Klp 4_ PSP 6 & 7

35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit pada sektor pemerintah berbeda dengan audit yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional dan hukum, dimana audit sektor pemerintah mempunyai prosedur dan tanggungjawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta. Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, audit dalam sektor pemerintah (publik) terdiri dari tiga jenis yaitu audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu. Pada Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007, audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat: eksaminasi

description

makalah audit sektor publik tentang PSP 06 dan 07 oleh kelompok 4

Transcript of Klp 4_ PSP 6 & 7

Page 1: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit pada sektor pemerintah berbeda dengan audit yang dilakukan pada sektor

swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional

dan hukum, dimana audit sektor pemerintah mempunyai prosedur dan tanggungjawab

yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta. Menurut Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara, audit dalam sektor pemerintah (publik) terdiri dari tiga jenis yaitu audit

keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu. Pada Undang-Undang tersebut

dinyatakan bahwa pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan

dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk

dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan

dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif.

Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007, audit dengan tujuan tertentu

dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati

(agreed-upon procedures). Eksaminasi ialah pengujian yang memadai untuk menyatakan

simpulan dengan tingkat keyakinan positif bahwa suatu pokok masalah telah sesuai atau

telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan kriteria. Reviu

yang dimaksud sebelumnya, ialah pengujian yang memadai untuk menyatakan simpulan

dengan tingkat keyakinan negatif bahwa tidak ada informasi yang diperoleh pemeriksa dari

pekerjaan yang dilaksanakan, menunjukkan bahwa pokok masalah tidak sesuai dengan

kriteria dalam semua hal yang material. Adapun prosedur adalah pengujian yang memadai

untuk menyatakan simpulan atas hasil pelaksanaan prosedur tertentu yang disepakati

dengan pemberi tugas terhadap pokok masalah. Untuk menentukan sifat pemeriksaan

Page 2: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

dengan tujuan tertentu dalam pemeriksaan dapat dilakukan melalui pertimbangan prosedur

yang akan dijalankan dan tingkat keyakinan yang diinginkan oleh pengguna. Apabila

prosedur pemeriksaan yang akan dijalankan telah disepakati dengan pemakai tertentu,

pemeriksa harus melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang bersifat agreed upon

procedures. Apabila tidak, maka pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu yang bersifat eksaminasi atau permeriksaan yang bersifat reviu.

Sebagian besar pemeriksaan yang dijalankan BPK adalah pemeriksaan dengan tujuan

tertentu yang bersifat reviu.

Audit dengan tujuan tertentu meliputi antara lain audit atas hal-hal lain di bidang

keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian intern. Apabila auditor

melakukan audit dengan tujuan tertentu berdasarkan permintaan, maka BPK harus

memastikan melalui komunikasi tertulis yang memadai bahwa sifat audit dengan tujuan

tertentu adalah telah sesuai dengan permintaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat diatas dapat dirumuskan beberapa pokok pembahasan,

yaitu:

1. Apa perbedaan pemeriksaan kinerja, pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu?

2. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan tertentu menurut Pernyataan

Standar Pemeriksaan Nomor 06?

3. Bagaimana standar pelaporan pemeriksaan tujuan tertentu menurut Pernyataan Standar

Pemeriksaan Nomor 07?

4. Bagaimana kedudukan dan peran Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 06 dan 07

dengan standar profesi?

Page 3: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Dalam Audit

Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP ) adalah  standar profesional yang

diterbitkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang digunakan oleh akuntan publik 

dalam melakukan pemeriksaan atas entitas swasta (diluar keuangan negara), standar ini

merupakan standar profesional yang digunakan untuk memperoleh mutu tertinggi dalam

pemeriksaan sesuai standar profesional yang telah ditetapkan. Adapun Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)  adalah standar profesional yang diterbitkan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia  yang digunakan oleh akuntan dalam

melakukan pemeriksaan atas entitas pemerintah yang mengelola keuangan negara, standar

ini merupakan standar profesional yang digunakan untuk memperoleh mutu tertinggi

dalam pemeriksaan sesuai standar profesional yang telah ditetapkan. 

