Kode Etik Auditor Internal

4
 Kode Etik Auditor Internal By auditorinternal  – 19/01/2010Posted in: IPPF, Kode Etik Dibaca 20,631 kali Prinsi !"ditor internal di#arakan $enerakan dan $ene%akkan rinsi&rinsi seba%ai berik"t' 1. Integritas Inte%ritas a"ditor internal $e$ban%"n keercayaan dan den%an de$ikian $e$berikan dasar "nt"k landasan enilaian $ereka( 2. Objektivitas !"ditor internal $en"n)"kkan ob)ekti*itas ro+esional tin%kat tertin%%i dala$ $en%"$"lkan, $en%e*al"asi, dan $en%ko$"nikasikan in+or$asi tentan% ke%iatan ata"  roses yan% sedan% dieriksa( ! "ditor internal $e$b"at enilaian yan% sei$ban% dari se$"a keadaan yan% rele*an dan tidak dien%ar"#i ole# keentin%an&keentin%an $ereka sendiri ata" "n oran% lain dala$ $e$b"at enilaian 3. Kerahasiaan !"ditor internal $en%#or$ati nilai dan kee$ilikan in+or$asi yan% $ereka teri$a dan tidak $en%"n%kakan in+or$asi tana iin kec"ali ada ketent"an er"ndan%&"ndan%an ata" ke-a)iban ro+esional "nt"k $elak"kannya( 4. Kometensi !"ditor internal $enerakan en%eta#"an, ketera$ilan, dan en%ala$an yan% dierl"kan dala$ elaksanaan layanan a"dit internal( Aturan Perilaku 1. Integritas !"ditor Internal' 1(1( .ar"s $elak"kan eker)aan $ereka den%an ke)")"ran, ketek"nan, dan tan%%"n% )a-ab( 1(2( .ar"s $entaati #"k"$ dan $e$b"at en%"n%kaan yan% di#ar"skan ole# ketent"an  er"ndan%&"ndan%an dan ro +esi( 1(3( adar tidak bole# terlibat dala$ akti*itas ile%al aa"n, ata" terlibat dala$ tindakan yan% $e$al"kan "nt"k ro+esi a"dit internal ata" "n or%anisasi( 1(( .ar"s $en%#or$ati dan berkontrib"si ada t")"an yan% sa# dan etis dari or%anisasi( 2. Objektivitas !"ditor Internal'

description

audit

Transcript of Kode Etik Auditor Internal

Kode Etik Auditor InternalBy auditorinternal 19/01/2010Posted in: IPPF, Kode EtikDibaca 20,631 kali PrinsipAuditor internal diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip sebagai berikut:1.IntegritasIntegritas auditor internal membangun kepercayaan dan dengan demikian memberikan dasar untuk landasan penilaian mereka.2.ObjektivitasAuditor internal menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau proses yang sedang diperiksa. Auditor internal membuat penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau pun orang lain dalam membuat penilaian3.KerahasiaanAuditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa izin kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya.4.KompetensiAuditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal.Aturan Perilaku1.IntegritasAuditor Internal:1.1.Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.1.2.Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan perundang-undangan dan profesi.1.3.Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam tindakan yang memalukan untuk profesi audit internal atau pun organisasi.1.4.Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi.2.ObjektivitasAuditor Internal:2.1.Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat mengganggu, atau dianggap dianggap mengganggu, ketidakbiasan penilaian mereka.Partisipasi ini meliputi kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan organisasi.2.2.Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap dianggap mengganggu, profesionalitas penilaian mereka.2.3.Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui yang, jika tidak diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.3.KerahasiaanAuditor Internal:3.1.Harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh dalam tugas mereka.3.2.Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau yang dengan cara apapun akan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau merugikan tujuan yang sah dan etis dari organisasi.4.Kompetensi Auditor Internal:4.1.Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.4.2.Harus melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal.4.3.Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas layanan mereka.

Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit By : DIAN SUKMASARI R. B1C1 11 056 2. MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu. 3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. 4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ?? 5. Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan. Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : 1 2 3 6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: 1. Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. 2. Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. 7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salh saji. 8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : 1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan 2. Materialitas pada tingkat saldo akun 9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit, dengan membuat estimasi materialitas karena terdapat hubungan terbalik antara jumlah dalam laporan keuangan yang dipandang material oleh auditor dengan jumlah pekerjaan audit yang diperlukan untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan. Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas : 10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit. Contoh panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik : 1. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5 % sampai 10 % dari laba sebelum pajak. 2. Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji % sampai 1 % dari total aktiva. 3. Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1 % dari total pasiva. 4. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji % sampai 1% dari pendapatan bruto. 11. Materialitas pada Tingkat Saldo Akun Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material. 12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut. 13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit Materialitas Bukti Audit Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan (kuantitas) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan ( hubungan terbalik ).