Kode Kehormatan

31
= KODE KEHORMATAN = Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka : 1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus; 2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan 3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Darma Pramuka : a. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia; b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat; c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan d. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas: 1) Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Menepati Dasadarma. 2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi: Dasadarma 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, trampil dan gembira. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. = SALAM PRAMUKA = Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Fungsi Salam Pramuka. Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan. Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam : 1. Salam Biasa. Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. 2. Salam Hormat. Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi. 3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya) Untuk Salam hormat diberikan kepada : a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara. b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan. c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya. d. Lagu Kebangsaan. = PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM NEGARA = Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik. Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan : A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka E. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka. = SEJARAH SINGKAT PRAMUKA INDONESIA = Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakan-nya. Karena itulah Pesiden/ Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

description

ilmu 087747555519

Transcript of Kode Kehormatan

  • = KODE KEHORMATAN =

    Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka : 1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon

    pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;

    2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan

    3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

    Darma Pramuka : a. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia; b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam

    kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat; c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan

    pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan

    d. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas: 1) Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi

    Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

    Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila.

    Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.

    Menepati Dasadarma. 2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi:

    Dasadarma 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, trampil dan gembira. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

    = SALAM PRAMUKA =

    Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Fungsi Salam Pramuka. Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan. Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam : 1. Salam Biasa.

    Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. 2. Salam Hormat.

    Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.

    3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)

    Untuk Salam hormat diberikan kepada : a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara. b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan. c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para

    menteri dan pejabat lainnya. d. Lagu Kebangsaan.

    = PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM NEGARA =

    Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik.

    Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.

    Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

    Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

    Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

    Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan : A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961

    Tentang Gerakan Pramuka C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961

    Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana

    D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

    E. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

    Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka.

    = SEJARAH SINGKAT PRAMUKA INDONESIA =

    Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

    Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

    Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

    Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakan-nya. Karena itulah Pesiden/ Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

    Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

    Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

    Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

  • Kelahiran Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang

    saling berkaitan yaitu : 1) Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan

    pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

    2) Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

    3) Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

    4) Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

    Gerakan Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan

    agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

    Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

    Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

    Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

    Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

    Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

    Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

    Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

    Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka

    = LAMBANG GERAKAN PRAMUKA =

    Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soenardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.

    Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.

    Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

    Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun djuga.

    Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

    Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.

    Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

    Empat : Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.

    Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

    Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.

    Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

    = PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN =

    Pengertian Kepramukaan Kepramukaan pada hakekatnya adalah : Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan

    bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa; Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar

    lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka; Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Sifat Kepramukaan

    Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu : Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan

    kepramukaan di suatunegara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

    Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,golongan, tingkat, suku dan bangsa.

    Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannyaselalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

    Fungsi Kepramukaan Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai

    fungsi sebagai : 1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

    Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

    2. Pengabdian bagi orang dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan,

    tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

    3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

  • Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkaladalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

    STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

    Struktur gerakan pramuka adalah kemimpinan seorang pemimpin dibagiannya masing-masing dalam menentukan kebijakan-kebijankan dalam progam gerakan pramuka yang akan datang maupun itu di Gudep , Kwaran, Kwarcab, Kwarda, atau kwarnas. Posisi tertinggi di struktur gerakan Pramuka adalah Pemimpin Negara yang mana beliaulah yang sangat berhak menentukan Progam yang akan datang.

    = GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA =

    Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan dikendalikan oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Kecuali gudep yang berpangkalan di Perguruan Tinggi yang dihimpun oleh Kwartir Cabang. Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di bawah pengendalian Kwartir Nasional.

    Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu gudep lengkap dan gudep tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan gudep yang memiliki anggota dari semua golongan pramuka mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka pandega. Sehingga gudep lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, hingga racana pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep yang hanya memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep tidak lengkap ini bisa jadi hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan semisal hanya memiliki pasukan penggalang, hanya memiliki perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya memiliki ambalan penegak dan sejenisnya.

    Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya, anggota pramuka putra dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing gudep berdiri sendiri. Para anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu gugusdepan saja. Organisasi dan Pimpinan Gudep

    Sebagai tanda pengenal, gugusdepan menggunakan nomor. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap. Pemberian nomor gudep ini diatur oleh Kwartir Cabang, kecuali untuk gudep luar negeri yang pengaturannya dilakukan langsung oleh Kwartir Nasional.

    Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda

    di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan gudepnya.

    Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah sebagai berikut :

    Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua

    Gudep dan dibantu oleh pembina satuan dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan dari para pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan minimal 3 tahun sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina penegak dan pembina pandega.

    Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.

    = KEPEMIMPINAN =

    1. Pendahuluan Pemimpin merupakan faktor penentu dalam menentukan

    hasil usaha yang dilakukan oleh suatu organisasi. Sehingga pada prinsipnya, pemimpinlah yang mempunyai kesempatan paling besar untuk merubah jerami menjadi emas atau merubah tumpukan uang menjadi abu. peribahasa tersebut menjelaskan bahwa faktor pemimpin merupakan faktor utama yang dapat menentukan maju mundurnya juga bisa hidup matinya suatu usaha bersama dan kepemimpinan merupakan kunci pembuka suksesnya organisasi / usaha.

    2. Teori kepemiminan Ada beberapa teori kepemimpinan dengan menonjolkan dari

    latar belakang historis (sejarah), sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, syarat menjadi pemimpin, sifat-sifat utama, tugas dari seorang pemimpin, dsb.

    3. Latar belakang sejarah Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan adanya

    peradaban manusia. Yaitu sejak nenek moyang manusia berkumpul bersama dan terjadi kerjasama antar manusia. Pada saat itu akan muncullah seorang manusia yang paling tua, paling kuat, paling cerdas, paling bijaksana, atau paling berani yang menjadi pemimpin. Sebab sebab munculnya seorang pemimpin : a. Teori genetis , yang menyatakan peimpin itu tidak dibuat

    tetapi pemimpin itu timbul atau ada dengan sendirinya. b. Teori sosial, pemimpin itu harus dipersiapkan (melalui

    pemndidikan), setiap orang bisa menjadi pemimpin bila mendapat pendidikan yang layak.

    c. Teori ekologis (sintetis), pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mempunyai bakat memimpin dan kemudian

  • dikembangkan melalui usaha pemdidikan dan pengembangan pengalaman.