Dengan demikian kedua standar profesional tersebut digunakan akuntan publik

dalam melakukan pemeriksaan, Apabila mengaudit entitas swasta (non keuangan negara)

maka standar profesional yang digunakan menggunakan standar SPAP,  sedangkan apabila

akuntan publik memeriksa entitas pemerintah maka standar yang digunakan dalam

pemeriksaan menggunakan standar profesional SPKN.

Page 4: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

2.2 Pengertian Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

Pemeriksaan/audit menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 dapat

dibedakan menjadi :

1. Audit Keuangan

Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan

keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable

assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau

basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Audit Kinerja

Pemeriksaan kinerja merupakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang

terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek

efektivitas. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap

berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas

kinerja entitas atau program/kegiatan yang diperiksa.

3. Audit Dengan Tujuan Tertentu

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas

suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain

pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan

pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

Pemeriksaan/audit dengan tujuan tertentu dapat dibedakan menjadi :

1. Audit Ketaatan

Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara

kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 5: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Kriteria yang digunakan dalam audit ketaatan adalah peraturan perundang-

undangan yang berlaku bagi auditi. Perundang-undangan di sini diartikan dalam

arti luas, termasuk ketentuan yang dibuat oleh yang lebih tinggi dan dari luar auditi

asal berlaku bagi auditi dengan berbagai bentuk atau medianya, tertulis maupun

tidak tertulis.

2. Audit Investigatif

Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu

indikasi penyimpangan/kecurangan apakah memang benar terjadi atau tidak terjadi.

Jadi fokus audit investigatif adalah membuktikan apakah benar kecurangan telah

terjadi. Dalam hal dugaan kecurangan terbukti, audit investigatif harus dapat

mengidentifikasi pihak yang harus bertanggung jawab atas

penyimpangan/kecurangan tersebut.

Perbedaan antara audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Audit Dengan Tujuan Tertentu

Audit KeuanganAudit KinerjaAspekNo

UMUM

Memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa

Menilai apakah akun-akun disajikan secara wajar

Menilai apakah auditee telah mencapai tujuan atau harapan yang telah ditetapkan

Tujuan1

Bermacam-macam tergantung pada penugasan

Sistem akuntansi dan sistem manajemen

Program dan kegiatan organisasi

Fokus2

Ekonomi, ilmu poitik, sosiologi, dan lain-lain

AkuntansiEkonomi, ilmu poitik, sosiologi, dan lain-lain

Dasar akademik3

BervariasiKurang lebih telah terstandar

Bervariasi antara satu proyek/program/kegiatan dan proyek/ program kegiatan lainnya

Metode4

Page 6: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Audit Dengan Tujuan Tertentu

Audit KeuanganAudit KinerjaAspekNo

Terdapat kriteria yang unik untuk masing-masing pemeriksaan

Kriteria yang sama untuk semua kegiatan audit

Terdapat kriteria yang unik untuk masing-masing pemeriksaan

Kriteria penilaian

5

Struktur dan isi laporan bervariasi

Dipublikasikan secara tidak tetap

Bentuk laporan kurang lebih terstandarisasi

Dipublikasikan secara berkala

Struktur dan isi laporan bervariasi

Dipublikasikan secara tidak tetap

Laporan6

STANDAR PELAKSANAAN

SPKN memberlakukan dua pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP IAI dan menetapkan lima standar pelaksanaan tambahan

SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP IAI dan menetapkan lima standar pelaksanaan tambahan

SPKN menetapkan empat standar pelaksanaan

Pernyataan Standar Pemeriksaan

1

Dilakukan apabila PDTT berupa eksaminasi

Untuk menentukan kedalaman pengujian substantive yang akan dilakukan

Apabila PI berpengaruh signifikan terhadap tujuan audit, PI bisa menjadi salah satu tujuan akhir yang diperiksa dan diberikan rekomendasi.

Pengendalian internal

2

MaterialitasMaterialitasSignifikansiIstilah yang digunakan untuk menunjuk pada materialitas/ signifikansi

3

Pernyataan standar pekerjaan lapangan kedua SPAP-IAI.

Menekankan pada kecukupan bukti

Merupakan dasar bagi simpulan

Pernyataan standar pekerjaan lapangan ketiga SPAP-IAI

Menekankan pada kompetensi bukti

Merupakan dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

Pernyataan standar pekerjaan lapangan ketiga

Menekankan pada kecukupan, kompetensi, dan relevansi bukti.

