KOMODIFIKASI KONTEN BERITA HOAKS RATNA SARUMPAET … · Kompas.com meng-update berita dari Ratna...
Transcript of KOMODIFIKASI KONTEN BERITA HOAKS RATNA SARUMPAET … · Kompas.com meng-update berita dari Ratna...
KOMODIFIKASI KONTEN BERITA HOAKS
RATNA SARUMPAET PADA MEDIA ONLINE
KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Mutia Regina Saura
NIM: 11150510000165
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Mutia Regina Saura
NIM : 11150510000165
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada
Media Online Kompas.com adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.
Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku jika ternyata skripsi
ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Jakarta, Januari 2020
Mutia Regina Saura
11150510000165
i
ABSTRAK
Mutia Regina Saura (11150510000165)
Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada
Media Online Kompas.com
Munculnya berita penganiayaan yang terjadi pada aktivis
serta artis senior Ratna Sarumpaet ditengah masa kampanye
Pemilihan Presiden (pilpres) 2019 menghebohkan media massa
serta media online di Indonesia. Berita ini semakin trending
dengan adanya pengakuan dari Ratna bahwa berita penganiayaan
terhadap dirinya ada hoaks atau hasil karangan dirinya sendiri.
Dari penjabaran di atas, peneliti ingin mengetahui apakah
ada komodifikasi konten dan relasi kuasa terhadap pernyataan
pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di
Kompas.com. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mengidentifikasi bagaimana komodifikasi konten dalam berita
pernyataan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di media
online Kompas.com serta framing dalam berita tersebut dan relasi
kuasa dalam kasus pemberitaan Ratna.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kompas.com
melakukan komodifikasi konten dengan mempublis berita Ratna
pengakuan hoaks Ratna dan para petahana serta elite politik yang
tergabung dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon
presiden nomor urut dua Prabowo-Sandi berita tersebut sengaja
diproduksi dan dikomodifikasi untuk memperoleh pembaca dan
memperoleh keuntungan secara materil. Dampak dengan adanya
ini, berita Ratna menjadi Berita Terpopuler dan masuk ke dalam
kanal JEO (kanal grafis khusus perjalanan kasus) serta melebihi
target 22,7 juta lebih pembaca di kanal Megapolitan. Hasil
framing menunjukkan adanya kenetralan berita pada sudut
pandang yang digunakan Kompas.com pada kasus pengakuan
berita bohong Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan pada
dirinya. Kompas.com hanya memaparkan hasil temuan berita di
lapangan, lalu dipublis agar tidak terjadi kesalahpahaman antar
kubu 01 dan 02 calon presiden Melalui berita yang dipublis,
Kompas.com berusaha untuk menyampaikan kepada publik
sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak kepada kubu 01
dan 02 dalam kasus tersebut.Relasi kuasa yang terjadi dalam
pemberitaan kasus Ratna dipraktekan oleh redaktur kepada
reporter, dan pemimpin redaksi kepada redaktur.
Kata kunci: Media Online, Ekonomi Politik Media,
Komodifikasi Konten, Berita Hoaks
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur atas
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang
diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini sebagai syarat kelulusan dan meraih gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Jurnalistik di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak masalah yang
dialami oleh peneliti. Oleh karena itu, skripsi ini bukan hanya
karya peneliti semata, tetapi juga merupakan hasil dari bimbingan
dan bantuan dari banyak pihak. Dengan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Ilmu Komunikasi Suparto,
M.Ed, Ph.d, Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti
Napsiah, MSW, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Dr.
Sihabudin Noor, M.Ag. Serta Wakil Dekan III Drs.
Cecep Castrawijaya, M.A.
2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan
Sekertaris Prodi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA.
3. Terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Gun Gun
Heryanto, M.Si sebagai Dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu di tengah kesibukan untuk
iii
membimbing peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan
baik.
4. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha, dan Karyawan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah
diberikan kepada peneliti selama masa perkuliahan.
5. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi
tempat singgah peneliti untuk menyelesaikan skripsi, dan
mendapatkan berbagai referensi buku untuk peneliti.
6. Orang tua tercinta dan tersayang, Baba Muhari Amboh
dan Mami Mariah yang selalu menyemangati peneliti
untuk menyelesaikan skripsi. Tak lupa kakak- kakak
peneliti tercinta Aa, Teteh, dan Abang serta Keponakan-
Keponakan peneliti yang selalu menjadi moodboster
peneliti. I love my Family forever
7. Kepada Kompas.com yang telah membantu peneliti. Mba
Sabrina Asril sebagai Redaktur Megapolitan yang
bersedia meluangkan waktunya untuk peneliti
wawancarai, serta mas Aldy Pinanggih yang telah menjadi
jembatan untuk peneliti bisa melakukan wawancara.
8. Teruntuk Robiatul Adawiyah, Rini Desyawati Santoso,
Rahmasari Widya Aulia, dan Faizah Azizah pendengar
setia keluh kesah peneliti dalam menyusun skripsi.
Terimakasih mau menemani peneliti setiap waktu, saat
senang maupun sedih. I Love You More Guys
iv
9. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2015 khususnya
Jurnalistik B yang telah mengisi hari-hari peneliti selama
awal perkuliahan hingga penyelesaian penelitian.
10. RDK FM khususnya angkatan 2015/2016 yang telah
memberikan pengalaman organisasi dan mengajarkan arti
kebersamaan. Kita memiliki kenangan yang tidak akan
mudah dilupakan dalam berjuang dan bertahan bersama.
11. Sahabat Girl’s Ghibah Kakak Sindi, Kakak Diny, Kakak
Nufus, Kakak Riri, dan Mela. Terima kasih atas
kebawelan dan support nya.
12. Kumpulan satu RW. Azhar, Feri, Aldo, dan Kristin yang
selalu siap peneliti ajak karaoke saat mumet dengan
skripsi.
13. Sahabat seperjuangan sejak SMA. Mamisya, Esa, Deno,
dan Utari
14. Spesial untuk Hapsah sudah menjadi jembatan untuk
peneliti agar bisa bertemu dan bimbingan bersama pak
Gun Gun. Pokoknya mah I Love You Full
15. Teman-teman KKN 023 INSPIRED makasih selalu
menemani peneliti mengerjakan skripsi di PU.
Terkhususnya keluarga cemara, Aisyah Nuraini, Dhillah
Dwi Gustika, dan Khotimatul Husna. Makasih guys selalu
bersama sampai saat ini.
16. Teruntuk Anida Najiyah Siti Soleha, terima kasih sudah
membantu dan menemani peneliti di saat-saat terakhir
merampungkan skripsi saya. Hatur nuhun pisan cantik.
v
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak
kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat peneliti harapkan sehingga skripsi ini
menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi
pembaca.
Jakarta, Januari 2020
Mutia Regina Saura
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemkominfo) mencatat peningkatan berita hoaks jelang
Pemilu Serentak 2019. Peningkatan ini tercatat dari
perbandingan berita hoaks tahun lalu dan tahun ini.
Menurut Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan
Digital Kemkominfo Dedy Permadi, dalam sebulan
pertama 2019 terdapat 119 berita hoaks politik. Angka ini
jauh berbeda dengan berita hoaks politik yang terjaring
Kominfo dari bulan Agustus hingga Desember 2018.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo)
mencatat dari 997 berita hoaks sepanjang tahun 2018, 49
persen diantaranya adalah hoaks politik. Direktur
Operasional Mafindo Dewi Sari menyatakan sepanjang
2019, pihaknya telah menyaring total 997 hoaks.1 Salah
satu kasus hoaks yang menjadi pusat perhatian publik
yaitu kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Ratna Sarumpaet berhasil membuat gempar rakyat
Indonesia dengan beredarnya berita bahwa telah terjadi
pengeroyokan kepada dirinya di bandar udara
Internasional Husein Sastranegara Bandung pada tanggal
1 Tim CNN Indonesia
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190315114050-185-
377519/berita-hoaks-politik-naik-tujuh-kali-lipat-jelang-pemilu diakses pada
23 September 2019 pukul 12.56 WIB
2
21 September 2018. Namun berita ini baru beredar di
media massa pada 2 Oktober 2018 tepat sepekan setelah
insiden pengeroyokan terhadap dirinya.2 Foto wajah
penuh luka lebam Ratna yang tersebar di media sosial
meyakinkan publik bahwa luka tersebut akibat pemukulan
tiga orang. Kemudian beritanya menjadi viral di media
sosial facebook dan twitter setelah mengunggah kembali
dan dibenarkan oleh beberapa tokoh politik yang turut
menanggapi, sehingga peristiwa tersebut lebih mudah
untuk diingat oleh pembaca.
Fenomena yang lebih membuat publik tercengang
adalah pengakuan dari Ratna Sarumpaet bahwa diriya
telah berbohong kejadian tersebut hanya karangannya
belaka. Ratna Sarumpaet mengakui luka yang dialaminya
akibat operasi sedot lemak yang telah ia lakukan, bukan
akibat pengeroyokan seperti yang disampaikannya
sebelumnya. Ratna Sarumpaet telah melakukan
kebohongan kepada publik dan menyebarkan berita
bohong atau hoaks.
Pemberitaan kasus hoaks Ratna Sarumpaet ini
menjadi perhatian bahan pemberitaan di beberapa media
massa online. Berita Ratna tersebar bertepatan dengan
masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 dan Ratna
Sarumpaet merupakan seorang aktivis politik yang
2 Taufiq Siddiq
https://nasional.tempo.co/read/1132630/ratna-sarumpaet-saya-adalah-pencipta-
hoax-terbaik diakses pada 5 Agustus 2019 pukul 13.38 WIB
3
merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN)
pasangan calon presiden nomer urut dua Prabowo-Sandi.
Media massa online yang turut memberitakan kasus Ratna
Sarumpaet ini adalah media online Kompas.com.
Kompas.com meng-update berita dari Ratna
Sarumpaet, tanpa melihat atau mengidentifikasi terlebih
dahulu keakuratan dan kebenaran akan berita tersebut.
Untuk mengikuti keinginan pasar dan bertepatan dengan
masa kampanye Pilpres 2019, Kompas.com ikut
memberitakan kasus Ratna. Kompas.com merupakan
media mainstream yang melebarkan sayap dan mengikuti
kemajuan teknologi dengan beralih dari cetak menuju
online. Media massa online sering digunakan oleh banyak
masyarakat untuk mengakses berita dengan cepat dan
mudah. Berita yang dikirimkan melalui media massa
online sangat cepat penyebarannya sehingga tidak
menutup kemungkinan apabila suatu berita negatif
maupun positif dapat viral hanya dalam hitungan menit.
Banyak media daring atau online yang kini pada
akhirnya mau tidak mau juga melebarkan sayap untuk
mendistribusikan berita yang diproduksi. Tuntutan bisnis
media mealui media sosial mengharuskan para jurnalis
membuat berita dengan headline yang sangat bombastis
dan menarik untuk dibaca. Para pelaku bisnis mengetahui
karakter dan pesan yang akan disampaikan pada masing-
masing aplikasi media sosial. Alasannya, setiap media
sosial memiliki karakter dan segmen yang berbeda.
4
Tidak dapat memungkiri bahwa saat ini praktek
komidifikasi terhadap konten media atau berita telah
terjadi. Setiap media berusaha menyajikan konten yang
menarik, heboh, dan mengundang unsur dramatis.
Sayangnya, tindakan komodifikasi itu kerap membuat
praktek jurnalisme juga menjadi berubah dan sedikit
menyimpang. Media daring satu persatu muncul dengan
konten yang dibumbui drama yang amat jauh dari realitas
yang ada.
Alasan teratas tentu karena adanya keuntungan
secara material maupun nonmaterial yang didapatkan,
kedua untuk melindungi atau membela seseorang atau
kelompok, dan ketiga sebagai hiburan atau humor yang
mereka sendiri kadang tidak paham konsekuensi yang
akan terjadi. Untuk menangkal informasi hoaks maka
perlu adanya literasi media atau pemahaman kepada
masyarakat bahwa hal yang ada di dalam media pasti
memiliki motivasi di baliknya sehingga masyarakat harus
kritis terhadap apapun yang disebarkan melalui media
sosial.
Media online memiliki ciri yang paling menonjol
yaitu kecepatan mengunggah berita terbaru tanpa
melalukan verifikasi atas kebenaran berita tersebut, maka
dari itu banyak portal berita online mulai dari media
mainstream sampai media abal-abal terperangkap dalam
memberitakan berita hoaks. Hal ini terjadi karena media
online sangat terburu-buru dalam memberitakan sesuatu
5
sehingga informasi yang didapatkan dari media sosial pun
bisa dijadikan sebagai sumber berita.
Setiap media massa online tersebut memiliki ideologi
yang berbeda-beda dalam menyajikan informasi. Ideologi
dari media tersebut dapat mempengaruhi realita berita yan
disampaikan. Berita atau pesan yang disampaikan oleh
media seringkali dimaknai secara apa adanya oleh
masyarakat, tanpa menganalisis secara mendalam teks
berita tersebut. Namun pada dasarnya berita yang
disampaikan oleh media tentunya sudah terpengaruh oleh
ideologi serta kepentingan media.
Siapa yang memiliki media dan apa kepentingannya
akan memberikan pengaruh pada karakteristik media
tersebut. Menurut Hukum Kedua Jurnalisme yang
dikemukakan oleh Altschull konten media selalu
mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya.
Pertanyaan Altschull tersebut secara implisit menyatakan,
kualitas media dan apa kepentingannya. Ada pemilik
modal yang secara khusus membangun perusahaan media
untuk memuluskan kepentingannya, serta ada investor
yang murni mencari keuntungan dari bisnis media yang
dibentuk. 3
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh perusahaan
media untuk mendapatkan keuntungan, diantaranya
penerimaan iklan, pendapatan sirkulasi, sumbangan
3 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2010, hlm. 254
6
audiens, dukungan privat, dan subisidi pemerintah. Salah
satu sumber pendapatan yang dimiliki media online
adalah penerimaan dari iklan. Para pengiklan biasanya
tertarik untuk memasarkan bisnis yang mereka jalankan di
media massa. Banyak media online berlomba menyajikan
konten yang menarik, bahkan tidak sedikit yang
kontroversial demi mendapatkan banyak pembaca.
Kompas merupakan media mainstream yang terkenal
dan sangat berpengaruh. Media mainstream tersebut
sudah lama berdiri dan menjadi acuan khalayak dalam
membaca berita. Sudah selayaknya menyajikan berita
yang sudah benar keakuratannya tanpa ada unsur berita
bohong atau hoaks. Walaupun tanpa sengaja menyajikan
berita bohong, sebaiknya sekelas media kompas
melakukan upaya klarifikasi untuk meluruskan berita
yang telah dipublis.
Dari penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui dan
mengungkap apakah terjadi komodifikasi isi dan relasi
kuasa di dalam berita tersebut untuk menarik pembaca
atau mencari keuntungan dengan ikut memberitakan kasus
pengakuan penganiayaan bohong oleh Ratna Sarumpaet.
Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna
Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com
7
B. Batasan Masalah
Berdasarkan judul tersebut, maka peneliti
membatasi masalah penelitian pada pemberitaan
pengakuan penganiayaan kasus hoaks atau berita bohong
oleh Ratna Sarumpaet di Kompas.com
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang tertulis di
atas, maka perumusan masalah ini adalah:
a. Bagaimana Komodifikasi Isi berita pengakuan
hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet pada
media online Kompas.com?
b. Bagaimanakah relasi kuasa dalam pemberitaan
pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang
penganiayaan dirinya?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan
masalah diatas adalah:
a. Ingin mengetahui penulisan konten dan
membongkar praktik komodifikasi isi di media
online Kompas.com
b. Ingin mengetahui relasi kuasa dibalik pemberitaan
pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang
penganiyaan terhadap dirinya di Kompas.com
8
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
referensi untuk di bidang komunikasi khususnya
Jurnalistik dengan fokus pada penelitian tentang
Komodifikasi berita hoaks dalam media online
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan
buat pembaca yang ingin mengetahui tentang
praktik ekomoni politik media, khususnya untuk
mahasiswi jurusan Jurnalistik Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Lexy J. Moleong yang mengutip pernyataan
Bogdan dan Biken menyatakan bahwa paradigma
adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara
berpikir dalam penelitian. 4 Paradigma merupakan
salah satu metode atau cara berpikir yang digunakan
peneliti dalam melakukan penelitian baik itu sebelum
maupun sesudah penelitian. Paradigma ini dilakukan
supaya peneliti tidak keluar dari jalur cara berpikir
penelitiannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
paradigma teori kritis menekankan penelitian sesuatu
4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, Cetakan kedelapan 1997) hlm. 30
9
yang sudah ada, menggali, membongkar, dan
mengungkap kejanggalan pada komodifikasi yang
dilakukan oleh Kompas.com dan unsur-unsur lain
yang berhubungan dengan suatu objek penelitian.
Objek penelitiannya yaitu berita-berita yang berkaitan
dengan berita pernyataan hoaks penganiayaan pada
Ratna Sarumpat. Segala aspek tersebut ditelusuri
untuk dapat menemukan jawaban dari maslah yang
dikemukakan di awal.
Temuan fakta yang di dapatkan dari lapangan
penelitian perlu dilengkapi dengan analisis dan
pendapat dari sudut pandang peneliti, didukung
argumentasi yang memadai. Pendekatan teori kritis
bertujuan mencari jawaban implisit dari sebuah
fenomena. 5
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan sejumlah data deskriftif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.6 Pendekatan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini
bertujuan untuk menjelaskan sebuah fenomena
5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013, hlm. 52-53 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitati, cet. ke-26
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4
10
melalui pengumpulan data yang mendalam. Menurut
Krik Dn Miller, pendekatan kualitatif merupakan
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. 7
3. Jenis Penelitian
Untuk meneliti dan mengungkapkan alasan media
mainstream mempublis berita pengakuan hoaks dan
adanya komodifikasi di dalam berita tersebut, peneliti
menggunakan metode studi kasus. Studi kasus
merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang
penelahaannya kepada satu kasus yang dilakukan
secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif. Penelitian studi kasus adalah uraian
dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai
aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu
organisasi, suatu program, atau suatu situsasi sosial. 8
Terdapat tiga tipe studi kasus, yaitu:
a. Studi kasus intrinsik, apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam mengandung hal-hal yang
menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu
sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat
instrinsik.
7 Nurul Hidayat, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan
Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm.7 8 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013, hlm. 133-137
11
b. Studi kasus instrumental, apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam karena hasilnya akan
dipergunakan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan teori yang telah ada atau untuk
menyusun teori baru.
c. Studi kasus kolektif, apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam adalah berupa kelompok kasus,
walaupun masing-masing kasus individual dalam
kelompok itu dipelajari dengan maksud untuk
mendapatkan karakteristik umum, karena setiap
kasus mempunyai ciri tersendiri yang bervariasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini
menggunakan tipe studi kasus Instrumental untuk
memperbaiki atau menyempurnakan teori yang telah
ada tentang analisis komodifikasi dari media online
Kompas.com melalui konten berita pernyataan hoaks
Ratna Sarumpaet.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian ini adalah Kompas.com. Sementara objek
penelitiannya adalah berita-berita yang berkaitan
dengan berita pernyataan hoaks penganiayaan pada
Ratna Sarumpaet.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari
2019 sampai November 2019. Adapun lokasi
penelitian dilakukan di Menara Kompas, Lantai 5, Jl.
12
Palmerah Selatan No.21, RT.04/RW.02, Gelora,
Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10270
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
sebagai berikut:
a. Observasi Teks
Pada penelitian ini, peneliti melakuka
observasi teks, yaitu mengamati berita yang
menurut peneliti sejalur denga judul, pada
masing-masing media online Kompas.com.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk
memperoleh data selain teks berita.
Narasumber pada penelitian ini Redaktur
Megapolitan Kompas.com. Data yang
dihimpun digunakan untuk melengkapi
company profile dan juga untuk
mengkonfirmasi apakah ada keterkaitan
dengan komodifikasi isi atau konten terkait
berita pengakuan hoaks tersebut.
7. Teknik Penulisan
Dalam melakukan penulisan penelitian ini,
peneliti menggunakan buku Pedoman Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2017.
13
8. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis dan menafsirkan data
kualitatif, Menurut Creswell terdapat beberapa
langkah dalam menganalisis data. Untuk
menganalisis data peneliti menggunakan analisis
framing sebagai alat bantu untuk melihat
kecenderungan media dalam memproduksi sebuah
berita
a. Tahapan analisis data menurut Creswell: 9
1. Mempersiapkan dan mengorganisasikan data untuk
dianalisis. Langkah ini melibatkan transkrip
wawancara, scanning materi, mengerti data lapangan
atau memilah-milah dan menyusun data ke dalam
jenis-jenis yang berbeda tergantung sumber informasi
2. Mengeskplorasi dan pengkodean data. Dalam tahap
ini, menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-
gagasan umum tentang data yang diperoleh. Atau
melakukan reduksi data dan keabsahan data dari hasil
wawancara sesuai kebutuhan dan hal-hal penting saja.
3. Menganalisis lebih detail dengan mengkoding data.
Koding merupakan proses mengolah materi atau
informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum
memaknainya
4. Menerapkan proses koding untuk mendeskripsikan
setting, orang-orang, kategori, dan tema-tema yang
9 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang, 2010, hlm 274-276
14
akan dianalisis serta menyajikan data secara
keseluruhan.
5. Memvalidasi keakuratan hasil penelitian
Bagan 1.1
Teknik Analisis Data Creswell 10
Pengumpulan
Data
Kesimpulan atau
Validasi
10
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang, 2010, hlm 274-276.
Bagan Dielaborasi oleh penulis
Reduksi
Data
Koding dan
Klasifikasi
Data
Penyajian
Data
15
b. Analisis Framing Robert N Entman
Peneliti memilih menggunakan metode framing
model Robert N Entman dengan argumen framing
Entman mampu membantu peneliti dalam menemukan
apakah adanya tendensi keberpihakan Kompas.com dalam
memproduksi berita pengakuan bohong penganiayaan
pada Ratna Sarumpaet dengan menganalisis dan mencari
tahu melalui teks berita yang diproduksi oleh
Kompas.com apakah relevan dengan analisis makro di
ekonomi politik atau tidak, serta agar tidak tendensius
karena penelitian ini membahas ekonomi politik
komodifikasi.
Analisis framing Entman memaparkan empat
elemen yang merupakan suatu rangkaian yang dapat
menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan
atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu
peristiwa yang dapat diamati dari keempat elemen
tersebut yaitu, Define Problem (pendekatan masalah),
Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah atau
narasumber), Make Moral Judgement (membuat
keputusan moral), Treatment Recommendation
(penyelesaian masalah).
16
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian
terlebih dahulu yang bertujuan untuk mendapatkan bahan
perbandingan dan acuan. Guna menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian sebelumnya, peneliti
menyantumkan hasil penelitian terdahulu yakni:
1. Penelitian yang ditulis oleh Yudistira Perdana
Ismadiar (11130510000016) (Fdikom, UIN Jakarta,
2018) dengan judul “Relasi Kuasa pada Praktik
Donasi di Suara Islam Online”. dalam skripsinya,
Yudistira Perdana Ismadiar menggunakan pendekatan
kualitatif induktif dengan paradigma teori kritis.
