Kolab43 1306480824 Oktavia Tri Astuti Refleksi Awal Kolaborasi

4
Refleksi Diri Oktavia Tri A 1306480824 Kolaborasi Kesehatan-43 Ketika saya mulai belajar di jurusan farmasi, banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan mengenai dunia kesehatan walaupun saya tergolong orang baru di bidang ini. Sebagai seorang calon tenaga kesehatan Indonesia di masa mendatang, saya kecewa melihat banyaknya keluhan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan di beberapa Rumah Sakit ataupun klinik- klinik kesehatan yang kurang memuaskan. Saya pun juga pernah merasakan ketidakpuasan saya terhadap melayanan kesehatan. Beberapa tahun yang lalu saat saya masih kelas 3 SMP, teman dekat saya mengidap penyakit kanker paru-paru. Ia adalah seorang perokok, dan ayahnya yang sudah meninggal juga disebabkan oleh penyakit tersebut. Kekecewaan saya pada pelayanan kesehatan adalah ketika teman saya tersebut yang awalnya merasakan gejala sakit sesak dan sakit dibagian patu-parunya. Kemudian Ia dibawa di satu Rumah Sakit di kota saya, pihak Rumah Sakit mengatakan bahwa ia sakit flek paru- paru sehingga harus dirawat untuk beberapa hari. Namun, setelah beberapa hari tak kunjung sembuh akhirnya teman saya dipindahkan oleh keluarganya ke Rumah Sakit lain yang dianggap lebih bagus. Ternyata setelah dipindahkan ke Rumah Sakit lain, divonis bahwa teman saya mengidap kanker paru-

description

kolab

Transcript of Kolab43 1306480824 Oktavia Tri Astuti Refleksi Awal Kolaborasi

Page 1: Kolab43 1306480824 Oktavia Tri Astuti Refleksi Awal Kolaborasi

Refleksi Diri

Oktavia Tri A

1306480824

Kolaborasi Kesehatan-43

Ketika saya mulai belajar di jurusan farmasi, banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan

mengenai dunia kesehatan walaupun saya tergolong orang baru di bidang ini. Sebagai

seorang calon tenaga kesehatan Indonesia di masa mendatang, saya kecewa melihat

banyaknya keluhan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan di beberapa Rumah Sakit

ataupun klinik-klinik kesehatan yang kurang memuaskan. Saya pun juga pernah

merasakan ketidakpuasan saya terhadap melayanan kesehatan.

Beberapa tahun yang lalu saat saya masih kelas 3 SMP, teman dekat saya mengidap

penyakit kanker paru-paru. Ia adalah seorang perokok, dan ayahnya yang sudah

meninggal juga disebabkan oleh penyakit tersebut. Kekecewaan saya pada pelayanan

kesehatan adalah ketika teman saya tersebut yang awalnya merasakan gejala sakit sesak

dan sakit dibagian patu-parunya. Kemudian Ia dibawa di satu Rumah Sakit di kota saya,

pihak Rumah Sakit mengatakan bahwa ia sakit flek paru-paru sehingga harus dirawat

untuk beberapa hari. Namun, setelah beberapa hari tak kunjung sembuh akhirnya teman

saya dipindahkan oleh keluarganya ke Rumah Sakit lain yang dianggap lebih bagus.

Ternyata setelah dipindahkan ke Rumah Sakit lain, divonis bahwa teman saya mengidap

kanker paru-paru stadium 2. Akhirnya setelah menjalani perawatan intensif, teman saya

meninggal dunia beberapa hari kemudian. Di lain waktu setelah kira-kira satu tahun

kemudian di Rumah Sakit yang sama, teman saya yang lain juga mengalami salah vonis

penyakit dan beberapa operasi yang gagal. Sehingga pihak keluarga memutuskan untuk

memindahkannya ke Rumah Sakit lain dan juga menuntut Rumah Sakit tersebut dengan

tuduhan adanya malpraktek yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

tersebut.

Dari pengalaman tersebut, sebagai calon tenaga kesehatan saya prihatin dan kecewa

dengan kejadian tersebut. Ironisnya, kasus seperti ini bukan hanya sekali dua kali terjadi,

tapi sudah sangat sering terjadi di Indonesia yang bahkan telah banyak memakan korban

jiwa. Banyak masyarakat yang berobat bukan menjadi sembuh, tapi malah menjadi cacat

Page 2: Kolab43 1306480824 Oktavia Tri Astuti Refleksi Awal Kolaborasi

seumur hidup, bahkan meninggal dunia. Mengapa dan bagaimana hal tersebut dapat

terjadi dan apakah dapat dikatakan sebagai malpraktek? Menurut Coughlin’s Dictionary

Of Law , “malpraktek bisa diakibatkan karena sikap kurang keterampilan atau kehati-

hatian didalam pelaksanakan kewajiban professional, tindakan salah yang sengaja atau

praktek yang bersifat tidak etis”. Hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan adanya salah

diagnosa adalah kurangnya ketrampilan dari tenaga kesehatan, kelalaian tenaga kesehatan

dalam mengambil keputusan, dan memberikan pelayanan kesehatan dibawah standar

profesi. Hal tersebut dapat berakibat fatal apabila tenaga kesehatan menyalahi peraturan

medik yang ada. Kesalahan diagnosa juga dapat disebabkan oleh kurangnya kolaborasi

dan komunikasi yang baik antar tim kesehatan sehingga menyebabkan kurangnya

kerjasama dalam proses pengobatan pasien.

Untuk menambah kualitas pelayanan kesehatan, seharusnya adanya kesalahan diagnosa

ataupun kesalahan-kesalahan lain yang mengecewakan dijadikan pelajaran bagi semua

tenaga kesehatan. Agar pelayanan kesehatan di masa depan menjadi lebih baik dan

kejadian-kejadian tersebut dijadikan alat introspeksi diri. Karena seluruh masyarakat dari

berbagai kalangan berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Dan untuk

mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik dibutuhkan kolaborasi yang baik pula dari

seluruh tenaga kesehatan.

Referensi

1. Elearning.unlam.ac.id. 2014. Kesimpulan dari Malpraktek medik. [online]

Available at: http://elearning.unlam.ac.id/course/info.php?id=43 [Accessed: 7

Mar 2014].

2. hukumonline.com. 2014. hukumonline.com - Berita: Kesalahan Diagnosis

Dokter: Tergolong Malpraktek atau Kelalaian Medik-kah?. [online] Available at:

http://m.hukumonline.com/berita/baca/hol10135/kesalahan-diagnosis-dokter-

tergolong-malpraktek-atau-kelalaian-medikkah [Accessed: 7 Mar 2014].