Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer ......teknik dasar kromatografi partisi,...

18
i Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer Sederhana Sebagai Permodelan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi Oleh : Giner Maslebu NIM: 192008013 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer ......teknik dasar kromatografi partisi,...

  • i

    Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer Sederhana

    Sebagai Permodelan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi

    Oleh :

    Giner Maslebu

    NIM: 192008013

    TUGAS AKHIR

    Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika,

    Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

    memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

    Kombinasi Tekni

    PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS ILMIAH TUGAS AKHIR

    Yang bertandatangan dibawah ini:

    Nama : Giner Maslebu

    NIM : 192008013

    Program Studi : Pendidikan Fisika

    Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

    Jenis Karya : Skripsi

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul:

    Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer Sederhana

    Sebagai Permodelan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi

    Yang dibimbing oleh:

    1. Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat

    2. Nur Aji Wibowo, M.Si

    adalah benar-benar hasil karya saya.

    Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

    gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    o “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai“

    (Mazmur Daud 126:5)

    o “Berikan yang terbaik dari apa yang engkau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup.

    Tetapi tetaplah berikan yang terbaik” (Ibu

    Teresa)

    o “Mungkin terlihat suram malam ini, namun jika kita terus berpegang pada harapan, hari esok

    akan menjadi lebih cerah”(Barrack Obama)

    o “Segala sesuatu yang instan itu biasanya membawa hasil yang tidak maskimal” (Mama)

    o “Dalam hidup kita harus bersikap idealis dan juga realistis (Papa)”

    o “Semangat!!!” (Adik-adik dan para Sahabat)

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan voor Tete Manis (sebutan orang Maluku

    untuk Tuhan Yang Maha Esa) atas berkat, rahmat dan peryertaan-Nya, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

    Dalam penyelesaian tugas akhir ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak. Terima kasih telah mendukung penulis menyelesaikan studi. Untuk itu

    perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih ini secara spesial kepada :

    1. Tuhan Yesus Kristus, Sang Sumber Ilmu Pengetahuan.

    2. Bapak Dr. Suryasatria Trihandaru, M.Sc.nat., selaku dosen pembimbing I,

    terimakasih telah membimbing penulis dengan sabar, memberi motivasi dan

    masukan yang membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

    untuk keluarga yang selalu menyambut dengan penuh keramahan saat bimbingan di

    rumah.

    3. Bapak Nur Aji Wobowo, M.Si., selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas

    masukan dan motivasi yang diberi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan baik.

    4. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si selaku Wali studi yang selalu memberikan motivasi,

    bimbingan, dan nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    5. Dosen-dosen Fisika (Bapak Adita Sutresno, S.Si., M.Sc, Bapak Prof. Ferdy S.

    Rondonuwu, M.Sc., Ph.D, Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si, Ibu Made Rai Suci,

    M.Pd, Ibu Diane Noviandini, S.Pd, Bapak Andreas Setiawan, S.Si, MT, Bapak Dr.

    Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat, Ibu Debora Natalia Sudjito, S.Pd, Bapak Prof.

    Liek Wilardjo, Bapak Alvama Pattiserlihun, S.Si, dan Bapak Nur Aji Wibowo,

    S.Si.,M.Si.) terima kasih telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada saya.

    6. Laboran Fisika UKSW (Pak Tafip, Mas Sigit dan Mas Tri). Terimakasih atas segala

    bantuan yang telah diberi kepada saya. Maafkan saya karena selalu merepotkan

    dengan berbagai peralatan yang harus dipakai dan berbagai urusan administrasi.

    7. Oma Leonora Ubro, Papa Dirk Maslebu, Mama Sarah Dominggas Ubro-Maslebu,

    My 3 little angels (Dimitra Maslebu, Desaria Maslebu, Silvi Maslebu), serta seluruh

    keluarga besar Maslebu-Ubro. Terima kasih untuk dukungan doa dan semangat

    yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

    8. Bapak Pdt. Prof. John A. Titaley, Th.D yang bukan hanya sebagai Rektor UKSW,

    tetapi sebagai orang tua yang banyak memberikan nasihat dalam berbagai

  • vii

    kesempatan dan teladan untuk hidup mencontohi Kristus dalam Kesederhanaan dan

    keberpihakanNya kepada kaum yang termarjinalkan.