Persamaan dari Skripsi adalah menggunakan teori
Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Perbedaanya,
terletak pada objek pembahasan berita yang
membahas mengenai Praktik Donasi yang dilakukan
secara terang-terangan oleh Suara Islam Online
kepada para donatur.
2. Penelitian yang ditulis oleh Tika Yulianti
(1112051000048) (Fdikom, UIN Jakarta, 2016)
dengan judul “Komodifikasi Media Cetak, Analisis
Ekonomi Politik Pada Media Indonesia”. Dalam
skripsinya, Tika Yulianti menggunakan pendekatan
kualitatif eksplanatif dengan paradigma kritis.
Persamaan dari Skripsi adalah menggunakan teori
Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Perbedaanya,
terletak pada objek pembahasan yang membahas
17
mengenai berita politik, selebritas, dan ekonomi di
pada harian Media Indonesia di tujukan untuk menarik
pengiklan, dan Media Indonesia dimanfaatkan oleh
Surya Paloh untuk mempromosikan partai Nasdem.
3. Penelitian yang ditulis oleh Everesty Rinjani
(1151003183) (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,
Universitas Bakrie, 2019) dengan judul “Komodifikasi
Konten Prostitusi Artis Dalam Media Sosial Instagram
@hebohdotcom”. Dalam skripsinya, Everesty Rinjani
menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan
Skripsi adalah menggunakan teori Ekonomi Politik
Media Vincent Mosco. Perbedaannya, terletak pada
objek pembahasan yang membahas mengenai konten
prostitusi pada media sosial Instagram yang bertujuan
untuk menarik pembaca.
G. Sistematika Penulisan
Bab I penulis memaparkan pendahuluan yang
berisi, latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Pada bab II penulis menguraikan definisi Teori Ekonomi
Politik, dan perangkatnya Komodifikasi, Spasialisasi, dan
Strukturasi, definisi berita hoaks, media mainstream, dan
definisi media online. selanjutnya bab III gambaran umum
membahas profil tentang sejarah berdirinya Kompas.com,
visi dan misi Kompas.com, dan struktur redaksional
Kompas.com
18
Pada bab IV temuan dan analisis penelitian akan
berisikan hasil temuan dan analisis data penelitian
pemberitaan pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna
Sarumpaet di Kompas.com. selanjutnya pada bab V
pembahasan berisi uraian yang mengaitkan antara latar
belakang, rumusan masalah, dan juga teori Ekonomi
Politik Media. Diakhir bab VI penutup, penulis akan
menyimpulkan seluruh data yang diperoleh dari penelitian
dan menyampaikan saran berdasarkan atas proses dan
hasil penelitian sebagai bab penutup pada bab enam.
Bagian akhir terdapat juga daftar pustaka serta lampiran-
lampiran.
19
BAB II
Landasan Teori
A. Teori Ekonomi Politik Media
Vincent Mosco mengemukakan pengertian
ekonomi politik media sebagai kegiatan perusahaan media
meracik produk yang bisa memiliki nilai ekonomis.
Perusahaan media bersaing dan berlomba-lomba
menciptakan inovasi, supaya produk pemberitaan yang
dihasilkan bisa menarik minat khalayak sebagai pembaca,
serta pengiklan yang bisa memberikan kucuran dana buat
perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi
politik, perusahaaan media mempertimbangkan konten
berita yang disukai mayoritas pembaca. Langkah yang
ditempuh bisa berupa menyesuaikan konten berita,
memberikan visual yang menarik atau membuat judul
kontroversial untuk menarik perhatian pengguna internet.
1
Dalam pengertian lain, ekonomi politik disebut
sebagai aktivitasi untuk mengelola dan mempertahankan
eksistensi dalam kehidupan sosial. Pengelolaan
merupakan usaha perusahaan media dalam menghadapi
persaingan dan perubahan tren sosial. Dalam satu dekade
terakhir , pertumbuhan media online di Indonesia
1Vincent Mosco, The Political Economy of Communication,
California: Sage Publications Inc, 2009, hlm.2
20
berkembang cukup pesat dan memberikan gangguan
keberlangsungan bisnis media cetak. Dalam perjalanan
waktu tidak sedikit perusahaan media cetak yang
membangun dan mengembangkan website media online
mereka demi menyelamatkan aktivitasi bisnis, seperti
Kompas.com, Sindonews.com, Tempo.co,
Tribunnews.com, Republika online, dan lainnya.
Dalam bukunya, The Political Economy of
Communication, Vincent Mosco merumuskan tiga strategi
ekonomi politik media, yakni:
1. Komodifikasi
Komodifikasi diartikan sebagai proses mengubah
barang dan jasa menjadi komoditas bernilai jual lebih
tinggi. Praktik komodifikasi mentransformasikan produk
jurnalistik yang awalannya dinilai dari fungsinya sebagai
penyampai informasi, edukasi, dan hiburan menjadi
produk yang bisa mendatangkan keuntungan di industri
media massa.
Perkembangan teknologi memberikan dampak
positif untuk komodifikasi, seperti perkembangan internet
mempermudah proses transmisi informasi yang akhirnya
melahirkan banyak media online. keberadaan internet juga
menyederhanakan perangkat kerja wartawan dan
perusahaan media, sehingga mengurangi ongkos produksi.
2
2Idy Subandi Ibrahim, Bahrudin Ali Akhmad, Komunikasi dan
Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor,2014, hlm 17-18
21
Mosco mengelompokkan jenis-jenis komodifikasi
menjadi tiga tipe, yakni:
a. Komodifikasi Isi
Untuk menarik perhatian khalayak dan pengiklan
ada upaya dari perusahaan media untuk menampilkan
konten yang berbeda dari produk media lainnya.3 Sebisa
mungkin tim redaksi menyajikan informasi yang lebih
dari sekadar faktual, mengambil sudut pandang lain dari
sebuah peristiwa atau fenomena sehingga melahirkan
gagasan yang diminati banyak pembaca. Konten yang
menarik dan berhasil mendatangkan banyak pembaca
terus dikembangkan, sehingga menjadi informasi yang
selalu ditunggu. Pertumbuhan jumlah klikers atau
pengunjung website yang bisa dipantau secara real time
pada media online bisa menjadi acuan atau nilai jual yang
menarik pengiklan. Dalam menjalankan komodifikasi isi,
perusahaan media mengoptimalkan kinerja karyawan,
khususnya jurnalis untuk menghimpun informasi yang
menarik atau sesuai dengan kebutuhan pengiklan.4 Di satu
sisi, media massa yang sangat mengandalkan pendapatan
dari iklan akan berusaha melayani keinginan pengiklan.
Media biasanya berhati-hati dalam mencari sudut pandang
untuk memberitakan isu seputar pengiklan. Bahkan, pada
kasus ekstrim, media yang mendapatkan iklan tidak mau
3 Idy Subandi Ibrahim, Bahrudin Ali Akhmad, Komunikasi dan
Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2014, hlm 20 4 John Vivian, Terjemahan Tri Wibowo, Teori Komunikasi Massa,
Jakarta: Prenada Media Group, 2008, hlm. 20
22
memberitakan sama sekali fakta kekurangan dari
kliennya.5
Komodifikasi isi menjadi pusat perhatian kajian
ekonomi politik media dan komunikasi. Ketika pesan atau
isi komunikasi diperlakukan sebagai komoditas, ekonomi
politik cenderung memusatkan kajian pada konten media.
Tekanan pada struktur dan konten media ini bisa dipahami
terutama bila dilihat dari kepentingan perusahaan media
global dan pertumbuhan dalam nilai konten media. 6
Menurut pandangan Marxisme klasik, isi media
merupakan komoditas untuk dijual di pasaran, dan
informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang akan
diambil oleh pasar. 7
Pada media yang mendapatkan dana besar dari
pengiklan, bisa ditemui konten berita berisi promosi
secara terang-terangan dari produk barang atau jasa
pengiklan. Hal itu menyebabkan keracunan bagi khalayak
yang sulit membedakan antara berita atau promosi
persuasif.
b. Komodifikasi Khalayak
Segmentasi khalayak diterapkan perusahan media
untuk memudahkan penyesuaian konten yang nantinya
bisa mengambil perhatian pembaca. Karakteristik
5Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2010, hlm. 250 6Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan
Komodifikasi, hlm. 20 7Stephen W. Litteljohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, edisi 9
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011). Hlm. 433
23
khalayak yang dijadikan target audiens menjadi
komoditas untuk mendapatkan pengiklan yang sesuai
dengan segmentasi. 8Media massa yang sudah
menetapkan segmentasi pembacanya lebih fokus untuk
mendapatkan konsumen yang homogen karena dinilai
lebih efektif dari segi pembiayaan. Namun, pada media
online yang mengandalkan saluran internet akan sulit
untuk menemukan pasar yang homogen. Alasan
utamanya, yakni jangkauan internet yang sangat luas,
sehingga dapat menjangkau beraga, jenis khalayak.
Karena itu, media online dituntut untuk menyediakan
konten yang beragam dalam upaya menjaring lebih
banyak pembaca. Variasi konten bisa didapatkan dengan
mempekerjakan wartawan untuk ditugaskan menghimpun
berita dari berbagai sumber, sehingga menghasilkan
informasi yang beragam. 9
c. Komodifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja juga dijadikan komodifikasi untuk
mendatangkan keuntungan buat perusahaan media.
Perusahaan lebih tertarik kepada tenaga kerja yang
memiliki banyak keahlian, seperti seorang jurnalis yang
bisa menulis berita sekaligus menjadi fotografer atau
pengelola website dengan kemampuan baik dalam
8Vincent Mosco, The Political Economy of Communication,
California: Sage Publication Inc, 2009, hlm.12 9Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: penerbit
Salemba Humanika, 2010. Hlm. 251
24
membuat desain visual dan sebagainya.10
Tenaga kerja
satu tuntutan kerja tapi mendapatkan bayaran lebih rendah
dari pekerjaan yang dilakukan. 11
Penyaringan calon wartawan yang akan
dipekerjakan sudah lumrah dilakukan perusahaan media
untuk menjamin kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang diserap. Sebelum diterima bekerja, para calon
wartawan diuji pengetahuan, materi yang digunakan fokus
pada bidang jurnalistik, seperti kemampuan menulis dan
fotografi. 12
Perusahaan media akan menetapkan jumlah tenga
kerja sesuai dengan target output yang hendak dicapai.
Misalnya pada media online ditargetkan bisa
memproduksi 50 artikel setiap hari, kemudian satu orang
wartawan ditargetkan menghasilkan lima artikel setiap
hari. Dengan begitu, perusahaan tersebut bakal membatasi
10 orang wartawan untuk dipekerjakan. Penyerapan
tenaga kerja juga disesuaikan dengan tugas kerja yang
dibutukan, meliputi bidang editorial, desain, administrasi
dan lainnya. 13
10
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: penerbit
Salemba Humanika, 2010. Hlm. 13 11
Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media online
Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1, April 2015, hlm. 6 12
Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Penerbit
Marja, 2007, hlm.57 13
Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Penerbit
Marja, 2007, hlm.64
25
2. Spasialisasi
Spasialisasi merupakan cara perusahan media
menghadapi jarak dan waktu dalam kehidupan sosial
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi. Perusahaan media mengembangkan jaringan
bisnis mereka lewat pembuatan anak perusahaan atau
korporasi. Dalam ekonomi politik media, spasialisasi
sebagai suatu cara untuk memahami hubungan power-
geometris bagi proses menetapkan ruang, khususnya
ruang yang dilalui arus komunikasi.14
Ada dua bentuk ekspansi yang biasa dilakukan
perusahaan media, yakni Spasialisasi Vertikal dan
Spasialisasi Horizontal:
Spasialisasi Vertikal adalah perusahaan dalam satu
jalur usaha atau garis bisnis yang memperluas kendali
sebuah perusahaan atas produksi. Pada prakteknya,
spasialisasi vertikal adalah cross-ownership (kepemilikan
silang) beberapa jenis media seperti surat kabar, stasiun
radio, majalah, dan tabloid oleh suatu grup perusahaan
media massa. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan
sumber dana operasional membuat banyak media
independen harus mengambil pilihan menutup usaha atau
menerimah akuisisi dari perusahaan raksasa. Kepemilikan
media secara konglomerasi meliputi beberapa tahapan,
14
Dedi Fahrudin, Konglomersi Media, Studi Ekonomi Politik
Terhadap Media Group, (Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI), volume
1 nomor 2, September 2014, hlm. 97
26
yakni merger (penyatuan usaha), akuisisi (pemindahan
kepemilikan perusahaan), serta pembelian saham.
Spasialisasi horizontal adalah ketika sebuah perusahaan
yang berada di jalur media yang sama membeli sebagian
besar saham pada media lain yang tidak ada hubungannya
langsung dengn bisnis aslinya atau ketika perusahaan
mengambil alih sebagian besar saham atau perusahaan
yang sama sekali tidak bergerak dalam bidang media. 15
Media yang termasuk ke dalam kategori
spasialisasi vertikal adalah Bakrie Group, membuat
beberapa stasiun televisi seperti ANTV, TV ONE, Jak
TV, dan Viva News.com. Sedangkan spasialisasi
horizontal adalah Trans Corp yang membuat Trans TV,
Trans 7, dan Detik.com. Tak hanya media trans crop juga
membuat tempat hiburan yaitu Trans Studio, serta bisnis
retail Transmart dan The Trans Luxury Hotel.
3. Strukturasi
Strukturasi dalam perusahaan media massa
diartikan sebagai hiraki kekuasan dan pembagian tugas
kerja sesuai jabatan. Wewenang dan kepemilikan kuasa
dipandang sebagai tatanan sosial dalam perusahaan
media. 16
Pemilik jabatan lebih tinggi dalam perusahaan
berwenang membagikan tugas kerja kepada bawahan,
guna memenuhi target perusahaan. Strukturisasi
15
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di era Industri Citra
(Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010), hlm. 282 16
Vincent Mosco, The Political Economy of Communication,
California: Sage Publication Inc, 2009, hlm 14-15
27
menjelaskan bagaimana setiap individu menjalankan
perannya sesuai tugas kerja dan melakukan hubungan
sosial antara pemilik modal dan karyawan. 17
Pemegang kekuasaan dalam perusahaan media
akan memberikan pengaruh pada konten yang disajikan
media. Menurut Hukum Kedua Jurnalisme yang
dikemukaan oleh Altschull (1984), konten media selalu
mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya.
Pernyataan Altschull tersebut secara implisit menyatakan
kualitas media ditentukan oleh siapa pihak yang
membayar perusahaan media dan apa kepentingannya.
Ada pemilik modal yang secara khusus membangun
perusahaan media untuk memuluskan kepentingannya
serta ada investor yang murni mencari keuntungan dari
bisnis media yang dibentuk. 18
Pemilik perusahaan media yang tergolong sebagai
“raja media‟ atau dilambangan dengan istilah „mogul‟
cenderung memberikan campur tangan pada editorial.
Mereka berusaha mengarahkan redaksi untuk menyusun
pemberitaan yang sesuai kepentingannya.
17
Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media online
Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1, April 2015, hlm. 6 18
Vincent Mosco, The Political Economy of Communication,
California: Sage Publication Inc, 2009, hlm 14-15
28
B. Berita Hoaks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
hoaks adalah berita bohong atau berita tidak bersumber.19
Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar,
tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Dalam Cambridge Dictionary (2017), disebutkan
bahwa hoaks adalah rencana untuk menipu sekelompok
besar orang, atau bisa juga disebut sebagai penipuan.
Intinya hoaks informasi yang tidak berdasarkan fakta atau
data, melainkan tipuan dengan tujuan memperdaya
masyarakat dengan penyebaranya yang masif. 20
Secara sederhana, Hoaks bisa didefinisikan
sebagai sebuah berita palsu ataupun bohong. Dengan kata
lain, ini merupakan kabar yang mana sengaja dibuat oleh
seseorang demi kepentingannya. Tujuan penyebaran
hoaks ini sangat beragam mulai dari hanya iseng,
menyebarkan ketakutan ataupun kebencian sampai ingin
menggiring opini pembaca.
Hoaks adalah ancaman nyata dalam dunia digital
jika tidak segera diatasi. Berita bohong yang dengan
bebas menyebar bisa menyebabkan berbagai masalah
dalam masyarakat. Apalagi jika si penyebar hoakstersebut
memang berencana untuk membuat kegaduhan, maka ini
adalah masalah yang sangat besar. Sebagai generasi
19Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-5
20Dr. Gun Gun Heryanto, dkk, Melawan Hoaks: di Media Sosial dan
Media Massa, (Jakarta: Insan Mandiri, 2017), hlm.1
29
milenial, kita harus pintar dalam menyaring informasi
agar tidak termakan hoaks.
Awalnya, kata hoaks sendiri berasal dari pengguna
internet Amerika dengan mereferensikan sebuah film
berjudul The Hoax. Film bergenre drama ini mengisahkan
tentang biografi Clifford Irving. Namun film ini
mengisahkan cerita yang berbeda dari apa yang ada di
buku sebagai sumber kisahnya. Maka dari itu munculah
istilah hoax yang menggambarkan kebohongan tersebut.
Akan tetapi, ada juga yang mengatakan istilah hoaks ini
telah muncul pada abad 18. Menurutnya ini merupakan
penyebutan lain dari kata hocus yang biasa dikatakan
dalam sulap.
Media penyebaran hoaks internet pertama yang
diketahui adalah via email, biasanya berisi peringatan
akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi, terutama pada smartphone dan
media sosial, jenis hoaks di internet semakin banyak dan
berbahaya.
Kalau tidak hati-hati, pengguna dunia maya atau
netizen dapat dengan mudah termakan tipuan hoaks
tersebut. Bahkan malah bisa ikut menyebarkan hoaks,
yang tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban
fitnah.
30
C. Media Mainstream
Mainstream Media (MSM) adalah istilah dan
singkatan yang digunakan untuk merujuk secara kolektif
ke berbagai media massa besar yang mempengaruhi
sejumlah besar orang, dan keduanya mencerminkan dan
membentuk arus pemikiran yang ada. Istilah ini
digunakan untuk kontras dengan media alternatif yang
mungkin berisi konten dengan pemikiran yang lebih
berbeda karena tidak mencerminkan pendapat yang
berlaku.
Media Mainstream merupakan media penghubung
antara pemerintah dan masyarakat juga sebaliknya. Disini
peran yang didapat oleh media mainstream sangat
besar.”Vox populi, vox dei’’ Suara rakyat adalah suara
Tuhan Artinya, suara rakyat adalah inti dari segalanya
suara rakyat mewakili sebuah pemerintahan. Suara rakyat
harus didahulukan. Media memiliki empat fungsi, yaitu
mendidik, menghibur, memberi informasi, dan
mempersuasi mempengaruhi masyarakat.21
Media
Mainstream yang terkenal dan sangat berpengaruh salah
satunya Kompas. Media mainstream tersebut sudah lama
berdiri dan menjadi acuan khalayak dalam membaca
berita.
Kompas merupakan salah satu media yang paling
berpengaruh di Indonesia. Sebelumnya, kompas hadir
dalam bentuk media cetak berupa koran yang terbit
21
Jurnal Aspikom, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140
31
harian. Seiring dengan perkembangan teknologi, kompas
melakukan konvergensi media dengan meluncurkan portal
berita Kompas.com. portal ini memberikan berita yang
lebih cepat, real-time dan beragam.
D. Media Online
Awal mulanya jurnalistik online muncul, pada
tahun 1998 tepatnya pada tanggal 17 Januari. Dan pada
tanggal tersebut, disebut sebagai sejarah kelahirannya
jurnalisme online. Mark Drugle yang merupakan orang
yang pertama kali mencetuskan jurnalisme online. Pada
saat itu Mark membeberkan peristiwa tentang
perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton,
dengan seketarisnya Monica Lewinsky di website Druge
Report. Mark membeberkan peristiwa itu di website,
dikarenakan majalah Newsweek menolak untuk memuat
kisah skandal seks dari hasil investigasi Michael Isikoff.
Mark Drugle, yang hanya berbekal sebuah laptop dan
modem, akhirnya membeberkan peristiwa tersebut ke
masyarakat dalam bentuk website.22
Sehingga semua orang yang mengakses internet
dapat segera mengetahui bagaimana cerita “Monicagate”
yang juga dikenal dengan sebutan “Monica Scandal” dan
“Sexgate” tersebut. Itu merupakan cerita dari awal
mulanya jurnalistik online muncul. Sedangkan di
22
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola
Media Online, Bandung,Nuansa Cendekia 2012, hlm. 56
32
Indonesia , Jurnalisme online lahir, pada saat berakhirnya
era pemerintahan Orde Baru saat Soeharto mengundurkan
diri pada 21 Mei 1998. Berita pengunduran diri Soeharto
tersebar luas melalui milist (mailing list) yang sudah
dikenal luas di kalangan aktivis demokrasi dan
mahasiswa. Pada saat jatuh-nya pemerintahan Suharto di
tahun 1998, alternatif media online dan breaking news
menjadi media yang di cari banyak pembaca, dan dari
kejadian itulah, kemudian muncul keinginan membentuk
berbagai jurnalisme online.
Asep Syamsul mengatakan dalam bukunya yang
berjudul Jurnalistik Online, bahwa jurnalisme online
adalah jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalisme cetak
(seperti surat kabar, tabloid, majalah, dan lain-lain) dan
jurnalisme elektronik dan penyiaran ( radio dan televisi).
Jurnalisme online disebut juga jurnalisme masa depan
karena akan terus berkembang seiring perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Dan saya, sangat
menyetujui hal itu, karena seiring perkembangan zaman,
yang semakin hari semakin pesat ini, kemunculan
teknologi dalam kehidupan manusia memiliki
kepentingan yang semakin berkembang.23
Secara sederhananya, bisa dikatakan pada saat ini
teknologi mengubah arus komunikasi yang dibatasi ruang
dan waktu menjadi pola komunikasi tanpa batas. Orang-
23
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola
Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012, hlm. 87
33
orang pun, banyak yang lebih memilih alternatif, yang
mudah diakses dimana saja, dan kapan saja untuk bisa
mendapatkan sebuah informasi, contohnya dengan
menggunakan jurnalisme online ini. Tidak hanya
mendapatkan informasi, namun dalam jurnalisme online
yang semakin berkembang ini, masyarakat pun bisa ikut
langsung berperan dalam menyampaikan informasi.
Pada era ini, perkembangan jurnalisme online
semakin signifikan, setiap orang berhak menulis dan
memberi komentar terhadap berita yang disebarluaskan
atau diinfokan oleh jurnalis resmi maupun jurnalis warga.
Semua hal tersebut, dapat dikaitkan, dengan internet yang
mengarahkan kita pada peran lain dalam jurnalisme, yaitu
jurnalisme online. Dan pada dasarnya, setiap karya
jurnalisme harus mampu memberikan jawaban dari apa
yang diperlukan dan diinginkan masyarakat, ditambah
dengan aktualitas, signifikan, dan proximity yang
berkaitan dengan niai berita.
Tugas jurnalis sendiri adalah mengungkap fakta
atau pendapat yang mengandung nilai berita, membela
kebenaran dan keadilan, menjelaskan permasalahan, dan
mendidik masyarakat agar lebih bersikap demokratis.
Penerapan keterampilan jurnalisme harus dilandasi oleh
prinsip kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran,
keadilan, keseimbangan, dan tidak berprasangka.