    4. Syarat-Syarat Kepemimpnan Hal ini dikaitkan dengan 3 hal yang penting, yang harus

    dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu: 1. Kekuasaan 2. Kewibawaan 3. Kemampuan

    Selain itu pula harus diperhatikan penguasaan konsep-konsep, potensi yang dimiliki, serta motivasi yang dapat ditumbuhkan ( kadang-kadang ambisi juga diperlukan ). Kepemimpinan harus mempunyai unsur kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ( bawahan atau kelompoknya ) untuk melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

    5. Teknik Kepemimpinan Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial,

    seorang pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan dalam kegiatan sehari-harinya. beberapa teknik kepemimpinan meliputi beberapa kategori yaitu : 1. Etika profesi pemimpin yaitu kewajiban yang dimiliki seorang

    pemimpin, bagaimana seharusnya tingkah laku sorang pemimpin dan pengembangan moralnya.

    2. Dinamika kelompok, yaitu terjadinya interaksi ( hubungan timbal balik ) antar setiap anggota kelompoknya.

    3. Komunikasi , arus informasi dan emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu atau kelompok lain.

    4. Pengambilan keputusan ( decision making ) adalah suatu hal yang sangat penting bagi seorang pemimpn walaupun sebenarnya cukup sulit.

    5. Keterampilan berdiskusi ( melakukan kompromi ), diskusi berasal dari bahasa latin ( disccucio ) yang artinya memecahkan dalam berbagai potongan ( bagian ). artinya diskusi itu bertujuan untuk memecahkan masalah untuk mencari jalan keluarnya dengan mengambil kesimpulan.

    6. Sifat - Sifat Pemimpin Pemimpin itu harus mempunyai sifat-sifat yang baik antara

    lain : a. Kuat mental dan fisiknya b. Bersemangat c. Ramah-tamah dan kasih sayang d. Jujur e. Mempunyai kemampuan ( keterampilan ) f. Tegas dan cepat dalam mengambil keputusan g. Cerdas dan bijaksana h. Berpengalaman i. Dapat dipercaya j. Dapat mengendalikan emosinya ( stabil ) k. Bersifat objectif dan adil l. Bisa memberi perintah, celaan, pujian, dan koreksi m. Bisa menerima saran / kritik n. Memperhatikan kelompoknya o. Menciptakan disiplin dengan memberi contoh

    7. Tipe-tipe ( Gaya ) Kepemimpinan Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, dan temperamen

    watak serta kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga berbeda dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe yang baik dan ada juga yang buruk, atau malah ada juga yang merupakan gabungan dari keduanya, seperti contoh-contoh dibawah ini : 1) Tipe Deserter ( Pembelot ), adalah tipe pemimpin yang

    bermoral rendah, tidak mempunyai loyalitas ( rasa pengabdian/memiliki ) dan tidak merasa terlibat.

    2) Tipe Birokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang patut, taat, cermat, dan keras dalam menegakkan peraturan.

    3) Tipe Missionaris, adalah tipe seorang pemimpin yang terbuka, penolong, ramah, dan lembut hati.

    4) Tipe Developer ( Pembangun ), adalah tipe seorang pemimpin yang kreatif, dinamis baik dalam pelimpahan wewenang, juga percaya kepada para bawahannya.

    5) Tipe Otokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang tegas tetapi cenderung kasar, sedikit bersifat diktatorris, mau menang sendiri, keras kepala, angkuh dan bandel.

    6) Tipe Benevolent Autocrat ( Otokrat Yang baik ), adalah tipe seorang pemimpin yang baik, lancar, dan tertib dalam melaksanakan peraturan juga ahli dalam mengorganisir.

    7) Tipe Compromiser ( Pengkompromi ), adalah tipe seorang pemimpin yang sifatnya mudah berubah ( tidak tetap ) pendirian dan lemah dalam mengambil keputusan.

    8) Tipe Eksklusif, adalah tipe seorang pemimpin yang dapat memberikan motivasi serta menjadi contoh, tekun, pandangan serta wawasannya cukup luas.

    9) Tipe Kharismatik, adalah tipe seorang pemimpin yang mempunyai kelebihan daya tarik dan pembawaan tinggi. Dianggap oleh para pengikut/ bawahannya, bahwa pemimpin tipe ini mempunyai kelebihan, kekuatan yang luar biasa yang dapat membuat banyak orang kagum.

    10) Tipe Paternalistik atau kebapakan, adalah mempunyai sifat kebapakan, suka melindungi tetapi jarang memberi kesempatan, banyak mengambil keputusan sendiri, suka berinisiatif, banyak fantasi, dan tidak mudah percaya pada orang lain.

    11) Tipe Milisteristis, adalah tipe seorang pemimpin yang suka memerintah, menghendaki kepatuhan yang mutlak/ sepenuhnya dari bawahannya/ anggotanya, banyak unsur formalitas kerja serta disiplin yang kaku.

    12) Tipe Administratif, adalah tipe seorang pemimpin yang baik dalam penyelenggaraan administrasi, seperti ketatausahaan yang rapih, berfikir efektif dan efisien.

    = SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH =

    Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.

    Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

    Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

    Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.

    Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

    Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional. Arti Warna

    Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.

    Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba. Peraturan Tentang Bendera Merah Putih UUD '45 pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah

    Putih. Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan

    Republik Indonesia Bendera Pusaka

    Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi Bendera Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S. Bendera tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno dan selanjutnya bendera inilah yang disebut Bendera Pusaka Bendera Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan sampai Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1946. Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar

  • (Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi) Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari penyitaan dari pihak Belanda. Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono , isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka).

    Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit.

    Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden.

    = SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA =

    PENDAHULUAN Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu

    kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa. a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar

    lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan khidmat.

    b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.

    c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. Indonesia Raya merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.

    d. Indonesia Raya yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.

    e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.

    f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.

    g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.

    h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa

    hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.

    i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

    SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA Indonesia Raya sebelum 17 Agustus 1945. 1. Lagu Indonesia Raya adalah gubahan komponis Muda Indonesia

    bernama Wage Rudolph Soepratman. 2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga

    pernah menjadi wartawan surat kabar Kaoem Moeda dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.

