hal ini, rangka rotor dibangun dari

aluminium, di mana magnet permanen berbentuk direkatkan sehingga

distribusi kepadatan fluks sinusoidal dicapai dalam celah udara mesin.

Induktansi dari permukaan magnet sangat rendah, sehingga frekuensi

switching yang tinggi diperlukan dari sumber tegangan inverter agar arus mesin

lebih teratur. Konfigurasi ini diterapkan misalnya untuk motor servo, di mana

inersia minimum diperlukan. Induktansi langsung dan kuadratur mesin dalam

hal ini kurang lebih sama, dan mesin tersebut merupakan konstruksi kutub

yang tidak menonjol.

Gambar 2.31. Konfigurasi rotor dari mesin sinkron magnet permanen.

Sumber: Pyrhonen (2015)

Page 68: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

49

Penggambaran sebelah kiri menggambarkan struktur kutub yang tidak

menonjol. Pada struktur bagian kanan, baja dibuat setipis mungkin pada

sumbu-d untuk mengurangi inersia mesin. Diagram fluks dari sumbu-d

menunjukkan bahwa ada jalur yang cocok untuk fluks dalam konstruksi ini.

Penyesuaian induktor mesin pada tingkat yang diinginkan, diperlukan

untuk memasang sepatu kutub pada magnet sehingga dapat mencapai

kerapatan fluks celah udara sinusoidal. Ketika menggunakan sepatu kutub,

magnet terlindung dengan baik dari tekanan listrik dan magnet. Pada tahap

perakitan sepatu kutub sangat berguna, karena mereka melindungi magnet dari

kerusakan mekanis. Konfigurasi yang dijelaskan dapat digunakan khususnya

untuk mengimplementasikan mesin multi-kutub dan mesin kecepatan rendah.

Konfigurasi rotor padat yang mungkin dengan sepatu kutub diilustrasikan pada

Gambar 2.32.

Gambar 2.32. Penampang dari mesin arah kutub yang kokoh.

Sumber: Pyrhonen (2015)

Dalam konstruksi, stator back terlalu tebal untuk mesin sinkron.

Ketebalan yang dibutuhkan oleh fluks magnetik pada rotor ditunjukkan oleh

Page 69: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

50

garis putus-putus; sisa rotor dapat diringankan untuk mengurangi berat

konstruksi.

Rotor mesin magnet permanen dapat dibangun dari lembaran listrik

sama seperti motor asynchronous rotor. Stator mesin magnet permanen

dilengkapi dengan rotor pelat mirip dengan stator motor induksi. Magnet

permanen dapat dipekatkan pada permukaan rotor sama seperti pada rotor

padat tetapi magnet juga bisa disisipkan sebagian atau seluruhnya ke dalam

rotor. Saat menggunakan magnet tertanam, magnet dapat dipasang ke rotor

pada posisi yang berbeda. Alternatif untuk struktur rotor pelat diilustrasikan

pada gambar berikut.

Gambar 2.33. Konfigurasi rotor laminated dari mesin PM

Sumber: Pyrhonen (2015)

Dalam jenis yang diilustrasikan dalam Gambar 2.33, a-c merupakan

celah udara fisik yang konstan. Tegangan yang diinduksikan ke stator mesin

Page 70: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

51

tersebut dapat mencakup banyak harmonik. Harmonik dapat terjadi dalam torsi

yang menyebabkan getaran dan kebisingan.

2.2.11. Software SolidWorks 2015

SolidWorks pada awalnya muncul tahun 1993, dikembangkan dengan

team yang dipimpin oleh Jon Hirschtick, pada awalnya software 3D CAD

dengan beberapa spesifikasi khusus yakni easy-to-use, mudah di temukan dan

mudah di gunakan pada windows dan tidak membutuhkan hardware dengan

spesifikasi mahal. Perkembangan SolidWorks ini ditujukan agar mudah

digunakan pada sistem operasi windows. Setelah team Jon Hirschtick berkerja

kerasa untuk membuat software 3D, dan pada tahun 1995 SolidWorks resmi di

rilis untuk umum dan digratiskan untuk semua penggunanya. Dengan

kemunculan software 3D ini SolidWorks mendapatkan penghargaan untuk

software yang mudah digunakan.

