Koko Persentasi 2

download Koko Persentasi 2

of 36

description

anestesi luka bakar

Transcript of Koko Persentasi 2

PowerPoint Presentation

DI SUSUN OLEH :M.FADLI HARTANU S.KedMIZANUL ABRAR S.KedAYU TIFANI S.KedRITA KUMITA S.Ked

PEMBIMBING:Dr.REZA FAZRI PRASETYO Sp.AN

LAPORAN KASUSLUKA BAKAR

DEFINISILuka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.ETIOLOGIPAPARAN APIFLAME: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebutBENDA PANAS (KONTAK): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masakSCALD (AIR PANAS)Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan.Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paruUAP PANASInhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan nafas akibat edemaGAS PANASCedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahanLISTRIKKLASIFIKASIKEDALAMAN LUKA BAKAR DITENTUKAN OLEH TINGGI SUHU, LAMANYA PAJANAN, SUHU TINGGI, ADEKUASI RESUSITASI, DAN ADANYA INFEKSI PADA LUKA.DERAJAT 1Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan untuk dapat melakukan regenerasiLuka biasanya tampak sebagai eritema dan timbul dengan keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal. Contoh luka bakar derajat I adalah sunburn.Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan dapat sembuh secara sempurna

GAMBAR LUKA BAKAR DERAJAT 1

DERAJAT IILesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat epitel vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi.Gambaran luka bakar berupa gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh darah karena perubahan permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri

GAMBAR LUKA BAKAR DERAJAT II

DERAJAT IIIMengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan yang lebih dalamGejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula, karena pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak

GAMBAR LUKA BAKAR DERAJAT III

BERAT DAN LUAS LUKA BAKARRULE OF NINE

LUKA BAKAR BERAT (MAJOR BURN)Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahunDerajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertamaLuka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineumAdanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakarLuka bakar listrik tegangan tinggiDisertai trauma lainnyaPasien-pasien dengan resiko tinggiLUKA BAKAR SEDANG (MODERATE BURN)Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineumLUKA BAKAR RINGANLuka bakar dengan luas < 15 % pada dewasaLuka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjutLuka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

PATOFISIOLOGI INDIKASI RAWAT INAPMENURUT AMERICAN BURN ASSOCIATION, SEORANG PASIEN DIINDIKASIKAN UNTUK DIRAWAT INAP BILA:Luka bakar derajat III > 5%Luka bakar derajat II > 10%Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan fungsiLuka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitasLuka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnyaAdanya trauma inhalasiPEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan darah rutin dan kimia darahUrinalisisPemeriksaan keseimbangan elektrolitAnalisis gas darahRadiologi jika ada indikasi ARDS (Acute Respiratory Distress Sybdrom)Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS (systemic Inflamatory respons Syndrome) dan MODS (multiple Organ Dysungtion Syindrome) PENATALAKSANAANPRIORITAS UTAMAMempertahankan jalan nafas tetap paten,Ventilasi yang efektif dan mendukung sirkulasi sistemik

1.FASE DARURAT/RESUSITASI PERAWATAN LUKA BAKARA.PERTOLONGAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIANMematikan api2. Mendinginkan luka bakar3. Melepaskan benda penghalang4. Menutup luka bakar5. Mengirigasi Luka bakar kimia

B.RESUSITASI JALAN NAFAS1.INTUBASITindakan intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan manifestasi OBSTRUKSI. Tujuan intubasi mempertahankan jalan nafas dan sebagai fasilitas pemelliharaan jalan nafas

2.KRIKOTIROIDOTOMIBertujuan sama dengan intubasi hanya saja dianggap terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding intubasi. Krikotiroidotomi memperkecil DEAD SPACE, memperbesar TIDAL VOLUME, lebih mudah mengerjakan bilasan BRONKOALVEOLAR dan pasien dapat berbicara jika dibanding dengan intubasi

