Kode p/j Uraian 750.000 nya kenaikan gajinya pak Hadid ...
Transcript of Kode p/j Uraian 750.000 nya kenaikan gajinya pak Hadid ...
72
menyebutkan kesulitan dari soal yaitu sulit menentukan umur Pak Hadid ketika
mendapat gaji sebesar 32.000.000.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua pada
level mengevaluasi oleh subjek kedua. S2 tidak memberikan jawaban pada soal
tersebut, sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2C522-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S2C522-001 J Ini waktunya umur 40 tahun dia dapat gaji 15.750.000,itu
750.000 nya kenaikan gajinya pak Hadid, tahun depan
yang umur 41 tahun dia dapat gaji 16.500.000. yang
ditanyakan apabila batas pensiun diperusahaan asuransi
adalah 60 tahun dan pak Hadid menjabar sebagai
manager sampai dia pensiun, apakah pak Hadid pernah
mendapat gaji minimal 32.000.000 tiap bulannya? Jika ia
pada usia berapa
S2C522-002 P Apa kesulitannya?
S2C522-002 J Kucarimi semua itu yang paling dekat itu umurnya tapi
tidak kudapat
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
kenaikan gaji pak Hadid adalag Rp. 750.000 dan ditanyakan dari soal yang
diberikan yaitu apabila batas pensiun diperusahaan asuransi adalah 60 tahun dan
pak Hadid menjabat sebagai manager sampai dia pensiun, apakah Pak Hadid pernah
mendapat gaji minimal 32.000.000. Kemampuan S2 dalam mengevaluasi tidak
dapat diidentifikasi karena tidak dapat menemukan penyelesaian terhadap soal yang
diberikan karena S2 kesulitan mencari umur Pak Hadid ketika mendapat gaji
32.000.000.
73
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua
pada level mengevaluasi oleh subjek ketiga. S3 tidak memberikan jawaban pada
soal tersebut, sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S3C522-001 P Apa yang diketahui dari soal tersebut?
S3C522-001 J Umur nya pak Hadid itu 40 tahun gaji pertamanya itu
15.750.000, kenaikan gajinya pertahun 750.000,
S3C522-002 P Yang ditanyakan?
S3C522-002 J Umur berapa Gaji minimal 32.000.000
S3C522-003 P Apa kesulitan dari soal ini?
S3C522-003 J Menentukan umurnya, trus berapa kalau setiap bertambah
umurki, berapa kenaikannya gajinya, mungkin salah
hitungka caranya kasi pas itu umur berapa diadapat gaji
32.000.000
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
umur pak Hadid itu 40 tahun gaji pertamanya 15.750.000 dan kenaikan gajinya
sebesar 750.000. s3 dapatengidentifikasi bagian yang ditanyakan dari soal yang
diberikan yaitu umur berapa gaji pak Hadid berjumlah 32.000.000. Kemampuan S3
dalam menganalisis tidak dapat diidentifikasi karena, S3 kesulitan dalam
menemukan pemecahan masalahnya. S3 tidak mampu menganalisis informasi
untuk menentukan umur pak Hadid. Sehingga S3 keliru dalam memilih kesimpulan.
74
C. Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Pemecahan
Masalah matematika Level Mencipta (C6)
1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Tes Pertama
Berikut ini adalah soal dan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi pertama
pada level mencipta oleh ketiga subjek. Adapun soal nomor 1 adalah sebagai
berikut:
1. Seratus butir kelereng akan diletakkan pada 10 cangkir berbeda. Tiap-tiap
cangkir berisi sejumlah kelereng yang berbeda. Agar jumlah kelereng pada
tiap-tiap cangkir membentuk deret aritmetika. Berapakah jumlah kelereng
terbanyak yang dapat diletakkan pada salah satu cangkir?
. Berikut ini adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama pada
soal nomor 1 level mencipta oleh subjek pertama.
Gambar 4.14 Jawaban soal nomor 1 tes pertama (C6) Subjek S1
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
75
Kode p/j Uraian
S1C611-001 P apa yang diketahui?
S1C611-001 J kan diketahui ada 10 cangkir, berarti n nya itu 10, tiap-
tiap cangkir berisi kelereng yang berbeda-beda, berarti
beda-beda kelerengnya, berbentuk aritmetikaki, berarti
samai bedanya semua, Sn nya yaitu 100 butir kelereng
yang mau dibagi-bagi ke dalam cangkir supaya berebntuk
aritmatika, yang ditanyakan berapa jumlah kelereng
terbanyak yang dapat diletangkan pada salah satu cangkir
S1C611-002 P apa kesulitan dari soal itu?
S1C611-002 J karena tidak ditauki cara atau pake rumusnya, haruspi
kalo menurutku saya, karna saya pake manualka
S1C611-006 P lalu bagaimana carata dapatki jawabannya?
S1C611-006 J kucariki kukasi manualki, pertama kucariki dulu, 2 4…
angka yang genap-genap dulu baru sudah itu tidak
kudapatki baru kucarimi yang ganjil, kudapatmi
S1C611-007 P kenapa berpikiranki kalau polanya antara pola bilangan
ganjil atau genap?
S1C611-007 J karena jumlahnya mendekati 100 ketika dijumlah
S1C611-008 P bagaimana carata yakin kalau ini ketika dijumlah dapat
100?
S1C611-008 J Karena sudahmi kujumlah
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S1 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
ada 100 kelereng yang akan disimpan dalam 10 cangkir berbeda dan jumlah
kelereng di setiap cangkir membentuk deret aritmetika. S1 dapat mengidentifikasi
bagian yang ditanyakan dari soal yang diberikan dengan baik yaitu berapa jumlah
kelereng terbanyak disalah satu cangkir.
Dalam merencanakan penyelesaian, S1 memulai rencana penyelesaian
dengan memahami informasi yang diketahui yaitu dengan menganalisis informasi
untuk menemukan rumus yang cocok tapi S1 tidak menemukan rumus yang dapat
digunakan sehingga ia merancang Suatu cara sendiri untuk meyelesaikan masalah
yaitu mengidentifikasi pola dengan menjumlahkan setiap angka yang mungkin
76
cocok. S1 menyelesaikan masalah dengan melakukan pengujian pada angka ganjil
dan genap dan memberi argumentasi bahwa pola angka ganjil dan pola angka genap
ketika dijumlahkan hasilnya mendekati 100. Dalam mengecek kembali
penyelesaiannya, S1 menjumlahkan kembali pola yang diperoleh.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama
pada soal nomor 1 level mencipta oleh subjek kedua.
Gambar 4.15 Jawaban soal nomor 1 tes pertama (C6) Subjek S2
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2C611-001 P apa yang diektahui dari soal ini?