Merupakan dasar bagi temuan dan rekomendasi

Bukti audit4

Page 7: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Audit Dengan Tujuan Tertentu

Audit KeuanganAudit KinerjaAspekNo

pemeriksa.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)

Tidak dijelaskan dalam standar

Spesifik untuk setiap penugasan audit

Bagian dari standar pelaksanaan pertama tentang perencanaan

Tidak dijelaskan dalam standar

Kriteria5

STANDAR PELAPORAN

Di luar standar pelaporan SPAP-IAI laporan memuat:

a. Pernyataan kepatuhan terhadap standar pemeriksaan

b. Pelaporan tentang kelemahan pengendalian internal, kecurangan, penyimpangan, serta ketidakpatutan;

c. Hasil pemeriksaan berupa simpulan

d. Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab

e. Pelaporan Informasi Rahasia

Di luar standar pelaporan SPAP-IAI laporan memuat:

a. Pernyataan kepatuhan terhadap standar pemeriksaan

b. Pelaporan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangan

c. Pelaporan tentang pengendalian internal

d. Hasil pemeriksaan berupa opini

e. Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab

f. Pelaporan Informasi Rahasia

Di luar standar pelaporan SPAP-IAI laporan memuat:

a. Pernyataan pemeriksaan dilakukan sesuai standar pemeriksaan

b. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan

c. Hasil pemeriksaan berupa temuan, simpulan, dan rekomendasi;

d.

Pelaporantanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab

Isi laporan1

Tidak diatur dalam pernyataan standar karena tema pemeriksaan yang bervariasi

Tidak diatur dalam pernyataan standar karena tujuannya sudah jelas yaitumemberikan opini atas laporan keuangan

Harus dimuat dalam laporan karena tujuan, lingkup, dan metodologi setiap pemeriksaan belum tentu sama

Tujuan, lingkup, dan metodologi

2

Tidak diatur dalam pernyataan standar

Tidak diatur dalam pernyataan standar

Tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan,

Unsur mutu laporan

3

Page 8: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Audit Dengan Tujuan Tertentu

Audit KeuanganAudit KinerjaAspekNo

jelas, dan ringkas.

2.3 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PSP 06)

Pernyataan Standar Pemeriksaan 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

Dengan Tujuan Tertentu merupakan bagian dari Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN) yang didalamnya menyatakan bahwa untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu,

Standar Pemeriksaan memberlakukan dua pernyataan standar pekerjaan lapangan

perikatan/penugasan atestasi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan

IAI berikut ini:

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan

yang dinyatakan dalam laporan.

Standar Pemeriksaan menetapkan standar pelaksanaan tambahan Pemeriksaan

Dengan Tujuan Tertentu berikut ini:

1. Komunikasi Pemeriksaan

Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat,

saat, dan lingkup pengujian serta pelaporan yang direncanakan atas hal yang akan

dilakukan pemeriksaan, kepada manajemen entitas yang diperiksa dan atau pihak yang

meminta pemeriksaan, antara lain kepada:

1. Manajemen entitas yang diperiksa

2. Lembaga/badan yang memiliki fungsi pengawasan terhadap manajemen atau

pemerintah seperti DPR/DPRD, dewan komisaris, komite audit, dewan pengawas.

3. Pihak yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap hal yang diperiksa.

Page 9: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

2. Pertimbangan Terhadap Hasil Pemeriksaan Sebelumnya

Dengan memahami tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan, pemeriksa

dapat mengevaluasi hal yang diperiksa. Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam menentukan:

1. periode yang harus diperhitungkan,

2. lingkup pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut

temuan signifikan yang mempengaruhi pemeriksaan, dan

3. pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam

perencanaan pemeriksaan.

3. Pengendalian Intern

Dalam merencanakan suatu Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dalam bentuk

eksaminasi, pemeriksa harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian intern

yang berkaitan dengan hal yang diuji yang bersifat keuangan maupun non-keuangan.

