komik

6
Buatlah sebuah KOMIK Cerita Bergambar Lengkap dengan Dialog nya berdasarkan Kisah Novel Fiktif di bawah ini Petir menyambar menambah mencekam nya malam, seorang bayi perempuan mungil tergeletak di sudut rimpun nya rerumputan di iringi tangisan si bayi. Malam telah menunjukan pukul 23.12 Wib, sepasang pengemis tua pulang dari jalan setelah seharian bekerja mengais rejeki di jalanan kota bandung. Tersadar, mereka pun mendengar tangisan bayi "Anak nya sapa ya pak malam - malam begini kok nangis" Tanya emak penuh keheranan "Mana bapak tahu emak, ayo cepat pulang nanti hujan, cuaca semakin buruk" Ajak bapak meneruskan perjalanan. "Iya pak" Balas emak di ikuti menyusul langkah bapak. "Huaaaa huaaaaa oeeekk" Tangisan bayi mungil semakin kencang "Tuh pak denger gak?" Emak semakin terheran heran karena asal suara semakin kencang. " Iya emak, ada suara bayi, bapak baru mendengarnya" Bapak pun ikut terheran "Dari arah sana kayanya pak, Ayo kita lihat !!" Emak menunjuk dan bergegas kesuatu arah. "ASTAGHFIRULLAH PAK !!!" Teriak emak "Ada bayi pak !!" Seraya emak mendekati lalu menggendong si bayi mungil "Kok tega ya pak bayinya di tinggalin di sini" Tanya emak pada bapak yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan wajah tenang nya

description

ceritanya komik...

Transcript of komik

Buatlah sebuah KOMIK Cerita Bergambar Lengkap dengan Dialog nya berdasarkan Kisah Novel Fiktif di bawah iniPetir menyambar menambah mencekam nya malam, seorang bayi perempuan mungil tergeletak di sudut rimpun nya rerumputan di iringi tangisan si bayi. Malam telah menunjukan pukul 23.12 Wib, sepasang pengemis tua pulang dari jalan setelah seharian bekerja mengais rejeki di jalanan kota bandung. Tersadar, mereka pun mendengar tangisan bayi "Anak nya sapa ya pak malam - malam begini kok nangis" Tanya emak penuh keheranan"Mana bapak tahu emak, ayo cepat pulang nanti hujan, cuaca semakin buruk" Ajak bapak meneruskan perjalanan. "Iya pak" Balas emak di ikuti menyusul langkah bapak.

"Huaaaa huaaaaa oeeekk" Tangisan bayi mungil semakin kencang "Tuh pak denger gak?" Emak semakin terheran heran karena asal suara semakin kencang. " Iya emak, ada suara bayi, bapak baru mendengarnya" Bapak pun ikut terheran"Dari arah sana kayanya pak, Ayo kita lihat !!" Emak menunjuk dan bergegas kesuatu arah. "ASTAGHFIRULLAH PAK !!!" Teriak emak "Ada bayi pak !!" Seraya emak mendekati lalu menggendong si bayi mungil "Kok tega ya pak bayinya di tinggalin di sini" Tanya emak pada bapak yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan wajah tenang nya "Mana bapak tahu emak, Ya sudah emak kita bawa pulang saja kerumah sebelum hujan turun" Jawab bapak dengan tenang nya di ikuti langkah pulang.

Beberapa Saat Kemudian Hujan pun turun mengiringi kepulangan sepasang pengemis dan bayi mungil tersebut.

"Tutupi emak, bayinya, sebentar bapak ambil kan pelepah pisang dulu" Bapak segera mencari pohon pisang di sekitar untuk di ambil pelepah nya guna menutupi bayi agar tidak kehujanan" Nih emak, tutupi bayinya agar tidak kehujanan" Pinta bapak di sertai dengan cepatnya langkah sepasang pengemis pulang karena hujan semakin deras. Malam kian larut dan menunjukan pukul 01.12 Wib , Sepasang pengemis hampir tiba di istana mereka Perjalanan mereka dalam mengais rejeki cukup panjang, jika di tempuh dengan berjalan kaki memakan waktu sekitar 2 jam lebih , itu pun sebelum berangkat mereka tidak sarapan dulu, sarapan mereka lakukan dalam perjalanan dengan mengais sisa makanan di tong sampah atau menerima bekas makanan dari orang-orang yang iba melihat mereka Bapak merupakan anak tunggal dan sejak berumur 12 tahun sudah di tinggal cerai kedua orang tua nya dan bapak di tinggalkan begitu saja.