S2C611-001 J ada 100 butir kelereng mau dikasi masuk dalam 10 cangkir
berbeda, setiap cangkir beda-beda isinya, tapi selisihnya
masuk di deret aritmetika
S2C611-002 P apa yang ditanyakan?
S2C611-002 J yang ditanyakan itu berapa jumlah terbanyak dalam satu
cangkir
S2C611-003 P penyelesaiannya?
S2C611-003 J pertama itu kubikinkanki dulu pola, kucari polanya supaya
dapatki jumlah 100
S2C611-004 P lalu, bagaimana carata dapat pola itu?
S2C611-004 J saya cari cari sendiri, yang pertama itu selisih dua, kalau
nda daapt nanti lagi selisih tiga begituji kak
77
Kode p/j Uraian
S2C611-005 P terus?
S2C611-005 J kan itu selisih dua kan banyak, jadi kecari terus, pertama
saya mulai dari angka 2, 4, 6, tapi sampainya batasnya itu,
kujumlah trus nda dapat 100, jadi kumulai dari ganjil,
itukan sudah genap ganjil lagi kucari.
S2C611-008 J iye, karena setelah saya jumlah menghasilkan 100
S2C611-009 P apa kesulitan dari soal ini?
S2C611-009 J karena tidak diketahui bedanya
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan
bahwa dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang
diketahui yaitu ada 100 butir kelereng akan dimasukkan dalam 10 cangkir
berbeda, setiap cangkir isinya berbeda dan membentuk deret aritmetika. S2
mampu mengidentifikasi bagian yang ditanyakan dari soal yang diberikan dengan
baik yaitu berapakah jumlah kelereng terbanyak. Dalam merencanakan
penyelesaian, S2 memulai rencana penyelesaian dengan memahami informasi
yang diketahui yaitu dengan menganalisis (C4) informasi untuk menemukan pola
bilangannya. S2 menentukan polanya dengan merancang (C6) Suatu cara sendiri
untuk mencari pola yang mungkin cocok yaitu menguji setiap angka dengan cara
menjumlahkannya.
S2 menyelesaikan masalah dengan melakukan pengujian (C5)
pada angka ganjil dan genap dan memberi argumentasi (C5) bahwa pola angka
ganjil dan pola angka genap ketika dijumlahkan hasilnya mendekati 100.
Kemudian S2 memilih (C5) 10 angka yang ketika dijumlahkan mendekati 100
atau mendapat 100. Dalam mengecek kembali penyelesaiannya, S2
78
menjumlahkan kembali angka nya dan mengidentifikasi (C2) kesulitan soal yaitu
tidak ada informasi selisishnya sehingga susah membentuk deretnya.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama
pada soal nomor 1 level mencipta oleh subjek ketiga. S3 tidak memberikan jawaban
pada soal tersebut, sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S3C611-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S3C611-001 J Ada 100 kelereng mau ditaro di 10 cangkir yang berbeda,
disuruh kayak membentuk deret aritmetika
S3C611-002 P Yang ditanyakan?
S3C611-002 J Berapa jumlah kelereng terbanyak disalah satu cangkir
S3C611-003 P Apa kesulitan dari soal ini?
S3C611-003 J Yang disuruh membentuk deret aritmetika, disitu bingungka
karena tidak diketahui suku pertama dan selisihnya jadi
susah.
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi (C2) bagian yang diketahui
yaitu ada 100 kelereng akan diletakkan di 10 cangkir yang berbeda dalam bentuk
deret aritmetika dan ditanyakan dari soal yang diberikan yaitu berapa jumlah
kelereng terbanyak disalah satu cangkir. Kemampuan S3 dalam mencipta (C6)
tidak dapat diidentifikasi karena, S3 tidak mampu merancang (C6) pemecahan
masalahnya sendiri. S3 kesulitan menganalisis (C4) informasi untuk menentukan
pemecahan masalah, dan tidak mampu memilih (C5) angka yang dapat membentuk
pola yang dimaksud. Adapun soal nomor 2 adalah sebagai berikut:
79
2. Sebuah lembaga pendidikan yang baru buka, banyak murid yang mendaftar
setiap bulan bertambah dengan jumlah yang sama. Jumlah murid yang
mendaftar pada bulan ke-4 ada 20 orang. Jika jumlah semua murid dalam satu
tahun pertama 360 orang, tentukan banyaknya murid yang mendaftar pada
bulan ke -10!
Berikut ini adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama pada
soal nomor 2 level mencipta oleh subjek pertama.
Gambar 4.16 Jawaban soal nomor 2 tes pertama (C6) Subjek S1
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S1C612-001 P apa yang diketahui dari soal ini?”
S1C612-001 J diketahui itu jumlah murid kan ada yang mendaftar tiap
bulan mendaftar dengan jumlah peningkatan yang sama,
berarti ini membentuk deret aritmetika, itukan diketahui
80
Kode p/j Uraian
U4 itu sama dengan 20 orang, ini Sn nya 360 orang.
Ditanyakan tentukan U10.
S1C612-002 P Rumus apa dipake?
S1C612-002 J Rumus itu Sn = n/2 (a+Un), kan ditaumi Sn nya (kemudian
mencakar untuk menentukan persamaan Un)
S1C612-003 P ini 20 = a + 3b darimana?
S1C612-003 J dari ini, kan U4 itu 20, kan untuk mendapatkkan 20 itu
rumusnya a + 3b, selanjutnya supaya a nya hilang jadi
dikalikan semua, supaya bisa ditentukan nilai b nya dari
kedua persamaan itu, nah didapatmi b nya sama dengan
4, kemudian disubstitusimi masuk itu 4 nya, supaya
didapatki yang a nya, didapatmi a nya 8, dicarimi pake
rumus Un lagi a+ (n-1)b, untuk mencari U10 yang tadi
ditanyakan, didapatmi 44.
S1C612-004 P dari manaki yakin kalo U10 nya itu 44?
S1C612-004 J (menghitung kembali)
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S1 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 4 ada 20 orang dan jumlah murid
dalam 1 tahun pertama ada 360 orang. S1 mampu mengidentifikasi bagian yang
ditanyakan dari soal yang diberikan dengan baik yaitu tentukan banyaknya murid
yang mendaftar pada bulan ke 10. Dalam merencanakan penyelesaian, S1 mampu
menganalisis informasi yang dipahami untuk menentukan pemecahan masalah
yang akan digunakan yaitu dengan membentuk persamaan. S1 menyimpulkan
rumus yang digunakan berdasarkan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan
yaitu menggunakan rumus barisan dan deret aritmetika.
81
S1 menyelesaikan masalah dengan mecipta struktur baru berupa
persamaan sederhana yang diperoleh dengan menggunakan metode substitusi dan
eliminasi untuk menentukan suku pertama (a) dan selisih (b). kemudian S1
membuat persamaan baru yaitu Un = 8 + (n-1)4. Kemudian S1 menginterpretasikan
informasi untuk menentukan suku ke 10 kedalam persamaan yang dibuat dan
menarik kesimpulan bahwa jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 10 ada 44
orang. S1 mengecek kembali hasil pekerjaannya dengan cara menghitung kembali
jumlah suku ke 10.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama
pada soal nomor 2 level mencipta oleh subjek kedua.