Menurut AppliCAD Indonesia, SolidWorks dibagi dalam 3 jenis sesuai

dengan fungsi dan kebutuhannya :

1. SolidWorks Standard membantu untuk membuat desain 3D dengan

kecepatan maksimum dan gambar 2D. SolidWorks Standard sangat cocok

untuk membuat weldments, sheet metal, permukaan dan alat percetakan

dengan sempurna dan terbaik di kelasnya.

2. SolidWorks Premium berfungsi sebagai software 3D CAD dengan desain

komprehensif dengan fitur tambahan penguat simulasi dan desain alat

validasi. SolidWorks Premium juga dilengkapi dengan ECAD/MCAD,

Page 71: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

52

Reverse Engineering serta Routing untuk membuat kawat dan pipa yang

fungsional.

3. SolidWorks Professional memiliki fitur diatas SolidWorks Standard.

SolidWorks Professional dapat memanajemen file, meningkatkan

produktivitas desain, render photorealistic, mengira-ngira biaya secara

otomatis dan dilengkapi dengan komponen-komponen canggih lain.

2.2.12. Software MagNet

Infolytica didirikan pada tahun 1978, oleh Dr. P. Silvester, Dr. E.

Freeman dan Dr. D. Lowther. Pada tahun 1986, mereka bergabung dengan Dr.

J. Webb. Sejak tahun 1978, paket MagNet adalah dua dimensi (2D), dengan

kemajuan teknologi komputer berevolusi menjadi alat 3D yang canggih dengan

arsitektur pengolahan multi inti.

Edwards (2014) menjelaskan bahwa software MagNet merupakan

software percobaan untuk memecahkan persamaan Maxwell agar dapat

menemukan medan magnet dalam model magnetostatic 2D. Software magnet

juga dirancang sebagai alat pemodelan 3D untuk memecahkan masalah

elektromagnetik termasuk medan magnet statis. Software ini menawarkan

pilihan pemodelan 2D, dengan penghematan besar dalam sumber daya

komputasi dan waktu penyelesaian.

Fungsi dari software MagNet adalah membantu memudahkan untuk

menganalisis model untuk magnetostatic, teknologi infolytica ini menghasilkan

tampilan elemen hingga sehingga memberikan solusi lapangan yang akurat.

Page 72: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

53

Strukur yang dapat disimulasikan dengan software magNet yaitu mesin arus

searah (DC), akuator, solenoid, sensor, dan lain-lain.

Software magnet ini membuat model geometris dari kondisi komponen

yang mau dianalisis. Pembuatan model dari bidang plot dan menghasilkan

numerik yang dapat dilihat. Tampilan elemen hingga dapat disesuaikan untuk

meningkatkan akurasi pada saat menganalisis (Edwards, 2014).

Pemodelan 2D dan 3D pada software magnet saling berkaitan, model 2D

akan memberikan hasil yang bermanfaat untuk pemodelan 3D. Ada dua jenis

umum dari perangkat geometri yang memungkinkan objek 3D untuk

dimodelkan dalam 2D yaitu geometri translasi dan geometri rotasi.

1. Geometri Translasi

Geometri translasi berarti bahwa objek memiliki bentuk cross-

sectional konstan yang dihasilkan oleh bentuk pergerakan translasi pada

arah yang tetap. Contoh dari geometri trasnlasi dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

Gambar 2.34. Geometri Translasi

Sumber: Edwards (2014)

Page 73: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

54

2. Geometri Rotasi

Geometri rotasi berarti bahwa objek memiliki bentuk yang dibentuk

oleh rotasi sumbu, seperti menyalakan mesin bubut. Gambar di bawah

menunjukkan objek dari geometri rotasi.

Gambar 2.35. Geometri Rotasi

Sumber: Edwards (2014)

Objek dengan geometri rotasi biasanya digambarkan dalam bentuk

koordinat polar silinder, geometri ini berbeda dari geometri translasi.