    3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.

    4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.

    Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.

    Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.

    Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan Indonesia Raya setelah 17 Agustus 1945. 1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu

    Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.

    2. Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.

    = SEJARAH DAN KIASAN LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA =

    Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila)? Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu?

    Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal

    12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab --walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak --keduanya sekarang di Negeri Belanda.

    Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.

    Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II.

    Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalbar dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

  • Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

    Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan over commando kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA.

    Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar - karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

    Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat marah.

    Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

    Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan ide perisai Pancasila muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

    Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

    Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

    Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".

    Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

    Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.

    AG Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih gundul dan 'tidak berjambul' seperti bentuk sekarang ini.

    Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

    Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang gundul menjadi berjambul dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

    Tanggal 20 Maret 1940, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

    Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak.

    Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang. KIASAN LAMBANG GARUDA PANCASILA Burung Garuda melambangkan kekuatan Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia

    Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

    Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1] Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila

    ke-2] Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3] Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh

    Rakyat Indonesia [sila ke-5 Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional

    Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan

    wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia

    (17 Agustus 1945), antara lain: Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8 Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19 Jumlah bulu di leher berjumlah 45 Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan

    negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu".

    = SUMPAH PEMUDA (28 Oktober 1928) =

    Latar Belakang Perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah masih mengalami kegagalan karena kurangnya persatuan.

    Para pemuda dari daerah membentuk organisasi pemuda untuk menentang penjajah.

    Para pemuda merasa bahwa organisasi pemuda di daerah lemah untuk melawan penjajah.

    Para pemuda berpikir bahwa persatuan merupakan sumber kekuatan untuk melawan penjajah.

    Beberapa organisasi pemuda daerah di Indonesia adalah : 1. Jong Jawa berdiri di daerah pulau Jawa dengan anggota para pemuda

    Jawa. 2. Jong Sumatranen Bond didirikan oleh pemuda asal daerah Sumatra.

    Berdiri tanggal 9 Desember 1947 dengan tokoh-tokoh Muhammad Hatta, Mohammad Yamin, M Yansil, Bahder Johan, Assadi, Abu Hanifah.

    3. Jong Minahasa didirikan oleh pemuda asal daerah Minahasa Sulawesi Utara. Berdiri tahun 1918 di Jakarta.

    4. Jong Celebes didirikan oleh pemuda dan pelajar asal Sulawasi (Celebes).

    5. Jong Ambon didirikan oleh pemuda asal Ambon. 6. Tri Koro Darmo adalah perkumpulan pelajar di Jakarta asal Jawa dan

    Madura. Didirikan tanggal 9 Maret 1915 dengan tokoh-tokoh Satiman, Kadarman, dan Sunardi.

    7. Tri Koro Darmo Jong Java yang anggotanya terdiri dari seluruh pemuda Jawa termasuk Jawa Barat.

    8. Jong Bataks didirikan oleh pemuda batak. Kongres Pemuda I tanggal 20 April 2 Mei 1926 Tujuan untuk membentuk perkumpulan pemuda yang bersifat nasional.

    Maksud perkumpulan pemuda adalah : 1. Memajukan persatuan dan kebangsaan 2. Mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan

    Kongres Pemuda I belum berhasil mendirikan organisasi yang bersifat nasional tetapi menhasilkan keputusan yang menyerukan persatuan berbagai organisasi kedaerahan dalam suatu organisasi pemuda Indonesia.

    Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diadakan dalam 3 kali rapat : 1. Bertempat di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Katholik)

    di Lapangan Banteng.

  • 2. Bertempat di Gedung Oats Java Bioscoop (Jl. Merdeka Utara 14 Jakarta).

    3. Bertempat di Gedung Indonesch Clubhauls di Jl. Kramat Raya No 106 (Gedung Sumpah Pemuda)

    Tokoh-tokoh 1. Sugondo Joyopuspito

    Menyerukan perlunya persatuan antara para pemuda. 2. Mr Sartono

    Menganjurkan para pemuda terus berjuang dalam pergerakan kebangsaan.

    3. Moh Yamin Lahir tanggal 28 Agustus 1903 di Talawai. Senang berorganisasi dan membuat perkumpulan. Organisasi pertama adalah Jong Sumatranen Bond dan Indonesia Muda.

    Memiliki sifat ulet, rajin, pantang menyerah, senang berorganisasi, berwawasan luas, selalu ingin berjuang demi bangsa dan negara.

    Menguraikan hal penting yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia yaitu sejarah, bahasa, h ukum adat, pendidikan, dan keamanan

    4. Purnomowulan Mengusulkan pendidikan di Indonesia harus mempunyai sistem sendiri.

    5. S Mangunsarkoro Berpendapat bahwa pendidikan adalah pekerjaan untuk membangun dan menambah kebiasaan anak lahir dan batin.

    6. Ramelan Berpidato tentang pergerakan kepanduan.

    7. Mr Sunario Berpidato tentang pergerakan pemuda.

    8. Th Pangemanan Berpidato tentang pentingnya kepanduan.

    Hasil Kongres Ikrar Sumpah Pemuda 1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu

    tanah air Indonesia 2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa

    Indonesia 3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa

    persatuan bahasa Indonesia Lagu Kebangsaan Pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tahun 1928. Diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. WR Supratman lahir di Jakarta tanggal 9 Maret 1903 di Jakarta. WR Supratman adalah guru SD kemudian menjadi wartawan. WR Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya melalui gesekan biola.

    = PENGETAHUAN SEJARAH PRAMUKA =

    A. BIOGRAFI BODEN POWELLL

    Boden Powell lahir di London,Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 Nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Boden Powell Nama kecilnya adalah Ste, stephe / stephaenson dan baru dipanggil dengan nama Robert setelah mendapat gelar dari ksatria raja Inggris

    Boden Powell mempunyai Sembilan orang Saudara yaitu; Warrington, george, augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie dan Baden Fletcher.

    Ayah dari boden powell adalah seorang Guru besar Geometri di universitas Oxford yang Bernama Prof.Domine Boden Powell,yang meninggal pada tanggal 11 juni 1860 saat boden powell berusia 3 tahun.

