Ppt Identifikasi Dan Isolasi Bakteri Klebsiella Pada Spesimen Darah
Klebsiella
-
Upload
ita-listyan -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Klebsiella
Klebsiella sp
Kingdom :Bacteria
Phylum :Proteobacteria
Class :Gamma Proteobacteria
Orde :Enterobacteriales
Family :Enterobacteriaceae
Genus :Klebsiella
Species :Klebsiella pneumonia
Kleibsiella oxytoca
Klebsieella ozaenae
Klebsiella rhino scheleromatis
TaksonomiKlebsiella
Klebsiella pneumonia ditemukan didalam hidung, flora normal usus, selaput lendir
saluran napas bagian atas, saluran kemih dan alat kelamin serta akan patogen bila
menderita penyakit lain (penyakit paru – paru yang kronis). kuman ini menyebabkan
radang paru-paru, infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan luka yang
melemahkan pasien.
Klebsiella ozaena penyebab penyakit ozaena yaitu mukosa hidung menjadi atropis
progresif dan berlendir serta berbau amis.
Klebsiella rhinoscleromatis penyebab penyakit rhinoscleroma yaitu penyakit
menahun berupa granula dengan tanda – tanda sclerosis dan hypertropi jaringan dan
menyebabkan kerusakan hidung dan faring.(https://www.scribd.com/doc/284002683/Klebsiella.pdf)
Klasifikasi Klebsiella
Klebsiella oxytoca menyebabkan infeksi nosokomial dan dapat
berimplikasi pada bayi di dalam kandungan jika ibu yang sedang hamil
terinfeksi bakteri ini. Akibatnya biasanya berupa kelahiran prematur.
Untuk itu, perlu ada penanganan serius bagi penderita yang sedang
hamil. K oxytoca menduduki urutan ke-4 sebagai bakteri patogen
penyebab infeksi pada bayi yang baru lahir, dan urutan kedua sebagai
bakteri gram negatif yang juga menginfeksi bayi yang baru lahir.
(https://www.scribd.com/doc/284002683/Klebsiella.pdf)
KlasifikasiKlebsiella
Bentuk batang, Gram negatf
Ukuran 0,5 – 1,5 x 1 – 2 μ
berkapsul
Tidak berspora, tidak berflagela
Susunan menyebar
Membentuk kapsul baik invivo atau invitro,
sehingga koloni berlendir (mukoid).
MorfologiKlebsiella
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Pneumonia yang terdapat di masyarakat banyak disebabkan bakteri gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri gram negatif dan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri Klebsiella pneumonia.
Cara pegambilan bahan untuk pemeriksaan bakteriologik dapat dengan cara dibatukkan (sputum), trantorakal aspirasi, transtrakeal aspirasi, bilasan/sikatan bronkus, BAL
http://www.klikpdpi.com/konsensus/Xsip/konsensus-pneumonia/pneumonia.html
EtiologiKlebsiella
Klebsiella mempunyai antigen O dan K.
Antigen O merupakan bagian terluar dari Lipopolisakarida dinding sel dan terdiri
atas unit polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida O-spesifik
mengandung gula yang unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alkohol dan
biasanya dideteksi dengan aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O terutama
adalah igM.
Antigen polisakarida K ini berada diluar antigen O dan merupakan suatu capsular
polisacharyda, antigen ini merupakan faktor virulensi bakteri.
(Jawetz, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC)
Struktur antigenKlebsiella
Klebsiella mempunyai simpai besar terdiri dari antigen K yang menutupi antigen somatik
(O dan H), hal ini dapat dikenali dengan tes pembengkakan simpai. Infeksi saluran nafas
disebabkan oleh jenis simpai 1 dan 2, sedangkan infeksi saluran kemih oleh jenis simpai
8, 9, 10 dan 24 .
Antigen ini penting untuk penggolongan secara serologi sebagai sarana epidemiologi jika
ada kejadian luar biasa oleh kuman ini
kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella pneumonia.Selain itu, Klebsiella
pneumonia mampu memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum Beta Lactamase)
yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotik. Hal ini dapat menyebabkan
bakteri kebal dan menjadi sulit dilumpuhkan.
(Jawetz, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC)
Struktur antigen
Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap
fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal.
Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang tidak berkapsul
(pada hewan coba)
Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik
Klebsiella merupakan suatu opportunistic pathogen untuk pasien dengan
penyakit paru-paru kronis dan rhinosclerom.(Jawetz, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.)
Patogenesitas
Galur klebsiella pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah
diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan
panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli, kemampuan
memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid
Klebsiella dapat hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup, pada air,
tanah, makanan dan sayur-sayuran. Dapat menimbulkan infeksi pada
saluran urine, paru-paru, saluran pernafasan, luka-luka dan septicaemia.
(Jawetz, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.)
Patogenesitas
Sifat biakan Tumbuh mudah pada media sederhana, dapat membentuk koloni yang mucoid.Blood Agar Plate : koloni besar, abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak, anhaemolyticus.Mac Conkey : koloni besar-besar, smooth, mucoid, cembung,berwarna merah muda-merah bata. Kalau koloni diambil dengan ose kelihatan molor seperti tali/benang.Endo Agar : koloni besar, smooth, mucoid, cembung, berwarna pink rose-merah.
(Sumarno.2000. isolasi dan identifikasi bakteri.depkes yogya: yogyakarta)
Identifikasi secara Lab
Blood Agar Plate Endo Agar Plate
Koloni dari BAP Koloni dari Endo Koloni dari Mc
Mac conkey Agar
no
media/test pneumo
oxytoka
ozaenae
rhinos
1 Permentasi glukosa
+g +g +g/+ +/+g
2 Permentasi laktosa
+ + -/+ -
3 Permentasi sukrosa
+ + + -
4 O N P G + + +/- -5 indol - + -/+ -6 Urease(lambat) + + -/+ -7 Simon citrat + + -/+ -8 Voges prouskauer + + - -9 Metyl red -/+ -/+ + +10 Lysin
decarboksilase+ + -/+ -
11 Malonate brorth + + - +12 gelatinase - + - -
Biokimia
Memecah karbohidrat menjadi asam dan
gas : laktose dan sukrose
Voges Proskuer positif
Lambat memecah urea
Mempunyai kepekaan yang tinggi berturut-turut terhadap netilmisin,
seftriakson, sefotaksin, dan seftizoksim. Resistensi tertinggi berturut-turut
untuk amoksilin, penisilin G, anpisilin, kloramfenikol, sefaleksin,
tetrasiklin, kanamisin, dan sulbenisilin.
(suwandi U. Resistensi mikroba terhadap antibiotik. Cermin dunia
kedokteran.1991;70:46-48)
Resistensi antibiotik