    9. Bapak Dr. Ferry. F. Karwur, M.Sc yang memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk mempelajari prinsip-prinsip ektraksi, UV-Spektrometer di lab. Karotenoid

    UKSW bersama seluruh staf disana (mbak Lia, K”Masya, K”Ulin) dan para

    mahasiswa Program Pascasarjana Magister Biologi.

    10. Keluarga Om Piet Soegijono (mama Lien, ade Icha, Jesse, Satya) dan keluarga Om

    Theofransus Litaay (mama Cey, ade Ela, ade Jeje) danke banya su jadi orang tua

    deng keluarga di Salatiga.

    11. Bapak Yafet Rissy, SH, M.Si, LLM yang sudah banyak membantu penulis terlibat

    dalam aktivitas Kemahasiswaan UKSW bersama staf PR III dan BIKEM (Mami “bu

    Eni”, Om Ferry, Mas Is, ibu Tien, ibu Lis, Mas Pur, dll).

    12. Keluarga Castle (Mama Dom, pak Chris, Lucas, Simon, Samantha dan anak-anak

    mereka) di Alice Springs, Northern Territory, Australia. Terima kasih untuk

    dukungannya selama studi di UKSW.

    13. Majelis dan seluruh jemaat Alice Springs Uniting Church di Alice Springs, NT,

    Australia. Terima kasih untuk dukungan doa dan donasi beasiswa pada awal

    perkuliahan.

    14. Van Deventer Maas-Stitching Indonesia yang telah memberikan beasiswa semester

    5-8 serta kesempatan bagi penulis mengikuti 10th

    VDMS Leadership Conference

    2012.

    15. Teman-teman fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan UKSW periode 2009-2010;

    2010-2011; 2011-2012 yang membuat penulis belajar banyak hal tentang

    manajemen organisasi. Teringat saat menyanyikan lagu “Lazy Day” Bruno Mars

    saat penyusunan Memorandum Akhir Jabatan BPMU.

    16. Semua teman-teman Program Studi Fisika dan Pendidikan Fisika angkatan 2008

    (Pandu, Morita, Damai, Uci, Chandra, Feri, Choirul, Joko, Efrom, Naga, Ega, Arip,

    Nanik, Kelik, Dea, Nita, Shinta, Destya, Desi, Vero, Meyland, dan Sari) terima

    kasih untuk kebersamaannya.

    17. Kawan November Rianto selaku asisten mata kuliah kimia-fisika yang telah

    meluangkan waktu dan tenaga untuk menjelaskan dan memberi masukan pada

    desain alat.

    18. Mbak Dian (Laboran Biologi), Ibu Yanti, mas Luti, mas Wid (Laboran Kimia) yang

    telah banyak membantu penulis untuk pesanan alat dan bahan Kimia.

  • viii

    19. Persekutuan Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Maluku (HIPMMA) dan Kerukunan

    Keluarga Maluku (KKM) di Salatiga.

    20. Mas Bagus Gangsar Wibisono, Mas Kefas dan seluruh personil Vocal Group

    Lentera Kasih UKSW.

    21. Vocal Grup AMSAL (bung Klif-Jogja, bung John, bung Sean, Sodara Artis

    Johannes Latuny, Ketua RT Blotongan Marchian, mas Iwan, mas Chandra, Mas

    Popo Purba) tetap semangat dalam melayani. Kebiasaan terlambat datang waktu

    pelayanan pagi sepertinya harus dirubah. Wujudkan impian bikin Album Rohani.

    22. Para saudaraku anggota MTV (Masohi Talent Voice). Danke banya su jadi beta

    keluarga paleng dekat selama kuliah.

    23. Ibu kost, bapak kost, para penjaga kost, dan anak-anak penghuni kost Dipo 47.

    24. Naweni tana “Brenda Pricillia Dima” dan keluarga yang memberikan dorongan dan

    motivasi. Danke banya tuang su kasi ingat waktu-waktu makan, minum obat,

    istrahat serta jadi sahabat yang baik untuk berbagi cerita dan pengalaman serta

    impian. Juga bongso Ratih, adik gue „Ivon‟, adik Dian, usi Ika, dan penghuni kost

    Monsa.

    25. Kakak-kakak angkatan dan adik-adik angkatan yang tidak dapat disebutkan satu per

    satu, terimakasih doa dan dukungannya.