Sementara emak sewaktu kecil berada dalam keluarga yang berkecukupan, namun sejak usia 9 tahun semua itu berubah total karena ayah emak penjudi berat semua harta di jual, Ibu emak sudah sakit-sakitan sejak emak masih dalam kandungan, dengan kejadian buruk yang menimpa materi kedua orang tua emak, Ayah pergi kawin lagi dan meninggalkan emak dengan ibu dalam hidup keputusasaan dan kini ibu emak telah meninggal 12 tahun yang lalu karena sakit yang di derita nya Tak ada satu pun sanak keluarga yang mau menerima kehadiran emak dan bapak dalam kehadiran nya , hingga akhirnya kini mereka semua hidup dalam kesusahan dan harus berjuang untuk hidup yang lebih baik

Umur emak dan bapak sudah tidak lagi muda, Emak berumur 45 tahun sementara bapak berumur 43 tahun, lebih muda 2 tahun dari emak. "Cepat pak buka pintunya , udah sangat dingin di luar kasihan bayi nya" Ajak emak pada bapak yang memang begitu sampai bapak sibuk membuka pintu istana mereka.

Yaaa , Istana yang mereka tempati hanya berdinding kan kerdus , atap nya dari asbes, lantai beralaskan tikar seadanya dan semua itu pun mereka dapatkan dengan cara mengais di jalanan " Sini emak bayinya biar bapak yang gendong , emak ganti baju dulu biar tidak masuk angin " Saran bapak yang di ikuti dengan menggendong si bayi Dengan wajah tua nya bapak coba menghibur si bayi dengan tembang lagu khas jawa agar tenang Tak lelo, lelo, lelo ledung, Cep menenga aja pijer nangis, anakku sing bagus rupane, Yen nangis ndak ilang baguse, dak gadhang bisa urip mulya, Dadiya priya kang utama, ngluhurke asmane wong tuwa,Dadiya pendekaring bangsa. Wis cep menenga anakku, kae mbulane ndadari, Kaya buta nggegilani, lagi nggolekki cah nangis, Tak lelo, lelo, lelo ledung, Wis cep meneng anakku cah bagus, Dak emban slendang bathik kawung, Yen nangis mundhak Ibu bingung Si bayi terdiam lalu tertawa kecil ........ ^.^ Mengerti atau tidak tapi bapak bahagia melihat tawa si bayi dan itu nampak jelas di mata bapak yang memerah bahagia. "Tuhan semoga ini jawaban setelah lama kami belum di karuniakan seorang anak" Harap bapak dalam sedih bahagia nya Memang sejak pertama menikah emak dan bapak belum di karuniai seorang anak pun dan ini menambah keburukan hidup mereka tapi bapak pria yang tegar tetap tabah menjalani hidupnya karena bapap berprinsip "Semua hidup memiliki aturan keterikatan nya sendiri, lakukan yang terbaik meski hidup ini buruk karena semua hal pasti ada maksud bahagia dalam keburukan itu" Itu lah yang menjadikan bapak semakin tabah dan ikhlas menerima semua nya "Pak sana gantian, ganti baju dulu, bapak udah basah kuyup begitu, nanti sakit lagi" Pinta emak yang sudah ganti baju dan mengkhawatirkan kesehatan bapak "Iya emak" Diiringi bapak menuju kamar lalu memberikan si bayi kepada emak "Jangan mandi pak, ganti baju saja" Emak mengingatkan "Bapak juga mau shalat tahajud dulu, gak enak badan kotor gini emak" Sanggah bapak dengan lembut "Nanti sakit lagi pak!" Emak kekeh mengingatkan bapak "Wes gak apa - apa, sakit juga datangnya dari Tuhan, bapak ikhlas kalo emang bakalan sakit lagi" Bapak berusaha meyakinkan "Terserah bapak wae lah" Balas emak pasrah kalau bapak sakit lagi.