Pengendalian intern tersebut terkait dengan:

1. Efektivitas dan efisiensi kegiatan, termasuk penggunaan sumber daya entitas.

2. Tingkat keandalan pelaporan keuangan, termasuk laporan pelaksanaan anggaran

dan laporan lain, baik untuk intern maupun ekstern.

3. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengamanan aktiva.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan suatu proses yang terintegrasi pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

personil dalam organisasi untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya suatu

tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien sehingga dapat dicapainya

suatu pelaporan keuangan yang andal.

Page 10: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib

menyelenggarakan sistem pengendalian intern dalam kegiatan pemerintahan.

Komponen yang membentuk pengendalian intern tersebut meliputi:

Lingkungan pengendalian, menunjukkan kondisi suatu organisasi yang

memengaruhi sikap, kesadaran dan tindakan manajemen terhadap lingkungan

pengendalian intern, antara lain mencakup integritas dan nilai etika, komitmen

terhadap kompetensi, gaya operasi dan filosofi manajemen, struktur organisasi,

tanggung jawab dan wewenang, serta kegiatan pengawasan.

Penaksiran risiko, merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi pencapaian

tujuan dan sasaran entitas, risiko harus dapat dikenali dan dinilai. Untuk dapat

mengenali dan menilai risiko tersebut maka entitas harus terlebih dahulu

menentukan tujuan dan sasaran dalam jangka panjang maupun jangka pendek, baik

yang bersifat umum maupun khusus/spesifik pada unit-unit kerja entitas. Unsur-

unsur penilaian resiko tersebut antara lain:

1. Penetapan Tujuan Organisasi

2. Identifikasi Risiko

3. Analisa Resiko

Aktivitas pengendalian, terdiri dari:

1. Pelaksanaan reviu oleh manajemen pada tingkat atas (top – level reviews)

2. Pembinaan sumber daya manusia

3. Mereviu pengelolaan informasi untuk memastikan tingkat keakuratan dan

kelengkapan informasi

4. Menetapkan dan memantau indikator dan ukuran kinerja

5. Pemisahan tugas dan fungsi

Page 11: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

6. Mereviu otorisasi kepada personil tertentu dalam melakukan suatu transaksi

7. Pembatasan akses dan akuntabilitas terhadap sumber daya dan catatan-catatan

8. Pendokumentasian

Informasi dan komunikasi, meliputi pengendalian atas informasi yang digunakan

oleh entitas serta saluran komunikasi yang digunakan entitas untuk menyalurkan

informasi yang tersedia.

Pemantauan, meliputi pelaksanaan pemantauan oleh manajemen terhadap

pengendalian intern serta pemantauan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh satuan

audit internal Pemerintah dalam hal ini Inspektorat.

4. Merancang Pemeriksaan Untuk Mendeteksi Terjadinya Penyimpangan Dari

Ketentuan Peraturan Perundang-undangan; Kecurangan (fraud), Serta

Ketidakpatutan (abuse).

Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau peristiwa yang dapat

mengindikasikan terjadinya ketidakpatutan. Apabila informasi yang diperoleh

pemeriksa (hal ini bisa melalui prosedur pemeriksaan, pengaduan yang diterima

mengenai terjadinya kecurangan atau cara-cara yang lain) mengindikasikan telah terjadi

ketidakpatutan, pemeriksa harus mempertimbangkan apakah ketidakpatutan tersebut

secara signifikan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila indikasi terjadinya

ketidakpatutan memang ada dan secara signifikan akan mempengaruhi hasil

pemeriksaan, pemeriksa harus memperluas langkah dan prosedur pemeriksaan, untuk:

1. Menentukan apakah ketidakpatutan memang benar-benar terjadi, dan

2. Apabila memang benar-benar terjadi, pemeriksa harus menentukan pengaruhnya

terhadap hasil pemeriksaan.