34
Karakteristik media online: 24
a. Cepat,Immediacy
Kejadian atau peristiwa dapat langsung diposting
atau diunggah (upload) dalam hitungan detik. Kehadiran
media online mempercepat publikasi dan distribusi
informasi ke publik dengan jangkauan global dalam
waktu bersamaan.
b. Pembaruan, Update
Pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat, baik berupa koreksi substansial
(isi, data) dan redaksional (tata bahasa), maupun berupa
perkembangan terbaru sebuah isu atau peristiwa.
Penyajian informasi yang bersifat realtime ini
menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan
(prime time) dan tidak ada istilah tenggat waktu
(deadline) karena penyediaan informasi berlangsung
tanpa putus hanya tergantung kapan pengguna mau
mengaksesnya.
c. Interaktivitas
Keunggulan media online ini yang paling
membedakan dengan media konvensional adalah adanya
interaksi antara redaksi dengan pembaca dan anatar-
pembaca.
Dengan karakteristik ini media online bersifat dua
arah dan egaliter. Berbagai fitur seperti kolom komentar,
24
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online:Panduan Mengelola
Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012, hlm. 37-38
35
chatroom, dan social share memungkinkan pembaca
dapat menyampaikan secara langsung koreksi, keluhan,
saran, atau tanggapan dan bisa langsung dibalas.
d. Personalisasi, Audience Control
Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam
menemtukan informasi mana yang dibutuhkan. Media
online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya
mengambil informasi yang relevan bagi dirinya dan
menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi
selektivitas informasi dan sensor berada ditangan
pengguna (self control). Pembaca, pengguna atau
pengunjung bebas mengkonsumsi informasi mana saja
yang dianggap penting atau menarik. Pembaca tinggal
klik (buka) judul berit yang dikehendaki dan mengbaikan
sebuah web. Di media online, pengguna juga dapat
mencari informasi yang diinginkan melalui mesin pencari
(search engine) terutama Google, serta kotak pencarian
sebuah web.
e. Kapasitas Tidak Terbatas, Storage and
Retrieval
Media online tidak dibatasi halaman atau waktu
(durasi) seperti di media cetak dan media penyiaran.
Media online bisa mempublikasikan berita sebanyak-
banyaknya dan sepanjang-panjangnya.
Berita yang tersaji juga tersimpan atau
terdokumentasikan dengan baik yang dapat diakses kapan
saja melalui kotak pencarian (search box), kategori,
36
ataupun label atau tag.Bahkan, berita yang sudah dihapus
pihak redaksi pun bisa diakses atau tersimpan jika berita
itu diposting ulang (repost) atau di-screen shot oleh
pengguna.
f. Terhubung dengan sumber lain, hyperlink
Setiap data dan informasi yang disajikan dapat
dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan
dengan informasi tersebut atau disambungkan ke bank
data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-
sumber luar.
g. Kapabilitas Multimedia
Media online dapat menyajikan berita berupa teks,
suara (audio), gambar/ foto, dan video sekaligus.
Karakteristik ini menjadi keunggulan media online
dibandingkan media konvensional.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Kompas.com
Kompas.com adalah salah satu pionir media online
di Indonesia, muncul pertama kali pada 14 September
1995 dengan nama Kompas Online (KOL). Awalnya,
Kompas Online diakses dengn alamat kompas.co.id dan
hanya menampilkan replika dari berita-berita harian
Kompas yang terbit pada hari itu. 1Kehadiran Kompas
online diharapkan dapat memberikan layanan pada para
pembaca harian kompas yang berlokasi di tempat yang
sulit terjangkau oleh jaringan distribusi Kompas. Dengan
tujuan memberikan layanan kepada para pembaca harian
Kompas online, terutama di Indonesia bagian timur dan di
luar negeri dapat menikmati harian Kompas hari itu juga
tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya.
Awal tahun 1996, alamat Kompas online berubah
menjadi www.Kompas.com untuk memberikan
layanan yang maksimal. Dengan alamat baru, Kompas
online menjadi semakin populer bagi para pembaca
setia harian Kompas di luar negeri.2Dengan melihat
potensi dunia digital yang besar, Kompas online
kemudian dikembangkan menjadi sebuah unit
1 https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 1 Oktober 2019
pukul 14.46 WIB 2https://inside.kompas.com/about-usdiakses pada 1 Oktober 2019
pukul 14.46 WIB
38
tersendiri di bawah naungan PT Kompas Cyber Media
(KCM) pada 6 Agustus 1998. Pada saat itu, Kompas
online lebih dikenal dengan sebutan KCM. Di era ini,
para pengunjung KCM tidak lagi hanya mendapatkan
replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan update
perkembangan berita-berita terbaru yang terjadi
sepanjang hari.
Dengan tumbuhnya pengguna internet di
Indonesia, pengunjung KCM meningkat pesat.
Mengakses informasi dari internet kini telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kegiatan kita sehari-hari.
Dunia digital pun terus berubah dari waktu ke waktu.
KCM pun berbenah diri. Pada 29 Mei 2008, portal
berita ini me-rebranding dirinya menjadi Kompas.com
merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini
dikenal selalu menghadirkan jurnalisme yang
memberi makna. Kanal-kanal berita ditambah.
Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi
memberikan sajian informasi yang update dan aktual
kepada para pembaca.
Rebranding Kompas.com ingin menegaskan bahwa
portal berita ini ingin hadir di tengah pembaca sebagai
acuan bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran
informasi yang tak jelas kebenarannya. Dengan tagline Jernih
Melihat Dunia, Kompas.com ingin memosisikan diri sebagai
media yang selalu menyajikan informasi dalam perspektif yang
obyektif, utuh, independen, tidak bias oleh berbagai kepentingan
39
politik, ekonomi, dan kekuasaan. Karena itu, Kompas.com tidak
hanya menyajikan informasi terkini dalam bentuk berita
hardnews yang update mengikuti nature-nya media online, tetapi
juga berita utuh dalam berbagai perspektif untuk menjelaskan
duduknya perkara sebuah persoalan yang kerap simpang siur.
Reportase utuh disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari
hardnews, softnews/feature, wrap-up berbagai isu yang disajikan
tiap pagi, liputan khusus yang memberikan kelengkapan update
informasi tiap saat, hingga liputan mendalam berupa long-form.
Laporan mendalam atau indepth disajikan dalam bentuk
multimedia story telling yang dikenal sebagai Visual Interaktif
Kompas (VIK).
Media online dituntut menyajikan berita secara cepat.
Namun, bagi Kompas.com kecepatan bukan segalanya. "Get it
first, but first get it right" adalah adagium jurnalistik lama yang
masih dipegang teguh. Di era digital dan media sosial saat ini,
ketika kebenaran sulit ditemukan di antara lautan informasi,
menemukan kebenaran menjadi sangat relevan. Kompas.com
tidak ingin menjadi bagian dari kegaduhan (noise) di media
sosial. Kompas.com berupaya memberi jawaban atas kegaduhan-
kegaduhan itu (voice).
Selain memiliki ratusan reporter di berbagai pelosok
Indonesia yang siap membuat karya-karya jurnalistik
berdasarkan informasi di lapangan, Kompas.com juga
memiliki satu divisi media sosial, yang selalu memonitor
percakapan media sosial secara real-time. Tim media sosial
memberikan hasil social media listening tersebut kepada tim
redaksi yang kemudian dipakai sebagai bahan mentah untuk
40
diolah di dapur Newsroom.3Redaksi tak langsung menelan
mentah-mentah apa yang dibicarakan di media sosial. Tim
Kompas.com terbiasa bekerja untuk memfilter informasi,
baik informasi di lapangan maupun informasi di media
sosial, apakah fakta ataukah hoaks. Kompas.com ingin
memastikan agar bisa menjadi referensi pembaca untuk
memvalidasi apakah sebuah informasi itu hoaks atau bukan.
Demi mendapatkan kebenaran jurnalistik itu
Kompas.com disiplin melakukan verifikasi atas fakta dan
data yang didapatkan di lapangan atau di media sosial. Ada
tiga hal yang menjadi perhatian dalam proses verifikasi:
observasi lapangan, narasumber, dan data. Observasi
lapangan adalah prioritas pertama yang dilakukan untuk
mendapatkan fakta orisinal. Semua informasi awal yang
didapatkan, termasuk informasi dari media sosial, dicek
langsung ke lapangan.
Berikutnya, Kompas.com mendalami fakta tersebut
dengan mencari narasumber yang dapat dipercaya. Setiap
wartawan Kompas.com memastikan narasumber yang
dikutip adalah sumber pertama yang berada saat peristiwa
terjadi. Informasi dari sumber kedua dan ketiga
diperlakukan dengan sikap skeptis. Selanjutnya, semua
informasi dari narasumber wajib dicek dan cek ulang ke
pihak-pihak yang terkait dengan topik yang dibahas.
Kredibilitas narasumber menyangkut latar belakang, rekam
jejak, dan kredibilitasnya juga menjadi perhatian utama
demi mendapatkan pandangan yang obyektif dari mereka.
3 https://inside.kompas.com/about-usdiakses pada 1 Oktober 2019
pukul 14.48 WIB
41
Untuk melindungi privasi, Kompas.com tidak
memublikasikan atau memberi link informasi pribadi
nasarumber, seperti nomor telepon dan alamat email.
Pembaca yang membutuhkan, bisa meminta kepada
redaksi Kompas.com dan akan diberikan atas persetujuan
narasumber terlebih dahulu. Untuk lembaga atau wakil
lembaga, Kompas.com menyertakan sumber resmi
lembaga sebagai pemberi informasi (misal berupa link
siaran pers atau link ke sebuah data) di dalam tubuh berita
sebagaimana diatur dalam kode etik jurnalistik. Untuk
data, Kompas.com memastikan data yang diperoleh
berasal dari sumber resmi yang kredibel, apakah lembaga
pemerintah atau lembaga internasional. Data yang
ditampilkan menyebutkan sumber data maupun tautan
(link) sumber tersebut.
Kompas.com juga didukung lembaga riset mandiri
yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Kompas yang selama puluhan tahun teruji dengan data
yang obyektif, valid, dan independen.
B. Visi dan Misi Kompas.com
a. Visi
Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu
dan terbesar di Asia Tenggara. Melalui usaha
berbasis pengetahuan untuk menciptakan
masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai
kebhinekaan, adil dan sejahtera.
42
b. Misi
Dengan memberikan informasi terbaru, dan
paling kredibel untuk mencerahkan dan
menghibur individu dan komunitas.
C. Kanal – kanal pada Kompas.com
1. Kompas Female, memuat informasi seputar
dunia wanita: tips-tips seputar
karier,kehamilan, trik keuangan serta informasi
belanja
2. Kompas Bola, tempat akurat untuk mengetahui
update skor, berita seputar tim dan
pertandingan sepak bola.
3. Kompas Health, berisi tips-tips dan artikel
tentang kesehatan, informasimedia terbaru,
beserta fitur informasi kesehatan interaktif
4. Kompas Tekno, mengulas gadget-gadget
terbaru di pasaran, menampilkan review
produk dan beraga, berita teknologi
5. Kompas Entertainment, menyajikan berita-
berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan
dalam dan luar negeri.
6. Kompas Otomotif, menampilkan berita-berita
seputar kendaraan, trend mobil dan motor
terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.
7. Kompas Properti, memuat direktori lengkap
prperti dan artikel tentang rumah, apartemen
serta tempat tinggal.
43
8. Kompas Image, menyajikan foto-foto berita
berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan
editor foto Kompas.com
9. Kompas Karier, kanal yang tak hanya
berfungsi sebagai direktori lowongan kerja,
namun juga sebagai one-stop career solution
bagi para pencari kerja maupun karyawan.
D. Timeline Perjalanan Kompas.com dalam linimasa.
a. 1995, pertama kali hadir di internet dengan domain
kompas.co.id. dikenal sebagai Kompas online yang
menampilkan replika harian kompas.
b. 1996, berganti alamat domain menjadi kompas.com
c. 1998, berkembang menjadi unit bisnis tersendiri di
bawah bendera PT Kompas Cyber Media (KCM)
d. 2008, rebranding menjadi kompas.com (reborn)
e. 2018, tampil dengan warna dan logo baru yang lebih
solid.
E. Struktur Redaksional Kompas.com
Editor in Chief
Wisnu Nugroho
Managing
Editor
Amir Sodikin
Assistant
Managing
Johanes Heru Margianto, Ana
Shofiana Syatiri, Laksono Hari
44
Editor
Wiwoho, Moh. Latip, Aris
Fertonny Harvenda
Editors
Agustinus Wisnubrata, Sandro
Gatra, Bayu Galih Wibisono,
Sabrina Asril, Inggried Dwi
Wedhaswary, Krisiandi, Icha
Rastika, Egidius Patnistik, Kurnia
Sari Aziza, Dian Maharani,
Caroline Sondang Andhikayani
Damanik, Reni Susanti, Farid
Assifa, Erlangga Djumena, Ervan
Hardoko, Glori Kyrious
Wadrianto, Bambang Priyo
Jatmiko, Aprillia Ika, Hilda
Hastuti, Kistyarini, Taslimah
Widianti Kamil, Irfan Maullana,
Aris Fertonny Harvenda, Agung
Kurniawan, Azwar Ferdian, Lusia
Kus Anna Maryati, Bestari
Kumala Dewi, I Made Asdhiana,
Shierine Wangsa Wibawa,
Muhammad Reza Wahyudi,
Reska Koko Nistanto, Aloysius
Gonsaga AE, Jalu Wisnu Wirajati,
Yunanto Wiji Utomo, Eris Eka
Jaya, Palupi Annisa Aulian.
45
Reporters
Fabian Januarius Kuwado,
Ihsanuddin, Dani Prabowo,
Ambaranie Nadia Kemala
Movanita, Abba Gabrillin, Nabilla
Tashandra, Kristian Erdianto,
Rakhmat Nur Hakim, Robertus
Belarminus, Alsadad Rudi, Jessi
Carina, Andri Donnal Putera,
Kahfi Dirga Cahya, Akhdi Martin
Pratama, Nibras Nada Nailufar,
David Oliver Purba, Nursita Sari,
Yoga Sukmana, Sakina Rakhma
Diah Setiawan, Pramdia Arhando
Julianto, Iwan Supriyatna,
Achmad Fauzi, Arimbi
Ramadhiani, Ridwan Aji Pitoko,
Andi Muttya Keteng, Tri Susanto
Setiawan, Dian Reinis
Kumampung, Ira Gita Natalia
Sembiring, Donny Apriliananda,
Febri Ardani Saragih, Ghulam
Muhammad Nayazri, Stanly Ravel
Pattiwaelapia, Aditya Maullana,
Setyo Adi Nugroho, Wahyu
Adityo Prodjo, Sri Anindiati
Nursastri, Silvita Agmasari,
46
Anggita Muslimah, Oik Yusuf
Araya, Yoga Hastyadi
Widiartanto, Fatimah Kartini
Bohang, Ferril Dennys Sitorus,
Nugyasa Laksamana, Antonius
Tjahjo Sasongko, Jodhi Yudono
Photographers
Roderick Adrian Mozes,
Heribertus Kristianto Purnomo,
Dino Oktaviano Sami Putra, Ari
Prasetyo, Garry Andrew
Lotulung, Andreas Lukas A., Lulu
Cinantya
Administrative
& Secretary
Adinda Dwi Putri, Ira Fauziah
Content
Marketing
Josephus Primus, Sri Noviyanti,
Mikhael Gewati, Erwin Kusuma
Oloan Hutapea, Dimas Wahyu
Trihardjanto
F. Awards
Berbagai penghargaan yang diterima Kompas.com
dari masa ke masa.
2010 Kompas.com - WAN IFRA Silver
Award – Best in Social Media
47
2011 Kompas.com - WAN IFRA Silver
Award – Best in Online Media
2012 Kompas.com - Indonesia Brand
Champion Award - Brand
Champion of Content Provider:
Most Popular Online News
Provider Brand
Kompas.com Dian Award -
Kementerian Pemberdayaan
Perempuan & Perlindungan Anak
: Media Inspirasi Perempuan
Indonesia kategori Media Online
2014 Kompas.com - Digital Marketing
Award – Great Performing
Website (Category: News Portal)
2015 Kompas.com - Anugerah
Adinegoro dalam rangka Hari
Pers Nasional
Kompas.com - Hassan Wirajuda
Award - Kementerian Luar
Negeri RI : Terbaik Kategori A
(Jurnalis/Media)
2016 Kompas.com – Influential Brands
– Top Brand Online News
48
Platform
Kompas.com - Digital Marketing
Award – Great Performing
Website (Category: News Site)
Kompaskarier.com – Influential
Brands – Top Brand Online Job
Search
Pijaru – Festival Film Indonesia –
Pemenang Piala Citra kategori
Film Animasi Terbaik (Surat
Untuk Jakarta)
Pijaru – Hellofest Award – Best
Picture (Surat Untuk Jakarta)
Pijaru – Piala Maya –
Dokumenter Pendek Terpilih
(Teater Tanpa Kata: Sena Didi
Mime)
2017 Kompas.com – WOW Brand
Award – Gold Champion (News
Website Category)
Kompas.com – Superbrands -
Superbrands Special Award
(Online News Category)
Kompas.com – Anugerah
Jurnalistik MH Thamrin – 3rd
place (Online Feature Category)
49
Kompas.com – Anugerah
Jurnalistik MH Thamrin – 3rd
place (Sports Feature Category)
VIK (Visual Interaktif Kompas) –
Bubu Awards v.10 – Best
Website Award (News /
Entertainment Category)
VIK (Visual Interaktif Kompas) –
WAN IFRA Silver Award – Best
Innovation New Product
2018 Kompas.com – WOW Brand
Award – Bronze Champion
(Online News Portal)
Kompas.com – Superbrands
Indonesia (Trusted Online News)
Kompas.com – Sertifikasi
Jaringan Internasional Penguji
Informasi (International Fact-
Checking Network/ IFCN)
2019 Kompas.com – WOW Brand
Award (News website)
Kompas.com – Superbrands
Award (Trusted Online Media)
50
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Komodifikasi Konten Berita Pernyataan Hoaks di
Media Online Kompas.com
1. Komodifikasi Konten Pada Judul dan Isi Berita
Penelitian ini mengambil media online
Kompas.com sebagai objek penelitian. Kompas.com
merupakan salah satu anak perusahan dari Kompas
Gramedia Group. Media online dipilih peneliti dengan
alasan kebiasaan pembaca yang cenderung lebih
menyukai membaca berita melalui media online
ketimbang media cetak, karena mudah untuk diakses dan
lebih cepat mendapatkan informasi. Serta untuk
mengetahui alasan utama Kompas.com sebagai media
mainstream memberitakan kasus hoaks Ratna Sarumpaet
dan apakah terjadi komodifikasi di dalam pemberitaan
pengakuan hoaks penganiyaan terhadap Ratna Sarumpaet.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran secara nyata mengenai
komodifikasi konten terkait pemberitaan mengenai kasus
hoaks serta pengakuan kebohongan yang dilakukan oleh
Ratna Sarumapaet tentang penganiayaan terhadap dirinya.
Adapun selanjutnya. Sumber data primer yang digunakan
adalah pengamatan terhadap berita Ratna tentang
penganiayaan yang dipublis oleh Kompas.com, dan untuk
data sekunder yang digunakan untuk menguatkan hasil
51
temuan dari penelitian ini diperoleh dengan wawancara
mendalam terhadap Editor Kompas.comyaitu Sabrina
Asril.
Komodifikasi berkaitan dengan proses
transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi
komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar
atau dapat dipasarkan. Berdasarkan hal tersebut, karena
nilai tukarnya berkaitan dengan pasar atau konsumen,
maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah
mengubah barang atau jasa agar sesuai dengan keinginan
atau kebutuhan khalayak. Dengan kata lain, media hanya
akan memproduksi konten yang disukai oleh khalayak
atau menjadi kebutuhan khalayak.
Terkait dengan komodifikasi yang terjadi di
media, Moscow mengkategorikan tiga bentuk
komodifikasi, yakni komodifikasi isi atau konten,
komodifikasi khalayak, dan komodifikasi pekerja. Dalam
penelitian ini peneliti lebih mendalami persoalan
mengenai komodifikasi konten atau isi terhadap
pemberitaan mengenai pernyataan hoaks penganiayaan
terhadap Ratna Sarumpaet.
Meluasnya pemberitaan seputar berita hoaks Ratna
Sarumpaet pun menjadi salah satu guncangan bagi publik
di awal bulan oktober ketika masa kampanye pilpres 2019
sedang berlangsung. Kala itu banyak bertebaran di media
sosial facebook dan twitter yang menyebarkan berita
penganiyaan terhadap Ratna dengan foto luka lebam di
52
muka Ratna. Kompas.com ikut serta dan mulai
memberitakan kasus hoaks pada tangga 2 oktober 2018
setelah berita itu ramai di media sosial dan media online
lainnya.
“Awalnya kita tidak tertarik untuk memberitakan
kasus hoaks Ratna Sarumpaet karena itu berita belom
jelas kebenarannya dan masih simpang siur. Makanya
kita tertinggal berita dari media lain. Tetapi saat para
petahana dan elite politik ikut memberikan statement
mengenai kasus hoaks Ratna, itu menjadi berita penting
bagi kita dan wajib untuk ditayangkan. ”1
Statement dari petahana dan elite politik itulah
yang dijadikan komoditas oleh Kompas.com untuk
menarik minat pembaca dan mengikuti trending. Untuk
mencapai target pembaca usia 20-35 tahun, kompas
mencoba untuk menyajikan topik berita yang menarik
untuk target pembacanya. Tim redaksi mencari topik
pemberitaan yang banyak mendatangkan pembaca. Kasus
kebohongan dan pengakuan hoaks penganiayaan terhadap
Ratna dijadikan topik pilihan oleh Kompas.com
“Target pembaca kita itu kan dewasa-muda, nah
biasanya usia-usia seperti itu lebih peka dan tanggap
pemberitaan yang belum jelas kebenarannya atau berita-
berita hoaks jadi umpan untuk mereka agar mencari info
di media online seperti kita. Nah biasanya kita tayangin
1 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
53
berita yang sedang ramai dan trending di media sosial
untuk dijadiin topik pemberitaan, agar mereka bisa
langsung membaca dan mencari klarifikasi berita dari
media online , khususnya kompas.com yang selalu
memberi penjelasan lengkap terhadap suatu kasus”2
Tak hanya topik pemberitaan yang mendatangkan
pembaca, judul pada setiap konten berita juga menjadi
daya tarik untuk khalayak membuka dan membaca berita
dari media yang dituju. Kompas.com pun ikut
memberikan judul yang menarik pada setiap konten berita
yang ditayangkan. Serta gaya penulisan yang diterapkan
oleh redaksi Kompas.com mengikuti Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).