Emak memang memiliki watak yang sedikit keras , ini di sebabkan masa lalu emak yang hidup dalam kekerasan sang ayah dan tentu ini menyisakan beban mental emak dan ketakutan nya akan tindasan pria manapun termasuk bapak Namun di luar wataknya yang keras, emak tipe wanita setia dan itu di buktikan dengan mampu hidup berumah tangga selama 25 tahun tanpa perceraian meski keadaan mereka sangat memprihatinkan.

Jika mau, emak sebenarnya bisa mendapatkan pria yang lebih dari bapak, meski hidup dalam kemiskinan tapi emak memiliki wajah yang cantik dan tentu ini bisa sedikit jadi modal jika emak mau mencari pria kaya dan mapan atau bahkan menjadi simpanan pria demi kekayaan

Tapi emak tidak mau melakukan itu karena emak berprinsip "Harta bukan jaminan kebahagiaan akan di dapatkan, banyak yang bisa di lakukan jika memiliki harta melimpah, tapi harta melimpah tidak akan bisa membeli kebahagiaan dan senyuman seseorang " Hal ini emak buktikan dengan tetap mengabdi setia kepada bapak."Sudah pak mandinya?" Tanya emak sembari menggendong si bayi "Iya, bapak shalat tahajud dulu emak" Ingin bapak di lanjutkan dengan mengambil peralatan shalatnya. Emak memandang wajah si bayi seraya mengayunkan nya dalam pelukan, kecil mungil serta cantik, dalam hati emak sangat berharap semoga bayi ini bisa memberikan harapan terbaik bagi bapak dan emak di kemudian hari "Kenapa diam saja emak? " Tanya bapak yang terheran melihat emak melamun.

"Udah pak shalatnya? " Tanya balik emak pada bapak "Sudah emak sejak tadi, bapak perhatikan emak melamun, mikirin apa toh emak" Tanya bapak lagi ingin tahu.

"Hmmmm, Anu pak" Jawab emak bingung.

"Anu apa ?" Balas bapak singkat."Emak lagi berfikir semoga bayi ini menjadi harapan baru bagi kita pak, dan bisa membantu memberikan kita yang terbaik kelak nanti" Balas emak seraya menerangkan maksud lamunan nya."Bapak juga inginnya begitu, tapi kita tunggu dalam 2 minggu ini, jika tidak ada yang mencari mungkin anak ini memang di takdirkan bersama kita, semoga saja ya emak" Bapak pun berharap yang sama dengan emak.

"Iya pak semoga, tapi kok emak gak habis fikir pak, kok tega ninggalin anak nya di tempat tadi, gak kasihan, mana mau hujan, belum lagi kalau ketemu binatang seperti anjing dan ular, kan kasihan pak." Emak mencemaskan keadaan jika mengingat saat bayi di temukan "Ya sudah emak, kan sekarang sudah kita yang menemukan, ini titipan yang Maha Kuasa jadi kita harus menjaganya dengan baik baik." Balas bapak berusaha menenangkan emak."Tapi emak tetap gak habis fikir pak kok tega." Emak tetap menyayangkan tindakan kedua orang tua si bayi."Sudah emak, sekarang kita fikirkan bagaiman mengurus bayi ini hingga menjadi lebih baik dari kita dan mengenai asal usul bayi ini atau sebab kenapa bayi ini di tingggalkan kedua orang tua nya biarkan itu menjadi misteri tersendiri bagi kita, sekarang kita fikirkan nama untuk bayi ini emak" Jawab bapak menenangkan emak dan coba menyejuk kan suasana."Iya pak..." Emak mengiyakan lalu kembali bertanya "Kita berikan nama apa ya pak yang bagus "

" Bapak bingung emak, Hmmm...Bagaimana kalau..."===================================================