KOMITMEN - fityan.org fileIslam telah meninggikan derajat amal sosial , dan menjadikannya salah satu...

8
KOMITMEN Para Aktifis Sosial

Transcript of KOMITMEN - fityan.org fileIslam telah meninggikan derajat amal sosial , dan menjadikannya salah satu...

KOMITMEN Para Aktifis Sosial

2

Amal sosial yaitu melakukan kebaikan bagi makhluk lain, melepaskan kesusahan dan menolong orang yang kesulitan, pembinaan manusia dan pengembangan masyarakat. Degan semua jangkauan tersebut maka amal sosial diposisikan dalam derajat yang tertinggi dalam cabang Iman dan amal saleh. Dan sesungguhnya besarnya ganjaran dan pahala yang dihasilkan akan bertambah dengan bertambahnya manfaat yang didatang-kannya.

Islam telah meninggikan derajat amal sosial , dan menjadikannya salah satu diantara rukun dan fardhu dalam Agama. yaitu dengan mensyariatkan Zakat yang merupakan salah satu Rukun Islam.

Allah Ta’ala berfirman : “Dan Dirikanlah Shalat dan Berikanlah Zakat , dan ruku’ lah bersama orang-orang yang ruku” (Al-Baqarah : 43)

Bentuk Amal sosial yang lain juga ada berupa sunnah, baik muakkadah maupun mandu-bah, dan Islam meninggikan derajat dan pahalanya dengan meninggikan derajat orang yang melakukannya dan memberikan pahala yang besar “Wahai orang orang yang beri-man , Ruku’lah dan sujudlah dan beribadahlah kepada Tuhanmu dan lakukanlah kebai-kan agar kalian beruntung” (AlHajj : 77)

Dari Sahl bin Sa’d, Nabi SAW bersabda : “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga seperti ini” dan beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah”

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Shallahllahu alaihi wasallam, beliau bersabda : “Orang yang berusaha menolong para janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah. Dan aku mengira beliau berkata bagaikan orang yang berpuasa tanpa ber-buka , dan bagaikan orang yang shalat malam tanpa henti” (Muttafaq alaih).

Sesungguhnya dengan derajatnya yang demikian tinggi, layaklah bagi orang yang bekerja didalamnya untuk selalu meningkatkan diri kepada derajat yang tinggi dan risalah yang mulia. Dan menetapkan peningkatan itu dengan peningkatan Iman, amanah, kejujuran, akhlak dan profesionalitas. Ini adalah pekerjaan yang mengemban risalah, hingga menuntut para pekerjanya untuk menanamkan risalah ini dalam kese-hariannya. Ia juga merupakan Ibadah dan bagian dari Iman yang menuntut syarat diter-imanya amal yaitu Ikhlas, Adab dan Ihsan. Tidak seperti pekerjaan lain yang hanya ter-batas pada profesionalitas kerja dan manajemen serta perencanaan saja.

Al-Qur’an telah menyebutkan bahwa amal shalih adalah segala yang berhubungan den-gan kebaikan dengan menyatakan : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberi-kan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah : 177)

PENDAHULUAN

3

Oleh karena itu para pekerja sosial hendaknya meletakkan ini sebagai nilai dasar yang harus dicamkan dalam jiwa mereka, ditampakkan dalam pekerjaan mereka, serta dip-raktekkan dalam yayasan mereka maupun pergaulan keseharian mereka.

NILAI-NILAI DASAR PAGI PARA PEKERJA SOSIAL

Ikhlas dan Fokus

Ikhlas kepada Allah adalah pintu diterimanya sebuah amal dan merupakan pertanda datangnya Taufiq dan keberkahan. Allah berfirman : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus” (Al-Bayyinah : 5)

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niat-nya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tu-juannya (niatnya)”(Muttafaq alaih)

Maka hendaknya seorang pekerja sosial selalu Ikhlas dalam pekerjaannya, tidak mengharapkan apapun selain keridhaan Allah dan pahala dari Nya. Selalu berpegang pada firman Allah tentang para salaf : “Dan mereka memberikan makanan yang disu-kainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al-Insan : 9-10)

Dan yang dimaksud dengan Fokus adalah seorang pekerja memurnikan tujuannya hanya kepada Allah. Maka ia tidak mengharapkan dari pekerjaannya tujuan materi, kepopuleran atau derajat yang tinggi dimata manusia, dan tidak bertujuan untuk men-cari uang, karena itu sifatnya hanya sebagai pemberian