Gambar 4.17 Jawaban soal nomor 2 tes pertama (C6) Subjek S2
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2C612-001 P apa yang diketahui pada soal ini?
82
Kode p/j Uraian
S2C612-001 J setiap bulan murid yang mendaftar selalu bertambah dengan
jumlah yang sama, dan pada bulan ke 4 ada 20 siswa dan
jumlahnya 1 tahun 360
S2C612-002 P apa yang ditanyakan?
S2C612-002 J banyak murid yang mendaftar pada bulan ke 10?
S2C612-003 P kenapaki bisa langsung buat pola begitu
S2C612-003 J kan yang diketahui suku ke 4 itu 20 dan jumlah seluruhnya
360, jadi saya buatmi seperti ini (menunjuk cakaran)
Kode p/j Uraian
S2C612-004 P terus selisihnya berapa?
S2C612-004 J ini pertama toh kukasi, kupikir kalau misalnya lompat ke 4
itu dapat 20 berapa, saya kali kali begitu
S2C612-005 P terus?
S2C612-005 J jadi kucari lagi kali kali 4, trus inikan lebih ki seharusnya ini
dibulan ke 5 kalo dikali 4, jadi kucoba 8 saja, dan seterusnya.
Baru nadapatmi
S2C612-006 P bagaimana yakinki kalau bulan 10 itu 44?
S2C612-006 J karna sudahmi saya tambah dan menghasilkan 360
S2C612-007 P apa kesulitan soal ini?
S2C612-007 J tidak ada dia bilang kalau pake pola ini atau ini
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
setiap bulan murid yang mendaftar selalu bertambah dengan jumlah yang sama,
pada bulan ke 4 ada 20 siswa yang mendaftar dan junlah siswa dalam satu tahun
pertama yaitu 360 tahun. S2 mampu mengidentifikasi bagian yang ditanyakan dari
soal yang diberikan yaitu banyak murid yang mendaftar pada bulan ke 10. Dalam
merencanakan penyelesaian, S2 memulai rencana penyelesaian dengan memahami
informasi yang diketahui yaitu dengan menganalisis informasi untuk menemukan
83
pola bilangannya. S2 menentukan polanya dengan merancang Suatu cara sendiri
untuk mencari pola yang mungkin cocok.
S2 menyelesaikan masalah dengan melakukan pengujian pada angka
kelipatan lima dan kelipatan 4. Kemudian S2 memilih angka yang ketika
dijumlahkan mendapat 360. Dalam mengecek kembali penyelesaiannya, S2
menjumlahkan kembali angka nya dan mengidentifikasi kesulitan soal yaitu tidak
diketahui selisihnya sehingga sulit membuat deretnya.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tes pertama
pada soal nomor 2 level mencipta oleh subjek ketiga. S3 tidak memberikan jawaban
pada soal tersebut, sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S3C612-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S3C612-001 J Jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 4 ada 20
orang, jika jumlah semua murid dalam 1 tahun pertama
360 orang, tentukan banyaknya murid yang mendaftar
pada bulan ke 10
S3C612-002 P Informasi apa yang kurang disini supaya bisaki jawabki?
S3C612-002 J Bingungka cari selisihnya, andaikan ada keterangan bulan
pertama berapa murid dan bulan kedua juga ditau
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 4 ada 20 orang dan jumlah semua
murid dalam satu tahun pertama 360 orang. S3 mampu mengidentifikasi bagian
yang ditanyakan dari soal yang diberikan yaitu tentukan banyak murid yang
mendaftar pada bulan ke 10. Kemampuan S3 dalam mencipta tidak dapat
84
diidentifikasi karena, S3 tidak mampu merancang pemecahan masalahnya. S3
kesulitan menganalisis informasi untuk menentukan pemecahan masalah untuk
menentukan suku ke 10 berdasarkan data yang diketahui.
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Tes kedua
Berikut ini adalah soal dan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua
pada level mencipta oleh ketiga subjek. Adapun soal nya adalah sebagai berikut:
Jika angka pada pada bilangan 100000100000100000100000… dilanjutkan
terus menerus hingga angka ke-100 dengan pola yang terlihat, maka tentukan
banyak angka “0” pada bilangan tersebut!
Berikut ini adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua pada level
mencipta oleh subjek pertama.
Gambar 4.18 Jawaban soal nomor 3 tes kedua (C6) Subjek S1
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S1C623-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
85
Kode p/j Uraian
S1C623-001 J Yang diketahui itu dalam 6 angka ada 5 angka 0, baru ada
angka, sampainya angka 100 itu yang 6 angka semua
berulang teruski sampainya ke 100, itu 100 dibagi 6.
S1C623-002 P Kenapa 100 dibagi 6?
S1C623-002 J Karna 100 itu 100 kan yang ditanyakan itu berapa angka
0 sampai angka 100
S1C623-003 P Dibagi 6 karna ada 6 angka yang selalu berulang toh?
S1C623-003 J Iye (mencakar)
S1C623-004 P Ini kenapa bisa 84?
S1C623-004 J Ada 84 amgka 0 karena diketahui angka 1 itu ada 16 dari
ini 100 dibagi 6 . kan dalam angka yang berpola ada 5
angka 0 jadi 16 dikali 5, kemudian 16 dikali 5
samadengan 80, kan tadi itu 100 dibagi 16 ada sisanya 4,
berarti itu sisanya yang 4 adalah angka 0. Berarti
ditambahmi 80 ditambah 4 jadi 84
S1C623-005 P Kan polanya itu ada 6 angka yang selalu berulang, kana
da sisanya angka, itu sisanya 4 angka, mulai dari satu
kan? Berarti ada angka 1 pada 4 angka sisa tersebut
S1C623-005 J Iye
S1C623-006 P Berarti berapa angka 0 nya yang tersisa?
S1C623-006 J Ohh iye berarti ada 17 angka 1 nya. 83 angka 0 nya.
Berarti salahka
S1C623-007 P Apa kesulitan dari soal ini?
86
Kode p/j Uraian
S1C623-007 J Tidak ada, Cuma saya salah mengira, kukira di 4 sisanya
itu semua angka 0.
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S1 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
pada pola ada 6 angka yang selalu berulang yang terdiri dari 1 angka 1 dan 5 angka
0. S1 mampu mengidentifikasi bagian yang ditanyakan dari soal yang diberikan
dengan baik yaitu tentukan angka 0 hingga pola ke 100. Dalam merencanakan
penyelesaian, S1 menyelesaikan masalah dengan merancang suatu cara sendiri
untuk meyelesaikan masalah dalam menentukan jumlah angka 0 yaitu dengan
menentukan banyaknya angka 1 terlebih dahulu kemudian mengurangkan 100
dengan banyaknya angka 1.