3.PEMBERIAN OKSIGEN 100%Bertujuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen jika terdapat patologi jalan nafas yang menghalangi suplai oksigen. Hati-hati dalam pemberian oksigen dosis besar karena dapat menimbulkan STRESS OKSIDATIF, sehingga akan terbentuk radikal bebas yang bersifat vasodilator dan modulator sepsis.4.PEMBERIAN TERAPI INHALASIBertujuan mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen jalan nafas dan mencairkan sekret kental sehingga mudah dikeluarkan. Terapi inhalasi umumnya menggunakan cairan dasar NATRIUM KLORIDA 0,9% ditambah dengan BRONKODILATOR bila perlu. Selain itu bias ditambahkan zat-zat dengan khasiat tertentu seperti ATROPIN SULFAT (menurunkan produksi sekret), NATRIUM BIKARBONAT (mengatasi asidosis seluler) dan steroid (masih kontroversial5. Perawatan Jalan nafas6. Penghisapan secret secara berkala7. Bilasan bronkoalveolar8. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi9. Eskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru

C.RESUSITASI CAIRANDengan adanya resusitasi cairan yang tepat, kita dapat mengupayakan stabilisasi pasien secepat mungkin kembali ke kondisi fisiologik dalam persiapan menghadapi intervensi bedah seawal mungkinBeberapa kombinasi kategori cairan dapat digunakan, diantaranya:Koloid: whole blood, plasma, serta expanderKristaloid/elektrolit: larutan NaCl fisiologik atau Ringer Laktat

Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :Disertai patah tulangLuka yang menembus ke dalamLuka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu)Luka dengan komplikasi infeksiLuka dengan kerusakan jaringan yang besar (contoh luka bakar)Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran kudaImplantasi ulang dari gigi yang tanggalD.DETEKSI DAN PENANGANAN CEDERA YANG MENYERTAIE.PENILAIAN LUKA DAN PERAWATAN PENDAHULUANPenatalaksanaan Medis DaruratPemindahan ke Unit Luka BakarPenentuan pengobatan didasarkan pada Beratnya Luka Bakar, yaitu: Ringan tanpa komplikasi: berobat jalan Sedang: Sebaiknya rawat inap untuk observasi Berat : Rujuk ke RSUD dengan infus terpasang

PENATALAKSANAAN MENURUT DERAJAT LUKA BAKARDerajat 1: cuci dengan larutan antiseptik dan beri analgesik. Bila mengenai daerah muka, genital rawat inapDerajat 2: inj. ATS 1500 IU im atau inj. Tetanus Toksoid (TT) 1 ml imDerajat 2 : tidak luas tetapi terbuka : dicuci dengan larutan antiseptik, ditutup kasa steril, beri zalf levertran. Bila tidak ada tanda infeksi, kasa diganti tiap 2 mingguDerajat 3: rujuk ke RSUD dengan infus terpasang

2.FASE AKUT ATAU INTERMEDIAT PERAWATAN LUKA BAKARBerlangsung sesudah fase darurat dan dimulai 48 hingga 72 jam setelah terjadinya luka bakarPerawatan dan penutupan luka,Perawatan umumPembersihan luka hidroterapiDebridemenTerapi antibiotic topicalPembalutanDUKUNGAN NUTRISIKarbohidratProteinLipidVitamin dan mineralPemberian nutrisi parenteral total (NPT) dengan indikasi:penurunan berat badan melebihi 10% dari berat badan normalasupan nutrisi enteral yang tidak adekuat karena status klinis pasienketerpajanan luka yang lamakeadaaan malnutrisi yang sudah tidak baik pada saat sebelum pasien mengalami luka bakar

Pencegahan/penanganan komplikasi termasuk infeksi teknik aseptik + antibiotikPenatalaksanaan Nyeri perawatan luka dengan cepat dan terampil, analgetik, bius

3.FASE REHABILITASIPencegahan parut & kontraktur pakaian tekan elastic (elastic pressure garment)Rekonstruksi fungsional&kosmetik Pembedahan rekontruksiKonseling psikologi perawat, psikolog, dan juga faktor pendukung (keluarga, teman, orang terdekat)

KOMPLIKASIKomplikasi SIRS bervariasi tergantung etiologi, Komplikasi yang mungkin terjadi pada SIRS adalah Gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)Pneumonia nosokomialGagal ginjalPerdarahan saluran cerna dan stres gastritis, Anemia Trombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT), Hiperglikemia Disseminated intravascular coagulation (DIC)Syok Sepsis