“Pemilihan judul dalam berita yang akan dipublis
dibuat oleh editor atau assisten editor dengan kriteria
harus sesuai fakta dan menarik menurut editor dan
assisten editor, sebisa mungkin kita ga akan memberikan
judul yang clickbait karna memang itu tidak
diperbolehkan dalam redaksi. Semisalkan kita
memberikan judul dengan menggunakan tanda tanya atau
seperti pertanyaan, pasti kita memberikan penjelasan
sedetail mungkin di dalam beritanya. Dan untuk kasus
pemberitaan Ratna Sarumpaet itu sendiri, kita lebih
banyak memberikan judul sesuai dengan statetment dan
2 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
54
fakta yang ada, lalu kita olah semenarik mungkin tanpa
memasukkan unsur clickbait di dalamnya.Pencarian
sumber dengan menggunakan berbagai platform pun
sebagai acuan untuk mendapatkan judul yang menarik
agar tidak ada kesamaan dengan media yang telah
memberitakan topik atau isi yang akan diangkat. Beralih
ke tahap penulisan berita gaya bahasa yang digunakan
dalam setiap konten disesuaikan dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia(KBBI).”3
Kompas.com memiliki kriteria khusus untuk
mengangkat berita agar layak untuk dipublis dan
ditayangkan. Tujuannya agar setelah membaca berita dari
Kompas.com, khalayak tidak merasa bingung dan mencari
informasi dari media online lainnya. Kompas.comselalu
berpegang teguh pada prinsipnya untuk selalu menyajikan
berita sedetail mungkin untuk pembaca setianya.
“Biasanya kita ada beberapa sumber pemberitaan,
yang pertama memang sudah merencanakan apa yang
mau kita garap isunya, terkait apa. Sumber yang kedua
itu dari media sosial yang sedang ramai diperbincangkan
atau sedang trending, tetapi kita lihat dulu nih beritanya
layak dinaikin atau engga, atau kita mencari klarifikasi
atas kebenaran berita tersebut baru kita naikin atau
tayangin. Terus yang ketiga yaitu agenda-agenda yang
3 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
55
sudah terjadwal pada setiap kanal yang sudah memiliki
jadwal pemberitaan. Dari ketiga itu sih, yang satu
memang karena sudah ada agenda, lalu dari media
sosial, dan isu yang memang kita develop sendiri atau
seperti kedalaman berita yang kita buat dengan tema
yang sudah ditentukan oleh pihak redaksi.”
Kompas.com sebagai media mainstream yang
beralih mengikuti trend menjadi media online tak pernah
melupakan ciri khasnya di media cetak yang ikut
diterapkan pada media online nya yaitu kedalaman berita,
kelengkapan, base on fakta, serta netral terhadap berita
yang dipublis tidak memihak pada siapapun. Mengemas
berita semenarik mungkin untuk pembaca setia
kompas.com
“Prinsip berita layak untuk dipublis menurut kita
yaitu harus meliputi unsur jurnalistik 5W+1H, atau kalau
belum meliputi itu semua tetapi ada unsur 3W (what,
where, dan when) pihak redaksi akan tetap mempublis
dengan catatan, harus diselingin kembali dengan
updatean berita dan dibuat dalam berita baru. Dan
tentunya, kompas.com selalu membuat berita yang mudah
dimengerti oleh khalayak, agar khalayak tidak terjebak
dalam berita dan judul yang clickbait atau mencari
informasi tambahan dari berita lain. Tidak menimbulkan
tanda tanya dan membingungkan pembaca. Harus
lengkap beritanya. Pun, pada kasus Ratna kita
56
memberikan info selengkap mungkin, sesuai fakta yang
didapatkan dari lapangan.”4
Kompas.com memiliki konten yang selalu netral
untuk memberikan pencerahan kepada pembaca. Kuat
dugaan, dibalik memberitakan konten yang netral
kompas.com juga tidak mau ketinggalan memberitakan
kasus yang sedang trending dan mendatangkan banyak
pembaca. Sebagai media mainstreamkompas.com harus
terus memikuti arus trending berita dengan mengemas
berita secara faktual dan jelas.
“Ciri khas penulisan di kompas.com yaitu lengkap,
karena disertai dengan background yang lengkap dan
jelas, sama permainan judul tanpa memasukan unsur
clickbait didalamnya. Karena kita ingin menjadi media
online yang berbeda dengan yang lain, maka kita lebih
mengutamakan kedalaman berita dibandingkan kecepatan
mempublis tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran
akan berita tersebut. Makanya kenapa kita telat
mempublis berita hoaks Ratna, karna kita ingin
mengkroscek terlebih dahulu kebenarannya. Kompas ga
akan asal-asalan dalam mempublis berita apalagi ini
menyangkut banyak petahan dan elite politik yang ikut
memberikan konfirmasi mengenai kasus Ratna.”5
4 Wawancara dengan Editor Kompas.comSabrina Asril, 12 Desember
2019 5 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
57
Kasus kebohongan yang dibuat oleh Ratna
Sarumpaet serta pengakuaan bohong penganiyaan
terhadap dirinya, dimanfaatkan oleh Kompas.com.
Sebagian besar kanal yang terdapat dalam kolom
Kompas.com ikut memberitakan kasus Ratna mulai dari
kolom Nasional, Megapolitan, LifeStyle, Regional,
Entertainment, dan Sains, dan JEO (kolom grafis khusus
untuk kasus yang kategorinya panjang dan berkelanjutan).
Kompas.com menjadi tujuan pengguna internet yang
mencari-cari berita seputar politik, nasional, dan lain-
lainnya. Serta menjadi salah satu rujukan media
mainstream berbasis online.
Salah satu contoh komodifikasi isi yang dilakukan
kompas.com yakni pemberitaan mengenai Ratna
Sarumpaet. Berita mengenai kasus penganiyaan dan
pengakuan bahwa bohong kasus penganiyaan yang
dialami dirinya tersebut cukup banyak ditayangkan oleh
Kompas.com sampai hampir semua kanal yang ada di
kompas.com memberitakan kasus tersebut dari berbagai
angle dan sudut pandang yang berbeda.
“Sebagai media mainstream yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat, kita ingin menjadi media
yang dijadikan rujukan untuk mencroscek kebenaran akan
berita Ratna tersebut. Dari semua kanal yang berada di
kompas.com hampir semua ikut memberitakan kasus
kebohongan Ratna mulai dari kanal News (Nasional,
58
Regional, Megapolitan), Entertainment, Lifestyle, Sains,
dan JEO (grafis perjalanan kasus). Hingga masuk
menjadi “Berita Terpopuler” sebanyak dua kali secara
berturut-turut dalam waktu dua minggu. Tak hanya itu
berita kasus kebohongan ratna hingga pernyataan masuk
ke dalam “Topik Pilihan”, dan di dalam topik pilihan
dijelaskan secara rinci awal mula munculnya kasus
tersebut sampai vonis hukuman yang diterima oleh Ratna
Sarumpaet. Semua berusaha untuk mengkonfirmasi dan
mencari tau kebenaran akan berita ratna tersebut.”6
Aktivitas redaksi Kompas.com baik alur dan
sistem bekerja yang ada di dalam redaksi tersebut, sama
seperti pada redaksi media lainnya. Redaktur
menginginkan inistiatif yang tinggi dan tanggap terhadap
kasus yang ada pada seorang reporter di Kompas.com.
Redaktur memberikan sepenuhnya hak kepada reporter
terhadap pemilihan narasumber dan pihak lainnya yang
memang seharusnya diminta keterangan dan konfirmasi
terhadap suatu kasus.
“Nah untuk kasus mengenai penganiyaan yang
terjadi pada Ratna, teman-teman reporter dilapangan
sudah paham harus mengkonfirmasi berita tersebut
kepada siapa saja. Pastinya kita berita tahu nih di grup
wa kalo misalkan kasus Ratna ramai nih di medsos, coba
dong cari tau. Tentunya pihak pertama yang dimintai
6 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
59
konfirmasi yaitu Ratna Sarumpaet, saat Ratna tidak bisa
dimintai keterangan, kita kan sudah menempatkan
reporter pada setiap pos yak. Kasus Ratna kan muncul
saat moment kampanye nih, kita punya reporter yang siap
mengawal setiap calon Presiden 2019 mendatang, ada
yang di Jokowi, ada yang Prabowo, ada juga yang stand
by di setiap partai politik dari masing-masing calon
Presiden. Dari teman-teman reporter dilapanganlah kita
kumpulin data mengenai kasus Ratna, dan siap
mempublis saat para petahan dan elite politik ikut
menanggapi kasus tersebut. Untuk reporter baru,
biasanya kita arahkan dahulu, diberi pertanyaan titipan,
atau kita arahkan untuk mengambil berita dari angle
yang udah kita kasih tau”.7
Motif mengangkat pemberitaan penganiyaan pada
Ratna didasari karena keatualitasan berita tersebut.
Masyarakat berlomba-lomba mencari berita tersebut dan
memilih media yang paling cepat menyajikan fakta
terbaru dari perkembangan kasus penganiyaan Ratna
semakin menarik karena menyeret para petahana dan elite
politik yang tidak diduga sebelumnya. Redaksi
Kompas.com memanfaatkan moment atau situasi yang
sedang memanas untuk menulis pemberitaan mengenai
penganiayaan Ratna Sarumpaet.
7 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
60
Alasan utama Kompas.com mempublis dan
tayangkan berita Ratna Sarumpaet ada statetment dari
para petahana dan elite politik yang menurut redaksi
Kompas adalah nilai jual yang bisa mendatangkan banyak
pembaca, karena bertepatan dengan moment kampanye
pemilihan presiden 2019.
“Alasan mempublis berita hoaks serta pernyataan
berita bohong penganiayaan terhadap Ratna yaitu, ratna
merupakan aktor senior sekaligus juru kampanye Badan
Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden
2019 Prabowo-Sandi, yang dimana para petahan atau elit
politik ikut memberikan statetment mengenai kabar
tersebut. Para elite politik dan petahana lah yang menjadi
alasan utama kompas.com ikut memberitakan, karena
memang menurut kompas sosok para elite politik memang
harus dan wajib di publis.
Pada dasarnya ada pertimbangan redaksi dalam
memproduksi berita tersebut. Dalam hal ini, Kompas.com
mengambil sisi bahwa adanya keingintahuan publik
terhadap kasus yang terjadi pada Ratna apakah ada
permainan politik atau hanya sekedar mencari sensasi
semata. Maka dari itu Kompas.com mengumpulkan data
dan mempublisnya disaat data yang diperlukan sudah
terkumpul atau biasa Kompas.com menyebutnya dengan
data sementara.
“Karena hanya mendapatkan statement dari
kolega-kolega Ratna di politisi, maka dari itu kita hanya
61
menaikan berita tersebut dengan mencari tau info lain
dilapangan terkait kasus simpang siur kebohongan ratna.
Selain itu alasan selanjutnya yaitu karena berita tentang
penganiayaan ramai di media sosial twitter, maka dari itu
kompas ikut memberitakan dan mempublis berita tersebut
dengan data yang kami punya. Karena sudah
mendapatkan statetment dari Nanik dan jubir dari
Gerindra, kenapa ke gerinda karena kan memang ratna
merupakan seorang juru kampanye dari partai Gerinda
paslon pilpres nomor urut dua Prabowo-Sandi. Nah
setelah mencari dan mendapatkan info dari kolega-kolega
ratna kita taikin statement-statment itu cuma tetap
mencari klarifikasi dan mempublis info lainnya. Misal
dengan mengcroscek langsung ke kepolisian di jawa
barat tentang kasus penganiyaan yang terjadi pada Ratna
di kota Bandung adakah laporan yang mengatasnamakan
Ratna tentang penganiyaan, ke pihak bandara mencari
tau manifes daftar penumpang dan lain-lainnya”.8
Saat berita penganiayaan dan pengakuan bohong
kasus penganiayaan yang dialami Ratna dipublis, respon
khalayak melebihi dari dugaan redaksi. Banyaknya
penmbaca yang mengunjungi laman Kompas.com terkait
berita pengakuan Ratna yang telah berbohong membuat
kasus Ratna menjadi “Berita Terpopuler” sebanyak dua
kali dan menjadi “Topik Pilihan” ke dalam kanal JEO
8Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019
62
(kolom grafis khusus untuk kasus yang kategorinya
panjang dan berkelanjutan). Hanya berita yang memiliki
banyak pembaca dan mencapai target vierwers yang bisa
masuk ke dalam kanal JEO
Sebelum masuk menjadi indeks atau liputan
khusus, kasus penyebaran berita penganiayaan dan
pengakuan hoaks penganiayaan yang terjadi pada Ratna
Sarumpaet masuk ke dalam deretan “Berita Terpopuler”
dalam kolom mingguan berita paling banyak dicari,
dilihat, dan dibaca oleh khalayak.
Gambar 4.1
Berita Ratna Sarumpaet menjadi Berita Terpopuler di
Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukan bahwa
penyebaran berita hoaks dan pengakuan kebohongan
penganiayaan yang terjadi pada Ratna Sarumpaet menjadi
“Berita Terpopuler”. Ini menunjukan bahwa banyaknya
63
viewers datang ke situs Kompas.com untuk melihat,
mencari, dan membaca berita tersebut.
Pembaca Kompas.com mencapai 120 juta page
view perbulan. Berdasarkan media profile yang peneliti
peroleh dari Kompas.com, 56% pembaca
Kompas.comadalah bachelor, 12 % masters, 15%
diploma dan 18% high school. (Pendidikan). 64%
employee, 13% enterpreneur, 6% professional, 8% other,
10% student. 9
Gambar 4.2
Presentase Pembaca Kompas.com (pendidikan dam pekerjaan)
Sumber: InsideKompas.com
9 https://inside.kompas.com//diakses pada 12 Desember 2019, pukul
19.37 WIB
63% 13%
6%
8%
10%
Employee Enterpreneur
Professional Others
Student
55%
12%
15% 18%
Bachelors Masters
Diploma High School
64
Secara gender, mayoritas pembaca Kompas.com
adalah laki-laki (80%) dengan usia 21-40 tahun. Pembaca
memiliki kebiasaan mengakses internet tidak hanya di
kampus atau kantor, tetapi juga di rumah. Hal ini berarti
intensitas mengakses internet cukup tinggi. Aktivitasnya
mencari informasi dan berinteraksi di forum sosial.
Alasan memilih membaca Kompas.com bervariasi,
39% memilih Kompas.com karena kredibilitas media,
21% karena Kompas.com memiliki variasi berita yang
dapat diakses, 17% karena beritanya update, 14% karena
kemudahan mengakses berita, dan 9% alasan lain. 10
Untuk melihat jumlah viewers dalam satu berita
Kompas.com memantau hal itu melalui Google Analityc
untuk melihat grafis berita mana yang banyak
pembacanya dan sering dicari oleh khalayak. Kasus berita
hoaks dan pengakuan bohong penganiayaan yang terjadi
pada Ratna Sarumpaet banyak terdapat pada kanal
Nasional dan Megapolitan. Untuk target viewers perbulan
Nasional yaitu 37 juta pembaca, sedangkan Megapolitan
22,7 juta pembaca. “Untuk bisa menjadi dan masuk dalam
kategori Berita Terpopuler, dan Topik Pilihan, berita
tersebut menjadi trending, paling banyak dicari khalayak,
dan melampaui target viewers dalam setiap kanal yang
mempublis berita tersebut. Berita kebohongan sampai
pernyataan bahwa berita tersebut adalah hoaks, sebanyak
22,7 juta viewers atau lebih membuka, membaca, dan
10
Digital Media Profile Kompas Gramedia Group
65
mencari berita tersebut dalam kanal Megapolitan. Untuk
jumlah pastinya berapa viewers dalam berita hoaks dan
pernyataan Ratna terkait berita bohong saya gatau,
karena kita baru menggunakan metode re-up dan
diberikan ke pengamat untuk melihat jumlah viewers
dimulai pada pertengahan 2019, baru-baru ini. Yang
jelas kalo berita sudah menjadi berita terpopuler dan
topik pilihan pasti pembacanya melebihi target yang
dicapai.”
Gambar 4.3
Berita kebohongan Ratna Sarumpaet masuk kedalam
kategori Topik pilihan dan kanal JEO
Gambar 4.3 di atas menunjukan bahwa kasus
Ratna Sarumpaet menjadi berita pilihan yang masuk ke
dalam kanal JEO dengan tujuan agar saat pembaca
beberapa tahun kedepan mencari kasus kebohongan Ratna
Sarumpaet bisa langsung membuka kanal JEO dengan
66
memilih kanal newskeywords “Kebohongan Ratna
Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung Penjara” di dalam
kanal tersebut dijelaskan secara lengkap mulai dari awal
kasus hoaks tersebar sampai vonis hukuman yang
diterima oleh Ratna Sarumpaet.
Berikut peneliti jabarkan indeks atau liputan
khusus Ratna Sarumpaet yang masuk ke dalam kanal JEO
mulai dari cover, isi rentetan awal mula kasus beredar
sampai vonis putusan.
1) Diawal dengan cover berjudul “Kebohongan Ratna
Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung Penjara”.
Gambar 4.4
Cover kanal JEO news dengan judul Kebohongan Ratna
Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung penjara.
Dengan dibuatnya lipuatan khusus mengenai perjalanan
kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, Kompas.com merangkum
semua kejadian dari awal duduk perkara sampai vonis hukuman.
67
Sebagai media mainstream Kompas.com memberikan pencerahan
kepada khalayak dengan menyajikan berita secara jelas dan
tertata.
2) Awal Mula Kasus Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Muncul Hingga Pengakuan Hoaks Penganiayaan
Terhadap Dirinya. (Penjabaran Kasus Ratna
Sarumpaet)
Gambar 4.5
Perjalanan kasus Ratna Sarumpaet
Berdasarkan gambar 4.5Kompas.com menjabarkan
awal mula kasus Ratna Sarumpaet beredar secara detail
pertanggal, mulai dari kasus kebohongan beredar 21-24
September 2018 foto ratna dengan lebam di muka beredar
di media sosial facebook dan twitter. 25-28 Ratna
mengirimkan foto muka lebamnya kepada Rocky Gerung
68
dan Said Iqbal. Lalu, 1 Oktober sejumlah pihak mulai
merespon kasus tersebut seperti mantan Menteri
Koordinator Kemaritman Rizal Ramli, Ketua DPP PKS
Mardani Ali Sera, dan figur publik Rachel
Maryammelalui media sosial Twitter, 2 Oktober Ratna
bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 di Pemilu
Presiden (Pilpres) 2019 Prabowo Subianto dan
menceritakan kasus penganiyaan yang terjadi pada
dirinya. Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua Dewan
Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais;
Presiden KSPI Said Iqbal, Wakil Ketua Dewan Badan
Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Nanik
Sudaryati Deyang dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Fadli Zon. Setelah dari lapangan Pollo,
Prabowo dan beberapa nama di atas, kecuali Ratna
Sarumpaet, menggelar jumpa pers sebagai respons atas
pemukulan yang dialami Ratna. Jumpa pers digelar di
kediaman Prabowo, Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan. 3 Oktober Ratna Sarumpaet akhirnya
mengakui kebohongannya bahwa dia telah dianiaya.
Ratna menggelar jumpa pers di kediamannya di Jalan
Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan. 4 –
30 Januari 2019, proses penangkapan Ratna Sarumpaet di
bandara, lalu penetapan Ratna sebagai tersangka, hingga
menunggu jadwal sidang perdana. 28 Februari 2019 Ratna
menjalankan sidang perdana. 6 maret sampai 11 juli,
proses persidangan mulai dari nota keberatan pihak Ratna,
69
tuntutan jaksa terhadap Ratna dengan 6 tahun penjara,
mendatangkan saksi ahli untuk kasus kebohongan yang di
buat oleh Ratna, dan Majelis Hakim memvonis Ratna
Sarumpaet 2 tahun penjara. Ratna dinyatakan terbukti
bersalah melakukan kebohongan yang menimbulkan
keonaran.
3) Elite Politik dan Petahana Yang Ikut Serta
Memberikan Pernyataan dan Terjebak Dalam
Kebohongan Yang Dibuat Oleh Ratna Sarumpaet
Gambar 4.6
Sebaran hoaks Ratna Sarumpaet
Berdasarkan gambar 4.6 menjelaskan siapa saya
para petahan dan elite politik yang merespon serta
dibohongi oleh Ratna Sarumpaet tentang kasus bohong
penganiayaan yang terjadi kepada dirinya. Diantara para
petahana dan elite politik yaitu:
1. Ahmad Rubangi, staff Ratna Sarumpaet
70
2. Rocky Gerung, Dosen Filsafat Universitas
Indonesia
3. Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI)
4. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI
5. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai
Gerindra yang menjadi calon presiden RI
nomor urut 02
6. Amien Rais, Ketua Dewan Kehormatan PAN
7. Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI
8. Dahnil Anzar Simanjuntak, Koordinator Juru
Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo-Sandiaga
9. Nanik S Deyeng, Wakil Ketua Badan
Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga
10. Tompi, Penyanyi sekaligus dokter bedah
plastik ini merupakan orang yang pertama kali
menyadari wajah lebam Ratna akibat operasi
plastik11
11 https://megapolitan.kompas.com/jeo/kebohongan-ratna-sarumpaet-
operasi-plastik-berujung-penjaradi akses pada 17 Desember 2019 pukul 19.57
WIB
71
4) Pembelaan Ratna Terhadap Kasus Yang Dibuat Oleh
Dirinya
Gambar 4.7
Pembelaan Ratna Sarumpaet
Berdasarkan gambar 4.7Kompas.com menjelaskan
pembelaan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.
Pembelaan pertama, Ratna bantah telah membuat
keonaran, Ratna Sarumpaet berulang kali membantah
kebohongan yang dia lakukan telah menimbulkan
keonaran. Menurut Ratna, ia hanya berbohong kepada
orang-orang terdekat. Pembelaan kedua, Akui sebagai
kebohongan terbodoh. Ratna mengakui telah berbohong
dan meminta maaf kepada publik. Ia menegaskan tidak
ada motif politik di balik kebohongannya, Ratna mengaku
72
saat itu hanya merasa malu masih melakukan operasi
plastik di usianya yang sudah tak muda lagi. Ratna
bingung jika ditanya mengenai kondisi wajahnya yang
lebam. Akhirnya, Ratna terpaksa berbohong telah
dianiaya karena menurutnya hanya alasan itu yang pas
dengan kondisi wajahnya saat itu. Pembelaan ketiga,
Sering sakit. Selama menjalani penahanan di Rumah
Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Ratna Sarumpaet
berulang kali mengajukan permohonan menjadi tahanan
kota. Salah satu alasan pengajuan tahanan kota karena
Ratna harus minum obat setiap hari. Pertimbangan lainnya
adalah Ratna sudah berusia 70 tahun.
5) Vonis Hukuman 2 Tahun Penjara Ratna Sarumpaet
Gambar 4.7
Vonis 2 Tahun Penjara
Berdasarkan gambar 4.7 Kompas.com kasus
penyebaran berita bohong, Ratna Sarumpaet divonis 2
tahun penjara oleh majelis hakim dalam sidang
pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
73
vonis dibacakan oleh hakim Joni selaku ketua majelis
hakim, setelah hampir tujuh jam membacakan amar
putusan.
2. Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Bohong
Penganiyaan Terhadap Ratna Sarumpaet Pada
Kompas.com
Berdasarkan hasil observasi peneliti, peneliti
menemukan lima berita terkait pernyataan berita bohong
Ratna Sarumpaet. Pemberitaan terkait pernyataan Ratna
sebagian besar membahas awal mula kejadian, kehidupan
pribadi Ratna, serta kontroversi yang terjadi di luar kasus
tersebut.