S1 melaksanakan penyelesaian dengan menghitung angka 0 dengan cara
membagi dan menentukan banyaknya angka 1 kemudian mennetukan banyaknya
angka 0 sebagai kesimpulan penyelesaian masalah . tetapi kesimpulan yang diambil
tidak tepat karena kesalahan mengidentifikasi banyaknya angka 0. Dalam
mengecek kembali, S1 tidak mengecek kembali jawabannya sehingga terjadi
kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua pada
level mencipta oleh subjek kedua. S2 tidak memberikan jawaban pada soal tersebut,
sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2C623-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
87
Kode p/j Uraian
S2C623-001 J Diketahui itu polanya ada 6 angka yang selalu berulang
S2C623-002 P Apa yang ditanyakan?
S2C623-002 J Jika pola dilanjutkan sampai angka ke- 100, berapa jumlah
angka 0 nya
S2C623-003 P Apa kesulitan dari soal ini?
S2C623-003 J Ini mauka kasi rumus aritmetika tapi tidak bisa juga, jadi
bingungka mau diapai
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
polanya ada 6 angka yang selalu berulang dan ditanyakan dari soal yang diberikan
yaitu jika pola dilanjutkan hingga angka ke 100 berapakah jumlah angka 0 nya.
Kemampuan S2 dalam mencipta tidak dapat diidentifikasi karena tidak dapat
menemukan penyelesaian terhadap soal yang diberikan karena S2 kesulitan
menentukan pemecahan masalahnya.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua pada
level mencipta oleh subjek ketiga.
Gambar 4.19 Jawaban soal tes kedua (C6) Subjek S3
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara sebagai
berikut:
88
Kode p/j Uraian
S3C623-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S3C623-001 J Diketahui polanya itu, 100000100000 seterusnya berarti itu
satu baru 5 angka 0 nya dibelakang, baru berulang lagi
seterusnya.
S3C623-002 P Yang ditanyakan apa?
S3C623-002 J Banyak angka 0 hingga angka ke 100
S3C623-003 P Trus langkah-langkah pemecahannya?apa dilakukan
pertama untuk mendapatkan ini?
S3C623-003 J Inikan berulang terusji, berrati ini ada 6 angka, itu itu 6
kukasi jadi deret aritmetikaki, jadi 6 12 18 seterusnya
sampainya nadapat 100
S3C623-004 P Trus?
S3C623-004 J Kan 100 angka, kan ini misalnya ini pola pertama kan pasti
ada angka 1 nya, jadi kuhitung disitu ada berapa angka 1
sampai pola ke 102,berrati ada 17. Berarti 100-17 sama
dengan 83, berarti 83 itu angka 0 nya.
S3C623-005 P Yakin maki kalau 83?
S3C623-005 J Yakin karna sdh kuhitung baik baik.
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
ada 6 angka yang selalu berulang dan ditanyakan dari soal yang diberikan dengan
baik yaitu tentukan banyaknya angka 0 jika pola diteruskan hingga angka ke 100.
Dalam merencanakan penyelesaian, S3 menyelesaikan masalah dengan merancang
suatu cara sendiri untuk meyelesaikan masalah dalam menentukan jumlah angka 0
yaitu mencari jumlah angka 1 terlebih dahulu kemudian mencari jumlah angka 0
nya.
S3 melaksanakan penyelesaian dengan menghitung angka 0 dengan
cara mengitung angka 1 nya dengan menggunakan angka kelipatan 6 sampai
mendekati 100, setelah itu S3 menyimpulkan jumlah angka 1 dan mengurangkan
89
100 dengan banyaknya angka 1 tadi. Dalam mengecek kembali, S3 mengecek
kembali cara penyelesaiannya dan perhitungannya.
3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Tes Ketiga
Berikut ini adalah soal dan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi ketiga
pada level mencipta oleh ketiga subjek. Adapun soal nya adalah sebagai berikut:
Seorang petani menanam pohon apel dalam pola persegi. Untuk melindungi
pohon-pohon apel dari serangan angin dia menanam pohon-pohon konifer di
seluruh kebun. Disini Anda melihat diagram situasi di mana Anda dapat melihat
pola pohon apel dan pohon konifer untuk sejumlah (n) baris pohon apel. Buatlah
rumus untuk menentukan jumlah pohon konifer dengan 50 baris pohon apel tanpa
menggambar dan mencacah satu persatu!
Berikut ini adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi ketiga pada level
mencipta oleh subjek kedua. S2 tidak memberikan jawaban pada soal tersebut,
sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2C633-001 P Apa yang diketahui dari soal tersebut?
S2C633-001 J Seorang petani menanam pohon apel dalam pola persegi.
Untuk melindungi pohon-pohon apel dari serangan angin
dia menanam pohon-pohon konifer di seluruh kebun
S2C633-002 P Yang ditanyakan?
S2C633-002 J Buatlah rumus untuk menentukan jumlah pohon konifer
dengan 50 baris pohon apel tanpa menggambar dan
mencacah satu persatu!
90
Kode p/j Uraian
S2C633-003 P Kan ini adami polanya, kalau 1 baris segini pohonnya,
kalau dua baris segini jumlah pohonnya
S2C633-003 J ohh saya kira jumlah apelnya itu 50
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan
bahwa dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang
diketahui yaitu seorang petani menanam pohon apel dalam pola persegi, untuk
melindungi pohon-pohon apel dari serangan angina dia menanam pohon-pohon
konifer diseluruh kebun. S2 mampu menginterpretasi bagian yang ditanyakan dari
soal yang diberikan yaitu buatlah rumus untuk menentukan jumlah pohon konifer
dengan 50 baris pohon apel tanpa menggambar dan mencacah satu persatu.
Kemampuan S2 dalam mencipta tidak dapat diidentifikasi karena tidak dapat
menemukan penyelesaian terhadap soal yang diberikan karena S2 kesulitan
memahami maksud soal dan kesulitan menrancang rumus.
Selanjutnya adalah hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi ketiga pada
level mencipta oleh subjek ketiga. S3 tidak memberikan jawaban pada soal tersebut,
sehingga dilakukan wawancara sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S3C633-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S3C633-001 J Jumlah pohon konifer dan pohon apel
S3C633-002 P Yang ditanyakan?