    26. Pihak-pihak lain yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu yang turut terlibat

    dalam penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesain

    skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

    bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan skripsi ini ada kata-kata yang kurang

    berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya. Akhirnya

    semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi berkat bagi pembaca khususnya bagi pihak-

    pihak yang berkepentingan.

    Salatiga, 14 Januari 2012

    Penulis

  • 1

    Kombinasi Teknik Kromatografi Kolom Gravitasi-

    Spektrometer Sederhana sebagai Permodelan

    Kromatografi Cairan Kerja Tinggi

    Giner Maslebu1, Suryasatria Trihandaru

    2, Nur Aji Wibowo

    3

    1-3Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia,

    e-mail : [email protected]

    Intisari-Telah dilakukan penelitian berupa perancangan alat kromatografi kolom

    gravitasi yang memanfaatkan spektrometer sederhana dari Compact Disc dan

    handycam sebagai Permodelan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi. Rekaman data

    berupa intensitas sebagai fungsi panjang gelombang dan waktu, yaitu I (t,λ). Kalibrasi

    dengan Light Emitting Diode merah dan hijau menunjukkan puncak gelombang dalam

    koordinat Pixel. Data perubahan spektrum ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi

    sehingga dapat diamati puncak-puncak gelombang pada selang waktu tertentu, yang

    kemudian dapat dipilih cuplikan waktu tertentu dalam bentuk 2 dimensi. Pengujian

    dengan pewarna makanan hijau melalui kolom dengan pelarut etanol-akuades dengan

    perbandingan 1:4 menghasilkan 3 (tiga) fraksi warna yaitu kuning kehijau-hijauan,

    hijau, dan hijau kebiru-biruan. Sebaran spektrum ketiga fraksi sesuai dengan hasil

    pengujian dengan Spektrometer UV yaitu berada pada sebaran panjang gelombang

    550-700 nm dan puncak diantara 600-650 nm.

    Kata Kunci : Kromatografi Kolom Gravitasi, Spektrometer Sederhana

    1. Pendahuluan Dalam dunia sains, analisis kimia merupakan salah satu aspek penting dalam

    mempelajari sifat berbagai zat. Salah satu yang paling banyak digunakan untuk analisis

    kimia adalah teknik kromatografi. Dengan teknik ini, zat dapat dipisahkan menurut sifat

    spesifiknya yang tampak dari visualisasi warna. Terdapat berbagai macam teknik

    kromatografi antara lain : Kromatografi Lapisan Tipis (KLT), Kromatografi Kolom

    Gravitasi (KKG), Kromatografi Gas (KG), dan yang paling terkini adalah Kromatografi

    Cairan Kinerja Tinggi (KCKT). Dari berbagai teknik ini, KLT dan KKG paling sering

    digunakan untuk analisis dasar di laboratorium mengingat biayanya yang tidak terlalu

    mahal dan teknik preparasi yang lebih sederhana, dibandingkan dengan KG dan KCKT

    [1].

    KKG termasuk jenis teknik Kromatografi yang paling awal dikembangkan dan

    termasuk kromatografi serapan yang sering disebut kromatografi elusi. Kolom

    kromatografi dapat berupa pipa gelas yang dilengkapi dengan kran dan gelas penyaring

    di dalamnya. Ukuran kolom tergantung pada banyaknya zat yang akan dipisahkan.

    Untuk menahan penyerap yang diletakkan di dalam kolom dapat digunakan glass woll

    atau kapas [1]. Aplikasi teknik ini banyak digunakan untuk pemurnian senyawa setelah

    melewati teknik KLT, misalnya untuk pemurnian karotenoid, klorofil, serta senyawa

    bioaktif tumbuhan lainnya. Teknik ini tidak dilengkapi dengan spektrometer yang

    secara otomatis dapat mengukur spektrum serapannya. Biasanya, pengambilan fraksi

    cairan dilakukan secara manual dan kemudian diukur dengan spektrometer.

    Untuk mengatasi keterbatasan analisa spektrum manual pada kromatografi kolom

    gravitasi, dalam penelitian ini diusulkan pemanfaatan teknik spektroskopi sederhana

    yang menggunakan Compact Disc (CD) dan kamera video. Hal ini dilandasi pemikiran

  • 2

    bahwa Teknik spektroskopi sudah banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan

    industri. Akan tetapi dengan teknik pemakaian yang sangat sensitif dan harganya mahal

    membuat pengenalan akan alat ini dan mekanisme kerjanya menjadi hal yang tidak

    umum dipelajari. Winyard Planetarium & Observatory merilis paper berjudul Build a

    CD Spectrometer dalam memperingati International Heliophysical Year 2007 yang

    berisi langkah-langkah membuat spektrometer sederhana menggunakan CD [2].

    Penelitian lebih lanjut yang telah dilakukan oleh Silas, dkk (2011) berupa rancangan

    spektrometer sederhana menggunakan CD dan kamera digital serta hasil uji cobanya

    memberikan hasil yang baik [3].

    Paper ini melaporkan rancangan kombinasi teknik Kromatografi dan spekrometer

    sederhana dengan CD dan handycam untuk mendapatkan analisis karakteristik zat hasil

    proses kromatografi secara real time. Artinya bahwa spektrum serapan fraksi dari

    kromatografi kolom akan terbaca secara otomatis sesuai dengan interval waktu

    geraknya dalam kolom serta analoginya dengan permodelan teknik KCKT.

    2. Dasar Teori 2.1 Kromatografi

    Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani

    Rusia, pada tahun 1906 [4]. Kromatografi berkembang dengan pesat setelah Archer

    John Porter Martin dan Richard Laurence Millington Synge menemukan prinsip dan

    teknik dasar kromatografi partisi, sehingga pada tahun 1952 mereka menerima hadiah

    nobel. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani Kromatos yang berarti warna dan

    Graphos yang berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses yang

    berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa

    tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa gerak,

    memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa menyebabkan perbedaan

    migrasi dari penyusun cuplikan. Metode ini sangat bermanfaat dalam pemisahan suatu

    bahan alam kompleks seperti klorofil dan karotenoid.

    Pada Kromatrografi kolom, kolomnya diisi

    dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati

    yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya

    diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian

    diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sampel

    diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut yang

    berfungsi sebagai fase gerak ditambahkan tetes demi

    tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung

    di pelarut yang turun ke bawah dan pelarut yang

    teradsorbsi oleh adsorben yang befungsi sebagai fase

    diam.

    Selama perjalanan turun, zat terlarut akan

    mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-

    ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing

    zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi

    masing-masing zat terlarut. Kemudian, zat terlarut

    akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan zona

    berwarna yang disebut kromatogram. Akhirnya,

    masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang

    cocok untuk memberikan spesimen murninya [5].

    Gambar 1. Kromatografi Kolom

    Gravitasi

    Fase gerak (pelarut)

    Fase diam (silica gel)

    Kapas, serat kaca (glass woll)

    Wadah Penampung

    http://en.wikipedia.org/wiki/Archer_John_Porter_Martinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Archer_John_Porter_Martinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Richard_Laurence_Millington_Synge

  • 3

    merah orange kuning hijau biru ungu

    Acrylic

    Aluminium

    Label

    125 nm

    m=0

    m=1

    m=2

    760 nm 630 nm 590 nm 560 nm 490 nm

    kuning

    380 nm 450 nm

    2.2 Spektroskopi

    Spektroskopi merupakan studi mengenai interaksi cahaya dengan atom dan

    molekul. Bila cahaya dikenai pada suatu senyawa, maka struktur elektronik dari

    molekul zat akan mempengaruhi serapan cahaya oleh molekul tersebut pada daerah

    spektrum ultraviolet (UV) dan cahaya tampak. Panjang gelombang serapan merupakan

    ukuran dari pemisahan tingkatan-tingkatan energi dari orbital-orbital yang

    bersangkutan. Keuntungan dari serapan ultraviolet yaitu gugus-gugus karakteristik

    dapat dikenal dalam molekul-molekul yang sangat kompleks [6]. Kuantitas energi yang

    diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi.

    Daerah UV yang paling banyak penggunaannya secara analitik mempunyai

    panjang gelombang 200 - 380 nm dan disebut sebagai UV pendek [7]. Sedangkan

    panjang gelombang daerah tampak (visible) berkisar antara 380 - 760 nm [8].

    2.3 Kisi dari Compact Disc CD yang selama ini digunakan sebagai media penyimpan data elektronik dari

    computer ternyata dapat dikembangkan menjadi spektrometer sederhana. CD dapat

    berfungsi sebagai kisi yang disebut blazed yang dapat menguraikan cahaya sehingga

    dapat terlihat spektrum cahaya. Apabila CD dikenai suatu cahaya, maka dari CD

    tersebut akan terbentuk pola gelombang elektromagnetik berupa spektrum warna

    pelangi. Panjang gelombang yang dihasilkan berkisar antara 400-700 nm [9].

    Gambar 3. Struktur Compact Disc

    Dari Gambar 3, polycarbonate plastic adalah lapisan terluar memberi ketebalan

    pada disc dan menjaganya agar tetap datar. Lapisan acrylic berfungsi untuk melindungi

    lapisan aluminium yang bersifat reflektif. Label pada CD dicetak diatas lapisan acrylic.

    Ketinggian track aluminium adalah 125 nanometer [10].

    Untuk mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar, maka harus digunakan dua

    sumber cahaya yang koheren [11]. Jika cahaya polikromatik dilewatkan pada celah

    sempit yang dalam hal ini dimiliki oleh CD, maka cahaya tersebut akan diuraikan

    menjadi sinar-sinar monokromatis yang memiliki panjang gelombang berbeda-beda.

    Gambar 4. Interferensi cahaya polikromatik pada Penampang Lintang Compact Disc

    Gambar 2. Sebaran Spektrum cahaya tampak.

    Polycarbonate Plastic

    2 1

  • 4

    j

    a d b

    h c

    i

    g

    k

    f

    e

    l

    Jarak antar kisi d untuk sebuah CD tegak mempunyai jumlah track 625 per

    milimeter. Dengan demikian, jarak antar kisinya adalah 1,6 mikrometer. Jarak ini cukup

    ideal untuk memisahkan cahaya tampak dan dapat digunakan untuk mengukur panjang

    gelombang dan untuk mengkaji struktur dan intensitas garis-garis spektrum. Persamaan

    untuk analisa celah banyak yaitu [11] :

    .sin md (1) dengan m = 0,1,2,3,... adalah orde difraksi. Bila banyaknya celah per satuan panjang

    pada CD adalah N, maka tetapan kisi d adalah :

    Nd

    1 (2)

    Misalkan untuk perhitungan warna biru dengan λ = 475 nm, maka sudut untuk warna

    biru yang terbentuk untuk orde pertama dan kedua adalah adalah 17.27° dan 36.42°.

    3. Rancangan Alat dan Prinsip Kerjanya Dalam penelitian ini, potongan CD ditempatkan di depan lensa handycam merek

    Sharp VL-WD250 dan posisinya diatur sedemikian rupa sehingga dapat menangkap

    pola pelangi orde pertama atau kedua akibat dispersi dari lampu. Sinar yang melewati

    kisi difraksi akan mengenai kuvet yang pada awalnya berisi cairan tertentu sebagai

    pelarut dalam teknik kromatografi. Dengan menggunakan menu zoom dan cat eye pada

    handycam, dapat ditampilkan pola spektrum yang baik. Selanjutnya zat yang akan

    dianalisis dengan teknik kromatografi ini akan terpartisi melalui kolom dan saat masuk

    ke dalam kuvet akan menampilkan pola spektrum yang berbeda-beda sesuai dengan

    warna dominannya. Data secara otomatis direkam, disimpan, dan dianalisis dengan

    pemrograman matlab.

    Gambar 5. Rancangan alat

    Keterangan Gambar :

    a=lampu, b=diafragma, c=kolom, d=kuvet, e=selang, f=penampung zat, g=klem, h=statif,

    i=compact disc, j=handycam, k=laptop, l=kotak hitam

    Analisis data dengan bahasa program matlab R.2008a diperoleh dengan logika

    berpikir sebagai berikut. Pertama-tama, spektrum warna diatur pada daerah tertentu agar

    mendapatkan sebaran warna yang baik, kemudian gambar dalam format RGB

    dikonversikan menjadi skala abu-abu (grayscale) [12]. Kemudian diambil rata-rata

    intensitas pada daerah tegak lurus warna pelangi. Setelah itu, diperoleh vektor intensitas

    dalam koordinat nomor pixel gambar. Untuk kalibrasi digunakan LED merah dan hijau

  • 5

    y(t)

    t

    Zat 1 Zat 2

    yang masing-masing diketahui puncak gelombangnya m dan h . Agar didapatkan

    koordinat z dalam nanometer¸ maka dilakukan transformasi linier terhadap koordinat

    gambar z (pixel) dengan koordinat puncak LED merah mz dan LED hijau hz sebagai

    berikut :

    BAx z (3)

    dengan z

    A

    (4)

    z

    zzB mhhm

    ).().( (5)

    4. Metode Analisa, Hasil, dan Pembahasan Data yang direkam adalah pasangan data intensitas sebagai fungsi panjang

    gelombang dan waktu yaitu I (t,λ). Intensitas cahaya mempunyai skala 0 sampai 225.

    Bilangan 0 berarti gelap dan 225 berarti terang. Terdapat dua tahap analisa, yaitu

    pertama berupa perataan terhadap panjang gelombang (λ) dan yang kedua adalah untuk

    anlisa komposisi zat. Perataan terhadap panjang gelombang yang diberikan oleh

    persamaan :

    m ax

    m in

    ),(1

    minmax

    )(

    dtIy t (6)

    dengan adalah panjang gelombang minimum dan adalah panjang gelombang

    maksimum. Zat-zat tertentu akan berhubungan dengan puncak-puncak yang

    ditunjukkan oleh grafik y(t).

    Gambar 6. Ilustrasi puncak spektrum zat

    Ketika zat-zat tertentu dapat terlihat dari puncak-puncak grafik y(t), maka kandungan

    pada puncak tersebut dapat diperlihatkan dengan menggambarkan I (t,λ) untuk t yang

    menunjukkan puncak tadi.

  • 6

    Gambar 7. Tampilan Program Dengan Kalibrasi Light Emitting Diode Merah dan Hijau

    Informasi awal untuk kalibrasi, yaitu dari koordinat gambar (pixel) ke panjang

    gelombang (nanometer). Dari gambar 7 terlihat bahwa dua warna yang berbeda

    menunjukkan puncak yang berbeda pula. Dimana secara otomatis ditampilkan puncak

    warna LED merah adalah pada 450,0863 Pixel dan LED hijau pada 299,6424 pixel.

    Dikeahui bahwa panjang gelombang dari masing-masing cahaya tampak dari LED yaitu

    635 nm untuk LED merah dan 565 nm untuk LED hijau [13]. Hal ini mengindikasikan

    bahwa alat yang dibuat sudah dapat bekerja dengan baik untuk menampilkan puncak-

    puncak gelombang dari tiap fraksi zat yang melewati kuvet tiap waktu.

    Pengujian dengan pewarna makanan hijau dalam kolom berisi silica gel dan

    menggunakan pelarut aseton-akuades dengan perbandingan 1:4 menghasilkan 3 (tiga)

    fraksi warna yaitu kuning kehijau-hijauan, hijau, dan hijau kebiru-biruan. Pola spektrum

    yang dihasilkan dengan alat yang dibuat tampak seperti gambar dibawah ini.

    Gambar 8. Spektrum fraksi 1 (warna kuning)

  • 7

    Gambar 9. Spektrum fraksi 2 (warna hijau)

    Gambar 10. Spektrum fraksi 3 (warna hijau kebiru-biruan)

    Gambar 8, 9, dan 10 menunjukkan bahwa puncak-puncak gelombang dalam

    bentuk 3 dimensi muncul pada selang waktu tertentu, yang kemudian dapat diplot untuk

    melihat sebaran spektrumnya dalam 2 dimensi pada cuplikan waktu tertentu. Pada detik

    ke 501.106 menunjukkan pola spektrum fraksi 1, detik ke 2000.491 menunjukkan pola

    spektrum fraksi 2, dan detik 2601.434 menunjukkan pola spektrum fraksi 3. Adapun

    ketiga fraksi berada pada sebaran gelombang 550-700 nm dan puncak- diantara 600-650

    nm dengan kecenderungan intensitas mengalami peningkatan dari fraksi 1 ke fraksi 3.

  • 8

    Masing-masing fraksi diukur spektrum gelombangnya dengan menggunakan

    Spektrometer UV-Vis Mini 1240 merek Shimadzu dengan hasil sebagai berikut.

    Gambar 11. (a) Gambar 11. (b)

    Gambar 11. (c)

    Gambar 11. (a) Spektrum fraksi 1, Gambar 11. (b) Spektrum fraksi 2, dan

    Gambar 11. (c) Spektrum fraksi 3.

    Gambar 11. (a), (b), dan (c) menunjukkan bahwa puncak-puncak gelombang dari

    ketiga fraksi yang diukur tampak jelas berada pada daerah 500-700 nm. Puncak yang

    teramati mengalami peningkatan dari fraksi 1 sampai 3 pada panjang gelombang 628

    nm.

    Dengan membandingkan data yang diperoleh dari pengukuran menggunakan

    spektrometer UV-Vis dan alat yang dibuat, maka kita dapat melihat bahwa nilai sebaran

    spektrum ketiga fraksi dan puncak gelombangnya berada pada rentang nilai yang sama.

    5. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kombinasi teknik

    Kromatografi kolom gravitasi dan CD spektrometer dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi spektrum partisi zat berdasarkan visualisasi warna dan berfungsi

    sebagai analogi Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi (KCKT) dengan pengolahan data

    intensitas sebagai fungsi panjang gelombang dan waktu yaitu I (t,λ) secara otomatis.

  • 9

    Data perubahan spektrum ditampilkan dalam format 3 dimensi sehingga dapat diamati

    puncak-puncak gelombang pada selang waktu tertentu, yang kemudian dapat dipilih

    cuplikan waktu tertentu dengan plot 2 dimensi. Dengan rancangan alat yang telah

    dibuat, diperoleh spektrum ketiga fraksi warna dari perwarna makanan hijau dalam

    kolom berisi silica gel menggunakan pelarut etanol:aquades dengan perbandingan 1:4

    terbaca pada daerah 500-700 nm dengan puncak berada diantara 600-650 nm. Nilai ini

    sama dengan yang terbaca pada Spektrometer UV-Vis Mini 1240 merek Shimadzu.

    Dengan demikian, dapat dikatan bahwa alat yang dibuat sudah bekerja dengan baik.

    PUSTAKA

    [1] Sastrohamdjojo Hardjono. 2002. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty.

    [2] Anonim. 2007. Build a CD Spectrometer. Wynyard Planetarium &

    Observatorium.

    [3] Silas Elsavior, Rondonuwu Ferdy S, dan Trihandaru Suryasatria. 2011.

    Rancangan Spektrometer Sederhana Menggunakan Compact Disc (CD) dan

    kamera Digital serta Hasil Uji Cobanya. Salatiga: Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    [4] Raymond P. W. Scott. 2003. Principles And Practice Of Chromatography. Book

    1 Chrom-Ed Book Series. Library For Science.

    [5] Anonim. 2011. Panduan Kuliah Kimia Intrumentasi & II Semester II 2011-2012.

    Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

    [6]

    Sastrohamdjojo Hardjono. 2003. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.

    [7] Anonim. Modern Chemical Technique: Ultraviolet/Visible Spectroscopy. The

    Royal Society of Chemistry. hal. 93.

    [8] Heri Sugito, Wahyu SB, K. Sofjan Firdausi, Siti Mahmudah. 2005. Pengukuran

    Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah

    Banyak. Berkala Fisika. Vol.8, No.2, April 2005, hal 37-44.

    [9] Kees A. Schouhamer Immink. 1998. The CD Story. Institute for Experimental

    Mathematics, Essen, Germany. Reprinted from the Journal of the AES, 458-465.

    [10] Sri Waluyanti, dkk. 2008. Rancangan Dasar CD. Direktorat Pembinaan SMK.

    [11] Halliday & Resnick. 2005. Fundamental of Physics, Vol. 2. John Wiley & Sons.

    [12] Wijaya Marthin Ch dan Prijono Agus. 2007. Pengolahan Citra Digital

    Menggunakan Matlab Image Processing Toolbox. Bandung: Informatika.

    [13] Anonim. LED Color Chart. Website:

    http://www.oksolar.com/led/led_color_chart.htm. Diakses tanggal 2/8/2012.

    http://www.oksolar.com/led/led_color_chart.htm.%20Diakses%20tanggal%202/8/2012