Page 74: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah di analisa dengan pembahasan yang dilakukan

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada orbital elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor dengan asumsi

putaran motor 4500 rpm dan daya listrik yang diberikan sebesar 48 Volt, arus

8,5 A atau 408 Watt. Perbandingan rataan gaya yang dihasilkan oleh motor

radial dan motor orbital adalah 1 : 1,73. Gaya maksimum yang dihasilkan

motor radial pada derajat pergeseran magnet 20º sebesar 11,65 N dan pada

motor orbital pada derajat pergeseran magnet 30º sebesar 13,79 N. Torsi yang

dihasilkan oleh orbital elektro motor tipe cincin lebih besar dibanding radial

elektro motor dengan perbandingan 1,56 : 1. Pada radial elektro motor, torsi

maksimum yang dihasilkan sebesar 1,55 N.m pada derajat pergeseran magnet

20º dan torsi maksimum yang dihasilkan oleh orbital elektro motor sebesar

2,41 N.m pada derajat pergeseran 30º. Nilai torsi yang dihasilkan oleh orbital

elektro motor tipe cincin dan radial elektro motor berbanding lurus dengan

gaya yang dihasilkan.

2. Orbital elektro motor tipe cincin memiliki fluks magnetik yang lebih stabil

dibanding fluks yang dihasilkan oleh radial elektro motor. Rata-rata fluks

magnetik yang dihasilkan oleh radial elektro motor lebih kecil dibanding

orbital elektro motor tipe cincin dengan perbandingan 1 : 1,51.

Page 75: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

100

3. Orbital elektro motor tipe cincin memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi

dibanding radial elektro motor dengan nilai rata-rata efisiensi daya yang

dihasilkan 62,85 %. Pada orbital elektro motor, nilai tertinggi didapat pada

sudut pergeseran magnet 30º dengan daya yang dihasilkan sebesar 1,003

Horsepower (HP), sedangkan radial elektro motor memiliki nilai daya paling

tinggi pada sudut pergeseran magnet 20º sebesar 0,603 Horsepower (HP).

5.2. Saran

Adapun saran yang diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai

berikut:

1. Dengan keterbatasan software magnet yang hanya menampilkan citra 2

dimensi saja, mungkin perlu dikembangkan analisis fluks magnetik dalam

citra 3 dimensi.

2. Hasil analisis kinerja melalui software ini perlu dikonfirmasi dalam bentuk

kinerja prototipe.

Page 76: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

101

DAFTAR PUSTAKA

Adipura, I. W. B. 2009. Induksi Elektromagnetik. https://www.scribd.com/

doc/20922348/INDUKSI-ELEKTROMAGNETIK. 29 Juli 2018 (21:53).

Adya, J., H. Zahara, H. F. Ulfah, dan I. Razan. 2015. Motor Brushless Direct

Current. Makalah Tugas Mata Kuliah Mesin Listrik 2. Forum Studi Teknik

Listrik Politeknik Negeri Bandung. 2 Mei. Bandung.

Anthony, Z. 2015. Pengaruh Peningkatan Nilai Tahanan Kumparan Stator

Terhadap Kinerja Motor Induksi 3 Fasa. Jurnal Momentum 17(2): 44-47.

Arsya, N. R., H. Suryoatmojo, dan S. Anam. 2016. Desain Kontrol Kecepatan

Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan

Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC). Jurnal Teknik ITS

5(2): B76-B82.

Edwards, J. D. 2014. An Introduction To Magnet For Static 2D Modeling. 1st ed.

Infolytica Corporation. Canada.

Ghoni, A. A., H. Suryoatmojo, dan M. Ashari. 2015. Desain dan Analisis Variabel

Air Gap pada Motor Axial Flux Brushless DC Berbasis 3D Finite Element

Method Untuk Aplikasi Kendaraan Listrik. Jurnal Teknik ITS 4(2): E26-E30.

Hincapie, J. S. L., A. V. Sandoval, dan J. Z. Parra. 2012. Axial Flux Electric

Motor. Military University of New Granada, 6-30.

Indradewa, E., F. Jaysyurrahman, dan T. D. K. 2013. Brushless Motor DC. Jurnal

Elektromagnetika-Universitas Pancasila, 1-5.