S3C633-002 J Buatlah rumus untuk menentukan jumlah pohon konifer
dengan 50 baris pohon apel
S3C633-003 P Apa kesulitan dari soal ini
S3C633-003 J Tidak saya tau cara buat rumusnya, bingungka mau
diapakan
91
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui yaitu
jumlah pohon konifer dan jumlah pohon apel dan ditanyakan dari soal yang
diberikan yaitu buatlah rumus untuk menentukan jumlah pohon konifer dengan 50
baris pohon apel. Kemampuan S3 dalam mencipta tidak dapat diidentifikasi karena
tidak dapat menemukan penyelesaian terhadap soal yang diberikan karena S3
kesulitan memahami maksud soal dan kesulitan menrancang rumus.
D. Deskripsi Analisis Tugas Siswa dalam Mengerjakan Soal Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
Tugas yang diberikan oleh guru matematika dikelas yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dianalisis oleh peneliti untuk mendukung data
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk menganalisis data hasil tugas
siswa, petikan jawaban subjek diberi kode yang diacu dari kode petikan jawaban
subjek dalam transkrip wawancara. Kode petikan jawaban subjek terdiri atas 5
(lima) digit diawali dengan huruf “S1”, “S2”, dan “S3” dan 3 (tiga) digit terakhir
menyatakan urutan petikan jawaban pada setiap tugas. Sebagai contoh, petikan
jawaban “S1-003” menyatakan petikan jawaban urutan ke 3 oleh subjek pertama.
Adapun soalnya adalah sebagai berikut:
92
Gambar 4.20 Tugas Siswa Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Subjek Pertama (S1)
Adapun pemecahan masalah S1 dalam menyelesaikan tugas
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut:
Gambar 4.21 Jawaban Tugas Siswa Soal Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi oleh S1
93
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S1-001 P Apa yang diketahui dari soal tersebut?
S1-001 J Diketahui itu pola pertama ada 2 segitiga, pola kedua ada
8 segitiga dan pola ke tiga ada 18 segitiga
S1-002 P Apa yang ditanyakan?
S1-002 J Yang bagian a disuruh lengkapi tabel gambar ke empat
berapa segitiga, bagian b menentukan segitiga pada pola ke
7, dan bagian c rumus untuk mencari pola ke 50.
S1-003 P Bagaimana langkah pemecahannya?
S1-003 J Pertama itu dicari dulu polanya, baru dicarimi suku ke
empatnya
S1-004 P Rumus apa dipake untuk menentukan polanya?
S1-004 J Kalau saya pakai rumus Un= 2(n)2 karna kuliatki disini
polanya inikan berbentuk kayak segiempat , disini satu
disini satu, disini dua disini dua, disini tiga disini tiga
(menunjuk pola).
S1-005 P Bagaimana carata dapat rumus ini?
S1-005 J Ini kan berbentuk segiempat, Kan itu segiempat rumusnya
sisi kali sisi, itu sisi sisi kan samai sisinya, ini juga samai,
ini 1x1, ini 2x2, ini 3x3 (menunjuk gambar) jadikan disini
ada terbagi duai, itukan diubah jadi segitiga tinggal dikali
duami.
S1-006 P Yakin maki sama jawabanta?bagaimana carata yakin?
S1-006 J Hitung kembali (mencakar)
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S1 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui dan
ditanyakan dari soal yang diberikan. Dalam merencanakan penyelesaian, S1
menganalisis informasi untuk menentukan pola dari konfigurasi objek tersebut.
S1 menyelesaikan masalah dengan merancang rumus sebagai
pemecahan masalahnya, yaitu dengan menganalisis informasi yang dipahami untuk
94
membentuk polanya. S1 menganalisis dengan cara mengidentifikasi jumlah U1,
U2, dan U3 pada konfigurasi objek tersebut lalu menentukan polanya. Dalam
menentukan pola, S1 memilih pola bilangan kuadrat karena berdasarkan analisis
gambarnya berbentuk persegi kemudian dikali 2 karena setiap 1 kotak dalam
persegi tersebut dibagi 2. S1 mengecek kembali kebenaran jawabannya, dengan
melakukan pengujian pada pola yang telah diketahui.
2. Subjek Kedua (S2)
Adapun pemecahan masalah S2 dalam menyelesaiakan tugas
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut:
95
Gambar 4.22 Jawaban Tugas Siswa Soal Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi oleh S2
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S2-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S2-001 J Yang diketahui ini (menunjuk gambar) adami
pola 1 itu 2, pola 2 itu 8, pola 3 itu 18
S2-002 P Yang ditanyakan itu apa?
96
Kode p/j Uraian
S2-002 J Pola ke 4, pola ke 7 dan pola ke 50
S2-003 P Bagaimana pemecahannya?
S2-003 J Saya pakai rumus pola bertingkat
S2-004 P Apa dilakukam pertama?
S2-004 J Yang pertama itu menentukan polanya,
S2-005 P Bagaimana cara menentukan polanya?
S2-005 J Menggunakan rumus pola bertingkat
S2-006 P Adakah cara lain atau bisaki ciptakan
pemecahan lain selain pakai rumus pola
bertingkat?atau bikin persamaannya?
S2-006 J tidak mengertika saya bikin persamannya kak
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S2 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui dan
ditanyakan dari soal yang diberikan. Dalam merencanakan penyelesaian, S2
mampu menganalisis informasi untuk menentukan pola pada barisan konfigurasi
objek tersebut. S2 menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus pola
bertingkat. Kemampuan S2 dalam mengevaluasi tidak dapat diidentifikasi karena
S2 tidak dapat mengevaluasi pola untuk menciptakan pemecahan masalah yang
baru.
3. Subjek Ketiga (S3)
Adapun pemecahan masalah S3 dalam menyelesaiakan tugas
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut:
97
Gambar 4.23 Jawaban Tugas Siswa Soal Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi oleh S3
Untuk mengkonfirmasi jawaban siswa, maka dilakukan wawancara
sebagai berikut:
Kode p/j Uraian
S3-001 P Apa yang diketahui dari soal ini?
S3-001 J Diketahui itu pada gambar atau pola 1 itu banyaknya
segitiga ada 2, gambar ke dua banyaknya segitiga ada 8,
yang ditanyakan itu banyak segitiga pada pola ke 4,
S3-002 P Bagaimana cara menyelesaikannya?
98
Kode p/j Uraian
S3-002 J Caranya itukan polanya 2, 8, 18 , pakai rumus pola
bertingkat
S3-003 P Ada cara lain selain pakai rumus pola bertingkat?
S3-003 J Tidak kutau kak
S3-004 P Coba perhatikan gambarnya, apa kesimpulan yang dapat
diambil dari gambar itu?
S3-004 J Hmmm (berpikir) dibuatkan persamaan kah kak?
S3-005 P Iye
S3-005 J Tidak tahu ka kak
Petikan-petikan jawaban dalam wawancara di atas menunjukkan bahwa
dalam memahami masalah S3 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui dan
ditanyakan dari soal yang diberikan. Dalam merencanakan penyelesaian, S3
mampu menganalisis informasi untuk menentukan pola pada barisan konfigurasi
objek tersebut. S3 menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus pola
bertingkat. Kemampuan S3 dalam mengevaluasi tidak dapat diidentifikasi karena
S3 tidak dapat mengevaluasi pola untuk menciptakan pemecahan masalah yang
baru.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika terlihat bahwa ketiga subjek dapat
menggunakan kemampuannya meskipun ada yang tidak mencapai maksimal yang
ditunjukkan dari tidak berhasilnya siswa dalam menjawab soal yang diberikan.
Hasil analisis juga menunjukkan perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dari
99
ketiga subjek, yaitu subjek pertama, subjek kedua, dan subjek ketiga. Hal tersebut
dapat disebabkan karena perbedaan kemampuan awal dari siswa.
Berdasarkan hasil tes siswa mengenai kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, terlihat bahwa pengalaman belajar yang diperoleh sangat berpengaruh
dalam peningkatan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini disebabkan
karena perbedaan pengalaman belajar siswa, yaitu siswa yang mengikuti bimbingan
OSN bidang matematika tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar yang
lebih banyak dari siswa yang tidak mengikuti bimbingan berkaitan dengan
pemecahan masalah matematika. Pengalaman belajar dari siswa dalam pemecahan
masalah matematika yang menentukan keberhasilan siswa tersebut dalam merespon
dengan baik hingga memperoleh pemecahan masalah yang baik dan tepat.
Secara logis dapat dikatakan bahwa keikutsertaan subjek dalam
bimbingan OSN bidang matematika memiliki pengaruh terhadap cara berpikir
tingkat tingginya. Hal tersebut karena siswa dibiasakan dengan soal-soal dengan
level berpikir tingkat tinggi, sehingga tercapai perkembangan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang optimal, yang ditunjukkan dari prosedur berpikir tingkat
tingginya yang berjalan secara terstruktur dan dapat memperoleh hasil yang tepat.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi kedua subjek dalam pemecahan
masalah matematika dapat diidentifikasi dari setiap level berdasarkan taksonomi
Anderson yang diuraikan pada pembahasan berikut ini:
1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam
Menganalisis (C4)
Dalam pemecahan masalah tes pertama S1 dapat menggunakan
kemampuan menganalisisnya dengan baik dan tepat. Kemampuan berpikir tingkat
100
tinggi S1 dalam menganalisis didahului dengan kemampuan mengidentifikasi
informasi yang diketahui yaitu kenaikan gaji pak Hadid adalah 750.000 dan yang
ditanyakan adalah gaji pak Hadid saat berusia 54 tahun. S1 memulai rencana
dengan menganalisis informasi untuk mengidentifikasi suku ke n usia Pak Hadid
pada umur 54 tahun. S1 dapat membentuk hubungan antara usia pak Hadid dengan
pola bilangan sehingga ia dapat menemukan bahwa pada saat pak Hadid berusia 54
tahun itu berada pada suku ke-15. S1 kemudian menentukan rumus pemecahan
masalahnya yaitu rumus deret aritmetika. S1 juga mampu menganalisis adanya
pemecahan yang lain yang dapat digunakan yaitu menjumlahkan secara manual
hingga suku ke 15. Pada tes nomor dua, S1 menganalisis informasi untuk
mengetahui pemecahan dan langkah langkah pemecahannya. Dalam pemecahan
masalah nomor dua, S1 juga memulai kemampuan menganalisisnya dengan
memahami informasi yang diketahui. Kemudian memulai rencana dengan
menganalisis pola jumlah barisan kursi yang terdiri dari angka 25, 35, 50, dan 70.
Kemudian S1 menganalisis pola untuk menentukan pemecahan masalah yaitu
menggunakan rumus pola bilangan bertingkat untuk menentukan suku ke 5 dan
suku ke 6.
Pada tes kedua, S1 menganalisis konfigurasi objek untuk mengenali
polanya kemudian menentukan suku ke 50 menggunakan rumus pola bertingkat.
Sedangkan pada analisis tugas siswa, S1 dapat menganalisis informasi yang
diketahui untuk menentukan pemecahan masalah dengan mengidentifikasi
hubungan pada setiap objek pada konfigurasi objek untuk menentukan polanya dan
menentukan suku ke 4 dan ke 7.
101
Sedangkan, Dalam pemecahan masalah pada tes pertama S2 mampu
menggunakan kemampuan menganalisisnya untuk menentukan pemecahan
masalah yang tepat. S2 menganalisis informasi untuk menentukan suku ke-n umur
pak Hadid saat berusia 54 tahun dengan cara menghitung jumlah suku dari 40
hingga ke 54. Kemudian S2 menggunakan rumus pola bertingkat untuk
menentukan jumlah gaji yang diperoleh pak Hadid. Namun pada saat S2
menggunakan rumus pola bertingkat, subjek kurang teliti dalam menghitung pada
bagian menentukan jumlah gaji pak Hadid. Sehingga salah dalam mengambil
kesimpulan. Pada nomor kedua, S2 memulai kemmapuan menganalisisnya dengan
mengidentifikasi jumlah barisan setiap kursi kemudian menentukan polanya.
Kemudian S2 menganalisis informasi untuk menentukan jumlah kursi pada suku ke
5 dan ke 6 berdasarkan informasi yang diketahui dengan menggunakan rumus pola
bertingkat. Akan tetapi, S2 melakukan kesalahan lagi dalam perhitungan jumlah
kursinya, sehingga salah dalam mengambil kesimpulan.
Pada tes kedua S2 memulai kemampuan analisisnya dengan
mengidentifikasi informasi yang diketahui dan ditanyakan. Dalam pemecahan
masalah S2 memulai rencana dengan menganalisis konfigurasi objek untuk
menentukan pola yang ada, kemudian menentukan rumus, serta
menginterpretasikan informasi yang diketahui kedalam rumus. Sedangkan pada
analisis tugas siswa, S2 dapat menganalisis pemecahan masalah dengan
mengidentifikasi hubungan pada setiap objek pada konfigurasi objek untuk
menentukan pola dan menentukan pemecahan masalah yang digunakan yaitu
menggunakan rumus pola bertingkat.
102
Selanjutnya pada S3, S3 menggunakan kemampuan menganalisisnya
pada soal tes pertama dengan mengidentifikasi bagian yang diketahui dan
dintanyakan. Dalam memulai rencana, S3 menganalisis dengan mengenali
hubungan antara umur pak Hadid yang ke 40 hingga ke 54 dengan pola bilangan
untuk menentukan suku ke-n umur pak Hadid saat berumur 54 tahun dengan cara
menghitung dari angka 40 hingga angka 54 dan menemukan sukunya yaitu suku ke
15. S3 menganalisis pemecahan masalah dengan menentukan kenaikan gaji pak
Hadid hingga usia ke 54 dengan cara mengalikan selisih gaji dengan jumlah suku
hingga suku ke 54. Kemudian menjumlahkan dengan gaji yang diperoleh saat umur
40 tahun. Pada tes nomor dua, S3 menganalisis informasi untuk menentukan suku
ke 5 dan ke 6 dengan cara mengidentifikasi pola yang terbentuk dari jumlah barisan
kursi.