Jujur Dan Amanah

sebagai hak atas pekerjaannya. Allah telah mensyariatkan bagian untuk para amil za-kat.Jujur adalah sifat yang melekat pada Iman. Allah Ta’ala berfirman : “Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang ber-takwa.” (Al-Baqarah : 177)

Rasulullah ditanya : “Apakah seorang mukmin bisa jadi pengecut ? beliau menjawab : ya . Ditanya lagi Apakah seorang mukmin bisa menjadi pelit ? beliau menjawab : ya. Ditanya lagi : Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong ? beliau menjawab : Tidak!” (HR Malik)

Jujur selaras dengan amanah, bila seseorang jujur maka ia pasti amanah. Karena yang menjadi pemicu mereka adalah rasa takut kepada Allah dan muraqabah. Sebagaimana jujur adalah salah satu inti dari muru’ah dan sifat orang yang jantan. Maka hendaknya para pekerja sosial selalu membiasakan jujur dalam setiap pergaulan mereka. Yaitu dengan membiasakan untuk berkata detail kepada orang lain. Juga dalam setiap lapo-rannya terhadap para donatur dan dalam menjawab pertanyaan mereka. Serta dalam memasarkan proyek sosialnya. Karena sesungguhnya itu lebih bermanfaat baginya

4

disisi Rabb nya dan lebih berkah dalam pekerjaannya. Itu juga akan lebih memantap-kan posisi Yayasan di mata masyarakat.

Amanah adalah salah satu syarat kerja sosial, karena ia merupakan sifat dan tanda orang mukmin. Allah ta’ala berfirman : “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,” (Al-Mu’minun : 8). Imam baghawi menaf-sirkan : yaitu mereka menjaga apa yang diamahkan kepada mereka, juga perjanjian yang telah disepakati dengan orang lain. Amanah bermacam-macam, diantaranya yang berhubungan antara Allah ta’ala dan hambaNya seperti Shalat, Puasa, dan ibadah-ibadah lain. ada juga yang berkaitan antara Hamba, seperti titipan, produksi, dan se-bagainya yang harus ditunaikan semuanya.

Orang-orang di zaman nabi SAW selalu menitipkan harta mereka kepada beliau karena beliau terkenal sebagai “orang yang jujur dan amanah”.

Maka wajib bagi para pekerja sosial untuk menanamkan sifat ini dalam diri mereka dan semua pergaulan mereka sehingga mereka selalu memegang amanah dalam men-yalurkan harta sosial , amanah dalam mewujudkan maksud donatur dan syarat-syaratnya. Amanah dalam menjaga apa apa yang ada dihadapan mereka. Amanah dalam mengawasi pelaksanaan proyek sosial dan melaporkannya kepada donatur. Juga amanah dalam menjaga gengsi yayasannya dan posisinya di masyarakat.

Tauladan

Seorang pekerja sosial adalah tauladan bagi orang lain baik suka ataupun tidak. Karena ia mewakili Yayasan sosial dalam kepribadiannya dan sikapnya . mereka melihat keju-jurannya, amanahnya, dan juga mereka melihat kapasitas yayasan dari kemampuan orang itu. Mereka melihat kebaikan akhlaknya, pergaulannya dengan orang lain , bu-kan dengan maksud ingin mencari ketenaran atau kesembongan , akan tetapi meru-pakan kepemimpinan dalam agama yang terpuji sebagaimana dalam firman Allah : “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. “ (al Furqan : 74)

Maka wajiblah bagi para pekerja sosial untuk memperhatikan hal ini, yaitu dengan menjadi teladan yang baik bagi orang-orang disekitarnya, dan hendaknya mereka merasakan tanggung jawab untuk menebarkan sifat-sifat mukmin yang mulia ini.

Integritas dan Transparansi

Integritas yang dimaksud adalah menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik, ini meru-pakan salah satu sifat orang yang bertaqwa dan mulia. ini juga merupakan akhlak orang-orang yang kaya jiwanya, yang jiwa mereka tidak tertarik kepada perhiasan dan kenikmatan dunia. Sesungguhnya kekayaan yang hakiki adalah kaya hati.

Allah ta’ala berfirman : “Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta” Al-Baqarah : 273

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih

5

kekal.” Thaha : 131

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang menjaga diri, maka Allah akan menja-ganya” (Musnad Ahmad : 10669)

Para pekerja sosial adalah orang yang seharusnya memiliki sifat yang mulia ini, ketika mereka melihat harta yang banyak berputar dihadapan pandangan mereka. Mereka harus mengumpulkan, menjaga dan menyalurkan.