Indriani, A. 2015. Analisis Pengaruh Variasi Jumlah Kutub dan Jarak Celah

Magnet Rotor Terhadap Performa Generator Sinkron Fluks Radial. Jurnal

Rekayasa dan Teknologi Elektro 9(2): 62-71.

Khairi, A. dan S. Amien. 2014. Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Torsi

dan Putaran Pada Motor Arus Searah Penguatan Shunt. Singuda Ensikom

6(2): 54-59.

Lestantyo, P., W. T. Putra, dan Fadelan. 2017. Pengaruh Diameter Kawat dan

Jumlah Lilitan Spull Alternator Terhadap Arus dan Tegangan Yang

Dihasilkan. Skripsi. Program Studi Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo.

Margana. 2016. Aplikasi Motor DC 1000 W 48 V sebagai Penggerak Mobil

Listrik Ramah Lingkungan. Prosiding SNST Ke-3 Tahun 2012, ISBN 978-

6(1), 7–12.

Page 77: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

102

Maulana, A. 2012. Motor Listrik. https://www.scribd.com/doc/95146251/Motor-

Listrik. 24 Juli 2018 (19:08).

Mayur, F., M. Jeetkumar, P. Preshitkumar, P. S. L, dan P. Shah. 2017. Solenoid

Engine. International Journal of Advance Engineering and Research

Development 4(72): 1-7.

Mittal, G. 2017. Technical Paper On Solenoid. [email protected]. 4

Agustus 2018 (14:22)

Parekh, R. 2003. AC Induction Motor Fundamentals. Microchip Technology Inc,

1–24.

Patel, A. N. dan J. R. Patel. 2014. Effect of Skewing on Performance of Radial

Flux Permanent Magnet Brushless DC Motor. International Journal of

Electronic and Electrical Engineering 7(10): 1077-1082.

Pillewan, A., H. K. Naidu, dan P. Ghutke. 2017. Speed Control of Radial Flux

BLDC Motor by Using Closed Loop Control for Electric Vehicle.

International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and

Instrumentation Engineering 6(6): 4727-4733.

Pratapa, R. K. 2010. Modelling and analysis of radial flux toroidally wound twin

rotor permanent magnet motor. Tesis. Louisiana State University and

Agricultural and Mechanical College. Louisiana.

Putra, D. H. Y. dan R. Dinzi. 2014. Studi Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt

Dengan Metode Ward Leonard. Singuda Ensikom 6(1): 13.

Putri, S. N. 2016. Menghitung Torsi dan Daya Mesin Pada Motor Bakar.

https://www.scribd.com/doc/294874488/Menghitung-Torsi-Dan-Daya-

Mesin-Pada-Motor. 6 Agustus 2018 (13:35).

Pyrhonen, J. 2015. Permanent Magnet Synchronous Machine (PMSM). Electrical

Drives, 1-29.

Salomo, Erwin, dan G. Ardiyani. 2016. Perubahan Kuat Medan Magnet Sebagai

Fungsi Jumlah Lilitan Pada Kumparan Helmholtz. Jurnal Komunikasi Fisika

Indonesia (KFI), ISSN 1412-2960, 814-819.

Warsito, A. Dan A. E. P. Haning. 2018. Komparasi Solusi Kasus Fluks Magnetik

di Sekitar Kawat Berarus Listrik dengan Metode Analitik dan Komputasi.

Jurnal Ilmu Dasar 19(1): 23-28.

Wengi, H. R. P. S, dan M. N. Yuniarto. 2014. Perancangan dan Uji Performa

Axial Flux Permanent Magnet Coreless Brushless Direct Current (DC)

Motor. Jurnal Teknik POMITS 1(1): 1-7.

Werson, M. J. 1999. Brushless DC Motors. United States Patent. 1-8.

Page 78: KOMPARASI FLUKS MAGNETIK ORBITAL ELEKTRO MOTOR TIPE …lib.unnes.ac.id/35523/1/5212414069_Optimized.pdf · orbital electro motor sebesar 2,41 N.m sedangkan radial elektro motor sebesar

103

Yilmaz, K. 2009. Comparison of Axial Flux and Radial Flux Brushless DC Motor

Topologies For Control Moment Gyroscope Wheel Applications. Tesis.

Middle East Technical University. Ankara.