Berikut ini merupakan tabel penjabaran mengenai
hasil penelitian berdasarkan observasi peneliti terhadap
pemberitaan mengenai pernyataan berita bohong atau
hoaks di kompas.com
Berita Mengenai Pernyataan Bohong Penganiyaan
Terhadap Ratna Sarumpaet Pada Kompas.com
periode Oktober 2018
Tabel 4.1 Berita Pernyataan Bohong Ratna di Kompas periode
Oktober 2018
Berita Tanggal Berita Judul Berita
Berita 1 3 Oktober 2018 Ratna Sarumpaet: Tidak
ada penganiayaan itu
hanya cerita khayal
Berita 2 3 Oktober 2018 Ratna: Kali ini Saya
Pencipta Hoaks Terbaik
Menghebohkan Sebuah
74
Negeri
Berita 3 3 Oktober 2018 Dahnil: Prabowo
Perintahkan
Pemberhentian Ratna
Sarumpaet Sebagai
Jurkam
Berita 4 3 Oktober 2018 Soal Ratna Sarumpaet,
Tim Jokowi Imbau
Prabowo Minta Maaf Ke
Publik
Berita 5 3 Oktober 2018 Kasus Ratna Sarumpaet
Harus Jadi Pelajaran,
Terutama bagi Politisi
Frame Berita dan Narasumber Berita
Tabel 4.2 Berita dan Narasumber Berita
Judul Isi Berita Narasumber
Ratna Sarumpaet: Tidak
ada penganiayaan itu
hanya cerita khayal
Aktivis Ratna Sarumpaet
mengakui bahwa dia tidak
pernah dianiaya atau
dikeroyok. Jadi tidak ada
penganiayaan, itu hanya
cerita khayal entah
diberikan oleh setan mana
ke saya, dan berkembang
seperti itu
Ratna
Sarumpaet
Ratna: Kali ini Saya
Pencipta Hoaks Terbaik
Menghebohkan Sebuah
Negeri
Aktivis Ratna Sarumpaet
mengakui telah
menciptakan berita palsu
atau hoaks yang
menghebohkan
masyarakat. Ratna
mengakui sebagai Pencipta
Ratna
Sarumpaet
75
Hoaks Terbaik
Menghebohkan Sebuah
Negeri
Dahnil: Prabowo
Perintahkan
Pemberhentian Ratna
Sarumpaet Sebagai
Jurkam
Ratna Sarumpaet
merupakan salah juru
kampanye nasional
pasangan capres-cawapres
Prabowo Subianto-
Sandiaga Uno. Dahnil
mengatakan, kebohongan
Ratna Sarumpaet yang
sempat mengaku dianiaya
oleh orang tak dikenal
merupakan inisiatif dan
sikap pribadi. Badan
Pemenangan Prabowo-
Sandi tak tahu-menahu soal
kebohongan yang dikarang
oleh Ratna.Koordinator
Juru Bicara BPN Dahnil
Anzar Simanjuntak
menuturkan bahwa
Prabowo secara langsung
memerintahkan
pemberhentian Ratna
Koordinator
Juru Bicara
BPN Dahnil
Anzar
Simanjuntak.
Soal Ratna Sarumpaet,
Tim Jokowi Imbau
Prabowo Minta Maaf Ke
Publik
Hasto menilai, Prabowo
harus bertanggung jawab
atas kebohongan yang
dilakukan oleh salah satu
anggota tim
pemenangannya
itu.kebohongan Ratna
Sarumpaet yang mengaku
dianiaya telah menganggu
konsentrasi bangsa yang
Sekretaris
Tim
Kampanye
Nasional
pasangan
nomor urut
01 Joko
Widodo-
Ma'ruf
Amin, Hasto
76
sedang berduka akibat
gempa dan tsunami di Palu
dan Donggala. Hasto
menilai Prabowo telah
melakukan manipulasi
psikologis, bahkan suatu
kudeta rasa. Rasa
kemanusiaan yang
seharusnya untuk korban
bencana alam, kata dia,
dikudeta menjadi rasa iba
ke Ratna Sarumpaet dan
tim kampanye Prabowo-
Sandi dengan harapan
mendapat dukungan
elektoral berupa simpati.
Kristiyanto
Kasus Ratna Sarumpaet
Harus Jadi Pelajaran,
Terutama bagi Politisi
Lodewijk berharap ini
menjadi pembelajaran
untuk bersama. Apabila
ada berita-berita seperti ini
perlu dikroscek, perlu
dikonfirmasi, perlu
ditanyakan kebenarannya
seperti apa. Sehingga kita
bisa mengambil langkah
dan sikap yang tepat. Dan
pada gilirannya tidak
menginformasikan yang
salah kepada masyarakat
yang saat ini membutuhkan
suasana tenang dan damai,
dan suasana gembira dalam
berkampanye.
Sekretaris
Jenderal
Partai Golkar
Lodewijk
Freidrich
Paulus
77
Berdasarkan data diatas terdapat lima berita yang
berkaitan dengan pemberitaan pernyataan hoaks
penganiayaan Ratna Sarumpaet yang menjadi sorotan
masyarakat, terlebih setelah Ratna Sarumpaet mengakui
dan menceritakan kronologi kejadian yang sebenarnya
saat itu. Penulis pada bab ini juga menggunakan teori
Framing Robert N Entman dengan melihat empat struktur
framing yaitu Define Problem, Diagnose Causes, Make
Moral Jugdement, dan Treatmean Recommendation.
Untuk melihat sudut pandang yang dilakukan oleh
kompas.com terhadap berita yang berkaitan dengan
pernyataan berita bohong Ratna Sarumpaet.
1. Berita 1
Judul: Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu
Hanya Cerita Khayal
Tanggal: 3 Oktober 2018
Pada edisi ini Kompas.com memberitakan bahwa
Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak
pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara
Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.
Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh
yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam.
Ratna Sarumpaet menyatakan tidak ada
penganiayaan, itu hanya cerita khayal yang entah
diberikan oleh setan mana kepada dirinya dan
berkembang seperti itu. Ratna mengatakan, pada 21
September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di
78
Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat
operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-
lebam.Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang
telah dia bohongi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro
Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah
mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut
berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng,
Jakarta Pusat. Polisi melakukan penyelidikan mengenai
kebenaran informasi yang menyebut Ratna dikeroyok.
Tabel 4.3
Frame headline: Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan
Itu Hanya Cerita Khayal
O3 Oktober 2018 Ratna
Sarumpaet:
Tidak Ada
Penganiayaan
Itu Hanya
Cerita Khayal
Kutipan
berita/
teks
Define Problem
(Pendefinisian
masalah)
Masalah pokok
dalam berita ini
adalah pengakuan
dari Ratna yang
mengatakan bahwa
tidak ada
penganiyaan itu
hanya cerita khayal
yang dibuat oleh
"Jadi tidak ada
penganiayaan,
itu hanya
cerita khayal
entah
diberikan oleh
setan mana ke
saya, dan
berkembang
79
Ratna atas dasar
bisikan dari setan.
seperti itu,"
Diagnose Causes
(Memperkirakan
penyebab masalah)
Ratna Sarumpaet
mengakui bahwa
dirinya telah
berbohong atas
penganiayaan yang
terjadi pada dirinya.
“Ratna
mengatakan,
pada 21
September dia
mendatangi
salah satu
rumah sakit
bedah di
Jakarta Pusat
untuk operasi
sedot lemak.
Namun, saat
operasi selesai,
Ratna melihat
wajahnya
lebam-lebam.”
Make Moral
Jugdement
(membuat keputusan
moral)
Ratna Sarumpaet
melakukan
pertemuan dengan
wartawan dan
mengakui
kebohongannya.
Melalui forum
tersebut ratna
meminta maaf
kepada semua pihak
yang telah
dibohongi.
"Melalui
forum ini saya
memohon
maaf kepada
Pak Prabowo
yang kemarin
dengan tulus
membela
kebohongan
yang saya
buat,"
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Direktur Reserse
Kriminal Umum
Polda Metro Jaya
Kombes Nico Afinta,
polisi telah
“Beberapa
bukti
menunjukkan
bahwa Ratna
pada tanggal
80
mendapatkan bukti
bahwa Ratna tidak
dianiaya.
tersebut
berada di
rumah sakit
kecantikan di
kawasan
Menteng,
Jakarta Pusat.”
Define Problem, fokus yang diangkat oleh media online
kompas.com dalam berita ini adalah fakta bahwa Ratna
Sarumpaet tidak dianiaya, semua itu hanya karangan dan
khayalan yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Sebagaimana
dalam berita:
“Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia
tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan
Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21
September 2018. Ia membantah kabar serta
pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna
dianiaya hingga wajahnya lebam. "Jadi tidak ada
penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah
diberikan oleh setan mana ke saya, dan
berkembang seperti itu," ujar Ratna di
kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil
V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).”12
Diagnose Causes,dalam keseluruhan berita ditegaskan bahwa
Ratna Sarumpaet mengakui dirinya berbohong atas berita
penganiayaan yang telah terjadi pada dirinya. Sebagaimana
tertulis dalam berita:
“Ratna mengatakan, pada 21 September dia
mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta
12
Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada
Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018
81
Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat
operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-
lebam. Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan
penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya.
Saat sampai di rumah, Ratna mengaku kondisi
wajahnya itu karena ia dipukuli oleh beberapa
orang.”13
Make Moral Judgement,Ratna Sarumpaet mengakui kasus
kebohongannya dan membuat forum pengakuan yang dihadiri
oleh wartawan untuk meminta maaf kepada pihak yang telah
dibohongi oleh dirinya. Sebagaimana dalam berita:
“Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang
telah dia bohongi. "Melalui forum ini saya
memohon maaf kepada Pak Prabowo yang
kemarin dengan tulus membela kebohongan yang
saya buat," ujar”14
Treatment Recommendation, Direktur Reserse Kriminal
Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, polisi telah
mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Sebagaimana
dalam berita:
“Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro
Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah
mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa Ratna pada
tanggal tersebut berada di rumah sakit kecantikan
di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Polisi
melakukan penyelidikan mengenai kebenaran
informasi yang menyebut Ratna dikeroyok.”15
13
Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada
Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 14
Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada
Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 15
Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada
Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018
82
2. Berita 2
Judul:Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik
Menghebohkan Sebuah Negeri
Tanggal: 3 Oktober 2018
Pada edisi ini Kompas.com mengangkat berita
bahwa Ratna Sarumpaet mengakui telah menciptakan
berita palsu atau hoaks yang menghebohkan masyarakat.
Ratna sebelumnya berbohong kepada sejumlah pihak
dengan mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara
Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September.
Ratna mengatakan, telah memikirkan kebohongan
yang telah ia sampaikan sejak Selasa (2/10/2018)
kemarin. Ratna menilai, kebohongan itu harus disudahi.
Pada Rabu pagi, Ratna memanggil anak-anaknya dan
menyampaikan cerita yang sesungguhnya. Ratna meminta
maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas
kebohongan yang telah dia lakukan.
Ratna mengatakan selama sekian hari ini selalu
bohong. Bohong itu merupakan perbuatan yang salah dan
saya tidak mempunyai jawaban bagaimana mengatasi
kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya.
Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan
Ratna Sarumpaet dikeroyok di kawasan Bandara Husein
Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018 malam,
usai menghadiri acara bertaraf internasional. Sejumlah
tokoh termasuk calon presiden Prabowo Subianto angkat
bicara dan mengecam kejadian itu. Namun, belakangan
83
Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu merupakan
kebohongan yang telah dia sampaikan kepada publik.
Ratna mengatakan, pada tanggal tersebut dia mendatangi
rumah sakit bedah untuk melakukan sedot lemak di wajah
Tabel 4.4
Frame headline:Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks
Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri
O3 Oktober 2018 Ratna: Kali ini
Saya Pencipta
Hoaks Terbaik
Menghebohkan
Sebuah Negeri
Kutipan
berita/ teks
Define Problem
(Pendefinisian
masalah)
Kasus hoaks
penganiyayaan yang
menghebohkan
sebuah negeri
"Kali ini saya
pencipta hoaks
terbaik
ternyata,
menghebohkan
sebuah negeri,"
ujar Ratna, di
rumahnya, di
Jalan Kampung
Melayu Kecil
V, Jakarta
Selatan, Rabu
(3/10/2018).”
Diagnose Causes
(Memperkirakan
penyebab masalah)
Ratna Sarumpaet
menjadi pencipta
hoaks terbaik dan
menghebohkan
sebuah negeri
“Ratna
mengakui
bahwa
penganiayaan
itu merupakan
kebohongan
yang telah dia
84
sampaikan
kepada publik.”
Make Moral
Jugdement
(membuat keputusan
moral)
Ratna Sarumpaet
meminta maaf
kepada semua pihak
yang telah
dibohongi
“Saya panggil
anak-anak
saya, saya
minta maaf
kepada anak-
anak saya dan
saya minta
maaf kepada
orang yang
membantu saya
di rumah ini.”
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Ratna tidak
mempunyai
jawaban bagaimana
mengatasi
kebohongan kecuali
mengakui dan
memperbaikinya
“Mudah-
mudahan
dengan itu,
semua pihak
yang
terdampak oleh
perbuatan saya
ini mau
menerima
bahwa saya
hanya manusia
biasa.”
Define Problem, dalam pemberitaan ini Kompas.com
mengangkat berita tentang pengakuan Ratna Sarumpaet
sebagai pencipta hoaks terbaik yang menghebohkan sebuah
negeri. Berikut kutipan beritanya:
“Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui telah
menciptakan berita palsu atau hoaks yang
menghebohkan masyarakat. Ratna sebelumnya
berbohong kepada sejumlah pihak dengan
85
mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara
Husein Sastranegara, Bandung, pada 21
September. "Kali ini saya pencipta hoaks terbaik
ternyata, menghebohkan sebuah negeri," ujar
Ratna, di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu
Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).”16
Diagnose Causes,Kompas.com menilai bahwa Ratna
Sarumpaet sebagai dalang atas kasus bohong peganiayaan
yang terjadi pada dirinya, sehingga membuat negeri Indonesia
heboh atas kasus tersebut. Berikut kutipan beritanya:
“Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu
merupakan kebohongan yang telah dia sampaikan
kepada publik. Ratna mengatakan, pada tanggal
tersebut dia mendatangi rumah sakit bedah untuk
melakukan sedot lemak di wajah. Awalnya,
kebohongan itu hanya disampikan Ratna kepada
keluarganya. Namun, Ratna kemudian
menyampaikan hal tersebut kepada sejumlah elit
politik hingga foto-foto wajahnya tersebar di
media sosial.”17
Make Moral Judgement,Ratna mengatakan, telah
memikirkan kebohongan yang telah ia sampaikan sejak
Selasa (2/10/2018) kemarin. Ratna menilai, kebohongan itu
harus disudahi. Pada Rabu pagi, Ratna memanggil anak-
anaknya dan menyampaikan cerita yang sesungguhnya. Ratna
meminta maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas
kebohongan yang telah dia lakukan. Berikut kutipan berita:
16
Berita Kompas.com dengan judul Ratna: Kali ini Saya Pencipta
Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018 17
Berita Kompas.com dengan judul Ratna: Kali ini Saya Pencipta
Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018
86
“Saya shalat malam tadi berulang-ulang kali dan tadi
pagi saya menyatakan pada diri saya 'stop!'. Saya
panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada
anak-anak saya dan saya minta maaf kepada orang
yang membantu saya di rumah ini.”18
Treatment Recommendation, dalam masalah ini penyelesaian
masalah yang diberikan oleh Ratna Sarumpaet yaitu meminta
maaf atas kebohongannya selama ini. Bohong itu merupakan
perbuatan yang salah dan saya tidak mempunyai jawaban
bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan
memperbaikinya. Berikut kutipan beritanya:
“Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang
terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima
bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang
dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir,"
tambah Ratna.”19
3. Berita 3
Judul: Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian
Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam
Tanggal:3 Oktober 2018
Pada edisi ini Kompas.com mengangkat berita
mengenai Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberhentikan Ratna
Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional terkait kabar
bohong soal penganiayaan yang ia sampaikan kepada
18
Berita Kompas.com dengan judulRatna: Kali ini Saya Pencipta
Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018 19
Berita Kompas.com dengan judulRatna: Kali ini Saya Pencipta
Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018
87
calon presiden Prabowo Subianto. Koordinator Juru
Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan
bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan
pemberhentian Ratna tersebut.
Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan
salah juru kampanye nasional pasangan capres-cawapres
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dahnil mengatakan,
kebohongan Ratna Sarumpaet yang sempat mengaku
dianiaya oleh orang tak dikenal merupakan inisiatif dan
sikap pribadi. Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak
tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna.
Oleh karena itu, begitu mendengar kabar
penganiayaan yang dialami Ratna, Prabowo langsung
bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan
Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiga. "Pak Prabowo,
para tokoh, semuanya menjadi korban kebohongan
tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden Prabowo Subianto
dijadwalkan akan memberikan keterangan pers terkait
kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru
kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna
Sarumpaet. Berdasarkan informasi tim media center
Badan Pemenangan Nasional, Konferensi pers akan
digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta
Selatan, Rabu (3/10/2018) pukul 21.00 WIB.
Tabel 4.5
88
Frame headline:Dahnil: Prabowo Perintahkan
Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam
O3 Oktober 2018 Dahnil: Prabowo
Perintahkan
Pemberhentian
Ratna Sarumpaet
Sebagai Jurkam
Kutipan berita/
teks
Define Problem
(Pendefinisian
masalah)
Perintah Prabowo
memberhentikan
Ratna Sarumpaet
sebagai Juru
Kampanye pilpres
2019
“Koordinator
Juru Bicara
BPN Dahnil
Anzar
Simanjuntak
menuturkan
bahwa Prabowo
secara langsung
memerintahkan
pemberhentian
Ratna tersebut.”
Diagnose Causes
(Memperkirakan
penyebab masalah)
tim sukses dari
pihak Prabowo
memberikan
perintah kepada
Dahnil untuk
memberhentikan
Ratna
“Badan
Pemenangan
Nasional (BPN)
pasangan
Prabowo
Subianto-
Sandiaga Uno
memberhentikan
Ratna
Sarumpaet
sebagai juru
kampanye
nasional terkait
kabar bohong
soal
penganiayaan”
89
Make Moral
Jugdement
(membuat keputusan
moral)
Prabowo Subianto
akan memberikan
keterangan pers
terkait kabar
bohong soal
penganiayaan salah
satu juru kampanye
nasional pasangan
Prabowo-Sandiaga,
Ratna Sarumpaet.
Calon presiden
Prabowo
Subianto
dijadwalkan
akan
memberikan
keterangan pers
terkait kabar
bohong soal
penganiayaan
salah satu juru
kampanye
nasional
pasangan
Prabowo-
Sandiaga, Ratna
Sarumpaet.
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Kasus Ratna
merupakan
persoalan pribadi
dan inisiatif atas
dirinya sendiri.
Badan
Pemenangan
Prabowo-Sandi
tak tahu-menahu
soal
kebohongan
yang dikarang
oleh Ratna.
Define Problem, fokus yang diangkat dalam pemberitaan ini
oleh Kompas.com adalah pemberhentiaan Ratna Sarumpaet
sebagai juru kampanye (Jurkam) dari Badan Pemenangan
Nasional calon presiden Prabowo-Sandi. Sebagaimana dalam
berita:
“Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberhentikan
90
Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional
terkait kabar bohong soal penganiayaan yang ia
sampaikan kepada calon presiden Prabowo Subianto.
Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar
Simanjuntak menuturkan bahwa Prabowo secara
langsung memerintahkan pemberhentian Ratna
tersebut. "Iya, Pak Prabowo langsung yang
memerintahkan pemberhentian," ujar Dahnil kepada
Kompas.com, Rabu (3/10/2018) malam.”20
Diagnose Causes,Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet
merupakan salah juru kampanye nasional pasangan capres-
cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. begitu
mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna. Prabowo
langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan
Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiga. Berikut kutipan
beritanya:
“Pak Prabowo, para tokoh, semuanya menjadi korban
kebohongan tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden
Prabowo Subianto dijadwalkan akan memberikan
keterangan pers terkait kabar bohong soal
penganiayaan salah satu juru kampanye nasional
pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet.”21
Make Moral Judgement,Prabowo Subianto akan memberikan
keterangan pers terkait kabar bohong soal penganiayaan salah
satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga,
Ratna Sarumpaet. Berikut kutipan berita:
“Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya tersiar sejak Selasa
kemarin, dan dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di
kubu Prabowo-Sandi, yang sudah bertemu dengan
20
Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan
Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 21
Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan
Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018
91
Ratna, bahkan secara khusus menggelar jumpa pers
untuk menanggapi kabar penganiayaan tersebut.”22
Treatment Recommendation, penekanan penyelesaian
masalah dalam berita ini adalah kebohongan Ratna Sarumpaet
yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal
merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan
Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang
dikarang oleh Ratna. Berikut kutipan beritanya:
“Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak tahu-menahu
soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna. Menurut
Dahnil, Prabowo adalah orang yang selalu berbaik
sangka kepada orang lain. Oleh karena itu, begitu
mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna,
ia langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan
anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-
Sandiga.”23
4. Berita 4
Judul: Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau
Prabowo Minta Maaf Ke Publik
Tanggal:3 Oktober 2018
Pada edisi ini Kompas.commengangkat isu
mengenai Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan
nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto
Kristiyanto, meminta capres nomor urut 02 Prabowo
Subianto meminta maaf atas kebohongan yang dilakukan
oleh Ratna Sarumpaet. Hasto menilai, Prabowo harus
22
Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan
Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 23
Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan
Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018
92
bertanggung jawab atas kebohongan yang dilakukan oleh
salah satu anggota tim pemenangannya itu.
Kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku
dianiaya telah menganggu konsentrasi bangsa yang
sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu dan
Donggala.Hasto menilai Prabowo telah melakukan
manipulasi psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa
kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana
alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna
Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan
harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati.
Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik
dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan
Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno,
Ratna Sarumpaet. Keyakinan Prabowo tersebut muncul
karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna
yang hilang pasca-penganiayaan. Namun, pada Rabu sore
ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang
dialaminya hanya bohong belaka. Ratna pun meminta
maaf ke Prabowo dan semua pihak yang merasa
dirugikan.
93
Tabel 4.6
Frame headline: Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi
Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik
O3 Oktober 2018 Soal Ratna
Sarumpaet, Tim
Jokowi Imbau
Prabowo Minta
Maaf Ke Publik
Kutipan berita/
teks
Define Problem
(Pendefinisian
masalah)
statetmentPrabowo
saat jumpa pers
bahwa ada motif
politik dibalik kasus
bohong
penganiayaan Ratna
Sarumpaet
“Hasto menilai,
Prabowo harus
bertanggung
jawab atas
kebohongan
yang dilakukan
oleh salah satu
anggota tim
pemenangannya
itu.”
Diagnose Causes
(Memperkirakan
penyebab masalah)
Tuduhan Prabowo
terhadap kubu
jokowi atas adanya
motif politik
“Terlebih,
dengan
konferensi pers
Pak Prabowo
yang secara
langsung atau
tidak langsung
telah menuduh
Pemerintahan
Pak Jokowi
dengan kata-
kata pengecut,
melakukan
kekerasaan,
bahkan
penganiayaan
94
terhadap Ibu-ibu
berusia 70 tahun
yang
memerjuangkan
demokrasi dan
keadilan,"
Make Moral
Jugdement
(membuat
keputusan moral)
Akibat kasus
kebohongan Ratna
Sarumpaet yang
mengaku dianiaya
telah menganggu
konsentrasi bangsa
yang sedang
berduka akibat
gempa dan tsunami
di Palu dan
Donggala.