Metodologi pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeriksaan dengan tujuan

tertentu dilakukan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

Page 12: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

a. Pendekatan risiko

Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap

pelaksanaan anggaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko yang

didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas SPI. Hasil pemahaman

dan pengujian atas SPI tersebut akan menentukan tingkat keandalan SPI. Penetapan

risiko pemeriksaan (audit risk) simultan dengan tingkat keandalan pengendalian

(risiko pengendalian), tingkat bawaan (inherent risk) entitas yang akan dapat

digunakan sebagai acuan dalam menentukan risiko deteksi (detection risk) yang

diharapkan dan jumlah pengujian yang akan dilakukan serta menentukan fokus

pemeriksaan. Dalam konteks tersebut pengendalian anggaran dengan memperhatikan

tingkat materialitas akan digunakan untuk menentukan jumlah pengujian obyek.

b. Pengujian dalam pemeriksaan

Pemeriksaan terhadap kegiatan pengendalian terbatas dilakukan dengan

pengujian substantif atas transaksi keuangan secara terbatas yang dilakukan dengan

cara uji petik atas bukti transaksi atau bukti pendukung diikuti dengan melakukan

konfirmasi kepihak terkait.

c. Uji-Petik Pemeriksaan (sampling audit)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik

atas unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan didapat

berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi

populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa menggunakan metode non statistical

sampling atau metode sampling yang berdasarkan judgement, dengan memperhatikan

tingkat resiko yang ada untuk menentukan jumlah dan unit populasi yang akan diuji

Page 13: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

petik. Judgement pemeriksa diarahkan untuk menjamin kecukupan jumlah sampel

yang akan di uji dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi baik dari segi

nilai angka rupiah dan jenis transaksinya.

d. Pelaporan

Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan pelaksanaan

anggaran harus dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk memperoleh

tanggapan tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan. Atas temuan yang

telah disajikan dalam hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya diberikan saran tindak

perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama.

4. Dokumentasi Pemeriksaan

Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan

dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang

cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai

hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi

pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan

pemeriksa.

Untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu, Standar Pemeriksaan

memberlakukan empat pernyataan standar pelaporan perikatan/penugasan atestasi

dalam SPAP yang ditetapkan IAI sebagai berikut:

a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan

atestasi yang bersangkutan.

Page 14: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

b. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai

sebagai alat pengukur.

c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang

perikatan dan penyajian asersi.

d. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan

kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan

prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan

pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur

tersebut.

Hasil Pemeriksaan dengan tujuan tertentu harus mengungkapkan:

a. kelemahan pengendalian intern yang berkaitan dengan hal yang diperiksa,

b. kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk

pengungkapan atas penyimpangan administrasi, pelanggaran atas perikatan perdata,

maupun penyimpangan yang mengandung unsur tindak pidana yang terkait dengan

hal yang diperiksa,

c. ketidakpatutan yang material terhadap hal yang diperiksa.

Dalam melaporkan pengendalian intern, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan atau ketidakpatutan, pemeriksa harus menempatkan temuan

pemeriksaan dalam perspektif yang wajar. Untuk memberikan dasar bagi pengguna

laporan hasil pemeriksaan dalam mempertimbangkan kejadian dan konsekuensi kondisi

tersebut, hal-hal yang diidentifikasi harus dihubungkan dengan hasil pemeriksaan

secara keseluruhan, dan jika memungkinkan, dapat dinyatakan dalam satuan mata

uang.

Pedoman dalam melaporkan unsur-unsur temuan yaitu:

Page 15: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

a. Kondisi; memberikan bukti mengenai hal-hal yang ditemukan oleh pemeriksa di

lapangan. Pelaporan lingkup atau kedalaman dari kondisi dapat membantu pengguna

laporan dalam memperoleh perspektif yang wajar.

b. Kriteria; memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pengguna laporan hasil

pemeriksaan untuk menentukan keadaan seperti apa yang diharapkan.

c. Akibat; memberikan hubungan yang jelas dan logis untuk menjelaskan pengaruh dari

perbedaan antara apa yang ditemukan oleh pemeriksa (kondisi) dan apa yang

seharusnya (kriteria).

d. Sebab; memberikan bukti yang meyakinkan mengenai faktor yang menjadi sumber

perbedaan antara kondisi dan kriteria.

Dalam hal pemeriksa menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan atau penyimpangan

dari ketentuan peraturan perundang-undangan telah terjadi atau kemungkinan telah

terjadi, maka BPK harus menanyakan kepada pihak yang berwenang tersebut dan atau

kepada penasehat hukum apakah laporan mengenai adanya informasi tertentu tentang

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut akan

mengganggu suatu proses penyidikan atau proses peradilan. Apabila laporan

pemeriksaan akan mengganggu proses penyidikan atau peradilan tersebut, BPK harus

membatasi laporannya, misalnya pada hal-hal yang telah diketahui oleh umum

(masyarakat).

Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil

pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap dan obyektif adalah dengan

mendapatkan reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada entitas

yang diperiksa. Tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya mencakup

temuan dan simpulan yang dibuat oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang

Page 16: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

direncanakan. Pemeriksa harus memuat tanggapan pejabat tersebut dalam laporan hasil

pemeriksaannya. Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk

memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan dan simpulan termasuk

mengungkapkan tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas yang

diperiksa.

Laporan hasil pemeriksaan harus didistribusikan tepat waktu kepada pihak yang

berkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun dalam

hal yang diperiksa merupakan rahasia negara maka untuk tujuan keamanan atau

dilarang disampaikan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, pemeriksa dapat membatasi pendistribusian laporan

tersebut. Apabila akuntan publik atau pihak lain yang ditugasi untuk melakukan

pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan, akuntan publik atau pihak lain tersebut

harus memastikan bahwa laporan hasil pemeriksaan didistribusikan secara memadai.

Jika akuntan publik tersebut ditugasi untuk mendistribusikan laporan hasil

pemeriksaannya, maka perikatan/penugasan tersebut harus menyebutkan pihak yang

harus menerima laporan hasil pemeriksaan tersebut.

Apabila suatu pemeriksaan dihentikan sebelum berakhir, tetapi pemeriksa tidak

mengeluarkan laporan hasil pemeriksaan, maka pemeriksa harus membuat catatan yang

mengikhtisarkan hasil pemeriksaannya sampai tanggal penghentian dan menjelaskan

alasan penghentian pemeriksaan. Pemeriksa juga harus mengkomunikasikan secara

tertulis alasan penghentian pemeriksaan tersebut kepada manajemen entitas yang

diperiksa, entitas yang meminta pemeriksaan tersebut, atau pejabat lain yang

berwenang.

2.4 Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PSP 07)

Page 17: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

Sebagaimana dengan Pernyataan Standar Pemeriksaan 06, Pernyataan Standar

Pemeriksaan 07 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu juga

merupakan bagian dari Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang menyatakan

bahwa untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu, Standar Pemeriksaan memberlakukan

empat pernyataan standar pelaporan perikatan/penugasan atestasi dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan IAI sebagai berikut:

1. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan

atestasi yang bersangkutan.

2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai

alat pengukur.

3. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang perikatan

dan penyajian asersi.

4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan

kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan

prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan

pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur

tersebut.

Pernyataan tambahan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai

dengan Standar Pemeriksaan.

2. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu harus mengungkapkan:

kelemahan pengendalian intern yang berkaitan dengan hal yang diperiksa

Page 18: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk

pengungkapan atas penyimpangan administrasi, pelanggaran atas perikatan

perdata, maupun penyimpangan yang mengandung unsur tindak pidana yang

terkait dengan hal yang diperiksa

ketidakpatutan yang material terhadap hal yang diperiksa

3. Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian

intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan

ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang

bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan simpulan serta

tindakan koreksi yang direncanakan.

4. Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan.

Namun laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan sifat informasi yang tidak

dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan

tidak dilaporkannya informasi tersebut.

5. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang

diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa,

pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan

kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hasil temuan dan simpulan yang diperoleh dari pemeriksaan dengan tujuan tertentu

kemudian harus mendapatkan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada entitas

yang diperiksa untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara

wajar, lengkap dan obyektif. Tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya

mencakup temuan dan simpulan yang dibuat oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan

Page 19: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

perbaikan yang direncanakan. Pemeriksa harus memuat tanggapan pejabat tersebut dalam

laporan hasil pemeriksaannya. Laporan Hasil Pemeriksaan final yang telah ditandatangi

oleh penanggung jawab didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan

atau pihak yang telah disepakati sebagai penerima laporan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara menyatakan bahwa Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) dengan tujuan tertentu disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD

sesuai dengan kewenangannya, dan disampaikan pula kepada

Presiden/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya agar masing-masing

pihak yang bersangkutan dapat memperoleh informasi secara menyeluruh tentang hasil

pemeriksaan. Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi publik, Undang

undang ini menetapkan bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan

kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka untuk umum. Laporan hasil pemeriksaan

yang terbuka untuk umum berarti dapat diperoleh dan/atau diakses oleh masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh kesempatan untuk mengetahui hasil

pemeriksaan, antara lain melalui publikasi dan situs web BPK. LHP yang dinyatakan

terbuka tidak termasuk laporan yang memuat Rahasia Negara yang diatur dalam peraturan

perundang undangan

2.5 Kedudukan dan Peran Pernyataan Standar Pemeriksaan 06 dan 07 Terhadap Standar Profesi

Lahirnya Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang didalamnya juga

membahas tentang PSP 01 hingga PSP 07 menjadi warna sehingga melengkapi standarisasi

pelaksanaan tugas profesi yang ada. Selama ini sektor swasta telah lebih maju di

Page 20: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

bandingkan sektor publik. Dalam pengelolaan keuangan sektor privat (atau lebih banyak

swasta yang terlibat) telah dikenal Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan di bidang

pemeriksaannya telah dikenal Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang keduanya

telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagi organisasi profesi yang ada

dan diakui sampai saat ini.

Pada sektor publik, dalam pengelolaan keuangan khususnya pemerintahan,

pemerintah telah menerbitkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005. Oleh karenanya dengan

ditetapkannya SPKN dengan Peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007 melengkapi satandar

yang ada tersebut. Terhadap penggunaan standar-standar tersebut dapat digambarkan

bahwa sektor publik dalam pengelolaan keuangannya menggunakan dualisme standar yaitu

SAP digunakan untuk pengelolaan sektor publik di pemerintahan sebagai kekayaan negara

yang tidak dipisahkan, sedangkan kekayaan negara yang dipisahkan yang dikelola oleh

BUMN/ BUMD/ pihak lain tetap menggunakan SAK demi menjaga peran pemerintah

untuk langsung berinvestasi dan membentuk iklim ekonomi yang sehat. Namun SPKN

tetap digunakan untuk semua keuangan negara baik pemeriksaan atas pengelolaan

kekayaan oleh Pemerintah maupun oleh BUMN/ BUMD.

Page 21: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

BAB IIIPENUTUP

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perbedaan pemeriksaan kinerja, pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan dengan tujuan

tertentu dapat dilihat darii beberapa hal, yaitu : (a) umum yang meliputi tujuan, focus,

dasar akademik, metode, kriteria penilaian dan laporan; (b) standar pelaksanaan yang

meliputi pernyataan standar pemeriksaan, pengendalian internal, istilah yang

digunakan untuk menunjukkan pada materialitas/signifikansi, bukti audit serta kriteria;

(c) standar pelaporan yang meliputi isi laporan, tujuan, lingkupp dan metodologi serta

unsur mutu laporan.

2. Pernyataan Standar Pemeriksaan 06 mengenai Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

Dengan Tujuan Tertentu mengatur tentang pelaksanakan pekerjaan lapangan

perikatan/penugasan atestasi mulai dari perencanaaan, pelaksanaan hingga

pelaporannya dengan menggunakan metode-metode pemeriksaan yang tersedia dengan

tetap memperhatikan prosedur dan tingkat keyakinan yang diinginkkan terhadap

pekerjaan yang dilakukan.

3. Pernyataan Standar Pemeriksaan 07 mengenai Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan

Tujuan Tertentu mengatur tentang hal-hal pokok yang ada dalam laporan

perikatan/penugasan atestasi, hal-hal apa yang harus diungkapkan serta hal-hal apa

yang tidak perlu diungkapkan karena bersifat rahasia dan penyerahan laporan kepada

pihak-pihak terkait.

4. Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 06 dan 07 sebagai bagian dari Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara menjadi warna sehingga melengkapi standarisasi

pelaksanaan tugas profesi yang ada.

Page 22: Klp 4_ PSP 6 & 7

1

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

_____________, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan.

_____________, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun

2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

_____________, Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Repubik Indonesia Nomor 2/K/I-

XIII.2.2.2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

_____________, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

_____________, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah.