Kolese Jesuit Di Indonesia

6
KOLESE JESUIT DI INDONESIA Kolese adalah lembaga pendidikan yang dimiliki dan dikelola oleh Yesuit (sebutan bagi para rohaniwan ordo Serikat Yesus atau SJ). Tujuan pendirian kolese adalah untuk mempersiapkan/mendidik para pemuda supaya memiliki kecakapan intelektual dan hidupnya akrab dengan Tuhan, dengan demikian siap menjadi pemimpin keagamaan dan masyarakat. Kolese pada awalnya didirikan oleh Santo Ignatius Loyola pada sekitar tahun 1500. Ignatius Loyola membangun kolese dengan tujuan yang telah disebutkan ketika situasi reformasi gereja. Loyola adalah salah satu tokoh kontra reformasi dan melakukan pembaharuan dengan tetap berpegang pada ajaran Katolik. Kolese pertama di Indonesia adalah Kolese Xaverius di Muntilan. Pendiri dan pencetus ide itu adalah Pater van Lith, SJ. Murid-muridnya mengatakan bahwa ia adalah seorang Belanda berhati Jawa (waktu itu negara Indonesia belum berdiri). Ia sangat prihatin melihat keadaan kemanusiaan waktu itu. Orang Jawa di tanahnya sendiri adalah budak, sedangkan orang Belanda adalah tuan. Ini adalah suatu kemanusiaan yang timpang. Ia ingin mengubah persepsi, sikap, dan penghayatan akan kemanusiaan yang salah itu. Untuk itu, ia mendirikan kolese bagi pemuda Jawa atau Indonesia. Di Kolese Xaverius, siswa meresapkan iman keyakinan bahwa setiap manusia diciptakan sama sebagai anak-anak Allah. Di samping itu, mereka belajar bahasa dan budaya Belanda. Di asrama, siswa belajar hidup dengan cara hidup orang Belanda. Dengan bekal yang diperoleh selama di kolese, siswa-siswa Jawa menghayati kemanusiaan yang benar, tidak menjadi inferior, mampu berbahasa dan bertatacara sebagai manusia berbudaya modern. Mereka dapat duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan orang Belanda. Cita-cita kolese Pater van Lith, SJ berhasil. Hal ini tampak dari penghayatan para siswanya sebagai orang Jawa otentik yang mampu hidup modern. Mereka menghayati kemanusiaan yang benar, memperjuangkan, dan menyebarkannya. Banyak dari mereka menjadi guru dan mengajarkan apa yang telah diperoleh dari Muntilan. Banyak juga yang berkecimpung dalam berbagai profesi dan di mana mereka berada, mereka memperjuangkan ideal Kolese Xaverius.

Transcript of Kolese Jesuit Di Indonesia

Page 1: Kolese Jesuit Di Indonesia

KOLESE JESUIT DI INDONESIA

Kolese adalah lembaga pendidikan yang dimiliki dan dikelola oleh Yesuit (sebutan bagi para rohaniwan ordo Serikat Yesus atau SJ). Tujuan pendirian kolese adalah untuk mempersiapkan/mendidik para pemuda supaya memiliki kecakapan intelektual dan hidupnya akrab dengan Tuhan, dengan demikian siap menjadi pemimpin keagamaan dan masyarakat.

Kolese pada awalnya didirikan oleh Santo Ignatius Loyola pada sekitar tahun 1500. Ignatius Loyola membangun kolese dengan tujuan yang telah disebutkan ketika situasi reformasi gereja. Loyola adalah salah satu tokoh kontra reformasi dan melakukan pembaharuan dengan tetap berpegang pada ajaran Katolik.

Kolese pertama di Indonesia adalah Kolese Xaverius di Muntilan. Pendiri dan pencetus ide itu adalah Pater van Lith, SJ. Murid-muridnya mengatakan bahwa ia adalah seorang Belanda berhati Jawa (waktu itu negara Indonesia belum berdiri). Ia sangat prihatin melihat keadaan kemanusiaan waktu itu. Orang Jawa di tanahnya sendiri adalah budak, sedangkan orang Belanda adalah tuan. Ini adalah suatu kemanusiaan yang timpang. Ia ingin mengubah persepsi, sikap, dan penghayatan akan kemanusiaan yang salah itu. Untuk itu, ia mendirikan kolese bagi pemuda Jawa atau Indonesia. Di Kolese Xaverius, siswa meresapkan iman keyakinan bahwa setiap manusia diciptakan sama sebagai anak-anak Allah. Di samping itu, mereka belajar bahasa dan budaya Belanda. Di asrama, siswa belajar hidup dengan cara hidup orang Belanda. Dengan bekal yang diperoleh selama di kolese, siswa-siswa Jawa menghayati kemanusiaan yang benar, tidak menjadi inferior, mampu berbahasa dan bertatacara sebagai manusia berbudaya modern. Mereka dapat duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan orang Belanda.

Cita-cita kolese Pater van Lith, SJ berhasil. Hal ini tampak dari penghayatan para siswanya sebagai orang Jawa otentik yang mampu hidup modern. Mereka menghayati kemanusiaan yang benar, memperjuangkan, dan menyebarkannya. Banyak dari mereka menjadi guru dan mengajarkan apa yang telah diperoleh dari Muntilan. Banyak juga yang berkecimpung dalam berbagai profesi dan di mana mereka berada, mereka memperjuangkan ideal Kolese Xaverius.

Delapan Kolese Jesuit di Indonesia

Page 2: Kolese Jesuit Di Indonesia

. Canisius College

Kolese Kanisius (Inggris: Canisius College, Latin: Collegium Canisianum) atau yang lebih dikenal dengan akronim CC [sésé])adalah lembaga pendidikan bernafaskan iman Katolik yang didirikan pada 1 Juni 1927, dengan seorang rohaniwan Yesuit, Pater Dr. J. Kurris SJ, sebagai direktur Kolese Kanisius yang pertama kalinya. Hingga kini Kolese Kanisius dikenal sebagai lembaga pendidikan khusus laki-laki. Nama Kanisius diambil dari santo pelindung sekolah, Santo Petrus Kanisius (1521-1597). Kolese Kanisius memiliki semangat dasar yaitu 3C: Competence, Compassion, dan Conscience.

. De Britto College

Kolese De Britto (De Britto College atau yang lebih dikenal dengan akronim JB [jébé] yang berasal dari nama Johanes de Britto.), adalah Sekolah Menengah Atas Katolik yang diasuh oleh Serikat Jesuit. Dibangun di atas tanah seluas 32.450 m2. SMA ini termasuk salah satu SMA favorit di Yogyakarta dan terkenal karena prestasi di bidang akademis dan intelektual, Olah Raga, dan bidang non-akademis lainnya. Nama 'de Britto' sendiri didapat dari nama seorang Santo dan misionaris Portugal di abad ke-17 yang berkarya di India, Johanes de Britto. 

3. Loyola College 

Page 3: Kolese Jesuit Di Indonesia

Kolese Loyola (Loyola College atau yang lebih dikenal dengan akronim LC [élsi]) adalah sebuah lembaga pendidikan bernafaskan iman Katolik yang dijalankan oleh Serikat Yesus. Kolese Loyola berlokasi di Semarang. Nama Loyola diambil dari nama santo pelindung sekolah, Santo Ignatius Loyola (1491-1556).

4. Gonzaga College

Kolese Gonzaga berdiri pada tahun 1987, dengan nama Kolese Kanisius Unit Selatan. Pada tahun 1990 baru memakai nama Kolese Gonzaga. Nama Gonzaga diambil dari nama santo pelindung sekolah, Santo Aloysius Gonzaga (1568–1591). Kolese Gonzaga pun akrab disebut dengan panggilan Gonz.Kolese ini terletak di Jl. Pejaten Barat 10 A, Jakarta Selatan. Kompleks sekolah Kolese Gonzaga ini juga menyatu dengan kompleks Seminari Menengah Wacana Bhakti. Kompleks pendidikan Kolese Gonzaga ini berdiri di atas tanah seluas 2,8 hektar.

Awalnya merupakan sekolah homogen, khusus untuk laki-laki. Sejak 1990 mulai menerima siswa perempuan. Ikatan alumni Kolese Gonzaga, dikenal dengan nama Ikagona (Ikatan Alumni Kolese Gonzaga). Rektor pertama sekaligus kepala sekolah Kolese Gonzaga adalah Pater J Drost SJ (1925-2005).

Kolese Gonzaga–Seminari Wacana Bhakti boleh dikelompokkan sebagai lembaga pendidikan yang unik. Sebagai lembaga pendidikan umum (SMA), pelaksanaannya disatukan dengan pendidikan khusus untuk para calon pastor. Keunikan lain, pendidikan calon pastor disatukan pada pendidikan umum yang diikuti siswa-siswi. Wacana Bhakti merupakan satu-satunya seminari yang mendidik para seminaris

Page 4: Kolese Jesuit Di Indonesia

bersama para siswi. Siswi di Kolese Gonzaga sendiri berjumlah sekitar 35 persen. Pada umumnya, dan di mana pun juga, pendidikan di seminari hanya diikuti oleh lelaki dan tidak pernah dicampur dengan perempuan. 

5. Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan 

Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan atau akrab disebut Seminari Mertoyudan adalah seminari menengah atau sekolah untuk para calon pastor setingkat SMA. Terletak di Mertoyudan, di pinggir jalan raya Magelang-Yogyakarta. 

6. PIKA

PIKA atau Pendidikan Industri Kayu Atas adalah lembaga pendidikan kayu terdiri dari pendidikan setingkat sekolah menengah kejuruan (Sekolah Menengah Teknik Industri Kayu) dan sekolah tinggi. Berlokasi di Jalan Imam Bonjol No 96, Semarang.

PIKA menyelenggarakan training di bidang perkayuan dan furniture di sepanjang tahun. Konsultasi mengenai ISO dan uji kompetensi SMK juga diberikan oleh institusi PIKA. Produk hasil industri perkayuan seperti mebel rumah tangga atau perkantoran, juga diproduksi oleh PIKA sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pribadi, organisasi atau industri. 

7. Le Cocq d'Armandville 

Le Cocq d'Armandville adalah kolese Yesuit yang terletak di Nabire, Papua. Terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Bukit Meriam, Nabire. Kolese ini merupakan satu-satunya kolese yesuit yang berada di luar Jawa. 

Page 5: Kolese Jesuit Di Indonesia

8. SMK Katolik St. Mikael Surakarta

SMK Katolik St. Mikael Surakarta adalah sebuah sekolah menengah kejuruan di Surakarta, Indonesia. Penyelenggaraan sekolah ini berada di bawah Yayasan Karya Bakti Surakarta. Kolese ini biasa disebut dengan singkatan MICO (Michael College).Kampus kolese Mikael berlokasi di Surakarta , Jawa Tengah, Indonesia. Institusi ini dikelola oleh Romo Jesuit, terbagi dalam dua lembaga pendidikan yaitu : Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI St. Mikael) dan Sekolah Menengah Kejuruan Mikael (SMK St. Mikael).SMK Katolik St. Mikael Surakarta berada dibawah penyelenggaraan Yayasan Karya Bakti Surakarta. Selain SMK, Yayasan ini juga memiliki 2 akademi yaitu ATMI Surakarta dan ATMI Jakarta.SMK St. Mikael pada awalnya bernama STM Kanisius, didirikan pada tahun 1962 oleh Romo Wakkers SJ dengan dua jurusan yaitu : Mesin Umum dan Bangunan Gedung.Berdasarkan keputusan Dirjen Dikdasmen No. 001/c/Kep/1.86 ditetapkan sebagai sebagai STM swasta dengan status akreditasi DISAMAKAN dan pada waktu itu merupakan STM swasta pertama di Jawa Tengah yang berstatus disamakan.Saat ini SMK Katolik St. Mikael Surakarta hanya memiliki satu Program Keahlian yaitu Teknik Pemesinan (Mesin Perkakas) dengan 2 spesialisasi yaitu Mekanik dan Design (Perancangan)Untuk lebih meningkatkan kualitas tamatan, SMK St. Mikael juga menjalankan program plus, yaitu dengan menambah jam praktek mekanik dan gambar serta mata pelajaran lain sesuai kebutuhan kerja ataupun studi lanjut. Disamping itu juga diterapkan : Total Block System, Production Base Education and Training, Capacity Oriented dan Market Oriented.Orientasi praktik :Kelas 1 : Sense of QualityKelas 2 : Sense of EfficiencyKelas 3 : Production and Advance TechnologySMK St. Mikael telah meluluskan lebih dari 2500 alumni yang sebagian besar bekerja di bidang industri baik milik pemerintah, swasta maupun menjadi wiraswastawan.