    Ibunya Bernama Henrietta Grace Smyth seorang Putri dari admiral kerajaan Inggris yang terkenal yang bernama William T. Smyth.

    Pada Tahun 1870 BP masuk kedalam sekolah yang bernama CHARTERHOUSE SCHOOL.Disana dia mengikuti banyak kegiatan seperti: Marching band, Klub menembak, teater, melukis, kiper kesebelasan sepak bola. Dan disekolah inilah dia juga maedapat julukan bathing Towell

    Pada usia 19 tahun dia tamat dari sekolah itu Dan akhirnya BP bergabung dengan Dinas kemiliteran atas bantuan Pamannya Kolonel Henry Smyth.

    Setelah lulus dari akademi Kemiliteran BP di tugaskan di India dengan Pangkat Pembantu Letnan

    BP terkenal sebagai orang yang sangat pandai bergaul & dia memiliki seorang sahabat yang sangat dekat bernama Kenneth Mc.Laren.

    Setelah berpindah pindah dari satu kota ke kota lain bahkan dari satu negara ke negara lain akhirnya BP bertugas di Maffeking,sebuah kota di pedalaman afrika selatan.Di kota inilah

    yang membuat dia terkenal dan di anggap Pahlawan oleh Bangsanya karena Jasanya memimpin pertahanan kota maffeking dari pengepungan Bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari ( tgl 13 OKTOBER 1899 18 Mei 1900 ). Dan karena jasanya itu dia naik Pangkat Menjadi Mayor Jendral.

    Disana Dia melakukan banyak petualangan dan karena keberaniannya itu dia mendapat julukan dari suku-suku primitif seperti suku Zulu,ashanti dan metabelle sebagai IMPESSA yang artinya serigala yang tak pernah tidur.Hal ini disebabakan karena kewaspadaan dan kecerdikannya.termasuk tindakanya yang berhasil mengambil kalung manik-manik milik kerajan dinizulu.

    Pada Tahun 1901 BP kembali ke inggris dan sempat menuliskan pengalaman-pengalamanya dalam sebuah buku yang berjudul Aids To Scouting.

    Pada Tahun 1907 BP mengikuti perkemahan yang pertama kali yang di adakan di Brownsea island / pulau brownsea yang dihadiri 20 orang peserta.

    Pada tahun 1908 Boden Powell Menulis Buku yang berjudul Scoting For Boys.Buku ini yang nengakibatkan perkembangan gerakan kepanduan semakin pesat.

    Pada tahun 1910 BP meletakkan jabatannya dengan Pangkat Terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah ia berkonsentrasi pada penyebaran gerakan kepanduan ke seluruh dunia.

    Pada tahun 1912 BP menikah dengan Olave St. Clair Soames dan di karuniai tiga orang anak yaiitu; peter, heather dan betty

    Pada 1920 Para pandu berkumpul di Olllimpia,London,Inggris untuk mengikuti Jambore dunia yang pertama.

    Boden Powell di angkat sebagai Chief Scout of the World / bapak pandu dunia Pada tanggal 6 agustus 1920 atau pada akhir kegiatan jambore dunia itu.

    BP juga di anugerahi gelar Lord Boden Powell of Gillwell,dengan julukan Baron oleh Raja George v.

    Pada tanggal 3 Desember 1934 BP sempat berkunjung ke Batavia atau jakarta sepulangnya dari meninjau jambore di Australia.

    Boden powell meninggal di Nyeri, Kenya, Afrika pada tanggal 8 Januari 1941.

    B. SEJARAH KEPANDUAN DI INDONESIA Kepanduan masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orang-orang Belanda.

    Organisasinya bernama Netherland Indische Padvinders Vereniging ( NIPV )

    Karena sifatnya yang universal bangsa kita mulia tertarik dengan organisasi itu dan organisasi kepanduan sangat cepat diterima oleh bangsa kita karena para remaja dan pemuda kita sangat membutuhkan organisasi yang bisa menanampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya.

    Satu hal yang membuat Pemerintah Belanda Khawatir oleh karena itu Belanda melarang Bangsa kita mengikuti NIPV

    Maka pada tahun 1916 mulailah berdiri Organisasi Kepanduan yang Pertama yang bercirikan Nasionalisme dengan nama Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) atas Prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.

    Berdirinya JPO membuat para pemuda merasa tertarik dengan kegiatan kepanduan yang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara mencapai kemerdekaan.

    Kemudian lahirlah Sumpah Pemuda yang menjiwai gerakan pemuda untuk lebih bergerak maju.

    Karena kekhawatirannya itu Pemerintah kolonial Belanda melarang Penggunaan istilah Padvinders bagi orang indonesia

    Istilah Pandu / kepanduan dikemukakan dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH. Agus Salim di Banjarnegara , Jateng.

    Kemudian di masing-masing daerah mulailah berdiri bermacam gerakan kepanduan seperti; Pandu Rakyat Indonesia ( PRI ), Pandu kesultanan ( PK ), Kepanduan Bangsa Indonesia ( KBI ), Wira Tamtama, Hisbul Wathan ( HW ) dll.

    Pada zaman jepang gerakan kepanduan dilarang keras lalu semua organisasi pandu harus bergabung dengan organisasi bentukan jepang.

    Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI mulailah berdiri banyak lagi.

    Satu peristiwa penting adalah adanya jambore Nasional kepanduan pertama (waktu itu belum jadi pramuka ) yang di adakan di Pasar minggu jakarta pada tahun 1955.

    Banyaknya Gerakan Kepanduan Disadari kurang baik untuk persatuan bangsa kita dan akhirnya pemerintah indonesia mengeluarkan KEPPRES No. 238 / 61 tentang Gerakan Pramuka,sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan di indonesia.

    KEPPRES tersebut ditanda tangani oleh Ir. H. Juanda karena pada waktu itu Pres. Sukarno sedang mengadakan kunjungan ke Jepang.

  • Kemudian Seluruh organisasi kepanduan yang ada melebur menjadi satu dengan istilah yang kita kenal sekarang yaitu GERAKAN PRAMUKA.