Maka hendaknya mereka menghiasi diri mereka dengan sifat yang mulia ini dan men-jaga amanah yang dibebankan kepada mereka tersebut. Hendaknya mereka menjauhi hal yang syubhat (meragukan) agar menjaga agama mereka dan menjaga nama baik yayasan mereka dimata masyarakat, dan hendaknya mereka lebih menjaga apa apa yang ada dihadapan mereka.

Pergaulan mereka juga selayaknya dilakukan dengan penuh jelas dan transparan tanpa disembunyikan dan dipalsukan, karena sesungguhnya itu merupakan tanda ketakwaan di hati dan menunjukkan amanah dan kejujuran dalam muamalah.

Kasih Sayang

Kasih sayang dan kerinduan adalah pembangkit Ihsan kepada makhluk, Allah ta’ala berfirman : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara ke-hidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manu-sia semuanya.” Al-Maidah 32. Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang penyayang akan disayang oleh sang Maha Penyayang, sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayang oleh Yang ada di Langit” HR. Tirmidzi

Rasulullah SAW telah memberitahu kita tentang ampunan dari Allah Ta’ala bagi seo-rang pelacur bani Israel karena hatinya tersentuh oleh seekor anjing yang kehausan, lalu ia memasuki sumur dan membawakan air dengan sepatunya untuk memberi an-jing itu minum.

Orang yang menyeru kepada kebaikan bagaikan pelaku kebaikan tersebut, maka para pekerja sosial sesungguhnya mereka berusaha dan berjuang untuk membantu para donatur dan mempromosikan kebaikan. Dengan motivasi kasih sayang dan sifat ke-manusiawian mereka yang ikut merasakan rasa sakit orang lain, merasakan kelaparan mereka dan besarnya pengharapan serta mimpi mereka. Bila perasaan sayang dimiliki oleh para donatur ketika mereka memberi, maka sesungguhnya para pekerja sosial juga menyertai mereka dan merasakan perasaan yang mulia itu selama mereka bekerja sesuai dengan yang tertanam dalam jiwa mereka sehingga tidak timbul penyakit hati Karena mereka terbiasa menyaksikan kesulitan. Dengan memberi dan menyalurkan bantuan secara berkelanjutan, ditambah dengan airmata anak-anak yatim, rintihan kaum dhuafa, orang yang sakit serta penderitaan para korban akan menambah kemu-rahan hati mereka. Dan dengan seringnya mereka melihan kefakiran, kebodohan, dan penyimpangan di masyarakat miskin maka akan menambah kreatifitas dan tekad mereka untuk memajukan dan memperbaiki keadaan mereka.

6

Beriman dengan Risalah dan loyal kepada Yayasan

Kerja sosial memiliki Risalah yang mulia yaitu mengangkat kesulitan, memberi keba-hagiaan, dan membangun manusia. Maka misi seorang yang bekerja di yayasan sosial hendaknya sama seperti misi yayasan tersebut. Bila keselarasan ini telah terwujud maka akan melekat sifat suka memberi, berkorban, dan sebagainya dalam diri indi-vidu maupun yayasan. Allah ta’ala berfirman tentang Risalah Umat Islam :

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Risalah seorang individu selaras dengan risalah ummat, Rab’i bin Amir RA berkata : “Allah mengutus kita untuk mengeluarkan siapa yang dikehendakiNya dari sesemba-han kepada makhluk menjadi ibadah hanya kepada Allah, dan dari kejahatan agama agama kepada keadilan Islam dan dari kesempitan Dunia kepada luasnya Akhirat.”

Maka hendaklah seorang pekerja sosial memahami betapa dalamnya misi kerja sosial, dan hendaknya ia beriman dengannya secara mendalam. Itu tergambar pada pergau-lan dan kegiatannya sehari hari, hingga pekerjaannya menghasilkan dan produktif. Iman kepada risalah juga berarti loyal kepada Yayasan sehingga menjadi bagaikan rumahnya sendiri dan bagaikan keluarganya sendiri. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggikannya dan bekerja dengan Ikhlas untuk mewujudkan hara-pan harapannya. Ia senang bila Yayasan sukses, dan sedih bila Yayasan tidak sukses. Ia melindunginya dan menjaga kehormatannya serta berkorban sekuat tenaga untuk mengangkat Yayasannya.

Ahklak Yang Baik

Akhlak yang baik adalah Syi’ar orang beriman dan tanda orang yang bertaqwa. Ia adalah buah dari ibadah yang benar dan pemahaman yang dalam tentang Islam. Ia adalah jalan yang paling kuat untuk menimbulkan rasa cinta diantara manusia. Ia juga merupakan Amal yang paling berat timbangannya. Allah ta’ala berfirman tentang tingginya derajat orang yang berakhlak baik : “maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (Fusshilat : 34) .