Pada tes kedua, S3 menganalisis konfigurasi objek untuk menentukan
pola yang terbentuk dan menentukan suku yang belum diketahui. S3 menggunakan
kemampuan menganalisisnya pada soal tes kedua dengan mengidentifikasi bagian
yang diketahui dan dipahami. S3 menganalisis dengan mengidentifikasi pola yang
ada kemudian menggunakan pola bertingkat untuk menentukan suku ke 50.
Sedangkan pada analisis tugas siswa, S3 dapat menganalisis pemecahan masalah
dengan mengidentifikasi hubungan pada setiap objek pada konfigurasi objek untuk
menentukan pola.
Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada ketiga subjek
dapat menggunakan kemampuan menganalisis. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dian Novianti (2014), hasil penelitian menunjukkan
siswa invertigatif pertama (SI1) dan siswa investigatif kedua (SI2) sudah memenuhi
103
indikator kemampuan menganalisis karena dapat menguraikan informasi kedalam
beberapa bagian. Sesuai dengan pendapat Krathwohl (2002) peserta didik dapat
menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi dan menstruktur informasi
ke dalam bagian yang lebih sederhana untuk mengenali pola dan hubungannya.
Terlihat bahwa dalam pemecahan masalah pada kategori menganalisis pada ketiga
subjek melibatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan menginterpretasi.
2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam
Mengevaluasi (C5)
Dalam pemecahan masalah pada tes pertama S1 dapat menggunakan
kemampuan mengevaluasinya dengan baik dan tepat. Pada pemecahan masalah S1
melibatkan kemampuan berpikir tingkat tingginya dalam mengevaluasi dengan
menilai. S1 menilai pilihan maksimal gaji yang bisa diperoleh Andre. S1
menganalisis informasi yang diketahui pada kedua pilihan dan menentukan total
gaji pada kedua pilihan dengan tepat. Pada pilihan pertama S1 mengalikan 75.000
dengan 7, hingga memperoleh 525.000. pada pilihan kedua ia menjumlahkan setiap
gaji yang diperoleh setiap hari dengan gaji hari pertama yaitu 10.000 kemudian
bertambah dua kali lipat setiap hari sehingga diperoleh gaji sebanyak 1.270.000. S1
mengambil kesimpulan bahwa gaji maksimal dapat diperoleh jika ia memilih gaji
pilihan kedua dengan diberikan gaji sebebsar Rp10.000 di hari pertama dan
bertambah dua kali lipat dihari berikutnya selama seminggu. Sedangkan pada soal
nomor 2, S1 melakukan evaluasi dalam rangka pengambilan kesimpulan dengan
melakukan pengujian terhadap model matematika. S1 memulai rencana dengan
membuar persamaan x sama dengan harga tiket terendah, kemudian menganalisis
informasi untuk membuat model matematikanya.
104
Pada tes kedua, S1 melakukan evaluasi dengan membuat hipotesis
bahwa jika hasil dari penjumlahan usia pak Hadid sekarang dengan hasil nilai n
pada 32.000.000 = a + (n-1) b lebih dari 60 maka pak Hadid tidak mendapatkan haji
sebesar 32.000.000 Sedangkan pada hasil tugas siswa, S1 k mampu mengevaluasi
dengan melakukan pengujian terhadap pola pola yang mungkin cocok.
Sedangkan, dalam pemecahan masalah tes pertama S2 terlihat tidak
dapat menggunakan kemampuan mengevaluasi dengan baik. S2 tidak dapat
memberikan penilaian dengan tepat, sehingga terjadi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan. S2 tidak dapat memahami masalah dengan baik dikarenakan terjadi
kesalahan interpretasi untuk menentukan total gaji pada pilihan kedua. Sedangkan
pada soal nomor 2, S2 tidak mampu menganalisis hubungan untuk membuat model
matematika. Hal ini terjadi karena kurangnya pengalaman S2 dalam membentuk
suatu model matematika berdasarkan soal yang diketahui.
Pada tes kedua S2 tidak dapat menggunakan kemampuan
mengevaluasinya dikarenakan sulit menganalisis informasi untuk menentukan
umur pak Hadid saat mendapatkan gaji sebesar 32,000,000. Pada hasil tugas siswa,
kemampuan S2 dalam mengevaluasi tidak dapat diidentifikasi, karena peneliti tidak
melihat kemunculan indikator mengevaluasi pada jawaban siswa. S2 tidak mampu
membuat hipotesis pada suatu pola untuk membuat rumus suku ke-n. Terlihat
dalam pemecahan masalah pada kategori mengevaluasi , S2 tidak mampu
menggunakan kemampuan mengevaluasinya.
Selanjutnya dalam pemecahan masalah tes pertama, S3 tidak dapat
menggunakan kemampuan bertpikir tingkat tingginya dalam mengevalausi.
Terdapat kesalahan dalam menginterpretasi soal sehingga subjek mengalami
105
kesalahan saat mengevaluasi jumlah gaji pada piliha kedua gaji Andre. Sedangkan
pada soal kedua S3 tidak mampu menganalisis pemecahan masalah untuk
memahami hubungan yang ada untuk membuat model matematika. Hal ini terjadi
karena kurangnya pemahaman siswa dalam membuat pemisalan dan membuat
model matematika dari soal cerita.
Pada tes kedua, kemampuan mengevaluasi S3 tidak dapat diidentifikasi
karena subjek tidak dapat meyelesaikan soal. S3 kesulitan menganalisis informasi
untuk menentukan umur pak Hadid saat memperoleh gaji sebesar 32.000.000.
Sedangkan, Pada hasil tugas siswa kemampuan S3 dalam mengevaluasi tidak dapat
diidentifikasi, karena peneliti tidak melihat kemunculan indikator mengevaluasi
pada jawaban siswa. Terlihat dalam pemecahan masalah pada kategori
mengevaluasi, S3 tidak mampu menggunakan kemampuan mengevaluasinya.
Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada ketiga
subjek. S1 dapat menggunakan kemampuan mengevaluasinya dengan baik karena
dapat memenuhi indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. sedangkan S2 dan
S3 tidak dapat menggunakan kemampuan mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Novianti (2014), hasil penelitian
menunjukkan siswa invertigatif pertama (SI1) dan siswa investigatif kedua (SI2)
mengerjakan soal no 1 dan 2 tidak memenuhi indikator kemmapuan mengevaluasi,
karena siswa invertigatif pertama (SI1) dan siswa investigatif kedua (SI2) tidak
dapat membuktikan hasil jawaban yang didapatnya. Sesuai dengan pendapat
Krathwohl (2002) peserta didik dapat membuat hipotesis, mengkritik, dan
melakukan pengujian.
106
3. Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Mencipta
(C6)
Dalam pemecahan masalah tes pertama, S1 dapat menciptakan
penyelesaian masalah sendiri. Hal ini terlihat dengan kemampuannya menemukan
deret aritmetika yang dimaksud. S1 dapat menggunakan kemmapuan berpikir kritis
dan kreatifnya untuk menenmukan pola dengan melakukan pengujian pada angka
angka yang jika dijumlahkan mendekati 100 dan memperoleh hasil 100. Sehingga
S1 dapat menjawab soal dengan benar. Pada soal nomor 2, S1 dapat membuat
struktur baru yang berupa persamaan. S1 dapat menganalisis informasi kemudian
membentuk persamaan dan melakukan metode substitusi dan eliminasi untuk
menentukan nilai suku pertama (a) dan nilai selisih (b) pada persamaan yang dibuat.
Pada tes kedua, S1 dapat merancang cara sendiri untuk menentukan
jumlah 0 pada pola bilangan. S1 menganalisis informasi untuk menentukan
pemecahan masalahnya yaitu dengan membagi angka 100 dengan 6 untuk
menentukan banyaknya angka 1. Kemudian S1 menentukan banyaknya angka 0
dengan mengurangkan 100 dengan jumlah angka 1 yang diperoleh. Pada tes kedua,
terjadi kesalahan dalam menganalisis jumlah angka 0, akan tetapi S1 dapat
merancang rumus sendiri dalam menentukan suku ke-n. sedangkan pada tugas
siswa, subjek dapat merancang rumus untuk menentukan suku ke-n. S1 dapat
menganalisis konfigurasi objek untuk menentukan polanya, kemudian memilih dan
melakukan pengujian pada pola-pola yang mungkin dapat digunakan untuk
membentuk rumusnya.
107
Sedangkan Dalam pemecahan masalah tes pertama, terlihat bahwa S2
dapat dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tingginya dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya untuk menciptakan
struktur baru. S2 mampu menganalisis informasi untuk mentukan hubungan yang
ada dan melakukan pengujian terhadap pola pola yang mungkin cocok. Sehingga
S2 dapat menemukan deret aritmetika yang dimaksud. Sedangkan pada tes kedua,
tes ketiga dan hasil tugas siswa, kemampuan S2 dalam mencipta tidak dapat
diidentifikasi. Karena peneliti tidak dapat melihat kemunculan indicator dalam
mencipta sama sekali. S2 kesulitan memahami maksud soal pada tes kedua.
Sedangkan pada tes ketiga dan analisis tugas siswa, S2 kesulitan untuk membentuk
persamaan rumusnya. sehingga peneliti menyimpulkan subjek kedua tidak
mencapai kategori mencipta.
Selanjutnya dalam pemecahan masalah tes pertama, keterampilan S3
dalam mencipta tidak dapat diidentifikasi, karena peneliti tidak melihat kemunculan
indikator dalam mencipta sama sekali. S3 tidak dapat memahami maksud soal, Baik
pada saat menyelesaikan tes maupun saat wawancara. Akan tetapi pada tes kedua,
S3 dapat menyelesaikan soal mencipta dengan benar. S3 dapat merancang
pemecahan masalah sendiri untuk menentukan banyaknya angka 0. S3 dapat
menganalisis informasi untuk merancang pemecahan masalah yaitu dengan
menghitung jumlah angka 1 pada pola kemudian menentukan jumlah angka 0.
Sedangkan pada tugas siswa, S3 tidak dapat merancang pemecahan
rumus untuk menentukan suku ke-n. Sehingga peneliti perlu melakukan tes ketiga
untuk melihat kecenderungan jawaban siswa. Setelah diberikan tes ketiga, terlihat
bahwa S3 tidak dapat menyelesaikan soal mencipta. S3 tidak dapat merancang
108
rumus untuk menentukan suku ke-n. Sehingga dapat disimpulkan bahwa S3 ketiga
tidak mampu mencapai kategori mencipta.
Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada ketiga
subjek. S1 dapat memenuhi indikator mencipta dengan baik. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Novianti (2014), hasil penelitian
menunjukkan siswa invertigatif pertama (SI1) dan siswa investigatif kedua (SI2)
mengerjakan soal no 1 sudah memenuhi indikator kemampuan mencipta karena
dapat membuat diagram venn terlebih dahulu sebagai acuan dalam mencari jumah
topi minimum kemudian mensubtitusikan nilai-nilai yang sudah diketahui ke dalam
rumus. SI1 dan S12 mengerjakan soal no 2 sudah memenuhi indikator kemampuan
mencipta karena dapat membuat diagram venn terlebih dahulu sebagai acuan dalam
mencari jumlah bebek maksimum kemudian mensubtitusikan nilai-nilai yang sudah
diketahui ke dalam rumus. Hal ini membuktikan bahwa untuk pengerjaan lembar
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator mampu mencipta/sintesis
dengan baik. Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada dua subjek
siswa invertigatif pertama (SI1) dan siswa investigatif kedua (SI2) dapat
menggunakan kemampuan mencipta/sintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat
Krathworl (2002) Peserta didik dapat membuat generalisasi suatu ide atau cara
pandang terhadap sesuatu dan merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
Sedangkan untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi S2 dan S3 tidak dapat
memenuhi indikator kemampuan dalam mencipta.
Secara umum kemampuan berpikit tingkat tinggi dalam pemecahan masalah
matematika berdasarkan taksonomi Bloom revisi subjek pertama, subjek kedua,
dan subjek ketiga terlihat pada tabel berikut:
109
Tabel. 4.1. kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan masalah
matematika berdasarkan taksonomi Bloom revisi subjek pertama, subjek kedua,
dan subjek ketiga
Subjek
Indiaktor kemampuan
berpikir tingkat tinggi
S1
S2
S3
Menganalisis (C4), siswa
menganalisis informasi yang masuk
dan membagi – bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih sederhana untuk
mengenali pola atau hubungan yang
ada, mampu mengenali dan
membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah scenario yang
rumit, dan mengidentifikasi /
merumuskan pertanyaan
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Mengevaluasi (C5), siswa
memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya, membuat hipotesis,
mengkritik dan melakukan
pengujian, serta menerima atau
menolak sesuatu pernyataan
berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan
Memenuhi
Tidak
memenuhi
Tidak
memenuhi
Mencipta (C6), siswa membuat
generalisasi suatu ide atau cara
pandang terhadap sesuatu,
Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah, dan
mengorganisasikan unsur-unsur
atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah ada
Memenuhi
Tidak
memenuhi
Tidak
memenuhi