    Gerakan Pramuka Bukanlah Badan Pemerintah,semua organisasi kepanduan bergabung kedalamnya kecuali kepanduan yang berhaluan kiri / komunis.

    C. JAMBORE DUNIA Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World) Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria Tahun 1955 Jambore VIII di Nouveaux, Kanada Tahun 1957 Jambore IX di sutton Park, Inggris Tahun 1959 Jambore X di Makiling, Philipina Tahun 1963 Jambore XI di Marathon, Yunani Tahun 1967 Jambore XII di Idaho, Amerika Serikat Tahun 1971 Jambore XIII di Asagiri, Jepang Tahun 1975 Jambore XIV di Lillehammer, Norwegia Tahun 1979 Jambore XV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan Tahun 1983 Jambore XVI di Kananaskis, Alberta, Kanada Tahun 1986 Jambore XVII di Cataract Scout Park, Australia Tahun 1991 jambore XVIII di Korea Selatan Tahun 1995 Jambore XIX di Belanda Tahun 1999 Jambore XX di Chili, Amerika Selatan Tahun 2003 Jambore XXI di Thailand Tahun 2007 Jambore XXII di Manchester, Inggris Tahun 2011 Jambore XXII di Rinkaby, Swedia Tahun 2015 Jambore XXIII Kirarahama, Jepang Pada tahun 1939-1947 tidak ada penyelenggaraan jambore disebabkan situasi pada waktu itu tidak memungkinkan akibat terjadinya Perang Dunia II.

    = JAMBORE NASIONAL =

    Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di Indonesia diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional), Jambore Dunia (tingkat dunia) Jambore Nasional dari masa ke masa : Tahun Ke- Tempat Tanggal Pelaksanaan 1973 1 Cibubur, Jakarta 1973 1977 2 Sibolangit, Sumatra Utara 1-20 Juli 1977 1981 3 Cibubur, Jakarta 18-25 Juni 1981 1986 4 Cibubur, Jakarta 21-28 Juni 1986 1991 5 Cibubur, Jakarta 15-22 Juni 1991 1996 6 Cibubur, Jakarta 26 Juni-4 Juli 1996 2001 7 Baturaden Jawa Tengah 3-12 Juli 2001 2006 8 Jatinangor, Jawa Barat 26 Juni-4 Juli 2006 2011 9 Sumatra Selatan 2011

    = PRAMUKA GARUDA =

    Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega. Seorang peserta didik yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah memenuhi persyaratan SKK Garuda, berhak mengajukan permohonan kepada Kwartir melalui pembina gudepnya untuk dapat mengikuti uji kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda. Setelah mengajukan permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan. Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka Garuda akan wawancarai oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh kwartir, gugus depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

    Setelah lulus tes wawancara dan tes kecakapan, seorang peserta didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik bagi peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang tahun atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan tokoh Pramuka. Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang 1. Menjadi contoh yang baik dalam Pasukan Penggalang, di rumah, di

    sekolah atau di lingkungan pergaulannya, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.

    2. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penggalang Terap.

    3. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penggalang, sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus, sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan dua macam TKK tingkat Madya, yaitu :

    Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara : TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. TKK Pengatur Rumah. TKK Juru Masak. TKK Berkemah. TKK Penabung. TKK Penjahit. TKK Juru Kebun. TKK Pengaman Kampung. TKK Pengamat. TKK Bidang Olah Raga.

    Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Dapat menunjukkan hasta karya buatannya sendiri sedikit-dikitnya sepuluh macam dengan menggunakan sedikit-dikitnya lima macam bahan.

    Pernah mengikuti Jambore, Perkemahan, Bakti dan Lomba Tingkat. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya.

    Dapat menjalankan salah satu cabang olah raga, misalnya atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.

    = KIASAN DASAR =

    Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Kiasan Dasar Gerakan Paramuka diambil dari romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oler karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.

    Romantika Perjuangan bangsa Indonesia. Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena belum adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Romantika perjuangan yang mendasari Kepramukaan : 1. Tanggal 20 Mei 1908 ( Kebangkitan Nasional ) yang ditandai dengan

    lahirnya Budi Utomo dimulailah perjuangan baru, perjuangan menyiagakan rakyat. Masa ini disebut masa Siaga.

    2. Tanggal 28 Oktober 1928 dengan Sumpah Pemuda, diletakkan dasar penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa. Masa ini disebut masa Penggalang.

    3. Perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membawa hasil dengan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Masa ini disebut masa Menegakkan.

    4. Perjuangan selanjutnya adalah dengan Memandegani ( mengelola ) negara kita dengan pembangunan. Masa ini disebut masa Pandega.

    5. Pembangunan fisik maupun non fisik dalam rangka membina bangsa Indonesia menuju kemajuan. Masa ini disebut masa Pembina.

    6. Dengan lahirnya para pemimpin yang yang jujur dan bertanggung jawab serta bisa diandalkan oleh bangsa kita. Masa ini disebut masa Andalan

    Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu maka : 1. Siaga ; dimulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan

    dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan penataan yang baik. 2. Penggalang ; pembangunan diawali dengan meramu (bahan) yang

    ada, kemudian kita rakit ( susun ) setelah itu baru kita terapkan (Praktekan).

    3. Penegak ; pembangunan tersebut kemudian membutuhkan bantara-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakan pembangunan bangsa.

    4. Pandega ; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang memandegani ( mengelola, memanage ) pembangunan tersebut.

    Masa pengembangan pembangunan itu mengkiaskan tingkatan-tingkatan dalam Gerakan Pramuka yaitu : 1. Siaga 7 s.d 10 tahun Mula, Bantu, Tata. 2. Penggalang 11 s.d 15 tahun Ramu, Rakit, Terap. 3. Penegak 16 s.d 20 tahun Bantara, Laksana. 4. Pandega 21 s.d 25 tahun Pandega. 5. Pembina 26 s.d . Tahun KMD, KML, KPD,KPL, Istilah-istilah lain : 1. Satuan Kecil untuk Siaga disebut Barung ( tempat penjaga ramuan

    bangunan ). Satuan Besarnya disebut Perindukan ( tempat anak cucu berkumpul ).

  • 2. Satuan Kecil untuk Penggalang disebut Regu ( gardu, pangkalan untuk meronda ). Satuan Besarnya disebut Pasukan ( barisan ).

    3. Satuan Kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil untuk orang yang diberi tanggung jawab menggarap sawah/lading, saung). Satuan Besarnya disebut Ambalan ( berduyun-duyun, berbondong-bondong untuk menempuk kemajuan ).

    4. Satuan Kecil untuk Pandega disebut Reka (Mereka-reka/membuat sesuatu agar menjadi baik) Satuan Besarnya disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap).

    5. Satuan-satuan itu kemudian dihimpin dalam satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan dan terdepan yang langsung menghadapi tantangan).

    = WOSM ( The world organization of the scout movement) =

    WOSM adalah The world organization of the scout movement. sebuah lambang atau simbol Pramuka dunia. Lambang WOSM ini mempunyai kiasan yaitu : Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar selalu berbuat kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas, serta tetap menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.

    Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu / Scout Promise

    Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya untuk dapat memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.

    Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati : melambangkan bahwa sesama Pandu/ Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Pramuka di seluruh dunia.

    Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan warna dasar ungu melambngkan bahwa Pandu/ Pramuka memiliki ketrampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.

    = KOMPAS =

    Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnetbumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara,seatan,timur dan barat .Apabila digunakan bersama-sama dengan jarum, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

    Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari

    magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum Kompas mempunyai bagian-bagian kompas yang terpenting antara lain:

    Dial tutup dial Visir Kaca pembesar jarum penunjuk

    jendela pengintai Huruf penunjuk Garis derajat Derajat Cicin pengait

    Cara menggunakan kompas :

    Letak kompas pada tempat yang datar atau bisa di pegang seperti menembak senapan,kompas akan menunjukkan arah yang benar apabila jarum kompas tidak bergerak lagi.

    Bidik sasaran melalui jendela pengintai dengan menggunakan visir. Rumus Back Azimuth/Back Reading Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o 0o - 180o = X + 180o

    Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o 180o - 360o = X - 180o Contoh: 30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o 240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o

    = SATUAN KARYA PRAMUKA =

    Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida

    memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

    Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.

    Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan. Organisasi dan Pembinaan Pengorganisasian

    Saka dibentuk di Kwartir Ranting, Saka dapat dibentuk di Kwartir Ranting atas kehendak dan minat yang sama dari Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayahnya. Saka dibentuk oleh dan berada di bawah wewenang, pengelolaan, pengendalian dan pembinaan Kwartir Ranting, sedangkan pengesahannya dilakukan oleh Kwartir Cabang. Apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk Saka, maka pembentukan Saka dapat dilaksanakan oleh Kwartir Cabang yang wewenang, pengelolaan, pengendalian dan pembinaannya oleh Kwartir Cabang.

    Satu Saka beranggotakan sedikitnya sepuluh orang dan sebanyak-banyaknya 40 orang yang terdiri dari sedikitnya atas dua Krida yang masing-masing beranggotakan lima hingga sepuluh orang. Pengembangan jumlah anggota dan Krida disesuaikan dengan kebutuhan. Saka dalam bidang tertentu yang beranggotakan lebih dari 40 orang dibagi ke dalam beberapa Saka yang sama bidangnya. Anggota putra dan putri dihimpun dalam satuan terpisah Saka Putera dibina oleh Pamong Putera dan Saka Puteri dibina oleh Pamong Puteri.

    Anggota Krida memilih Pemimpin Krida masing-masing dan pemimpin Krida menunjuk seorang Wakil Pemimpin Krida. Anggota Saka membentuk Dewan Saka yang dipilih dari Pemimpin Krida, Wakil Pemimpin Krida dan beberapa anggota. Saka membentuk Mabi Saka, yang anggotanya terdiri dari atas pejabat instansi pemerintah, tokoh masyarakat setempat dan/atau orang tua peserta didik.[1] Pembinaan

    Saka dibina oleh seorang Pamong Saka. Pamong Saka adalah Pembina Pramuka, terutama Pembina Pramuka Penegak/Pandega atau anggota dewasa lainnya, yang memiliki minat dalam satu bidang kegiatan Saka sesuai dengan minat anggota Saka yang bersangkutan. Pamong Saka diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Cabang, atas usul Pimpinan Saka yang bersangkutan. Bila dalam Saka yang sejenis ada beberapa orang Pamong Saka, maka dipilih salah seorang sebagai kordinatornya. Masa bakti Pamong Saka adala tiga tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali. Pamong Saka secara ex-officio menjadi anggota Mabi Saka dari Saka yang bersangkutan.[1] Tugas dan tanggungjawab Pamong Saka adalah : Mengelola pembinaan dan pengembangan Sakanya; Menjadi Pembina Saka dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Sakanya;

    Mengusahakan instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan sakanya;

    Mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing Saka, Gugusdepan dan Saka lainnya;

    Mengkoordinasikan instruktur dengan Dewan Kerja Saka yang ada dalam sakanya;

    Menjadi anggota Mabi Saka; Menerapkan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan serta sistem Among dalam kegiatan pembinaan Sakanya;

    Melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir dan Mabi Saka yang bersangkutan.

    Selain daripada Pamong Saka, untuk melatih anggota Saka dalam bidang Sakanya, maka di setiap Saka diadakan Instruktur Saka. Instruktur Saka adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus di bidang tertentu yang bersedia membantu Pamong Saka dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan anggotanya. Instruktur Saka diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Cabang atas usul Pamong Saka dan Mabi Saka.[1] Tugas dan tanggungjawab Instruktur Saka adalah : Melaksanakan pendidikan dan latihan sesuai dengan keahliannya bagi para aggota Saka.

    Menjadi penguji SKK bagi anggota Saka sesuai dengan bidang keahliannya dan melaporkan perkembangannya kepada Pamong Saka.

    Menjadi penasehat bagi Dewan Saka dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Saka.

  • Memberi motivasi kepada anggota Saka untuk membina dan mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.

    Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan pengalamannya melalui berbagai pendidikan.

    Mengikuti Orientasi Gerakan Pramuka. Melaporkan pelaksanaan setiap kegiatan yang menjadi tugasnya.

    Berlaku Nasional Macam-macam Saka 1. Saka Dirgantara

    Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara.

    Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut. Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut. Krida Olah Raga Dirgantara

    1. Terbang Bermotor 2. Terbang Layang 3. Aeromodelling 4. Terjun Payung 5. Layang Gantung

    Krida Pengetahuan Dirgantara 1. Aerodinamika 2. Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU) 3. Meteorologi 4. Fasilitas Penerbangan 5. Navigasi Udara

    Krida Jasa Dirgantara 1. Teknik Mesin Pesawat 2. Komunikasi 3. Aerial Search And rescue 4. Struktur Pesawat

    2. Saka Bhayangkara Saka Bhayangkara adalah wadah Pendidikan guna

    menyalurkan minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman para pramuka penegak dan pandega dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan,ketertiban masyarakat (Kamtibmas) baik lokal, nasional, maupun internasional

    Saka Bhayangkara adalah Satuan Karya yang berada di bawah pembinaan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Disamping itu Saka Bhayangkara merupakan Saka terbesar dan paling berkembang di Indonesia. Hal ini Karena Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. a. Krida-krida dalam Saka Bhayangkara, sebagai berikut : b. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas) c. Krida Lalu Lintas (Lantas) d. Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP) e. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)

    1) Subkrida Pasukan Berkuda (Paskud) 2) Subkrida Pasukan Anjing Pelacak (Paskan) 3) Subkrida Pemadam Kebakaran (Damkar) 4) Subkrida Search And Rescue (SAR) Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari

    kelengkapan kwartir ditingkatnya yang bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.

    Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah suatu badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada Saka Bhayangkara di tingkatnya.

    Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.

    Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan keahliannya untuk membantu pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan

    pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.

    Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.

    Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.

    Kebhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.

    Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya. Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan : Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security) Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran,

    keraguan dan ketakutan (surity) Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety) Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)

    Lambang Saka Bhayangkara Bentuk : Lambang saka bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan panjang masing-masing sisi 5 cm. ISI: Isi lambang saka bhayangkara terdiri atas : a. PERISAI, dengsn ukuran gambar:

    Sisi atas = 3,5cm Sisi miring atas kiri = 1cm Sisi miring atas kanan = 1cm Garis tegak tinggi = 8cm Garis tegak tinggi = 8cm

    b. Bintang 3 (Tiga), Masing-masing dengan garis tengah = 0,8 cm

    c. Obor dengan ukuran gambar: Panjang tangkai = 1,5 cm Tinggi nyala api = 1 cm

    d. Gambar Lambang Garakan Pramuka, berupa dua buah tunas kelapa dan simetris, dengan ukuran : Garis tengah kelapa = 1 cm Tinggi tunas = 2 cm Panjang akar = 0,5 cm Tulisan dengan huruf besar yang berbunyi SAKA

    BHAYANGKARA. e. Warna

    Warna dasar saka bhayangkara MERAH Warna dasar perisai bagian atas KUNING dan bagian

    bawah HITAM Warna tunas kelapa KUNING TUA

    f. Warna obor : Nyala api MERAH Tangkai obor bagian bawah PUTIH Tangkai obor bagian atas HITAM dan tengah nya

    adagaris putih g. Warna tiga bintang KUNING TUA h. Warna tulisan HITAM i. Warna bingkai HITAM Arti Kiasan Lambang Bhayangkara a. Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila b. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur

    Prasetya sebagai kode etik kepolisian negara R.I c. Obor melambangkan sumber terang sejati d. Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama

    (tiga pancaran cahaya) yaitu : Kesadaran Kewaspadaan Kebijaksanaan

    e. Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan tingkah laku dan perbuatan anggota saka bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat yang mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu menjamin tetap tegak nya NKRI yang bersendikan pancasila dan UUD NRI tahun 1945.

    3. Saka Bahari

  • Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang Kelautan.

    Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari. Krida-krida dalam Saka Bahari, sebagai berikut. Krida Sumberdaya Bahari Krida Jasa Bahari Krida Wisata Bahari Krida Reksa Bahari

    4. Saka Bakti Husada Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan

    pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

    Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang. Sebagai dasar dari pelaksanaan kegiatan Saka Bakti Husada, maka diterbitkannya petunjuk penyelenggaraan nomor 053 tahun 1985.

    Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sebagai berikut. Kecakapan Khusus Kelompok Kebaktihusadaan, sebagai berikut. 1. Krida Bina Lingkungan Sehat

    1) Penyehatan Perumahan 2) Penyehatan Makanan dan Minuman 3) Pengamanan Pestisida 4) Pengawasan Kualitas Air 5) Penyehatan Air

    2. Krida Bina Keluarga Sehat 1) Kesehatan Ibu 2) Kesehatan Anak 3) Kesehatan Remaja 4) Kesehatan Usia Lanjut 5) Kesehatan Gigi dan Mulut 6) Kesehatan Jiwa

    3. Krida Penanggulangan Penyakit 1) Penanggulangan Penyakit Malaria 2) Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah 3) Penanggulangan Penyakit Anjing Gila 4) Penanggulangan Penyakit Diare 5) Penanggulangan Penyakit TB Paru 6) Penanggulangan Penyakit Kecacingan 7) Imunisasi 8) Gawat Darurat 9) HIV / AIDS

    4. Krida Bina Gizi 1) Perencanaan Menu 2) Dapur Umum Makanan/Darurat 3) UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu 4) Penyuluh Gizi 5) Mengenal Keadaan Gizi

    5. Krida Bina Obat 1) Pemahaman Obat 2) Taman Obat Keluarga 3) Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat

    Adiktif 4) Bahan Berbahaya bagi Kesehatan 5) Pembinaan Kosmetik

    6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1) Bina PHBS di Rumah 2) Bina PHBS di Sekolah 3) Bina PHBS di Tempat umum

    4) Bina PHBS di Instansi Pemerintah 5) Bina PHBS di Tempat kerja

    5. Saka Keluarga Berencana (Kencana) Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan

    dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Krida-krida Saka Keluarga Berencana, sebagai berikut. 1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

    (KB dan KR) 2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

    (KS dan PK) 3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi

    dan KIE) 4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

    6. Saka Taruna Bumi Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk

    meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleh Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Departemen Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. SKK Bidang Taruna Bumi adalah sebagai berikut 1. Krida Pertanian Tanaman Pangan, terdiri atas 6 (enam) SKK,

    yakni: 1) SKK Petani Padi 2) SKK Petani Jagung 3) SKK Petani Kacang Kedelai 4) SKK Petani kacang Tanah 5) SKK Petani Ubi Kayu 6) SKK Petani Ubi Jalar.

    2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, terdiri atas 11 (sebelas) SKK, yakni: 1) SKK Petani Cengkeh 2) SKK Petani Kelapa 3) SKK Petani Karet 4) SKK Petani Obat-obatan 5) SKK Petani Kopi 6) SKK Petani Panili 7) SKK Petani Coklat 8) SKK Petani Lada 9) SKK Petani Kapas 10) Petani Tembakau 11) SKK Petani Tebu.

    3. Krida Perikanan, mempunyai 9 (sembilan) SKK, yakni: 1) SKK Petani Ikan Nila 2) SKK Petani Ikan Mas 3) SKK Petani Ikan Gurami 4) SKK Petani Ikan Lele 5) SKK Petani Katak 6) SKK Petani Belut 7) SKK Petani Bandeng 8) SKK Petani Udang 9) SKK Petani Ikan Hias.

    4. Krida Peternakan, mempunyai 12 (dua belas) SKK, yakni: 1) SKK Peternak Kerbau 2) SKK Peternak Sapi 3) SKK Peternak Kuda 4) SKK Peternak Sapi Perah 5) SKK Peternak Kambing 6) SKK Peternak Babi 7) SKK Peternak Puyuh 8) SKK Peternak Kelinci 9) SKK Peternak Ayam 10) SKK Peternak Itik 11) SKK Peternak Lebah 12) SKK Peternak Merpati.

    5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura, mempunyai 32 (tiga puluh dua) SKK, yakni: 1) SKK Petani Rambutan 2) SKK Petani Pisang 3) SKK Petani Mangga 4) SKK Petani Nanas 5) SKK Petani Durian 6) SKK Petani Semangka 7) SKK Petani Apel 8) SKK Petani Salak

  • 9) SKK Petani Pepaya 10) SKK Petani Jeruk 11) SKK Petani Anggur 12) SKK Petani Jambu 13) SKK Petani Duku 14) SKK Petani Alpokat 15) SKK Petani Tomat 16) SKK Petani Cabe 17) SKK Petani Bayam 18) SKK Petani Kangkung 19) SKK Petani Kacang Panjang 20) SKK Petani Kubis 21) SKK Petani Sawi 22) SKK Petani Wortel 23) SKK Petani Suplir 24) SKK Petani Palma 25) SKK Petani Cemara 26) SKK Petani Anggrek 27) SKK Petani Mawar 28) SKK Petani Melati 29) SKK Petani Kaktus 30) SKK Petani Seledri 31) SKK Petani Bonsai 32) SKK Petani Bawang Putih/Merah

    7. Saka Wanabakti Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan

    Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait. 1. Krida Tata Wana, terdiri atas 3 (tiga) SKK, yakni:

    1) SKK Perisalah Hutan 2) SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan 3) SKK Penginderaan Jauh.

    2. Krida Reksa Wana, terdiri atas 13 (tiga belas) SKK, yakni: 1) SKK Keragaman Hayati 2) SKK Konservasi Kawasan 3) SKK Perlindungan Hutan 4) SKK Konservasi Jenis Satwa 5) SKK Konservasi Jenis Tumbuhan 6) SKK Pemanduan 7) SKK Penulusuran Gua 8) SKK Pendakian 9) SKK Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 10) SKK Pengamatan Satwa 11) SKK Penangkaran Satwa 12) SKK Pengendalian Perburuan 13) SKK Pembudidayaan Tumbuhan.

    3. Krida Bina Wana, mempunyai 7 (tujuh) SKK, yakni: 1) SKK Konservasi Tanah dan Air 2) SKK Perbenihan 3) SKK Pembibitan 4) Penanaman dan Pemeliharaan 5) SKK Perlebahan 6) SKK Budidaya Jamur 7) SKK Persuteraan Alam.

    4. Krida Guna Wana, mempunyai 6 (enam) SKK, yakni: 1) SKK Pengenalan Jenis Pohon 2) SKK Pencacahan Pohon 3) SKK Pengukuran Kayu 4) SKK Kerajinan Hutan Kayu 5) SKK Pengolahan Hasil Hutan 6) SKK Penyulingan Minyak Astiri.

    8. Saka Wira Kartika Saka Wira Kartika baru berupa saka rintisan yang mulai

    dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan. Krida-krida dalam Saka Wira Kartika, sebagai berikut. 1. Krida Survival 2. Krida Pionering (Perintis) 3. Krida Mountainering 4. Krida Navigasi Darat 5. Krida penanggulangan bencana alam

    9. Saka Kalpataru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kwarnas gerakan

    Pramuka telah menginisiasi lahirnya SAKA Lingkungan yang di

    beri nama SAKA KALPATARU, kerjasama ini bermula dari Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK-MoU/11/2011 tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    Saka Kalpataru merupakan satuan Karya Pramuka tempat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan, dan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega serta sebagai wadah untuk menanamkan kepedulian dan rasa tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, dan mempertahankan dan melestarikan lingkungan untuk keberlanjutan generasi sekarang dan mendatang. Pembentukan Saka Kalpataru bertujuan untuk memberi memberi wadah pendidikan dan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, kemampuan ,pengalaman dalam bidang pengetahuan dan teknologi serta keterampilan khususnya yang berkaitan dengan substansi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) yang menjadi bekal penghidupannya untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Satuan Karya Pramuka Kalpartaru untuk tahap awal meliputi tiga Krida yaitu : 1. Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle), 2. Krida Perubahan Iklim, dan 3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati. Untuk tahap berikutnya yaitu tahun 2014, Krida SAKA Kalpataru akan ditambahkan s