“Hasto menilai
Prabowo telah
melakukan
manipulasi
psikologis,
bahkan suatu
kudeta rasa.
Rasa
kemanusiaan
yang seharusnya
untuk korban
bencana alam,
kata dia,
dikudeta
menjadi rasa iba
ke Ratna
Sarumpaet dan
tim kampanye
Prabowo-Sandi
dengan harapan
mendapat
dukungan
elektoral berupa
simpati.”
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Harus meminta
maaf ke publik.
"Pak Prabowo
sebaiknya
meminta maaf
ke publik," kata
Hasto dalam
95
keterangan
tertulisnya,
Define Problem, dalam pemberitaan Kompas.com
pendefinisian masalahnya adalah pernyataan bahwa Prabowo
harus meminta maaf ke publik atas statetment saat jumpa pers
bahwa ada motif politik dibalik kasus bohong penganiayaan
Ratna Sarumpaet. Berikut kutipan beritanya:
“Hasto menilai, Prabowo harus bertanggung jawab
atas kebohongan yang dilakukan oleh salah satu
anggota tim pemenangannya itu. "Pak Prabowo
sebaiknya meminta maaf ke publik," kata Hasto
dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).”24
Diagnose Causes,dalam keselurahan berita ditegaskan bahwa
Akibat kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku
dianiaya pihak Prabowo secara langsung atau tidak langsung
telah menuduh Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata-kata
pengecut Berikut kutipan berita:
“Terlebih, dengan konferensi pers Pak Prabowo yang
secara langsung atau tidak langsung telah menuduh
Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata-kata pengecut,
melakukan kekerasaan, bahkan penganiayaan
terhadap Ibu-ibu berusia 70 tahun yang
memerjuangkan demokrasi dan keadilan," kata
Hasto.”25
Make Moral Judgement,Akibat kasus kebohongan Ratna
Sarumpaet yang mengaku dianiaya telah menganggu
24
Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim
Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018 25
Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim
Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018
96
konsentrasi bangsa yang sedang berduka akibat gempa dan
tsunami di Palu dan Donggala. Berikut kutipan berita:
“Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi
psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa
kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana
alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna
Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan
harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati.
"Konferensi Pers Pak Prabowo atas rekayasa
penganiayaan tersebut sangatlah berbahaya. Bagi
kami, ini sudah menyentuh aspek yang fundamental:
memerdagangkan kemanusiaan untuk elektoral," kata
Hasto.”26
Treatment Recommendation, Tim kemenangan Jokowi
imbau Prabowo harus meminta maaf ke publik atas tuduhan
terhadap kubu Jokowi. Berikut kutipan berita:
“Prabowo Subianto yakin ada motif politik di
balik dugaan penganiayaan yang dialami anggota
Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-
Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Keyakinan
Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang
berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-
penganiayaan. Selain itu, kata Prabowo, Ratna
sempat mengaku ada kalimat ancaman yang
dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.
"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak
ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses
untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail
tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat
memberikan keterangan pers di kediaman
pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan,
Selasa (10/9/2018) malam. Namun, pada Rabu
sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita
26
Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim
Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018
97
penganiayaan yang dialaminya hanya bohong
belaka.”27
5. Berita 5
Judul: Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran,
Terutama bagi Politisi
Tanggal: 3 Oktober 2018
Pada edisi ini Kompas.com mengangakat berita
mengenaiSekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk
Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan
Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye
yang disepakati parpol hingga capres-cawapres. Menurut
dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik
situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia mengatakan,
kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak,
termasuk para politisi.
Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus
saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, setelah tersebar
kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan,
sejumlah politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa
mengecek kebenarannya.
27
Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim
Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018
98
Tabel 4.7
Frame headline: Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi
Pelajaran, Terutama bagi Politisi
O3 Oktober 2018 Kasus Ratna
Sarumpaet
Harus Jadi
Pelajaran,
Terutama bagi
Politisi
Kutipan berita /
teks
Define Problem
(Pendefinisian
masalah)
Pelajaran bagi
para politisi agar
lebih
mengkroscek
terhadap kasus
yang sedang
terjadi. Jangan
ditelan mentah-
mentah
Setelah tersebar
kabar Ratna
Sarumpaet
mengalami
penganiayaan,
sejumlah politisi
turut
menyebarkan
informasi itu
tanpa mengecek
kebenarannya.”
Diagnose Causes
(Memperkirakan
penyebab masalah)
Banyak politisi
yang terjebak
dalam kasus
bohongnya Ratna
“Sekretaris
Jenderal Partai
Golkar Lodewijk
Freidrich Paulus
menilai,
kebohongan yang
dilakukan Ratna
Sarumpaet
berlawanan
dengan semangat
kampanye yang
disepakati parpol
hingga capres-
cawapres.
99
Menurut dia, telah
terjadi
pembohongan
publik dan
mengusik situasi
tenang di tengah
masa kampanye.
Ia mengatakan,
kasus ini harus
menjadi
pembelajaran bagi
semua pihak,
termasuk para
politisi.
Make Moral
Jugdement
(membuat
keputusan moral)
jangan terlalu
gegabah dalam
menyikapi
sesuatu, kroscek
terlebih dahulu
agar tidak terjadi
kesalahan yang
fatal dan
menghebohkan
negeri.
“Kami harapkan
ini juga menjadi
pembelajaran kita
bersama. Apabila
ada berita-berita
seperti ini perlu
dikroscek, perlu
dikonfirmasi,
perlu ditanyakan
kebenarannya
seperti apa,"
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Menjadi
pembelajaran
untuk kita
bersama.
Terutama untuk
politisi
Sehingga kita bisa
mengambil
langkah dan sikap
yang tepat. Dan
pada gilirannya
tidak
menginformasikan
yang salah kepada
masyarakat yang
saat ini
100
membutuhkan
suasana tenang
dan damai, dan
suasana gembira
dalam
berkampanye,"
Define Problem, dalam pemberitaan Kompas.com
pendefinisian masalahnya adalah Pelajaran bagi para politisi
agar lebih mengkroscek terhadap kasus yang sedang terjadi.
Jangan ditelan mentah-mentah. Berikut kutipan berita:
“Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat
ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta
Barat, Minggu (18/3/2018). Setelah tersebar kabar
Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan, sejumlah
politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa
mengecek kebenarannya.”28
Diagnose Causes,Akibat kebohongan Ratna Sarumpaet atas
kasus penganiayaan terhadap dirinya, banyak politisi yang
terjebak dalam kasus bohongnya. Berikut kutipan berita:
“Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich
Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna
Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye
yang disepakati parpol hingga capres-cawapres.
Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan
mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia
mengatakan, kasus ini harus menjadi pembelajaran
bagi semua pihak, termasuk para politisi. Sekjen
Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui
28
Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus
Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018
101
di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat,
Minggu (18/3/2018).”29
Make Moral Judgement,Sekjen Partai Golkar Lodewijk
Freidrich Paulus jangan terlalu gegabah dalam menyikapi
sesuatu, kroscek terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan
yang fatal dan menghebohkan negeri. Berikut kutipan berita:
“Bahkan, calon presiden Prabowo Subianto langsung
memberikan pernyataan pada Selasa (2/10/2018)
malam, dan menuding ada motif politik di balik
dugaan penganiayaan terhadap anggota badan
pemenangannya itu.”30
Treatment Recommendation, Menjadi pembelajaran untuk
kita bersama. Apabila ada berita-berita seperti ini perlu
dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan kebenarannya
seperti apa. Berikut kutipan berita:
“Kami harapkan ini juga menjadi pembelajaran kita
bersama. Apabila ada berita-berita seperti ini perlu
dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan
kebenarannya seperti apa," kata Lodewijk, di Kantor
DPP Golkar, Jakarta, Rabu (3/10/2018). "Sehingga
kita bisa mengambil langkah dan sikap yang tepat.
Dan pada gilirannya tidak menginformasikan yang
salah kepada masyarakat yang saat ini membutuhkan
suasana tenang dan damai, dan suasana gembira
dalam berkampanye," lanjut dia”31
29
Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus
Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 30
Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus
Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 31
Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus
Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018
102
B. Relasi Kuasa Dalam Pemberitaan Pengakuan Hoaks
Penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com
a. Aktor Kuasa Di Balik Berita Kasus Ratna
Sarumpaet
Media massa sebagai sarana komunikasi dan
informasi memberi pesan penting dalam pembentukan
opini publik. Terkait pemberitaan kasus hoaks
penganiayaan dan pengakuan hoaks penganiayaan yang
terjadi pada Ratna Sarumpaet dijadikan umpan oleh
Kompas.com untuk memenuhi kepentingan yang bersifat
politik dan individual. Sebagaimana disinggung oleh Alex
Sobur bahwa media sesungguhnya berada di tengah
realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan,
konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. 32
Tidak
hanya itu media melalui awak jurnalis secara intens kerap
menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialaminya
secara subyektif.
Dari segi tulisan, kasus ini menjadi sumber utama
Kompas dalam mengubah peristiwa menjadi penghasilan.
Kerja utama sebuah media adalah mencari berita. Jika
berita menarik dan unik, banyak masyarakat yang akan
penasaran untuk membacanya. Semakin banyak yang
menikmati, semakin besar pula keuntungan yang dimiliki
sebuah media, salah satunya Kompas.com
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Simiotika, dan Analisis Framing) 2009, Bandung: Remaja
Rosdakarya, hal.156
103
Semakin banyak publik yang membaca berita
Kompas.com, maka semakin banyak perusahaan tertarik
mengiklankan barangnya ke media itu. Kompas.com
melihat kasus ini layak untuk dijadikan sebagai berita
karena masyarakat ingin mengetahui kelanjutan dari kasus
penyebaran dan pengakuan hoaks penganiayaan pada
Ratna Sarumpaet.
Alur koordinasi yang dilakukan Kompas.com saat
peliputan berita penyebaran dan pengakuan hoaks
penganiayaan oleh Ratna diarahkan langsung oleh
Redaktur kepada reporter melalui pesan singkat
(Whatsapp) grup.
“Terkait berita Ratna memang dari pihak kita
(Redaktur) menginstruksikan kepada reporter untuk
meliput dan mencari tau tentang kasus penganiayaan
tersebut. Arahan yang kita berikan itu melalui pesan
Whatsapp grup dan memberikan kontak siapa saja yang
layak untuk diwawancarai sebagai sumber berita. Saat
dilapangan reporter banyak andil untuk berita, tetapi
saat masuk ke dalam dapur redaksi, redaktur yang
memiliki kekuasan sepenuhnya untuk mengolah, dan
memutuskan apakah berita layak untuk ditayangkan”.33
Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh
tim redaksi melalui rapat redaksi untuk menentukan
apakah berita terkait Ratna Sarumpaet yang sedang
33
Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12
Desember 2019
104
trending di media sosial layak untuk di tayangkan atau
tidak. Ada yang pro dan kontra. Setelah perundingan yang
panjang, akhirnya Kompas.com sepakat untuk menelusuri
lebih jauh mengenai kasus ini dan diterbitkan selama
kasus ini berjalan sampai vonis hukuman diberikan
kepada Ratna. Selain dari kasus yang menarik, pembaca
juga perlu tahu seperti apa kelanjutan dari masalah ini.
Bagaimanapun juga publik adalah pembaca setia dan
konsumen dari Kompas.com
“Saat di ruang redaksi juga terjadi perdebatan
antara orang yang setuju dengan yang tidak mengenai
kasus ini. Bagi yang setuju, mereka memiliki data dan
sumber yang terpercaya. Orang yang tidak setuju
mengatakan bahwa data yang dimiliki tidak failed. Kita
tidak memberitakan bahwa kasus ratna itu bohong hanya
ikut memaparkan apa yang terjadi pada ratna sesuai
dengan info yang didapat sebelum ratna memberikan
statetment dan melakukan confrence pers bahwa ternyata
kasus penganiayaan pada dirinya hanyalah berita bohong
yang dibuat oleh dirinya. Kompas hanya memaparkan
fakta-fakta janggal yang terjadi pada kasus penganiayaan
Ratna”.34
Pemimpin redaksi menjadi orang paling
bertanggungjawab sekaligus berpengaruh dalam kegiatan
redaksional. Pemimpin redaksi bisa memberikan arahan
34
Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12
Desember 2019
105
langsung kepada redaktur pelaksana, kemudian kepada
redaktur, sampai ke reporter. Tim redaksi sebagai subjek
memiliki kebebasan atau memilki banyak kemungkinan
memilih tindakan.
Instruksi dari pemimpin redaksi dilaksanakan oleh
redaktur, kemudian diteruskan kepada reporter atau
kontributor sebagai pencari dan pengelola informasi.
Redaktur memberikan arahan kepada reporter atau
kontribusi untuk mencari informasi yang sesuai dengan
kebutuhan Kompas.com. setiap reporter sudah memiliki
sudut pandang yang sejalan dengan ideologi media
Kompas.com, yaitu memberikan pencerahan kepada
masyarakat secara adil dan netral.
“Kenapa kita tetap mengangkat berita ini, ya
karena sosok-sosok yang hadir ga mungkin kalo ga kita
publis peristiwa dan statetment dari mereka. Seperti
petahana dan elite politik Prabowo, Fadli Dzon yang
secara peristiwa aja harus diberitakan. Urusan benar
atau engga dianiyayanya yang penting kita beritain aja
dulu pernyataan dari mereka. Karena hanya
mendapatkan statetment dari kolega-kolega Ratna di
politisi, maka dari itu kita hanya menaikan berita tersebut
dengan mencari tau info lain dilapangan terkait kasus
simpang siur kebohongan Ratna”.35
Saat Ratna Sarumpaet melakukan pertemuan
dengan wartawan dan mengakui bahwa kasus
35
Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12
Desember 2019
106
penganiayaan pada dirinya adalah kebohongan yang telah
Ratna perbuat. Pihak redaksi Kompas.com mengadakan
rapat redaksi dan membahas lebih lanjut mengenai kasus
Ratna. Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan
untuk tidak menggoreng kasus tersebut dengan isu politik.
Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai
base on fakta.
“Dari semua kanal yang berada di Kompas.com
hampir semua ikut memberitakan kasus kebohongan
Ratna mulai dari kanal News (Nasional, Regional,
Megapolitan), Entertainment, Lifestyle, Sains, dan JEO
(grafis perjalanan kasus) sesuai kebutuhan kanal.
Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan untuk tidak
menggoreng kasus tersebut dengan politik. Kompas.com
hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta.
Karena kita ingin menjadi media online yang berbeda
dengan yang lain, maka kita lebih mengutamakan
kedalaman berita dibandingkan kecepatan mempublis
tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran akan berita
tersebut”.36
Pola komunikasi yang dijalin pemimpin redaksi
dengan staf di bawahnya terbilang dinamis. Rapat kerja
hanya dilakukan seminggu sekali atau ketika harus
membahas isu besar. Sementara penyampaian instruksi
bisa juga dilakukan lewat pesan singkat (Whatsapp) agar
36
Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12
Desember 2019
107
lebih efektif. Pemimpin redaksi Kompas.com memberikan
kebebasan wartawan untuk mencari berita. Tapi, setiap
laporan berita yang masuk akan disaring oleh redaktur
untuk menghindari kekeliruan informasi. Selama berita
yang dibuat bisa dipertangungjawabkan dan informasinya
akurat, artikel akan dimuat.
Wartawan kompas.com dituntut untuk bekerja
dengan efektif. Seperti halnya media-media online saat
ini yang mana wartawan harus bisa mengerjakan berbagai
tugas, mulai dari mencari berita, menulis berita, sampai
mengambil foto yang sesuai dengan artikel berita. Sumber
berita yang biasa didapatkan wartawan Kompas.com biasa
melalui wawancara langsung dengan narasumber, press
release, dan mengutip informasi dari tulisan kantor berita.
Relasi kekuasaan memang bekerja secara tidak terlihat,
dan tanpa disadari.
Alur koordinasi juga terjalin antara divisi
redaksional dan administratif. Meskipun tidak berorientasi
mencari pengiklan untuk mendapatkan keuntungan.
Kompas.com memiliki tim pemasaran dan iklan yang
ditugaskan untuk mengatur segala macam kerjasama yang
memberikan keuntungan untuk Kompas.com
“Untuk iklan tidak bisa menginterpensi ruang
lingkup redaksi pemberitaan. Iklan ada ruangnya sendiri,
dari awal kita memang sudah berkomitmen untuk tidak
boleh ada interpensi dari pihak manapun yang bersifat
eksternal. Bekerjasama sesuai SOP yang berlaku.
108
Kompas.com perusahaan besar tidak bisa diinterpensi
oleh pihak manapun. Karna kita selalu berpedoman pada
ideologi untuk selalu bersikap adil dan netral dalam
memberitakan suatu kasus”.37
Kompas.com di sini sebagai agen yang mengubah
sistem sosial. Agen yang menjadi tokoh utama
membentuk sebuah peristiwa tentang Ratna Sarumpaet
yang mengaku berbohong telah di aniyaya. Kemampuan
ini diperoleh karena akses Kompas.com memiliki sebuah
saluran untuk membentuk sebuah pandangan melalui
media massa. Masyarakat sebagai pembaca dijadikan
objek oleh Kompas.com. Sabrina sebagai redaktur
mengatakan bahwa publik menjadi salah satu faktor
utama dalam pemberitaan ini. Apakah peristiwa ini layak
untuk dijadikan berita dilihat dari pentingnya untuk
masyarakat.
Pada akhirnya ruang yang dimiliki Kompas.com
untuk mempengaruhi masyarakat dalam mengubah
peristiwa menjadi sesuatu sehingga menjadi nilai tukar
membentuk suatu pemikiran masyarakat. Pembaca
semakin diyakinkan dengan sosok Ratna sebagai dalang
dalam penyebaran berita hoaks tentang penganiayaan
terhadap dirinya.
Wujud lain dari faktor ekonomi sebagai kekuatan
eksternal lain yang berpengaruh atas penampilan isi media
adalah khalayak dan pengiklan. Pelapor sebuah peristiwa
37
Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12
Desember 2019
109
tidak terkecuali peristiwa politik jelas harus
memperhitungkan pasar. Semakin baik kualitas pelapor
(reportase) akan semakin banyak yang mengkonsumsi dan
ini secara otomatis pengiklan pun cenderung akan
bertambah. Hal ini ikut dipraktekkan oleh Kompas.com.
Sebagaimana yang dijelaskan Keller di media divisi iklan
dan redaksi ditempatkan di bangunan yang berbeda,
terpisah dan tidak pernah ketemu, demikian juga
pimpinan redaksi. Keller juga menyebutkan bahwa
wartawan-wartawan dilarang keras untuk melibatkan diri
dalam pembuatan iklan. Namun demikian, situasi yang
diamati Keller sudah berubah saat ini. 38
Memang benar hingga saat ini devisi iklan dan
redaksi masih ditempatkan dibangunan yang berbeda.
Namun yang memisahkan iklan dan awak redaksi
semakin padam. James Curran dalam Fuchs
mengklarifikasi kekuasaan media menjadi tiga kekuatan
yakni kekuatan ekonomi politik, kekuatan politik dalam
media, dan kekuatan media dan budaya. Curran
menekankan bahwa kekuasaan media tidak hanya
simbolik, tetapi multidimensi. Kekuatan ekomoni media
kata Curran tercermin dari konsentrasi perusahaan di
sektor pengiklan demi memaksimalkan pendapatan. 39
38
Anett Keller, Tantangan dari Dalam: Otonomi redaksi di 4 Media
Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, dan Republika,
Jakarta:Frederich Ebert Stiftung, 2009, hal.67 39
Rino Istarno, Kekuasaan Pemilik Modal Dalam Struktur
Kapitalisme Media: Jurnal Lontar. Vol 4 Nomor2, 2016, hal. 15
110
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Temuan Komodifikasi Konten Pada Berita
Penyataan Bohong Penganiayaan Yang Terjadi Pada
Ratna Sarumpaet
Peneliti mengambil lima sampel berita pada portal
Kompas.com yang menggunakan Ratna sarumpaet dan
kasus hoaks yang dilakukan olehnya untuk mendatangkan
pembaca dan feedback yang banyak. Alasan mengambil
lima sampel berita karena berita tersebut menjadi topik
utama atau headline serta masuk kedalam deretan “Berita
Terpopuler” di Kompas.com. Praktik-praktik pada media
online tersebut menandakan bahwa adanya sebuah proses
yang dikenal dengan komodifikasi. Vincent Mosco
menyatakan konsep komodifikasi sebagai pemanfaatan isi
media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang
dapat dipasarkan. Dalam hal ini, komodifikasi diartikan
lebih luas menjadi proses transformasi barang dan jasa
dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi
pada nilai tukarnya di pasar, karena nilai tukar berkaitan
dengan pasar dan konsumen, maka proses komodifikasi
pada dasarnya adalah mengubah barang atau jasa agar
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Menurut Golding dan Murdock, produk media
tidak pernah dapat dilepaskan dari proses produksinya.
Proses produksi media (teks media) selalu berada pada
satu garis lururs di mna kepentingan-kepentingan dalam
111
institusi media bertarung dan beradu dalam suatu institusi
media akan sangat mempengaruhi pada setiap tahap
pembuatan sebuah teksmedia. Dan yang terpenting dalam
produksi teks media adalah pemilihan simbol atau tanda
atau kode yang digunakan sebagai representasi dari
kepentingan-kepentingan (ekonomi-politik) serta
ideologi-ideologi lainnya. Penggunaan simbol-simbol atau
kode-kode maka teks media sendiri merupakan arena
pertarungan makna yang menimbulkan praktek-praktek
komodifikasi.1
Lebih khususnya, penelitian ini berusaha
mengidentifikasi komodifikasi isi serta framing yang
terjadi dalam setiap berita mengenai kasus hoaks dengan
menjabarkan bagaimana proses pencarian, penulisan
hingga pengolahan berita pada topik berita terkait
Komodifikasi isi menurut Mosco, yakni proses mengubah
pesan dan sekumpulan data ke dalam sistem makna
sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa
dipasarkan.
Dalam bisnis media, banyak media yang menjajal
peruntungan dengan menyajikan berita lengkap dengan
visual yang sensasional dan heboh hingga menyedot
perhatian pembacanya. Dikutip dalam Vice.com, lanskap
media digital di Indonesia semakin ramai satu dekade
1Enga, Anastasia H.P (2016). Komodifikasi Pernikahan “Menuji Janji
Suci” di Trans TV (Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina). Jurnal
INTERAKSI, vol. 5 no.2, hal. 177-186. FISIP Universitas Diponegoro,
Semarang
112
belakangan. Sebagian memakai strategi clickbait demi
menggenjot page views. Bagi media yang memeinkan
strategi distribusi konten seperti itu, redaksinya mulai
sekarang tak bisalagi tidur nyenyak. 2
Praktik itu dilakukan yang mana kini menjadi tren
pada beberapa media online lainnya untuk menarik
konsumen dengan target sasaran pada strata sosial
masing-masing. Pemberitaan mengenai keterlibatan
seorang figur publik sekaligus aktifis perempuan ternama
dalam kasus hoaks, serta pernyataan dari para petahana
dan elite politik tentu saja menjadi umpan yang menarik
untuk menjaring pembaca secara masif. Terlebih,
pemberitaan mengenai hoaks kini menjadi salah satu
berita yang diminati oleh pembaca. Startegi ini pada
akhirnya dianggap sebagai kewajaran karena merupakan
upaya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyaknya dengan menjual sensasional sebagai alat tukar
atau barang dagangan media. Padahal secara fungsi,
upaya ini justru membuat fungsi media massa sebagai
sumber informasi menjadi samar-samar.
Secara tidak langsung media online Kompas.com
melangsungkan praktik komodifikasi isi atau konten pada
berita pengakuan bohong penganiayaan terhadap Ratna
Sarumpaet. Konten hoaks artis ini sendiri menjadi ramai
2Wargadireja, Arzia Tivany
https://www.vice.com/id/article/a378mz/clickunbait-memerangi-judul-artikel-
bombastis-di-jagat-media-daring-kita diakses pada 12 Desember 2019 pukul
20.18 WIB
113
diperbincangkan karena menyeret figur publik serta aktifis
perempuan ternama Ratna Sarumpaet dan para petahana
atau elite politik. Segala hal seputar Ratna Sarumpaet
dibahas dan dijadikan berita mulai dari sisi perkembangan
kasus tersebut, karier Ratna Sarumapet, disangkupautkan
dengan politik yang berhubungan pada Calon Presiden
Nomor Urut Dua Prabowo-Sandi, hingga kehidupan
pribadi yang berkaitan dengan keluarganya.
1. Komodifikasi Konten Hoaks pada Judul Berita
Pada praktiknya memang kompas.com sebagai media
mainstream yang sudah memiliki nama besar juga melakukan
pemberitaan seperti pada new media pada umumnya.
Perbedaanya yang terjadi hanyalah pada pemilihan judul
berita yang menarik sehingga pembaca memiliki minat untuk
sekedar melirik bahkan meluangkan waktu untuk membaca.
Jika membahas soal judul berita tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak sekali media yang dengan sengaja membubuhkan
kata-kata yang terkesan tidak etis dalam judul berita,
meskipun kenyataannya juga demikian. Mudah dimengerti
dan dipahami oleh pembaca terkadang kerap menjadi alasan
untuk memilih kata yang sederhana sehingga akan
menimbulkan kesan bahwa media tersebut hanya mencari
click tidak berusaha dengan benar menyediakan informasi
yang akurat.
Adanya pemilihan judul yang menarik merupakan
salah satu motif untuk menarik banyak pembaca. Hal itu
merupakan sebuah langka awal yang memang kerap
114
dilakukan media online untuk mengaet keterkaitan dari
pembaca kepada media tersebut melalui penulisan judul yang
bombastis atau heboh serta visual yang menarik.
Seperti pada kasus hoaks, di awal munculnya kasus ini
redaksi kompas.com langsung memproduksi berita
pernyataan dari para petahan dan elite politik yang menduga
adanya keterkaitan politik yang saat itu memang bertepatan
dengan masa kampanye Calon Presiden 2019. Sementara
media lain menulis berita soal awal mula foto raut muka
lebam Ratna Sarumpaet muncul di media sosial. Pemilihan
headline yang seperti itu seolah-olah menyuarakan
keingintahuan masyarakat akan soal sangkutpaut penganiyaan
yang terjadi pada Ratna dengan kubu lawan 01. Dan atas hal
itu, tentu saja dengan antusias pembaca akan berusaha
mendapat informasi dengan membaca tiap-tiap paragraf
dalam berita tersebut namun yang didapat hanyalah soal
asumsi penganiyaan terhadap Ratna Sarumpaet.
2. Komodifikasi Konten Hoaks pada Isi Berita
Praktik dan kasus hoaks di Indonesia sudah bukan hal
biasa untuk dibicarakan, maraknya kasus hoaks
bertebaran di media online maupun sosial membuat
masyarakat susah membedakan mana berita hoaks dan
tidak hoaks. Untuk itu fungsi media yaitu to inform
(memberi informasi) harus lebih selektif dan memberikan
informasi yang jelas asal sumber dan kebenarannya agar
masyarakat terhindar dari berita hoaks. Karena itu,
kompas.com hadir dan ikut serta memberitakan kasus
115
pengakuan bohong penganiayaan pada Ratna yang sedang
trending dan mempublis berita sesuai fakta yang ada
dilapangan.
Dalam al-Qur’an surah al-Hujarat ayat 6, terdapat
ayat yang berbunyi:
يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما
بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatan itu. (QS. Al Hujarat 49:6)
Ayat tersebut menjelaskan bagaimana seorang
muslim harus berhati-hati keteki menerima sebuah
informasi, agar tidak mudah percaya dengan kabar yang
nantinya justru akan menyesatkan dirinya dan orang lain.
Penyebaran hoaks penganiayaan yang dilakukan
Ratna Sarumpaet sudah pasti hal itu di sengaja oleh
pelaku. Sebagaimana yang di jelaskan dalam sebuah teori
kebohongan yang dikembangkan oleh David Buller dan
Judee K, Burgooon yang memberikan gambaran
komprehensif tentang faktor komunikasi yang relevan
dalam produksi pesan penipuan dan mendeteksi
116
penipuan.3. Sehingga banyak sekali orang yang merasa
dirugikan oleh perbuatan Ratna termasuk partai Gerindra,
karena dalam kebohongan ini terdapat adanya perilaku
yang disengaja untuk memperdaya atau memberikan
pengertian yang salah pada orang lain. Sebab itulah
Gerindra kemudian melaporkan Ratna Sarumpaet ke
polisi.
Dalam hal ini penyebaran berita hoaks Ratna
Sarumpaet oleh Kompas.com dirasa adanya faktor
kesengajaan yang dilakuakan oleh Ratna dengan
memanfaatkan moment kampanye pilpres 2019.
Salah satu kelebihan media online adalah
kecepatanmya dalam menyampaikan berita. Namun,
terkadang kelebihan ini justru menjadi sandungan bagi
kelengkapan penulisan berita di media online. seringkali
mengabaikan kaidah-kaidah penulisan artikel berita yang
lengkap, misalnya kekurangan dalam melengkapi unsur
5W+1H yang menjadi syarat kelengkapan dalam
penulisan artikel berita. Seharusnya, untuk melengkapi
kekurangan pada berita sebelumnya , situs berita online
memuat berita lebih dari satu artikel berita dalam satu hari
untuk membahas topik yang sama dengan menyertakan
informasi tambahan yang tidak sempat dimuat di artikel
berita sebelumnya.
3Littlejhon, Stephen dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba
Humanika, 2009 edisi 9, hal. 551
117
Berita pernyataan hoaks penganiayaan Ratna
Sarumpaet menjadi berita terpopuler selama 2 minggu
berturut-turut dengan judul yang berbeda. Ini
membuktikan bahwa banyaknya khalayak yang membaca
dan mengikuti kasus bohong penganiayaan Ratna di
kompas.com sehingga berita tersebut termasuk kategori
berita terpopuler selama 2 minggu. Tak hanya menjadi
berita terpopuler. Kasus kebohongan Ratna juga dijadikan
Topik Pilihan oleh Kompas.com dan masuk ke dalam
Kanal JEO(kolom grafis khusus untuk kasus yang
kategorinya panjang dan berkelanjutan). Hanya berita
tertentu saja yang bisa masuk ke dalam kanal JEO, dan
kasus Ratna berhasil masuk ke dalam kolom tersebut.
Dalam kasus pemberitaan pernyataan hoaks penganiayaan
yang terjadi pada Ratna banyak terdapat dalam kanal
Nasional dan Megapolitan, kasus Ratna melampaui
jumlah targer viewers di kolom Nasional dan
Megapolitan.
Hoaks dijadikan bisnis oleh Ratna Sarumpaet .
Karena, bisa mempengaruhi otak, bisa mempengaruhi
perilaku, sehingga logika cerdas kita hilang kalau terkena
hoaks. Ratna Sarumpaet dan para petahana dan elite
politik dimanfaatkan sebagai nilai jual dalam berita
Kompas.com, karena Ratna merupakan artis senior yang
sekaligus sutradara dalam penampilan teater, Ratna juga
merupakan orang tua dari artis terkenal Atikah Hosiholan,
dan mertua dari Rio Dewanto. Serta Ratna merupakan
118
Juru Kampanye paslon pilpres 2019 nomor urut dua. Oleh
sebab itu, Kompas.com mengangkat dan mempublis berita
pernyataan hoaks sampai berulang-ulang dengan judul
berbeda, dan disangkutpautkan dengan kehidupan pribadi
dan politik.
Jika ditinjau dari teori ekonomi politik, maka
dapat dikatakan bahwa Kompas.com menerapkan
komodifikasi konten menjadi komoditas bagi penikmat
dan pembaca Kompas.com dengan menyajikan berita
pernyataan penganiayaan yang dialami Ratna dan
pernyataan dari para petahana dan elite politik secara
berulang-ulang untuk menarik pembaca dan rating berita.
Dalam hal ini Vincent Mosco lagi-lagi
menekankan bahwa ketika pesan atau isi komunikasi
diperlakukan sebagai komoditas, maka ekonomi politik
cenderung memusatkan kajian pada konten media dan
kurang pada khalayak media dan tenaga kerja yang
terlibat dalam produksi media. Tekanan pada struktur dan
konten media ini bisa dipahami terutama bila dilihat dari
kepentingan perusahaan media global dan pertumbuhan
salam nilai konten media. Sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa kompas.com pada akhirnya tetap melakukan
pemberitaan seputar kasus hoaks dan pernyataan
klarifikasi berita bohong yang terjadi pada Ratna dengan
bumbu-bumbu heboh dan sensasional kepada khalayak.
119
3. Analisis Hasil Temuan Teks Berita di Kompas.com
Media memiliki perspektif atau cara pandang yang
pada akhirnya menetukan fakta apa yang akan diambil
menggunakan metode Analisis Framing. Seperti yang telah
dipaparkan Robert N Entman, bahwa terdapat empat elemen
yang merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukan
framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan
wartawan dalam memahami suatu peristiwa yang dapat
diamati dari keempat elemen tersebut yaitu, Define Problem
(pendekatan masalah), Diagnose Causes (memperkirakan
sumber masalah atau narasumber), Make Moral Judgement
(membuat keputusan moral), Treatment Recommendation
(penyelesaian masalah).
Dari keselurahan hasil berita yang di framing
menggunakan framing Robert N Entman ditemukan bahwa
Define Problem (pendekatan masalah) yaitu kasus pengakuan
bohong penganiyaan yang terjadi kepada Ratna Sarumpaet
merupakan hasil dari karangan dan khalayan Ratna sendiri
yang menurut pengakuan dirinya merupakan pencipta hoaks
terbaik, sehingga menghebohkan sebuah negeri. Tak hanya
itu Ratna juga membohongi para elite politik dan petahana,
calon presiden nomor urut dua Prabowo yang ikut dibohongi
meminta maaf dan langsung memerintahkan Juru bicara dari
partai Gerinda Dahnil Anzar untuk langsung memberhentikan
Ratna Sarumapet sebagai juru kampanye Badan Pemenangan
Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Dari kubu 01 calon presiden
Jokowi, menghimbau kepada Prabowo untuk meminta maaf
120
pada publik, atas tuduhan yang diberikan kepada kubu 01 atas
kasus kebohongan penganiyaan tersebut. Dengan adanya
kasus ini menjadi pelajaran bagi politisi agar tidak langsung
mempercayai suatu kasus tanpa mengkroscek kebenaran
berita tersebut. Diagnose Causes (memperkirakan sumber
masalah/ narasumber) sumber masalah terdapat pada Ratna
Sarumpaet yang memberikan pengakuan hoaks tentang
penganiayaan pada dirinya. Make Moral Judgment (membuat
keputasan moral) dari berita yang dianalisis, Ratna mengakui
kasus kebohongan dan meminta maaf kepada publik dan
semua pihak yang merasa dirugikan, serta kepada politisi
yang dibohongi dirinya selama ini. Ratna mohon dimaklumi
atas kehebohan yang dibuatnya selama ini, Ratna tak
menyangka kalau kasus bohongnya yang diberikan hanya
untuk keluarga bisa menjadi heboh seperti ini. Treatment
Recommendation (Penyelesaian Masalah). Pada akhirnya
Ratna Sarumpaet ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak
kepolisian karna telah menyebarkan hoaks yang membuat
heboh. Prabowo meminta maaf kepada semua pihak, karena
menurutnya ia juga telah dibohongi dan termakan oleh Ratna
dan langsung ikut memberikan statetmentmengenai kasus
tersebut tanpa mengkrosceknya terlebih dahulu. Dari kasus ini
dapat diambil pelajaran bahwa jangan terlalu percaya
terhadap suatu kasus yang terjadi, lakukan kroscek terlebih
dahulu dan mencari kebenaran agar tidak salah dalam
mengambil langkah keputusan.
121
Dari hasil temuan peneliti melihat adanya kenetralan
berita pada sudut pandang yang digunakan Kompas.com pada
kasus pengakuan berita bohong Ratna Sarumpaet tentang
penganiyaan pada dirinya. Kompas.com hanya memaparkan
hasil temuan berita di lapangan, lalu di publis agar tidak
terjadi kesalahpahaman antar kubu 01 calon presiden Jokowi,
dan kubu 02 calon presiden Prabowo. Melalui berita yang
dipublis, Kompas.com berusahan untuk menyampaikan
kepada publik sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak
kepada kubu 01 atau kubu 02 dalam kasus penganiayaan ini.
“kita hanya ikut memberitakan klarifikasi dan
tidak boleh menggoreng isu ini dengan politik, apalagi
kan ini masa kampanye pilpres. Dalam redaksi udah
diberi arahan kalo kasus ratna ini harus base on fakta,
tidak memihak pada siapapun”.4
Menurut framing Robert N Entman dalam sebuah berita
selalu ada seleksi isu dan penonjolan aspek. Seleksi isuyang
dipilih Kompas.com sesuai fakta mengenai pengakuan berita
bohong penganiayaan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet,
dengan pengakuannya tersebut menghebohkan masyarakat,
petanaha, dan elite politik yang terjebak dalam kasus
kebohongan sehingga ikut merespon akan kasus kebohongan
tersebut. Sedangkan penonjolan aspek, peneliti menemukan
bahwa dalam berita Kompas.com Ratna merupakan dalang atas
kebohongan yang dibuatnya selama ini. Kompas.com berusaha
untuk menengahkan berita dengan mempublis klarifikasi dari
4 Wawancara dengan Editor Megapolitan Kompas.com Sabrina Asril,
12 Desember 2019
122
setiap kubu calon presiden yang merasa dirugikan atas kasus
Ratna Sarumpaet.
B. Relasi Kuasa Dalam Pemberitaan Pengakuan Hoaks
Penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com
Pemegang kekuasaan memproduksi wacana di
bawah kondisi dan kepentingan tertentu untuk meraih
kontrol. Dengan menempatkan wacana sebagai praktik
kekuasaan, kita memahami kekuasaan tidak hanya bekerja
dalam negara. Kekuasaan justru hadir pada setiap
hubungan sosial yang ada. Sama halnya dengan relasi
kuasa yang terjadi pada tim redaksional Kompas.com.
Pemimpin redaksi menjadi orang paling
bertanggungjawab sekaligus berpengaruh dalam kegiatan
redaksional. Pemimpin redaksi bisa memberikan arahan
langsung kepada redaktur pelaksana, kemudian kepada
redaktur, sampai ke reporter. Tim redaksi sebagai subjek
memiliki kebebasan atau memiliki banyak kemungkinan
memilih tindakan.
Kuasa menurut Foucault tidak dimiliki tetapi
dipraktikkan dalam suatu ruang lingkup di mana ada
banyak posisi yang strategis berkaitan satu sama lain.
5Praktik kuasa diterapkan oleh Redaktur kepada reporter
saat meliput berita penganiayaan terhadap Ratna
Sarumpaet, dengan memberi arahan kepada reporter
melalui pesan singkat Whatsapp grup dan informasi
5 Michael Foucault, Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan.
Jogjakarta:Bentang Budaya, 2002. Hal, 76
123
mengenai narasumber yang wajib untuk dimintai
keterangan mengenai kasus tersebut. Sebelum redaktur
memberikan arahan kepada reporter, redaktur sudah
terlebih dahulu mendapatkan arahan untuk ikut serta
meliput kasus Ratna oleh Pemimpin redaksi. Alur
koordinasi di Kompas.com selalu diurutkan pada
Pemimpin redaksi kepada Redaktur, dan redaktur kepada
reporter. Jarang sekali atau malah hampir tidak pernah
pemimpin redaksi memberikan arahan langsung pada
reporter. Karena yang tau kemampuan dan kapasitas
reporter ialah redaktur yang sering berkomunikasi secara
langsung oleh reporter.
Instruksi dari pemimpin redaksi dilaksanakan oleh
redaktur, kemudian diteruskan kepada reporter atau
kontributor sebagai pencari dan pengelola informasi.
Redaktur memberikan arahan kepada reporter atau
kontribusi untuk mencari informasi yang sesuai dengan
kebutuhan Kompas.com. setiap reporter sudah memiliki
sudut pandang yang sejalan dengan ideologi media
Kompas.com, yaitu memberikan pencerahan kepada
masyarakat secara adil dan netral.
Sebelum mengangkat kasus Ratna tim redaksi
melakukan rapat redaksi untuk merundingkan dan
mempertimbangkan layak atau tidaknya kasus Ratna di
tayangkan. Di dalam dapur redaksi Kompas.com sepakat
untuk menelusuri lebih mendalam mengenai kasus Ratna
dengan tetap mempublis berita Ratna dengan data
124
sementara yang dimiliki, agar tidak tertinggal oleh media
lainnya. Karena banyaknya elite politik dan petahana yang
ikut memberikan pernyataan mengenai kasus Ratna,
semakin meyakinkan Kompas.com untuk mempublis
kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
Setelah Ratna Sarumpaet melakukan pertemuan
dengan wartawan dan mengakui bahwa kasus
penganiayaan pada dirinya adalah kebohongan yang telah
Ratna perbuat. Pihak redaksi Kompas.com mengadakan
rapat redaksi dan membahas lebih lanjut mengenai kasus
Ratna.
“Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan
dan menekankan pada pihak redaktur untuk tidak
menggoreng kasus tersebut dengan isu politik.
Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai
base on fakta dan menjadikan kasus Ratna sebagai kasus
Kriminal”.6
Dengan itu Kompas.com menyajikan berita sesuai
fakta yang ada dengan mewawancarai pernyataan dari
Ratna Sarumpaet sebagai pelaku kasus kebohongan,
pernyataan kubu calon presiden nomor urut satu, dan dua
mengenai kasus pengakuan hoaks Ratna, serta pendapat
dari elite politik dan petahan mengenai kasus pengakuan
hoaks Ratna. Agar berita seimbang serta adil dan netral
dan tidak terjadi kesalahpahaman antar calon kubu
6 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember
2019
125
presiden. Kompas.com menunjukan bahwasanya kasus
Ratna merupakan kasus kriminal, hasil rekayasa dirinya
sendiri tanpa adanya kaitan dengan politik yang
menjadikannya sebagai Juru Kampanye calon presiden
nomor urut dua.
Kompas.com memiliki ideologi Humanisme
Universal, yaitu Kompas.com harus netral dan
mempertahankan independensi serta mendengar pendapat
publik.7 Dengan itu Kompas.com menekankan untuk
selalu menjaga idealisme pers yang baik. Dalam analisis
framing sebagai alat bantu peneliti melihat kecenderungan
Kompas.com memproduksi berita mengenai pernyataan
kasus hoaks Ratna Sarumpaet adalah Kompas.com tetap
pada jalur idealismenya dalam produksi berita yaitu netral
tidak berpihak. Dengan memberitakan pernyataan dari
kubu 01 calon presiden Jokowi-Ma’ruf dan calon kubu 02
Prabowo-Sandi agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka
itu Kompas.com menekankan pada berita tersebut
mengenai kenetralan Kompas.com dalam memproduksi
berita pernyataan kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
7 https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 30 Januari 2020
pukul 12.37 WIB
126
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peneliti menemukan bahwa adanya komodifikasi
konten yang dilakukan oleh kompas.com pada
pemberitaan mengenai kasus hoaks terdapat lima berita
pada periode oktober 2018. Komodifikasi konten yang
dilakukan adalah informasi atau fakta yang didapat dan
diolah sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan produksi
berita. Informasi yang dimaksud berupa fakta-fakta
perkembangan kasus hoaks yang menyeret artis sekaligus
aktifis ternama yakni Ratna Sarumpaet. Informasi tersebut
kemudian diolah menjadi sebuah berita yang terdiri atas
judul, isi dan visual berita.
Vincent mosco menyatakan konsep komodifikasi
sebagai pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya
sebagai komoditi yang dapat dipasarkan. Dalam hal ini,
komodifikasi diartikan lebih luas menjadi proses
transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi
komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar,
karena nilai tukar berkaitan dengan pasar dan konsumen,
maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah
mengubah barang atau jasa agar sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan konsumen. Dalam bisnis media, banyak
media yang menjajal peruntungan dengan menyajikan
berita lengkap dengan visual yang sensasional dan heboh
hingga menyedot perhatian pembacanya.
127
Praktik itu dilakukan yang mana kini menjadi tren
pada beberapa media online untuk menarik konsumen
dengan target sasaran pada strata sosial masing-masing.
Pemberitaan mengenai keterlibatan seorang figur publik
sekaligus aktifis perempuan ternama dalam kasus hoaks,
serta pernyataan dari para petahana dan elite politik tentu
saja menjadi umpan yang menarik untuk menjaring
pembaca secara masif. Terlebih, pemberitaan mengenai
hoaks kini menjadi salah satu berita yang diminati oleh
pembaca. Startegi ini pada akhirnya dianggap sebagai
kewajaran karena merupakan upaya untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menjual
sensasional sebagai alat tukar atau barang dagangan
media. Padahal secara fungsi, upaya ini justru membuat
fungsi media massa sebagai sumber informasi menjadi
samar-samar.
Secara tidak langsung media online Kompas.com
melangsungkan praktik komodifikasi isi atau konten pada
berita pengakuan bohong penganiayaan terhadap Ratna
Sarumpaet. Konten hoaks artis ini sendiri menjadi ramai
diperbincangkan karena menyeret figur publik serta aktifis
perempuan ternama Ratna Sarumpaet dan para petahana
atau elite politik. Segala hal seputar Ratna Sarumpaet
dibahas dan dijadikan berita mulai dari sisi perkembangan
kasus tersebut, karier Ratna Sarumapet, disangkupautkan
dengan politik yang berhubungan pada Calon Presiden
128
Nomor Urut Dua Prabowo-Sandi, hingga kehidupan
pribadi yang berkaitan dengan keluarganya.
Hasil Analisis Framing seperti yang telah
dipaparkan Robert N Entman, bahwa terdapat empat
elemen yang merupakan suatu rangkaian yang dapat
menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan
atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu
peristiwa yang dapat diamati dari keempat elemen
tersebut yaitu, Define Problem (pendekatan masalah),
Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah atau
narasumber), Make Moral Judgement (membuat
keputusan moral), Treatment Recommendation
(penyelesaian masalah).
Dari hasil analisis framingpeneliti melihat adanya
kenetralan berita pada sudut pandang yang digunakan
Kompas.com pada kasus pengakuan berita bohong Ratna
Sarumpaet tentang penganiyaan pada dirinya.
Kompas.com hanya memaparkan hasil temuan berita di
lapangan, lalu di publis agar tidak terjadi kesalahpahaman
antar kubu 01 calon presiden Jokowi, dan kubu 02 calon
presiden Prabowo. Melalui berita yang dipublis,
Kompas.com berusahan untuk menyampaikan kepada
publik sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak
kepada kubu 01 atau kubu 02 dalam kasus penganiayaan
ini.
Hasil analisis relasi kuasa pada pemberitaan
pengakuan hoaks Ratna Sarumpaet di Kompas.com
129
menunjukan bahwa Redaktur mengambil alih untuk
memberikan arahan kepada reporter saat peliputan berita
tersebut. Dengan melihat peluang pihak Kompas.com ikut
memberitakan kasus Ratna yang banyak ditanggapi oleh
elite politik dan petahana.
Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan dan
menekankan pada pihak redaktur untuk tidak menggoreng
kasus tersebut dengan isu politik. Kompas.com hanya
mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta dan
menjadikan berita Ratna sebagai kasus kriminal.
B. Saran
Peneliti memberikan saran kepada Kompas.com
untuk tidak memilah-milah berita yang akan ditayangkan
dengan melihat ada peluang komodifikasi di dalam berita.
Semoga kedepannya Kompas.com lebih bisa
menghadirkan cover both side untuk meningkatkan
pemberitaanya.
Kepada khalayak pembaca disarankan agar lebih
jeli dan teliti dalam memilih berita dan lebih kritis dalam
memaknai pesan yang disampaikan dalam pemberitaan.
Pengaruh yang diterima media terkadang membuat
pergeseran makna yang mestinya disadari dengan baik
oleh masyarakat.
Dalam hal penelitian, peneliti memberikan saran
kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk memperbanyak koleksi
pustaka mengenai ekonomi politik komunikasi media.
130
Peneliti cukup kesulitan untuk mendapatkan buku tentang
ekonomi politik komunikasi media yang menjadi teori
utama dalam penelitian ini.
132
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Creswell, John W Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang,
2010. Foucault, Michael Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan.
Jogjakarta:Bentang Budaya, 2002
Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
Heryanto, Gun Gun dkk, Melawan Hoaks: di Media Sosial dan
Media Massa, (Jakarta: Insan Mandiri, 2017)
Heryanto, Gun Gun Komunikasi Politik di era Industri Citra
(Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010)
Hidayat, Nurul Metodologi Penelitian Dakwah dengan
Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006)
Ibrahim, Idy Subandi, Ali Akhmad, Bahrudin Komunikasi dan
Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor,2014
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-5
Keller, Anett Tantangan dari Dalam: Otonomi redaksi di 4
Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media
Indonesia, dan Republika, Jakarta:Frederich Ebert
Stiftung, 2009
Litteljohn, Stephen W, A. Foss, Karen Teori Komunikasi, edisi 9
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011)
133
Mc Quail, DennisTeori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2010
Moleong, Lexy JMetodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, Cetakan kedelapan 1997)
M. Romli, Asep Syamsul Jurnalistik Online: Panduan Mengelola
Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012
Mosco, Vincent The Political Economy of Communication,
California: Sage Publications Inc, 2009
Stephen, Littlejhon dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba
Humanika, 2009 edisi 9
Suhandang, Kustadi Manajemen Pers Dakwah, Bandung:
Penerbit Marja, 2007,
Vivian, John Tri Wibowo (penerjemah), Teori Komunikasi
Massa, Jakarta: Prenada Media Group, 2008
INTERNET:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190315114050-185-
377519/berita-hoaks-politik-naik-tujuh-kali-lipat-
jelang-pemiludiakses pada 23 September 2019 pukul
12.56 WIB
https://www.vice.com/id/article/a378mz/clickunbait-memerangi-
judul-artikel-bombastis-di-jagat-media-daring-kita
https://megapolitan.kompas.com/jeo/kebohongan-ratna-
sarumpaet-operasi-plastik-berujung-penjara
https://inside.kompas.com//
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/18012031/soal-
ratna-sarumpaet-tim-jokowi-imbau-prabowo-minta-
maaf-ke-publik.
134
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/21220861/dahnil-
prabowo-perintahkan-pemberhentian-ratna-sarumpaet-
sebagai-jurkam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/17491781/ratna
-sarumpaet-kali-ini-saya-pencipta-hoaks-terbaik-
menghebohkan-sebuah?page=all.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/18331191/kasus-
ratna-sarumpaet-harus-jadi-pelajaran-terutama-bagi-
politisi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/15533351/ratna
-sarumpaet-tidak-ada-penganiayaan-itu-hanya-cerita-
khayal
JURNAL:
Dedi Fahrudin, Konglomersi Media, Studi Ekonomi Politik
Terhadap Media Group, (Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial
Indonesia (JISI), volume 1 nomor 2, September 2014,
hlm. 97
Jurnal Aspikom, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014
Craig Silverman, Journalism: A Tow/Knight Report. Lies, Damn
Lies and Viral Content. Handbook for Jurnalism
Education and Training. Columbia Journalism Review,
2015
Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media
online Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1,
April 2015
Enga, Anastasia H.P (2016). Komodifikasi Pernikahan “Menuji
Janji Suci” di Trans TV (Pernikahan Raffi Ahmad dan
Nagita Slavina). Jurnal INTERAKSI, vol. 5 no.2, hal.
177-186. FISIP Universitas Diponegoro, Semarang
Istarno, Rino Kekuasaan Pemilik Modal Dalam Struktur Kapitalisme
Media: Jurnal Lontar. Vol 4 Nomor2, 2016
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Nama Narasumber: Sabrina Asril
Jabatan: Redaktur Megapolitan
Tempat: Gedung Menara Kompas, Jl. Palmerah Selatan. Jakarta
Barat
Hari/ Tanggal: Kamis, 12 Desember 2019
Pukul: 10.30 – selesai
1. Bagaimana kompas.com menentukan sebuah berita
layak atau tidak untuk dipublikasikan?
Biasanya kita ada beberapa sumber pemberitaan, yang
pertama memnag sudah merencanakan apa yang mau kita
garap isunya, terkait apa. Sumber yang kedua itu dari
media sosial yang sedang ramai diperbincangkan atau
sedang trending, tetapi kita lihat dulu nih beritanya layak
dinaikin atau engga, atau kita mencari klarifikasi atas
kebenaran berita tersebut baru kita naikin atau tayangin.
Terus yang ketiga yaitu agenda-agenda yang sudah
terjadwal pada setiap kanal yang sudah memiliki jadwal
pemberitaan.
Dari ketiga itu sih, yang satu memang karena sudah ada
agenda, lalu dari media sosial, dan isu yang memang kita
deplof sendiri atau seperti kedalaman berita yang kita buat
dengan tema yang sudah ditentukan oleh pihak redaksi.
2. Bagaimana penerapan 5W+1H pada setiap konten
kompas.com? termasuk dalam penulisan berita
tentang kasus hoaks Ratna Sarumpaet?
Sama seperti berita-berita lainnya harus ada unsur
jurnalistik 5W+1H, tapi biasanya kita kalo baru punya
data sementara tapi udah memasuki unsur 3W (what,
where, when) ya kita publis aja.
3. Siapa saja target pembaca kompas.com?
Usia 20-35 tahun. Dewasa muda
4. Sebagai media mainstream, apakah alasan
kompas.com mempublis berita hoaks Ratna
Sarumpaet? Apakah mengikuti trending berita yang
sedang naik atau ingin mencari target pembaca?
Alasan mempublis berita hoaks serta pernyataan berita
bohong penganiayaan terhadap Ratna yaitu, ratna
merupakan aktor senior sekaligus juru kampanye badan
pemenangan pasangan calon presiden 2019 Prabowo-
Sandi, yang dimana para petahan atau elit politik ikut
memberikan statetment mengenai kabar tersebut. Para
elite politik dan petahan lah yang menjadi alasan utama
kompas.com ikut memberitakan, karena memang menurut
kompas sosok para elite politik yang harus di publis.
Karena hanya mendapatkan statement dari kolega-kolega
Ratna di politisi, maka dari itu kita hanya menaikan berita
tersebut dengan mencari tau info lain dilapangan terkait
kasus simpang siur kebohongan ratna.
5. Bagaimana strategi dalam memilih topik setiap hari
pada redaksi kompas.com?
dari berita yang sedang trending, tolak ukurnya dari berita
terpopuler, satu lagi lewat gugel analitik parameternya
lebih valid gugel analitik, melihat pergerakan menit by
menit mana yang lagi tinggi. Berita ratna trending, sering
menjadi berita terpopuler karena banyak yang baca.
6. Bagaimana strategi pemilihan judul pada konten
kompas.com?
Pemilihan judul dalam berita yang akan dipublis dibuat
oleh editor atau assisten editor dengan kriteria harus
sesuai fakta dan menarik menurut editor dan assisten
editor.
7. Apakah ada kriteria tertentu dalam menetapkan
sebuah berita?
harus meliputi 5W+1H, atau kalau belum meliputi itu
semua tetapi ada unsur 3W (what, where, dan when)
pihak redaksi akan tetap mempublis dengan catatan, harus
diselingin kembali dengan updatean berita dan dibuat
dalam berita baru. Dan tentunya, kompas.com selalu
membuat berita yang mudah dimengerti oleh khalayak,
agar khalayak tidak terjebak dalam berita dan judul yang
clickbait atau mencari informasi tambahan dari berita lain.
Tidak menimbulkan tanda tanya dan membingungkan
pembaca. Harus lengkap beritanya
8. Siapa saja yang terlibat dalam penulisan suatu berita?
Pertama reporter nulis, terus ada CMS basket nulisnya,
dan diedit oleh asisten editor kemudian tayang. Nah kalau
sudah tayang terdapat typo atau kesalahan bahasanya atau
ada yang tidak sesuai KKBI peulisannya biasanya diedit
ulang oleh editor khusus bahasa, dan biasanya editor
bahasa memilah berita yang akan diedit bahasanya dan
berita tersebut biasanya hanya berita-berita yang sedang
trending saja.
9. Seberapa besar keterlibatan seorang editor/ redaktur
dalam penulisan berita?
Sangat besar keterlibatan editor dalam penulisan berita,
karena selain untuk pengarahan banyak reporter di
kompas.com yang merupakan fresh graduate jadi masih
sangat butuh bimbingan dan pengarahan dalam penulisan
berita dan peliputan berita seperti memberikan ide atau isu
yang akan berita, cara menulis berita dari berbagai angle
dan mengajari untuk mendalami kasus atau sebuah
peristiwa, seperti pada kasus atau peristiwa penganiayaan
yang dialami oleh Ratna, kompas mencoba untuk
memberitakan dari bebrbagai macam angle berita.
10. Dalam pembuatan berita nilai apa yang akan lebih di
kedepankan kompas.com kecepatan atau kedalaman
isi berita?
Karena kita ingin menjadi media online yang berbeda
dengan yang lain, maka kita lebih mengutamakan
kedalaman berita dibandingkan kecepatan mempublis
tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran akan berita
tersebut.
11. Bagaimana cara kompas.com mengemas berita agar
menarik untuk dibaca?
Ciri khas penulisan di kompas.com yaitu lengkap, karena
disertai dengan background yang lengkap dan jelas, sama
permainan judul tanpa memasukan unsur clickbait
didalamnya.
12. Bagaimana pemilihan narasumber atau sumber
lainnya pada konten berita yang akan dibuat?
reporter dilapangan lebih mengatahui secara pastinya
siapa yang akan dijadikan narasumber contoh pada kasus
Ratna, sudah pasti yang pertama dimintai konfirmasi
adalah Ratna, saat ratna tidak bisa dihubungi lanjut untuk
mencari konfirmasi lain, dan kebetulan ratna merupakan
juru kampanye dan badan pemenangan prabowo-sandi
maka reporter mencari tau dari pihak badan pemenangan
prabowo serta ke partai gerinda tempat naungan
kemenangan prabowo, serta kolega-kolega yang terkait
dengan ratna. Reporter punya banyak jaringan dilapangan
dan tau harus kemana untuk mecncari konfirmasi. Jika
tidak bisa mendapatkan narsum, reporter bisa
menghubungi pihak kantor untuk meminta nomor telpon
narsum yang akan dimintai konfirmasi.
13. Apa yang menarik sehingga kompas.com mengangkat
berita pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang
penganiyaan dirinya?
karena sedang ramai di media sosial, lalu sebelumnya
kasus penganiyaan Ratna muncul sebelumnya ada konflik
kubu-kubu dari para calon presiden 2019, aneh sih menrut
saya kalo kompas sampe ga ikut memberitakan kasus
ratna. Karena ini kasus pasti akan panjang nantinya.
Sementara di media sosial udah ramai. Jadi kita harus
memberitakan kasus Ratna ini, masalah benar atau
engganya kita tayangin aja dulu data atau fakta sementara
yang kita punya, biar ga tertinggal sama media online
lainnya. Sembari mencari kebenaran yang mutlak kita
mencoba untuk mencari konfirmasi dari pihak bandara
dan kepolisian sebelum media online lain mencari
konfirmasi dari pihak tersebut.
14. Bagaimana pemilihan kata dalam berita tersebut?
Mengikuti KBBI dan kita ada editor bahasa, jadi kalo ada
kesalahan kata biasanya langsung diedit sama editor
bahasa
15. Apa yang kompas.com wacanakan atau apa yang
kompas.com harapkan dengan memberitakan
pernyataan hoaks ratna sarumpaet tentang
penganiyaan dirinya?
Harapan kompas setelah memberitakan kasus ratna
semoga masyarakat tidak mudah percaya akan berita di
media sosial tentang pemberitan, khususnya berita ratna
yang sangat sangat liar sekali pemberitaannya di media
sosial. Di framing habis-habisan, dan disangkutpautkan
bahwa ratna korban dari penganiyaan yang dilakukan oleh
kubu 01
16. Bagaimana pendapat kompas.com terhadap kasus
hoaks ratna sarumpaet tentang penganiyaan dirinya?
Ga habis pikir sama apa yang udah dibuat sama ratna,
hanya karna seorang ratna bisa membuat heboh
seindonesia, masalahnya itu kan lagi masa panas-
panasnya pilpres dan dia memanfaatkan itu untuk
kepentingan pribadi dan menunjukan betapa reaktifnya
politisi2 itu melihat peluang mengahajar lawan dengan
menggunakan orang lain. Kasus ratna jadi makan empuk
untuk kubu prabowo-sandi untuk menjatuhkan pihak
lawan yang tersudutkan pihak 1
17. Apa kriteria dalam memilih wartawan yang akan
turun kelapangan meliput dan kemudian menuliskan
beritanya?
Untuk wartawan tidak ada kriteria khusus, karna udah ada
bagiannya atau posnya masing2
18. Bagaimana sistem penugasan dalam peliputan suatu
berita?
Biasanya kita lewat WA, saling share aja sih ada berita
apa nih buat besok atau lihat di medsos berita yang lagi
trending
19. Bagaimana alur kordinasi pimpinan redaksi dengan
reporter?
Ga langsung ke reporter sih, biasanya ke redaktur. Nanti
redaktur sampaikan ke reporter
20. Adakah target viewers dalam suatu berita?
Biasanya sih kita targetnya perkanal. Viewers untuk
nasional perbulan itu 37 juta, Megapoltan 22,7 juta
21. Apakah wartawan punya andil dalam menentukan
topik pemberitaan?
Punya, kalo mereka ada topik bisa diajukan, kalo pihak
redaksi acc boleh mereka liput.
Foto bersama dengan Redaktur Megapolitan Kompas.com,
Sabrina Asril
Berita 1
Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan, Itu Hanya
Cerita Khayal
Rabu 03 Oktober 2018, 15:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui
bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan
Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.
Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang
menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam. "Jadi tidak ada
penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan
mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di
kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta
Selatan, Rabu (3/9/2018).
Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi
salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot
lemak. Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya
lebam-lebam. Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan
penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya. Saat sampai di
rumah, Ratna mengaku kondisi wajahnya itu karena ia dipukuli
oleh beberapa orang. Ratna meminta maaf kepada semua pihak
yang telah dia bohongi. "Melalui forum ini saya memohon maaf
kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela
kebohongan yang saya buat," ujar
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda
Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah
mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut berada di rumah
sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Polisi
melakukan penyelidikan mengenai kebenaran informasi yang
menyebut Ratna dikeroyok.
Berita 2
Ratna Sarumpaet: Kali Ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik,
Menghebohkan Sebuah Negeri
Rabu 03 Oktober 2018, 17:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui
telah menciptakan berita palsu atau hoaks yang menghebohkan
masyarakat. Ratna sebelumnya berbohong kepada sejumlah pihak
dengan mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara Husein
Sastranegara, Bandung, pada 21 September. "Kali ini saya
pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri,"
ujar Ratna, di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu Kecil V,
Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Ratna mengatakan, telah memikirkan kebohongan yang
telah ia sampaikan sejak Selasa (2/10/2018) kemarin. Ratna
menilai, kebohongan itu harus disudahi. Pada Rabu pagi, Ratna
memanggil anak-anaknya dan menyampaikan cerita yang
sesungguhnya. Ratna meminta maaf kepada seluruh pihak yang
terdampak atas kebohongan yang telah dia lakukan. "Saya shalat
malam tadi berulang-ulang kali dan tadi pagi saya menyatakan
pada diri saya 'stop!'. Saya panggil anak-anak saya, saya minta
maaf kepada anak-anak saya dan saya minta maaf kepada orang
yang membantu saya di rumah ini.
Selama sekian hari ini saya selalu bohongi. Bohong itu
merupakan perbuatan yang salah dan saya tidak mempunyai
jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan
memperbaikinya," ujar Ratna. "Mudah-mudahan dengan itu,
semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau
menerima bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang
dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir," tambah Ratna.
Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan Ratna Sarumpaet
dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung,
pada 21 September 2018 malam, usai menghadiri acara bertaraf
internasional. Sejumlah tokoh termasuk calon presiden Prabowo
Subianto angkat bicara dan mengecam kejadian itu.
Namun, belakangan Ratna mengakui bahwa penganiayaan
itu merupakan kebohongan yang telah dia sampaikan kepada
publik. Ratna mengatakan, pada tanggal tersebut dia mendatangi
rumah sakit bedah untuk melakukan sedot lemak di wajah.
Awalnya, kebohongan itu hanya disampikan Ratna kepada
keluarganya. Namun, Ratna kemudian menyampaikan hal
tersebut kepada sejumlah elit politik hingga foto-foto wajahnya
tersebar di media sosial.
Berita 3
Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna
Sarumpaet sebagai Jurkam
Rabu 03 Oktober 2018, 21.22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional
(BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
memberhentikan Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye
nasional terkait kabar bohong soal penganiayaan yang ia
sampaikan kepada calon presiden Prabowo Subianto. Koordinator
Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan bahwa
Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna
tersebut. "Iya, Pak Prabowo langsung yang memerintahkan
pemberhentian," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Rabu
(3/10/2018) malam.
Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan salah juru
kampanye nasional pasangan capres-cawapres Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno. Dahnil mengatakan, kebohongan Ratna
Sarumpaet yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal
merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan
Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang
oleh Ratna. Menurut Dahnil, Prabowo adalah orang yang selalu
berbaik sangka kepada orang lain.
Oleh karena itu, begitu mendengar kabar penganiayaan
yang dialami Ratna, ia langsung bersikap. Apalagi, Ratna
merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-
Sandiga. "Pak Prabowo, para tokoh, semuanya menjadi korban
kebohongan tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden Prabowo
Subianto dijadwalkan akan memberikan keterangan pers terkait
kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru kampanye
nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet.
Berdasarkan informasi tim media center Badan Pemenangan
Nasional, Konferensi pers akan digelar di kediaman Prabowo,
Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) pukul 21.00
WIB.
Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya tersiar sejak Selasa
kemarin, dan dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di kubu
Prabowo-Sandi yang sudah bertemu dengan Ratna, bahkan secara
khusus menggelar jumpa pers untuk menanggapi kabar
penganiayaan tersebut. Namun pada Rabu sore ini, Ratna
mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanya
bohong belaka. Ia meminta maaf ke Prabowo dan semua pihak
yang merasa dirugikan. Pengakuan Ratna ini setelah ada
penyelidikan dari kepolisian yang tak menemukan bukti adanya
penganiayaan Ratna.
Berita 4
Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta
Maaf ke Publik
Rabu 03 Oktober 2018, 18:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional
pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto
Kristiyanto, meminta capres nomor urut 02 Prabowo Subianto
meminta maaf atas kebohongan yang dilakukan oleh Ratna
Sarumpaet. Hasto menilai, Prabowo harus bertanggung jawab
atas kebohongan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim
pemenangannya itu. "Pak Prabowo sebaiknya meminta maaf ke
publik," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu
(3/10/2018).
Menurut Hasto, kebohongan Ratna Sarumpaet yang
mengaku dianiaya telah menganggu konsentrasi bangsa yang
sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Terlebih, dengan konferensi pers Pak Prabowo yang secara
langsung atau tidak langsung telah menuduh Pemerintahan Pak
Jokowi dengan kata-kata pengecut, melakukan kekerasaan,
bahkan penganiayaan terhadap Ibu-ibu berusia 70 tahun yang
memerjuangkan demokrasi dan keadilan," kata Hasto.
Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi
psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa kemanusiaan yang
seharusnya untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta
menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye
Prabowo-Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral
berupa simpati. "Konferensi Pers Pak Prabowo atas rekayasa
penganiayaan tersebut sangatlah berbahaya. Bagi kami, ini sudah
menyentuh aspek yang fundamental: memerdagangkan
kemanusiaan untuk elektoral," kata Hasto.
Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik dugaan
penganiayaan yang dialami anggota Badan Pemenangan Nasional
pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Keyakinan
Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga
maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan. Selain itu,
kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang
dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya. "Ya ternyata
tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi
kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara
detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat
memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan
Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2018) malam. Namun,
pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan
yang dialaminya hanya bohong belaka. Ia pun meminta maaf ke
Prabowo dan semua pihak yang merasa dirugikan.
Berita 5
Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama
bagi Politisi
Rabu 03 Oktober 2018, 18:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar
Lodewijk Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan
Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang
disepakati parpol hingga capres-cawapres. Menurut dia, telah
terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di
tengah masa kampanye. Ia mengatakan, kasu s ini harus menjadi
pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi. Sekjen
Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui di kantor
DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018).
Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat
ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu
(18/3/2018).(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) Setelah
tersebar kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan,
sejumlah politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa
mengecek kebenarannya.
Bahkan, calon presiden Prabowo Subianto langsung
memberikan pernyataan pada Selasa (2/10/2018) malam, dan
menuding ada motif politik di balik dugaan penganiayaan
terhadap anggota badan pemenangannya itu. "Kami harapkan ini
juga menjadi pembelajaran kita bersama. Apabila ada berita-
berita seperti ini perlu dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu
ditanyakan kebenarannya seperti apa," kata Lodewijk, di Kantor
DPP Golkar, Jakarta, Rabu (3/10/2018). "Sehingga kita bisa
mengambil langkah dan sikap yang tepat. Dan pada gilirannya
tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat
ini membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana
gembira dalam berkampanye," lanjut dia.
Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada calon presiden
Prabowo Subianto terkait kebohongan yang dibuatnya. Ratna
mengaku berbohong soal pengakuannya telah mengalami
penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21
September 2018. Ia mengungkapkan hal itu saat menggelar
konferensi pers pada Rabu sore.