Allah juga menyebut mereka sebagai orang yang baik : “dan orang-orang yang mena-han amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran : 134)

Dan Rasulullah SAW memberi kabar gembira yaitu derajat yang tinggi bagi mereka : “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepadaku diantara kamu pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR Ahmad dan Tirmidzi dan Ibnu Hib-ban)

Bila Akhlak yang baik dituntut pada setiap muslim, maka bagi pekerja sosial hal itu lebih wajib. karena tingginya derajat risalah mereka dan urgennya posisi yayasan mereka dimasyarakat. Mereka berinteraksi bersama orang lain secara menyeluruh dengan kondisi mereka yang berbeda. Maka hendaklah ia baik pembicaraannya, baik

7

sikapnya, lapang dada, sabar terhadap gangguan, murah senyum, tawadhu, pemurah, yang mana semua itu diantara sifat yang harus dimiliki olehnya.

Profesional Dan Kompeten

Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya adalah sifat semua orang yang ingin suk-ses dan mencapai tujuannya . Ihsan adalah derajat Iman yang paling tinggi. Allah ta’ala berfirman : “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, ke-mudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” Al-maidah : 93 .

Dan Allah ta’ala memerintahkan kita untuk berbuat baik dan memberi kabar gembira bahwa orang yang berbuat baik akan dicintaiNya. Allah ta’ala berfirman :

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu men-jatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesung-guhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (Al-Baqarah : 195)

Dan ditegaskan lagi oleh nabi SAW : “Sesungguhnya Allah ta’ala menyukai orang yang bila bekerja ia mengerjakannya dengan professional” (Silsilah Hadits Shahih)

Kerja sosial adalah kerja yang bercabang banyak dan konprehensif. Melaksanakan setiap bagian dapat mempengaruhi bagian yang lain. Oleh karena itu maka Ihsan dan Itqan sangat dituntut dari setiap orang yang bekerja didalamnya. Karena bila ada kekacauan disalah satu bagiannya maka itu akan berakibat negatif bagi bagian yang lain. Sebagaimana juga ia membawa misi dan merupakan ibadah yang harus dilakukan dengan Ihsan agar diterima ibadahnya. Maka haruslah semua orang yang bekerja di dalamnya untuk mengerahkan segenap tenaga dan berusaha sekuat tenaga untuk merealisasikan hasil terbaik dengan biaya sekecil – kecilnya.

Saling Menolong

Allah ta’ala berfirman : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Al Maidah : 2)

Rasulullah SAW bersabda : “Dan engkau membagi air yang ada di embermu ke ember saudaramu merupakan sedekah” (HR Tirmidzi)

Tolong-menolong adalah akhlaq yang mulia yang akan dilakukan oleh jiwa-jiwa yang mulia, hati-hati yang suci dan jamaah yang bersaudara. Karena setiap mereka merasa-kan kesusahan saudaranya dan melihat kesuksesan saudaranya merupakan kesuk-sesannya juga. Setiap pekerja melihat dirinya bagian dari struktur Yayasan yang saling menopang pekerjaan saudaranya agar bangunan menjadi sempurna dan tampak ba-gus. Kerja sosial dengan segala cabangnya dan kewajibannya yang beragam, menuntut semua pihak untuk bekerja sama secara sempurna dan tidak pelit kepada saudaranya dengan usaha dan bantuan. Dan hendaklah mereka saling menolong dalam menyele-saikan tugas mereka.

8

Terorganisir Yang dimaksud adalah pekerjaan yang tera-tur, memiliki misi yang jelas, siasat yang jelas dan tujuan serta perancangan yang rapi dan struktur yang baik. Semua itu adalah faktor ketenangan hati dan sebab kemajuan dan ke-suksesan -setelah taufik dari Allah ta’ala- un-tuk semua jenis kerja team.

Kerja sosial menuntut agar organisasi selalu mengedepankan kerjasama. Menuntut agar kerjasama menjadi sikap individu tiap pekerja dalam ruang lingkup mereka masing masing. Itu berarti hendaknya semua mengikat diri dengan tugas masing masing, berpegang den-gan keputusan keputusannya dan komitmen dengan siasatnya. Melaksanakan rancangan kerja dan bekerja sesuai tugasnya masing masing. Dan hendaknya ia melaksanakannya dengan luwes dan tidak kaku, akan tetapi dengan semangat persaudaraan dan interaksi yang berakhlak dan akan menjadikan Yayasan tampak indah dan semakin baik. Se-mua itu akan merealisasikan kesuksesan dan kemajuan.